• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Validitas atau kesahihan adalah sejauh mana suatu alat ukur mampu

mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2013). Suatu instrumen

pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat

tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau mencapai tujuan pengukuran

yang dikehendaki dengan tepat (Azwar, 2003). Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan dua jenis validitas, yaitu validitas isi dan validitas

konstruk.

Validitas isi adalah analisis logis atau empiris terhadap seberapa

memadai isi tes mewakili ranah isi serta seberapa relevan ranah isi tersebut

sesuai dengan interpretasi skor tes yang dimaksudkan. Isi tes mengacu

pada tema-tema, pilihan kata, serta format atau bentuk item, tugas, atau

pertanyaan yang digunakan dalam tes. Validitas isi lazim diperoleh

melalui penilaian pakar atau ahli terhadap kesesuaian antara bagian-bagian

tes dan konstruk yang diukur (Supratiknya, 2014).

Dalam penelitian ini, validitas isi diperoleh melalui penilaian Dosen

Pembimbing Skripsi, lulusan S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

dan beberapa orang awam. Penilaian oleh dosen pembimbing skripsi

dilakukan selama proses pembuatan skala meliputi format skala, format

dan pemilihan kata dalam setiap item, serta kesesuaian item dengan

indikator-indikator kecerdasan emosi. Selain itu, penilaian efektivitas dan

Bahasa dan Sastra Indonesia serta beberapa orang awam. Penilaian

dilakukan dengan meminta revisi dan saran untuk kalimat setiap item yang

dibuat.

Validitas konstruk adalah penilaian tentang sejauh mana item-item

dan komponen-komponen dalam tes saling berhubungan sedemikian rupa

sesuai dengan konstruk yang diukur. Pengujian ini terkait dengan

konsistensi internal atau homogenitas tes. Konsistensi internal atau

homogenitas tes yang tinggi dipandang merupakan bukti yang kuat bahwa

tes tersebut mengukur sebuah konstruk yang memang hendak diukur oleh

peneliti (Supratiknya, 2014).

Validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan melalui

perhitungan korelasi item total. Korelasi item total menggambarkan

tentang hubungan antara masing-masing item dengan skor total tes sebagai

kriteria internal (Supratiknya, 2014). Perhitungan korelasi item total ini

peneliti jabarkan lebih detail pada bagian Seleksi Item.

2. Seleksi Item

Seleksi item dilakukan dengan menghitung korelasi item total dari 64

item yang terdapat pada skala kecerdasan emosi yang digunakan saat

tryout. Perhitungan korelasi item total dapat menunjukkan item-item yang

paling baik mengukur konstruk atau isi yang sedang diukur. Semakin

tinggi korelasi antara skor item dan skor total skala, semakin baik juga

berkorelasi positif, tetapi nilainya rendah dengan skor total harus

digugurkan. Sebagai patokan, semua item yang berkorelasi ≥ 0,20 dengan

skor total layak dipertahankan (Supratiknya, 2014).

Tryout dilakukan pada tanggal 28 September – 3 Oktober 2015 dengan melibatkan 50 mahasiswa/i Kampus III Universitas Sanata Dharma

dengan rentang usia 17-18 tahun. Dari 50 data tryout yang ada, terdapat

dua data yang tidak dapat diolah lebih lanjut karena skala tidak diisi

dengan lengkap.

Dari 64 item yang diuji, didapatkan 32 item yang baik (rit≥ 0,2) dan 32 item yang gugur (rit < 0,2). Adapun 32 item yang gugur, yaitu item

nomor 3, 5, 6, 7, 13, 15, 17, 21, 23, 24, 25, 27, 30, 32, 33, 37, 38, 39, 40,

41, 43, 44, 45, 46, 48, 50, 51, 54, 56, 58, 61, dan 62.

Berikut adalah distribusi item skala kecerdasan emosi yang gugur :

Tabel 5

Distribusi item skala kecerdasan emosi yang gugur

No. Aspek Nomor Item Jumlah

Favorable Unfavorable 1 Mempersepsi emosi 3*, 6*, 8, 27*, 33*, 52, 58*, 60 7*, 11, 12, 20, 28, 35, 55, 59 16 2 Menggunakan emosi 5*, 13*, 14, 25*, 26, 29, 30*, 57 2, 22, 23*, 37*, 46*, 48*, 49, 53 16 3 Memahami dan menganalisa emosi 15*, 36, 38*, 40*, 41*, 45*, 47, 50* 16, 17*, 18, 19, 44*, 56*, 63, 64 16 4 Mengatur dan meregulasi emosi 4, 9, 10, 21*, 34, 43*, 51*, 61* 1, 24*, 31, 32*, 39*, 42, 54*, 62* 16 32 32 64

Setelah itu, peneliti menghitung kembali korelasi item total dari 32

item yang baik (rit ≥ 0,2). Dari 32 item yang diuji, didapatkan 2 item yang gugur (rit < 0,2), yaitu item nomor 8 dan 36. Dari sisa 30 item yang baik,

untuk menyetarakan jumlah item setiap aspek, maka peneliti memilih

tujuh item dengan korelasi item total terbaik dari setiap aspek. Dengan

demikian, bentuk final skala kecerdasan emosi yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari 28 item. Berikut ini distribusi item bentuk final

skala kecerdasan emosi :

Tabel 6

Distribusi item bentuk final skala kecerdasan emosi

No. Aspek Nomor Item Jumlah

Favorable Unfavorable 1 Mempersepsi emosi 3, 26 6, 7, 12, 23, 25 7 2 Menggunakan emosi 8, 14, 24 2, 13, 20, 22 7 3 Memahami dan menganalisa emosi 17, 19 9, 10, 11, 27, 28 7 4 Mengatur dan meregulasi

emosi

4, 5, 16, 21 1, 15, 18 7

11 17 28

3. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana konsistensi hasil pengukuran apabila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan alat pengukuran yang sama pula (Siregar, 2013). Hasil pengukuran

dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang

relatif sama. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap ada toleransi terhadap

Apabila perbedaan yang ada sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil

pengukuran tidak dapat dipercaya dan alat pengukuran dikatakan sebagai

tidak reliabel (Azwar, 2003).

Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan dalam koefisien

reliabilitas (rxx’) yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai

dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00

berarti semakin tinggi pula reliabilitas alat ukur. Sebaliknya, semakin

rendah koefisien reliabilitas mendekati angka 0, berarti semakin rendah

pula reliabilitas alat ukur (Azwar, 2009). Menurut Guilford (dalam Kelin,

1986 dalam Supratiknya, 2014), koefisien minimum yang dipandang

memuaskan untuk reliabilitas tes adalah 0,70.

Secara psikometrik, reliabilitas menunjuk pada dua ciri dalam tes,

salah satunya adalah konsistensi internal. Konsistensi internal adalah

konsistensi antar bagian-bagian dalam tes. Salah metode untuk

mengestimasi konsistensi internal adalah dengan menggunakan rumus

alpha Cronbach (Supratiknya, 2014).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji reliabilitas

konsistensi internal dengan metode alpha Cronbach. Metode alpha

cronbach ini akan menghasilkan koefisien reliabilitas alpha. Perhitungan

koefisien reliabilitas alpha dalam penelitian ini dilakukan melalui program

SPSS for windows versi 16.00.

Bentuk final skala kecerdasan emosi yang terdiri dari 28 item

skala kecerdasan emosi yang peneliti buat memiliki reliabilitas atau

konsistensi hasil pengukurunan yang cukup tinggi.

H. METODE ANALISIS DATA

Dokumen terkait