• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTRUMENTASI ANALITIK Laporan Konduktom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INSTRUMENTASI ANALITIK Laporan Konduktom"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

INSTRUMENTASI ANALITIK

Laporan

Konduktometri

Oleh:

Eri Ismail

NIM 141411038

Kelas 1B

Kelompok 2

Dosen Pembimbing : Dra. Bevi Lidya, MS, Apt

Tanggal Praktikum : 9 April 2015

Tanggal Laporan : 9 April 2015

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

(2)

PENDAHULUAN

Tujuan

a. Melakukan titrasi konduktometri

b. Menentukan titik ekuivalen dan menentukan konsentrasi larutan Dasar Teori

Konduktometri merupakan salah satu metoda analisa yang didasarkan pada hantaran atau daya hantar. Daya hantar ini bergantung pada jenis dan konsentrasi lain yang ada di dalam larutan.

Menurut hukum Ohm, arus (I) berbanding lurus dengan gaya listrik (E), yang digunakan tetapi berbanding terbalik dengan tahanan listrik (R).

I=E

R

G=1

R

Daya hantar (G) merupakan kebalikan dari tahanan sehingga mempunyai satuan Ohm (ohm-1) atau Siemens (S)

Bila arus listrik dialirkan ke suatu larutan melalui dua elektroda, maka daya hantar listrik berbanding lurus dengan luas bidang elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I)

G=1

K merupakan daya hantar jenis (komduktivitas) dengan satuan ohm.cm-1

atau S.cm-1. Daya hantar suatu zat terlarut disebut daya hantar molar (λ) yang

bergantung pada konsentrasi larutan.

λ=1000.K

(3)

S . cm−1

. mol−1

¿ )

Titrasi Konduktometri

Biasanya konduktometri merupakan prosedur titrasi, sedangkan konduktometri bukanlah prosedur titrasi. Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen. Tetapan sel harus diketahui. Berarti selama pengukuran berturut-turutjarak elektroda harus tetap. Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperatur tetap, tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi.

Pada reaksi netralisasi seperti titrasi NaOH terhadap HCl. Akan terlihat bahwa hantaran ion H+ berkurang sampai titik ekuivalen tercapai, kemudian dengan penambahan titran terlihat bahwa hantaran total sesudah titik ekuivalen akn naik kembali. Ion Cl- tidaklah memberikan sumbangan terhadap hantaran, tetapi ion H+ sendiri memberikan sumbangan 82% sedang Cl- memberikan

sumbangan 18% dari hantaran.

Titrasi konduktometri sangat berguna bila hantaran sebelum dan sesudah reaksi cukup banyak berbeda. Metode ini kurang bermanfaat untuk larutan dengna konsentrasi ionic terlalu tinggi, misalkan titrasi Fe3+ dengan KMnO

4

(4)

METODE PENELITIAN

Tabel 1. Alat dan Bahan

ALAT BAHAN

1. Botol semprot 2. Dosimal 665

3. Elektroda Immersion Cell 4. Gelas kimia 100 ml 5. Konduktometer 660

6.

Pengaduk magnet

1. Larutan KCl 0,1 M 2. Larutan NaOH 0,1 N 3. Larutan HCl 0,1 N 4. Larutan CH3COOH 0,1

5. Larutan H2C2O4

Diagram Alir Kerja

Kalibrasi elektroda dan konduktometer

Menyalakan konduktometer yang telah terpasang elektroda

Tekan tombol standby

Celupkan elektroda ke dalam larutan standar kalibrasi

Baca konstanta elektroda lalu atur pada cell const

Ukur suhu dengan menekan tombol temperatur

Tekan tombol standby

Tekan tombol cond, untuk mengukur konduktivitas larutan

(5)

Titrasi Konduktometer

Atur angka pada cell const hingga diperoleh angka konduktivitas sesuai dengan perhitungan

Angka yang tertera pada cell const di kalikan dengan skala pengukuran

Siapkan buret dan konduktometer

Isi buret dengan larutan NaOH

Ulangi pekerjaan seperti di atas untuk larutan CH3COOH dan HCl

Lakukan sampai volume 10 ml Catat daya hantar setiap penambahan NaOH

0,5 ml

Lakukan titrasi antara H2C2O4 dan NaOH

Catat daya hantar & suhu awal dari larutan H2C2O4

Aduk larutan dengan batang pengaduk pada kecepatan sedang

Masukkan 5 ml larutan H2C2O4 ± 0,1 N ke

(6)

Tabel 3. Hubungan Temperatur dengan Daya Hantar Jenis

T

K (

μS/cm

)

21

11,91

22

12,15

23

12,39

24

12,64

25

12,88

26

13,13

27

13,37

28

13,62

29

13,87

(7)

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

a. Kalibrasi elektrodadan perhitungan tetapan sel

Suhu = 27 ℃

Konstanta Sel (K) = 0,79 cm-1

Konduktivitas pada 27 ℃ = 13,37 mS/cm Tetapan Sel (K) pada suhu 27 ℃ = 1,14 cm-1

Konduktansi (G) = Konduktivitas(k)

Konstanta sel(K)

= 13,37mS/cm 1,14cm−1

= 11,73 mS

b. Data pengamatan

1. Penentuan konsentrasi NaOH Volume Asam Oksalat 0,1 N = 5 mL

(8)

0 1 2 3 4 5 6 7 8

volume NaOH (mL)

k

 Menentukan konsentrasi NaOH

V NaOH × N NaOH=V AsamOksalat × N Asam Oksala t

N NaOH=V AsamOksalat × N AsamOksalat

V NaOH

N NaOH=5mL×0,1N

3mL

¿0,167N

Menentukan daya hantar NaOH

λ=1000 k

(9)

N o

(10)

1 0 1,86

(11)

0 2 4 6 8 10 12 14 16

volume NaOH (mL)

k

Perhitungan :

 Menentukan konsentrasi HCl

V NaOH × N NaOH=V HCl × N HCl

 Menentukan daya hantar HCl

λ=1000 k

(12)

Volume CH3COOH = 5 mL

Grafik titrasi CH3COOH 0,1 N VS NaOH

0 1 2 3 4 5 6

volume NaOH (mL)

(13)

Perhitungan :

 Menentukan konsentrasi CH3COOH 0,1 N

V NaOH × N NaOH=V CH3COOH × N CH3COOH

 Menentukan daya hantar CH3COOH λ=1000 k

4. Penentuan konsentrasi CH3COOH 1 N

(14)

Grafik titrasi CH3COOH 1 N VS NaOH

volume NaOH (mL)

k

 Menentukan konsentrasi CH3COOH 1 N

V NaOH × N NaOH=V CH3COOH × N CH3COOH

 Menentukan daya hantar CH3COOH 1 N λ=1000 k

C

(15)

λ=10000,3 1×10

−3 S/cm

0,0 835N =3,713S/cmN

Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan analisis konduktometri. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan titik ekuivalen, konsentrasi larutan dan daya hantar listrik. Larutan yang digunakan adalah larutan elektrolit yang terdiri dari larutan asam dan larutan basa.

Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya. Larutan elektrolit yang digunakan adalah HCl 0,1 N, CH3COOH 0,1

N, NaOH 0,1 N dan CH3COOH 1 N.

Dalam praktikum ini, dilakukan kalibrasi sel konduktansi dengan larutan KCl, kemudian sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya.

Dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini, merupakan penghantar listrik yang baik.

Setiap proses titrasi, (penambahan NaOH 0,5 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer. Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listrik sehingga ionnya dapat menyebar merata.

Pada proses titrasi HCl 5 ml di lakukan penambahan larutan NaOH, setiap penambahan 0,5 ml di catat konduktivitas larutan dalam keadaan elektroda tercelup. Hal ini dimaksud untuk menentukan konsentrasi HCl dan membuatan grafik titrasi. Setelah elektroda selesai di gunakan, bersihkan elektroda tersebut dengan aquades dan keringkan. Dari grafik yang didapat, bisa di lihat bahwa nilai konduktivitas larutan awalnya turun kemudian naik, hal tersebut di karenakan pada volume tersebut terjadi reaksi antara H+ dengan OH- membentuk H

2O, sehingga jumlah H+ didalam

larutan berkurang sedangkan jumlah NaOH bertambah. Pada titik akhir titrasi H+

dalam larutan telah bereaksi seluruhnya dengan OH-. Untuk penentuan nilai ekuivalen

(16)

Pada penentuan konsentrasi CH3COOH pun, prinsip nya sama dengan penentuan konsentrasi HCl, dilakukan titrasi dengan NaOH setiap penambahan 0,5 ml di catat nilai konduktivitas larutan, dari data yang didapat di buat kan grafik dan di tentukan nilai ekuivalen nya dengan membuat dua garis yang saling berpotongan. Setelah itu di lakukan perhitungan dan didapatkan nilai konsentrsai CH3COOH 0,1 N sebesar 0,068 N dan pada konsentrasi CH3COOH 1 N sebesar 0,085 N. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kemungkinan ada zat lain yang terlarut dalam larutan tersebut, kesalahan dalam pembacaan data dan kemungkinan NaOH berlebih pada saat titrasi.

Simpulan

Konstanta Sel (K) = 1,07 cm-1

Konduktivitas pada suhu 27 ℃ = 13,37 mS/cm

Konduktansi (G) = 11,73 mS

Tetapan Sel = 1,14 cm-1

[NaOH] = 0,167 N [HCl] = 0,225 N [CH3COOH] 0,1 N = 0,068 N

[CH3COOH] 1 N = 0,085 N

Daftar Pustaka

Gambar

Tabel 1. Alat dan Bahan
Tabel 3. Hubungan Temperatur dengan Daya Hantar Jenis
Grafik titrasi Asam Oksalat 0,1 N VS NaOH
Grafik titrasi HCl VS NaOH
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar NaOH dan HCl dalam larutan dengan metode potensiometri, untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam

Sedangkan penentuan kadar asam lemak bebas dilakukan dengan metode titrasi volumetri dengan menggunakan larutan standar NaOH 0,25 N dengan penambahan indikator

Dari hasil ini, dapat dilihat bahwa dalam menentukan konsentrasi larutan HCl dengan titrasi menggunakan indikator fenoftalein lebih sedikit memerlukan larutan NaOH

 Fungsi penambahan asam sulfat pada saat sebelum titrasi adalah agar suasana menjadi asam karena kalium permanganat memiliki daya oksidasi yang kuat hanya.

Pada reaksi antara NaOH dan HCl berdasarkan grafik hubungan volume dan perubahan suhu, titik optimum diperoleh dari grafik titik optimum diperoleh pada volume 3 mL NaOH 1,0 M dan 3

Titrasi merupakan proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya (larutan standar), titrasi asam basa adalah suatu

Sebelum penambahan NaOH nilai hantaran tinggi akibat pergerakan bebas dari ion H + dalam larutan HCl, setelah penambahan, kurva menurun yang disebabkan oleh

Dengan mengambil 20 ml sampel dari larutan tersebut, praktikan mencoba untuk mengetahui jumlah mol ion I - yang terkandung dalam larutan menggunakan metode