• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMAMPUAN REPRESENTASI VISUAL (GAMBAR, GRAFIK, DAN MODEL) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI AJAR DINAMIKA PARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEMAMPUAN REPRESENTASI VISUAL (GAMBAR, GRAFIK, DAN MODEL) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI AJAR DINAMIKA PARTIKEL"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRAK

PENGARUH KEMAMPUAN REPRESENTASI VISUAL (GAMBAR, GRAFIK, DAN MODEL) TERHADAP

HASIL BELAJAR PADA MATERI AJAR DINAMIKA PARTIKEL

Oleh

ISMI DWI MUSTIKA ARUM

(2)

iii Ismi Dwi Mustika Arum Hasil uji regresi yang dilakukan menunjukkan nilai R square sebesar 0,666 yang berarti bahwa pengaruh kemampuan representasi visual terhadap hasil belajar siswa sebesar 66,6% dengan koefisien korelasi yang positif sebesar 0,816 menunjukkan kedua variabel memiliki tingkat hubungan yang kuat dengan persamaan regresi Y = 22,316 + 0,770X. Hasil analisis juga menunjukkan nilai thitung sebesar 7,603 dan signifikansi 0,000 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,045. Dengan ketentuan thitung > ttabel dan signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan representasi visual berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 01 Februari 1992 sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Hari Sujatmiko dan Ibu Mujiati.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1997 di TK Aisyah di Desa Wonokriyo dan diselesaikan pada tahun 1998. Tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya di SD Negeri 6 Wonodadi dan diselesaikan tahun 2004. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Gadingrejo dan diselesaikan tahun 2007. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Gadingrejo, diselesaikan pada tahun 2010. Tahun yang sama, penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri.

Pada tahun 2013, penulis berkesempatan menjadi asisten dosen pada mata kuliah Dasar-dasar dan Perancangan Evaluasi Pendidikan untuk Program Studi

(8)

MOTO

“Beranjaklah ke atas. Jangan biarkan hidup Anda mengalir seperti air, karena air mengalir ke bawah, bukan ke atas.”

(Merry Riana)

“Hal yang luar biasa dari keluarga adalah walaupun kita berbuat salah, mereka akan tetap mencintai kita.”

(9)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Penulis persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan terima kasih penulis kepada:

1. Teristimewa, Ibu dan Ayah yang selalu memperjuangkan masa depan, yang telah lama menantikan keberhasilan penulis, yang tak pernah lupa menyebut nama penulis dalam setiap doa, yang tak pernah lelah memperhatikan, dan yang selalu mendukung penulis. Semoga Allah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bisa selalu membahagiakan kalian.

2. Kakak tersayang, Erista Endwika Efrilian yang selalu memberikan dukungan dan doa bagi penulis.

3. Keluarga besar penulis, yang selalu mendukung, mendoakan, dan membantu keberhasilan penulis.

(10)

xi SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, puji serta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Representasi Visual terhadap Hasil Belajar Fisika pada Materi Ajar Dinamika Partikel” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika.

4. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan

Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. 5. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku Pembimbing II atas

(11)

xii 6. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si., selaku pembahas atas kesediaan dan

keikhlasannya memberikan bimbingan dan saran untuk perbaikan skripsi. 7. Bapak Undang Rosidin, Bapak Ismu, Bapak Eko Suyanto, Ibu Viyanti, Bapak

Feriansyah Sesunan, Bapak Chandra Ertikanto, Bapak Wayan Suane, Bapak Doni Andra, dan Bapak Antomi Saregar selaku dosen yang telah memberikan ilmu bagi penulis.

8. Bapak Drs. Alamsyah, selaku Kepala SMP Negeri 1 Gadingrejo beserta jajaran yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

9. Ibu Eny Purwati, S.Pd., selaku guru mitra dan murid-murid kelas VIII1 SMP Negeri 1 Gadingrejo atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

10.Rosita Kurniawati, Shela Maulita, Gusriana, Beti Juwita Sari, dan Mega Nindya, sahabat-sahabat terbaik yang telah banyak membantu dan memberikan semangat, mendengarkan segala keluh kesah penulis, dan memberikan canda tawa selama masa perkuliahan ini. Semoga tali persaudaraan ini tetap terjaga selamanya.

11.Sahabat seperjuangan Pendidikan Fisika 2010 Kelas B: Nani, April, Sandi, Novelly, Meitika, Dewi, Vandan, Yunita, Rika, Cory, Ratri, Maria, Inayah, Kadek, Imas, Liza, Novita, Trian, Mirza, Tofan, Heru, Andrian, Andi, Tawag, Didi, Risky, dan Dodo.

12.Wiwit, Edo, Devita, Ika, Aldes, Heni, mbak Ira, Aim, dan Feni yang tergabung dalam keluarga besar “Daun Muda” Margomulyo. Terima kasih telah memberikan keceriaan dan pengalaman yang sangat berharga.

(12)

xiii Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Bandar Lampung, Juni 2014

(13)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Kemampuan Multirepresentasi ... 6

2. Representasi Visual ... 10

3. Inkuiri Terbimbing ... 14

4. Hasil Belajar ... 16

B. Kerangka Pemikiran ... 20

C. Hipotesis ... 22

III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

B. Desain Penelitian ... 23

C. Variabel Penelitian ... 24

(14)

xv

E. Analisis Instrumen ... 24

1. Uji Validitas ... 25

2. Uji Reliabilitas ... 25

F. Teknik Pengumpulan Data ... 26

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 26

1. Analisis Data ... 26

2. Pengujian Hipotesis ... 27

a. Uji Normalitas ... 27

b. Uji Linieritas ... 28

c. Uji Regresi Linier Sederhana ... 28

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

1. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 30

a. Uji Validitas Soal Kemampuan Representasi ... 31

b. Uji Validitas Soal Hasil Belajar ... 31

c. Uji Reliabilitas Soal Kemampuan Representasi ... 32

d. Uji Reliabilitas Soal Hasil Belajar ... 33

2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 33

3. Data Hasil Penelitian ... 37

a. Data Kuantitatif Kemampuan Representasi Visual ... 37

b. Data Kuantitatif Hasil Belajar ... 37

4. Hasil Uji Penelitian ... 38

a. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Representasi Visual dan Hasil Belajar Siswa ... 38

b. Hasil Uji Linieritas Data Kemampuan Representasi Visual dan Hasil Belajar Siswa ... 39

c. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Data Kemampuan Representasi Visual dan Hasil Belajar Siswa ... 39

5. Keputusan Hipotesis ... 40

B. Pembahasan ... 41

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 48

(15)

xvi DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 54

2. Silabus ... 57

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 60

4. LKK I: Hukum I Newton ... 67

5. LKK II: Hukum II Newton ... 69

6. Kisi-kisi Soal Kemampuan Representasi Visual ... 74

7. LP 1: Soal Kemampuan Representasi Visual ... 81

8. Rubrikasi Penilaian Kemampuan Representasi Visual ... 84

9. LP 2: Penilaian Psikomotor ... 98

10.Kisi-kisi Soal Hasil Belajar ... 99

11.LP 3: Soal Hasil Belajar ... 104

12.Data Hasil Uji Instrumen Soal Kemampuan Representasi Visual ... 105

13.Data Hasil Uji Instrumen Soal Hasil Belajar ... 106

14.Hasil Uji Validitas Soal Kemampuan Representasi Visual ... 107

15.Hasil Uji ValiditasSoal Hasil Belajar... 109

16.Hasil Uji Reliabilitas Soal Kemampuan Representasi Visual ... 110

17.Hasil Uji ReliabilitasSoal Hasil Belajar ... 111

18.Data Hasil Kemampuan Representasi Visual ... 112

19.Data Hasil Belajar ... 113

20.Hasil Uji Normalitas Kemampuan Representasi Visual – Hasil Belajar... 114

21.Hasil Uji Linieritas Kemampuan Representasi Visual – Hasil Belajar... 115

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Rubrik Penilaian Multirepresentasi ... 9

4.1 Hasil Uji Validitas Soal Kemampuan Representasi Visual ... 31

4.2 Hasil Uji Validitas Soal Hasil Belajar ... 32

4.3 Hasil Uji Reliabilitas Soal Representasi Visual ... 32

4.4 Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar ... 33

4.5 Klasifikasi Kemampuan Representasi Visual ... 37

4.6 Klasifikasi Hasil Belajar ... 38

4.7 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Representasi Visual dan Hasil Belajar ... 38

4.8 Hasil Uji Linieritas Data Kemampuan Representasi Visual dan Hasil Belajar ... 39

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika merupakan kajian untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana proses-proses fenomena alam terjadi. Sehingga kegiatan pembelajarannya pun sebagian besar dilakukan dengan cara melihat, mengamati, atau melakukan percobaan berkaitan dengan fenomena-fenomena tersebut. Tetapi pada kenyataannya, pembelajaran fisika terkesan monoton dengan hadirnya rumus-rumus yang begitu banyak jumlahnya, padahal rumus hanyalah konsekuensi penyederhanaan

pernyataan dari fenomena dan proses-proses yang terjadi di alam.

(19)

2 Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di kelas IX SMP Negeri 1 Gadingrejo dengan jumlah siswa 32 orang, ketika siswa diberikan soal untuk menghitung kecepatan dan percepatan pada benda yang bergerak lurus dengan mengacu pada rumus yang ada, sekitar 25 siswa atau mencapai 78% siswa mampu menjawab dengan benar. Tetapi ketika siswa diminta untuk menghitung percepatan gerak benda dengan menggunakan grafik hubungan kecepatan dan waktu, hanya sekitar 5 siswa atau hanya sekitar 15 % saja yang mampu mengerjakan dengan benar. Begitu pula ketika siswa diberikan permasalahan mengenai materi dinamika partikel dengan sub materi Hukum Newton. Ketika siswa diberikan soal dengan sebuah benda pada bidang datar yang diberi gaya dengan sudut tertentu lalu siswa diminta untuk menghitung percepatan benda tersebut bergerak secara matematis, sekitar 28 siswa mampu untuk menyelesaikan soal tersebut, namun ketika siswa diminta untuk merepresentasikan soal tersebut ke dalam bentuk gambar atau secara visual dengan menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada benda berdasarkan soal tersebut, ternyata hanya sekitar 3-4 siswa yang mampu

menggambarkan dengan benar sementara siswa yang lain masih kesulitan untuk menggambarkannya.

Berdasarkan hasil survey di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa hanya terpaku pada satu bentuk representasi, dalam hal ini secara matematis, dengan menghafalkan sekian banyak rumus untuk menyelesaikan suatu

permasalahan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan sebagian besar siswa yang mengatakan bahwa selama ini guru mengajarkan mereka dengan lebih

(20)

3 diajarkan dan siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan dengan

menggunakan rumus tersebut. Sementara ketika siswa diminta untuk mengubah suatu permasalahan ke dalam bentuk representasi lain selain secara matematis, misalnya secara visual, masih banyak siswa yang kesulitan untuk

menyelesaikannya. Jika kesulitan tersebut tidak segera diatasi maka akan berpengaruh terhadap hasil belajar mereka.

Cara yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran dapat membuat siswa belajar lebih efektif sehingga memperoleh hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan yang efektif, efisien, interaktif, dan menarik yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran di atas sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif penyajian yang dapat digunakan adalah representasi visual dalam bentuk gambar, grafik, dan model yang merupakan salah satu dari cara penyajian menggunakan multirepresentasi.

(21)

4

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh

kemampuan representasi visual terhadap hasil belajar fisika pada materi Dinamika Partikel siswa SMP Negeri 1 Gadingrejo?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampuan representasi visual terhadap hasil belajar fisika pada materi Dinamika Partikel siswa SMP Negeri 1 Gadingrejo.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah:

1. Menjadi alternatif pilihan untuk guru SMP Negeri 1 Gadingrejo dalam

menyajikan materi pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas sesuai dengan materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak sekolah di SMP Negeri 1 Gadingrejo, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dan pendidikan pada umumnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

(22)

5 2. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses

pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes mencakup aspek kognitif dan juga psikomotor yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

3. Inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sintaks pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu merumuskan masalah, membuat hipotesis, merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, mengumpulkan data, dan mengambil kesimpulan.

(23)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Kemampuan Multirepresentasi

Representasi merupakan suatu bentuk pengganti atau sesuatu yang mewakili untuk menjelaskan suatu konsep yang digunakan untuk menemukan solusi dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan interpretasi pikirannya sehingga konsep tersebut menjadi lebih bermakna.

Berbagai pakar mengungkapkan definisi yang berbeda-beda tentang representasi seperti yang dikutip Fadillah (2008):

a. Representasi adalah model atau bentuk pengganti dari suatu situasi masalah atau aspek dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi, sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek, gambar, kata-kata, atau symbol matematika (Jones & Knuth).

b. Representasi merupakan cara yang digunakan seseorang untuk

mengkomunikasikan jawaban atau gagasan matematik yang bersangkutan (Cai, Lane, & Jacabcsin).

c. Representasi didefinisikan sebagai aktivitas atau hubungan dimana satu hal mewakili hal lain sampai pada suatu level tertentu, untuk tujuan

tertentu, dan yang kedua oleh subjek atau interpretasi pikiran. Representasi menggantikan atau mengenai penggantian suatu obyek, penginterpretasian pikiran tentang pengetahuan yang diperoleh dari suatu obyek, yang

diperoleh dari pengalaman tentang tanda representasi (Parmentier dalam Ludlow).

(24)

model-7

model manipulatif atau kombinasi dari semuanya (Steffe, Weigel, Schultz, Waters, Joijner, & Reijs dalam Hudoyo).

e. Dalam psikologi umum, representasi berarti proses membuat model konkret dalam dunia nyata ke dalam konsep abstrak atau simbol. Dalam psikologi matematika, representasi bermakna deskripsi hubungan antara objek dengan simbol (Hwang, Chen, Dung, & Yang).

Penggunaan representasi dengan berbagai cara atau mode representasi untuk merepresentasikan suatu fenomena disebut multirepresentasi. Waldrip, dkk (2006:86) mendefinisikan multirepresentasi sebagai praktik

merepresentasikan kembali (re-representing) konsep yang sama melalui berbagai bentuk, yang mencakup mode-mode representasi deskriptif

(verbal,grafik,tabel), eksperimental, matematis, figurative (pictorial, analogi, dan metafora), kinestetik, visual dan/atau mode mode aksional-operasional.

Kohl dan Noah dalam Aminudin (2013: 1) mengungkapkan bahwa keterampilan representasi adalah kemampuan yang harus dimiliki untuk menginterpretasi dan menerapkan berbagai konsep dalam memecahkan masalah-masalah secara tepat. Sedangkan multi representasi adalah

representasi konsep yang dilakukan lebih dari satu cara, sekurang-kurangnya terdapat 3 representasi dalam fisika, yaitu (1) representasi verbal; (2)

representasi fisis; dan (3) representasi matematis. Dalam pembelajaran fisika ketiga representasi tersebut harus diterapkan guru fisika agar siswa

(25)

8

Waldrip dalam Bahri (2012: 2) mengatakan bahwa pembelajaran sains memerlukan representasi verbal, visual dan matematika dalam membangun pemahaman secara ilmiah. Guru fisika idealnya memiliki kemampuan argumentasi ilmiah dan dapat menyampaikan materi fisika dalam berbagai bentuk representasi (multiple representations).

Treagust (2008: 7) mengkategorikan mode-mode dalam multirepresentasi untuk belajar konsep sains adalah analogi, pemodelan, diagram dan multimedia. Dengan definisi yang lebih luas, semua mode representasi seperti model, analogi, persamaan, grafik, diagram, gambar dan simulasi yang digunakan dalam sains/kimia dapat dirujuk sebagai bentuk metafora. Suatu metafora menyediakan deskripsi mengenai fenomena nyata dalam term yang berbeda, dimana pembelajar menjadi lebih akrab mengenalinya.

(26)

9

Ada beberapa alasan pentingnya menggunakan multirepresentasi

(http://paer.rutgers.edu/scientificAbilities/Downloads/FormAssessTasks/Mult Rep.pdf):

a. Multikecerdasan (multiple intelligences)

Menurut teori multikecerdasan orang dapat memiliki kecerdasan yang beda. Oleh karena itu siswa belajar dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kecerdasannya. Representasi yang berberbeda-beda-berbeda-beda memberikan kesempatan belajar yang optimal bagi setiap jenis kecerdasan. b. Visualisasi bagi otak

Kuantitas dan konsep-konsep yang bersifat fisik seringkali dapat dipahami lebih baik dengan menggunakan representasi konkret.

c. Membantu mengonstruksi representasi tipe lain

Beberapa representasi konkret membantu dalam mengonstruksi representasi yang lebih abstrak.

d. Beberapa representasi bermanfaat bagi penalaran kualitatif

Penalaran kualitatif seringkali terbantu dengan menggunakan representasi konkret.

e. Representasi matematik yang abstrak digunakan untuk penalaran kuantitatif

Representasi matematik dapat digunakan untuk mencari jawaban kuantitatif terhadap soal.

Untuk mengevaluasi kemampuan multirepresentasi digunakan rubrik dengan 5 tingkat pensekoran. Salah satu bentuk rubrik untuk menilai kemampuan multirepresentasi siswa menurut Hwang, dkk (2007: 197) yang ditampilkan dalam Tabel 2.1:

Tabel 2.1 Rubrik Penilaian Multirepresentasi

Skor Kriteria

5 Jawaban benar, penjelasan secara matematis dan verbal atau grafik keduanya benar dan lengkap

4 Jawaban benar, penjelasan secara matematis dan verbal atau grafik keduanya benar tetapi kurang lengkap

3 Jawaban benar, penjelasan secara matematis benar tetapi tidak ada penjelasan secara verbal atau grafik

2 Jawaban tidak tepat, alasan secara matematis terlihat baik namun kurang tepat. Atau, jawaban benar tetapi tidak ada penjelasan secara matematis

(27)

10

Berdasarkan pernyataan yang telah dipaparkan sebelumnya, representasi merupakan suatu cara untuk mengekspresikan fenomena, objek, kejadian, konsep-konsep abstrak, gagasan, proses mekanisme dan bahkan sistem. Sedangkan multirepresentasi merupakan cara untuk mengekspresikan

fenomena, objek, dan kejadian tersebut melalui berbagai bentuk representasi.

2. Representasi Visual

Suatu representasi visual sering digunakan untuk memperbaiki kesalahan komunikasi ketika metode konvensional gagal menyampaikan suatu konsep dengan lengkap (Sankey, 2005: 251).

Yusup (2009: 2) menyatakan:

Dalam fisika banyak tipe representasi yang dapat dimunculkan. Tipe-tipe tersebut antara lain:

a. Deskripsi verbal

Untuk memberikan definisi dari suatu konsep, verbal adalah satu cara yang tepat untuk digunakan.

b. Gambar/diagram

Suatu konsep akan menjadi lebih jelas ketika dapat kita representasikan dalam bentuk gambar. Gambar dapat membantu memvisualisasikan sesuatu yang masih bersifat abstrak. Dalam fisika banyak bentuk diagram yang sering digunakan (sesuai konsep), antara lain : diagram gerak, diagram bebas benda (free body diagram), diagram garis medan (field line diagram), diagram rangkaian listrik (electrical circuit diagram), diagram sinar (ray diagram), diagram muka gelombang (wave front diagram), diagram energi keadaan (energy state diagram)

c. Grafik

Penjelasan yang panjang terhadap suatu konsep dapat kita representasikan dalam satu bentuk grafik. Oleh karena itu kemampuan membuat dan membaca grafik adalah keterampilan yang sangat diperlukan. Grafik balok energi (energy bar chart), grafik balok momentum (momentum bar chart), merupakan grafik yang sering digunakan dalam merepresentasi konsep-konsep fisika.

d. Matematik

(28)

11

ditentukan keberhasilannya oleh penggunaan representasi kualitatif secara baik. Pada proses tersebutlah tampak bahwa siswa tidak seharusnya

menghapalkan semua rumus-rumus atau persamaan-persamaan matematik.

Mode verbal hanya dapat mengekspresikan sebagian makna konsep-konsep sains/fisika. Upaya yang diperlukan adalah siswa harus di’probing’ untuk menggunakan mode visual melalui grafik, charta, diagram, foto, animasi, dan video sehingga terjadi belajar bermakna (Treagust, 2008: 23).

Smaldino, Lowter, dan Russel dalam Amanah (2011) menyatakan bahwa gambar merupakan representasi fotografis dari orang, tempat, dan benda-benda. Sementara itu grafik menyediakan representasi visual dari data angka-angka. Grafik menggambarkan hubungan di antara unit-unit data dan

kecenderungan dalam data. Sedangkan pemodelan secara matematis dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi gaya pada suatu sistem dalam fisika, salah satunya dengan menggunakan free body diagram (diagram bebas benda).

(29)

12

Menurut Felder dan Soloman dalam Hikmat & Efendi (2011: 207) “mayoritas manusia adalah pebelajar visual, jika materi ajar dicukupi

visualisasinya informasi akan lebih lama bertahan”. Aristoteles dalam Hikmat & Efendi (2011: 207) juga mengatakan “tanpa gambar, tidak mungkin bisa berpikir”. Sementara itu Stokes dalam Hikmat & Efendi (2011: 207) mengungkapkan “using visual strategies in teaching results in a greater

degree of learning”.

Fisika merupakan bidang yang mempelajari tentang gejala-gejala alam yang dikaji secara matematis melalui berbagai simbol-simbol. Dalam materi dinamika partikel dengan sub materi hukum Newton misalnya, pada materi ini konsep-konsep fisika banyak disajikan dalam bentuk gambar dan diagram. Sehingga kemampuan siswa dalam merepresentasikan secara visual sangat berpengaruh terhadap pemahaman konsep yang akhirnya juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Sebagai contoh, siswa dapat menggambarkan diagram bebas benda untuk menguraikan gaya-gaya yang bekerja pada suatu sistem dalam penerapan hukum Newton yang kemudian siswa dapat merumuskan persamaan untuk menyelesaikan permasalahan secara matematis.

(30)

13

[image:30.595.202.446.117.270.2]

Gaya-gaya yang bekerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Gaya-gaya yang Bekerja pada Benda di Bidang Miring

Untuk menghitung percepatan benda dari gambar di atas perlu ditinjau gaya-gaya pada sumbu x yang sejajar dengan bidang miring dan sumbu y tegak lurus dengan bidang miring, sehingga percepatan benda dapat diketahui dengan menggunakan persamaan dari hukum II Newton:

ΣF = ma

Umumnya siswa sering melakukan kesalahan ketika diminta untuk

menggambarkan komponen gaya-gaya yang bekerja pada suatu sistem seperti di atas, misalnya siswa tidak lengkap menggambarkan gaya-gayanya atau tidak mengetahui bagaimana menggambarkan gaya-gaya dengan benar.

Berdasarkan pernyataan yang telah dipaparkan di atas, representasi visual adalah cara mengkomunikasikan suatu konsep dengan menggunakan gambar, grafik, dan model untuk memudahkan siswa menemukan solusi dari suatu masalah dalam menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada suatu sistem melalui gambar/diagram serta menggambarkan hubungan antara besaran-besaran yang terdapat dalam sistem melalui grafik.

θ g si θ

g cos θ g

(31)

14

3. Inkuiri Terbimbing

Inkuiri adalah salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran fisika yang mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan, informasi, atau mempelajari suatu gejala. Gulo (2002:84) menyatakan bahwa:

Inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga

mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Adapun syarat-syarat penerapan model inkuiri adalah:

a. Merumuskan topik inkuiri dengan jelas dan bermanfaat bagi siswa b. Membentuk kelompok yang seimbangan, baik akademik maupun

social

c. Menjelaskan tugas dan menyediakan balikan kepada kelompok-kelompok dengan cara yang responsif dan tepat waktunya.

d. Sekali-kali perlu intervensi oleh guru agar terjadi interaksi antarpribadi yang sehat dan demi kemajuan tugas

e. Melaksanakan penilaian terhadap kelompok, baik terhadap kemajuan kelompok maupun terhadap hasil-hasil yang dicapai

(Hamalik, 2004 : 65)

(32)

15

Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. (Nely, dkk., 2011: 133). Model pembelajaran inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pembelajaran inkuiri, biasanya pada siswa SMP. Dengan model pembelajaran ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran.

Suryosubroto (2002: 201) berpendapat bahwa ada beberapa kelebihan dari pembelajaran inkuiri terbimbing, antara lain:

a. membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa,

b. membangkitkan gairah pada siswa, misalkan siswa merasakan jerih payah penyelidikannya menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan, c. memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan

kemampuan,

d. membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan,

e. siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar, f. model ini berpusat pada anak, misalkan memberi kesempatan kepada

mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang jawabannya belum diketahui.

Suryosubroto (2002: 201) juga berpendapat bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing ternyata memiliki kekurangan, diantaranya:

a. dipersyaratkan keharusan ada persiapan mental untuk cara belajar ini.

b. pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas besar, misalnya sebagian waktu hilang karena membantu siswa menemukan teori-teori atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.

(33)

16

4. Hasil Belajar

Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

Seseorang dapat dikatakan berhasil dalam belajar apabila telah terjadi perubahan tingkah laku dalam dirinya. Menurut Djamarah (2000: 96) indikator dari proses belajar mengajar itu dianggap berhasil adalah:

1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

2. Prilaku yang digariskan dalam Tujuan Belajar Khusus (TPK) telah dicapai oleh anak didik baik secara individual maupun kelompok Dalam hal ini Djamarah (2000: 96) juga menjelaskan beberapa tingkat keberhasilan dari suatu proses belajar mengajar yaitu:

1. Istimewa atau maksimal. Apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh seluruh anak didik

2. Baik sekali (optimal). Apabila sebagian besar (76%-94%) bahan pelajaran dikuasai anak didik.

3. Baik (minimal). Apabila bahan pelajaran dikuasai anak didik hanya 66%-75%

4. Kurang. Apabila bahan pelajaran dikuasai anak didik kurang dari 65%.

(34)

17

[image:34.595.148.497.145.253.2]

instruksional dan pengalaman belajar yang dialami siswa, sebagaimana dituangkan dalam Gambar 2.2:

Gambar 2.2 Hubungan Tujuan Instruksional, Pengalaman Belajar, dan Hasil Belajar

(sumber: Sudjana, 2005: 22)

Bagan ini menggambarkan unsur yang terdapat dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar dalam hal ini berhubungan dengan tujuan instruksional dan pengalaman belajar. Adanya tujuan instruksional

merupakan panduan tertulis akan perubahan perilaku yang diinginkan pada diri siswa (Sudjana, 2005: 23), sementara Spears dalam Sardiman (2000: 20) meyatakan bahwa pengalaman belajar meliputi apa-apa yang dialami siswa baik itu kegiatan mengobservasi, mengobservasi, membaca, meniru, mencoba sesuatu sendiri, mendengar, mengikuti perintah.

Sistem pendidikan nasional dan rumusan tujuan pendidikan; baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional pada umumnya menggunakan

klasifikasi hasil belajar Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Ranah kognitif

berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, Tujuan

Hasil belajar Pengalaman belajar

c a

(35)

18

yakni: knowledge (pengetahuan), comprehension (pemahaman), aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni:

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri atas enam aspek, yakni: gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana, 2005: 25).

Hasil dapat diartikan sebagai sesuatu yang diadakan oleh usaha. Dari

pengertian tersebut, maka dapat diambil pengertian tentang hasil belajar yaitu usaha-usaha yang dilakukan seseorang melalui perbuatan belajar, sehingga memperoleh hasil dalam bentuk tingkah laku yang baru atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan siswa setelah proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan.

(36)

19

belajar, mengingat, dan berpikir, (3) Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan, (4) Keterampilan motorik, yaitu

kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasi gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot, (5) Sikap, yaitu sesuatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang yang didasari oleh emosi,

kepercayaan-kepercayaan serta faktor intelektual.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan pada kognitif, afektif dan konatif sebagai pengaruh pengalaman belajar yang dialami siswa baik berupa suatu bagian, unit, atau bab materi tertentu yang telah diajarkan.

B. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan satu kelas dan dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh kemampuan representasi visual terhadap hasil belajar Dinamika Partikel siswa SMP Negeri 1 Gadingrejo. Terdapat tiga bentuk variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variable moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

kemampuan representasi visual (X), variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gadingrejo (Y), dan variabel moderatornya adalah model inkuiri terbimbing berbasis multirepresentasi (Z).

(37)

20

bentuk representasi yang digunakan tentu saja disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Suatu materi pembelajaran bisa saja disampaikan dengan menggunakan dua atau lebih bentuk representasi (multirepresentasi). Misalnya pada materi Hukum Newton yang seharusnya tidak hanya disampaikan sebatas pemberian rumus secara matematis saja karena pada materi tersebut siswa juga dituntut untuk memahami konsep melalui gambar gaya-gaya. Maka akan lebih baik jika pada pembelajaran juga menggunakan bentuk representasi secara visual. Bentuk representasi visual yang dimaksud adalah bentuk representasi dengan menggunakan gambar, grafik, dan model.

Gambar merupakan representasi fotografis dari orang, tempat, dan benda-benda. Dengan menggunakan gambar siswa dapat merepresentasikan suatu keadaan yang abstrak menjadi lebih konkrit sehingga memudahkan siswa untuk memahami konsep yang diberikan. Sementara itu grafik menyediakan representasi visual dari data angka-angka sehingga dapat menggambarkan hubungan antar variabel. Sedangkan pemodelan secara matematis dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi gaya pada suatu sistem dalam fisika, salah satunya dengan menggunakan free body diagram (diagram bebas benda). Melalui diagram bebas benda siswa kemudian dapat menentukan bagaimana persamaan dari suatu sistem ke dalam bentuk matematisnya.

(38)

21

bentuk aplikasi karena siswa dapat mengolah informasi dan menghasilkan pemikiran yang optimal sehingga pembelajaran yang dilakukan secara visual akan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik dari pembelajaran secara konvensional yang hanya menggunakan representasi verbal atau matematis saja.

Penerapan suatu strategi, model, atau metode dalam pembelajaran fisika merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan siswa secara konstruktif dan mengarah pada penguasaan materi, karena itu dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi dan metode pembelajaran yang tepat, efisien, efektif, dan mengena pada tujuan yang diharapkan. Metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa, mengembangkan minat, serta kemampuan representasi suatu konsep sehingga tentunya dapat meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya adalah dengan menggunakan metode

pembelajaran inkuiri terbimbing.

Dalam pelaksanaannya metode inkuiri terbimbing akan menuntut siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar, karena siswa akan mengalami banyak tahapan dalam pembelajaran, mulai dari tahap persiapan, melakukan percobaan, dan membuat kesimpulan dalam bentuk laporan atau penyajian. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

(39)

22

[image:39.595.201.429.111.245.2]

dapat dilihat pada Gambar 2.3:

Gambar 2.3 Bagan Paradigma Pemikiran

Keterangan:

X = kemampuan representasi visual Y = hasil belajar

Z = model inkuiri berbasis multirepresentasi

r = pengaruh kemampuan representasi visual terhadap hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Gadingrejo

C. Hipotesis

Hipotesis penelitian yang akan diuji adalah terdapat pengaruh kemampuan representasi visual terhadap hasil belajar fisika pada materi Dinamika Partikel siswa SMP Negeri 1 Gadingrejo.

X r Y

(40)

23

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gadingrejo semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 318 siswa yang terdiri dari 10 kelas.

2. Sampel

Dari sejumlah kelas yang ada hanya diambil satu kelas sebagai sampel yaitu kelas VIII1 yang berjumlah 31 siswa. Teknik yang digunakan peneliti untuk mengambil kelas sampel yaitu menggunakan teknik purposive sampling. Kelas yang digunakan sebagai sampel merupakan kelas dengan hasil belajar yang paling baik dengan melihat hasil belajar yang diperoleh siswa pada semester 1.

B. Desain Penelitian

(41)

24 study merupakan sebuah desain penelitian yang menggunakan satu kelas

eksperimen untuk mengetahui pengaruh dari sebuah perlakuan yang diberikan.

C. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga bentuk variabel penelitian yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kemampuan representasi visual (X), sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar Fisika SMP Negeri 1 Gadingrejo (Y), dan variabel moderatornya adalah model inkuiri terbimbing berbasis multirepresentasi (Z).

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kemampuan representasi visual menggunakan instrumen berbentuk soal uraian. Tes ini berfungsi mengetahui kemampuan siswa dalam menganalisis dan menguraikan konsep fisika secara visual

2. Hasil belajar menggunakan instrumen berbentuk soal uraian. Tes uraian digunakan saat posttest pada akhir pertemuan. Hasil tes berfungsi mengetahui hasil belajar siswa.

E. Analisis Instrumen

(42)

25

1. Uji Validitas

Validitas suatu instrumen menunjukkan adanya tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah

(Setyosari, 2012: 218). Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan kriteria uji bila correlated item – total correlation yang dinyatakan dengan r hitung > r tabel dengan α=0.05 maka koefisien korelasi tersebut signifikan (valid).

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Pengujian reliabilitas menggunakan SPSS 16.0 dengan metode Alpha

Cronboach’s yang diukur berdasarkan skala alpha cronboach’s 0 sampai 1.

Menurut Sayuti dalam Saputri (2010:30), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterpretasikan sebagai berikut:

(43)

26 Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian instrumen akan diujikan kepada sampel penelitian. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model inkuiri berbasis multiple representation. Siswa lebih ditekankan pada kemampuan merepresentasikan gambar, grafik, dan model yang kemudian pada akhir pembelajaran siswa diberikan tes yang terdiri dari dua butir soal. Begitu pula untuk pengumpulan data hasil belajar diperoleh dari posttest yang terdiri dari 5 butir soal. Siswa akan memperoleh skor yang besarnya ditentukan dari banyaknya soal yang dapat dijawab dengan benar sesuai rubrikasi pensekoran. Skor-skor tersebut dimasukkan ke dalam bentuk tabel.

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis Data

Proses analisis untuk data kemampuan representasi visual dan hasil belajar siswa adalah dengan menilai hasil dari jawaban siswa pada soal yang telah diberikan dengan mengacu pada nilai pensekoran. Skor rata-rata dari setiap siswa dapat diperoleh dengan rumus:

(44)

27 Keterangan:

S = nilai yang diharapkan.

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar.

N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji menggunakan data skor kemampuan representasi visual dan hasil belajar yang dianalisis menggunakan uji sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Pengujian apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, dilakukan menggunakan uji statistik non-parametrik yaitu Kolmogorov-Smirnov menggunakan bantuan program computer SPSS 16.0 dengan cara menetukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya, yaitu:

H0 = data terdistribusi secara normal

H1 = data tidak terdistribusi secara normal

Pedoman pengambilan keputusan:

1) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.

(45)

28

b. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasayarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan metode Test for Linearity pada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai

hubungan yang linier bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05; dan jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan sebaliknya, serta jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan sebaliknya.

c. Uji Regresi Linier Sederhana

Uji regresi merupakan uji yang digunakan untuk meramalkan suatu variabel terikat (Y) berdasarkan satu variabel bebas (X) dalam suatu persamaan linier. Pengamatan pasangan variabel X dan Y digambar dengan diagram titik dan kemudian titik tersebut dihubungkan sehingga membentuk pola garis. Pola garis tersebut secara matematis dapat didekati dengan suatu garis lurus atau persamaan linier yaitu:

Y = a + bX Keterangan:

Y = variabel terikat

X = variabel bebas a = intersep

(46)

29 Pengujian analisis hubungan antar variabel menggunakan bantuan program computer SPSS 16.0 dengan uji Linear Regression. Ketentuan pengujian, jika t hitung mutlak > t tabel maka H0 ditolak. Jika t hitung mutlak < t tabel maka H0 diterima.

Hipotesis penelitian yang diuji sebagai berikut:

H0 = tidak terdapat pengaruh kemampuan representasi visual terhadap hasil belajar fisika pada materi Dinamika Partikel siswa SMP Negeri 1 Gadingrejo.

(47)

48

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kemampuan representasi visual terhadap hasil belajar fisika pada materi Dinamika Partikel siswa SMP Negeri 1 Gadingrejo. Pengaruh yang ditimbulkan berdasarkan nilai R square yaitu sebesar 66,6% sedangkan selebihnya sebesar 33,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Selain itu, kemampuan representasi visual dan hasil belajar siswa juga memiliki hubungan yang kuat yaitu sebesar 81,6% dengan persamaan regresi Y = 22,316 + 0,770X, ini berarti peningkatan 1 skor kemampuan representasi visual dapat meningkatkan 0,770 skor hasil belajar sehingga semakin tinggi kemampuan representasi visual maka akan semakin tinggi pula hasil belajarnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses penelitian dan analisis terhadap hasil belajar, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

(48)

49 2. Perlu adanya bimbingan yang lebih intensif kepada siswa untuk menganalisis

(49)

50

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, R. Aprilyawati, & Payudi. 2008. Limitation Of Representation Mode In Learning Gravitational Concept and Its Influence Toward Student Skill Problem Solving. Proceeding of The 2nd International Seminar on Science Education. PHY-31:373-377.

Amanah. 2011. Visual: Meningkatkan Belajar dengan Visual. Diakses pada 12 Juni 2013 dari http://amanahtp.wordpress.com/2011/11/29/visual-meningkatkan-belajar-dengan-visual.

Aminudin, Didi. 2013. Profil Konsistensi Representasi dan Konsistensi Ilmiah Siswa SMP pada Konsep Gerak. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Bahri, Samsul. 2012. Penggunaan Multiple Representasi dan Argumetasi Ilmiah dalam Pembelajaran Fisika. Diakses 12 Juni 2013 dari

http://fkip.serambimekkah.ac.id/jurnal/samsul-bahri.pdf

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru.

Surabaya: Usaha Nasional.

Fadillah, Syarifah. 2008. Representasi dalam Pembelajaran Matematik. Diakses 12 Juni 2013 dari http://fadillahatick.blogspot.com/2008//06.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia.

Hamalik, Oemar. 2004. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hikmat & Efendi, R. 2011. Representasi Momentum dan Impuls melalui Diagram. (Online) Journal UPI

(50)

51 Http://paer.rutgers.edu/scientificAbilities/Downloads/FormAssessTasks/MultRep.

pdf

Hwang, W.-Y., Chen, N.-S., Dung, J.-J., & Yang, Y.-L. (2007). Multiple Representation Skills and Creativity Effects on Mathematical Problem Solving using a Multimedia Whiteboard System. Educational Technology & Society, 10 (2), 191-212.

Nasution. 2006. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara Nely, Imron, Lia. 2011. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

(Guide Inquiry) pada Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Cahaya di Kelas VIII SMP Negeri 2 Muara Padang. Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011.

Pertiwi, Restiana Yuli. 2013. Analisis Kemampuan Representasi Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Tes Uraian Terstruktur dan Tes Uraian Bebas pada Materi Kelistrikan. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Rosengrant, D., Van Heuvelen, A., & Etkina, E. 2009. Do Students Use and Understand Free Body Diagrams?. Physical Review, Special Topics, Physics Education Research, 5, 010108.

Sankey, M. 2005. Multimodal Design and The Neomillenial Learner. Proceedings of OLT 2005 Conference. Brisbane, Australia.

Saputri, Novika. 2010. Pengaruh Fasilitas di Rumah dan Motivasi Belajar pada Pembelajaran Fisika melalui Metode Pemberian Tugas terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Bandarlampung: Universitas Lampung.

Sardiman, A.M. 2000. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sihana. 2011. Translational Mechanical System. Diakses 25 Oktober 2013 dari http://sihana.staff.ugm.ac.id/s1/sydy/sydy-ch03.htm

Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sunardi & Etsa Indra Irawan. 2007. Fisika Bilingual SMA Kelas X. Bandung:

(51)

52 Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Treagust, David F. 2008. The Role Of Multiple Representations In Learning Science: Enhancing Students’ Conceptual Understanding And Motivation. In Yew-Jin And Aik-Ling (Eds). Science Education At The Nexus Of Theory And Practice. Rotterdam -Taipei : Sense Publishers.

Waldrip, B, Prain, V & Carolan, J. 2006. Learning Junior Secondary Science through Multi-Modal Representations. Electronic Journal of Science Education, 11 (1), 86-105.

Gambar

Tabel
Gambar 2.1 Gaya-gaya yang Bekerja pada Benda di Bidang Miring
Gambar 2.2 Hubungan Tujuan Instruksional, Pengalaman Belajar, dan Hasil
Gambar 2.3 Bagan Paradigma Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa melalui metode pembelajaran field trip pada materi

Pengendalian senyawa pencemar pada sumber merupakan upaya yang paling berhasil-guna bahkan pengendalian ini dapat mengghilangkan atau paling sedikit mengurangi kadar

Dimana pada tahap ini, pihak Kecamatan akan memaparkan, mengapa Dari wawancara diatas, dapat dilihat bahwa proses pertanggungjawaban dalam penyusunan perencanaan

Tingginya tingkat risiko (RQ) logam berat Pb pada masyarakat yang mengonsumsi ikan belanak di Sungai Tapak disebabkan karena laju asupan ikan belanak yang banyak

Bagi warga jemaat yang ingin memberikan persembahan Minggu, Bulanan, dan/atau untuk Penggalangan Dana Covid-19 dapat ditransfer melalui rekening gereja atau

[r]

Hasil penelitian inaktivasi in situ memberikan fakta empiris mengenai efektivitas ameliorasi bahan organik dan dolomit serta pemupukan NPK pada dosis rasional untuk budidaya

The writer takes this topic because he wants to show teaching Speech Act, especially illocutionary act and its illocutionary verbs in a fun way such as using