• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Bauran Pemasaran Perusahaan dalam Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus pada Agrowisata Kuntum Nurseries)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Bauran Pemasaran Perusahaan dalam Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus pada Agrowisata Kuntum Nurseries)"

Copied!
286
0
0

Teks penuh

(1)

I.

PENDAHULUAN

1.1.1 Latar Belakang

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Pada saat ini, konsep pemasaran ini sudah mengalami perkembangan bersamaan dengan semakin majunya masyarakat dan teknologi. Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial, dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Kotler, 2007)

Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Pemasaran telah menjadi subyek yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari sejalan dengan semakin berkembangnya perekonomian. Aktivitas pemasaran menjadi tanggung jawab pokok seorang manajer pemasaran adalah melakukan analisis pasar, merencanakan dan melaksanakan program-program pemasaran, melakukan pengawasan dan evaluasi untuk mempengaruhi tingkat, saat dan sifat permintaan yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya. Pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa kegiatan pemasaran intinya adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih dari pesaing secara konsisten dengan tujuan akhir memenuhi atau melebihi harapan pelanggan sasaran

Beragamnya produk-produk yang dihasilkan perusahaan memungkinkan konsumen untuk lebih selektif dalam memilih suatu produk yang ditawarkan. Dengan adanya iklim persaingan yang ketat menyebabkan suatu perusahaan harus memperhatikan dan memahami perilaku konsumen dalam memutuskan pembelian produk. Hal ini karena perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan.

(2)

tajam baik antar perusahaan maupun antar produk yang ada. Untuk berhasil menghadapi persaingan, maka konsep pemasaran yang berorientasi pada konsumen (consumer oriented) menjadi penting. Dalam konsep tersebut mendasarkan bahwa kegiatan pemasaran suatu perusahaan dimulai dengan usaha mengenal dan memahami keinginan dan kebutuhan konsumen. Selanjutnya adalah menyusun dan merumuskan suatu kombinasi dari bauran pemasaran 7P yaitu produk, harga, promosi, distribusi atau tempat, bukti fisik, proses dan orang

Setiap perusahaan baik yang berskala besar maupun kecil, tidak pernah lepas dari pelaksanaan strategi bauran pemasaran (marketing mix) dalam perencanaan pemasarannya. Marketing Mix merupakan bagian dari strategi pemasaran dan berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan unsur-unsur atau variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan.

Salah satu wisata agro yang ada di kota Bogor adalah Agrowisata Kuntum Nurseries. Kuntum Nurseries adalah kawasan agrowisata terpadu yang menggabungkan konsep nursery, tempat rekreasi dan pendidikan. Objek wisata ini tepatnya berada di Jl. Raya Tajur no. 291 Kota Bogor.

(3)

1.2. Perumusan Masalah

Kuntum Nurseries merupakan kompleks lahan yang dijadikan sebagai tempat pembudidayaan tanaman organik yang meliputi tanaman hias, obat, buah, dan sayuran. Selain itu, Kuntum Nurseries juga menyediakan tempat wisata pemancingan, wisata ternak, wisata kebun dan wisata kuliner.

Letak Agrowisata Kuntum Nurseries sangat strategis, dekat dengan Kebun Raya Bogor, wisata tas tajur dan masih banyak yang lain, sehingga memudahkan pengunjung jika ingin melakukan berbagai rangkaian kunjungan wisata. Sebagai agrowisata yang baru berdiri, Kuntum Nurseries dihadapkan dengan tantangan persaingan agrowisata-agrowisata atau wisata alam lain yang menawarkan wisata yang hampir sama, sehingga membuat persaingan semakin ketat. Oleh karena itu, Kuntum Nurseries harus mampu menciptakan strategi pemasaran agar mampu terus berkembang dan menarik minat konsumen untuk berkunjung dan menikmati nuansa alam, serta fasilitas yang disediakan oleh Kuntum Nurseries.

Selama ini dalam perkembangannya, Kuntum Nurseries telah

mengembangkan fasilitas-fasilitas tambahan baru guna menunjang kelengkapan pariwisatanya. Selain itu dalam promosinya guna menarik minat wisatawan untuk datang telah dilakukan melalui penyebaran brosur, papan penerangan (billboard), iklan, majalah bahkan melalui televisi. Akan tetapi, dalam kenyataannya minat wisatawan masih kurang dan masih banyak yang belum menyadari keberadaan Kuntum Nurseries. Oleh sebab itu, diperlukan strategi pemasaran yang lebih baik sehingga Kuntum Nurseries mampu bersaing dan minat para wisatawan untuk berkunjung semakin meningkat.

(4)

Kuntum Nurseries sebagai salah satu agrowisata yang relatif baru yang menawarkan banyak paket wisata seperti wisata kuliner, wisata kebun, wisata ikan, dan wisata ternak harus mampu menciptakan pencitraan yang berbeda dengan wisata yang lain dalam pengembangannya. Arah pelaksanaan Agrowisata Kuntum Nurseries adalah pengembangan budidaya yang ditekankan pada pengembangan areal tanam yang ramah lingkungan. Sarana produksi tanaman seperti: benih atau bibit tanaman, pupuk dan obat-obatan menggunakan bahan-bahan organik, yang pelaksanaannya telah dimulai sejak tanggal 12 Juni 2002. Oleh sebab itu, visi dari Agrowisata Kuntum Nurseries yaitu menyebarluaskan penggunaan benih/bibit tanaman organik yang berkualitas, secara memadai dan berkesinambungan, untuk mewujudkan dan melestarikan wilayah yang ramah lingkungan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang ditetapkan adalah bagaimana bauran strategi pemasaran yang sebaiknya ditetapkan untuk dijalankan oleh Agrowisata Kuntum Nurseries.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi strategi pemasaran yang dijalankan Agrowisata Kuntum Nurseries.

2. Merumuskan alternatif dan menetapkan alokasi sumber daya untuk setiap strategi pemasaran yang dapat diterapkan di Agrowisata Kuntum Nurseries.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan masukan bagi pengembangan Agrowisata Kuntum Nurseries.

2. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5.Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

1. Penelitian dilakukan di Agrowisata Kuntum Nurseries (AKN).

(5)
(6)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pariwisata

Kata pariwisata mulai digunakan pada tahun 1958 dan sebelumnya kata yang digunakan adalah kata turisme, serapan dari Bahasa Belanda “tourisme”. Pada tahun 1958 kata pariwisata digunakan sebagai padanan tourisme (Belanda) atau tourism (Inggris). Perkembangan dan pengayaan makna selanjutnya adalah hadirnya istilah darmawisata, karyawisata, widyawisata, yang semua mengandung unsur “wisata”. Wisata adalah perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang mengunjungi tempat tertentu secara sukarela dan bersifat sementara dengan tujuan berlibur atau tujuan lainnya bukan untuk mencari nafkah. Menurut Warpani (2007), pariwisata adalah berbagai bentuk kegiatan wisata sebagai kebutuhan dasar manusia yang diwujudkan dalam berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan, didukung dengan berbagai fasilitas dan pelayanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.

2.2. Agrowisata

Menurut Septriani dalam Masang (2006), agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris Agrotourism. Dilihat dari asal katanya, Agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata atau kepariwisataan. Agrowisata atau agrotourism adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan, yang tidak hanya dilihat dari hasilnya, namun terkait lebih luas dengan ekosistemnya, bahkan lingkungan secara umum.sedangkan menurut Warpani (2007) wisata agro atau agrowisata dapat dikatakan sebagai ragam pariwisata baru yang dikaitkan dengan kegiatan industri pertanian, misalnya wisata durian pada saat musim durian atau wisata tani.

2.3. Manajemen Strategi

(7)

produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.

Daft (2007) menjelaskan bahwa manajemen stategis merupakan kumpulan keputusan dan tindakan yang digunakan dalam penyusunan dan implementasi strategi yang akan menghasilkan kesesuaian antara organisasi dan lingkungannya untuk meraih tujuan organisasi. Esensi dari penyusunan strategi adalah memilih bagaimana organisasi menjadi berbeda. Strategi harus berubah dari waktu ke waktu agar sesuai dengan kondisi lingkungan dan perusahaan mengembangkan strategi yang berfokus pada kompetensi utama, mengembangkan sinergi, dan menciptakan nilai bagi pelanggan.

Menurut Purwanto (2006), manajemen strategi adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai suatu sasaran perusahaan. Rencana manajemen strategi untuk perusahaan ialah suatu rencana jangka panjang yang didasarkan pada analisis dan diagnosis lingkungan internal dan eksternal yang selanjutnya memformulasikan hasil analisis tersebut menjadi sebuah keputusan strategis yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan akhir. Keputusan ini mencakup ruang lingkup bisnis, produk dan pasar yang harus dilayani, fungsi yang harus dilaksanakan, dan kebijakan utama yang diperlukan untuk mengatur pelaksanaan keputusan untuk mencapai sasaran.

2.4. Visi dan Misi Perusahaan

(8)

Adapun karakteristik visi yaitu sebagai berikut: 1. Diciptakan melalui permufakatan atau konsensus

2. Memberikan pandangan atas segala sesuatu yang terbaik dimasa yang akan datang

3. Mempengaruhi orang untuk menuju ke misi 4. Tanpa keterbatasan dimensi waktu

Selanjutnya untuk menghayati visi, diperlukan tatanan atas nilai dan kepercayaan perusahaan yang menjadi pernyataan usaha dari perusahaan, pernyataan usaha ini disebut misi perusahaan.

Misi adalah dasar kegiatan atau peranan yang diharapkan masyarakat dari badan usaha. Baik visi maupun misi mempengaruhi tujuan badan usaha karena hal-hal tersebut merupakan karakteristik khas perusahaan. Sebaliknya, misi dipengaruhi oleh beberapa unsur, seperti lingkungan perusahaan, kekuatan dan kelemahan perusahaan, perkembangan perusahaan serta nilai-nilai manajemen.

Menurut David (2008), misi adalah pernyataan tujuan jangka panjang yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan sejenis lainnya. Pernyataan misi mengidentifikasi cakupan operasi perusahaan dalam definisi produk dan pasar. Sedangkan menurut Daft (2007), misi merupakan penjelasan yang dinyatakan secara umum tentang skala usaha dan operasi yang membedakan organisasi dengan organisasi lain di bidang yang sama. Isi dari pernyataan misi sering berfokus pada pasar dan pelanggan serta mengidentifikasikan usaha di bidang yang diinginkan. Sejumlah peryataan misi menggambarkan karakteristik perusahaan, seperti nilai perusahaan, kualitas produk yang dihasilkan, fasilitas lokasi, dan perilaku terhadap karyawan.

2.5. Pengertian Pemasaran

(9)

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

2.6. Strategi Bauran Pemasaran

Tugas pemasar adalah merencanakan kegiatan pemasaran dan merakit

program pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk menciptakan,

mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai bagi konsumen. Program pemasaran terdiri dari sejumlah keputusan tentang kegiatan pemasaran yang meningkatkan nilai untuk digunakan. Kegiatan-kegiatan pemasaran tampil dalam semua bentuk. Bentuk dari kegiatan pemasaran adalah dari segi bauran pemasaran (Kotler, 2007).

Bauran pemasaran didefiniskan sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya. McCarthy dalam Kotler (2007) mengklasifikasikan alat-alat pemasaran ini menjadi empat kelompok besar yang disebut empat P tentang pemasaran, yaitu: produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion). Empat P menggambarkan pandangan perusahaan tentang alat pemasaran yang tersedia untuk memenuhi pembeli.

2.6.1.Pemasaran Jasa

Menurut Swasta dalam Wahyudi (2009), jasa adalah barang yang tidak kentara (intangible product) yang dibeli dan dijual di pasar melalui suatu transaksi pertukaran yang saling memuaskan. Mutu jasa yang ditawarkan oleh perusahaan merupakan peran yang terpenting pada perusahaan jasa.

Kotler (2007) menyebutkan bahwa kunci keberhasilan dalam persaingan jasa yaitu kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan, pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan, serta pemeliharaan dan perbaikan. Sedangkan untuk karakteristik yang mempengaruhi desain program pemasaran terdiri atas empat yaitu tidak berwujud (intangibility), tidak terpisahkan (inseparability), bervariasi (variability) dan tidak tahan lama (perishability).

(10)

1. Pemasaran Eksternal : menggambarkan pekerjaan biasa untuk menyiapkan, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan jasa tersebut kepada pelanggan.

2. Pemasaran internal : mendeskripsikan pekerjaan untuk melatih dan memotivasi karyawannya untuk melayani pelanggan dengan baik.

3. Pemasaran interaktif : mendeskripsikan kemampuan karyawan dalam melayani pelanggan.

Pemasar jasa dapat mendiferensiasikan dirinya melalui citra di mata pelanggan, misalnya melalui simbol-simbol dan merk yang digunakan. Selain itu, perusahaan dapat melakukan deferensiasi kompetitif dalam penyampaian jasa (sevice delivery) melui tiga aspek yang juga dikenal dengan 3P dalam pemasaran jasa yaitu orang (people), lingkungan fisik (physical Evidence) dan proses (Tjiptono, 2008).

2.6.2.Produk

Menurut Kotler (2007), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti, organisasi dan gagasan.

(11)

Menurut Kotler (2007), produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya yaitu:

1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali Penggunaan. Karena barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli, dan strategi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang kecil dan memasang iklan besar-besaran guna memancing orang untuk mencoba dan membangun preferensi.

2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan beberapa kali. Produk tahan lama pada umumnya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mengenakan marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak dari penjual.

3. Jasa (services) adalah produk yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis. Produk jenis ini memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi.

2.6.3.Saluran Distribusi atau tempat

Menurut Kotler (2007), saluran pemasaran adalah organisasi-organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran distribusi ini dibutuhkan karena kebanyakan produsen tidak menjual barang-barang hasil produksi mereka secara langsung kepada para pengguna akhir, diantaranya terdapat perantara yang menjalankan berbagai fungsi. Perantara ini menetapkan satu saluran pemasaran yang disebut dengan saluran perdagangan atau saluran distribusi.

(12)

2.6.4.Harga

Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Harga barangkali adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan. Ciri-ciri produk, saluran, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan kepada pasar tentang produk dan mereknya. Sebuah produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat menetukan premium harga dan mendapatkan laba besar (Kotler, 2007).

Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kalinya ketika mengembangkan produk baru, ketika memperkenalkan produk regulernya ke saluran distribusi atau daerah geografis yang baru dan ketika mengikuti lelang untuk kerja kontrak yang baru. Perusahaan harus memutuskan dimana memposisikan produknya dari segi mutu dan harga.

Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam

mempertimbangkan kebijakan harga, Menurut Kotler (2007), ada enam prosedur yang harus dilaksanakan dalam penetapan harga, yaitu:

1. Memilih tujuan penetapan harga

Langkah pertama yang dilakukan perusahaan adalah memutuskan dimana ingin memposisikan tawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan suatu perusahaan maka akan semakin mudah menetapkan harga. Perusahaan dapat mengharapkan satu dari lima tujuan utama melalui penetapan harga yaitu kelangsungan hidup, laba maksimum sekarang, pangsa pasar maksimum, menguasai pasar secara keseluruhan atau kepemimpinan mutu produk.

2. Menentukan permintaan

Setiap harga akan menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tujuan pemasaran suatu perusahaan.

3. Memperkirakan biaya

(13)

Dalam rentang kemungkinan-kemungkinan harga yang ditentukan permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga, dan kemungkinan reaksi harga pesaing. Perusahaan harus mempertimbangkan harga pesaing terdekat. Jika tawaran perusahaan tersebut mengandung ciri-ciri diferensiasi positif yang tidak ditawarkan pesaing terdekat, nilai bagi pelanggan seharusnya dievaluasi dan ditambahkan pada harga pesaing tersebut. Jika tawaran pesaing tadi mengandung beberapa ciri yang tidak ditawarkan perusahaan tersebut, nilainya bagi pelanggan seharusnya dievaluasi dan dikurangkan dari harga perusahaan tersebut.

5. Memilih metode penetapan harga

Ada tujuh metode dalam penetapan harga yaitu: penetapan harga mark up (mark up pricing), pemetapan harga sasaran pengembalian (target return pricing), penetapan harga persepsi nilai (perceived value pricing), penetapan harga nilai (value pricing), penetapan harga umum (going rate pricing), penetapan harga tipe lelang (auction type pricing).

6. Memilih harga akhir

Metode-metode penerapan harga mempersempit ruang gerak yang harus digunakan perusahaan untuk memilih harga akhirnya. Dalam memilih harga akhir ini, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor tambahan yang meliputi dari kegiatan pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga yang berbagi laba dan resiko, dan dampak harga terhadap pihak lain.

2.6.5.Promosi

(14)

1. Iklan, yaitu setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan berupa promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan.

2. Promosi penjualan, yaitu berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong orang mencoba atau membeli produk atau jasa.

3. Acara khusus dan pengalaman, yaitu perusahaan mensponsori kegiatan dan program-program yang dirancang untuk menciptakan interaksi setiap hari atau interaksi yang berkaitan dengan merk.

4. Hubungan masyarakat dan pemberitaan, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya.

5. Pemasaran langsung, yaitu penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail atau internet untuk berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan atau berdialog dengan pelanggan tertentu dan calon pelanggan.

6. Penjualan pribadi, yaitu interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan memperoleh pemesanan.

2.6.6.Proses

Menurut Harahap dalam Wahyudi (2009), proses perlu diperhatikan dalam pemasaran suatu produk/jasa. Apabila proses tidak diperhatikan misalnya, menyediakan permintaan produk/jasa yang tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan dan keterlambatan dalam melakukan transaksi, maka akan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan. Hal ini menegaskan bahwa kerjasama yang akrab diperlukan antara staf pemasaran dan operasi yang terlibat dalam manajemen proses.

2.6.7.Orang

(15)

diandalkan dalam berhubungan dengan pelanggan dari pada karyawan pesaingnya (Tjiptono, 2008).

Pada suatu usaha yang bergerak di bidang wisata, kesan yang diberikan oleh karyawan kepada pengunjung atau pelangan mempunyai peran yang sangat penting. Para karyawan diberikan pelatihan untuk mengembangkan perilaku dan sikap-sikap yang baik terhadap para pelanggan.

2.6.8.Bukti Fisik

Bukti fisik merupakan lingkungan fisik dari perusahaan dimana layanan diciptakan dan konsumen berinteraksi satu sama lain. Perusahan jasa dapat mengembangkan lingkungan fisik yang lebih interaktif, misalnya toilet yang bersih, tempat parkir, tempat duduk, tempat istirahat dan sebagainya yang dibutuhkan pengunjung. Bukti fisik sangat berhubungan dengan rangkaian fasilitas yang disediakan oleh perusahaan sehingga akan meningkatkan kenyamanan dari pengunjung.

2.7. Proses Hirarki Analitik (PHA)

Proses hirarki analitik adalah suatu model yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya (Saaty, 1991). Proses ini memungkinkan orang menguji kepekaan hasilnya terhadap perubahan informasi.

(16)

Menurut Saaty (1991) ada tiga prinsip dasar dalam metode AHP, yaitu : 1. Menggambarkan dan menguraikan secara hirarki yang kita sebut menyusun

secara hirarkis yaitu, memecah-mecah persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah-pisah.

2. Pembedaan prioritas dan sintesis yang kita sebut penetapan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya.

3. Konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkat secara konsistensi sesuai dengan suatu kriteria yang logis.

Berbagai keuntungan dalam penerapan Proses Hirarki Analitik (PHA) yaitu: 1. Kesatuan: PHA memberi satu model dimengerti, luwes untuk aneka ragam

persoalan tak terstruktur.

2. Kompleksitas: PHA memasukan ancangan dedukatif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks.

3. Saling ketergantungan: PHA dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen daalm suatu sistem dan tak memaksakan pemikiran linier.

4. Penyusunan hirarki: PHA mencerminkan kecendrungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainandan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. 5. Pengukuran: PHA memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan

tanwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas.

6. Konsistensi: PHA melacak konsistensi dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.

7. Sintesis: PHA menuntun kesuatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif

8. Tawar-menawar: PHA mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka.

(17)

10. Pengulangan proses: PHA memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan.

Langkah-langkah dalam penerapan metode PHA (Saaty,1991 ) adalah sebagai berikut:

1. Definisikan persoalan dan rinci pemecahan yang diinginkan.

2. Membuat struktur hirarki dari sudut manajerial menyeluruh dari tingkat puncak sampai tingkat dimana dimungkinkan campur tangan untuk memecahkan persoalan itu.

3. Membuat matriks banding berpasangan untuk kontribusi atau pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berada setingkat diatasnya. Dalam matriks ini, pasangan-pasangan elemen dibandingkan berkenaan dengan suatu kriteria di tingkat lebih tinggi.

4. Dapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan perangkat matriks di langkah 3.

5. Setelah mengumpulkan semua data banding berpasangan itu dan memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta entri bilangan 1 sepanjang diagonal utama prioritas dicari dan konsistensi diuji.

6. Laksanakan langkah 3,4 dan 5 untuk setiap tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut.

7. Gunakan komposisi secara hirarkis (sintesis) untuk membobotkan vektor-vektor prioritas tersebut dengan bobot kriteria-kriteria dan jumlahkan semua entri prioritas terbobot yang bersangkutan dengan entri prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Hasilnya adalah vektor prioritas menyeluruh utuk tingkat hirarki paling bawah. Jika hasilnya ada beberapa buah, boleh diambil nilai rata-rata aritmetiknya.

(18)

10% atau kurang. Jika tidak, mutu informasi harus ditinjau kembali dan diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan pada saat pengisian ulang kuisioner dan dengan lebih mengarahkan responden pada perbandingan berpasangan.

2.8. Hasil Penelitian Terdahulu

Luther Masang (2006) menganalisis mengenai strategi pengembangan agrowisata obat tradisional Taman Sringanis Bogor. Akar permasalahan dari penelitian ini adalah era globalisasi perdagangan bebas yang terjadi pada saat ini menuntut setiap negara untuk mengembangkan sektor usaha yang memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan negara lain. Taman Sringanis yang terletak di Desa Cimanengah, Cipaku Bogor merupakan agrowisata yang menawarkan tanaman obat sebagai objek wisatanya. Taman Sringanis mengoleksi kurang lebih 450 jenis tanaman obat dari kurang lebih 940 jenis tanaman obat yang dibudidayakan di Indonesia. Taman Sringanis harus melihat secara obyektif kondisi internal dan eksternal, sehingga dapat mengantisipasi perubahan lingkungan. Hal tersebut berguna untuk mengembangkan usahanya dan meningkatkan efisiensi operasi. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengembangkan usahanya adalah dengan memiliki strategi yang tepat dengan mempertimbangkan semua faktor yang mempengaruhinya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal yang melingkupi Taman Sringanis sebagai kebun obat tradisonal, menganalisis penilaian konsumen terhadap atribut Taman Sringanis sebagai kebun obat tradisional, dan memberikan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha Taman Sringanis, dengan mengikutkan juga pendapat konsumen.

Hasil analisis IFE/EFE matriks menunjukkan kekuatan utama Taman Sringanis adalah kualitas produk yang baik, sedangkan kelemahan terbesar adalah misi perusahaan yang tidak berorientasi pada laba. Peluang terbesar adalah trend back to nature dan ancaman terbesar adalah penggunaan obat farmasi dalam dunia medis.

(19)

meningkatkan kinerjanya. Diantaranya, mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan wisata agro serta menjaga kualitas produk tetap bermutu dan berkhasiat. Memanfaatkan selera wisata konsumen yang berubah dari mass tourism ke nice tourism berbasis lingkungan. Memanfaatkan kualitas produk, citra baik di mata konsumen, mempertahankan hubungan baik dengan pemasok, hubungan baik dengan instansi pemerintah untuk mengantisipasi adanya penggunaan obat farmasi dalam dunia medis, ancaman pendatang baru, adanya produk subtitusi dan peningkatan jumlah pelaku industri.

Penentuan prioritas strategi dengan QSPM merekomendasikan strategi satu sebagai nilai tertinggi, maka disusun langkah-langkah operasional sebagai prioritas, yaitu mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan wisata agro, memanfaatkan kualitas produk, citra baik dimata konsumen, mempertahankan hubungan baik dengan pemasok, serta hubungan baik dengan instansi pemerintah untuk mengantisipasi adanya penggunaan obat farmasi, pendatang baru dan produk subtitusi, serta peningkatan jumlah pelaku industri.

Tiur Mariani Sihaloho (2009) menganalisis strategi pengembangan agribisnis kopi di kabupaten Humbang Hansudutan, Sumatera Utara. Latar belakang penelitian ini adalah salah satu komoditi unggulan perkebunan Indonesia adalah kopi. Indonesia adalah negara kedua eksportir kopi dunia, tetapi pada tahun 2007, menurut Direktorat Jenderal Perkebunan, Indonesia juga mengimpor kopi dalam jumlah besar. Oleh karena itu strategi pengembangan agribisnis kopi perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganisis faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal yang menentukan pengembangan kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan serta merumuskan alternatif strategi pemerintah daerah dan memilih prioritas srtategi yang tepat dalam pengembangan agribisnis kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan.

(20)

sumber daya manusia melalui pelatihan dan memperluas usahatani kopi yang berkualitas dan jaringan pemasaran; 2) Membentuk dan membina lembaga penelitian untuk Research and Development serta mendukung asosiasi kopi dalam pengembangan kopi organik; 3) Menguatkan modal untuk usaha agribisnis dan memperluas jaringan pemasaran; 4) Melakukan pembinaan, pengembangan pemberdayaan kelembagaan dan manajemen usahatani; 5) Memperbaiki rantai pemasaran kopi melalui lembaga yang terkait; dan 6) Menciptakan kerja sama yang baik dengan pihak investor.

Hasil QSPM menunjukkan bahwa strategi yang menjadi prioritas utama adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan memperluas usahatani kopi yang berkualitas dan jaringan pemasaran.

Wahyudi (2009) menganalisa strategi bauran pemasaran dengan penerapan metode proses hierarki analitik di agrowisata Little Farmers Lembang, Bandung. Akar permasalahan dari penelitian ini adalah perubahan preferensi konsumen yang berkembang secara dinamis ke arah agrowisata dan tingkat persaingan yang semakin tinggi dalam industri pariwisata, membuat agrowisata Little Farmers perlu menciptakan suatu keunggulan guna mempertahankan keberadaaan serta usaha pengembangannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh Agrowisata Little Farmers dan menyusun konsep prioritas strategi bauran pemasaran yang lebih terstruktur untuk dijalankan oleh agrowisata Little Farmers

(21)
(22)

III.

METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Kuntum Nurseries adalah salah satu objek wisata yang bergerak di bidang agrowisata. Sebagai objek wisata yang baru berdiri, Kuntum Nurseries perlu merumuskan strategi perusahan dalam megembangkan dan menghadapi persaingan dibidang agrowisata. Perumusan strategi tersebut harus didasarkan pada visi dan misi perusahaan. Visi dan misi menggambarkan tentang keberadaan, filosofi dan tujuan perusahaan yang akan dicapai dalam jangka panjang.

Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji dan menganalisis strategi pemasaran perusahaan dalam mengembangkan perusahaan. Strategi adalah sebagai kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan dan pelaksanaan rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Strategi tingkat perusahaan menggambarkan arah yang menyeluruh bagi suatu perusahaan dalam pertumbuhan dan pengelolaan berbagai bidang usaha untuk mencapai keseimbangan produk atau jasa yang dihasilkan.

Pada umumunya, perusahaan menerapkan strategi lebih dari satu strategi. Hal ini disebabkan tidak adanya jaminan keberhasilan akan strategi yang akan diterapkan, jika hanya menggunakan satu strategi saja. Namun, penerapan strategi yang lebih dari satu juga harus dibedakan alokasi sumber dayanya. Pembedaan alokasi sumber daya dari setiap strategi akan dibedakan berdasarkan kebutuhan dari perusahaan yang saat ini dihadapi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perumuskan alternatif strategi dan penetapan alokasi sumber daya yang sesuai untuk setiap strategi yang dihasilkan. Sehingga, untuk menentukan strategi dan penetapan alokasi sumber daya dari setiap strategi tersebut maka metode proses hirarki analitik (PHA) digunakan sebagai alat pengambilan keputusan.

(23)

dilaksanakan secara objektif dan menentukan alokasi sumber daya dari setiap strategi tersebut. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat dalam Gambar 1.

Agrowisata Kuntum Nurseries

(AKN) Visi dan Misi Agrowisata Kuntum

Nurseries

Alternatif Strategi Bauran Pemasaran dan Pemilihan Alternatif Strategi Bauran

Pemasaran Alternatif strategi dan alokasi sumber daya strategi pemasaran bagi Agrowisata Kuntum Nurseries

Strategi bauran pemasaran

Produk Harga Tempat Promosi Orang Proses Bukti Fisik

Identifikasi Strategi pemasaran AKN

Metode AHP

Peningkatan Pangsa Pasar

(24)

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

3.2. Penentuan Lokasi Penelitian

(25)

dalam bisnis agrowisata dan memungkinkan ketersediaan data untuk keperluan penelitian ini.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang diambil dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data-data tertulis mengenai penjualan, kunjungan, struktur organisasi, sejarah, dan lain-lain serta pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder adalah data-data tertulis yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya: pengertian pariwisata, agrowisata, perkembangan agrowisata saat ini, dan lain-lain. Data primer dalam penelitian ini diperlukan untuk mengetahui kegiatan pemasaran serta strategi pengembangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam memasarkan Agrowisata Kuntum Nurseries. Sedangkan, data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer, yaitu data yang didapat dari literatur dan instansi terkait.

Data primer yang digunakan untuk mendapatkan tentang pendapat pengunjung terkait akan Agrowisata AKN, maka digunakan kuesioner untuk mengumpulkan data. Pengunjung yang digunakan sebagai sampel adalah pengunjung AKN paa bulan Februari 2011 yang telah berusia diatas 17 tahun dengan pertimbangan pada usia tersebut telah bisa memahami pertanyaan yang akan diberikan.

Data primer yang digunakan untuk penentuan strategi alokasi sumber daya bagi pengembangan agrowisata AKN dengan menggunakan metode PHA, maka penilaian struktur diberikan oleh kelompok pakar. Pakar dalam penyusunan struktur strategi bauran pemasaran terdiri atas 4 pakar, yaitu pihak manajemen AKN (bagian pemasaran). Bagian pemasaran dipilih karena pemasaran merupakan pelaku usaha yang lebih mengerti tentang pelaksanaan pemasaran dan lebih mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan selama ini.

(26)

Pakar ke tiga dari kalangan pengambil kebijakan yang terkait dari Pemerintah Kota Bogor, yaitu Dinas Pariwisata Kota Bogor, dimana pemerintah setempat juga mempunyai peranan dalam pemasaran pariwisata yang ada di Kota Bogor termasuk AKN. Pemerintah juga mempunyai peranan dalam mengeluarkan aturan-aturan sehingga usaha yang dijalankan tidak melanggar peraturan setempat. Pakar ke empat berasal dari perusahaan sejenis. Perusahaan yang dijadikan pakar adalah perusahaan sejenis yang lebih unggul sementara ini dari pada AKN, dengan cakupan pasar yang lebih besar.

3.4. Jumlah Sampel dan Metode penarikan Sampel

Penelitian tentang pendapat pengunjung tentang AKN menggunakan populasi seluruh pengunjung AKN pada tahun 2011 yang berusia 17 tahun ke atas, dengan pertimbangan dapat menangkap atribut yang ditanyakan. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan non probability sampling (sengaja) dengan metode Convenience Sample dengan alasan kemudahan untuk mendapatkan responden, keterbatasan biaya, waktu dan tenaga. Selain itu, metode non probability sampling digunakan karena kesulitan dalam pembuatan sampling frame. Hal ini disebabkan karena tidak adanya data terkait pengunjung serta karakteristik pengunjung yang berasal dari mana saja serta latar belakang yang beragam.

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian menggunakan jumlah minimum dari sampel yaitu sebanyak 30 responden. Jumlah ini berdasarkan pendapat dari Gay dan Diehl dalam Wiyadi (2009) yang menyatakan bahwa ukuran sampel dapatditerima sangat tergantung kepada jenis penelitiannya, yaitu:

1) Jika penelitian bersifat deskriptif sampel penelitian minimal 10 persen dari populasi.

2) Jika penelitian bersifat korelasional sampel minimal sebanyak 30 subyek. 3) Jika penelitian bersifat kausal-perbandingan sampel minimal sebanyak 30

subyek setiap kelompok.

4) Jika penelitian bersifat eksperimental sampel minimal sebanyak 15 subyek setiap kelompok.

(27)

tertentu. Sampel yang dipilih karena sampel tersebut memiliki informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. Jumlah sampel yang digunakan sebayak empat orang atau empat pakar.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pengunjung dilakukan untuk melihat karakteristik pengunjung serta mendapatkan pendapat pengunjung terkait AKN. Pengumpulan ini dibantu dengan alat instrumen atau kuesioner. Kuesioner pengunjung ini berupa kuesioner tertutup dan terbuka. Kuesioner ini berupa daftar pertanyaan mengenai gambaran umum dan penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran perusahaan. Pengisian kuesioner oleh konsumen ini bertujuan untuk memperkuat argumentasi peneliti dan sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan strategi pemasaran. Format kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1.

Pengumpulan data dalam penentuan strategi dalam pengembangan AKN, pengumpulan data diawali dengan wawancara dengan pihak manajemen Agrowisata Kuntum Nurseries yang terkait langsung dan mengetahui secara benar kegiatan pemasaran di Kuntum Nurseries. Informasi ini digunakan untuk menyusun struktur hiraki. Selain melakukan wawancara dengan pihak AKN, wawancara juga dilakukan dengan tiga pakar lain. Hal ini dimaksudkan agar penyusunan sturuktur hirarki bisa tersusun denga baik. Setelah penyusunan struktur hirarki selesai, maka dibuatlah kuesioner untuk pakar. Kuesioner ini kemudian diisi oleh ke empat pakar untuk melihat tingkat perbandingan pada setiap elemen yang telah ditetapkan. Untuk pengumpulan data sekunder diperoleh dari data-data yang terkait dari beberapa instansi, internet, dan studi literatur. Format kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.6. Metode Pengolahan dan Analisi Data

(28)

Metode untuk analisis data hasil penelitian dari pengunjung dilakukan menggunakan metode cross tabulation. Pengolahan data dilakukan dengan memasukkan hasil modus dari setiap variable yang ditanyakan ke pengunjung. Pengolahan data dibantu dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007 dan perangkat lunak SPSS 16.

(29)

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Agrowisata Kuntum Nurseries

Didorong oleh kepedulian terhadap lingkungan maka diperlukan penunjang untuk melestarikan lingkungan yang telah tertata. Sebagai bentuk kepedulian tersebut, dikembangkan pembudidayaan dan penelitian tanaman hias, obat, pertanian, perkebunan dan kehutanan di areal Kuntum Nurseries Bogor.

Agrowisata Kuntum Nurseries adalah kawasan agrowisata terpadu yang menggabungkan konsep nursery, tempat rekreasi dan pendidikan. Obyek wisata ini tepatnya berada di Jl. Raya Tajur no. 291 Bogor. Wilayah AKN ini juga berada tidak jauh dari kawasan ikon wisata tajur yang sudah lama dikenal oleh masyarakat luas baik yang berada diwilayah Bogor maupun diluar wilayah Bogor. Agrowisata Kuntum Nurseries merupakan lahan yang dijadikan sebagai tempat pembudidayaan tanaman organik yang meliputi tanaman hias, obat, buah, dan sayuran. Selain itu, Kuntum Nurseries juga menyediakan tempat wisata pemancingan, wisata ternak, wisata kebun dan wisata kuliner. Saat ini Agrowisata Kuntum Nurseries belum berbentuk badan usaha.

Arah pelaksanaan pengembangan budidaya tanaman di Kuntum Nurseries Bogor ditekankan pada terciptanya pengembangan lahan yang ramah lingkungan, dengan penggunaan sarana produksi tanaman, seperti benih atau bibit tanaman, pupuk dan obat-obatan menggunakan bahan organik, yang pelaksanaannya telah dimulai sejak tanggal 12 Juni 2002.

4.1.2 Visi, Misi dan Program Kerja Agrowisata Kuntum Nurseries

(30)

Visi dari Agrowisata Kuntum Nurseries adalah menyebarluaskan penggunaan benih/bibit tanaman organik yang berkualitas secara memadai dan

berkesinambungan untuk mewujudkan dan melestarikan wilayah yang ramah

lingkungan.

Misi dari Agrowisata Kuntum Nurseries adalah:

1. Menyediakan benih/bibit tanaman organik yang berkualitas (tanaman hias, buah, obat, perkebunan dan kehutanan).

2. Menyediakan sayuran, buah-buahan, makanan dan minuman organik. 3. Melakukan penelitian teknis budidaya tanaman langka.

4. Melaksanakan sosialisasi tentang penggunaan benih/bibit tanaman organik yang berkualitas.

5. Melaksanakan pelatihan, penyuluhan dan pembinaan kepada petani, anak-anak sekolah maupun masyarakat umum.

6. Menyelenggarakan seminar, workshop dan lain-lain tentang budidaya pertanian organik.

Program kerja dari Agrowisata Kuntum Nurseries adalah:

1. Melakukan seleksi tanaman yang digunakan sebagai sumber benih/bibit dan sebagai pohon induk.

2. Melakukan perbanyakan tanaman dengan kemitraan penangkar yang telah diseleksi.

3. Memberikan saran dan penjelasan terkait pertanian organik kepada instansi pemerintah, swasta maupun perorangan.

4. Menyediakan sarana alat-alat pertanian, pupuk organik dan pestisida alami. 5. Membantu meningkatkan kualitas pendidikan dengan menyelenggarakan

kursus bagi para pelajar dari tingkat TK hingga perguruan tinggi serta masyarakat umum.

(31)

4.1.3 Struktur Organisasi Agrowisata Kuntum Nurseries (AKN)

[image:31.612.138.507.281.404.2]

Organisasi dapat diartikan sebagai wadah, sistem atau kegiatan kelompok orang yang saling bekerjasama untuk mencapai satu tujuan tertentu, dan untuk itu diperlukan suatu struktur dalam pengaturan dan tanggung jawab. Agrowisata Kuntum Nurseries merupakan usaha yang memiliki struktur organisasi yang sangat sederhana. Struktur organisasi Agrowisata Kuntum Nurseries terdiri dari Pimpinan Perusahaan, Bagian Pemasaran, Bagian Keuangan dan Bagian Operasional. Masing-masing bagian memiliki tugas dan tanggung jawab berbeda. Struktur organisasi Agrowisata Kuntum Nurseries dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Struktur Organisasi Agrowisata Kuntum Nurseries

4.1.4 Segmentasi, Targeting dan Positioning

Segmentasi dari AKN adalah semua kalangan yang menginginkan liburan di alam terbuka dengan lingkungan pertanian. Konsumen AKN mayoritas berasal dari Jabodetabek karena mereka ingin mengunjungi tempat AKN tanpa harus menempuh jarak yang jauh ke Puncak untuk mendapatkan pariwisata yang sama, khususnya di akhir pekan. Untuk yang berada di luar wilayah tersebut, mayoritas konsumen adalah mereka yang ingin melakukan penelitian atau studi banding.

(32)

dan pengembangan produk-produk organik sehingga produk yang dihasilkan akan lebih aman ketika dikonsumsi dan juga aman bagi lingkungan.

4.1.5 Bauran Pemasaran Agrowisata Kuntum Nurseries

Bauran pemasaran Agrowisata Kuntum Nurseries meliputi Produk (Product), Harga (Price), Saluran Distribusi (Place) dan Promosi (Promotion) yang diuraikan sebagai berikut:

1. Produk

Produk yang dipasarkan oleh Agrowisata Kuntum Nurseries meliputi: a. Sentra Tanaman

Sentra tanaman dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu tanaman hias, tanaman buah dan tanaman obat. Tanaman hias merupakan tanaman berupa bunga-bunga hias, perdu semak berbunga-bunga, tanaman merambat, tanaman dalam ruangan, sansevieria, aglonema, anthurium, puring, philodendron, bromeliad, palem dan pohon. Untuk tanaman buahnya seperti alpukat, anggur hijau, jambu, durian, belimbing jeruk, sirsak, kedondong dan lain-lain. Untuk tanaman obat-obatan mencapai hingga 191 jenis.

b. Toko sarana budidaya dan hasil pertanian

Toko sarana hasil pertanian Agrowisata Kuntum Nurseries menjual alat dan sarana pertanian serta perlengkapan untuk pengunjung yang mencintai bercocok tanam. Toko Agrowisata Kuntum Nurseries ini juga menjual berbagai hasil produksi pertanian organik berupa beras, sayuran, buah-buahan dan lain-lain, serta aneka produk herbal dan produk kesehatan lainnya.

c. Paket Wisata Farmfield

Wisata Farmfield Agrowisata Kuntum Nurseries merupakan wilayah agrowisata yang didesain bagi pengunjung sebagai pusat pembelajaran, penelitian dan rekreasi. Ada tiga jenis jenis wisata yang ada di wilayah ini yaitu:

(33)

2) Wisata ternak, merupakan salah satu wisata di taman wisata Kuntum Nurseries, dimana pengunjung dapat menikmati suasana alami dan bermain bersama hewan-hewan ternak.

3) Wisata ikan

Wisata ikan terdiri dari tiga area, yaitu: a) Pemancingan ikan

b) Feeding fish, yaitu wisata memberi makan ikan-ikan hias c) Fish spa atau terapi ikan

d. Toko ikan hias

Toko ini menyediakan produk-produk berbagai jenis ikan hias, tanaman air, pakan ikan, akuarium dan alat-alat aksesoris lainnya.

e. G’LiSS art & Gallery

G’LiSS art & gallery merupakan salah satu sentra yang menjual aneka furniture, seperti: sofa, kursi makan, daybed, kursi taman, buffet dan lemari yang semuanya terbuat dari kayu dan juga produk seni dan kerajinan, seperti: lampu hias, pot-pot dari gerabah, patung, lukisan, aksesoris interior dan eksterior rumah, peralatan rumah tangga, aneka bunga kering dan lain-lain.

2. Harga

(34)
[image:34.612.133.506.99.257.2]

Tabel 1. Harga paket wisata kuntum farmfiled periode 2010-2011

Keterangan Biaya (Rp) Satuan

Tiket masuk 15.000 Orang

Panen 60.000 Bakul

Games ikan 30.000 Gg

Tiket pancing 10.000 Orang

Ikan hasil pancingan 30.000 Kg

Okulasi, cangkok 25.000 Orang

Rumput kambing 2000 Bongsang

Sumber: Brosur Agrowisata Kuntum Nurseries, 2010

3. Saluran Distribusi

Saluran distribusi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan hasil penjualan, karena saluran distribusi merupakan jalur untuk menyampaikan suatu produk ke konsumen. Dalam memasarkan produk-produknya, Agrowisata Kuntum Nurseries menggunakan saluran distribusi langsung, dimana produsen menyalurkan hasil produksinya langsung kepada konsumen. Konsumen yang ingin mendapatkan produk maupun jasa yang ditawarkan oleh AKN hanya bisa didapatkan ketika konsumen berada dilokasi AKN. Dengan demikian, AKN akan lebih mudah mendapatkan umpan balik mengenai produk maupun jasanya sehingga memungkinkan memberikan respon lebih cepat.

4. Promosi

Kegiatan promosi pada dasarnya adalah usaha komunikasi yang diterapkan perusahan untuk memberitahu, mengenalkan dan mempengaruhi konsumen mengenai produk yang ditawarkannya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sarana kegiatan promosi.

(35)

memanfaatkan kegiatan dimana masyarakat dapat berinteraksi dengan wahana wisata agro ini, yaitu dengan mengunakan jejaring sosial Facebook serta membangun website pada media internet.

4.2 Profil Pengunjung

Salah satu faktor yang akan menentukan suatu perusahaan akan berhasil dalam menjual produk barang ataupun jasa adalah dengan kemampuan perusahaan dalam menarik konsumen. Perusahaan juga perlu memahami bagaimana karakteristik konsumen sehingga perusahaan dapat mengetahui dan memenuhi kebutuhan pembeli ataupun pengunjung serta membuat kebijakan-kebijakan serta penyusunan strategi yang efektif dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada konsumen serta melakukan pengembangan usaha agar lebih baik lagi.

Untuk mengetahui persepsi pengunjung mengenai Agrowisata yang telah dijalankan oleh AKN selama ini, maka perlu dilakukan penelitian terhadap konsumen. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan dalam penyusunan strategi bagi pengembangan usaha AKN.

Berdasarkan hasil data yang telah dikumpulkan dari 30 pengunjung, dapat diketahui bahwa sebagian besar pengunjung yang berkunjung ke AKN berusia 31-40 tahun. Hal ini disebabkan pada usia tersebut, matoritas pengunjung sudah bekerja secara mapan sehingga dalam kehidupan sehari-harinya akan ada kelelahan baik fisik maupun pikiran. Oleh sebab itu, pengunjung memerlukan rekreasi untuk mengurangi rasa lelah tersebut agar pikiran dan fisik mereka bisa releks kembali. Terkait dengan latar belakang pendidikan dari pengunjung, mayoritas pengunjung berlatar belakang pendidikan diploma atau sarjana. Tingkat pendidikan seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup mereka dan merupakan dasar untuk menentukan pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk dan jasa. Dengan mayoritas pengunjung berlatar belakang pendidikan diploma atau sarjana, hal ini

menunjukkan bahwa pengunjung memilih objek wisata juga akan

(36)

Pengunjung AKN mayoritas berprofesi sebagai pegawai baik pegawai swasta maupun negeri (PNS). Hal ini menunjukkan bahwa pegawai umumnya memiliki waktu kerja yang sangat padat sehingga memerlukan waktu untuk melepaskan kepenatan dalam bekerja sehari-hari.

Faktor mayoritas dari pengunjung AKN yang berprofesi sebagai pegawai secara tidak langsung juga akan berpengaruh terhadap penghasilan yang didapat. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas pengunjung berpenghasilan di atas Rp 2.700.000. Ini menunjukkan bahwa penghasilan pengunjung AKN berada diatas rata-rata atau sudah cukup mapan, sehingga faktor biaya bukan menjadi faktor utama dalam memilih tempat wisata. Hal ini bisa dijadikan pedoman bagi AKN dalam menentukan strategi, khususnya dalam penentuan harga. Informasi lebih lengkap mengenai karakteristik pengunjung AKN dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.2.1 Penilaian Keragaman Paket Wisata AKN Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Pengunjung

Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara pendidikan dengan variabel keragaman paket wisata AKN (Lampiran 4). Hasil penelitian terhadap pengunjung AKN menunjukkan bahwa semua pengunjung dengan apapun latar belakang pendidikannya berpendapat bahwa paket wisata AKN setidaknya cukup beragam. Pendapat ini muncul karena sekalipun AKN masih baru dibidang wisata agro, tetapi AKN sudah dapat menyediakan wisata yang cukup menarik dan sedikit berbeda dengan agro wisata lainnya. Perbedaan ini terlihat dengan AKN mengusung wisata agro organik yang saat ini masih jarang.

(37)
[image:37.612.135.504.112.196.2]

Tabel 2. Penilaian keragaman paket wisata AKN berdasarkan karakteristik pendidikan pengunjung

Pendidikan Keragaman Paket Wisata Modus

STB TB CB B SB

SMU/SMK 3 2 2

CB

Diploma/S1 7 9 2

Pasca Sarjana 5

Keterangan: Sangat Tidak Beragam (STB), Tidak Beragam(TB), Cukup Beragam(CB), Beragam (B), Sangat Beragam (SB)

4.2.2 Penilaian Keragaman Produk AKN Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Pengunjung

Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara pendidikan dengan variabel keragaman produk AKN. Hasil penelitian terhadap pengunjung AKN menunjukkan bahwa secara umum pengunjung dengan apapun latar belakang pendidikannya berpendapat bahwa produk yang ditawarkan AKN setidaknya sudah beragam. Produk yang ada pada AKN terlihat memang sudah beragam. Hal ini terlihat dengan bervariasinya produk-produk pertanian mulai dari tanaman hias, tanaman buah, tanaman obat, tanaman hutan dan masih banyak lagi yang ditempat lain sulit untuk didapatkan. Oleh sebab itu, AKN selain sebagai tempat agrowisata juga menjadi tempat budidaya serta penelitian pertanian terutama bagi mereka yang masih mengenyam pendidikan khususnya dibidang pertanian. Hasil pengujian chi-square dapat dilihat pada Lampiran 5.

Tabel 3. Penilaian keragaman produk AKN berdasarkan karakteristik pendidikan pengunjung

Pendidikan Keragaman Produk Modus

STB TB CB B SB

SMU/SMK 4 2 1

B

Diploma/S1 5 10 3

Pasca Sarjana 5

Keterangan: Sangat Tidak Beragam (STB), Tidak Beragam(TB), Cukup Beragam(CB), Beragam (B), Sangat Beragam (SB)

4.2.3 Penilaian Keragaman Paket Wisata AKN Berdasarkan Karakteristik Usia Pengunjung

[image:37.612.120.502.506.597.2]
(38)
[image:38.612.130.507.224.321.2]

pengunjung dengan berapapun usianya berpendapat bahwa paket wisata yang ditawarkan AKN setidaknya sudah beragam. Usia pengunjung yang cukup beragam setidaknya menunjukkan bahwa baik kalangan muda maupun mereka yang sudah menginjak usia dewasa sama-sama bisa merasakan dan menikmati wisata agro yang ditawarkan AKN. Hasil pengujian chi-square dapat dilihat pada Lampiran 6.

Tabel 4.Penilaian keragaman paket wisata AKN berdasarkan karakteristik usia pengunjung

Usia Keragaman Paket Wisata Modus

STB TB CB B SB

24-30 tahun 5 3 1

B

31-40 tahun 5 6 1

>40 tahun 5 2 2

Keterangan: Sangat Tidak Beragam (STB), Tidak Beragam(TB), Cukup Beragam(CB), Beragam (B), Sangat Beragam (SB)

4.2.4 Penilaian Keragaman Produk AKN Berdasarkan Karakteristik Usia Pengunjung

Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara usia pengunjung dengan penilaian variabel keragaman produk AKN. Hasil penelitian terhadap pengunjung AKN menunjukkan bahwa secara umum pengunjung dengan berapapun usianya berpendapat bahwa produk yang ditawarkan AKN setidaknya sudah beragam. Mayoritas usia pengunjung berada pada usia diatas 31 tahun dimana pada usia tersebut mereka telah berumah tangga.

(39)

Tabel 5. Penilaian keragaman produk AKN berdasarkan karakteristik usia pengunjung

Usia Keragaman produk Modus

STB TB CB B SB

24-30 tahun 3 5 1

B

31-40 tahun 3 8 1

>40 tahun 3 4 2

Keterangan: Sangat Tidak Beragam (STB), Tidak Beragam(TB), Cukup Beragam(CB), Beragam (B), Sangat Beragam (SB)

4.2.5 Penilaian Kestrategisan AKN Berdasarkan Karakteristik Usia Pengunjung

Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara usia pengunjung dengan penilaian variabel kesetrategisan AKN. Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Pemilihan lokasi wilayah pertanian yang akan dijadikan objek agrowisata perlu dipertimbangkan, diantaranya adalah mempertimbangkan kemudahan mencapai lokasi, karakteristik alam, sentra produksi pertanian, dan adanya kegiatan agroindustri.

Data penelitian terhadap pengunjung menunjukkan bahwa secara umum berapapun kategori usia dari pengunjung berpendapat bahwa AKN memiliki lokasi yang strategis. Faktor kestrategisan ini merupakan faktor yang penting serta merupakan faktor yang juga dipertimbangkan bagi pengunjung ketika memutuskan pergi ke tempat wisata.

[image:39.612.134.502.118.203.2]
(40)

Tabel 6. Penilaian kestrategisan AKN berdasarkan karakteristik usia pengunjung

Usia Kesetrategisan Lokasi Modus

STS TS CS S SS

24-30 tahun 9

S

31-40 tahun 2 6 4

>40 tahun 2 5 2

Keterangan : Sangat tidak strategis (STS), Tidak Strategis (TS), Cukup Strategis (CS), Strategis (S), Sangat Strategis (SS)

4.2.6 Penilaian Kebersihan dan Kenyamanan AKN Berdasarkan

Karakteristik pendidikan Pengunjung

Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara pendidikan pengunjung dengan penilaian variabel kebersihan dan kenyamanan AKN. Hasil penelitian terhadap pengunjung AKN menunjukkan bahwa secara umum pengunjung berpendapat bahwa AKN merupakan kawasan agrowisata yang bersih dan nyaman. Pendapat ini muncul karena pengunjung benar-benar bisa merasakan kebersihan dan kenyaman selama berada di wilayah AKN. Kebersihan dan kenyamanan merupakan faktor kesuksesan yang berpengaruh terhadap pengembangan pariwisata. Menciptakan lingkungan yang bersih akan mampu memberikan layanan higienis bagi wisatawan dan menciptakan lingkungan yang nyaman akan memberikan suasana yang nyaman dan rasa “betah” bagi pengunjung sehingga mendorong kunjungan yang lebih lama.

[image:40.612.130.503.111.188.2]
(41)

Tabel 7. Penilaian kebersihan dan kenyamanan AKN berdasarkan karakteristik pendidikan pengunjung

Pendidikan Kebersihan & Kenyamanan Lokasi Modus

STBN TBN CBN BN SBN

SMU/SMK 1 4 2

BN

diploma/S1 1 12 5

Pasca Sarjana 1 4

Keterangan: Sangat Tidak Bersih dan Nyaman (STBN), Tidak Bersih dan Nyaman (TBN), Cukup Bersih dan Nyaman (CBN), Bersih dan Nyaman (BN), Sangat Bersih dan Nyaman (SBN)

4.2.7 Penilaian Sumber Media Promosi AKN Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan Pengunjung

Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara pekerjaan pengunjung dengan penilaian sumber media promosi AKN. Kegiatan promosi merupakan kunci dalam mendorong kegiatan agrowisata. Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, media massa serta penyediaan informasi pada tempat publik dan lain-lain. Hasil penelitian tentang konsumen dihasilkan pendapat bahwa ada beberapa sumber media informasi yang didapatkan oleh pengunjung mengenai keberadaan AKN yaitu dari mulut ke mulut (word of mouth), iklan, brosur, majalah, website. Dari semua latar belakang pekerjaan pengunjung, mayoritas mendapatkan infomasi dari mulut ke mulut.

[image:41.612.132.505.109.202.2]
(42)

pengamatan langsung serta wawancara dengan manajemen AKN, hal ini lebih disebabkan karena intensitas yang dilakukan masih terbatas. Hasil pengujian chi-square dapat dilihat pada Lampiran 10.

Tabel 8. Penilaian sumber media promosi AKN berdasarkan karakteristik pekerjaan pengunjung

Pekerjaan Sumber media promosi Modus

MkM IK BR MJ WB

Pegawai 15 3 1 1 1

MkM

Wiraswasta 3 1

Lain-lain 3 1 1

Keterangan: Mulutke Mulut (MkM), Iklan (IK), Brosur (BR), Majalah (MJ), Website (WB)

4.2.8 Penilaian Harga Dilihat dari Kualitas yang Diterapkan AKN Berdasarkan Karakteristik Gaji Pengunjung

Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara gaji pengunjung dengan penilaian harga dilihat dari kualitas yang diterapkan. Pendapatan akan berhubungan dengan latar belakang pekerjaan mereka. Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh pengunjung dari pekerjaan yang dilakukan. Semakin tinggi pendapatan maka semakin besar pula daya beli konsumen terhadap suatu barang maupun jasa.

Mutu atau kualitas merupakan hak yang wajib didapatkan oleh pengunjung yang telah mengeluarkan biaya untuk mendapatkan produk maupun jasa. Semakin besar biaya yang dikeluarkan secara otomatis dituntut mutu dan kualitas yang sepadan. Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengunjung, terdapat variasi pendapat mulai dari cukup beragam sampai sangat beragam. Hasil pengujian chi -square dapat dilihat pada Lampiran 11.

Tabel 9. Penilaian harga dilihat dari kualitas yang diterapkan AKN berdasarkan karakteristik pendapatan pengunjung

Pendapatan (Rp) Persepsi harga berdasarkan kualitas Modus

STB TB CB B SB

<900.000 1

B

900.000-1.700.000 1 1 1

1.800.000-2.700.000 2 4 2

>2.700.000ndapatan 1 5 7 5

[image:42.612.127.501.174.259.2]
(43)

4.2.9 Penilaian Harga Dilihat dari Segmen pengunjung AKN Berdasarkan Karakteristik Pendapatan Pengunjung

Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara pendapatan pengunjung dengan penilaan harga dilihat sari segmen pengnjung AKN. Hasil penelitian terhadap pengunjung menunjukkan bahwa terdapat variasi pendapat mengwenai penilaian pengunjung terhadap harga, mulai dari tidak baik hingga sangat baik. Namun demikian, mayoritas berapapun kategori pendapatan dari pengunjung sama-sama berpendapat bahwa penetapan harga yang dilakukan sudah baik.

Perbedaan pandangan harga ini disebabkan bahwa pada saat pengunjung melakukan evaluasi dan penilaian terhadap harga dari suatu produk sangat dipengaruhi oleh perilaku dari pengunjung itu sendiri. Penilaian terhadap harga suatu produk dikatakan mahal, murah atau biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu serta pendapatan dan pekerjaan setiap individu.

Pengunjung dalam menilai harga suatu produk pada kenyataannya tergantung bukan hanya dari nilai nominal secara absolut, tetapi lebih melalui persepsi mereka pada harga. Oleh sebab itu, penetapan harga yang sesuai dengan segmentasi pasar yang dibidik dan disertai dengan kualitas yang baik akan menjadi faktor penting bagi AKN untuk mendorong minat pengunjung untuk datang. Hasil pengujian chi-square dapat dilihat pada Lampiran 12.

Tabel 10. Penilaian harga dilihat dari segmen pengunjung AKN berdasarkan karakteristik pendapatan pengunjung

Pendapatan (Rp) Persepsi harga berdasarkan segmen Modus

STB TB CB B SB

<900.000 1

B

900.000-1.700.000 3

1.800.000-2.700.000 3 4 1

>2.700.000 1 4 12 1

(44)

4.2.10 Penilaian Fasilitas Pendukung AKN Berdasarkan Karakteristik Usia Pengunjung

Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara usia pengunjung dengan penilaan terhadap fasilitas yang ada pada AKN. Selain harga, bukti fisik juga mempunyai peranan yang penting. Hal yang paling sederhana misalnya kapasitas tempat parkir. Tempat parkir yang terbatas secara tidak langsung juga akan menghambat orang untuk datang karena pengunjung harus mencari tempat parkir lain.

Hasil penelitian terhadap pengunjung menghasilkan pendapat bahwa fasilitas yang sudah ada di AKN saat ini masih berada pada kategori cukup baik. Pendapat ini dihasilkan dari seluruh pengunjung yang berlatar belakang semua kategori usia. Data penelitian terhadap pengunjung menunjukan bahwa sebenarnya fasilitas yang ada di AKN saat ini masih kurang dari yang diharapkan oleh pengunjung. Hal ini bisa terlihat dari masih banyak fasilitas-fasilitas yang belum memadai ketika berada di wilayah wisata misalnya, toilet yang masih terbatas, penunjuk arah menuju ke kawasan wisata Kuntum Farmfield, daftar harga dan tempat peristirahatan. Oleh sebab itu, peningkatan bukti fisik menjadi harapan bagi pengunjung agar pelayan yang didapatkan oleh pengunjung bisa lebih baik lagi. Hasil pengujian chi-square dapat dilihat pada Lampiran 13.

Tabel 11. Penilaian fasilitas pendukung AKN berdasarkan karakteristik usia pengunjung

Usia Persepsi fasilitas pendukung Modus

STB TB CB B SB

24-30 tahun 1 5 2 1 CB

31-40 tahun 8 3 1 CB

>40 tahun 5 3 1 CB

Keterangan: Sangat Tidak Baik (STB), Tidak Baik (TB), Cukup Baik (CB), Baik (B), Sangat Baik (SB)

4.2.11 Penilaian Kecepatan Pelayanan AKN Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Pengunjung

(45)

secara tidak langsung akan memberikan rasa puas karena pengunjung tidak harus menghabiskan waktu hanya untuk menunggu.

[image:45.612.129.507.346.446.2]

Hasil penelitian terhadap pengunjung menghasilkan pendapat yang bervariasi mengenai kecepatan dalam pelayanan. Ada tiga pendapat yang sering muncul terkait kecepatan pelayanan yang diberikan oleh AKN yaitu cukup baik, baik dan sangat baik. Variasi pendapat ini jelas terlihat mengingat belum adanya SOP yang berlaku di AKN sehingga pelayanan yang diberikan oleh AKN belum sepenuhnya terlaksana dengan baik dan sesuai dengan standar AKN. Oleh sebab itu, penyusunan standar operasional prosedur (SOP) yang didalamnya juga mencakup standar pelayanan yang harus dilakukan oleh semua karyawan akan bisa menjadi solusi untuk meningkatkan serta menseragamkan pelayanan kepada pengunjung. Hasil pengujian chi-square dapat dilihat pada Lampiran 14.

Tabel 12. Penilaian kecepatan pelayanan AKN berdasarkan karakteristik pendidikan pengunjung

Pendidikan Kecepatan dalam pelayanan Modus

STB TB CB B SB

SMU/SMK 2 5

B

Diploma/S1 8 7 3

Pasca Sarjana 4 1

Keterangan: Sangat Tidak Baik (STB), Tidak Baik (TB), Cukup Baik (CB), Baik (B), Sangat Baik

(SB)

4.2.12 Penilaian Keramahan dan Kesopanan Karyawan AKN Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Pengunjung

Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara pendidikan pengunjung dengan penilaian terhadap keramahan dan kesopanan karyawan AKN. Hasil penelitian terhadap pengunjung menunjukkan bahwa terdapat variasi pendapat mengenai kualitas keramahan dan kesopanan karyawan. Pendapat tersebut mulai dari yang mengatakan bahwa karyawan cukup ramah dan sopan hingga sangat ramah dan sopan. Variasi pendapat ini bisa muncul karena memang belum adanya standar pelayanan yang harus dilakukan oleh setiap karyawan terhadap pengunjung.

(46)

pelayanan yang terbaik. Dengan melakukan standarisasi pelayanan serta dilakukan pelatihan yang sangat terintegrasi, maka sumber daya manusia yang dihasilkan AKN akan bisa memberikan pelayanan yang baik dan dapat bekerja sesuai dengan tugas masing-masing divisi yang ditetapkan oleh AKN. Hasil pengujian chi-square dapat dilihat pada Lampiran 15.

Tabel 13. Penilaian keramahan dan kesopanan karyawan AKN berdasarkan karakteristik pendidikan pengunjung

Pendidikan Keramahan dan kesopanan Modus

STRS TRS CRS RS SRS

SMU/SMK 3 2 2

B

Diploma/S1 5 11 2

Pasca Sarjana 1 4

Keterangan: Sangat Tidak Ramah dan sopan (STRS), Tidak Ramah dan Sopan (TRS), Cukup Ramah dan sopan (CRS), Ramah dan Sopan (RS), Sangat Ramah dan Sopan (SRS)

4.2.13 Penilaian Ketersediaan Jumlah Pemandu AKN Berdasarkan Karakteristik Usia Pengunjung.

Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara usia pengunjung dengan penilaan terhadap ketersediaan jumlah karyawan AKN. Tenaga kerja sebagai salah satu kunci keberhasilan pembangunan obyek agrowisata adalah kemampuan pengelola yang terdiri dari tenaga pembina, pelaksana, dan pemandu wisata. Untuk itu penyediaan tenaga managerial dan pemandu wisata yang profesional sesuai dengan bidangnya mutlak diperlukan.

(47)

Tabel 144. Penilaian ketersediaan jumlah pemandu AKN berdasarkan karakteristik usia pengunjung

Usia Jumlah pemandu Modus

STB TB CB B SB

24-30 tahun 7 2

CB

31-40 tahun 1 9 2

>40 tahun 7 2

Keterangan: Sangat Tidak Baik (STB), Tidak Baik (TB), Cukup Baik (CB), Baik (B), Sangat Baik (SB)

4.2.14 Penilaian Kompetensi Pemandu AKN Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Pengunjung.

Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara pendidikan pengunjung dengan penilaan terhadap kompetensi karyawan AKN. Sumber daya manusia mulai dari pengelola sampai kepada masyarakat berperan penting dalam keberhasilan pengembangan agrowisata. Kemampuan pengelola Agrowisata dalam menetapkan target sasaran dan menyediakan, mengemas, menyajikan paket-paket wisata serta promosi yang terus menerus sesuai dengan potensi yang dimiliki sangat menentukan keberhasilan dalam mendatangkan wisatawan. Dalam hal ini, keberadaan atau peran pemandu wisata dinilai sangat penting.

[image:47.612.133.506.110.208.2]
(48)

Gambar

Gambar 3. Struktur Organisasi Agrowisata Kuntum Nurseries
Tabel 1. Harga paket wisata kuntum farmfiled periode 2010-2011
Tabel 3. Penilaian keragaman produk AKN berdasarkan karakteristik pendidikan pengunjung
Tabel 4. Penilaian keragaman paket wisata AKN berdasarkan karakteristik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Judul Tugas Akhir : Analisis Pendapatan, Pemasaran dan Strategi Pengembangan Agribisnis Kelapa di Kabupaten lndragiri Hili. Nama :

Identifikasi Unsur-unsur Strategis dan Analisis Strategi dalam Pengembangan Usaha Agrowisata (Studi pada Pengembangan Taman Buah Mekar- sari) dibawah bimbingan ANNY

(2) untuk menganalisis strategi pengembangan obyek wisata air terjun Teroh-teroh di Desa Rumah Galuh, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.. Pengambilan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka akan dilakukan penelitian mengenai Formulasi Strategi Bisnis dan Identifikasi Bauran Pemasaran untuk Mencapai Keunggulan Bersaing di

Maka rumusan masalah penelitian ini, yang berdasarkan latar belakang tersebut adalah “Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan Toko Camelia Kosmetik dalam

Berkaca dari latar belakang empiris dan latar belakang teoritis di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan tujuan untuk merancang strategi dan analisis risiko untuk

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti analisis strategi pemasaran dalam upaya peningkatan pangsa pasar perusahaan di Grand

Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan yang memberikan pengetahuan