• Tidak ada hasil yang ditemukan

URUSAN INDUSTRI

Dalam dokumen PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT (Halaman 173-178)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BABVI PENUTUP

2016 Target Realisasi

6. URUSAN INDUSTRI

Sektor Industri di Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki peran yang sangat strategis. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor Industri pada perekonomian Kabupaten Kotawaringin Barat yang berasal dari sector industry pengolahan terutama industry besar. Sektor Industri menempati urutan ke tiga setelah sektor Pertanian, kehutanan dan perikanan, dan sektor pertambangan dan penggalian

Sektor industri komoditas kayu pada tahun 2016, dimana pemasukan yang diterima dari hasil ekspor kayu dan bahan dari kayu berupa plywood dan moulding yang nilainya pada tahun 2013 mencapai 154.742.687,27 USD, pada tahun 2014 nilai ekspor sebesar 80.384.733,38 USD, tahun 2015 mencapai 94.346.892,17 USD dan pada tahun 2016 turun menjadi 79.147.364,25 USD dimana jumlah produksi pada tahun 2013 sebesar 147.413,3316 m3,, tahun 2014 sebesar 159.122,0999 m3, tahun 2015 sebesar 580.321.9909 m3, tahun 2016 sebesar 529.028,4520 m3

Jumlah produk kayu olahan sektor perindustrian yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat seperti tertuang pada tabel berikut :

Tabel 2.105

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-139 Prodiuksi Kayu Olahan

Produk Jumlah Produksi (dalam m³)

2013 2014 2015 2016 Jumlah 147.413,3316 159.122,0999 580.321.9909 529.028,4520 Sumber: Disperindag. Kab.Kotawaringin Barat 2016

Tabel 2.106

Nilai Ekspor Komoditas Kayu Sektor Perindustrian

Produk Nilai Ekspor (dalam USD)

2013 2014 2015 2016

926.006,45 84.108.278,7210.238.613,45 79.147.364,25 Jumlah 154.742.687,27 80.384.733,38 94.346.892,17 79.147.364,25 Sumber: Disperindag. Kab.Kotawaringin Barat 2016

Adapun masalah lain yang dihadapi IKM dalam pengembangan industri berskala kecil di Kabupaten Kotawaringin Barat adalah kurangnya bantuan modal kerja dan peralatan yang dimiliki, disamping kurangnya sarana dan prasarana perhubungan sehingga mempersulit pemasaran produk industri serta minimnya anggaran yang dialokasikan untuk peningkatan SDM pelaku IKM potensial melalui pelatihan-pelatihan yang tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan keuanngan daerah terkait devisit anggaran.

Sektor Industri di Kabupaten Kotawaringin Barat masih di dominasi oleh usaha kecil dan menengah, dimana jenis usaha seperti ini sangat berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja. Jumlah unit usaha pada tahun 2016 sebanyak 590 unitdengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.807 orang.

Kondisi tahun 2016 mengalami peningkatan dari tahun 2015 sebagaimana disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.107

Perkembangan Potensi IKM Tahun 2013 – 2016

No. Potensi IKM Satuan

5. Nilai Investasi Rp. 67,704,825 74,591,109 79.737.889 82.035.421

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-140 No. Potensi IKM Satuan

Tahun

2013 2014 2015 2016

6. Nilai Produksi Rp. 118,444,438 112,119,149 119.855.369 123.308.829 7. Cakupan bina

kelompok pengrajin

Klpk 7 16 19 0

Sumber:Disperindag. Kab.Kotawaringin Barat ** BPS Kotawaringin Barat

Pencapaian kinerja output dan outcome tersebut mendukung pencapaian keberhasilan Urusan Industri adalah sebagai berikut :

1) Meningkatnya jumlah industri di Kabupaten Kotawaringin Barat. seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. 2.108

Perkembangan Jumlah Industri di Kab. Ktw. Barat Tahun 2014 – 2016

No. Klasifikasi Industri Jumlah

+/(-) Th. 2014 Th. 2015 Th. 2016

1 Industri Kecil 536 573 590 17

2 Industri

Menengah - - - -

3 Industri Besar 29 35 35 - Sumber : Disperindag Kab. Kotawaringin Barat

Untuk industri menengah berdasarkan Undang-undang Nomor 9 tahun 1995 di Kabupaten Kotawaringin Barat belum ada, karena kriterianya adalah memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta – Rp. 10 Milyar di luar tanah dan bangunan.

4.2.7. URUSAN PERDAGANGAN

Sektor perdagangan merupakan sektor strategis bagi Kabupaten Kotawaringin Barat. Sektor ini merupakan penyumbang terbesar kedua pada pembentukan PDRB setelah sektor pertanian. Sebagai sektor strategis, sektor perdagangan memegang peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kotawaringin Barat karena sangat terkait dengan sektor-sektor lain seperti sektor Pertanian, Industri, Pariwisata dan lainnya. Sektor Perdagangan terbagi dalam perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri.

Sebagaimana arah kebijakan nasional bahwa untuk meningkatkan Penerimaan Negara dari Sektor Perdagangan khususnya Perdagangan Luar Negeri diarahkan untuk peningkatan ekspor.

Tabel 2.109

Nilai dan Realisasi Volume Ekspor Perdagangan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2013- 2016

Uraian Tahun

2013 2014 2015 2016

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-141 Nilai (US$)

Volume (m³) Volume (MT)

215.253.097,17 147.413,3316

851.858,935

183.735.699,94 157.437,0798

622.696,302

186.428.669,99 517.458,6212

554.615,120

120.298.709,60 - - Sumber:Disperindag. Kab.Kotawaringin Barat

Dengan berlakunya kebijakan pemerintah pusat bahwa pengelola data export-impor menjadi kewenangan BPS maka Dinas Perindag tidak dapat menyajikan informasi realisasi volume export tahun 2016 secara lebih detail dan tepat waktu. Realisasi nilai ekspor pada tahun 2016 sebesar 120.298.709,60 US$.

Jika dibandingkan dengan realisasi nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar 186.428.669,99 US$ mengalami penurunan cukup segnifikan yaitu sebesar 66.129.960,39 US$ (-35,47 %), Pelemahan ekonomi secara internasional masih berdampak sehingga volume permintaan produk export ikut mengalami penurunan.

Komoditas yang diekspor mencakup 3 jenis komoditi utama terdiri dari

(1)Kayu, barang dari kayu, (2)Lemak & minyak hewan/nabati dan (3)Bijih, kerak, dan abu logam dengan tujuan ekspor antara lain ke negara Asean, Eropa, Timur Tengah, China, Jepang dan India

Untuk meningkatkan dinamika perdagangan telah dilakukan perlindungan keberadaan pasar tradisional sebagai tempat transaksi masyarakat. Hal ini menjadi konsentrasi Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar yang mana perdagangan adalah merupakan urusan pilihan. Program yang dilaksanakan yaitu Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri dan Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan. Pada program ini Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar Menjadi leading sektor pada Penanganan Pasar di Kabupaten Kotawaringin Barat.

4.2.8. URUSAN KETRANSMIGRASIAN

Transmigrasi merupakan salah satu cara atau metode untuk mempercepat pembangunan dan pertumbuhan daerah. Sejalan dengan berlakunya otonomi daerah, yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat, telah diamanatkan kepada semua penyelenggara pembangunan untuk merubah tata cara pelaksanaan pembangunan termasuk pembangunan transmigrasi agar lebih mengedepankan peran daerah untuk lebih berdayaguna dalam setiap kegiatannya.

Untuk itu penyelenggaraan program transmigrasi saat ini dalam pelaksanaannya dilandasi atas kebutuhan daerah, diwujudkan dengan inisiatif

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-142 daerah dan dilaksanakan daerah serta difasilitasi oleh pusat yang bermanfaat bagi daerah itu sendiri. Perencanaan dan pelaksanaan program transmigrasi harus memberikan tempat proporsional kepada daerah, baik daerah asal maupun daerah tujuan transmigran melalui kerjasama antar daerah. Oleh karena itu, berkaitan dengan peran pemerintah daerah sebagai pelaksana (rowing) sedangkan pemerintah pusat sebagai fasilitator dan memberikan arahan (steering), maka dalam pelaksanaan pembangunan transmigrasi dilakukan dengan pendekatan demand side.Artinya, pembangunan transmigrasi disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat dan pemerintah daerah setempat yang melibatkan pemerintah provinsi dengan dukungan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat, sebagai daerah penerima calon transmigran, telah bekerjasama dengan daerah pengirim dalam penyelenggaraan transmigrasi. Kerjasama tersebut diharapkan dapat memudahkan penyelenggaraan transmigrasi, sehingga permasalahan-permasalahan yang ada dapat diminimalisir sedini mungkin.

Tabel 2.110 I Transmigrasi Penduduk Asal

1. Kabupaten Bekasi II Transmigrasi Penduduk Setempat

1. Kabupaten

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-143 No. Daerah Asal Jumlah

KK

Jumlah Jiwa

Waktu

Penempatan Lokasi Penempatan 2. Kabupaten

Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah

25 100 09-12-2009 Kumai Seberang, Kel.

Kumai Hilir, Kec. Kumai

3. Kabupaten

Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah

35 138 27-11-2010 Kumai Seberang, Kel.

Kumai Hilir, Kec. Kumai

Jumlah 275 1.095

Sumber : Disnakertrans Kab. Kotawaringin Barat 2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah.

Permasalahan pembangunan daerah adalah adanya kesenjangan antara kinerja pembangunan Kabupaten Kotawaringin Barat yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dilakukan. Identifikasi permasalahan pembangunan dapat diidentifikasi dari informasi pada gambaran umum daerah dan evaluasi kinerja pembangunan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis permasalahan pembangunan untuk masing-masing aspek dan urusan, serta kesepakatan dari para pemangku kepentingan maka permasalahan pembangunan Kabupaten Kotawaringin Barat pada tahun 2018 yang akan datang adalah, sebagai berikut:

2.3.1. Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah.

Suatu permasalahan daerah dianggap memiliki nilai prioritas jika berhubungan dengan tujuan dan sasaran pembangunan khususnya program pembangunan daerah (RPJMD) dengan prioritas pembangunan daerah (RKPD) pada tahun rencana serta prioritas lain dari kebijakan nasional/provinsi/kabupaten yang bersifat mandatory.

Dalam dokumen PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT (Halaman 173-178)