• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Kebijakan Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) di Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Kebijakan Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) di Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku :

Islamy, M.Irfan. 200. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara.

Jakarta: BumiAksara.

Jogiyanto, HM. 2003. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi.

Kismartini, dkk. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: Universitas Terbuka Kumorotomo, dkk. 1994. Sistem Informasi Manajemen dalam

Organisasi-organisasi Publik.Yogyakarta:Gajah Mada University Press

Larasati S, Endang. 2007. Regulasi Pelayanan Publik di Indonesia. Semarang:Universitas Diponegoro.

Moleong, Lexi J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Samodra, dkk. 1994. EvaluasiKebijakan Publik. Raja Grafindo Persada Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang

Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Solichin, H Abdul Wahab. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang: UMM Press.Sutabri, Tata. 2005. Sistem

Informasi Manajemen.Yogyakarta: Andi.

Subarsono, AG. 2009. Analisis Kebijakan Publik Konsep Teori dan

Aplikasi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Riant, Nugroho. 2003. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi

danKebijakan. Jakarta: Gramedia

Tangkilisan,Hessel Nogis. 2003. Kebijakan dan Manajemen Otonomi Daerah. Yogyakarta: Lukman Offset.

... Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta: Lukman Offset. Sumber internet:

(http://endanglarasati.blogspot.com/) diakses pada 1 Agustus 2015 pukul 19.00 WIB.

(2)

Harsono, Djati. 2009. Tesis. Implementasi Kebijakan Sistem Informasi dan

Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) di Kantor Pertanahan Kabupaten Jepara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Diponegoro. Semarang.

Novian, Rahmat. 2012. Skripsi.Implementasi Kebijakan Sistem Informasi dan

Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) di Kantor Pertanahan Kota Pekan Baru. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

SumateraUtara. Medan Sumber Perundang-undangan:

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 Pasal 1 Huruf B Tentang Pembangunan Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan. Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional. Peraturan Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia.

Peraturan Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar Prosedur Opersional Pelayanan Pertanahan (SPOPP).

TAP MPR No. IX/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengolahan Sumberdaya Alam.

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu, Jalan Abdul Azis Nomor 03 Rantauprapat, Kelurahan Padang Matinggi, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara.

B. JENIS PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif (Saryono, 2010: 1).

(4)

C. INFORMAN PENELITIAN

Dalam penelitian kualitatif subyek penelitian yang telah tercermin dalam focus penelitian ditentukan dengan sengaja, subyek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang akan diperlukan (dalam: Suyanto, 2005:171-172). Adapun informan penelitian yang menjadi obyek penelitian ini yaitu:

1. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhan Batu

2. Informan utama adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang sedang diteliti. Dalam hal ini informan utama adalah Kepala Subbagian Tata Usaha, Kepala Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan, Kepala Seksi Hak Tanah, Pendaftaran Tanah dan oprator komputer yang mengoperasikan program SIMTANAS.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah :

(5)

a. Wawancara mendalam, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tatap muka serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung dengan pihak yang terkait untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.

b. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan untuk mempelajari data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berhubungan dengan topik penelitian.

2. Teknik pengumpulan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Teknik pengumpulan data primer dapat dilakukan melalui instrumen berikut.

a. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan dokumen-dokumen atau catatan-catatan yang ada dilokasi penelitian serta foto-foto yang terkait dengan objek penelitian.

b. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat ahli yang berkompetensi, serta memiliki relevansi dengan masalah yang akan diteliti.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

(6)

Adapun model analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Model teknik analisis data interaktif yang dikemukan oleh Miles dan Huberman (dalam Herdiansyah, 2010:164) terdiri dari empat tahapan, yaitu

1. Pengumpulan data. Menurut Creswell bahwa peneliti kualitatif sebaiknya berpikir dan melakukan analisis ketika penelitian kualitatif baru dimulai (dalam Herdiansyah, 2010:164). Maksudnya adalah peneliti telah melakukan analisis tema dan melakukan pemilahan tema (kategorisasi) pada awal penelitian. Intinya proses pengumpulan data pada peneliti kualitatif tidak memiliki segmen atau waktu tersendiri, melainkan sepanjang penelitian yang dilakukan proses pengumpulan data dapat dilakukan, bahkan saat peneliti berinteraksi dengan lingkungan sosial subjek dan informan pun, itu merupakan proses pengumpulan data yang hasilnya adalah data yang akan diolah. Ketika peneliti telah mendapatkan data yang cukup untuk diproses dan dianalisis, tahap selanjutnya adalah melakukan reduksi data.

2. Reduksi data. Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) sesuai dengan formatnya masing-masing (dalam Herdiansyah, 2010:164).

3. Display data. Display data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah

(7)

dan lebih konkret yang disebut dengan subtema sesuai dengan verbatim wawancara yang sebelumnya telah dilakukan.

4. Kesimpulan/verifikasi. Kesimpulan /verifikasi merupakan proses tahap akhir dalam rangkaian analisis data kualitatif menurut model interaktif. Kesimpulan dalam analisis data kualitatif menjurus kepada jawaban dari pertanyaan “what”dan “how”dari temuan penelitian tersebut. Secara esensial kesimpulan berisi tentang uraian dari seluruh subkategorisasi tema.

(8)

BAB IV

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Labuhanbatu

Kabupaten Labuhanbatu secara geografis terletak pada 1º26‟ - 2º11‟ Lintang Utara, 91º01 - 97º07 Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 2.151 m diatas permukaan laut. Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu kabupaten berada di wilayah pantai timur di bagian timur Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Labuhanbatu (induk) memiliki luas 256.238 Ha atau 2.561,38 Km2.

1. Batas Wilayah Kabupaten Labuhanbatu

(9)

Batas-batas Wilayah Kabupaten Labuhanbatu

Sebelah Utara : Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Selat Malaka Sebelah Timur : Provinsi Riau

Sebelah Selatan : Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Padanglawas Utara

Sebelah Barat : Kabupaten Labuhanbatu Utara

2. Luas Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Per Kecamatan Tabel.1 Luas Wilayah Per Kecamatan Kabupaten Labuhanbatu

No Kecamatan Luas

(Ha) (%)

1 Bilah Hulu 29.323 11,45

2 Pangkatan 35.547 13,88

3 Bilah Barat 20.298 7,92

4 Bilah Hilir 43.083 16,82

5 Panai Hulu 27.631 10,79

6 Panai Tengah 48.374 18,89

7 Panai Hilir 34.203 13,35

8 Rantau Selatan 6.432 2,51

9 Rantau Utara 11.247 4,39

Jumlah 256.138 100

Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu 2014

Tabel.2 Jumlah Desa/Kelurahan/Dusun/Lingkungan Per Kecamatan No Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah Dusun Lingkungan

1 Bilah Hulu 24 24 106

2 Pangkatan 7 7 57

3 Bilah Barat 10 10 78

4 Bilah Hilir 11 2 13 16 90

5 Panai Hulu 7 7 69

6 Panai Tengah 9 1 10 6 70

7 Panai Hilir 7 1 8 8 39

8 Rantau

Selatan 9 9 66

9 Rantau Utara 10 10 88

Jumlah 75 23 98 184 509

(10)

3. Visi Misi Kabupaten Labuhanbatu a. Visi

Labuhanbatu Mandiri 2015 menuju Labuhanbatu Sejahtera 2020

Visi pembangunan Kabupaten Labuhanbatu ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Mandiri adalah suatu tataan kehidupan masyarakat yang ditandai dengan suatu

kondisi dimana masyarakat berkemampuan untuk memenuhi lima komponen dasar berupa terpenuhinya kebutuhan hidup dasar manusia, yakni pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan.

2) Kesejahteraan Masyarakat ditandai oleh semakin meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta memberikan perhatian utama pada terpenuhinya kebutuhan dasar pokok kehidupan manusia , yakni pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan dan lapangan pekerjaan yang didukung oleh infrastruktur sosial budaya ekonomi yang memadai. Peningkatan kualitas kehidupan ini akan lebih difokuskan pada upaya pengentasan masyarakat miskin sehingga secara simultan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin secara keseluruhan. Kemajuan yang ingin diraih mencakup segala bisang baik bidang fisik, ekonomi, mental spritual, kegamaan, kebudayaan dan non fisik lainnya sehingga tercapai masayarakat sejahtera lahir dan batin.

b. Misi

(11)

1) Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui pelayanan pendidikan yang merata dan berkualitas.

2) Meningkatkan pelayanan kesejahteraan yang bermutu, terjangkau dan berkeadilan serta memberdayakan masyarakat dan keluarga untuk mendorong tumbuhnya paradigma perlunya hidup sehat, termasuk pengobatan gratis bagi keluarga kurang mampu.

3) Meningkatkan perekonomian rakyat dengan mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi seperti pertaniah/perkebunan, industri, perdagangan, dan jasa yang berwawasan lingkungan, koperasi dan usaha kecil menengah yang didukung oleh peningkatan infrastruktur yang merata untuk pengembangan wilayah maupun investasi.

4) Mewujudkan ketertiban dan keamanan yang kondusif dengan peningkatkan kesadaran hukum, paham kebangsaan dan kebudayaan serta kehidupan beragama.

5) Meningkatkan kualitas sumberdaya aparatur dan pelayan publik menuju terciptanya Good Governance.

B. DESKRIPSI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LABUHAN BATU

1. Tugas dan Fungsi Kantor Pertanahan

(12)

Sesuai dengan Peraturan Kepala BPN-RI No. 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan dan Kantor Pertanahan, pada: a. Pasal 29 ayat (1) dinyatakan bahwa Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal

Badan Pertanahan Nasional di Kabupaten/Kota yang berada dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Kanwil BPN.

b. Pasal 29 ayat (2) dinyatakan bahwa Kantor Pertanahan dipimpin oleh seorang Kepala.

c. Pasal 30 dinyatakan bahwa Kantor Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

d. Pasal 31 dinyatakan bahwa Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Kantor Pertanahan mempunyai fungsi:

1) Penyusunan rencana, program, dan penganggaran dalam rangka pelaksanaan tugas pertanahan;

2) Pelayanan, perijinan, dan rekomendasi di bidang pertanahan;

3) Pelaksanaan survei, pengukuran, dan pemetaan dasar, pengukuran, dan pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik, dan survei potensi tanah;

(13)

5) Pengusulan dan pelaksanaan penetapan hak tanah, pendaftaran hak tanah, pemeliharaan data pertanahan dan administrasi tanah aset pemerintah;

6) Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis, peningkatan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat;

7) Penanganan konflik, sengketa, dan perkara pertanahan; 8) Pengkoordinasian pemangku kepentingan pengguna tanah;

9) Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS);

10)Pemberian penerangan dan informasi pertanahan kepada masyarakat, pemerintah dan swasta;

11)Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan;

12)Pengkoordinasian pengembangan sumberdaya manusia pertanahan;

13) Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana, perundang-undangan serta pelayanan pertanahan.

2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas dan Fungsi Masing-masing Sub Bagian dan Seksi-seksi

(14)

 Subbagian Tata Usaha;

 Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan;  Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah;  Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan;  Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan;  Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara.

Berikut uraian tugas dan fungsi masing-masing sub bagian dan seksi pada Kantor Pertanahan:

a. Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif kepada semua satuan organisasi Kantor Pertanahan, serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan program, dan peraturan perundang-undangan.

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi:

 pengelolaan data dan informasi;

 penyusunan rencana, program dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah;

 pelaksanaan urusan kepegawaian;

 pelaksanaan urusan keuangan dan anggaran;

(15)

Subbagian Tata Usaha terdiri atas : 1) Urusan Perencanaan dan Keuangan

Urusan Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan rencana, program dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah, keuangan danpenyiapan bahan evaluasi.

2) Urusan Umum dan Kepegawaian

Urusan Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, sarana dan prasarana, koordinasi pelayananpertanahan serta pengelolaan data dan informasi.

b. Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan

Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan mempunyai tugas melakukan survei, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan; perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan survei potensi tanah, penyiapan pembinaan surveyorberlisensi dan pejabat penilai tanah.

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan mempunyai fungsi:

 pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan; perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan survei potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi;  perapatan kerangka dasar orde 4 dan pengukuran batas kawasan/wilayah;  pengukuran, perpetaan, pembukuan bidang tanah, ruang dan perairan;

(16)

 pelaksanaan kerjasama teknis surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah;  pemeliharaan peralatan teknis.

Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan terdiri atas : 1) Sub Seksi Pengukuran dan Pemetaan

Subseksi Pengukuran dan Pemetaan mempunyai tugas menyiapkan perapatan kerangka dasar orde 4, penetapan batas bidang tanah dan pengukuran bidang tanah, batas kawasan/wilayah, kerjasama teknis surveyor berlisensi pembinaan surveyor berlisensi dan memelihara peta pendaftaran, daftar tanah, peta bidang tanah, surat ukur, gambar ukurdan daftar-daftar lainnya di bidang pengukuran 2) Sub Seksi Tematik dan Potensi Tanah

Subseksi Tematik dan Potensi Tanah mempunyai tugas menyiapkan survei, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik, survei potensi tanah, pemeliharaan

peralatan teknis komputerisasi dan pembinaan pejabat penilai tanah. c. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas menyiapkan bahan danmelakukan penetapan hak dalam rangka pemberian, perpanjangan dan pembaruan hak tanah,pengadaan tanah, perijinan, pendataan dan penertiban bekas tanah hak; pendaftaran, peralihan, pembebanan hak atas tanah serta pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).

(17)

 pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah;

 penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga dan tukar-menukar, saran dan pertimbangan serta melakukan kegiatan perijinan, saran dan pertimbangan usulan penetapan hak pengelolaan tanah;

 penyiapan telaahan dan pelaksanaan pemberian rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau pendaftaran hak;

 pengadministrasian atas tanah yang dikuasai dan/atau milik negara, daerah bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum pemerintah;  pendataan dan penertiban tanah bekas tanah hak;

 pelaksanaan pendaftaran hak dan komputerisasi pelayanan pertanahan;  pelaksanaan penegasan dan pengakuan hak;

 pelaksanaan peralihan, pembebanan hak atas tanah dan pembinaan PPAT. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah terdiri atas :

1) Sub Seksi Penetapan Hak Tanah

Subseksi Penetapan Hak Tanah mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan pertimbangan mengenai penetapan Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai, perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah; penetapan dan/rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukandan atau pendaftaran hak tanah perorangan.

2) Sub Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah

(18)

dan hak pakai, Hak Guna Bangunan dan hak pengelolaan bagi instansi pemerintah, badan hukum pemerintah, perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah; rekomendasi pelepasan dan tukar-menukar tanah pemerintah.

3) Sub Seksi Pendaftaran Tanah

Subseksi Pendaftaran Hak mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah, pengakuan dan penegasan konversi hak-hak lain, hak milik atas satuan rumah susun, tanah hak pengelolaan, tanah wakaf, data yuridis lainnya, data fisik bidang tanah, komputerisasi pelayanan pertanahan serta memelihara daftar buku tanah, daftar nama, daftar hak atas tanah, dan warkah serta daftar lainnya di bidang pendaftaran tanah.

4) Sub Seksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan pendaftaran, peralihan, pembebanan hak atas hak tanah, pembebanan hak tanggungan dan bimbingan PPAT serta sarana daftar isian di bidangpendaftaran tanah.

d. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan

Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan penatagunaan tanah,landreform konsolidasi tanah, penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu lainnya.

(19)

 pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah dan penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu lainnya, penetapan kriteria kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah serta penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka perwujudan fungsi kawasan/zoning, penyesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah, penerbitan ijin perubahan penggunaan tanah, penataan tanah bersama untuk peremajaan kota, daerah bencana dan daerah bekas konflik serta permukiman kembali;  penyusunan rencana persediaan, peruntukan, penggunaan dan pemeliharaan

tanah, neraca penatagunaan tanah kabupaten/kota dan kawasan lainnya;  pemeliharaan basis data penatagunaan tanah kabupaten/kota dan kawasan;  pemantuan dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan

pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan/zoning dan redistribusi tanah, pelaksanaan konsolidasi tanah, pemberian tanah obyek landreform dan pemanfaatan tanah bersama serta penertiban administrasi landreform;

 pengusulan penetapan/penegasan tanah menjadi obyek landreform;

 pengambilalihan dan/atau penerimaan penyerahan tanah-tanah yang terkena ketentuan landreform;

 penguasaan tanah-tanah obyek landreform;

 pemberian ijin peralihan hak atas tanah pertanian dan ijin redistribusi tanah dengan luasan tertentu;

(20)

 penyiapan usulan ganti kerugian tanah obyek landreform dan penegasan obyek konsolidasi tanah;

 penyediaan tanah untuk pembangunan;

 pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan;

 pengumpulan, pengolahan, penyajiaan dan dokumentasi data landreform. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan terdiri atas :

1) Sub Seksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu

Subseksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana persediaan, peruntukan, pemeliharaan dan penggunaan tanah, rencana penataan kawasan, pelaksanaan koordinasi, monitoring dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan/zoning, penerbitan pertimbangan teknis penatagunaan tanah, penerbitan ijin perubahan penggunaan tanah, penyusunan neraca penatagunaan tanah, penetapan penggunaan dan pemanfaatan tanah, penyesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah, serta melaksanakan pengumpulan dan pengolahan dan pemeliharaan data tekstual danspasial.

2) Sub Seksi Landreform dan Konsolidasi Tanah

(21)

administrasi landreform serta fasilitasi bantuan keuangan/permodalan, teknis dan pemasaran; usulan penegasan obyek penataan tanah bersama untuk peremajaan permukiman kumuh, daerah bencana dan daerah bekas konflik serta permukiman kembali; penyediaan tanah dan pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan; pengembangan teknik dan metode; promosi dan sosialisasi; pengorganisasian dan pembimbingan masyarakat; kerja sama dan fasilitasi; pengelolaan basis data dan informasi; monitoring dan evaluasi serta koordinasi pelaksanaankonsolidasi tanah.

e. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan

Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritisserta pemberdayaan masyarakat.

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mempunyai fungsi:

 pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat;

 pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi pemenuhan hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pemantauan dan evaluasi penerapan kebijakan dan program pertanahan dan program sektoral, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis;

(22)

dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis;

 penyiapan saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta usulan rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara serta penanganan tanah terlantar dan tanah kritis;

 inventarisasi potensi masyarakat marjinal, asistensi dan pembentukan kelompok masyarakat, fasilitasi dan peningkatan akses ke sumber produktif;  peningkatan partisipasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan mitra

kerja teknis pertanahan dalam rangka pemberdayaan masyarakat;

 pemanfaatan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis untuk pembangunan;

 pengelolaan basis data hak atas tanah, tanah negara, tanah terlantar, dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat;

 penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian hubungan hukum atas tanah terlantar.

Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan terdiri dari: 1) Subseksi Pengendalian Pertanahan

(23)

program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis;

2) Subseksi Pemberdayaan Masyarakat

Subseksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas menyiapkan bahan inventarisasi potensi, asistensi, fasilitasi dalam rangka penguatan penguasaan, dan melaksanakan pembinaan partisipasi masyarakat, lembaga masyarakat, mitra kerja teknis dalam pengelolaan pertanahan, serta melakukan kerjasama pemberdayaan dengan pemerintah kabupaten/kota, lembaga keuangan dan dunia usaha, serta bimbingan dan pelaksanaan kerjasama pemberdayaan.

f. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara

Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan.

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53, Seksi Konflik, Sengketa dan Perkara mempunyai fungsi:

 pelaksanaan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan;  pengkajian masalah, sengketa dan konflik pertanahan;

(24)

 pengkoordinasian penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan;  pelaporan penanganan dan penyelesaian konflik, sengketa dan perkara

pertanahan.

Seksi Konflik, Sengketa dan Perkara terdiri dari : 1) Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan

Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan menyiapkan pengkajian hukum, sosial, budaya, ekonomi dan politik terhadap sengketa dan konflik pertanahan, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan/atau badan hukum dengan tanah, pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa melalui mediasi, asilitasi, dan koordinasi penanganan sengketa dan konflik

2) Subseksi Perkara Pertanahan.

Subseksi Perkara Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan penanganan dan penyelesaian perkara, koordinasi penanganan perkara, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan/atau badan hukum dengan tanah sebagai pelaksanaan putusan lembaga peradilan.

(25)

Gambar 4. Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Labuhanbatu

Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu

Kepala Kantor Drs. Aminuddin

Siregar

Sub Bagian Tata Usaha Banding, SH Subbagian Umum dan Informasi Zaharuddin, S.IP Kepala Urusan Perencanaan dan Keuangan Wiyah Yantimala Seksi Survei Pengukuran & Pemetaan Muhammad Lufhti Seksi Hak Tanah & Pendaftaran Tanah M. Ridwan lubis, SH Seksi Pengaturan & Penataan Pertanahan Ir. H. Zulkarnein, MM Sub Seksi Penataan Tanah dan Kawasan Tertentu Iskandar. Z Tarigan, S.P Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara Seksi Pengendalian & Pemberdayaan Masyarakat Togar Silalahi Sub Seksi Pengukuran & Pemetaan Parlindungan Lubis, S. SIT

(26)

3. Lambang Badan Pertanahan Nasional

Sesuai dengan Surat Keputusan Kepala BPN RI No 59 Tahun 2008 tentang Lambang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia lambang Badan Pertanahan Nasional adalah bentuk suatu kesatuan gambar dan tulisan terdiri dari beberapa:

a. Gambar 4 (empat) butir padi melambangkan Kemakmuran dan kesejahteraan. Memaknai atau melambangkan 4 (empat) tujuan Penataan Pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN RI yaitu kemakmuran, keadilan, kesejahteraan sosial dan keberlanjutan.

b. Gambar lingkaran bumi melambangkan sumber penghidupan manusia. Melambangkan wadah atau area untuk berkarya bagi BPN RI yang berhubungan langsung dengan unsur-unsur yang ada di dalam bumi yang meliputi tanah, air dan udara.

(27)

45 yang mandasari lahirnya Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) nomor 5 tahun 1960.

d. Gambar 11 (sebelas) bidang grafis bumi memaknai atau melambangkan 11 (Sebelas) agenda pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN-RI. Bidang pada sisi sebelah kiri melambangkan bidang bumi yang berada di luar jangkauan wilayah kerja BPN-RI.

e. Warna Coklat melambangkan bumi, alam raya dan cerminan dapat dipercaya dan teguh.

f. Warna Kuning Emas melambangkan kehangatan, pencerahan, intelektual dan kemakmuran.

g. Warna Abu-abu melambangkan kebijaksanaan, kedewasaan serta keseimbangan.

4. Visi dan Misi Kator Pertanahan Kabupaten Labuhan Batu

Visi dan Misi Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu dilatar belakangi 3 (tiga) prinsip pengelolaan pertanahan:

(28)

b. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa setiap Instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pelaksaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan dalam pengelolaan sumber daya didasarkan pada perencanaan strategi yang ditetapkan masing-masing instansi.

c. Perencanaan strategi merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil sehingga semua proses kegiatan berjalan mengarah pada apa yang hendak dicapai.

Visi merpakan cara pandang jauh ke depan kemana Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota harus dibawa agar dapat eksis dan antitatif dengan mengacu pada visi BPN-RI dan berdasarkan ketetapan MPR Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam dengan produk-produk hukum dibidang pertanahan yang merupakan penjabarannya.

Visi BPN-RI adalahMenjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.

Dengan berpedoman pada Visi BPN-RI diatas maka Visi Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu adalah :

“Terselenggaranya Pengelolaan Pertanahan yang mampu meningkatkan dan

(29)

Adapun Misi BPN-RI adalah Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk:

a. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan.

b. Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T).

c. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di kemudian hari.

d. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat. Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.

Untuk mendukung misi BPN-RI tersebut maka Misi Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu adalah :

a. Meningkatkan kualitas pelayanan dan administrasi pertanahan. b. Pengembangan dan peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia.

(30)

d. Mengatur dan melaksanakan penataan penggunaan, penguasaaan, pemanfaatan dan pemilikan tanah.

e. Menyelenggarakan pengendalian pertanahan, tanah terindikasi terlantardan pemberdayaan masyarakat.

f. Menangani dan menyelesaikan Sengketa, Konflik dan Perkara dibidang pertanahan.

5. Agenda Kebijakan

Agenda kebijakan di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota berpodaman kepada sebelas Agenda Prioritas Badan Pertanahan Republik indonesia.

Adapun Agenda Kebijakan BPN RI adalah sebagai berikut:

a. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional. b. Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran, serta sertifikasi tanah

secara menyeluruh di seluruh Indonesia.

c. Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah (land tenureship).

d. Menyelesaikan persoalan pertanahan di daerah-daerah korban bencana alam dan daerah-daerah konflik.

e. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa, dan konflik pertanahan di seluruh Indonesia secara sistematis.

f. Membangun Sistem Informasi Pertanahan Nasional (SIMTANAS), dan sistem pengamanan dokumen pertanahan di seluruh Indonesia.

g. Menangani masalah KKN serta meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.

(31)

i. Melaksanakan secara konsisten semua peraturan perundang-undangan Pertanahan yang telah ditetapkan.

j. Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional.

k. Mengembangkan dan memperbarui politik, hukum dan kebijakan Pertanahan. 6. Aset Tanah dan Gedung Perkantoran

Kantor Petanahan Kabupaten Labuhanbatu berdiri diatas tanah seluas 1.321 m2, dan bangunan seluas 640 m2 yang terletak di Jalan Abdul Azis Nomor 03 Rantauprapat, Kelurahan Padang Matinggi, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara.

7. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia merupakan salah satu unsur penting dalam melaksanakan tugas-tugas pertanahan. Sesuai tugas pokok dan fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu yang merupakan ujung tombak didaerah untuk melaksanakan tugas-tugas BPN-RI . Sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting dalam mencapai tujuan untuk melayani masyarakat pada Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu, mengingat kondisi bahwa Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu merupakan satu-satunya kantor pertanahan yang mengurusi 3(tiga) sekaligus Kabupaten yaitu Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara.

(32)

Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2015 berjumlah 54 orang. Apabila dilihat dari persebaran pada masing-masing unit organisasi adalah sebagai berikut:

a. Kepala Kantor : 1 orang

b. Sub Bagian Tata Usaha : 10 orang

[image:32.595.122.502.384.561.2]

c. Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan : 17 orang d. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah : 16 orang e. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan : 4 orang f. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan : 3 orang g. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara : 3 orang Tabel 3. Jumlah Pegawai pada Kantor Pertanahan

Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan Jenis Kelamin

Unit Organisasi Laki-laki Prempuan Jumlah

Kepala Kantor 1 - 1

TU 4 6 10

SPP 14 3 17

HT&PT 9 7 16

PPP 4 - 4

PP 3 - 3

SKP 2 1 3

Jumlah 37 17 54

Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhan Batu 2015 Tabel 4. Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan

Unit Organisasi SD SLTP SLTA D-III S1 S2 Jumlah

Kepala Kantor - - - 1 1

TU - 1 2 2 5 - 10

SPP - 2 6 6 3 - 17

HT&PT - - 7 4 5 - 16

PPP - - 1 - 2 1 4

PP - - 2 - 1 - 3

SKP - - - 1 2 - 3

[image:32.595.119.509.562.774.2]
(33)
[image:33.595.107.519.114.300.2]

Tabel 5. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan Subbag

Seksi

Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I

Jumlah A B C D A B C D A B C D A B C D

Kepala

Kantor - - - - 1 - - - 1 TU 2 - - - - 3 - 1 - 4 - - - 10 SPP - - - - 3 4 - - 4 - 3 3 - - - - 17 HT&PT - - - - 2 9 3 - - 2 - - - 16 PPP - - - 2 1 1 - - - 4

PP - - - 1 2 - - - 3

SKP - - - 2 - 1 - - - 3 Jumlah 2 - - - 6 21 1 8 4 4 5 3 - - - - 54

Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhan Batu 2015

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sumber daya manusia pada Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhan Batu pada unit Kepala Kantor sebanyak 1(satu) personil atau 1,9%, pada Sub Bagian Tata Usaha sebanyak 10 personil atau 18,5%, pada Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan sebanyak 17 personil atau 31,5%, pada Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah sebanyak 16 personil atau 29,6%, pada Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan sebanyak 4(empat) personil atau 7,4%, pada Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan sebanyak 3(tiga) personil atau 5,6%, pada Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara sebanyak 3(tiga) personil atau 5,6%.

8. Kegiatan Pelayanan Bidang Pertanahan a. Loket Pelayanan Pertanahan

 Loket I : Informasi

 Loket II : Penerimaan Berkas Permohonan  Loket III : Pembayaran Biaya Permohonan  Loket IV : Pengambilan Produk

b. Prosedur Permohonan

(34)

 Pelayanan formulir

 Mengisi formulir permohonan/pendaftaran

 Berkas permohonan yang memenuhi persyaratan diserahkan ke loket II  Pembayaran biaya pendaftaran kepada petugas loket III

 Pengambilan produk pada loket IV c. Jenis Kegiatan Pelayanan Pertanahan  Pengukuran dan Pemetaan

 Permohonan Hak

 Pendaftaran Tananah untuk pertama kali  Informasi Pertanahan

9. Mekanisme Pelayanan

Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhan Batu telah mengimplementasikan mekanisme pelayanan dalam bentuk 2 (dua) kelompok, yaitu Front Office dan

Back Office.

a. Front Office

Front Office merupakan suatu area kerja bagi petugas Kantor Pertanahan

bagian depan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Front Iffice terdiri dari loket-loket pelayanan. Pembagian loket pelayan bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan pembuatan sertifikat tanah. Sistem loket di Kantor Peetanahan Kabupaten Labuhanbatu dibagi menjadi 4 (empat) loket pelayanan. Berikut merupakan penjelasan masing-masing loket :  Loket I : Loket informasi adalah loket untuk memberikan pelayanan

(35)

 Loket II : Loket Penerimaan Permohonan adalah loket untuk penerimaan dan pemerikasaan dokumen permohonan.

 Loket III : Loket Pembayaran adalah loket untuk membayar hal-hal yang berhubungan dengan biaya permohonan.

 Loket IV : Loket Penyerahan Produk adalah loket untuk menyerahkan produk-peoduk Kantor Pertanahan.

Uraian Tugas Front Office adalah sebagai berikut :

1) Petugas Informasi (INF) adalah petugas yang memberikan informasi dan penjelesan kepada masyarakat mengenai sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan pertanahan secara bergiliran. Uraian tugas sebagai berikut :

a) Menerima pertanyaan dari masyarakat b) Mencari kebenaran informasi dari komputer

c) Memberi jawaban atau informasi tersebut kepada masyarakat d) Penanggung jawab harian pada loket pelayanan

2) Petugas Penerimaan dan Pemerikasaan Berkas Permohonan (PPB) adalah petugas yang menerima dan memeriksa dokumen-dokumen berkas permohonan. Uraian tugas sebagai berikut :

a) Menerima berkas permohonan b) Memeriksa kelengkapan dokumen

c) Mengurutkan susunan dokumen di dalam berkas permohonan d) Memeriksa kebenaran materi dokumen

e) Memberikan kupon nomor tunggu kepada pemohon

(36)

3) Petugas Entry Data (EDP) Permohonan adalah petugas yang memasukkan data permohonan ke dalam database aplikasi sistem komputerisasi pertanahan. Uraian tugas sebagai berikut :

a) Memasukkan Data berdasarkan dokumen yang ada di dalam berkas permohonan

b) Menulis Nomor berkas yang dihasilkan dari komputer pada sampul berkas permohonan

c) Mencetak Tanda Terima Dokumen dan Surat Perintah Setor d) Meletakkan berkas pada meja yang sudah ditentukan

4) Petugas Penanggung Jawab (PJB) Berkas adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap berkas-berkas permohonan yang diterima di bagian front

office. Uraian tugas sebagai berikut :

a) Menerima dokumen dari petugas Entry Data Permohonan b) Memanggil pemohon berdasarkan Surat Perintah Setor

c) Menyerahkan Surat Perintah Setor dan Tanda Terima Dokumen kepada pemohon.

d) Mendistribusikan berkas permohonan ke bagian Back Office

5) Petugas Penunjuk Petugas Ukur adalah petugas Koordinator Pengukuran dan Pemetaan yang berada di loket pelayanan. Berkas permohonan setelah dinyatakan lengkap dan akan dibayar oleh pemohon, maka kordinator dapat memberikan jadwal pengukuran dan menunjuk petugas ukur.

(37)

a) Menerima SPS dari pemohon b) Menerima uang dari pemohon

c) Membukukan secara otomatis pada komputer untuk penomoran daftar isian d) Mencetak kwitansi detail

e) Menandatangani kwitansi biaya permohonan pendaftaran f) Menyerahkan kwitansi kepada pemohon

7) Petugas Penyerahan Produk adalah petugas yang bertanggung jawab menyerahkan hasil-hasil pekerjaan permohonan pendaftaran. Selain empat loket pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu juga membuka loket pengaduan permasalahan, hal ini dalam rangka melaksanakan agenda prioritas BPN-RI khususnya agenda nomor 5 (lima) yaitu : menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa, dan konflik pertanahan di seluruh Indonesia secara sistematis. Segala jenis pengaduan dan masalahan pertanahan ditampung dan diupayakan penyelesaiannya sesuai ketentuan yang berlaku. b. Back Office

Back Office merupakan area kerja petugas pelaksana dan eksekutif Kantor

Pertanahan, petugas di bagian back office terdiri dari :

1) Petugas Pelaksana adalah petugas bagian belakang yang menyelesaikan pengadministrasian dan pembukuan berkas-berkas permohonan. Uraian tugas sebagai berikut :

(38)

c) Memindahkan data dari inbox Current, periksa data pada data base, jika belum ada data base dalam sistem maka Petugas Data Entry Buku Tanah dan Petugas Data Entry SU/GS untuk input data

d) Menerima Buku Tanah e) Melakukan Anotasi

f) Menyerahkan Dokumen pada KASUBSI

g) Mengambil dokumen yang sudah diperiksa oleh KASUBSI h) Mencetak Dokumen jika telah disetujui oleh KASUBSI i) Meyerahkan dokumen pada KASI

j) Menyerahkan Dokumen kepada dari KASI Kepala Kantor

2) Petugas Entry Data dan Buku Tanah (EDB) adalah petugas bagian belakang yang melakukan pengisian data buku tanah. Uraian tugas sebagai berikut : a) Memeriksa pada inbox, jika data base masih belum lengkap maka petugas

memasukkan pada current box b) Mencari fisik Buku Tanah

c) Memasukkan Data Buku Tanah ke dalam data base

d) Mengirim buku tanah elektronik kepada Petugas Pelaksana

3) Petugas Entry Data SU/GS (EDS) adalah petugas bagian belakang yang yang melakukan pengisian data SU/SG. Uraian tugas sebagai berikut :

a) Memeriksa pada inbox, jika data base belum ada, memasukkan pada current

box

b) Mencari Buku SU/GS

(39)

4) Kepala Subseksi (KASUBSI)/Kepala Urusan (KAUR) adalah kepala dari suatu Sub Seksi/Urusan yang melakukan pemeriksaan dan mengotorisasikan berkas permohonan. Uraian tugas sebagai berikut :

a) Menerima dokumen dari Petugas Penanggung Jawab Berkas

b) Membandingkan jumlah dokumen yang diterima dengan yang ada di inbox c) Memerintahkan Petugas Pelaksana untuk mengambil dokumen dan

menyelesaikannya

d) Menerima dokumen yang sudah diselesaikan oleh Petugas Pelaksana

e) Memeriksa pada inbox sesuai dengan berkas yang diterima dan dipindahkan dari current box

f) Memeriksa kebenaran dokumen di berkas dan di layar monitor , jika benar maka akan diotorisasikan berkas permohonan pada layar sehingga pindah pada proses berikutnya

g) Menyerahkan dokumen pada KASI

5) Kepala Seksi (KASI)/Kepala Sub Bagian (KASUBAG) adalah kepala dari suatu Seksi atau Sub Bagian yang melakukan pemeriksaan dan mengotorisasikan berkas permohonan. Uraian tugas sebagai berikut :

a) Menerima dokumen dari KASUBSI/KAUR

b) Memeriksa pada inbox sesuai dengan berkas yang diterima dan memindahkannya pada current box

c) Memeriksa kebenaran dokumen di berkas dan layar monitor, jika benar maka diotorisasikan berkas permohonan pada layar sehingga pindah pada proses berikutnya

(40)

e) Menyerahkan dokumen kepada KAKAN

6) Kepala Kantor (KAKAN) adalah Kepala Kantor Pertanahan yang menandatangani dokumen dan mengotorisasikan berkas permohonan. Uraian tugas sebagai berikut :

a) Menerima dokumen dari Petugas Pelaksana

b) Memeriksa pada inbox sesuai dengan berkas yang diterima dan dipindahkan pada current box

c) Menandatangani dokumen

d) Mengotorisasikan berkas permohonan di layar monitor

10.Basis Data Pertanahan Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu Basis merupakan koleksi dari data yang terorganisasi dengan cara sedemikian rupa sehingga data mudah disimpan dan dimanipulasi (diperbaharui, dicari, diolah dengan perhitungan-perhitungan tertentu serta dihapus).

Basis data merupakan kumpulan data dalam suatu organisasi, skala kecil, sedang dan skala besar dalam konteks kelembagaan maupun kenegaraan. Basis data kepegawaian merupakan himpunan data manusia-manusia yang bekerja dan terhimpun dalam suatu organisasi yang meliputi data entitas (masuk dalam devisi yang mana), atribut (nama, nomor kepegawaian, alamat, dst)/value data (masing-masing nama pegawai, berupa umur, dst).

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Badan Pertanahan Nasional saat ini memiliki jenis basis data sebagai berikut:

a. Data spasial (objek hak)

(41)

d. Penggunaan dan pemanfaaran bidang-bidang tanahnya

Basis data pertanahan secara operasional banyak dikelola oleh Kantor Pertanahan sebagai perwakilan pemerintah dalam tingkat Kabupaten/Kota dan sebagian dihasilkan oleh Kantor Wilayah pada tingkat Provinsi dan tingkat Pusat oleh BPN-RI.

Beberapa produk Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu yang merupakan data utama pertnahan yaitu :

 Buku Tanah, yaitu dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan data fisik suatu obyek pendaftran tanah yang sudah ada haknya.

 Surat Ukur, yaitu dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam bentuk peta dan uraian.

 Gambra Ukur, yaitu dokumen tempat mencantumkan gambar suatu bidang tanah atau lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik berupa jarak, sudut, azimuth ataupun sudut jurusan.

 Peta Pendaftaran Tanah, yaitu peta yang menggambarkan suatu bidang tanah untuk keperluan pembukuan tanah

 Peta Tematik Pertanahan, yaitu gambaran permukaan bumi pada bidang datar yang menyajikan tema tertentu.

 Warkah, yaitu dokumen yang merupakan alat pembuktian data fisik dan data yuridis bidang tanah yang telah dipergunakan sebagai dasar pendaftaran bidang tanah tersebut.

(42)

pembaharuan hak, perubahan hak, termasuk pemberian hak diatas Hak Pengelolaan.

Data pertanahan disimpan dalam bentuk daftar, berkas, buku dan peta-peta (papaer base). Sertifikat merupakan bukti kepemilikan atas sebidang tanah yang disimpan pemilik. Sesuai dengan prinsip pedaftaran, mirror principle, pemilik tanah memiliki copy bukti yang aslinya tersimpan pada Kantor Pertanahan.

Konsep basis data bermula dari semakin banyak volume yang terhimpun dalam pengelolaan data. Keterbatasan manusia untuk mengolah data-data tersebut secara konvensional memicu kreatifitas dalam pemanfaatan teknologi informasi yang dapat membantu dalam mengelola data tersebut. Salah satu ciri pemanfaatan teknologi tersebut adalah datanya sterstruktur. Sistem basis data mengacu pada sistem pengumpulan, penyusunan dan pencatatan (record) serta menyimpan dengan memanfaatkan komputer sebagai mesin mengolah dengan tujuandapat menyediakan informasi setiap saat untukberbagai kepentingan. Dengan mengacu pada konsep diatas, komponen basis data meliputi unsur-unsur yang berperan dalam membangun suatu sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat liunak (sistem operasi, aplikasi, data base/DBMS) dan pengguna (usser).

11.Komputerisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu

(43)

apabila terjadi perubahan pada subyek atau obyek hak atas tanah. Data pertanahan sifatnya sangat dinamis sehingga mempunyai tingkat pengambilan (retrivel) dan pembaharuan (up dated) yang cukup tinggi. Di satu sisi membutuhkan kecepatan dengan standar yang sudah ditetapkan dalam menarik/mengambil data, di sisi lain akan membutuhkan persyaratan dalam penyimpanan data (storage) yang dapat mendukung proses pengambilan data tersebut.

Proses pengambilan, penyimpanan, pengolahan dan penyajian data merupakan proses yang dengan sangat mudah dilakukan teknologi informasi dengan mudah dan cepat. Dengan demikian dapat dibayangkan apabila data pertanahan disimpan dalam suatu penyimpanan yang berbasis teknologi informasi/database, sedangkan pengolahan dilakukan dengan kecanggihan aplikasi perangkat lunak, semua proses pelayanan data pertanahan dapat dilakukan secara cepat dan tepat.

Kemajuan teknologi merupakan salah satu cara untuk mengakses basis data dalam upaya membentuk terwujudnya pelayanan pemerintah yang berbasis elektronik (e-Gov). Salah satu usaha untuk mengotimalkan tugas-tugas pelayanan pertanahan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi adalah pembangunan dan pengembangan Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP). Komputerisasi Kantor Pertanahan merupakan basis data terdepan dalam kegiatan pelayanan pertanahan, sehingga dikembangkan model pelayanan yang berbasis

on-line system. Pembangunan pelayanan on-line, membangun database elektronik,

(44)

dilakukan pada kantor-kantor yang sedang dan sudah menerapakan KKP. Beberapa keuntungan dalam pelaksanaan KKP antara lain :

a. Transparansi pelayanan. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pelaksanaan KKP dapat membantu masyarakat memperolah informasi secara langsung dalam hal biaya, waktu pelaksanaan dan kepastian penyelesaian. b. Efisiensi waktu, prinsip one captured multi usedmerupakan kunci utama

dalam optimalisasi pemanfaatan database elektronik.

c. Kualitas data dapat diandalkan karena pemberian nomor-nomor Daftar Isian dilakukan oleh sistem secara otomatis.

d. Sistem Informasi Eksekutif yang memungkinkan para pengambil keputusan untuk dapat memperoleh dan menganalisis data sehingga menghasilkan informasi yangterintegrasi.

e. Pertukaran data dalam rangka membangun pelayanan pemerintah secara terpadu (onestop service) dan mengembangkan perencanaan pembangunan berbasis data spasial (spatial planning).

Pembangunan Kompuerisasi Kantor Pertanahan tidak hanya memberikan pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara

online system, tetapi sekaligus membangun basis data digital. Kantor Pertanahan

(45)

Pendaftaran Tanah) yang mencakup bidang tanah sejumlah ± 15 juta bidang (23% dari bidang tanah terdaftar).

12.Larasita (Layanan Rakyat untuk Sertipikasi Tanah )

Larasita adalah Kantor Pertanahan yang bergerak, dengan adanya pelayanan ini akan terwujud bentuk persamaan pelayanan untuk semua lapisan masyarakat, khususnya masyarakat yang rendah aksesbilitas untuk datang ke Kantor Pertanahan. Percepatan pendaftaran diharapkan dapat terwujud apabila bentuk pelayanan Larasita dapat menjangkau semua wilayah tanah air. Dengan demikian Larasita Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu memiliki motto “menjangkau

yang tidak terjangkau” untuk meningkatkan pelayanan pembuatan sertifikat tanah bagi masyarakat di daerah pedalaman.

Pelayanan pertanahan di Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu yang berbasis elektronik diharapkan dapat membantu masyarakat yang berada di daerah yang tidak terjangkau untuk mendaftarkan tanahnya. Pengguna dari sisi pemberi pelayanan akan memberikan informasi yang berasal satu sumber sehingga akan menjamin keakuratannya. Masyarakat juga diberikan kemudahan dalam mengakses informasi secara on-line melalui fasilitas kiosk yang berada di loket-loket pelayanan.

(46)

penggunaan teknologi informasi dalam bentuk pelayanan yang diberikan, program Larasita dilaksanakan pada lokasi kantor pertanahan yang sudah menggunakan pelayanan yang berbasis elektronik (KKP). Pada awalnya Larasita teknologi komunikasi yang berbasis wifi, memanfaatkan komunikasi gelombang radio yang bekerja pada gelombang dengan frekuensi 2,4 MHz. Kemajuan teknologi yang terus berkembang dan karena alasan lain, saat ini digunakan teknologi koneksi yang berbasis file transfer protocol (FTP) yaitu internet (interconnected network). Operator selular berlomba-lomba untuk memberikan penawaran dalam percepatan pelayanan data antar pengguna semakin memperkuat penggunaan internet dalam koneksi data.

Tujuan kegiatan pelayanan Larasita antara lain :

a. Menyiapkan masyarakat dalam pelaksanaan pembaruan agraria nasional (reforma agrarian)

b. Melaksanakan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan.

c. Melakukan pendeteksian awal atas tanah-tanah terlantar.

d. Melakukan pendeteksian awal atas tanah-tanah yang diindikasikan bermasalah.

e. Memfasilitasi penyelesaian tanah yang bermasalah yang mungkin diselesaikan di lapangan.

f. Menyambungkan program BPN-RI dengan aspirasi yang berkembang dimasyarakat.

(47)
(48)

BAB V

PENYAJIAN DATA

Bab ini berisi penyajian data yang penulis dapatkan selama melakukan penelitian kelapangan yakni dengan melakukan wawancara dan juga observasi langsung. Dengan penyajian data ini, maka akan memudahkan penulis dalam menganalisis data yang diperoleh.

Penelitian ini dilakukan melalui proses wawancara di Badan Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu. Penulis melakukan sejumlah wawancara dengan beberapa informan untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta menyangkut permasalahan penelitian, yakni kepada :

Informan dari Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu  Zaharuddin, S.IP : Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian  Togar Silalahi : Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan

 Drs. Untung Jauhari, SH : Kepala Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan  Martin Damanik : Operator IT dan Bagian Pengukuran

Informan tambahan ada empat orang masyarakat

 Masyarakat yang bertempat tinggal di Kecamatan Panai Tengah, Desa Sei Siarti, Laki-laki 44 tahun

 Masyarakat yang bertempat tinggal di Kecamatan Panai Tengah, Desa Sei Siarti, Laki-laki 50 tahun

(49)

 Masyarakat yang bertempat tinggal di Kecamatan Rantau Utara, Kelurahan Padang Matinggi, Laki-laki 56 tahun

A. Implemetasi Kebijakan Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) di Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu

Implementasi Kebijakan SIMTANAS di Kabupaten Labuhanbatu, dapat dilihat dengan membandingkan antara pelayanan dibidang pertanahan sebelum SIMTANAS dan sesudah SIMTANAS diberlakukan. Artinya, apabila isi kebijakan yang dikeluarkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat penerima kebijakan maka kebijakan tersebut dianggap berhasil Sebaliknya, apabila masyarakat mengangap bahwa program yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak cukup efektif maka kebijakan tersebut dianggap gagal. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi, yakni :

 Standar dan Sasaran kebijakan  Sumber Daya

 Komunikasi antar badan pelaksana  Karakteristik agen pelaksana

 Kondisi sosial, ekonomi, dan politik.  Disposisi implementor

(50)

pertanahan dan kemakmuran, serta sosial budaya masyarakat. Dalam pengelolaannya data pertanahan harus terintegrasi suatu Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) yang menghubungkan dan menyalurkan informasi antar seluruh unit organisasi baik di tingkat Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Kabupaten/Kota.

Pengembangan SIMTANAS akan mempunyai akibat positif dan memberikan rasa aman bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap data fisik dan data yuridis suatu bidang tanah. Transparansi data tanah akan semakin meningkat sehingga tumpang tindih kepemilikan tanah tidak akan terjadi karena peta digital yang disediakan akan menunjukkan batas-batas tanah dengan jelas sehingga status tanah dengan mudah dapat diketahui oleh pihak yang bersangkutan.

(51)

basis data tanah-tanah di seluruh Indonesia dan penyiapan aplikasi tekstual dan spasial dalam pelayanan pendaftaran tanah.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung yang dilakukan oleh penulis pada Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu, maka dapat digambarkan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Standar dan Sasaran Kebijakan

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya dari ukuran dan tujuan kebijakan yang bersifat realistis dengan sosio-kultur yang ada di level pelaksana kebijakan. Setiap kebijakan publik harus mempunyai standar dan sasaran kebijakan yang jelas dan terukur. Dengan ketentuan tersebut makan suatu tujuan dari kebijakan tersebut dapat terwujud. Jiksa dalam kebijakan standar dan sasaran yang tidak jelas akan menimbulkan konflik dan kesalah pahaman diantara agen pelaksana. Dengan diterapkannya Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) di Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu, maka para implementor harus mengetahui sasaran dan tujuan dan kebijakan tersebut. Kebijakan bisa saja tidak berhasil karena para implementor kebijakan tidak mengetahui dengan jelas tujuan dan sasaran dari dilaksanakannya kebijakan tersebut. Dengan demikian standar dan tujuan kebijakan memiliki hubungan yang erat dengan disposisi para implementor. Sasaran dan tujuan yang jelas dan terarah sangatlah penting dalam mencapai keberhasilan kebijakan yang ingin dilaksanakan.

(52)

“SIMTANAS ini merupakan suatu sistem yang diciptakan yang bertujuan

untuk mengelola data pertanahan dengan menggunakan teknologi

informasi. Pengelolaannya pun harus terintegrasi karena mengingat bahwa

data pertanahan in merupakani unsur vital, jadi data-data pertanahan

mulai dari daerah sampai pusat bisa mengakses data pertanahan seluruh

wilayah Indonesia. Dalam SIMTANAS itu ada yang disebut dengan

Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) yang memuat skala aktivitas

pelayanan BPN ... Sistem informasi ini kan di BPN sini para petugasnya

memasukkan data sesuai dengan bidang masing-masing. Jadi dengan

adanya SIMTANAS ini masyarakat tidak lagi perlu resah karena status

tanah yang sudah didaftarkan dapat dipastikan sudah jelas dan tidak ada

tumpang tindih kepemilikan. Selain itu SIMTANAS juga bertujuan untuk

membantu dalam mengambil keputusan di dalam BPN.”

(hasil wawancara 28 September 2015)

Senada dengan yang disampaikan oleh Kepala Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan, Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan juga menambahkan bahwa :

“SIMTANAS ini memberikan kemudahan dari yang dulunya menggunakan

buku dan peta manual sehingga kalau pencarian data tanah sangat sulit

karena setiap bagian punya catatan masing-masing, sekarang sudah lebih

mudah. Semuanya sudah mulai lebih transparan dan terperinci, sehingga

masyarakatpun dengan mudah mengetahui batas-batas tanahnya dengan

(53)

(hasil wawancara 29 September 2015)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka prnulis menarik kesimpulan bahwa sasaran kebijakan SIMTANAS di Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu adalah untuk semua masyarakat yang ada di Kabupaten Labuhanbatu, dan tujuannya adalah untuk memudahkan masyarakat mengetahui batas-batas tanahnya sehingga tidak ada tumpang tindih kepemilikan tanah dan status tanah jelas. Selain untuk masyarakat SIMTANAS dalam lingkungan BPN dan Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu juga bertujuan untuk memudahkan pengambilan keputusan dengan informasi yang sudah transparan dan terperinci yang terhubung antar Kantor Pertanahan, Kantor Wilayah dan Kantor Pusat BPN.

2. Sumber Daya

Sumber daya merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi suatu kebijakan. Implementasi perlu didukung oleh sumber daya manusia (human

resources) maupun sumber daya materil (matrial resources) dan sumber daya

(54)

kebijakan tidak kalah pentingnya dengan komunikasi. Sumber daya kebijakan ini juga harus tersedia dalam rangka untuk memperlancar administrasi implementasi suatu kebijakan. Sumber daya ini terdiri atas dana atau intensif lain dalam implementasi kebijakan adalah merupakan sumbangan besar terhadap gagalnya implementasi suatu kebijakan.

a. Kuantitas dan Kualitas Pelaksana

Jumlah dan kualitas personil yang memadai sangat diperlukan untuk pelaksanaan sebuah kebijakan. Jumlah dan kualitas yang terbatas akan menghambat keberhasilan implementasi kebijakan tersebut. Kurangnya personil untuk melaksanakan suatu program, maka kebijakan atau program apapun tidak dapat berjalan dengan baik dan hanya akan tinggal sebagai dokumen tanpa ada realisasinya. Sehingga ketersedian sumber daya yang cukup dan berkompeten dibidangnya menjadi kebutuhan penting dalam implementasi.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian Kabupaten Labuhanbatu dalam hal ketersediaan sumber daya pelaksana mengatakan bahwa :

“Dalam hal jumlah sumber daya manusia kita tidak ada kendala, jumlah

yang ada sekarang bisa dikatakan cukup untuk pelaksanaan kebijakan

SIMTANAS ini. Setiap seksi/bagian sudah memiliki personil yang cukup ”

(hasil wawancara 30 September 2015)

(55)

“Sumber Daya Manusianya kalau dalam jumlah sudah cukup, baik sumber

daya manusia yang berhubungan langsung dengan masyarakat maupun

yang tidak berhubungan langsung dengan masyarakat.”

(hasil wawancara 29 September 2015)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa jumlah personil atau kuantitas sumber daya manusia untuk pelaksanaan program SIMTANAS ini sudah memadai.

Ketersediaan sumber daya manusia dalam hal kuantitas tidaklah cukup dalam mencapai keberhasilan implementasi suatu kebijakan tanpa diimbangi dengan kualitas sumber daya manusianya juga. Selain kuantitas, kualitas sumber daya manusia juga menjadi hal yang penting. Dibutuhkan orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya sehingga suatu kebijakan dapat tepat sasaran dan tujuan.

Pada pelaksanaan SIMTANAS Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan dalam hal kualitas sumber daya manusia mengatakan bahwa :

“Proses pengerjaan yang lambat untuk program SIMTANAS ini juga

karena SDM di BPN sini. Ada SDM nya tapi belum paham betul tentang

SIMTANAS ini. Jadi kalau dalam pencapaian sasaran pun belum dapat

dilaksanakan. Penambahan personil SDM yang profesional sangat

dibutuhkan untuk melancarkan kebijakan SIMTANAS ini.”

(hasil wawancara 29 September 2015)

(56)

“Istilah SIMTANAS di sini tidak familiar, kalau dibilang SIMTANAS

bingung semua pegawai ini termasuk saya. Saya pun gak pernah dengar itu.

Cuman cara berfikirnya sistem informasi manajemen pertanahan itu kita

sudah tau, tapi kalau SIMTANAS ini gak familiar ditelinga kami.Katakanlah

gak pernah terdengar, sayup-sayup saja. SIMTANAS ini bukan merupakan

program unggulan. Kita kalau program unggulan sistem ngomongnya gak

itu tapi KKP. Kami bilang KKP, gitu. Padahal itunya SIMTANAS. Makanya

kalau adek tanya sama orang itu gak akan dapat cara berfikir karena yang

mereka tau itu KKP.”

(hasil wawancara 28 September 2015)

Hal serupa juga ditambahkan oleh Bagian Pengukuran yang sekaligus juga sebagai Operator IT bahwa :

“Kalau bicara tentang jumlah sebenarnya udah cukup, tapi untuk jumlah

personil yang mengetahui benar tentang SIMTANAS ini belum cukuplah.

Karena SIMTANAS ini punya program tersendiri yang disebut dengan

Komputerisasi Kantor Pertanahan, jadi dibutuhkan orang-orang yang

mengetahui dengan detail program ini sehingga ketika dijumpai kerusakan

dan kendala dapat diatasi dengan cepat.”

(hasil wawancara 01 Oktober 2015)

(57)

SIMTANAS dan kurang pahamnya dalam mengoperasikan program khusus yang sudah disediakan untuk SIMTANAS.

b. Sumber Daya Kebijakan

Sumber daya kebijakan ini juga harus tersedia dalam rangka untuk memperlancar administrasi implementasi suatu kebijakan. Kurangnya atau terbatasnya dana atau insentif dan sarana prasarana dalam implementasi kebijakan adalah merupakan sumbangan besar terhadap gagalnya implementasi kebijakan.

Seperti yang dikemukakan Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian bahwa : “Kalau pendanaan untuk SIMTANAS ini disebut dengan istilah DIPA yang

langsung dibiayai oleh pusat yaitu dari Anggarapan Pendapatan Belanja

Negara (APBN), biayanya dari pusat langsung karena kita bukan bagian

dari pemerintahan daerah. Kalau berbicara tentang dana anggaran untuk

SIMTANAS tadi sudah mencukupi apa tidak begitu, kalau saya bilang

belum. Karena yang sebelumnya saja kurang terakhir yang untuk 2015

malah dipotong karena kata Pak Jokowi penghematan. Jadi BPN sendiri

sudah kenak pemotongan-pemotongan sejak 2014, 2015 dari anggaran

sebelumnya kurang dipotong lagi semakin berkurang. DPR pun juga

motong BPN disuruh untuk menunjukkan dulu hasilnya baru dikasih lagi

dananya, dana yang ini dikasih contreng merah dulu.”

(hasil wawancara 30 September 2015)

(58)

“Kami masih mendapat kendala dalam hal dana untuk SIMTANAS ini,

sehingga menjadi penghambat dalam pelaksanaannya. Akhirnya karena

dana yang kurang kita juga tidak bisa memiliki peralatan yang lengkap

untuk menjalankan SIMTANAS ini. Kami masih harus ke Medan untuk

mengerjakan beberapa data pertanahan. Peralatan yang maisih kurang itu

seperti untuk membuat peta digital masih belum bisa mandiri karena tadi

harus minjam alat ke Medan, repotlah bawa berkas-berkasnya.”

(hasil wawancara 29 September 2015)

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan bahwa Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu belum mendapatkan anggaran pendanaan yang cukup untuk pelaksanaan SIMTANAS yang berakibat pada kurangnya sarana dan prasarana, sehingga menghambat kelancaran implementasi SIMTANAS.

Kepala Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan juga menambahkan dalam sumber daya kebijakan dalam hal sarana prasarana bahwa :

“Yang jadi masalah sekarang adalah server. Ini kan sistem pelayanannya

melalui internet bukan cuman melalui komputer dan listrik aja, jadi server

yang ada rusak atau bisa dikatakan masih lambat dalam mengkoneksikan

data-data yang sudah ada. Sehingga ketika data dimasukkan pelayanan

bisa dua-tiga hari dari yang katakanlah seharusnya satu hari. Jadi

macetnya disana, dan efeknya itu terasa seluruh Indonesia karena

pelayanan ini kan terkoneksi seluuh Indonesia. Nah, itulah yang kadang

Gambar

Gambar.3 Peta Kabupaten Labuhanbatu
Tabel.2 Jumlah Desa/Kelurahan/Dusun/Lingkungan Per Kecamatan No Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah Dusun Lingkungan
Gambar 4. Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Nasional                    Kabupaten Labuhanbatu
Tabel 3. Jumlah Pegawai pada Kantor Pertanahan               Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan Jenis Kelamin Unit Organisasi Laki-laki Prempuan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Bab ini menjelaskan metode penelitian yang berisi waktu dan tempat penelitian dilaksanakan yaitu pada bulan September hingga November 2014 di Kantor Pertanahan

dan Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung adalah salah organisasi yang menggunakan SIM dalam Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS), yang

Skripsi ini merupakan hasil penelitian mengenai “Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) Terhadap Efektivitas Pelayanan Penerbitan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kantor Pertanahan Kabupaten Cianjur, untuk mengetahui pengaruh

(2)Sumber Daya : bahwa pegawai sudah memiliki kemampuam dalam melaksanakan tugas,namun masih kurangnya sarana prasarana yang mendukung di kantor pertanahan yang

“ Penyelesaian pensertifikasian tanah, pengarsipan data sertifikat dan penyajian laporan sudah sesuai dengan prosedur pak Djati....tetapi masih adanya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi kebijakan yang dilakukan di kantor pertanahan dalam pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) di Kabupaten Enrekang

Kegiatan yang dilaksanakan Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Timur meliputi kegiatan pengukuran survei pemetaan tematik untuk menampikan hasil peta yang lebih jelas.