• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIDAK ADA PENGENDALIAN SAHAM PASAR JIKA LEBIH DARI 50%

Dalam dokumen KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Tahun 2007 (Halaman 171-177)

Pascabayar PSTN

TIDAK ADA PENGENDALIAN SAHAM PASAR JIKA LEBIH DARI 50%

163. Jika KPPU tidak setuju dengan pendapat yang diajukan oleh Temasek bahwa Temasek tidak memiliki “majority shares” di Indosat dan Telkomsel, komponen pada pasal 27 (a) Undang-Undang Nomor 5/99 yang selanjutnya harus dibuktikan adalah:--- “satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% (lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.” --- 164. Pada Laporan Pertama (First Report), KPPU mengandalkan hasil penelitian dari

Lembaga Penelitian LPEM-FE UI “Studi tentang kerugian dari pelanggan atas kompetisi persaingan bisnis pada industri telephone selular di Indonesia, 2007” (“Laporan LPEM”) yang menyimpulkan bahwa “Telkomsel dan Indosat mengendalikan lebih dari 50% (limapuluh persen) dari pasar telekomunikasi selular di Indonesia.” --- 165. Laporan Kedua (Second Report) menyatakan bahwa “Telkomsel dan PT Indosat, Tbk. Secara bersama-sama mengendalikan 89% dari pangsa pasar atau kurang lebih 50% dari pangsa psar telekomunikasi selular di Indonesia.” --- 166. Kedua Laporan tersebut menyebutkan, inter alia, pangsa pasar gabungan dari

Indosat dan Telkomsel adalah lebih dari 50%, penyelidikan lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan apakah Temasek telah melanggar pasal 27 (a) Undang-Undang Nomor 5/99. ---

172

167. Pada Laporan Ketiganya (Third Report), KPPU menemukan bahwa pada tahun 2006, berdasarkan jumlah pelanggan, Telkomsel mengendalikan 57.79% dari pasar yang relevan dan Indosat mengendalikan 26.18% dari pasar relevan. Pada tahun yang sama, berdasarkan pada pendapatan dari segi bisnis, Telkomsel mengendalikan 68.08% dari pasar relevan dan Indosat mengendalikan 21.55% dari pasar relevan. Pernyataan KPPU yang tanpa bukti tersebut menyebutkan bahwa Temasek melalui Telkomsel dan Indosat mengendalikan lebih dari 50% dari pasar relevan pada tahun 2006.89--- 168. Terdapat beberapa asumsi yang tidak terpisahkan dalam pernyataan tanpa bukti

dari KPPU: --- a) Definisi KPPU mengenai pasar relevan adalah benar;--- b) Perhitungan KPPU terhadap pangsa pasar Indosat dan Telkomsel adalah

benar; --- Dan --- c) Temasek mengendalikan Indosat dan Telkomsel dan juga pangsa pasar

mereka masing-masing. --- 169. Asumsi tersebut adalah tidak benar. Masing-masing dari mereka menangani

urusannya masing-masing. ---

Definisi pasar yang tidak benar ---

170. KPPU mendefinisikan pasar relevan sebagai “pelayanan telekomunikasi selular di seluruh bagian wilayah Indonesia.” --- 171. Temasek tidak sependapat dengan definisi tersebut, dimana terlalu sempit dan

mengeyampingkan pengganti pelayanan selular pada khususnya yakni layanan

fixed wireless access (“FWA”). ---

172. Berdasarkan laporan yang dipersiapkan oleh Spectrum Strategy Consultants

tanggal 27 Agustus 2007 (“Laporan Spectrum”), definisi KPPU mengenai pasar relevan (relevant market) adalah tidak benar. Pargraf 2.1 dari Laporan Spectrum menyatakan: ---

“ Kami percaya bahwa pasar relevan dalam kasus ini seharusnya diartikan sebagai pasar untuk teknologi dasar pelayanan combined mobile dan fixed

wireless access (“FWA”) jika bukan combined fixed dan mobile market itu

sendiri.” --- 173. Laporan Spectrum memberikan beberapa alasan yang mendukung pernyataannya. - 174. Pertama, layanan FWA merupakan subtitusi langsung untuk layanan GSM dari

segi pandang pelanggan. Walaupun layanan FWA hanya menyediakan jangkuan

89

Terlihat jelas pada Tabel nomor 3 dan 6 yang disediakan oleh KPPU pada paragraf 35 dan 60 dari Laporan Ketiga yang menyebutkan sejak tahun 2004 secara berturut-turut pangsa pasar gabungan antara Telkomsel dan Indosat melebihi 50%.

173

terbatas (dimana layanan mobile menyediakan jangkauan nasional penuh), layanan FWA dapat di pertimbangkan sebagai pengganti bagi layanan mobile, alasannya adalah sebagai berikut: --- a) Penunjukkan area dari mobility terbatas akan menjadi sangat besar dan

ditentukan dengan kode area. Daerah pelanggan yang besar untuk layanan

mobility terbatas di Jakarta dan daerah tersebut itu sendiri merupakan satu kode

area. Artinya layanan mobile mempunyai sedikit keuntungan didaerah ini.--- b) Pengenalan dari layanan call-forwarding dari operator FWA memperbolehkan pelanggan untuk menerima panggilan diluar area jangkauan dari layanan FWA. Layanan FWA itu sangat mirip dengan layanan mobile terdahulu dimana hanya berlaku efektif untuk membatasi panggilan keluar di area yang terbatas

(restricted area)(biasanya area low-usage). ---

c) Di Indonesia, dengan pengecualian periode Mudik, kurang dari 1% dari orang melakukan perjalanan antar daerah baik dengan kereta, laut atu udara setiap bulannya. Daripada itu, tidak ada kebutuhan yang nyata untuk full mobility dari mayoritas masyarakat Indonesia, khususnya sejak pelanggan dapat mempergunakan call-forwarding untuk menghubungi kerabatnya diluar area tempat tinggal mereka.

175. Kedua, kebanyakan analisa dan pelaku industri mempertimbangkan TWA sebagai bagian dari pasar mobile, baik di Indonesia dan daerah pasar regional lainnya: --- a) Pada bagian komentar dan analisa mengenai pasar Indonesia, kebanyakan

analisa adalah mengenai pengaruh dari layanan FWA dalam kompetisi di pasar layanan mobile (mobile services market). Operator FWA dapat menawarkan potongan harga besar-besaran pada tarif standar mobile (standard mobile tariff)

dengan pengeluaran modal yang rendah dan biaya interconnection serta lisensi. b) Terdapat kemiripan dari cara pandang pada pengaturan di daerah pasar global

yang lain. Pengaturan di India dan Cina (dimana layanan FWA memiliki kemiripan pangsa pasar dengan Indonesia) secara implisit memperlakukan layanan FWA sebagai bagian dari pasar layanan mobile di berbagai pengumuman pengaturan. --- c) Operator di Indonesia sendiri memperlakukan layanan mobile dan FWA dalam pangsa pasar yang sama. Operator seperti Bakrie memilih untuk tidak merubah lisensi FWA mereka ke lisensi penuh mobile alasan keuntungan dan tagihan

interconnection yang rendah serta biaya lisensi. Hal ini menunjukkan bahwa

operator-operator tidak melihat keterbatasan mobility yang ditawarkan layanan FWA akan menempatkan mereka pada posisi yang tidak menguntungkan. 176. Terhadap alasan ini, Laporan Spectrum menyimpulkan:---

“Beberapa analisa telah ditawarkan yang berhubungan dengan pasar relevan termasuk semua fixed services, seperti pada pasar mobile dan fixed menjadi terpusat dengan adanya pengenalan dari produk fixed-mobile dan pengganti

mobile. Untuk mendpaatkan satu suara antar negara di dunia seharusnya dilakukan

diskusi untuk dapat mendefinisikan apa yang dimaksud dengan pasar termasuk all

fixed dan layanan mobile. ---

Oleh karena itu untuk analisa pasar yang tepat mengenai pasar mobile seharusnya disertakan juga layanan FWA dan mobile.” ---

174

177. Laporan dari Dr Cento Veljanovski pada Case Associates tanggal [10 Agustus 2007] (“Laporan CA”) diperoleh kesimpulanyang sama. Menurut laporan dari CA, walaupun ada beberapa perbedaaan antara layanan telekomunikasi selular dan FWA: --- “Kami tidak menemukan bahwa perbedaan ini membuat dasar yang meyakinkan untuk tidak memasukkan layanan telekomunikasi FWA kedalam pasar produk yang relevan, atau pengecualian tersebut tetap konsisten dengan bukti ditangan yang kita punya.” --- 178. Alasan yang diberikan didalam laporan CA untuk kesimpulan ini adalah: --- a) Sementara daerah jangkauan FWA bukan merupakan jangkauan nasional,

kebanyakan operator FWA mempunyai kode area yang berisikan proporsi populasi yang signifikan, sebagai contoh, Jakarta.--- b) Pembatasan kode area untuk sebagian besar operator FWA belakangan

memungkinkan bagi mereka untuk mendapat jangkauan area geografis yang lebih besar. --- c) Pengaturan akses dimungkinkan dan dapat dimasukkan melalui Mobile Virtual

Network Operator dimana dapat diadakan pengaturan dengan operator selular

lain untuk memberikan operator FWA jangkauan “nasional”. --- 179. Laporan CA menyebutkan bahwa KPPU telah gagal untuk membenarkan

pernyataannya mengenai tujuan dari penilaian kompetisi dari pengaturan kepemilikan silang (cross-ownership), FWA dan layanan telekomunikasi selular tidak berada pada pasar produk relevan yang sama. Alasan yang diberikan didalam Laporan CA adalah: --- a) Fakta menunjukkan bahwa operator FWA bersaing secara langsung dan kuat

dengan operator selular lainnya. Di daerah yang terdapat 2 tipe jaringan, operator FWA menyediakan harga selular yang efektif dan kompetitif, dan oleh konsumen telah dianggap sebagai pengganti dari pelayanan selular. Operator selular dan analis industri telah menjelaskan kepada masyarakat umum. --- b) Terdapat bukti yang membuktikan bahwa layanan FWA telah menangkap

sebagian besar dari pada pelanggan di daerah tertentu. Contohnya, di Jakarta, pelanggan FWA mencapai 50% atau lebih dari seluruh pelanggan layanan selular.

c) Bagi pemakai selular di Indonesia, mobilitas bukan merupakan penilaian yang penting. Pada tahun 2007, 80% atau lebih dari seluruh panggilan yang di lakukan oleh pemakai selular di Indoneisa adalah panggilan lokal. Juga, 90% sampai 95% dari pemkai selular tinggal di wilayah pinggir kota atau perkampungan dan pedesaan jarang atau bahkan tidak ada roaming nasional. 180. Sudah dijelaskan dalam laporan yang dipersiapkan oleh Analys Consulting Limited

dated 19 September 2007 (“the First Analysys Report”) bahwa layanan FWA mewakili kompetisi potensial terhadap operator selular (pada halaman 6): --- “KPPU mempertimbangkan untuk definisi pasar tidak hanya operator selular, tetapi juga operator Public Switched Telephone Network (PSTN) dan juga operator fixed wireless access (FWA) menyediakan layanan mobilitas terbatas, KPPU menyimpulkan bahwa definisi ekonomi pasar adalah “layanan telekomunikasi selular didalam seluruh daerah di Indonesia,” berdasarkan analisa dari manfaat,

175

karakteristik dan harga dari pelayanan, bersamaan dengan penawaran wilayah geografis dari operator. Kami mengadopsi definisi pasar ini untuk mendiskusikan persaingan yang diikuti, tapi harus dicatat bahwa layanan FWA mencerminkan kompetisi potensial terhadap layanan operator selular didasarkan pada 2 alasan. Pertama, seperti di India beberapa tahun yang lalu, regulator bisa mengubah struktur lisensi untuk dapat mengizinkan operator FWA untuk dapat menyediakan layanan mobilitas penuh yang dapat bersaing langsung dengan layanan selular. Kedua walau tanpa adanya perubahan pada struktur lisensi, meningkatkan investasi operator FWA yang sedang berjalan pada jaringan, dan pemasaran pun meningkat karena layanan ini membuat pelanggan tertarik untuk menerima layanan mobilitas terbatas.” --- 181. Jika KPPU telah mendefinisikan pasar relevan secara tidak benar, keputusan KPPU

dapat dibatalkan. Profesor Hikmahanto Juwana mengungkapkan pada halaman 10 dari laporannya: --- “ Dalam menentukan pasar relevan, KPPU harus mengambil alasan dan analisa berdasarkan bukti. Mengikuti kebiasaan terbaik dari dunia internasional, dimana KPPU secara keliru mendefinisikan pasar relevan, segala hasil keputusan dapat dibatalkan.” --- 182. KPPU melakukan kesalahan dalam mendefinisikan pasar relevan. Jika KPPU gagal untuk mengoreksi kesalahan ini, dan untuk memberikan kesempatan kepada para pihak untuk menanggapi dan memberikan bukti terhadap segala yang diminta untuk diperbaiki, keputusan KPPU bisa dibatalkan pada tingkat Pengadilan Tinggi atau Mahkamah Agung.---

Kesalahan pada perhitungan dari masing-masing pangsa pasar Indosat dan Telkomsel ---

183. Pada laporan pertama (First Report), KPPU menyatakan bahwa pangsa pasar Indost dan Telkomsel (berdasarkan pendapatan bisnis) masing-masing adalah 26,79% dan 63,15% . Menurut laporan pertama (First Report), yang diambil dari laporan LPEM. Apabila, KPPU bersandar pada keterangan laporan LPEM dalam mengambil kesimpulan, (pada laporan kedua (Second Report)) bahwa Indosat dan Telkomsel “secara bersama-sama mengendalikan 89% pansa pasar atau setidaknya lebih dari 50% dari pangsa pasar telekomunikasi selular”. Terhadap efek yang sama, laporan ketiga (Third Report)menyatakan bahwa rata-rata pangsa pasar Indosat dan Telkomsel selama periode 2003-2006 adalah 89,61%. Ini merupakan peningkatan dari pangsa pasar yang dikuasai oleh Indosat dan Telkomsel di tahun 2002, yaitu dulu hanya 83.58%. --- 184. Tetapi, KPPU gagal dalam menjelaskan mengapa ia memilih menggunakan

business revenue dari Indosat dan Telkomsel untuk mengkalkulasi pangsa pasar

176

berdasarkan tempat pelanggan dalam pangsa pasar sebagaimana jumlah pelanggan dimana perhitungan yang lebih baik dapat dilakukan90. --- 185. Dengan menggunakan informasi yang ada pada basis pelanggan yang tersedia di laporan ketiga, pangsa pasar rata-rata Indosat dan Telkomsel (berdasarkan jumlah pelanggan) untuk periode 2004-2006 hanyalah 83,54%. Pada faktanya, Laporan Ketiga secara jelas telah menunjukkan bahwa pangsa pasar Indosat dan Telkomsel (berdasarkan jumlah pelangganya) telah menurun secara perlahan dari 85.85% pada tahun 2004 menjadi 81.97% pada tahun 2006. --- 186. Bahkan dalam hal pendapatan, pangsa pangsar yang terkandung didalam Laporan LPEM berbeda dengan yang terkandung laporan analisis pertama (First Analysys

Report), laporan Spectrum dan laporan CA. Terlebih lagi, ketiga laporan tersebut

menentukan bahwa pangsa pasar gabungan Indosat dan Telkomsel lebih kecil daripada laporan LPEM. Dapat untuk dikatakan bahwa alokasi pangsa pasar dalam Laporan LPEM tidak sesuai dengan alokasi pangsa pasar oleh tiga perusahaan internasional terkenal dalam sektor telekomunikasi.---

Anggapan yang salah terhadap Temasek terhadap pangsa pasar Indosat dan Telkomsel --- 187. Lebih lanjut, pangsa pasar Indosat dan Telkomsel tidak bisa dikatakan sebagai pangsa pasar Temasek.--- 188. Seperti yang telah ditunjukan diatas, Temasek tidak pernah dan tidak bisa

mengendalikan baik Indosat atau Telkomsel. Oleh karena itu tidak ada anggapan dasar yang dapat menyatakan bahwa pangsa pasar Indosat atau Telkomsel adalah pangsa pasar Temasek.--- 189. Paling maksimal, pangsa pasar Indosat atau Telkomsel yang bisa dianggap sebgai pangsa pasarnya Temasek hanyalah sebatas jumlah yang proporsional dengan kepemilikan sahan tidak langsungnya di Indosat atau Telkomsel. Metode ini adalah metode perhitungan yang sering dipakai pada penelitian terakhir merujuk pada salah satu pasal yang berjudul “Temasek not running monopoly:

Study”diterbitkan oleh Jakarta Post pada tanggal 3 Agustus 2007: ---

“Untuk membuktikan ketidakbenaran dari pernyataan tanpa bukti penyelidikan yang dilakukan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha baru-baru ini, penelitian terakhir menyimpulkan bahwa Singapura’s Temasek Holdings tidak melakukan monopoli terhadap pasar telekomunikasi mobile di Indonesia. --- “Penilaian dari banyak sudut pandang menyebutkan bahwa Temasek tidak melanggar pasal 27 dari undang-undang anti monopoli,” ekonom senior Centre for

Strategic and International Studies (CSIS), dan juga mantan anggota KPPU, Pande

Radjasilalahi mengungkap hal tersebut pada seminar mengenai undang-undang persaingan Kamis di Jakarta. ---

90

177 ...

Menurut penelitian tersebut, yang mana dikepalai oleh Pande dan juga didasarkan pada data terakhir dan perhitungan dari industri telekom mobile, pangsa pasar dari Badan Usaha milik negara Singapura, apabila dilihat dari sudut pandang pendapatan operasi, hanya bernilai sampai 20,12 persen dari jumlah total industri pada tahun 2006, dan sebetulnya telah menurun sejak tahun 2004. ----

“Pangsa pasar Temasek di industri telekom mobile Indonesia, dengan pendapatan operasi, menurun dari 21,56 persen pada tahun 2004 ke 21,11 persen di tahun 2005, lalu menurun keangka 20,12 persen di tahun 2006,” ujarnya.--- Dia juga menyebutkan bahwa dari sudut pandang gross added value perusahaan, dimana termasuk variabel seperti gaji karyawan, Temasek memegang 19,79 persen pangsa pasar. “Sudut pandang gross added value juga di pergunakan oleh KPPU dan mengenai hal ini, Saya menemukan bahwa Temasek tidak memiliki pangsa pasar mayoritas,” ujarnya. --- Sementara itu, berdasarkan dari jumlah pelanggan, variabel yang paling banyak digunakan dalam menentukan apakah terdapat praktek monopoli, Temasek hanya mengendalikan sekirat 19,18 persen dari pasar melalui anak perusahaannya pada tahun 2006.” --- Fotokopi Artikel ini ada di Lampiran F. --- 190. Dalam kondisi tersebut, telah jelas bahwa Temasek tidak memiliki “lebih dari

50% (limapuluh persen) dari pangsa pasar” dari pasar relevan. Karena unsur pasal 27 (a) UU No.5/99 tidak terpenuhi, gugurlah tuduhan yang dinakan kepada Temasek tersebut.---

TIDAK ADANYA TINDAKAN ANTI-KOMPETISI ---

Dalam dokumen KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Tahun 2007 (Halaman 171-177)