• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Pustaka

TOPIK PENELITIAN

Sebelum mempertirnbangkan pustaka/literatur apa yang akan ditinjau dalam proyek penelitian, pertama-tama identifikasilah dahulu satu topik yang akan diteliti, lalu pertimbangkan apakah topik tersebut bermanfaat secara praktis atau tidak. Topik adalah subjek atau materi subjek penelitian, seperti "pengajaran sekolah," "kreativitas organisasi," atau "tekanan psikologis." Buatlah abstraksi tentang topik tersebut dalam beberapa paragraf. Topik inilah yang nantinya akan menjadi gagasan utama yang harus dipelajari dan dieksplorasi oleh peneliti.

Dalam hal ini, ada beberapa cara untuk memperoleh pemahaman mengenai topik penelitian (dengan asumsi bahwa topik ini harus dipilih sendiri oleh si peneliti dan bukan oleh pembimbing). Salah satunya adalah dengan menulis judul yang jelas dalam proposal penelitian. Saya terkejut ketika menjumpai banyak peneliti yang sering kali gagal merancang judul awal untuk proyek penelitian mereka. Menurut saya, judul yang baik dan terencana akan menjadi jalan utama untuk masuk ke dalam penelitian—inilah gagasan nyata yang harus dimiliki peneliti agar tetap fokus pada proyek penelitiannya (lihat Glesne & Peshkin, 1992). Ketika saya melakukan

penelitian, topik akan menuntun dan memberikan saya petunjuk atas apa yang harus saya teliti, serta petunjuk yang akan saya gunakan untuk menyampaikan gagasan penelitian saya kepada orang lain. Saat para mahasiswa pertama kali memberikan prospektus penelitian mereka pada saya, saya sering meminta mereka agar terlebih dahulu merancang judul yang baik sebelum menulis penelitiannya.

Bagaimana menulis judulyang baik? Coba lengkapi kalimat ini, ―Penelitian saya akan membahas....‖ Jawabannya bisa jadi ―Penelitian saya akan membahas siswa-siswa nakal di SMA,‖ atau ―Penelitian saya akan membahas bagaimana memfasilitasi mahasiswa menjadi peneliti yang kompeten.‖ Pada tahap in, buatlah kerangka jawaban atas pertanyaan tersebut sehingga orang lain mudah menangkap maksud/tujuan proyek penelitian anda. Kesalahan umum para peneliti pemula adalah bahwa mereka sering kali membuat kerangka penelitiannya dengan bahasa yang rumit dan kompleks. Kesalahan ini mungkin saja disebabkan terlalu seringnya mereka membaca artikel-artikel ilmiah yang telah mengalami revisi berkali-kali sebelum diterbitkan. Akan tetapi terlepas dari itu, proyek penelitian yang baik biasanya dilandasi dengan pemikiran-pemikiran yang jelas dan tidak rumit, mudah dibaca dan dipahami. Coba renungkan artikel yang anda baca baru-baru ini. Jika artikel tersebut mudah dibaca dan dipahami, dipastikan artikel ini ditulis dalam bahasa vang sederhana sehingga anda (pembaca) dapat dengan mudah memahaminya, selain konseptualisasi dan rancangan keseluruhan artikel yang memang ditulis dalam bentuk yang lugas dan sederhana.

Wilkinson (1991) pernah memberikan saran yang bagus dalam membuat judul: Buatlah sejelas mungkin dan hindari pernyataan-pernyataan yang berlebihan. Hilangkan kata-kata yang tidak penting, seperti ―Suatu Pendekatan...,‖ ―Sebuah Studi...,‖ dan seterusnya. Gunakan judul tunggal atau ganda. Contoh judul ganda bisa seperti "Etnografi: Memahami Persepsi Anak-anak tentang Perang." Selain saran-saran Wilkinson di atas, cobalah membuat judul yang tidak lebih dari 12 kata, hilangkan kata sandang dan preposisi yang berlebihan, dan pastikan bahwa judul tersebut sudah mencakup topik utama penelitian.

Strategi lain untuk mengembangkan topik adalah menuliskannya dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan seperti apa yang harus dijawab dalam penelitian? Buatah pertanyaan, seperti ―Ancaman apa yang paling membahayakan bagi penderita depresi?‖ ―Apa makna menjadi orang Arab dalam masyarakat Amerika saat ini?‖ ―Faktor-faktor apa saja yang membuat orang ingin berkunjung ke Midwest?‖ Ketika merancang pertanyaan-pertanyaan seperti di atas,

fokuslah anda pada topik inti dalam penelitian. Pikirkan apakah pertanyaan tersebut akan terjawab dalam penelitian Anda ataukah tidak (lihat Bab 6 dan 7 tentang tujuan, rumusan masalah, dan hipotesis penelitian).

Pertimbangkan alasan-alasan utama mengapa topik penelitian tersebut benar-benar dapat dan perlu diteliti. Suatu topik dapat diteliti jika peneliti memiliki target partisipan yang bersedia membantunya dalam melakukan penelitian dan memiliki perangkat-perangkat yang memadai dalam mengumpulkan dan menganalisis data dalam jangka waktu yang ditentukan, seperti program komputer atau perangkat-perangkat lain.

Selain kemungkinan suatu topik yang dapat diteliti, peneliti juga perlu mempertimbangkan apakah topik tersebut memang perlu diteliti. Masalahnya, untuk menentukan topik yang layak diteliti bukanlah pekerjaan yang mudah. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi kemungkinan ini. Setidak-tidaknya, hal terpenting yang harus dipertimbangkan adalah apakah topik tersebut hanya sekadar menambah pengetahuan yang sudah ada, atau sekadar menduplikasi penelitian-penelitian sebelumnya, atau justru berusaha menyuarakan kembali hak-hak kelompok atau individu yang terpinggirkan, atau membantu keadilan sosial, atau justru berusaha mentransformasi gagasan-gagasan para peneliti sebelumnya.

Untuk mengatasi masalah itu, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memanfaatkan sebanyak mungkin waktu di perpustakaan untuk membaca berbagai literatur tentang topik yang akan diteliti (tentang strategi-strategi efektif memanfaatkan perpustakaan dan sumber-sumber pustaka dapat dibaca pada subbab selanjutnya). Langkah ini harus menjadi pertimbangan utama. Para peneliti pemula mungkin saja sudah melangkah jauh dalam penelitian, seperti merancang rumusan masalah, melengkapi data penelitian, dan melakukan analisis statistik. Akan tetapi bukan tidak mungkin mereka kurang didukung oleh pihak fakultas atau perencana seminar karena penelitian mereka tidak memberikan sesuatu yang baru. Tanyakan pada diri Anda, ―Bagaimana proyek saya ini memiliki kontribusi pada literatur?‖ Pertimbangkan pula apakah proyek penelitian anda akan membahas suatu topik yang belum diteliti, ataukah akan memperluas pembahasan literatur/penelitian sebelumnya dengan menyertakan elemen elemen baru, ataukan akan menduplikasi penelitian-penelitian sebelumnya, namun dengan partisipan-partisipan baru dan dalam situasi-situasi yang berbeda pula.

Mengenai apakah topik itu memang perlu diteliti atau tidak, pada hakikatnya juga berhubungan dengan apakah ada orang lain di luar lembaga peneliti yang akan tertarik pada topik

tersebut. Jika ada pilihan antara topik yang berkaitan dengan kepentingan daerah dan topik yang berkaitan dengan kepentingan nasional, saya akan memilih opsi yang terakhir karena topik tersebut memiliki daya tarik yang lebih besar bagi pembaca umum. Editor jurnal, pihak universitas, panitia serninar, dan agen pendanaan, semuanya akan mengapresiasi penelitian-penelitian yang dapat menjangkau pembaca umum. Akhirnya, isu kelayakan ini—apakah suatu topik layak diteliti atau tidak—juga berhubungan dengan cita-cita peneliti itu sendiri. Pertimbangkanlah waktu yang harus dihabiskan untuk merampungkan proyek anda, merevisinya, dan menyebarkan hasil-hasil penelitian anda. Para peneliti seharusnya merenungkan betapa penelitian dan komitmen besarnya suatu saat akan mendukung cita karier mereka, baik cita-cita ini berhubungan dengan dedikasi mereka untuk melakukan banyak penelitian, memperoleh kedudukan di masa depan, atau menaikkan pangkat/jabatan.

Sebelum membuat proposal atau melakukan penelitian, para peneliti sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor di atas dan meminta orang lain memberikan respons kritis pada topik penelitiannya. Mintalah respons-respons dari teman-teman, orang-orang yang kompeten dalam bidang tersebut, para pembimbing akadernik, dan para pengurus fakultas.