• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang bangun sistem informasi penggajian dan penilaian kinerja PT. Putra Niaga Bimo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang bangun sistem informasi penggajian dan penilaian kinerja PT. Putra Niaga Bimo"

Copied!
243
0
0

Teks penuh

(1)

i

DAN PENILAIAN KINERJA PT. PUTRA NIAGA BIMO

SKRIPSI

Oleh:

TRI RAHARJO 207093000539

Oleh:

FIRMANSYAH PUTRA 107093002967

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ii

DAN PENILAIAN KINERJA

PT. PUTRA NIAGA BIMO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

FIRMANSYAH PUTRA 107093002967

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI RANCANG

BANGUN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DAN PENILAIAN KINERJA

PT. PUTRA NIAGA BIMO ADALAH KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM

DIAJUKAN DALAM BENTUK APAPUN KEPADA PERGURUAN TINGGI

MANAPUN. SUMBER INFORMASI YANG BERASAL ATAU DIKUTIP

DARI KARYA ILMIAH YANG DITERBITKAN MAUPUN TIDAK

DITERBITKAN DARI PENULIS LAIN DISEBUTKAN DALAM TEKS DAN

DICANTUMKAN DALAM DAFTAR PUSTAKA DI BAGIAN AKHIR

SKRIPSI INI.

Jakarta, 4 Juni 2014

(6)

vi

FIRMANSYAH PUTRA, Rancang Bangun Sistem Informasi Penggajian dan Penilaian Kinerja PT. Putra Niaga Bimo. Di bawah bimbingan Syopiansyah Jaya Putra dan Nurbojatmiko.

PT. Putra Niaga Bimo merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di dalam bidang jasa travel di daerah Jakarta hingga Bandung. Sebuah perusahaan membutuhkan suatu sistem informasi yang dapat mengelola aktivitas bisnis pada perusahaan tersebut. Salah satu aktivitas bisnis yang sangat penting ialah pada bagian kepegawaian. Untuk menghindari kesalahan dalam kegiatan manajemen kepegawaian, dibutuhkan sistem informasi yang dapat menunjang aktivitas kepegawaian di dalam perusahaan tersebut. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, PT. Putra Niaga Bimo belum memiliki gudang data untuk menampung histori kinerja pegawai yang merupakan informasi penting dalam menentukan besar penggajian pegawai. Di lain sisi penilaian kinerja pegawai juga dibutuhkan untuk mengontrol kinerja pegawai serta meningkatkan loyalitas dan kualitas kerja pegawai di dalam perusahaan. Tanpa adanya informasi tersebut, proses penggajian membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya. Untuk mengatasi hal tesebut maka perusahaan membutuhkan sitem yang mampu mengelola data pada aktivitas manajemen kepegawaian mulai dari proses pendataan pegawai, absensi, penilaian kinerja pegawai, hingga penggajian, sehingga akan mempermudah semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan SDM di perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode RAD (Rapid Application Development) dengan UML (Unified Modeling Language)

sebagai tools pengembangannya. Sedangkan pembuatan aplikasinya sendiri menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL untuk pengolahan

databasenya. Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi kepegawaian yang mampu dalam menyediakan informasi kepegawaian seperti histori pegawai, absensi, penilaian kinerja serta penggajian secara cepat dan akurat.

Kata Kunci: Rancang bangun, Sistem Informasi Kepegawaian, Penggajian, Penilaian Kinerja, Rapid Application Development, Unified Modeling Language,

PHP, MySQL.

V Bab + xviii Halaman + 221 Halaman + 58 Gambar + 39 Tabel + Pustaka + Lampiran

(7)

vii Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan

kepada suri tauladan umat, Rasulullah Muhammad SAW.

Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memenuhi kelulusan

pada Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Sistem Informasi. Dengan judul skripsi ini adalah ”Rancang

Bangun Sistem Informasi Penggajian dan Penilaian Kinerja (Studi Kasus : PT.

Putra Niaga Bimo)”.

Dalam penyusunan skripsi ini, telah banyak bimbingan dan bantuan yang

didapatkan baik dari segi moral maupun segi material dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak DR. Agus Salim, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Zulfiandri, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak DR.Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dosen Pembimbing I,

yang dengan sabar serta perhatian memberikan masukan serta saran

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Nurbojatmiko, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

memberikan masukan, motivasi, dan bimbingan selama proses

(8)

viii telah banyak memberikan bantuannya.

6. Kedua Orang Tuaku Tercinta, dan saudara-saudaraku terima kasih atas doa

dan dukungannya.

7. Sahabat-sahabatku seperjuangan, khususnya kepada Mochamad Anas,,

Widi Rulianto, Noor Eka Rangga Putra, Satrio Dirgantoro, Tri Adi Kurnia

yang telah berjuang sama-sama.

8. Teman-temanku semua, mahasiswa/i Sistem Informasi angkatan 2007.

Terima kasih atas dukungan dan masukannya yang membantu demi

selesainya skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan, dan jauh dari sempurna

sehingga saran dan kritik yang berguna dari pembaca dapat disampaikan melalui

e-mailmegalospark@yahoo.com. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 30 Mei 2014

(9)

ix DAFTAR ISI

JUDUL... i

HALAMAN JUDUL... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN... iv

LEMBAR PERNYATAAN... v

ABSTRAK... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR TABEL... xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Batasan Masalah... 5

1.4 Tujuan Penelitian... 5

1.5 Manfaat Penelitian... 6

1.6 Metodologi Penelitian... 7

1.7 Sistematika Penulisan... 9

BAB II LANDASAN TEORI... 11

(10)

x

2.1.1 Pengertian Sistem ... 11

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 11

2.1.3 Klasifikasi Sistem ... 13

2.1.4 Konsep Dasar Informasi ... 14

2.1.5 Nilai Informasi... 15

2.1.6 Konsep Dasar Sistem Informasi... 15

2.1.7 Komponen Sistem Informasi ... 15

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia... 16

2.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 16

2.2.2 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia... 17

2.2.3 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia... 20

2.2.4 Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia... 22

2.2.5 Aktivitas Pokok Sumber Daya Manusia... 23

2.3 Kompensasi... ... ... 27

2.3.1 Pengertian Kompensasi... ... 27

2.3.2 Tujuan Manajemen Kompensasi... 29

2.3.3 Komponen-Komponen Kompensasi... 31

2.3.4 Upah... ... ... 32

2.3.4.1 Pengertian Upah... ... 32

2.3.4.2 Penggolongan Upah... 33

2.3.5 Insentif ... ... 34

(11)

xi

2.3.5.2 Tujuan Insentif... 34

2.3.5.3 Penggolongan Insentif... 35

2.3.5.4 Sistem Pemberian Insentif... 36

2.3.6 Gaji... ... ... 39

2.3.6.1 Pengertian Gaji... ... 39

2.3.6.2 Tujuan Pemberian Upah dan Gaji... 39

2.3.6.3 Tahapan Utama dalam Pemberian Upah dan Gaji ... 41

2.3.6.4 Faktor-Faktor yang Menentukan... 42

2.3.6.5 Bentuk Struktur Gaji ... 45

2.4 Kinerja dan Penilaian Prestasi... 47

2.4.1 Pengertian Penilaian Kinerja... 48

2.4.2 Tujuan Penilaian Kinerja... 50

2.4.3 Kriteria Penyelia (Penilai) ... 55

2.4.4 Faktor-Faktor yang Menghambat Penilaian Kinerja... 56

2.4.5 Jenis-Jenis Penilaian Kinerja... 62

2.4.6 Metode Penilaian Kinerja... 64

2.4.6.1 Metode Penilaian Berorientasi Masa Lalu... 64

2.4.6.2 Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan... 73

2.5 Absensi... 79

2.6 Metodologi Penelitian... 80

2.6.1 Metodologi Pengumpulan Data... 80

(12)

xii

2.6.1.2 Wawancara... 82

2.6.1.3 Studi Pustaka... 82

2.6.2 Metodologi Pengembangan dan Alat Bantu Perancangan... 83

2.6.2.1 Software Development Life Cycle (SDLC)... 83

2.6.2.2 Metode Pengembangan Rapid Aplication Development (RAD)... 84

2.6.2.2.1 Syarat-syarat dan tahapan pengembangan... 86

2.6.2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Model RAD... 108

2.7 Alat Bantu Perancangan Sistem Unified Modeling Language (UML)... 111

2.7.1 Notasi UML ... 111

2.8 Mapping Problem Domain Object to RDBMS Format... 123

2.9 Tools Pendukung dalam Membangun Sistem ... 125

2.9.1 Flow Chart ... 125

2.9.2 Rich Picture ... 128

2.9.3 XAMPP ... 130

2.10 PHP ... 130

2.11 MySQL ... ... 132

2.12 Database ... ... 133

2.13 PIECES Framework ... ... 136

2.14 Literatur Penelitian Sejenis... 137

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 142

(13)

xiii

3.1.1 Metode Penelitian Lapangan... 142

3.1.2 Studi Pustaka... 143

3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 144

3.3 Kerangka Berfikir Penelitian ... 149

BAB IV SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DAN PENILAIAN KINERJA ... 150

4.1 Requirement Planning... ... 150

4.1.1 Identifikasi Kebutuhan Sistem ... 150

4.1.1.1 Profil Umum PT. Putra Niaga Bimo ... 150

4.1.1.2 Visi dan Misi ... 152

4.1.1.3 Struktur Organisasi ... 153

4.1.1.4 Job Description ... 154

4.1.1.5 Lingkup Sistem ... 156

4.1.2 Analisis Sistem yang Berjalan... 157

4.1.3 Analisis Permasalahan... 158

4.1.4 Analisis PIECES... 159

4.1.5 Analisis Sistem Usulan... 159

4.2 Workshop Design RAD (Tahap Desain) ... 166

4.2.1 Perancangan Proses... ... 166

4.2.1.1 Use Case Diagram ...... 166

4.2.1.1.1 Use Case Narrative ... 169

4.2.1.2 Activity Diagram... 176

(14)

xiv

4.2.2 Perancangan Input/Output... 194

4.2.2.1 Desain Input... 194

4.2.2.2 Desain Output... 194

4.2.3 Desain Database ...... 195

4.2.3.1 Class Diagram ... 197

4.2.3.2 Mapping Database ... 198

4.2.3.3 Matriks CRUD... 201

4.2.3.4 Skema Database... 204

4.2.3.5 Spesifikasi Database... 204

4.2.4 Perancangan Interface... 211

4.2.4.1 Rancangan Struktur Menu... 211

4.2.4.2 Rancangan Interface... 215

4.3 Implementation... 216

4.3.1 Coding... ... 216

4.3.2 Testing ... ... 217

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 220

5.1 Kesimpulan... ... 220

5.2 Saran ... ... 220

DAFTAR PUSTAKA... ... 221

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis Kompensasi... 28

Gambar 2.2 Metode Skala Peringkat... 65

Gambar 2.3 Metode Checklist... 68

Gambar 2.4 Forced Choice Method... 69

Gambar 2.5 Tahap Utama Penilaian Kinerja Metode MBO... 76

Gambar 2.6 Lembar Penilaian MBO... 79

Gambar 2.7 Waterfall Development Life Cycle... 83

Gambar 2.8 Fase-fase RAD... 84

Gambar 2.9 Fase RAD Martin... 84

Gambar 2.10 Use Case Diagram... 113

Gambar 2.11 Contoh kasus penggunaan Use Case Diagram... 113

Gambar 2.12 Asosiasi Class Diagram ... 117

Gambar 2.13 Contoh kasus penggunaan Class Diagram.... 118

Gambar 2.14 Contoh kasus penggunaan Activity Diagram... 120

Gambar 2.15 Sequence Diagram ... 121

Gambar 2.16 Contoh kasus penggunaan Sequence Diagram... 122

Gambar 2.17 Contoh Mapping dari Class Diagram ke RDBMS Tabel... 124

Gambar 2.18 Flow Chart Diagram... 127

Gambar 2.19 Contoh Rich Picture ... 129

Gambar 3.1 Kerangka Berfikir Penelitian... 149

(16)

xvi

Gambar 4.2 Rich Picture sistem yang bejalan pada aktifitas kepegawaian... 157

Gambar 4.3 Rich picture sistem usulan... 160

Gambar 4.4 Use Case Diagram Sistem Informasi Absensi dan Penggajian PT. Putra Niaga Bimo. ... 168

Gambar 4.5 Activity Diagram Login...176

Gambar 4.6 Activity Diagram Manajemen data pegawai... 177

Gambar 4.7 Activity Diagram Lihat data pegawai... 178

Gambar 4.8 Activity Diagram Absensi... 179

Gambar 4.9 Activity Diagram Lihat data absensi... 180

Gambar 4.10 Activity Diagram Penilaian Kinerja... 181

Gambar 4.11 Activity Diagram Lihat Penilaian Kinerja... 182

Gambar 4.12 Activity Diagram Validasi slip gaji... 183

Gambar 4.13 Activity Diagram Cetak slip gaji... 184

Gambar 4.14 Activity Diagram Lihat laporan gaji... 185

Gambar 4.15 Activity Diagram Logout ... 185

Gambar 4.16 Sequence Diagram Login... 186

Gambar 4.17 Sequence Diagram Manajemen data pegawai... 187

Gambar 4.18 Sequence Diagram Lihat data pegawai... 188

Gambar 4.19 Sequence Diagram Absensi... 189

Gambar 4.20 Sequence Diagram Lihat data absensi... 190

Gambar 4.21 Sequence Diagram Penilaian kinerja... 191

(17)

xvii

Gambar 4.23 Sequence Diagram Validasi gaji... 192

Gambar 4.24 Sequence Diagram Cetak slip gaji... 193

Gambar 4.25 Sequence Diagram Lihat laporan gaji... 194

Gambar 4.26 Form Login... 194

Gambar 4.27 Laporan data pegawai... 195

Gambar 4.28 Class Diagram Sistem Informasi Penggajian dan Penilaian Kinerja... 198

Gambar 4.29 Mapping Class Diagram... 199

Gambar 4.30 Penjabaran mappingclass User... 200

Gambar 4.31 Penjabaran mapping class data_pegawai... 200

Gambar 4.32 Penjabaran mapping class penggajian... 201

Gambar 4.33 Skema Database... 204

Gambar 4.34 Struktur menu Admin... 212

Gambar 4.35 Struktur menu Eksekutif... 213

Gambar 4.36 Struktur menu Manajer keuangan... 214

Gambar 4.37 Struktur menu Pegawai... 215

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Notasi Use Case Diagram ... 112

Tabel 2.2 Notasi Class Diagram ... 116

Tabel 2.3 Notasi Activity Diagram ... 119

Tabel 2.4 Notasi Sequence Diagram ... 121

Tabel 2.5 Legenda Flow Chart Diagram ... 126

Tabel 2.6 Literatur Penelitian Sejenis... 137

Tabel 4.1 Analisis PIECES ... 159

Tabel 4.2 Standar Operasional Prosedur Absensi ... 163

Tabel 4.3 Standar Operasional Prosedur Penilaian Kinerja ... 164

Tabel 4.4 Standar Operasional Prosedur Penggajian... 165

Tabel 4.5 Legenda Standar Operasional Prosedur... 166

Tabel 4.6 Identifikasi Aktor... 166

Tabel 4.7 Identifikasi Use Case ... 167

Tabel 4.8 Use Case Narrative Login ... 169

Tabel 4.9 Use Case Narrative Manajemen data pegawai ... 169

Tabel 4.10 Use Case Narrative Lihat data pegawai ... 170

Tabel 4.11 Use Case Narrative Absensi ... 171

Tabel 4.12 Use Case Narrative Lihat absensi ... 171

Tabel 4.13 Use Case Narrative Penilaian kinerja ... 172

Tabel 4.14 Use Case Narrative Lihat penilaian kinerja ... 173

(19)

xix

Tabel 4.16 Use Case Narrative Cetak slip gaji ... 174

Tabel 4.17 Use Case Narrative Lihat laporan gaji ... 175

Tabel 4.18 Use Case Narrative Logout ... 176

Tabel 4.19 Daftar Objek Potansial ... 195

Tabel 4.20 Analisis Objek Potensial... 196

Tabel 4.21 Daftar objek yang diusulkan ... 197

Tabel 4.22 Matriks CRUD... 201

Tabel 4.23 Tabel Pegawai ... 205

Tabel 4.24 Tabel Jabatan ... 206

Tabel 4.25 Tabel User ... 206

Tabel 4.26 Tabel Level user ... 207

Tabel 4.27 Tabel Absensi ... 207

Tabel 4.28 Tabel Penilaian kinerja ... 208

Tabel 4.29 Tabel Penggajian ... 209

Tabel 4.30 Tabel Gaji pokok ... 210

Tabel 4.31 Tabel Kota ... 210

Tabel 4.32 Tabel Provinsi ... 211

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi telah berkembang dengan pesat saat ini. Berbagai

macam teknologi telah dikembangkan baik software maupun hardware dan telah

diterapkan ke dalam dunia bisnis. Pemanfaatan tekonologi yang baik dapat

membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk persaingan global.

Perusahaan menyadari bahwa keunggulan dalam persaingan global dapat

diperoleh dari pemanfaatan teknologi dan informasi yang baik.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan elemen utama organisasi

dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang, sebab

manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain. Manusia memilih teknologi,

manusia yang mencari modal, manusia yang menggunakan dan memeliharanya,

disamping manusia dapat menjadi salah satu sumber keunggulan bersaing dan

sumber keunggulan bersaing yang langgeng. Oleh karena itu, pengolahan sumber

daya manusia dalam organisasi menjadi suatu hal yang sangat pentinng.

(Hariandja, 2002)

Penelitian tentang Human Resource (Sumber Daya Manusia) telah banyak

dilakukan, salah satunya yang dilakukan oleh Collins dan Clark (2002). Dalam penelitiannya pada tahun 2002 yang berjudul “Strategic Human Resource

(21)

Role of Human Resource Practices in Creating Organizational Competitive

Advantage”. Dalam penelitiannya Collins dan Clark mengeksplorasi black box

antara praktek SDM dan kinjerja perusahaan. Hasil dari studi lapangan pada 73

perusahaan berteknologi tinggi menunjukan bahwa hubungan antara praktek SDM

dan kinerja perusahaan telah dimediasi melalui jaringan social manajer top

mereka.

Selanjutnya Allen et al. (2003), melakukan penelitian dengan judul “The Role of Perceived Organizational Support and Supportive Human Resource

Practices in the Turnover Process”. Penelitian ini membahas tentang peran POS

(Perceived Organizational Support) dan SHRP (Supportive Human Resource

Practices) dalam proses Turnover.

Di Tahun lainnya, Collins dan Smith (2006), melakukan penelitian berjudul “Knowledge Exchange and Combination: The Role of Human Resource

Practices in the Performance of High-Technology Firms”. Pada penelitian ini

Collins dan Smith mengembangkan dan menguji teori bagaimana pengaruh

praktek HR dalam kondisi iklim sosial yang memfasilitasi pertukaran ilmu

pengetahuan dan kombinasi dan kinerja perusahaan yang dihasilkan.

Sistem HRM (Human Resource Management) sudah banyak diterapkan di

berbagai perusahaan. Salah satu contoh program aplikasi komputer sistem HRM

yaitu HRIS (Human Resource Information System). Sistem ini bekerja dalam

mengorganisir tatakelola dan tatalaksana manajemen SDM pada perusahaan guna

mendukung proses pengambilan keputusan dengan menyediakan berbagai

(22)

Peran sistem HRM di dalam perusahaan sangat penting, dimana

didalamnya terdapat kegiatan penggajian, absensi, penilaian kinerja pegawai,

penerimaan pegawai baru, pelatihan dan sebagainya yang merupakan kegaiatan

yang dilakukan oleh perusahaan manapun untuk menjaga kinerja serta mengontrol

kegiatan pegawai perusahaan tersebut. Tidak adanya pemeliharaan SDM pada

perusahaan akan berakibat fatal terhadap perusahaan itu sendiri, baik dari sisi

loyalitas maupun kinerja pegawai terhadap perusahaan.

PT. Putra Niaga Bimo merupakan perusahaan yang masih dalam masa

perkembangan, sehingga banyak sistem yang dapat dikembangkan dari

perusahaan ini, salah satunya adalah sistem kepegawaian dalam perusahaan

tersebut. Dari pengamatan sementara yang dilakukan pada PT. Putra Niaga Bimo

terdapat masalah yang dihadapi perusahaan dalam lingkup kepegawaian. Sistem

kepegawaian pada PT. Putra Niaga Bimo masih belum memanfaatkan teknologi

secara maksimal. Masalah utama yang dihadapi oleh PT. Putra Niaga Bimo

adalah penyimpanan data-data pegawai masih dilakukan secara manual dan data

tersimpan dalam bentuk berkas kertas yang rentan akan bencana dan mudah

usang. Data-data tersebut berupa data histori kerja pegawai yang berfungsi untuk

mengetahui sudah berapa lama pegawai tersebut bekerja di dalam perusahaan,

serta absensi yang berperan dalam menentukan penggajian. Penggajian tidak

hanya membutuhkan informasi tersebut, penilaian kinerja dibutuhkan dalam

pengontrolan kinerja pegawai. Penerapan penilaian kinerja juga dapat memompa

kualitas kerja pegawai. Dengan memberikan bonus kepada pegawai yang

(23)

Dengan tidak adanya data-data tersebut, maka proses penggajian akan

membutuhkan waktu yang lama dalam penyajiannya.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penelitian ini akan diberi judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Penggajian dan

Penilaian Kinerja PT. Putra Niaga Bimo”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka

diidentifikasikan masalah pada PT. Putra Niaga Bimo adalah sebagai berikut:

1. Tidak adanya sistem penilaian kinerja mengakibatkan sulitnya

eksekutif dalam mengontrol kinerja pegawai.

2. Penyajian informasi penggajian kepada pegawai memerlukan waktu

yang lama karena proses penyimpanan data seperti absensi dilakukan

secara manual tertulis dalam berkas kertas.

3. Data pegawai seperti histori kerja pegawai yang dibutuhkan untuk

menentukan gaji pokok pegawai tidak tersimpan ke dalam gudang

data.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah “Bagaimana merancang bangun Sistem Informasi Penggajian dan Penilaian

(24)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, agar

pembahasan tidak terlalu luas, maka penelitian hanya akan dibatasi pada

1. Penelitian dilakukan pada lingkup PT. Putra Niaga Bimo pada Bagian

Kepegawaian.

2. Proses bisnis dibatasi pada proses absensi pegawai, penggajian pegawai

dan juga proses penilaian kinerja pegawai. Penelitian tidak mencakup

proses rekrutmen, training dan juga transaksi keuangan.

3. Metodologi pengembangan sistem menggunakan object oriented dengan

pendekatan RAD (Rapid Application Diagram) hingga testing dengan

pengujian Black Box Testing pada tahapan implementasi.

4. Tools yang digunakan dalam pengembangan sistem menggunakan UML

dengan Use Case Diagram, Class Diagram, Activity Diagram, dan

Sequence Diagram.

5. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dan MySQL sebagai

database.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan:

1. Analisis dan design Sistem Informasi Penggajian dan Penilaian

(25)

2. Membangun database kepegawaian yang menyimpan data

kepegawaian secara teratur dan lengkap serta terintegrasi pada Sistem

Informasi Penggajian dan Penilaian Kinerja yang akan dirancang.

3. Aplikasi Penggajian dan Penilaian Kinerja pegawai secara

terkomputerisasi yang dapat melakukan pendataan pegawai, absensi,

dan juga penilaian kinerja serta mengintegrasikan elemen tersebut ke

dalam proses penggajian.

4. Menghasilkan laporan penggajian sebagai bahan analisis eksekutif

serta menghasilkan laporan slip gaji untuk pegawai agar proses lebih

cepat dan efisien.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membantu eksekutif dalam proses kepegawaian khususnya pada

kegiatan penggajian dan penilaian kerja secara cepat dan akurat.

2. Database yang dibangun diharapkan dapat membantu proses

kepegawaian seperti pendataan pegawai, absensi, penilaian kinerja,

serta penggajian.

3. Hasil akhir dari rancang bangun aplikasi dapat dimanfaatkan oleh

perusahaan dalam mengolah data kepegawaian.

4. Diharapkan dengan dilaksanakannya penelitian ini dapat dijadikan

referensi dalam pembuatan Sistem Informasi penggajian dan penilaian

(26)

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan ada 2 jenis, yaitu:

1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara yaitu:

a. Observasi, merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan

data primer dengan mengamati langsung objek datanya

(Jogiyanto, 2008).

b. Wawancara, komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari

responden (Jogiyanto, 2008).

c. Studi pustaka, dilakukan dengan membaca buku-buku yang

berkaitan dengan materi penelitian (Nazir, 2005).

2. Metode pengembangan sistem

Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah

metode Rapid Application Development (RAD). RAD adalah suatu

pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang

mencakup suatu metode pengembangan perangkat lunak. RAD secara

konseptual bertujuan mempersingkat waktu yang biasanya diperlukan

dalam Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS) tradisional antara

perancangan dan penerapan sistem informasi (Kendall et al. 2008). RAD

(27)

1. Requirement Planning (Perencanaan Kebutuhan)

Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk

mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta

untuk mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang

ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut.

2. Workshop Design

Fase ini merupakan fase perancangan serta perbaikan yang

dapat digambarkan sebagai sebuah workshop. Penulis

melakukan tahapan desain dan menunjukan rancangan pada

pengguna. Pengguna akan merespon apabila ada modul yang

kurang sesuai dengan pengguna dan penganalisis melakukan

perbaikan terhadap rancangan tesebut. Tahap ini dilakukan

berulang kali hingga pengguna menyetujui rancangan sistem

yang telah dibangun. Fase ini terdiri dari perancangan proses,

perancangan input/output, perancangan database, dan

perancangan interface.

3. Implementation (Implementasi)

Fase ini melakukan proses pengkodean dan proses

pengujian terhadap sistem yang dibangun apakah terdapat

kesalahan atau tidak sebelum diaplikasikan pada suatu

organisasi. Bahasa pemrograman yang dipakai menggunakan

bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai database dan

(28)

Dalam metode pengembangan sistem ini menggunakan notasi

UML (Unified Modelling Language), serta diagram-diagram yang

digunakan berupa Use Case Diagram, Activity Diagram, Class Diagram

dan Sequence Diagram (Whitten dan Bentley, 2008).

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan Skripsi ini sistematika penulisan terdiri dari

lima (bab), uraian masing-masing bab tersebut adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan membahas mengenai dasar-dasar teori yang

mendukung penulisan laporan Skripsi yaitu teori tentang sistem

informasi, sumber daya manusia, penggajian, penilaian kinerja,

metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem, serta

tools-tools yang digunakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metode pengumpulan data, metode analisis dan

(29)

Penjelasan yang terkait merupakan tahap dan kegiatan dalam

penelitian selama Skripsi.

BAB IV SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DAN PENILAIAN KINERJA

Pada bab ini akan menguraikan tentang sejarah singkat PT. Putra

Niaga Bimo, menganalisis kebutuhan perusahaan, analisis sistem

berjalan, desain analisis, desain database, pengkodean hingga testing.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan diuraikan kesimpulan yang dapat diambil dari

penyusunan laporan Skripsi ini serta saran-saran untuk memperbaiki

(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem

Pemahaman akan sistem berkembang sesuai dengan konteks dimana

pengertian sistem itu digunakan. Secara umum pengertian sistem adalah

kumpulan dari bagian-bagian yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang

sama. Contoh sistem dari definisi tersebut : Sistem Tatasurya, Sistem Pencernaan,

Sistem Transportasi Umum, Sistem Otomotif, Sistem Komputer, Sistem

Informasi. Sistem dapat juga didefinisikan sebagai sekumpulan objek-objek yang

saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar objek yang bisa dilihat

sebagai satu kesatuan yang dirancang untuk mencapai satu tujuan. Dengan

demikian secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau

himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang saling terorganisasi, saling

berinteraksi, dan saling bergantung sama lain (Fatta, 2007).

2.1.2 Karakteristik Sistem

Untuk membedakan sistem dengan sistem yang lainnya, maka diperlukan

sebuah karakteristik pada sistem tertentu (Ladjamudin, 2005). Berikut merupakan

(31)

1. Batasan Sistem(Boundary)

Daerah yang membataskan satu sistem dengan sistem yang lain mapun

dengan lingkungan luar dan menunjukan ruang lingkup dari sistem

tersebut.

2. Lingkungan Luar Sistem(Environment)

Segala sesuatu yang berada di luar sistem yang mempengaruhi operasi

sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat positif (menguntungkan)

maupun negatif (merugikan).

3. Masukan Sistem (Input)

Energi yang dimasukan ke dalam sistem, dapat berupa perawatan

(maintenanceinput) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input

adalah energi yang dimasukan agar sistem tersebut dapat berjalan. Signal

input adalah energi yang diproses untuk menghasilkan keluaran (Output).

4. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran adalah hasil dari energy yang telah diolah, dapat diklasifikasikan

menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat

merupakan masukan untuk subsistem lain.

5. Komponen Sistem (Component)

Suatu sistem terdiri dari beberapa komponen yang saling berinteraksi,

saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen atau

elemen-elemen dalam sistem ini dapat berupa subsistem ataupun bagian-bagian

(32)

6. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu

subsistem dengan subsistem lainnya, melalui penghubung ini

memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke

subsistem lainnya.

7. Proses Sistem (Process)

Proses sistem merupakan tempat pengolahan masukan (Input) menjadi

keluaran (Output).

8. Sasaran atau Tujuan Sistem

Suatu sistem memiliki suatu tujuan atau sasaran. Tanpa adanya tujuan atau

sasaran maka operasi sistem tidak akan berarti.

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang (Ladjamudin,

2005), diantaranya sebagai berikut:

a. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan

sistem fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa

pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem fisik

merupakan sistem yang ada secara fisik.

b. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia.

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak hasil

buatan manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara

(33)

c. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu dan sistem tak tentu. Sistem

tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.

Interaksi di antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti,

sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem tak tentu adalah

sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena

mengandung unsur probabilitas.

d. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan system

terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak

berhubungan dan tidak berpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem

ini bekerja secara otomatis tanpa adanya campur tangan dari pihak di

luarnya. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh

dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan

menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau sub-sistem lainnya.

Karena keterbukaan sistem ini, maka suatu sistem harus mempunyai suatu

sistem pengendalian yang baik.

2.1.4 Konsep Dasar Informasi

Menurut Jogiyanto (2005) informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk

yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sedangkan menurut

Ladjamudin (2005) pengertian Informasi adalah data yang telah diolah menjadi

bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan

masa kini maupun dimasa yang akan datang.

Dari perngertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data

(34)

2.1.5 Nilai Informasi

Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya

mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif

dibandingkan dengan biaya mendapatkannya (Jogiyanto, 2005)

2.1.6 Konsep Dasar Sistem Informasi

Menurut Leitch dan Davis sistem informasi adalah suatu sistem di dalam

suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi,

mendukung operasi, bersifat managerial dan kegiatan strategi dari suatu

organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

diperlukan (Jogiyanto, 2005). Sedangkan menurut Whitten et al, (2004) Sistem

informasi adalah sekumpulan orang , data, proses dan teknologi informasi yang

saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan

menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah organisasi.

2.1.7 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi memiliki beberapa komponen tertentu (Ladjamudin,

2005), komponen tersebut diklasifikasan sebagai berikut:

1. Hardware dan software berperan sebagai mesin

2. People (manusia) merupakan pengguna mesin

3. Procedures yaitu tatacara penggunaan mesin

4. Data yang merupakan penguhubung antara manusia dan mesin agar terjadi

(35)

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia

2.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah kebijakan dan praktik

menentukan aspek manusia atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen,

termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian

(Sedarmayanti, 2010).

Tujuan manajemen sumber daya manusia secara umum adalah untuk

memastikan bahwa organisasi mampu mencapai keberhasilan melalui orang.

Sistem manajemen SDM dapat menjadi sumber kapabilitasi organisasi yang

memungkinkan perusahaan atau organisasi dapat belajar dan mempergunakan

kesempatan untuk peluang baru (Sedarmayanti, 2010).

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang

dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi/bidang produksi,

pemasaran, keuangan, maupun kepegawaian. (Rivai dan Sagala, 2009)

Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi

manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin-mesin

produksi, uang dan lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan

(sumber daya manusia) yang mengelola faktor-faktor produksi lainnya tesebut.

Makin besar suatu perusahaan, makin banyak karyawan yang bekerja di

dalamnya, sehingga besar kemungkinan timbulnya permasalahan di dalamnya,

(36)

Penanganan semua persoalan tersebut sangat tergantung pada tingkat

kesadaran manajemen tehadap pentingnya sumber daya manusia dalam

pencapaian tujuan perusahaan. Kita dapat melihat adanya perbedaan antar

perusahaan dalam penyediaan waktu, biaya, dan usaha dalam pengelolaan SDM.

(Rivai dan Sagala, 2009)

2.2.2 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Dengan memahami fungsi manajemen, maka akan memudahkan pula

untuk memahami fungsi manajemen SDM yang selanjutnya akan memudahkan

kita dalam mengidentifikasikan tujuan manajemen SDM. Tujuan yang hendak

diklarifikasikan adalah manfaat apa yang akan kita peroleh dengan penerapan

manajemen SDM dalam suatu perusahaan. Tujuan manajemen SDM ialah

meningkatkan kontribusi produktif orang-orang yang ada dalam perusahaan

melalui sejumlah cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial.

Tujuan ini menuntun studi dan praktik manajemen SDM yang umumnya juga

dikenal sebagai manajemen personalia. Manajemen SDM mendoro para manajer

dan tiap karyawan untuk melaksanmakan strategi-strategi yang telaha ditetapkan

oleh perusahaan. Untuk mendukung para pimpinan yang mengoperasikan

departemen-departemen atau unit-unit organisasi dalam perusahaan sehingga

manajemen SDM harus memiliki sasaran. (Rivai dan Sagala, 2009)

1. Sasaran Manajemen Sumber Daya Manusia

Kalangan manajer dan departemen SDM berusaha untuk mencapai

(37)

titik puncak dan tindakan-tindakan apa yang dievaluasi. Terkadang sasaran

dipikirkan secara seksama dan diekspresikan dalam bentuk tulisan. Sering

sasaran tidak dinyatakan secara formal. Melalui kedua cara ini, sasaran

membimbing fungsi praktik SDM. Sasaran SDM tidak hanya perlu

merefleksikan keinginan manajemen senior, tetapi juga harus menetralisir

berbagai tantangan dari organisasi, fungsi SDM, masyarakat, dan

orang-orang yang dipengaruhi. Kegagalan untuk berbuat seperti itu bisa

merugikan kinerja, keuntungan dan bahkan eksistensi perusahaan.

Tantangan ini menegaskan empat sasaran yang relatif umum bagi

manajemen SDM dan membentuk sebuah kerangka masalah yang sering

ditemui dalam perusahaan.

a. Sasaran Perusahaan

Sasaran ini untuk mengenali manajer SDM dalam rangka

memberikan kontribusi atas efektivitas perusahaan. Bahkan ketika

departemen SDM secara formal didirikan untuk membantu para

manajer, mereka masih tetap bertanggung jawab atas kinerja

karyawan. Departemen SDM diciptakan untuk dapat membantu

para manajer dalam mencapai sasaran perusahaan. Manajemen

SDM bukan merupakan tujuan (hasil), akan tetapi manajemen

SDM hanya merupakan cara untuk membantu pimpinan yang

menyangkut masalah SDM perusahaan. Sasaran perusahaan antara

(38)

pengembangan, pengangkatan, penempatan, penilaian, hubungan

kerja.

b. Sasaran Fungsional

Sasaran ini untuk mempertahankan kontribusi departemen SDM

pada level yang cocok bagi berbagai kebutuhan perusahaan.

Terkadang sumber daya dihabiskan ketika manajemen SDM

kurang atau lebih canggih dibandingkan dengan

kebutuhan-kebutuhan perusahaan. Sasaran fungsional antara lain meliputi:

pengangkatan, penempatan, dan penilaian.

c. Sasaran Sosial

Sasaran ini untuk selalu tanggap secara etis maupun sosial tehadap

berbagai kebutuhan dan tuntutan masyarakat dengan terus

meminimalkan dampak negatif atas tuntutan tersebut terhadap

perusahaan. Kegagalan perusahaan dalam menggunakan sumber

daya mereka bagi kepentingan masyarakat yang tidak melalui

cara-cara yang etis bisa menimbulkan sejumlah kendala. Sasaran sosial

antara lain meliputi: keuntungan perusahaan, pemenuhan tuntutan

hukum, dan hubungan manajemen dengan serikat pekerja.

d. Sasaran Pribadi Karyawan

Yaitu untutk membantu para karyawan mencapai tujuan-tujuan

pribadi mereka, setidaknya sejauh tujuan-tujuan tersebut dan

meningkatkan kontribusi individu atas perusahaan. Sasaran pribadi

(39)

dipertahankan dan dimotivasi. Selain itu, kinerja dan kepuasan

karyawan bisa menurun dan mereka bisa hengkang dari

perusahaan.

Tidak setiap keputusan SDM bisa memnuhi sasaran-sasaran

organisasi, fungsional, sosial, dan pribadi di sepanjang waktu. Jika

konflik terjadi, maka sasaran ini berperan sebagai pemeriksa

keputusan.

Semakin banyak sasaran ini ditemui oleh berbagai tindakan

departemen, maka semakin besar andilnya atas

kebutuhan-kebutuhan pokok karyawan dan perusahaan. Lebih jauh, dengan

mengingat sasaran-sasaran ini para spesialis SDM bisa memahami

alasan-alasan dibalik aktivitas departemennya. Sasaran pribadi

karyawan antara lain meliputi: pelatihan dan pengembangan,

penilaian, penempatan, kompensasi dan penugasan.

2.2.3 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Sudah merupakan tugas manajemen SDM untuk mengelola manusia

seefektif mungkin agar diperoleh suatu satuan SDM yang merasa puas dan

memuaskan. Manajemen SDM merupakan bagian dari manajemen umum yang

memfokuskan diri pada SDM. Adapun fungsi-fungsi manajemen SDM, seperti

halnya fungsi manajemen umum, yaitu: (Rivai dan Sagala, 2009)

1. Fungsi Manajerial

(40)

 Pengorganisasian (organizing)

 Pengarahan (directing)

 Pengendalian (controlling)

2. Fungsi Operasional

 Pengendalian tenaga kerja (SDM)

 Pengembangan

 Kompensasi

 Pengintegrasian

 Pemeliharaan

 Pemutusan hubungan kerja

Fungsi-fungsi manajemen SDM mungkin akan dijumpai ada beberapa

perbedaan dalam berbagai literatur, hal ini sebagai akibat sudut pandang, akan

tetapi pada dasar pemikirannya relatif sama. Aspek lain dari manajemen SDM

adalah peranannya dalam pencapaian tujuan perusahaan secara terpadu.

manajemen SDM tidak hanya memperhatikan kepentingan perusahaan, tetapi juga

memperhatikan kebutuhan karyawan dan pemilik tuntutan masyarakat luas.

Peranan manajemen SDM adalah mempertemukan atau memadukan ketiga

kepentingan tersebut yaitu perusahaan, karyawan dan masyarakat luas, menuju

tercapainya efektivitas, efesiensi, produktivitas dan kinerja perusahaan (Rivai dan

(41)

2.2.4 Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia

Peran manajemen SDM dalam menjalankan aspek SDM, harus dikelola

dengan baik sehingga kebijakan dan praktik dapat berjalan sesuai dengan yang

diinginkan perusahaan, yang meliputi kegiatan antara lain: (Rivai dan Sagala,

2009)

 Melakukan analisis jabatan (menetapkan karakteristik pekerjaan

masing-masing SDM);

 Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon pekerja;

 Menyeleksi calon pekerja;

 Memberikan pengenalan dan penempatan pada karyawan baru;

 Menetapkan upah, gaji, dan cara memberikan kompensasi;

 Memberikan insentif dan kesejahteraan;

 Melakukan evealuasi kinerja;

 Mengkominkasikan, memberikan penyuluhan, menegakkan

disiplin kerja;

 Memberikan keselamatan kerja;

 Memberikan jaminan kesehatan;

 Menyelesaikan perselisihan perburuhan;

 Menyelesaikan keluhan dan relationship karyawan.

Manajemen SDM merupakan sistem yang terdiri dari banyak aktivitas

independen (saling terkait satu sama lain). Aktivitas ini tidak berlangsung

(42)

keputusan buruk menyangkut kebutuhan staffing bisa menyebabkan persoalan

ketenagakerjaan, penempatan, kepatuhan sosial, hubungan serikat

buruh-manajemen, dan kompensasi. Bila aktivitas SDM dilibatkan secara keseluruhan,

maka aktivitas tersebut membantu sistem manajemen SDM perusahaan.

Perusahaan dan orang merupkana sistem terbuka karena mereka dipengaruhi oleh

lingkungannya. Manajemen SDM juga merupakan sistem terbuka yang

dipengaruhi oleh lingkungan luar (Rivai dan Sagala, 2009).

Kemajuan yang dicapai dalam beberapa bidang, baik ekonomi, budaya,

pengetahuan, pendidikan, hukum, sosial, politik maupun pembangunan sudah

dapat dipastikan akan menimbulkan berbagai rintangan serta kendala yang

beraneka ragam, dan semakin kompleksnya kehidupan dalam bermasyarakat dan

bernegara. Dengan adanya berbagai rintangan dan kendala ini maka manajemen

SDM dirasa penting bagi suatu perusahaan, sehingga mampu menyelesaikan

berbagai masalah yang sedang dihadapi ataupun mungkin muncul di kemudian

hari (Rivai dan Sagala, 2009).

2.2.5 Aktivitas Pokok Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia memiliki beberapa aktivitas pokok, diantaranya:

(Sedarmayanti, 2010)

1. Organisasi

Desain organisasi: mengembangkan organisasi untuk memenuhi

semua aktivitas yang diperlukan, mengelompokannya secara bersama

(43)

fleksibel dalam menanggapi perubahan, dan disajikan untuk komunikasi

efektif serta disajikan untuk pembuatan keputusan.

Desain Jabatan: memutuskan berdasarkan isi jabatan, tugas dan

tanggung jawab mereka, serta hubungan yaang ada antara pemegang

jabatan dan orang lain dalam organisasi.

Pengembangan organisasi: menstimulasi, merencanakan dan

menerapkan program yang didesain untuk memperbaiki keefektifan fungsi

organisasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan.

2. Hubungan Ketenagakerjaan

Memperbaiki kualitas hubungan ketenagakerjaan dengan

menciptakan iklim kepercayaan, pengembangan kontrak psikologis yang

lebih positif.

3. Pemberdayaan

Perencanaan sumber daya manusia memperkirakan permintaan

orang di masa yang akan datang. Perekrutan dan seleksi mendapatkan

jumlah dan jenis orang yang diperlukan oleh organisasi.

4. Manajemen Kinerja

Mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim dan

individu dengan mengukur dan mengelola kinerja dalam kerangka kerja

sasaran dan persyaratan kecakapan yang telah disepakati, memperkirakan

dan memperbaiki kinerja, mengenali dan memuaskan kebiutuhan belajar

(44)

5. Pengembangan Sumber Daya Manusia a. Pembelajaran organisasi dan individu.

b. Pengembangan manajemen, memberi peluang belajar dan

pengembangan.

c. Manajemen karier merencanakan dan mengembangkan karier

orang secara potensial

6. Manajemen Imbalan

Sistem pembayaran mengembangkan struktur pembayaran dan

sistem yang layak, adil dan transparan. Pembayaran untuk kontribusi

mengaitkan imbalan dengan usaha, hasil, kecakapan dan keterampilan.

Imbalan non finansial memberi imbalan non finansial kepada karyawan,

7. Hubungan Karyawan

Hubungan industrial, mengelola dan mempertahankan hubungan

formal dan tidak formal dengan serikat pekerja dan anggotanya.

Keterlibatan dan partisipasi karyawan memberikan mereka pilihan, berbagi

informasi dengan karyawan dan membicarakan kepentingan bersama

dengan mereka. Komunikasi menciptakan dan menyampaikan informasi

mengenai kepentingan kepada karyawan.

Tanggung jawab pokok manajemen sumber daya manusia: (Sedarmayanti,

2010)

(45)

2. Memastikan nilai tambah diperoleh dari semua aktivitas sumber

daya manusia.

3. Mendasari program perubahan budaya

4. Membebaskan dan mengembangkan kapasitas manusia yang melekat

pada manusia

5. Mengembangkan proses memaksimalkan kontribusi orang.

6. Memungkinkan orang yang memiliki potensi mendapatkan

perspektif organisasi dan manajemen pada awal karier mereka.

7. Menanamkan pembelajaran dan pengembangan berlanjutan untuk

semua orang.

8. Mendesain, mener\apkan dan mengelola sistem untuk memastikan

akses kepada pengalaman yang relevan.

9. Memebri pelatihan keterampilan spesifik

10. Merekrut, mengembangkan dan melatih orang dengan kombinasi

tepat dari pengetahuan khusus mengenai cara melakukan pekerjaan

dan keterampilan yang lebih luas, serta sikap yang diperlukan agar

sesuai permintaan bidang usaha yang berubah

11. Mengelola karyawan yang semakin beragam dengan pola karier,

aspirasi dan kesetiaan yang berbeda.

12. Mengelola hubungan karyawan (dalam skala luas), secara kolektif

dan individu, serta mempertahankan komitmen ketika terjadi

(46)

13. Mendesain, mengeimplementasikan dan mengelola imbalan serta

sistem manajemen kinerja yang mengatur dan memotivasi orang,

baik secara individu dan tim, terhadap prioritas usaha dan hasil

14. Mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraan karyawan, baik

fisik dan mental dengan memberikan kondisi kerja layak, serta

dukungan keamanan dan keselamatan.

2.3 Kompensasi

2.3.1 Pengertian Kompensasi

Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai

pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Pemberian kompensasi

merupakan salah satu pelaksanaan fungsi MSDM yang berhubungan dengan

semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam

melakukan tugas keorganisasian. Kompensasi merupakan biaya utama atas

keahlian atau pekerjaan dan kesetiaan dalam bisnis perusahaan pada abad ke-21

ini. Kompensasi menjadi alasan utama mengapa kebanyakan orang mencari

pekerjaan, dengan rincian seperti terlihat pada Gambar 2.1 (Rivai dan Sagala,

(47)

.

Gambar 2.1 Jenis Kompensasi (Rivai dan Sagala, 2009)

Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi tidak langsung dan langsung.

Kompensasi langsung terdiri dari pembayaran karyawan dalam bentuk upah, gaji,

bonus, atau komisi. Kompensasi tidak langsung, atau benefit, terdiri dari semua

pembayaran yang tidak tercakup dalam kompensasi finansial langsung yang

meliputi liburan, berbagai macam asuransi, jasa seperti perawatan anak atau

kepedulian keagamaan, dan sebagainya. Penghargaan nonfinansial seperti pujian,

menghargai diri sendiri, dan pengakuan yang dapat mempengaruhi motivasi kerja

karyawan, produktivitas, dan kepuasan (Rivai dan Sagala, 2009).

Jika dikelola dengan baik, kompensasi akan membantu perusahaan untuk

mencapai tujuan dan memperoleh, memelihara, dan menjaga karyawan dengan

(48)

mungkin untuk meninggalkan perusahaan dan untuk melakukan penempatan

kembali tidaklah mudah. Akibat dari ketidakpuasan dalam pembaayaran yang

dirasa kurang akan mengurangi kinerja, mieningkatkan keluhan-keluhan,

penyebab mogok kerja, dan mengarah pada tindakan-tindakan fisik dan

psikologis, seperti meningkatnya derajat ketidakhadiran dan perputaran karyawan,

yang pada gilirannya akan menurunkan kesehatan jiwa karyawan yang semakin

parah. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan pembayaran, juga akan menyebabkan

perusahaan dan individual kurang daya kompetisinya dan menimbulkan

kegelisahan, perasaan bersalah, dan suasan yang tidak nyaman di kalangan

karyawan (Rivai dan Sagala, 2009).

2.3.2 Tujuan Manajemen Kompensasi

Secara umum tujuan manajemen kompensasi adalah untuk membantu

perusahaan mencapai tujuan keberhasilan strategi perusahaan dan menjamin

terciptanya keadilan internal dan eksternal. Tujuan manajemen kompensasi

efektif, meliputi: (Rivai dan Sagala, 2009)

a. Memperoleh SDM yang berkualitas

Kompensasi yang cukup tinggi sangat dibutuhkan untuk memberi daya

tarik kepada pelamar. Tingkat pembayaran harus responsif terhadap

penawaran dan permintaan pasar kerja karena para pengusaha

(49)

b. Mempertahankan karyawan yang ada

Para karyawan dapat keluar jika besaran kompensasi tidak kompetitif

dan akibatnya akan menimbulkan perputaran karyawan yang semakin

tinggi

c. Menjamin keadilan

Manajemen kompensasi selalu berupaya agar keadilan internal dan

eksternal dapat terwujud. Keadilan internal mensyaratkan bahwa

pembayaran dikaitkan dengan nilai relatif sebuah pekerjaan sehingga

pekerjaan yang dibayar dengan besaran yang sama. Keadilan eksternal

berarti pembayaran terhadap pekerja merupakan yang dapat

dibandingkan dengan perusahaan lain di pasar kerja.

d. Penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan

Pembayaran hendaknya memperkuat perilaku yang diinginkan dan

bertindak sebagai insentif untuk perbaikan perilaku di masa depan,

rencana kompensasi efektif, menghargai kinerja, ketaatan,

pengalaman, tanggung jawab, dan perilaku-perilaku lainnya.

e. Mengendalikan biaya

Sistem kompensasi yang rasional membantu perusahaan memperoleh

dan mempertahankan para karyawan dengan biaya yang beralasan.

Tanpa manjemen kompensasi efektif, bisa jadi pekerja dibayar di

(50)

f. Mengikuti aturan hukum

Sistem gaji dan upah yang sehat mempertimbangkan faktor-faktor

legal yang dikeluarkan pemerintah dan menjamin pemenuhan

kebutuhan karyawan

g. Memfasilitasi pengertian

Sistem manajemen kompensasi hendaknya dengan mudah dipahami

oleh spesialis SDM, manajer operasi, dan para karyawan.

h. Meningkatkan efesiensi administrasi

Program pengupahan dan penggajian hendaknya dirancang untuk

dapat dikelola dengan efesien, membuat sistem informasi SDM

optimal, meskipun tujuan ini hendaknya sebagai pertimbangan

sekunder dibandingkan dengan tujuan-tujuan lain.

2.3.3 Komponen-Komponen Kompensasi

Berikut adalah komponen-komponen kompensasi: (Rivai dan Sagala,

2009)

a. Gaji

Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan

sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan

yang memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai

tujuan perusahaan. Atau, dapat dikatakan sebagai bayaran tetap yang

(51)

b. Upah

Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada

karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau

banyaknya pelayanan yang diberikan. Jadi tidak ada seperti gaji yang

jumlahnya relatif tetap, besarnya upah dapat berubah-ubah tergantung

pada keluaran yang dihasilkan.

c. Insentif

Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada

karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. Insentif

merupakan bentuk lain dari upah langsung di luar upah dan gaji yang

merupakan kompensasi tetap, yang biasa disebut kompensasi

berdasarkan kinerja (pay for performance plan).

d. Kompensasi tidak langsung (Fringe Benefit)

Fringe Benefit merupakan kompensasi tambahan yang diberikan

berdasarkan kebijakan terhadap perusahaan terhadap semua karyawan

sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan para karyawan. Contohnya,

berupa fasilitas-fasilitas, seperti: asuransi-asuransi,

tunjangan-tunjangan, uang pensiun, dan lain-lain.

2.3.4 Upah

2.3.4.1Pengertian Upah

Upah didefinisikan sebagai balas jasa yang adil dan layak diberikan

(52)

merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada karyawan

berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan

yang diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah

dapat berubah-ubah. Konsep upah biasanya dihibungkan dengan proses

pembayaran bagi tenaga kerja lepas (Rivai dan Sagala, 2009).

2.3.4.2Penggolongan Upah

Upah digolongkan menjadi: (Rivai dan Sagala, 2009)

a. Upah Sistem Waktu

Dalam sistem waktu, besarnya upah ditetapkan berdasarkan standar waktu

seperti jam, hari, minggu, atau bulan. Besarnya upah sistem waktu hanya

didasarkan kepada lamanya bekerja bukan dikaitkan dengan prestasi

kerjanya.

b. Upah Sistem Hasil (Output)

Dalam sistem hasil, besarnya upah ditetapkan atas kesatuan unit yang

dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter, dan kilogram. Besarnya

upah yang dibayar selalu didasarkan kepada banyaknya hasil yang

dikerjakan bukan kepada lamanya waktu mengerjakannya.

c. Upah Sistem Borongan

Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya

jasa didasakan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya.

(53)

lama mengerjakannya serta banyak alat yang diperlukan untuk

menyelesaikannya.

2.3.5 Insentif

2.3.5.1Pengertian Insentif

Suatu sukses perusahaan memerlukan strategi efektif yang harus dicapai

untuk menuju keberhasilan. Para manajer dan departemen SDM dapat

menggunakan insentif dan bagi hasil sebagai alat untuk memotivasi pekerja guna

mencapai tujuan organisasi. Sebab, ini merupakan bentuk kompensasi yang

berorientasi pada hasil kerja. Walaupun insentif mungkin sudah diberikan kepada

kelompok, mereka sering memberi penghargaan terhadap individu (Rivai dan

Sagala, 2009).

Insentif diartikan sebagai bentuk pembayaran yang dikaitkan dengan

kinerja dan gainsharing, sebagai pembagian keuntungan bagi karyawan akibat

peningkatan produktivitas atau penghematan biaya. Sistem ini merupakan bentuk

lain dari kompensasi langsung di luar gaji dan upah yang merupakan kompensasi

tetap, yang disebut sistem kompensasi berdasarkan kinerja (pay for performance

plan) (Rivai dan Sagala, 2009).

2.3.5.2Tujuan Insentif

Tujuan utama dari insentif adalah untuk memberikan tanggung jawab dan

dorongan kepada karyawan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas

(54)

meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dalam menghadapi

persaingan yang semakin ketat, dimana produktivitas menjadi satu hal yang

sangat penting (Rivai dan Sagala, 2009).

2.3.5.3Penggolongan Insentif

Insentif digolongkan menjadi: (Rivai dan Sagala, 2009)

a. Insentif Individu

Program insentif indiviru bertujuan untuk memberikan penghasilan

tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai standar

prestasi tertentu. Insentif individu bisa berupa upah per-output

(misalkan menggunakan satuan potong) dan upah per waktu (misalkan

menggunakan jam) secara langsung. Pada upah per potong terlebih

dahulu ditentukan berapa yang harus dibayar untuk setiap unit yang

dihasilkan.

b. Insentif Kelompok

Pembayaran insentif individu seringkali sukar untuk dilaksanakan

karena untuk menghasilkan sebuah produk dibutuhkan kerja sama,

atau ketergantungan dari seorang dengan orang lain. Oleh sebab itu,

insentif akan diberikan kepada kelompok kerja apabila kinerja mereka

juga melebihi standar yang telah ditetapkan. Para anggotanya dapat

dibayar dengan tiga cara, yaitu (1) seluruh anggota menerima

pembayaran yang sama dengan pembayaran yang diterima oleh

(55)

kelompok menerima pembayaran yang sama dengan pembayaran yang

diterima oleh mereka yang paling rendah prestasi kerjanya, dan (3)

seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan rata-rata

pembayaran yang diterima oleh kelompok.

2.3.5.4Sistem Pemberian Insentif

Salah satu alasan pentingnya pembayaran insentif karena adanya

ketidaksesuaian tingkat kompensasi yang dibayarkan kepada eksekutif dengan

pekerja lain. Program insentif adalah salah satu cara untuk meningkatkan seluruh

pekerja merasakan bersama kemakmuran perusahaan. Selain itu, ada kesadaran

yang tumbuh bahwa program pembayaran tradisional seringkali tidak bagus

dalam menghubungkan pembayaran dengan kinerja. Jika organisasi mau

mencapai inisiatif strategis mereka, maka pembayaran perlu dihubungkan dengan

kinerja sedimikian rupa sehingga pembayaran itu mengikuti tujuan karyawan dan

tujuan organisasi (Rivai dan Sagala, 2009).

a. Bonus Tahunan

Banyak perusahaan menggantikan peningkatan pendapatan karyawan

berdasarkan jasa dengan pemberian bonus kinerja tahunan, setengah

tahun atau triwulan. Umumnya bonus ini lebih sering dibagikan sekali

dalam setahun. Bonus mempunya beberapa kelebihan dibandingkan

dengan peningkatan gaji. Pertama, bonus meningkatkan arti

pembayaran karena karyawan menerima upah dalam jumlah yang

(56)

bonus dengan menginvesatsikannya secara cermat; tetapi kecil

kemungkinan karyawan melakukan hal ini ketika suati peningkatan

disebar sepanjang tahun (pada tiap bulan) berupa gaji/insentif. Kedua,

bonus memaksimalkan hubungan antara bayaran dan kinerja. Tidak

seperti peningkatan gaji permanen, bonus harus diperoleh secara

terus-menerus dengan kinerja diatas rata-rata dari tahun ke tahun, sebagai

contoh: Bank-Bank besar dapat memberikan Bonus atau terkadang

disebut dengan jasa produksi sehingga mencapai 3 kali gaji bruto

setiap tahunnya, yang dibayarkan setelah neraca diaudit.

b. Insentif Langsung

Tidak seperti sistem bayaran berdasarkan kinerja yang lain, bonus

langsung tidak didasarkan pada rumus, kriteria kinerja khusus, atau

tujuan. Imbalan atas kinerja yang kadan-kadang disebut bonus kilat ini

dirancang untuk mengakui kontribusi luar biasa karyawan. Imbalan

yang digunakan oleh 95 persen dari seluruh perusahaan itu mengakui

lama kerja (88 persen), prestasi istimewa (64 persen) dan gagasan

inovatif (42 persen). Sering kali penghargaan itu berupa sertifikat,

plakat, uang tunai, obligasi tabungan, atau karangan bunga.

c. Insentif Individu

Insentif individu adalah bentuk bayaran insentif paling tua dan paling

populer. Dalam jenis program ini, standar kinerja individu ditetapkan

dan dikomunikasikan sebelumnya, dan penghargaan didasarkan pada

(57)

persen) dari total perusahaan dalam seluruh kelompok industri kecuali

perusahaan sarana umum. Perusahaan-perusahaan sarana umum lebih

lambat menerapkan program-program semacam ini karena sejarah

regulasi mereka membatasi otonomi tenaga kerja.

d. Insentif Tim

Insentif tim berada diantara program individu dan program seluruh

organisasi seperti pembagian hasil dan pembagian laba. Sasaran

kinerja disesuaikan secara spesifik dengan apa yang perlu dilaksanakan

tim kerja. Secara strategis, insentif tim menghubungkan tujuan

individu dengan tujuan kelompok kerja (biasanya sepuluh orang atau

kurang), yang pada gilirannya biasanya dihubungkan dengan

tujuan-tujuan finansial.

e. Pembagian Keuntungan

Program pembagian keuntungan terbagi dalam tiga kategori. Pertama,

program distribusi sekarang menyediakan persentase untuk dibagikan

tiap triwulan atau tiap tahun kepada karyawan. Kedua, program

distribusi yang ditangguhkan menempatkan penghasilan dalam suatu

dana titipan untuk pensiun, pemberhentiam, kematian, atau cacat.

Inilah jenis program yang tumbuh paling pesat karena keuntungan dari

segi pajak. Ketiga, program gabungan sekitar 20 persen perusahaan

dengan program pembagian keuntungan mempunyai program

(58)

kepada karyawan, dan menyisihkan sisanya dalam rekening yang

ditentukan.

f. Bagi Hasil

Program bagi hasil (gainsharing) dilandasi oleh asumsi adanya

kemungkinan mengurangi biaya dengan menghilangkan bahan-bahan

dan buruh yang mubazir, dengan mengembangkan produk atau jasa

yang baru atau yang lebih bagus, atau bekerja lebih cerdas. Biasanya,

program bagi hasil melibatkan seluruh karyawan dalam suatu unit

kerja atau perusahaan.

2.3.6 Gaji

2.3.6.1Pengertian Gaji

Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai

konsekuensi dari statusnya sebagai seorang karyawan yang memberikan

kontribusi dalam mencapai tujuan perusahaan. Atau, dapat juga dikatakan sebagai

bayaran tetap yang diterima seseorang karena kedudukannya dalam perusahaan

(Rivai dan Sagala, 2009).

2.3.6.2Tujuan Pemberian Upah dan Gaji

Berikut adalah tujuan dalam pemberian upah dan gaji: (Rivai dan Sagala,

Gambar

Gambar 2.1 Jenis Kompensasi (Rivai dan Sagala, 2009)
Gambar 2.2 Metode Skala Peringkat (Rivai dan Sagala, 2009)
Gambar 2.3 Metode Checklist (Rivai dan Sagala, 2009)
Gambar 2.4 Forced Choice Method (Rivai dan Sagala, 2009)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Never shall I forget that night, the first night in camp, that turned my life into one long night seven times sealed.. Never shall I forget

Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan eksplorasi keragaman bakteri endofit tanaman kunyit putih yang memiliki kemampuan anti mikrob yang hasilnya menunjukkan bahwa bakteri

Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Pernada Media Group, Jakarta, hlm.. dan pertimbangan bahwa LP Klas IIA Yogyakarta telah menampung banyak narapidana baik yang

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, penyelesaian masalah kurangnya pengunjung yang datang ke SPICE ini, diperlukan adanya promosi yang lebih efektif dan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan rerata Hb antara kelompok wanita vegetarian dengan non vegetarian.. Studi lebih

Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran

Debt to Equity Ratio merupakan financial leverage yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena secara teoristis menunjukan rasio suatu perusahaan sehingga

Seluruh surah dalam al-Qur’an dan bahkan al-Quran sendiri sesungguhnya mengarahkan manusia kepada tataran keesaan Allah swt, bukan menuntut dan mengarahkan manusia