• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS SMA SWASTA AL-WASHLIYAH PASAR SENEN MEDAN T.P 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII IPS SMA SWASTA AL-WASHLIYAH PASAR SENEN MEDAN T.P 2016/2017."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA

KELAS XII IPS SMA SWASTA AL-WASHLIYAH PASAR SENEN MEDAN T.P 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

HALIMA TUSSAKDIAH NST NIM : 7122142002

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Halima Tussakdiah Nst. NIM: 7122142002. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017. Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan 2016.

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar akuntansi yang diajar dengan model pembelajaran Problem Posing dibanding dengan hasil belajar akuntansi yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional pada pokok bahasan siklus akuntansi perusahaan dagang pada siswa kelas XII IPS SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan yang beralamat di Jl. Pasar Senen No. 7 Kampung Baru Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPS terdiri dari 2 kelas yang berjumlah 70 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknikPurposive Sampling yaitu kelas XII IPS 1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 30 orang dan kelas XII IPS 2 sebagai kelas kontrol sebanyak 30 orang. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain penelitian Subjek Random Desain

Pretes-Postes Group.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes pilihan

ganda yang berjumlah 20 soal, sebelum tes diberikan kepada sampel yang sebenarnya, maka dilakukan uji coba instrumen untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal. Teknik analisis data yang digunakan yaitu menghitung uji normalitas menggunakan uji liliefors, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan menggunakan uji t dengan kriteria jika thitung > ttabel padaα=0,05, maka hipotesis diterima.

Dari hasil analisis data, nilai rata-rata hasil pretest kelas eksperimen adalah 34,00 dengan standar deviasinya 11,477 dan kelas kontrol adalah 30,66 dengan standar deviasinya 12,368. Dan nilai rata-rata postest kelas eksperimen adalah 78,66 dengan standar deviasinya 11,812 dan kelas kontrol nilai rata-rata hasil belajar siswa 69,66 dengan standar deviasinya 12,242. Hasil uji thitungadalah 2,879 sedangkan ttabel = 1,671 dengan thitung > ttabel (2,879 >1,671) yang berarti Ha diterima dan H0ditolak.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar akuntansi yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing lebih tinggi secara signifikan dibanding hasil belajar akuntansi yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional pada pokok bahasan siklus akuntansi perusahaan dagang pada siswa kelas XII IPS SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017.

(6)

ABSTRACT

Halima Tussakdiah Nst. NIM: 7122142002. The Effect of Problem Posing Model to Accounting Learning Result of Student in XII Social Class in SMA Al-Washliyah Pasar Senen Medan on Education Period 2016/2017. Thesis of Department of Economic Education. Study Program of Accounting Education. Faculty of Economics University of Medan State 2016.

Problem of this study is the result of learning accounting is low in class XII IPS SMA Al-Washliyah Pasar Senen Medan. The purpose of this research was to know the accounting learning results that taught with Problem Posing

Model than conventional teaching method on material accounting cycle trading company in XII social class in SMA Al-Washliyah Pasar Senen Medan on education period 2016/2017.

The research was conducted in SMA Al-Washliyah Pasar Senen Medan is located at Jl. Pasar Senen No.7 Kampung Baru Medan . The population in this research were all of XII social class students, were divided into two classes amounted to 70 students. The sample in this research were took by Purposive Samplingtechnique, XII IPS 1 and as the experimental class with 30 students and XII IPS 2 as the control class with 30 students. The type of research is experimental with unrated and design withSubject Random Desain Pretes-Postes Group as the research design. The data collection techniques used is multiple-choice test with 20 questions. Before the test was given on the actual sample, the instrument test has been tested to know the validity, reliability, difficulty level test, and different level test of question. The data analysis technique used is normality test using liliefors test, homogeneity test and hypothesis test using t test with criteria if thitung > ttabel at α = 0,05, then the hypothesis is accepted.

From the analysis of the data, the average of the pretest results of the experiment class was 34,00 with a standard deviation 11,477 and the control class was 30,66 with a standard deviation 12,368. And the posttest experiment class was 78,66 with a standard deviation 11,812 and control class was 69,66 with a standard deviation 112,242. The results of thitungwas 2,879 while ttable = 1,671 with thitung> ttable (2,879 > 1,671) so Ha is accepted and H0is rejected.

The results of data analysis can be concluded that the learning result of accounting with Problem Posing Model is higher than conventional teaching method on material accounting cycle trading company in XII social class in SMA Al-Washliyah Pasar Senen Medan on education period 2016/2017.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem

Posing Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017”. Penulisan

skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Ekonomi program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Medan.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menemukan kendala, namun berkat bantuan dan dukungan yang sangat berharga berupa petunjuk, bimbingan, dan saran-saran dari berbagai pihak, semua dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Indra Maipita, M.Si, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Eko W Nugrahadi, M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

(8)

5. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dan waktu kepada penulis sejak awal sampai selesainya skripsi ini.

6. Ibu Dra. Effi Aswita Lubis, M.Pd, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Dr. M.Nasir, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dan waktu kepada penulis. 8. Bapak Drs. Saut M. Silaban, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan saran dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Drs. La Hanu, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh dosen dan staf pegawai administrasi Fakultas Ekonomi UNIMED yang telah membantu penulis selama perkuliahan sampai selesai skripsi ini. 11. Bapak Drs. Isahuddin Sitorus, M.M selaku Kepala Sekolah SMA Swasta

(9)

12. Teristimewa penulis ucapkan kepada kedua orangtua yang sangat tercinta, Ayahanda Parlagutan Nst dan Ibunda Hanna yang telah memberikan segenap usaha baik dari materi hingga dukungan yang membuat penulis semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

13. Terima kasih kepada abang-abang ku dan adik-adik ku (M. Al-Amin Nst, M. Syahrial Nst, Budi Hartono Nst, Abdul Hakim Nst, Siti Khodijah Nst, dan Hafiz Yasfi Nst) yang telah memberikan motivasi, dukungan serta doanya kepada penulis.

14. Terima kasih kepada kedua teman rumahku Andriani Batubara dan Khairunnisa Lubis atas doa dan dukungan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

15. Terima Kasih seluruh teman-teman Kelas A Reguler Pendidikan Akuntansi Stambuk 2012 dan teman-teman PPLT SMA SATRIA DHARMA PERBAUNGAN (Nola, Vero, Mawati, Merlin, Wenny, Willy, Hendrik, Lokot) yang telah memberikan dukungan dan doanya. Semoga kita bisa meraih kesuksesan dalam hidup kita.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca dalam meningkatkan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.

Medan, Agustus 2016

Penulis,

Halima Tussakdiah Nst

NIM. 7122142002

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I . PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 7

1.4 Rumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian... 7

1.6 Manfaat Penelitian... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Kerangka Teoritis... 9

2.1.1 Model PembelajaranProblem Posing... 9

2.1.2 Metode Pembelajaran Konvensional... 13

2.1.3 Perbedaan Model PembelajaranProblem Posing dengan Metode Pembelajaran Konvensional... 16

(11)

2.2 Penelitian yang relevan ... 22

2.3 Kerangka Berpikir ... 25

2.4 Hipotesis Penelitian... 30

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 31

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 31

3.2 Populasi dan Sampel ... 31

3.2.1 Populasi ... 31

3.2.2 Sampel... 32

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 32

3.3.1 Variabel Penelitian ... 32

3.3.2 Definisi Operasional... 33

3.4 Desain Penelitian... 34

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.5.1 Validitas Tes... 36

3.5.2 Reliabilitas Tes... 37

3.5.3 Uji Daya Pembeda Soal ... 38

3.5.4 Taraf Kesukaran Soal... 39

3.6 Teknik Analisis Data ... 40

3.6.1 Menentukan Nilai Rata-rata ... 40

3.6.2 Menghitung Standar Deviasi/Simpangan Baku ... 40

3.6.3 Uji Normalitas Data ... 41

3.6.4 Uji Homogenitas Data... 42

(12)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 45

4.1.1 Deskripsi Hasil Belajar ModelProblem Posing... 45

4.1.2 Deskripsi Hail Belajar Metode Konvensional... 49

4.2 Uji Persyaratan Analisis Data ... 55

4.2.1 Uji Validitas Tes ... 55

4.2.2 Uji Reliabilitas Tes... 56

4.2.3 Uji Daya Pembeda Soal ... 56

4.2.4 Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 57

4.3 Analisis Data ... 57

4.3.1 Uji Normalitas ... 58

4.3.2 Uji Homogenitas ... 59

4.3.4 Uji Hipotesis ... 60

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

5.1 Kesimpulan... 69

5.2 Saran... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 74

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1.1 Rata-Rata Nilai Ulangan Harian 1,2,3 Pelajaran Akuntansi

Kelas XII IPS SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan ... 3

2.1 Langkah-langkah Metode Pembelajaran Konvensional... 14

2.2 Perbedaan Model PembelajaranProblem Posing dengan Metode Pembelajaran Konvensional... 18

3.1 Populasi Penelitian ... 31

3.2 Sampel Penelitian... 32

3.3 Desain Penelitian... 35

4.1 Nilai Pretest Kelas Eksperimen... 45

4.2 Distribusi Frekuensi Data Kualitatif Hasil Pretest Kelas Eksperimen 46 4.3 Nilai Postest Kelas Eksperimen ... 47

4.4 Distribusi Frekuensi Data Kualitatif Hasil Postest Kelas Eksperimen.48 4.5 Data Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 49

4.6 Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 50

4.7 Distribusi Frekuensi Data Kualitatif Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 50

4.8 Nilai Postest Kelas Kontrol... 52

4.9 Distribusi Frekuensi Data Kualitatif Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 52

4.10 Data Nilai Hasil Belajar Kelas Kontrol... 54

4.11 Data Nilai Hasil Belajar ... 54

4.12 Data Nilai Hasil Belajar ... 58

(14)
(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 Diagram Hasil Belajar Kelas Eksperimen... 49

4.2 Diagram Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 54

4.3 Diagram Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 55

(16)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

Lampiran 1 Silabus ... 75

Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen ... 79

Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol ... 89

Lampiran 4 Materi Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang ... 97

Lampiran 5 Instrumen Penelitian ... 109

Lampiran 6 Kunci Jawaban... 118

Lampiran 7 Tabel Validitas Tes ... 119

Lampiran 8 Perhitungan Uji Validitas Tes... 120

Lampiran 9 Tabel Reliabilitas Tes ... 123

Lampiran 10 Perhitungan Uji Reliabilitas Tes... 124

Lampiran 11 Tabel Daya Beda Soal ... 126

Lampiran 12 Perhitungan Daya Beda Soal ... 127

Lampiran 13 Tabel Taraf Kesukaran Soal ... 129

Lampiran 14 Perhitungan Taraf Kesukaran Soal ... 130

Lampiran 15 Data Nilai Hasil Belajar Akuntansi Kelas Eksperimen ... 131

Lampiran 16 Data Nilai Hasil Belajar Akuntansi Kelas Kontrol... 133

Lampiran 17 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians... 135

Lampiran 18 Uji Normalitas ... 139

Lampiran 19 Uji Homogenitas... 144

Lampiran 20 Uji Hipotesis ... 147

(17)

Lampiran 22 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal dari -∞ s.d z153

Lampiran 23 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors ... 154

Lampiran 24 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F ... 155

Lampiran 25 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t ... 157

(18)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Proses pendidikan yang terstruktur dilakukan di sekolah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada beberapa aspek yaitu kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa dan model atau metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Aspek yang dominan dalam proses belajar mengajar adalah guru dan siswa.

Guru memegang peranan penting dalam pembelajaran, karena itu guru harus menguasai berbagai macam model pembelajaran agar siswa aktif dalam belajar. Guru yang memiliki banyak kemampuan dalam memberikan motivasi siswa, dapat dikatakan sebagi guru yang memiki kualitas tinggi. Berdasarkan atas kualitas tersebut, diharapkan guru dapat memainkan peran penting yakni menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas tinggi agar menghasilkan prestasi belajar yang tinggi pula.

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar siswa didalam kelas. Peran guru dalam hal ini adalah membimbing dan mengarahkan kegiatan siswa dengan menyediakan lingkungan yang bermakna dan sesuai dengan minatnya, melatih siswa untuk melaksanakan apa yang telah dipelajari dan mendorong siswa untuk belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

(19)

2

kehidupan sehari-hari. Sehingga penguasaan pelajaran akuntansi bagi peserta didik sangatlah penting sebagai bekal mereka di masa yang akan datang. Namun pada kenyataannya masih banyak peserta didik yang hasil belajarnya tergolong rendah pada mata pelajaran akuntansi.

Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat langsung pada nilai yang diperoleh siswa karena belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh sekolah. Selain itu, pada saat proses belajar mengajar guru hanya memakai metode pembelajaran yang konvensional, yaitu ceramah, tanya jawab, latihan, dan pemberian tugas. Metode pembelajaran konvensional merupakan metode pembelajaran yang bersifat satu arah dan berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam memberikan pendapat, takut bertanya jika mereka kurang mengerti penjelasan guru yang berkaitan dengan materi pelajaran akuntansi tersebut, dan siswa kurang fokus pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Dan ketika guru memberikan tugas secara individu, banyak jawaban yang sama antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya.

(20)

3

Fasilitas yang mendukung pembelajaran tersebut misalnya memfasilitasi siswa dengan peta konsep, proyektor, laboratorium, dan sebagainya, 3) Lingkungan sekolah, termasuk kebersihan sekolah, lokasi dan lingkungan sosial di sekitar sekolah, 4) Keluarga, yaitu cara orang tua mendidik anaknya dirumah, dan 5) Lingkungan masyarakat, yaitu teman bergaul, dan kehidupan dalam bermasyarakat.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan pada kelas XII IPS, dalam kenyataanya hasil belajar akuntansi siswa masih rendah. Dimana Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan disekolah yaitu 75. Berikut ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa kelas XII IPS SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan sebagai berikut :

Tabel 1.1

Rata-rata Nilai Ulangan Harian Kelas XII IPS SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan

Tahun Pembelajaran 2015/2016

Kelas Tes Jumlah

Siswa

Siswa yang mencapai KKM Siswa yang tidak mencapai KKM

Jumlah % Nilai

rata-rata

Jumlah % Nilai

rata-rata XII IPS

1

UH 1

36

14 38,89 77,85 22 61,11 63,18

UH 2 16 44,44 82,50 20 55,56 62,75

UH 3 15 41,67 81,66 21 58,33 62,85

XII IPS 2

UH 1

34

13 38,24 77,69 21 61,76 63,80

UH 2 15 44,12 82,33 19 55,88 64,73

UH 3 18 52,94 83,05 16 47,06 66,79

Sumber: Daftar Nilai Kelas XII IPS-1 dan XII IPS-2 SMA Swasta Al-Washliyah Pasar SenenMedan tahun pembelajaran 2015/2016.

(21)

4

41,67% dengan nilai rata-rata 80,67 , sedangkan siswa yang tidak mencapai nilai KKM sebesar 58,33% dengan nilai rata-rata 62,92. Dan pada kelas XII IPS-2 siswa yang mencapai nilai KKM adalah sebesar 45,10% dengan nilai rata-rata 81,02 , sedangkan siswa yang tidak mencapai nilai KKM sebesar 54,90% dengan nilai rata-rata 65,10.

Fenomena diatas terjadi disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena motivasi siswa dalam pembelajaran masih rendah. Siswa kurang dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk melakukan aktivitas belajar mengajar dengan baik. Di sisi lain juga karena kurangnya kreatif guru sebagai pendidik dalam menggunakan model pembelajaran sehingga membuat proses pembelajaran akuntansi yang terjadi hanya berupa penyampaian informasi satu arah, dari guru kepada siswa. Dengan kata lain, guru hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional saja, yaitu ceramah, tanya jawab, latihan, dan pemberian tugas. Proses belajar mengajar ini cenderung membosankan dan kurang menarik minat siswa sehingga membuat suasana belajar mengajar menjadi pasif, tidak ada interaksi, dan pada akhirnya siswa tidak menyerap materi pembelajaran dengan baik.

(22)

5

Guru harus mengubah metode pembelajaran konvensional dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Menurut Suprijono (2012:54) “Model

pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.

Guru harus memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran akuntansi yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal ini, penulis tertarik menggunakan model pembelajaran Problem Posing. Alasan menggunakan model pembelajaran ini karena model pembelajaran Problem Posing merupakan model pembelajaran yang menekankan siswanya membuat soal serta menyelesaikan soal tersebut secara berkelompok, siswa akan dibentuk dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok akan diperintahkan untuk mengajukan masalah dari materi yang belum dipahami dalam bentuk soal dan didiskusikan secara berkelompok sehingga mereka terbiasa menyelesaikan suatu masalah secara bersama-sama dalam sebuah kelompok diskusi. Pada model pembelajaran ini siswa dapat berfikir kreatif untuk menyalurkan pengetahuan serta berani untuk menyalurkan pendapat dan analisis sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Delvi (2013) membuktikan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan model pembelajaran

(23)

6

bahwa hasil belajar akuntansi siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaranProblem Posinglebih tinggi secara siginifikan daripada hasil belajar akuntansi yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas XII IPS 1 Madarasah Aliyah Negeri Kisaran Tahun Pelajaran 2013/2014.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka identifikasi masalah ini adalah:

1. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan?

2. Apakah model pembelajaran Problem Posing dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII IPS SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan?

(24)

7

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah, dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran yang diteliti adalah Model Pembelajaran Problem Posingdan Metode Pembelajaran Konvensional.

2. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar akuntansi untuk siswa kelas XII IPS SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017 pada materi Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar akuntansi yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Posing lebih tinggi dibanding hasil belajar akuntansi yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas XII IPS SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017?”.

1.5 Tujuan Penelitian

(25)

8

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan antara lain :

1. Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis tentang Model Pembelajaran Problem Posing sebagai calon guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sebagai bahan masukan kepada guru akuntansi maupun guru mata pelajaran lain dalam memilih model pembelajaran Problem Posing sehingga kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dalam memperbaiki proses pembelajaran disekolah. Selain itu juga sebagai bahan informasi bagi guru akuntansi SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing terhadap hasil belajar akuntansi siswa.

(26)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Hasil Belajar dengan Model Pembelajaran Problem Posing Penelitian ini dilaksanakan di kelas XII IPS SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017 yang beralamat Jl. Pasar Senen No. 7 Kampung Baru Medan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan materi siklus akuntansi perusahaan dagang yang melibatkan dua kelas yang diberikan perlakuan yang berbeda yaitu kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing dan kelas kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.

Pada awal kegiatan penelitian pada kelas eksperimen yang dilaksanakan di kelas XII IPS 1, siswa diberikan pretest untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang akan dipelajari.

Tabel 4.1

Nilai Hasil Pre-test Siswa Kelas Eksperimen

Xi 15 20 25 30 35 40 45 50

F 3 3 4 3 4 4 5 4

Sumber: Data Olahan, 2016

̅=

̅=3(15)+3(20)+4(25)+ 3(30) + 4(35) + 4(40) + 5(45) + 4(50) 3 + 3 + 4 + 3 + 4 + 4 + 5 + 4

̅=

(27)

46

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Data Kuantitatif Hasil Pretest Pada Kelas Eksperimen Batas Kelas Frekuensi

(F)

Frekuensi Relatif (Fr)

Frekuensi Kumulatif

Kurang Dari (Fr)(100%)

Frekuensi

Kumulatif Kurang Lebih Dari (Fr)(100%)

15 – 20 6 20 20 100

21 – 26 4 13,3 33,3 80

27 – 32 3 10 43,3 66,7

33 – 38 4 13,3 56,6 56,7

39 – 44 4 13,3 70 43,3

45 – 50 9 30 100 30

Sumber: Data Olahan, 2016

Keterangan:

a. Jumlah Kelas (k) = 1 + 3,322 Log n k = 1 + 3,322 Log 30 k = 1 + 3,322 (1,4771)

k = 1 + 5

k = 6

b. Interval Kelas (c) =

c =

c =

c = 6

c. Med = L0 + c ( )

(28)

47

Med = 32,5 + 6 (0,5) Med = 35,50

d. Modus = L0+ c { }

Modus = 44,5 + 6 { }

Modus = 44,5 + 6 (0,35) = 46,64

Hasil pemberian pretest pada kelas eksperimen dengan jumlah sampel 30 orang siswa diperoleh nilai terendah 15 dan nilai tertinggi adalah 50. Rata-rata pada hasil pretest adalah 34,00.

Setelah dilakukan pretest, lalu diberi perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Posing yaitu suatu model yang menekankan siswa untuk membuat soal dan menyelesaikan soal, dan diakhir diberikan post test untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa setelah dilakukan perlakuan model pembelajaran tersebut.

Tabel 4.3

Nilai Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen

Xi 55 60 65 70 75 80 85 90 95

F 1 2 3 4 4 3 4 5 4

Sumber: Data Olahan, 2016

̅=

̅=1(55) + 2(60) + 3(65) + 4(70) + 4(75) + 3(80) + 4(85) + 5(90) + 4(95) 1 + 2 + 3 + 4 + 4 + 3 + 4+ 5 + 4

̅=

(29)

48

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Data Kuantitatif Hasil Posttest Pada Kelas Eksperimen Batas Kelas Frekuensi

(F)

Frekuensi Relatif (Fr)

Frekuensi Kumulatif

Kurang Dari (Fr)(100%)

Frekuensi

Kumulatif Kurang Lebih Dari (Fr)(100%)

55 – 61 3 10 10 100

62 – 68 3 10 20 90

69 – 75 8 26,7 46,7 80

76 – 82 3 10 56,7 53,3

83 – 89 4 13,3 70 43,3

90 – 96 9 30 100 30

Sumber: Data Olahan, 2016

Keterangan:

a. Jumlah Kelas (k) = 1 + 3,322 Log n k = 1 + 3,322 Log 30 k = 1 + 3,322 (1,4771)

k = 1 + 5

k = 6

b. Interval Kelas (c) =

c =

c =

c = 6,7 = 7

c. Med = L0 + c (

)

(30)

49

Med = 75,5 + 7 (0,33) Med = 77,81

d. Modus = L0+ c { }

Modus = 89,5 + 7 { }

Modus = 89,5 + 7 (0,35) = 91,95

[image:30.595.87.527.113.463.2]

Untuk nilai postest pada kelas eksperimen setelah diberikannya perlakuan yaitu dari jumlah sampel 30 orang siswa diperoleh nilai terendah 55 dan nilai tertinggi adalah 95, dan hasil nilai rata-rata pada hasil posttest adalah 78,66.

Tabel 4.5

Data Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Keterangan Pretest Posttest

Rata-rata 34,00 78,66

Untuk lebih jelasnya data nilai hasil belajar kelas eksperimen dapat dilihat dalam bentuk diagram batang dibawah ini:

Gambar 4.1 Diagram Hasil Belajar Pada Kelas Eksperimen 4.1.2 Deskripsi Hasil Belajar dengan Metode Konvensional

Pada kelas kontrol dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode konvensional, penelitian dilakukan pada kelas XII IPS 2 SMA Swasta

Al-0 20 40 60 80

100

(31)

50

Washliyah Pasar Senen Medan tahun pembelajaran 2016/2017 dengan masalah penelitian yang sama dalam proses pembelajaran yaitu pada hasil belajar akuntansi siswa pada materi siklus akuntansi perusahaan dagang.

[image:31.595.59.543.150.676.2]

Pretest dilakukan untuk melihat kemampuan awal para peserta didik, dan hasil pretest yang diperoleh pada kelas kontrol yaitu:

Tabel 4.6

Nilai Hasil Pre-test Siswa Kelas Kontrol

Xi 10 15 20 25 30 35 40 45 50

F 3 2 4 3 4 4 3 5 2

Sumber: Data Olahan, 2016

̅=

̅=3(10) + 2(15) + 4(20) + 3(25) + 4(30) + 4(35) + 3(40) + 5(45) + 2(50) 3 + 2 + 4 + 3 + 4 + 4 + 3+ 5 + 2

̅=

= 30,66

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Data Kuantitatif Hasil Pretest Pada Kelas Kontrol Batas Kelas Frekuensi

(F)

Frekuensi Relatif (Fr)

Frekuensi Kumulatif

Kurang Dari (Fr)(100%)

Frekuensi

Kumulatif Kurang Lebih Dari (Fr)(100%)

10 – 16 5 16,7 16,7 100

17 – 22 4 13,3 30 83,3

23 – 29 3 10 40 70

30 – 36 8 26,7 66,7 60

37 – 43 3 10 76,7 33,3

44 – 50 7 23,3 100 23,3

(32)

51

Keterangan:

a. Jumlah Kelas (k) = 1 + 3,322 Log n k = 1 + 3,322 Log 30 k = 1 + 3,322 (1,4771) k = 1 + 5 = 6

b. Interval Kelas (c) =

c =

c =

c = 6,7 = 7

c. Med = L0 + c (

)

Med = 29,5 + 7

Med = 29,5 + 7 (0,38) = 32,16

d. Modus = L0+ c { }

Modus = 29,5 + 7 { }

Modus = 29,5 + 7 (0,5) = 33,00

(33)

52

[image:33.595.52.554.200.669.2]

Setelah dilakukan pretest, lalu diberi perlakuan dengan menerapkan metode pembelajaran konvensional yaitu suatu model yang berpusat satu arah, yaitu dari guru kepada siswa dan menyampaikan materi dengan ceramah, dan diakhir diberikan post test untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa setelah dilakukan perlakuan metode pembelajaran tersebut.

Tabel 4.8

Nilai Hasil Post-test Siswa Kelas Kontrol

Xi 50 55 60 65 70 75 80 85 90

F 3 3 4 3 4 3 4 5 1

Sumber: Data Olahan, 2016

̅=

̅=3(50) + 3(55) + 4(60) + 3(65) + 4(70) + 3(75) + 4(80) + 5(85) + 1(90) 3 + 3 + 4 + 3 + 4 + 3 + 4 + 5 + 1

̅=

= 69,66

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Data Kuantitatif Hasil Posttest Pada Kelas Kontrol Batas Kelas Frekuensi

(F)

Frekuensi Relatif (Fr)

Frekuensi Kumulatif

Kurang Dari (Fr)(100%)

Frekuensi

Kumulatif Kurang Lebih Dari (Fr)(100%)

50 – 56 6 20 20 100

57 – 63 4 13,3 33,3 80

64 – 70 7 23,3 56,6 66,7

71 – 77 3 10 66,7 43,4

78 – 84 4 13,3 80 33,4

85 – 91 6 20 100 20

Sumber: Data Olahan, 2016

Keterangan:

(34)

53

k = 1 + 3,322 Log 30 k = 1 + 3,322 (1,4771) k = 1 + 5 = 6

b. Interval Kelas (c) =

c =

c =

c = 6,7 = 7

c. Med = L0 + c (

)

Med = 63,5 + 7

Med = 63,5 + 7 (0,71) Med = 68,47

d. Modus = L0+ c { }

Modus = 63,5 + 7 { }

Modus = 63,5 + 7(0,42) Modus = 66,44

(35)
[image:35.595.86.525.100.502.2]

54

Tabel 4.10

Data Nilai Hasil Belajar Kelas Kontrol

Keterangan Pretest Posttest

Rata-rata 30,66 69,66

Untuk lebih jelasnya data nilai hasil belajar kelas kontrol dapat dilihat dalam bentuk diagram batang dibawah ini:

Gambar 4.2 Diagram Hasil Belajar Pada Kelas Kontrol

[image:35.595.51.551.562.669.2]

Data nilai hasil belajar pretest dan postest pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.11

Data Nilai Hasil Belajar

Keterangan Eksperimen Kontrol

Pretest Posttset Pretest Posttset

Rata-rata 34,00 78,66 30,66 69,66

Dari tabel diatas terdapat peningkatan hasil belajar pretest dan posttest yang diperoleh siswa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bentuk diagram batang dibawah ini:

0 10 20 30 40 50 60 70 80

(36)
[image:36.595.85.523.109.522.2]

55

Gambar 4.3 Diagram Nilai Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kontrol

4.2 Uji Persyaratan Analisis Data

Alat pengumpul data pada penelitian ini adalah tes objektif berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 30 butir soal. Sebelum tes diberikan kepada sampel yang sesungguhnya, tes yang telah disusun tersebut terlebih dahulu diujicobakan untuk melihat tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda soal.

4.2.1 Uji Validitas Tes

Untuk mencari validitas tes, maka digunakan rumus product moment. Dari tabel uji validitas tes hasil belajar akuntansi, diperoleh hasil sebagai berikut:

rxy =

= √

=

= √

= √

=

0 20 40 60 80 100

pretest posttest

Eksperimen

[image:36.595.50.558.556.761.2]
(37)

56

rxy =0,562

Dengan membandingkan rhitung dengan rtabel untuk N= 30 pada taraf

signifikan α=0,05, didapat harga rtabel = 0,361. Berdasarkan kriteria hitung rhitung>

rtabel untuk hasil perhitungan diatas diperoleh 0,562 > 0,320, yang berarti soal untuk nomor 1 dinyatakan valid. Perhitungan selengkapnya tentang validitas tes terdapat pada lampiran 8.

4.2.2 Uji Reliabilitas Tes

Setelah perhitungan validitas, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari reliabilitas tes. Untuk mencari reliabiltas tes digunakan rumus KR-20. Dari soal nomor satu dapat dihitung reliabilitasnya sebagai berikut:

r11 =

=

=(1,0345)(0,8635) = 0,895

Dengan mengkonsultasikan harga r11 dengan rtabel Product Moment dengan n=30 pada taraf nyata α=0,05 didapat rtabel = 0,361. Maka diperoleh rhitung> rtabel yaitu 0,895 > 0,361. Jadi dapat disimpulkan bahwa soal tersebut secara keseluruhan adalah reliabel. Perhitungan selengkapnya tentang reliabilitas tes terdapat pada lampiran 10.

4.2.3 Uji Daya Pembeda Soal

Dengan menggunakan rumus daya pembeda soal, maka dapat diperoleh:

(38)

57

D= - D=0,66-0,33 D=0,33

Dengan merujuk ke kriteria daya pembeda soal, maka daya pembeda soal untuk nomor satu berada pada 0,21-0,40. Dengan demikian daya pembeda untuk soal nomor satu tergolong Cukup. Perhitungan selengkapnya tentang daya pembeda soal terdapat pada lampiran 11.

4.2.4 Taraf Kesukaran Tes

Taraf kesukaran tes atau indeks kesukaran tes dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

P=

P =

=0,7667

Dengan merujuk pada taraf kesukaran tes, untuk soal nomor 1 berada 0,71–1,00 yaitu soal dengan kriteria Mudah. Maka dari 20 jumlah soal yang diujikan 3 soal memiliki tingkat kesukaran mudah, 14 soal memiliki tingkat kesukaran sedang dan 3 soal memiliki tingkat kesukaran sukar/ sulit. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran14.

4.3Analisis Data

(39)

58

dihitung terlebih dahulu nilai rata-rata, standar deviasi, dan varians dari kedua kelas.

[image:39.595.61.542.192.670.2]

Berdasarkan nilai hasil belajar tersebut, maka diperoleh nilai hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut:

Tabel 4.12

Data Nilai Hasil Belajar

Keterangan Eksperimen Kontrol

Pretest Postest Pretest Postest

Rata-rata 34,00 78,66 30,66 69,66

Standar deviasi 11,477 11,812 12,368 12,242

Varians 131,724 139,540 152,988 149,885

Secara keseluruhan hasil pretes kelas eksperimen dan kontrol disajikan dalam diagram dibawah ini.

Gambar 4.4 Diagram Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 4.3.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah data pretest dan postest siswa memiliki distribusi yang normal. Dari data uji normalitas (lampiran 18) dengan menggunakan uji Liliefors diperoleh data sebagai berikut:

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Pretest Posttest

Eksperimen

(40)
[image:40.595.87.523.115.538.2]

59

Tabel 4.13 Uji Normalitas Pretest Kelompok Rata-rata dan

Simpangan

Lhitung Ltabel α Keterangan

Eksperimen ̅= 34,00 = 11,477

0,1156 0,1610 0,05 Berdistribusi normal

Kontrol ̅= 30,66 = 12,368

0,1051 0,1610 0,05 Berdistribusi normal

Berdasarkan data diatas terlihat jelas bahwa kelompok eksperimen untuk nilai pretest berdistribusi normal dengan Lhitung < Ltabel yaitu 0,1156 < 0,1610 dan kelompok kontrol juga berdistribusi normal dengan Lhitung < Ltabel yaitu 0,105 < 0,1610.

Tabel 4.14 Uji Normalitas Postest Kelompok Rata-rata dan

Simpangan

Lhitung Ltabel α Keterangan Eksperimen ̅= 78,66

S= 11,812

0,1006 0,1610 0,05 Berdistribusi normal Kontrol ̅= 69,66

= 12,242

0,1156 0,1610 0,05 Berdistribusi normal

Untuk kelas eksperimen diperoleh data postest dengan Lhitung< Ltabel yaitu 0,1006 < 0,1610 dan kelompok kontrol dengan Lhitung < Ltabel yaitu 0,1156 < 0,1610. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas menggunakan rumus:

F=

(41)
[image:41.595.86.520.152.463.2]

60

Tabel 4.15

Uji Homogenitas Nilai Pretest dan Nilai Postest

No Data Kelas Varians Fhitung Ftabel Keterangan 1 Pretest Eksperimen 131,724 1,16 2,15 Homogen 2 Pretest Kontrol 152,988

3 Postest Eksperimen 139,540 1,07 2,15 Homogen 4 Postest Kontrol 149,885

Berdasarkan tabel 4.15 dilakukan uji homogenitas data setiap sampel Fhitung < Ftabel. Dari hasil perhitungan pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh Fhitung = 1,16 < Ftabel = 2,15. Dan hasil perhitungan postest untuk kelas eksperimendan kelas kontrol diperoleh Fhitung = 1,07 < Ftabel = 2,15. Maka dapat disimpulkan bahwa sampel memiliki varians yang sama atau homogen. 4.3.3 Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, langkah selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada taraf tertentu dari variabel yang diteliti. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji beda (uji t).

Untuk perhitungan uji hipotesis menggunakan uji statistik t pada tingkat

kepercayaan 95% pada α = 0,05 dan dk (n1+n2)-2 dengan S sebagai berikut:

S2 =

S2 =

S2 =

S2 =

(42)

61

S2 = 144,712

S= S = 12,02

Selanjutnya akan digunakan rumus t-test

t = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ √

t = √

t = √

t =

t =

t = thitung=

Pada tingkat kepercayaan 95% pada α= 0,05 dan dk (n1 + n2)-2=58, karena

tidak terdapat pada distribusi t, maka dapat dicari distribusi t dengan interpolasi: t(0,95 ; 58) = X

t(0,95 ; 40) = 1,68 t(0,95 ; 60) = 1,67

Sehingga ttabel = X= 1,68 + (1,67-1,68)

= 1,68 +

(43)

62

Dari perhitungan uji hipotesis pada nilai postest siswa setelah diberikan perlakuan yang berbeda, maka diperoleh thitung = dan ttabel = 1,671. Yang berarti thitung > ttabel dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian hipotesis menyatakan hasil belajar akuntansi yang diajar dengan model pembelajaran Problem Posing lebih tinggi secara signifikan dibanding hasil belajar akuntansi yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional.

Hipotesis statistik dalam penelitian ini yaitu:

Ha: ̅̅̅ > ̅̅̅̅ Hasil belajar akuntansi yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Posing lebih tinggi secara signifikan dibanding dengan metode pembelajaran konvensional.

H0: ̅̅̅= ̅̅̅̅ Tidak terdapat perbedaan hasil belajar akuntansi yang menggunakan model pembelajaran Problem Posing dengan metode pembelajaran konvensional.

Dimana:

Ha = Hipotesis alternative

H0 = Hipotesis nol

µ ̅̅̅ = rata-rata hasil belajar akuntansi yang diajar dengan model pembelajaran

Problem Posing

(44)

63

Dari hasil perhitungan diperoleh ̅̅̅ = 78,66 ̅̅̅ = 69,66

Maka, Ha=µ ̅̅̅ > µ ̅̅̅ : 78,66 > , sehingga dalam penelitian ini hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swasta Al-Washliyah Pasar Senen Medan melibatkan dua kelas dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas. Diperoleh X1 sebagai kelas eksperimen yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Posing dan X2 sebagai kelas kontrol dengan metode pembelajaran konvensional.

(45)

64

Sebelum melakukan perlakuan kepada kedua kelas terlebih dahulu diberi pretest yang bertujuan untuk melihat kemampuan awal siswa sebelum memberi pembelajaran. Diperoleh nilai rata-rata pretest siswa kelas eksperimen yaitu 34,00 serta standar deviasinya 11,477 sedangkan nilai rata-rata pretest siswa kelas kontrol yaitu 30,66 serta standar deviasinya 12,368. Hal ini berarti sebelum diberikan perlakuan yang berbeda kepada kedua kelas tersebut kemampuan siswa adalah sama.

Pada kelas eksperimen diberikan pengajaran menggunakan model pembelajaran Problem Posing dan kelas kontrol dengan metode pembelajaran konvensional dengan materi sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada kelas eksperimen pertemuan pertama guru menyajikan materi pelajaran, selanjutnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan gagasan-gasan mereka dan membagi siswa kedalam beberapa kelompok untuk membuat soal dan menyelesaikan soal tersebut secara bersama-sama. Pada pertemuan pertama siswa terlihat masih canggung dengan cara belajar yang diterapkan yang menuntut mereka untuk aktif dalam memecahkan permasalahan yang diberikan, karena pada umumnya siswa hanya menerima apa yang diberikan guru, kemudian pada tahap selanjutnya guru membimbing siswa mengerjakan penyelesaian dari kasus atau masalah yang mereka timbulkan dan mengawasi bagian- bagian yang sulit serta memberikan perhatian khusus.

(46)

65

ini diakibatkan siswa harus mengubah posisi duduk mereka. Dan pada saat siswa untuk menyelesaikan soal siswa masih terlihat tidak kondusif karena tidak terbiasa dengan kelompok yang dibagi guru dan belum terbiasa untuk aktif menyelesaikan soal. Pada pertemuan kedua, saat membagi kelompok siswa terlihat lebih kondusif demikian untuk pertemuan selanjutnya terlihat berbeda dengan pertemuan awal yang terlihat ribut dan guru cenderung menghabiskan waktu untuk mengkondusifkan siswa. Tetapi pada pertemuan akhir siswa terlihat lebih kondusif dan aktif bersama kelompok masing-masing. Mereka seperti mempunyai persaingan diantara kelompok sehingga dalam memecahkan masalah mereka terlihat antusias.

Di dalam kelas kontrol pada pertemuan pertama, seperti halnya kelas eksperimen siswa terlihat tidak kondusif. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran banyak diantara siswa tersebut masih asik bercerita-cerita dalam kelas. Sehingga guru lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengkondusifkan siswa.

Setelah diberikan perlakuan, maka masing-masing kelas diberikan postest untuk melihat apakah ada perbedaan yang terjadi. Dengan diberikannya postest maka nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 78,66 serta standar deviasinya 11,812 sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata postest yaitu 69,66 serta standar deviasinya 12,242.

Setelah dilakukan postest langkah selanjutnya menghitung uji normalitas pretest. Untuk kelas eksperimen diperoleh Lhitung= 0,1156. Dari daftar uji Liliefors

dengan taraf nyata α = 0,05 dengan n=30 maka diperoleh Ltabel 0,1610. Hal ini

(47)

66

postest kelas eksperimendiperoleh Lhitung = 0,1006. Dari daftar uji Liliefors dengan

taraf nyata α = 0,05 dengan n=30 maka diperoleh Ltabel 0,1610. Hal ini berarti

Lhitung< Ltabel (0,1006< 0,1610) data berdistribusi normal. Sedangkan uji normalitas pretest untuk kelas kontrol diperoleh Lhitung = 0,1051. Dari daftar uji

LilIefors dengan taraf nyata α = 0,05 dengan n=30 maka diperoleh Ltabel 0,1610. Hal ini berarti Lhitung< Ltabel (0,1051< 0,1610) data berdistribusi normal. Uji normalitas postest kelas kontrol diperoleh Lhitung = 0,1156. Dari daftar uji Liliefors

dengan taraf nyata α = 0,05 dengan n=30 maka diperoleh Ltabel 0,1610. Hal ini

berarti Lhitung< Ltabel (0,1156< 0,1610) data berdistribusi normal.

Dari perhitungan uji homogenitas diperoleh Ftabel= 2,15, untuk data pretest diperoleh Fhitung = 1,16 dan untuk untuk data postest diperoleh Fhitung = 1,07. Dengan membandingkan harga tersebut diperoleh Fhitung < Ftabel yaitu 1,16<2,15 untuk data pretest dan diperoleh Fhitung < Ftabelyaitu 1,07<2,15 untuk data postest. Maka dapat dikatakan bahwa data pretest dan postest untuk kedua kelas mempunyai varians yang sama.

Karena kedua kelas mempunyai varians yang sama maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan Ms. Excel 2007 diperoleh thitung =

dan harga ttabel pada dk (n1 + n2)-2=58 dan α= 0,05 pada n= 30 diperoleh t

(48)

67

konvensional pada siswa kelas XII SMA Swasta Al- Washliyah Pasar Senen Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017.

Hasil belajar akuntansi yang diajar dengan Problem Posing lebih tinggi dari metode pembelajaran konvensional, hal ini disebabkan karena siswa kelas eksperimen yang diajar dengan model pembelajaran Problem Posing merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk berfikir kreatif dimana siswa diminta untuk membuat soal serta menyelesaikan soal tersebut sehingga mereka lebih memahami dan mengerti tentang materi yang diajarkan dan dapat mengembangkan pengetahuan dan analisis mereka. Sedangkan pada metode konvensional yang ditemukan adalah pembelajaran yang masih terpusat kepada guru, melakukan tanya jawab yang bersifat satu arah yaitu dari guru kepada siswa, dan selanjutnya mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru. Sehingga ketika siswa diberikan permasalahan baru siswa terlihat lebih sulit memecahkannya karena siswa tidak dilatih untuk penguatan keterampilan mereka yang pada akhirnya siswa menjadi pasif dan hasil belajar siswa rendah.

Hasil penelitian tersebut didukung dengan hasil penelitian sebelumnya seperti Persada (2014) dan Hutama (2014), dengan hipotesis yang menyatakan bahwa model pembelajaran Problem Posing lebih baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa dari pada metode pembelajaran konvensional.

(49)

68

(50)

71

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Astra, M, dkk (Juli 2012). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Tipe

Pre-Solution Posing Terhadap Hasil Belajar Fisika Dan Karakter Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012) 135-143 ISSN: 1693-1246. Diakses 25 Maret 2016

Azmiati, Ati. 2011. Perbedaan Hasil Belajar Akuntansi Yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Posing Dengan Metode Konvensional Di SMA Mitra Inalum Tanjung Gading T.A 2011/2012. Baladraf, Zulfikar Ali Akbar. 2013. Penerapan Problem Posing Berbasis

Cooperative Learning Pada Pemebelajaran Sistem Pernapasan di SMP 1 Weleri Kabupaten Kendal: Universitas Negeri Semarang.

Delvi. 2013. Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Post Solution Posing

Siswa Kelas XII IPS 2 SMA Swasta Tamansiswa Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. : Unimed.

Fitriyana. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Post Solutionuntuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS 1 Madarasah Aliyah Negeri Kisaran Tahun Pelajaran 2013/2014. : Unimed.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Hariyanti, ida, dkk. 2013. Penerapan Pembelajaran Model Problem Posing

Dilengkapi Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Pretasi Belajar Siswa Pada Materi Kesetimbangan Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri Kebaakramat Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). Vol. 2 No. 3 Tahun 2013: Universitas Sebelas Maret. Diakses 20 Maret 2016

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:: Pustaka Pelajar

Hutama, Hardita Citra. 2014. Pengaruh Pendekatan Problem Posing Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Diakses 20 Maret 2016

(51)

72

Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 2, Maret 2011: UIN Jakarta. Diakses 26 Maret 2016

Kholik, Muhammad. 2011. Metode Pembelajaran Konvensional. http:/muhammadkholik.wordpress.com. Diakses 20 Maret 2016

Lubis, Effi Aswita. 2015.Strategi BelajarMengajar. Medan : Perdana Publishing. Napitupulu, Bernadi. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Swasta Bintang Timur 1 Balige T.P 2013/2014: Universitas Negeri Medan. Diakses 20 Maret 2016

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja Pressindo

Nurmawati. 2014.Evaluasi Pendidikan Islami. Bandung: Citapustaka Media Persada, Alif Ringga. 2014. Pengaruh Pendekatan Problem Posing Terhadap

Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VII.EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 ISSN 2086 - 3918. Diakses 20 Maret 2016

Purwanto. 2011.Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sihite, Alida Revaltante Voly Lucy. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XII Kr Materi Teknik Smoothing Pada Pelurusan Rambut Melalui Pengajaran Metode Konvensional Dan Simulasi Di Smk Negeri 8 Medan.

Jurnal Biology Education. Edisi Khusus Vol. 3 No. 1 Juli 2014. ISSN: 2302-416X. Diakses 20 Maret 2016

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sriwenda. 2013. Penerapan model pembelajaran Problem Posing untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa pada materi laju reaksi kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013: Universitas Sebelas Maret. Diakses 23 Maret 2016

Sudjana. 2012.Metoda Statsitika. Bandung: PT Tarsito Bandung

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Balajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sukardi. 2013.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

(52)

73

Wulandari, Laksmi. 2013. Penerapan Model Problem Posing Dengan Metode Tugas Terstruktur Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika.ISSN: 2301-9794. Diakses 20 Maret 2016

Yuyun, Yulina, Asmaul. 2015. PenerapanProblem PosingPada Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar.

Gambar

Tabel                                                                                                       Halaman
Gambar                                                                                                Halaman
Tabel 1.1Rata-rata Nilai Ulangan Harian Kelas XII IPS
Tabel 4.1 Nilai Hasil Pre-test Siswa Kelas Eksperimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

ïéç ÜßÚÌßÎ

Terlepas dari penampilan fisik, remaja obesitas mungkin memiliki kompetensi yang lebih dalam membina hubungan interpersonal dengan beberapa orang yang dapat

Data sekunder diperoleh dari data yang telah tersedia di perusahaan dan melalui observasi atau pengamatan pada kegiatan Bikasoga Sport Club Bandung

Skripsi dengan judul : Perbedaan Skor Pasien Osteoartritis antara Sebelum dan Sesudah Terapi IR dan TENS Berdasarkan LI (Lequesne Index) dan WOMAC (Western Ontario and

Based on the sociological analysis, it is apparent that in this movie the director wants to reflect the social reality of Indian society at the end of twentieth

 Membuat karya ilmiah tentang jenis polusi dan jenis polutan yang dapat ditemukan pada suatu lingkungan kerja berdasarkan hasil pengamatan lingkungan..  Mendiskusikan

Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana, penulis melakukan penelitian dan membuat karya ilmiah dengan judul “ Kontribusi Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi krisis keuangan adalah harga saham yang diperoleh dari data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).. Tujuan dari penelitian