• Tidak ada hasil yang ditemukan

Training Feature PCA

Dalam dokumen Seminar Nasional Informatika SNIf 2013 (1) (Halaman 92-96)

Feature LDA

Direduksi menggunakan PCA

Hasil Input bagi LDA

(8)

(9)

(10) (11)

fungsi-fungsi yang akan diterapkan dalam perancangan sistem. Pendefinisian fungsi yang ada harus memperhatikan kemudahan penggunaan serta efisiensi dan waktu perancangan. Perancangan fungsi-fungsi dilakukan melalui pembuatan rancangan menggunakan Unified Modelling Language

(UML) berbasis objek mulai dari rancangan

use case diagram, activity diagram serta

sequence diagram. Fungsi-fungsi yang dibuat harus memperhatikan sisi user interface serta algoritma yang diterapkan bisa difungsikan dalam sistem.

C. Perancangan sistem (Develop Prototype) Proses perancangan sistem dilakukan setelah fungsi-fungsi yang diperlukan dalam sistem yang akan dibuat sudah diketahui. Proses perancangan yang dilakukan meliputi perancangan database dan perancangan user interface. Untuk perancangan database, akan dinilai informasi atau data apa saja yang akan disimpan dengan membandingkannya terhadap keluaran atau dokumentasi yang dihasilkan. Sedangkan pada perancangan user

interface, akan disesuaikan dengan

lingkungan kerja user yang dalam kegiatan sehari-harinya sudah terbiasa dengan penggunaan komputer dan memahami tampilan yang tersaji.

D. Evaluasi Hasil (Evaluate Prototype)

Pada tahap ini dilakukan proses pengevaluasian terhadap sistem yang dibuat apakah sudah sesuai dengan dan bisa mengatasi permasalahan yang ada serta kemudahan penggunaan dari sistem yang dirancang.

4. Analisis 4.1. Analisis Sistem

Pada tahap analisis ini dibagi menjadi diagram usecase dan diagram class.

a) Diagram Use Case

Gambar 3: Diagram Use Case.

Untuk menggunakan sistem, proses absensi karyawan dan dosen tidak perlu melakukan Login

(U1), hanya Admin yang melakukan proses ini. Proses Login (U1) dilakukan oleh Admin terlebih dahulu agar dapat masuk. Seorang Admin dapat melakukan Kelola Data (U2), Tambah Image (U3), Training Image (U4) serta Cetak Absensi (U8). Proses Kelola Data (U2) meliputi proses tambah data, edit data, hapus data dan cari data,

Tambah Image (U3) dilakukan apabila ada penambahan data baru karyawan. Setelah proses tambah image dilakukan maka Admin dapat melakukan proses Training Image (U4) dengan tujuan untuk mendapatkan nilai image menggunakan algoritma PCA dan LDA. Nilai image yang dihasilkan akan disimpan sebagai dasar untuk proses pengenalan image (U5) dalam proses Absensi Masuk (U6) dan Absen Pulang(U7) yang akan dilakukan oleh karyawan. Kemudian Admin juga dapat melakukan proses Cetak Data Absensi (U8) dari data absensi karyawan dan dosen yang akan dilaporkan ke bagian terkait.

b) Diagram Class

Gambar 4. Diagram Class

Hubungan antar kelas yang dapat dijabarkan sebagai berikut: Kelas Orang berelasi dengan Kelas Gambar (setiap orang terdapat jumlah sample image yang akan diproses), Kelas Gambar dengan Kelas Karyawan (setiap karyawan yang

image-nya diproses memiliki identitas), Kelas Karyawan berelasi dengan Kelas Jadwal Kerja dan Kelas Jadwal Kerja berelasi dengan Kelas Absensi (setiap absensi yang tercatat harus mengacu kepada jadwal yang tersusun).

4.2. Perancangan Sistem

Perancangan sistem yang dilakukan dimulai dengan pemilihan teknologi yang digunakan pada sistem yang akan dibangun, skema basis data yang disesuaikan dengan diagram kelas sebelumnya dan rancangan struktur menu yang memberikan gambaran sistem secara keseluruhan.

1. Pemilihan Teknologi

Dalam perancangan suatu sistem perlu adanya pemilihan teknologi yang akan digunakan untuk proses pembuatan suatu aplikasi. Pada penelitian tesis ini, digunakan perangkat lunak sebagai alat bantu untuk proses implementasi suatu permasalahan yang diteliti serta ditunjang dengan perangkat keras berupa webcam

yang digunakan untuk membantu proses peng-capture-an image wajah.

2. Skema Basis Data

Skema Basis Data menggambarkan mengenai rancangan basis data yang akan digunakan dalam pembangunan sistem.

Pada gambar berikut disajikan hubungan antar tabel

Gambar 5 Rancangan basis data 3. Rancang Struktur Menu

Gambar 6 Rancangan Struktur Menu

4.3. Implementasi Sistem

Hasil dari perancangan sistem akan diimplementasikan ke dalam bentuk aplikasi. Berikut adalah hasil dari perancangan sistem berupa sistem absensi berbasis wajah menggunakan algortima Linear Discriminant Analysis.

a) Tampilan Login Admin

Gambar 7 Form Login Admin

b) Tampilan SubMenu Data Karyawan

Gambar. 8. Form SubMenu Data Karyawan. c) Tampilan SubMenu Jadwal Kerja

Gambar. 9. Form SubMenu Jadwal Kerja. d) Tampilan Menu Tambah Image

Gambar. 10. Form Menu Tambah Image. e) Tampilan Menu Training Image

Gambar 11. Form Menu Training Image f) Tampilan Menu Pengenalan Image

Gambar 12. Form Menu Pengenalan Image g) Tampilan Menu Absensi

Gambar 13.. Form Menu Absensi. 5. Kesimpulan Dan Saran 5.1. Kesimpulan

a) Sistem dirancang dengan melakukan proses analisis untuk menentukan basis data sebagai penyimpanan data-data yang diperlukan dalam proses pengenalan wajah. b) Sistem yang dirancang menggunakan media webcam sebagai media bantu untuk mengcapture image wajah yang akan dihitung nilai image dan dibandingkan dengan nilai yang sudah disimpan sebelumnya.

dari image dan tidak melakukan proses perhitungan untuk mengetahui posisi objek dari wajah seperti letak mata, hidung, mulut dan lainnya.

d) Proses absensi dilakukan dengan mengcapture image wajah yang dikenal akan disimpan dalam suatu basis data yang ditentukan sehingga proses memantau kehadiran karyawan dan perhitungan kehadiran karyawan menjadi lebih mudah. e) Akurasi pengenalan citra (image) akan

semakin buruk jika citra atau image yang di-training memiliki banyak kesamaan, sehingga dalam penggunaan aplikasi ini data image yang dicapture harus dikondisikan objek dari wajah yang akan dicapture disesuaikan dengan proses pada saat penambahan data image.

5.2. Saran

a) Menambahkan algoritma face detection

pada bagian input sehingga memungkinkan program mengambil dan memproses citra wajah secara langsung (real time).

b) Penggunaan aplikasi ini bersifat membantu sistem yang berjalan, bukan menggantikan secara keseluruhan.

c) Kinerja sistem tergantung kepada user yang menggunakan sistem ini. Jika pengguna tidak mengerti penggunaan sistem atau tidak mengoperasikan sistem sesuai dengan alur program yang semestinya, maka kinerja dari sistem tidak akan maksimal. d) Pengembangan sistem pengenalan wajah

ini bisa dikembangkan kearah jaringan sehingga proses absensi bisa digunakan ditempat berbeda dalam lingkungan organisasi atau perusahaan sehingga waktu yang dipergunakan oleh karyawan tidak tersita karena harus ke lokasi absensi yang terpusat.

Daftar Pustaka

[1]. Azhari dan Sri Hartati, 2005, ”Overview Metodologi Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Agen”, Yogyakarta, Seminar

Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005), 18 Juni 2005

[2]. Das, Ravi, 2006, ”An Introduction of Biometrics: A Concise Overview of the most

important biometric technologies”,

Amsterdam, Keesing Journal of Documents & Identity, issue 17

[3]. Gunadi, Kartika dan Sonny Reinard Pongsitanan, 2001, “Pembuatan Perangkat Lunak Pengenalan Wajah Menggunakan Principal Components Analysis”, Jurnal Informatika, Vol. 2, No. 2, November 2001 [4]. Hambling, Brian, et al., 2010, ”Software

Testing:An ISTQB–ISEB Foundation Guide”, Second Edition, British Informatics Society Limited, UK.

[5]. Lim, Resmana, Raymond dan Kartika Gunadi, 2002, “Face Recognition

menggunakan Linear Discriminant

Analysis”, Jakarta, Proceedings Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2002) [6]. Liu, Simon dan Mark Silverman, 2011, ”A

Practical Guide to Biometric Security Technology”, IEEE Journal, Volume 3 Issue 1, January 2011

[7]. Marti, Ni Wayan, 2010, “Pemanfaatan GUI Dalam Pengembangan Perangkat Lunak

Pengenalan Citra Wajah Manusia

Menggunakan Metode Eigenfaces”,

Yogyakarta, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Juni 2010

[8]. Muntasa, Arif, Indah Agustien Sirajudin, Mauridhi Hery Purnomo, 2011,

“Appearance Global and Local Structure Fusion for Face Image Recognition”, TELKOMNIKA, Vol.9, No.1, April 2011 [9]. Naik, Kshirasagar., Priyadarshi Tripathy,

2008, “Software Testing and Quality Assurance”, A John Wiley & Sons, Inc., New Jersey.

[10]. O‟Docherty, Mike, 2005, “Object-oriented analysis and design : Understanding system development with UML 2.0”, England, John

Wiley & Sons, Ltd.

[11]. Pressman, Roger S., 2010, ”Software Engineering: A Practitioner‟s Approach”, 7th ed., McGraw-Hill

[12]. Sommerville, Ian, 2011, “Software Engineering”, Pearson Education Inc. [13]. Vacca, John R., 2007, “Biometric

Technology and Verification Systems”, USA, Elsevier Inc.

[14]. Williams, L., 2008,. A (Partial) Introduction to Software Engineering Practices and

Methods, edisi ke-5. Dari

http://www.cs.umd.edu/~mvz/cmsc435s09/p df/Williams-draft-book.pdf, [1 Juni 2011]. [15]. Zhao W., Chellapa R., Phillips P.J , 2003,

“Face recognition: survey paper”, ACM Computing Surveys, Vol. 35 No. 4.

ANALISIS KRIPTOGRAFI DENGAN METODE HILL CIPHER

Dalam dokumen Seminar Nasional Informatika SNIf 2013 (1) (Halaman 92-96)

Garis besar

Dokumen terkait