• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. GEREJA YANG BERDIALOG DENGAN

B. Katekese Model Shared Christian Praxis Sebagai

2. Tujuan Katekese Model Shared Christian Praxis

Pada prinsipnya tujuan katekese adalah membantu jemaat beriman Kristiani untuk semakin percaya kepada Kristus sehingga iman umat semakin diperteguh dan dikuatkan. Paus Yohanes Paulus II dalam Catechesi Tradendae art. 25 menjelaskan tentang tujuan katekese sebagai berikut:

Pada intinya katekese sungguh perlu baik bagi pendewasaaan iman maupun kesaksian umat Kristen di tengah masyarakat. Tujuannya ialah mendampingi umat kristen, untuk meraih kesatuan iman serta pengertian akan Putera Allah, kedewasaan pribadi manusia, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Katekese bertujuan juga menyiapkan mereka untuk membela terhadap siapapun yang meminta pertanggungjawaban atas harapan yang ada pada mereka.

Telaumbanua (1999: 88) menegaskan kembali hasil pertemuan PKKI II yang merumuskan bahwa tujuan katekese yaitu:

1. Supaya dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalaman hidup sehari-hari

2. Kita bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari kehadiranNya dalam kenyataan hidup sehari-hari

3. Kita semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih dan semakin dikukuhkan hidup Kristiani kita.

4. Kita semakin bersatu dalam Kristus, semakin menjemaat, semakin tegas mewujudkan Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta.

5. Kita sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup kita di tengah masyarakat (Komkat KWI, 1995: 12).

Heryatno (2012: 3-6) menegaskan kembali pandangan Groome yang mengatakan bahwa hakikat dan tujuan katekese sebagai gerakan mengkomunikasikan harta kekayaan iman Gereja supaya dapat membentuk dan membantu jemaat memperkembangkan imannya pada Yesus Kristus baik secara personal maupun komunal demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah kenyataan dunia. Dalam mengkomunikasikan harta kekayaan iman Gereja, proses katekese bersifat komunikatif dan partisipatif yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan atau dalam bahasa Elizabeth Caldwell disebut dengan homemaking. Homemaking adalah suatu gerakan, sebuah realitas relasi, suatu tempat yang dicari orang untuk menjadi diri sendiri dan bertanggungjawab dalam membangun dunia. Di dalam proses semacam ini, umat diharapkan menyikapi komunikasi harta kekayaan iman Kristiani sebagai pegangan hidupnya dalam berrefleksi dan berdialog.

Menurut DCG, art. 29 menegaskan bahwa proses katekese diharapkan ikut membentuk inti hidup dan jati diri jemaat sehingga iman mereka sungguh-sungguh menjadi poros kehidupan. Melalui komunikasi harta kekayaan iman Kristiani, katekese berusaha mengarahkan dan menempa kedalaman hidup jemaat. Kedalaman hidup yang dimaksud adalah sikap dasar, kesadaran, keyakinan, dan pandangan atau nilai hidup. Usaha ini juga berarti mewujudkan proses pembentukan secara utuh dan menyeluruh yang mencakup dimensi kehidupan umat manusia secara terus menerus. Proses pembentukan ini dapat diwujudkan

melalui komunikasi dan partisipasi aktif antar umat beriman di dalam kehidupannya.

B. Katekese ModelShared Christian PraxisSebagai Salah Satu Upaya Meningkatkan Dialog Antar Umat Beriman

Penyelenggaraan katekese dibutuhkan sebagai sarana bagi umat beriman untuk menghayati imannya. Salah satu model katekese yang membantu umat beriman dalam menghayati imannya adalah katekese model SCP.Katekese model SCP bertolak dari pengalaman hidup umat beriman. Pengalaman hidup umat digali dan diolah sehingga ditemukan maknanya. Di dalam katekese, pengalaman hidup umat dihayati dan direfleksikan berdasarkan tradisi dan visi Kristiani sehingga muncul pemahaman, sikap, dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada keterlibatan baru.

Salah satu pokok yang perlu digarisbawahi dalam katekese model SCP adalah sifatnya yang dialogis partisipatif. Katekese model SCP menekankan kemitraan di dalam proses penyelenggaraannya. Di dalam proses pelaksanaannya peran peserta sebagai subyek yang bebas dan bertanggungjawab. Komunikasi yang terjadi dalam katekese model SCP ini bersifat multi arah, yakni dialog tidak hanya terjadi antara peserta dan pendamping tetapi juga terjadi antar sesama peserta dan dialog antara peserta dengan teks serta keadaan hidup peserta setempat (Heryatno Wono Wulung, 1997: 1).

Pergulatan, keprihatinan dan harapan peserta menjadi tema pokok dalam katekese model SCP. Katekese model SCP menjadi salah satu usaha membantu umat beriman dalam meningkatkan semangat untuk berdialog dan bekerjasama

dengan umat beragama lain demi mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam hidup bersama.

1. Tiga Elemen ModelShared Christian Praxis

Heryatno Wono Wulung (1997:2-5) menegaskan kembali pandangan Thomas H. Groome bahwa terdapat tiga komponen pokok dalam berkatekese model SCP yaitu :

a. Shared

Istilahshared menunjuk pengertian komunikasi timbal balik antar peserta. peserta aktif, kritis, dan terbuka satu sama lain dalam sharing. Peserta siap mendengar dan berkomunikasi dengan kebebasan hati. Peserta mensharingkan pengalaman imannya. Pengalaman iman peserta dikonfrontasikan dengan tradisi dan visi hidup kristiani dan pada akhirnya peserta dapat membuat suatu penegasan dan mengambil keputusan yang mendorong pada suatu tindakan atau aksi baru.

b. Christian

Istilah Christian mengacu pada harta kekayaan iman Kristiani. Kekayaan iman terdiri dari tradisi dan visi Kristiani. Tradisi Kristiani mengungkapkan realitas iman umat yang dihidupi dalam konteks historis. Tradisi perlu dipahami sebagai perjumpaan antara rahmat Allah dalam Kristus dan tanggapan manusia. Tradisi yang dimaksudkan bukan berupa tradisi pengajaran Gereja tetapi juga mencakup Kitab Suci, spiritualitas, sakramen dan sebagainya. Visi Kristiani adalah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan manusia. Visi

Kristiani menunjuk pada proses sejarah kehidupan umat Kristiani yang berkesinambungan dan bersifat dinamis, dan mengundang penilaian, penegasan, pilihan dan keputusan.

c. Praxis

Istilah Praxis mengacu pada tindakan manusia yang mempunyai tujuan untuk tercapainya suatu transformasi kehidupan yang di dalamnya terkandung proses dialektis antara praktek dan teori. Praxis mencakup tiga komponen penting yang saling berkaitan yaitu aktivitas, refleksi dan kreativitas. Komponen-komponen tersebut berfungsi untuk membangkitkan berkembangnya imajinasi, meneguhkan kehendak, dan mendorong praksis baru. Dalam hal ini dituntut adanya keterlibatan manusia dalam dunia menuju pada perubahan yang lebih baik.

2. Tujuan Katekese ModelShared Christian Praxis

Heryatno Wono Wulung (1997: 1) menegaskan pandangan Groome bahwa tujuan katekese model SCP adalah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. Nilai-nilai Kerajaan Allah seperti kasih, perdamaian, dan keadilan yang tercipta di tengah-tengah umat pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dengan demikian, katekese diharapkan membantu dan membimbing setiap umat beriman untuk mencapai kedewasaan iman dan kepenuhan hidup dalam Yesus Kristus sehingga menghantar mereka untuk dapat merealisasikan terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah hidup bersama agar semua orang memperoleh keselamatan dari Allah.