• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PRINSIP PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM (3)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP-PRINSIP

PENGEMBANGAN KURIKULUM

Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam masyarakat. Penerapan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum salah satunya dijelaskan oleh Dr. Wina Sanjaya dalam kurikulum berbasis kompetensi dimana dalam prinsip pengembangan ini juga memperhatikan beberapa aspek mendasar tentang karakteristik bangsa. Dalam makalah ini juga disebutkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang harus dijadikan acuan oleh pendidik dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), serta prinsip-prinsip pengembangan kurikulum pada pendidikan anak usia dini.

Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata terdiri dari dua hal yaitu prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus. Prinsip-prinsip umum meliputi :

Relevansi

Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi keluar yang berarti bahwa tujuan, isi, dan proses belajar harus relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat dan relevansi ke dalam berarti bahwa terdapat kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian yang menunjukkan keterpaduan kurikulum.

Fleksibilitas

Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.

Kontinuitas

Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung secara berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.

(2)

Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya murah. Dalam hal ini, kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia.

Efektifitas

Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan dari kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam pengembangannya, harus diperhatikan kaitan antara aspek utama kurikulum yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar, serta penilaian dengan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Prinsip-prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum meliputi:

Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua kegiatan pendidikan sehingga perumusan komponen pendidikan harus selalu mengacu pada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan ini bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada ketentuan dan kebijakan pemerintah, survey mengenai persepsi orangtua / masyarakat tentang kebutuhan mereka, survey tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, survey tentang manpower, pengalaman-pengalaman negara lain dalam masalah yang sama, dan penelitian.

Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan

Dalam perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu perlunya penjabaran tujuan pendidikan ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana, isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan, dan unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.

Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar-mengajar

(3)

Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran

Proses belajar mengajar perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal berikut, yaitu alat/media apa yang dibutuhkan, bila belum ada apa penggantinya, bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, bagaimana pembiayaannya, dan kapan dibuatnya, bagaimana pengorganisasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar, serta adanya pemahaman bahwa hasil terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media

Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kegiatan penilaian meliputi kegiatan penyusunan alat penilaian harus mengikuti beberapa prosedur mulai dari perumusan tujuan umum, menguraikan dalam bentuk tingkah laku siswa yang dapat diamati, menghubungkan dengan bahan pelajaran dan menuliskan butir-butir tes. Selain itu, terdapat bebarapa hal yang perlu juga dicermati dalam perencanaan penilaian yang meliputi bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan siswa yang akan dites, berapa lama waktu pelaksanaan tes, apakah tes berbentuk uraian atau objective, berapa banyak butir tes yang perlu disusun, dan apakah tes diadministrasikan guru atau murid. Dalam kegiatan pengolahan haisl penilaian juga perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu norma apa yang digunakan dalam pengolahan hasil tes, apakah digunakan formula guessingbagaimana pengubahan skor menjadi skor masak, skor standar apa yang digunakan, serta untuk apa hasil tse digunakan

Menurut Drs. Subandijah, prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum meliputi:

1. Prinsip relevansi

Lulusan pendidikan harus memiliki nilai relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja karena pendidikan merupakan invested of man power resources. Untuk itu diperlukan kurikulum yang dapat mengantisipasi apa yang terjadi pada masa yang akan dating. Relevansi adalah kesesuaian dan keserasian pendidikan dengan tuntutan masyarakat (Subandijah, 1993; 48). Relevansi pendidikan dalam hal ini berkenaan dengan:

 Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan peserta didik

Dalam hal ini, pengembangan kurikulum harus disesuaikan dengan kehidupan nyata di sekitar peserta didik, sehingga peserta didik tidak merasa asing dengan kehidupan di sekitarnya.

 Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang

Dalam kegiatan pengembangan kurikulum harus memperhatikan bahwa apa yang diajarkan kepada peserta didik pada saar ini bermanfaat baginya untuk menghadapi kehidupannya di masa yang akan datang, atau dengan kata lain kurikulum harus bersifat anticipatory.

(4)

Hasil pendidikan juga harus sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam hal ini tidak saja terkait dengan segi bahan atau isi tetapi juga menyangkut segi belajar dan pengalaman belajar.

 Relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang berjalan sangat cepat dan dapat memberi sumbangan terhadap perkembangan tersebut. Pendidikan harus menyiapkan peserta didik baik sebagai produsen ilmu pengetahuan, tidak hanya sebagai konsumen iptek.

2. Prinsip efektitifas dan efisiensi  Prinsip efektifitas

Efektifitas dalam dunia pendidikan berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan atau diinginkan dapat dilaksanakan atau dicapai. Hal ini terkait dengan efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar murid. Efektifitas mengajar guru dapat dicapai dengan menguasai keahlian dan keterampilan dalam mengelola dan melaksanakan proses belajar-mengajar yang dapat ditingkatkan dengan kegiatan pembinaan baik melalui penataran maupun penyediaan buku-buku. Efektifitas belajar murid terkait dengan sejauhmana tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar-mengajar. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan guru dalam menyediakan suasana pembelajaran yang kondusif, yang dapat dicapai dengan menyesuaikan bahan pengajaran dengan minat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik serta lingkungan, dan adanya dukungan sarana prasarana yang memadai serta metode yang tepat.

Prinsip efisiensi

Efisiensi dalam proses belajar-mengajar berarti bahwa waktu, tenaga dan biaya yang digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran dapat merealisasikan hasil yang optimal.

3. Prinsip kesinambungan

Kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menyangkut kesaling hubungan antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan atau bidang studi. Untuk mencapai kesinambungan, kurikulum harus disusun dengan mempertimbangkan :

 Bahan pelajaran yang diperlukan untuk sekolah yang lebih tinggi harus sudah diajarkan di sekolah sebelumnya

 Bahan yang sudah diajarkan di sekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi di sekolah yang lebih tinggi

Kesinambungan antar berbagai bidang studi berarti bahwa dalam mengembangkan kurikulum harus mempertimbangkan keterkaitan antara bidang suti yang satu dengan bidang studi lainnya.

(5)

Kurikulum harus memberikan ruang gerak yang memberikan kebebasan guru dalam mengembangkan program pengajaran. Guru dalam hal ini memiliki otoritas dalam pengembangan kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan peserta didik dan kebutuhan daerah lingkungannya. Disamping itu, peserta didik harus diberi kebebasan dalam memilih program pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan dan lingkungan dengan membuka program-program pendidikan pilihan misalnya jurusan, program spesialisasi, atau program keterampilan.

5. Prinsip berorientasi pada tujuan

Guru harus menentukan tujuan pengajaran sebelum menentukan bahan. Hal ini berarti bahwa guru dapat menentukan dengan tepat metode mengajar, alat pengajaran dan evaluasi yang digunakan dalam proses belajar-mengajar.

6. Prinsip pendidikan seumur hidup

Dalam hal ini, pendidikan harus dapat memberi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan pada saat peserta didik tamat dari sekolah dan memberikan bekal kemampuan untuk dapat menumbuh-kembangkan dirinya sendiri.

7. Prinsip dan model pengembangan kurikulum

Pengembangan kurikulum dilakukan secara bertahap dan terus-menerus dengan mengadakan perbaikan terhadap pelaksanaan dan hasil yang telah dicapai untuk melakukan perbaikan, pemantapan dan pengembangan lebih lanjut.

Dalam kegiatan pengembangan kurikulum, Drs. Hendyat Soetopo dan Drs. Wasty Soemanto mengemukakan adanya prinsip-prinsip dasar yang utama yang harus diperhatikan, yaitu meliputi;

1. Relevansi

Relevansi pendidikan meliputi tiga hal yaitu relevansi dengan lingkungan hidup murid, relevansi dengan perkembangan kehiudpan sekarang dan yang akan datang, serta relevansi dengan tuntutan dunia kerja.

2. Efektifitas

Kegiatan efektifitas terkait dengan efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar murid.

3. Efisiensi

(6)

4. Kesinambungan dan fleksibilitas

Kesinambungan terkait dengan dua hal yaitu adanya kesinambungan antara berbagai tingkat sekolah dan kesinambungan antara berbagai bidang studi. Sedangkan fleksibilitas terkait dengan pemilihan program pendidikan, dan dalam pengembangan program pendidikan.

Dr. Wina Sanjaya, M.Pd mengemukakan terdapat beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi. Prinsip-prinsip tersebut, meliputi:

Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur, dan penghayatan nilai-nilai budaya Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan filsafat bangsa

Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika

Keseimbangan ini terkait dengan tujuan utama pendidikan untuk membentuk manusia yang utuh yaitu manusia yang seimbang antara kemampuan intelektual, sikap dan moral, serta keterampilan.

Penguatan integritas nasional

Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku dengan latar belakang budaya yang sangat beragam. Pendidikan harus dapat menanamkan pemahaman dan penghargaan terhadap perkembangan budaya dan peradaban bangsa yang majemuk.

Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu cepat, anak diharapkan memilik kemampuan berpikir dan belajar dengan cara mengakses, memilih, dan menilai pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh tantangan serta ketidakpastian melalui perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi

Pengembangan kecakapan hidup

Kecakapan hidup terdiri dari personal skill, social skill, academic skill, danvocational skill. Kurikulum mengembangkan kecakapan hidup melalui pembudayaan membaca, menulis, berhitung, sikap dan perilaku adaptif, kreatif, kooperatif, dan kompetitif.

Pilar pendidikan

Kurikulum mengorganisasikan fondasi belajar dalam empat pilar pendidikan yaitu

(7)

2. belajar untuk berbuat kreatif

3. belajar hidup dalam kebersamaan

4. belajar untuk membangun dan mengekspresikan jati diri yang dilandasi oleh ketiga pilar sebelumnya

Komprehensif dan berkesinambunga

Komprehensif mencakup keseluruhan dimensi kemampuan dan substansi yang disajikan secara berkesinambungan mulai dari usia Taman Kanak-kanak hingga pendidikan menengah. Kemampuan mencakup pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, pola pikir dan perilaku. Substansi mencakup norma, nilai-nilai, konsep, serta fenomena dan kenyataan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.

Belajar sepanjang hayat

Pendidikan diarahkan pada proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Diversifikasi kurikulum

Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

Badan Standar Nasional Pendidikan menetapkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang meliputi :

Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki potensi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

Beragam dan terpadu

(8)

Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik utnuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan

(stakeholder) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di

dalamnya kehidupan masyarakat, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir, sosial, akademik dan vokasioanl merupakan keniscayaan.

Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada pendidikan anak usia dini, dalam Laporan Eksekutif Seminar dan Lokakarya Pendidikan Anak Usia Dini disebutkan bahwa kurikulum pada pendidikan anak usia dini dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip :

Relevansi

(9)

Adaptasi

Kurikulum anak usia dini harus memperhatikan dan mengadaptasi perubahan psikososial, IPTEK, dan seni

Kontinuitas

Kurikulum anak usia dini harus disusun secara berkelanjutan antara satu tahapan perkembangan ke tahapan perkembangan berikutnya dalam rangka mempersiapkan anak memasuki pendidikan selanjutnya

Fleksibilitas

Kurkulum anak usia dini harus dipahami, dipergunakan dan dikembangkan secara fleksibel sesuai dengan keunikan dan kebutuhan anak serta kondisi lembaga penyelenggara

Kepraktisan dan akseptabilitas

Kurikulum anak usia dini harus memberi kemudahan bagi praktisi dan masyarakat dalam melaksanakan pendidikan pada anak usia dini

Kelayakan (feasibility)

Kurikulum anak usia dini harus menunjukkan kelayakan dan keberpihakkan pada anak usia dini

Akuntabilitas

Kurikulum anak usia dini harus dapat dipertanggung jawabkan pada masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan anak usia dini

Mengembangkan isi kurikulum Pendidikan Kejuruan

1. MENGEMBANGKAN ISI KURIKULUM Kelompok 1 1. Yohannes Agatha Engel, S.T 2. M. Agung Prabowo, S.Pd 3. Yeni Yulianti, S.Pd 4. Mega Hadinata, S.Pd 5. Reza Nur Rahmadani, S.Pd 1

2.

HAKIKAT KURIKULUM FUNGSI KURIKULUM LANDASAN MEMBANGUN ISI KURIKULUM

STRATEGI PENETAPAN ISI KURIKULUM KOMPONEN ISI KURIKULUM FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISI KURIKULUM

3.

Created by mahasiswa pascasarjana PTK-UNJ HAKIKAT TENTANG KURIKULUM Hakikat tentang kurikulum

4.

(10)

5.

HAKIKAT KURIKULUM Rencana Hasil Peraturan KURIKULUM Pedoman Isi Created by mahasiswa pascasarjana PTK-UNJ

6.

HAKIKAT KURIKULUM KURIKULUM MENURUT PARA AHLI 1. Menurut David Praff, kurikulum ialah seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat pelatihan. 2. Nengly dan Evaras (1967) mengatakan bahwa “kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan dan dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik. 3. Hamid Hasan (1978): Bahwa konsep kurikulum meliputi 4 dimensi yaitu kurikulum sebagai suatu ide, suatu rencana tertulis, suatu kegiatan, dan suatu hasil yang didapat. 4. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Created by mahasiswa pascasarjana PTK-UNJ

7.

KRITERIA DALAM MENENTUKAN ISI KURIKULUM Kriteria yang dapat digunakan dalam menentukan isi kurikulum sebagaimana yang dikemukakan oleh Hilda Taba dalam Ali (2008) adalah: 1. Isi kurikulum harus valid (sahih) dan signifikan

(terpercaya) 2. Isi kurikulum harus berpegang kepada kenyataan-kenyataan sosial 3. Kedalaman dan keluasan isi kurikulum harus seimbang 4. Isi kurikulum

menjangkau tujuan yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap 5. Isi kurikulum harus dapat dipelajari dan disesuaikan dengan pengalaman siswa 6. Isi kurikulum harus dapat memenuhi kebutuhan dan menarik minat siswa Created by mahasiswa pascasarjana PTK-UNJ

8.

Created by mahasiswa pascasarjana PTK-UNJ FUNGSI KURIKULUM

9.

FUNGSI KURIKULUM Sebagai salah satu komponen suatu sistem pendidikan, paling tidak kurikulum mempunyai peran, yaitu : Peran Konservatif Peran Kreatif Peran Kritis

10.

FUNGSI KURIKULUM Selain kurikulum berfungsi untuk pembelajaran siswa, kurikulum dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendididkan 2. Fungsi Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan 3. Fungsi Kurikulum Bagi Guru 4. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah 5. Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas (supervisor) 6. Fungsi Kurikulum Bagi Pemakai Lulusan Instansi atau perusahaan

11.

1. Landasan filosofis 2. Landasan psikologis Landasan membangun isi kurikulum 3. Landasan sosiologisteknologis

12.

(11)

13.

DASAR FILSAFAT PENENTUAN ISI KURIKULUM 1. Kebutuhan peserta didik Pendidikan saat ini Filsafat Pendidikan 2. Cita-cita masyarakat Sumber: Hamalik (2013)

14.

DASAR FILSAFAT PENENTUAN ISI KURIKULUM Secara umum dari beberapa sumber terkait ditemukan ada empat landasan filosofis dalam penentuan dan pengembangan isi kurikulum, yaitu: 1. Isi kurikulum 2. Isi kurikulum 3. Isi kurikulum 4. Isi kurikulum arah dan tujuan pendidikan isi yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai cara pencapaian tujuan tolak ukur keberhasilan proses pendidikan

15.

MEMBANGUN ISI KURIKULUM Perguruan Tinggi Masyarakat Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Isi Kurikulum Sistem Nilai Sumber: Sukmadinata

(2006:158)

16.

PERGURUAN TINGGI Pertama dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan diperguruan tinggi umum. Kedua dari segi

pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

17.

MASYARAKAT Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya bertugas mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bermatabat di

masyarakat. Sebagai bagian dan agen masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat penggunanya serta upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka.

18.

SISTEM NILAI Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi pebagai nilai yang tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah, diantaranya : a. Guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat. b. Guru hendaknya berpegang pada prinsip demokrasi, etis, dan moral. c. Guru menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru. d. Guru menghargai nilai kelompok-kelompok lain. e. Memahami dan menerima keragaman kebudayaan sendiri.

19.

FAKTOR-FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI ISI KURIKULUM Berdasarkan analisis kelompok kami, bukan hanya 3 (tiga) faktor yang dikemukan oleh Sukmadinata (2006) saja, tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi isi kurikulum, diantarnya: 1. Filosofis 2. Psikologis 3. Sosial budaya 4. Politik 5. Pembangunan negara dan

perkembangan dunia 6. Ilmu dan Teknologi (IPTEK Selalu ada kesempatan sekecil apapun peluangnya

20.

(12)

21.

5 ASPEK PERBEDAAN & KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Tingkat Kecerdasan Perbedaan Kreativitas Perbeda an cacat fisik Kebutuhan Peserta didik PSIKOLOGIS Pertumbu han & Perkemba ngan kognitif

22.

SOSIAL-BUDAYA Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru

melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.

23.

POLITIK • Wiles Bondi (dalam Sudrajat, 2008) dalam bukunya `Curriculum Development: A Guide to Practice’turut menjelaskan pengaruh politik dalam pembentukan dan pengembangan kurikulum. • Hal ini jelas menunjukkkan bahwa pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh proses politik, kerana setiap kali tampuk pimpinan sesebuah negara itu bertukar, maka setiap kali itulah kurikulum

pendidikan berubah.

24.

Pembangunan Negara dan Perkembangan Dunia • Membangun isi kurikulum juga dipengaruhi oleh faktor pembangunan negara dan perkembangan dunia. Negara yang ingin maju dan membangun tidak seharusnya mempunyai kurikulum yang statis. Oleh karena itu kurikulum harus diubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.

25.

ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI (IPTEK) KURIKULUM 1. Ilmu Pengetahuan & Teknologi 1. Sumber Belajar 2. Media pembelajaran

26.

Created by mahasiswa pascasarjana PTK-UNJ

27.

Memilih strategi menentukan isi kurikulum Ada beberapa strategi yang banyak dimanfaatkan oleh para perencana kurikulum untuk mengidentifikasi isi kurikulum. Diantaranya adalah : 1. Pendekatan filosofis 2. Pendekatan introspektif 3.

Pendekatan DACUM 4. Pendekatan fungsional 5. Analisis tugas (task analysis)

28.

PENDEKATAN FILOSOFIS • Faktor dominan : pandangan atau pemikiran oleh para ahli filsafat. • Mendasari pelaksanaan dari sikap dan perbuatannya. • Isi kurikulum ditentukan dari pernyataanpernyataan filosofi yang berkenaan dengan pendidikan teknologi dan kejuruan yang dijumpai secara literatur dari berbagai sumber.

29.

(13)

30.

PENDEKATAN DACUM • Asumsi pendekatan ini : isi kurikulum pendidikan

teknologi dan kejuruan serta kompetensi lulusan pun diharapkan memiliki relevansi yang sangat tinggi dengan kebutuhan lapangan kerja • Sehingga keunikan : adanya target yang telah disusun untuk urutan dan intensitas partisipasi dari peserta didik.

31.

PENDEKATAN FUNGSIONAL • Asumsi pendekatan ini : peserta didik yang belajar melalui pendidikan teknologi dan kejuruan diharuskan untuk mempelajari fungsi-fungsi yang harus ada untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kerja suatu dunia usaha atau industri tertentu • Tahapan 1 : identifikasi jenis-jenis pekerjaan • Tahapan 2 : jenis-jenis pekerjaan itu dapat dirinci lagi menjadi daftar kegiatan-kegiatan • Tahapan3 : dikaitkan dengan kompetensi atau keterampilan • Tahapan 4 : kompetensi atau keterampilan dirumuskan menjadi isi kurikulum (pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan dengan tingkat yang bervariasi)

32.

PENDEKATAN ANALISIS TUGAS • Asumsi pendekatan ini : aspek-aspek perilaku dan persyaratan kerja tertentu yang dijabarkan langsung dari deskripsi pekerjaan atau deskripsi tugas yang dinyatakan telah ’mapan’

33.

1)Model Tyler • Merancang suatu kurikulum agar sesuai dengan tujuan dan misi suatu instuisi pendidikan terkait. 2)Model Taba • Model pengembangan isi kurikulum dikembangkan secara terbalik, yaitu dengan melakukan pendekatan induktif

34.

3)Model Oliva 4)Model Beauchamp suatu model pengembangan isi kurikulum harus bersifat sederhana, komprehensif, dan sistematik Terdapat 5 langkah dalam proses pengembangan isi kurikulum, yaitu: Menetapkan wilayah yang akan

melakukan suatu perubahan kurikulum Menetapkan orang-orang yang terlibat dalam proses pengembangan kurikulum Menetapkan prosedur yang akan ditempuh Implementasi kurikulum a. b. c. d.

35.

5)Model Wheeler • model pengembangan isi kurikulum merupakan suatu proses yang akan membentuk lingkaran yang terjadi terusmenerus atau

berkesinambungan 6)Model Nichools • pendekatan model pengembangan isi kurikulum terdiri atas elemen-elemen kurikulum yang membentuk sebuah siklus, sama halnya dengan Model Wheeler yang berkesinambungan

36.

7)Model Dynamic Skilbeck • model pengembangan isi kurikulum merupakan suatu proses yang akan membentuk lingkaran yang terjadi terusmenerus atau berkesinambungan

37.

KOMPONEN ISI KURIKULUM

38.

Tujuan Sumber Belajar Bahan Ajar ISI KURIKULUM Metode Pembelajaran Evaluasi Media Pembelajaran

39.

Tujuan Umum Khusus

40.

(14)

41.

Metode Pembelajaran Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran

Pendekatan yang berpusat pada peserta didik Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat

42.

Media Pembelajaran Fungsi : 1. Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa 2. Dapat melampaui batasan ruang kelas 3.

Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungan 4.

Menghasilkan keseragaman pengamatan 5. Menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis

43.

6. Membangkitkan keinginan dan minat baru 7. Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar 8. Memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang konkrit sampai yang abstrak Media Pembelajaran Terbagi atas ; • Media audio • Media visual • Media audiovisual

44.

untuk memperoleh informasi akurat tentang penyelenggaraan dan keberhasilan belajar siswaEvaluasi Komponen Kurikulum

45.

Sumber Belajar (AECT) 1. Pesan (message) 2. Orang (people) 3. Bahan (materials)

46.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah memperoleh konseling kelompok dengan pendekatan konseling realitas yang efektif untuk mengembangkan kendali diri peserta didik.. Penelitian

Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap

Landasan ilmiah dan teknologi, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam

Landasan ilmiah dan teknologi yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak

Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh asumsi-asumsi yang berasal dari psikologi yang meliputi kajian perkembangan peserta didik, serta bagaimana peserta

Dalam hal ini harus diperhatikan guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi juga harus berperan sebagai motivator, mendorong peserta didik untuk

Pendekatan salingtemas adalah pendekatan untuk membantu peserta didik mengetahui sains, perkembangan sains, teknologi-teknologi yang digunakannya, dan bagaimana perkembangan

Penelitian pengembangan ini menggunakan pendekatan Research and Development, menekankan pada proses pembelajaran ekonomi peserta didik Kelas X SMA Negeri 4 Metro dengan