• Tidak ada hasil yang ditemukan

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Dalam dokumen PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT (Halaman 156-160)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BABVI PENUTUP

2016 Target Realisasi

1. URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki potensi panjang pantai sebesar 178 km sehingga potensi dari penangkapan di perairan laut cukup besar. Di samping itu juga ada sungai besar dan kecil, danau dan rawa yang juga mempunyai potensi baik untuk penangkapan maupun budidaya. Sumber air cukup melimpah di Kabupaten Kotawaringin Barat sehingga potensial untuk pengembangan budidaya perikanan, meliputi kolam, keramba, jaring apung maupun tambak, yang tersebar di semua kecamatan. Usaha untuk meningkatkan perikanan budidaya perlu terus digalakan untuk mengurangi ketergantungan dari perikanan tangkap. Produksi perikanan secara keseluruhan pada tahun 2016 di Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar 19.922,39 ton.

Produksi ikan di daerah Kabupaten Kotawaringin Barat selama ini masih bertumpu pada usaha penangkapan ikan, yaitu perairan laut dan perairan umum (sungai, danau, rawa). Peningkatan produksi ikan perairan umum berhubungan dengan permintaan pasar yang meningkat dan sumberdaya perairan umum yang potensial, maka perlu adanya peningkatan dan revitalisasi pembangunan perikanan melalui pengembangan sarana-prasarana produksi perikanan dan kelautan.

Dalam perdagangan skala besar, sektor ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan nilai ekspor. Padahal dilihat dari potensi yang ada, sektor ini memiliki potensi yang besar dalam menunjang pemasukan devisa negara terutama dari perikanan laut

Pemberdayaan ekonomi masyarakat yang masih tertinggal perlu dilakukan, terutama di kawasan perairan umum dan pantai. Hal tersebut dilakukan guna peningkatan hasil usaha dan pengembangan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan. Selain hal tersebut diatas, perlu juga dilakukan perlindungan dan pengembangan reservasi ikan (sungai).

Pengukuran capaian kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-122 Tabel 2.82

Capaian Indikator Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan Di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2016

No. Indikator 2015 2016

Target (Ton)

Realisasi

(Ton) % target 1. Produksi perikanan (ton) 16.055,81 18.700 19.922,39 106,54 2. Produksi Perikanan

tangkap (ton) 12.050,40 13.650 14.792,70 108,37 a. Perairan Laut 10.896,70 11.812,50 10.874,40 92,06 b. Perairan Umum 1.153,70 1.837,50 3.918,30 213,24 3. Produksi Perikanan Budi

daya (ton) 4.005,41 5.050 5.129,69 101,58

a. Budidaya Air Payau 626,19 900 918,20 102,02 b. Budidaya Air Tawar 2.996,15 3.582 3.811,16 106,40 c. Budidaya Perairan Laut 383,07 568 400,33 70,48 4. Rata-rata Konsumsi ikan

per orang/tahun (kg) 41,35 43,5 43,5 100

5. Peningkatan produksi

perikanan budidaya (ton) 174,32 500 518,66 11,25 6. Peningkatan produksi

benih ikan ( juta ekor) 941,73 1.170.000 1.577.193 134,80

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kobar2016

Berdasarkan Tabel diatas dari indikator yang ada mengalami kenaikan produksi bila dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya, ini di kerenakan pada tahun 2016 perubahan iklim el nino tidak sepanjang tahun 2015 yang menyebabkan beberapa fisik lokasi rawa atau danau yang kering/ luasan berkurang, sedangkan untuk perairan laut kondisi asap mengurangi/mengganggu aktivitas penangkapan ikan.

Jumlah kapal penangkapan ikan perairan laut terdiri dari 195 perahu tanpa motor, 975 kapal ukuran 0 – 5 GT, 134 kapal ukuran 5 - 30 GT, dan 5 kapal ukuran lebih dari 30 GT. Jumlah kapal penangkapan ikan diperairan umum terdiri dari 424 buah perahu tanpa motor dan 583 buah motor tempel.

Alat tangkap perairan laut terdiri dari jaring insang tetap sebanyak 604 buah, jaring tiga lapis sebanyak 796 buah, jaring insang hanyut sebanyak 318 buah, purseine sebanyak 53 buah, rawai sebanyak 210 buah, serok sebanyak 65 buah, alat penangkap kerang 25 buah, bubu 170 buah lain-lain sebanyak 115 buah. Alat tangkap perairan umum terdiri dari jaring insang tetap sebanyak 632 buah, bubu sebanyak 460 buah, pancing sebanyak 370 buah, rawai sebanyak 680 buah, jala tebar sebanyak 313 buah, sero sebanyak 40, garpu tomba, dan lain-lain 205 buah.

Potensi usaha budidaya tambak tahun 2016 di Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar 35.200 ha. Dari luasan tersebut yang sudah diusahakan dan aktif beroperasi seluas 93,63 ha atau sebanyak 362 Rumah Tangga Perikanan (RTP),

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-123 terdapat di Kecamatan Kumai seluas 87,43 ha atau 671 unit tambak atau 341 RTP dan Kecamatan Arut Selatan 6,2 ha yang terdiri dari 24 unit tambak atau 21 RTP dengan total produksi 918,2 ton.

Untuk perkembangan usaha budidaya kolam ikan di Kabupaten Kotawaringin Barat sudah berkembang di 6 (enam) Kecamatan terdiri dari Kecamatan Arut Selatan, Pangkalan Lada, Pangkalan Banteng, Kotawaringin Lama, Kumai dan Arut Utara, terdiri dari 1.520 RTP dengan luas areal 44,74 ha dan 3.388 unit. Hasil produksi sebesar 1.900,28 ton terdiri dari ikan mas, nila, lele, gurame, gabus dan patin.

Usaha budidaya Keramba dan keramba Jaring Apung (KJA) di Kabupaten Kotawaringin Barat berada di sepanjang daerah aliran sungai Arut dan Lamandau.

Areal yang telah dimanfaatkan sebesar 12,90 ha atau sebanyak 7.662 unit.

Jumlah hasil produksi sebesar 1.910,88 ton terdiri dari ikan nila, patin, mas, jelawat, toman, baung, bawal, batutu dan ikan lainnya.

Usaha budidaya rumput laut hanya di Desa Teluk Bogam dengan jumlah 60 RTP, luas areal 10 ha atau sebanyak 600 unit. Jumlah produksi sebesar 400,33 ton basah. Bila dibandingkan dengan tahun - tahun sebelumnya mengalami penurunan yang sangat signifikan, hal ini disebabkan pembudidaya kekurangan bibit rumput laut terutama pada musim penghujan. Mereka tidak bisa mempertahankan bibit rumput laut untuk bisa dijadikan bibit setelah musim hujan berakhir.

Usaha budidaya mina padi masih belum dikembangkan, untuk menyebarluaskan usaha budidaya mina padi, pada tahun 2016 dibuat kawasan terpadu pertanian di Kecamatan Arut Selatan dan Kecamatan Pangkalan Banteng yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dan juga atas keinginan dari masyarakat setempat.

Sasaran produksi usaha budidaya ikan pada tahun 2016 sebesar 5.050 ton dan mencakup rumah tangga perikanan (RTP) sebanyak 1.750 RTP, dengan rincian : jumlah unit usaha budidaya tambak 800 ha, dengan produktivitas 500-1.000 kg/Ha/tahun, kolam ikan 140 ha, dengan produktivitas 10.000-20.000 kg/Ha/tahun, karamba 2.850 unit dengan produktivitas 400-1.000 kg/unit/tahun, serta rumput laut 500 unit dengan produktivitas 400 ton /tahun (basah).

Perkembangan pengendalian mutu dan pemasaran hasil perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat secara umum masih sangat minim sarana dan prasarana. Hal ini dapat dilihat dari jumlah unit pengolahan, pabrik es dan lain sebagainya yang mendukung kegiatan pengendalian mutu dan pemasaran hasil perikanan. Namun demikian dalam beberapa tahun ini usaha untuk meningkatkan

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-124 mutu produk hasil perikanan serta perluasan pasar ikan telah banyak diusahakan, antara lain :

a. Pembangunan gedung outlet pemasaran ikan;

b. Pengadaan alat penepung ikan, alat penghancur es, ice storage, long pan dan ice can;

c. Pengadaan box dingin (cool box) untuk menjaga rantai dingin;

d. Pembangunan pasar ikan;

e. Peralatan outlet pemasaran ikan.

Pengendalian mutu produk hasil perikanan sangat bergantung pada sarana rantai dingin, hal ini karena produk perikanan merupakan jenis produk yang mudah busuk (Ferisablefood) dimana perlu terjaga rantai dingin dari pasca penangkapan/pasca budidaya hingga sampai ke konsumen.

Pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan di Kabupaten Kotawaringin Barat pada tahun 2016 difokuskan pada pelaksanaan pengawasan penangkapan ikan yang ramah lingkungan dan penertiban ijin usaha perikanan.

Hasil pengawasan dilapangan berupa pelarangan penggunaan alat/bahan penangkap ikan yang dilarang seperti strum sebanyak 1 kasus, trawl sebanyak 2 kasus dan potasium sebanyak 1 kasus, perijinan usaha penangkapan ikan 1 kasus dan penangkapan ikan yang dilindungi (duyung) sebanyak 1 kasus.

Salah satu program pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang yang sangat mendesak adalah pembentukan daerah suaka perikanan, dimana hal ini sangat penting guna menjaga dan melestarikan sumberdaya kelautan dan perikanan dari kerusakan yang tidak diinginkan. Pada perkembangan beberapa tahun ini telah pula disusun zonasi/daerah sumberdaya kelautan.

Beberapa potensi sumberdaya kelautan yang dapat dikelola menjadi daerah suaka antara lain :

1. Gosong Senggora;

2. Gosong Sepagar;

3. Gosong Sebogor-Lubang Buaya;

4. Danau Masorayan;

5. Danau Seluluk;

6. Danau Terusan;

7. Danau Gatal Kiri-Kanan.

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-125 2. URUSAN PERTANIAN

2.1 Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan

Sektor pertanian memiliki peran yang sangat strategis dalam struktur perekonomian Kabupaten Kotawaringin Barat. Selain sebagai penyedia bahan pangan baik nabati maupun hewani, sektor ini berperan dalam rangka penyediaan lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan sumber pendapatan masyarakat di perdesaan, disekaligus pemenuhan input bagi sektor industri pengolahan.

Kontribusinya terhadap pembentukan PDRB terbesar dibandingkan sektor-sektor lainnya.

Capaian Indikator Kinerja Urusan Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan pada tahun 2016 selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel. 2.83

Capaian Indikator Kinerja Urusan Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2015-2016

No. Indikator Kinerja Capaian 2015

2016

Target Capaian % Pelayanan Urusan Pilihan

1. Pertanian Tanaman Pangan

Dalam dokumen PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT (Halaman 156-160)