• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Penurunan Pencemaran Udara dan Air a. Tingkat Penurunan Pencemaran Udara Ambien

Dalam dokumen PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT (Halaman 93-97)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BABVI PENUTUP

1) Tingkat Penurunan Pencemaran Udara dan Air a. Tingkat Penurunan Pencemaran Udara Ambien

1. Data realisasi kinerja menunjukkan kualitas udara pada tahun 2016 semester I lokasi Simpang Empat Pasar Indra Sari konsentrasi debu (TSP) sebesar 200,74 μg/m³, pada lokasi Simpang Tiga Terminal konsentrasi debu (TSP) sebesar 128,79 μg/m³, pada lokasi Bundaran Pancasila konsentrasi TSP sebesar 84,71 μg/m³, dan realisasi semester II lokasi Simpang Empat Pasar Indra Sari konsentrasi debu (TSP) sebesar 119,87 μg/m³, pada lokasi Simpang Tiga Terminal konsentrasi debu (TSP) sebesar 93,93 μg/m³, pada lokasi Bundaran Pancasila konsentrasi TSP sebesar 80,18 μg/m³, dari ketiga lokasi tersebut pada tahun 2016 semester I dan II mengalami peningkatan kualitas udara karena hasil pengukuran berada dibawah baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 230 μg/m³.

2. Data realisasi kinerja menunjukkan kualitas udara untuk konsentrasi param Karbon Monoksida (CO) pada tahun 2016 semester I dilokasi Simpang Empat Pasar Indra Sari adalah sebesar 95,25 μg/m³,lokasi Simpang Tiga Terminal Kumai sebesar 129,85 μg/m³, lokasi Bundaran Pancasila sebesar 83,96 μg/m³ dan realisasi semester II untuk param CO di lokasi Simpang Empat Pasar Indra Sari adalah sebesar 86,02 μg/m³, lokasi SimpangTiga TerminalKumai konsentrasisebesar 114,69 μg/m³ dan lokasi Bundaran Pancasila konsentrasi sebesar 86,22 μg/m³. Realisasi semester I dibandingkan dengan realisasi semester II mengalami peningkatan kualitas udara dimana pada semester I lokasi Simpang Empat Pasar Indra Sari memiliki konsentrasi CO sebesar 95,25 μg/m³dan pada semester II sebesar 86,02 μg/m³, semester I pada lokasi Simpang Tiga Terminal Kumai konsentrasi sebesar 129,85 μg/m³dan pada semester II sebesar 114,69 μg/m³sehingga hasil pengukuran berada di bawah baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 30.000 μg/m³. Sedangkan untuk lokasi Bundaran Pancasila mengalami penurunan kualitas udara karena konsentrasi CO meningkat pada semester I sebesar 83,96 μg/m³menjadi 86,22 μg/m3pada

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-59 semester II, namun nilai ini masih berada di bawah baku mutu yaitu sebesar 30.000 μg/m³.

3. Data realisasi kinerja menunjukkan kualitas udara pada tahun 2016 untuk konsentrasi param Sulfur Dioksida (SO2) semester I lokasi Simpang Empat Pasar Indra Sari adalah sebesar 68μg/m³, lokasi Simpang Tiga Terminal Kumai sebesar 8,04 μg/m³ dan lokasi Bundaran Pancasila sebesar 8,58 μg/m³. Realisasi semester II untuk konsentrasi param tersebut pada Simpang Empat Pasar Indra Sari adalah sebesar 8,25 μg/m³, lokasi Simpang Tiga Terminal Kumai sebesar 10,64 μg/m³,dan lokasi Bundaran Pancasila konsentrasi Sulfur Dioksida (SO2) sebesar 8,84 μg/m³. Realisasi semester I dibandingkan dengan realisasi semester II mengalami peningkatan kualitas udara karena lokasi Simpang Empat Pasar Indra Sari mengalami penurunan kadar SO2 dari 68 μg/m³(semester I) dan 8,25 μg/m³ (semester II). Nilai pada lokasi ini masih berada di bawah baku mutu yaitu 900 μg/m³. Sedangkan dua tempat lainnya yaitu lokasi Simpang Tiga Terminal pada semester I sebesar 8,04 μg/m³, semester II sebesar 10,64 μg/m³ sedangkan di lokasi Bundaran Pancasila pada semester I sebesar 8,58 μg/m³ dan pada semester II sebesar 8,84 μg/m mengalami penurunan kualitas lingkungan karena adanya peningkatan konsentrasi SO2. Akan tetapi hasil pengukuran masih berada di bawah baku mutu yaitu sebesar 900 μg/m³.

4. Data realisasi kinerja menunjukkan kualitas udara untuk paramater Nitrogen Dioksida (NO2) pada tahun 2016 semester I lokasi Simpang Empat Pasar Indra Sari adalah sebesar 63,69 μg/m³, Simpang Tiga Terminal Kumai sebesar 88,82 μg/m³, dan lokasi Bundaran Pancasila sebesar 71,33 μg/m³.

Realisasi semester II untuk param tersebut di lokasi Simpang Empat Pasar Indra Sari sebesar 3,55 μg/m³, lokasi Simpang Tiga Terminal Kumai sebesar 3,57 μg/m³, lokasi Bundaran Pancasila sebesar 1,13 μg/m³. Realisasi semester I dibandingkan dengan realisasi semester II mengalami peningkatan kualitas udara dimana konsentrasi param NO2 sebesar 63,69 μg/m³ dan pada semester II sebesar 3,55 μg/m³, semester I pada lokasi Simpang Tiga Terminal sebesar 88,82 μg/m³dan pada semester II sebesar 3,57 μg/m³ dan untuk lokasi Bundaran Pancasila pada semester I sebesar 71,33 μg/m³ dan pada semester II sebesar 1,13 μg/m. Dari semua titik lokasi diketahui bahwa hasil pengukuran masih berada di bawah baku mutu yaitu sebesar 400 μg/m³.

5. Data realisasi kinerja menunjukkan kualitas udara pada tahun 2016 untuk param Oksidan (O3) semester I lokasi Simpang Empat Pasar Indra Sari

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-60 sebesar 62,30 μg/m³, lokasi Simpang Tiga Terminal Kumai sebesar 34,45 μg/m³, pada lokasi Bundaran Pancasila sebesar 59,30 μg/m³ dan realisasi semester II lokasi Simpang Empat Pasar Indra Sari sebesar 107,8 μg/m³, pada lokasi Simpang Tiga Terminal Kumai sebesar 217,73 μg/m³, pada lokasi Bundaran Pancasila sebesar 226,13 μg/m³. Realisasi konsentrasi O3

semester I dibandingkan dengan realisasi semester II mengalami penurunan kualitas udara yaitu lokasi Simpang Empat Pasar Indra Sari sebesar 62,30 μg/m³ (semester I) dan 107,8 μg/m³ (semester II), semester I pada lokasi Simpang Tiga Terminal sebesar 34,45 μg/m³ dan pada semester II sebesar 217,37 μg/m³, sedangkan pada semester I pada lokasi Bundaran Pancasila sebesar 84,71 μg/m³ dan pada semester II meningkat menjadi 226,13 μg/m³ sehingga diketiga lokasi pengamatan diketahui mengalami penurunan kualitas udara karena terjadinya peningkatan konsentrasi Oksidan (O3). Akan tetapi nilai-nilai tersebut masih berada di bawah baku mutu yang dipersyaratkan yaitu sebesar 235 μg/m³.

b. Tingkat Penurunan Pencemaran Air Sungai Arut dan Sungai Kumai

Param utama yang digunakan untuk menilai kualitas air sungai adalah Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS) dan Demand Oxygen (DO). Objek pemantauan ada dua yaitu Sungai Arut dan Sungai Kumai.

1. Param Residu Terlarut (TDS)

Hasil pengukuran Residu Terlarut (TDS) Sungai Arut di lokasi Kelurahan Pangkut (A.1) sebesar 110 mg/l, lokasi Jembatan Runtu (A.2) sebesar 132 mg/l, Lokasi Jembatan Kotawaringin Lama (A.3) sebesar 72 mg/l, lokasi Hilir Korindo (A.4) sebesar 94 mg/l. Keempat lokasi tersebut masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan untuk kelas II sebesar 1.000 mg/l dalam PP 82 Tahun 2001. Sedangkan di lokasi Sungai Lamandau (Hilir sungai Arut) (A.5) sebesar 17.016 mg/l berada di atas baku mutu yang persyaratkan atau mengalami penurunan kualitas air sungai. Tingginya kadar Residu Terlarut (TDS) disebabkan oleh tingginya pemanfaatan lahan, baik untuk pertambangan dan pembukaan lahan perkebunan.Adapun hasil pengukuran Residu Terlarut (TDS) Sungai Kumai di sekitar hulu pemukiman Kelurahan Kumai Hulu (K.1) sebesar 17.016 mg/l, Desa Sekonyer (K.2) sebesar 5.420 mg/l. Kualitas air sungai pada kedua titik tersebut melampaui ambang batas apabila dibandingkan dengan baku mutu air kelas II sebesar 2.000 mg/l dalam PP 82 Tahun 2001. Hal ini disebabkan oleh tingginya pemanfaatan lahan, baik untuk pertambangan dan pembukaan lahan perkebunan serta aktivitas

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-61 perindustrian. Untuk lokasi Kumai Hilir (K.3) sebesar 29 mg/l dan masih berada dibawah baku mutu kelas II menurut PP 82 Tahun 2001.

2. Param padatan Tersuspensi (TSS)

Hasil pengukuran total padatan tersuspensi (TSS) Sungai Arut di lokasi Kelurahan Pangkut (A.1) sebesar 48 mg/l, lokasi Jembatan Runtu (A.2) sebesar 43 mg/l, (A.3) sebesar 40 mg/l, Lokasi Hilir Korindo (A.4) sebesar 45 mg/l, Lokasi Sungai Lamandau (Hilir sungai Arut) (A.5) sebesar 50 mg/l nilai TSS pada kelima titik ini masih dibawah baku mutu kelas II sebesar 50 mg/l menurut PP 82 tahun 2001. Hasil pengukuran total padatan Tersuspensi (TSS) Sungai Kumai di lokasi Kelurahan Kumai Hulu sekitar pemukiman Kelurahan Kumai Hulu (K.1) sebesar 49 mg/l, lokasi Desa Sekonyer (K.2) sebesar 41 mg/l dan lokasi Kumai Hilir (K.3) sebesar 28 mg/l, nilai padatan Tersuspensi (TSS) berada dibawah baku mutu dengan baku mutu air kelas II sebesar 50 mg/l seperti yang dipersyaratkan dalam PP 82 Tahun 2001.

3. Param BOD

Hasil pengukuran BOD Sungai Arut di lokasi Kelurahan Pangkut (A.1) sebesar 2,9 mg/l, lokasi Jembatan Runtu (A.2) sebesar 2,8 mg/l, lokasi Jembatan Kotawaringin Lama (A.3) sebesar 2,5 mg/l, Hilir Korindo (A.4) sebesar 1,3 mg/l dan Sungai Lamandau Hilir (A.5) sebesar 1,5 mg/l. Kadar BOD di kelima lokasi tersebut berada di bawah baku mutu yang dipersyaratkan untuk kelas II sebesar 3 mg/l dalam PP 82 Tahun 2001. Adapun hasil pengukuran BOD Sungai Kumai sekitar pemukiman Kelurahan Kumai Hilir (K.1) sebesar 2,8 mg/l, Desa Sekonyer (K.2) sebesar 2,5 mg/l dan Kumai Hulu (K.3) sebesar 2,8 mg/l. Kadar BOD di ketiga lokasi tersebut berada di bawah baku mutu yang dipersyaratkan untuk kelas II sebesar 3 mg/l dalam PP 82 Tahun 2001.

4. Param COD

Hasil pengukuran COD Sungai Arut di lokasi Kelurahan Pangkut (A.1) sebesar 24 mg/l, lokasi Jembatan Runtu (A.2) sebesar 25 mg/l, lokasi Jembatan Kotawaringin Lama (A.3) sebesar 24 mg/l, lokasi Hilir Korindo (A.4) sebesar 9 mg/l, lokasi Sungai Lamandau Hilir (A.5) sebesar 10,3 mg/l berada di bawah baku mutu kelas II seperti yang dipersyaratkan dalam PP 82 Tahun 2001, pada ketiga lokasi tersebut mengalami peningkatan kualitas air sungai, maka dari itu target kinerja tercapai.Hasil pengukuran COD Sungai Kumai sekitar pemukiman Kelurahan Kumai Hulu (K.1) sebesar 25 mg/l, lokasi Desa Sekonyer (K.2) sebesar 23 mg/l dan lokasi Kumai Hilir (K.3) sebesar 25 mg/l berada dibawah baku mutu kelas II sebesar 25 mg/l seperti yang dipersyaratkan dalam PP 82 Tahun 2001. Pada ketiga lokasi tersebut

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-62 mengalami peningkatan kualiatas air sungai, maka dari itu target kinerja tercapai.

5. Param DO

Hasil pengukuran param DO Sungai Arut di lokasi Kelurahan Pangkut (A.1) sebesar 4,6 mg/l, lokasi Jembatan Runtu (A.2) sebesar 4,4 mg/l, lokasi Jembatan Kotawaringin Lama (A.3) sebesar 4,5 mg/l, Hilir Korindo (A.4) sebesar 5,0 mg/l dan lokasi Sungai Lamandau Hilir (A.5) sebesar 4,5 mg/l.

Kadar DO melebihi baku mutu air kelas II (jumlah minimal) yaitu sebesar 4 mg/l seperti yang dipersyaratkan dalam PP 82 Tahun 2001. Hal ini menunjukkan bahwa di perairan Sungai Arut, kadar oksigennya masih dalam batas aman. Adapun hasil pengukuran DO Sungai Kumai di lokasi sekitar pemukiman Kelurahan Kumai Hulu (K.1) sebesar 4,4 mg/l, lokasi Desa Sekonyer (K.2) sebesar 4,3 mg/l dan lokasi Kumai Hilir (K.3) sebesar 4,5 mg/l.

Kadar DO melebihi baku mutu air kelas II (jumlah minimal) sebesar 4 mg/l seperti yang dipersyaratkan dalam PP 82 Tahun 2001.

Dalam dokumen PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT (Halaman 93-97)