• Tidak ada hasil yang ditemukan

URUSAN PEKERJAAN UMUM Bina Marga

Dalam dokumen PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT (Halaman 99-105)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BABVI PENUTUP

4. URUSAN PEKERJAAN UMUM Bina Marga

Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi yang merupakan urat nadi kehidupan masyarakat mempunyai peranan penting dalam usaha pengembangan kehidupan dan ekonomi rakyat. Adapun hasilyang dicapai pada tahun 2016 diantaranya :

a. Kegiatan Pembangunan Jalan sepanjang 16,26 km berupa peningkatan kapasitas jalan dengan pelebaran badan jalan, Pembangunan Jembatan 38 buah, Peningkatan Jalan sepanjang 67,75 km (peningkatan struktur jalan), Pemeliharaan jalan sepanjang 1,39 Km dan swakelola sepanjang 307,07 km,

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-65 pemeliharaan jembatan 17 buah, serta tersusunnya data base jalan dan data base jembatan Tahun 2016;

b. Terbukanya daerah terisolir, program sampai saat ini daerah pesisir Kubu-Sungai Bakau - Teluk Bogam - Keraya - Sebuai telah fungsional dan pada tahun 2016 melalui dana DAK dilakukan peningkatan struktur jalan berupa aspal di ruas jalan Kubu-Sungai Bakau-Teluk Bogam, serta pembangunan Jembatan Type Box Culvert sebanyak 2 (buah) pada ruas Teluk Bogam-Keraya-Sebuai Timur –Sebuai- Batas Tanjung Putri ;

c. Terbukanya jalan lingkar selatan meliputi Pangkalan Bun-Kumpai Batu-Tanjung Putri-Sebuai;

d. Terbukanya jalan lingkar dalam rangka mendukung Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) koridor Kalimantan yang menghubungkan daerah luar melalui pelabuhan Tanjung Kalap-Pelabuhan Ro-Ro Panglima Utar, diantaranya lanjutan pembangunan Jembatan Sungai Kakap Tahap II berupa pemancangan tiang pancang dan abutment. Pada tahun 2017 ini dilanjutkan pembangunan Sungai Kakap tahap III serta pembangunan Sungai Nyirih tahap I berupa pemancangan tiang pancang dan pembangunan Jembatan Sungai Nyirih Tahap II;

e. Terbukanya jalan menuju lokasi Bandara Baru di Sebuai berupa perbaikan tanah dengan pelebaran, penimbunan dan pemasangan bronjong pada ruas jalan tersebut;

f. Terbukanya jalan menuju hinterland Kabupaten Kotawaringin Barat menuju Sukamara, Lamandau dan Manis Mata (Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat) melalui pembangunan jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin dengan penimbunan geotextile dan peningkatan struktur jalan berupa aspal;

g. Peningkatan skala pelayanan kota dengan peningkatan jalan kota Pangkalan Bun seperti jalan DAH Hamzah dan peningkatan jalan dalam kota Kumai seperti Jalan Pemuda dan jalan Kumai Hilir – Sungai Kapitan;

Berdasarkan statusnya, jalan dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu jalan negara, jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan desa seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. 2.37. Klasifikasi Jalan di Kabupaten Kotawaringin Barat Berdasarkan Statusnya Tahun 2014 – 2016

No. Klasifikasi Jalan

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Panjang

(Km) % Panjang

(Km) % Panjang

(Km) % 1 Jalan negara 148,66 6,02 156,96 6,36 156,96 6,36 2 Jalan Prov. 63,70 2,58 55,40 2,24 55,40 2,24 3 Jalan Kab. 1.220,95 49,51 1.222,84 49,51 1.222,84 49,51

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-66 4 Jalan desa 1.034,55 41,89 1.034,55 41,89 1.034,55 41,89

Jumlah 2.469,75 100 2.469,75 100 2.469,75 100

Sumber : Dinas PU Kab. Kotawaringin Barat2016

Tabel. 2.38. Klasifikasi Jalan di Kabupaten Kotawaringin Barat Berdasarkan Jenis Permukaannya Tahun 2014 – 2016 No. Klasifikasi

Jalan

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Panjang

Sumber : Dinas PU Kab. Kotawaringin Barat 2016

Panjang keseluruhan jalan di Kabupaten Kotawaringin Barat pada Tahun 2016 adalah 2.469,75 Km. Untuk jalan yang merupakan kewenangan Kabupaten tidak mengalami perubahan panjang, dimana pada tahun 2016 fokus pekerjaan bukan pada penambahan panjang jalan tetapi lebih kepada peningkatan struktur dan kemantapan jalan.

Tabel. 2.39. Klasifikasi Jalan di Kabupaten Kotawaringin Barat Berdasarkan Kondisi Fisiknya Tahun 2014 – 2016

No Uraian

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Panjang

Sumber : Dinas PU Kab. Kotawaringin Barat 2016

Berdasarkan tabel 4.8 dapat disampaikan bahwa kinerja proporsi panjang jalan munurut kondisinya sebagai berikut : Jalan kondisi baik meningkat sebesar 0,27 %, jalan kondisi sedang mengalami kenaikan sebesar 0,44 %, jalan rusak ringan mengalami kenaikan 0,09 %, jalan rusak berat mengalami penurunan 0,8

%.

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-67 Tabel. 2.40. Klasifikasi Jalan di Kabupaten Kotawaringin Barat

Berdasarkan Kelas Jalan Tahun 2014 – 2016 No Uraian

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Panjang

Sumber : Dinas PU Kab. Kotawaringin Barat 2016

Sedangkan kondisi Jembatan di Kabupaten Kotawaringin Barat sampai akhir tahun 2016 dapat dilihat dari berikut ini :

Tabel. 2.41. Klasifikasi Jembatan di Kabupaten Kotawaringin Barat Berdasarkan Kondisi fisiknya Tahun 2014 – 2016

No Uraian Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

Sumber : Dinas PU Kab. Kotawaringin Barat 2016

Sumber Daya Air

Sumber daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya.

Berbagai macam wujud perairan permukaan terdapat di Indonesia, seperti: sungai, danau dan rawa. Semua wujud perairan permukaan mempunyai manfaat, seperti untuk irigasi, pelayaran, perikanan, pembangkit tenaga listrik, pengendali banjir, objek wisata serta digunakan untuk air baku guna mencukupi kebutuhan air minum. Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air.

Pengelolaan sumber daya air pada daerah irigasi dan daerah rawa bertujuan agar terpenuhinya kebutuhan air pertanian, mengurangi kehilangan air, menambah debit air dan inspeksi saluran di kawasan daerah irigasi/rawa

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-68 dilaksanakan dalam kegiatan pembangunan jaringan irigasi dan kegiatan peningkatan jaringan irigasi. Pada tahun 2016 untuk memenuhi kebutuhan air pertanian, mengurangi kehilangan air, menambah debit air telah dilaksanakan pembuatan saluran irigasi/reklamasi rawa sepanjang 32.110 m, peningkatan saluran dengan pasangan batu sepanjang 1.836 m. Guna kemudahan akses menuju lahan pertanian dibuat jembatan layanan sebanyak 17 buah dan peningkatan jalan inspeksi dengan timbunan sepanjang 12.722 m. Untuk pemeliharaan sistem irigasi yang telah dibangun dilaksanakan dalam kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi dengan melaksanakan rehab saluran irigasi/reklamasi rawa sepanjang 10.900 m dan dengan melaksanakan pemeliharaan saluran irigasi/reklamasi rawa sepanjang 151.100 m. Agar terpenuhinya fungsi bangunan air sebagai drainase, suplesi dan retensi air irigasi/rawa di lahan pertanian dilaksanakan dalam kegiatan pembangunan pintu air. Adapun pada tahun 2016 telah dilaksanakan pembuatan dan rehabilitasi pintu air sebanyak 10 buah. Capaian indikator kinerja rasio jaringan irigasi pada tahun 2015 sebesar 102,74% mengalamai penurunan sebesar 14,13% sehingga rasio jaringan irigasi ditahun 2016 menjadi 88,61%. Hal itu disebabkan bertambahnya areal irigasi/rawa yang belum diimbangi dengan pembangunan sarana dan prasaran sistim irigasi/rawa.

Tabel 2.42. Indikator Rasio Jaringan Irigasi Tahun 2015-2016

Indikator 2015 2016

Target Realisasi Target Realisasi % Rasio Jaringan

Irigasi 0,73 0,75 0,79 0,70 88,61

Sumber : Dinas PU Kab. Kotawaringin Barat 2016

Pengelolaan sumber daya air dalam upaya untuk pengendalian banjir dilaksanakan dalam kegiatan mengendalikan banjir pada daerah tangkapan air dan badan-badan sungai, normalisasi/pemeliharaan saluran sungai. Kegiatan mengendalikan banjir pada daerah tangkapan air dan badan-badan sungai bertujuan untuk mengurangi titik-titik daerah banjir baik dari hujan lokal maupun sungai yang melintas di dalam kota. Pada tahun 2016 telah dilaksanakan peningkatan saluran induk pengendali banjir dengan pasangan batu sepanjang 450 m dan dengan cor beton saluran induk pengendali banjir sepanjang 486 m.

Untuk pemeliharaan saluran induk dilaksanakan normalisasi saluran induk pengendali banjir sepanjang 12.270 m dan pemeliharaan saluran induk pengendali banjir 23.250m. Kegiatan normalisasi/pemeliharaan saluran sungai bertujuan untuk mengembalikan fungsi sungai dan membentuk profil sungai.

Adapun pada tahun 2016 telah dilaksanakan normalisasi saluran sungai

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-69 sepanjang 11.850 m. Untuk pemeliharaan sungai telah dilaksanakan sepanjang 53.490 m.

Dalam upaya mengendalikan tingkat abrasi pantai dan erosi tebing sungai pada daerah pantai dan sungai dilaksanakan dalam kegiatan pembangunan prasarana pengaman pantai dan pembangunan turap/talud/bronjong.

Pembangunan prasarana pengaman pantai sendiri mempunyai tujuan mengamankan pantai dari erosi dan abrasi dengan membangun bangunan pemecah ombak (breakwater) dan groin. Pada tahun 2016 telah dibangun bangunan pemecah ombak sepanjang 234 m. Kegiatan pembangunan turap/talud/bronjong bertujuan untuk mencegah erosi dan longsor, konstruksi yang dibangun berupa pasangan batu sepanjang 780 m.

Untuk menjaga ketersedian air baku guna mencukupi kebutuhan air sehari-hari bagi masyarakat dan sebagai konservasi air telah dilaksanakan kegiatan pembangunan embung dan bangunan penampungan air lainnya pada tahun 2016 ini, dan telah dibangun embung sebanyak 4 buah meliputi Desa Kubu Kecamatan Kumai, Desa Arga Mulya Kecamatan Pangkalan Banteng, Desa Sungai Rangit Jaya Kecamatan Pangkalan Lada dan kolam retensi di Desa Teluk Bogam Kecamatan Kumai.

Bidang Cipta Karya Air Limbah

Pengolahan air limbah pemukiman secara umum di kabupaten kotawaringin barat ditangani melalui sistem setempat (on-site) ataupun sistem terpusat (off site). Air limbah domestik secara umum diolah secara on site dengan menggunakan tangki septik. Untuk daerah pemukiman yang berada disekitar bantaran sungai air limbah yang dihasilkan langsung ke sungai.

Tabel 2.43. Jumlah Infrastruktur Air Limbah Kabupaten Kotawaringin Barat

No Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) Sumber : Dinas PU Kab. Kotawaringin Barat 2016

Pada tahun 2014, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat melalui Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum telah membangun Sistem Pengolahan Air Limbah di 2 (dua) kecamatan yaitu Arut Selatan dan Kumai, masing-masing 1 Unit IPLT, 1 Paket SR IPAL Kecamatan Arut Selatan dan 2 Unit MCK Komunal di Kecamatan Kumai yang merupakan area beresiko tinggi sanitasi

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-70 dengan tujuan agar kualitas kesehatan masyarakat meningkat. Pada tahun 2015, kegiatan yang mendukung sistem pengolahan air limbah tidak terealisasi sehubungan dengan rasionalisasi anggaran. Pada tahun 2016 telah direalisasikan pembangunan 1 Unit IPAL di Kecamatan Kumai, 2 Unit MCK di Kecamatan Kumai dan 1 Unit MCK di Kecamatan Arut Selatan.

Drainase

Sistem drainase kabupaten kotawaringin barat sebagian besar berada di sepanjang jaringan jalan utama dan kawasan permukiman. Sedangkan di daerah yang berada diluar pusat kota sebagian besar masih berupa jaringan drainase alami dimana kondisi fisiknya masih berupa saluran tanah dan masih mengandalkan sistem gravitasi. Potensi gerusan tanah oleh air atau erosi sangat besar terutama di daerah yang mempunyai kemiringan lereng sedang sampai dengan tinggi. Daerah yang berbukit dan banyaknya daerah-daerah cekungan merupakan kendala di dalam mengatasi aliran air sehingga masih banyak daerah-daerah yang tergenang air atau banjir pada saat turun hujan deras.

Dengan intensitas curah hujan yang besar dan ketersediaan drainase relatif kecil maka rawan terjadinya luapan air akibat daya tampung saluran yang kurang mencukupi. Dalam masterplan drainase yang dimiliki Kabupaten Kotawaringin Barat semua sistem saluran drainase bermuara di Sungai Arut, Sungai Buun, Sungai Kumai dan Sungai Lamandau.

Tabel 2.44. Capaian Pembangunan Drainase Tahun 2014 - 2016 No Tahun Panjang Drainase (m) Rasio Pembangunan (%)

1.

2.

3.

2014 2015 2016

34.337 25.493 8.500

20 15

Dalam dokumen PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT (Halaman 99-105)