• Tidak ada hasil yang ditemukan

Press Release Dan Citra Pemerintah (Studi Korelasional Pengaruh Press Release Bagian Hubungan Masyarakat (Humasy) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Medan Terhadap Citra Pemerintah Kota Medan Di Masyarakat Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Press Release Dan Citra Pemerintah (Studi Korelasional Pengaruh Press Release Bagian Hubungan Masyarakat (Humasy) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Medan Terhadap Citra Pemerintah Kota Medan Di Masyarakat Kota Medan)"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Korelasional Pengaruh

Press Release

Bagian Hubungan

Masyarakat (Humasy) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Medan

Terhadap Citra Pemerintah Kota Medan di Masyarakat Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik

ELTA MALA SARI 100904011

Program Studi Public Relations

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

Lembar Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Elta Mala Sari

NIM : 100904011 Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : PRESS RELEASE DAN CITRA PEMERINTAH (Studi Korelasional Pengaruh Press Release Bagian Hubungan Masyarakat (Humasy) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Medan Terhadap Citra Pemerintah Kota Medan di Masyarakat Kota Medan)

Medan, 14 Mei 2014 Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Dayana, M.Si Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A NIP. 196007281987032002 NIP. 195102191987011001

Dekan FISIP USU

(3)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI INI TELAH DIPERTAHANKAN DIDEPAN MAJELIS PENGUJI-PENGUJI DI DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI OLEH:

Nama : ELTA MALA SARI NIM : 100904011

Judul : PRESS RELEASE DAN CITRA PEMERINTAH (Studi Korelasional Pengaruh Press Release Bagian Hubungan Masyarakat (Humasy) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Medan Terhadap Citra Pemerintah Kota Medan di Masyarakat Kota Medan)

Hari/Tanggal : Pukul : Tempat :

TIM MAJELIS PENGUJI

Ketua :

Penguji I :

(4)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip

maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika kemudian

hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses

sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : ELTA MALA SARI NIM : 100904011

(5)

Penelitian ini berjudul Press Release dan Citra Pemerintah (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Press Release Bagian Hubungan (Humasy) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Medan Terhadap Citra Pemerintah Kota Medan di Masyarakat Kota Medan).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara

press releaseBagian Humasy Setda Kota Medan dengan citra pemerintah Kota Medan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan, dan berarti atau tidaknya hubungan.Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Medan yang di kategorikan sebagai usia produktif (15-64 tahun). Untuk menentukan jumlah sampel, digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, sehingga diperoleh sampel sebanyak 100 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu proportional stratified sampling, purposive sampling, dan accidental sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research).Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman dengan menggunakan aplikasi SPSS 17.0. Dari hasil penelitian ini diperoleh rs sebesar 0,681, untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel dalam penelitian ini digunakan Skala Guilford.Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara press release bagian Humasy Setda Kota Medan dengan citra pemerintah Kota Medan.Kemudian untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y digunakan uji determinan korelasi. Dan ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh press releaseBagian Humasy Setda Kota Medan dengan kekuatan 46% dalam mempengaruhi citra Pemerintah Kota Medan, dan 54% dipengaruhi oleh faktor lain seperti pengalaman langsung, dan lainnya.

(6)

This research is titled Press Release and Government Image ( Correlational Study Of Effect The Press Release From Public Relations Sekretariat Daerah (Setda) Of Medan City in Government Image at Public Of Medan City. The purpose of this research is to determine the extent of relationship between the press release from public relations Setda of Medan City with Government Image. This research use correlational method, which purpose to find the relationship, how the relationship, and means or not the relationship. Population in this research are public of Medan City which categorized as productive age (15-64 years), to determine the number of sample used Taro Yamane formula with a precision of 10% and a confidence level of 90%, then obtained a sampel of 100 people. While the sampling technique use proportional stratified sampling, purposive sampling, and accidental sampling. Then use data collection technique in two ways, they are field research and library research. Data analysis technique use single-table analysis, cross-table analysis, and hypothesis test with Rank Order Correlation Coefficient formula by Spearman used SPSS 17.0. The result obtained rs 0,681, to see the strength-weakness of the correlation between two variables in this research used Guilford scale. This shows be found significant relationship between the press release from public relations Setda of Medan City with Government Image. Then to determine the strength of effect the variable X to variable Y used determinant correlation test. The result obtained be found of effect the press release from public relations Setda of Medan City with strength 46% in influencing the government image, and 54% influence by another factor as direct experience, etc.

(7)

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia kesehatan, semangat, kemudahan, serta kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dari awal sampai akhir guna meraih Strata 1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Press Release Bagian Hubungan Masyarakat (Humasy) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Medan Dalam Pembentukan Citra Pemerintah Kota Medan di Masyarakat Kota Medan ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca skripsi ini, sehingga dapat menjadi masukan bagi penulis untuk membuat karya ilmiah yang lebih baik lagi di lain waktu.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih, khususnya kepada kedua orang tua saya yakni Bapak Naidan dan Ibu Elda, S.Pd yang selalu mencurahkan kasih sayang serta do’a yang tidak henti-hentinya demi kesuksesan anaknya. Yang menjadi motivasi terbesar dalam hidup penulis.Kepada pihak-pihak yang berbaik hati merelakan waktunya untuk membantu dan mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini. Penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan FISIP USU.

2. Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi. 3. Dra. Dayana, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi dan

Dosen Pembimbing saya yang selalu meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi semangat serta dukungan sehingga penulis dapat mengerjakan skripsi ini dengan baik.

(8)

ilmu yang telah diberikan selama penulis menjadi mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi.

6. Seluruh Staf Departemen Ilmu Komunikasi,Kak Maya dan lainnya terima kasih banyak atas bantuan yang diberikan selama ini.

7. Seluruh Staff Bagian Humasy Setda Kota Medan, terima kasih atas bantuannya mengurus surat ijin dan memberi data-data yang saya butuhkan untuk skripsi ini.

8. Seluruh Staf Kecamatan-Kecamatan yang ada di Kota Medan, atas bantuannya dalam mengurus surat ijin penelitian saya.

9. Seluruh teman-teman Ilmu Komunikasi 2010, terima kasih atas hubungan yang sudah terjalin selama ini.

10.Kak Hanim, Kak Puan, dan Kak Windi, terima kasih atas bantuannya kepada saya.

11.Kedua adik saya:Daniel Damara dan M. Rizky Bawafi, atas motivasi dan bantuan-bantuannya.

12.Kedua sahabat saya:Endang Murdaningsih dan Sartini, terima kasih atas hubungan akrab yang kita jalin selama kuliah. Berbagi suka dan duka serta saling memotivasi agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.Terutama Endang yang telah membantu saya mengurus surat ijin penelitian di lapangan.

13.Keluarga kedua saya, Endang’s Family, yang sudah membolehkan saya tinggal dirumahnya di masa akhir-akhir saya berkuliah.

14.Sahabat-sahabat di luar kampus saya: Ade Wahyu Dana, dan yang belum disebutin, terima kasih atas bantuannya selama saya kuliah dan motivasi-motivasi yang sudah diberikan kepada saya.

(9)

Edi dan yang belum saya sebutkan) terima kasih atas bantuan dan pelajarannya selama saya menjadi penyiar di sana.

17.Dan seluruh keluarga besar saya, terima kasih atas kasih sayang yang terus ada hingga saat ini.

Medan, Mei 2014

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………i

KATA PENGANTAR ………iii

DAFTAR ISI ………vi

DAFTAR GAMBAR ………ix

DAFTAR TABEL ………x

DAFTAR LAMPIRAN ………xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………1

1.2 Rumusan Masalah ………5

1.3 Pembatan Masalah ………5

1.4 Tujuan Penelitian ………6

1.5 Manfaat Penelitian ………6

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori ………7

2.1.1 Komunikasi ………7

2.1.2 Komunikasi Massa ………8

2.1.3 Surat Kabar ………10

2.1.4 Public Relations ………13

2.1.5 Public Relations Pemerintah ………15

2.1.6 Press Release ………....16

2.1.7 Citra Perusahaan ………18

2.2 Kerangka Konsep ………22

2.3 Variabel Operasional ………23

2.4 Defenisi Operasional ………24

(11)

3.1 Metode Penelitian ………28

3.2 Waktu Penelitian ………28

3.3 Populasi dan Sampel ………28

3.3.1 Populasi ………28

3.3.2 Sampel ………29

3.4 Teknik Penarikan Sampel ………30

3.5 Teknik Pengumpulan Data ………33

3.6 Teknik Anallisis Data ………33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ………36

4.1.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ………36

4.1.1.1 Penomoran Kuesioner ………37

4.1.1.2 Editing ………37

4.1.1.3 Coding ………37

4.1.1.4 Inventarisasi variabel ………37

4.1.1.5 Tabulasi Data ………37

4.1.1.6 Pengujian hipotesis ………37

4.1.1.7 Akhir Olah Data ………38

4.1.2 Deskripsi Lokasi Penelitian ………38

4.1.2.1 Kota Medan ………38

4.1.2.2 Bagian Humasy Setda Kota Medan ……43

4.1.3 Analisis Tabel Tunggal ………46

4.1.3.1 Karakteristik Responden ………47

4.1.3.2 Press Release Humasy Setda Kota Medan50 4.1.3.3 Citra Pemerintah Kota Medan ……59

4.1.4 Analisis Tabel Silang ………69

(12)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ………81

5.2 Saran ………83

5.2.1 Saran Penelitian ………83

5.2.2 Saran Peneliti ………83

5.2.3 Saran Praktis ………83

5.2.4 Saran Teoritis ………84

5.2.5 Saran Akademis ………84

(13)
(14)

No. Gambar No. Halaman

2.1 Variabel Operasional ………23

3.1 Jumlah Penduduk Kota Medan perkecamatan tahun 2012 ………29

3.2 Jumlah sampel menggunakan teknik Proportional StratifiedSampling… 31 4.1 Deskripsi Kota Medan dalam tiap Kecamatan………...………38

4.2 Daftar Pegawai Bagian Humasy Setda KotaMedan ………44

4.3 Daftar press releaseyang di baca oleh responden ………46

4.4 Frekuensi membaca informasi tentang Pemko Medan ………47

4.5 Pekerjaan responden ………48

4.6 Usia responden ………48

4.7 Jenis kelamin responden ………49

4.8 Pendidikan responden ………49

4.9 Kepercayaan ………50

4.10 Kejujuran ………51

4.11 Pengalaman ………51

4.12 What ………52

4.13 Who ………53

4.14 When ………53

4.15 Where ………54

4.16 Why ………54

4.17 How ………55

4.18 Informasi Singkat……… 56

4.19 Informasi Jelas……… 56

4.20 Bahasa ………57

4.21 Daya Tarik Topik……… 57

4.22 Foto ………58

(15)

4.25 Pemahaman tentang tanggung jawab kerja ………60

4.26 Pemahaman tentang disiplin kerja ………61

4.27 Kepercayaan terhadap Pejabat ………61

4.28 Kepercayaan terhadap pelayanan ………62

4.29 Keyakin terhadap kegiatan Pemko Medan ………63

4.30 Keyakin terhadap pelayanan ………63

4.31 Kepuasan terhadap kinerja ………64

4.32 Kepuasan terhadap perkembangan Kota Medan ………65

4.33 Harapan terhadap Pemko Medan ………65

4.34 Pandangan terhadap kinerja ………66

4.35 Pandangan terhadap pelayanan ………66

4.36 Pandangan terhadap perkembangan Kota Medan ………67

4.37 Penilaian terhadap kepemimpinan ………68

4.38 Penilaian terhadap Pemko Medan ………68

4.39 Hubungan antara tingkat kepercayaan dengan penilaian ………69

4.40 Hubungan antara tingkat pemahaman dengan pandangan terhadap kinerja...71

4.41 Hubungan antara daya tarik topik dengan kepuasan ………72

4.42 Hubungan antara informasi jelas dengan penilaian ………74

(16)

Daftar Bimbingan ………. Lampiran 1 Kuesioner ………. Lampiran 2 Tabulasi Data ………. Lampiran 3 Surat Permohonan Penelitian ………. Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian ………. Lampiran 5 Daftar Press release selama bulan Januari-Maret 2014 …. Lampiran 6

(17)

Penelitian ini berjudul Press Release dan Citra Pemerintah (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Press Release Bagian Hubungan (Humasy) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Medan Terhadap Citra Pemerintah Kota Medan di Masyarakat Kota Medan).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara

press releaseBagian Humasy Setda Kota Medan dengan citra pemerintah Kota Medan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan, dan berarti atau tidaknya hubungan.Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Medan yang di kategorikan sebagai usia produktif (15-64 tahun). Untuk menentukan jumlah sampel, digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, sehingga diperoleh sampel sebanyak 100 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu proportional stratified sampling, purposive sampling, dan accidental sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research).Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman dengan menggunakan aplikasi SPSS 17.0. Dari hasil penelitian ini diperoleh rs sebesar 0,681, untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel dalam penelitian ini digunakan Skala Guilford.Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara press release bagian Humasy Setda Kota Medan dengan citra pemerintah Kota Medan.Kemudian untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y digunakan uji determinan korelasi. Dan ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh press releaseBagian Humasy Setda Kota Medan dengan kekuatan 46% dalam mempengaruhi citra Pemerintah Kota Medan, dan 54% dipengaruhi oleh faktor lain seperti pengalaman langsung, dan lainnya.

(18)

This research is titled Press Release and Government Image ( Correlational Study Of Effect The Press Release From Public Relations Sekretariat Daerah (Setda) Of Medan City in Government Image at Public Of Medan City. The purpose of this research is to determine the extent of relationship between the press release from public relations Setda of Medan City with Government Image. This research use correlational method, which purpose to find the relationship, how the relationship, and means or not the relationship. Population in this research are public of Medan City which categorized as productive age (15-64 years), to determine the number of sample used Taro Yamane formula with a precision of 10% and a confidence level of 90%, then obtained a sampel of 100 people. While the sampling technique use proportional stratified sampling, purposive sampling, and accidental sampling. Then use data collection technique in two ways, they are field research and library research. Data analysis technique use single-table analysis, cross-table analysis, and hypothesis test with Rank Order Correlation Coefficient formula by Spearman used SPSS 17.0. The result obtained rs 0,681, to see the strength-weakness of the correlation between two variables in this research used Guilford scale. This shows be found significant relationship between the press release from public relations Setda of Medan City with Government Image. Then to determine the strength of effect the variable X to variable Y used determinant correlation test. The result obtained be found of effect the press release from public relations Setda of Medan City with strength 46% in influencing the government image, and 54% influence by another factor as direct experience, etc.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hampir seluruh instansi pemerintah memiliki bagian Hubungan masyarakat, divisi yang melakukan manajemen media massa, pembangunan citra, jembatan pemerintah dengan masyarakat, serta penghubung antara pemerintah dan pers. Hubungan masyarakat (humas) sebagai padanan kata dari Public Relations

walaupun tidak tepat betul artinya, namun secara harfiah dalam kepentingan penulisan ini diartikan sama guna keperluan pembahasannya.

Definisi Public Relations menurut pertemuan asosiasi-asosiasi PR seluruh dunia di Mexico City dalam The Mexican Statement (1978) sebagai berikut: Kehumasan merupakan suatu seni sekaligus suatu disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensi darinya, memberi masukkan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program, tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan untuk kepentingan khalayak (Anggoro, 2000: 2). Public relationsberfungsi untuk menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu lembaga atau perusahaan dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi.Semua itu bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan good will, kemauan baik publiknya serta memperoleh opini publik yang menguntungkan (Rahmadi, dalam Soemirat, 2004:12).

Perbedaan yang mendasar antara public relations yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah adalah tidak adanya unsur komersial, walaupun public relations pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi, dan periklanan. Public relations pemerintah lebih kepada public service atau meningkatkan pelayanan umum.

(20)

Harahap, MM dengan Wakil Walikota Drs. H. Dzulmi Eldin, M.Si serta didampingi Sekretariat Daerah (Sekda) Ir. Syaiful Bhahri. Dalam kesehariannya, banyak aktivitas yang harus dijalani dan ditangani oleh Pemerintah Kota Medan. Untuk itu dibutuhkan peran khusus dari seorang praktisi public relations yang dituntut memiliki kemampuan dalam menghadapi rutinitas pemerintahan yang kompleks.

Public relations dalam pemerintahan memiliki peran sebagai pembentuk citra (image building).Citra adalah tujuan utama sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia public relations.Sebenarnya pengertian citra itu sendiri abstrak dan tidak dapat diukur secara sistematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk.Penilaian atau tanggapan masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat (respect), kesan baik dan menguntungkan terhadap citra pemerintah yang diwakili oleh pihak humas atau public relations.

Menurut Kasali “citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman atas suatu kenyataan. Tugas seorang praktisi humas adalah menegakkan citra organisasi atau perusahaan yang diwakilinya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan tidak melahirkan isu-isu yang dapat merugikan.Perhatian humas dalam menegakkan citra berkaitan erat dengan persepsi, sikap (pendirian), opini orang perorangan di dalam kelompok-kelompok stakeholder. (Kasali, 2003:30).

Public relations dalam pemerintahan memiliki tanggung jawab yang tidak mudah. Selain harus membangun citra baik pemerintah dalam pandangan segenap lapisan masyarakat, seorang public relations pemerintah juga harus mampu membaca situasi dan keinginan masyarakat sehingga pemerintah bisa mengetahui dan melakukan langkah yang tepat guna dalam membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang damai dan sejahtera.

(21)

berkomunikasi langsung kepada khalayaknya untuk membangun sebuah citra positif dari pemerintahan itu.Public relations pemerintahan sangat membutuhkan media massa dalam menunjang kegiatan mereka sehari-hari.

Public relations dan media massa saling bergantung satu sama lain serta tidak dapat dipisahkan. Karena public relations membutuhkan media massa untuk menyebarluaskan informasi tentang tempat kerja public relations tersebut, begitu juga media massa membutuhkan public relations sebagai sumber berita bagi media massa tersebut.

Aktivitas-aktivitas yang biasanya ditangani oleh public relations adalah konferensi pers, membuat press release, press clipping, pameran-pameran, menerbitkan media interen, mengorganisasikan pertemuan dengan masyarakat, penerangan melalui berbagai media komunikasi bagi masyarakat, mendokumentasikan semua kegiatan instansi, mengorganisir kunjungan-kunjungan pejabat, menerima keluhan masyarakat atau publik.

Salah satu aktivitas yang paling sering digunakan public relations adalah membuat press release.Begitu juga dengan Humasy Setda Kota Medan.Press release yang dibuat oleh Humasy Setda Kota Medan akan dikirim ke media-media yang sudah bekerja sama dengan Pemerintah Kota Medan. Press release yang biasanya dilakukan oleh bagian Humasy Setda Kota Medan ialah press release

pasca kegiatan. Jadi press release yang dikirim ke media massa adalah press release setelah kegiatan yang ada di Pemerintah Kota Medan telah berlangsung. Kegiatan yang telah usai dilaksanakan, lalu bagian Humasy Setda Kota Medan melalui tupoksi (pembagian kerja) pemberitaan membuat sebuah release tentang kegiatan-kegiatan yang baru saja berlangsung.Release yang dibuat tadi kemudian dikirim ke media-media melalui email.

(22)

Humasy Setda Kota Medan dapat dikatakan berhasil menciptakan citra baik dalam pemerintahannya.

Namun, tidak lama ini masyarakat Kota Medan di gemparkan dengan kasus korupsi Walikota Medan yaitu Drs. H. Rahudman Harahap, MM. Walikota Medan, Drs. H. Rahudman Harahap, MM dibelit kasus dugaan korupsi Tunjangan Penghasilan Aparatur Pemerintahan Desa (TPAPD) Pemkab Tapsel tahun 2005 dengan kerugian negara Rp. 2 Miliar (http://www.metrotvnews.com/metronews). Tetapi dalam pertimbangannya Drs. H. Rahudman Harahap, MM di vonis bebas.

Setelah kasus korupsi yang menimpa Drs. H. Rahudman Harahap, MM, beredar luas dan Walikota Medan di nonaktifkan, maka diangkatlah Pelaksana Tugas Walikota Medan yaitu Drs. H. Dzulmi Eldin, M.Si. Segala tugas di Pemerintah Kota Medan dialihkan kepadanya.Cukup berat tugas yang harus di capai oleh Plt. Walikota Medan, salah satunya untuk membangkitkan kembali citra yang telah tercoret di mata masyarakatnya. Namun, sekuat apa pun Plt. Walikota Medan untuk membangun kembali citra baik melalui kegiatan-kegiatan yang dapat membangun Pembangunan Kota Medan tanpa ada media yang membantunya untuk menyebarluaskan kegiatan apa yang telah diperbuat oleh Plt. Walikota Medan itu akan sia-sia. Disini peran media sangat di butuhkan untuk menyebarluaskan pemberitaan seputar kegiatan-kegiatan yang di buat oleh Pemerintah Kota Medan.

Media massa yang paling sering digunakan untuk menyebarluaskan informasi tentang Pemko Medan adalah surat kabar. Walau di zaman sekarang ini tidak semua masyarakat menggemari surat kabar sebagai salah satu media untuk mendapatkan informasi, namun tidak jarang masih ada masyarakat yang memilih surat kabar sebagai media informasinya. Selain harga yang relatif murah dan

flexsible (mudah) dibawa kemana-mana, surat kabar juga memiliki banyak kelebihan dari pada media massa lainnya.

Maka dari itu, penelitian ini di adakan guna melihat sejauhmana pengaruh

(23)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut :

“ Sejauhmana pengaruh press release bagian Humasy Setda Kota Medan terhadap citra Pemerintah Kota Medan di Masyarakat Kota Medan?

1.3 PEMBATASAN PENELITIAN

Agar tidak terjadi ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan akan mengaburkan penelitian, maka peneliti merasa perlu membuat pembatasan masalah agar menjadi lebih jelas. Pembatasan masalah yang akan diteliti yaitu :

a. Penelitian ini bersifat korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan sejauhmana pengaruh press release Humasy Setda Kota Medan dalam meningkatkan citra Pemerintah Kota Medan di Masyarakat Kota Medan. b. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili

di Kota Medan.

c. Press release yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu informasi seputar Pemerintah Kota Medan yang dibuat bagian Humasy Setda Kota Medan dan yang dikirim serta diterbitkan oleh media massa yaitu sejumlah surat kabar yang sudah masuk ke dalam daftar langganan di Bagian Humasy Setda Kota Medan. Press release juga dibatasi dalam penelitian ini yaitu press release yang dibuat pada Januari 2014 - Maret 2014.

(24)

1.4 TUJUAN PENELITIAN

a. Untuk mengetahui deskripsi press release bagian Humasy Setda Kota Medan.

b. Untuk mengetahui citra Pemerintah Kota Medan di kalangan masyarakat Kota Medan.

c. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh press release Humasy Setda Kota Medan terhadap citra Pemerintah Kota Medan di masyarakat Kota Medan.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dalam bidang Ilmu Komunikasi, khususnya bagi mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU mengenai press releasedan Citra Pemerintah.

b. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan dan pengetahuan peneliti maupun mahasiswa lainnya mengenai pengaruh press release Humasy Setda Kota Medan tehadap citra Pemerintah Kota Medan di Masyarakat Kota Medan.

(25)

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 KERANGKA TEORI

Dalam melaksanakan penelitian, teori sebagai landasan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya.Wilbur Schramm menyatakan bahwa teori merupakan suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yangtinggi, dan dari padanya proposisi bisa dihasilkan dan diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi perilaku (Effendy, 2003 : 241).Dan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

2.1.1 Komunikasi

Kata Komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata Latin yaitu comunis yang berarti “sama”, comunico, communication, atau

communicare yang berarti “membuat sama”(to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005 : 41). Menurut Harold D. Lasswell, komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut(Ruslan, 2010: 99):

Gambar 2.1

Formula Lasswell

Kegiatan komunikasi meliputi komponen seperti siapa (Komunikator), mengatakan apa (pesan), melalui saluran apa (media), kepada siapa (komunikan), dan apa efeknya. Komunikator harus memiliki sifat kredibilitas, yakni apa yang

(26)

dikatakannya baik secara lisan maupun tulisan oleh komunikan dianggap benar dan memang benar adanya (Effendy, 1989:79). Selain itu, pesan juga harus efektif guna tidak membuat miss communication antara komunikator dan komunikan. Pesan yang efektif harus memiliki syarat sebagai berikut :

- Adanya kesamaan dalam mempermudah proses penyandian (decoding), yakni proses menerjemahkan lambang-lambang yang diterima menjadi gagasan.

- Adanya kesamaan membantu membangun proses yang sama (perception). - Adanya kesamaan yang menyebabkan komunikan tertarik pada

komunikator (Rakhmat, 1986:271).

Dalam penyampaian isi pesan secara tepat dan jelas harus diperhatikan beberapa hal berikut ini:

1. Pesan harus jelas (clear), bahasa yang mudah dipahami, tidak berbelit, tanpa tendensi yang menyimpang dan tuntas.

2. Pesan menarik dan meyakinkan (convicining), karena berkaitan dengan dirinya sendiri sesuai dengan rasio (Siahaan, 1991:73).

2.1.2 Komunikasi Massa

Menurut Jay Black dan Federick C. Whitney (1998), “Mass communication is a process whereby mass-produced message are transmitted to

large, anonymous, and heterogeneous masses of receivers (Komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen) (Nurudin, 2004:11).

a. Ciri-ciri Komunikasi Massa

1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga

(27)

penelitian ini yang menjadi komunikatornya adalah bagian Humasy Setda Kota Medan. Divisi yang mempunyai tugas untuk menyusunkebijakan dan petunjuk teknis penyelengaraan bidang peliputan, dokumentasi, publikasi kegiatan pemerintah Kota Medan. 2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen

Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen/beragam. Artinya, penonton/pembaca itu beragam umur, pendidikan, jenis kelamin, status sosial, serta kepercayaan.Begitu pula komunikan dalam penelitian ini.Komunikan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Medan yang memiliki banyak perbedaan didalamnya.

3. Pesan bersifat umum

Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Pesan yang disampaikan oleh komunikator ditujukan untuk masyarakat yang heterogen.

4. Komunikasi berlangsung satu arah

Sebelum berangkat kerja/kuliah Anda menyempatkan membaca berita tentang Pemko Medan, kebetulan berita itu yang paling menarik dan menyita perhatian Anda. Ketika Anda membaca koran tersebut komunikasi yang berlangsung hanya satu arah, yakni massa (koran) ke Anda dan tidak sebaliknya. Ini berbeda ketika kita melakukan komunikasi tatap muka.Dalam komunikasi satu arah kita tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya.Kalaupun bisa, sifatnya tertunda.Misalnya, kita mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubriksurat pembaca.

- Komunikasi massa menimbulkan keserempakan

(28)

menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Tentunya bersamaan ini juga sifatnya relatif.

- Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis

Di dalam surat kabar, dengan SCJJ, peran satelit juga tidak bisa dianggap enteng. SCJJ tidak akan terlaksana tanpa bantuan peralatan teknis seperti halnya satelit. Meskipun ada peralatan teknis lain yang sifatnya lebih sederhana seperti mesin cetak. - Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper

Gatekeeper atau yang sering disebut pentapis informasi/plang/ pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah tau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor, manajer pemberitaan, penjaga rubrik, yang semuanya mempengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas dalam sebuah pesan-pesan dari media massa masing-masing (Nurudin, 2004:16-29).

b. Fungsi media massa secara umum, yaitu :

- Fungsi Informasi, - Fungsi Edukasi, - Fungsi Hiburan,

- Fungsi Persuasif (Erdinaya, 2004:104).

2.1.3 Surat Kabar

(29)

keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi disekitarnya. Karenanya sebagian besar rubrik surat kabar terdiri dari berbagai jenis berita. Namun demikian, fungsi hiburan surat kabar pun tidak terabaikan karena tersedianya rubrik artikel ringan,

feature (laporan perjalanan, laporan tentang profil seseorang yang unik), rubrik cerita bergambar atau komik, serta cerita bersambung. Begitu pula dengan dengan fungsinya mendidik dan mempengaruhi akan ditemukan pada artikel ilmiah, tajuk rencana atau editorial dan rubrik opini. Fungsi pers, khususnya surat kabar pada perkembangannya bertambah, yakni sebagai alat kontrol sosial yang konstruktif.

Untuk dapat memanfaatkan media massa secara maksimal demi tercapainya tujuan komunikasi, maka seorang komunikator harus memahami kelebihan dan kekurangan media tersebut. Dengan kata lain, komunikator harus mengetahui secara tepat karakteristik media massa yang akan digunakannya. Karakteristik surat kabar sebagai media massa mencakup: publisitas, periodisitas, universalitas, aktualitas, dan terdokumentasikan.

1. Publisitas

Publisitas adalah penyebaran pada publik atau khalayak (Effendy, pada Karlinah, dalam Erdinaya, dkk. 2004). Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah pesan dapat diterima oleh sebanyak-banyaknya khalayak yang tersebar diberbagai tempat, karena pesan tersebut penting untuk diketahui umum, atau menarik bagi khalayak pada umumnya.

2. Periodesitas

Periodesitas menunjuk pada keteraturan terbitnya, harian, mingguan, atau dwi mingguan. Sifat periodesitas sangat penting dimiliki media massa, khususnya surat kabar. Kebutuhan manusia akan informasi sama halnya dengan kebutuhan manusia akan makan, minum, dan pakaian. Setiap hari manusia selalu membutuhkan informasi.

3. Universalitas

(30)

ekonomi, budaya, agama, pendidikan, keagamaan, dan lainnya. Selain itu, lingkup kegiatannya bersifat lokal, regional, nasional, bahkan internasional.

4. Aktualitas

Aktualitas, menurut kata asalnya berarti “kini” dan “keadaan sebenarnya” (Effendy, pada Karlinah, dalam Erdinaya, dkk. 2004). Kedua istilah tersebut erat kaitannya dengan berita, karena defenisi berita adalah laporan tercepat mengenai fakta-fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar orang (news is the timely report of facts or opinion of either interst or importance, or both, to a considerable number of people).

Laporan tercepat menunjuk pada “kekinian” atau terbaru dan masih hangat. Fakta dan peristiwa penting atau menarik tiap hari berganti dan perlu untuk dilaporkan, karena khalayak pun memerlukan informasi yang paling baru(Charnley, pada Karlinah, dalam Erdinaya, dkk. 2004).

5. Terdokumentasikan

Dari berbagai fakta yang disajikan surat kabar dalam bentuk berita atau artikel, dapat dipastikan ada beberapa diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu dianggap penting untuk diarsipkan atau dibuat kliping. Misalnya karena berita tersebut berkaitan dengan instansinya, atau artikel itu bermanfaat untuk menambah pengetahuannya.Kliping berita oleh sebuah instansi biasanya dilakukan oleh staf public relations

untuk dipelajari dalam rangka menentukan kebijakan selanjutnya karena berita tersebut dianggap sebagai masukan dari masyarakat (publik eksternal) (Erdinaya, 2004: 104-106).

(31)

membaca surat kabar yang telah beredar. Setelah berita tentang Pemko Medan telah dimuat dalam surat kabar, para staf Humasy Setda Kota Medan akan mengkliping berita yang dianggap penting. Biasanya berita yang dikliping adalah berita tentang Pembangunan Kota Medan. Hal itu dilakukan guna mendokumentasikan berbagai fakta yang disajikan oleh surat kabar tersebut.

2.1.4 Public Relations

Hubungan masyarakat sebagai padanan kata dari Public Relations

walaupun tidak tepat betul artinya, namun secara harfiah dalam kepentinganpenulisan ini diartikan sama guna keperluan pembahasannya.Definisi

Public Relations menurutpertemuan asosiasi-asosiasi PR seluruh dunia di Mexico City dalam The Mexican Statement (1978) sebagai berikut:Kehumasan merupakan suatu seni sekaligus suatu disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensi darinya, memberi masukkan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program, tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan untuk kepentingan khalayak (Anggoro, 2000: 2).

Sedangkan John E. Marston (1988), dalam menjelaskan Strategi Komunikasi Humas adalah sebagai berikut:“Public Relations is Planned, Persuasive Communication design to influence significant Public.” (Public Relations merupakan sesuatu yang direncanakan berupakomunikasi persuasif yang didesain untuk mempengaruhi segmen publik tertentu) (Ruslan, 2003 : 6).Dapat disimpulkan seorang pemimpin harus memiliki suatu kemampuan untuk dapat “mempengaruhi” pihak lain melalui komunikasi persuasif dan komunikasi antara manunia.

Menurut Frank Jefkins tujuan public relationsadalah meningkatkan

favorable image atau citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis sama sekali unfavorable image atau citra yang buruk terhadap organisasi tersebut. Adapun tujuan public relations secara universal pada prinsipnya adalah:

(32)

d. Memperbaiki citra jika citra organisasi menurun/buruk (Yulianita, 2003 : 42).

Dalam bukunya “Hubungan Masyarakat” Onong Uchjana Effendy, mengemukakan empat fungsi dari Humas, yakni :

a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan komunikasi. b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik

publik eksternal maupun internal.

c. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.

Menurut Rachmadi, tugas seorang public relationsadalah :

a. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi atau pesan secara lisan, tertulis atau melalui gambar (visual) kepada publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang benar tentang hal-ikhwal perusahaan atau lembaga, segenap tujuan serta kegiatan yang dilakukan.

b. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat-pendapat umum atau kebijakan.

c. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan perusahaan atau lembaga, maupun segala macam pendapat (public relations acceptance dan non-acceptance).

d. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media massa untuk memperoleh public favour, public opinion, dan perubahan sikap (Rachmadi, 1992 : 112).

Publik eksternal adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat yang berada di luar perusahaan/organisasi. Yang menjadi sasaran Humas (Public Relations)yakni:

a. Hubungan dengan pelanggan (customer relations)

b. Hubungan dengan para pemasok (supplier relations)

(33)

d. Hubungan dengan pemerintah (government relations)

e. Hubungan dengan pers (press relations) (Effendy, 2002:119)

Dan penelitian ini berhubungan dengan salah satu tugas public relations

yang bertanggung jawab atas penyampaian informasi atau pesan.Dalam hal ini Bagian Humasy Setda Kota Medan menyampaikan informasi atau pesan melalui

press release yang dikirim ke media massa (surat kabar), lalu diterbitkan oleh media massa tesebut untuk menjangkau khalayak sasaran yang ingin dituju oleh si

public relations guna membangun persepsi yang bersifat positif dari khalayak sasarannya(public external).

2.1.5 Public Relations Pemerintah

Public relations merupakan suatu alat atau saluran (the public relations as tools or channels of government publications) untuk memperlancar jalannya interaksi dan penyebaran informasi mengenai publikasi pembangunan nasional melalui kerja sama dengan pihak pers, media cetak atau elektronik dan hingga menggunakan media tradisional lainnya (wayang kulit atau wayang golek dan lain sebagainya) (Rachmadi, 1992:27).

Fungsi pokok public relations pemerintah Indonesia pada dasarnya antara lain:

a. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah.

b. Memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijaksanaan hingga program-program kerja secara nasional kepada masyarakat.

c. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintah disatu pihak, dan menampung aspirasi, serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain pihak.

d. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Rachmadi, 1992 :37).

(34)

a. Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan yang akan dicapai oleh pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut.

b. Mampu untuk menanamkan keyakinan dan kepercayaan serta mengajak masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan program pembangunan di berbagai bidang, sosial, budaya, ekonomi, politik serta menjaga stabilitas dan keamanan nasional.

c. Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur pemerintah yang bersangkutan perlu dipelihara atau dipertahankan dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya masing-masing (Ruslan, 2001:312).

2.1.6 Press Release

Press release adalahkumpulan informasi yang berbentuk sebuah berita yang disusun oleh sebuah instansi atau organisasi melalui tim humas yang menggambarkan kegiatannya, yang kemudian dikirimkan kepada media massa untuk dapat dipublikasikan melalui media massa tersebut. Mediamassa yang dimaksud dalam kegiatan press release meliputi media massa cetak, yaitu surat kabar dan majalah, serta media massa noncetak yang meliputi TV, radio dan film dokumenter. Kepada redaksi media-media massa tersebut press release dikirim oleh praktisi humas yang mewakili suatu instansi atau organisasi, untuk dapat dimuat di dalamnya.

Pada pelaksanaannya, press release dibagi kedalam dua kategori, yaitu : a. Press release pra kegiatan

(35)

b. Press release pasca kegiatan

Press release pun penting setelah kegiatan telah usai berlangsung.Artinya setelah kegiatan berlangsung ini bukan berarti bisa dikirim kapan saja, tetapi tetap mengacu pada aktualisasi waktu.Karena itulah, disarankan bagi para pembuat press release untuk menyebarkan

press release-nyapada hari itu juga, tidak keesokannya. Jadi, peristiwa hari ini harus dikirimkan hari ini juga (Abdullah, 2004 : 82).

Ada beberapa hal yang penting yang harus diperhatikan dalam penulisan suatu press release, antara lain:

a. Tulislah press release dengan ringkas dan padat. Jangan memanjangkan isi press release. Dan sebaiknya jangan terlalu pendek (Misal dengan setengah halaman).

b. Usahakan press release mengandung unsur 5W+1H, artinya apa, kapan, dan dimana kegIatan yang dilakukan itu. Siapa yang hadir atau sasaran kegiatan. Mengapa kegiatan itu dilakukan. Dan bagaimana pelaksanaannya.

c. Jika diperlukan, sertakan pula ilustrasi foto, gambar, tabel, data atau grafik.

d. Tulislah press release pada kertas yang ber-kop surat sehingga press release pun benar-benar resmi.

e. Cantumkan nama pejabat yang paling berwenang untuk menyiarkan

press release.

f. Jika press release berasal dari individu, misalnya seorang artis, pakar, anggota legislatif, atlet, maka lampirkan foto kopi identitas dan menandatangani press release tadi.

(36)

Dan ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan saat mengirimkan

press release, yaitu :

a. Kirimkan secepat mungkin. Artinya, jika kegiatan berlangsung hari itu, kirimkan hari itu juga. Jangan menunda-nunda keesokan harinya, kecuali jika pelaksanaannya malam hari.

b. Jika pengirim press release sudah mengenal nama wartawan sesuai dengan bidangnya, tunjuklah wartawan tadi.

c. Pengiriman bisa pula melalui faximile.

d. Jika melampirkan foto atau cetakan-cetakan berwarna atau contoh produk, lebih baik melalui kurir.

e. Konfirmasikan kembali lewat telepon, apakah press release tadi sudah diterima atau belum. Sebab, adakalanya tidak sampai kepada alamat yang dituju, atau cetakan pada faximile ternyata sangat sulit dibaca (Abdullah, 2004 : 84).

Press release yang lebih banyak dibuat oleh staf Humasy Setda Kota Medan adalah press release pasca kegiatan.Namun, tidak menutup kemungkinan

press release pra kegiatan juga pernah dibuat, tetapi tidak terlalu sering seperti

press release pasca kegiatan.Press release di buat oleh Humasy Setda Kota Medan sesuai dengan tupoksi kerjanya yakni bagian publikasi pemberitaan. Setelah press release dibuat, lalu akan langsung dikirim ke media massa melalui email, dan keesokan harinya press release tersebut sudah menjadi berita yang termuat dalam media massa.

2.1.7 Citra Perusahaan

Menurut Bill Canton dalam Sukatendel (1990) mengatakan bahwa citra adalah “image: the impression, the feeling, the conception which the public has of a company: a concioussly created impression of an object, person or

(37)

kita miliki. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang.

Dan berikut bagan dari orientasi public relations, yakni dalam membangun citra (image building) dapat dilihat sebagai model komunikasi dalam Public Relations(Soemirat dan Ardianto, 2004:115).

Gambar 2.2

Model Komunikasi dalam Public Relations

.

Menurut Frank Jefkins, dalam bukunya Hubungan Mayarakat (1992) ada beberapa jenis citra/(image) yang dikenal didunia aktivitas public relations, yakni:

1. Citra Cermin (mirror image)

Citra yang diyakini oleh perusahaan bersangkutan, terutama para pimpinannya yang tidak percaya terhadap kesan orang luar terhadap perusahaan yang dipimpinnya itu tidak selamanya selalu dalam posisi baik.Ada perbedaan antara citra yang diharapkan dan citra yang ada di lapangan.

2. Citra Kini (current image)

Citra merupakan kesan yang baikdiperoleh dari orang lain tentang perusahaan/organisasi atau hal yang lain berkaitan dengan produknya. Kemudian ada kemungkinan berdasarkan pada pengalaman dan informasi diterima yang kurang baik: sehingga dalam posisi tersebut pihak Humas/PRs akan menghadapi risiko yang sifatnya permusuhan, kecurigaan, prasangka buruk (prejudice), dan hingga muncul Sumber Komunikator Pesan Komunikan Efek

(38)

kesalahpahaman (misunderstanding) yang menyebabkan citra kini yang ditanggapi secara tidak adil atau bahkan kesan yang negatif diperolehnya.

3. Citra Keinginan (wish image)

Citra keinginan adalah seperti apa yang ingin dan dicapai oleh pihak manajemen terhadap lembaga/perusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awareness), menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan (take and give) oleh publiknya atau masyarakat umum.

4. Citra Perusahaan (corporate image)

Citra ini berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan (corporate image) yang positif, lebih dikenal serta diterima oleh publiknya mungkin tentang sejarahnya, kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam bidang marketing dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial (social care).

5. Citra Serbaneka (multiple image)

Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan diatas, misalnya bagaimana pihak Humas/PRs akan menampilkan pengenalan

(awareness) terhadap identitas, atribut logo, brand’s name, seragam

(uniform) para front liner, sosok gedung, dekorasi lobby kantor dan penampilan para profesionalnya, kemudian diunifikasikan atau diidentikan ke dalam suatu citra serbaneka (multiple image) yang diintegrasikan terhadap citra perusahaan (corporate image).

6. Citra Penampilan (performance image)

(39)

Dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pembentukan citra dari Nimpoena.Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar organisasi dan mempengaruhi respon stimulus atau rangsang yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak (Soemirat dan Ardianto, 2004:115).

Gambar 2.3

Model pembentukan Citra Pengalaman Mengenai Stimulus

Stimulus Respon Rangsangan Perilaku

a. Persepsi adalah hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang langsung dikaitkan dengan suatu proses pemahaman, pembentukan makna pada stimulus indrawi.

b. Kognisi adalah suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.

c. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

d. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai.

Pada saat stimulus (rangsangan) diberikan, khalayak akan lanjut ke tahap selanjutnya yakni melakukan persepsi dimana persepsi ini memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai objek. Selanjutnya akan

Kognisi

Persepsi Sikap

(40)

dilakukan kognisi, dimana ia mengerti akan rangsangan yang diberikan. Setelah itu muncul dorongan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu atau biasa disebut dengan motif atau motivasi. Setelah itu munculah sikap, yang merupakan kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan terdapat perasaan mendalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai.

“….proses-proses psikoanalisis yang berlangsung pada individu konsumen berkisar antara komponen-komponen persepsi-kognisi-motivasi-sikap konsumen terhadap produk. Keempat komponen itu diartikan sebagai mental representations

citra dari stimulus” (Nimpoena, dalam Danasaputra, 1995:36) (Soemirat dan Ardianto, 2004:115).

Dalam penelitian ini, kegiatan press release yang dilakukan bagian Humasy Setda Kota Medan merupakan stimulus dan respon yang diharapkan adalah citra pemerintah Kota Medan. Pentingnya penelitian citra seperti yang diungkapkan H. Frazier Moore dalam Danasaputra yang dikutip oleh Soemirat dan Ardianto dalam buku Dasar-dasar Public Relations adalah: “penelitian citra menentukan sosok institusional dan citra perusahaan dalam pikiran publik dengan mengetahui secara pasti sikap masyarakat terhadap sebuah organisasi, bagaimana mereka memahami dengan baik, dan apa yang mereka sukai dan tidak sukai tentang organisasi tersebut” (Soemirat dan Ardianto, 2004:115)

2.2 KERANGKA KONSEP

Burhan Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama (Bungin, 2001 : 73).

(41)

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas (X), yaitu variabel yang diduga sebagai penyebab variabel yang lain (Rakhmat, 2004:12). Variabel bebas (x) dalam penelitian ini adalah press release Humasy Setda Kota Medan.

b. Variabel terikat (Y), yaitu variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004:12). Maka variabel (Y) dalam penelitian ini adalah citra pemerintah Kota Medan. c. Variabel antara (Z) atau intervening variable adalah sejumlah gejala

dengan berbagai unsur atau faktor didalamnya yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya pada variabel bebas (Nawawi, 2004:44). Variabel antara (Z) dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

2.3 VARIABEL OPERASIONAL

Berdasarkan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka konsep operasional tersebut dijadikan acuan untuk memecahkan masalah. Agar konsep operasional tersebut dapat membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, maka dioperasionalkan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Variabel Operasional

No. Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Press release HumasySetda

Kota Medan (Variabel X)

a. Humasy Setda Kota Medan 1. Kredibilitas

a. Kompeten b. Kejujuran 2. Kapabilitas

a. Pengalaman

b. Press release

(42)

b. Who 2. Citra Pemerintah Kota Medan

(Variabel Y)

3. Karakteristik Responden 1. Frekuensi mengkonsumsi berita Pemko Medan melalui media

(43)

1. . Variabel bebas X ( Press release Humasy Setda Kota Medan)

A. Humasy Setda Kota Medan adalah salah satu divisi yang ada di Pemerintah Kota Medan dengan tupoksi (pembagian kerja).

1. Kredibilitas, yaitu kualitas yang dimilikiHumasy Setda Kota Medan sebagai narasumber sesuai dengan bidang/profesinya sehingga dapat menimbulkan kepercayaan.

a. Kompeten adalah ketrampilan Bagian Humasy Setda Kota Medan dalam menyampaikan informasi tentang Pemerintah Kota Medan sehingga dapat dipercaya dalam menyampaikan informasi.

b. Kejujuran adalah keterbukaan Bagian Humasy Setda Kota Medan dalam menyampaikan informasi tentang Pemerintah Kota Medan berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan.

2. Kapabilitas, yaitu kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman yang dimiliki Humasy Setda Kota Medan sebagai narasumber.

a. Pengalaman adalah kemampuan Bagian Humasy Setda Kota Medan dalam menyampaikan informasi dinilai dari lamanya ia bekerja.

B. Press release adalah informasi tentang Pemerintah Kota Medan yang dibuat oleh Humasy Setda Kota Medan.

1. 5W+1H adalah unsur yang harus terkandung dalam sebuah informasi. a. What adalah kemampuan Bagian Humasy Setda Kota Medan

dalam menjelaskan informasi tentang peristiwaapa yang sebenarnya terjadi.

b. Whoadalah kemampuan Bagian Humasy Setda Kota Medan dalam menjelaskan informasi tentang siapa yang ikut serta dalam peristiwa yang terjadi.

(44)

d. Whereadalah kemampuan Bagian Humasy Setda Kota Medan dalam menjelaskan informasi tentang dimana peristiwa itu terjadi. e. Whyadalah kemampuan Bagian Humasy Setda Kota Medan dalam

menjelaskan informasi tentang bagaimana peristiwa itu terjadi. f. Howadalah kemampuan Bagian Humasy Setda Kota Medan dalam

menjelaskan informasi tentang bagaimana peristiwa itu terjadi. 2. Singkat yaitutidak mengurangi intisari yang terkandung dalam

penyampaian informasi.

3. Jelas yaitu isi informasi tidak berbelit sehingga mudah dipahami. 4. Bahasa yaitupenggunaan kata-kata dan kalimat yang baik dalam

menyampaikan informasi sehingga mudah dipahami dan dimengerti. 5. Foto adalah gambar untuk membantu memperjelas isi informasi yang

dibuat sesuai dengan fakta yang ada dilapangan.

6. Topik adalah inti utama dari seluruh isi informasi yang disampaikan.

2. Variabel terikat Y (Citra Pemerintah Kota Medan)

a. Persepsi adalah pengamatan terhadap suatu halyang dikaitkan dengan proses pemahaman dan pembentukan makna.

1. Pengetahuan adalah mengerti atas sesuatu hal yang pernah dialami atau pun dilihat secara langsung.

2. Pemahaman adalah kemampuan sesorang dalam mencerna suatu informasi.

b. Kognisi adalah proses pencapaian pengetahuan yang dipengaruhi oleh suatu keyakinan terhadap sesuatu.

1. Kepercayaan adalah seseorang mengakui suatu hal itu benar adanya. 2. Keyakinan adalah seseorang tidak hanya mengakui, tetapi mengerti

dan memahami akan kebenaran suatu hal itu.

c. Motivasi adalah dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan.

1. Kepuasan adalah perasaan atau keadaan dimana rasa keinginan terhadap sesuatu terpenuhi.

(45)

d. Sikap adalah respon yang dipengaruhi oleh tindakan, perasaan, dan persepsi terhadap sesuatu.

1. Pandangan adalah pendapat seseorang terhadap suatu hal dengan ukuran baik atau buruk.

2. Penilaian adalah pengambilan suatu keputusan akan suatu hal dengan ukuran baik atau buruk.

3. Karakteristik Responden

a. Frekuensi mengkonsumsi berita Pemko Medan melalui media massa adalah seberapa sering responden mengkonsumsi berita Pemko Medan dalam perminggunya.

b. Pekerjaan adalah sumber mata pencaharian si responden.

c. Usia adalah jumlah tahun mulai responden dilahirkan sampai hari ini. d. Jenis Kelamin adalah Wanita/Pria.

e. Pendidikan adalah tingkat proses pembelajaran si responden.

2.5 HIPOTESIS

Berdasarkan paparan diatas, peneliti menentukan hipotesis mengenai Pengaruh Press Release Humasy Setda Kota Medan terhadap Citra Pemerintah Kota Medan di Masyarakat Kota Medan sebagai berikut :

1. Ha : Ada pengaruh press release Humasy Setda kota Medan terhadap citra pemerintah Kota Medan di masyarakat Kota Medan.

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode ini bertujuan untuk meneliti sejauhmana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain (Rakhmat, 2004:27). Metode korelasional digunakan untuk meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Dalam penelitian ini, metode korelasional digunakan untuk mencari pengaruh

press release Bagian Hubungan Masyarakat (Humasy) Sekretariat Daerah (Sekda) Kota Medan terhadap citra pemerintah Kota Medan di masyarakat Kota Medan.

3.2 WAKTU PENELITIAN

Adapun penelitian ini dilakukan di Bagian Humasy Setda Kota Medan pada tanggal 25-27 Maret 2014. Dan dimasyarakat Kota Medan pada tanggal 28 Maret 2014- 25 April 2014.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 2004:141).

(47)

Tabel 3.1

Jumlah penduduk Kota Medan perkecamatan tahun 2012 No. Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Usia

15-64 Tahun 11. Medan Sunggal 112.967 79.205 12. Medan Helvetia 145.519 103.353 13. Medan Petisah 61.855 45.059

14. Medan Barat 70.912 50.714

15. Medan Timur 108.792 77.988

16. Medan Perjuangan 93.529 67.141 17. Medan Tembung 133.841 95.939

18. Medan Deli 170.931 113.299

19. Medan Labuhan 112.642 72.489 20. Medan Marelan 145.878 94.280 21. Medan Belawan 95.709 61.628

Total 2.121.367 1.480.214

Sumber :Bps Kota Medan dalam angka 2013

3.3.2 Sampel

(48)

n = � � (�)�+�

Keterangan :

n: Jumlah sampel yang dicari N : Jumlah populasi

d : Nilai presisi yang ditentukan sebesar 10% atau 0,1 (Bungin,2001: 105) 1 : Konstanta

Berdasarkan rumus yang telah dipaparkan diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah :

n = 1480214 1480214 (0,1)2+ 1

n = 1480214 14802 ,14+ 1

n = 1480214 14803 ,14

n = 99,99 n = 100 orang

Berdasarkan data yang diperoleh diatas, maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.

2.4 TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Proportional Stratified Sampling

(49)

ditentukan proporsi besarnya sampel dari keseluruhan populasi. Dari jumlah sampel 100 orang, maka dipilih jumlah sampel dari tiap sub kelompok dengan menggunakan rumus (Nazir, 1988:365):

n =�� � �

Keterangan :

n : Jumlah sampel perkecamatan n1 : Jumlah sampel

n : Jumlah penduduk perkecamatan N : Jumlah populasi

Tabel 3.2

Jumlah sampel menggunakan Teknik Proportional Stratified Sampling

No. Kecamatan Jumlah

(50)

b. Purposive Sampling

Pengambilan sampel ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Usman dan Purnomo, 2009 : 45). Adapun kriteria yang diambil adalah:

1. Pernah membaca surat kabar (Analisa, Waspada, Tribun, Sindo, SIB, Metro 24, Metro 24 jam, dan Pos Metro) tentang berita Pemerintah Kota Medan minimal (2-3 x / minggu).

2. Usia adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun (Hurlock, 1980:280). Usia produktif 15-64 tahun yang menjadi populasi dalam penelitian ini. Tetapi peneliti hanya menggambil sampel yang usianya 60 tahun. Alasannya penelitimerasa responden usia 21-60 tahun masih berpikir kritis terhadap sesuatu dan mudah mengerti atas apa yang sebenarnya saya inginkan.

3. Pendidikanadalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia(Hurlock, 1980:280). Dan dalam penelitian ini pendidikan yang menjadi kriteria responden adalah SMP/sederajat, SMA/sederajat, D3, dan S1/S2/S3.

c. Accidental Sampling

(51)

3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui kepustakaan yang relevan dengan penelitian. Penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku-buku, jurnal, internet dan sebagainya mengenai Komunikasi, Komunikasi Massa, Komunikasi Organisasi, Public Relations, Press Relations, Metode Penelitian Sosial, Metode Peneltian Komunikasi, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Citra Perusahaan dan Pedoman Penulisan Skripsi.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan survey ke lokasi penelitian melalui kuisioner, yaitu pengumpulan data dengan menyerahkan sejumlah daftar pertanyaan untuk di isi oleh responden.

3.6 TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan (Suryanto, 2011: 104). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dan dihubungkan dalam beberapa tahapan yaitu :

a. Analisis Tabel Tunggal

(52)

b. Analisis Tabel Silang

Teknik ini untuk mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif (Suryanto, 2011 : 107). c. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Dalam rumus Spearmans (Spearman’s Rho Rhank – Order Correlation) data variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai yang terbesar (Kriyantono, 2008 : 174).

Adapun rumus koefisiensi korelasinya adalah :

��� = � − � ∑ �

� (��− �)

Keterangan :

Rho : Koefisiensi korelasi rank order d : Perbedaan antara pasangan jenjang

∑ : Sigma atau jumlah

n : Jumlah individu atau sampel

1 : Bilangan Konstan 6 : Bilangan Konstan

Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.

(53)

Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford(Rakhmat, 2004 : 29), yaitu sebagai berikut:

< 0,20 : hubungan rendah sekali 0,20 – 0,40 : hubungan rendah

0,41 – 0,70 : hubungan yang cukup berarti 0,70 – 0,90 : hubungan yang tinggi; kuat

>0,90 : hubungan sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan Berdasarkan nilai Rho hitung, maka dapat diketahui besar kekuatan prediksi dari penelitian yang disebut Uji Determinan Korelasional (Bungin, 2009:278), yakni dengan rumus:

��= (���)����%

Keterangan :

Kp : Koefisien determinan

(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.1.1 TAHAPAN PELAKSANAAN PENELITIAN

Hal yang paling awal dilakukan dalam memulai penelitian adalah peneliti mendatangi Bagian Humasy Setda Kota Medan agar memperoleh ijin untuk mengadakan penelitian tentang Press Release Bagian Humasy Setda Kota Medan. Setelah mendapat ijin, peneliti mulai melakukan penelitian selama 3 hari di Bagian Humasy Setda Kota Medan, dan peneliti memperoleh press release bulan januari-maret 2014 yang dibuat oleh Bagian Humasy Setda Kota Medan. Dari situ, baru peneliti memilih press release mana yang akan menjadi panduan sebelum responden mengisi kuesioner. Ada 7 press release Bagian Humasy Setda Kota Medan yang dijadikan panduan oleh peneliti sebelum memulai memberikan kuesioner yang sudah disiapkan.

Setelah itu, peneliti melakukan penelitian ke lapangan. Penelitian ke lapangan dimulai dengan menelusuri gang-gang di Kota Medan, dan melihat-lihat orang yang dapat dijadikan sampel sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Ada 100 orang yang akan jadi sampel dalam penelitian ini dari 21 kecamatan yang ada di Kota Medan. Sesuai dengan kriteria yang sudah peneliti buat, peneliti berusaha mendatangi orang-orang yang peneliti lihat sedang membaca Koran, dan peneliti mulai bertanya soal pernah atau tidak membaca Koran tentang berita Pemko Medan, setelah itu baru peneliti bertanya pernah membaca judul berita di Koran sesuai panduan press release/informasi yang dibuat oleh Bagian Humasy Setda Kota Medan yang sudah ditetapkan oleh peneliti terlebih dahulu, setelah responden sudah memenuhi syarat awal tersebut, maka responden baru dapat mengisi kuesioner.

(55)

4.1.1.1 Penomoran Kuesioner

Penomoran kuesioner yaitu kuesioner-kuesioner yang telah diisi oleh responden dikumpulkan kemudian diberi nomor urut sebagai tanda pengenal (01-100).

4.1.1.2 Editing

Editing yaitu proses pengeditan jawaban dari para responden yang bertujuan untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan dalam pengisian data dalam kotak kode yang telah disediakan.

4.1.1.3 Coding

Coding yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban dari para responden ke dalam kotak kode yang telah tersedia dalam kuesioner berupa nilai atau skor dalam bentuk angka.

4.1.1.4 Inventarisasi Variabel

Inventarisasi Variabel yaitu data mentah yang telah diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam Foltron Cobol (FC) yang memuat keseluruhan data dalam satu kesatuan.

4.1.1.5 Tabulasi Data

Tabulasi data yaitu proses memasukkan data dari Foltron Cobol (FC) ke dalam tabel. Dimana tabulasi terbagi atas tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, presentase, dan selanjutnya akan di analisis.

4.1.1.6 Pengujian Hipotesis

(56)

4.1.1.7 Akhir Olah Data

Proses pengolahan data dikatakan selesai, apabila yang akan di analisis seluruhnya sudah disajikan dalam bentuk tabel-tabel, dilanjutkan dengan interpretasi dan penarikan kesimpulan.

4.1.2 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1.2.1 Kota Medan

Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara. Kota ini terletak pada 3º 30’ - 3º 43’ lintang utara dan 98º 35’ – 98º 44’ bujur timur. Melalui data sensus penduduk tahun 2012, di ketahui jumlah penduduk Kota Medan sebanyak2.121.367 jiwa

Tabel 4.1

(57)

MAP

Sumber : Bps Kota Medan dalam angka 2013 a. Lambang Kota Medan

b. Pengertian Lambang Kota Medan

- 17 biji padi berarti tanggal 17 dari hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

- 8 bunga kapas berati bulan 8 dari tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

- 4 tiang dan 5 bahagian dari perisai berarti tahun 45 dari Proklamasi Indonesia.

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.6 Usia responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

produk yang dibuat oleh Humas Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Cimahi dan.. memiliki fungsi sebagai sumber informasi masyarakat Cimahi

banyak perusahaan, namun Public Relations Officer Santika Dyandra Hotel &amp; Convention Medan dalam press release nya memaparkan bahwa perusahaan mereka tetap berusaha

Bagian Perekonomian Setda Kota Surakarta mampu menggunakan anggaran sesuai dengan program kerja yang ditentukan.. Kata Kunci : anggaran, belanja,

Rencana Kerja Bagian Pertanahan Setda Kota Padang Tahun 2015 sebagai penjabaran Rencana Stategis Bagian Pertanahan Setda Kota Padang Tahun 2014 – 2019 merupakan dokumen

Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Salatiga merupakan salah satu bagian di Sekretariat Daerah, terdiri atas 3 (tiga) sub bagian, yang

Maksud penyusunan Renstra Bagian Kesejahteraan Masyarakat Setda Kabupaten Lamongan Tahun 2016-2021 adalah untuk menjabarkan Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat

Pada lantai dua sebelah kanan terdapat Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kota Medan, Asisten Pemerintah Sekretariat Daerah Kota Medan, Asisten Kesejahteraan

Lokasi Penelitian Sesuai dengan judul penelitian: “Pengaruh Etos Kerja dan Pengetahuan Manajerial Terhadap Kinerja Pegawai Pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Medan ”, maka