UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III
SISTEM PELAYANAN WAJIB PAJAK PADA SEKSI PELAYANAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
FEBRIANTO
092101030
D-III KEUANGAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Pada Program Diploma III
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Bismillahirramanirrahim
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat – Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Sistem
Pelayanan Wajib Pajak pada seksi pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Timur tepat pada waktunya. Tugas akhir ini disusun guna memenuhi salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Keuangan
Fakultas Ekonomi USU.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan dari banyak pihak. Untuk kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi USU
2. Bapak Syafrizal Helmi, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Keuangan
Fakultas Ekonomi USU.
3. Ibu Dr.Yeni Absah, S.E, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan tugas
akhir ini.
4. Bapak Morland Lumban Tobing, selaku kepala Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Timur
5. Bapak Asep Hendarsyah, selaku Kepala Seksi Subbagian Umum Kantor
6. Seluruh Dosen dan Staf di Fakultas Ekonomi, khususnya Program Studi
Keuangan yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti
pendidikan
7. Teristimewa untuk orangtuaku yang terkasih, Ayahanda (Drs. Jul haidir) dan
ibunda (Endah Suhartini) yang senantiasa memberikan doa, pengertian, kasih
sayang dan dukungan kepada penulis selama ini, serta adik yang tersayang
(Endra Hetanto)
8. Terkhusus Agsa Sajida Gusri. SKM yang selalu sabar dan bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan semangat dan motivasi tanpa hentinya
untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Terimakasih kepada Himpunan Mahasiswa Islam yang secara tidak langsung
membentuk watak penulis menjadi insan akademis, pencipta, pengabdi yang
bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang diridhoi Allahusubhanauwata’ala.
10.Terimakasih kepada kawan-kawan pengurus Hmi Komisariat PAAP USU
2011-2012 (Budi, Aulia, Surya, Shery, Agus, Angga, madi, Riko, petepatuan,
Fauza dll) yang bersama- sama menjalankan dinamika kehidupan untuk
belajar arti sebuah kebersamaan. Senior Hmi ( Victor Lumbaraja, dipo
yudistira, Kurnia R. Putra ) dan para Alumni Hmi.
11.Terimakasih juga buat sahabat seperjuangan kelompok magang di Kantor
Pelayanan Pajak Prtama Medan Timur ( Azmal Rukhminanda Dalimunthe dan
12.Terimakasih Rekan-rekan stambuk 2009 Program Studi Keuangan dan semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu,
memberikan semangat, dukungan dan doa selama ini.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak dalam rangka penyempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata penulis berharap
tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama untuk kemajuan ilmu
pengetahuan
Medan, Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
BAB III PEMBAHASAN ... 28
3.5. Aktifitas Pelayanan Wajib Pajak Kantor Pelayanan .... Pajak Pratama Medan Timur ... 37
3.5.1. Pelayanan dalam penyelesaian pendaftran ... NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) ... 37
3.5.2. Tempat Pendaftaran Npwp ... 37
3.5.3. Orang Pribadi atau Badan yang wajib ... Memperoleh NPWP ... 38
3.5.4. Tata cara pendaftaran NPWP ... 39
3.5.5. Pendaftaran NPWP melalui Elektronik ... (e-Registration) ... 41
3.5.6. Wajib Pajak Pindah ... 42
3.5.7. Wajib Pajak mengajukan perubahan data ... 43
3.5.8. Penghapusan NPWP ... 44
3.5.9. Sanksi tidak mendaftarkan diri NPWP ... 45
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Logo KPP Pratama Medan Timur ... 6
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Jadwal Survei/Observasi ... 6
Tabel 2.1. Penerimaan Pajak dalam Negeri Indonesia ...
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada umumnya negara yang memiliki administrasi pemerintahan yang
modern seperti Indonesia mengandalkan penerimaan perpajakan sebagai
penopang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dimana penerimaan
pajak ini merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Oleh negara, pajak
digunakan untuk membiayai pembangunan seperti jalan, jembatan, dan fasilitas
sarana umum lainnya karena pemerintah Indonesia saat ini bertumpu pada pajak
untuk membiayai pembangunan. Hasil pemanfaatan dari penerimaan perpajakan
dapat dimasukan dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara),
dalam sisi penerimaan, dan dipakai untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
Sejak dasawarsa 80-an, peranan pajak jauh diatas pos-pos penerimaan yang lain
seperti migas dan PNB (Penerimaan negara bukan pajak). Dividen atau
keuntungan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang dimasukkan ke kas
pemerintah, tergolong sebagai PNB (Ismawan, 2001).
Langkah pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak
dimulai dengan melakukan reformasi perpajakan. Hal ini dilakukan dengan
adanya suatu perubahan dalam sistem perpajakan yaitu sistem self assessment,
dimana wajib pajak diberi kewenangan untuk menghitung sendiri pajak yang
terutang dan kemudian melunasinya serta melaporkannya ke Kantor Pelayanan
Pajak sehingga kepatuhan wajib pajak sangatlah penting dalam menghitung
dengan jujur pajak penghasilan terutang dan menyetor serta melaporkannya
harapkan kepatuhan wajib pajak dapat meningkat sehingga pendapatan pajak
negara dapat meningkat juga. Oleh karena itu agar pendapatan pajak meningkat
wajib pajak harus patuh akan kewajibannya. Dalam sistem self assessment,
administrasi perpajakan adalah untuk mengawasi kepatuhan dan meyakinkan
wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam pendaftaran wajib pajak, penilaian, menjalankan
prosedur pemungutan, dan pembayaran dengan tidak melakukan penghindaran
dan penggelapan pajak.
Pemerintah pusat melalui Kantor Pelayanan Pajak Pratama mempunyai
tugas berat dalam hal pelayanan kepada publik yang berkaitan dengan
pemungutan pajak. Saat ini telah dilakukan perubahan di berbagai bidang
termasuk dicanangkannya visi, misi dan tujuan organisasi. Salah satu cita-cita
utama yang terkandung dalam visinya adalah menjadi model pelayanan
masyarakat yang merefleksikan cita-cita untuk menjadi pelayanan masyarakat
bagi unit-unit instansi pemerintah lain. Disamping itu berkeinginan agar eksistensi
dan kinerjanya memang benar-benar berkualitas tinggi dan akurat, serta mampu
memenuhi harapan masyarakat serta memiliki citra yang baik dan bersih.
Kepuasan wajib pajak adalah harapan utama Kantor Pelayanan Pajak
Pratama yang saat ini. Wajib pajak merupakan salah satu unsur terpenting dalam
penilaian pada kantor pajak, maka keberadaannya harus diperhatikan. Salah satu
persoalan yang menjadi perhatian dalam perusahaan adalah bagaimana memahami
kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) dari setiap wajib pajak. Sehingga hal ini
merupakan suatu bentuk tuntunan bagi pihak kantor dalam memahami
mudah dicapai, karena setiap wajib pajak memiliki penilaian masing-masing
tentang kepuasan. Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi kepuasan wajib
pajak, seperti dimensi kualitas sistem layanan. Dengan sistem layanan wajib pajak
yang berkualitas dapat digunakan untuk membiayai kelangsungan hidup Negara
dan memperbaiki keadaan ekonomi yang memperburuk bagi Negara Indonesia
pada khususnya. Pajak tidak saja berfungsi untuk mengumpulkan dana guna
membiayai pengeluaran rutin (APBN), tetapi juga mengatur dan melaksanakan
kebijakan pemerintah dalam bidang sosial atau ekonomi. Oleh karena itu
sangatlah penting bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk meningkatkan
kualitas pelayanan, sebab dengan memberikan pelayanan yang terbaik dalam hal
ini khususnya bagi para wajib pajak akan berdampak positif pula bagi pendapatan
negara.
Pengolahan pelayanan umum di Indonesia saat ini dilakukan oleh
pemerintah dan swasta. Hal ini berdampak pada timbulnya kompetisi dalam
pelaksanaan layanan baik menyangkut cara, teknik, metode yang menarik para
pengguna jasa layanan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang pelayanan umum,
adminstrasi perkantoran, motif, sikap, dan tingkah laku pelayanan, serta
manajemen pelayanan umum mutlak dipahami oleh pimpinan perusahaan, atau
siapa pun yang bergerak dibidang usaha pelayanan umum (Moenir,2010).
Kepuasan berkaitan erat dengan kualitas yang diterima oleh
pelanggan/konsumen dan memberikan dorongan khusus bagi para pelanggan
untuk menjalin relasi saling menguntungkan dalam jangka panjang dengan pihak
perusahaan/instansi/organsisasi. Ikatan emosional seperti ini memungkinkan
kebutuhan spesifik pelanggan dan pada gilirannya akan meningkatkan kepuasan
pelanggan, dimana perusahaan/instansi/organisasi memaksimumkan pengalaman
pelanggan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang
kurang menyenangkan.
Peningkatan pelayanan pajak dimaksudkan agar tercipta pelayanan yang
berkualitas di bidang perpajakan. Saat ini upaya tersebut terus dipupuk dengan
cara meningkatkan profesionalisme, memperbaiki dan menyempurnakan sistem
administrasi dan memperbaiki perilaku petugas. Dengan demikian sangat
dibutuhkan petugas yang benar-benar menguasai bidangnya, memiliki
ketrampilan yang memadai, sikap pragmatis sebagai petugas pelayanan dan
profesional dalam tugas/pekerjaaan sehingga menimbulkan kepercayaan dari
wajib pajak dan rasa puas terhadap pelayanan yang diberikan.
Dengan adanya pelayanan perpajakan yang berkualitas yang dilakukan
oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama diharapkan bukan hanya dapat
meningkatkan kualitas pelayanan bagi instansi tersebut tetapi juga kepuasan yang
dirasakan oleh wajib pajak atas pelayanan yang diberikan sehingga menimbulkan
kepatuhan bagi wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban membayar pajak
Dalam rangka meningkatkan pelayanan terbaik kepada Wajib Pajak dan
memberikan kepastian waktu kepada Wajib Pajak, Direktorat Jenderal Pajak telah
meluncurkan enam belas layanan unggulan perpajakan di tahun 2010. Enam belas
Tabel 1.1. Enam Belas Layanan Unggulan Perpajakan Tahun 2010
No. Enam Belas Layanan Unggulan Perpajakan 1. Pelayanan Penyelesaian Pendaftaran NPWP
2. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak (PKP)
3. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan
Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
4. Pelayanan Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP)
5. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Keberatan Penetapan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
6. Pelayanan Penyelesaian Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor
7. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan PBB yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama, Kanwil Direktorat Jenderal Pajak, dan Kantor Direktorat Jenderal Pajak
8. Pelayanan Pendaftaran Obyek Pajak Baru dengan Penelitian Kantor
9. Pelayanan Penyelesaian Mutasi Seluruhnya Obyek dan Subjek PBB
10. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Pasal 23
11. Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh Atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto SBI yang Diterima atau Diperoleh Dana Pensiun Yang Pendiriannya telah Disahkan oleh Menteri Keuangan
12. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
13. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN atas Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) tertentu yang bersifat strategis, dan Surat Keterangan Bebas PPN atas Impor Barang Kena Pajak Tertentu
14. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan atas suatu Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) atau Surat Ketetapan Pajak (SKP) Pajak Bumi dan Bangunan yang menjadi wewenang Kantor Wilayah dan Kantor Pusat DJP
15. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi di Direktorat Keberatan dan Banding atau Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Seiring dengan beralihnya kewenangan pengelolaan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) dari Direktorat Jenderal Pajak ke Pemerintah Daerah, maka
kewenangan untuk memberikan layanan PBB beralih ke Pemerintah Daerah
bersangkutan. Sebagai konsekuensinya enam belas jenis layanan unggulan
Direktorat Jenderal Pajak berubah hanya bersisa dua belas layanan unggulan.
Sehingga Layanan Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan PBB,
Pelayanan Pendaftaran Obyek Pajak Baru dengan Penelitian Kantor, Pelayanan
Penyelesaian Mutasi Seluruhnya Obyek dan Subjek PBB dan Pelayanan
Penyelesaian Permohonan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan bukan lagi
naungan Direktorat Jenderal Pajak. Yang perlu diperhatikan oleh Wajib Pajak
adalah semua pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tidak dipungut biaya.
Setelah uraian diatas maka penulis ingin melihat dan mengetahui lebih
jelas sejauh mana sistem pelayanan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Timur. Untuk itu penulis menetapkan judul Tugas Akhir ini
adalah “Sistem Pelayanan Wajib Pajak pada Seksi Pelayanan Kantor
Pelayanan Wajib Pajak Pratama Medan Timur”. Namun, untuk
mengefisiensikan penelitian sistem pelayanan perpajakan maka dari itu penulis
akan mengambil salah satu dari uraian enam belas pelayanan unggulan perpajakan
yaitu aktivitas pelayanan dalam penyelesaian pendaftaran NPWP (Nomor Pokok
1.2. Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas yang menjadi permasalahan dari penulisan
Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana “Sistem Pelayanan Wajib
Pajak pada Seksi Pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur”.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memahami mengenai sistem
pelayanan wajib pajak yang baik secara teoritis maupun secara praktek.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis
Untuk lebih menyempurnakan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
selama masa perkuliahan dan membandingkan dengan kenyataan yang
terjadi di lapangan, diharapkan juga dapat melatih kemampuan
menganalisis dan berfikir sistematis.
2. Bagi perusahaan
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi
tentang sistem pelayanan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Timur.
3. Bagi Pembaca
Sebagai sumber atau acuan dalam penyusunan tugas-tugas yang ada serta
dapat dijadikan bahan referensi yang sangat membantu dalam penyusunan
1.5. Rencana Penulisan
Penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
dilakukan dengan sistematika sebagai berikut
1.5.1. Jadwal Survei/Observasi
Adapun jadwal survey/Observasi sebagaimana terlihat dalam tabel
dibawah ini
Tabel 1.2. jadwal survey/Observasi
No. Kegiatan Februari Maret
Minggu Ke Minggu Ke
3 4 1 2
1. Mengajukan surat permohonan judul
2. Mengurus surat riset
3. Mengantar surat izin ke kantor
4. Mengambil surat balasan riset dari
kantor
5. Melakukan wawancara kepada staff
perusahaan terkait sistem pelayanan
wajib pajak di KPP Pratama Medan
BAB II
PROFIL INSTANSI
2.1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Setelah kemerdekaan Indonesia berubah nama menjadi Kantor Inspeksi
Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak. Dengan induk
organisasinya Direktorat Jenderal Pajak Keuangan Republik Indonesia. Di
Sumatera Utara tahun 1976 berdiri tiga Kantor Inspeksi Pajak, yaitu :
1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan
2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara
3. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar
Pada tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi
dua yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Medan
Kisaran. Untuk memudahkan pelayanan pembayaran pajak dari masyarakat dan
dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka didirikanlah Kantor
Inspeksi Medan Timur.
Dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat didalam pelayanan
pembayaran pajak, maka berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia NO. 267 / KMK.01 / 1989 diadakanlah perubahan secara
menyeluruh pada Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup reorganisasi Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.
Berdasarkan pada keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
didirikanlah Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota merupakan pecahan dari tiga
Kantor Pelayanan Pajak yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
Terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak berubah
menjadi empat wilayah kerja yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 62 /
PMK. 01 / 2009 tentang nama, lokasi dan wilayah kerja kantor wilayah Direktorat
Jenderal Pajak yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan
2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan
4. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
5. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia
6. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
7. Kantor Pelayanan Pajak Pratama MedanPetisah
8. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai
Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup Organisasi Kantor Inspeksi
Pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak. Berdasarkan pada
keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesian NO . 758/ KMK.01/1993
tertanggal 3 Agustus 1993, maka pada tanggal 1 April 1994 didirikanlah Kantor
Pelayanan Pajak Medan Kota.
Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota merupakan pecahan dari tiga kantor
pelayanan pajak yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
Terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak berubah
menjadi empat wilyah kerja, yaitu :
1. Kantor pelayanan Pejak Medan Timur
2. Kantor pelayanan Pejak Medan Barat
3. Kantor pelayanan Pejak Medan Utara
4. Kantor pelayanan Pejak Medan Binjai
Berdasarkan pada keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
443/KMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak yang mana Kantor Pelayanan Pajak di Kotamadaya Medan
menjadi enam wilayah kerja.
1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, dengan ruang lingkup wilayah
1) Kecamatan Medan Timur
2) Kecamatan Medan Perjuangan
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat, dengan ruang lingkup menjadi wilayah :
1) Kecamatan MedanBarat
2) Kecamatan Medan Sunggal
3) Kecamatan Medan Petisah
4) Kecamatan Medan Helvetia
3. Kantor Pelayanan PajaK Medan Kota, dengan ruang lingkup meliputi wilayah :
1) Kecamatan Medan Kota
2) Kecamatan Medan Denai
3) Kecamatan Medan Johor
4) Kecamatan Medan Amplas
4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia dengan ruang lingkup meliputi wilayah
:
1) Kecamatan Medan Polonia
2) Kecamatan Medan Maimun
3) Kecamatan Medan Baru
4) Kecamatan Medan Tuntungan
5) Kecamatan Medan Selayang
5. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan dengan ruang lingkup meliputi
wilayah :
1) Kecamatan Medan Belawan
2) Kecamatan Medan Marelan
3) Kecamatan MedanLabuhan
6.Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai
1) Kota Binjai
2) Kabupaten Langkat
2.2. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pratama Medan Timur
2.2.1. Visi Kantor Pelayanan Pratama Medan Timur
“Menjadi Institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi
perpajakan modern yang efektif, efesien, dan dipercaya masyarakat dengan
intergritas dan profesionalisme“
2.2.2. Misi Kantor Pelayanan Pratama Medan Timur
“Menghimpun penerimaan pajak Negara berdasarkan undang-undang
perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiyaan anggaran
pendapatan dan belanja negara melalui sistem administrasi perpajakan yang
efektif dan efesien
2.3. Logo dan Makna logo Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
2.3.1. Logo Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Gambar 2.1. Logo Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Keterangan Umum
Motto : Negara Dana Rakca
Bentuk : Segi Lima
Lukisan : Padi sepanjang 17 butir, kapas sepanjang 8 butir terdiri dari 4
buah berlengkung 4 : 4 berlengkung 5, sayap, gada, seluruh unsur-unsur tersebut
tergambar dalam ruang segi lima susunannya yaitu: dasar segi lima bewarna biru
kehitam-hitaman, padi kuning emas, kapas putih dengan kelopak hijau, sayap
kuning emas, gada kuning emas, bokor kuning emas, pita putih, motto (
Semboyan ) biru kehitam-hitaman
Makna : Padi dan Kapas melambangkan cita-cita upaya kita untuk mengisi
kesejahteraan bangsa dan sekaligus diberi arti sebagai tanggal lahirnya Negara
Republik Indonesia, sayap melembangkan daya upaya menghimpun,
mengarahkan, mengamankan keuangan negara, ruang segi lima melambangkan
dasar Negara Pancasila
2.3.2. Makna logo Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Makna dari lambang tersebut adalah ungkapan sesuatu daya yang
mempersatukan dalam gerak kerja untuk melaksanakan tugas Kementerian
Keuangan.
2.4. Struktur Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Kantor Pelayanan Pajak dipimpin oleh seseorang kepala kantor yang
bertugas melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan dalam
wewenangnya berdasarkan teknis yang di tetapkan Direktur Jenderal Pajak.
Secara umum tugas Pelayanan Pajak Pratama meliputi:
1. Pengumpulan, pencarian dan pengelolahan data, pengamatan potensi
perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek
pajak.
3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan pengolahan
surat pemberitahuan, serta penerimaan surat lainya.
4. Penyuluhan pajak
5. Pelaksanaan regristrasi wajib pajak
6. pelaksanaan eksetinsifikasi
7. Penataan usaha piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak
8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak
9. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak
10.Pelaksanaan konsultasi perpajakan
11.Pelaksanaan intensifikasi
12.Pembetulan ketetapan pajak
13.Pelaksanaan administrasi kantor
Struktur Organisasi adalah mekanisme formal dengan mana organisasi di
kelola yang menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun
orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab
dalam suatu organisasi.
Adapun struktur organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Timur adalah struktur organisasi linear dan staf yang berada
dibawah koordinasi seseorang Kepala Kantor Wilayah I Direktorat Jenderal Pajak
Sumatera Utara, dimana seluruh pegawainya adalah pegawai negeri sipil dibawah
Kementrian Keuangan Republik Indonesia.
Kantor pelayanan pajak dapat digolongkan menjadi 2 tipe yaitu tipe A dan
tergolong dalam skala besar, yang biasanya di Ibukota Provinsi sedangkan Kantor
Pelayanan Pajak tipe B merupakan Kantor Pelayanan Pajak yang melebihi dari
wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak tipe A, biasanya berada di Kotamadya dan
Kabupaten, jadi berdasarkan wilayah diatas maka Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Timur dapat digolongkan Kantor Pelayanan Pajak tipe A karena
wilayahnya berkedudukan di Ibukota Provinsi Sumatera Utara.
Namun berdasarakan SK/Menkeu RI NO. 162/KMK.O1/1997 tentang
peningkatan kantor pelayanan Pajak tipe B menjadi tipe A, sehingga adanya surat
keputusan itu Kantor Pelayanan Pajak tipe B tidak ada lagi di Kantor wilayah I
Direktoreat Jenderal Sumatera bagian Utara ( Sumbagut).
Berdasarkan SK/Menkeu RI NO.94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994
tentang susunan organisasi Kementerian Keuangan maka tipe A terdiri dari
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, membawa 1 Sub Bagian, 8
Seksi. 1 Kantor penyuluhan ditambah kelompok tenaga fungsional (yang berada
diluar struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak ) yakni terdiri dari:
1. Sub Bagian Tata Usaha ( TU )
2. Seksi Tata Usaha Perpajakan ( TUP)
3. Seksi pengolahan Data dan Informasi ( PDI)
4. Seksi Pajak Penghasilan orang pribadi
5. Seksi Pajak Penghasilan Badan
6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan
7. Seksi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya
8. Seksi Penagihan
10. Kator Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Pengamatan
Pada akhir 2006 struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Direktorat
Jenderal Pajak disempurnakan bersamaan dengan penerapan sistem administrasi
modern. Pada tahun 2008, seluruh KPP Pratama diluar Jawa dan Bali akan
dimodernisasi. Dengan hal tersebut maka Kantor Pajak Pratama Medan Timur
terbagi menjadi beberapa seksi yaitu :
a. Subbagian Umum
b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
c. Seksi Pelayanan
d. Seksi Penagihan
e. Seksi Pemeriksaan
f. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
i. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III
j. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV dan
k. Kelompok Jabatan Fungsional
Namun setelah adanya modernisasi perpajakan, Kementerian Keuangan
Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Nomor 167/PMK.01/2012 tentang
perubahan atas peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK/.01/2009 tentang
organisasi dan tata kerja instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yaitu Seksi
Pemeriksaan diubah menjadi Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal.
Lebih lanjut Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Timur dapat dilihat
2.4 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR
Gambar 2.2. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
2.5. Bidang Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Adapun Bidang Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
adalah sebagai berikut:
1. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan Tata Usaha
Kepegawaian, Keuangan dan Rumah Tangga.
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan
urusan penyajian data dan informasi, pembuatan monografi pajak, penggalian
potensi perpajakan serta ekstensifikasi Wajib Pajak.
3. Seksi Pelayanan
Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penertiban
produk hukum perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan, serta
penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan regristasi Wajib
Pajak, serta melakukan kerja sama perpajakan.
4. Seksi Penagihan
Seksi penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausaha
piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan
penghapusan piutang pajakl, serta penimpanan dokumen-dokumen penagihan.
5. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal
Seksi pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penertiban dan
penyaluran Surat Perintah Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan
6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
Seksi Ektensifikasi Perpajakan mempunyai tugas melakukan pengamatan
potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan
pemutakhirkan basis data nilai objek pajak dalam menunjang Ekstensifikasi.
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, Seksi Pengawasan dan Konsultasi II,
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV,
masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan Konsultasi
teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja wajib pajak dan
konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak dalam rangka
melakukan instensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak.
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah Jabatan Fungsional
masing-masing berdasarkan peraturan perundangan-undangan. Setiap Kelompok
tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala
Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur yang
bersangkutan. Adapun jumlah Jabatan Fungsional diatur sesuai dengan
2.6. Deskripsi Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Adapun Deskripsi Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
adalah sebagai berikut:
1. Sub. Bagian Umum
Sub Bagian Umum mempunyai prosedur standar kerja sebagai berikut :
a. Penerimaan dokumen di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Timur
b. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk
c. Pelaksanaan pelantikan, sumpah dan serapah terima jabatan serta
pengambilan sumpah Pegawai Negeri Sipil (PNS)
d. Pelaksanaan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung kepada
rekanya
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Adapun prosedur standar kerja seksi pengolahan data dan informasi adalah:
a. Penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak
perkembangan ekonomi dan keuangan.
b. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi PDI
c. Pembuatan dan penyampaian Surat Perhitungan dikirim ke kantor
Pelayanan Pajak lain
d. Pembentukan dan pemanfaatan Bank Data
3. Seksi pelayanan
Adapun prosedur standar kerja Seksi Pelayanan adalah :
a. Penatausahaan surat, dokumen dan laporan wajib pajak pada tempat
b. Penyelesaian permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
c. Pendaftaran dan pencabutan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
d. Pelaksanaan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi
4. Seksi Penagihan
Adapun prosedur standar kerja Seksi Penagihan adalah :
a. Pemprosesan dan Penatausahaan dokumen masuk ke Seksi Penagihan
b. Penatausahaan surat ketetapan pajak dan surat tagihan pajak beserta
bukti pembayaran
c. Penyelesaian usulam pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak
d. Pembuatan usulan pencegahan dan penyendaraan terhadap Wajib
Pajak
5. Seksi Pemeriksaan
Adapun prosedur standar kerja Seksi Pemeriksaan adalah :
a. Penyelesaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Lebih Bayar
b. Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Penjualan Barang Mewah.
c. Pengamatan Kantor Pelayanan Pajak, pengamatan kantor, pemeriksaan
d. Lapangan dan penyelesaian usulan pemeriksaan
6. Seksi Ekstensifikasi
Adapun prosedur standar kerja Seksi Ekstensifikasi sebagai berikut :
a. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian kantor maupun
lapangan
c. Pencarian data potensi perpajakan dalam rangka pembuatan Monografi
Fiskal
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Adapun prosedur standar kerja Seksi Pengawasan dan Konsultasi sebagai
berikut:
a. Penyelesaian permohonan usaha atau pemekaran usaha
b. Penertiban Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak ( SPMKP ) dan
Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB)
c. Penyelesaian Permohonan Pembentukan Ketetapan Pajak Penghasilan,
Pajak Pertumbuhan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
d. Pembuatan Surat Pemberitahuan Perubahan besarnya angsuran Pajak
Penghasilan Pasal 25
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan kegiatan sesuai dengan
jabatan fungsional masing-masing berdasarkan perundang-undangan yang berlaku
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang
terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Setiap
kelompok dikoordinasikan oleh pejabat funsional senior yang ditunjuk oleh
Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Timur yang bersangkutan. Setiap kelompok tersebut dikoordinasikan oleh pejabat
fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah, Kepala Kantor
2.7. Kinerja Terkini Direktorat Jenderal Pajak
Data penerimaan pajak dalam negeri Indonesia berisi data penerimaan
pajak dalam negeri yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) Tahun Anggaran 2009-2012 :
Tabel 2.1. Penerimaan Pajak dalam Negeri Indonesia Tahun 2009-2012
Uraian 2009 2010 2011 2012
Bagian Laba BUMN 26,049.50 29,500.00 26,590.00 27,590.00
Pajak dalam Negeri 601,251.80 720,764.50 816,422.30 976,898.80
Pajak Perdagangan Internasional
18,670.40 22,561.40 23,118.10 42,433.60
Pendapatan BLU 8,369.50 9,486.00 14,895.00 17,861.10
Penerimaan SDA 138,959.20 164,726.70 158,173.70 172,870.80
PNBP Lainnya 53,796.00 43,462.00 43,429.00 54,398.30
Sumber: Direktorat Jenderal Anggaran.
Berdasarkan tabel 2.1. diatas dapat dilihat penerimaan pemerintah atas laba
BUMN meningkat rata-rata 3% per tahun sepanjang 2009-2012 dengan
penerimaan tertinggi pada 2010 sebesar Rp29,5 miliar. Pada tahun 2010 terjadi
peningkatan 3% sedangkan pada tahun 2011 penerimaan pajak laba BUMN
mengalami penurunan 3%. Hal tersebut pada tahun 2011 jumlah realisasi deviden
pada Pertamina turun yang berawal dari 7,103 miliar menjadi 5,623 miliar. Pada
tahun 2012 jumlah penerimaan pajak laba BUMN kembali naik 1%.
Dalam kurun waktu 2009-2012, penerimaan pajak berkontribusi rata-rata
meningkat terhadap total pendapatan negara dan hibah. Perpajakan ini terdiri dari
pajak dalam negeri PPh, PPn, cukai, PBB, BPHTB. Pada tahun 2009 dari target
anggran hanya mencapai 19%, pada tahun 2010 penerimaan pajak menjadi
meningkat 23%, pada tahun 2011 terjadi peningkatan kembali sebesar 26%
sedangkan pada tahun 2012 peningkatan penerimaan pajak dalam negeri sebesar
32% ini terbukti semakin adanya kesadaran pendistribusian pada sektor pajak
Internasional mengalami peningkatan cepat hal ini berpengaruh besar sektor
industri dikancah global. Pada tahun 2009 pendapatan pajak dari Pajak
Internasional sebanyak 18,670.40 Miliar, pada tahun 2010 terjadi peningkatan 5
% sebesar 22,561.40 Miliar sedangkan pada tahun 2011 tidak begitu banyak
peningkatan yaitu sebesar 1% dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan pendapat
luat negeri 15% ini terjadi karena pajak bea masuk dan bea keluar terjadi
meningkat setiap tahunnya. Hal ini berdampak pada pengolahan sektor industri
Ekspor dan Impor luar negeri sama kuat dalam pecapaian yang baik.
BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip
ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktik bisnis yang sehat. Terbukti
BLU mampu menjadi penerimaan pajak negara yang konsisten terjadi
peningkatan dimulai pada tahun 2009 sebesar 8,36.50 Miliar kini kembali terjadi
peningkatan pada tahun 2010 sebesar 164,726.70 Miliar sedangkan pada tahun
2011 pendapatan BLU mampu meningkat sebesar 14,895.00 dan pada tahun
terjadi peningkatan sebesar 6% yaitu mencapai 172,870.80 Miliar
Penerimaan sumber daya alam (SDA) meliputi, penerimaan dari minyak
bumi, gas alam, pertambangan umum, kehutanan, dan perikanan. Besaran
penerimaan PNBP secara historis didominasi oleh PNBP sumber daya alam
(SDA), khususnya minyak dan gas alam. PNBP yang bersumber dari berbagai
departemen dan kementerian meskipun punya kecenderungan meningkat, namun
memiliki besaran penerimaan yang relatif kecil. Tetapi hal tersebut belum menjadi
penerimaan SDA memncapai 138,959.20 Miliar sedangkan pada tahun 2010
terjadi penaikan pada penerimaan pajak SDA sebesar 164,726.70. Namun, pada
tahun 2011 terjadi penurunan sekitar 2% dengan memperoleh 158,173.70 Miliar
dan pada tahun 2012 terjadi penaikan grafik penerimaan pajak SDA ke angka
172,870.80 Miliar.
PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) lainnya meliputi pendapatan dari
penjualan, sewa, jasa, kejaksaan dan peradilan, pendidikan, pelunasan piutang,
pendapatan lainnya dari kegiatan usaha migas, dan pendapatan lain-lain. Dalam
penerimaan yang meliputi PNBP lainnya menjadi sorot pemerintah yang utama
dikarenakan hasil penerimaan pajak dari sektor tersebut masih belum mencapai
target. Tahun 2009 penerimaan PNBP lainnya mencapai 53,796.00 Miliar
sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan sehingga mencapai 43,462.00 pada
tahun 2011 kembali terjadi penurunan menjadi 43,429.00 dan tahun 2012 terjadi
peningkatan penerimaan pajak dari sektor PNBP lainnya meningkat sebesar
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Pelayanan
Menurut Boediono (2003), pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada
orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan
interpersonal agar tercipta kepuasan dan keberhasilan. Hakikat pelayanan umum
yang berkualitas adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah di bidang pelayanan umum.
b. Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan sehingga
pelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya guna dan berhasil
guna (efektif dan efisien).
c. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa, dan peran serta masyarakat dalam
pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.
Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan
yang dapat dipertangungjawabkan serta harus dilakukan secara terus-menerus.
Secara sederhana definisi kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan pihak yang menginginkannya. Dengan demikian, yang
dikatakan kualitas di sini adalah kondisi dinamis yang bisa menghasilkan :
a. Produk yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
b. Jasa yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
c. Suatu proses yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
Untuk menciptakan kualitas, pelayanan harus diproses secara
terus-menerus dan prosesnya mengikuti jarum jam, yaitu dimulai dari apa yang
dilakukan, menjelaskan bagaimana mengerjakannya, memperlihatkan bagaimana
cara mengerjakan, diakhiri dengan menyediakan pembimbingan, dan mengoreksi,
sementara mereka mengerjakan.
Menurut Ratminto (2005), bahwa rangkaian kegiatan terpadu yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan umum yang sederhana
Pelayanan umum berkualitas apabila pelaksanaannya tidak menyulitkan,
prosedurnya tidak banyak seluk-beluknya, persyaratan mudah dipenuhi
pelanggan. Tidak bertele-tele, tidak mencari kesempatan dalam kesempitan.
b. Pelayanan umum yang terbuka
Aparatur yang bertugas melayani pelanggan harus memberikan penjelasan
sejujur-jujurnya, apa adanya dalam peraturan atau norma, jangan menakut-nakuti,
jangan merasa berjasa dalam memberikan pelayanan agar tidak timbul keinginan
mengharapkan imbalan dari pelanggan. Standar pelayanan harus diumumkan,
ditempel pada pintu utama kantor.
c. Pelayanan umum yang lancar
Untuk menjadi lancar diperlukan sarana yang menunjang kecepatan dalam
menghasilkan output
d. Pelayanan umum yang dapat menyajikan secara tepat
Yang dimaksud tepat disini adalah tepat arah, tepat sasaran, tepat waktu,
dalam melakukan penagihan pajak tepat pada waktu wajib pajak mempunyai
uang.
e. Pelayanan umum yang lengkap
Lengkap berarti tersedia apa yang diperlukan oleh pelanggan. Untuk dapat
menjamin pelayanan berkualitas harus didukung sumber daya manusia dan sarana
yang tersedia.
f. Pelayanan umum yang wajar
Pelayanan umum yang wajar berarti tidak ditambah-tambah menjadi
pelayanan yang bergaya mewah, tidak dibuat-buat, pelayanan biasa seperlunya
sehingga tidak memberatkan pelanggan
g. Pelayanan umum yang terjangkau
Didalam memberikan pelayanan, uang retribusi dari pelayanan yang
diberikan harus dapat dijangkau oleh pelanggan. Pelayanan yang berkualitas harus
dapat memberikan 4K, yaitu keamanan, kenyamanan, kelancaran, dan kepastian
hukum. Kualitas pelayanan dapat diukur dengan kemampuan memberikan
pelayanan yang memuaskan, dapat memberikan pelayanan dengan tanggapan,
kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh Aparat
Pajak. Di samping itu, juga kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi
yang baik, memahami kebutuhan wajib pajak, tersedianya fasilitas fisik termasuk
sarana komunikasi yang memadai, dan pegawai yang cakap dalam tugasnya.
Oleh sebab itulah menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Bab V, pasal 17 menyebutkan bahwa
penyelenggaraan pelayanan publik harus menerapkan prinsip-prinsip sebagai
1. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan
mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan
Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik untuk Unit
kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan
pelayanan publik dan memberikan kejelasan rincian pelayanan publik dan tata
cara pembayaran.
3. Kepastian dan tepat waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang
telah ditentukan.
4. Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.Sehingga
hasil dari yang diinginkan oleh masyarakat sesuai
5. Tidak diskriminatif
Tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi.
6. Bertanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian
7. Kelengkapan sarana dan prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung
lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan
informatika.
8. Kemudahan akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi komunikasi dan
informasi.
9. Kejujuran
Kejujuran ini harus dibuat dalam prinsip memberikan pelayanan publik
agar nantinya memberikan salah satu kenyamanan dan kepuasan masyarakat
dalam menyelesaikan persolaan/keluhan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
11. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan
Aparat penyelenggara pelayanan harus disiplin, sopan, ramah, dan
memberikan pelayanan dengan ikhlas, sehingga penerima pelayanan merasa
dihargai hak-haknya.
12. Keamanan dan kenyamanan
Proses produk dan pelayanan publik dapat memberikan rasa aman,
nyaman dan kepastian hukum.
3.2. Mengenal Wajib Pajak
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak,
pemotongan pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundang
perpajakan Indonesia merupakan istilah yang sangat populer. Istilah ini secara
umum bisa diartikan sebagai orang atau badan yang dikenakan kewajiban pajak.
Dalam undang-undang KUP lama, istilah Wajib Pajak didefinisikan
sebagai orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan,
termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. Dari definisi ini kita
dapat memahami bahwa Wajib Pajak ini terdiri dari dua jenis yaitu Wajib Pajak
Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan. Namun demikian, kriteria siapa yang harus
menjadi Wajib Pajak ini tidak dijelaskan maka, harus melihat Undang-undang
Pajak Penghasilan untuk mengetahui Wajib Pajak.
3.3. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
Dalam rangka untuk lebih memberikan keadilan dibidang perpajakan yaitu
antara keseimbangan hak negara dan hak warga negara pembayaran pajak, maka
Undang-Undang Perpajakan yaitu Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan mengakomodir mengenai hak dan kewajiban Wajib Pajak
3.3.1. Hak-hak Wajib Pajak
Hak- hak Wajib Pajak menurut Undang undang Nomor 28 Tahun 2007
sebagai berikut :
1. Melaporkan beberapa Masa Pajak dalam 1 ( satu) Surat Pemberitahuan Masa
2. Mengajukan surat keberatan dan banding bagi Wajib Pajak dengan kriteria
tertentu.
3. Memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain kepada Direktorat Jenderal
Pajak
4. Mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak
5. Mengajukan permohonan banding kepada badan peradilan pajak atau Surat
Keputusan Keberatan
3.3.2. Kewajiban Wajib Pajak
Kewajiban Wajib Pajak menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007
adalah sebagai berikut :
1. Mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan
kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Paja, apabila telah memenuhi
persyaratan subjektif dan objektif
2. Wajib menyetor pajak sesuai dengan dengan batas waktu yang telah ditentukan
3. Wajib melaprkan SPT Masa maupun Tahunan sesuai dengan batas waktu yang
telah ditentukan
4. Wajib menyimpan dokumen dan pembukuan sesuai dengan jangka waktu yang
telah ditentukan
5. Wajib memberikan kesempatan dan membantu kelancaran pemeriksaan
3.4. Kesadaran Wajib Pajak
Kesadaran adalah perilaku atau sikap terhadap suatu objek yang
melibatkan anggapan dan perasaan serta kecenderungan untuk bertindak
sesuaiobjek tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kesadaran Wajib
Pajak dalam membayar pajak merupakan perilaku Wajib Pajak berupa pandangan
kecenderungan untuk bertindak sesuai stimulus yang yang diberikan oleh sistem
dan ketentuan pajak tersebut. Dari beberapa literatur dan hasil penelitian
didapatkan beberapa faktor internal yang dominan membentuk perilaku kesadaran
Wajib Pajak untuk patuh yaitu:
1. Persepsi Wajib Pajak
Kesadaran Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban pajaknya akan
semakin meningkat jika dalam masyarakat muncul persepsi positif terhadap pajak.
Kesadaran pembayar pajak untuk patuh membayar pajak terkait dengan persepsi
yang meliputi paradigma akan fungsi pajak bagi pembiayaan pembangunan,
kegunaan pajak dalam penyediaan barang publik, juga keadilan (fairness) dan
kepastian hukum dalam pemenuhan kewajiban perpajakan. Ketersediaan barang
publik adalah masalah kepercayaan Wajib Pajak pada pemanfaatan pajak yang
dibayar. Apabila Wajib Pajak merasa bahwa pajak yang dibayar tidak dapat
dikelola dengan baik oleh Pemerintah, sehingga Wajib Pajak merasa tidak
memperoleh manfaat yang nyata dari pajak yang dibayarnya, maka Wajib Pajak
akan cenderung tidak patuh.
2. Tingkat pengetahuan terhadap ketentuan perpajakan yang berlaku.
Tingkat pengetahuan dan pemahaman pembayar pajak terhadap ketentuan
perpajakan yang berlaku berpengaruh pada perilaku kesadaran pembayar pajak.
Wajib Pajak yang tidak memahami peraturan perpajakan secara jelas cenderung
akan menjadi Wajib Pajak yang tidak taat, dan sebaliknya semakin paham Wajib
Pajak terhadap peraturan perpajakan, maka semakin paham pula Wajib Pajak
terhadap sanksi yang akan diterima bila melalaikan kewajiban perpajakannya.
terhadap peraturan perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kesadaran Wajib
Pajak dalam melaporkan pajaknya.
3. Kondisi keuangan Wajib Pajak
Kondisi keuangan merupakan faktor ekonomi yang berpengaruh
padakepatuhan pajak. Kondisi keuangan adalah kemampuan keuangan perusahaan
yang tercermin dari tingkat profitabilitas (profitability) dan arus kas (cash flow).
Profitabilitas perusahaan (firm profitability) merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kesadaran untuk mematuhi peraturan perpajakan. Perusahaan yang
mempunyai profitabilitas yang tinggi cenderung melaporkan pajaknya dengan
jujur dari pada perusahaan yang mempunyai profitabilitas rendah. Perusahaan
dengan profitabilitas rendah pada umumnya mengalami kesulitan keuangan
(financial difficulty) dan cenderung melakukan ketidakpatuhan pajak. Demikian
juga halnya dengan kondisi arus kas dengan likuiditasnya.
3.5.Aktifitas Pelayanan Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Timur
Adapun aktifitas pelayanan Wajib Pajak yang diberikan oleh Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur ialah pelayanan dalam penyelesaian
pendaftaran NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
3.5.1. Pelayanan dalam penyelesaian pendaftaran NPWP (Nomor Pokok
Wajib Pajak)
NPWP merupakan suatu sarana dalam administrasi peprpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak. Setiap Wajib
Pajak hanya diberikan satu NPWP. NPWP juga dipergunakan untuk menjaga
perpajakan. Dengan memiliki NPWP, Wajib Pajak memperoleh beberapa manfaat
manfaat langsung lainnya, seperti sebagai pembayaran pajak dimuka
(angsuran/kredit pajak) atas fiskal luar negeri yang dibayar sewaktu Wajib Pajak
bertolak ke Luar Negeri, sebagai persyaratan ketika melakukan pengurusan Surat
Izin Usaha Perdagangam (SIUP), dan sebagai salah satu syarat pembuatan
Rekening di Bank (Sitiresmi,2008).
3.5.2. Tempat Pedaftaran NPWP
Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif fan objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan-peraturan perundang-undagan perpajakan
wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Tempat pendaftaran NPWP adalah sebagai berikut :
1. Wajib Pajak orang pribadi, adalah pada Direktorat Jenderal Pajak/Kantor
Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan Wajib Pajak
2. Bagi Wajib Pajak badan, adalah tempat kedudukan/kegiatan usaha Wajib
Pajak.
3.5.3.Orang Pribadi atau Badan yang Wajib Memperoleh NPWP
Pasal 2 ayat (1) UU KUP menegaskan bahwa setiap WP yang telah
memenuhi syarat subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.03/2008
menyebutkan bahwa WP yang memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
sebagai berikut :
1. Wajib Pajak Orang Pribadi
Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja. WP tersebut wajib mempunyai
NPWP sejak mulai berusaha/pekerjaan bebas karena terkait ketentuan perpajakan,
antara lain pembebanan biaya fiskal, hak kompensasi kerugian, kewajiban
pemotongan pemungutan
2. Wajib Pajak Badan
Menurut Pasal 1 angka 3 UU KUP, WP Badan adalah sekumpulan orang
dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun
yang tidak melakukan usaha, meliputi persereoan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, BUMN atau BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk usaha tetap (BUT) sehingga wajib mempunyai NPWP sejak badan tersebut
didirikan atau berkedudukan.
3.5.4 Tata Cara Pendaftaran NPWP
Wajib pajak (WP) mengisi formulir pendaftaran dan menyampaikan secara
Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) setempat dengan
melampirkan ketentuan sebagai berikut :
1. Untuk WP Orabng pribadi Non-Usahawan
Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah surat
keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau
Kepala Desa bagi orang asing.
2. Untuk WP Orang Pribadi Usahawan
a. Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor
ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang
berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing
b. Surat Keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari
instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa.
3. Untuk WP badan
a. Fotokopi akta pendirian dan perubahan terakhir atau surat keterangan
penunjukkan dari kantor pusat bagi BUT
b. Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor
ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang
berwenang minima Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing, dari
salah seorang pengurus aktif
c. Surat Keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang
minimal Lurah atau Kepala Desa
4. Untuk Bendaharawan sebagai Pemungut /Pemotong
a. Fotokopi KTP bendaharawan
5. Untuk joint operation sebagai Wajib Pajak Pemotongan / pemungut
a. Fotokopi perjanjian kerja sama sebagai joint operation
b. Fotokopi NPWP masing-masing anggota joint operation
c. Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor
ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang
berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing, dari
salah seorang pengurus joint operation
6. Wajib Pajak dengan status cabang, orang pribadi pengusaha tertentu atau
wanita kawin tidak pisah harta harus melampirkan fotokopi surat keterangan
terdaftar.
7. Apabila permohonan ditandangani orang lain harus dilengkapi dengan surat
kuasa khusus
3.5.5 Pendaftaran NPWP Melalui Elektronik (e-Registration)
Pendaftaran NPWP oleh Wajib Pajak dapat juga dilakukan secara
elektronik yaitu melalui internet disitus Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat
e-registration (pendaftaran Wajib Pajak
melalui Internet) dimana Wajib Pajak cukup memasukkan data-data pribadi
(KTP/SIM/Paspor) untuk memperoleh NPWP. Selanjutnya dapat mengirimkan
melalui posfotokopi data pribadi tersebut ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal atau kedudukan Wajib Pajak. Berikut langkah-langkah untuk
mendapatkan NPWP melalui Intenet (elektronik registration).
1. Cari situs Direktorat Jenderal Pajak di Internet dengan alamat
2. Selanjutnya anda memilih menu e-reg(elektronik registration)
4. Setelah itu masuk ke menu “Formulir Registrasi Wajib Pajak Orang Pribadi “.
Isilah sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) anda.
5. Selanjutnya akan memperoleh Surat Keterangan Terdaftar (SKT) sementara
yang berlaku selama 30 (tiga puluh) hari sejak pendaftaran dilakukan. Cetak
SKT sementara tersebut beserta Formulir Regristrasi Wajib Pajak Orang
Pribadi sebagai bukti sudah terdaftar sebagai Wajib Pajak.
6. Tandatangani formulir registrasi, kemudian kirimkan/sampaikan langsung
bersama SKT sementara serta persayaratan lainnya ke Kantor Pelayanan Pajak
seperti yang tertera pada SKT sementara. Setelah itu, anda akan menerima
kartu NPWP dan SKT asli.
3.5.6 Wajib Pajak Pindah
Dalam hal WP pindah domisili atau pindah tempat kegiatan usaha, WP
wajib melaporkan diri ke KPP lama maupun KPP baru dengan ketetentuan
1. Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan
Pindah tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas adalah
surat keterangan tempat tinggal baru atau tempat kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas yang baru diinstansi yang berwenang (Lurah atau Kepala Desa)
2. Wajib Pajak Orang Pribadi Nonusaha
Surat keterangan tempat tinggal baru dari Lurah atau Kepala Desa, atau surat
keterangan dari pimpinan instansi perusahaanya
3. Wajib Pajak Badan
Pindah tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha adalah surat keterangan
3.5.7 Wajib Pajak Mengajukan Perubahan Data
Perubahan data Wajib Pajak meliputi perubahan identitas Wajib Pajak,
pemindahan Wajib Pajak dan Pengusaha kenak pajak, serta penghapusan NPWP
dan atau Nomor pengukuhan Penguasaha Kenak Pajak (NPPKP).
Setiap perubahan data Wajib Pajak yang meliputi penggantian nama,
perubahan alamat, perubahan NPWP, perubahan status usaha Wajib Pajak,
perubahan jenis usaha, perubahan bentuk badan dan perubahan jenis pajak, Kantor
Pelayanan Pajak, menerbitkan Kartu NPWP yang baru dan mengirimkan ke
alamat Wajib Pajak melalui pos atau dapat mengambil langsung (Burton,2008).
Perubahan data wajib pajak dilakukan dengan mengisi dan
menyampaiakan formulir Perubahan Data Wajib Pajak .
1. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan perubahan data, KPP
menerbitkan SKT atau SPPKP dan NPWP paling lama 1 hari kerja terhitung
sejak permohonan diterima secara lengkap.
2. Setelah menerbitkan SKT dan kartu NPWP, Kepala kantor dalam jangka waktu
paling lama 1 tahun menugaskan petugas konfirmasi lapangan untuk
melakukan konfirmasi dalam rangka membuktikan kebenaran pengisian
formulir /data yang disampaikan Wajib Pajak/
3. Dalam hal ini hasil konfirmasi lapangan menunjukan bahwa data yang
disampaikan Wajib Pajak terdaftar tidak benar, KPP menerbitkan surat
penghapusan NPWP, surat pencabutan SKT dan/ atau surat Pencabutan SPPKP
secara jabatan untuk disampaikan kepada Wajib Pajak.
3.5.8. Penghapusan NPWP
Selain mengisi formulir Perubahan Data Wajib Pajak Perseorangan Wajib
Pajak harus melampirkan :
a. Akte/ Laporan Kematian/ Surat Keterangan Kematian yang dilegalisasi
oleh instansi yang berwenang
b. Surat Nikah/ akte Perkawinan dari catatan sipil bagi wanita yang belum
menikah dan mempunyai NPWP
c. Pernyataan tentang selesainya pembagian warisan
d. Surat Pernyataan dan Perusahaan bahwa yang bersangkutan kembali ke
luar negeri
e. Pernyataan dari yang bersangkutan bahwa ia hanya menerima penghasilan
dari satu pemberi kerja.
2. Penghapusan NPWP Badan
Selain mengisi formulir Perubahan Data Wajib Pajak Perseorangan Wajib
Pajak harus melampirkan:
a. Akte pembubaran yang dikukuhkan dengan Surat Keterangan Pembubaran
dari Lembaga/Badan atau Instansi yang berwenang
b. Neraca likuiditas atau pembubaran
c. Dokumen pendukung tentang hilangnya status BUT/keberadaan di
Indonesia
Kantor Pelayanan Pajak akan melakukan pemeriksaan lalu memberikan
keputusan atas permohonan penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6
(enam) bulan untuk Wajib Pajak pribadi atau 12 (dua belas) bulan untuk
Wajib Pajak badan, sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.
3.5.9. Sanksi tidak mendaftarkan diri NPWP
Sanksi berkaitan dengan tidak dipenuhinya kewajiban mendaftrakan diri
memperoleh NPWP adalah sanksi administrasi (bungan atau denda) (
Wirawan,2010)
1. Sanksi Administrasi
Dirjen Pajak diberikan wewenang untuk menagih pajak yang terutang
sebelum terdaftar NPWP ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga 2%
perbulan paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak atau
berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan
diterbitkan SKPKB sesuai ketentuan Pasal 13 ayat (2) UU KUP
2. Sanksi Pidana
Pasal 39 ayat (1) huruf a dan b KUP menegaskan bahwa setiap orang yang
akan dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau
menggunakan tanpa hak NPWP sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan
dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah
3.6. Pengujian dan Pengkajian Sistem Pelayanan Wajib Pajak
1. Sistem Pelayanan Wajib Pajak
Sesuai yang ditulis oleh penulis dalam pembahasan pelayanan publik yang
tercantum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009, Bab V,
Pasal 17maka dari itu penulis akan membandingkan dari observasi yang dilakukan
penulis di Seksi Pelayanan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
untuk mengetahui pelayanan kepada Wajib Pajak apakah sudah sesuai dengan
standar pelayanan publik yang baik sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 25
Tahun 2009, Bab V, Pasal 17. Standar Pelayanan merupakan strategi perusahaan
untuk memberikan pelayanan pada Wajib Pajak dengan kualitas sebaik mungkin
sesuai dengan Standar Pelayanan Publik yang baik. Adapun Hasil observasi yang
dilakukan Seksi pelayanan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan timur
adalah sebagai berikut :
1. Kesederhanaan
Prosedur Pelayanan Pajak dalam mendaftar NPWP tidak berbelit-belit
karena tata cara untuk mendaftar dengan mengisi formulir yang sudah disiapkan
lalu menyerahkan formulir dan dilengkapi dengan fotokopi KTP lalu akan
diproses oleh pegawai lalu mendapatkan kartu NPWP. Pendaftaran dan hal yang
berkaitan dengan NPWP mudah dipahami dan mudah dilaksanakan sehingga
Wajib Pajak dapat mengerti cepat dalam kesederhanaan tata cara pendaftaran
NPWP.
2. Kejelasan
Persyaratan teknis dan administrasi yang berkaitan dengan NPWP
Wajib Pajak untuk penyelesaian keluhan atau persoalan yang berkaitan dengan
NPWP dapat memberikan kejelasan rincian dalam pelayanan yang berkaitan
dengan NPWP dan tata cara kegunaan NPWP. Misalnya dalam kasus perubahan
data identitas seperti penggantian nama, perubahan alamat, perubahan NPWP,
perubahan status usaha wajib pajak, perubahan status usaha, perubahan bentuk
badan dan perubahan jenis pajak kantor pelayanan pajak dapat menerbitkan kartu
NPWP yang baru apabila Wajib Pajak mengisi formulir dan menyampaikan
perubahan data wajib pajak.
3. Kepastian dan tepat waktu
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur pada seksi pelayanan
melayani Wajib Pajak dalam waktu jam kerja pada pukul 08.00 Wib s/d 16.00 dan
waktu penyelesaian pegawai melayani Wajib Pajak dalam berkaitan pengajuan
permohonan atau pengaduan diselesaikan dengan waktu yang efesien dan efektif
sekitar 3 (tiga) menit perorang dalam menyelesaikan persoalan pelayanan NPWP
sehingga tidak terjadinya antrian dalam kurun waktu yang lama.
4. Akurasi
Dalam proses penerimaan kartu NPWP, Wajib Pajak akan menerima kartu
NPWP sesuai dengan identitas yang telah diisi pada formulir pendaftaran pada
proses pendaftaran, formulir dilengkapi dengan fotokopi KTP, sehingga identitas
pada kartu NPWP akan akurat dan dapat dipergunakan untuk menjaga ketertiban
dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan.
5. Keamanan
Dalam proses dan pelayanan yang berkaitan dengan pelayanan perpajakan
Perpajakan Beserta Peraturan-Peraturan Pelaksanaannya sehingga memberikan
rasa aman Wajib Pajak dalam mengajukan permohonan/keluhan/pengaduan
perpajakan.
6. Tanggung Jawab
Kepala seksi dan pegawai seksi pelayanan yang ditunjuk bertanggung
jawab penuh terhadap penyelenggaraan pelayanan baik dalam pendaftaran NPWP
maupun mengatasi keluhan-keluhan dari Wajib Pajak sehingga memberikan
kepuasan pelayanan kepada Wajib Pajak.
7. Kelangkapan sarana dan prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja pada pegawai sebagai alat
pendukung kerja dalam melayani Wajib Pajak seperti penyediaan teknologi
telekomunikasi dan Sistem Informasi yang modern sehingga pekerjaan akan
selesai dengan efektif dan efisien. Hal ini dapat meningkatkan pelayanan pajak
yang berbasis modern sehingga pelayanan pajak dapat dijangkau luas pada era
global pada saat ini.
8. Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh
masyarakat karena tempat pelayanan perpajakan ini terletak yang strategis di
Jalan Sukamulia No 17A Medan. Pelayanan pajak dapat juga diakses dalam
sistem Online sehingga memudahkan Wajib Pajak dalam melakukan aktifitas
meyampaikan keluhan atau permohonan yang dialami Wajib Pajak.
9. Kedisiplinan, Kesopanan dan keramahan
Dalam aktifitas pelayanan para pegawai sudah memberikan pelayanan
pelayanan dengan ikhlas ini terbukti Wajib Pajak yang datang pada tempat
pelayanan langsung disambut dengan satpam untuk menanyakan maksud
kedatangan Wajib Pajak sehingga satpam menunjukan pengambilan nomor karcis
sistem antrian yang nantinya untuk membuat kedisiplinan dalam antiran agar tidak
saling berdesak dalam proses pelayanan. Pegawai melayani keluhan Wajib Pajak
sopan dan sabar mendengarkan keluhan atau peromohonan NPWP. Pegawai juga
menerapkan layanan tanpa bayaran pada Wajib Pajak sehingga Wajib Pajak
nyaman dalam memaparkan persoalannya.
10. Kenyamanan
Tempat pelayanan Wajib Pajak KPP Pratama Medan Timur sudah dalam
keadaan nyama. Keadaannya tertib, teratur, ruang tunggu yang nyaman, bersih,
rapi serta dilengkapi Fasilitas pendukung seperti televisi, parkir, toilet, kantin dan
tempat ibadah menjadi pelangkap kenyamanan pada Wajib Pajak agar Wajib
Pajak menjadi nyaman dalam menunggu antrian dan menyampaiakan persoalan
keluhan/pemohonan NPWP. Kenyamanan yang baik akan terjalin kerjasama yang
baik antara pegawai dan Wajib Pajak dalam mensukseskan kelangsungan
pembangunan Negara yang sejahtera.
Hal ini dapat mingkatkan image Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Timur, karena pegawai pada seksi pelayanan adalah orang yang berhubungan
langsung dengan Wajib Pajak dan perilaku pegawai pada seksi pelayanan
mencerminkan kualitas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Untuk tetap memberikan kenyamanan alangkah baiknya jika Kepala Seksi