• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.2 Agama, Kepercayaan dan Tradisi Ritual

2.2.4 Tradisi kepercayaan terhadap pantangan-

Sebagian masyarakat Jawa Deli yang masih memegang teguh terhadap pantangan-pantangan pada masa kehamilan. Bagi seseorang yang sedang hamil sangat dianjurkan melihat hal yang baik-baik saja atau yang bagus-bagus, agar kelak anak yang dilahirkan adalah anak yang baik, cantik dan bagus-bagus pula.

Menurut Mbah Sur41 (wawancara 19 Oktober 2019) pada wanita Jawa yang sedang hamil sangat banyak sekali pantangan-pantangan yang harus

41 Beliau adalah seorang sesepuh orang Jawa yang dianggap mampu memberikan nasihat kepada warga jawa yang berada di Perbaungan. Wawancara dilakukan di kediamannya ketika beliau usai memijat seorang wanita hamil di ruangan pemijatan khusus.

dihindarkannya, hal ini tidak hanya berlaku kepada istrinya saja, tetapi juga ada pantangan-pantangan yang harus dipercaya dan dijaga oleh suaminya untuk menghindari kutukan dari roh gaib akibat pelanggaran terhadap pantangan-pantangan itu.

Kepercayaan terhadap pantangan-pantangan orang Jadel yang dapat mengakibatkan dampak tidak baik ini adalah hal yang diwariskan secara turun menurun seperti yang telah dijelaskan, maka bagi seseorang yang sedang hamil yang percaya akan hal ini sangat dianjurkan untuk tidak melanggar pantangan-pantangan tersebut. Pada masa sekarang hal ini sudah banyak ditinggalkan oleh orang-orang yang menganggapnya sebagai tahayul, walau demikian masih banyak pula yang tetap percaya akan hal ini. Bagi mereka yang percaya akan hal ini ada beberapa pantangan yang harus dijalani diantaranya adalah : tidak boleh membatin hal-hal yang buruk karena hal ini akan mengakibatkan anak yang dilahirkan nantinya lahir berwujud seperti yang dipikirkannya, misalnya seorang ibu yang sedang hamil membatin tentang keburukan seseorang maka keburukan itu akan turun kepada anak yang akan dilahirkannya.

Mbah Mus42 memaparkan beberapa hal pantangan yang harus dihindari pada masa kehamilan (wawancara 19 Oktober 2019) sebagai berikut :

- Tidak boleh berlaku kasar atau tidak baik kepada siapapun, contohnya bila seorang ibu yang sedang hamil bertindak kasar atau menghina orang maka anak yang akan dilahirkan nantinya akan berprilaku kasar atau berwujud kasar atau jelek karena pantangan tersebut.

42 Beliau adalah seorang sesepuh orang Jawa yang dianggap mampu memberikan nasihat kepada warga jawa yang berada di Perbaungan. Wawancara dilakukan di kediaman narasumber.

- Tidak boleh membunuh binatang, apa bila seorang ibu yang sedang hamil membunuh binatang seperti misalnya membunuh seekor monyet, maka anak yang dilahirkan nantinya akan berwujud seperti seekor monyet pula atau binatang lain seperti yang telah dibunuhnya.

- Tidak boleh berjalan keluar rumah sambil mengerai rambut pada waktu magrib karena dikhawatirkan akan mengundang makhluk gaib, roh jahat atau hantu seperti kuntilanak (hantu perempuan yang suka mengganggu wanita hamil) atau hantu yang lainnya.

- Tidak boleh membantah nasehat dan perkataan orang tua hal ini dipercaya akan mengakibatkan seorang yang sedang hamil akan kualat kepada orang tuanya dan akan mengalami kesusahan saat akan melahirkan.

- Tidak boleh menghina seseorang karena anak yang dilahirkan akan berwujud seperti yang dihinakannya.

- Tidak boleh menceritakan keburukan orang karena keburukannya akan terjadi pada anaknya.

- Tidak boleh melangkahi atau melompati sebatang kayu yang melintang dijalan karena dipercaya posisi bayi didalam kandungan akan melintang seperti sebatang kayu yang dilompati dan susah untuk dilahirkan.

- Tidak boleh duduk di depan pintu atau di sekitar pintu karena dipercaya akan membawa kutukan susahnya melahirkan banyi dari dalam kandungan.

- Pada saat keluar rumah harus membawa gunting, paku, hal ini dipercaya dapat menangkal kekuatan jahat yang akan menggangunya baik itu ganguan dari hantu atau kekuatan gaib yang lain.

- Di sekitar tempat tidur harus disediakan sapu regel (sapu lidi yang sudah sangat tua dan diikat dengan ijuk) hal ini dipercaya dapat menangkal kekuatan gaib yang akan menggangunya baik hantu maupun kekuatan gaib lainnya didalam kamar tidur.

- Tidak boleh makan di depan pintu atau di sekitar pintu bisa mendapat kesusahan bila akan melahirkan seperti sulitnya bayi yang akan dilahirkan keluar dari rahim ibu.

- Tidak boleh mandi pada waktu maghrib, apa bila mandi pada waktu maghrib dihawatirkan akan diganggu oleh hantu atau kekuatan gaib lainnya.

- Tidak boleh makan dengan disonggoh (meletakan piring ditelapak tangan) dikhawatirkan anak yang akan dilahirkan bila dewasa nanti tidak dapat hidup mandiri.

- Tidak boleh makan sambil berjalan hal ini sangat pantang karena dapat mempengaruhi perilaku bayi yang tidak baik pada saat terlahir nantinya.

- Tidak boleh makan udang, kepiting dan ikan cucut atau ikan yang besar, karena dikhawatirkan anak yang akan dilahirkan nantinya akan berperilaku seperti udang dan kepiting suka mencubit dan seperti ikan cucut yang muncungnya panjang.

- Tidak boleh makan buah nangka, tidak boleh makan gula merah, tidak boleh makan tebu karena hal ini dipercaya akan mengakibatkan pendarahan yang dapat mengangu keselamatan janin dan jiwanya pada saat akan melahirkan. Hal itu dipercaya dikarenakan kekuatan gaib yang bersemayam didalam hewan atau tumbuhan tersebut.

Selanjutnya menurut Mbah Sur (wawancara 19 Oktober 2019) Tanda pertama kehamilan adalah hasrat kuat dan tiba-tiba ingin memakan makanan yang pedas, asam terutama makanan dari buah-buahan mentah, rujak, dengan sambal yang bagi lidah barat benar-benar membakar. Segera sesudah bayi lahir, si ibu tidak lagi boleh makan yang pedas-pedas selama masa bayi masih meminum air susu dari ibunya. Jika si ibu melanggar, bayi itu akan menjadi

"terkejut” oleh rasa yang menyengat.

Istilah Mengidam atu keinginan yang kuat terhadap makanan yang aneh-aneh (ngidam-idam kaworan) berlanjut terus selama kehamilan, dan si suami dituntut untuk berusaha memuaskan keinginan istrinya, tidak peduli apakah kewajiban yang harus ditunaikannya itu mustahil. Dia pun diharapkan agar berpantang bersetubuh dengan istrinya (walaupun kebanyakan tidak memenuhi pantangan ini). Barangkali dengan alasan yang sama mereka tidak mau bersetubuh selama hait, karena nafsu pemuasan itu akan menyebabkan bayi menjadi cacat.

Suami mempunyai tanggung jawab yang sama dengan istri di dalam melaksanakan serangkaian pantangan yang diperkirakan untuk mencegah dua bahaya besar : pertama, bahwa bayi akan susah lahir : kedua, bahwa bayi

akan lahir sebagai raksasa akibat dari perbuatan yang dipantangkan, ada beberapa hal yang dipantangkan oleh suami dan tidak boleh dilanggar, diantaranya adalah : tidak boleh membatin hal buruk, menghina orang, bersikap sombong, bertindak kasar, menyumpahi orang, menceritakan keburukan orang, tidak boleh duduk di depan pintu, tidak boleh membantah nasehat orang tua, tidak boleh membunuh binatang ataupun menyembelih hewan, tidak boleh menagkap hewan, tidak boleh makan sambil tidur-tiduran, tidak boleh makan sambil berjalan, tidak boleh makan di sekitar pintu atau di depan pintu, tidak boleh makan disonggoh atau meletakan piring makan di telapak tangan di saat sedang makan, hal ini dipercaya akan membawa dampak buruk bila dilanggar dan berdampak kepada istri yang sedang hamil dan jabang bayi yang akan dilahirkan nantinya.