• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dan Impelementasi jaringan Di INFOLAHTADAM III/SLW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Dan Impelementasi jaringan Di INFOLAHTADAM III/SLW"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek

Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

PATAR AHID SAHATMA

10106140

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berisi tentang Analisis dan Implementasi Jaringan Komputer di Infolahtadam III/Siliwangi.

Adapun tujuan dari penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat perkuliahan yang merupakan satu kesatuan proses pendidikan yang ada di Universitas Komputer Indonesia, Bandung khususnya jurusan Teknik Informatika (IF).

Selama proses kerja praktek, kami telah mendapatkan banyak sekali pengetahuan, baik mengenai bagaimana lingkungan kerja yang sesungguhnya yang terdiri dari bermacam-macam individu dengan segala karakteristiknya, maupun

pengetahuan dari penelitian dan kerja praktek yang telah dilakukan oleh kami.

Dalam penulisan Kerja Praktek ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan, dorongan serta doa dari berbagai pihak, baik berupa moril maupun materil. Maka pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar- besarnya kepada :

1. Tuhan YME, yang tak henti- henti mencurahkan rizki dan karunianya. 2. Orang tua serta sanak saudara tercinta, yang tak henti- hentinya

memberikan motivasi dan doa.

3. Teman- teman yang tak henti-hentinya bosan memberikan dukungan. 4. Bpk Drs. Letkol. Uce Ruspendiyang memberikan bimbingan selama KP. 5. Bpk Irfan Maliki selaku pembimbing di kampus UNIKOM.

(3)

Mohon maaf apabila ada kekurangan dan kelemahan dalam diri penulis maupun laporan ini. Oleh karena itu, kepada semua pihak yang berkompeten kami

sangat mengharapkan saran untuk perbaikan yang bersifat membina. Saran perbaikan dari teman- teman semua semoga akan menjadi pedoman bagi penulis di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas perhatian semuanya.

Bandung, Januari 2011

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infolahtadam adalah Pusat Informasi dan Pengolahan data di tingkat Kotama. Disetiap bagian Gedung infolahtadam ini terhubung dengan jaringan computer yang gunannya untuk sharing data dan memperoleh data – data penting dari komputer server ke bagian client yang membutuhkan data, akan tetapi jaringan komputer ini kadang tidak berjalan dengan semestinya dalam penyampaian atau pengiriman paket data.

Gedung Infolahtadam III/Siliwangi ini menggunakan banyak komputer yang

saling terhubung untuk mengolah atau mengirim informasi ke komputer lainnya. Kadang paket data atau informasi yang dikirim tidak semuanya sampai pada komputer yang dituju, dikarenakan datalost diperjalanan atau tidak terkoneksinya antar komputer.

Banyaknya komputer yang dipasang di gedung Infolahtadam III/Siliwangi ini membuat sulit mendeteksi kerusakan pada jaringan komputer yang mengakibatkan tidak terkoneksinya tiap komputer, sehingga pekerjaan menjadi kurang maksimal dalam pelaksanaannya.

(5)

1.2 Perumusan Masalah

Melihat fenomena yang telah diuraikan pada latar belakang, maka masalah-masalah yang ada adalah seperti :

a. Tidak bekerja dengan semestinya pengiriman informasi atau paket data mengunakan jaringan komputer.

b. Adanya data yang lost atau hilang saat pengiriman menggunakan jaringan komputer.

c. Sulitnya mendeteksi kerusakan pada jaringan komputer.

Berdasarkan permasalahan di atas maka dirumuskan masalahnya adalah bagaimana menganalisis jaringan komputer di Infolahtadam III/Siliwangi.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud dari penelitian ini adalah menganalisa dan mengimplementasikan jaringan di Infolahtadam III/Siliwangi untuk memaksimalkan kinerja jaringan

komputer tersebut.

1.3.2 Tujuan

a. Memperbaiki sistem jaringan komputer agar bekerja dengan

semestinya.

b. Memperbaiki sistem jaringan komputer agar data tidak ada yang hilang.

(6)

3

1.4 Batasan Masalah

Pada penelititan ini, membatasi pembahasannya hanya pada analisis dan implementasi jaringan komputer di Infolahtadam III/Siliwangi .

Adapun batasan-batasannya yaitu prosedur yang dilakukan pada saat terhubung dalam jaringan, komputer dengan sistem operasi Windows XP, monitor, staff ahli yang mempunyai hak sebagai admin, staff lainnya sebagai pengguna, serta jaringan menggunakan topologi star.

1.5 Metode Penelitian

Metode Penelitian yang akan digunakan yaitu : 1. Metode Wawancara

Pengumpulan data dan informasi dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan Instansi yang bersangkutan.

2. Metode Observasi

Pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan mengamati

secara langsung dengan Instansi yang bersangkutan. 3. Metode Studi Pustaka

Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku atau

(7)

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini pembahasan terbagi dalam 4 bab yang secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah. Maksud dan tujuan penelitian, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sekilas tentang struktur kelembagaan atau organisai beserta tugas-tugasnya yang berada di di Infolahtadam III/Siliwangi.

BAB III PEMBAHASAN

Berisi tentang implementasi jaringan komputer yang di terapkan di

Infolahtadam III/Siliwangi, yaitu dengan menganalisis bangunan dan memeriksa alur jaringan pada jaringan yang di terapkan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

(8)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Organisasi

2.1.1Sejarah Infolahtadam III/Siliwangi

Organisasi Paban V SUAD/RENLITBANG, sebagai EMBRIO dari Badan Pengumpulan dan Pengolahan Data TNI AD, berdasarkan Surat kepuusan Kasad Nomor Skep/275/III/1976 tanggal 8 Maret 1976 diresmikan menjadi dinas Pengumpulan dan Pengolahan Data TNI AD, disingkat dengan DISPULLAHTAD.

Sejalan dengan diremikannya Dispullahtadad ditinggkat Mabesad,

maka berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/609/1976 tanggal 5 Mei 1976 dibentuk pula Badan pengumpulan dan Pengolahan data di tingkat Kotama/Lakpus (Bapullahta Kotama/Lakpus).

2.1.2Logo Infolahtadam III/Siliwangi

Berikut ini merupakan logo dari Infolahtadam III/Siliwangi

(9)

2.1.3 Tugas Pokok Infolahtadam III/Siliwangi.

a. Sesuai dengan Surat Keputusan Pangdam III/Siliwangi nomor Skep/001/I/1977 tanggal 3 Januari 1977 dan nomor Skep/256/XII/1979 tanggal 13 Desember 1979, Tugas Pokok Infolahtadam III/Siliwangi ialah membantu Pangdam serta Staf, khusus dibidang Pengumpulan, Penyiapan, Pengolahan dan Penyajian Data dalam rangka mendukung sistem Informasi dan Pengolahan Data serta adanya Pembinaan di jajaran Kodam.

b. Setelah reorganisasi TNI AD sesuai Keputusan Kasad nomor Kep/64/IX/1985 tanggal 18 September 1985, tentang ORTUG dan DSPP PULLAHTA KOTAMA maka tugas pokoknya adalah membantu Pangdam dalam menyelengrakan fungsi Pengumpulan dan Pengolahan Data di Kodam yang meliputi Pengumpulan , Pengolahan dan penyajian Data dalam rangka mendukung Sistem Informasi pembinaan Kodam, serta bagi kepentingan sistem Pengumpulan dan Pengolahan Data di seluruh jajaran kodam.

c. Berdasarkan Peraturan Kasad nomor Perkasad/12/VII/2007 tanggal 25 Juli 2007, tugas pokok Infolahtadam yaitu menyelenggarakan Pembinaan Sistem Infomasi Infolahtadam III/Siliwangi dalam mendukung tugas pokok Kodam.

2.1.4 Perkembangan Organisasi

a. Berdasarkan Surat Keputusan Kasad nomor Skep/609/V/1976 tanggal 5 Mei 1976, tentang Organisasi Pengumpulan dan Pengolahan Data Kotama/Lakpus dengan kekuatan personel 17 orang.

b. Berdasarkan Surat Keputusan Kasad nomor Kep/165/II/1977 tanggal 7 Pebruari 1977, tentang Daftar Susunan Perorangan dan

Peralatan Pengumpulan dan Pengolahan Data Kotama/lakpus dengan kekuatan 27 orang.

c. Berdasarkan Surat Keputusan Kasad nomor Kep/23/IV/1979 tanggal 10 April 1979, tentang Daftar Susunan Perorangan dan

(10)

7

d. Berdasarkan Keputusan Kasad nomor Kep/64/IX/1985 tanggal 18 September 1985, tentang Organisasi dan Tugas Pengumpulan dan Pengolahan Data Komando Daerah Militer dengan kekuatan Personel 73 prajurit yang ada di Kodam III/Siliwangi.

e. Berdasarkan Peraturan Kasad nomor Perkasad/12/VII/2007

tanggal 25 Juli 2007, tentang Organisasi dan Tugas Informasi dan Pengolahan Data Komando Daerah Militer dengan kekuatan personel 63 prajurit yang ada di Kodam III/Siliwangi

2.1.5 Daftar Organisasi

KOMANDO DAERAH MILITER III/SILIWANGI INFORMASI DAN PENGOLAHAN DATA

DAFTAR NOMINATIF PERSONEL MILITER INFOLAHTADAM III/SLW, BULAN NOVEMBER 2010

(11)

5

Herry Sulistyo N, A. Md

(12)

9

2.1.5.1 Job Description Tugas Pokok:

a. Sebagai Perwira Staf khusus Pangdam III/Slw.

1) Menyampaikan pertimbangan dan saran kepada pangdam III/Slw khususnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya.

2) Menyelenggarakan Pengawasan staff secara keahlian terhadap badan/lembaga dan atau pejabat dilingkungan infolahtadam III/Slw pada umumnya dalam hal penyelenggaraan fungsi informasi dan pengelolaan data secara elektronik.

b. Sebagai kepala pembinaan fungsi teknis informasi dan pengolahan data elektronik.

1) Mempersiapkan dan membuat petunjuk – petunjuk teknis dalam bidang fungsi teknis infolahta berdasarkan petunjuk teknis kadisinfolahtad.

2) Menentukan kebijaksanaan teknis dalam menyelenggarakan fungsi teknis infolahtadam III/Slw dan petunjuk teknis Kadisinfolahtad

2.2Landasan Teori

2.2.1 Pengenalan Jaringan Komputer

Jaringan komputer (komputer network) adalah hubungan dua buah simpul (umumnya berupa komputer) atau lebih ditujukan untuk melakukan pertukaran data atau untuk melakukan bagi pemakai perangkat lunak, perangkat keras dan bahkan berbagai kekuatan proses.

Berikut merupakan manfaat penggunaan jaringan komputer : 1)Berbagi perangkat keras.

(13)

2)Berbagi program atau data.

Program atau data dimungkinkan untuk disimpan pada sebuahkomputer yang bertindak sebagai server. Cara ini memungkinkanperusahaan membeli sebuah perangkat lunak dan dipasang di server,kemudian orang yang memerlukannya dapat mengakses program tersebut.

3)Mendukung kecepatan berkomunikasi.

Dengan adanya dukungan jaringan komputer, komunikasi dapat dilakukan lebih cepat. Misalnya saja rapat lewat telekonferensi. 4)Memudahkan pengaksesan informasi.

Jaringan komputer memudahkan pengaksesan informasi. Seseorang dapat bepergian ke mana saja dan tetap mengakses data yang terdapat pada server ketikas ia membutuhkannya.

Arsitektur jaringan komputer dibedakan menjadi arsitektur logic dan arsitektur fisik. Arsitektur logic berkaitan dengan logika hubungan masing masing komputer dalam suatu jaringan. Sedangkan arsitektur fisik berkaitan

dengan susunan fisik sebuah jaringan komputer, biasanya disebut juga dengan topologi jaringan. Bentuk arsitektur jaringan komputer secara fisik adalah sebagai berikut :

1. Topologi Bus Kelebihan :

Dapat menambah atau mengurangkan komputer dan node tanpa mengganggu operasi yang telah dijalankan serta murah untuk rangkaian jaringan yang kecil.

Kekurangan :

Jika kabel tulang belakang (backbone) atau nodenya bermasalah, rangkaian tidak dapat berfungsi, maka diperlukan terminator untuk kedua ujung kabel backbone tersebut.

(14)

11

2. Topologi Ring

Kelebihan :

a. Tingkat kerumitan jaringan rendah (sederhana).

b. Memiliki kecepatan yang lebih baik dibandingkan dengan topologi bus.

c. Lebih hemat kabel. Kekurangan :

Apabila terjadi gangguan pada salah satu titik atau lokasi dalam jaringan,maka akan mempengaruhi jaringan secara

keseluruhan.

3. Topologi Star Kelebihan :

a. Memudahkan deteksi dan isolasi kesalahan atau kerusakan. b. Pemasangan atau perubahan stasiun sangat mudah dan

tidak mengganggu bagian jaringan yang lain. Kekurangan :

a. Kinerja jaringan sangat dipengaruhi oleh kemampuan sentral dari jaringan tersebut.

b. Boros kabel.

Jaringan komputer jika dilihat dari rentang geografisnya maka akan dibagi menjadi tiga jenis :

1) Local Area network (LAN) adalah jaringan komputer yang mencakup are dalam suatu ruang, gedung atau beberapa gedung yang berdekatan. LAN umumnya menggunakan media transmisi berupa kabel. Namun juga ada yang tidak dan disebut sebagai Wireless LAN (WLAN). Menurut tipenya, LAN terdiri dari :

1. Client/server adalah suatu model jaringan yang memiliki client

(15)

melayani permintaan client. Fungsi server sendiri sebenarnya merupakan perangkat lunak yang dijalankan pada perangkat keras yang pada umumnya adalah komputer. Beberapa contoh fungsi server adalah sebagai berikut :

a. File server, server yang menangani berkas yang dapat diakses oleh client.

b. Print server, server yang bertindak sebagai pengontrol printer yang dapat digunakan oleh client.

c. Web server, server yang menangani halaman – halaman Web yang dapat diakses oleh browser.

d. Mail server, server yang menangani surat elektonik.

2. Peer-to-peer adalah model jaringan yang memberikan kedudukan yang sama terhadap semua komputer. Tak ada yang bertindak sebagai server atau client secara eksplisit. Oleh karena itu media penyimpanannya global. Pada model

ini komputer dapat berhubungan langsung tanpa bergantung pada server, tetapi akan efektif jika jumlah komputernya tidak lebih dari 25.

2) Metropolitan Area Network (MAN) adalah jarinagn yang mencakup area satu kota atau dengan rentang 10-45 km. Jaringan seperti ini biasanya menggunakan media transmisi dengan mikro gelombang atau gelombang radio. Namun, ada juga yang menggunakan jalur sewa (leased line).

(16)

13

Dalam tiap topologi memiliki perbedaan cara dalam pengiriman data. Hal tersebut merupakan karakteristik dari tiap-tiap topologi jaringan. Berbeda dengan pertukaran data antar sistem yang berbeda dalam jaringan, karena memang jelas-jelas memiliki sistem yang berbeda tetapi dalam jaringan yang sama, jadi untuk menyampaikan suatu data ke sistem lain harus menggunakan tatacara yang biasa digunakan dalam pelaksanaan pertukaran data antara dua buah sistem dalam jaringan. Tatacara ini sering disebut dengan protokol komunikasi. Standar protokol yang terkenal adalah OSI (Open System Interconnecting) yang ditentukan oleh ISO (International Standard Organization). Standar Osi ini mendefinisikan tujuh lapisan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Physical layer , berhubungan dengan transmisi dari aliran bit yang tidak terstruktur melalui medium fisik; berhubungan dengan karakteristikmekanikal, elektrikal, fungsional, dan prosedural untuk akses pada mediumfisik.

2. Data link layer , menyediakan transfer informasi yang lebih reliable melalui link fisik; mengirim blok-blok data (frame-frame) dengan keperluan synchronisasi, error control, dan flow control.

3. Network layer, menyediakan layanan pada layer diatas dari transmisi data dan teknologi switching yang dipakai untuk hubungan sistem; tanggung jawab untuk mewujudkan, mengutamakan dan memutuskan koneksi-koneksi.

4. Transport layer, menyediakan transfer data secara transparan antara akhir point; menyediakan end to end pemulihan error dan flow control.

5. Session layer, menyediakan struktur kontrol untuk komunikasi antara aplikasi;mewujudkan, menata dan memutuskan koneksi (session) antara aplikasi bersama.

(17)

7. Application layer, menyediakan akses ke lingkungan OSI untuk pemakai dan juga menyediakan distribusi service informasi.

Gambar 2.2 Tujuh Lapisan menurut OSI

Jenis protokol lainnya adalah TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) berkedudukan sebagai suatu arsitektur yang kerap kali disebut arsitektur internet. Adapun perbandingannya model OSI dan TCP/IP dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

(18)

15

TCP/IP merupakan dua buah protokol yang memiliki fungsi masing-umasing. IP merupakan protokol utama pada model OSI pada lapisan jaringan, sedangkan TCP merupakan salah satu protokol yang paling umum digunakan. Selain itu TCP/IP dikenal pula sebagai suatu paket yang berisi sejumlah program.

2.2.2 Pengenalan Jaringan WLAN

Wireless Local Area Network sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN menggunakan wireless device untuk berhubungan dengan jaringan. node pada WLAN menggunakan channel frekuensi yang sama dan SSID yang menunjukkan identitas dari wireless device. Tidak seperti jaringan kabel, jaringan wireless memiliki dua mode yang dapat digunakan : infastruktur dan Ad-Hoc. Konfigurasi infrastruktur adalah komunikasi antar masing-masing PC melalui sebuah access point pada WLAN atau LAN. Komunikasi Ad-Hoc adalah komunikasi secara langsung antara masing-masing komputer dengan

menggunakan piranti wireless. Penggunaan kedua mode ini tergantung dari kebutuhan untuk berbagi data atau kebutuhan yang lain dengan jaringan berkabel.

1. Mode Ad-Hoc

(19)

Gambar 2.4 Mode Jaringan Adhoc

2. Mode Infrastruktur

Jika komputer pada jaringan wireless ingin mengakses jaringan kabel atau berbagi printer misalnya, maka jaringan wireless tersebut harus menggunakan mode infrastruktur (gambar 2). Pada mode infrastruktur access point berfungsi untuk melayani komunikasi utama pada jaringan wireless. Access point mentransmisikan data pada PC dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah. Penambahan dan pengaturan letak access point dapat memperluas jangkauan dari WLAN.

(20)

17

BAB III

ANALISA DAN IMPLEMENTASI

3.1 Analisa dan Implementasi Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat berbagi data, informasi, program aplikasi dan perangkat keras seperti printer, scanner, CD-Drive maupun harddisk serta memungkinkan komunikasi secara elektronik. Sedangkan pada aplikasi home user, memungkinkan komunikasi antar pengguna lebih efisien (chat), interaktif entertainment lebih multimedia (games, video,dan lain-lain). Jaringan komputer memungkinkan terjadinya

komunikasi yang lebih efisien antar pemakai (mail dan teleconference).

Dalam rangka mengefektifkan dan memaksimalkan kinerja dari jaringan komputer di Infolahtadam III/Siliwangi maka diterapkan beberapa perubahan infrastruktur sistem jaringan komputer di Gedung infolahtadam. Pada tahap analisa ini akan dijelaskan lebih jauh tentang desain awal sistem jaringan komputer di Infolahtadam III/Siliwangi dan desain akhir dari hasil analisis jaringan komputer di Infolahtadam III/Siliwangi.

Berdasarkan letak bangunan yang terpisah antara gedung A dan B, maka dibuatlah denah blueprint bangunan dan jaringan komputer di tiap-tiap lantai.

(21)

3.1.1 Jaringan Komputer Gedung A Lantai 1

Gambar berikut menerangkan tentang penggunaan jaringan komputer pada Infolahtadam III/Siliwangi gedung A lantai 1 sebelum dilakukan analisis.

Gambar 3.1 Gedung A Lantai 1

Sesuai dengan data dan informasi yang didapat dari Infolahtadam

III/Siliwangi gedung A lantai 1 maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Topologi jaringan mengunakan topologi star.

b. Memakai 3 HUB, 2 HUB digunakan disaat-saat tertentu. c. Jenis kabel menggunakan UTP.

d. Terdapat 2 komputer.

3.1.1.1Implementasi Jaringan Komputer Gedung A Lantai 1

Dibawah ini adalah gambar jaringan komputer setelah dilakukan analisis dan implementasi pada gedung A Lantai 1.

(22)

19

Beberapa perubahan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Penggunaan HUB dikurangi pada 2 ruangan menjadi 1

HUB di perpustakaan.

b. Pemasangan wireless access point . c. Memakai topologi star.

d. Rekonfigurasi ulang IP address pada 2 client yaitu 192.168.50.3sampai192.168.50.4

(23)

Pada gedung A lantai 1 ini terdiri dari 5 ruangan yang diantaranya terdapat perpustakaan yang terdapat 1 buah HUB, 2 komputer dan 1 wireless access point. Setting IP address di router pada lantai 3 dilakukan Diasumsikan apabila ada penambahan komputer pada gedung A lantai 1 ini, maka IP address yang diberikan adalah 192.168.50.71 - 192.168.50.80 untuk 10 client atau 10 komputer.

3.1.2 Jaringan Komputer Gedung A Lantai 2

Gambar berikut menerangkan tentang penggunaan jaringan komputer pada Infolahtadam III/Siliwangi gedung A lantai 2 sebelum dilakukan analisis.

Gambar 3.4 Gedung A Lantai 2

Sesuai dengan data dan informasi yang didapat dari Infolahtadam III/Siliwangi gedung A lantai 2 maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Topologi jaringan mengunakan topologi star.

b. Memakai 3 HUB, 1 HUB pada ruang rapat dipakai pada saat-saat tertentu.

c. Jenis kabel menggunakan UTP. d. Terdapat 11 komputer.

(24)

21

3.1.2.1 Implementasi Jaringan Komputer Gedung A Lantai 2

Dibawah ini adalah gambar jaringan komputer setelah dilakukan analisis dan implementasi pada gedung A Lantai 2.

Gambar 3.5 Gedung A Lantai 2 setelah diimplementasi

Beberapa perubahan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Penggunaan 3 HUB dikurangi menjadi 2 HUB.

b. Perubahan infrastruktur/jalur kabel antara HUB dengan komputer.

c. Memakai topologi star.

d. Konfigurasi ulang wireless router.

e. Rekonfigurasi ulang IP address pada 11 client yaitu

192.168.50.5 sampai 192.168.50.15

(25)

Pada gedung A lantai 2 ini terdiri dari 11 ruangan yang terdapat 2 buah HUB, 11 komputer dan 1 wireless access point. Diasumsikan apabila ada penambahan komputer pada gedung A lantai 2 ini, maka IP address yang diberikan adalah 192.168.50.81 - 192.168.50.90 untuk 10 client atau 10 komputer.

3.1.3 Jaringan Komputer Gedung A Lantai 3

Gambar berikut menerangkan tentang penggunaan jaringan komputer pada Infolahtadam III/Siliwangi gedung A lantai 3 sebelum dilakukan analisis.

Gambar 3.7 Gedung A Lantai 3

Sesuai dengan data dan informasi yang didapat dari Infolahtadam III/Siliwangi gedung A lantai 3 maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Topologi jaringan mengunakan topologi star. b. Memakai 5 HUB.

c. Jenis kabel menggunakan UTP. d. Terdapat Router.

e. Terdapat 4 server. f. Terdapat 37 komputer.

(26)

23

3.1.3.1 Implementasi Jaringan Komputer Gedung A Lantai 3

Dibawah ini adalah gambar jaringan komputer setelah dilakukan analisis dan implementasi pada gedung A Lantai 3.

Gambar 3.8 Gedung A Lantai 3 setelah diimplementasi

Beberapa perubahan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Penggunaan 5 HUB dikurangi menjadi 3 HUB.

b. Perubahan infrastruktur/jalur kabel antara HUB dengan komputer.

c. Memakai topologi star. d. Konfigurasi ulang router.

e. Konfigurasi ulang jalur dari HUB ke wireless access point. f. Rekonfigurasi ulang IP address pada 37 client yaitu

192.168.50.16 sampai 192.168.50.52

(27)

Pada gedung A lantai 3 ini terdiri dari 15 ruangan yang terdapat 3 buah HUB, 37 komputer dan 1 wireless access point. Diasumsikan apabila ada penambahan komputer pada gedung A lantai 3 ini, maka IP address yang diberikan adalah 192.168.50.91 - 192.168.50.100 untuk 10 client atau 10 komputer.

3.1.4 Jaringan Komputer Gedung A Lantai 4

Gambar berikut menerangkan tentang penggunaan jaringan komputer pada Infolahtadam III/Siliwangi gedung A lantai 4 sebelum dilakukan analisis.

Gambar 310 Gedung A Lantai 4

Sesuai dengan data dan informasi yang didapat dari Infolahtadam III/Siliwangi gedung A lantai 4 maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Topologi jaringan mengunakan topologi star. b. Memakai 3 HUB.

(28)

25

3.1.4.1 Implementasi Jaringan Komputer Gedung A Lantai 4

Dibawah ini adalah gambar jaringan komputer setelah dilakukan analisis dan implementasi pada gedung A Lantai 4.

Gambar 3.11 Gedung A Lantai 4 setelah di implementasi

Beberapa perubahan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Penggunaan 3 HUB dikurangi menjadi 2 HUB.

b. Perubahan infrastruktur/jalur kabel antara HUB dengan komputer.

c. Memakai topologi star.

d. Pemasangan wireless access point.

e. Rekonfigurasi ulang IP address pada 18 client yaitu 192.168.50.53 sampai 192.168.50.70

(29)

Pada gedung A lantai 4 ini terdiri dari 12 ruangan yang terdapat 2 buah HUB, 18 komputer dan 1 wireless access point. Diasumsikan apabila ada penambahan komputer pada gedung A lantai 4 ini, maka IP address yang diberikan adalah 192.168.50.101 - 192.168.50.110 untuk 10 client atau 10 komputer.

(30)

27 address pada 11 client yaitu 192.168.50.5 dari HUB ke wireless access point.

(31)

Gedung A address pada 18 client yaitu 192.168.50.53 sampai 192.168.50.70

Tabel 3.1 Data Analisis dan Implementasi pada gedung A.

3.1.5 Jaringan Komputer Gedung B Lantai 1

Gambar berikut menerangkan tentang penggunaan jaringan komputer pada Infolahtadam III/Siliwangi gedung B lantai 1 sebelum dilakukan analisis.

(32)

29

Sesuai dengan data dan informasi yang didapat dari Infolahtadam III/Siliwangi gedung B lantai 1 maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Topologi jaringan mengunakan topologi star. b. Memakai 1 HUB.

c. Jenis kabel menggunakan UTP. d. Terdapat 8 komputer.

3.1.5.1Implementasi Jaringan Komputer Gedung B Lantai 1

Dibawah ini adalah gambar jaringan komputer setelah dilakukan analisis dan implementasi pada gedungBlantai 1.

Gambar 3.14 Gedung B Lantai 1 setelah diimplementasi

Beberapa perubahan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Perubahan infrastruktur/jalur kabel antara HUB dengan

komputer.

b. Pemasangan wireless access point. c. Memakai topologi star.

(33)

Gambar 3.15Setting IP address client Gedung B Lantai 1

Pada gedung B lantai 1 ini terdiri dari 8 ruangan yang terdapat 1 buah HUB, 8 komputer dan 1 wireless access point. Diasumsikan

apabila ada penambahan komputer pada gedung B lantai 1 ini, maka IP address yang diberikan adalah 192.168.50.199 - 192.168.50.210 untuk 11 client atau 11 komputer.

3.1.6 Jaringan Komputer Gedung B Lantai 2

Gambar berikut menerangkan tentang penggunaan jaringan computer pada Infolahtadam III/Siliwangi gedung B lantai 2 sebelum dilakukan analisis.

(34)

31

Sesuai dengan data dan informasi yang didapat dari Infolahtadam III/Siliwangi gedung B lantai 2 maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Topologi jaringan mengunakan topologi star. b. Memakai 2 HUB.

c. Jenis kabel menggunakan UTP. d. Terdapat 9 komputer.

3.1.6.1 Implementasi Jaringan Komputer Gedung B Lantai 2

Dibawah ini adalah gambar jaringan komputer setelah dilakukan analisis dan implementasi pada gedung Blantai 2.

Gambar 3.17 Gedung B Lantai 2 setelah di implementasi

Beberapa perubahan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Perubahan infrastruktur/jalur kabel antara HUB dengan

komputer.

b. Pemasangan wireless access point. c. Memakai topologi star.

(35)

Gambar 3.18Setting IP address client Gedung B Lantai 2

Pada gedung B lantai 2 ini terdiri dari 12 ruangan yang terdapat 1 buah HUB, 9 komputer dan 1 wireless access point. Diasumsikan apabila ada penambahan komputer pada gedung B lantai 2 ini, maka IP address yang diberikan adalah 192.168.50.211 - 192.168.50.220 untuk 10 client atau 10 komputer.

3.1.7 Jaringan Komputer Gedung B Lantai 3

Gambar berikut menerangkan tentang penggunaan jaringan komputer pada Infolahtadam III/Siliwangi gedung B lantai 3 sebelum dilakukan analisis.

Gambar 3.19 Gedung B Lantai 3

Sesuai dengan data dan informasi yang didapat dari Infolahtadam III/Siliwangi gedung B lantai 3 maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Topologi jaringan mengunakan topologi star. b. Memakai 3 HUB.

c. Jenis kabel menggunakan UTP.

(36)

33

3.1.7.1Implementasi Jaringan Komputer Gedung B Lantai 3

Dibawah ini adalah gambar jaringan komputer setelah dilakukan analisis dan implementasi pada gedung Blantai 3.

Gambar 3.20 Gedung B Lantai 3 setelah di implementasi

Beberapa perubahan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Perubahan infrastruktur/jalur kabel antara HUB dengan

komputer.

b. Penambahan 10 client.

c. Pemasangan wireless access point. d. Memakai topologi star.

(37)

Gambar 3.21Setting IP address client Gedung B Lantai 3

Pada gedung B lantai 3 ini terdiri dari 13 ruangan yang terdapat 3 buah HUB, 1 router microTik, 37 komputer dan 1 wireless access point. Diasumsikan apabila ada penambahan komputer pada gedung B lantai 3 ini, maka IP address yang diberikan adalah 192.168.50.221 - 192.168.50.230 untuk 10 client atau 10 komputer.

3.1.8 Jaringan Komputer Gedung B Lantai 4

Gambar berikut menerangkan tentang penggunaan jaringan komputer pada Infolahtadam III/Siliwangi gedung B lantai 3 sebelum dilakukan analisis.

Gambar 3.22 Gedung B Lantai 4

Sesuai dengan data dan informasi yang didapat dari Infolahtadam III/Siliwangi gedung B lantai 3 maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Topologi jaringan mengunakan topologi star. b. Memakai 4 HUB.

(38)

35

3.1.8.1 Implementasi Jaringan Komputer Gedung B Lantai 4

Dibawah ini adalah gambar jaringan komputer setelah dilakukan implementasi pada gedung Blantai 4.

Gambar 3.23 Gedung B Lantai 4 setelah di implementasi

Beberapa perubahan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Perubahan infrastruktur/jalur kabel antara HUB dengan

komputer.

b. Pemasangan wireless access point.

c. Pengurangan HUB dari 3 menjadi 2 buah. d. Memakai topologi star.

e. Rekonfigurasi ulang IP address pada 24 client yaitu 192.168.50.175 sampai 192.168.50.198

(39)

Pada gedung B lantai 4 ini terdiri dari 20 ruangan yang terdapat 2 buah HUB, 24 komputer dan 1 wireless access point. Diasumsikan apabila ada penambahan komputer pada gedung B lantai 4 ini, maka IP address yang diberikan adalah 192.168.50.231 - 192.168.50.240 untuk 10 client atau 10 komputer.

(40)

37 address pada 37 client yaitu 192.168.50.138 address pada 24 client yaitu 192.168.50.175 sampai 192.168.50.198

(41)

3.2 Hasil Analisis dan Implementasi Gedung A

Infolahtadam III/Siliwangi menggunakan ISP Jalawave dengan bandwidth pada server sebesar 1Mbps hingga 2Mbps. Bandwidth ini dibagi dua untuk dua gedung yaitu gedung A dan gedung B. Gedung A mendapat bandwidth sebesar 1Mbps. Bandwidth pada gedung A ini kemudian dibagi kembali untuk client-client yang terdapat pada gedung A. Pembagian bandwidth disesuaikan dengan jumlah komputer yang ada yaitu sebanyak 68 komputer dengan bandwidth

masing-masing komputer sebesar kurang lebih 14kbps.

Gambar berikut adalah bentuk jaringan komputer pada gedung A sebelum dilakukan analisis dan implementasi.

Gambar 3.25 Gedung A

Gedung A pada Infolahtadam III/Siliwangi terdiri dari 4 lantai yang terdiri dari 43 ruangan. Lantai 1 terdiri dari 5 ruangan terdapat 2 komputer, 1 wireless access point dan 1 HUB 12 port. Lantai 2 terdiri dari 11 ruangan terdapat 11

komputer, 1 wireless access point dan 2 HUB 12 port.

(42)

39

dan terakhir lantai 4 terdiri dari 12 ruangan terdapat 18 komputer, 1 wireless router dan 2 HUB terdiri dari 12 port dan 24 port.

Pada gedung A terdapat 4 server pada lantai 3 yang terdiri dari : 1) mail.vsi.esdm.go.id (202.51.233.201/28)

2) ns1.vsi.esdm.go.id (202.51.233.205/28) 3) portal.vsi.esdm.go.id (202.51.233.195/28) 4) ftp.vsi.esdm.go.id (202.51.233.197/28)

Router pada lantai 3 di telah set pada IP 192.168.50.2 (menggunakan IP address kelas C dengan 27 bit) dan client-client di gedung A diberikan IP address dari 192.168.50.3 – 192.168.50.120, akan tetapi tidak semua IP address terpakai, tersisa 50 IP address. IP address yang tidak terpakai ini dialokasikan untuk apabila ada penambahan komputer pada tiap-tiap lantai. Semua lantai telah diberi 10 IP address perlantai. Tersisa 10 IP address, digunakan apabila jatah penambahan IP Address perlantai gedung A telah habis.

3.2.1 Konfigurasi Router Gedung A

Langkah pertama yang dilakukan yaitu login ke dalam sistem router terlebih dahulu, sebelum masuk ke dalam sistem router akan ada

authentication terlebih dahulu menanyakan username dan password.

(43)

Gambar 3.27 Tampilan awal setting router

Langkah kedua yaitu setting network IP address router, setelah itu menentukan apakah router akan menggunakan dual wan atau DMZ.

Gambar 3.28 konfigurasi IP router

(44)

41

Langkah ketiga yaitu menentukan pembagian IP address bagi client pada gedung A.

Gambar 3.30 IP range

Langkah keempat memastikan apakah konfigurasi pada router telah benar, yaitu dengan melakukan ping atau memanggil IP address client ataupun domain suatu web.

Gambar 3.31 Ping Google.com

Langkah kelima apabila dirasa koneksi telah berjalan dengan benar dan baik, hal lain yang dilakukan yaitu pemblokiran situs-situs tertentu atau blokir melalui keyword memakai firewall pada sistem router.

(45)

Langkah keenam yang dilakukan adalah pembagian jatah

bandwidth kepada tiap-tiap client yang ada pada gedung A. Seperti terlihat dibawah, jatah upstream dan downstream router 512kbps. 512kbps ini akan dibagi sesuai dengan jumlah komputer yang ada pada gedung A ini.

Gambar 3.33 Bandwidth Management

3.2.2 Konfigurasi Wireless

Dikarenakan gedung A Infolahtadam III/Siliwangi ini terdiri dari banyak ruangan pada tiap lantai membuat jangkauan sinyal wireless menjadi lemah. Agar sinyal wireless menjadi lebih kuat maka diadakan

beberapa perubahan sebagai berikut :

a. Menempatkan access point di pusat lokasi atau ruangan tengah. b. Memindahkan access point jauh dari lantai dan jauh dari

dinding dan juga benda-benda yang terbuat dari logam. Metal, dinding, lantai akan mengganggu sinyal wireless. Makin dekat gangguan ini dari access point, membuat lemah koneksinya. c. Update firmware atau driver wireless adapter. Produsen

(46)

43

(47)

3.2.3 Topologi dan Hardware Yang Digunakan

3.2.3.1Topologi Jaringan

Jenis topologi yang dipakai di gedung A ini adalah topologi star, karena mempunyai kelebihan-kelebihan seperti berikut :

a. Mudah dalam pemasangan dan perkabelan.

b. Tidak mengakibatkan gangguan pada jaringan ketika akan memasang atau memindahkan perangkat jaringan lainnya.

c. Mudah dalam pendeteksian masalah.

Gambar 3.35 Topologi Star

3.2.3.2Router

Router adalah perangkat yang akan melewatkan paket IP dari suatu jaringan ke jaringan yang lain, menggunakan metode addressing dan protocol tertentu untuk melewatkan paket data tersebut.

(48)

45

dari system ke system lain. Proses routing dilakukan secara hop by hop.

IP tidak mengetahui jalur keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan.

Fungsi :

a. Membaca alamat logika / ip address source & destination untuk menentukan routing dari suatu LAN ke LAN lainnya.

b. Menyimpan routing table untuk menentukan rute terbaik antara LAN ke WAN.

c. Perangkat di layer 3 OSI Layer.

d. Bisa berupa “box” atau sebuah OS yang menjalankan

sebuah daemon routing.

e. Interfaces Ethernet, Serial, ISDN BRI.

Gambar 3.36 Router

3.2.3.3HUB/Switch

(49)

hub lain, ini terutama terjadi pada jaringan yang cukup besar. Hub memiliki 4 - 24 port plus 1 port untuk ke server atau hub lain. Sebagian hub terutama dari generasi yang lebih baru bisa ditumpuk (stackable) untuk mendukung jumlah port yang lebih banyak. Jumlah tumpukan maksimal bergantung dari merek hub, rata-rata mencapai 5 - 8. Hub yang bisa ditumpuk biasanya pada bagian belakangnya terdapat 2 port untuk menghubungkan antar hub. Dari sisi pengelolaan ada dua jenis hub, yaitu manageable hub dan unmanageable hub. Manageable hub adalah hub yang bisa dikelola melalui software sedangkan unmanageable hub tak bisa. Satu hal yang perlu diingat, hub hanya memungkinkan pengguna untuk berbagi (share) jalur yang sama. Kumpulan hub yang membentuk

jaringan hub disebut sebagai “shared Ethernet.” Pada jaringan terbagi

seperti itu, setiap anggota hanya akan mendapatkan persentase tertentu dari bandwidth jaringan yang ada. Misalkan jaringan yang digunakan adalah Ethernet 10Mbps dan pada jaringan tersebut

tersambung 10 komputer, maka secara kasar jika semua komputer secara bersama mengirimkan data, bandwidth rata-rata yang bisa digunakan oleh masing-masing anggota jaringan tersebut hanyalah

1Mbps.

Pada gedung A, HUB yang dipakai hanya 2 tipe port yaitu port 12 dan port 24.

(50)

47

3.2.3.4Wireless

Teknologi wireless yang memiliki fleksibilitas, mendukung mobilitas, memiliki teknik frekuency reuse, selular dan handover,

menawarkan efisiensi dalam waktu (penginstalan) dan biaya (pemeliharaan dan penginstalan ulang di tempat lain), mengurangi pemakaian kabel dan penambahan jumlah pengguna dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Gedung A menggunakan wireless a/b/g.

Gambar 3.30 Jaringan Wireless

3.2.3.5Kabel

Kabel adalah alat penghubung untuk mengirim informasi dari suatu komputer ke komputer lain. Ada beberapa macam tipe kabel yang umumnya digunakan pada LAN. Dalam beberapa kasus, sebuah jaringan hanya menggunakan satu macam tipe kabel yang berbeda. Kabel yang dipilih adalah berdasarkan topologi jaringan, protokol jaringan, dan ukurannya. Hal ini sangat penting untuk diketahui karena kesuksesan jaringan bergantung dari semua perihal tersebut. Kabel jaringan yang umum digunakan pada jaringan lokal diantaranya

a. Kabel unshielded twisted pair (UTP) b. Kabel shielded twisted pair (STP) c. Kabel koaksial

(51)

Gambar 3.39 Kabel UTP

3.3 Hasil Analisis dan Implementasi Gedung B

Infolahtadam III/Siliwangi menggunakan ISP Jalawave dengan bandwidth

pada server sebesar 1Mbps hingga 2Mbps. Bandwidth ini dibagi dua untuk dua gedung yaitu gedung A dan gedung B. Gedung B mendapat bandwidth sebesar 1Mbps. Bandwidth pada gedung B ini kemudian dibagi kembali untuk client-client yang terdapat pada gedung B. Pembagian bandwidth disesuaikan dengan jumlah komputer yang ada yaitu sebanyak 78 komputer dengan bandwidth

masing-masing komputer sebesar kurang lebih 12kbps.

Gambar berikut adalah bentuk jaringan komputer pada gedung A sebelum dilakukan analisis dan implementasi.

(52)

49

Gedung B pada Infolahtadam III/Siliwangi terdiri dari 4 lantai yang terdiri dari 53 ruangan. Lantai 1 terdiri dari 8 ruangan terdapat 8 komputer, 1 wireless router dan 1 HUB 12 port, lantai 2 terdiri dari 11 ruangan terdapat 9 komputer, 1 wireless router dan 1 HUB 12 port, lantai 3 terdiri dari 13 ruangan terdapat 37 komputer, 1 wireless router, 1 router dan 3 HUB terdiri dari 1, 12 port dan 2, 24 port dan terakhir lantai 4 terdiri dari 20 ruangan terdapat 24 komputer, 1 wireless router dan 2 HUB terdiri dari 12 port dan 24 port.

Router pada lantai 3 di telah set pada IP 192.168.50.1 (menggunakan IP address kelas C) dan client-client di gedung B diberikan IP address dari 192.168.50.121 – 192.168.50.254, akan tetapi tidak semua IP address terpakai, tersisa 56 IP address. IP address yang tidak terpakai ini dialokasikan untuk apabila ada penambahan komputer pada tiap-tiap lantai. Lantai 1 memperoleh 11 IP address yaitu dari 192.168.50.199 – 192.168.50.200, sedangkan lantai sisanya telah diberi 10 IP address perlantai. Tersisa 15 IP address, digunakan apabila jatah penambahan IP Address perlantai gedung B telah habis.

3.3.1 Konfigurasi Router MikroTik Gedung B 3.3.1.1Setting Firewall MikroTik

Untuk mengamankan router mikrotik dari hal-hal yang

tidak diinginkan seperti traffic virus dan excess ping maka dilakukan setting pada router MikroTik dengan memberi coding agar :

a. Router mikrotik hanya dapat diakses FTP, SSH, Web dan Winbox dari IP yang didefinisikan dalam

address-list “ournetwork” sehingga tidak bisa diakses dari

sembarang tempat.

(53)

3.3.1.2Setting Gateway MikroTik

Berikut adalah langkah-langkah konfigurasi Gateway. a. Login Pada Mikrotik Routers melalui console. b. Memberikan IP address pada interface Mikrotik. c. Melihat konfigurasi IP address yang sudah kita berikan. d. Memberikan default Gateway, gateway untuk koneksi

internet adalah 202.51.233.193

e. Melihat Tabel routing pada Mikrotik Routers. f. Tes Ping ke Gateway untuk memastikan konfigurasi

sudah benar.

g. Setup DNS pada Mikrotik Routers.

h. Tes untuk akses domain, misalnya dengan ping nama domain.

i. Setup Masquerading, Jika Mikrotik akan kita

pergunakan sebagai gateway server maka agar client computer pada network dapat terkoneksi ke internet

(54)

51

3.3.2 Konfigurasi Wireless

Gedung B Infolahtadam III/Siliwangi ini baru dalam pemasangan perangkat wireless. Perlantai terpasang 1 wireless access point, karena banyaknya ruangan maka sinyal wireless menjadi lemah, untuk mengantisipasinya dilakukan beberapa cara sebagai berikut :

a. Menempatkan access point pada tengah ruangan, karena sinyal wireless menyebar 360 derajat ke segala arah.

b. Menggunakan brand wireless yang sama ditiap lantai. c. Menjauhkan dari Televisi / Telepon Cordless.

d. Menganti Channel Wireless yang digunakan.

e. Upgrade Firmware Access Point / Router dengan Firmware yang terbaru. Performance akan lebih baik setelah Firmware di update.

(55)
(56)

53

3.3.3 Topologi dan Hardware Yang Digunakan

3.3.3.1Topologi Jaringan

Topologi tiap lantai pada gedung B sama dengan topologi pada gedung A yaitu menggunakan topologi star.

3.3.3.2Router

Gedung B Infolahtadam III/Siliwangi pada lantai 3 memakai router microTik sebagai pencari jalur terbaik dalam pengiriman paket data atau informasi.

MikroTik RouterOS™, merupakan sistem operasi Linux

base yang diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standard komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router

mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks, routing

yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.

Gambar 3.42 Router microTik

(57)

Fitur-fitur Mikrotik :

1. Address List : Pengelompokan IP Address berdasarkan nama 2. Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in / dial-out, dengan

otentikasi CHAP, PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand, modem pool hingga 128 ports.

3. Bonding : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antarmuka ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi cepat.

4. Bridge : Mendukung fungsi bridge spinning tree, multiple bridge interface, bridging firewalling.

5. Data Rate Management : QoS berbasis HTB dengan

pemilihan opsi protokol seperti ICMP, TCP Flags dan MSS. 8. Hotspot : Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS.

Mendukung limit data rate, SSL ,HTTPS.

9. IPSec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellmann groups 1, 2, 5; MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritma enkirpsi menggunakan DES, 3DES, 128, AES-192, AES-256; Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2,5

(58)

55

11. M3P : MikroTik Protokol Paket Packer untuk wireless links dan ethernet.

12. MNDP : MikroTik Discovery Neighbour Protokol, juga mendukung Cisco Discovery Protokol (CDP).

13. Monitoring / Accounting : Laporan Traffic IP, log, statistik graph yang dapat diakses melalui HTTP.

14. NTP : Network Time Protokol untuk server dan clients; sinkronisasi menggunakan system GPS.

15. Poin to Point Tunneling Protocol : PPTP, PPPoE dan L2TP

Access Consentrator; protokol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan Radius; enkripsi MPPE; kompresi untuk PPoE; limit data rate. 16. Proxy : Cache untuk FTP dan HTTP proxy server, HTTPS

proxy; transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOCKS; mendukung parent proxy; static DNS. 17. Routing : Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2,

BGP v4.

18. SDSL : Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan jaringan.

19. Simple Tunnel : Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP). annex A); Frame Relay jenis LMI.

22. Tool : Ping, Traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer; Dinamik DNS update.

23. UPnP : Mendukung antarmuka Universal Plug and Play. 24. VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1q untuk jaringan

(59)

26. VRRP : Mendukung Virtual Router Redudant Protocol. 27. WinBox : Aplikasi mode GUI untuk meremote dan

mengkonfigurasi MikroTik RouterOS.

3.3.3.3HUB/Switch

Hub menghubungkan semua komputer yang terhubung ke LAN. Hub adalah repeater dengan jumlah port banyak (multiport repeater). Hub tidak mampu menentukan tujuan; Hub hanya mentrasmisikan sinyal ke setiap line yang terkoneksi dengannya, menggunakan mode half-duplex.

Pada gedung B HUB yang dipakai hanya 2 tipe port yaitu port 12 dan port 24.

Gambar 3.43 HUB 12 port

3.3.3.4Wireless

Teknologi Wireless LAN menjadi sangat popular saat ini di banyak aplikasi. Wireless LAN bekerja dengan menggunakan gelombang radio. Sinyal radio menjalar dari pengirim ke penerima melalui free space, pantulan, difraksi, Line of Sight dan Obstructed LOS. Ini berarti sinyal radio tiba di penerima melalui banyak jalur (Multipath), dimana tiap sinyal (pada jalur yang berbeda-beda) memiliki level kekuatan, delay dan fasa yang berbeda-beda.

Gedung B pada tiap lantai menggunakan jaringan wireless

(60)

57

3.3.3.5Kabel

Kabel jenis UTP ini terdapat 2 tipe yaitu shielded dan

unshielded, unshielded adalah pilihan yang terbaik dalam suatu jaringan.

Pada gedung B tidak jauh berbeda dalam penggunaan jenis kabel, yaitu kabel jenis UTP.

Gambar 3.44 Kabel UTP

3.4 Pengabungan Jaringan Gedung A dan Gedung B

Letak gedung A dan gedung B terpisah dengan jarak kurang lebih 50 meter. Untuk mengabungkan jaringan komputer dari ke dua gedung tersebut dibutuhkan beberapa hardware untuk membantu dan mempermudah pengkoneksian ke dua jaringan tersebut.

(61)

Hardware yang dibutuhkan antara lain : 1) Kabel UTP

2) Repeater 3) Bridge

Kabel UTP mempunyai range jangkauan pengiriman data atau informasi yang terbatas, sehingga dibutuhkan hardware tambahan yaitu repeater. Repeater bekerja pada layer fisik jaringan, menguatkan sinyal dan mengirimkan dari satu repeater ke repeater lain. Repeater tidak merubah informasi yang ditransmisikan dan repeater tidak dapat memfilter informasi. Repeater hanya berfungsi membantu menguatkan sinyal yang melemah akibat jarak, sehingga sinyal dapat ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh.

Karena perbedaan jaringan komputer pada masing-masing gedung maka diperlukan bridge untuk menghubungkan jaringan komputer kedua gedung tersebut. Bridge adalah perangkat yang berfungsi menghubungkan beberapa jaringan terpisah. Bridge bisa menghubungkan tipe jaringan berbeda (seperti Ethernet dan Fast Ethernet) atau tipe jaringan yang sama. Bridge memetakan

alamat Ethernet dari setiap node yang ada pada masing-masing segmen jaringan dan memperbolehkan hanya lalu lintas data yang diperlukan melintasi bridge. Ketika menerima sebuah paket, bridge menentukan segmen tujuan dan sumber.

Jika segmennya sama, paket akan ditolak, jika segmennya berbeda, paket diteruskan ke segmen tujuannya. Bridge juga bisa mencegah pesan rusak untuk tak menyebar keluar dari satu segmen.

Tidak perlu memerlukan banyak konfigurasi dalam penggunaan bridge atau repeater ini, karena tinggal memasang dari HUB yang paling dekat dengan router gedung A dihubungkan dengan HUB yang paling dekat dengan router gedung B. Bridge ini diletakan antara gedung A dan gedung B diiringi dengan repeater sebagai penguat sinyal.

(62)

59

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari kerja praktek yang penulis lakukan di Infolahtadam III/Siliwangi , dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Dalam teknik pemasangan suatu jaringan komputer untuk penyatuan gedung A dan Gedung B diperlukan konfigurasi di beberapa segmen selain hardware dan software sebagai pendukungnya.

2. Konfigurasi yang kami analisis yaitu :

a. Memilih model pengkabelan (fiber Optik, UTP,Coaxial).

b. Menentukan bentuk topologi jaringan ( Bus, Ring, Star ). c. Menentukan teknologi client-server / peer to peer.

d. MikroTik RouterOS™ .

e. Bridge Gedung A dan Gedung B.

3. Software dan Hardware yang di perlukan adalah sebagai berikut :

a. MikroTik RouterOS™

b. Kabel UTP, RJ45, Krimping c. Router

d. Repeater e. Hub f. Switch g. Bridge

(63)

4.2 Saran

Melihat masih adanya kendala di lapangan, saran yang dapat penulis berikan untuk meningkatkan performa jaringan yang diterapkan, seperti yang di bahas pada usulan solusi di Bab III yaitu :

a. Pemasangan MikroTik RouterOS™ di Gedung A agar jaringan di ke dua gedung lebih handal.

b. Penambahan jumlah Wireless di tiap lantai di kedua gedung, agar sinyal wireless menjangkau semua ruangan.

c. Sebaiknya dilakukan maintenance untuk perawatan jaringan dalam jangka waktu 2 bulan sekali.

(64)

61

DAFTAR PUSTAKA

Anharku (2009, diakses 25 November 2010), Belajar Jaringan, http://ilmukomputer.org/2009/05/30/belajar-jaringan-komputer/.

Herlambang, Moch. Linto, Catur L, Azis. 2008. Panduan Lengkap Menguasai Router Masa Depan Menggunakan MikroTik RouterOS™. ANDI Publisher : Yogyakarta.

Irawan, Budhi., Belajar Jaringan Komputer, Graha Ilmu, Yokyakarta, 2005.

Mansur, R. (2009), KAJIAN PENGGUNAAN MIKROTIK ROUTER OS™

(65)

Nama Lengkap : Patar Ahid Sahatma

NIM : 10106140

Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 5 mei 1988 Jenis Kelamin : Laki - laki

Kewarganegaraan : WNI

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Kristen protestan

Alamat : Pondok Ungu Permai Blok F12 no 12, Bekasi

Hobi : maen game, Jalan -jalan, olahraga.

Email : Patar_limbong@rocketmail.com

Telp : 082128275550

Latar Belakang Pendidikan :

1995 - 2001 : SD Negri Kaliabang Tengah III 2001 - 2003 : SMP Negeri 19 Bekasi

2003 - 2006 : SMA Cindramata Bekasi

2006 - Sekarang : Universitas Komputer Indonesia

Pengalaman Organisasi :

1. PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen)

2. Wakil Ketua Natal Universitas Komputer Indonesia 2007

Pengalaman Kerja :

Kerja Praktek di Kodam III Siliwangi mulai dari Tanggal 22 November 2010 s.d 11 Januari 2011

Gambar

Tabel 3.1  Data Analisis dan Implementasi pada gedung A.
Gambar 3.14 Gedung B Lantai 1 setelah diimplementasi
Gambar 3.16 Gedung B Lantai 2
Gambar 3.17 Gedung B Lantai 2 setelah di implementasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melakukan komunikasi data melalui jaringan, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) telah memiliki jaringan komputer internal perusahaan yang terhubung ke jaringan

Desain Jaringan belum tersusun rapi ini terlihat dimana semua komputer bisa mengakses file penting di komputer lain termasuk komputer server bisa diakses oleh

LAN (Local Area Network) : Jaringan komputer yang saling terhubung ke suatu komputer server dengan menggunakan suatu topologi tertentu, biasanya digunakan dalam

Penggunaan komputer yang terhubung kedalam sebuah jaringan untuk keperluan pekerjaan, bisnis dan lain sebagainya membutuhkan kecepatan transfer data untuk

Jaringan komputer adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang saling terhubung satu sama lain untuk melakukan komunikasi data dengan menggunakan protocol komunikasi melalui

Peer to Peer artinya koneksi atau hubungan dari satu komputer langsung terhubung ke komputer lain tanpa menggunakan server, pada jaringan peer to peer semua

SMP Negeri 1 Tambun Selatan memerlukan sebuah sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet serta memerlukan kualitas jaringan yang baik dan server yang

Klasifikasi Jaringan Komputer Berdasarkan topologi jaringan Topologi ring – Jaringan yang terdiri dari beberapa komputer yang saling terhubung satu sama lain tanpa komputer pusat –