• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Prosedur Analisis Data

6. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menguji kekuatan data yang diperoleh dari

sampel untuk menjelaskan populasi (Santoso, 2010: 79). Uji hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kruskall Wallis dengan bantuan dari program SPSS 16. Rumusan masalah 2 dalam penelitian ini adalah “Apakah ada

perbedaan tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas

bawah SD Negeri di Kota Yogyakarta ditinjau dari faktor latar belakang

pendidikan guru?”. Variabel latar belakang pendidikan guru dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok pertama yaitu SPG atau 𝜇1, kelompok kedua adalah sarjana non-PGSD atau 𝜇2, kelompok ketiga adalah sarjana D2 PGSD atau 𝜇3, dan kelompok keempat adalah sarjana PGSD atau 𝜇4. Hipotesis yang digunakan dalam rumusan masalah 2 adalah:

Hipotesis nol (Ho) : Ada perbedaan tingkat implementasi

pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas

dari faktor latar belakang pendidikan guru. (𝜇1 = 𝜇2 =𝜇3 =𝜇4)

Hipotesis alternatif (Ha) : Tidak ada perbedaan tingkat implementasi

pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas

bawah SD Negeri di Kota Yogyakarta ditinjau

dari faktor status kepegawaian guru. (𝜇1 ≠ 𝜇2 ≠𝜇3 ≠𝜇4)

Uji hipotesis dalam rumusan masalah 2 menggunakan dua kriteria

pengambilan keputusan. Pertama, jika sign.≥ 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan atau Ho gagal ditolak dan Ha ditolak. Kedua, jika sign. < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan atau Ho ditolak dan Ha gagal

ditolak. Data latar belakang pendidikan guru merupakan data ordinal dan

berjumlah empat kelompok (SPG, sarjana non-PGSD, sarjana D2 PGSD, dan

sarjana PGSD). Sugiyono (2009: 151) menyebutkan bahwa apabila data dalam

suatu penelitian merupakan data ordinal maka analisis yang dilakukan berupa uji

non parametrik Kruskall Wallis. Rumus uji Kruskall Wallis yang digunakan dalam penelitian ini menurut Uyanto (2009: 337) adalah:

Gambar 3.8 Rumus Uji Kruskall Wallis

Keterangan:

= = jumlah peringkat (rank) sampel ke-j

Hasil yang diperoleh dari analisis uji Kruskall Wallis kemudian digunakan untuk menguji besar efek. Field (2009: 57) menjelaskan bahwa effect size adalah suatu ukuran objektif yang digunakan sebagai standar atau tolok ukur untuk

mengetahui besarnya efek yang dihasilkan. Kriteria dari effect size adalah apabila r = 0,10 (efek kecil) maka setara dengan 1% pengaruh yang disebabkan oleh

variabel bebas, r = 0,30 (efek menengah) setara dengan 9%, dan r = 0,50 (efek

besar) setara dengan 25%. Rumus yang digunakan untuk menghitung effect size

dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.9 Rumus Effect Size

Keterangan:

Z = Harga konversi standar deviasi

N = Jumlah total observasi

Field (2009:179) menentukan kriteria untuk mengetahui besar efek yang

ditimbulkan. Kriteria yang ditentukan adalah efek kecil, sedang, dan besar. Hasil

perhitungan effect size dapat dilihat dalam kriteria berikut: 0,10-2,29 = small effect (efek kecil)

0,30-0,49 = medium effect (efek sedang) 0,50-1,00 = large effect (efek besar)

Hasil perhitungan effect size yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis koefisien determinasi (R2). Field (2009: 179) menyebutkan bahwa

yang dibagikan pada yang lain. Rumus koefisien determinasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.10 Rumus Koefisien Determinasi

Analisis selanjutnya yang dilakukan setelah uji effect size adalah uji signifikansi atau Post Hoc dengan menggunakan Mann Whitney. Uji signifikansi atau Post Hoc dilakukan apabila hasil uji hipotesis menunjukkan adanya suatu perbedaan. Field (2009: 565) menyebutkan bahwa penentuan taraf signifikansi

yang digunakan untuk mengetahui nilai perbedaan setiap kelompok adalah 0,05

dibagi dengan jumlah tes yang ada. Hasil uji Kruskall Wallis yang telah dilakukan digunakan untuk melihat Mean Rank tertinggi. Mean Rank tertinggi digunakan sebagai basis kontrol dalam pengujian Post Hoc.

Uji hipotesis juga dilakukan pada rumusan masalah 3. Rumusan masalah 3

adalah “Apakah ada perbedaan tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh

guru pengampu kelas bawah SD Negeri di Kota Yogyakarta ditinjau dari faktor

status kepegawaian guru?”. Variabel status kepegawaian guru dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah pegawai tidak tetap yayasan atau 𝜇1 dan kelompok kedua adalah pegawai negeri atau 𝜇2. Hipotesis yang digunakan dalam uji hipotesis rumusan masalah 3 adalah:

Hipotesis nol (Ho) : Tidak ada perbedaan tingkat implementasi

pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas

bawah SD Negeri di Kota Yogyakarta ditinjau

dari faktor status kepegawaian guru. (𝜇1 =𝜇2) R2 = r2 x 100%

Hipotesis alternatif (Ha) : Ada perbedaan tingkat implementasi

pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas

bawah SD Negeri di Kota Yogyakarta ditinjau

dari faktor status kepegawaian guru. (𝜇1 ≠ 𝜇2) Uji hipotesis dalam rumusan masalah 3 menggunakan dua kriteria

pengambilan keputusan. Pertama, jika sign.≥ 0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan atau Ho gagal ditolak dan Ha ditolak. Kedua, jika sign. < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan atau Ho ditolak dan Ha gagal

ditolak. Data status kepegawaian guru merupakan data ordinal dan terdapat dua

kelompok (pegawai tidak tetap yayasan dan pegawai negeri). Uyanto (2009: 322)

menyebutkan bahwa apabila data dalam suatu penelitian merupakan data ordinal

dan berdistribusi tidak normal maka analisis yang dilakukan berupa uji non

parametrik Mann Whitney. Rumus uji Mann Whitney yang digunakan untuk menganalisis rumusan masalah 3 dapat dilihat dalam gambar 3.9.

Gambar 3.11 Rumus Mann Whitney

Keterangan:

= Jumlah peringkat sampel pertama

= Jumlah sampel 1

= jumlah sampel 2

Hasil yang diperoleh dari analisis uji Mann Whitney kemudian digunakan untuk menguji besar efek. Field (2009: 57) menjelaskan bahwa effect size adalah suatu ukuran objektif yang digunakan sebagai standar atau tolok ukur untuk

mengetahui besarnya efek yang dihasilkan. Kriteria dari effect size adalah apabila r = 0,10 (efek kecil) maka setara dengan 1% pengaruh yang disebabkan oleh

variabel bebas, r = 0,30 (efek menengah) setara dengan 9%, dan r = 0,50 (efek

besar) setara dengan 25%. Rumus yang digunakan untuk menghitung effect size

dalam rumusan masalah 3 dapat dilihat pada gambar 3.9.

Field (2009:179) menentukan kriteria untuk mengetahui besar efek yang

ditimbulkan. Kriteria yang ditentukan adalah efek kecil, sedang, dan besar. Hasil

perhitungan effect size dapat dilihat dalam kriteria berikut: 0,10-2,29 = small effect (efek kecil)

0,30-0,49 = medium effect (efek sedang) 0,50-1,00 = large effect (efek besar)

Hasil perhitungan effect size yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis koefisien determinasi (R2). Field (2009: 179) menyebutkan bahwa

koefisien determinasi adalah suatu ukuran jumlah variabilitas dalam satu variabel

yang dibagikan pada yang lain. Rumus koefisien determinasi yang digunakan