• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Implementasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK

4.2.3 Terwujudnya dampak yang diinginkan

Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktifitas.

Dalam pelaksanaan sebuah kebijakan atau peraturan pasti menimbulkan dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif dimaksudkan sebagai dampak yang memang diharapkan akan terjadi akibat sebuah kebijakan dan memberi manfaat bagi lingkungan kebijakan. Sedangkan dampak negatif adalah tidak memberikan manfaat bagi lingkungan kebijakan dan tidak diharapkan terjadi.

Secara khusus di Kantor Kementrian Agama Kota Medan pelaksanaan pembangunan Zona Integritas membawa dampak atau manfaat yang baik dan menciptakan banyak perubahan baik secara fisik maupun di dalam diri individu SDM yang ada didalamnya. Manfaat yang dirasakan sangat banyak yaitu adanya efisiensi pelayanan, kinerja pegawai meningkat dan lebih disiplin, dan lebih

berintegritas atau jujur sehingga berdampak pada kualitas pelayanan yang meningkat.

“Manfaat yang diperoleh yaitu pertama pelayanan prima, yang dahulu benar benar birokrasi betul sekarang terjadi pemangkasan birokrasi artinya seumpanya dulu sampai 5 meja kalau ada berkas yang diurus, sekarang diperkecil menjadi 3 meja aja alur suratnya dan waktu pengerjaan yang dua sampai tiga hari sekarang kita persingkat menjadi setengah hari atau satu hari selesai. Kedua, yang dulu masyarakat yang mengurus berkas juga terdapat di berbagai instansi lain yah, tidak bisa kita pungkiri bahwa akan ada uang pos atau pungli sekarang sudah tidak boleh ada, tidak boleh diterima oleh pegawai. Kemudian disiplin pegawai yang dulu suka hati masuk kantor, sekarang sudah harus ikut aturan penggunaan absensi finger print” (Wawancara,Negara Pohan SE sebagai Kasubbag TU, 22 Mei 2018)

Juga pendapat menarik dari Penanggungjawab Humas mengatakan pada saat diwawancara :

“Manfaatnya nilai kejujuran itu lebih meningkat, disiplin meningkat, loyalitas kepada pimpinan meningkat, dan kualitas pelayanan meningkat juga”(Wawancara,Hadi Saputra M.Si sebagai Penanggungjawab Humas, 6 Juni 2018)

Hal ini juga sudah diuraikan secara umum dalam peraturan MenPAN-RB no 52 Tahun 2014 bahwa Zona Integritas ini memberikan dampak yang positif bagi seluruh instansi dari tujuannya saja sudah dapat kita ketahui dampak yang diinginkan adalah dengan terwujudnya pemerintahan yang bebas KKN, akuntabilitas dan meningkatnya kualitas pelayanan publik. Pelaksanaan peraturan Zona Integritas di Kantor Kementrian Agama Kota Medan dapat membawa dampak yang positif seperti nilai kejujuran atau integritas pegawai meningkat dan peluang untuk terjadinya KKN berkurang.

Selain daripada instansi pemerintah, manfaat dari pelaksanaan peraturan ini juga dirasakan oleh masyarakat yang meminta layanan di Kantor Kementrian Agama Kota Medan. Masyarakat memandang implementasi peraturan ini

meningkatkan kualitas pelayanan seperti mempercepat waktu pelayanan, etika atau perilaku dalam memberikan pelayanan lebih baik. Sebagaimana pernyataan dari salah seorang Guru Madrasah berikut ini :

“Pelayanannya bagus, karena kita gak nunggu lama datang langsung dilayani.

Saya datang jam 10 daya langusng masuk kantor dan jam 12 ini sudah selesai urusannya. Mereka ramah-ramah juga baik”(Wawancara,Yuni sebagai Guru Madrasah, 28 Mei 2018).

Hal yang serupa juga disampaikan oleh Guru Agama SMP berikut ini :

“Disini semuanya bagus senyum-senyum, sopan ramah dan dilayani tepat waktu”(Wawancara,Elisabet Saragih sebagai Guru Agama SMP, 5 Juni 2018)

Namun dipihak lain adanya fakta bahwa ketiadaan petugas ditempat pada saat proses pelayanan juga mengurangi kualitas pelayanan sehingga menimbulkan ketidakpuasan masyarakat seperti pernyataan dari Staf Perguruan Bina Santri berikut :

“Sudah bagus, nyaman, mereka ramah dan sopan tapi kadang kesal juga kalau kita uda jauh-jauh datangnya tapi kadang petugasnya enggak ditempat gitu”

(Wawancara,Suli Hastini sebagai Staf Perguruan Bina Santri, 6 Juni 2018)

Hal ini juga didukung melalui observasi peneliti ketika dilapangan menyaksikan beberapa petugas tidak ditempat saat masyarakat hendak mengurus berkas, sehingga banyak masyarakat mengeluh dengan kondisi tersebut (Observasi, 22 mei 2018, 28 mei 2018).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian analisis yang telah penulis kemukakan di bab sebelumnya. Maka pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan berdasarkan penelitian di lapangan yang telah dilakukan dan memberikan saran terkait dengan Implementasi Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani di Kantor Kementrian Agama Kota Medan.

5.1 Kesimpulan

Implementor sudah memahami dengan baik maksud dari pembangunan Zona Integritas. Zona Integritas dipahami sebagai suatu komitmen yang harus dimiliki oleh instansi pemerintah beserta seluruh sumber daya manusia atau pegawai yang terdapat dalam instansi tersebut untuk memberikan pelayanan publik yang jujur, akuntabel sehingga bebas dari perilaku korupsi yang mendorong peningkatan kinerja setiap individu yang menjadi bagian dalam peraturan tersebut. Perilaku atau sikap implementor juga mendukung penuh pelaksanaan peraturan ini.

Aktor sasaran dari pelaksanaan peraturan Zona Integritas ini adalah semua sumber daya manusia yang terdapat di kantor Kementrian Agama Kota Medan tanpa terkecuali dimulai dari Pimpinan kantor dan seluruh pegawai kantor.

Namun dalam menunjang keterampilan SDM dinilai belum optimal dikarenakan belum dilaksanakannya pelatihan budaya kerja kepada implementor tetapi masih

dalam bentuk sosialisasi yang hanya dilakukan sekali oleh Inspektorat Jenderal Sumut.

Dalam perkembangannya Kementrian Agama Kota Medan sudah melakukan banyak upaya untuk mendukung pembangunan Zona Integritas ini yaitu dengan menerapkan program pembangunan Zona Integritas dan melakukan berbagai perubahan seperti menyusun tim kerja, membuat agen perubahan,menyusun dokumen rencana kerja pembangunan zona integritas, penggunaan teknologi informasi (electronic goverment), membuat SOP pelayanan, perencanaan kebutuhan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan melalui analisis jabatan (Anjab), analisis beban kerja( ABK), serta adanya surat penyusunan rencana kebutuhan pegawai selama 5 tahun kedepan, penulisan buku kerja tahunan serta dibentuknya kelompok kerja pengawas (POKJAWAS) , pengendalian gratifikasi dengan memberikan himbauan dalam bentuk banner, spanduk, adanya layanan pengaduan masyarakat melalui kotak saran dan aplikasi facebook, serta melakukan survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Kementrian Agama Kota Medan serta mengisi penilaian aplikasi PMPZI dengan memperoleh nilai 85, 31 % pada tahun 2017.

Dibalik upaya tersebut terdapat beberapa hal yang menjadi kendala dalam pengimlementasiannya seperti kurangnya pemahaman tim kerja yang dibentuk atau penafsiran yang berbeda dalam mengisi atau menyiapkan dokumen yang dibutuhkan untuk lembar kerja evaluasi yang dari pusat, hal ini disebabkan karena komunikasi yang tidak rutin atau tidak adanya koordinasi dengan pusat dan hanya berpatokan dari buku pedoman yang sudah disediakan, serta kurangnya waktu sosialisasi yang dilakukan oleh pusat dalam memberi penilaian lembar kerja

evaluasi zona integritas ini. Diantara beberapa program yang telah dilaksanakan, Kementrian Agama Kota Medan masih kurang baik dalam hal penguatan pengawasannya hal ini dikarenakan bentuk pengendalian gratifikasi yang dilakukan masih dalam tahap himbauan melalui banner atau spanduk, serta public campaign yang tidak dilakukan secara berkala, juga belum adanya lingkungan pengendalian gratifikasi serta terdapat indikator yang belum dilaksanakan seperti indikator Whistle-Blowing System dan penanganan benturan kepentingan, sehingga hal tersebut mempengaruhi penilaian dari program ini.

Partisipasi seluruh implementor Zona integritas sudah tergolong baik, bentuk partisipasi dari seluruh aktor yang terlibat dalam peraturan ini adalah saling mengingatkan terkait peraturan ini, melaksanakan pelayanan prima yang bersih, dan tepat waktu, cepat , disiplin dan sesuai dengan SOP yang ada dan seluruh pegawai berkomitmen untuk menghindari dari pungutan liar. Berkaitan dengan komitmen tersebut dalam pelaksanaannya masih terdapat hal-hal yang diluar kendali implementor yaitu masih terdapatnya masyarakat yang mau memberikan “uang pos” atau “uang ucapan terimakasih” dan juga bertanya terkait jumlah biaya administrasi yang diperlukan dari pelayanan yang diberikan oleh pegawai yang memberi layanan. Hal ini tentunya berkaitan dengan namanya gratifikasi. Peneliti menilai bahwa sebagian komitmen dari implementor juga digoyahkan dengan kondisi gratifikasi seperti ini, karna masih terdapat beberapa orang yang menerimanya meskipun itu adalah bentuk apresiasi atau hadiah dari masyarakat.

Meskipun demikian, pelaksanaan peraturan Zona Integritas di Kantor Kementrian Agama Kota Medan telah membawa perubahan yang baik bagi

instansi maupun bagi pribadi individu atau SDM didalamnya. Perubahan tersebut diantaranya adalah adanya efisiensi pelayanan, kinerja pegawai meningkat dan lebih disiplin, nilai kejujuran atau integritas pegawai meningkat dan peluang untuk terjadinya KKN telah dapat dikendalikan atau dikurangi, kualitas pelayanan juga meningkat.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti terkait Implementasi Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani di Kantor Kementrian Agama Kota Medan yakni :

Pembangunan Zona Integritas menuju WBK dan WBBMM merupakan barang baru dalam birokrasi yang membuat instansi harus beradaptasi dengan peraturan yang baru tersebut, lalu kurangnya sosialisasi terhadap peraturan baru itu menghambat pelaksanaan peraturan ini. Diperlukan adanya pelatihan seperti pelatihan pola pikir atau budaya kerja baik kepada tim kerja zona integritas maupun kepada seluruh pegawai untuk menyeragamkan pemahaman mengenai Zona Integritas dan mendapatkan pengetahuan tentang hal apa saja yang dilakukan untuk mendukung pelaksanaan peraturan ini.

Koordinasi dan penguatan pengawasan dari pusat juga diperlukan untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan seperti gratifikasi yang menghambat pelaksanaan dari Zona Integritas di Kementrian Agama Kota Medan.Seluruh implementor peraturan Zona Integritas diharapkan supaya lebih mendalami makna integritas, menghayati nilai-nilai pancasila serta kode etik ASN dengan baik dan menerapkannya kepada masyarakat, meningkatkan kinerja kerja, menjadi pelayan

yang berkualitas dan bebas dari pungutan liar, sehingga menghilangkan pandangan buruk masyarakat terhadap buruknya kinerja birokrasi.

Etika pelayanan yang lebih ramah, santun, cepat dan tanggap dalam memberikan pelayanan juga sangat penting untuk diperhatikan oleh para implementor. Termasuk dalam hal keterbukaan informasi kepada publik dalam memberi petunjuk atau alur dari setiap SOP pelayanan yang sudah diatur.

Sehingga masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.

Perlunya diadakan sosialisasi zona integritas kepada masyarakat karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang program zona integritas akibatnya kurang mendukung pelaksanaannya. Dengan diadakan sosialisasi tersebut diharapkan dapat membuka pandangan masyarakat untuk berintegritas dan tidak melakukan gratifikasi sehinggga dapat membantu para ASN untuk menjaga integritasnya dalam mewujudkan pelayanan yang bersih dan bebas dari KKN.

Daftar Pustaka

Alatas, Sayed Hussein, 2006, Korupsi Sebab Sifat dan Fungsi, LP3ES, Jakarta.

Al Fatih, Andi, 2010, Implementasi Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat, UNPAD Press, Bandung.

Blau, Peter M, 1987, Birokrasi Dalam Masyarakat Modern, UI-Press, Jakarta.

Bungin,Burhan, 2007, Penelitian Kualitatif, Kencana, Jakarta.

Carter, Stephen L, 1999, Integritas, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Dwiyanto, Agus, 2005, Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Dwiyanto, Agus, 2010, Manajemen Pelayanan Publik, Gajah Mada University Press, Yogyakarta

Gie,The Liang, 1993, Keadilan sebagai Landasan Bagi Etika Administrasi Pemerintahan dalam Negara Indonesia, Liberty, Yogyakarta.

Hardiansyah, 2011, Kualitas Pelayanan Publik, Gava Media, Yogyakarta

Haryatmoko, 2011, Etika Publik, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Istianto,Bambang, 2011, Manajemen Pemerintahan, Edisi 2, Mitra Wacana Penerbit, Jakarta.

Keban, Yeremias T, 2001, Etika Pelayanan Publik: Pergeseran Paradigma, Dilema dan Implikasinya bagi Pelayanan Publik di Indonesia, Majalah Perencanaan Pembangunan Edisi IV, Jakarta.

Klitgaard, Robert, 2001, Membasmi Korupsi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Kumorotomo dan Ambar Widaningrum, 2010, Reformasi Aparatur Negara

Ditinjau Kembali, Gavamedia, Yogyakarta.

Kumorotomo, Wahyudi, 2011, Etika Administrasi Negara, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Moenir, A.S, 2002, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Bumi. Aksara, Jakarta

Moleong, Lexy, 2013, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Moekijat, 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia (Manajemen kepegawaian), Mandar Maju, Bandung.

Mondy R Wayne, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta.

Ndraha, Taliziduhu, 1990, Pembangunan Masyarakat Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas, Rineka Cipta, Jakarta.

Parsons, Wayne, 2008, Pengantar teori dan Praktik Analisis Kebijakan, Kencana, Jakarta.

Pope, Jeremy, 2003, Strategi Memberantas Korupsi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta

Rohman, Ahmad, dkk, 2010, Reformasi Pelayanan Publik, Averroes Press, Malang.

Saleh, Muwafik, 2010, Public Service Communication, UMM Press, Malang.

Santosa, Pandji, 2008, Administrasi Publik Teori dan Aplikasi Good Governance, PT Refika Aditama, Bandung.

Semma, Mansyur , 2008, Negara dan Korupsi, Yayasan Obor Indonesi, Jakarta Sianipar, 1998, Manajemen Pelayanan Publik, LAN, Jakarta.

Sinambela, Lijan Poltak, dkk, 2010, Reformasi Pelayanan Publik, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Subarsono, A.G. 2005. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sugiyono, 2015, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Sukidin, 2011, Administrasi Pelayanan Publik, Gramedia, Jakarta.

Sumarto, Hafifah SJ, 2003, Inovasi, Partisipasi dan Good Governance, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenada Media.

Tangkilisan, Hessel Nogi, 2003, Kebijakan Publik Yang Membumi, Lukman Offset, Jakarta.

Wahab, Solichin A, 1991, Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan, Bumi Aksara, Jakarta.

Winarno, Budi 2002, Teori dan Proses Kebijakan Publik, Media Pressindo, Yogyakarta.

Zauhar, Soesilo,2002, Reformasi Administrasi, Bumi Aksara, Jakarta Zauhar,Soesilo,2007,Reformasi Administrasi, Bumi Aksara, Jakarta

Sumber Undang-Undang :

Peraturan Presiden No. 81 tahun 2010 tentang Grand Desain Reformasi Birokrasi Nasional

Peraturan Menteri PAN dan RB No. 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Undang-undang Republik Indonesia pasal 1 nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

Sumber Jurnal dan Skripsi :

Ani Agus Puspawati, Jurnal Administrasi Publik, Vol 20 no 1 April 2016

Arinta Fitriani Agnes, 2017, Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani Studi Pembangunan Zona Integritas BPMPPT Kabupaten Lampung Tengah)

Brandon. 2013. Whistle Blower. Diakses di

http://www.scribd.com/doc/123318539/Whistle-Blower . Diakses pada tanggal 19 Juli 2018

Haryanto, Jurnal Ilmiah Edcational Management Vol 7 tahun 2016 Karjuni Dt. Maani dalam Jurnal DEMOKRASI Vol. IX No. 1 Th. 2010

M. Nurul Irfan, Gratifikasi di Mahkamah Konstitusi dan Wacana Hukuman Mati, Jurnal Hukum Madania, Vol. XVIII, No. 2, Desember 2014, hlm. 131.

Rumzi Samin, Jurnal FISIP UMRAH Vol. 2, No. 2, 2011 : 172 – 182 Sumber Internet :

https://media.neliti.com/media/publications/1458-ID-pengaruh-etika-birokrasi-terhadap-profesionalitas-pelayanan-publik-di-kantor-cam.pdf (diakses pada 27 Februari 2018 Pukul 11.45 Wib)

https://www.scribd.com/doc/30494129/Etika-Birokrasi-Dalam-Administrasi-Negara

http://sandraevita.blogspot.co.id/2015/05/etika-pelayanan-publik.html (diakses pada 27 Februari 2018 Pukul 10.00 wib)

https://sumut2.kemenag.go.id/berita/240393/kasubbag-tu-medan-aparatur-yang-tidak-bisa-bekerjasama-keluar-dari-zona-wbk-wbbm?lang=id (diakses pada 28 Februari 2018 pukul 11. 30 wib )

https://www.academia.edu/31619967/ETIKA_PELAYANAN_PUBLIK_Robert_

B._Denhart (diakses pada 2 Maret 2018 pukul 09.00 wib)

https://www.antaranews.com/berita/168771/pemerintah-ubah-departemen-jadi-kementerian (diakses pada 14 maret 2018, pukul 00.30 wib)

http://www.tribunnews.com/regional/2017/02/27/ombudsman-temukan-pungli-di-kantor-kementerian-agama-medan (diakses pada 9 Maret 2018 pukul 23.00 wib)

Dokumen terkait