LAMPIRAN
Lampiran I
Jadwal dan Waktu Penelitian
Tahapan Penelitian
2015
November Januari
Februari-Maret April
Febr uari-mei
Pengajuan proposal skripsi
Penyetujuan proposal skripsi
Penyelesaian proposal skripsi
Bimbingan dan perbaikan proposal skripsi
Seminar proposal skripsi
Pengumpulan data dan pengolahan data
Ujian Komprehensif
Bimbingan dan penulisan skripsi
Lampiran II
Kabupaten/kota kriteria Sample
Lampiran III
Data Sampel Penelitian
*) Angka dalam Milyar rupiah
Sumber :
Kabupaten/Kota Pertumbuhan
Ekonomi 2 2014
**)
Kabupaten/kota 2012 2013 2014
N i a s 1 776,05 1 888,76 1 992,05
Pakpak Bharat 569,86 603,55 639,24
Dana Alokasi Khusus
Kabupaten/kota 2012 2013 2014
Kab. Asahan 65.207 79.875 20.386
Belanja Modal
Lampiran IV
Hasil Uji Regresi Linear Berganda SPSS 20
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DAK 36 9799 90869 40299.06 23340.508
BelanjaModal 36 1905 352334 135210.33 101135.506
Pertumbuhan
ekonomi 36 569860 55870480 11110208.89 13788234.439
Valid N (listwise) 36
Deviation 10216722.45258041
Most Extreme
Differences
Absolute .119
Positive .107
Negative -.119
Test Statistic .119
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
DAK .208 4.797
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .672a .451 .418 10521766.211 1.459
a. Predictors: (Constant), BelanjaModal, DAK
b. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant)
5331766.216 3620284.063 1.473
.15
0
BelanjaModal
164.869 38.516 1.209 4.281 .00
0
DAK
-409.774 166.890 -.694 -2.455 .02
0
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3000689694434
436.000 2
1500344847217
218.000 13.552 .000
b
Residual 3653349618557
120.000 33
1107075641987
00.610
Total 6654039312991
556.000 35
a. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi
d. Predictors: (Constant), BelanjaModal, DAK
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .672a .451 .418 10521766.211
a. Predictors: (Constant), BelanjaModal, DAK
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, L; 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah edisi pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Badrudin, R; 2012. Ekonomika Otonomi Daerah. Penerbit UUP STIM YKPN. Yogyakarta.
Daulay, M; 2010. Metodologi Penelitian Ekonomi. USU Press. Medan.
Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. USU Press. Medan.
Ghozali, I; 2006. Analisis Multivariat dengan SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Halim, A; 2009. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah.Edisi 3. Jakarta,Salemba Empat.
Murni, E; 2009. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatra Barat.
Nordiawan, D dan Ayuningtyas H; 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta, Salemba Empat.
Permatasari, W.A; 2013. Pengaruh Dana Alokasi Umum(DAU), Dana Alokasi Khusus (Dak), Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.
Peraturan Mentri Keuangan nomor 101/PMK.02/2011 tentang Klasifikasi Anggaran.
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Ruth, D; 2016. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai variabel moderating pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2011-2013.
Susanto, E dan Marhamah; 2016. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah dengan Belanja Daerah sebagai variable moderating di Provinsi Jawa Timur.
Thifah, I; 2015. Statistika pendidikan dan metode penelitian kuantitatif. Malang, Madani.
Undang-undang Nomor.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-undang Nomor.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Yani, A; 2009. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Jakarta Rajawali Pers.
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Daulay
(2010) penelitian kuantitatif lebih menekankan pada pengujian teori-teori
melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan
analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian ini menguji pengaruh Dana
Alokasi Khusus (DAK) dan Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera
Utara. Data penelitian diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera
Utara. Waktu penelitian dimulai dari menentukan judul penelitian pada bulan
april 2016 hingga selesai dilakukan.
3.3 Populasi Dan Sampel
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 33 Kab/Kota di
Provinsi Sumatera Utara dengan data pengamatan mulai tahun 2012 sampai
dengan tahun 2014 (3 tahun) maka jumlah pengamatan menjadi 99 dan
seluruhnya dijadikan sampel.
Menurut Sugiyono (2004:78) Metode pengambilan sampel dilakukan
dengan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
1. Probability Sampling, metode dimana semua populasi yang ada
memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk menjadi sampel.
Metode ini terdiri atas :
a) Simple random sampling
b) Complex random sampling
2. Non Probability Sampling, metode pengambilan sampel dimana tidak
semua populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel
penelitian. Metode ini terdiri atas:
a) Convinience Sampling, yaitu pengambilan sampel secara nyaman
dimana peneliti mengambil sampel sekehendak hatinya.
b) Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan criteria
yang telah ditentukan oleh peneliti.
c) Judgement Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu
pertimbangan tertentu.
Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
purposive sampling. Adapun kriteria yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Kabupaten/Kota di Sumatera Utara yang menerbitkan laporan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) berturut-turut antara tahun 2012-2014
pada situs BPS Provinsi Sumatera Utara.
2. Kabupaten/kota di Sumatera Utara yang menerbitkan laporan Dana
Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuang
Tabel 3.1.Populasi dan Sampel Penelitian
Kabupaten/kota kriteria Sample
3.4 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdapat pada laporan
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi
Sumatera Utara dengan rentan waktu (time series) mulai tahun 2012 sampai
dengan tahun 2014 yang diperoleh dari Badan Universitas Sumatera Utara
Pusat Statistik serta di download dari internet melalui Www.bps.go.id dan
www.djpk.depkeu.go.id.
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Agar setiap variable yang terdapat dalam penelitian ini dapat diketahui
dengan jelas, serta untuk menghindari kesalahan dalam menginterprestasikan
pengertian, maka perlu pembahasan pengertian dari variable yang diteliti,
yaitu:
1. Variable penelitian
a. Variable bebas adalah variable penyebab atau yang
mempengaruhi. Variable bebas yaitu Dana Alokasi Khusus
(DAK) (X1) dan Belanja Modal (X2).
b. Variable terikat adalah variable tergantung atau terpenuhi.
Variable terikat yaitu Pertumbuhan Ekonomi (Y).
2. Defenisi Operasional
Agar setiap variable yang terdapat dalam penelitian ini
dapat dimengerti dengan jelas, serta menghindari kesalahan dalam
menginterpretasikan pengertian, maka perlu pembatasan
Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel
Dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan tetap dan asset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. barang dan jasa yang diproduksi
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis
regresi linier berganda, model analisis ini digunakan untuk melihat hubugan
antara kedua variable tersebut. Modal persamaan regresi untuk menguji hipotesis
Y = a + b1x1 + b2x2 + e
Keterangan :
Y = Pertumbuhan Ekonomi
a = Konstanta
b1,b2 = Koefisien Regresi
x1 = Dana Alokasi Khusus
x2 = Belanja Modal
e = Error
3.7 Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi
berganda dan analisis jalur (path analisis), maka diperlukan pengujian asumsi
klasik yang meliputi pengujian normalitas, pengujian multikolinearitas, pengujian
heterokedastisitas, pengujian autokorelasi, Erlina (2011).
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mangasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi dilanggar,
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika
distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan
data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Selain dengan melihat kurva normal P-plot, uji normalitas juga
dapat dilakakukan menggunakan uji kolmogorov-sminov. Dalam
uji kolmogorov-sminov hipotesa yang berlaku adalah:
H0= sampel berasal dari data/populasi yang terdistribusi normal
Ha= sampel berasal dari data/populasi yang tidak terdistribusi
normal
Dalam uji ini apabila nilai sig < 0,05 maka data tidak terdistribusi
dengan normal. Namun, jika nilai sig > 0,05 maka data terdistribusi
dengan normal. (Thoifah, 2015:124)
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi
variabel-variabel independen antara satu dengan yang lainnya. Uji ini
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi diantara variabel independen. Universitas Sumatera Utara
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen, Ghozali (2006). Menurut Erlina (2011) ada dua
uji multikolinearitas yang sering digunakan yaitu dengan melihat
nilai VIF, semakin tinggi VIF semakin besar dampak dari
multikolinearitas yang cukup berat diantara variabel independen. UJi
multikolinearitas yang kedua yaitu dengan melihat koefisien korelasi
sederhana antara variabel-variabel independen/penjelas, apabila r
tinggi nilai absolutnya maka ada dua variabel penjelas tertentu
berkorelasi dan masalah multikolinearitas ada dalam persamaan
tersebut.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan juka
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homeskedastisitas, karena data ini menghimpun data yang
mawakili berbagai ukuran, yaitu kecil, sedang, dan besar. Ada
beberapa cara untuk medeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas,
dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terkait
(dependen), yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihatnya ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan
ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu
X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. (Thoifah, 2015:128)
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi yaitu data yang digunakan pada data runtun
waktu (time series). Uji ini bertujuan umtuk melihat apakah dalam
suatu regresi linear adakorelasi antar kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Uji
Autokorelasi dapat dilakukan dengan uji DurbinWatson (DW),
Ghozali (2006). Menurut Erlina (2011), uji autokorelasi dapat terjadi
pada setiap penelitian dimana urutan pada pengamatan-pengamatan
memiliki arti. Autokorelasi merupakan gejala dimana error term
pada suatu periode waktu secara sistematik tergantung kepada error
term pada periode-periode yang lain. Uji autokorelasi bertujuan
untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi
antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 atau sebelumnya. Cara mendeteksi autokorelasi yaitu
dengan uji Durbin Watson. Universitas Sumatera Utara Uji ini hanya
digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order
autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta)
3.8 Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji simultan dan uji
parsial:
a. Uji Simultan (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen (X1,X2,…Xn) secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Statistik hitung dan
statistik tabel dapat juga diambil keputusan berdasarkan probabilitas,
dengan dasar pengambilan keputusan adalah :
1. Apabila F hitung › F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Apabila F hitung ‹ F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b. Uji Parsial (Uji t) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi variabel independen (X1,X2,…Xn) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Nilai t-tabel
dapat dilihat dengan menggunakan table-t. Dasar pengambilan
keputusan adalah :
1. Apabila T hitung › T tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Apabila T hitung ‹ T tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1,
X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y) yang dapat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Sampel Penelitian
Data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Laporan Realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Laporan Pertumbuhan
Ekonomi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara tahun
2012 s/d tahun 2014 (3 tahun) sehingga jumlah sampel menjadi 36 data. Dari
laporan tahunan tersebut yang menjadi objek penelitian adalah Dana Alokasi
Khusus (DAK), Belanja Modal (BM) dan data Pertumbuhan Ekonomi (PE) tahun
amatan 2012 s/d 2014. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
yaitu www.bps.go.id/sumut dan Departemen Keuangan Republik Indonesia yaitu
4.2 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif untuk setiap variabel bebas yang dianalisis disajikan
pada Tabel 4.1 Variabel bebas yang digunakan dalam analisis ini sebanyak 2
(dua) variabel independen yaitu Dana Alokasi Khusus (X1), Belanja Modal (X2).
Variabel dependen yaitu Pertumbuhan Ekonomi (Y) Hal tersebut terdapat pada
Tabel 4.1 berikut
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DAK 36 9799 90869 40299.06 23340.508
BelanjaModal 36 1905 352334 135210.33 101135.506
Pertumbuhan
Diolah oleh penulis (2016)
Data deskriptif statistik digunakan untuk mengetahui gambaran umum
setiap variabel dalam penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data SPSS seperti
terlihat pada tabel 4.1 diperoleh nilai untuk maksimum, minimum, rata-rata dan
standar deviasi (penyimpangan) setiap variabel. Output tampilan SPSS
menunjukkan jumlah data (N) ada 36 data yang merupakan periode penelitian
pada 12 kabupaten/kota dikali dengan 3 tahun, yaitu dari tahun 2012 sampai
dengan tahun 2014, dengan hasil analisis sebagai berikut :
1. Nilai minimum dana alokasi khusus (X1) pada kabupaten/kota di
Propinsi Sumatera Utara sebesar 9799, sedangkan nilai maksimum
dana alokasi khusus sebesar 90869, dengan nilai rata – rata sebesar
40299.06. Standar deviasi dana alokasi khusus pada kabupaten/kota di
Propinsi Sumatera Utara sebesar 23340.508. Kab. Simalungun
merupakan kabupaten yang memperoleh dana alokasi khusus
tertinggi, sedangkan Kota pematangsiantar memperoleh dana alokasi
khusus terendah.
2. Nilai minimum belanja modal (X2) pada kabupaten/kota di Propinsi
Sumatera Utara sebesar 1905, sedangkan nilai maksimum dana
perimbangan sebesar 352334, dengan nilai rata – rata sebesar
135210.33. Standar deviasi belanja modal pada kabupaten/kota di
Propinsi Sumatera Utara sebesar 101135.506. Kabupaten deli serdang
sedangkan Kab. Pakpak Bharat memperoleh dana perimbangan
terendah.
3. Nilai minimum pertumbuhan ekonomi (Y) pada kabupaten/kota di
Propinsi Sumatera Utara sebesar 569860, sedangkan nilai maksimum
dana perimbangan sebesar 55870480, dengan nilai rata – rata sebesar
11110208.89. Standar deviasi dana perimbangan pada kabupaten/kota
di Propinsi Sumatera Utara sebesar 263478.26410. kabupaten deli
serdang merupakan kabupaten yang memperoleh pertumbuhan
ekonomi tertinggi, sedangkan Kabupaten Phakpak Barat memperoleh
pertumbuhan ekonomi terendah.
4.3 Uji Asumsi Klasik
Salah satu syarat penggunaan model regresi berganda adalah dipenuhinya
semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien.
Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program
statistik. Asumsi Klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal,
non-multikolinearitas, non-Autokorelasi, homoskedasitas. Berikut ini pengujian untuk
menentukan apakah keempat asumsi klasik tersebut dipenuhi atau tidak.
4.3.1 Uji Normalitas
pengujian normalitas dengan uji statistik dilakukan dengan uji statistik
nonparametrik Kolmogorov Smirnov (K-S). Jika nilai signifikansinya lebih besar
dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih
kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji
Tabel 4.2
Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized Residual
Deviation 10216722.45258041
Most Extreme
Differences
Absolute .119
Positive .107
Negative -.119
Test Statistic .119
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Diolah oleh penulis (2016)
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji non parametrik
KolmogorovSmirnov terlihat bahwa nilai asymp sig (2- tailed) adalah 0,200 dan
di atas nilai signifikan 0,05 dengan kata lain variabel residual berdistribusi
normal.
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk dapat
melihat ada tidaknya multikolinieritas dengan melihat angka colinierity statistic
yang ditunjukkan oleh nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance,
dengan kriteria : jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
a. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi
Diolah oleh penulis (2016)
Hasil uji statistik pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas dimana nilai VIP untuk variabel DAK dan belanja modal < 10
sedangkan nilai tolerance > 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa analisis ini dapat
disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik
statistik dan dapat digunakan dalam penelitian.
4.3.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Hal ini sering ditemukan pada time
series. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi dapat
diketahui dengan melihat besaran Dubrin-Watson (D-W) sebagai berikut:
1) Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3) Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negative.
Hasil pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut : Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
DAK .208 4.797
Tabel 4.4
Uji Statistik Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .672a .451 .418 10521766.211 1.459
a. Predictors: (Constant), BelanjaModal, DAK
b. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi
Diolah oleh penulis (2016)
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa nilai Dubrin-Watson sebesar 1,459.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam penelitian ini bebas dari autokorelasi
karena masih dalam kisaran nilai -2 dan 2.
4.3.4 Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 4.1 Grafik Scatterplo
Pada gambar 4.1 menunjukkan tidak adanya pola tertentu serta grafik plot
tersebar secara tidak merata. Sesuai dengan pedoman uji heteroskedastisitas, maka
dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.4 Pengujian Hipotesis Pertama
Setelah dilakukannya uji asumsi klasik, maka dilakukan pengujian
hipotesis pertama sebagai berikut :
4.4.1 Uji Signifikan Parsial (uji-t)
Tabel 4.5 Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 5331766.216 3620284.063 1.473 .150
BelanjaModal 164.869 38.516 1.209 4.281 .000
DAK -409.774 166.890 -.694 -2.455 .020
a. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi
Diolah oleh penulis (2016)
Berdasarkan pengujian pada tabel 4.5, maka secara parsial pengaruh
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Dana alokasi khusus (X1) terhadap pertumbuhan ekonomi
menunjukan signifikan 0,020 < 0,05 maka kesimpulanya bahwa
DAK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
Artinya, semakin bertambah dana alokasi khusus maka
pertumbuhan ekonomi juga akan semakin meningkat di Provinsi
Sumatera Utara untuk periode 2012-2014.
2. Belanja Modal (X2) terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukan
signifikan 0,000 < 0,05 maka kesimpulanya bahwa belanja modal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
di Provinsi Sumatera Utara.
Artinya, semakin bertambah belanja modal maka pertumbuhan
ekonomi juga akan semakin meningkat di Provinsi Sumatera Utara
untuk periode 2012-2014.
4.4.2 Uji Signifikan Simultan (uji-F)
Tabel 4.6 Uji Statistic F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3000689694434
436.000 2
a. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi
b. Predictors: (Constant), BelanjaModal, DAK
Diolah oleh penulis (2016)
Tabel 4.6 di atas mengungkapkan bahwa nilai signifikan (0,000) lebih kecil
dari 0,05 maka dana alokasi khusus dan belanja modal secara bersama-sama
dengan nilai F-tabel diketahui bahwa nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel
(13,552 > 3,285). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dana alokasi khusus dan
belanja modal secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
4.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel 4.7
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .672a .451 .418 10521766.211
a. Predictors: (Constant), BelanjaModal, DAK
b. Dependent Variable: pertumbuhan ekonomi
Diolah oleh penulis (2016)
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa R2 = 0,451 berarti
hubungan antara dana alokasi khusus dan belanja modal terhadap pertumbuhan
ekonomi sebesar 45,1%. sedangkan 54,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini Belanja modal mempunyai nilai 0,020. Nilai tersebut
lebih kecil dari 0,05. Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa kenaikan
pemberian DAK dari pemerintah pusat kepada Provinsi Sumatera Utara akan
menaikkan pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut. Dana Alokasi Khusus guna
keperluan di daerah dibelanjakan di daerah Sumatera Utara, dengan adanya dana
tersebut maka perekonomian menjadi tumbuh di provinsi Sumatera Utara.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Windha Amiga Permatasari (2013) dan Elida
Murni (2009) menyimpulkan bahwa DAK tidak mempunyai hubungan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari hasil penelitian ini ditemukan adanya
ketidakkonsistenan diantara hasil penelitian. Tetapi memiliki kesamaan dengan
hasil penelitian yang di lakukan oleh Edy Susanto dan Marhamah (2016).
Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan asset
tetap dan asset lainnya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode
akuntansi. Dalam penelitian ini Belanja modal mempunyai nilai 0,000. Nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Belanja
Modal mempunyai pengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi
Sumatera Utara.
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diketahui bahwa secara simultan
variabel DAK dan Belanja Modal berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari perbandingan nilai F-hitung dengan
nilai F tabel. Diketahui bahwa nilai F-hitung 13,552 lebih besar dari nilai F-tabel
3,285. Jadi dapat disimpulkan bahwa DAK dan Belanja Modal secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini juga didukung oleh
nilai R2 = 0,451 yang berarti hubungan antara DAK dan Belanja Modal terhadap
Pertumbuhan Ekonomi sebesar 45,1%. sedangkan 54,9% dijelaskan oleh
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Sampel dalam penelitian ini adalah 12 Kabupaten/Kota dengan tiga tahun
pengamatan 2012-2014. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan
mengenai pengaruh Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal terhadap
pertumbuhan ekonomi sebagai berikut :
1. Secara simultan dan parsial variable dana alokasi khusus dan
belanja modal berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara
pada periode 2012-2014.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu :
1. Sampel dalam penelitian ini dibatasi pada kabupaten/kota yang
memiliki ketersediaan data yaitu 12 Kabupaten/Kota di Propinsi
Sumatera Utara. Hal ini menyebabkan hasil penelitian ini hanya
berlaku untuk kabupaten/kota yang menjadi sampel penelitian saja
sehingga belum dapat di generalisasikan untuk seluruh kabupaten/kota
di Indonesia.
2. Penelitian ini hanya menggunakan variabel Dana Alokasi Khusus
(DAK), Belanja Modal dan Pertumbuhan Ekonomi. Penelitian ini
(PAD), Dana Alokasi Umum (DAU),sehingga belum menggambarkan
kondisi Provinsi Sumatera Utara yang sebenarnya.
5.3 Saran
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel-variabel
lainnya, seperti dana alokasi umum, dana bagi hasil, dan pendapatan asli
daerah, karena variable tersebut juga berperan dalam pertumbuhan
ekonomi. Serta memperpanjang periode tahun penelitian supaya dapat
memberikan hasil yang maksimal.
2. Bagi masyarakat
Bagi masyarakat diwajibkan menaati peraturan yang telah di buat oleh
pemerintah guna mempermudah kinerja pemerintah dalam memngelola
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Dana Alokasi Khusus (DAK)
Pengertian DAK diatur dalam Pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor
33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Keuangan Pusat dan
Keuangan Daerah, yang menyebutkan bahwa:“Dana Alokasi Khusus, selanjutnya
disebut DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional.”
Pasal 1 UU No.23/2014 menyebutkan bahwa Dana Alokasi Khusus yang
selanjutnya disingkat DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah. DAK dialokasikan dalam APBN untuk daerah tertentu
dalam rangka pendanaan desentralisasi untuk (1) membiayai kegiatan khusus
yang ditentukan Pemerintah Pusat atas dasar prioritas nasional dan (2) membiayai
kegiatan khusus yang diusulkan daerah tertentu. Kebutuhan khusus yang dapat
dibiayai oleh DAK adalah kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan secara umum
dengan menggunakan rumus DAU, dan kebutuhan yang merupakan komitmen
atau prioritas nasional. DAK ini diatur lebih lanjut dalam bentuk PP, Pemerintah
Pelaksanaan DAK sendiri diarahkan pada kegiatan investasi
pembangunan, pengadaan, peningkatan, dan/atau perbaikan sarana dan prasarana
fisik pelayanan masyarakat dengan umur ekonomis yang panjang, termasuk
pengadaan sarana fisik penunjang, dan tidak termasuk penyertaan modal. Sebagai
contoh, penggunaan DAK bidang pendidikan meliputi:
1. Rehabilitasi gedung sekolah/ruang kelas,
2. Pengadaan/rehabilitasi sumber dan sanitasi air bersih serta kamar mandi
dan WC,
3. Pengadaan/perbaikan meubelair ruang kelas dan lemari perpustakaan,
4. Pembangunan/rehabilitasi rumah dinas penjaga/guru/kepala sekolah, dan
5. Peningkatan mutu sekolah dengan pembangunan/penyediaan sarana dan
prasarana perpustakaan serta fasilitas pendidikan lainnya di sekolah.
Kebijakan DAK dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar yaitu (i)
penetapan program dan kegiatan, (ii) penghitungan alokasi DAK, (iii) arah
kegiatan dan penggunaan DAK, dan (iv) administrasi pengelolaan DAK.
2.1.2 Belanja Modal
Menurut Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 53, belanja modal adalah anggaran
pengeluaran APBD yang digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam
rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap yang mempunyai nilai
manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
pengeluaran tersebut termasuk nilai pembelian/pengadaan atau pembangunan aset
tetap berwujud yang dianggarkan yang sebesar harga beli/bangun aset tetapi tidak
termasuk belanja honorarium panitia pengadaan dan administrasi
pembelian/pembangunan untuk memperoleh setiap aset karena telah dianggarkan
pada belanja pegawai dan/atau belanja barang dan jasa.
Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, belanja modal merupakan belanja
Pemerintah Daerah yang manfaatnya melebihi 1 tahun anggaran dan akan
menambah aset atau kekayaan daerah dan selanjutnya akan menambah belanja
yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan pada kelompok belanja administrasi
umum. Belanja modal digunakan untuk memperoleh aset tetap pemerintah daerah
seperti peralatan, infrastruktur, dan harta tetap lainnya.
Menurut Adolf Wagner dalam Soepangat (1991:42-44) dan Mursinto
(2005b), pengeluaran pemerintah dari waktu ke waktu semakin meningkat karena
semakin bertambahnya kegiatan pemerintah yang memerlukan pembiayaan. Adolf
Wagner menyebutkan dengan The law of Ever Increasing State Activities atau
hukum selalu makin meningkatnya kegiatan negara atau hukum makin
meningkatnya pengeluaran negara. Peningkatan pengeluaran negara tersebut
dalam arti relatif, yaitu membandingkan pengeluaran negara dengan produk
Nasional Bruto dan atau membandingkan dengan pengeluaran sektor swasta.
Kriteria kapitalisasi dalam pengadaan/pemeliharaan barang/asset
merupakan suatu tahap validasi untuk penetapan belanja modal atau bukan dan
merupakan syarat wajib dalam penetapan kapitalisasi atas pengadaan
1. Pengeluaran anggaran belanja tersebut mengakibatkan bertambahnya asset
dan/atau bertambahnya masa manfaat/umur ekonomis asset berkenaan.
2. Pengeluaran anggaran belanja tersebut mengakibatkan bertambahnya kapasitas,
peningkatan standar kinerja, atau volume asset.
3. Memenuhi nilai minimum kapitalisasi dengan rincian sebagai berikut:
a. Untuk pengadaan peralatan dan mesin, batas minimal harga pasar per unit
barang adalah sebesar Rp 300.000,-
b. Untuk pembangunan dan/atau pemeliharaan gedung dan bangunan per paket
pekerjaan adalah sebesar Rp 10.000.000,-
4. Pengadaan barang tersebut tidak dimaksudkan untuk diserahkan/dipasarkan
kepada masyarakat atau entitas lain di luar pemerintah.
Belanja modal dipergunakan untuk antara lain :
1. Belanja modal tanah
Seluruh pengeluaran untuk pengadaan/ pembelian/ pembebasan
/ penyelesaian, balik nama, pengosongan, penimbunan, perataan,
pematangan tanah, pembuatan sertifikat tanah serta
pengeluaranpengeluaran lain yang bersifat administratif
sehubungan dengan perolehan hak dan kewajiban atas tanah pada
saat pembebasan/pembayaran ganti rug1 sampai tanah tersebut siap
digunakan/ dipakai.
2. Belanja modal peralatan dan mesin
Pengeluaran untuk pengadaan peralatan dan mesin yang
biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya
untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin
tersebut siap digunakan, termasuk pengeluaran setelah perolehan
(subsequent expenditure) peralatan dan mesm yang memenuhi
persyaratan untuk dikapitalisasi.
3. Belanja modal gedung dan bangunan
Pengeluaran untuk memperoleh gedung dan bangunan baik
secara kontraktual maupun swakelola sampai dengan gedung dan
bangunan siap digunakan meliputi biaya pembelian atau biaya
konstruksi, termasuk biaya pengurusan izin mendirikan bangunan,
notaris, dan pajak (kontraktual) . Dalam belanja m1, termasuk
(subsequent expenditure) gedung persyaratan untuk dikapitalisasi.
pengeluaran setelah perolehan dan bangunan yang memenuhi
4. Belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan
Pengeluaran untuk memperoleh jalan dan jembatan, irigasi dan
Jarmgan sampai siap pakai / digunakan meliputi biaya perolehan
atau biaya kontruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai
jalan dan jembatan, irigasi dan Jaringan tersebut siap pakai termasuk
pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditure) jalan, irigasi
dan Jaringan yang memenuhi persyaratan untuk dikapitalisasi.
5. Belanja modal lainnya
Pengeluaran yang diperlukan dalam kegiatan pembentukan
tidak dapat diklasifikasikan dalam akun belanja modal tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan (jalan, irigasi
dan lain-lain). Termasuk dalam belanja modal ini : kontrak sewa beli
(leasehold) , pengadaan / pem belian barang-barang kesenian (art
pieces) , barang-barang purbakala dan barang-barang untuk museum,
buku-buku dan jurnal ilmiah serta barang koleksi perpustakaan
sepanJ ang tidak dimaksudkan untuk dijual dan diserahkan kepada
masyarakat. Termasuk dalam belanja modal lainnya adalah belanja
modal non fisik yang besaran jumlah kuantitasnya dapat
teridentifikasi dan terukur.
6. Belanja modal Badan Layanan Umum (BLU)
Pengeluaran untuk pengadaan/perolehan/ pembelian aset tetap
dan/atau aset lainnya yang dipergunakan dalam rangka
penyelenggaraan operasional BLU.
2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran meningkat. Istilah pertumbuhan ekonomi
mengukur prestasi dan perkembangan suatu perekonomian. Pertumbuhan
ekonomi dapat juga diartikan sebagai kenaikan Gross Domestic Product (GDP)
atau Gross National Product (GNP) tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih
besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan
Menurut Djojohadikusumo (1994:53), Simon Kuznets mendefinisikan
pertumbuhan ekonomi sebagai peningkatan kemampuan suatu negara untuk
menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya. Pertumbuhan
kemampuan ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan kelembagaan serta
penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya. Ada tiga komponen pokok penting,
yaitu kenaikan output nasional secara terus menerus, kemajuan teknologi sebagai
prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi, dan penyesuaian kelembagaan, sikap dan
ideologi. Simon Kuznets memisahkan enam karakteristik proses pertumbuhan
pada hampir semua negara maju, yaitu (1) tingginya tingkat pertumbuhan output
per kapita dan penduduk, (2) tingginya kenaikan produktivitas faktor produksi
secara keseluruhan terutama produktivitas tenaga kerja, (3) tingginya trasformasi
struktur ekonomi, (4) tingginya tingkat transformasi sosial dan ideologi, (5)
kecenderungan negara-negara maju secara ekonomis untuk menjangkau seluruh
dunia untuk mendapatkan pasar dan bahan baku, dan (6) pertumbuhan ekonomi
ini hanya terbatas pada sepertiga populasi dunia.
Secara umum Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih
baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai
proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatan nasional. adanya pertumbuhan ekonomi merupakan
indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
1. Faktor Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses
pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung
kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek
pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan dengan membangun infrastruktur
di daerah-daerah.
2. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya
alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber
daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan
ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya
manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia.
Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah,
kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola
kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh
mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan
kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan
dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan
4. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap
pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi
sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat
juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja
cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat
menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois,
boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa
barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran
pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti terdahulu telah banyak melakukan penelitian ini,
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Windha Amiga Permatasari (2013)
tentang Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah dengan variable Dana
Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah
(PAD), dan Belanja Modal, hasil penelitian menunjukan bahwa DAU dan PAD
DAK dan Belanja Modal tidak mempunyai hubungan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Penelitian lain dilakukan oleh Elida Murni (2009) tentang Pertumbuhan
Ekonomi di Provinsi Sumatra Barat dengan variable Pendapatan Asli Daerah
(PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK), hasil
penelitian ini menunjukan bahwa PAD berpengaruh signifikan positif terhadap
pertumbuhan ekonomi, DAU berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi, dan DAK tidak berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Penelitian lain dilakukan oleh Edy Susanto dan Marhamah (2016) Tentang
Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Daerah dengan variable Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus
(DAK), hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah
(PDRB) pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Dana Alokasi Umum (DAU)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah
(PDRB) pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Dana Alokasi Khusus (DAK)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah
(PDRB) pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Pendapatan Asli Daerah (PAD)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah
(PDRB) dengan Belanja Daerah sebagai variabel moderating pada
Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Dana Alokasi Umum (DAU) tidak
didukung oleh Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Dana
Alokasi Khusus (DAK) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah (PDRB) didukung oleh Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota
di Jawa Timur.
Ringkasan Review Penelitian terdahulu terdapat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1.Review Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
- Belanja Modal
berpengaruh
2.3 Kerangka Konseptual
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Dana Alokasi Khusus
(X1)
Belanja Modal (X2)
Pertumbuhan Ekonomi
Kerangka konseptual menunjukkan hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Pertumbuhan Ekonomi (Y) sedangkan variabel independen terdiri dari Dana
Alokasi Khusus (DAK) (X1) dan Belanja Modal (X2).
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu rumusan masalah yang
masih harus dibuktikan kebenarannya secara empiris. Sinkron dengan latar
belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan teori, penelitian
terdahulu dan kerangka konseptual maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Belanja Modal berpengaruh secara
simultan dan parsial terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Salah satu perwujudan pelaksanaan otonomi daerah adalah pelaksanaan
desentralisasi, dimana kepada daerah diserahkan urusan, tugas dan wewenang
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dengan tetap berpedoman pada peraturan
perundang-undangan. Melalui desentralisasi diharapkan kemampuan pemerintah daerah
untuk manajemen pembangunan menjadi lebih lincah, akurat, dan tepat. Urusan
pemerintahan yang diserahkan atau didistribusikan kepada daerah tersebut disertai
pula dengan penyerahan atau transfer keuangan yang terwujud dalam hubungan
keuangan antara pusat dan daerah.
Perimbangan keuangan ini diatur dalam UU No. 33 Tahun 2004.
Desentralisasi fiskal yang di atur dalam UU No. 33 tahun 2004 terdiri dari tiga
macam, yaitu Pajak Daerah (Tax Assignment), Dana Bagi Hasil (Revenue
Sharing) dan Dana Alokasi Umum serta Dana Alokasi Khusus. Dengan
desentralisasi fiskal ini, Pemerintah Daerah diharapkan mampu mengoptimalkan
penerimaan daerahnya sehingga mandiri dalam pengelolaan keuangannya dan
dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemerintah pusat.
Salah satu bentuk hubungan keuangan pusat dan daerah adalah Dana
Alokasi Khusus (DAK), dimana dana yang bersumber dari pendapatan APBN,
dialokasikan/ditransfer kepada daerah untuk membiayai kegiatan khusus yang
membantu mengurangi beban biaya kegiatan khusus yang harus ditanggung oleh
pemerintah daerah.
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber daripendapatan
APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untukmembantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan
prioritas nasional.Besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam APBN. DAK
dialokasikan kepada Daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah. Daerah penerima DAK wajib menyediakan dana
pendamping sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari alokasi DAK.
Menurut Halim (2009) belanja langsung merupakan belanja yang memiliki
keterkaitan secara langsung dengan program dan kegiatan yang meliputi belanja
pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Peraturan Pemerintah No.
24 Tahun 2005 mendefinisikan belanja sebagai berikut: “Belanja adalah semua
pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas
dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah”. Definisi lain dari belanja ini
adalah seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13
Tahun 2006 “Belanja adalah kewajibanpemerintah daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih”
Belanja modal adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi
satu tahun anggaran dan akan menambah jumlah aset atau kekayaan organisasi
sektor publik, yang selanjutnya akan menambah anggaran operasional untuk biaya
modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan
aset tetap dan aset lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan, buku perpustakaan, dan
hewan.
Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
maka diperlukan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan distribusi
pendapatan yang lebih merata, Oleh karna itu tolak ukur adanya pembangunan
ekonomi antara lain adalah terjadinya pertumbuhan ekonomi. pertumbuhan
ekonomi merupakan perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang terjadi dari tahun
ke tahun. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan salah satu indikator yang
penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi
pada suatu negara.
Arsyad (1999), Pembangunan Nasional Indonesia lebih ditekankan pada
pembangunan ekonomi, alasannya karena pembangunan di bidang ekonomi
mendorong dan mendukung pencapaian serta pembaharuan dalam berbagai
kehidupan masyarakat. Sedangkan yang dimaksud pembangunan ekonomi adalah
suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Belanja Modal berpengaruh
secara simultan dan parsial terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
dan Kota Provinsi Sumatera Utara ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka tujuan penelitian ini :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Dana Alokasi Khusus (DAK)
,Belanja Modal secara simultan dan parsial terhadap Pertumbuhan Ekonomi
di Kabupaten dan Kota Provinsi Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi :
1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam
menganalisis pengaruh DAK dan Belanja Modal terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Kabupaten dan Kota Provinsi Sumatera Utara.
2. Bagi pemerintah daerah dalam hal ini Kabupaten dan Kota Provinsi
Sumatera Utara yang menjadi lokasi penelitian, untuk dapat
menganalisis Pertumbuhan Ekonominya dalam hal ini pengaruhnya
dengan DAK dan Belanja Modal.
3. Akademisi, diharapkan dapat menambah atau memperkaya hasil
ABSTRAK
PENGARUH DANA ALOKASI KHUSUS DAN BELANJA MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2012-2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji apakah dana alokasi khusus dan belanja modal berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2012-2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan melalui situs melalui situs Kabupaten/Kota dengan menggunakan purposive sampling diperoleh 12 Kabupaten/Kota sebagai sampel. Data pengamatan selama 3 tahun (2012–2014) sehingga analisis amatan menjadi 36 data.
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara simultan variable dana alokasi khusus dan belanja modal berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara pada periode 2012-2014. Secara parsial variable dana alokasi khusus dan belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara pada periode 2012-2014.
ABSTRACT
EFFECT OF SPECIAL ALLOCATION FUNDS AND CAPITAL EXPENDITURES ON ECONOMIC GROWTH IN / MUNICIPAL GOVERNMENT IN NORTH
SUMATRA PROVINCE IN 2012-2014
This study aims to identify and examine whether the special allocation
fund and capital expenditures effect on economic growth in regencies / cities in
North Sumatra Province in 2012-2014. The data used in this research is
secondary data obtained from the Ministry of Finance of the Republic of
Indonesia, Directorate General of Fiscal Balance www.djpk.depkeu.go.id through
the site, and the Central Bureau of Statistics through www.bps.go.id/sumut site.
Total population of this study a total of 33 District / City by using purposive
sampling obtained 12 regencies / cities as samples. Data observation for 3 years
(2012-2014) so that the analysis of observations into 36 data.
The analytical method used to test the hypothesis is multiple regression
analysis. The results showed that the variable Simultaneously special allocation
funds and capital expenditure have a significant effect on economic growth at the
Regency / City in the province of North Sumatra in 2012-2014. Partially variable
earmarked grants and capital expenditures positive and significant impact on
economic growth at the Regency / City in the province of North Sumatra in
2012-2014.
Keywords: Special Allocation Fund, Capital Expenditure and Economic
SKRIPSI
PENGARUH DANA ALOKASI KHUSUS DAN BELANJA
MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI
SUMATERA UTARA
OLEH
DEDDY DHARMA PUTRA 120503316
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi saya yang
berjudul “Pengaruh Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal terhadap
Pertumbuhan Ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara tahun
2012-2014” adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh
siapapun sebelumnya.
Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara benar dan jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi
ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Juni 2016 Yang Membuat Pernyataan
ABSTRAK
PENGARUH DANA ALOKASI KHUSUS DAN BELANJA MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2012-2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji apakah dana alokasi khusus dan belanja modal berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara tahun 2012-2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan melalui situs melalui situs Kabupaten/Kota dengan menggunakan purposive sampling diperoleh 12 Kabupaten/Kota sebagai sampel. Data pengamatan selama 3 tahun (2012–2014) sehingga analisis amatan menjadi 36 data.
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara simultan variable dana alokasi khusus dan belanja modal berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara pada periode 2012-2014. Secara parsial variable dana alokasi khusus dan belanja modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara pada periode 2012-2014.
ABSTRACT
EFFECT OF SPECIAL ALLOCATION FUNDS AND CAPITAL EXPENDITURES ON ECONOMIC GROWTH IN / MUNICIPAL GOVERNMENT IN NORTH
SUMATRA PROVINCE IN 2012-2014
This study aims to identify and examine whether the special allocation
fund and capital expenditures effect on economic growth in regencies / cities in
North Sumatra Province in 2012-2014. The data used in this research is
secondary data obtained from the Ministry of Finance of the Republic of
Indonesia, Directorate General of Fiscal Balance www.djpk.depkeu.go.id through
the site, and the Central Bureau of Statistics through www.bps.go.id/sumut site.
Total population of this study a total of 33 District / City by using purposive
sampling obtained 12 regencies / cities as samples. Data observation for 3 years
(2012-2014) so that the analysis of observations into 36 data.
The analytical method used to test the hypothesis is multiple regression
analysis. The results showed that the variable Simultaneously special allocation
funds and capital expenditure have a significant effect on economic growth at the
Regency / City in the province of North Sumatra in 2012-2014. Partially variable
earmarked grants and capital expenditures positive and significant impact on
economic growth at the Regency / City in the province of North Sumatra in
2012-2014.
Keywords: Special Allocation Fund, Capital Expenditure and Economic
KATA PENGANTAR
Skripsi ini yang berjudul "Pengaruh Dana Alokasi Khusus dan Belanja
Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera
Utara pada tahun 2012-2014”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan program pendidikan strata satu (S1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan rasa terimasih yang sebesar-besarnya atas semua
bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama
penyusunan tugas akhir ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut
kami sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.Ak.,CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA selaku Ketua
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara dan juga Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program
Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
4. Ibu Prof Erlina, S.E.,M.Si.,Ph.D., Ak, selaku dosen pembimbing yang telah
ini.
5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, dan Ibu Dra. Nurzaimah, MM., Ak
selaku dosen penguji dan dosen pembanding yang telah memberikan
saran-saran kepada penulis selama punyusunan skripsi ini.
6. Terimakasih tak terhingga kepada orang tua penulis Bapak Ong A Huat dan
Ibu Lina Ruana atas pengorbanan, doa, dukungan, arahan, motivasi yang
senantiasa diberikan kepada penulis dari kecil sehingga dewasa, terutama
pada masa akhir pendidikan penulis di program studi S1 Akuntansi.
7. Sahabat-sahabat penulis Stefannie, Ferian, Amiyori, Bernando, Rana, Edgar,
Jansen, John, Ammar, Andrew, Tara, Ipin, Toga, Puji, Ade, Desi, Indi, Vido.
Terimakasih atas doa, semangat, dukungan dan motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, penulis
berharap skripsi ini bermanfaa
Medan, Juni 2016 Penulis
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK...ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 5
2.1.1 Dana Alokasi Khusus (DAK) ... 5
2.1.2 Belanja Modal ... 6
2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi ... 10
2.2 Review Penelitian Terdahulu ... 13
2.3 Kerangka Konseptual ... 17
2.4 Hipotesis ... 18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 19
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19
3.3 Populasi Dan Sampel ... 19
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 22
3.6 Metode Analisis Data ... 23
3.7 Pengujian Asumsi Klasik ... 24
4.3.1 Uji Normalitas ... 31
4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 32
4.3.3 Uji Autokorelasi ... 33
4.3.4 Uji Heteroskedastisitas ... 34
4.4.1 Uji Signifikan Parsial (uji-t) ... 35
4.4.2 Uji Signifikan Simultan (uji-F) ... 36
4.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 39
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 39
5.3 Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
2.1 Review Penelitian Terdahulu...15
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian...21
3.2 Definisi Operasional Variabel...23
4.1 Statistik Deskriptif...29
4.2 Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov...32
4.3 Uji Multikolinearitas...33
4.4 Uji Statistik Durbin Watson...34
4.5 Uji Statistik T...35
4.6 Uji Statistik F...36
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual...17
DAFTAR LAMPIRAN
No.Lampiran Judul Halaman
I Jadwal dan Waktu Penelitian...43
II Populasi dan Sampel...44
III Data Sampel Penelitian...45