• Tidak ada hasil yang ditemukan

URUSAN SOSIAL

Dalam dokumen PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT (Halaman 147-151)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BABVI PENUTUP

22. URUSAN SOSIAL

Permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat membutuhkan penanganan yangkomprehensif dari berbagai pihak, baik dari Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),Organisasi Sosial (Orsos), tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemudamaupun unsur masyarakat secara keseluruhan.

Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat berkomitmen untuk menjadi leading sektor bagi penanganan berbagaimasalah sosial di tingkat kabupaten.

Sasaran dari bidang sosial adalahPenyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yaitu seseorang,keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dankreatif dengan lingkungannya, atau tidak dapat melaksanakanfungsi sosialnya. Kesulitan, hambatan atau gangguan tersebut dapatberupa kemiskinan, keterbatasan, kecacatan, ketunaan sosial,keterbelakangan atau kondisi perubahan lingkungan yang kurangmendukung. Dalam upaya pemberdayaan kesejahteraan sosial kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terutama keluarga miskin, pada tahun 2016 telah dilakukan upaya pemberdayaan melalui kegiatan pengadaan sarana dan prasarana pendukung usaha bagi keluarga miskin untuk 26 Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan pemberian bantuan kepada 20 KUBE Keluarga Miskin Perdesaan yang berasal dari Kementerian Sosial RI, serta diberikan bantuan modal usaha ekonomi produktif (UEP) yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE) untuk 5 Kelompok (15 orang) berupa peralatan mesin jahit kepada peserta hasil kegiatan pelatihan keterampilan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial di LBK Pangkalan Bun.

Program pemberdayaan sosial pada tahun 2016 banyak melakukan beberapa kegiatan dalam mendukung pembangunan kesejahteraan sosial masyarakat dan sesuai dengan perencanaan Dinas Sosial yang telah ditetapkan.

Studi Banding PANDU GEMPITA yang dilakukan merupakan Kegiatan dalam mendukung pengembangan model kelembagaan perlindungan sosial di Kabupaten Kotawaringin Barat. Pada Tahun 2016 Studi Banding PANDU GEMPITA (pelayanan terpadu gerakan masyarakat peduli kabupaten/kota sejahtera) dilakukan ke Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah peserta sebanyak 11 orang. Dalam pelaksanaan kaji banding tersebut dalam

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-113 pelaksanaannya melibatkan instansi terkait seperti Dinas Sosial, DPRD, Sekretariat Daerah, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, dan DPKAD. Dalam kegiatan peningkatan jejaring kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial masyarakat dilaksanakan pemberian bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) untuk 3 Karang Taruna, Penyediaan jasa cuci motor, bengkel motor. Pemberdayaan organisasi sosial (orsos) berupa yayasan atau organisasi dalam bentuk lain milik masyarakat yang melaksanakan penanganan PMKS, seperti Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dalam atau luar panti yang jumlahnya telah mencapai 21 orsos atau yayasan.

Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat mempunyai Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 19 orang. Pelaksanan pendampingan pada tahun 2016 menjangkau sasaran sebanyak 2.806 KK peserta PKH yang tersebar di 6 kecamatan.

Pada kegiatan pelestarian dan pendayagunaan nilai kepahlawanan, keperintisan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial, sebagai upaya tetap eksis dan establish peran pemerintah daerah masih sebatas memberikan bantuan dalam bentuk makanan dan peralatan mandi, yang dilaksanakan melalui kegiatan anjangsana ke Panti Asuhan, Lembaga Permasyarakatan, Rumah Sakit Daerah, Sekolah Luar Biasa dan Pondok Pesantren.

Pada tahun 2016 Kabupaten Kotawaringin Barat menjadi tuan rumah dalam kegiatan peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional HKSN pada tanggal 15 Desember 2016. Adapun rangkaian kegiatan pada peringatan yaitu upacara peringatan HKSN di halaman Kantor Bupati Kabupaten Kotawaringin Barat, pelayanan pembuatan akte kelahiran, pelayanan pembuatan kartu keluarga, penyelenggaraan nikah massal, pemberian paket bantuan untuk anak sekolah, pemberian bantuan kursi roda.

Program Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial melaksankan berbagai kegiatan sesuai dengan arah rencana kerja (Renja) Dinas Sosial pada tahun 2016. Pada tahun 2016 terdapat 2 orang dengan kecacatan yang dikirim untuk mengikuti pelayanan rehabilitasi sosial vokasional di Balai Besar Bina Daksa Prof.

DR Suharso Surakarta Provinsi Jawa Tengah, 1 orang mendapatkan UEP pengembangan bagi penyandang disabilitas, pelaksanaan rapat kerja Komisi Daerah Lanjut Usia (Komda Lansia), pelaksanaan Sosialisasi Narkoba bagi pelajar, pembinaan Pekerja Seks Komersial (PSK) sebanyak 19 orang yang terjaring dalam operasi PEKAT yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial dan Satpol PP Kabupaten Kotawaringin Barat. Sedangkan pada tahun 2016 tidak ada pemberian bantuan bahan makanan sembako dikarenakan pendanaan yang telah

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-114 direncanakan pada awal tahun mengalami rasionalisasi.

Kegiatan lain yang terkait dengan rehabilitasi sosial yaitu Program Pembinaan Anak Terlantar melalui kegiatan pelatihan keterampilan dan praktek kerja bagi anak terlantar memberikan pelayanan berupa pelatihan kerajinan tangan (hand craft) kepada 15 (lima belas) anak yang dilaksanakan di Loka Bina Karya (LBK) Pangkalan Bun dan pengiriman klien sebanyak 5 (lima) orang ke Panti Sosial Bina Remaja dan Karya Wanita (PSBRKW) Palangkaraya. Selain itu sebagai tindak lanjut dari pelatihan di Loka Bina Karya (LBK) telah dibentuk 3 KUBE dan masing-masing KUBE mendapatkan bantuan stimulan berupa pemberian peralatan dan perlengkapan pembuatan akrilik dan bahan kain panel.Pada kegiatan Pengembangan Bakat dan Keterampilan Anak Terlantar, pelayanan yang diberikan berupa Pemberian Bantuan Stimulan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) kepada 10 (sepuluh) anak terlantar/putus sekolah, terdapat 2 bayi terlantar dan hak asuhnya telah diberikan kepada orang tua asuh adopsi dan pelayanan pemberian rekomendasi pengangkatan anak atau proses adopsi sebanyak 4 orang.

Program Bantuan dan Jaminan Sosial pada tahun 2016 melalui PMKS telah memberikan bantuan pemulangan kepada pekerja migran terlantar sebanyak 179 orang (lebih banyak dibanding pemulangan ex migran pada tahun 2015 sebanyak 107), pemulangan eks napi sebanyak 26 orang, dan pemulangan gepeng sebanyak 2 orang. Disamping itu telah terlaksana pendampingan kepada Penerima Bantuan Jaminan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 2.806 KK yang tersebar di 6 kecamatan. Dan juga telah terlaksana pemberian surat rekomendasi BPJS bagi masyarakat miskin atau tidak mampu sebanyak 791 orang.

Tabel 2.77

Capaian Indikator Kinerja Urusan Sosial di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2016 No. Indikator Satuan Capaian

2015

Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Kotawaringin Barat2016

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-115 23. URUSAN KEBUDAYAAN

Keberagaman suku dan ras penduduk ini tentunya juga menyebabkan keberagaman seni dan budaya yang berkembang. Masing-masing budaya terpetakan dengan sangat baik. Kesenian yang bekembang di suatu kecamatan biasanya juga merefleksikan dominasi kesukuan yang mendiami wilayah tersebut.

Di Kecamatan Arut Selatan sebagai ibukota Kabupaten, kesenian yang berkembang didominasi oleh budaya dengan ciri khas Melayu, yang merupakan asal usul Kesultanan Kotawaringin. Terdapat 44 grup kesenian, terdiri dari kesenian hadrah, rebana dan tari tradisional dayak pedalaman dan seni tradisional daerah lain di nusantara seperti Kesenian Sunda, Padang dan Jawa. Adapun penyelenggaraan kegiatan kesenian di tahun 2016 ini sebanyak 5 kali event besar dan 1 event berskala nasional yaitu Festival Keraton Nusantara X yang dihadiri 65 Kerjaan dan Kesultanan dari Nusantara. Sedangkan di Kecamatan Arut Utara, budaya dan adat Dayak dominan dalam kehidupan sehari-hari terdapat 7 sanggar, adapun untuk desa tertentu terdapat kesenian pesisir dan jawa. Di Kecamatan Kotawaringin Lama kebudayaan yang berkembang juga diwarnai ciri Melayu.

Kecamatan Kotawaringin Lama merupakan pusat Kesultanan Kotawaringin.

Sementara itu, di Kecamatan Pangkalan Lada budaya yang berkembang didominasi budaya Jawa.

Di Kecamatan Pangkalan Lada terdapat 30 grup dan kelompok kesenian yang terdiri dari grup reog, kuda lumping, wayang dan tari tradisional, bahkan juga barongsai serta Sanggar Tari Dayak. Kecamatan Pangkalan Lada tercatat paling aktif menyelenggarakan pementasan kesenian, dimana tahun 2016 terjadi 7 kali penyelenggaraan kesenian. Pergelaran tersebut merupakan bagian dari kebudayaan dan kepercayaan masyarakat yang melekat dalam kehidupan.

Misalnya untuk memperingati tahun baru Hijriyah diadakan bersih desa dan pergelaran wayang. Kegiatan berkesenian biasanya ditampung di gedung serbaguna milik desa ataupun di lapangan. Dengan demikian dapat diasumsikan masing-masing desa di Pangkalan Lada memiliki saranafasilitas seni.

Senada dengan Kecamatan Pangkalan Lada, Kecamatan Pangkalan Banteng juga didominasi kebudayaan Jawa. Terdapat 16 grup kesenian di kecamatan ini, dengan 3 kali penyelenggaraan kesenian dan budaya selama tahun 2016.Sedangkan di Kecamatan Kumai, budaya yang berkembang dominan budaya pesisir lokal. Terdapat 29 grup kesenian dan satu kali penyelenggaraan kegiatan seni budaya pada 2016.

Sedangkan di Bidang Keagamaan terdapat Kegiatan Pelayanan Ibadah Haji dengan fasilitasi keberangkatan dan pemulangan jamaah haji dari Kota

RKPD KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2018 II-116 Pangkalan Bun menuju Kota Palangka Raya sebanyak 77 orang yang telah berjalan dengan baik dan lancar. Serta Kegiatan Peningkatan Pemahaman Nilai-Nilai Keagamaan yang merupakan rangkaian kunjungan kerja Bupati Kotawaringin Barat ke 6 (enam) Kecamatan dalam bentuk Safari Ramadhan.

Tabel 2.78

Capaian Indikator Kinerja Urusan Kebudayaan Tahun 2016 No. Indikator Satuan

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Kotawaringin Barat dan Bagian Administrasi Kesra Setda 2016

Dalam dokumen PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT (Halaman 147-151)