i ABSTRAK
DIAN MULRIANI. NIM. 8136122011.Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Struktur dan Fungsi Sel Siswa SMA PAB 8 Saentis. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
ii ABSTRACT
DIAN MULRIANI. NIM. 8136122011. The Effect of Learning Model and intellectual intelligence of learning outcomes structure and cell function of students at SMA PAB 8 Saentis. Thesis. Educational Technology Study Program. Post Graduate. The state University of Medan
This research aims to find out: (1) the differences of learning outcomes structure and cell function of students taught by cooperative learning model with STAD learning model approach and jigsaw learning model in class XI SMA PAB 8 Saentis; (2) the differences of learning outcomes structure and cell function of the group of students who have high intellectual intelligence and the group of students who have less intelligence in class XI SMA PAB 8 Saentis; and (3) interaction with intellectual intelligence learning model for learning outcomes structure and cell function in class XI SMA PAB 8 Saentis.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran dan Kecerdasan Intelektual Terhadap Hasil Belajar Struktur dan Fungsi Sel Siswa SMA PAB 8 Saentis” sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Teknologi Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. Tak lupa shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Uswah Hasanah kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan seluruh umatnya yang selalu memegang sunah-sunahnya hingga hari akhir. Aamiin.
Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu tidak berlebihan rasanya jika pada kesempatan ini penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu demi penyelesaian tesis ini.
iv
saran dan arahan serta motivasi yang begitu berarti kepada penulis selama penyusunan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan dan Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan kesempatan dan bantuan untuk kelancaran studi selama mengikuti perkuliahan di program pasca sarjana Universitas Negeri Medan
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan dan Bapak Dr. Mursyid, M.Pd selaku Sekretaris serta Seluruh Dosen Pengajar Prodi Teknologi Pendidikan, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat kepada penulis selama mengikuti perkuliahan baik didalam kelas maupun di luar kelas.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd dan Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku nara sumber yang telah memberikan masukan, kritik dan saran pada penyusunan tesis ini.
v
5. Bapak Drs. Adi Wiharto, SE. MM selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan izin dan membantu penulis untuk melaksanakan penelitian pada SMA PAB 8 SAENTIS.
6. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang tiada tara kepada kedua Orangtua tersayang, Mulona Tarihoran, ANT III (ayah) dan Hj. Nurianna Pasaribu (ibu), Dody Pratama ANT II (abang), Yulidar Sitorus, AMKeb (kakak ipar), Astria Tarihoran, S. Farm, Astari Tarihoran, S.Farm (adik) yang senantiasa mendo’akan dan memberikan dorongan tanpa henti serta motivasi kepada penulis.
Sahabat seperjuangan The Princess (Siti Hasanah Simanungkalit, S.Pd, Nurhasanah Hasibuan, S.Pd, Evi Andriani Lubis, S.Pd, Winda Irmayani, S.Pd dan Ayu Noviani, S.Pd) serta yang terkasih Hanafi Hasibuan, M.Pd yang senantiasa memberikan kebahagiaan dengan penuh keceriaan yang memotivasi penulis untuk selalu semangat dalam menyelesaian studi dan penyusunan tesis ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa satu angkatan 2013 yang sudah banyak memberikan bantuan dan yang terspecial kelas TP B-1 yang telah bersama-sama berbagi suka dan duka selama perkuliahan, jalinan kasih sayang dan kekompakan yang dibangun dikelas menjadi motivasi tersendiri bagi penulis.
vi
ilmu pengetahuan dalam pengajaran dikelas khususnya untuk SMA PAB 8 SAENTIS.
Medan, Februari 2016 Penulis
vii DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK ... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 10
C. Pembatasan Masalah ... 11
D. Rumusan Masalah ... 12
E. Tujuan Penelitian... 12
F. Manfaat Penelitian... 13
BAB II. KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 14
A. Kajian Teoritis ... 14
1. Hakikat Hasil Belajar Biologi... 14
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ... 26
3. Hakikat Kecerdasan Intelektual ... 46
B. Penelitian yang Relevan ... 50
C. Kerangka Berpikir ... 51
D. Pengajuan Hipotesis ... 57
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 59
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 59
B. Populasi dan Sampel... 59
C. Metode dan Rancangan Penelitian ... 60
D. Pengontrolan Perlakuan... 61
E. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 65
F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 67
G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrrumen Penelitian ... 69
H. Teknik Analisis Data ... 73
I. Hipotesis Statistik... 75
BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 76
A. Deskripsi Data Penelitian ... 76
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data... 88
viii
D. Temuan Penelitian ... 95
E. Pembahasan Hasil Penelitian... 102
F. Keterbatasan Penelitian ... 111
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 113
A. Simpulan... 113
B. Implikasi ... 114
C. Saran ... 115
DAFTAR PUSTAKA ... 117
vii
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal.
3.1. Populasi penelitian ... 50
3.2. Sampel Penelitian ... 51
3.3. Rancangan Penelitian Desain Faktorial 2 x 2... 53
3.4. Indikator Hasil Belajar Biologi ... 62
3.5. Indikator Penilaian Kecerdasan Intelektual... 63
4.1. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan STAD ... 68
4.2. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw ... 70
4.3. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi pada Kecerdasan Intelektual Tinggi ... 72
4.4. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi pada Kecerdasan Intelektual Rendah... 73
4.5. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan STAD dengan Kecerdasan Intelektual Tinggi ... 75
4.6. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan STAD dengan Kecerdasan Intelektual Rendah ... 77
4.7. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw dengan Kecerdasan Intelektual Tinggi ... 79
4.8. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw dengan Kecerdasan Intelektual Rendah ... 81
4.9. Rangkuman Hasil Perhitungan Normalitas Data ... 82
4.10. Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif ... 85
4.11. Ringkasan Analisis Varians Hasil Belajar Biologi ... 86
vii
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal.
2.1. Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan STAD ... 31 2.3. Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw ... 33 4.1. Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan STAD ... 69 4.2. Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw... 71 4.3. Histogram Skor Hasil Belajar Biologi pada Kecerdasan Intelektual
Tinggi ... 73 4.4. Histogram Skor Hasil Belajar Biologi pada Kecerdasan Intelektual
Rendah... 74 4.5. Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan STAD dengan Kecerdasan
Intelektual Tinggi ... 76 4.6. Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan STAD dengan Kecerdasan
Intelektual Rendah... 78 4.7. Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw dengan Kecerdasan
Intelektual Tinggi ... 80 4.8. Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Pendekatan Jigsaw dengan Kecerdasan
Intelektual Rendah... 82 4.9 Garis Interaksi Model Pembelajaran Kooperatif dan Kecerdasan
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Uraian Hal.
1. Rencana Program Pembelajaran (RPP)... 112
2. Lembar Kerja... 154
3. Lembar Penilaian Hasil Belajar Biologi... 161
4. Alat Pengukuran Kecerdasan Intelektual ... 162
5. Uji Coba Hasil Belajar Biologi ... 165
6. Sebaran Data Hasil Belajar Biologi ... 167
7. Sebaran Data Kecerdasan Intelektual... 169
8. Alat Pengukuran Kecerdasan Intelektual ... 162
9. Uji Coba Hasil Belajar Biologi ... 165
10. Sebaran Data Hasil Belajar Biologi ... 167
11. Sebaran Data Kecerdasan Intelektual... 169
12. Data Penelitian Pada Masing-Masing Kelas ... 171
13. Data Pokok Penelitian ... 173
14. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 174
15. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 188
16. Uji Homogenitas Varians Data ... 198
17. Perhitungan ANAVA ... 201
18. Uji Scheffe... 204
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang berkualitas. Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif dan berbudi pekerti luhur. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah diundangkan dalam bentuk Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional RI NO. 20 Tahun 2003, dinyatakan bahwa : “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan demokratis serta bertanggung jawab”. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan harapan pemerintah, maka perlu diselenggarakan pendidikan formal yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang maju, melalui lembaga pendidikan sekolah baik dikelola oleh pemerintah maupun lembaga swasta.
Undang-2
undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 1 bab 1 disebutkan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”
Pencapaian tujuan pendidikan diharapkan dapat terpenuhi dengan adanya kegiatan belajar mengajar yang berjalan baik sesuai petunjuk pemerintah dan tuntutan mutu sekolah. Kegiatan belajar mengajar dalam sebuah sekolah adalah kegiatan pembelajaran yang merupakan faktor penentu terhadap kualitas pendidikan. Untuk mencapai harapan ini, harus diciptakan sebuah sistem pembelajaran yang baik dengan merujuk pada tujuan pendidikan sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan pada suatu lembaga pendidikan. Sistem pembelajaran yang diciptakan bukanlah sebagai suatu konsep, namun yang terpenting adalah bagaimana pengimplementasian konsep tersebut secara nyata.
3
merupakan latihan awal bagi siswa untuk berpikir dalam mengembangkan daya cipta dan minat siswa secara dini kepada alam sekitarnya.
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang matematika, fisika, kimia dan pengetahuan pendukung lainnya.
4
dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri, serta meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Namun proses pembelajaran sains yang selama ini terjadi disekolah belum mengembangkan kecakapan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari (Sanjaya, 2008).
5
Tabel 1.1. Posisi Indonesia Dibandingkan Dari Negara-Negar Lain Berdasarkan Hasil Studi PISA Mata Pelajaran Sains
Tahun Studi Skor Rata-rata Indonesia Skor rata-rata Internasional Peringkat Indonesia Jumlah Negara Peserta Studi
2000 393 500 38 41
2003 395 500 38 40
2006 393 500 50 57
2009 383 500 60 65
2012 382 500 64 65
Sumber : Dikutip dari http://litbang.kemdikbud.go.id
PISA membagi peringkat pembelajaran sains kedalam tujuh level/ tingkatan. Indonesia berada pada level ke 64 dengan skor 382, berikut persentase skor dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut.
Tabel 1.2 Persentase Skor Siswa Indonesia Dalam Pembelajaran Sains Tahun 2012
Peringkat Siswa Rentang Skor Persentase SE
Dibawah Level 1 < 334,94 24,7 2,0
Level 1 334,94–409,54 41,9 1,4
Level 2 409,54–484,14 26,3 1,5
Level 3 484,14–558,73 6,5 1,0
Level 4 558,73–633,33 0,6 0,3
Level 5 633,33–707,93 0,0 C
Level 6 >707,93 0,0 C
Sumber: Dikutip dari PISA 2012 (edisi Revisi OECD 2014)
Maka berdasarkan data tersebut Indonesia tergolong negara yang masih kurang menguasai dalam pelajaran biologi. Dari kenyataan tersebut terlihat bahwa Indonesia belum mampu bersaing dengan negara-negara lain.
6
berprestasi yang berfokus pada keterampilan mengajar guru di kelas, maupun pemberian sertifikasi pada guru-guru profesional. Dengan upaya tersebut, pemerintah berharap adanya peningkatan keterampilan dan hasil belajar siswa di kelas, sebagai hasil dari proses pendidikan yang direncanakan pemerintah melalui tangan-tangan guru di sekolah.
Seperti hasil observasi yang telah dilakukan peneliti di SMA PAB 8 Saentis kelas XI, menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa belum optimal sepenuhnya. Berdasarkan keterangan guru pengampu, hal ini dilatarbelakangi bidang studi Biologi khususnya pada topik struktur dan fungsi sel dianggap sebagai karakteristik materi yang cukup kompleks. Karena materi struktur dan fungsi sel merupakan materi yang sangat penting untuk dipahami secara utuh dan benar, sehingga menyebabkan siswa sulit memahami materi tersebut.
[image:23.595.51.541.136.680.2]Kondisi ini mengakibatkan nilai hasil ujian siswa SMA PAB 8 Saentis di bawah nilai ketuntasan belajar dari tahun pembelajaran 2011/2012 s/d 2013/2014, seperti disajikan pada Tabel 1.3 berikut.
Tabel 1.3. Hasil Rata-Rata Nilai Biologi Tahun Pembelajaran 2011/2012 s/d 2013/2014 pada SMA PAB 8 Saentis
No Tahun Pelajaran
Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-rata KKM
1. 2011/2012 75 55 60 68
2. 2012/2013 75 60 65 68
3. 2013/2014 80 60 65 69
Sumber: Guru Bidang Studi Biologi kelas XI SMA PAB 8 Saentis
7
para siswa SMA cenderung mengalami kesulitan memahami materi struktur dan fungsi sel yang seharusnya tidak disajikan bersifat abstrak. Artinya, masalah juga terdapat pada guru-guru Biologi, yang kurang mampu menjelaskan materi bersifat abstrak ke penyajian yang lebih sederhana.
Dari data wakil kepala bidang kurikulum diperoleh kenyataan bahwa rendahnya perolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran di sekolah umumnya disebabkan proses pembelajaran yang kurang mendukung, seperti waktu untuk membahas soal-soal masih minim, lebih banyak menghafal, dan guru jarang mengajak siswa untuk praktek di laboratorium maupun di lapangan serta model pembelajaran yang digunakan pada saat kegiatan belajar mengajar masih monoton. Selain itu, guru belum dapat menggunakan model pembelajaran secara tepat sesuai materi yang akan diberikan di kelas, sehingga membuat siswa bosan dan tidak tertarik pada pelajaran di sekolah.
Selain pemilihan model pembelajaran yang tepat, perolehan hasil belajar suatu kegiatan belajar mengajar juga dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengenal dan memahami karakteristik siswa termasuk tingkat inteligensinya. Seseorang guru yang mampu mengetahui karakteristik siswa dapat membantu terselenggaranya proses pembelajaran secara efektif. Seorang guru harus memahami karateristik siswa, sebab pemahaman yang baik terhadap karakteristik siswa sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar siswa.
8
dijejali dengan hapalan-hapalan tanpa dibarengi dengan praktek baik di sekolah. Penyajian pembelajaran senantiasa membosankan dan monoton/ kurang bervariasi sehingga dapat menurunkan prestasi belajar dan terbatasnya pengetahuan guru tentang model pembelajaran yang tepat digunakan untuk pembelajaran Biologi.
Hal ini terjadi karena faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa dapat berupa faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal mencakup semua faktor fisik dan psikologi dalam diri siswa seperti minat, intelegensi, bakat, tingkat kecerdasan dan faktor lainnya. Tingkat kecerdasan setiap manusia berbeda-beda, seperti dikatakan oleh Gardner dalam Chatib (2013), bahwa setiap individu memiliki berbagai tingkat kecerdasan yaitu matematika-logika, verbal-linguistik, musik ritmis, kinestetik-jasmani, intrapersonal, sosial, visual-spasial dan alam yang dikenal dengan teori multiple intelligence. Maka untuk memenuhi kebutuhan siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda diperlukan model pembelajaran yang tepat.
9
Penggunaan model pembelajaran di dalam implementasi kurikulum sangat bergantung kepada hakikat mata pelajaran itu sendiri. Oleh karena itu pemilihan dan penerapan sebuah model pembelajaran harus didasarkan kepada pertimbangan hakikat tujuan dan isi mata pelajaran yang diajarkan. Model pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan guru untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik siswa yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dick dan Carey seperti dikutip Uno (2010:3) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen model pembelajaran, yaitu: (1) kegiatan pembelajaran pendahuluan; (2) penyampaian informasi; (3) partisipasi siswa; (4) tes; dan (5) kegiatan lanjutan.
10
Model pembelajaran kooperatif digunakan untuk mengajarkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, meningkatkan daya ingat siswa, meningkatkan rasa kepuasan siswa dengan hasil pembelajaran yang didapatkannya, membantu siswa untuk berani berbicara di depan umum, mengembangkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi, mengajarkan siswa untuk belajar secara mandiri, membantu siswa untuk bersaing secara sehat (Kagan, 2001). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Berdasarkan uraian di atas, perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang variatif yang mampu mengaktifkan seluruh siswa agar dapat bekerjasama dengan teman sekelasnya melalui kelompok-kelompok belajar dalam kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam rangka memberdayakan siswa sehingga tercipta kelas yang produktif, tidak monoton, memberi dan menerima informasi sehingga mampu mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Berkaitan dengan hal tersbut di atas perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif dan tingkat kecerdasan terhadap hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa.
B. Identifikasi Masalah
11
di SMA? (2) Apakah guru telah merencanakan pembelajaran dengan baik? (3) Apakah guru menggunakan berbagai model pembelajaran dengan tujuan dan bahan ajar yang disampaikan? (4) Apakah model pembelajaran konvensional yang digunakan guru selama ini dapat meningkatkan hasil belajar struktur dan fungsi sel? (5) Apakah guru telah memperhatikan karakteristik siswa pada pelaksanaan pembelajaran? (6) Apakah terdapat pengaruh kecerdasan siswa terhadap hasil belajar struktur dan fungsi sel? (7) Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan intelektual siswa terhadap hasil belajar struktur dan fungsi sel?
C. Pembatasan Masalah
12
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan STAD dan model pembelajaranjigsawpada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis? 2. Apakah ada perbedaan hasil belajar struktur dan fungsi sel kelompok siswa
yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi dan kelompok siswa yang memiliki kecerdasan intelektual rendah pada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis?
3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat kecerdasan intelektual terhadap hasil belajar struktur dan fungsi sel pada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang:
1. Perbedaan hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan STAD dan model pembelajaranjigsawpada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis.
13
3. Interaksi antara model pembelajaran dengan kecerdasan intelektual siswa terhadap hasil belajar struktur dan fungsi sel pada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis.
F. Manfaat Penelitian
Kajian penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada tenaga pendidikan atau guru yang bersifat teoritis maupun bersifat praktis. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif pada pembelajaran struktur dan fungsi sel, bahan masukan bagi sekolah sebagai aplikasi teoritis dan teknologi pembelajaran, bahan pertimbangan bagi peneliti yang lain, yang membahas dan meneliti permasalahan yang sama.
112 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:
1. Hasil belajar struktur dan fungsi sel kelas model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan STAD lebih tinggi dari hasil belajar struktur dan fungsi sel i kelas model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Jigsaw pada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis.
2. Hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi lebih tinggi dari hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa yang memiliki kecerdasan intelektual rendah pada siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis.
113
B. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, di antaranya:
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, yakni hasil belajar struktur dan fungsi sel kelas model pembelajaran STAD lebih tinggi dari hasil belajar struktur dan fungsi sel kelas model pembelajaranJigsawsiswa SMA PAB 8 Saentis. Untuk itu perlu dilakukan upaya dalam pengembangan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran STAD dalam meningkatkan hasil belajar struktur dan fungsi sel. Dengan model pembelajaran STAD, siswa akan memahami materi pelajaran. Penggunaan model pembelajaran STAD harus terus dikembangkan mengingat kesimpulan penelitian menyatakan hasil belajar struktur dan fungsi sel yang diajarkan dengan model pembelajaran STAD lebih baik dibanding dengan model pembelajaranJigsaw.
114
belajar harus terus ditingkatkan mengingat kesimpulan penelitian yang menyatakan hasil belajar Struktur dan Fungsi Sel siswa yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi lebih baik darisiswa yang memiliki kecerdasan intelektual rendah.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, yakni terdapat terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan intelektual terhadap hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa SMA PAB 8 Saentis. Hal ini menggambarkan bahwa ada keterkaitan antara model pembelajaran yang digunakan guru dengan tingkat kecerdasan intelektual siswa. Beberapa hal yang harus menjadi pemikiran guru, bagaimana caranya agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan materi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh anak didiknya. Sehingga perlu adanya pemilihan model pembelajaran yang tepat agar tujuan itu dapat tercapai. Dengan model pembelajaran yang tepat, yang sesuai dengan kompetensi dasar yang disampaikan serta sesuai dengan tujuan pembelajarannya diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal inilah yang dapat dibuktikan dalam penelitian ini bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif khususnya model STAD, ternyata hasil belajar siswa akan dapat ditingkatkan secara optimal.
C. Saran
115
1. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar struktur dan fungsi sel siswa perlu dilakukan upaya dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Penggunaan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran di kelas dapat dilakukan dengan: (a) mengharuskan guru menggunakan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran bahasa Inggris, (b) pihak sekolah harus menyediakan peralatan belajar yang dipakai untuk menggunakan model pembelajaran STAD, dan (c) melaksanakan pelatihan penggunaan model pembelajaranSTADkepada seluruh guru.
2. Untuk dapat meningkatkan kecerdasan intelektual siswa perlu dilakukan upaya sebagai berikut: (a) melakukan tes kecerdasan intelektual siswa sebelum melakukan pembelajaran bahasa Inggris, untuk mengetahui posisi awal pembelajaran dilakukan, dan (b) sekolah memfasilitasi les tambahan untuk melatih kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris secara aktif dan pasif di sekolah.
116
DAFTAR PUSTAKA Anastasi, Anne. 1997.Tes Psikologi. Jakarta: Prenhallindo
Aqib, Zainal. 2013.Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya
Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001.A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing : A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl Objectives.New York: Addison Wesley Longman, Inc.
Ariani, A. 2003.Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Baron, A, Robert. 2001. Psychology 5th edition, India: Alyn and Bacon, Prentice Hall
Campbell, NA, Reece, JB. 2009.Biology. USA: Pearson Benjamin Cummings Chatib, Munif. 2013. Sekolahnya Manusia, Sekolah Berbasis Multiple
Intelligences di Indonesia, Bandung: Kaifa.
Cronbach, L.J. 1990. Essentials of Psychological Testing, Harper Internatioanal Edition, New York, Harper Collins Publisher
Dahar, W, Willis. 2011.Teori-Teori Belajar&Pembelajaran. Jakarta: Erlangga Dick dan Carey. 2005. The Systematic Design of Instruction. New York: Harper
Collins Publishers
Endaningsih, Nenden. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Dengan Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw (PTK Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA 97 Jakarta). Jurnal Formatif 2(1): 10-22. ISSN: 2088-351X. (online preview) diakses 11 November 2015
Fatirul, Ahmad Noor. 2002. Cooperative Learning. Malang: Universitas Negeri Malang
Furchan, Arief. 2011. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yoyakarta: Pustaka Pelajar
Gall, Meredith, Joyce dan Burg. 2003. Educational Research An Intruduction. Pearson Education Inc
117
Negeri Kota Ternate. Jurnal Bionature, Volume 14, Nomor 2, Oktober 2013, hlm.105-111. (online preview) diakses 11 November 2015
Haloho, Lurbin. 2014. Perbaikan Aktivitas Belajar Biologi Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Pada Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 12 Medan. Jurnal Saintech Vol. 06. No. 02 Juni 2014. (online preview) diakses 11 November 2015
Huda, Miftahul. 2015. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Isjoni. 2009.Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta
Jihad, Asep. 2012.Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo
Kagan, Spencer. 2001. Cooperative Learning. San Clemente, CA: Kagan Publishing. (online preview) http://www.kaganonline.com/ diakses 20 Februasi 2015
Kupczynski, Lori. 2012. International Journal of Instruction Cooperative Learning In Distance Learning: A Mixed Methods Study Vol.5, No.2. USA: Texas A&M Univiersity- Kingsville, USA. (online preview) diakses 20 Februari 2015
La Iru dan La Ode Safiun Arihi. 2012.Analisis Penerapan: Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo Lau Chi, Kwok. 2013. Impacts of a STSE High School Biology Course on The
Scientific Literacy of Hongkong Students. Hongkong: Department of Curriculum and Instruction, The Chinese University of Hongkong. (online preview) diakses 20 Februari 2015
Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Lu Ni, Tan. 2008. Senior High School Student Biology Learning in Interactive Teaching. Taiwan: Zhongzheng Senior High School, Taipei, Taiwan Res Sci Educ (2010) 40:267–289. (online preview) diakses 20 Februari 2015
Martin, Herlina. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Tipe STAD Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII-G SMPN 07 Pada Materi Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. FMIPA: Universitas Negeri Malang. (online preview) diakses 11 November 2015
118
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Ormrod, Jeanne, Ellis. 2003. Educational Psychology Developing Learners (fourth edition). USA: Merrill Prentice Hall
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan Stimulus Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theory and Models. New Jersey:
Publisher’s Hillsdale
Sani, Miftahul. 2015. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Materi Hakikat Biologi Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rambah Hilir Tahun Pembelajaran 2014/2015. Jurnal program studi pendidikan biologi: Universitas Pasir Pangaraian. (online preview) diakses 11 November 2015
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Pers
Simsek, Ufuk. 2013.The Effects Of Cooperative Learning Methods On Students’ Academic Achivements In Social Psychology Lessons. Turkey: International Journal On New Trends In Education and Their Implications July 2013 Volume: 4 Issue: 3. (online preview) diakses 20 Februari 2015 Sudjana, Nana. 2001.Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 2005.Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Suprihatiningrum, Jamil. 2013.Strategi Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Suryabrata, Sumadi. 2005.Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press
Tastra, I Ketut. 2013. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Menulis Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Mendoyo. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013). (online preview) diakses 11 November 2015 Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
119
Winkel, W.S. 2004.Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi