• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urusan Pendidikan

Dalam dokumen PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT (Halaman 84-88)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BABVI PENUTUP

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

H. Struktur Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat

III. Pendidikan Menengah

1. Urusan Pendidikan

Keberhasilan Kabupaten Kotawaringin Barat pada Tahun 2016 khususnya pada bidang pendidikan ditandai dengan tercapainya 27 indikator Standar Pelayanan Pendidikan (SPM) pendidikan dasar. Hal ini ditandai dengan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan di setiap desa telah terlayani pendidikan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Sedangkan sarana pendidikan SMP yang ada telah mencapai 59 satuan pendidikan. Artinya bahwa penyediaan sarana pendidikan dasar telah dapat mengakomodir jumlah anak usia sekolah.

Begitu pula dengan peningkatan sarana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang ditandai dengan peningkatan jumlah Satuan PAUD (Negeri dan Swasta) di Kabupaten Kotawaringin Barat sebanyak 142 Satuan PAUD. Pada tahun 2016, jumlah Desa/Kelurahan yang sudah tersedia Satuan PAUD sebanyak 58 Desa/Kelurahan dari 94 Desa/Kelurahan yang ada, atau sebesar 61%.

Keberadaan sarana pendidikan SMA dan SMK mencapai 27 sekolah dengan jumlah murid yang bervariasi sesuai dengan jumlah penduduk usia sekolah pada jenjang pendidikan menengah atas.

Sedangkan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan berstatus PNS belum terpenuhi terutama pada tingkat sekolah dasar yang salah satu penyebabnya karena kebijakan moratorium penerimaan PNS dari pemerintah pusat.

Urusan wajib bidang pendidikan dilaksanakan melalui program dan kegiatan sesuai dengan arah dan kebijakan Pemerintah Daerah yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan akses pendidikan masyarakat. Tolok ukur pencapaian target kinerja urusan pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Barat dapat dicermati dalam indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2012-2016 seperti dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.34. Capaian Indikator Kinerja Urusan Pendidikan Tahun 2015-2016

No. Indikator Satuan Capaian

2015

2016

Target Realisasi

1 Angka Melek Huruf % 97 98 97,05

2 Angka Rata-Rata Lama

Sekolah tahun 8,80 8,95 8,05

3 Angka Partisipasi Kasar

a. PAUD % 30,03 30,10 30,03

b. SD/MI % 118,14 118,35 118,20

c. SMP % 98,88 99 98,90

d. SMA/SMK % 87,59 87,65 87,60

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-50

No. Indikator Satuan Capaian

2015

2016

Target Realisasi 4 Angka Partisipasi Murni

a. PAUD % 27,78 27 20,13

7 Angka Putus Sekolah

a. SD/MI % 0,20 0,14 0,14

b. SMP % 0,40 0,54 0,70

c. SMA/SMK % 1,10 0,70 0,70

8 Jumlah Prestasi Siswa dalam Olimpiade/Kejuaraan Tingkat Nasional dan Internasional

a. SD/MI siswa 2 2 -

b. SMP siswa 19 19 -

c. SMA/SMK siswa 15 15 -

9 Jumlah sekolah standar nasional

a. SD/MI sekolah - - -

b. SMP sekolah - - -

c. SMA/SMK sekolah - - -

10 Prestasi Olah raga siswa Tingkat Nasional

a. PON siswa 1 - -

b. POPNAS siswa 4 - -

c. POSPENAS siswa 3 - -

11 Rasio ketersediaan sekolah dibandingkan penduduk usia sekolah (Jumlah penduduk usia sekolah/ Jumlah sekolah)

a. SD/MI 162,09 196,68 162,15

b. SMP 123 332,19 332,19

c. SMA/SMK 326 326,15 326,01

12 Rasio jumlah guru/murid

a. SD/MI 1:21 1:21 1.17.28

b. SMP 1:19 1:19 1.14.90

c. SMA/SMK 1:14 1:14 1.18.26

13 Persentase sekolah yang memiliki ruang kelas sesuai SPM

a. SD/MI 33,05 33,15 33,10

b. SMP 52,78 52,81 52,80

c. SMA/SMK 88 88,15 88,10

14 Persentase Guru yang memenuhi kualifikasi S-1/D-IV

a.Guru SD/SDLB 97,08 97,08 98

b.Guru SMP/SMPLB 95,56 98,45 98,50

c.Guru SMA/SMALB/SMK 95,56 98 99

Sumber : Disdikpora Kab. Kotawaringin Barat

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-51 Dalam pelaksanaan urusan di bidang pendidikan Kabupaten Kotawaringin Barat menetapkan sejumlah 14 indikator kinerja. Salah satu indikator kinerja pada upaya peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dari besaran angka partisipasi.

Angka partisipasi tersebut meliputi Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).

Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tahun 2016 sebesar 30,03%, Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tahun 2016 sebesar 20,13%. Kondisi ini menggambarkan dari 100 anak usia PAUD di Kotawaringin Barat, sebanyak 20,13% anak telah bersekolah PAUD.

APK pada tahun 2016 terlihat tetap dibandingkan APK tahun 2015 dan APM pada Tahun 2016 menurun dibandingkan APM tahun 2015. Hal ini disebabkan karena dalam proses penghitungan Angka APK dan APM pada tahun 2015 dengan memasukan seluruh satuan PAUD sedangkan pada tahun 2016 satuan PAUD yang digunakan sebagai dasar perhitungan hanya PAUD yang terdaftar dalam DAPODIK PAUD (telah memiliki izin operasional).

Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI pada tahun 2015 sebesar 118,14%, sedangkan pada tahun 2016 sebesar 118,20%. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI tahun 2015 sebesar 98,79% dan pada tahun 2016 sebesar 98,80%.

Kondisi Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP pada tahun 2015 sebesar 98,88%, dan di tahun 2016 sebesar 98,90%. APM SMP di tahun 2015 sebesar 86,60%. dan di tahun 2016 menjadi 86,65%. Menurut catatan, angka putus sekolah SMP saat ini sebesar 0,40%. Angka ini sedikit lebih besar dari target yang ditentukan, yaitu sebesar 0,54%.

Kondisi APK Sekolah Menengah Atas / Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) pada tahun 2015 menunjukkan angka sebesar 87,59%, sedangkan tahun 2016 sebesar 87,60%. APM SMA/SMK tahun 2015 sebesar 75,06% dan mengalami peningkatan di tahun 2016 menjadi 75,10%. Rasio siswa SMA terhadap SMK adalah 1:0,83. Artinya, siswa SMA lebih besar jumlahnya dibanding siswa SMK. Hal ini menunjukkan keberadaan SMK di Kabupaten Kotawaringin Barat masih perlu ditingkatkan baik dari sisi kapasitas daya tampung mauapun kualitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyakarat dan minat yang tinggi atas SMK serta penyiapan tenaga kerja terampil yang siap pakai.

Dengan melihat kebutuhan daerah, terutama dari sektor ekonomi, maka perlu dikembangkan SMK kelompok/bidang pariwisata, pertanian dan perkebunan.

Selain SMK Teknik, SMK Akuntansi, SMK Kesehatan, SMK Perikanan, dan SMK Pertanian, perlu juga dikembangkan sekolah yang berbasis keagamaan.

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-52 Angka Kelulusan pada tingkat SD/MI Tahun 2016 sebesar 98,92%, untuk tingkat SMP sebesar 99,98% serta ditingkat SMA/SMK angka kelulusan sebesar 98,88%. Angka kelulusan tersebut dihitung berdasarkan jumlah siswa yang berhasil lulus dibandingkan dengan jumlah siswa yang terdaftar sebagai peserta ujian. Sedangkan apabila Angka Kelulusan dihitung berdasarkan siswa yang berhasil lulus dibandingkan dengan siswa yang mengikuti ujian maka diperoleh Angka Kelulusan mencapai 100% untuk semua jenjang pendididkan.

Berdasarkan data, angka putus sekolah untuk tingkat SD/MI pada tahun 2016 sebesar 0,14%. Pada umumnya yang melatarbelakangi alasan putus sekolah lebih pada kondisi budaya, yaitu adanya pemahaman lama yang beranggapan bahwa anak bisa baca tulis sudah cukup dan faktor geografis jarak sekolah dibeberapa wilayah yang relatif masih cukup jauh serta domisili orang tua yang tidak menetap karena faktor pekerjaan. Untuk menekan angka putus sekolah dilakukan dengan penambahan jumlah SD, jumlah ruang kelas, adanya Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan adanya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pusat dan daerah.

Infrastruktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kotawaringin Barat pada tahun 2016 berjumlah 142 sekolah. Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) tahun 2015 berjumlah 188 sekolah dan tahun 2016 tetap berjumlah 188 sekolah yang merata di seluruh desa. Untuk Madrasyah Ibtidaiyah (MI) pada tahun 2015 sama dengan tahun 2016 yakni berjumlah 15 sekolah dan hanya terdapat dibeberapa desa. Sedangkan SDLB sampai saat ini hanya berjumlah 1 sekolah. Untuk jenjang pendidikan SMP tahun 2015 berjumlah 59 sekolah dan di tahun 2016 tetap berjumlah 59 sekolah. Untuk SMPLB 1 sekolah. Pada jenjang pendidikan SMA tahun 2016 berjumah 13 sekolah sama dengan jumlah pada tahun 2015 dan SMK pada tahun 2016 berjumlah 14 sekolah.

Indikator kinerja lain dalam upaya peningkatan mutu pendidikan adalah rasio siswa per-guru. Rasio siswa per-guru adalah perbandingan antara jumlah siswa dengan jumlah guru untuk untuk jenjang pendidikan tertentu yang menunjukkan bahwa makin tinggi rasio berarti makin banyak siswa yang harus dilayani oleh seorang guru atau makin kurang jumlah guru di jenjang pendidikan tersebut.

Rasio siswa per-guru untuk tahun 2016 pada jenjang pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tahun 2016 adalah 1:17, untuk jenjang SD/MI adalah 1:17,28, untuk jenjang pendidikan SMP adalah 1:14.90, untuk jenjang pendidikan SMA adalah 1:18,26 sedangkan untuk SMK adalah 1:13,69. Norma nasional untuk mengukur rasio siswa/guru adalah SD/MI sebesar 1:32 ; SMP sebesar 1:36; dan

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-53 SMA sebesar 1:20, serta SMK sebesar 1:15. Berdasarkan standar dan norma nasional tersebut dapat dikatakan bahwa rasio siswa per-guru SD/MI, SMP, dan SMA/SMK di Kotawaringin Barat telah sesuai dan berada pada standar nasional yang ditetapkan.

Apabila dicermati dari ketersediaan ruang belajar, rata-rata kepadatan ruang belajar di SD/MI adalah 24 siswa/kelas, SMP adalah 28 siswa/kelas, dan SMA/SMK/MA sebesar 32 siswa/kelas, sebenarnya hal ini menunjukan ketersediaan ruang belajar telah memenuhi standar sesuai SPM pendidikan dasar yaitu untuk SD maksimal 32 siswa/kelas dan SMP maksimal 36 siswa/kelas, sedangkan SMA/SMK maksimal 36 siswa/kelas menurut standar sarana dan prasarana SMA/SMK. Namun demikian apabila dicermati berdasarkan jumlah siswa dalam rombongan belajar (rombel) pada tiap satuan pendidikan, maka terdapat kesenjangan jumlah siswa dalam rombel antara wilayah perkotaan/yang padat penduduk dibandingkan wilayah pedesaan/yang jarang penduduk. Satuan Pendidikan pada wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tinggi sebagian besar jumlah siswa dalam rombel melampui standar sesuai SPM pendidikan dasar untuk jenjang SD dan SMP serta standar sarana dan prasarana SMA/SMK untuk jenjang SMA/SMK. Sehingga masih perlu adanya penambahan fasilitas ruang belajar pada tiap jenjang satuan pendidikan dalam rangka pemenuhan SPM pendidikan dasar/standar sarana dan prasarana SMA/SMK, serta memberikan kemudahan akses pendidikan bagi masyarakat.

Dalam dokumen PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT (Halaman 84-88)