• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Perbaikan Proses untuk Menurunkan Losses Perusahaan dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rancangan Perbaikan Proses untuk Menurunkan Losses Perusahaan dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN PERBAIKAN PROSES UNTUK

MENURUNKAN LOSSES PERUSAHAAN DENGAN

MENGGUNAKAN TAGUCHI’S QUALITY LOSS FUNCTION

DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

T U G A S S A R J A N A

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

NIXON

NIM : 100403068

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah

memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler

Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas

sarjana ini adalah “Rancangan Perbaikan Proses untuk Menurunkan Losses

Perusahaan dengan Menggunakan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure

Mode and Effect Analysis”.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas sarjana ini masih jauh dari

kesempurnaan sehingga diperlukan perbaikan dan penyesuaian lebih lanjut. Untuk

itu penulis mengharapkan kritik atau saran yang membangun dalam

penyempurnaan laporan ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam melaksanakan Tugas Sarjana sampai dengan selesainya laporan ini,

banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Irwan dan Ibu Dorrena yang tiada

hentinya mendukung penulis baik secara moril maupun materil serta

dukungan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Koordinator Tugas Sarjana yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan-arahan yang mendukung

ketuntasan penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng selaku Dosen Pembimbing I

yang telah meluangkan waktu dan ilmunya serta memberikan motivasi untuk

penulis dalam penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.

5. Ibu Rahmi M. Sari, ST, MM(T) selaku Dosen Pembimbing II Tugas Sarjana

yang juga telah membimbing dan mengajarkan ilmunya untuk penulis dalam

penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.

6. Pimpinan serta seluruh staf dan karyawan PT. Karya Deli Steelindo yang telah

(7)

7. Pegawai administrasi Departemen Teknik Industri, Bang Nur, Bang Mijo, Bang Ridho, Kak Dina, dan Kak Ani yang telah membantu penulis dalam melakukan urusan administrsi di Departemen Teknik Industri USU.

8. Abang dan adik penulis, Vinson dan Dickson yang telah memberi dukungan

dan semangat kepada penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini.

9. Rekan seperjuangan penyelesaian tugas akhir di PT. Karya Deli Steelindo,

Edgard Lam Martua, Sheihan Ramadhana dan Arnoldus Sidauruk yang telah

memberikan bantuan dalam pengumpulan data perusahaan dan proses

pengerjaan laporan tugas akhir ini.

10. Sahabat penulis Gavrilo Jose, Marco Sipayung, Aven Tampubolon, Adra

Tondang, Yoko Hutabarat, Willy Ramos, Jevier Arios, Dedi Manurung,

Theresia Hutagalung, Rahel Hutahayan, Tanesia Sinaga, dan Cici Sinaga,

yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam mengerjakan

laporan ini.

11. Seluruh rekan-rekan angkatan 2010 (TITEN) Teknik Industri FT. USU yang

terus memotivasi penulis dalam penyelesaian laporan ini.

Medan, Juli 2015

(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang ... I-1

1.2. Perumusan Masalah ... I-4

1.3. Tujuan Penelitian ... I-4

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-5

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-6

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaaan ... II-1

(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.3. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-3

2.4. Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... II-5

2.4.1. Struktur Organisasi ... II-5

2.4.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-8

2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan . II-9

2.4.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-11

2.4.4.1. Sistem Pengupahan ... II-11

2.4.4.2. Fasilitas Tenaga Kerja ... II-11

2.5. Proses Produksi ... II-12

2.5.1. Bahan yang Digunakan ... II-13

2.5.1.1. Bahan Baku ... II-13

2.5.1.2. Bahan Penolong ... II-14

2.5.1.3. Bahan Tambahan ... II-15

2.5.2. Jumlah dan Spesifikasi Produk ... II-15

2.5.3. Uraian Proses Produksi ... II-17

2.5.4. Mesin dan Peralatan ... II-26

2.5.4.1. Mesin Produksi ... II-26

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Kualitas ... III-1

3.2. Variasi ... III-2

3.3. Kapabilitas Proses ... III-4

3.4. Biaya Produksi ... III-6

3.5. Taguchi’s Quality Loss Function ... III-8

3.5.1. Klasifikasi Karakteristik Kualitas ... III-12

3.6. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ... III-13

3.6.1. Pengenalan FMEA ... III-13

3.6.2. Implementasi FMEA ... III-15

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1

4.2. Objek Penelitian ... IV-1

4.3. Jenis Penelitian ... IV-1

4.4. Variabel Penelitian ... IV-2

4.5. Kerangka Berpikir ... IV-2

4.6. Rancangan Penelitian ... IV-3

4.7. Pengumpulan Data ... IV-5

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.9. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-9

4.10. Kesimpulan dan Saran ... IV-10

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Data Karakteristik Teknis Kritikal Track Link

Aktual ... V-2

5.1.2. Data Proses Rework Track Link ... V-4

5.1.2.1. Data Waktu Proses Rework Track Link .. V-4

5.1.2.2. Data Mesin untuk Proses Rework Track

Link ... V-5 5.1.2.3. Data Umum Track Link dan Perusahaan V-5

5.2. Pengolahan Data ... V-6

5.2.1. Perhitungan Loss Karakteristik Teknis Kritikal

Track Link ... V-6 5.2.1.1. Pembuatan Peta Kontrol ... V-6

5.2.1.1.1. Pembuatan Peta Kontrol X – s

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.1.1.2. Pembuatan Peta Kontrol X – s

Karakteristik B ... V-8

5.2.1.1.3. Pembuatan Peta Kontrol X – s

Karakteristik Hardness Index . V-10

5.2.1.1.4. Pembuatan Peta Kontrol X – s

Karakteristik Tensile Strength V-12

5.2.1.2. Perhitungan Process Capability Index .... V-14

5.2.1.2.1. Perhitungan Process

Capability Index Karakteristik

A ... V-16

5.2.1.2.2. Perhitungan Process

Capability Index Karakteristik

B ... V-17

5.2.1.2.3. Perhitungan Process

Capability Index Karakteristik

Hardness Index ... V-18

5.2.1.2.4. Perhitungan Process

Capability Index Karakteristik

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.1.3. Loss Perusahaan ... V-20

5.2.1.3.1. Identifikasi Loss Perusahaan ... V-20

5.2.1.3.2. Pemetaan Taguchi’s Quality

Loss Function ... V-26 5.2.1.3.3. Perhitungan Loss Perusahaan . V-31

5.2.2. Usulan Perbaikan Losses Perusahaan dengan

Konsep Taguchi’s Quality Loss Function ... V-33

5.2.2.1. Pembuatan Peta Kontrol Proses Produksi

Usulan ... V-35

5.2.2.1.1. Pembuatan Peta Kontrol X – s

Karakteristik Hardness Index

(Usulan) ... V-35

5.2.2.1.2. Pembuatan Peta Kontrol X – s

Karakteristik Tensile Strength

(Usulan) ... V-37

5.2.2.2. Perhitungan Process Capability Index

Proses Produksi Usulan ... V-39

5.2.2.2.1. Perhitungan Process

Capability Index Karakteristik

(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.2.2.2. Perhitungan Process

Capability Index Karakteristik

Tensile Strength (Usulan) ... V-41 5.2.2.3. Perhitungan Penambahan Biaya

Produksi sebagai Dampak Aplikasi

Proses Produksi Usulan ... V-42

5.2.3. Usulan Perbaikan Losses Perusahaan Failure Mode and Effect

Analysis ... V-47

VI ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Analisis Peta Kontrol ... VI-1

6.2. Analisis Process Capability Index ... VI-2

6.3. Analisis Loss Perusahaan ... VI-3

6.4. Analisis Taguchi’s Quality Loss Function ... VI-3

6.5. Analisis Failure Mode and Effect Analysis ... VI-4

VI KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1

(15)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

DAFTAR PUSTAKA

(16)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Perbandingan Karakterisitik Teknis Aktual dan Ekspektasi I-2

2.1. Perincian Tenaga Kerja PT. Karya Deli Steelindo Medan II-9

3.1. Indeks Kapabilitas Proses dan Pencapaian Nilai Sigma ... III-5

3.2. Penilaian Severity FMEA yang Disarankan ... III-14

3.3. Penilaian Occurrence FMEA yang Disarankan ... III-16

3.4. Penilaian Detection FMEA yang Disarankan ... III-17

4.1. Pengambilan Data Subgroup ... IV-7

5.1. Data Karakteristik A Aktual ... V-2

5.2. Data Karakteristik B Aktual ... V-2

5.3. Data Karakteristik Hardness Index Aktual ... V-3

5.4. Data Karakteristik Tensile Strength Aktual ... V-3

5.5. Hasil Perhitungan X dan s Karakteristik A ... V-5

5.6. Hasil Perhitungan X dan s Karakteristik B ... V-9

5.7. Hasil Perhitungan X dan s Karakteristik Hardness Index . V-11

5.8. Hasil Perhitungan X dan s Karakteristik Tensile Strength V-13

5.9. Rekapitulasi Loss Perusahaan yang Terjadi untuk Setiap

Kecacatan Karakteristik A atau Karakteristik B ... V-23

5.10. Rekapitulasi Loss Perusahaan yang Terjadi untuk Setiap

Kecacatan Karakteristik Hardness Index atau

(17)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.11. Rekapitulasi Loss yang Terjadi untuk Setiap Karakteristik ... V-33

5.12. Data Karakteristik Hardness Index Aktual (Usulan) ... V-34

5.13. Data Karakteristik Tensile Strength Aktual(Usulan) ... V-34

5.14. Hasil Perhitungan X dan s Karakteristik Hardness Index

(Usulan) ... V-35

5.15. Hasil Perhitungan X dan s Karakteristik Tensile Strength

(Usulan) ... V-38

5.16. Rekapitulasi Penambahan Biaya Produksi yang Terjadi

sebagai Dampak Aplikasi Proses Produksi Usulan ... V-44

5.17. Rekapitulasi Loss yang Terjadi untuk Setiap Karakteristik Proses Produksi Usulan ... V-46

5.18. Selisih Perhitungan Loss Perusahaan Pertahun ... V-46

5.19. Penilaian Severity FMEA yang Disarankan ... V-48

5.20. Penilaian Occurrence FMEA yang Disarankan ... V-49

5.21. Penilaian Detection FMEA yang Disarankan ... V-52

5.22. Failure Mode and Effect Analysis ... V-55 5.23. Perhitungan Persentase Kumulatif RPN ... V-57

(18)

6.2. Failure Mode and Effect Analysis dan Rancangan

(19)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1. Track Link ... I-2 2.1. Struktur Organisasi PT. Karya Deli Steelindo ... II-7

3.1. Quality Loss Function ... III-10 3.2. Kurva Quality Loss Function ... III-12

4.1. Kerangka Konseptual ... IV-3

4.2. Flow Chart Penelitian ... IV-4 4.3. Karakteristik Teknis Kritikal Track Link ... IV-5

4.4. Vernier Caliper ... IV-6 4.5. Flow Chart Pengolahan Data ... IV-9 5.1. Karakteristik Teknis Kritikal Track Link ... V-1

5.2. Peta Kontrol X – s Karakteristik A ... V-8

5.3. Peta Kontrol X – s Karakteristik B ... V-10

5.4. Peta Kontrol X – s Karakteristik Hardness Index ... V-12

5.5. Peta Kontrol X – s Karakteristik Tensile Strength ... V-14

5.6. Kapabilitas Proses Karakteristik A ... V-16

5.7. Kapabilitas Proses Karakteristik B ... V-17

5.8. Kapabilitas Proses Karakteristik Hardness Index ... V-18

5.9. Kapabilitas Proses Karakteristik Tensile Strength ... V-19

5.10. Taguchi’s Quality Loss Function untuk Karakteristik

(20)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.11. Taguchi’s Quality Loss Function untuk Karakteristik

Teknis B ... V-28

5.12. Taguchi’s Quality Loss Function untuk Karakteristik

Teknis Hardness Index ... V-29

5.13. Taguchi’s Quality Loss Function untuk Karakteristik

Teknis Tensile Strength ... V-30

5.14. Peta Kontrol X – s Karakteristik Hardness Index (Usulan) V-37

5.15. Peta Kontrol X – s Karakteristik Tensile Strength (Usulan) V-39

5.16. Kapabilitas Proses Karakteristik Hardness Index (Usulan) V-40

5.17. Kapabilitas Proses Karakteristik Tensile Strength (Usulan) V-42

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-1

2. Formulir Penetapan Tugas Sarjana ... L-2

3. Surat Permohonan Riset Tugas Sarjana ... L-3

4. Surat Balasan Penerimaan Riset Tugas Sarjana ... L-4

5. Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa ... L-5

6. Berita Acara Laporan Tugas Sarjana dengan Dosen Pembimbing I ... L-6

(22)

ABSTRAK

PT. Karya Deli Steelindo merupakan salah satu perusahaan pemasok komponen track link untuk PT Pindad (Persero). Track link merupakan komponen bagian dari rantai roda kendaraan tempur tank yang diharuskan untuk memiliki tingkat presisi ukuran, tingkat kekerasan, dan kuat tarik yang tinggi. Namun, PT. Karya Deli Steelindo masih belum kapabel dalam menghasilkan track link sesuai yang diharapkan konsumen, yang diindikasikan oleh tingginya variasi karakteristik teknis kritikal track link yang diproduksi. Melalui hasil perhitungan menggunakan konsep Taguchi’s Quality Loss Function, diketahui bahwa hal ini bahkan mengakibatkan loss of quality sebesar Rp.3.892.240 per bulan kepada perusahaan Perbaikan kemudian dilakukan pada proses heat treatment untuk mengurangi variasi karakteristik tingkat kekerasan dan kuat tarik. Rancangan perbaikan yang diterapkan akan menambah biaya produksi sebesar Rp.592.360/bulan, namun di sisi lain akan mengurangi loss of quality yang terjadi menjadi sebesar Rp.2.769.208/bulan. Dengan kata lain, akan terjadi pengurangan total loss of quality sebesar Rp.530.672/bulan. Selain itu, rancangan perbaikan juga dilakukan menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), yaitu dengan cara pembuatan ruangan pembekuan logam dengan alat kontrol suhu, penggunaan alat ukur mechanical properties sederhana, dan penambahan proses inspeksi pada proses pengelasan dan penggerindaan.

Kata kunci : Track Link, Loss of Quality, Taguchi’s Quality Loss Function,

(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan pesatnya pertumbuhan dunia perindustrian, pelaku industri

dituntut untuk meningkatkan daya saing dalam rangka pemenuhan kepuasan

pelanggan. Kepuasan pelanggan erat dikaitkan dengan kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan produk yang berkualitas, menawarkan harga produk yang

masuk akal, mengirimkan produk tersebut tepat waktu. Di sisi lain, perusahaan

akan semakin baik apabila mempunyai kekuatan finansial yang baik. Berdasarkan

hal ini, perusahaan dituntun untuk mengoptimumkan keuntungan dengan tetap

memperhatikan kepuasan pelanggan yang telah disebutkan sebelumnya.

Profitabilitas perusahaan akan optimum ketika perusahaan mampu menurunkan

biaya dan loss produksinya dan seminimum mungkin.

PT. Karya Deli Steelindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang pengecoran dan pembentukan logam baja. Pada awal tahun 2015, PT.

Karya Deli Steelindo mulai memproduksi track link, Track link merupakan

komponen roda kendaraan tank produksi PT. Pindad, komponen ini sangat vital

pada saat tank dijalankan. Roda tersebut harus dapat menahan beban tank yang

berat dan melalui medan yang berat. Maka track link yang digunakan harus

membutuhkan sifat kekerasan (hardness index) dan sifat ulet (tensile strength),

sehingga dalam pemakaiannya nanti tidak akan mengalami kerusakan. Track link

(24)

komponen rantai roda tank yang lainnya. Karakteristik-karaktersitik inilah yang

menjadi fokus penelitian, yaitu panjang A, panjang B, track link’s hardness index,

track link’s tensile strength. Adapun nilai spesifikasi dan toleransi track link ditunjukkan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Track Link

Namun, karena produk track link ini masih tergolong produk baru yang

dihasilkan PT. Karya Deli Steelindo, variasi karakteristik teknis kritikal track link

yang dihasilkan masih tergolong besar. Adapun nilai karakterisitik teknis aktual

dan ekspektasi ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Nilai Karakterisitik Teknis Aktual dan Ekspektasi

Karakteristik

Teknis A (mm) B (mm)

Hardness Index

(HB)

Tensile Strength

(kgf/mm2)

Ekspektasi 287 91 305 100

Sampel Aktual

1 287,2 91,2 286 103

2 286,9 90,6 315 99

3 286,9 91 311 103

(25)

Tabel 1.1. Perbandingan Karakterisitik Teknis Aktual dan Ekspektasi

Sampel Aktual

5 287,1 91,3 307 95

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa masih terjadi variasi karaktersitik

teknis track link yang dihasilkan oleh perusahaan. Meskipun spesfikasi produk

sudah berada di dalam batas toleransi customer, adanya variasi karakteristik teknis

(26)

baik terhadap perusahaan, customer, bahkan lingkungan sosial (Taguchi, G.

2005). Taguchi kemudian membuat konsep dasar yang menghubungkan nilai

variasi dengan loss of quality yang ditimbulkan tersebut. Konsep tersebut

dinamakan Taguchi’s Quality Loss Function.

Kemudian, untuk menurunkan nilai variasi tersebut, dilakukan Failure

Mode and Effect Analysis (FMEA). FMEA adalah suatu prosedur terstruktur untuk mengidentifikasikan dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan

(failure mode). FMEA digunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber dan

akar penyebab dari suatu masalah kualitas.

Dengan menggunakan konsep Taguchi’s Quality Loss Function dan

Failure Mode and Effect Analysis tersebut, penelitian dilakukan dengan tujuan akhir untuk menghasilkan rancangan perbaikan proses untuk mengurangi variasi

karakteristik teknis kritikal track link.

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan yang ada di PT. Karya Deli Steelindo adalah tingginya

variasi karakteristik teknis kritikal track link yang mengakibatkan loss

perusahaan. Sehubungan dengan adanya masalah tersebut, digunakan pendekatan

Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode Effect Analysis yang bertujuan untuk mengetahui loss yang terjadi pada perusahaan dan membuat

rancangan perbaikan proses untuk menurunkan loss yang diakibatkan oleh variasi

(27)

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk merancang

perbaikan proses untuk menurunkan variasi karakteristik teknis kritikal track

link yang mengakibatkan loss pada perusahaan. 2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah:

1) Memetakan variasi karakteristik teknis kritikal track link.

2) Menghitung indeks kapabilitas proses produksi track link.

3) Menghitung loss of quality perusahaan yang timbul akibat variasi

karakteristik teknis kritikal track link.

4) Menganalisis penyebab terjadinya variasi karakteristik teknis

kritikal track link.

Manfaat dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi mahasiswa

Mahasiswa mampu meningkatkan kompetensi sebagai mahasiswa teknik

industri dengan mengaplikasikan teori yang didapat selama perkuliahan,

khususnya dalam ilmu perancangan perbaikan sistem proses produksi (dalam

hal ini menggunakan konsep Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure

(28)

2. Manfaat bagi perusahaan.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan dalam membuat

kebijakan perubahan proses produksi untuk menurunkan variasi karakteristik

teknis track link dan loss of quality yang terjadi karena variasi tersebut.

3. Manfaat bagi Departemen Teknik Industri USU

Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen

Teknik Industri USU.

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan masalah yang ditetapkan pada penelitian ini adalah:

1. Pengamatan/pengambilan data dilakukan mulai 3 April hingga 17 Juni2015.

2. Penelitian dilakukan pada lantai produksi PT. Karya Deli Steelindo.

3. Karakteristik teknis kritikal track link yang diteliti hanya dimensi panjang A,

panjang B, hardness index dan tensile strength.

4. Identifikasi loss hanya dilakukan di lantai produksi PT. Karya Deli Steelindo.

Asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Data karakteristik teknis kritikal track link berdistribusi normal.

2. Mekanisme dan aktivitas tiap bagian perusahaan telah berjalan sesuai

Standard Operation Procedure.

3. Variasi data karakteristik teknis kritikal track link hanya disebabkan oleh

(29)

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana

Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang

mendasari penelitian dilakukan, perumusan permasalahan, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian dan

sistematika penulisan tugas sarjana.

Bab II Gambaran Umum PT. Karya Deli Steelindo, ruang lingkup

perusahaan, lokasi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga

kerja dan jam kerja karyawan, dan sistem pengupahan,

Bab III Landasan Teori, berisi teori pendekatan Taguchi’s Quality Loss

Function dan tools Failure Mode Effect Analysis.

Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan

dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian,

jenis penelitian, objek penelitian, kerangka berpikir, identifikasi variabel

penelitian, sumber data, metode pengolahan data dengan Taguchi’s Quality Loss

Function dan tools Failure Mode Effect Analysis, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi pengumpulan data nilai

karakteristik teknis kritikal track link dan atribut loss perusahaan, yang kemudian

dilakukan pengolahan data yaitu perhitungan loss perusahaan yang diakibatkan

variasi karakteristik teknis kritikal track link menggunakan Taguchi’s Quality

(30)

Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis hasil pengolahan

data dengan Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode Effect Analysis.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari

(31)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejar ah Per usahaan

PT. Karya Deli Steelindo merupakan suatu perusahaan yang bergerak

dalam bidang pengecoran logam besi dan baja (foundry) dan engineering yang

didirikan pada tahun 1974 oleh Bapak Lintong Go di Medan, Sumatera Utara.

Pada awal berdirinya, perusahaan ini hanya mampu menghasilkan Besi

Tuangan Kelabu (Grey Cast Iron) dengan menggunakan Tanur Kupola dan

dengan kemampuan yang sangat terbatas.

Sejak tahun 2000, PT. Karya Deli Steelindo telah mengembangkan dan

meningkatkan kemampuan dengan menggunakan Tanur Induksi (Induction

Furnace) untuk membuat berbagai macam besi dan baja paduan bahkan

berbagai jenis Stainless Steel.

Kemajuan perusahaan ini juga didukung dengan adanya fasilitas

laboratorium yang lengkap seperti Spectrometer untuk menganalisa komposisi

besi dan baja serta stainless steel dengan cepat dan akurat dan adanya

laboratorium Heat Treatment Furnace yang berguna untuk memperbaiki

sifat-sifat fisik dan meningkatkan kekuatan mekanis pada besi dan baja, Hardness

Tester untuk mengetahui kekerasan dari besi dan baja, microscope dengan

pembesaran 50 - 1000 kali untuk melihat struktur mikro dari besi dan baja dan

untuk finishing dilengkapi dengan Mechanical Workshop untuk dapat

(32)

didukung juga oleh tenaga kerja terampil dan profesional di bawah pengawasan

tenaga ahli dari Jerman.

Pada tahun 2006, PT. Karya Deli Steelindo menambah divisi baru di

bidang peleburan yaitu divisi Investment Precision Casting. Divisi mempunyai

proses casting dengan lilin (wax), yang dapat memproduksi berbagai jenis

produk yang membutuhkan tingkat presisi yang tinggi dan permukaan yang

halus.

Tujuan PT. Karya Deli Steelindo adalah menghasilkan produk besi dan

baja khusus stainless steel yang berkualitas tinggi untuk memenuhi tuntutan

pasar dan permintaan pelanggan sesuai dengan standar nasional maupun

standar internasional.

2.2. Lokasi Per usahaan

PT. Karya Deli Steelindo Medan terletak di kawasan Industri Medan II,

Jalan Pulau Tanah Masa No. 168 KIM II Km 10,5 Kecamatan Percut Sei Tuan,

Kotamadya Medan, Sumatera Utara. Kawasan ini merupakan tempat khusus

bagi pabrik khususnya Sumatera Utara sehingga sarana transporatasi dan fasilitas

yang dibutuhkan tersedia dengan baik.

PT. Karya Deli Steelindo Medan menempati tanah seluas 8000 m2 dengan

luas bangunan 5.376 m2 yang terdiri dari ruang kantor, ruang penerimaan bahan

(33)

2.3. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Karya Deli Steelindo bergerak dalam bidang pengecoran logam besi

dan baja yang memproduksi berbagai macam besi paduan dan baja paduan dan

juga berbagai macam stainless steel. Semua produk ini sebagian besar diproduksi

berdasarkan permintaan konsumen. Untuk menghasilkan produknya PT. Karya

Deli Steelindo memiliki bagian-bagian terpenting dalam foundry, yaitu :

1. Tanur Induksi (Induction Melting Furnace) sebagai alat pelebur logam

hancuran maupun paduannya dengan kapasitas 500 Kg dan bertaraf medium

frekuensi yaitu 50 Hz.

2. Heat Treatment Furnace untuk memperbaiki kekuatan mekanis besi dan baja

melalui proses pemanasan pada temperatur tertentu sesuai dengan produk

yang diinginkan.

3. Spectrometer sebagai alat untuk menganalisis komposisi yang ada di dalam

besi dan baja.

Jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Karya Deli Steelindo ini

adalah sebagai berikut:

1. Produk-produk High Alloy Heavy Equipment Parts, seperti :

a. High alloy Steel Heavy Equipment Parts

2. Produk-produk Mining, seperti :

a. Manganese Crusher Teeth

b. Manganese Cutter Teeth

3. Produk-produk Coupling, seperti :

(34)

4. Produk-produk Palm Oil Mill, seperti :

a. Cast Iron Dust Collecting Valve

b. Ductile Iron Sprocket Chain

c. Ductile Iron Sprocket Gear

d. Low Carbon Steel Lorry Wheel

e. Low Carbon Screw Press Steel Cone

f. Cast Iron Steam Separator

g. High Alloy Steel Ripple Mill Plate

h. Ductile Iron Fire Grate

i. High Alloy Steel Worm Screw

5. Produk-produk Pump, seperti :

a. Centrifugal Pump

b. Stainless Steel Slurry Pump Parts

c. Stainless Steel Slurry Pump

6. Produk-produk Investment Casting, seperti :

a. Feeder Chain

b. Bar

c. Hinge

d. Nozzle

7. Produk-produk Heat Resistant Steel Grates, seperti:

a. Heat Resistant Steel Grates

(35)

8. Produk-produk Marine Equipment, seperti:

a. Stainless Steel Ship Propeller

b. Stainless Steel Impeller

PT. Karya Deli Steelindo memiliki produk-produk andalannya, seperti:

1. Track Link Tank

2. High Alloy Steel Worm Screw

2.4. Or ganisasi dan Manajemen Per usahaan

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai

suatu tujuan yang sama dan di antara mereka diberikan pembagian tugas.

Struktur organisasi adalah merupakan gambaran skematis tentang

hubungan-hubungan dan kerjasama diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian yang

menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan.

Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi

yang saling berhubungan dan menyatakan keseluruhan kegiatan untuk

mencapai suatu sasaran secara baik. Struktur organisasi dapat dinyatakan

dalam gambar grafik (bagan yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi

dan garis-garis wewenang yang ada).

2.4.1. Str uktur Or ganisasi

Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, PT. Karya Deli Steelindo

menggunakan struktur organisasi yang disusun sedemikian rupa sehingga jelas

(36)

dalam organisasi.

Stuktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel

dalam arti hidup, berkembang, bergerak sesuai dengan kondisi yang sedang

dihadapi perusahaan.

Struktur organisasi yang dilakukan oleh PT. Karya Deli Steelindo adalah

struktur fungsional dimana wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada

satuan-satuan di bawahnya dalam bidang kerja tertentu. PT. Karya Deli

(37)

V-1

2.4.2. Pembagian Tugas dan Tanggung J awab

Dalam pembagian tugas (disertai uraian tugas, wewenang, dan tanggung

jawab) ada faktor-faktor yang harus diperhatikan, di antaranya adalah :

1. Beban tugas harus seimbang

Di dalam organisasi harus dihindarkan kepincangan-kepincangan beban tugas

dari setiap orang atau sekumpulan orang yang menyelenggarakan tugas

tertentu. Tugas-tugas harus dijelaskan secara terperinci dan sebaiknya tertulis.

2. Kejelasan hubungan kerja antara bagian-bagian

Metode pembagian tugas memunculkan 3 (tiga) jenis hubungan kerja dalam

organisasi, seperti yang telah uraikan di atas.

3. Motivasi kerja

Motivasi kerja adalah dorongan yang timbul atau tumbuh dalam diri seseorang

untuk bekerja lebih giat dan lebih produktif.

4. Kepemimpinan.

Ada 2 (dua) tipe kepimimpinan yaitu: otokratik dan koordinatik. Pimpinan

yang memiliki tipe otokratik cenderung untuk melaksanakan apa-apa yang

baik menurut dirinya dan kurang menanggapi pendapat atau saran

bawahannya. Pimpinan yang memiliki tipe koordinatik cenderung untuk

menyerahkan pengambilan keputusan kepada para bawahannya dan dia

berperan sebagai koordinator. Secara umum tidak ada tipe pemimpin yang

lebih baik dari yang lain. Karakter seseorang dan jenis pekerjaan

menentukan tipe mana yang lebih baik dari yang lain. Terkadang aturan

(38)

pimpinan yang sesuai.

2.4.3. J umlah Tenaga Ker ja dan J am Ker ja Per usahaan

PT. Karya Deli Steelindo Medan memiliki sumber daya manusia terdiri

dari karyawan lantai produksi dan staf. Keseluruhan jumlahnya adalah 102 orang

dimana karyawan diluar lantai produksi berjumlah 37 orang sedangkan karyawan

lantai produksi berjumlah 65 orang.

Adapun data perincian tenaga kerja di PT. Karya Deli Steelindo Medan

dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Perincian Tenaga Kerja PT. Karya Deli Steelindo Medan

Departemen Bagian Kerja Jumlah (Orang)

Produksi

Asisten General Manager 2

Manager Foundry 1 Manager Workhop 1

Sub Bagian Bubut 2

Bagian Penuangan 7

Bagian Cetakan 12

Bagian Pembuatan Mal 7

Bagian Pembongkaran 6

Bagian Finishing Awal 8

Bagian Finishing Akhir 14

Bagian Fettling dan Cleaning 5

Assembling 6

Packing dan Dispatch 5 Administrasi

Umum

Manager Administrasi Komersial 1

Kabag Personalia dan Umum 1

(39)

Tabel 2.1. Perincian Tenaga Kerja PT. Karya Deli Steelindo Medan

(Lanjutan)

Departemen Bagian Kerja Jumlah (Orang)

Administrasi

Umum

Kabag Purchasing 1

Kabag Finance 1

Administrasi Dokumen/Tender 1

Supir 2

Security 3

Cleaning Service 4

Receptionist 1

Administrasi Pembelian dan

Penjualan

2

Kasir 1

Staff Penanganan Bahan 3

Staff Penanganan Produk Jadi 3

Administrasi Perizinan dan Pajak 1

Quality Control/

Quality Assurance

Drawing dan Kalkulasi 1 Staff Administrasi Produksi 1

Pemasaran Manager Pemasaran 1

Sales Marketing 2

Seluruh karyawan di PT. Karya Deli Steelindo merupakan karyawan tetap.

Terdapat 2 shift kerja per hari dengan jam kerja masing-masing selama 8 jam per

(40)

2.4.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas lainnya

2.4.4.1. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan PT. Karya Deli Steelindo Medan dilakukan secara

rutin setiap bulannya berdasarkan keahlian, masa kerja dan kedudukannya. Sistem

pengupahan ataupun kompensasi karyawan berupa balas jasa di PT. Karya Deli

Steelindo berdasarkan proses pengangkatan dan pemberhentian berdasarkan

Surat Keputusan Direksi.

2.4.4.2. Fasilitas Tenaga Ker ja

Fasilitas yang diberikan oleh PT. Karya Deli Steelindo Medan kepada

tenaga kerja atau karyawannya adalah sebagai berikut :

1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja

PT. Karya Deli Steelindo memberikan asuransi jaminan sosial tenaga kerja

jika terjadi sesuatu yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja.

2. Tunjangan Hari Besar Agama

PT. Karya Deli Steelindo memberikan tunjangan hari besar Agama kepada

karyawan setiap tahunnya.

3. Pemberian Cuti

Perusahaan memberikan cuti tahunan (cuti hari besar agama) dan juga cuti

sakit kepada karyawan.

4. K3.

Perusahaan juga menyediakan peralatan-peralatan yang dibutuhkan karyawan

(41)

Helm, Safey Glass dan Safety Clothes.

2.4. Proses Produksi

Dalam industri manufaktur terdapat suatu proses pengolahan bahan baku

(raw material) menjadi produk jadi. Proses ini disebut sebagai proses produksi

yang dapat didefinisikan sebagai suatu cara, metode atau teknik-teknik yang dapat

mengubah sumber atau input menjadi hasil jadi atau output, sehingga hasil yang

berupa barang atau jasa serta hasil sampingannnya memiliki nilai tambah atau

nilai guna yang berarti. Dalam pengolahan atau pengubahan pada proses tersebut

dapat terjadi secara fisik maupun non fisik yang berupa perubahan bentuk,

dimensi serta sifat. Nilai tambah adalah nilai keluaran yang bertambah baik secara

fungsional, ekonomis maupun estetika.

Produksi dapat diklasifikasikan menjadi make to order dan make to stock.

Make to order timbul karena pesanan pelanggan, sedangkan make to stock ditentukan oleh kelengkapan persediaan.

Setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk meningkatkan

produktivitasnya, sehingga diperlukan pemahaman terhadap proses produksi yang

ada agar dapat mempermudah dalam menganalisis kerja perusahaan guna

perbaikan sistem kerja. Untuk itu perlu diketahui proses produksi yang berlaku di

PT. Karya Deli Steelindo yang meliputi bahan baku, bahan penolong, bahan

(42)

2.4.1. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi PT. Karya Deli

Steelindo dapat dikelompokkan atas bahan baku, bahan penolong dan bahan

tambahan.

2.4.1.1.Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan utama

dalam proses produksi, dimana bentuknya akan mengalami perubahan, yang

langsung ikut di dalam proses produksi dan memiliki persentase yang besar

dibandingkan bahan-bahan lainnya.

Adapun bahan baku yang digunakan oleh PT. Karya Deli Steelindo adalah

sebagai berikut:

1. Besi hancuran (scrap), merupakan besi-besi tua yang diperoleh dalam bentuk

bongkahan besar kemudian dihancurkan.

2. Besi sisa tuangan, merupakan produk-produk cacat setelah pembongkaran yang

tidak bisa disempurnakan lagi (finishing).

3. Ingot atau plat-plat besi.

4. Logam-logam paduan (alloy) seperti Chrom, Carbon, Mangan, Nickel,

(43)

2.4.1.2.Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang secara tidak langsung mempengaruhi

kualitas dan fungsi produk, baik itu dikenakan langsung atau tidak langsung

terhadap bahan baku dalam suatu proses produksi untuk mendapatkan produk

yang diinginkan tetapi bahan ini tidak ikut pada bahan jadi.

Bahan penolong yang digunakan oleh PT. Karya Deli Steelindo adalah :

1. Inokulant (FeSi), berfungsi untuk melunakkan besi cor agar mudah

disempurnakan (finishing).

2. Slag Remover, berfungsi sebagai penyaring kotoran besi cor dari pasir maupun karat dan menjaga suhu agar tetap stabil pada waktu penuangan.

3. CO2, dipergunakan sebagai pengeras cetakan, sehingga pada saat penuangan

cairan cetakan tidak pecah karena tekanan cairan logam yang kuat

(metallostatik).

4. Gas LPG, digunakan untuk mengeringkan cetakan yang telah dicat.

5. Air

Dalam proses produksi pengecoran logam, air memiliki beberapa

kegunaan, diantaranya adalah yaitu:

a. Untuk meningkatkan formability (mampu bentuk) pada pasir,

sehingga pasir mudah dibentuk.

b. Komposisi air pada pasir yang akan digunakan untuk mencetak tidak boleh

berlebihan, karena apabila terlalu banyak kekuatan cetakan pada saat basah

akan berkurang dan proses pengeringannya akan memakan waktu yang

(44)

6. Pasir Silika, berguna dalam pembuatan cetakan pasir. Pasir silika ditaburkan

pada permukaan cetakan bawah (drag) dan pada permukaan cetakan atas

(cup).

7. Waterglass (air kaca) sebagai pembuat inti (core)

2.4.1.3.Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan sebagai pelengkap

bahan baku untuk bersama-sama membentuk barang jadi. Bahan-bahan ini tidak

ikut dalam proses, tetapi merupakan bagian dalam produk.

Yang menjadi bahan tambahan antara lain :

1. Zirkon Base

Merupakan jenis cat yang digunakan untuk memperhalus permukaan cetakan

dan produk jadi

2. Methanol

Sebagai pelarut zirkon base yang juga akan digunakan pada proses coating

(pengecatan permukaan cetakan).

3. Peti Cetakan, digunakan untuk mengemas produk jadi yang siap untuk dikirim

ke konsumen.

2.4.2. Jumlah dan Spesifikasi Produk

Peranan Quality Control (QC) dalam dunia industri sangat berperan. Hal

ini dikarenakan mutu dari barang yang dihasilkan harus dapat dijamin.

(45)

tahap yang paling akhir yaitu pengepakan (packing).

Pengendalian ini dilakukan oleh departemen QC berdasarkan standar

spesifikasi yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini, QC tidak terlepas dari analisis

barang yang akan dipasarkan dan juga analisis terhadap bahan yang sedang berada

dalam proses.

PT. Karya Deli Steelindo memiliki standar mutu terhadap bahan yang

digunakan dan mutu/kualitas dari produk yang dihasilkan dapat dilihat dari

beberapa aspek diantaranya yaitu:

a. Kehalusan permukaan

Kehalusan permukaan adalah hal yang paling utama yang akan menjadi

perhatian konsumen karena dapat langsung diinspeksi secara visual. Semakin

halus permukaan dari produk yang dihasilkan maka kualitas yang diinginkan

akan semakin baik. Untuk mendapatkan hasil permukaan yang halus maka

dilakukan teknik pengecatan yang baik pada permukaan cetakan pasir pada saat

pencetakan atau disebut juga dengan proses pengecatan (coating) yang

bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pasir terhadap panas dari cairan

logam (sinter) sehingga mendapatkan kehalusan permukaan yang baik pada

produk akhir. Coating atau pengecatan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi produk PT. Karya Deli steelindo berkualitas tinggi.

b. Kandungan bahan

Kandungan bahan juga menjadi perhatian dalam mendapatkan mutu/kualitas

dari produk yang akan dihasilkan. Dalam hal ini untuk mengetahui kualitas dari

(46)

(chemical analysis) terhadap bahan dengan alat spectrometer baik itu bahan

baku, setelah peleburan maupun setelah menjadi produk jadi yang bertujuan

untuk mengetahui apakah kandungan logam dan campuran sudah sesuai

dengan permintaan konsumen sehingga tidak terjadi ketidaksesuaian pada

produk akhir.

c. Kekuatan produk

Dalam ini, semakin kuat produk yang dihasilkan semakin baik kualitasnya. Hal

ini ditandai dengan kecilnya kemungkinan patah melalui tempering pada

spectrometer yang bertujuan untuk meminimumkan kemungkinan patahnya produk.

d. Bentuk dan spesifikasi produk.

Bentuk dan spesifikasi produk merupakan bagian dari kualitas produk yang

akan menjadi perhatian karena harus sesuai dengan standar yang diinginkan

konsumen. PT. Karya Deli Steelindo akan selalu mengadakan kegiatan

inspeksi guna mendapatkan kualitas produk yang baik dan apabila terdapat

kecacatan yang fatal pada produk maka produk tersebut akan dianggap sebagai

produk cacat.

2.4.3. Uraian Proses Produksi

Setelah adanya permintaan dari konsumen terhadap pesanan suatu

produk/barang, maka bagian drawing akan menyiapkan gambar dari produk

sesuai dengan spesifikasi yang inginkan konsumen tersebut dan langsung

(47)

Kemudian gambar yang sudah disetujui tersebut akan dibuatkan pola

(pattern) atau prototype dari spesifikasi yang sesuai dengan permintaan

konsumen. Selanjutnya proses produksi akan dilanjutkan ke bagian produksi.

Adapun uraian proses produksi dalam proses pengecoran logam, sebagai

contoh dalam hal ini produk yang akan dibentuk adalah produk track link yaitu

sebagai berikut:

1. Pattern Making

Pattern Making adalah proses pembuatan pola atau prototype dari produk yang akan dibuat. Pattern making (pembuatan mal cetakan) dimulai dari

persiapan bahan-bahan seperti kayu, lem, dempul, dan hardener (pengeras).

Kemudian kegiatan pembuatan mal cetakan (pattern making) dilanjutkan

dengan kegiatan:

- Pengukuran kayu dengan menggunakan mistar ukur.

- Pemotongan dan pembentukan kayu dengan menggunakan gergaji listrik,

sebagai acuan adalah pola (pattern) yang akan dibentuk harus sesuai

dengan gambar produk yang telah disetujui oleh pihak marketing dari

bagian drawing.

- Proses penggerindaan dengan menggunakan mesin gerinda yang bertujuan

untuk menghaluskan kayu dari pola (pattern) yang akan dibentuk.

- Hasil pengerindaan tersebut kemudian dirakit (assembly) dengan bantuan

lem.

- Terakhir, pola yang telah terbentuk dihaluskan kembali dengan

(48)

2. Pattern Inspection

Pattern Inspection adalah proses pemeriksaan kembali pola atau prototype yang telah dibuat dalam proses pattern making. Proses inspeksi dilakukan

dengan cara memeriksa kembali dimensi dan ukuran dari pola yang telah

terbentuk dengan menggunakan jangka sorong sesuai dengan ukuran dan

dimensi yang ada pada gambar produk yang telah diberikan oleh pihak

drawing. Inspeksi terhadap prototype dilakukan oleh bagian quality control yang bertujuan untuk menyesuaikan prototype dengan spesifikasi produk

pesanan sesuai dengan keinginan konsumen.

3. Molding

Molding adalah proses pembuatan cetakan yang terdiri dari rangka atas (cup) dan rangka bawah (drag) dengan ukuran dan bentuk sesuai dengan pola atau

prototype produk yang akan dibuat.

Kegiatan molding atau pencetakan dimulai dari kegiatan:

- Persiapan cetakan dan pasir.

- Rangka atas (drag) dan rangka bawah (cup) diisi dengan pasir cetak,

kemudian masukkan pola cetakan (pattern) ke dalam rangka bawah, pasir

diisi hingga penuh.

- Pastikan bahwa seluruh bagian telah tertutup oleh pasir dan pasir tersebut

diratakan dengan menggunakan balok. Setelah isi cetakan penuh, cetakan

diisi dengan angin atau gas CO2 yang bertujuan sebagai pengeras cetakan,

sehingga pada saat penuangan cairan cetakan tidak pecah karena tekanan

(49)

Dalam pembuatan cetakan ini terdiri dari 2 (dua) proses yang perlu

diperhatikan, yaitu:

a. Sand Separation

Merupakan proses pemisahan pasir dengan menggunakan mesin khusus

yang dapat menyaring pasir dan memisahkan antara pasir yang banyak

mengandung silika dengan pasir yang tidak mengandung silika. Hal inilah

yang membuat produk PT. Karya Deli Steelindo lebih tinggi kualitasnya

dari perusahaan lain. Karena mulai dari masuknya bahan baku pasir sudah

diadakan proses pemisahan untuk memilih pasir yang benar-benar

berkualitas dengan kandungan silika yang baik.

Adapun uraian proses dalam pengolahan pasir tersebut adalah sebagai

berikut:

- Pasir baru yang didatangkan dari supplier dibawa ke bak pencucian

pasir untuk dicuci (dibersihkan) dari kotoran.

- Setelah itu, pasir dicuci dengan air di bak pencucian.

- Kemudian pasir dibawa oleh conveyor ke mesin sand dryer (pengering

pasir) untuk dikeringkan.

- Pasir silika yang baru dikeringkan dalam mesin sand dryer sampai

kadar airnya mencapai 0,1 – 0,2 %.

- Kemudian pasir yang telah dikeringkan tersebut diayak atau

dipisahkan dari batu-batu atau gumpalan-gumpalan pasir agar pasir

yang dihasilkan menjadi lebih halus dengan ayakan 40 mesh.

(50)

waterglass sekitar 3,5% dan diaduk di dalam mixer sehingga homogen dan kemudian dapat digunakan sebagai pasir cetakan

Untuk pasir bekas pakai masih dapat dipergunakan kembali, dimana

proses pengolahannya adalah sebagai berikut:

- Pasir bekas sisa pembongkaran yang masih dalam bentuk gumpalan

dibawa oleh conveyor ke mesin penghancur pasir.

- Kemudian pasir tersebut diayak atau dipisahkan dari batu-batu atau

gumpalan-gumpalan pasir agar pasir yang dihasilkan menjadi lebih

halus dengan ayakan 30 mesh.

- Pasir daur ulang yang sudah dibersihkan merupakan hasil dari kegiatan

sand separation dengan air 2% dan waterglass 3,3% dan juga diaduk dalam mixer sehingga homogen dan dapat digunakan bersama-sama

pasir silika yang baru digunakan sebagai pasir cetakan.

b. Core Making

Merupakan proses pembuatan inti yang selanjutnya akan menjadi tempat

penuangan cairan logam ke dalam cetakan pasir.

4. Coating dan Floating

Coating dan Floating merupakan proses pengecatan cetakan dengan cat khusus berwarna biru. Hal ini bertujuan untuk lebih memperhalus cetakan

sehingga tidak ada lagi pasir yang lengket dan produk akhirnya memiliki

permukaan yang halus.

(51)

5. Drying

Drying merupakan proses pengeringan cetakan yang telah dicat (coating) pada proses sebelumnya. Setelah dilakukan pengecatan pada seluruh permukaan

cetakan, maka dilakukan proses pengeringan cetakan dengan cara membakar

cetakan yang baru saja dilumerin cat yang masih basah dengan menggunakan

gas LPG.

6. Mould Assembling

Setelah bagian atas dan bawah serta inti dari cetakan selesai dikerjakan, maka

semua cetakan akan disatukan dan ditempatkan teratur menunggu cetakan

yang lainnya selesai hingga jumlah cetakan cukup untuk dilakukan kegiatan

sekali penuangan.

7. Pouring

Pouring adalah kegiatan penuangan cairan logam ke dalam cetakan yang telah selesai. Tetapi sebelumnya akan dilakukan proses peleburan (melting) terlebih

dahulu. Peleburan logam dilakukan di dapur tanur induksi (induction furnace)

berkapasitas 500 kg dan bertaraf medium frekuensi. Bahan-bahan yang akan

dilebur terdiri dari bongkahan-bongkahan besi, alloy (logam paduan) dan

bahan lainnya.

Berikut adalah proses peleburan yang dilakukan di dapur tanur induksi.

- Bongkahan-bongkahan (material) besi dimasukkan ke dalam dapur

induksi.

- Kemudian dimasukkan alloy (logam paduan) seperti silikon < 0,4%,

(52)

menghilangkan oksigen di dalam cairan logam.

- Jaga suhunya hingga ± 1670oc dengan menggunakan termokopel.

- Logam dan bongkahan besi yang sudah matang kemudian dicampur

dengan slag remover yang berfungsi untuk menghilangkan slag (kotoran)

yang mengandung karat maupun pasir sambil tetap diaduk.

- Kotoran atau terak yang naik ke permukaan tersebut diangkat atau

dibuang.

- Setelah itu cairan tersebut dituang ke dalam wadah sampel untuk diperiksa

di laboratorium dengan mesin spectrometer sesuai dengan persyaratan

yang diinginkan.

- Jika telah sesuai, cairan tersebut dituang ke dalam ladle (gayung penuang)

untuk dituang ke masing-masing cetakan.

Sebelum dan sesudah proses peleburan tetap dilakukan kegiatan inspeksi

dengan spectrometer ataupun perlakuan logam meliputi pelunakan (soft

annealing), pengerasan (hardening), penormalan (normalizing) dan tempering terhadap logam.

8. Shake out of moulds (pembongkaran cetakan)

Setelah proses penuangan, selanjutnya menunggu proses pengeringan sekitar 3

jam, jika sudah beku maka cetakan dibongkar dengan menggunakan palu.

Pasir cetakan dipisahkan dari produk jadi. Produk jadi akan dibawa ke proses

shot blasting sedangkan pasir yang masih dapat digunakan akan diolah kembali dan untuk pasir yang sudah tidak dapat diolah lagi dijadikan limbah

(53)

waterglass yang sangat baik untuk pembuatan jalan, pondasi rumah, dan sebagainya.

9. Shot Blasting

Shot blasting adalah kegiatan memisahkan antara produk asli dengan inti ataupun sisa pasir yang menempel/terbentuk pada proses penuangan. Proses

ini dilakukan dengan menggunakan snapper, yang prinsip kerjanya seperti

mengebor untuk memisahkan produk asli dengan inti, pasir maupun

bongkahan logam lain yang tidak diperlukan.

Setelah produk terpisah dari bongkahan pasir, produk tersebut kemudian

dipotong sistem saluran potongnya dengan menggunakan gerinda potong. Sisa

potongan sistem saluran tersebut dibawa kembali ke bagian peleburan untuk

dilebur kembali.

10. Cleaning

Cleaning merupakan kegiatan pembersihan produk dimana dilakukan proses pencucian sehingga produk yang dihasilkan benar-benar bersih dari pasir

ataupun kotoran-kotoran lainnya. Produk dimasukkan ke dalam mesin sand

blasting, dimana di dalam mesin ini terdapat mimis baja yang berfungsi membersihkan produk dari pasir-pasir yang masih melekat.

Kemudian dilakukan proses inspeksi, jika produk yang telah dibersihkan

tersebut mengalami kecacatan, maka dilakukan (perbaikan) repair ulang.

Tetapi jika tidak bisa dilakukan perbaikan (repair) maka produk tersebut akan

menjadi bahan baku untuk peleburan.

(54)

saluran potong, dimana jumlah timbangan harus sesuai dengan jumlah logam

yang dilebur.

11. Finishing

Adalah kegiatan finishing produk yang terdiri dari proses pengecatan terhadap

produk jadi sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Biasanya menggunakan cat

khusus sehingga hasilnya menjadi lebih baik. Apabila produk yang dihasilkan

sebagai stok persediaan maka dilakukan kegiatan penyimpanan (store for

jobbing casting), namun untuk produk yang langsung diproduksi (job order) akan dilanjutkan ke proses selanjutnya.

12. Inspection of Casting

Setelah semua proses di atas selesai, tetap dilakukan kegiatan inspeksi untuk

mengecek apakah produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

13. Rough Machining

Apabila spesifikasinya telah sesuai selanjutnya dilakukan penyempurnaan atau

finishing awal/kasar yakni dengan menggunakan mesin bubut, mesin bor, mesin press, mesin gerinda dan sebagainya. Ada jenis produk yang

membutuhkan penyempurnaan dengan mesin bubut, mesin bor, mesin press,

mesin gerinda dan sebagainya sesuai dengan spesifikasi produk yang

diinginkan oleh konsumen. Jika produk masih belum sesuai maka dilakukan

proses finishing atau penyempurnaan ulang hingga ukuran atau dimensi

produk tersebut sesuai dengan yang diinginkan.

14. Intermediate Quality of Inspection

(55)

terhadap hasil produk tersebut, dimana hal yang perlu diperhatikan adalah

dimensi dari produk tersebut dan kualitas produk secara visual.

15. Final Machining

Final machining merupakan penyelesaian akhir yang dilakukan dengan mesin-mesin seperti mesin-mesin bubut, las gerinda dan sebagainya. Apabila produk telah

sesuai dengan yang diinginkan maka produk tersebut dapat dilanjutkan ke

tahap selanjutnya.

16. Packing

Yaitu kegiatan pengepakan barang yang telah sesuai dengan kebutuhan

konsumen, jika produk tidak langsung dijual maka disimpan sebagai stok

(store for finishing goods).

17. Dispatch

Apabila barang memang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan konsumen

secara langsung, dilakukan proses pengiriman.

2.4.4. Mesin dan Peralatan

Dalam kegiatan produksi, PT. Karya Deli Steelindo Medan memiliki

sarana mesin-mesin serta peralatan untuk menjalankan produksinya.

2.4.4.1.Mesin Produksi

PT. Karya Deli Steelindo Medan dalam melaksanakan proses produksi

menggunakan sarana produksi berupa mesin-mesin dan peralatan. Mesin-mesin

(56)

juga menggunakan tenaga manusia.

Adapun mesin-mesin yang digunakan adalah :

1. Tanur Induksi (Induction Melting Furnace)

Untuk meleburkan besi hancuran dan sisa tuangan. Dibuat dari baja dengan

frekuensi medium 50 Hz dan kapasitas 500 Kg. Mesin ini adalah mesin buatan

Negara Australia. Mesin ini berjumlah 2 (dua) unit. Fungsinya untuk

meleburkan besi scrap, baja dan paduannya.

Cara kerja mesin ini adalah besi scrap dan besi tuangan dimasukkan ke dalam

dapur melalui bagian atas dapur yang tetap terbuka, aliran induksi listrik akan

memanaskan balok besi secara perlahan-lahan sehingga besi akan mencair,

setelah mencair slag atau kotoran diambil. Setelah dilakukan pembersihan

terhadap kotoran, kemudian bahan-bahan tambahan dimasukkan seperti alloy

untuk memperbaiki kualitas leburan. Proses dilanjutkan sampai pada suhu

1600-16700C.

2. Sand Recycling Machine

Mesin ini digunakan untuk menyaring dan mendaur-ulang kembali pasir-pasir

bekas yang telah selesai dibongkar dari bagian pembongkaran (fettling). Pasir

tersebut diangkut oleh conveyor kemudian dikumpulkan ke dalam bak

penampungan yang di dalamnya memiliki mixer dimana pasir dipisahkan dari

batu atau pasir yang menggumpal yang sudah tidak dapat dipecah lagi.

Kemudian hasil dari pasir yang telah didaur ulang tersebut dipergunakan

untuk kegiatan pencetakan (molding). Mesin ini berjumlah 2 unit dan mesin

(57)

3. Mesin Bubut (Lathe Machine)

Mesin bubut adalah mesin perkakas yang mempunyai gerakan utama

memutar. Benda kerja diputar terhadap pahat pemotong sehingga benda kerja

tersayat dalam bentuk bram/chips. Gerak jalan dilakukan oleh pahat yang

dijepit pada tool post. Salah satu ujung benda kerja ditumpu pada senter dari

kepala lepas.

Biasanya mesin bubut digunakan untuk mengerjakan benda-benda yang

sentris tetapi disamping itu digunakan juga untuk meratakan permukaan datar,

menggurdi (membuat lubang), memperbesar lubang (boring) dan lain-lain.

4. Mesin Bor

Mesin bor adalah mesin perkakas yang mampu membuat lubang pada logam

dan benda-benda lainnya. Pada mesin bor, mata bor berputar pada kecepatan

tertentu dan ditekan kepada benda kerja sehingga pada benda kerja akan

terbentuk lubang, bram akan keluar melalui celah atau ulir mata bor tersebut.

5. Mesin Gerinda

Mesin gerinda adalah mesin yang mampu meratakan permukaan dan

penghalusan permukaan yang kasar. Cara kerja mesin gerinda adalah dengan

adanya sebuah batu gerinda yang berputar dengan putara tinggi dimana

putaran batu gerinda inilah yang mampu menghaluskan permukaan yang

kasar.

6. Mesin Las

Mengelas (welding) adalah menyatukan dua potongan atau lebih bahan logam

(58)

tanpa tekanan dengan atau tanpa bahan tambahan (berupa kawat las/elektroda)

Mesin las yang ada di PT. Karya Deli Steelindo terdiri dari mesin las karbit

dan mesin las listrik.

7. Mesin Gergaji

Mesin gergaji adalah mesin yang digunakan untuk memotong kayu atau balok

sesuai dengan ukurannya masing-masing,

8. Mesin Sand Blasting

Mesin ini digunakan untuk memisahkan produk dari pasir-pasir yang masih

melekat dan untuk meratakan permukaannya. Cara kerja mesin ini adalah

produk yang telah dimasukkan ke dalamnya akan diputar sehingga pasir yang

melekat dapat terpisah. Di dalam mesin ini terdapat mimis baja yang dapat

mencuci atau membersihkan produk dari pasir-pasir bekas pencetakan.

9. Mesin Snapper

Mesin ini memiliki fungsi yang sama seperti mesin sand blasting, yaitu

memisahkan pasir yang melekat pada produk. Cara kerja mesin ini hampir

sama dengan mengebor, hanya bentuk mesinnya menyerupai senapan.

10. Mesin Pengering Pasir (Sand Dryer)

Mesin ini terdiri dari suatu ruangan tempat mengeringkan pasir yang

dimasukkan ke dalam mesin melalui bagian depan. Ruangan kemudian dilalui

oleh pasir yang dimasukkan ke dalam mesin pengaduk yang terdiri dari

sebuah bak penampung yang didalamnya terdapat baling-baling yang berputar

terus menerus, kemudian ditambahkan waterglass ke dalam adukan dan

(59)

2.4.4.2.Peralatan (Equipment)

Peralatan digunakan untuk menunjang kelancaran kerja pada proses

produksi, dimana peralatan yang digunakan oleh PT. Karya Deli Steelindo adalah

sebagai berikut:

1. Penyimpanan Gas Karbon Dioksida

Digunakan sebagai tempat penampungan gas karbon dioksida, yang mana gas

karbon dioksida keluar melalui selang yang dihubungkan pada keran

tabung yang dapat dibuka dan ditutup.

2. Chemical Composition Tester

Peralatan ini digunakan untuk mengetahui/menguji komoposisi kimia produk

coran. Sampel diambil dari dapur kemudian dimasukkan ke dalam ruangan

khusus pada mesin dimana kemudian sampel ini dibakar dan diamati

spektrumnya. Hasil pengamataan spektrum kemudian ditampilkan melalui

komputer yang dihubungkan ke mesin ini sehingga dapat diketahui

komposisinya.

3. Mikroskop, digunakan untuk mengetahui susunan mikro struktur dari produk

coran

4. Palu, digunakan untuk membongkar produk dari cetakan pasir dan melekatkan

paku pada produk.

5. Jangka Sorong, digunakan untuk mengukur suatu produk.

6. Meja Perata, digunakan untuk mengukur suatu produk.

7. Timbangan, digunakan untuk mengukur berat suatu bahan.

(60)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Kualitas1

Sekarang ini, peningkatan kualitas dan upaya penekanan biaya

produksi-operasional merupakan masalah penting di keseluruhan lini proses industrialisasi,

baik itu di industri manufaktur (produk berupa barang) maupun non-manufaktur

(produk berupa jasa pelayanan). Hal itu disebabkan pelanggan dewasa ini semakin

memberikan perhatian besar kepada kualitas produk sesuai dengan ekspektasinya.

Secara ilmiah ada beberapa definisi mengenai kualitas itu sendiri, antara

lain:

a. Kualitas adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari karakteristik,

derajat, atau nilai-nilai dari suatu keunggulan

b. Kualitas adalah totalitas karakteristik dari berbagai entitas yang memberikan

segenap kemampuannya pada nilai-nilai kebutuhan serta nilai-nilai kepuasan

(ISO 8402).

c. Kualitas adalah mengerjakan dengan cara yang benar, dan setiap saat berpikir

dengan cara yang benar

Dan, berikut ini adalah beberapa pendekatan kualitas (Rao, et.al., 1996):

a. Transcendent approach, kualitas adalah pencapaian standar tertinggi dibandingkan dengan yang buruk.

1

(61)

b. Product base approach, fitur-fitur atau atribut spesifik sebuah produk adalah indikator kualitas.

c. User base approach, kualitas dilihat dari segi kesesuaian penggunanya.

d. Manufacturing base approach, kualitas adalah kesesuaian dengan standar yang telah dibuat.

e. Value base approach, kualitas adalah tingkat mutu istimewa pada harga yang dapat diterima

Hal yang penting untuk dipikirkan dalam upaya pencapaian kesempurnaan

produk adalah masalah-masalah yang ada dalam segenap aktivitas penciptaan

produk yang melebihi dari apa yang menjadi ekspektasi dari pelanggan. Pada

prinsipnya, apabila produk telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen,

maka dapat diartikan bahwa produk tersebut telah mencapai nilai-nilai kualitas

yang baik.

3.2. Variasi

Variasi adalah ketidakseragaman dalam sistem industri sehingga

menimbulkan perbedaan dalam kualitas produk yang dihasilkan. Variasi

merupakan faktor utama dalam permasalahan kualitas. Prinsip-prinsip dasar yang

mendasari konsep variasi, adalah: Tidak ada dua benda yang secara identik sama

persis, walaupun demikian variasi dapat ditekan seminimal mungkin. Variasi

sebuah produk atau proses dapat diukur. Banyak hal-hal yang kelihatannya sama,

tetapi sesungguhnya tidak. Sekecil apa pun variasi yang terjadi dapat diukur. Hasil

(62)

fungsi komponen lain yang sedang diproduksi. Hasil individual tidak dapat

diprediksi, dan akan selalu terjadi perbedaan hasil. Karena itu, analisis yang

dilakukan dalam memutuskan segala sesuatu tidak boleh dibuat dengan hanya

memeriksa satu atau dua benda saja. Sekelompok benda membentuk pola dengan

karakteristik yang terbatas. Jika benda-benda yang identik dari sebuah proses

diukur dimensi-dimensi tertentunya dengan hati-hati, maka akan muncul suatu

pola tertentu. Untuk mengetahui kemampuan suatu proses, pola ini harus

dianalisa.

Pada dasarnya terdapat dua jenis penyebab terjadinya variasi, yaitu:

a. Variasi penyebab umum (common cause variation), penyebab variasi ini

adalah hal-hal yang sulit dihindari dan sudah melekat pada proses, seperti

variasi bahan baku, kondisi temperatur ruang yang berubah-ubah, getaran

ruangan, ketidakstabilan peralatan, dan sebagainya.

b. Variasi penyebab khusus (special cause variation), penyebab variasi ini

timbul di luar sistem, dan bisa dihindari, seperti pergantian material yang

menyebabkan terjadinya variasi yang besar pada kualitas material, temperatur

proses, atau kecepatan peralatan yang tidak sesuai, kesalahan operator,

kerusakan peralatan, dan sebagainya. Ada banyak sekali penyebab khusus

variasi dalam sebuah manufaktur.

Jika proses berada dalam kondisi stabil, maka variasi yang terjadi adalah

variasi yang timbul akibat penyebab umum saja. Jika penyebab ini dapat

diidentifikasi dengan ditekan seminimal mungkin maka variasi akan berkurang.

(63)

kontribusi dari tiap penyebab. Pengendalian variasi dilakukan berdasarkan

penelitian pola penyebabnya, apakah hanya penyebab umum, atau terdapat juga

penyebab khusus, dan memprediksi hasil berikutnya. Variasi yang terjadi akibat

penyebab khusus terlebih dahulu dihilangkan sebelum menghilangkan variasi

penyebab khusus sebagai usaha untuk melakukan perbaikan secara kontinu.

3.3. Kapabilitas Proses2

Kapabilitas proses mendeskripsikan kemampuan proses untuk

memproduksi atau menyerahkan output sesuai dengan ekspektasi dan kebutuhan

pelanggan. Prinsip-prinsip dasar dari kapabilitas proses adalah sebagai berikut:

a. Aktualisasi rata-rata kinerja proses harus sebanding dengan level kinerja ideal

atau nilai target.

b. Tebaran kinerja proses harus relatif lebih kecil dari batasan tebaran

spesifikasi.

Kapabilitas proses sering dinyatakan dengan indeks kapabilitas proses,

yang merupakan suatu ukuran kinerja kritis yang menggambarkan hubungan

antara variabilitas proses dan batasan tebaran spesifikasi. Indeks kapabilitas

proses C

p, adalah persamaan gambaran dari harga rasio tebaran spesifikasi atau

tebaran proses terhadap 6 standar deviasi (6σ). Secara matematis, indeks

kapabilitas proses C

p dapat dinyatakan dengan formula sebagai berikut:

2

Referensi

Dokumen terkait

Selama Tahun 2016 tidak ada sengketa informasi publik terjadi, karena informasi yang dimohon merupakan informasi publik yang dikuasai PPID Kabupaten Wonogiri dan

Hasil kinerja Renja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. dan Penelitian dan Pengembangan menjadi dasar evaluasi

These are the land use map, the map soil morphology and sand cover map (extracted from the map of land) that constitute the basic maps that will serve to establish

yaitu meningkatkan Pelayanan Administrasi Perkantoran, Peningkatan Sararana dan prasarana Aparatur, Infrastruktur, Peningkatan Disiplin Aparatur Data Pegawai, Peningkatan

It is already necessary to make a compromise between spatial and temporal resolution – if the data are available in high temporal resolution (from geostationary

[r]

Aplikasi Penyederhanaan Ekspresi Boolean dengan Peta Karnaugh adalah sebuah aplikasi yang memvisualisasikan penyederhanaan ekspresi Boolean dengan metode peta karnaugh. Aplikasi

Hendro Gunawan, MA