• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masyarakat secara Konservatif dan Mandiri Berbasis Desa

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan terima kasih kepada tim kerja dan semua pihak yang telah terlibat dalam pelaksanaan penelitian ini yang meliputi koordinator rencana penelitian dan pengembangan integratif konservasi Sumberdaya Air tahun 2015-2019, tim kerja penelitian mikrohidro Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar yang dikoordinir oleh Ir.

Hunggul.YHD. Nugroho M.Si., atas perannya memenuhi salah satu harapan masyarakat, yaitu listrik melalui mikrohidro dan juga tim kerja pengembangan pengelolaan air mandiri berbasis desa (PAM-BD) serta ‘LSM Balang Institute’

98 MODEL PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BERSAMA MASYARAKAT 99

SECARA KONSERVATIF DAN BERBASIS DESA Bunga R ampai Pengelolaan Lahan dan Air erkelanjutan dengan Melibatkan Masyarakat

sebagai pelaku pendamping. Terima kasih juga disampaikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba, Bupati Bulukumba beserta jajaran (Kelurahan Borongrappoa, RW/RT Senggang-Katimbang). Secara khusus, ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Dishutbun Kab. Bulukumba bersama jajarannya yang telah banyak mendukung dan kepada masyarakat Senggang-Katimbang beserta kelompok tani assamaturu.

DAFTAR PUSTAKA

Agus.F; A.Abdurachman; A.Rachman; S.H Tala’ohu; Ai Dariah; Bambang R.

Prawiradiputra; B.Hafif dan S. Wiganda. (1999). Teknik konservasi tanah dan air. Sekretariat Tim Pengendali Bantuan Penghijauan Dan Reboisasi Pusat.

Agus, F; E. Surmaini, dan N.Sutrisno. (2002). Teknologi hemat air dan irigasi suplemen, hal. 239-264 dalam Abdurahman et al. (2002). Teknologi pengelolaan lahan kering menuju pertanian produktif dan ramah lingkungan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Arsyad.S. (2010). Konservasi tanah dan air, Edisi II. IPB Press, Bogor. 466 hal.

Asdak. (2014). Hidrologi dan pengelolaan daerah aliran sungai. Yogyakarta.

Gajah Mada University Press. 630 hal.

Badan Standardisasi Nasional. (2002). Penyusunan neraca sumberdaya bagian 1:

sumberdaya air spasial. Standar Nasional Indonesia, SNI 19-6728.1-2002.

Dariah. A; Umi Haryati; Torry Budhyastoro. (2004). Teknik Konservasi Tanah Mekanik, dalam Teknologi Konservasi Tanah Pada Lahan Kering Berlereng;

Puslitbang Tanah dan Agroklimat. Hal 109-132. Bogor. ISBN: 979-9474-434-4.

Firdaus.G, O. Haridjaja, dan S.D. Tarigan. (2014). Analisis respon hidrologi terhadap penerapan teknik konservasi tanah di Sub DAS Lengkong menggunakan model SWAT. J. Tanah Lingk., 16(1) April 2014: 16-23.

Hardjowigeno.H.S. (2010). Ilmu tanah. Cetakan ketujuh Akademika Pressindo.

Jakarta (IKAPI).

Hidayat. (2011). Pengelolaan sumberdaya alam berbasis kelembagaan lokal.

Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XV, No. 1 Februari 2011: 19-32 Kodoatie.R.J dan Sugiyanto. (2002). Banjir beberapa penyebab dan metode

pengendaliannya dalam perspektif lingkungan. 345 hal. Pustaka Pelajar (IKAPI). ISBN: 979-9483-46-8.

100 MODEL PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BERSAMA MASYARAKAT 101

SECARA KONSERVATIF DAN BERBASIS DESA Bunga R ampai Pengelolaan Lahan dan Air erkelanjutan dengan Melibatkan Masyarakat

Notoatmodjo, (2010). Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Noordwijk. M van; F. Agus; Didik Suprayogo; K. Hairiah; Gamal Pasya; Bruno Verbist dan Farida. (2004). Peranan agroforestri dalam mempertahankan fungsi hidrologi daerah aliran sungai (DAS), AGRIVITA VOL. 26 NO.1.

Maret 2004. Hal 1-8. ISSN : 0126 – 0537.

Nugroho.H.Y.S.H. dan Sallata. (2015). PLTMH, Panduan lengkap membuat sumber energi terbarukan secara swadaya. 112 hal. Penerbit Andi Jogyakarta.

Njurumana. NG. G. (2007). Konservasi tanah dan air berbasis masyarakat di Nusa Tenggara Timur : studi kasus di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Vol. IV No. 1 : 25 - 39, 2007. Bogor.

Rachman A., Ai Dariah, dan Edi Husen. (2004). Olah tanah konservasi dalam Kurnia U, A.Rachman dan Ai Dariah. Teknologi konservasi tanah pada lahan kering berlereng. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Hal 189-210. Bogor. ISBN: 979-9474-434-4.

Sallata.M.K. (2015). Mengelola aliran permukaan wilayah hulu daerah aliran sungai untuk kelestarian lingkungan hidup. Prosiding Seminar Nasional Sewindu Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Mataram, 1 Oktober 2015. Hal. 337-347. ISBN 978-602-71618-2-5.

Sallata.M.K. (2016). Pengelolaan sumberdaya air partisipatif berbasis pemukiman di wilayah hulu daerah aliran sungai. Makalah telah disampaikan dalam Seminar Nasional Peran Pengelolaan DAS untuk Mendukung Ketahanan Air diselenggarakan atas kolaborasi dari BP2TPDAS, Pascasarjana UNS dan Fakultas Geografi UMS di Surakarta, pada tanggal 22 September 2016.

Solo.

Subagyono. K, U.Haryati dan Sidik Hadi Tala’ohu. (2004). Teknologi Konservasi Air Pada Pertanian Lahan Kering dalam Kurnia U, A.Rachman dan Ai Dariah. Teknologi konservasi tanah pada lahan kering berlereng. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Hal 189-210. Bogor.

ISBN: 979-9474-434-4.

Suripin, (2004). Pelestarian sumberdaya tanah dan air. Penerbit Andi. Yogyakarta.

210 hal ISBN: 979-731-431-6.

Troeh, F.R;nJ.A.Hobs and R.L.Donahue.(1991). Soil and water conservation.

Prentice Hall, Inc. A Division of Simon & Schuster. Enggewood Cliff, New Jersey.

100 MODEL PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BERSAMA MASYARAKAT 101

SECARA KONSERVATIF DAN BERBASIS DESA Bunga R ampai Pengelolaan Lahan dan Air erkelanjutan dengan Melibatkan Masyarakat

Bab 8 Penutup

Motivasi masyarakat terbukti menjadi lebih tinggi untuk mengelola lahan masing-masing dengan menerapkan teknik konservasi tanah secara fisik maupun vegetatif apabila diberikan model pengelolaan air yang secara nyata menguntungkan mereka, seperti pembuatan mikro hidro untuk menghasilkan energi listrik. Dengan adanya motivasi masyarakat ini diharapkan juga pengawetan keanekaragaman hayati dan konservasi lingkungan di sekitar sumber mata air menjadi lebih baik. Kondisi ini dapat menyelaraskan kepentingan konservasi dengan kepentingan sosial-budaya, ekonomi dan spiritual.

Pemilihan jenis yang tepat dengan mempertimbangkan preferensi masyarakat dan aspek biofisik akan dapat menjamin keberhasilan rehabilitasi hutan dan lahan maupun pengelolaan hutan oleh masyarakat. Pemilihan jenis dengan mempertimbangkan aspek preferensi masyarakat dan aspek biofisik merupakan salah satu bentuk pengelolaan lahan berkelanjutan yang penting untuk dipertimbangkan.

Peningkatan nilai KRS (Koefisien Rejim Sungai) selama dua tahun terakhir, dalam hal ini di DAS Citarum bagian hulu, mengindikasikan telah terjadinya perubahan vegetasi penutup secara signifikan pada DAS maupun perubahan penggunaan lahan yang mempengaruhi kondisi hidrologi dalam DAS. Kondisi ini berpengaruh juga terhadap kualitas air sungainya yang diperparah dengan volume sampah yang semakin meningkat baik dari industri maupun rumah tangga.

Keberadaan pendamping dan fasilitator sangat dibutuhkan dalam memotivasi masyarakat untuk melakukan kegiatan pembangunan desa agar lebih maksimal.

Partisipasi masyarakat dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan perlu ditingkatkan dengan peningkatan kapasitas masyarakat dan penguatan kelembagaan masyarakat lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam mendukung pengelolaan lahan dan air berkelanjutan.

Penataan kembali penggunaan lahan wilayah hulu sangat diperlukan untuk menjamin pengelolaan lahan dan air secara berkelanjutan. Sebagai daerah resapan air, penggunaan lahan di wilayah hulu harus sesuai dengan RTRW propinsi maupun kabupaten sehingga tidak berdampak negatif terhadap keberlanjutan sumberdaya air dan lahan baik di wilayah hulu DAS maupun di tengah dan hilir.

Pemberian ijin bagi industri-industri di wilayah hulu DAS perlu dievaluasi kembali terutama yang berkaitan dengan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) maupun yang sudah memiliki IPAL tetapi belum memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan.

PB <Running Header> Bunga R ampai Pengelolaan Lahan dan Air erkelanjutan dengan Melibatkan Masyarakat 103