• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Karakteristik Ibu Balita terhadap Partisipasi dalam Penimbangan Balita (D/S) di Posyandu Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Karakteristik Ibu Balita terhadap Partisipasi dalam Penimbangan Balita (D/S) di Posyandu Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KARAKTERISTIK IBU BALITA TERHADAP PARTISIPASI DALAM PENIMBANGAN BALITA (D/S) DI POSYANDU

DESA BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2010

Oleh :

PARULIAN D. GULTOM NIM : 061000168

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH KARAKTERISTIK IBU BALITA TERHADAP PARTISIPASI DALAM PENIMBANGAN BALITA (D/S) DI POSYANDU

DESA BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

PARULIAN D. GULTOM NIM : 061000168

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :

PENGARUH KARAKTERISTIK IBU BALITA TERHADAP PARTISIPASI DALAM PENIMBANGAN BALITA (D/S) DI POSYANDU

DESA BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2010

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : PARULIAN D. GULTOM

NIM : 061000168

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripisi Pada Tanggal 20 Oktober 2010 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si dr. Heldy BZ, M.P.H NIP. 196803201993082001 NIP. 195206011982031003 Penguji II Penguji III

Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes dr. Fauzi, S.K.M NIP. 197308031999032001 NIP. 140052649

Medan, Oktober 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara, Dekan,

(4)

ABSTRAK

Cakupan penimbangan balita (D/S) di posyandu merupakan indikator tinggi/rendahnya partisipasi masyarakat di posyandu (D/S merupakan persentase balita yang ditimbang di posyandu dibanding seluruh balita yang ada di wilayah kerja posyandu). Cakupan penimbangan balita (D/S) di Kota Medan Tahun 2008 masih tergolong sangat rendah yaitu dari 137.396 balita yang ada hanya 34.470 balita yang ditimbang (25,09%). Di Kota Medan, cakupan yang terendah terdapat di wilayah kerja Puskesmas Desa Binjai Kecamatan Medan Denai yaitu sebesar 28,48% pada Tahun 2008.

Jenis penelitian ini menggunakan tipe explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh karakteristik ibu balita terhadap partisipasi ibu dalam penimbangan balita (D/S) di posyandu Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010. Populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai balita (usia 12-59 bulan) yang tinggal di Kelurahan Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan sebanyak 3.588 jiwa dan penetapan jumlah sampel melalui 2 (dua) tahap, yaitu menggunakan metode “cluster sampling” dan “simple random sampling” sehingga diperoleh sampel sebanyak 81 orang responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel partisipasi ibu dalam penimbangan balita (D/S) di posyandu yaitu variabel pekerjaan (ρ=0,004), pengetahuan (ρ=0,000) dan sikap (ρ=0,000). Variabel yang tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap partisipasi ibu dalam penimbangan

balita (D/S) di posyandu yaitu variabel pendidikan (ρ=0,111), paritas (ρ=0,119) dan pendapatan (ρ=0,829).

Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan atau petugas Puskesmas Desa Binjai untuk melakukan penyuluhan kepada ibu balita dalam upaya meningkatkan pengetahuan mereka mengenai tujuan dan manfaat pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dan memberikan informasi tentang cara membaca pertumbuhan anak dalam Kartu Menuju Sehat (KMS). Diharapkan meningkatkan kerjasama antara kader dengan berbagai pihak khususnya dengan tokoh masyarakat dan ibu-ibu PKK dalam kegiatan posyandu dengan pemantauan dan pembinaan dari pihak Puskesmas Desa Binjai dan pemerintah setempat (lurah).

(5)

ABSTRACT

The scope of under-five-years-old children weighing (D/S) in posyandu is one of indicator that show the high /low participation of community in posyandu (D/S=percentage of under-five-years-old children weighed in posyandu divided by the total under-five-years-old children attending posyandu). In Medan City, the participation was still classified as very low in 2008 which there were 137.396 under-five-years-old children weighed only 34.470 (25,09%). The lowest scope of under-five-years-old children weighing (D/S) in posyandu was in the working area of Desa Binjai Health Centre Medan Denai Subdistrict in 2008 that amounted to 28,48%.

The type of research used an explanatory approach that aimed to explain the influence of the characteristics of mothers with under-five-years-old children on the under-five-years-old children weighing participation (D/S) in Desa Binjai Posyandu Medan Denai Subdistrict Medan City in 2010. The population were all mothers with under-five-years-old children (ages 12-59 months) who lived in Desa Binjai village Medan Denai Subdistrict Medan City as 3588 people and the samples were 81 people determined by 2 (two) phases, “cluster sampling” and "simple random sampling". Data were collected by using questionnaires and analyzed by using multiple linear regression test.

The results of research showed that variables which had significant influence on mothers participation (D/S) in posyandu were job (ρ=0.004), knowledge (ρ=0.000) and

attitude (ρ=0.000). Variables which had not significant influence were education (ρ = 0.111), parity (ρ = 0.119) and income (ρ = 0.829).

It is expected to the Medan City Health Office or Desa Binjai Health Centre officers to counsel mothers with under-five-years-old children to increase their knowledge about the purpose and benefits of growth monitoring and early childhood development through a child's weighing in posyandu and provide information on how to read a child’s growth in Kartu Menuju Sehat (KMS). It is also suggested to increase the cooperation between the cadres with the various parties, especially with community leaders, PKK through the activities of posyandu and receive the monitoring and supervision of Desa Binjai Health Centre and the local government (village head).

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Parulian Dormaida Gultom Tempat/Tanggal Lahir : Bamban /17 Januari 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan Anak ke : 5 dari 5 Bersaudara Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 1994-2000 : SD Negeri No. 102042 Desa Bakaran Batu 2. Tahun 1990-1993 : SMP YP Budi Dharma Desa Pon

3. Tahun 1993-1996 : SMA Negeri 2 Tebing Tinggi

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Karakteristik Ibu Balita terhadap Partisipasi dalam Penimbangan Balita (D/S) di Posyandu Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010”, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

Dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada orang tua terkasih (P. Gultom dan R. br Sinaga) yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan kasih sayang dan juga tak henti-hentinya memberikan dukungan doa dan perhatian. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga banyak mendapatkan bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU).

(8)

3. dr. Heldy BZ, M.P.H, selaku Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, serta saran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes, selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini. 5. dr. Fauzi, S.K.M, selaku Dosen Penguji III yang telah memberikan masukan kepada

penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Prof. dr. Aman Nasution, M.P.H, selaku Dosen Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memperhatikan penulis selama penulis menjalani pendidikan.

8. Seluruh Dosen dan Staf di FKM USU yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.

9. Kepala Puskesmas Desa Binjai Kecamatan Medai Denai dan seluruh Staf yang telah membantu penelitian penulis.

10. Seluruh Ibu balita yang telah bersedia menjadi responden penelitian ini.

11. Kakak penulis, Rosmei br Gultom dan Suami, Resli br Gultom dan Suami; Abang penulis, Anggiat Gultom dan Istri, Candro Gultom beserta keponakan penulis (Yudi, Raju, Diego, Wilky, Andre, Magdalena, Putri dan si kecil) yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

(9)

13. Teman-teman seperjuangan di Departemen AKK : Josua, Jhonson, Wilda, Sairama, Annie, Yanny, Deri, Ria, Suster Riris, Mariana, Ayu, Adly dan semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

14. KTB Theosophie (Cathrine, Nata dan Marta) yang selalu ada dan memberi semangat bagi penulis. Teman-teman Koordinasi POMK FKM yang selalu memberikan dukungan bagi penulis.

15. Teman-teman kost Dipa 21: Tri, Riris, Ita, Lusi, Nova, Putri dan semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang selalu memberikan dukungan dan berdoa bagi penulis.

16. Teman-teman stambuk 2006 dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan semangat, dukungan, bantuan dan doa selama ini.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2010

(10)

DAFTAR ISI

Hal

Halaman Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Riwayat Hidup Penulis ... iv

Kata Pengantar ...v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ...x

Daftar Gambar ... xii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1.. Latar Belakang ...1

1.2.. Perumusan Masalah ...9

1.3. Tujuan Penelitian ...9

1.4. Manfaat Penelitian ...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Posyandu ... 10

2.2. Balita ... 13

2.2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita ... 13

2.2.2. Pemantauan Pertumbuhan Balita ... 14

2.2.3. Cakupan Penimbangan Balita ... 15

2.2.4. Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita ... 16

2.3. Pengaruh Karakteristik Ibu Balita Terhadap Partisipasi Ibu dalam Penimbangan Balita (D/S) di Posyandu ... 18

2.4. Partisipasi Masyarakat ... 23

2.5. Kerangka Konsep Penelitian ... 26

2.6. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1. Jenis Penelitian ... 28

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

3.3. Populasi dan Sampel ... 28

3.3.1. Populasi ... 28

3.3.2. Sampel ... 29

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 30

3.5. Definisi Operasional ... 30

3.6. Aspek Pengukuran ... 32

3.6.1. Variabel Bebas ... 32

3.6.2. Variabel Terikat ... 33

(11)

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 34

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian ... 34

4.1.1. Geografis dan Demografis... 34

4.1.2. Sarana Kesehatan ... 36

4.2. Gambaran Kegiatan Posyandu di Kelurahan Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan ... 36

4.3. Analisis Univariat ... 38

4.3.1. Karakteristik Responden ... 38

4.3.1.1. Variabel Paritas ... 38

4.3.1.2. Variabel Pendidikan ... 38

4.3.1.3. Variabel Pekerjaan ... 39

4.3.1.4. Variabel Pendapatan ... 40

4.3.1.5. Variabel Pengetahuan... 41

4.3.1.6. Variabel Sikap ... 44

4.3.1.7. Variabel Partisipasi ... 47

4.4. Analisis Bivariat ... 48

4.5. Hasil Uji Statistik Multivariat ... 50

BAB V PEMBAHASAN ... 52

5.1. Variabel Karakteristik Ibu Balita yang Berpengaruh Terhadap Partisipasi dalam Penimbangan Balita (D/S) di posyandu ... 52

5.1.1. Variabel Pekerjaan ... 52

5.1.2. Variabel Pengetahuan ... 53

5.1.3. Variabel Sikap ... 55

5.2. Variabel Karakteristik Ibu Balita yang Tidak Berpengaruh Terhadap Partisipasi dalam Penimbangan Balita (D/S) di Posyandu ... 57

5.2.1. Variabel Paritas ... 57

5.2.2 Variabel Pendidikan ... 58

5.2.3. Variabel Pendapatan ... 59

5.3. Partisipasi Ibu Balita dalam Penimbangan Balita di Posyandu ... 60

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

6.1. Kesimpulan ... 65

6.2. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Hasil Pengolahan Statistik

(12)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 1.1. Cakupan Penimbangan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Medan Denai Kota Medan Tahun 2008 ... 6

Tabel 2.1. Mekanisme Kegiatan Posyandu ... 11

Tabel 2.2. Tingkat Perkembangan Posyandu ... 12

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Paritas, Pendidikan, Pekerjaan, Ekonomi ... 32

Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Pengetahuan dan Sikap ... 32

Tabel 3.3. Aspek Pengukuran Variabel Terikat ... 33

Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 34

Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 35

Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 35

Tabel 4.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama ... 36

Tabel 4.5 Sarana Kesehatan di Kelurahan Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2008. ... 36

Tabel 4.6. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Paritas ... 38

Tabel 4.7. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Pendidikan ... 39

Tabel 4.8. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Pendidikan ... 39

Tabel 4.9. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Pekerjaan ... 40

Tabel 4.10. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Pekerjaan ... 40

Tabel 4.11. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Pendapatan ... 41

(13)

Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Tentang Penimbangan Balita di Posyandu di Kelurahan Desa

Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2010 ... 44 Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Sikap Terhadap

Upaya Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

di Posyandu ... 44 Tabel 4.15. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap Terhadap

Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita di Posyandu ... 46 Tabel 4.16. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Kegiatan Penimbangan

Balita di Posyandu ... 47 Tabel 4.17. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Partisipasi dalam

Penimbangan Balita (D/S) di Posyandu Desa Binjai Kecamatan

(14)

DAFTAR GAMBAR

(15)

ABSTRAK

Cakupan penimbangan balita (D/S) di posyandu merupakan indikator tinggi/rendahnya partisipasi masyarakat di posyandu (D/S merupakan persentase balita yang ditimbang di posyandu dibanding seluruh balita yang ada di wilayah kerja posyandu). Cakupan penimbangan balita (D/S) di Kota Medan Tahun 2008 masih tergolong sangat rendah yaitu dari 137.396 balita yang ada hanya 34.470 balita yang ditimbang (25,09%). Di Kota Medan, cakupan yang terendah terdapat di wilayah kerja Puskesmas Desa Binjai Kecamatan Medan Denai yaitu sebesar 28,48% pada Tahun 2008.

Jenis penelitian ini menggunakan tipe explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh karakteristik ibu balita terhadap partisipasi ibu dalam penimbangan balita (D/S) di posyandu Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010. Populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai balita (usia 12-59 bulan) yang tinggal di Kelurahan Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan sebanyak 3.588 jiwa dan penetapan jumlah sampel melalui 2 (dua) tahap, yaitu menggunakan metode “cluster sampling” dan “simple random sampling” sehingga diperoleh sampel sebanyak 81 orang responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel partisipasi ibu dalam penimbangan balita (D/S) di posyandu yaitu variabel pekerjaan (ρ=0,004), pengetahuan (ρ=0,000) dan sikap (ρ=0,000). Variabel yang tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap partisipasi ibu dalam penimbangan

balita (D/S) di posyandu yaitu variabel pendidikan (ρ=0,111), paritas (ρ=0,119) dan pendapatan (ρ=0,829).

Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan atau petugas Puskesmas Desa Binjai untuk melakukan penyuluhan kepada ibu balita dalam upaya meningkatkan pengetahuan mereka mengenai tujuan dan manfaat pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dan memberikan informasi tentang cara membaca pertumbuhan anak dalam Kartu Menuju Sehat (KMS). Diharapkan meningkatkan kerjasama antara kader dengan berbagai pihak khususnya dengan tokoh masyarakat dan ibu-ibu PKK dalam kegiatan posyandu dengan pemantauan dan pembinaan dari pihak Puskesmas Desa Binjai dan pemerintah setempat (lurah).

(16)

ABSTRACT

The scope of under-five-years-old children weighing (D/S) in posyandu is one of indicator that show the high /low participation of community in posyandu (D/S=percentage of under-five-years-old children weighed in posyandu divided by the total under-five-years-old children attending posyandu). In Medan City, the participation was still classified as very low in 2008 which there were 137.396 under-five-years-old children weighed only 34.470 (25,09%). The lowest scope of under-five-years-old children weighing (D/S) in posyandu was in the working area of Desa Binjai Health Centre Medan Denai Subdistrict in 2008 that amounted to 28,48%.

The type of research used an explanatory approach that aimed to explain the influence of the characteristics of mothers with under-five-years-old children on the under-five-years-old children weighing participation (D/S) in Desa Binjai Posyandu Medan Denai Subdistrict Medan City in 2010. The population were all mothers with under-five-years-old children (ages 12-59 months) who lived in Desa Binjai village Medan Denai Subdistrict Medan City as 3588 people and the samples were 81 people determined by 2 (two) phases, “cluster sampling” and "simple random sampling". Data were collected by using questionnaires and analyzed by using multiple linear regression test.

The results of research showed that variables which had significant influence on mothers participation (D/S) in posyandu were job (ρ=0.004), knowledge (ρ=0.000) and

attitude (ρ=0.000). Variables which had not significant influence were education (ρ = 0.111), parity (ρ = 0.119) and income (ρ = 0.829).

It is expected to the Medan City Health Office or Desa Binjai Health Centre officers to counsel mothers with under-five-years-old children to increase their knowledge about the purpose and benefits of growth monitoring and early childhood development through a child's weighing in posyandu and provide information on how to read a child’s growth in Kartu Menuju Sehat (KMS). It is also suggested to increase the cooperation between the cadres with the various parties, especially with community leaders, PKK through the activities of posyandu and receive the monitoring and supervision of Desa Binjai Health Centre and the local government (village head).

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas mulai meningkat khususnya pada kelompok sosial ekonomi menengah ke atas di perkotaan. Dengan kata lain, saat ini Indonesia tengah menghadapi masalah gizi ganda. Hal ini sangat merisaukan karena mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Ukuran kualitas SDM dapat dilihat pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat antara lain dapat dilihat pada tingkat kemiskinan dan status gizi masyarakat. Upaya pengembangan kualitas SDM dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

(18)

Diperkirakan masih terdapat sekitar 1,7 juta balita terancam gizi buruk yang keberadaannya tersebar di pelosok-pelosok Indonesia. Jumlah balita di Indonesia menurut data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tahun 2007 mencapai 17,2% dengan laju pertumbuhan penduduk 2,7% per tahun. United Nations Children’s Fund (UNICEF) melaporkan Indonesia berada di peringkat kelima dunia untuk negara dengan jumlah anak yang terhambat pertumbuhannya paling besar dengan perkiraan sebanyak 7,7 juta balita (Depkes RI, 2007). Di beberapa provinsi seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB) selama Bulan Januari hingga Oktober 2009 tercatat lebih dari 600 kasus gizi buruk yang pada umumnya menimpa balita dan 31 kasus di antaranya mengakibatkan kematian (Rio, 2009).

Pemerintah terus berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya menangani masalah gizi balita karena hal itu berpengaruh terhadap pencapaian salah satu tujuan Millennium Development Goals (MDGs) pada Tahun 2015 yaitu mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah lima tahun. Prevalensi kekurangan gizi pada anak balita menurun dari 25,8 % pada Tahun 2004 menjadi 18,4 % pada Tahun 2007, sedangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 menargetkan penurunan prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita adalah <15,0% pada Tahun 2014 (Sarjunani, 2009).

(19)

pangan dan gizi, dan meningkatkan koordinasi penanganan masalah secara terpadu (Depkes RI, 2007). Upaya pemerintah tersebut harus didukung oleh berbagai komponen masyarakat karena masalah gizi di Indonesia bukan hanya masalah kesehatan masyarakat tetapi menyangkut pembangunan bangsa.

Berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Tahun 2009, pembangunan kesehatan perlu digerakkan oleh masyarakat di mana masyarakat mempunyai peluang dan peran yang penting dalam pembangunan kesehatan, oleh karena itu pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting atas dasar untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuannya sebagai pelaku pembangunan kesehatan. Tinuk dalam Iskandar (2006) menyatakan pemberdayaan masyarakat adalah upaya peningkatan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi aktif, berperan aktif, bernegosiasi, memengaruhi dan mengendalikan kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung gugat demi perbaikan kehidupannya. Menurut UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, masyarakat berperan serta baik secara per orangan maupun terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan dalam rangka membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

(20)

Posyandu meliputi lima program prioritas yaitu Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi dan balita (Adisasmito, 2007). Posyandu erat sekali kaitannya dengan peran serta aktif masyarakat. Sejak diperkenalkan Tahun 1980-an, posyandu diakui memberikan kontribusi yang besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan dan gizi. Balita merupakan salah satu sasaran posyandu yang cukup penting oleh karena balita merupakan proporsi yang cukup besar dari komposisi penduduk Indonesia (Depkes RI, 2006). Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat yang dimanfaatkan oleh ibu untuk memperoleh pelayanan dan sebagai sumber informasi untuk meningkatkan pengetahuannya dalam hal gizi dan kesehatan. Pemantauan status gizi dan kesehatan anak dapat dilakukan dengan baik melalui kegiatan di posyandu (Madanidjah, 2007).

Menurut Depkes RI, 2006, perubahan berat badan balita dari waktu ke waktu merupakan petunjuk awal perubahan status gizi balita. Anak balita sehat, gizi kurang atau gizi lebih (obesitas) khususnya di daerah perkotaan dapat diketahui dari pertambahan berat badannya tiap bulan. Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan penimbangan balita di posyandu secara rutin tiap bulannya yang hasilnya dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) .

(21)

bulan datang dan ditimbang di posyandu sebagian besar mempunyai status gizi baik dan yang tidak rutin datang dan ditimbang mempunyai status gizi kurang.

Strauss et al. yang dikutip oleh Trias (2007) menyatakan bahwa bentuk peran serta (partisipasi) masyarakat di posyandu diukur melalui cakupan penimbangan balita yaitu jumlah anak bawah lima tahun (balita) yang ditimbang dalam suatu wilayah posyandu dibandingkan dengan jumlah anak balita yang ada dalam suatu wilayah posyandu tersebut (D/S). Partisipasi masyarakat dalam masalah kesehatan sangat diperlukan sebagaimana masyarakat tersebut ikut menjadi peserta yang efektif.

Kegiatan penimbangan di posyandu dimaksudkan untuk memantau status gizi balita dan melihat tingkat partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat ke posyandu dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Secara nasional tingkat partisipasi masyarakat ke posyandu hanya mencapai 50,5%. Data yang paling kuat diperoleh dari temuan Indonesian Family Life Survey (IFLS) di mana terjadi penurunan sebesar 12% terhadap penggunaan posyandu baik oleh balita laki-laki maupun perempuan dalam rentang Tahun 1997 hingga Tahun 2000.

(22)

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007 menunjukkan bahwa status gizi kurang balita di Sumatera Utara pada Tahun 2007 mencapai 22,7%. Sebagian besar balita ditimbang di posyandu yaitu sebesar 63%, sedangkan ditimbang di puskesmas sebesar 15%. Secara umum 32% balita tidak mempunyai KMS, 51% mempunyai KMS tetapi tidak dapat menunjukkan. Persentase anak yang ibunya dapat menunjukan KMS turun seiring naiknya umur anak (40% anak umur 6-11 bulan, dan 8% anak umur 48-59 bulan). Hal ini dapat disebabkan KMS yang dimiliki anak yang lebih tua sudah banyak yang hilang atau dibuang.

Cakupan penimbangan balita (D/S) di Kota Medan dalam Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2007 masih tergolong sangat rendah yaitu dari 137.396 balita yang ada hanya 34.470 balita yang ditimbang (25,09%). Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Medan (2008), Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kota Medan Tahun 2008 berjumlah 1.572 orang, sedangkan Tahun 2007 berjumlah 625 orang yang berarti terjadi peningkatan kasus. Hal ini disebabkan pada Bulan Mei Tahun 2008 dilaksanakan operasi timbang yang wajib dilaksanakan oleh seluruh puskesmas dan puskesmas pembantu sehingga balita yang selama ini tidak pernah datang ke posyandu dapat terjaring pada saat operasi ini.

Tabel 1.1. Cakupan Penimbangan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2008

No. Puskesmas Balita yang Ada

Balita Ditimbang

BB Naik (N/D)

% Cakupan Penimbangan

Balita (D/S)

% BB Naik

1 Desa Binjai 5.105 1.454 976 28,48 67,13

2 Tegal Sari 5.288 3.942 3.047 74,54 77,30 3 Medan Denai 3.585 2.101 1.836 58,61 87,39

4 Bromo 2.713 1.781 1.302 65,65 73,10

(23)

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008 Tentang Standard Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan Kabupaten/Kota, cakupan pelayanan anak balita yaitu 90% pada Tahun 2010. Puskesmas Desa Binjai menargetkan cakupan penimbangan balita mencapai 75%. Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2008, diketahui bahwa dari 5.105 balita di wilayah kerja Puskesmas Desa Binjai terdapat 51 balita BGM (3,51%) dan balita gizi buruk sebanyak 14 balita (0,96%).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara kepada salah seorang petugas gizi puskesmas yang juga bertugas di posyandu diketahui bahwa kesadaran masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Desa Binjai Kecamatan Medan Denai dalam kegiatan posyandu khususnya membawa balitanya untuk ditimbang masih kurang sehingga puskesmas mengalami kesulitan dalam mendata balita. Sebagian besar ibu bayi/balita hanya membawa anaknya untuk imunisasi dan menimbang anaknya hingga usia tiga tahun, kemudian mereka tidak datang lagi membawa anaknya ke posyandu. Laporan cakupan penimbangan di posyandu adalah cakupan penimbangan bayi hingga usia bawah tiga tahun (batita) dan keadaan ini menunjukkan pertumbuhan anak balita tidak terpantau, oleh karena itu petugas puskesmas terus mengingatkan ibu bayi/balita pada saat pelaksanaan posyandu untuk rutin memantau pertumbuhan anaknya ke posyandu hingga usia lima tahun.

(24)

penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

Hasil penelitian Hanafiah dalam Sari (2009) di Desa Matang Tepah Kabupaten Aceh Tamiang dapat dilihat tingginya frekuensi pemanfaatan posyandu (12 kali dalam satu tahun) dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor karakteristik ibu bayi/balita yang meliputi pengetahuan dan pendidikan ibu bayi/balita dan faktor persepsi yang meliputi persepsi tentang penampilan kader dan jarak posyandu.

Razali (2004) menyatakan bahwa faktor penyebab cakupan penimbangan balita di Kabupaten Bengkalis pada Tahun 2002 berada pada posisi paling bawah di tingkat provinsi yaitu sebesar 33,1% antara lain menurunnya kinerja posyandu dan kurang mendukungnya perilaku masyarakat. Widiastuti (2006) menyatakan ibu balita yang tidak mau datang ke posyandu karena tidak mengetahui manfaat posyandu dan tujuan ibu balita berkunjung ke posyandu untuk memantau perkembangan balitanya dan mendapatkan makanan tambahan serta dapat berkumpul dengan ibu balita yang lain.

(25)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah penelitian adalah apakah ada pengaruh karakteristik ibu balita (paritas, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan dan sikap) terhadap partisipasi dalam penimbangan balita (D/S) di Kelurahan Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh karakteristik ibu balita (paritas, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan dan sikap) terhadap partisipasi dalam penimbangan balita (D/S) di Posyandu Kelurahan Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan kepada kantor Dinas Kesehatan Kota Medan dalam rangka pembinaan Posyandu.

2. Memberikan sumbangan pemikiran kepada Puskesmas Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan dan Tim Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu Kecamatan dalam rangka menyusun strategi pembinaan yang efektif dan efisien terhadap posyandu, inovatif dan menarik perhatian masyarakat di wilayah kerjanya.

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Posyandu

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006).

Posyandu merupakan garda depan kesehatan balita di mana pelayanan yang diberikan posyandu sangat dibutuhkan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi kesehatan masyarakat khususnya bayi dan balita (Airin, 2010).

(27)

(KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi dan pencegahan dan penanggulangan diare.

Pada hakikatnya posyandu dilaksanakan dalam 1 (satu) bulan kegiatan, baik pada hari buka posyandu maupun di luar hari buka posyandu. Hari buka posyandu sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih sesuai dengan kesepakatan. Hari buka posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan apabila diperlukan. Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh kader posyandu dengan bimbingan teknis dari puskesmas dan sektor terkait. Jumlah minimal kader untuk setiap posyandu adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh posyandu, yakni yang mengacu pada sistem 5 meja (Depkes RI, 2006).

Kegiatan yang dilaksanakan pada setiap langkah serta para penanggung jawab pelaksanaannya secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 2.1. Mekanisme Kegiatan Posyandu

Langkah Kegiatan Pelaksana

Pertama Pendaftaran Kader

Kedua Penimbangan bayi, anak balita dan ibu hamil

Kader

Ketiga Pengisian KMS Kader

Keempat Penyuluhan per orangan berdasarkan KMS Kader Kelima Pelayanan kesehatan (pemberian

pelayanan imunisasi KB, pengobatan, gizi, KIA)

Kader atau kader bersama petugas kesehatan dan sector terkait

Sumber : Depkes RI, 2006

(28)

batasan 8 kali penimbangan setahun di mana bila frekuensi penimbangan di atas 8 kali setahun, maka pemanfaatan posyandu dianggap sudah baik ( Zulkifli, 2003).

Berdasarkan Depkes RI (2006), perkembangan masing-masing posyandu tidak sama, dengan demikian pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui tingkat perkembangan posyandu, telah dikembangkan metode dan alat telaahan perkembangan posyandu yang dikenal dengan nama Telaah Kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut :

Tabel 2.2. Tingkat Perkembangan Posyandu Tingkat

Perkembangan Kriteria Posyandu Pratama

Posyandu yang masih belum mantap kegiatannya, masih belum bisa rutin setiap bulan, dan kader aktifnya terbatas kurang dari 5 orang

Posyandu Madya

Sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, akan tetapi cakupan program utamanya masih rendah yaitu kurang dari 50. Intervensi untuk Posyandu madya antara lain :

a. Pelatihan tokoh masyarakat

b. Penggarapan dengan Pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) untuk menentukan masalah dan mencari penyelesaian situasi dan kondisi setempat.

Posyandu Purnama

Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8x setahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih dan cakupan 5 program utamanya lebih dari 50% sudah ada program tambahan bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih sederhana.

Posyandu Mandiri

Sudah dapat melaksanakan kegiatan secara teratur, dengan jumlah kader rata-rata 5 orang atau lebih cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK.

Sumber : Depkes RI, 2006

(29)

memelihara anak secara baik yang mendukung tumbuh kembang anak sesuai potensinya. Kurang berfungsinya posyandu sehingga kinerjanya menjadi rendah antara lain disebabkan oleh rendahnya kemampuan kader dan pembinaan dari unsur pemerintah desa/kelurahan dan dinas/instansi/lembaga terkait yang kemudian mengakibatkan rendahnya minat masyarakat untuk menggunakan posyandu. Upaya revitalisasi posyandu telah dilaksanakan sejak krisis ekonomi timbul agar posyandu dapat melaksanakan fungsi dasarnya, namun diakui bahwa meskipun sejak Tahun 1999 telah diprogramkan upaya revitalisasi posyandu di seluruh Indonesia tetapi fungsi dan kinerja posyandu secara umum masih belum menunjukkan hasil yang optimal. Oleh karena itu, upaya revitalisasi posyandu perlu terus ditingkatkan dan dilanjutkan agar mampu memenuhi kebutuhan pelayanan terhadap kelompok sasaran yang rentan (Depdagri RI, 2001).

2.2. Balita

2.2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

(30)

pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan memengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Sulistijani dalam Bumi (2005) selanjutnya menyatakan bahwa proses tumbuh kembang anak sangat berkaitan dengan faktor kesehatan atau dengan kata lain hanya pada anak yang sehat dapat terjadi proses tumbuh kembang yang normal. Proses tersebut sangat bergantung pada orang tua meskipun proses tumbuh kembang anak berlangsung secara alamiah. Apalagi masa lima tahun pertama setelah anak lahir (bayi dan balita) merupakan masa yang akan menentukan pembentukan fisik, psikis, maupun intelegensinya.

2.2.2. Pemantauan Pertumbuhan Balita

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 155/Menkes/Per/I/2010 Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita, perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak. Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami kekurangan gizi, sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi.

(31)

anak tumbuh kembang secara optimal sehingga menjadi manusia yang berkualitas, sehat cerdas, kreatif, produktif, bertanggung jawab dan berguna bagi bangsa dan negara.

Pemantauan pertumbuhan adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari : (1) Penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS, menentukan status pertumbuhan berdasarkan hasil penimbangan berat badan; dan (2) Menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan.

Pada saat ini pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan utama posyandu yang jumlahnya mencapai lebih dari 260 ribu yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007 yang dikutip dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 155/Menkes/Per/I/2010 Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita menunjukkan bahwa sebanyak 74,5% (sekitar 15 juta) balita pernah ditimbang minimal 1 kali selama 6 bulan terakhir, 60,9% di antaranya ditimbang lebih dari 4 kali, dan sebanyak 65% (sekitar 12 juta) balita memiliki KMS. Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan biasanya berupa konseling, pemberian makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi dan rujukan.

2.2.3. Cakupan Penimbangan Balita

(32)

Berat badan anak ditimbang sebulan sekali mulai umur 1 bulan hingga 5 tahun di posyandu (Depkes RI, 2008). Supariasa dalam Sagala (2005) menyatakan cakupan penimbangan balita (D/S) di posyandu adalah jumlah anak balita yang datang ke posyandu dan baru pertama sekali ditimbang pada periode waktu tertentu yang dibandingkan dengan jumlah anak balita yang berada di wilayah posyandu pada periode waktu yang sama. Hasil cakupan penimbangan merupakan salah satu alat untuk memantau gizi balita yang dapat dimonitor dari berat badan hasil penimbangan yang tercatat di dalam KMS.

2.2.4. Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 155/Menkes/Per/I/2010 Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita, KMS Bagi Balita merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. KMS adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak, oleh karena itu KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan termasuk bidan dan dokter. Dengan KMS, gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.

Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN, yaitu: S : Jumlah seluruh balita di wilayah kerja posyandu

(33)

D : Jumlah balita yang ditimbang di wilayah kerja posyandu

N : Balita yang ditimbang 2 bulan berturut-turut dan garis pertumbuhan pada KMS naik. Keberhasilan posyandu berdasarkan :

1. D , yaitu baik/kurangnya peran serta (partisipasi) masyarakat S

2. N , yaitu berhasil/tidak program posyandu D

Adapun tindak lanjut penimbangan berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan balita yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 155/Menkes/Per/I/2010 Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita adalah sebagai berikut:

1. Berat badan naik (N)

a. Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu

b. Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana

c. Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi anak dan berikan nasihat tentang pemberian makan anak sesuai golongan umurnya.

d. Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya. 2. Berat badan tidak naik 1 kali

a. Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu.

b. Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana.

(34)

d. Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu.

e. Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai golongan umurnya

f. Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.

3. Berat badan tidak naik 2 kali atau berada di Bawah Garis Merah (BGM)

a. Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu dan anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya.

b. Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana

c. Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel dan lain-lain) dan kebiasaan makan anak

d. Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu.

e. Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai golongan umurnya

f. Rujuk anak ke puskesmas/pustu/poskesdes.

2.3. Pengaruh Karakteristik Ibu Balita terhadap Partisipasi dalam Penimbangan Balita (D/S) di Posyandu

(35)

Karakteristik ibu yang merupakan bagian dari karakteristik individu seseorang mempunyai peranan penting terhadap pertumbuhan balita. Hal ini sesuai dengan beberapa pernyataan dan pendapat para peneliti.

1. Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita. Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan kesehatan si ibu maupun si anak (Notoatmodjo, 2003). Hasil penelitian Junaidi dalam Soeryoto (2000) menyatakan bahwa penggunaan posyandu dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga.

Menurut Pusat Studi Kependudukan Universitas Andalas yang dikutip oleh Soeryoto (2000), keluarga dengan jumlah besar mempunyai kesempatan kecil untuk datang memanfaatkan pelayanan di posyandu atau dalam hal ini kesempatan untuk menimbangkan anaknya.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmani dan rohani yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila (Hasibuan, 2005).

(36)

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan atau aktivitas utama yang dilakukan secara rutin sebagai upaya untuk membiayai keluarga serta menunjang kebutuhan rumah tangga. Salah satu alasan yang paling sering dikemukakan bila ibu tidak membawa balitanya ke posyandu adalah karena mereka harus bekerja.

Hasil penelitian Sihotang yang dikutip oleh Soeryoto (2000) menyatakan bahwa penggunaan posyandu terkait dengan status pekerjaan ibu. Ibu balita yang mempunyai pekerjaan tetap akan memengaruhi kesempatan untuk menimbangkan anaknya ke posyandu.

4. Pendapatan

Faktor pendapatan atau penghasilan sangat berhubungan erat dengan kesehatan. Soetjiningsih dalam Khalimah (2007) menyatakan bahwa pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder.

5. Pengetahuan (knowledge)

(37)

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat, yakni :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

(38)

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

6. Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoatmodjo, 2003). Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :

1. Menerima (Receiving)

(39)

2. Merespons (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko yang paling tinggi.

2.4. Partisipasi Masyarakat

(40)

Menurut Mikkelsen (2009) yang mengutip berbagai kajian Food Agriculture Organization (FAO) terdapat beragam arti kata partisipasi, antara lain :

1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada program tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan.

2. Partisipasi adalah ‘pemekaan’ (membuat peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi program-program pembangunan.

3. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk menggunakan hal itu.

4. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring agar memperoleh informasi mengenai konteks sosial dan dampak-dampaknya.

5. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukan sendiri.

6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka.

(41)

namun tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang segala aktivitas yang mendukung proses pembangunan.

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Tahun 2009 menyatakan bahwa tujuan subsistem pemberdayaan masyarakat adalah meningkatnya kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri, berperanserta dalam setiap upaya kesehatan serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan.

Mikkelsen dalam Soetomo yang dikutip oleh Sari (2009) mengembangkan asumsi teoritik sebagai berikut :

1. Tujuan pembangunan dapat dicapai secara harmonis dan konflik antara kelompok – kelompok masyarakat dapat diredam melalui pola demokrasi setempat. Oleh karena itu partisipasi masyarakat adalah hal yang memungkinkan.

2. Pembangunan menjadi positif apabila ada partisipasi masyarakat.

3. Pemberdayaan masyarakat mutlak perlu mendapatkan partisipasinya karena pemerintah tidak akan mengeluarkan biaya untuk program pembangunan yang ditetapkan masyarakat, kecuali masyarakat itu sendiri mempunyai kemampuan untuk memaksa pemerintahnya.

4. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam program pembangunan berarti adanya penolakan secara internal di kalangan anggota masyarakat itu sendiri dan secara eksternal terhadap pemerintah atau pelaksana program.

(42)

kesempatan itu; Ketiga, adanya kemauan untuk berpartisipasi. Untuk meningkatkan partisipasi, maka kesempatan, kemampuan dan kemauan untuk berpartisipasi dalam pembangunan itu perlu ditingkatkan. Peningkatan partisipasi masyarakat adalah suatu proses di mana individu, keluarga dan masyarakat dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan kesehatan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meyakinkan masyarakat bahwa program tersebut perlu dilaksanakan oleh masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di lingkungannya.

Kegiatan ini dapat meningkatkan rasa percaya diri masyarakat untuk ikut melaksanakan pembangunan. Peningkatan partisipasi masyarakat menumbuhkan berbagai peluang yang memungkinkan seluruh anggota masyarakat untuk secara aktif berkontribusi dalam pembangunan, sehingga dapat menghasilkan manfaat yang merata bagi seluruh warga.

2.5. Kerangka Konsep Penelitian

Adapun kerangka konsep dari penelitian ini adalah :

[image:42.612.116.541.495.641.2]

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Karakteristik Ibu Balita :

- Paritas - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan - Pengetahuan - Sikap

Partisipasi Ibu dalam Penimbangan Balita (D/S)

(43)

Definisi Konsep :

1. Karakteristik ibu balita adalah ciri khas atau identitas yang melekat pada diri subjek penelitian yang dapat membedakannya dengan orang lain yang berhubungan dengan partisipasinya dalam penimbangan balita. Karakteristik dalam penelitian ini meliputi paritas, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, dan sikap tentang kegiatan posyandu, pertumbuhan balita, penimbangan dan Kartu Menuju Sehat (KMS).

2. Partisipasi ibu balita dalam penimbangan balita (D/S) di posyandu adalah gambaran keikutsertaan ibu balita dalam penimbangan balita di posyandu yang meliputi kehadiran ibu untuk menimbang balita secara rutin tiap bulan ke posyandu dan membawa KMS setiap kali datang ke posyandu.

2.2. Hipotesis Penelitian

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh karakteristik ibu balita (paritas, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan dan sikap) terhadap partisipasi dalam penimbangan balita (D/S) di Posyandu Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010 (Singarimbun, 1995).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan dengan pertimbangan bahwa dari empat puskesmas yang terdapat di Kecamatan Medan Denai diketahui bahwa cakupan penimbangan balita di posyandu wilayah kerja Puskesmas Desa Binjai merupakan yang paling rendah. Puskesmas Desa Binjai hanya mencakup satu kelurahan yaitu Kelurahan Desa Binjai. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Agustus 2010.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

(45)

3.3.2. Sampel

Mengingat tidak tersedianya kerangka sampel (sampling frame) dan berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti baik berupa tenaga, waktu, maupun biaya maka peneliti menetapkan sampel dengan teknik cluster sampling. Teknik cluster sampling dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama menentukan sampel daerah yang dalam hal ini adalah lingkungan. Wilayah kerja Puskesmas Desa Binjai mencakup 20 lingkungan. Dari 20 lingkungan tersebut diambil sampel sebesar 20% di mana pengambilan sampel secara cluster adalah dengan mengambil 4 lingkungan dari 20 lingkungan yang ada di Kelurahan Desa Binjai tersebut secara acak (Notoatmodjo, 2005).

Tahap berikutnya adalah penarikan sampel ibu balita yang ada pada daerah itu dengan simple random sampling. Jumlah seluruh ibu balita di 4 lingkungan yang telah dipilih tersebut adalah 413 orang.

Rumus menetapkan besar sampel yang terdapat pada Notoatmodjo (2003) : n = N

1 + N (d2 Keterangan :

)

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d = Derajat kesempatan yang diinginkan (sebesar 0,1) Maka :

n= 413 = 413 = 80,58 81 orang 1 + 413 (0,12) 1 + 4,13

(46)

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu :

1. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden yang berpedoman pada kuesioner penelitian.

2. Data sekunder diperoleh dengan cara melihat catatan/dokumen (file) yang berhubungan dengan penelitian, di Puskesmas Desa Binjai, dari Dinas Kesehatan Kota Medan.

3.5. Definisi Operasional

Untuk memudahkan penelitian serta memiliki persepsi yang sama, maka definisi operasional penelitian ini adalah :

a. Ibu balita adalah ibu yang mempunyai balita umur 12-59 bulan.

b. Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita (Glossary, Statistics Indonesia, 2010). Berdasarkan Kamus Istilah BKKBN dalam Gunawan (2009), jumlah anak dalam satu keluarga dibedakan atas keluarga kecil dan keluarga besar. 1. Keluarga kecil : bila keluarga memiliki 1-2 orang anak

2. Keluarga besar : bila keluarga memiliki >2 orang anak

c. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh oleh responden yang dinyatakan berdasarkan ijasah terakhir, dengan kategori :

a. Rendah, bila responden tidak sekolah/ tidak tamat SD/ SD b. Sedang, bila responden SMP/SMA

(47)

d. Pekerjaan adalah suatu kegiatan/aktifitas yang dilakukan responden untuk memperoleh imbalan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, yang dibedakan atas :

a. Tidak bekerja (termasuk Ibu Rumah Tangga (IRT))

b. Bekerja (Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Swasta, Tani, Pedagang, dan lainnya)

e. Pendapatan adalah penghasilan atau seluruh penerimaan baik barang atau uang dari pihak lain atau hasil sendiri dengan jumlah uang atau harga yang berlaku saat ini. Pendapatan dalam penelitian ini diukur memakai skala ordinal dan berdasarkan Upah Minimum Sektoral Kota (UMSK) sesuai Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. L 561/032K/Tahun 2008 yaitu sebesar Rp.1.020.000,- per bulan. Pendapatan dibagi atas 2 (dua) kategori yaitu:

1. Penghasilan di bawah UMSK (< UMSK) atau < Rp. 1.020.000,- per bulan

2. Penghasilan di atas atau sama dengan UMSK ( ≥ UMSK) ≥ Rp. 1.020.000, - per bulan.

f. Pengetahuan adalah hasil tahu responden tentang penimbangan balita, baik yang diperoleh dari penyuluhan oleh petugas kesehatan maupun media cetak/elektronik. Digali berdasarkan kemampuan menjawab tentang kegiatan posyandu, pertumbuhan, penimbangan dan KMS.

(48)

h. Partisipasi Ibu Balita dalam penimbangan balita (D/S) di posyandu gambaran keikutsertaan ibu balita dalam penimbangan balita yang meliputi kehadiran ibu untuk menimbang balita secara rutin tiap bulan ke posyandu dan membawa KMS setiap kali datang ke posyandu.

3.6. Aspek Pengukuran 3.6.1. Variabel Bebas

Variabel karakteristik individu meliputi skala pengukuran rasio dan ordinal. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut :

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Paritas, Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan

No Variabel Indikator Kriteria Skala Ukur

1 Paritas 1 1-2 orang anak

>2 orang anak

Ordinal 2 Pendidikan 1 Rendah : Tidak sekolah/

tidak tamat SD/SD Sedang : SMP/SMA Tinggi : D3/Sarjana

Ordinal

3 Pekerjaan 1 Tidak bekerja

Bekerja

Nominal 4 Pendapatan 1 1. < Rp. 1.020.000,-

2. ≥ Rp. 1.020.000,-

[image:48.612.102.561.463.672.2]

Ordinal

Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Pengetahuan dan Sikap No Variabel Jumlah

Indikator

Kategori Jawaban

Nilai Bobot

Kategori Bobot Nilai Variabel Seluruh Indikator

Skala Ukur

1 Pengetahuan 8

Tahu 2 1. Buruk 2. Sedang 3. Baik

8-10 11-13

14-16 Interval Tidak

Tahu 1

2 Sikap 6

Setuju 2

1. Buruk 2. Sedang 3. Baik 6-7 8-10 11-12 Interval Tidak

(49)

3.6.2. Variabel Terikat

[image:49.612.103.537.156.270.2]

Variabel terikat meliputi skala pengukuran interval dan kategori penilaian tinggi, sedang, dan rendah. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.3. berikut :

Tabel 3.3. Aspek Pengukuran Variabel Terikat

No Variabel Jumlah

Indikator

Kategori Bobot Nilai Nilai Seluruh Indikator Skala Ukur 1 Partisipasi Ibu Balita

dalam Penimbangan Balita di Posyandu (D/S)

2 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi 1 2 3 2-3 4-5 6-7 Interval

3.7. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, yaitu untuk menguji pengaruh variabel karakteristik ibu balita (meliputi paritas, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan dan sikap) terhadap variabel partisipasi

dalam penimbangan balita (D/S) di posyandu dengan taraf uji nyata (α)=0,05. Rumus :

Keterangan :

Y : Variabel dependen (partisipasi dalam penimbangan balita (D/S) di posyandu X : Variabel independen (karakteristik ibu balita)

a : Konstanta

b : Koefisien regresi

(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian 4.1.1. Geografis dan Demografis

Luas wilayah Kelurahan Desa Binjai secara keseluruhan adalah 412,5 ha. Secara geografis, Kelurahan Desa Binjai berbatasan dengan: (a) Kelurahan Tegal Sari Mandala di sebelah Utara, (b) Kelurahan Sitirejo III di sebelah Selatan, (c) Kelurahan Denai/Menteng di sebelah Timur, dan (d) Kelurahan Tanjung Sari/Pasar Merah Timur, Kelurahan Medan Timur, Sitirejo I dan II di sebelah Barat.

[image:50.612.103.547.430.504.2]

Secara administratif berdasarkan data Tahun 2009, Kelurahan Desa Binjai terdiri dari 20 lingkungan dengan jumlah penduduk sebanyak 52.966 jiwa yang terdiri atas penduduk laki-laki sebanyak 25.016 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 27.950 jiwa. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut :

Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Laki-laki 25.016 47,23

2 Perempuan 27.950 52,77

Jumlah 52.966 100

Sumber :Profil Puskesmas Desa Binjai, 2009

(51)
[image:51.612.105.512.72.259.2]

Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1.128 14,59

2 ABRI 187 2,42

3 Swasta 3.135 40,55

4 Pedagang 831 10,75

5 Tani 150 1,94

6 Tukang 638 8,25

7 Buruh Tani 30 0,39

8 Pensiunan 277 3,59

9 Pemulung 1 0,01

10 Jasa 1.355 17,52

Jumlah 7.732 100

Sumber :Profil Puskesmas Desa Binjai, 2009

Berdasarkan penggolongan tingkat pendidikan, diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Desa Binjai paling banyak adalah SMA/Sederajat, yaitu sebanyak 8.228 jiwa. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut :

Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Tidak sekolah/Tidak tamat SD 2.848 10,80

2 SD/Sederajat 6.556 24,86

3 SMP/Sederajat 5.802 22,00

4 SMA/Sederajat 8.228 31,20

5 Diploma 1.099 4,17

6 S1-S3 1.839 6,97

Jumlah 26.372 100

Sumber :Data Potensi Kelurahan Desa Binjai, 2008

[image:51.612.102.543.368.502.2]
(52)
[image:52.612.103.550.78.186.2]

Tabel 4.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Islam 28.652 63,88

2 Kristen Protestan 14.327 31,94

3 Kristen Katolik 1.810 4,04

4 Budha 0 0

5 Hindu 63 0,14

Jumlah 44.852 100

Sumber :Data Potensial Kelurahan Desa Binjai, 2008

4.1.2. Sarana Kesehatan

[image:52.612.108.529.370.457.2]

Sarana kesehatan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan terdiri dari puskesmas dan praktik bidan swasta yang seluruhnya ada 6 (tujuh) unit, selain itu juga terdapat posyandu sebanyak 22. Sarana kesehatan tersebut dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Sarana Kesehatan di Kelurahan Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2008

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 Puskesmas 1

2 Praktik bidan swasta 5

3 Posyandu 22

Sumber : Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2008

4.2. Gambaran Kegiatan Posyandu di Kelurahan Desa Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan

(53)

Kader hanya melakukan pencatatan baik di buku besar pegangan kader maupun di Kartu Menuju Sehat (KMS), penimbangan dan memberikan makanan tambahan.

Di beberapa posyandu, kader sangat jarang melakukan penyuluhan. Penyuluhan dilakukan oleh petugas kesehatan dari puskesmas, selain itu tugas lain kader adalah mengunjungi ibu balita yang tidak berkunjung ke posyandu. Ibu balita selalu membawa KMS setiap kali datang ke posyandu, bahkan jika KMS bayi/balita telah hilang maka akan diganti dengan yang baru. Alat penimbangan bayi/balita juga disediakan setiap kali kegiatan posyandu dilaksanakan.

(54)

4.3. Analisis Univariat

4.3.1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita umur 12-59 bulan dan bertempat tinggal di Kelurahan Desa Binjai Kecamatan Medan Denai. Dari hasil penelitian pada 81 orang responden dapat digambarkan karakteristik berdasarkan paritas, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, dan sikap sebagai berikut:

4.3.1.1. Variabel Paritas

[image:54.612.105.547.418.501.2]

Dalam pengkategorian variabel paritas, penulis membagi paritas menurut Kamus Istilah Badan Koordinasi Keluarga Besar Nasional (BKKBN) yang dikutip oleh Gunawan (2009), yaitu : Keluarga kecil bila keluarga memiliki 1-2 orang anak, Keluarga besar bila keluarga memiliki >2 orang anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paritas responden terbanyak adalah 1-2 orang anak yaitu sebanyak 64,2% atau 52 orang ibu balita.

Tabel 4.6. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Paritas No Karakteristik Responden dalam Paritas Jumlah

f %

1 1-2 orang anak 52 64,2

2 >2 orang anak 29 35,8

Jumlah 81 100

4.3.1.2. Variabel Pendidikan

(55)
[image:55.612.103.548.76.218.2]

Tabel 4.7. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah

f %

1 Tidak sekolah/tidak tamat SD 0 0

2 SD 5 6.2

3 SMP 9 11.1

4 SMA 49 60.5

5 D3/Sarjana 18 22.2

Jumlah 81 100

Tingkat pendidikan responden dikelompokkan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu pendidikan rendah (tidak sekolah/tidak tamat SD/SD), pendidikan sedang (SMP/SMA), dan pendidikan tinggi (D3/Sarjana). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pendidikan responden terbanyak adalah kategori pendidikan sedang yaitu 69,1% atau 56 responden. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.8. berikut:

Tabel 4.8. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Pendidikan

No Kategori Pendidikan Jumlah

f %

1 Rendah 6 7,4

2 Sedang 56 69,1

3 Tinggi 19 23,5

Jumlah 81 100

4.3.1.3. Variabel Pekerjaan

[image:55.612.101.551.382.481.2]
(56)
[image:56.612.103.547.73.213.2]

Tabel 4.9. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah

f %

1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 11 13.6

2 Pegawai Swasta 25 30.9

3 Tani 0 0

4 Pedagang 12 14.8

5 Ibu Rumah Tangga (IRT) 33 40.7

Jumlah 81 100

Pekerjaan responden dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori, yaitu tidak bekerja (termasuk IRT) dan bekerja (PNS, pegawai swasta, tani, dan pedagang). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pekerjaan responden terbanyak adalah kategori bekerja yaitu 59,3% atau 48 responden. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10. berikut:

Tabel 4.10. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Pekerjaan

No Kategori Pekerjaan Jumlah

f %

1 Tidak bekerja (termasuk IRT) 33 40,7

2 Bekerja 48 59,3

Jumlah 81 100

4.3.1.4. Variabel Pendapatan

[image:56.612.100.550.351.438.2]
(57)
[image:57.612.99.550.74.158.2]

Tabel 4.11. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Pendapatan

No Pendapatan Jumlah

f %

1 <UMSK 22 27,2

2 ≥UMSK 59 72,8

Jumlah 81 100

4.3.1.5. Variabel Pengetahuan

Pengetahuan responden meliputi segala sesuatu yang diketahui responden tentang kegiatan posyandu, pertumbuhan balita, penimbangan balita, dan Kartu Menuju Sehat (KMS). Tabel 4.12. merupakan uraian hasil penelitian dalam bentuk tabulasi pengetahuan responden mengenai penimbangan balita.

Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Pengetahuan Tentang Penimbangan Balita di Posyandu

No Pelaksanaan kegiatan posyandu satu kali dalam sebulan f %

1 Tidak tahu 0 0

2 Tahu 81 100.0

Jumlah 81 100

No Kegiatan posyandu adalah menimbang bayi/balita,

imunisasi, pemeriksaan ibu hamil, KB, dan penyuluhan f %

1 Tidak tahu 26 32.1

2 Tahu 55 67.9

Jumlah 81 100

No

Pertumbuhan dan perkembangan balita yang baik adalah bila umurnya bertambah maka berat badannya bertambah juga

f %

1 Tidak tahu 0 0

2 Tahu 81 100.0

Jumlah 81 100

No

Menimbang balita secara teratur tiap bulan di posyandu adalah salah satu cara untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita

f %

1 Tidak tahu 34 42.0

2 Tahu 47 58.0

[image:57.612.106.548.345.670.2]
(58)
[image:58.612.104.549.75.398.2]

Tabel 4.12. (Lanjutan)

No Manfaat penimbangan balita di posyandu adalah untuk

memantau pertumbuhan dan perkembangan balita f %

1 Tidak tahu 34 42.0

2 Tahu 47 58.0

Jumlah 81 100

No Anak balita harus ditimbang sampai umur 5 (lima) tahun di

posyandu f %

1 Tidak tahu 42 51.9

2 Tahu 39 48.1

Jumlah 81 100

No Kegunaan KMS adalah sebagai alat untuk memantau

pertumbuhan dan kesehatan balita f %

1 Tidak tahu 55 67.9

2 Tahu 26 32.1

Jumlah 81 100

No

Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat

f %

1 Tidak tahu 66 81.5

2 Tahu 15 18.5

Jumlah 81

Gambar

Tabel 1.1. Cakupan Penimbangan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2008
Tabel 2.1. Mekanisme Kegiatan Posyandu Pelaksana Kader
Tabel 2.2. Tingkat Perkembangan Posyandu
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kasih dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan kasih karunia serta kekuatan yang diberikanNya sehingga penulis dapat

Puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat serta kasih karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Status Nutrisi dan

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan mengangkat judul mengenai :“

Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan Kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Kasih Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis Komparasi Alternatif

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat Kasih dan Karunia-Nya akhrinya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul