• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian Tahap Satu

4.1.2.2. Total Leukosit

dibandingkan dengan Ti maupun Tii, sedangkan nilai pada Ti lebih tinggi dan berbeda nyata dari Tii. Pada hari ke-14 dan 21 nilai hematokrit perlakuan Tiii

berbeda nyata (P<0.05) dibandingkan dengan perlakuan Ti dan Tii, sedangkan antara perlakuan Ti dengan Tii adalah tidak berbeda.

15 20 25 30 35 40 0 7 14 21

Pengamatan hari

ke-N il a i r a ta a n h e m a to k rit ( % )

Ti : Suhu 20±2 ºC Tii : Suhu 25±2 ºC Tiii : Suhu 30±2 ºC

Gambar 8. Pola perubahan nilai rataan hematokrit pada penelitian tahap satu Tabel 4. Nilai rataan prosentase hematokrit dan hasil uji Duncan pada masing-

masing perlakuan suhu.

Nilai rataan hematokrit (%)

Perlakuan suhu Hari nol Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Ti : 20±2 oC 28.27±1.07 24.36±0.94b 26.41±1.05a 25.64±1.21a Tii : 25±2 oC 29.78±0.49 21.30±1.4

6

a 24.36±1.21a 23.43±1.07a Tiii : 30±2 oC 29.41±1.59 28.26±1.07c 36.75±1.41b 38.57±1.49b

Keterangan :

a, b, c

= Nilai pada kolom yang sama tidak berbeda nyata jika terdapat huruf superscript

yang sama (P<0.05)

4.1.2.2. Total Leukosit

Hasil penghitungan total leukosit pada masing-masing perlakuan tertera pada Lampiran 5, kisaran total leukosit pada perlakuan Ti (suhu 20±2 oC), Tii

17.083,3-29.583,3; 15.483,3-25.783,3; 19.700,0-42.833,3 sel/mm3. Pola perubahan nilai rataan total leukosit pada penelitian tahap satu dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9, memperlihatkan bahwa semua perlakuan mengalami penurunan total leukosit pada hari ke-7 setelah infeksi virus, dan pada hari ke-14 semua perlakuan mengalami peningkatan total leukosit. Peningkatan total leukosit tertinggi pada hari ke-14, dicapai oleh perlakuan Tiii, diikuti perlakuan Ti dan Tii. Pada hari ke-21 kembali terjadi peningkatan total leukosit pada perlakuan Tiii, dan sebaliknya perlakuan Ti dan Tii mengalami penurunan.

10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 0 7 14 21

Pengamatan hari

ke-Nilai r a taan to ta l leuk os it ( s el/ m m 3 )

Ti : Suhu 20±2 ºC Tii : Suhu 25±2 ºC Tiii : Suhu 30±2 ºC

Gambar 9. Pola perubahan nilai rataan total leukosit pada penelitian tahap satu Tabel 5. Nilai rataan total leukosit dan hasil uji Duncan pada penelitian tahap

satu

Nilai rataan total leukosit (sel/ mm3)

Perlakuan

suhu Hari nol Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21

Ti: 20±2 oC 22016.7±862.2 17083.3±1069.3ab 29583.3±1450.29b 26850.0±2022.4a

Tii: 25±2 oC 21450.0±973.4 15483.3±1929.6a 25783.3±1464.87a 24516.7±832.7a

Tiii: 30±2 oC 22266.7±1294.5 19700.0±1456.9b 40066.7±943.84c 42833.3±1376.9b

Keterangan : a, b, c

= Nilai pada kolom yang sama tidak berbeda nyata jika terdapat huruf superscript

yang sama (P<0.05)

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan suhu berpengaruh nyata terhadap total leukosit (P<0.05) (Lampiran 6). Pengaruh suhu terhadap nilai total leukosit selama kejadian infeksi, berdasarkan uji Duncan (Tabel 5) menunjukkan bahwa, pada hari ke-7 nilai total leukosit perlakuan Tiii dan berbeda nyata

42

(P<0.05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan Tii, namun antara nilai Tiii

dengan Ti, dan antara Ti dengan Tii adalah tidak berbeda. Pada hari ke-14 nilai total leukosit perlakuan Tiii berbeda nyata (P<0.05) lebih tinggi dibandingkan dengan Tii maupun Ti, sedangkan nilai Ti lebih tinggi dan berbeda nyata dari Tii. Pada hari ke-21 nilai total leukosit perlakuan Tiii berbeda nyata (P<0.05) dibandingkan dengan Ti dan Tii, dan tidak terdapat perbedaan antara Ti dan Tii. 4.1.2.3. Penjenisan Leukosit

Penjenisan leukosit diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi terhadap preparat ulas darah ikan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada penelitian ini leukosit ikan yang teridentifikasi terdiri atas limfosit, monosit, netrofil dan trombosit. Deskripsi dari masing-masing jenis leukosit terlihat pada Gambar 10.

(a) (b)

(c ) (d)

Gambar 10. Jenis leukosit ikan mas yang teridentifikasi pada penelitian tahap satu (ditunjukkan oleh tanda panah); (a) limfosit (b) monosit (c) netrofil (d) Trombosit. Bar = 9.5 µm

Limfosit

Hasil penghitungan prosentase limfosit pada penelitian tahap satu untuk masing-masing perlakuan tertera pada Lampiran 7. Kisaran limfosit pada perlakuan Ti (suhu 20±2 oC), Tii (suhu 25±2 oC) dan Tiii (suhu 30±2 oC) secara berurut: 36,7-44,7% ; 34-42% ; 39,3-62,3%. Pola perubahan nilai rataan limfosit pada penelitian tahap satu dapat dilihat pada Gambar 11.

30 35 40 45 50 55 60 65 0 7 14 21

Pengamatan hari

ke-N ila i r a ta a n lim fo s it ( % )

Ti : Suhu 20±2 ºC Tii : Suhu 25±2 º C Tiii : Suhu 30±2 º C

Gambar 11. Pola perubahan nilai rataan limfosit pada penelitian tahap satu

Gambar 11, memperlihatkan bahwa semua perlakuan mengalami penurunan prosentase limfosit pada hari ke-7 setelah infeksi virus, dan pada hari ke-14 semua perlakuan mengalami peningkatan limfosit. Peningkatan limfosit tertinggi pada hari ke-14, dicapai oleh perlakuan Tiii, diikuti perlakuan Ti dan Tii. Pada hari ke-21 kembali terjadi peningkatan limfosit pada perlakuan Tiii, dan sebaliknya perlakuan Ti dan Tii kembali mengalami penurunan.

Tabel 6. Nilai rataan limfosit dan hasil uji Duncan pada penelitian tahap satu Nilai rataan limfosit (%)

Perlakuan

suhu Hari nol Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21

Ti : 20±2 oC 42.33±0.58 36.67±1.53ab 44.67±1.15b 43.33±1.53a

Tii : 25±2 oC 42.00±2.00 34.00±2.00a 39.67±2.08a 40.00±2.00a

Tiii : 30±2 oC 42.67±0.58 39.33±1.53b 61.00±2.00c 62.33±2.08b Keterangan :

a, b, c

= Nilai pada kolom yang sama tidak berbeda nyata jika terdapat huruf superscript

44

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan suhu berpengaruh nyata terhadap nilai prosentase limfosit pada hari ke-7, 14 dan 21 (P<0.05) (Lampiran 8). Hasil uji Duncan (Tabel 6) menunjukkan bahwa, pada hari ke-7 nilai limfosit perlakuan Tiii berbeda nyata (P<0.05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan Tii, namun Tiii tidak berbeda dengan Ti, demikian pula antara perlakuan Ti dan Tii

tidak berbeda. Pada hari ke-14 nilai limfosit perlakuan Tiii berbeda nyata (P<0.05) lebih tinggi dibandingkan dengan Tii maupun Ti, sedangkan nilai Ti lebih tinggi dan berbeda nyata dari Tii. Pada hari ke-21 nilai limfosit perlakuan Tiii berbeda nyata (P<0.05) lebih tinggi dibandingkan dengan Ti dan Tii, sedangkan antara nilai Ti dan Tii adalah tidak berbeda.

Monosit

Hasil penghitungan prosentase monosit pada penelitian tahap satu untuk masing-masing perlakuan tertera pada Lampiran 7. Kisaran prosentase monosit pada perlakuan Ti (suhu 20±2 oC), Tii (suhu 25±2 oC) dan Tiii (suhu 30±2 oC) secara berurut adalah : 3,3-10,33% ; 3,7-8,7% ; 3,3-10,00%. Pola perubahan nilai rataan prosentase monosit pada penelitian tahap satu dapat dilihat pada Gambar 12. 0 2 4 6 8 10 12 0 7 14 21

Pengamatan hari

ke-N ila i r a ta a n m o n o s it (% )

Ti :Suhu 20±2 ºC Tii : Suhu 25±2 ºC Tiii : Suhu 30±2 ºC

Gambar 12, memperlihatkan bahwa semua perlakuan mengalami peningkatan prosentase monosit pada hari ke-7 setelah infeksi virus. Pada perlakuan Ti dan Tii, peningkatan prosentase monosit berlanjut pada hari ke-14, sedangkan pada perlakuan Tiii mengalami penurunan. Pada hari ke-21 terjadi penurunan kembali prosentase monosit untuk perlakuan Ti dan Tii, dan hal yang sama terjadi pula pada perlakuan Tiii.

Tabel 7. Nilai rataan monosit pada penelitian tahap satu dan hasil uji Duncan pada masing-masing perlakuan

Nilai rataan monosit (%) Perlakuan

suhu Hari nol Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21

Ti : 20±2 oC 3.33±0.58 4.67±1.53a 10.33±1.53b 4.00±1.00ab

Tii : 25±2 oC 3.67±1.15 5.67±1.53a 8.67±0.58b 4.67±0.58b

Tiii : 30±2 oC 3.33±0.58 10.00±1.00b 3.33±0.58a 2.67±1.15a Keterangan :

a, b, c

= Nilai pada kolom yang sama tidak berbeda nyata jika terdapat huruf superscript

yang sama (P<0.05)

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pada hari ke-7, 14 dan 21 perlakuan berbagai suhu berpengaruh nyata terhadap nilai prosentase monosit (P<0.05) (Lampiran 8). Hasil uji Duncan (Tabel 7) menunjukkan bahwa, pada hari ke-7 nilai monosit perlakuan Tiii berbeda nyata (P<0.05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan Tii maupun Ti, sedangkan antara perlakuan Ti dan Tii tidak berbeda. Pada hari ke-14 nilai monosit perlakuan Ti dan Tii berbeda nyata (P<0.05) lebih tinggi dibandingkan dengan Tiii, sedangkan antara Ti dan Tii adalah sama. Pada hari ke-21 nilai monosit perlakuan Tii, berbeda nyata (P<0.05) lebih tinggi dibandingkan dengan Tiii, namun Tii tidak berbeda dibandingkan dengan Ti. Sedangkan antara Tiii dan Ti adalah sama.

Netrofil

Hasil pengukuran prosentase netrofil pada penelitian tahap satu untuk masing-masing perlakuan tertera pada Lampiran 7. Kisaran prosentase netrofil pada perlakuan Ti (suhu 20±2 oC), Tii (suhu 25±2 oC) dan Tiii (suhu 30±2 oC) secara berurut adalah: 2,0-24,0% ; 2,3-26,3% ; 2,7-9,0%. Pola perubahan nilai rataan netrofil selama penelitian tahap satu dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13, memperlihatkan bahwa semua perlakuan mengalami peningkatan prosentase netrofil pada hari ke-7 setelah infeksi virus. Pada

46

perlakuan Ti dan Tii, peningkatan prosentase netrofil berlanjut hingga hari ke-14, sedangkan pada perlakuan Tiii mengalami penurunan. Pada hari ke-21 terjadi penurunan kembali prosentase netrofil untuk perlakuan Ti dan Tii, dan hal yang sama terjadi pula pada perlakuan Tiii.

0 5 10 15 20 25 30 0 7 14 21

Pengamatan hari

ke-N ilai r at aan net rof il ( % )

Ti :Suhu 20±2 ºC Tii : Suhu 25±2 ºC Tiii : Suhu 30±2 ºC Gambar 13. Pola perubahan nilai rataan netrofil pada penelitian tahap satu Tabel 8. Nilai rataan netrofil dan hasil uji Duncan pada penelitian tahap satu

Nilai rataan netrofil (%)

Perlakuan suhu Hari nol Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21 Ti : 20±2 oC 2.00±1.00 4.67±2.08a 24.00±2.65b 5.33±0.58b

Tii : 25±2 oC 2.33±0.58 5.33±1.53a 26.33±1.53b 6.33±1.15b

Tiii : 30±2 oC 2.67±0.58 9.00±1.00b 6.00±2.65a 3.33±0.58a Keterangan :

a, b, c

= Nilai pada kolom yang sama tidak berbeda nyata jika terdapat huruf superscript

yang sama (P<0.05)

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa, pada hari ke-7, 14 dan 21 perlakuan suhu berpengaruh nyata terhadap nilai prosentase netrofil (P<0.05)(Lampiran 8). Hasil uji Duncan (Tabel 8) menunjukkan bahwa, pada hari ke-7 nilai netrofil perlakuan Tiii berbeda nyata (P<0.05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan Tii dan Ti, sedangkan antara perlakuan Ti dan Tii tidak berbeda. Pada hari ke-14 dan 21 nilai netrofil perlakuan Ti dan Tii berbeda nyata (P<0.05) lebih tinggi dibandingkan dengan Tiii, sedangkan antara Ti dan Tii adalah sama.

Trombosit

Hasil pengukuran prosentase sel trombosit pada penelitian tahap satu untuk masing-masing perlakuan tertera pada Lampiran 7. Kisaran prosentase sel trombosit pada perlakuan Ti (suhu 20±2 oC), Tii (suhu 25±2 oC) dan Tiii (suhu 30±2 oC) secara berurut: 24,7 -54,0% ; 24,7-52,0% ; 29,7-52,3%. Pola perubahan nilai rataan trombosit selama penelitian tahap satu dapat dilihat pada Gambar 14.

20 25 30 35 40 45 50 55 60 0 7 14 21

Pengamatan hari

ke-Ni lai r a taan t rom bo s it ( % )

Ti : Suhu 20±2 ºC Tii : Suhu 25±2 ºC Tiii : Suhu 30±2 ºC

Gambar 14. Pola perubahan nilai rataan trombosit pada penelitian tahap satu Tabel 9. Nilai rataan trombosit dan hasil uji Duncan pada penelitian tahap satu

Nilai rataan trombosit (%) Perlakuan

suhu Hari nol Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21

Ti : 20±2 oC 52.33±2.08 54.00±1.73b 24.67±4.04a 47.33±2.89b

Tii : 25±2 oC 52.00±2.65 51.67±2.08b 24.67±2.31a 49.00±1.73b

Tiii : 30±2 oC 52.33±1.53 42.33±3.51a 29.67±4.04a 31.67±0.58a Keterangan :

a, b, c

= Nilai pada kolom yang sama tidak berbeda nyata jika terdapat huruf superscript

yang sama (P<0.05)

Gambar 14, memperlihatkan bahwa perlakuan Tii dan Tiii mengalami penurunan prosentase sel trombosit pada hari ke-7 setelah infeksi virus. Pada hari ke-14, penurunan prosentase sel trombosit berlanjut, penurunan paling rendah terjadi pada perlakuan Tii dan Ti. Pada hari ke-21 terjadi peningkatan kembali

Dokumen terkait