• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tolok Ukur Orang Mukmin dan Orang Munafik

K EADILAN S AHABAT M ENURUT D UA M AZHAB

III. Tolok Ukur Orang Mukmin dan Orang Munafik

Karena di antara para sahabat terdapat orang-orang munafik yang tidak mengetahui mereka kecuali Allah, dan Rasul-Nya saw. telah memberita- hukan bahwa tidak akan mencintai Ali kecuali orang mukmin dan tidak membencinya kecuali orang munafik—sebagaimana hal itu diriwayatkan oleh Imam Ali as. sendiri,4 Ummul Mukminin Ummu Salamah,1

1 Shahîh Al-Bukhârî, kitab At-Tafsîr, tafsir surat Al-Ma’idah, bab wa kuntu ‘alaihim

syahîdan mâ dumtu fîhim falammâ tawaffaitanî dan kitab Al-Anbiyâ’, bab wat- takhadzallâh Ibrahim(a) khalîla(n); Sunan At-Tirmidzî, bab-bab Shifah Al-Qiyâmah, bab

Mâ Jâ’a fî Sya’n(i) Al-Hasyr, tafsir surat Thaha.

2Shahîh Al-Bukhârî, kitab Ar-Riqâq, bab Fî Al-Haudh, jil. 4, hal. 95 dan kitab Al-Fitan,

bab Mâ Jâ’a fî Qawlillâh Ta‘âlâ, “wat-taqû fitnatan lâ tushîbanna ...” (QS. Al-Anfal [8]:25); Sunan Ibn Mâjah, kitab Al-Manâsik, bab Al-Khotbah Yaum An-Nahr, ha-dis ke- 5830; Musnad Ahmad, jil. 1, hal. 453, jil. 3, hal. 28, dan jil. 5, hal. 48.

3Shahîh Muslim, kitab Al-Fadhâ’il, bab Itsbât Haudh Nabiyinâ, jil. 4/1800, hadis ke-40. 4 Imam Ali bin Abi Thalib, putra paman Rasulullah saw., Abu Thalib bin Abdul

Muthalib adalah orang yang dilahirkan di Ka‘bah, sebagaimana hal itu diriwayatkan oleh

Al-Hâkim dalam Al-Mustadrak-nya, jil. 3, hal. 483; Al-Mâlikî dalam Al-Fushûl Al- Muhimmah-nya; Ibn Al-Maghâzilî Asy-Syâfi‘î (wafat 483 H.) dalam Al-Manâqib-nya, hadis ke-3, hal. 7; Asy-Syablanjî dalam Nûr Al-Abshâr-nya, hal. 96.

Kelahiran beliau terjadi pada tanggal 13 Rajab tahun ketiga puluh dari tahun Fîl. Beliau dibaiat oleh Muhajirin dan Anshar (untuk menjadi khalifah) pada tahun 35 H. dan

Abdullah bin Abbas,2 Abu Dzar Al-Ghifârî,3 Anas bin Malik,4dan ‘Imran bun Hushain1dan sabda Rasulullah saw.: “Ya Allah, cintailah orang yang

dibunuh oleh Ibn Muljam Al-Murâdî pada malam 19 Ramadhan 40 H. di mihrab masjid Kufah. Beliau wafat pada tanggal 21 pada bulan dan tahun yang sama. Para penulis Ash- Shihâh meriwayatkan 436 hadis dari beliau. Silakan merujuk biografi beliau dalam Al-

Istî‘âb, Usud Al-Ghâbah, Al-Ishâbah, Jawâmi‘ As-Sîrah, hal. 276.

Riwayat beliau tentang hadis tersebut terdapat dalam Shahîh Muslim, jil. 1, hal. 61, bab Ad-Dalîl ‘alâ anna Hubb Al-Anshâr wa Ali min Al-Imân wa Bughdhahum min ‘Alâmât An-Nifâq; Shahîh At-Tirmidzî, jil. 13, hal. 177, bab Manâqib Ali; Sunan Ibn Mâjah, bab ke-11 dari mukadimah bukunya; Sunan An-Nasa’î, jil. 2, hal. 271, bab ‘Alâmah Al-

Mu’min dan bab ‘Alâmah Al-Munâfiq, kitab Al-Imân wa Syarâ’i‘uh; Al-Khashâ’ish, karya An-Nasa’î, hal. 38; Musnad Ahmad, jil. 1, hal. 84, 95, dan 128; Târîkh Baghdad, jil. 2, hal. 255, jil. 8, hal. 417, dan jil. 16, hal. 426; Hilyah Al-Awliyâ’, karya Abi Nu‘aim, jil. 4, hal. 185. Dan dia berkomentar, “Hadis itu adalah hadis yang sahih dan disepakati.”; Târîkh Al-Islam, karya Ad-Dzahabî, jil. 2, hal. 198; Târîkh Ibn Katsîr, jil. 7, hal. 354; Al-

Istî‘âb, jil. 2, hal. 461; Usud Al-Ghâbah, jil. 4/292; Kanz Al-‘Ummâl, jil. 15, hal. 105; Ar- Riyâdh An-Nadhirah, jil. 2/284; Al-Manâqib, karya Al-Maghâzilî, hadis 225, hal. 190.

1 Ummu Salamah adalah Hindun binti Abi Umaiyah bin Al-Mughîrah Al-Qurasyî Al-

Makhzûmî. Sebelum menikah dengan Rasulullah saw., ia pernah menikah dengan Abu Salamah bin Abdil Asad Al-Makhzûmî. Mereka berdua telah masuk Islam sejak periode pertama dan berhijrah ke Habasyah, dan kemudian ke Madinah. Ketika Abu Salamah luka pada perang Uhud dan wafat pada tahun ke-3 Hijriah, Rasulullah saw. mengawininya, dan pada waktu itu ia sudah mempunyai anak. Ia meninggal dunia setelah pembantaian Imam Husain as. pada tahun 61 Hijriah. Para penulis Ash-Shihâh meriwayatkan hadis darinya sebanyak 378 hadis. Silakan merujuk biografi-nya dan biografi suaminya di dalam buku Usud Al-Ghâbah, Jawâmi‘ As-Sîrah, hal. 276, dan Taqrîb At-Tahdzîb, jil. 2, hal. 617.

Hadisnya tentang orang-orang munafik itu terdapat dalam buku Sunan At-Tirmidzî, jil. 13/168; Musnad Ahmad, jil. 6/292; Al-Istî‘âb, jil. 2, hal. 460 melalui aneka ragam jalur periwayatan; Târîkh Ibn Katsîr, jil. 7/354; Kanz Al-‘Ummâl, cet. 1, jil. 6/158.

2 Abdullah, putra paman Rasulullah saw., Abbas bin Abdul Muthalib. Ia dilahirkan tiga

tahun sebelum hijrah dan wafat pada tahun 68 H. di Tha’if. Para penulis Ash-Shihâh

telah meriwayatkan hadis darinya sebanyak 1660 hadis. Biografinya dapat didapatkan dalam Usud Al-Ghâbah, Al-Ishâbah, dan Jawâmi‘ As-Sîrah, hal. 176.

3 Abu Dzar Jundab atau Buraid bin Junadah, Abdullah, As-Sakan, atau selain itu. Ia

termasuk orang yang pertama masuk Islam dan berhijrah terakhir. Dia mengalami peperangan Rasulullah saw. setelah perang Badar. Ia meninggal dunia dalam pengasingannya di Rabadzah pada tahun 32 H. Para penulis Ash-Shihâh telah meriwayatkan darinya sebanyak 281 hadis. Biografinya terdapat dalam buku At-Taqrîb, jil. 2, hal. 420; Jawâmi‘ As-Sîrah, hal. 277; Abdullahh bin Saba’, jil. 2.

4 Anas bin Malik bin An-Nadhar Al-Anshârî Al-Khazrajî. Dia sendiri meriwayatkan

telah berkhidmat kepada Rasulullah selama sepuluh tahun. Ia selalu memoles kedua lengannya dengan semacam minyak wangi lantaran keputihan yang ada padanya. Hal itu dikarenakan doa Imam Ali as. atasnya supaya Allah menjadikan kulitnya belang keputihan yang tidak bisa ditutupi oleh serbannya lantaran ia enggan untuk memberikan kesaksian atas (kebenaran) hadis Al-Ghadîr. Ia menyebutkan peristiwa itu dalam Al-

mencintainya dan bencilah orang membencinya,”2 beberapa sahabat sangat berhati-hati dalam mengambil ajaran-ajaran agama mereka dari seorang sahabat yang memusuhi Ali dan tidak me-ngakuinya sebagai pemimpin, karena mereka khawatir sahabat tersebut termasuk orang-orang munafik yang tidak mengetahui mereka kecuali Allah.

Pendapat (beberapa sahabat) tentang tolok ukur (orang munafik dan orang mukmin) itu sangat masyhur pada masa Rasulullah saw.

Abu Dzar berkata: “Kami tidak mengenal orang-orang munafik

kecuali melalui pembohongan mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya, kengganan mereka untuk mengerjakan salat, dan kebencian mereka

terhadap Ali bin Abi Thalib.”3

Abu Sa‘id Al-Khudrî berkata: “Sesungguhnya kami, orang-orang

Anshar mengenal orang-orang munafik melalui kebencian mereka ter-

hadap Ali bin Abi Thalib.”4

A‘lâq An-Nafîsah, hal. 122 dan perinciannya terdapat dalam syarah Nahjul Balâghah, jil. 4, hal. 388. Ia meninggal dunia di Bashrah setelah tahun sembilan puluhan. Para penulis Ash-Shihâh telah meriwayatkan darinya sebanyak 2287 hadis. Biografinya ini disebutkan dalam buku Usud Al-Ghâbah, At-Taqrîb, dan Jawâmi‘ As-Sîrah, hal. 276. Dan riwayatnya tentang (tanda-tanda) orang-orang munafik tersebut terdapat di dalam buku Kanz Al-‘Ummâl, cet. 1, jil. 7, hal. 140.

1 Abu Najid ‘Imran bin Hushain Al-Khuzâ‘î Al-Ka‘bî. Ia masuk Islam pada tahun

terjadinya perang Khaibar. Ia pernah menjadi sahabat Rasulullah saw. dan pernah juga menjadi hakim di Kufah. Ia meninggal dunia di Bashrah pada tahun 52 H. Para penulis Ash-Shihâh telah meriwayatkan hadis darinya sebanyak 180 hadis. Riwayatnya tentang orang-orang munafik tersebut terdapat dalam buku Kanz Al-‘Ummâl, cet. 1, jil. 7, hal. 140. Biografinya terdapat dalam buku At-Taqrîb, jil. 2/72, Jawâmi‘ As-Sîrah, hal. 277.

2Sunan At-Tirmidzî, jil. 13, hal. 165, bab Manâqib Ali; Sunan Ibn Mâjah, bab Fadhl Ali,

hadis ke-116; Khashâ’ish An-Nasa’î, hal. 4 dan 30; Musnad Ahmad, jil. 1, hal. 84, 88, 118, 119, 152, dan 330, jil. 4, hal. 281, 368, 370, dan 372, jil. 5, hal. 307, 347, 350, 358, 361, 366, 419, dan 568; Mustadrak Ash-Shahîhain, jil. 2, hal. 129 dan jil. 3, hal. 9; Ar- Riyâdh An-Nadhirah, jil. 2, hal. 222-225; Târîkh Baghdad, jil. 7, hal. 377, jil. 8, hal. 290, dan jil. 12, hal. 343. Begitu buku-buku referensi yang lain.

3Mustadrak Ash-Shahîhain, jil. 3, hal. 129; Kanz Al-‘Ummâl, jil. 15, hal. 91.

4 Abu Sa‘id Sa‘d bin Malik bin Sinan Al-Khazrajî Al-Khudrî. Ia pernah mengikuti

perang Khandaq dan perang-perang setelahnya. Ia meninggal dunia pada tahun 63, 64, atau 65 Hijriah. Dan dalam sebuah riwayat, 74 Hijriah. Para penulis Ash-Shihâh telah meriwayatkan hadis darinya sebanyak 1170 hadis. Biografinya terdapat dalam buku Usud Al-Ghâbah, jil. 2, hal. 289, At-Taqrîb, jil. 1, hal. 289, Jawâmi‘ As-Sîrah, hal. 276. Dan hadisnya tentang orang-orang munafik tersebut terdapat dalam Shahîh At-Tirmidzî, jil. 3, hal. 167 dan Al-Hilyah, karya Abu Nu‘aim, jil. 6, hal. 284.

Abdullah bin Abbas berkata: “Sesungguhnya kami mengenal orang- orang munafik pada masa Rasulullah saw. melalui kebencian mereka

terhadap Ali bin Abi Thalib.”1

Jabir bin Abdullah Al-Anshârî berkata: “Kami tidak mengenal orang- orang munafik kecuali melalui kebencian (mereka) terhadap Ali bin Abi

Thalib.”2

1 Di dalam Târîkh Baghdaddisebutkan bahwa beberapa orang berada di sisi Ibn Mas‘ud.

Lalu Ibn Abbas membaca, “Yu‘jibuz-zurrâ‘a li yaghîzha bihim(ul) kuffâr(u).” (QS. Al- Fath [48]:29) Ia (Abu Sa‘id) berkata, “(Maksud ayat ini adalah) Ali bin Abi Thalib.” Kemudian ia melanjutkan, “Sesungguhnya kami mengenal ....”

2 Jabir bin Abdillah bin ‘Amr Al-Anshârî As-Sullamî. Ia adalah seorang sahabat dan

putra seorang sahabat. Ia pernah mengikuti peristiwa baiat ‘Aqabah bersama ayahnya. Ia juga pernah menghadiri tujuh belas kali perang bersama Rasulullah saw. dan perang Shiffin bersama Imam Ali. Ia meninggal di Madinah setelah tahun sembilan puluh Hijriah. Para penulis Ash-Shihâh telah meriwayatkan hadis darinya sebanyak 1540 hadis. Biografinya terdapat dalam buku Usud Al-Ghâbah, jil. 1, hal. 256-257, At-Taqrîb, jil. 1, hal. 122, dan Jawâmi‘ As-Sîrah, hal. 276. Hadisnya ten-tang orang-orang munafik tersebut terdapat dalam Al-Istî‘âb, jil. 2, hal. 464; Ar-Riyâdh An-Nadhirah, jil. 2, hal. 284; Târîkh Adz-Dzahabî, jil. 2, hal. 198. Teks riwayatnya (dalam Târîkh Adz-Dzahabî

adalah), “Kami tidak mengenal orang-orang munafik umat ini ....”; Majma‘ Az-Zawâ’id,

jil. 9, hal. 133, dan teks riwayatnya, “Kami tidak mengenal orang-orang munafik kami,

Pasal Ketiga