• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.4 Variabel Penelitian .1 Definisi Konsep.1 Definisi Konsep

Variabel dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua variabel, yaitu Variabel Bebas (independen variable) dengan simbol variabel X dan Variabel Tetap (dependen variable) dengan simbol variabel Y yang diuraikan sebagai berikut :

1. Variabel X adalah gerakan amar ma’ruf nahi munkar FPI Cabang Kasemen sebagai variabel bebas. Gerakan amar ma’ruf nahi munkar adalah gerakan yang menyerukan amar ma’ruf dan nahi munkar guna membangun benteng yang kokoh untuk menjaga, melindungi, memelihara dan meningkatkan iman tawqa umat guna memperoleh keberkahan dunia dan akhirat (FPI, 2008:45)

2. Variabel Y adalah persepsi masyarakat di Kecamatan Kasemen sebagai variabel tetap. Persepsi masyarakat adalah suatu proses internal yang memungkinkan setiap individu untuk memilih, mengorganisasikan serta menafsirkan rangsangan dari lingkungan dan dari proses tersebut dapat mempengaruhi perilaku individu tersebut nantinya (Mulyana, 2007:180).

3.4.2 Definisi Operasional

Variabel-variabel dalam penelitian ini dioperasionalisasikan guna memperoleh gambaran secara mendetail yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.2

Matrix Sub Variabel, Indikator dan Item Pernyataan Sub Variabel

/ Indikator

No

Pert. Item Pernyataan

Gerakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Variabel X) Tertib Aksi Amar Ma’ruf

Kegiatan dakwah melalui majelis

1 Kegiatan dakwah yang dilakukan oleh FPI Cabang Kasemen memberikan manfaat atau dampak positif yang lebih dominan dibandingkan dengan dampak negatif

2 Dakwah melalui majelis ilmu dilakukan terbuka untuk umum

3 Dakwah melalui majelis ilmu dapat memberikan peningkatan pemahaman agama bagi masyarakat luas 4 Dakwah melalui majelis ilmu berisikan ilmu agama

dan kajian fenomena sosial kemasyarakatan yang dibutuhkan oleh masyarakat

5 Dakwah melalui majelis dzikir berisikan ilmu agama, dizikir bersama dan renungan aqidah

6 Dakwah melalui majelis ilmu dan majelis dzikir dilakukan dengan cara-cara yang lembut dan sesuai dengan peraturan yang berlaku

Kegiatan dialog / diskusi

7 Kegiatan dialog atau diskusi merupakan kegiatan yang melibatkan perwakilan masyarakat dan aparatur pemerintahan atas laporan keluhan atau masalah yang sedang terjadi berkaitan dengan tempat dan aktifitas maksiat yang meresahkan

8 Kegiatan dialog menjadi wadah musyawarah untuk mengambil keputusan bersama atas tindakan penanganan masalah tersebut

9 Hasil keputusan bersifat mengikat dan harus dipatuhi oleh semua pihak yang terlibat, khususnya bagi pihak terlapor (jika berkaitan dengan tempat hiburan malam dan sejenisnya)

10 Hasil dialog diarahkan agar penyelesaian masalah dilakukan secara kekeluargaan dan tanpa kekerasan

Tertib Aksi Nahi Munkar

Tindakan demonstrasi

11 Tindakan demonstrasi FPI Cabang Kasemen

merupakan upaya menyampaikan pendapat dan kritik di hadapan publik atas suatu masalah / fenomena sosial kemasyarakatan yang sedang terjadi

12 Demonstrasi FPI Cabang Kasemen dapat memberikan informasi dan pengetahuan dengan jelas dan akurat kepada masyarakat (komunikan)

13 Demonstrasi FPI Cabang Kasemen diperlukan untuk dapat mempercepat penyelesaian suatu masalah 14 Demonstrasi FPI Cabang Kasemen sudah sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku

15 Demonstrasi FPI Cabang Kasemen tidak diwarnai dengan kekerasan, kerusahan dan kerusakan sarana publik

16 Demonstrasi FPI Cabang Kasemen memberikan kesan yang baik di mata masyarakat (komunikan)

Tindakan penertiban (sweeping)

17 Tindakan penertiban (sweeping) yang dilakukan FPI Cabang Kasemen merupakan upaya menindak aktifitas dan tempat-tempat maksiat

18 Penertiban (sweeping) yang dilakukan FPI Cabang Kasemen merupakan tindakan yang ditempuh apabila hasil dialog tidak dikerjakan oleh pihak terlapor. 19 Penertiban (sweeping) yang dilakukan FPI Cabang

Kasemen sudah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku

20 Penertiban (sweeping) yang dilakukan FPI Cabang Kasemen dilakukan sesuai prosedur penindakan yang diatur oleh tata tertib FPI Pusat

Persepsi Masyarakat (Variabel Y) Faktor Internal

Tingkat pemahaman individu

1 Tindakan menegakkan amar ma’ruf dan memberantas kemungkaran / nahi munkar merupakan kesadaran hidup bermasyarakat dilakukan oleh setiap individu masyarakat

2 Tindakan menegakkan amar ma’ruf dan memberantas kemungkaran / nahi munkar dapat dilakukan dengan berbagai cara menurut pemahaman dan kemampuan individu terkait

Pengalaman masa lalu

3 Penegakkan amar ma’ruf nahi munkar yang dilakukan dengan cara yang keras menimbulkan kesan buruk atau fobia masyarakat atas cara-cara yang dilakukan oleh pemerintah pada masa lalu

4 Penegakkan amar ma’ruf nahi munkar yang dilakukan dengan cara yang keras identik dengan terorisme dan tindakan subversif atau melawan hukum negara Nilai individu 5 Setiap individu memiliki sikap dan respon yang

berbeda-beda tentang upaya penegakkan amar ma’ruf nahi munkar

6 Individu yang memiliki dasar pemahaman agama dan ilmu pengetahuan akan lebih proaktif dalam upaya penegakkan amar ma’ruf nahi munkar dengan cara dan kemampuannya

7 Individu yang aktif berorganisasi akan lebih proaktif dalam upaya penegakkan amar ma’ruf nahi munkar

Faktor Psikologis

Motivasi 8 Setiap individu memiliki motivasi yang berbeda-beda dalam upaya penegakkan amar ma’ruf nahi munkar 9 Motivasi individu melakukan penegakkan amar ma’ruf

nahi munkar lebih didorong oleh kesadaran keagamaan dan panggilan untuk menjaga lingkungan hidup

10 Individu yang hidup di lingkungan masyarakat yang agamis akan lebih proaktif dalam upaya penegakkan amar ma’ruf nahi munkar

Harapan 11 Setiap individu memiliki harapan agar kelompok yang fokus kepada upaya penegakkan amar ma’ruf nahi munkar dalam bertindak tetap mengikuti ketentuan hukum negara yang berlaku

12 Setiap individu memiliki harapan agar kelompok yang fokus kepada upaya penegakkan amar ma’ruf nahi munkar dalam bertindak tidak anarkis dan diskriminatif 13 Setiap individu memiliki harapan agar kelompok yang

fokus kepada upaya penegakkan amar ma’ruf nahi munkar dilakukan secara berkala dan berkelanjutan, dan tidak pada saat momen-momen tertentu

Faktor Eksternal

Isi Pesan 14 Penegakkan nahi munkar yang dilakukan oleh FPI Cabang Kasemen, khususnya tindakan penertiban tempat maksiat dapat memberikan alasan dan pemikiran-pemikiran yang jelas melalui orasi / demonstrasi atas tindakan yang dilakukannya 15 Penegakkan nahi munkar yang dilakukan oleh FPI

Cabang Kasemen, khususnya tindakan penertiban tempat maksiat agar disampaikan dalam orasi / demonstrasi dapat lebih bersifat mengajak,

menghimbau (persuasif) dan mudah dimengerti kepada masyarakat atau obyek terkait selaku komunikannya dengan bahasa yang halus dan tidak menyinggung pihak tertentu

16 Penegakkan amar ma’ruf yang dilakukan oleh FPI Cabang Kasemen, khususnya majelis ilmu dan majelis dzikir dan dakwah dapat menghimbau dan mengajak masyarakat selaku pendengar (komunikan)

Gerakan / sikap

17 Penegakkan nahi munkar yang dilakukan oleh FPI Cabang Kasemen, khususnya tindakan penertiban tempat maksiat dilakukan dengan sikap (gesture) yang bersemangat dapat menarik minat masyarakat dan obyek (komunikan) terkait

18 Penegakkan nahi munkar yang dilakukan oleh FPI Cabang Kasemen, khususnya tindakan penertiban tempat maksiat dilakukan dengan sikap yang

menunjuk-nunjuk obyek atau mengacungkan tangan ke atas men ggambarkan tantangan dan intimidasi kepada masyarakat dan obyek (komunikan) terkait

19 Penegakkan nahi munkar yang dilakukan oleh FPI Cabang Kasemen, khususnya tindakan penertiban tempat maksiat yang diwarnai dengan tindakan

kekerasan atau anarkis terhadap obyek terkait dan pihak-pihak lainnya yang terlibat memberikan persepsi buruk terhadap gerakan tersebut

Simbol obyek 20 Penegakkan nahi munkar yang dilakukan oleh FPI Cabang Kasemen, khususnya tindakan penertiban dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol tertulis yang ada didalam spanduk, papan tuntutan, pamflet dan lain-lain dapat memberikan efek terhadap penguatan informasi dan tuntutan kepada masyarakat dan obyek (komunikan) terkait

21 Penegakkan nahi munkar yang dilakukan oleh FPI Cabang Kasemen, khususnya tindakan penertiban dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol dengan warna dan bentuk pakaian tertentu akan memberikan identitas kepada subyek dari gerakan tersebut

22 Penegakkan nahi munkar yang dilakukan oleh FPI Cabang Kasemen, khususnya tindakan penertiban dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol pesan atau sandi pesan /statement yang dinyatakan dalam setiap orasi akan memberikan identitas kepada subyek gerakan tersebut

Keadaan sosial masyarakat

23 Masyarakat saat ini lebih bersifat pasif terhadap aktifitas dan tempat-tempat kemaksiatan yang ada di lingkungan tempatnya tinggal

24 Masyarakat saat ini cenderung mengandalkan tokoh agama, tokoh masyarakat, pemerintah desa dan instansi lainnya terkait untuk memberantas aktifitas dan

menertibkan tempat kemaksiatan di lingkungan tempatnya tinggal

25 Masyarakat mendukung upaya memberantas aktifitas dan tempat kemaksiatan dengan cara-cara yang tegas Sumber : Peneliti, 2016