• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pelayanan Wajib Pajak pada seksi pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pelayanan Wajib Pajak pada seksi pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

SISTEM PELAYANAN WAJIB PAJAK PADA SEKSI PELAYANAN KANTOR

PELAYANAN WAJIB PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

WAWAN GUSNAWAN 112101020

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Manajemen Keuangan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

▸ Baca selengkapnya: pertanyaan tentang seksi sosial persit

(2)
(3)

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirramanirrahim

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat

dan rahmat – Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Sistem

Pelayanan Wajib Pajak pada seksi pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Timur tepat pada waktunya. Tugas akhir ini disusun guna memenuhi salah

satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Keuangan

Fakultas Ekonomi USU.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan

dorongan dari banyak pihak. Untuk kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak,CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis USU.

2. Ibu Dr.Yeni Absah, SE, M.Si, selaku ketua Program Studi Keuangan

Fakultas Ekonomi dan Bisni USU

3. Bapak Syafrizal Helmi, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

4. Bapak Fadli , SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan tugas akhir

ini.

5. Bapak Morland Lumban Tobing, selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Timur.

6. Bapak Asep Hendarsyah, selaku Kepala Seksi Subbagian Umum Kantor

Pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

7. Seluruh Dosen dan Staf di Fakultas Ekonomi, khususnya Program Studi

Keuangan yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti

pendidikan.

8. Teristimewa untuk orangtuaku yang terkasih, Ayahanda Andi Gusnawan

(4)

ii

kasih sayang dan dukungan kepada penulis selama ini, serta orang yang

tersayang Putri Hardiyanti.

9. Terimakasih kepada Himpunan Mahasiswa Labuhan Batu yang secara

tidak langsung membentuk watak penulis menjadi insan akademis,

pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas

terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allahusubhanawaala.

10.Terimakasih Rekan-rekan stambuk 2011 Program Studi Keuangan dan

semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu, memberikan semangat, dukungan dan doa selama ini dan

Terimakasih juga buat Rekan-rekan Unit Kegiatan Mahasiswa(UKM)

Futsal USU khususnya UKM Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang

memberikan saya motivasi motivasi agar dapat bertarung menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak dalam rangka penyempurnaan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua

terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, Juli 2015

Penulis

(5)

iii

B.PerumusanMasalah ... . ... 7

C.TujuanPenelitian ... . ... 7

D.ManfaatPenelitian... . ... 7

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... . ... 8

A.Sejarah berdirinya KPP Pratama Medan Timur... ... 8

B.Visi dan Misi KPP Pratama Medan Timur ... ... ... 12

1. Visi Kantor Pelayanan Pratama Medan Timur ... ... 12

2. Misi Kantor Pelayanan Pratama Medan Timur ... ... 12

C.Logo dan Makna KPP Pratama Medan Timur ... ... ...12

1. Logo KPP Pratama Medan Timur... ... ... 12

2. Makna logo KPP Pratama Medan Timur ... ... ... 13

D.Struktur KPP Pratama Medan Timur ... ... 13

E.Bidang KPP Pratama Medan Timur ... . ... 18

F.Deskripsi Kerja KPP Pratama Medan Timur ... . ... 19

G. Kinerja Terkini Direktorat Jenderal Pajak ... ... 23

BAB III PEMBAHASAN ... . ... 26

A.Pelayanan ... . ... 26

B.Mengenal Wajib Pajak... ... 30

C.Hak dan Kewajiban Wajib Pajak... ... 31

1. Hak-hak Wajib Pajak ... ... ... 31

2. Kewajiban Wajib Pajak... ... ... 31

D. Kesadaran Wajib Pajak ... ... ... 32

E.Aktifitas Pelayanan Wajib Pajak Kantor Pelayanan... Pajak Pratama Medan Timur ... ... ... 34

1. Pelayanan dalam penyelesaian pendaftaran ... NPWP ( Nomor Pokok Wajib Pajak ) ... ... ... 34

2. Tempat pendaftaran NPWP ... ... ... 34

3. Orang pribadi atau badan yang wajib ... Meperoleh NPWP ... ... ... 35

4. Tata cara pendaftran NPWP ... ... ... 36

5. Pendaftaran NPWP melalui Elektronik ( e-Registration ) ... ... 37

6. Wajib Pajak Pindah ... ... ... 38

7. Wajib Pajak Mengajukan Perubahan data ... ... ... 39

8. Penghapusan NPWP ... ... ... 40

9. Sanksi tidak mmendaftarkan diri NPWP ... ... ... 41

F.Pengujian dan Pengkajian Sistem Pelayanan Wajib Pajak ... 42

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... . ... 47

A. Kesimpulan ... . ... 47

(6)

iv

(7)

v

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1.Logo KPP Pratama Medan Timur ... ... 13

(8)

vi

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1.Penerimaan Pajak Dalam Negeri Indonesia ..

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada umumnya negara yang memiliki administrasi pemerintahan yang

modern seperti Indonesia mengandalkan penerimaan perpajakan sebagai

penopang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dimana penerimaan

pajak ini merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Oleh negara, pajak

digunakan untuk membiayai pembangunan seperti jalan, jembatan, dan fasilitas

sarana umum lainnya karena pemerintah Indonesia saat ini bertumpu pada pajak

untuk membiayai pembangunan. Hasil pemanfaatan dari penerimaan perpajakan

dapat dimasukan dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara),

dalam sisi penerimaan, dan dipakai untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Sejak dasawarsa 80-an, peranan pajak jauh diatas pos-pos penerimaan yang lain

seperti migas dan PNB (Penerimaan negara bukan pajak). Dividen atau

keuntungan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang dimasukkan ke kas

pemerintah, tergolong sebagai PNB (Ismawan, 2015).

Langkah pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak

dimulai dengan melakukan reformasi perpajakan. Hal ini dilakukan denganadanya

suatu perubahan dalam sistem perpajakan yaitu sistem self assessment, dimana

wajib pajak diberi kewenangan untuk menghitung sendiri pajak yang terutang dan

kemudian melunasinya serta melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak sehingga

kepatuhan wajib pajak sangatlah penting dalam menghitung dengan jujur.

Dengan diterapkannya sistem perpajakan tersebut diharapkan kepatuhan wajib

(10)

Dalam sistem self assessment, administrasi perpajakan adalah untuk mengawasi

kepatuhan dan meyakinkan wajib pajak dalam menjalankan kewajiban

perpajakannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam pendaftaran wajib

pajak, penilaian, menjalankan prosedur pemungutan, dan pembayaran dengan

tidak melakukan penghindaran dan penggelapan pajak.

Pemerintah pusat melalui Kantor Pelayanan Pajak Pratama mempunyai

tugas berat dalam hal pelayanan kepada publik yang berkaitan dengan

pemungutan pajak. Saat ini telah dilakukan perubahan di berbagai bidang

termasuk dicanangkannya visi, misi dan tujuan organisasi.

Salah satu cita-cita utama yang terkandung dalam visinya adalah menjadi model

pelayanan masyarakat yang merefleksikan cita-cita untuk menjadi pelayanan

masyarakat bagi unit-unit instansi pemerintah lain. Disamping itu berkeinginan

agar eksistensi dan kinerjanya memang benar-benar berkualitas tinggi dan akurat,

serta mampu memenuhi harapan masyarakat serta memiliki citra yang baik dan

bersih.

Kepuasan wajib pajak adalah harapan utama Kantor Pelayanan Pajak

Pratama yang saat ini. Wajib pajak merupakan salah satu unsur terpenting dalam

penilaian pada kantor pajak, maka keberadaannya harus diperhatikan. Salah satu

persoalan yang menjadi perhatian dalam perusahaan adalah bagaimana memahami

kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) dari setiap wajib pajak. Sehingga hal ini

merupakan suatu bentuk tuntunan bagi pihak kantor dalam memahami

(11)

3

Kepuasan wajib pajak bukanlah hal yang mudah dicapai, karena setiap wajib

pajak memiliki penilaian masing-masing tentang kepuasan dan setiap wajib pajak

juga dapat memberi penilaian atas pelayanan yang diberikan.

Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi kepuasan wajib pajak, seperti

dimensi kualitas sistem layanan. Dengan sistem layanan wajib pajak yang

berkualitas dapat digunakan untuk membiayai kelangsungan hidup Negara dan

memperbaiki keadaan ekonomi yang memperburuk bagi Negara Indonesia pada

khususnya. Pajak tidak saja berfungsi untuk mengumpulkan dana guna membiayai

pengeluaran rutin (APBN), tetapi juga mengatur dan melaksanakan kebijakan

pemerintah dalam bidang sosial atau ekonomi, oleh karena itu sangatlah penting

bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk meningkatkan kualitas pelayanan,

sebab dengan memberikan pelayanan yang terbaik dalam hal ini khususnya bagi

para wajib pajak akan berdampak positif pula bagi pendapatan negara.

Pengolahan pelayanan umum di Indonesia saat ini dilakukan oleh

pemerintah dan swasta. Hal ini berdampak pada timbulnya kompetisi dalam

pelaksanaan layanan baik menyangkut cara, teknik, metode yang menarik para

pengguna jasa layanan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang pelayanan umum,

adminstrasi perkantoran, motif, sikap, dan tingkah laku pelayanan, serta

manajemen pelayanan umum mutlak dipahami oleh pimpinan perusahaan, atau

siapa pun yang bergerak dibidang usaha pelayanan umum.

Kepuasan berkaitan erat dengan kualitas yang diterima oleh

pelanggan/konsumen dan memberikan dorongan khusus bagi para pelanggan

(12)

Ikatan emosional seperti ini memungkinkan perusahaan/instansi/organisasi untuk

memahami dengan seksama harapan dan kebutuhan spesifik pelanggan dan akan

meningkatkan kepuasaan pelanggan, dimana perusahaan/organisasi/instansi

memaksimumkan pengalaman pelanggan dan meminimumkan atau meniadakan

pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan .

Peningkatan pelayanan pajak dimaksudkan agar tercipta pelayanan yang

berkualitas di bidang perpajakan. Saat ini upaya tersebut terus dipupuk dengan

cara meningkatkan profesionalisme, memperbaiki dan menyempurnakan sistem

administrasi dan memperbaiki perilaku petugas. Dengan demikian sangat

dibutuhkan petugas yang benar-benar menguasai bidangnya, memiliki

keterampilan yang memadai, sikap pragmatis sebagai petugas pelayanan dan

profesional dalam tugas/pekerjaaan sehingga menimbulkan kepercayaan dari

wajib pajak dan rasa puas terhadap pelayanan yang diberikan.

Dengan adanya pelayanan perpajakan yang berkualitas yang dilakukan

oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama diharapkan bukan hanya dapat

meningkatkan kualitas pelayanan bagi instansi tersebut tetapi juga kepuasan yang

dirasakan oleh wajib pajak atas pelayanan yang diberikan sehingga menimbulkan

kepatuhan bagi wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban membayar pajak

Dalam rangka meningkatkan pelayanan terbaik kepada Wajib Pajak dan

memberikan kepastian waktu kepada Wajib Pajak.

Direktorat Jenderal Pajak telah meluncurkan enam belas layanan unggulan

perpajakan di tahun 2014. Enam belas layanan unggulan perpajakan tahun 2014 :

(13)

5

2. Pelayanan penyelesaian permohonan pengukuhan pengusaha kena pajak

(PKP)

3. Pelayanan penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran

pajak pertambahan nilai (PPN)

4. Pelayanan penerbitan surat perintah membayar kelebihan pajak (SPMKP)

5. Pelayanan penyelesaian permohonan keberatan penetapan pajak

penghasilan, pertambahan niali, dan pajak penjualan atas barang mewah

6. Pelayanan penyelesaian surat keterangan bebas (SKB) Pemungutan PPh

pasal 22 impor

7. Pelayanan penyelesaian permohonan pengurangan PBB yang dilakukan

oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama, Kanwil Direktorat Jendral Pajak,

dan Kantor Direktorat Jendral pajak

8. Pelayanan pendaftaran obyek pajak baru dengan penelitian kantor

9. Pelayanan penyelesaian mutasi seluruhnya obyek pajak dan subyek PBB

10.Pelayanan penyelesaian permohonan surat keterangan bebas (SKB)

pemotongan PPh pasal 23

11.Penyelesaian permohonan surat keterangan bebas (SKB) Pemotongan PPh

atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau

diperoleh dana pensiun yang pendirianya telah di sahkan oleh Menteri

Keuangan

12.Pelayanan penyelesaian permohonan surat keterangan bebas (SKB) PPh

atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan

13.Pelayanan penyelesaiian permohonan surat keterangan bebas (SKB) PPN

atas penyerahan barang kena pajak (BKP) tertentu yang bersifat strategis,

(14)

14.Pelayanan penyelesaian permohona keberatan pajak bumi dan bangunan

atas suatu surat pemberitauan pajak terutang (SPPT) atau surat ketetapan

pajak (SKP) pajak bumi dan bangunan yang menjadi wewenang kantor

wilayah dan kantor pusat DJP

15.Pelayanan penyelesaian permohonan pengurangan atau penghapusan

sanksi administrasi di Direktorat Keberatan dan banding atau kantor

wilayah Direktorat Jendral Pajak

16.Pelayanan penyelesaiian permohonan pengurangan atau pembatalan

ketetapan pajak yang tidak benar

Seiring dengan beralihnya kewenangan pengelolaan Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) dari Direktorat Jenderal Pajak ke Pemerintah Daerah, maka

kewenangan untuk memberikan layanan PBB beralih ke Pemerintah Daerah

bersangkutan. Sebagai konsekuensinya enam belas jenis layanan unggulan

Direktorat Jenderal Pajak berubah hanya bersisa dua belas layanan unggulan.

Sehingga Layanan Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengurangan PBB,

Pelayanan Pendaftaran Obyek Pajak Baru dengan Penelitian Kantor, Pelayanan

Penyelesaian Mutasi Seluruhnya Obyek dan Subjek PBB dan Pelayanan

Penyelesaian Permohonan Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan bukan lagi

naungan Direktorat Jenderal Pajak. Yang perlu diperhatikan oleh Wajib Pajak

adalah semua pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tidak dipungut biaya.

Setelah uraian diatas maka penulis ingin melihat dan mengetahui lebih

jelas sejauh mana sistem pelayanan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Timur. Untuk itu penulis menetapkan judul Tugas Akhir ini

adalah “Sistem Pelayanan Wajib Pajak pada Seksi Pelayanan Kantor

(15)

7

mengefisiensikan penelitian sistem pelayanan perpajakan maka dari itu penulis

akan mengambil salah satu dari uraian enam belas pelayanan unggulan perpajakan

yaitu aktivitas pelayanan dalam penyelesaian pendaftaran NPWP (Nomor Pokok

Wajib Pajak).

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian diatas yang menjadi permasalahan dari penulisan

Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana “Sistem Pelayanan Wajib

Pajak pada Seksi Pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur”dan

bagaimana pula sistem kerja untuk mendapatkan pelayanan yang prima.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memahami mengenai sistem

pelayanan wajib pajak yang baik secara teoritis maupun secara praktek.

Untuk lebih memahami betapa pentingnya pelayanan bagi suatu kantor pelayanan

pajak untuk meningkatkan kepuasan wajib pajak.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis

Untuk lebih menyempurnakan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh

selama masa perkuliahan dan membandingkan dengan kenyataan yang terjadi di

lapangan

2. Bagi perusahaan

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi

tentang sistem pelayanan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

(16)

3. Bagi Pembaca

Sebagai sumber atau acuan dalam penyusunan tugas-tugas yang ada serta

dapat dijadikan bahan referensi yang sangat membantu dalam penyusunan Tugas

(17)

9 BAB II

PROFIL INSTANSI

A. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Setelah kemerdekaan Indonesia berubah nama menjadi Kantor Inspeksi

Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak. Dengan induk

organisasinya Direktorat Jenderal Pajak Keuangan Republik Indonesia. Di

Sumatera Utara tahun 1976 berdiri tiga Kantor Inspeksi Pajak, yaitu :

1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan

2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara

3. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar

Pada tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi

dua yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Medan

Kisaran. Untuk memudahkan pelayanan pembayaran pajak dari masyarakat dan

dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka didirikanlah Kantor

Inspeksi Medan Timur.

Dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat didalam pelayanan

pembayaran pajak, maka berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia NO. 267 / KMK.01 / 1989 diadakanlah perubahan secara

menyeluruh pada Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup reorganisasi Kantor

Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

Berdasarkan pada keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 758 /

KMK.01 / tertanggal 3 Agustus 1993, pada tanggal 1 April 1994 didirikanlah :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan

(18)

Terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak berubah

menjadi empat wilayah kerja yaitu :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat

3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara

4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 62 /

PMK. 01 / 2009 tentang nama, lokasi dan wilayah kerja kantor wilayah Direktorat

Jenderal Pajak yaitu :

1. Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan

2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

4. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

5. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

6. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

7. Kantor Pelayanan Pajak Pratama MedanPetisah

8. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

9. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup Organisasi Kantor Inspeksi Pajak yang

diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak. Berdasarkan pada keputusan

Menteri Keuangan Republik Indonesian NO . 758/ KMK.01/1993 tertanggal 3

Agustus 1993, maka pada tanggal 1 April 1994 didirikanlah Kantor Pelayanan

(19)

11

Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota merupakan pecahan dari tiga kantor

pelayanan pajak yaitu :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat

3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara

Terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak berubah menjadi

empat wilyah kerja, yaitu :

1. Kantor pelayanan Pejak Medan Timur

2. Kantor pelayanan Pejak Medan Barat

3. Kantor pelayanan Pejak Medan Utara

4. Kantor pelayanan Pejak Medan Binjai

Berdasarkan pada keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.

443/KMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat

Jenderal Pajak yang mana Kantor Pelayanan Pajak di Kotamadaya Medan

menjadi enam wilayah kerja.

1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, dengan ruang lingkup wilayah

a. Kecamatan Medan Timur

b. Kecamatan Medan Perjuangan

c. Kecamatan Medan Tembung

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat, dengan ruang lingkup menjadi wilayah :

a. Kecamatan MedanBarat

b. Kecamatan Medan Sunggal

c. Kecamatan Medan Petisah

d. Kecamatan Medan Helvetia

(20)

a. Kecamatan Medan Kota

b. Kecamatan Medan Denai

c. Kecamatan Medan Johor

d. Kecamatan Medan Amplas

4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia, dengan ruang lingkup meliputi

wilayah :

a. Kecamatan Medan Polonia

b. Kecamatan Medan Maimun

c. Kecamatan Medan Baru

d. Kecamatan Medan Tuntungan

e. Kecamatan Medan Selayang

5. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan dengan ruang lingkup meliputi

wilayah :

a. Kecamatan Medan Belawan

b. Kecamatan Medan Marelan

c. Kecamatan MedanLabuhan

d. Kecamatan Medan Deli

6.Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai

a. Kota Binjai

(21)

13

B. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pratama Medan Timur 1. Visi Kantor Pelayanan Pratama Medan Timur

“Menjadi Institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi

perpajakan modern yang efektif, efesien, dan dipercaya masyarakat dengan

intergritas dan profesionalisme“

2. Misi Kantor Pelayanan Pratama Medan Timur

“Menghimpun penerimaan pajak Negara berdasarkan undang-undang

perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiyaan anggaran

pendapatan dan belanja negara melalui sistem administrasi perpajakan yang

efektif dan efesien

C. Logo dan Makna logo Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur 1. Logo Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Gambar 2.1. Logo Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Keterangan Umum

Motto : Negara Dana Rakca

Bentuk : Segi lima

Tata : Biru kehitam-hitaman, emas, putih dan hijau

Lukisan : Padi sepanjang 17 butir, kapas sepanjang 8 butir terdiri dari 4 buah

(22)

tergambar dalam ruang segi lima susunannya yaitu: dasar segi lima bewarna biru

kehitam-hitaman, padi kuning emas, kapas putih dengan kelopak hijau, sayap

kuning emas, gada kuning emas, bokor kuning emas, pita putih, motto biru

kehitam-hitaman

Makna : Padi dan Kapas melambangkan cita-cita upaya kita untuk mengisi

kesejahteraan bangsa dan sekaligus diberi arti sebagai tanggal lahirnya Negara

Republik Indonesia, sayap melembangkan daya upaya menghimpun,

mengarahkan, mengamankan keuangan negara, ruang segi lima melambangkan

dasar Negara Pancasila

2. Makna logo Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Makna dari lambang tersebut adalah ungkapan sesuatu daya yang

mempersatukan dalam gerak kerja untuk melaksanakan tugas Kementerian

Keuangan.

D. Struktur Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Kantor Pelayanan Pajak dipimpin oleh seseorang kepala kantor yang

bertugas melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan dalam

wewenangnya berdasarkan teknis yang di tetapkan Direktur Jenderal Pajak.

Secara umum tugas Pelayanan Pajak Pratama meliputi:

1. Pengumpulan, pencarian dan pengelolahan data, pengamatan potensi

perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek

pajak

2. Penetapan dan penertiban produk hukum perpajakan

3. administrasi dokumen,berkas perpajakan, penerimaan pengolahan surat

pemberitahuan, serta penerimaan surat lainya

(23)

15

5. Pelaksanaan regristrasi wajib pajak

6. pelaksanaan eksetinsifikasi

7. Penataan usaha piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak

8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak

9. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak

10.Pelaksanaan konsultasi perpajakan

11. Pelaksanaan intensifikasi

12.Pembetulan ketetapan pajak

13.Pelaksanaan administrasi kantor

Struktur Organisasi adalah mekanisme formal dengan mana organisasi di

kelola yang menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap

hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun

orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab

dalam suatu organisasi.

Adapun struktur organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Timur adalah struktur organisasi linear dan staf yang berada

dibawah koordinasi seseorang Kepala Kantor Wilayah I Direktorat Jenderal Pajak

Sumatera Utara, dimana seluruh pegawainya adalah pegawai negeri sipil dibawah

Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

Kantor pelayanan pajak dapat digolongkan menjadi 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B.

Kantor Pelayanan Pajak tipe A merupakan Kantor Pelayanan yang tergolong

dalam skala besar, yang biasanya di Ibukota Provinsi sedangkan Kantor

Pelayanan Pajak tipe B merupakan Kantor Pelayanan Pajak yang melebihi dari

wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak tipe A, biasanya berada di Kotamadya dan

(24)

Pratama Medan Timur dapat digolongkan Kantor Pelayanan Pajak tipe A karena

wilayahnya berkedudukan di Ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Namun berdasarakan SK/Menkeu RI NO. 162/KMK.O1/1997 tentang

peningkatan kantor pelayanan Pajak tipe B menjadi tipe A, sehingga adanya surat

keputusan itu Kantor Pelayanan Pajak tipe B tidak ada lagi di Kantor wilayah I

Direktoreat Jenderal Sumatera bagian Utara ( Sumbagut).

Berdasarkan SK/Menkeu RI NO.94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994

tentang susunan organisasi Kementerian Keuangan maka tipe A terdiri dari

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, membawa 1 Sub Bagian, 8 Seksi.

Kantor penyuluhan ditambah kelompok tenaga fungsional (yang berada diluar

struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak ) yakni terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha ( TU )

2. Seksi Tata Usaha Perpajakan ( TUP)

3. Seksi pengolahan Data dan Informasi ( PDI)

4. Seksi Pajak Penghasilan orang pribadi

5. Seksi Pajak Penghasilan Badan

6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan

7. Seksi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya

8. Seksi Penagihan

9. Seksi Penerimaan dan Keberatan

(25)

17

Pada akhir 2006 struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Direktorat

Jenderal Pajak disempurnakan bersamaan dengan penerapan sistem administrasi

modern. Pada tahun 2008, seluruh KPP Pratama diluar Jawa dan Bali akan

dimodernisasi. Dengan hal tersebut maka Kantor Pajak Pratama Medan Timur

terbagi menjadi beberapa seksi yaitu :

1. Subbagian Umum

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

3. Seksi Pelayanan

4. Seksi Penagihan

5. Seksi Pemeriksaan

6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III

10.Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV dan

11.Kelompok Jabatan Fungsional

Namun setelah adanya modernisasi perpajakan, Kementerian Keuangan

Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Nomor 167/PMK.01/2012 tentang

perubahan atas peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK/.01/2009 tentang

organisasi dan tata kerja instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yaitu Seksi

(26)

D. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur (2015)

Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Sub Bagian Umum

Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

Seksi Pengawasan dan Konsultasi III

Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV Seksi Pengolahan

Data dan Informasi

Seksi Penagihan Seksi Pelayanan

Seksi Pemeriksaan

Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

(27)

19

E. Bidang Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Adapun Bidang Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah

sebagai berikut:

1. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan Tata Usaha

Kepegawaian, Keuangan dan Rumah Tangga.

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan urusan

penyajian data dan informasi, pembuatan monografi pajak, penggalian potensi

perpajakan serta ekstensifikasi Wajib Pajak.

3. Seksi Pelayanan

Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan penertiban

produk hukum perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan, serta

penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan regristasi Wajib

Pajak, serta melakukan kerja sama perpajakan.

4. Seksi Penagihan

Seksi penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausaha piutang

pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan

penghapusan piutang pajakl, serta penimpanan dokumen-dokumen penagihan.

5. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal

Seksi pemeriksaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana

pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penertiban dan

(28)

6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Seksi Ektensifikasi Perpajakan mempunyai tugas melakukan pengamatan

potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan

pemutakhirkan basis data nilai objek pajak dalam menunjang Ekstensifikasi.

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, Seksi Pengawasan dan Konsultasi II,

Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV,

masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan

Wajib Pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan Konsultasi teknis

perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja wajib pajak dan

konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak dalam rangka

melakukan instensifikasi, usulan pembetulan ketetapan pajak.

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah Jabatan Fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundangan-undangan. Setiap Kelompok

tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala

Kantor Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur yang

bersangkutan. Adapun jumlah Jabatan Fungsional diatur sesuai dengan

perundangan-undangan .

F. Deskripsi Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Adapun Deskripsi Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

adalah sebagai berikut:

(29)

21

Sub Bagian Umum mempunyai prosedur standar kerja sebagai berikut :

a. Penerimaan dokumen di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

b. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk

c. Pelaksanaan pelantikan, sumpah dan serapah terima jabatan serta pengambilan

sumpah Pegawai Negeri Sipil (PNS)

d. Pelaksanaan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung kepada

rekanya.

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Adapun prosedur standar kerja seksi pengolahan data dan informasi adalah:

a. Penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak

perkembangan ekonomi dan keuangan

b. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi PDI

c. Pembuatan dan penyampaian Surat Perhitungan dikirim ke kantor Pelayanan

Pajak lain

d. Pembentukan dan pemanfaatan Bank Data

3. Seksi pelayanan

Adapun prosedur standar kerja Seksi Pelayanan adalah :

a. Penatausahaan surat, dokumen dan wajib pajak pada Tempat Pelayanan

Terpadu ( TPT )

b. Penyelesaian permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

c. Pendaftaran dan pencabutan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

d. Pelaksanaan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi

(30)

Adapun prosedur standar kerja Seksi Penagihan adalah :

a. Pemprosesan dan Penatausahaan dokumen masuk ke Seksi Penagihan

b. Penatausahaan surat ketetapan pajak dan surat tagihan pajak beserta bukti

pembayaran

c. Penyelesaian usulam pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak

d. Pembuatan usulan pencegahan dan penyendaraan terhadap Wajib Pajak

5. Seksi Pemeriksaan

Adapun prosedur standar kerja Seksi Pemeriksaan adalah :

a. Penyelesaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Lebih Bayar

b. Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak

Penjualan Barang Mewah

c. Pengamatan Kantor Pelayanan Pajak, pengamatan kantor dan pemeriksaan

d. Lapangan dan penyelesaian usulan pemeriksaan

6. Seksi Ekstensifikasi

Adapun prosedur standar kerja Seksi Ekstensifikasi sebagai berikut :

a. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian kantor maupun lapangan

b. Penertiban Surat Himbauan untuk ber NPWP

c. Pencarian data potensi perpajakan dalam rangka pembuatan Monografi Fiskal

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Adapun prosedur standar kerja Seksi Pengawasan dan Konsultasi sebagai berikut:

a. Penyelesaian permohonan usaha atau pemekaran usaha

b. Penertiban Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak ( SPMKP ) dan Surat

(31)

23

c. Penyelesaian Permohonan Pembentukan Ketetapan Pajak Penghasilan, Pajak

Pertumbuhan Nilai dan Pajak Penjualan atas barang mewah

d. Pembuatan Surat Pemberitahuan Perubahan besarnya angsuran Pajak

Penghasilan Pasal 25

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan kegiatan sesuai dengan

jabatan fungsional masing-masing berdasarkan perundang-undangan yang berlaku

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi

dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Setiap kelompok

dikoordinasikan oleh pejabat funsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Kantor

Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur yang

bersangkutan. Setiap kelompok tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional

senior yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah, Kepala Kantor Pelayanan Pajak

(32)

G. Kinerja Terkini Direktorat Jenderal Pajak

Data penerimaan pajak dalam negeri Indonesia berisi data penerimaan pajak

dalam negeri yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) Tahun Anggaran 2012-2015 :

Tabel 1.1. Penerimaan Pajak dalam Negeri Indonesia Tahun 2012-2015

Uraian 2012 2013 2014 2015

Bagian laba BUMN

26,049.50 53,796.00 26,590.00 27,590.00

Pajak dalam Negri

601,251.80 720,764.50 816,422.30 976,898.80

Pajak perdagangan

18,670.40 22,561.40 23,118.10 42,433.60

Internasional Pendapatan

BLU

8,369.50 9,486.00 14,895.00 17,861.10

Penerimaan SDA

138,959.20 164,726.70 158,173.70 172,870.80

PNBP lainya 53,796.00 43,462.00 43,429.00 54,398.30

Sumber: Direktorat Jenderal Anggaran Pajak Dalam Negeri (2015).

Berdasarkan tabel 2.1. diatas dapat dilihat penerimaan pemerintah atas laba

BUMN meningkat rata-rata 3% per tahun sepanjang 2012-2015 dengan penerimaan

tertinggi pada 2013 sebesar Rp29,5 miliar. Pada tahun 2013 terjadi peningkatan 3%

sedangkan pada tahun 2014 penerimaan pajak laba BUMN mengalami penurunan

3%. Hal tersebut pada tahun 2014 jumlah realisasi deviden pada Pertamina turun

yang berawal dari 7,103 miliar menjadi 5,623 miliar. Pada tahun 2015 jumlah

penerimaan pajak laba BUMN kembali naik 1%.

Dalam kurun waktu 2012-2015, penerimaan pajak berkontribusi rata-rata

meningkat terhadap total pendapatan negara dan hibah. Perpajakan ini terdiri dari

(33)

25

anggran hanya mencapai 19%, pada tahun 2013 penerimaan pajak menjadi meningkat

23%, pada tahun 2014 terjadi peningkatan kembali sebesar 26% sedangkan pada

tahun 2015 peningkatan penerimaan pajak dalam negeri sebesar 32% ini terbukti

semakin adanya kesadaran pendistribusian pada sektor pajak dalam negeri sebagai

meningkatkan pendapatan negara. Pendapatan Pajak

Pendapatan PajakInternasional mengalami peningkatan cepat hal ini

berpengaruh besar sektor industri dikancah global. Pada tahun 2012 pendapatan pajak

dari Pajak Internasional sebanyak 18,670.40 Miliar, pada tahun 2013 terjadi

peningkatan 5 % sebesar 22,561.40 Miliar sedangkan pada tahun 2014 tidak begitu

banyak peningkatan yaitu sebesar 1% dan pada tahun 2015 terjadi peningkatan

pendapat luat negeri 15% ini terjadi karena pajak bea masuk dan bea keluar terjadi

meningkat setiap tahunnya. Hal ini berdampak pada pengolahan sektor industri

Ekspor dan Impor luar negeri sama kuat dalam pecapaian yang baik.

BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam

rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan

memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi

dan produktivitas, dan penerapan praktik bisnis yang sehat. Terbukti BLU mampu

menjadi penerimaan pajak negara yang konsisten terjadi peningkatan dimulai pada

tahun 2009 sebesar 8,36.50 Miliar kini kembali terjadi peningkatan pada tahun 2013

sebesar 164,726.70 Miliar sedangkan pada tahun 2014 pendapatan BLU mampu

meningkat sebesar 14,895.00 dan pada tahun terjadi peningkatan sebesar 6% yaitu

(34)

Penerimaan sumber daya alam (SDA) meliputi, penerimaan dari minyak

bumi, gas alam, pertambangan umum, kehutanan, dan perikanan. Besaran penerimaan

PNBP secara historis didominasi oleh PNBP sumber daya alam (SDA), khususnya

minyak dan gas alam. PNBP yang bersumber dari berbagai departemen dan

kementerian meskipun punya kecenderungan meningkat, namun memiliki besaran

penerimaan yang relatif kecil. Tetapi hal tersebut belum menjadi penerimaan pajak

yang konsisten. Hasil yang ada pada tahun 2012 mencatatpenerimaan SDA

memncapai 138,959.20 Miliar sedangkan pada tahun 2013 terjadi penaikan pada

penerimaan pajak SDA sebesar 164,726.70. Namun, pada tahun 2014 terjadi

penurunan sekitar 2% dengan memperoleh 158,173.70 Miliar dan pada tahun 2015

terjadi penaikan grafik penerimaan pajak SDA ke angka 172,870.80 Miliar.

PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) lainnya meliputi pendapatan dari

penjualan, sewa, jasa, kejaksaan dan peradilan, pendidikan, pelunasan piutang,

pendapatan lainnya dari kegiatan usaha migas, dan pendapatan lain-lain. Dalam

penerimaan yang meliputi PNBP lainnya menjadi sorot pemerintah yang utama

dikarenakan hasil penerimaan pajak dari sektor tersebut masih belum mencapai

target. Tahun 2012 penerimaan PNBP lainnya mencapai 53,796.00 Miliar sedangkan

pada tahun 2013 terjadi penurunan sehingga mencapai 43,462.00 pada tahun 2014

kembali terjadi penurunan menjadi 43,429.00 dan tahun 2015 terjadi peningkatan

(35)

27 BAB III PEMBAHASAN

A. Pelayanan

Menurut Boediono (2014), pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada

orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan

interpersonal agar tercipta kepuasan dan keberhasilan. Hakikat pelayanan umum

yang berkualitas adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi

Pemerintah di bidang pelayanan umum.

2. Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan sehingga

pelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya guna dan

berhasil guna (efektif dan efisien).

3. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa, dan peran serta masyarakat

dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang dapat memberikan

kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang

dapat dipertangungjawabkan serta harus dilakukan secara terus-menerus. Secara

sederhana definisi kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan

pihak yang menginginkannya. Dengan demikian, yang dikatakan kualitas di sini

adalah kondisi dinamis yang bisa menghasilkan :

a. Produk yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan

(36)

c. Suatu proses yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan

d. Lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan .

Untuk menciptakan kualitas, pelayanan harus diproses secara terus-menerus

dan prosesnya mengikuti jarum jam, yaitu dimulai dari apa yang dilakukan,

menjelaskan bagaimana mengerjakannya, memperlihatkan bagaimana cara

mengerjakan, diakhiri dengan menyediakan pembimbingan, dan mengoreksi,

sementara mereka mengerjakan.

Rangkaian kegiatan terpadu yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan umum yang sederhana

Pelayanan umum berkualitas apabila pelaksanaannya tidak menyulitkan,

prosedurnya tidak banyak seluk-beluknya, persyaratan mudah dipenuhi pelanggan.

Tidak bertele-tele, tidak mencari kesempatan dalam kesempitan.

b. Pelayanan umum yang terbuka

Aparatur yang bertugas melayani pelanggan harus memberikan penjelasan

sejujur-jujurnya, apa adanya dalam peraturan atau norma, jangan menakut-nakuti,

jangan merasa berjasa dalam memberikan pelayanan agar tidak timbul keinginan

mengharapkan imbalan dari pelanggan. Standar pelayanan harus diumumkan,

ditempel pada pintu utama kantor.

c. Pelayanan umum yang lancar

Untuk menjadi lancar diperlukan sarana yang menunjang kecepatan dalam

(37)

29

d. Pelayanan umum yang dapat menyajikan secara tepat

Yang dimaksud tepat disini adalah tepat arah, tepat sasaran, tepat waktu, tepat

jawaban, dan tepat dalam memenuhi janji. Misal Kantor Pelayanan Pajakdalam

melakukan penagihan pajak tepat pada waktu wajib pajak mempunyai uang.

e. Pelayanan umum yang lengkap

Lengkap berarti tersedia apa yang diperlukan oleh pelanggan. Untuk dapat

menjamin pelayanan berkualitas harus didukung sumber daya manusia dan sarana

yang tersedia.

f. Pelayanan umum yang wajar

Pelayanan umum yang wajar berarti tidak ditambah-tambah menjadi

pelayanan yang bergaya mewah, tidak dibuat-buat, pelayanan biasa seperlunya

sehingga tidak memberatkan pelanggan

g. Pelayanan umum yang terjangkau

Didalam memberikan pelayanan, uang retribusi dari pelayanan yang diberikan

harus dapat dijangkau oleh pelanggan. Pelayanan yang berkualitas harus dapat

memberikan 4K, yaitu keamanan, kenyamanan, kelancaran, dan kepastian hukum.

Kualitas pelayanan dapat diukur dengan kemampuan memberikan pelayanan yang

memuaskan, dapat memberikan pelayanan dengan tanggapan, kemampuan,

kesopanan, dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh Aparat Pajak. Di samping

itu, juga kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, memahami

kebutuhan wajib pajak, tersedianya fasilitas fisik termasuk sarana komunikasi yang

(38)

Oleh sebab itulah menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2013 tentang Pelayanan Publik, Bab V, pasal 17 menyebutkan bahwa

penyelenggaraan pelayanan publik harus menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah

dilaksanakan.

2. Kejelasan

Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik untuk Unit kerja/pejabat yang

berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian

keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik dan memberikan

kejelasan rincian pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

3. Kepastian dan tepat waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah

ditentukan.

4. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.Sehingga hasil dari

yang diinginkan oleh masyarakat sesuai

5. Tidak diskriminatif

Tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi.

6. Bertanggung jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung

jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam

(39)

31

7. Kelengkapan sarana dan prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang

memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.

8. Kemudahan akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh

masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi.

9. Kejujuran

Kejujuran ini harus dibuat dalam prinsip memberikan pelayanan publik agar nantinya

memberikan salah satu kenyamanan dan kepuasan masyarakat dalam menyelesaikan

persolaan/keluhan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

10. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan

Aparat penyelenggara pelayanan harus disiplin, sopan, ramah, dan memberikan

pelayanan dengan ikhlas, sehingga penerima pelayanan merasa dihargai hak-haknya.

11. Keamanan dan kenyamanan

Proses produk dan pelayanan publik dapat memberikan rasa aman, nyaman dan

kepastian hukum.

B. Mengenal Wajib Pajak

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak,

pemotongan pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundang

perpajakan(Direktorat Jenderal Pajak,2009). Wajib Pajak (disingkat WP) dalam

perpajakan Indonesia merupakan istilah yang sangat populer. Istilah ini secara umum

(40)

Dalam undang-undang KUP lama, istilah Wajib Pajak didefinisikan sebagai

orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut

pajak atau pemotong pajak tertentu. Dari definisi ini kita dapat memahami bahwa

Wajib Pajak ini terdiri dari dua jenis yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib

Pajak Badan.

C. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

Dalam rangka untuk lebih memberikan keadilan dibidang perpajakan yaitu

antara keseimbangan hak negara dan hak warga negara pembayaran pajak, maka

Undang-Undang Perpajakan yaitu Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan mengakomodir mengenai hak dan kewajiban Wajib Pajak

1. Hak-hak Wajib Pajak

Hak- hak Wajib Pajak menurut Undang undang Nomor 28 Tahun 2007

sebagai berikut :

1. Melaporkan beberapa Masa Pajak dalam 1 ( satu) Surat Pemberitahuan Masa.

2. Mengajukan surat keberatan dan banding bagi Wajib Pajak dengan kriteria

tertentu

3. Memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan

Pajak Penghasilan untuk paling lama 2 (dua)bulan dengan cara

menyampaikan

pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain kepada Direktorat Jenderal

Pajak

(41)

33

5. Mengajukan permohonan banding kepada badan peradilan pajak

2. Kewajiban Wajib Pajak

Kewajiban Wajib Pajak menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 adalah

sebagai berikut :

1. Mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah

kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan

kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Paja, apabila telah memenuhi

persyaratan subjektif dan objektif

2. Wajib menyetor pajak sesuai dengan dengan batas waktu yang telah

ditentukan

3. Wajib melaprkan SPT Masa maupun Tahunan sesuai dengan batas waktu

yang telah ditentukan

4. Wajib menyimpan dokumen dan pembukuan sesuai dengan jangka waktu

yang telah ditentukan

5. Wajib memberikan kesempatan dan membantu kelancaran pemeriksaan

D. Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran adalah perilaku atau sikap terhadap suatu objek yang melibatkan

anggapan dan perasaan serta kecenderungan untuk bertindak sesuaiobjek tersebut.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kesadaran Wajib Pajak dalam membayar

pajak merupakan perilaku Wajib Pajak berupa pandangan atau perasaan yang

melibatkan pengetahuan, keyakinan dan penalaran disertaikecenderungan untuk

(42)

Ada beberapa faktor internal yang dominan membentuk perilaku kesadaran Wajib Pajak

untuk patuh yaitu:

1. Persepsi Wajib Pajak

Kesadaran Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban pajaknya akan semakin

meningkat jika dalam masyarakat muncul persepsi positif terhadap pajak. Kesadaran

pembayar pajak untuk patuh membayar pajak terkait dengan persepsi yang meliputi

paradigma akan fungsi pajak bagi pembiayaan pembangunan, kegunaan pajak dalam

penyediaan barang publik, juga keadilan (fairness) dan kepastian hukum dalam

pemenuhan kewajiban perpajakan. Ketersediaan barang publik adalah masalah

kepercayaan Wajib Pajak pada pemanfaatan pajak yang dibayar. Apabila Wajib Pajak

merasa bahwa pajak yang dibayar tidak dapat dikelola dengan baik oleh Pemerintah,

sehingga Wajib Pajak merasa tidak memperoleh manfaat yang nyata dari pajak yang

dibayarnya, maka Wajib Pajak akan cenderung tidak patuh.

2. Tingkat pengetahuan terhadap ketentuan perpajakan yang berlaku.

Tingkat pengetahuan dan pemahaman pembayar pajak terhadap ketentuan

perpajakan yang berlaku berpengaruh pada perilaku kesadaran pembayar pajak.

Wajib Pajak yang tidak memahami peraturan perpajakan secara jelas cenderung akan

menjadi Wajib Pajak yang tidak taat, dan sebaliknya semakin paham Wajib Pajak

terhadap peraturan perpajakan, maka semakin paham pula Wajib Pajak terhadap

sanksi yang akan diterima bila melalaikan kewajiban perpajakannya. Penelitian

menunjukan memberikan hasil bahwa pemahaman Wajib Pajakterhadap peraturan

perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kesadaran Wajib Pajak dalam melaporkan

(43)

35

3. Kondisi keuangan Wajib Pajak

Kondisi keuangan merupakan faktor ekonomi yang berpengaruh

padakepatuhan pajak. Kondisi keuangan adalah kemampuan keuangan perusahaan

yang tercermin dari tingkat profitabilitas (profitability) dan arus kas (cash flow).

Profitabilitas perusahaan (firm profitability) merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kesadaran untuk mematuhi peraturan perpajakan. Perusahaan yang

mempunyai profitabilitas yang tinggi cenderung melaporkan pajaknya dengan jujur

dari pada perusahaan yang mempunyai profitabilitas rendah. Perusahaan dengan

profitabilitas rendah pada umumnya mengalami kesulitan keuangan (financial

difficulty) dan cenderung melakukan ketidakpatuhan pajak. Demikian juga halnya

dengan kondisi arus kas dengan likuiditasnya.

E. Aktifitas Pelayanan Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Timur

Adapun aktifitas pelayanan Wajib Pajak yang diberikan oleh Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur ialah pelayanan dalam penyelesaian

pendaftaran NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

1. Pelayanan dalam penyelesaian pendaftaran NPWP (Nomor Pokok Wajib

Pajak)

NPWP merupakan suatu sarana dalam administrasi peprpajakan yang

dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak. Setiap Wajib

Pajak hanya diberikan satu NPWP. NPWP juga dipergunakan untuk menjaga

ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan.

(44)

langsung lainnya, seperti sebagai pembayaran pajak dimuka (angsuran/kredit pajak)

atas fiskal luar negeri yang dibayar sewaktu Wajib Pajak bertolak ke Luar Negeri,

sebagai persyaratan ketika melakukan pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangam

(SIUP), dan sebagai salah satu syarat pembuatan Rekening di Bank.

2. Tempat Pedaftaran NPWP

Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif fan objektif

sesuai dengan ketentuan peraturan-peraturan perundang-undagan perpajakan wajib

mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Tempat

pendaftaran NPWP adalah sebagai berikut :

1. Wajib Pajak orang pribadi, adalah pada Direktorat Jenderal Pajak/Kantor

Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat

kedudukan Wajib Pajak

2. Bagi Wajib Pajak badan, adalah tempat kedudukan/kegiatan usaha Wajib Pajak

3. Orang Pribadi atau Badan yang Wajib Memperoleh NPWP

Pasal 2 ayat (1) UU KUP menegaskan bahwa setiap WP yang telah memenuhi

syarat subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan wajib mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang

wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan WP dan kepadanya

diberikan NPWP.

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.03/2014 menyebutkan bahwa

WP yang memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sebagai berikut :

(45)

37

Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja. WP tersebut wajib mempunyai NPWP

sejak mulai berusaha/pekerjaan bebas karena terkait ketentuan perpajakan, antara lain

pembebanan biaya fiskal, hak kompensasi kerugian, kewajiban pemotongan

pemungutan

2. Wajib Pajak Badan

Menurut Pasal 1 angka 3 UU KUP, WP Badan adalah sekumpulan orang

dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang

tidak melakukan usaha, meliputi persereoan terbatas, perseroan komanditer,

perseroan lainnya, BUMN atau BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun,

firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi

massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk usaha

tetap (BUT) sehingga wajib mempunyai NPWP sejak badan tersebut didirikan atau

berkedudukan.

4. Tata Cara Pendaftaran NPWP

Wajib pajak (WP) mengisi formulir pendaftaran dan menyampaikan secara

langsung atau melalui pos ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau KantorPenyuluhan

dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) setempat dengan melampirkan ketentuan

sebagai berikut :

1. Untuk WP Orabng pribadi Non-Usahawan

Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah surat

keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala

(46)

2. Untuk WP Orang Pribadi Usahawan

a. Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah surat

keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau

Kepala Desa bagi orang asing

b. Surat Keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari instansi

yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa.

3. Untuk WP badan

a. Fotokopi akta pendirian dan perubahan terakhir atau surat keterangan

penunjukkan dari kantor pusat bagi BUT

b. Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah surat

keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minima Lurah atau

Kepala Desa bagi orang asing, dari salah seorang pengurus aktif

c. Surat Keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang

minimal Lurah atau Kepala Desa

4. Untuk Bendaharawan sebagai Pemungut /Pemotong

a. Fotokopi KTP bendaharawan

b. Fotokopi surat penunjukan sebagai bendaharawan

5. Untuk joint operation sebagai Wajib Pajak Pemotongan / pemungut

a. Fotokopi perjanjian kerja sama sebagai joint operation

b. Fotokopi NPWP masing-masing anggota joint operation

c. Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah surat

keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau

(47)

39

6. Wajib Pajak dengan status cabang, orang pribadi pengusaha tertentu atau wanita

kawin tidak pisah harta harus melampirkan fotokopi surat keterangan terdaftar.

7. Apabila permohonan ditandangani orang lain harus dilengkapi dengan surat kuasa

khusus

5. Pendaftaran NPWP Melalui Elektronik (e-Registration)

Pendaftaran NPWP oleh Wajib Pajak dapat juga dilakukan secara elektronik

yaitu melalui internet disitus Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat

http://www.pajak.go.id dengan mengeklik e-registration (pendaftaran Wajib Pajak

melalui Internet) dimana Wajib Pajak cukup memasukkan data-data pribadi

(KTP/SIM/Paspor) untuk memperoleh NPWP. Selanjutnya dapat mengirimkan

melalui posfotokopi data pribadi tersebut ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi

tempat tinggal atau kedudukan Wajib Pajak. Berikut langkah-langkah untuk

mendapatkan NPWP melalui Intenet (elektronik registration) :

a. Cari situs Direktorat Jenderal Pajak di Internet dengan alamat

www.pajak.go.id

b. Selanjutnya memilih menu e-reg(elektronik registration)

c. Pilih menu “buat account baru” dan isilah kolom sesuai yang diminta

d. Setelah itu masuk ke menu “Formulir Registrasi Wajib Pajak Orang Pribadi “.

Isilah sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) anda.

e. Selanjutnya akan memperoleh Surat Keterangan Terdaftar (SKT) sementara

(48)

SKT sementara tersebut beserta Formulir Regristrasi Wajib Pajak Orang

Pribadi sebagai bukti sudah terdaftar sebagai Wajib Pajak.

f. Tandatangani formulir registrasi, kemudian kirimkan/sampaikan langsung

bersama SKT sementara serta persayaratan lainnya ke Kantor Pelayanan Pajak

seperti yang tertera pada SKT sementara. Setelah itu, anda akan menerima

kartu NPWP dan SKT asli.

6.Wajib Pajak Pindah

Dalam hal WP pindah domisili atau pindah tempat kegiatan usaha, WP wajib

melaporkan diri ke KPP lama maupun KPP baru dengan ketetentuan sebagai berikut :

1. Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan

Pindah tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas adalah

surat keterangan tempat tinggal baru atau tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas

yang baru diinstansi yang berwenang (Lurah atau Kepala Desa)

2. Wajib Pajak Orang Pribadi Nonusaha

Surat keterangan tempat tinggal baru dari Lurah atau Kepala Desa, atau surat

keterangan dari pimpinan instansi perusahaanya

3. Wajib Pajak Badan

Pindah tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha adalah surat keterangan

(49)

41

7. Wajib Pajak Mengajukan Perubahan Data

Perubahan data Wajib Pajak meliputi perubahan identitas Wajib Pajak,

pemindahan Wajib Pajak dan Pengusaha kenak pajak, serta penghapusan NPWP dan

atau Nomor pengukuhan Penguasaha Kenak Pajak (NPPKP).

Setiap perubahan data Wajib Pajak yang meliputi penggantian nama,

perubahan alamat, perubahan NPWP, perubahan status usaha Wajib Pajak, perubahan

jenis usaha, perubahan bentuk badan dan perubahan jenis pajak, Kantor Pelayanan

Pajak, menerbitkan Kartu NPWP yang baru dan mengirimkan ke alamat Wajib Pajak

melalui pos atau dapat mengambil langsung (Burton,2015).

Perubahan data wajib pajak dilakukan dengan mengisi dan menyampaiakan

formulir Perubahan Data Wajib Pajak .

a. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan perubahan data, KPP

menerbitkan SKT atau SPPKP dan NPWP paling lama 1 hari kerja terhitung

sejak permohonan diterima secara lengkap.

b. Setelah menerbitkan SKT dan kartu NPWP, Kepala kantor dalam jangka

waktu paling lama 1 tahun menugaskan petugas konfirmasi lapangan untuk

melakukan konfirmasi dalam rangka membuktikan kebenaran pengisian

formulir /data yang disampaikan Wajib Pajak

c. Dalam hal ini hasil konfirmasi lapangan menunjukan bahwa data yang

disampaikan Wajib Pajak terdaftar tidak benar, KPP menerbitkan surat

penghapusan NPWP, surat pencabutan SKT dan/ atau surat Pencabutan

(50)

8. Penghapusan NPWP

1. Penghapusan NPWP Perseorangan

Selain mengisi formulir Perubahan Data Wajib Pajak Perseorangan Wajib

Pajak harus melampirkan :

a. Akte/ Laporan Kematian/ Surat Keterangan Kematian yang dilegalisasi oleh

instansi yang berwenang

b. Surat Nikah/ akte Perkawinan dari catatan sipil bagi wanita yang belum

menikah dan mempunyai NPWP

c. Pernyataan tentang selesainya pembagian warisan

d. Surat Pernyataan dan Perusahaan bahwa yang bersangkutan kembali ke luar

negeri

e. Pernyataan dari yang bersangkutan bahwa ia hanya menerima penghasilan

dari satu pemberi kerja.

f. Akte/ Laporan Kematian/ Surat Keterangan Kematian yang dilegalisasi oleh

instansi yang berwenang

2. Penghapusan NPWP Badan

Selain mengisi formulir Perubahan Data Wajib Pajak Perseorangan Wajib

Pajak harus melampirkan:

a. Akte pembubaran yang dikukuhkan dengan Surat Keterangan Pembubaran

dari Lembaga/Badan atau Instansi yang berwenang

b. Neraca likuiditas atau pembubaran

c. Dokumen pendukung tentang hilangnya status BUT di Indonesia kantor

(51)

43

atas permohonan penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6 bulan untuk

wajib pajak pribadi dan 12 bulan untuk wajib pajak badan.

9. Sanksi tidak mendaftarkan diri NPWP

Sanksi berkaitan dengan tidak dipenuhinya kewajiban mendaftrakan diri

memperoleh NPWP adalah sanksi administrasi (bungan atau denda)

1. Sanksi Administrasi

Dirjen Pajak diberikan wewenang untuk menagih pajak yang terutang

sebelum terdaftar NPWP ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga 2%

perbulan paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya

Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkan

SKPKB sesuai ketentuan Pasal 13 ayat (2) UU KUP

2. Sanksi Pidana

Pasal 39 ayat (1) huruf a dan b KUP menegaskan bahwa setiap orang yang

akan dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau

menggunakan tanpa hak NPWP sehingga dapat menimbulkan kerugian pada

pendapatan negara, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan

dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak

terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah

pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.

F. Pengujian dan Pengkajian Sistem Pelayanan Wajib Pajak

1. Sistem Pelayanan Wajib Pajak

Sesuai yang ditulis oleh penulis dalam pembahasan pelayanan publik yang

(52)

17maka dari itu penulis akan membandingkan dari observasi yang dilakukan penulis

di Seksi Pelayanan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur untuk

mengetahui pelayanan kepada Wajib Pajak apakah sudah sesuai dengan standar

pelayanan publik yang baik sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun

2009, Bab V, Pasal 17. Standar Pelayanan merupakan strategi perusahaan untuk

memberikan pelayanan pada Wajib Pajak dengan kualitas sebaik mungkin sesuai

dengan Standar Pelayanan Publik yang baik. Adapun Hasil observasi yang dilakukan

Seksi pelayanan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan timur adalah sebagai

berikut :

1. Kesederhanaan

Prosedur Pelayanan Pajak dalam mendaftar NPWP tidak berbelit-belit karena

tata cara untuk mendaftar dengan mengisi formulir yang sudah disiapkan lalu

menyerahkan formulir dan dilengkapi dengan fotokopi KTP lalu akan diproses oleh

pegawai lalu mendapatkan kartu NPWP. Pendaftaran dan hal yang berkaitan dengan

NPWP mudah dipahami dan mudah dilaksanakan sehingga Wajib Pajak dapat

mengerti cepat dalam kesederhanaan tata cara pendaftaran NPWP.

2. Kejelasan

Persyaratan teknis dan administrasi yang berkaitan dengan NPWP diberikan

oleh Pegawai yang berwenang dalam memberikan pelayanan kepadaWajib Pajak

untuk penyelesaian keluhan atau persoalan yang berkaitan dengan NPWP dapat

memberikan kejelasan rincian dalam pelayanan yang berkaitan dengan NPWP dan tata

cara kegunaan NPWP. Misalnya dalam kasus perubahan data identitas seperti

(53)

45

pajak, perubahan status usaha, perubahan bentuk badan dan perubahan jenis pajak kantor

pelayanan pajak dapat menerbitkan kartu NPWP yang baru apabila Wajib Pajak mengisi

formulir dan menyampaikan perubahan data wajib pajak.

3. Kepastian dan tepat waktu

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur pada seksi pelayanan

melayani Wajib Pajak dalam waktu jam kerja pada pukul 08.00 Wib s/d 16.00 dan

waktu penyelesaian pegawai melayani Wajib Pajak dalam berkaitan pengajuan

permohonan atau pengaduan diselesaikan dengan waktu yang efesien dan efektif

sekitar 3 (tiga) menit perorang dalam menyelesaikan persoalan pelayanan NPWP

sehingga tidak terjadinya antrian dalam kurun waktu yang lama.

4. Akurasi

Dalam proses penerimaan kartu NPWP, Wajib Pajak akan menerima kartu

NPWP sesuai dengan identitas yang telah diisi pada formulir pendaftaran pada proses

pendaftaran, formulir dilengkapi dengan fotokopi KTP, sehingga identitas pada kartu

NPWP akan akurat dan dapat dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam

pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan.

5. Keamanan

Dalam proses dan pelayanan yang berkaitan dengan pelayanan perpajakan

dilindungi kepastian hukum dan Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan Beserta Peraturan-Peraturan Pelaksanaannya sehingga memberikan rasa

(54)

6. Tanggung Jawab

Kepala seksi dan pegawai seksi pelayanan yang ditunjuk bertanggung jawab

penuh terhadap penyelenggaraan pelayanan baik dalam pendaftaran NPWP maupun

mengatasi keluhan-keluhan dari Wajib Pajak sehingga memberikan kepuasan

pelayanan kepada Wajib Pajak.

7. Kelangkapan sarana dan prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja pada pegawai sebagai alat pendukung

kerja dalam melayani Wajib Pajak seperti penyediaan teknologi telekomunikasi dan

Sistem Informasi yang modern sehingga pekerjaan akan selesai dengan efektif dan

efisien. Hal ini dapat meningkatkan pelayanan pajak yang berbasis modern sehingga

pelayanan pajak dapat dijangkau luas pada era global pada saat ini.

8. Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau

oleh masyarakat karena tempat pelayanan perpajakan ini terletak yang strategis di

Jalan Sukamulia No 17A Medan. Pelayanan pajak dapat juga diakses dalam sistem

Online sehingga memudahkan Wajib Pajak dalam melakukan aktifitas meyampaikan

keluhan atau permohonan yang dialami Wajib Pajak.

9. Kedisiplinan, Kesopanan dan keramahan

Dalam aktifitas pelayanan para pegawai sudah memberikan pelayanan sesuai

dengan kriteria seperti disiplin, sopan dan ramah, serta memberikan pelayanan

dengan ikhlas ini terbukti Wajib Pajak yang datang pada tempat pelayanan langsung

disambut dengan satpam untuk menanyakan maksud kedatangan Wajib Pajak

(55)

47

nantinya untuk membuat kedisiplinan dalam antiran agar tidak saling berdesak dalam

proses pelayanan. Pegawai melayani keluhan Wajib Pajak sopan dan sabar

mendengarkan keluhan atau peromohonan NPWP. Pegawai juga menerapkan layanan

tanpa bayaran pada Wajib Pajak sehingga Wajib Pajak nyaman dalam memaparkan

persoalannya.

10. Kenyamanan

Tempat pelayanan Wajib Pajak KPP Pratama Medan Timur sudah dalam

keadaan nyama. Keadaannya tertib, teratur, ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi

serta dilengkapi Fasilitas pendukung seperti televisi, parkir, toilet, kantin dan tempat

ibadah menjadi pelangkap kenyamanan pada Wajib Pajak agar Wajib Pajak menjadi

nyaman dalam menunggu antrian dan menyampaiakan persoalan keluhan/pemohonan

NPWP. Kenyamanan yang baik akan terjalin kerjasama yang baik antara pegawai dan

Wajib Pajak dalam mensukseskan kelangsungan pembangunan Negara yang

sejahtera.

Hal ini dapat mingkatkan image Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Timur, karena pegawai pada seksi pelayanan adalah orang yang berhubungan

langsung dengan Wajib Pajak dan perilaku pegawai pada seksi pelayanan

mencerminkan kualitas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

2. Pengetahuan tentang Pelayanan Penyelesaian Pendaftaran NPWP

Berdasarkan observasi dalam melaksankan magang di Kantor Pelayanan

Pajak Prtama Medan Timur, pengetahuan pegawai pada seksi pelayanan terkait

tentang pelayanan pendaftaran NPWP diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak

Gambar

Gambar 2.1. Logo Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur
Tabel 1.1. Penerimaan Pajak dalam Negeri Indonesia Tahun 2012-2015

Referensi

Dokumen terkait

PROSEDUR PELAKSANAAN PERMOHONAN PENGURANGAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK.. PRATAMA

“Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dilihat Dari Penerimaan Tunggakan Pajak Oleh Seksi Penagihan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014”..

semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu, memberikan semangat, dukungan dan doa selama ini dan Terimakasih juga buat Rekan-rekan Unit

“Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dilihat Dari Penerimaan Tunggakan Pajak Oleh Seksi Penagihan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014”..

Tugas Akhir dengan judul “PROSEDUR PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR” merupakan sebuah karya tulis

yang berjudul “ Tata Cara Penyitaan Terhadap Wajib Pajak Untuk Mengurangi Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur ”.. Penulis mengalami

Adapun judul Tugas Akhir yang saya bahas “Pelaksanaan Prosedur Penyitaan Barang Wajib Pajak Akibat Utang Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur” dengan tujuan

yang berjudul : “ PELAKSANAAN PROSEDUR PENYITAAN BARANG WAJIB PAJAK AKIBAT UTANG PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR ”. Tujuan dan Manfaat Penulisan