• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL (PTK pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sumberrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL (PTK pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sumberrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL

(PTK pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sumberrejo

Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

Abdul Karim

Dari hasil Nilai Ujian Tengah Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 menunjukkan

bahwa nilai rata-rata IPA siswa masih di bawah KKM (60), yaitu sebesar 50. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran belum maksimal, maka diperlukan

upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa yang berdampak pada

meningkatnya hasil belajar siswa menggunakan metode diskusi kelompok kecil. Penelitian

ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Sumberrejo Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan

jumlah siswa sebanyak 21 orang siswa. Penelitian ini dilakukan selama 2 siklus, setiap siklus

meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok

kecil mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan

persentase siswa aktif pada siklus I sebesar 58,89% (cukup aktif) dan pada siklus II sebesar

71,11 % (aktif). Sedangkan persentase tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I

sebesar 38% dan pada siklus II sebesar 90%.

(2)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

IPA sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar, merupakan program untuk

menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai

ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan YME.

Sejalan dengan itu maka tujuan IPA di SD, antara lain: 1) agar siswa memahami

konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. 2) agar

siswa memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan

tentang alam sekitar. 3) agar siswa mampu menggunakan teknologi sederhana

yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam

kehidupan sehari hari. 4) agar siswa mengenal dan dapat memupuk rasa cinta

alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha

Esa.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di SD Negeri Sumberrejo kelas IV

pada kegiatan pembelajaran, ketika guru sudah masuk dalam kelas, siswa masih

ada yang bercakap-cakap dengan teman sebangkunya atau bahkan ada yang izin

keluar. Bila disampaikan materi, hanya sebagian kecil siswa yang memperhatikan

(3)

2 mengobrol atau bermain dengan teman sebelahnya, bahkan ada yang menggangu

teman yang lain. Saat ditanya ulang mengenai materi yang baru saja disampaikan,

sebagian besar dari mereka bahkan semua diam, jika guru memberi kesempatan

bertanya mengenai kesulitan, tidak ada yang bertanya bahkan hening. Hal ini

membuktikan rendahnya motivasi belajar IPA.

Rendahnya aktivitas belajar siswa ini kemudian berdampak pada hasil belajar

siswa yang rendah. Hal ini nampak pada hasil nilai rata-rata Ujian Tengah

Semester (UTS) di semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah 50;

sedangkan KKM IPA yang ditetapkan di SD Negeri Sumberrejo adalah 60.

Kondisi di atas dapat diperbaiki jika metode pembelajaran dirubah dari metode

ceramah, tanya jawab dan latihan ke metode pembelajaran yang lebih

komprehensif dan tepat, yaitu metode diskusi kelompok kecil. Dengan

penggunaan metode pembelajaran diskusi kelompok kecil diharapkan siswa aktif

di dalam kelompoknya untuk membahas tugas, karena dalam pelaksanaannya

beberapa anggota kelompok yang belum bisa atau belum mengerti tentang

permasalahan yang sedang dibahas, maka ia secara langasung akan bertanya

kepada teman yang bisa dan teman tersebut harus mengajarinya.

Kekompakan dalam diskusi kelompok kecil sangat dipentingkan dalam model

pembelajaran ini. Persaingan yang sehat antar kelompok dan berusaha

bersama-sama memperkuat kelompoknya dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin,

sehingga dalam keadaan demikian mengurangi siswa yang melamun, mengobrol

(4)

3 membimbing kelompok kecil yang telah di bentuk dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa.

Untuk meningkatkan motiovasi belajar IPA melalui model pembelajaran diskusi

kecil, kelas yang digunakan dalam penelitian adalah kelas IV SD Negeri

Sumberrejo. Kelas tersebut dapat mewakili kelas IV yang lain. Oleh sebab itu,

kami berrmaksud mengadakan penelitian tindakan kelas agar harapan tersebut

tercapai.

1.2.Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, diidentifikasi masalah sebagai berikut:

a. Perhatian siswa pada kegiatan pembelajaran sangat rendah, misalnya siswa

masih sering mengobrol dan tidak memperhatikan kegiatan pembelajaran.

b. Siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, misalnya setiap

diberi pertanyaan siswa tidak percaya diri untuk menjawab atau

mengeluarkan pendapat.

c. Hasil belajar IPA masih rendah, karena nilai rata-rata siswa masih kurang dari

60.

d. Siswa kurang memahami perintah jika diberi tugas soal.

e. Metode pembelajaran yang digunakan masih belum tepat.

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

(5)

4 kelompok kecil dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas IV

SD Negeri Sumberrejo Tahun Pelajaran 2012/2013?”.

1.4.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, yaitu:

a. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa Kelas IV SD Negeri Sumberrejo

pada Mata Pelajaran IPA melalui Pembelajaran Diskusi Kelompok Kecil.

b. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri Sumberrejo

pada Mata Pelajaran IPA melalui Pembelajaran Diskusi Kelompok Kecil.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

a. Siswa, dapat meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, rasa harga diri

menjadi lebih tinggi, prilaku melamun lebih kecil, pemahaman yang lebih

mendalam dan motivasi belajar lebih tinggi serta meningkatkan hasil belajar

pada mata pelajaran IPA.

b. Guru, untuk membantu memudahkan dalam menanamkan sikap-sikap yang

positif kepada siswa termasuk didalamnya menanamkan konsep / materi

pelajaran IPA seperti peduli dengan pengunaan model pembelajaran yang

bervariasi.

c. Kepala Sekolah, sebagai masukan dalam rangka mengoptimalisasi

penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dalam pelaksanaan

(6)

5 d. Sekolah, yaitu dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dalam

menghasilkan output yang optimal dan kompetitif serta meningkatkan

hasil UAN.

1.6.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar yang dimaksudkan dalam penelitian

ini adalah aktivitas siswa kelas IV selama mengikuti kegiatan pembelajaran

IPA menggunakan metode diskusi kecil di SD Negeri Sumberrejo. Aktivitas

tersebut meliputi : memperhatikan, membaca, menulis, berdiskusi, menjawab

pertanyaan/bertanya.

b. Hasil siswa. Hasil belajar siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelejaran dan

dinyatakan sebagai hasil tes akhir setiap siklusnya. Dan hasil belajar siswa

hanya terbatas pada aspek kognitif saja.

c. Diskusi kecil. Diskusi kecil dalam penelitian ini berarti metode pembelajaran

yang mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang

terdiri dari 3 atau 4 siswa yang heterogen dan saling membantu satu sama

(7)

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Belajar dan Pembelajaran

Belajar secara bahasa berarti berusaha mengetahui sesuatu; berusaha memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan (Qodratillah, 2008: 24). Namun demikian, cukup banyak para ahli yang merumuskan pengertian belajar. Slameto dalam Kurnia (2007: 1.3) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Skinner dalam Ruminiati (2008: 1.3), belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Selanjutnya Skinner menambahkan bahwa ganjaran merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar, tetapi istilahnya perlu diganti dengan penguatan. Ganjaran adalah sesuatu yang menggembirakan, sedangkan penguatan adalah sesuatu yang mengakibatkan meningkatkatnya suatu respon tertentu.

(8)

7 menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relatif lama. Perubahan tingkah laku itu tidak muncul begitu saja, tetapi sebagai akibat dari usaha orang tersebut. Oleh karena itu, menurut Ruminiati (2008: 1.3 – 1.4) proses terjadinya perubahan tingkah laku tanpa adanya usaha tidak disebut belajar.

Selanjutnya Prashing (2007: 29) menyatakan bahwa semua orang dalam segala usia dapat benar-benar mempelajari apa pun apabila dibiarkan melakukannya dengan gaya unik yang sesuai dengan kekuatan pribadi mereka sendiri. Mereka akan lebih mampu menampilkan kinerja yang konsisten apabila kondisi bekerjanya sesuai dengan preferensi gaya individual mereka. Pendapat Prasing juga dikuatkan dengan hasil penelitian selama 25 tahun terakhir, terutama yang dilakukan St. Jhon’s University di New York (2005), membuktikan bahwa manusia mampu mempelajari materi Subjek apa pun dengan berhasil apabila metode instruksi yang digunakan sesuai dengan preferensi pembelajaran individual mereka. Apabila keragaman manusia dipertimbangkan dan diperhatikan dalam proses belajar, dalam situasi pelatihan atau dalam penguasaan ketrampilan, hasilnya selalu positif: pelajar merasa senang; memperoleh sensasi keberhasilan meraih sesuatu tanpa frustasi dan stres, mengalami peningkatan motivasi, dan selalu bisa mengendalikan proses belajar.

(9)

8 pembelajaran yaitu: (1) learning to know (belajar mengetahui) dengan memadukan pengetahuan umum yang cukup luas dengan kesempatan untuk bekerja melalui kemampuan belajar bagaimana caranya belajar sehingga diperoleh keuntungan dari peluang-peluang pendidikan sepanjang hayat yang tersedia; (2) learning to do (belajar berbuat) bukan hanya untuk memperoleh suatu keterampilan kerja tetapi juga untuk mendapatkan kompetensi berkenaan dengan bekerja dalam kelompok dan berbagai kondisi sosial yang informal; (3) learning to be (belajar menjadi dirinya) dengan lebih menyadari kekuatan dan keterbatasan dirinya, dan terus menerus mengembangkan kepribadiannya menjadi lebih baik dan mampu bertindak mandiri, dan membuat pertimbangan berdasarkan tanggung jawab pribadi; (4) learning to live together (belajar hidup bersama) dengan cara mengembangkan pengertian dan kemampuan untuk dapat hidup bersama dan

bekerjasama dengan orang lain dalam masyarakat global yang semakin pluralistik/majemuk secara damai dan harmonis, yang didasari dengan nilai-nilai demokrasi, perdamaian, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.

(10)

9 Sedangkan Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) yang ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar (Qodratillah, 2008: 24).

Dengan kata lain, kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan.

Selanjutnya menurut Syah (1990: 92) mengatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Ia juga menambahkan bahwa pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

(11)

10 Atas pijakan yang demikian, karakterisitik perubahan tingkah laku dalam pembelajaran menurut Tim Dosen Pengembang MKDK-IKIP Semarang (1989) mencakup hal-hal berikut ini, yaitu:

a. Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif d. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara e. Perubahan dalam belajar bertujuan

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Sedangkan pembelajaran dalam Undang – Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1 diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Selain itu, Menurut Morgan dalam Kurnia (2008) pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan peserta yang menghasilkan perubahan tingkah laku peserta didik karena hasil pengalaman, sehingga memungkinkan peserta didik menghadapi situasi selanjutnya dengan cara yang berbeda-beda.

(12)

11 2.2 Aktivitas Belajar

Secara etimologi aktivitas diartikan sebagai kegiatan, keaktifan, kesibukan (Qodratillah, 2008: 24). Hal ini berarti segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh siapa pun dianggap sebagai aktivitas.

Sedangkan menurut Usman (1995 : 26), aktivitas adalah kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun nonfisik,merupakan suatu aktivitas. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Sehingga aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan mengolah pengalaman dan atau praktik dengan cara mendengar, membaca, menulis, mendiskusikan, merefleksikan rangsangan, dan memecahkan masalah.

Selanjutnya Hanafiah dan Suhana (2009: 23) menyatakan: “aktivitas pembelajaran haruslah melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif,

(13)

12 kepada guru atau siswa lain, antusias mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugasbelajar, dan lain sebagainya.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan individu baik fisik maupun non-fisik dengan cara mendengar, membaca, menulis, sering bertanya kepada guru atau siswa lain, antusias mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan memecahkan masalah untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif menetap dalam seluruh aspek (kognitif, afektif, dan psikomotor) yang diperoleh melalui interaksi antar individu dan antara individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.

2.3 Hasil Belajar

(14)

13 seseorang dalam belajar, maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Keller dalam Nashar (2004: 77) memandang hasil belajar sebagai keluaran dari berbagai masukan, berbagai masukan tersebut menurut Keller dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu: (1) masukan pribadi (personal input), dan (2) masukan yang berasal dari lingkungan (environmental input). Sehingga Nashar (2004: 79) menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.

Gagne dalam Yulmaiyer (2007: 5) menyatakan bahwa hasil belajar yang diperoleh seseorang setelah belajar berupa keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar dari proses pembelajaran yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan dan kondisi pembelajaran tertentu.

Sejalan dengan pendapat Gagne, hasil belajar menurut pemikiran Bloom dalam Usman (1995: 34) adalah sesuatu yang dicapai oleh siswa yang dikelompokkan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif berkaitan dengan perilaku berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Aspek

(15)

14 dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen lainnya yang relevan.

Menurut Sesiria (2005 : 12) hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami suatu proses pembelajaran. Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dari nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Dimyati dan Mujiono dalam Sesiria (2005 : 12), juga mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan tindakan mengajar. Hasil belajar untuk sebagian adalah karena berkat tindakan guru, pencapaian pengajaran, pada bagian lain merupakan penigkatan kemampuan mental siswa.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa setelah siswa melakukan proses belajar dengan perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar yang dibahas dalam penelitian ini hanya mencakup aspek kognitif yang diwujudkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes prestasi belajar.

2.4 Metode Diskusi Kelompok Kecil

(16)

15 melancarkan komunikasi dan pembagian tugas. Keterampilan yang dikembangkan dalam pembelajaran Kooperatif diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi pelajaran, tetapi siswa dilatih menguasai keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota kelompok selama kegiatan. Belajar secara berkelompok adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika siswa belajar dalam kelompok menurut Ibrahim (2000: 27) adalah sebagai berikut: a) Setiap anggota kelompok harus merasa bagian dari tim dalam pencapaian tugas bersama. b) Setiap angota kelompok harus menyadari

bahwa masalah yang mereka pecahkan adalah masalah kelompok, berhail atau tidaknya akan dirasakan oleh anggota kelompok. c) Untuk mencapai tujuan kelompok, semua siswa harus bicara atau diskusi satu sama lain. d) Harus jelas bahwa kerja individu dalam kelompok mempunyai efek langsung terhadap keberhasilan kelompok.

(17)

16 diskusi setuju atau tidak setuju, menawarkan atau menerima kritikan yag membangun dan siswa merasa tidak terbebani ketika pekerjaannnya salah.

(18)

17 pembelajaran kelompok lebih ungul dan meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar individu.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok kecil adalah metode yang belajar yang membagi siswa dalam satu kelas menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 4 – 5 siswa, setiap kelompok haruslah heterogen terdiri dari laki-laki dan permpuan, berasal dari beberapa suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim mengunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang telah disiapkan untuk menuntaskan materi pembelajaran dan saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis dan satu sama lain melakukan diskusi.

2.5 Kerangka Pikir

(19)

18 menghilangkan rasa cemas terhadap masalah yang banyak dialami oleh peserta didik.

Pembelajaran dengan metode diskusi kelompok kecil merupakan salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana. Diskusi kelompok kecil dikatakan sederhana karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih dekat dengan pembelajaran konvensional. Metode ini memiliki keistimewaan yaitu peserta didik selain bisa mengembangkan kemampuan dirinya sendiri juga bisa mengembangkan kemampuan berkelompoknya, sehingga pada misal pada satu kelompok yang belum jelas, maka teman dalam kelompok tersebut menjelaskan kepada temannya yang belum paham sehingga pada satu kelompok tersebut dapat mengerti. Selain itu, dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling bergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil sebagai kelompok. Sehingga metode pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan (hasil belajar) siswa dan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan IPA.

2.6 Hipotesis Tindakan

(20)

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, disimpulkan bahwa:

a. Kegiatan pembelajaran menggunakan Metode Diskusi Kelompok Kecil telah

meningkatkan aktivitas belajar siswa. Secara berurutan persentase rata-rata

siswa aktif belajar pada siklus 1 sebanyak 58,89% (cukup aktif) dan siklus 2

sebanyak 71,11% (aktif).

b. Kegiatan pembelajaran menggunakan Metode Diskusi Kelompok Kecil juga

meningkatkan hasil belajar siswa. Secara berurutan persentase hasil belajar

siswa yang telah mencapai KKM (≥60) pada siklus 1 sebanyak 38 % dan

siklus 2 mencapai 90 % siswa lulus KKM yang ditentukan.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, diberikan beberapa saran dalam

menerapkan Metode Diskusi Kelompok Kecil, yaitu:

a. Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil dapat menjadi salah satu

alternatif pilihan dalam melakukan pembelajaran IPA di kelas IV, karena

(21)

49 b. Guru sebaiknya lebih kreatif dalam memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah

sebagai media nyata yang lebih mendukung dalam kegiatan pembelajaran.

c. Dalam pelaksanaan pembelajaran, sebaiknya guru memiliki kesabaran yang

besar untuk tidak memberitahukan konsep terlebih dahulu kepada siswa.

d. Peneliti sebaiknya memiliki pengetahuan yang lebih banyak tentang karakter

siswa yang menjadi subjek penelitian pada awal penelitian. Sehingga pada

tahap pelaksanaan penelitian, peneliti telah memiliki rencana yang tepat

untuk diterapkan.

e. Kepala Sekolah sebaiknya dapat memfasilitasi tersedianya sumber dan media

pembelajaran yang lengkap sehingga kegiatan pembelajaran dapat

(22)

1

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, Nanang. dan Cucu, Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Unesa-University Press. Surabaya.

Kemmis, Stephen. dan McTaggart, Robin. 1990. Action Research Planner. Dakin University Press. Victoria.

Kurnia, Igridwati. Dkk. 2008. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Lapono, Nabisi. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal. Delia Press. Jakarta

Poerwanti, Endang. Dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Prashing, Barbara.2007. The Power of Learning Styles. PT Mizan Pustaka. Bandung.

Qodratillah, Meity Taqdir. Dkk. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Depdiknas. Jakarta.

Ruminiati. 2008. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Sesiria, Rofiana. 2005. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pemecahan Masalah. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

(23)

2 Tim Dirjen Dikti Depdiknas. 2007. Kapita Selekta Pembelajaran. Dirjen Dikti

Depdiknas. Jakarta.

Tim Pengembangan MKDK–IKIP Semarang. 1989. Psikologi Belajar. Semarang: IKIP Semarang Press

Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Unila. 2006. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Usman, Moh Uzer. 1995. Menjadi Guru yang Profesional. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Wiriatmaja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakn Kelas. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Yulmaiyer. Dkk. 2007. Penggunaan Kamus Bahasa Indonesia Untuk Memperkaya Perbendaharaan Kata Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneasia. Proposal. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

(24)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL

(PTK pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sumberrejo

Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

ABDUL KARIM

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(25)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti

sebagai guru IPA kelas IV SD Negeri Sumberrejo dengan teman sejawat sebagai

observer. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Sumberrejo

dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang siswa, terdiri atas 11 siswa perempuan

dan 10 siswa laki-laki. Dan penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil

Tahun Pelajaran 2012/2013.

3.2.Faktor yang Diteliti

Faktor yang diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Aktivitas Belajar

Data aktivitas belajar siswa yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah

aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran IPA menggunakan

(26)

20

b. Data Hasil Belajar

Data hasil belajar adalah hasil belajar siswa setiap akhir siklus selama

menggunakan metode diskusi kelompok kecil.

3.3.Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini akan dikumpulkan melalui dua

teknik, yaitu observasi dan tes.

a. Observasi

Observasi merupakan kegiatan melihat sesuatu secara cermat untuk memperoleh

pemahaman yang lebih baik tentang studi dari obyek sesuatu itu. Observasi

dilakukan oleh dua orang teman sejawat di kelas yang diteliti. Observer

pertama mengamati aktivitas siswa dan observer kedua mengamati kinerja

guru. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, aktivitas siswa dan kinerja guru

diamati dengan cara membubuhkan tanda ceklist (√) pada lembar observasi. Data

dari lembar observasi yang diperoleh dari setiap pertemuan pada masing-masing

siklus yang berupa skor aktivitas siswa dan kinerja guru akan digunakan sebagai

refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

b. Tes

Tes dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab,

pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta

(27)

21 dkk. 2008: 4.3). pada penelitian ini, tes yang digunakan adalah tes formatif yang

bertujuan untuk mengetahui apakah program pengajaran berjalan sesuai dengan

rencana yang telah ditentukan atau memerlukan perubahan/penyesuaian.

Instrumen tes digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa selama

mengikuti kegiatan pembelajaran IPA menggunakan metode diskusi kelompok

kecil. Instrumen ini berupa soal-soal latihan yang mengacu pada tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai.

3.4.Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi

Instrumen observasi yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar observasi

terstruktur. Lembar observasi ini terdiri atas lembar observasi aktivitas siswa dan

kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi ini digunakan untuk

menentukan langkah selanjutnya setelah dilakukan kegiatan pembelajaran

menggunakan metode diskusi kelompok kecil.

2. Tes

Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa selama

mengikuti kegiatan pembelajaran ini terdiri atas beberapa soal pilihan ganda dan

uraian. Instrumen ini berupa soal-soal latihan yang mengacu pada tujuan

(28)

22 3. Catatan Lapangan

Agar mudah mencatat apa yang terjadi di dalam kelas, guru menggunakan

selembar kertas yang cukup lebar dan selanjutnya menuliskan nama-nama siwa

yang diletakkan dalam kotak-kotak yang telah dibuat sebelumnya. Catatan seperti

ini memiliki sejumlah kelebihan, antara lain membantu guru untuk mengetahui

apakah yang terjadi di kelas untuk masing-masing siswa sudah tercatat dengan

baik. Dengan demikian kotak yang berisi nama-nama siswa bisa terus diisi

dengan catatan baru dan guru pun bisa membagi perhatiannya pada kotak-kotak

yang belum terisi secara optimal yang berarti ada aspek-aspek dari kegiatan siswa

tertentu yang belum tercatat.

3.5.Teknik Analisis Data

Data penelitian yang akan dianalisis terdiri atas data kuantitatif dan data kualitatif.

Data kuantitatif siswa diperoleh dari aktivitas siswa. Setelah data kuantitatif siswa

dikumpulkan, maka dirumuskan persentase siswa aktif sebagai berikut:

PA = x 100 %

PA = Persentasi Aktivitas Siswa AS = Jumlah Siswa Aktif

N = Banyaknya Siswa yang Belajar

Sedangkan data kulitatif diperoleh dari hasil belajar siswa yang telah mengikuti

serangkaian evaluasi yang diwujudkan dalam bentuk tes pilihan ganda dan uraian. AS

(29)

23 Setelah hasil belajar siswa terkumpul, maka didapatkan rumusan rata-rata hasil

belajar siswa sebagai berikut:

X =

X = Hasil rata-rata siswa

NS = Jumlah nilai hasil belajar siswa N = Banyaknya Siswa yang Belajar

3.6.Rencana Tindakan

Pembelajaran dalam penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, dan setiap

siklusnya terdiri dari beberapa pertemuan. Model penelitian yang dikembangkan

peneliti adalah mengadopsi Model Spiral milik Kemmis dan Taggart (1990: 10

-11). Model ini dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Bagan Penelitian menurut Kemmis dan Taggart (1990: 10) NS

(30)

24 Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan ini meliputi langkah-langkah;

a. Perencanaan.

1. Menentukan kelas penelitian dan menetapkan siklus tindakan kelas.

2. Menetapkan waktu mulainya penelitian tindakan kelas, yaitu pertengahan

semester genap.

3. Menetapkan materi pelajaran, yaitu materi IPA kelas IV yang berlaku di SD

Negeri Sumberrejo, yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan metode diskusi

kelompok kecil.

5. Meyusun lembar kerja siswa.

6. Menyusun alat tes, yaitu bentuk tes untuk setiap siklus.

7. Menetapkan cara pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran

melalui metode diskusi kelompok kecil.

8. Menetapkan cara refleksi yang dilakukan oleh semua tim peneliti yang terdiri

dari peneliti dan obsever secara bersama-sama dan di lakukan setiap ahir

tindakan pada setiap siklusnya.

b. Pelaksanaan

Pada siklus 1, materi yang menjadi inti pembelajaran adalah bunyi. Untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki siswa, pertemuan pertama

diawali dengan pretes. Pada pertemuan berikutnya guru mengawali kegiatan

pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran serta memotivasi siswa

(31)

25 berdasarkan kemampuan siswa yang berbeda dalam sustu kelompok kecil yang

terdiri dari 4-5 orang.

Menjelaskan cara kerja kelompok dan dilakukan paling sedikit dua kali pertemuan

dibawah bimbingan guru. Pada setiap kelompok diberikan lembar kerja siswa

yang sama dan hasilnya dikumpulkan, lalu guru bersama siswa membahas lembar

kerja siswa tersebut bersama-sama. Kemudian hasil kelompok yang baik diberi

penghargaaan. Demikian seterusnya hingga materi tentang bunyi selesai.

Kemudian diadakan evaluasi dengan metode tanya jawab secara langsung, guru

mengajukan pertanyaan dan siswa yang ingin menjawab harus mengangkat

tangan. Pada pelaksanaan siswa tidak berkelompok lagi untuk melihat

peningkatan motivasi dan keberhasilan pada siklus satu ditunjukkan dengan lebih

banyaknya siswa yang ingin menjawab pertanyaan yang diajukan guru sebelum

menggunakan model pembelajaran diskusi kelompok kecil tersebut.

c. Observasi dan Evaluasi

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersama dengan pelaksanaan tindakan.

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh semua tim peneliti dengan mengunakan alat

bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar

observasi tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan

untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan siswa dalam melaksanakan tugas

(32)

26 Evaluasi terhadap keberhasilan tindakan dilakukan tes lisan, yang juga untuk

mengukur keberhasilan siswa dalam meningkatkan motivasi belajar pada masing-

masing pokok bahasan di setiap siklus.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan data hasil observasi dan evaluasi selanjutnya dilakukan analisis data

sebsgai bahan kajian pada kegiaatan refleksi. Analisis dilakukan dengan cara

membandingkan hasil yang telah dicapai dengan kreteria keberhasilan yang telah

ditetapkan sebelumnya (indikator keberhasilan). Pada kegiatan refleksi yang

menjadi acuan keberhasiln apakah dalam proses keberhasilan tersebut tujuan dan

kopetensi dasar sudah tercapai, bagaimana hasil dari proses pembelajaran sudah

berjalan dengan baik (metode pembelajaran,teknik pemberian tugas pengelolaan

kelas,bimbang siswa dalam kelompok kecil dan sebagainya). Hasil analisis pada

bagian pertama dijadikan bahan untuk membuat rencana tindakan guru yang akan

dilaksanakan pada siklus kedua. Dari hasil analisis ini, diharapkan dapat

diidentifikasi beberapa kelebihan yang harus peneliti pertahankan dan beberapa

kelemahan yang harus peneliti minimalisir selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Sehingga pada siklus kedua, kegiatan pembelajaran menjadi lebih

baik.

3.7. Indikator Keberhasilan

(33)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL

(PTK pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sumberrejo

Tahun Pelajaran 2012/2013)

(Skripsi)

Oleh

ABDUL KARIM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(34)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Bagan Penelitian ... 23

4.1 Diagram Batang Rata-rata Persentase Aktivitas Siswa ... 42

4.2 Diagram Batang Persentase Kinerja Guru ... 43

4.3 Diagram Batang Klasifikasi Siswa Tingkat Kecakapan ... 45

(35)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Tengah pada tanggal 10 September 1964, sebagai anak ke

enam dari sepuluh bersaudara, dari Bapak Pangeran Jaya Kesuma dan Ibu Jamilah.

Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN VII Metro, pada tahun 1979. Penulis menyelesaikan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 3 Metro pada tahun 1982, dan Sekolah

Pendidikan Guru (SPG) di SPG Ma’arif Metro pada tahun 1985. Setelah itu penulis

menyelesaikan program studi DII PGSD di Universitas Terbuka pada tahun 2000. Penulis

mulai berkarir di dunia pendidikan sebagai guru sejak 01 Maret 1986 di SD Negeri 1

Jembrana Kecamatan Waway karya Kabupaten Lampung Timur, dan sekarang menjabat

sebagai kepala sekolah di SD Negeri Sumberrejo Kecamatan Waway Karya Kabupaten

Lampung Timur.

September tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi S1 PGSD Jurusan

Ilmu Pendidikan FKIP di Universitas Lampung melalui jalur Pengakuan Pengalaman Kerja

dan Hasil Belajar (PPKHB) Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

(36)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 3

1.3.Rumusan Masalah ... 3

1.4.Tujuan Penelitian ... 4

1.5.Manfaat Penelitian ... 4

1.6.Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1.Belajar dan Pembelajaran ... 6

2.2.Aktivitas Belajar ... 11

2.3.Hasil Belajar ... 12

2.4.Metode Diskusi Kelompok Kecil ... 14

2.5.Kerangka Pikir ... 17

2.6.Hipotesis Tindakan ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

3.1.Setting Penelitian ... 19

3.2.Faktor yang Diteliti ... 19

3.3.Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.4.Instrumen Penelitian ... 21

3.5.Teknik Analisis Data ... 22

3.6.Rencana Tindakan ... 23

3.7.Indikator Keberhasilan ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1.Hasil Penelitian ... 28

4.2.Pembahasan ... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

5.1.Kesimpulan ... 48

5.2.Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(37)

Lampiran 1 Pemetaan SK / KD ... 52

Lampiran 2 Silabus IPA ... 53

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 56

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa ... 94

Lampiran 5 Lembar Analisis Aktivitas Belajar Siswa ... 98

Lampiran 6 Lembar Tugas Siswa ... 108

Lampiran 7 Buku Siswa ... 114

Lampiran 8 Alat Penilaian Kinerja guru ... 118

Lampiran 9 Foto Dokumentasi ... 131

Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian ... 135

Lampiran 11 Daftar Hadir Seminar Proposal ... 139

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, Nanang. dan Cucu, Suhana. 2009.

Konsep Strategi Pembelajaran.

PT Refika Aditama.

Bandung.

Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000.

Pembelajaran Kooperatif.

Unesa-University Press. Surabaya.

Kemmis, Stephen. dan McTaggart, Robin. 1990.

Action Research Planner

. Dakin University

Press. Victoria.

Kurnia, Igridwati. Dkk. 2008.

Perkembangan Belajar Peserta Didik

. Dirjen Dikti Depdiknas.

Jakarta.

Lapono, Nabisi. 2008.

Belajar dan Pembelajaran SD.

Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Nashar. 2004.

Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal

. Delia Press. Jakarta

Poerwanti, Endang. Dkk. 2008.

Asesmen Pembelajaran SD.

Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Prashing, Barbara.2007.

The Power of Learning Styles

. PT Mizan Pustaka. Bandung.

Qodratillah, Meity Taqdir. Dkk. 2008.

Kamus Bahasa Indonesia

. Pusat Bahasa Depdiknas.

Jakarta.

Ruminiati. 2008.

Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan

. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Sesiria, Rofiana. 2005.

Upaya

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui

Metode Pemecahan Masalah.

Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Syah, Muhibbin. 2006.

Psikologi Pendidikan

. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Tim. 1996.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum

Pembentukan Istilah.

Pustaka Setia. Bandung.

Tim Dirjen Dikti Depdiknas. 2007.

Kapita Selekta Pembelajaran

. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Tim Pengembangan MKDK

IKIP Semarang. 1989.

Psikologi Belajar

. Semarang: IKIP Semarang

Press

Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

(39)

Usman, Moh Uzer. 1995.

Menjadi Guru yang Profesional

. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Wiriatmaja, Rochiati. 2008.

Metode Penelitian Tindakn Kelas.

PT Remaja Rosdakarya. Bandung

(40)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Data Aktivitas Belajar ... 42

4.2 Data Persentase Kinerja Guru ... 43

(41)

MOTTO

“Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi halus,

dengan agama kehidupan menjadi terarah dan bermakna.”

(Prof. Dr.MA. Mukti Ali)

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

(42)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Pembimbing

: Drs, M. Coesamin, M. Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing

: Dr. Abdurrahman, M. Si.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M. Si.

NIP 19600315 198503 1 003

(43)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama mahasiswa

: Abdul Karim

NPM

: 1013137001

jurusan

: Ilmu Pendidikan

program studi

: S1 PGSD

fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi dengan judul ”

Peningkatan

Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Diskusi Kelompok Kecil (PTK pada Siswa

Kelas IV SD Negeri Sumberrejo Tahun

Pelajaran 2012/2013)” adalah hasil pekerjaan sendiri,

dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi hasil penelitian yang telah dipublikasikan atau

ditulis orang lain dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas

Lampung atau pada universitas/institut lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila di

kemudian hari ternyata peryataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut berdasarkan

undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, November 2012

Yang membuat pernyataan,

(44)

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur dan kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1.

Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberi dukungan moral, mengasuh, mendidik,

membimbing, membesarkan, mengingatkan dalam kebaikan serta mendoakan untuk

keberhasilan penulis;

2.

Ayah dan Ibu mertua tercinta yang selalu memberi dukungan moral, serta mendambakan

dan mendoakan untuk keberhasilan penulis;

3.

Istri tercinta penulis Suprihatin, S.Pd., yang telah memberikan dukungan moral dan

spiritual, saran, kritik, doa dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini;

4.

Buah hati tersayang penulis Irvan Rizal Rahman, Rais Rozali dan Muhammad Rizky

Jaya, yang mendoakan, memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini dan semoga

penulis dapat menjadi teladan yang baik untuk mereka;

5.

Rekan-rekan senasib dan seperjuangan, mahasiswa S1 PGSD PPKHB Angkatan 2010

Yola Yuniantari, S.Pd., Warsilah, S.Pd., Nichen Syafitri, A.M., Nurhalimah, A.M., Reny

Astuti, S.Pd., Sri Rahayu, S.Pd., Anisa Wulandari, A.M., dan Rina Heni, A.M., yang

telah memberi doa, motivasi, bantuan, kebersamaan, dan kerjasama yang baik selama ini;

6.

Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini;

(45)

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa

Nomor Pokok Mahasiswa

Program Studi

Fakultas

:

:

:

:

:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN

HASIL BELAJAR IPA MELALUI

METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL

(PTK pada Siswa Kelas IV SD Negeri

Sumberrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

Abdul Karim

1013137001

S1 PGSD

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd.

NIP 19510507 198103 1 002

Pembimbing

(46)

SANWACANA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul

Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode

Diskusi Kelompok Kecil (PTK pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sumberrejo Tahun Pelajaran

2012/201

3)”

adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di

Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Bapak Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2.

Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Lampung;

3.

Bapak Dr. Darsono, M. Pd., selaku Ketua Program studi PGSD FKIP Universitas

Lampung;

4.

Ibu Dra. Asmaul Khair selaku Ketua PGSD UPP Metro;

5.

Bapak Drs, M. Coesamin, M. Pd., selaku Pembimbing atas kesediaannya meluangkan

waktu bagi penulis guna memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses

penyelesaian skripsi ini, penuh dengan kesabaran dan ketelitian dalam pengoreksian isi

skripsi penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih baik;

6.

Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku dosen penguji atas masukan, saran-saran dan

motivasi yang telah diberikan sehingga penulis memiliki semangat tinggi dalam

(47)

7.

Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PS PGSD UPP Metro yang penuh rasa kekeluargaan;

8.

Bapak dan Ibu Staf Administrasi FKIP Universitas Lampung;

9.

Ibu Noasari, S.Pd.SD., selaku Pengawas TK/SD atas bimbingan, saran, kritik dan

motivasinya selama ini;

10.

Bapak Abdul Manaf, S.Pd.I. dan Bapak Triyono, S.Pd.SD., selaku teman sejawat atas

bimbingan dan kerjasamanya sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar;

11.

Rekan kerja di SD Negeri Sumberrejo atas motivasi dan kerjasamanya;

12.

Siswa-siswi kelas IV SD Negeri Sumberrejo atas partisipasi aktif sehingga penelitian ini

dapat terlaksana dengan baik;

13.

Rekan-rekan seperjuangan dalam menempuh pendidikan, atas kebersamaan dan

dukungan yang telah diberikan selama ini;

14.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu yang telah banyak

membantu penulis.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini mungkin masih terdapat kekurangan, akan

tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, November 2012

Penulis

Abdul Karim

Referensi

Dokumen terkait

Joringan Listrik Pedesoan JTi/1, JTR dan GTT di dusun Sumberjati desa Candiiati Kecamaton Arjasa Bidang ESDM pada Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumberdaya

Dzuanda (2011: 4) Suatu produk pastilah memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Begitu juga dengan media pop up, media ini memiliki kekurangan yakni tingkat

3 Frequency of affiliation and agonistic of six classes macaques in Telaga Warna Nature Reserve and Recreational Park 4 4 Percentage of Macaque-Human interaction

Dari prinsip-prinsip tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pendidikan karakter, proses pengembangan nilai-nilai karakter dilakukan melalui proses yang

the main nursery stage, sample plants were taken to the laboratory to measure the total root length and area, root diameter and volume, fractal dimension, relative root water

[r]

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Residu Klorpirifos pada Tapak Bangunan Gedung yang Mendapat Aplikasi Pengendalian Rayap di Provinsi DKI Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sikap terhadap budaya organisasi P.T Garudafood pada karyawan bagian Corporate Human Capital.. Aspek budaya organisasi pada penelitian