• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori-teori Agama Dalam Kaitan Dengan Ekonom

Dalam dokumen 349204647 Buku Panca Balikrama pdf (Halaman 71-76)

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEOR

5. Teori-teori Agama Dalam Kaitan Dengan Ekonom

Dalam kehidupan masyarakat, agama dengan ekonomi memiliki hubungan saling berkaitan dan dari beberapa pendapat menyatakan keduanya dapat saling mempengaruhi. Bagaimana dan sejauh mana komponen terebut memiliki keterlibatan dan keterhubungan, akan sangat tergantung pada aktivitas yang dilakukan masyarakat. Seperti apa yang dikemukakan, Bourdieu, Karl Marx, dan Max Weber, Clifford Geertz sebagai berikut :

Dalam buku The Logic of Practice Pierre Bourdieu (1990), (dalam Ardi,W,2010:38), dalam kaitan dengan konsep modal merupakan kasanah ilmu ekonomi yang dipakai, karena konsep tersebut memiliki beberapa ciri yang mampu menjelaskan hubungan kekuasaan terakumulasi melalui investasi, bisa diberikan orang lain melalui warisan, dan dapat memberikan keuntungan sesuai dengan kesempatan yang dimiliki pemiliknya. dan olehnya apa yang disebut sebagai modal yang dikelompokan menjadi empat yaitu : modal

ekonomi, modal budaya, modal sosial, dan modal simbolik. Dalam kaitan dengan agama dengan ekonomi Karl Marx :

Sudah diketahui bahwa agama telah menjadi bagian integral dari kebudayaan manusia selama beribu ribu tahun, tetapi baru dalam dua abad terakhir agama dapat dijelaskan melalui analisis kritis dan ilmiah.

Pertanyaan kapan agama mulai mucul, apa motifnya, apa rasional irasional, apakah agama mampu memenuhi kebutuhan individu atau kebutuhan sosial, mengapa agama begitu universal dan kuatnya pengaruhnya dalam kehidupan manusia. Begitulah kira kira topik yang dibahas oleh pemikir pemikir terkemuka di abad modern, dari Karl Marx, E.B.Tylor dan sebagainya.

Dalam hubungan ekonomi dan agama, apapun yang dinilai tentang reduksionisme Marx, satu hal yang tak dapat diperdebatkan keterkaitan kehidupan agama dan realitas sosial dan ekonomi seperti disampaikan sebagai berikut :

Pendekatan Marx pada realitas ekonomi telah membuat mustahil memahami kehidupan agama dimanapun tanpa meneliti kaitannya yang erat dengan realitas sosial dan ekonomi.

Bahkan setelah marx meninggal, muridnya telah membawa pengertian yang besar terhadap pemahaman kita tentang hubungan antara dimensi kehidupan spritual dengan dimensi kehidupan matrial. Mereka betul betul telah melemparkan keterangan yang baru pada hubungan antara kebutuhan ekonomi,klas sosial, dan kepercayaan agama. Disamping itu mereka telah melakukan studi studi provokatif tentang hubungan antara agama dan subjek subjek imprialisme modern. Dalam hal ini apapun yang terjadi, pada rezim marsis, perspektif ekonomi matrialis dari Marx tentu akan bertahan dan terus membuahkan

hasil dimanapun para teoritisi membicarakan peran agama dalam urusan ekonomi, sosial dan politik. (Daniel.L.Pals , 2001 : 245).

Dalam kaitan antara agama dan ekonomi maka, didalam pandangan Max Weber, menyusun suatu argumen yang menarik dalam hal ini. Ia mengklaim bahwa etika Protestanlah yang menciptakan semangat kapitalisme bukan sebaliknya. Pandangan Weber yang membuat agama sebagai landasan bangunan ekonomi. Marx menduga, apalagi diluar bidang agama, dimana ide –ide dari bidang seni, sastra, moral, hukum dan politik telah mengubah atau membentuk ekonomi melalui cara-cara yang penting. (Daniel L. Pals, 2001 : 245 )

Dalam hubungan implikasi yang timbul dari suatu aktivitas agama terhadap ekonomi, bisa dilihat dalam pandangan Clifford Geertz.

Dalam interpretasi budaya dan agama, Clifford Geertz dalam bukunya The Religion of Java, dalam sebuah penyelaman mendalam, tentang keterjalinan yang kompleks antar tradisi keagamaan Muslim, Hindu dan animistik penduduk asli (abangan), dia melihat agama sebagai fakta budaya saja, bukan semata-mata sebagai ekpresi kebutuhan sosial atau ketegangan ekonomi. Melalui simbol, ide, ritual dan adat istiadat kebiasaanya, Geertz menemukan adanya pengaruh agama dalam setiap pojok dan celah kehidupan jawa (Daniel. L. Pals, 2001:.413).

Selanjutnya dia menyelaskan sistem simbol adalah segala yang membawa dan menyampaikan suatu ide kepada orang. ... ketika dikatakan bahwa simbul-simbul ini” membangun suasana hati dan motivasi yang kuat, pervasif dan tahan lama “kita dapat meringkas ini dengan mengatakan bahwa agama membuat,

merasakan sesuatu dan juga ingin melakukan sesuatu. Motivasi memiliki tujuan dan ia dibimbing oleh serangkaian nilai abadi apa yang memiliki arti bagi orang, apa yang mereka anggap baik dan benar.

Dalam point (4) dan (5) suasana hati ... unik, didalam bahasa yang sederhana, ini berarti agama menandai suatu wilayah kehidupan yang memiliki status khusus.Apa yang memisahkan agama dari sistem budaya yanng lain adalah bahwa simbolnya mengklain menempatkan kita bersentuhan dengan apa yang “betul-betul riil “dengan hal hal yang berati bagi orang lebih dari yang lain. Dan terutama di dalam ritualah orang tercengkram oleh perasaan dari realitas yang memaksa ini.

Didalam ritual “suasan hati dan motivasi “kaum beriman yang relegius bersesuaian dengan pandangan dunia mereka sedemikian rupa sehingga mereka sacara sangat kuat menguat satu sama lain.

Lebih jauh dikatakan dalam ritual ritual berati bagi dunianya, .... Pandangan duniaku mengatakan padaku bahwa aku harus merasakan hal ini, dan pada gilirannya, perasaanku mengatakanpadaku bahwa pandangan duniaku pasti benar, tak ada yang salah dengan nya.

Bila kita melihat dalam ritual, disana terjadi perpaduan simbolik antara etos dengan pandangan dunia, apa yang dilakukan dan dirasakan, orang-orang harus melakukannya etos mereka bersatu dengan gambaran mereka tentang jalan dunia yang sebenarnya. Dan ini tampak terdapat didalam salah satu upacara di Indonesia terdapat dalam pertunjukan Barong dan rangda di Bali, yang penuh dengan simbol simbol.

.... agama di Bali begitu khas, memiliki hal-hal spesifik, dimana fakta, tradisi tergabung bagaimanapun berhasil menggabungkan orang Bali, pandangan dunia dengan etos.

Dalam sebuah kesimpulan Geertz, bahwa setiap studi yang berguna tentang agama akan menuntut dua tahap operasi. Pertama-tama harus menganalisa serangkaian makna dalam simbol-simbol agama (tugas yang sangat sulit ), kedua yang lebih sulit lagi sama sama penting, karena simbul berhubungan dengan dengan struktur masyarakat dan psikologi individu para anggotanya. (Daniel.L.Pals :.418 ).

BAB IV

Dalam dokumen 349204647 Buku Panca Balikrama pdf (Halaman 71-76)