MISI I : Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya Saing
JPK Jamsostek
C. UPAYA KESEHATAN
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Diantaranya adalah memberikan penyuluhan kesehatan, menyediakan berbagai fasilitas kesehatan, juga program dana kesehatan untuk masyarakat miskin.
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagaian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi.
Persentase penduduk yang berobat jalan selama 1 tahun secara nasional sebanyak 29,26%. Dengan penilaian terhadap pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang tidak puas sebanyak 0,19%. Dan Provinsi Jawa Barat peringkat ke-dua tertinggi di antara kawasan Jawa-Bali.Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 157
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Tabel VII. F. 1
Persentase Penduduk Yang Berobat Jalan Terakhir Terhadap Pelayanan Kesehatan Selama 1 Tahun
Menurut Provinsi Jawa-Bali
Sedangkan penilaian terhadap pelayanan kesehatan di Rawat Inap selama 5 tahun terakhir secara nasional yang tidak puas 0.91% dan Provinsi Jawa Barat dibawah angka nasional. Secara rinci dapat dilihat perbandingan antara Provinsi di Jawa-Bali berikut ini.
Tabel VII. F. 2
Persentase Penduduk Yang Menjalani Rawat Inap Terhadap Pelayanan Kesehatan Selama 5 Tahun Terakhir Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali
No Provinsi
Berdasarkan Riskesdas 2013, Kemudahan akses ke sarana pelayanan kesehatan berhubungan dengan beberapa faktor, antara lain jarak tempat tinggal dan waktu tempuh ke sarana pelayanan kesehatan, serta status social ekoomi dan budaya.
Sebanyak 65,6% rumah tangga di Indonesia berada kurang atau sama dengan 15 menit ke sarana pelayanan kesehatan primer, untuk Provinsi Jawa Barat 62,5%
rumah tangga berada waktu tempuh kurang atau sama dengan 15 menit ke sarana pelayanan kesehatan primer. Berdasarkan tingkat pengeluaran rumah tangga perkapita, terdapat kecenderungan semakin tinggi tingkat pengeluaran rumah tangga semakin dekat jarak dan semakin singkat waktu tempuh ke sarana pelayanan kesehatan.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 158
Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu Tempuh ke Sarana Pelayanan Kesehatan dan Ke Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat di Provinsi Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Sumber : Riskesdas tahun 2013
Berdasarkan Riskesdas Tahun 2013, presentase rumah tangga yang memanfaatkan Unit Pelayanan Kesehatan di Indonesia terbanyak ke Puskesmas/Pustu (36,2%), Praktek Dokter (24,5%), Praktek Bidan (18,5%). Lebih jelas dapat dilihat di tabel dibawah ini.
Tabel VII. F. 4
Persentase Penduduk Yang Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Untuk Tempat Berobat Jalan di Provinsi Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Sumber : Riskesdas tahun 2013
Apabila menurut jenis pelayanan, banyak dimanfaatkan untuk pengobatan (82,9%), adapun pelayanan KIA yang terbanyak adalah pemeriksaan bayi/balita (29,2%), pemeriksaan kehamilan (22,5%). Menurut tipe daerah jenis pelayanan di perkotaan lebih banyak memanfaatkan polindes/ bidan di desa untuk pelayanan KIA, sedangkan di pedesaan lebih banyak memanfaatkan untuk pengobatan.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 159 Kehamilan Persalinan Ibu Nifas Neonatus Bayi/
Balita
1. DKI Jakarta 38,2 14,2 14,0 12,6 34,7 56,6
2. Jawa Barat 23,2 10,2 10,3 9,7 29,4 78,8
3. Jawa tengah 15,6 6,4 6,0 5,6 20,5 84,7
4. DI.Yogyakarta 33,5 21,3 20,9 17,5 36,2 78,6
5. Jawa Timur 38,2 24,2 24,8 6,2 34,4 85,8
6. Banten 24,6 10,7 11,0 11,7 30,8 82,5
7. Bali 72,0 26,3 16,7 15,8 47,2 85,2
Indonesia 22,5 9,8 9,2 8,2 29,2 82,9
Pemeriksaan
Pengo batan Provinsi
Tabel VII. F. 5.
Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Polindes/Bidan di Desa Menurut Jenis Pelayanan di Provinsi Pulau Jawa-Bali Tahun 2007
Sumber : Riskesdas tahun 2007
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0 -11 bulan).
Desa UCI merupakan gambaran desa/kelurahan dengan ≥ 80% jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
Pencapaian UCI Indonesia pada tahun 2014 sebesar 81,82%, dan Provinsi DI.Yogya dan DKI Jakarta memiliki capaian tertinggi sebesar 100%, diikuti oleh Jawa Tengah sebesar 99,14%, sedangkan Provinsi Jawa Barat menduduki urutan ke 5 dibandingkan antara provinsi di Jawa-Bali, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar VII. F. 1
Persentase Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2014
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, Cakupan immunisasi lengkap di Indonesia sebesar 59,2% , dengan cakupan immunisasi lengkap di perkotaan lebih tinggi (64,7%) dibandingkan di pedesaan (53,7%) dan masih terdapat 8,7% anak 12-23 bulan yang belum diimunisasi sama sekali. Makin tinggi tingkat pendidikan kepala keluarga makin tinggi cakupan imunisasi lengkap, demikian juga makin tinggi pengeluaran per
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 160
Provinsi K4 PN TT2 BUMIL F3 3
1. DKI Jakarta 96.01 97.19 58.10 94.80
2. Jawa Barat 97.10 97.20 72.20 90.50
3. Jawa Tengah 93.11 99.17 62.40 92.50
4. DI.Yogyakarta 92.81 99.96 75.70 91.60
5. Jawa Timur 88.66 92.45 30.70 84.90
6. Banten 84.53 92.39 58.70 61.40
7. Bali 94.15 97.66 59.90 95.00
Indonesia 89.33 91.36 47.30 85.10
kapita makin tinggi cakupan imunisasi lengkapnya. Menurut pekerjaan kepala keluarga, tertinggi cakupan imunisasi lengkap pada kepala keluarga sebagai pegawai negeri/TNI/Polri (69,5%) dan terendah pada kelompok petani/nelayan/buruh (52,9%).
Untuk persentase anak umur 12-23 bulan yang mendapatkan immunisasi lengkap di Provinsi Jawa Barat sebesar 56,6%. Tidak semua balita dapat diketahui status imunisasi, hal ini disebabkan karena beberapa alasan, yaitu ibu lupa anaknya sudah diimunisasi atau belum, ibu lupa berapa kali sudah diimunisasi, ibu tidak mengetahui secara pasti jenis imunisasi, catatan dalam KMS tidak lengkap/tidak terisi, catatan dalam Buku KIA karena hilang atau tidak disimpan oleh ibu.
Tabel VII. F. 6
Persentase Anak Umur 12-23 tahun yang Mendapatkan Immunisasi Dasar Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Sumber : Riskesdas tahun 2013
Pemantauan kesehatan ibu hamil dilakukan pelayanan K1 sebagai aksesibiltas ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan dan K4 yang dianggap sebagai mutu pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil. Persentase cakupan K4 ibu hamil di Indonesia tahun 2014 sebesar 89.33%, sedangkan Provinsi Jawa Barat 97.10% sudah melewati target SPM (85%). Dinyatakan pelayanan K4 (berkualitas) berarti secara paripurna ibu telah mendapatkan pelayanan immunisasi TT-2 dan mendapatkan Fe-3. Akan tetapi selama beberapa tahun terakhir ini tidak terlihat keterkaitan atau sinkronisasi antar varibel tersebut.
Tabel VII. F. 7
Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil Meliputi K-4, PN, TT-2, Fe-3 Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2014
Sumber :Profil Kesehatan Indonesia 2014
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 161
Dokter Kebidanan
& Kandungan
Dokter
umum Bidan Perawat Dukun Keluarga/
lainnya
Perkotaan 25,1 0,5 67,8 0,2 5,6 0,2 0,6
Perdesaan 10,5 0,5 69,6 0,4 16,5 1,6 0,9
Penolong Persalinan
4. DI.Yogyakarta 81,0 2,8 0,5 15,7 0,0
5. Jawa Timur 86,2 1,1 0,2 12,2 0,2
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia berkisar antar 47,87% - 100%. Persentase persalinan yang ditolong tenaga kesehatan terlatih di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 91,36%. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut provinsi di Pulau Jawa-Bali tahun 2014, dengan cakupan tertinggi terdapat di Provinsi DI Yogyakarta (99,96%) dan terendah di Provinsi Banten (92,39%).
Tabel VII. F. 8
Proporsi Penolong Persalinan
Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Sumber : Riskesdas 2013
Tabel VII. F. 9
Proporsi Kelahiran Berdasarkan Metode Persalinan Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Persentase Tempat Ibu melahirkan menurut tempat persalinanTahun 2013 di Indonesia, ternyata 66,7% ibu melahirkan di fasiltas sarana kesehatan, 29,6% di rumah dan 3,7% di Polindes/Poskesdes. Sedangkan di Provinsi Jawa Barat, Ibu yang melahirkan terbanyak di Fasilitas Kesehatan sebesar 66,5% dan 33,6% terbanyak melahirkan di Rumah/Lainnya. Apabila dibandingkan antara Provinsi di Jawa-Bali, tertinggi ibu melahirkan di falisitas kesehatan adalah di Provinsi DI Yogjakarta (98,8%), dan terendah di Provinsi Jawa Barat, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 162
Persentase Ibu Melahirkan Anak Terakhir Menurut Tempat Persalinan Lima Tahun Terakhir Dan Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Sumber :Riskesdas Tahun 2013
Tabel VII. F. 11
Proporsi Pelayanan Kesehatan Masa Nifas Menurut Provinsi Di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Sumber :Riskesdas Tahun 2013
Pemeriksaan neonatus dalam Riskesdas 2013 sebanyak 71,3% neonatus umur 6-48 jam (KN1) dan 47,5 % neonatus umur 8-28 hari (KN3) mendapatkan pemeriksaan dari tenaga kesehatan. Hasil tersebut lebih baik bila dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2010 sebesar 60,6 % dan 37,7%. Menurut tipe daerah, pemeriksaan neonatos pada tahun 2013 di perkotaan lebih tinggi dibanding di perdesaan. Terdapat hubungan positif antara pemeriksaan neonatus dengan tingkat pendidikan kepala keluarga maupun tingkat pengeluaran per-kapita. Semakin tinggi tingkat pendidikan kepala rumah tangga maupun pengeluaran per-kapita, semakin tinggi persentase cakupan pemeriksaan kesehatan pada neonatus.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 163
Persentase Kunjungan Neonatus Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Sumber :Riskesdas Tahun 2013
Proporsi wanita umur 10-49 berstatus kawin yang sedang menggunakan/memakai alat KB di Indonesia, menurut Riskesdas tahun 2013 sebesar 59,7%, Proporsi wanita berumur 15-49 tahun yang berstatus kawin yang pernah menggunakan/memakai alat KB 24,7%. Apabila dibandingkan antara Provinsi di Pulau Jawa-Bali, cakupan wanita yang sedang menggunakan alat KB, tertinggi pada Provinsi Jawa Barat (64,4%). Untuk pelayanan pasca salin di Indonesia baru mencapai 59,6% dan tertinggi di Provinsi Jawa Barat sebesar 72,5%. Secara rinci dapat dilihat dibawah ini.
Tabel VII.F. 13
Proporsi Pelayanan KB Pasca persalinan dan Proporsi Wanita Umur 10-49 tahun Menurut Status Penggunaan/Memakai Alat KB
Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2013
Sumber :Riskesdas Tahun 2013
D. SUMBER DAYA KESEHATAN
Secara Nasional, pada periode tahun 2010-2014, jumlah Puskesmas (termasuk Puskesmas Perawatan) terus meningkat dari 9.005 unit pada tahun 2010 menjadi 9.731 unit pada tahun 2014. Dalam periode tahun itu, rasio Puskesmas terhadap
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 164 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 1. DKI Jakarta 341 341 340 340 340 1.06 1.05 1.03 1.02 1.01
30.000 penduduk berada dalam kisaran 0,59 – 5,09, ini berarti bahwa pada periode tahun itu setiap 30.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 1-5 Puskesmas.
Jika dilihat Tabel dibawah ini terlihat bahwa Provinsi Jawa Barat mempunyai angka Puskesmas per-30.000 penduduk yang terendah ke-kedua (0,68) baik secara Nasional maupun dibandingkan antar Provinsi di Pulau Jawa-Bali. Apabila dibandingkan dengan Provinsi yang berada di Jawa dan Bali, Jawa Barat menempati urutan ke-lima.
Tabel VII. G. 1.
Jumlah Puskesmas dan Rasio Puskesmas per-30.000 Penduduk Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2010-2014
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014
Jumlah Puskesmas perawatan pada tahun 2011 sebanyak 3.019 unit meningkat menjadi 3.378 unit pada tahun 2014. Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) sampai tahun 2014 tercatat berjumlah 2.855 unit. Upaya pengembangan Kesehatan antara lain Upaya Kesehatan Kerja sebanyak 1.034 unit dan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja sebanyak 2.9995 unit, secara rinci dapat dilihat dibawah ini.
Tabel VII. G. 2
Jumlah Puskesmas Dengan Perawatan, PONED Dan Pelayanan Pengembangan Kesehatan Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2014
Provinsi
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 165
Provinsi Depkes/ Pemda TNI/ POLRI Departemen
Lain/BUMN Swasta Total RS PONEK
Demikian juga dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat.Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Poliklinik Desa), Toga (Tanaman Obat Keluarga, POD (Pos Obat Desa dan sebagainya. Secara nasional Rasio Posyandu terhadap Desa/Kelurahan adalah 3,5 atau rata-rata pada tiap desa/kelurahan terdapat 3-4 Posyandu. Dan Provinsi Jawa Barat Rasio Posyandu terhadap Desa/Kelurahan sebesar 9,2. Sedangkan Persentase Desa Siaga Aktif di Indonesia terhadap desa/kelurahan adalah 71,4. Apabila dibandingkan antara Provinsi di Pulau Jawa – Bali, ternyata Persentase Desa Siaga Aktif terbesar adalah di Provinsi Jawa Tengah (100%) dan terendah terdapat di Provinsi DKI Jakarta (77,5%).
Tabel VII. G. 3
Rasio Sarana Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Terhadap Desa/Kelurahan Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2014
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014
Pada tahun 2014, jumlah rumah sakit di seluruh Indonesia sebanyak 2.408 buah, yang terdiri dari 28,53% Rumah Sakit yang dikelola atas milik Kemenkes/
Pemerintah, 6,60% milik TNI/Polri, 3,07% milik Departemen lain/BUMN dan 61,38% milik Swasta.
Tabel VII. G. 4
Jumlah Rumah Sakit Menurut Kepemilikan di Provinsi Pulau Jawa-Bali Tahun 2014
Sumber : Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 166 Provinsi Dokter
Spesialis Dokter
Umum Dokter gigi Perawat Bidan Farmasi Kesehatan Masyarakat
Kesehatan
Lingkungan Gizi Keterapian Fisik
Keteknisan Medis
Tenaga Non Kesehatan Total SDM
1. DKI Jaya 7,056 2,723 1,205 11,916 2,069 2,779 506 259 302 236 1,509 18,505 49,065
2. Jawa Barat 6,882 4,828 1,789 25,181 12,098 3,371 1,126 1,066 1,231 378 3,126 25,769 86,845 3. Jawa tengah 5,422 4,587 1,324 27,421 15,639 3,706 1,870 1,183 1,509 666 4,182 5,757 73,266
4. DI.Yogyakarta 1,450 998 336 4,870 1,163 763 118 247 279 138 1,083 31,796 43,241
5. Jawa Timur 5,963 4,606 1,590 25,324 13,903 3,600 1,144 1,113 1,469 420 3,086 6,780 68,998
6. Banten 2,373 1,520 606 6,825 3,218 1,056 747 177 333 198 1,113 6,249 24,415
7. Bali 1,378 1,049 292 4,477 2,177 510 457 310 296 70 538 3,304 14,858
Indonesia 46,994 40,787 12,502 237,181 124,948 30,408 24,354 12,909 14,064 4,283 28,204 195,444 772,078 Pada tahun 2014, rasio tempat tidur rumah sakit per 100.000 penduduk relatif berkisar antara 98 - 99 per 100.000 penduduk dan rasio Tempat Tidur di Rumah Sakit terhadap penduduk Jawa Barat adalah 1 : 1.363 artinya 1 tempat tidur diperuntukkan bagi 1.363 penduduk. Angka ini jauh lebih rendah dari Provinsi-Provinsi lain di Jawa dan Bali.
Apabila dibandingkan secara Nasional, Provinsi Jawa Barat menduduki urutan ke-enam.
Apabila dibandingkan dengan Provinsi di Jawa-Bali, Provinsi Jawa Barat ke-dua terakhir dan dibawah nasional (892).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014, Jumlah Tenaga Kesehatan di Indonesia sebanyak 576,634 orang dengan rasio terhadap 100.000 penduduk sebesar 228,71, sedangkan Provinsi Jawa Barat sebanyak 131,91. Jika dibandingkan dengan provinsi yang di Pulau Jawa-Bali, jumlah tenaga yang berada di Provinsi Jawa Barat terbanyak yaitu sebanyak 86.845 orang.
Tabel VII. G. 5
Jumlah Sumber Daya Manusia Menurut Provinsi di Pulau Jawa-Bali Tahun 2014
L P L + P
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
Jumlah kasus baru TB BTA+ Tabel 7 17365 12453 Kasus
Proporsi kasus baru TB BTA+ Tabel 7 56,25 40,34
CNR kasus baru BTA+ Tabel 7 ////////////////// ////////////////// 66,67
Jumlah seluruh kasus TB Tabel 7 ////////////////// ////////////////// 61.835 Kasus
CNR seluruh kasus TB Tabel 7 74 56 133,55
Kasus TB anak 0-14 tahun Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek Tabel 8 ////////////////// ////////////////// 12,11 %
RESUME TABEL PROFIL KESEHATAN 2014