• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Evaluasi Pembelajaran di Sekolah Alam (Studi Kasus di SD School of Universe Parung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Evaluasi Pembelajaran di Sekolah Alam (Studi Kasus di SD School of Universe Parung)"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI EVALUASI PEMBELAJARAN

DI SEKOLAH ALAM

(Studi Kasus di SD School of Universe Parung)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

WELVY REDASURYANI

NIM 109018200051

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Welvy Redasuryani. (109018200051). Implementasi Evaluasi Pembelajaran di Sekolah Alam (Studi Kasus di SD School of Universe Parung. Skripsi ini telah diuji di bawah bimbingan Dr. Fauzan, MA. Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.

Evaluasi menjadi bagian yang penting dan tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Jika pembelajaran berfungsi sebagai pendukung dalam pengembangan potensi peserta didik, maka evaluasi berfungsi sebagai penyedia informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang berjalan. Tanpa kehadiran evaluasi, sulit untuk menemukan informasi mengenai kekurangan dan kelebihan dari kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung dan tidak akan mungkin dapat mengambil sikap dan tindakan kearah selanjutnya dalam proses pembelajaran. Fokus penelitian ini adalah pada Implementasi Evaluasi Pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1)Perencanaan evaluasi pembelajaran (2)Pelaksanaan evaluasi pembelajaran (3)Monitoring Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran (4)Pengolahan Data Evaluasi Pembelajaran (5)Pelaporan Hasil Evaluasi Pembelajaran (6)Penggunaan Hasil Evaluasi Pembelajaran.

Penelitian ini dilakukan di SD School of Universe Parung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Data yang terkumpul kemudian dianalisis. Adapun proses pengumpulan data, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu metode observasi, dokumentasi, dan metode wawancara guna melengkapi data penelitian.

Hasil penelitian menunjukan bahwa, implementasi evaluasi pembelajaran di sekolah alam yang dilakukan di SD School of Universe Parung sudah terlaksana dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dari proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring, pengolahan, pelaporan serta penggunaan hasil evaluasi pembelajaran yang telah berjalan dengan baik walaupun dalam pelaksanaannya masih ada beberapa kendala. Dengan begitu diharapkan guru dapat lebih baik lagi dalam melaksanaakan setiap tahap dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di kelas.

(7)

ABSTRACT

Evaluation is an important part of learning activities. If the learning has a function as a support in the development of potential learners, the evaluation function is as a provider of information to assess the success of teaching and learning processes that are running. Without the evaluation, it is difficult to find information about the advantages and disadvantages of teaching and learning activities that are ongoing and will not likely be able to take actions towards further learning. The focus of this study is on the implementation of evaluation of learning. This study aims to determine: (1) planning of evaluation of learning (2) implementation of evaluation of learning (3) implementation of monitoring of evaluation of learning (4) data processing of evaluation of Learning (5) reporting results of evaluation of learning (6) usage of evaluation of learning.

This study was conducted in elementary school (SD) of School of Universe Parung. This study is a qualitative research. Data collected and analyzed using several methods namely observation, documentation, and interview methods in order to complete the research data.

The results showed that the implementation of the evaluation of learning in elementary School of the Universe Parung has done pretty well. It can be seen from the learning process performed by the teacher from the process of planning, implementation, monitoring, processing, reporting and usage of the results of the evaluation of learning that has worked well in practice although there are still some obstacles. In this way the teachers are expected to be better in doing every stage in the implementation of the evaluation of learning in the classroom.

(8)

iii

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat kemudahan dan kekuatan untuk menyelesaikan

skripsi ini, dengan judul “Implementasi Evaluasi Pembelajaran di Sekolah Alam

(Studi Kasus di School of Universe Parung).” Shalawat serta salam selalu tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW, seorang suri tauladan yang mulia dan beserta keluarga, sahabat, serta umatnya yang setia kepada ajarannya hingga akhir zaman.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan dalam rangka menyelesaikan studi pada jenjang Strata satu (S1) Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini berkat dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’i, M. A, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Hasyim Asy’ary, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidaytullah Jakarta.

3. Bapak Fauzan, MA, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukan beliau dengan ikhlas dan sabar untuk memberikan arahan dan bimbingan selama penulis menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi.

(9)

iv

5. Kedua orang tua tercinta, Achmad Mansur dan Daswani, yang selalu memberikan dukungan moril dan materil, yang juga mencurahkan kasih sayang serta doa untuk putrinya sehingga dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. ”Papa & Mama ini hadiah kecilku untuk kalian, maaf jika terlalu lama menunggu”

6. Ibu Yuni Atik, S. TP, Kepala Sekolah SDS School of Universe Parung, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SDS School of Universe Parung serta meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk memberikan informasi yang dibutuhkan penulis.

7. Bapak Yoki dan Ibu Dias guru kelas IV SDS School of Universe Parung, memberikan izin penulis melaksanakan penelitian dikelasnya dan telah meluangkan waktu untuk memberikan informasi selama penulis melakukan penelitian

8. Para Pengurus dan Guru dan anak-anak SD Kelas 3 yang telah memfasiltasi penulis dalam melakukan penelitian dan bersedia menjadi narasumber penulis hingga selesai.

9. Uniku tersayang, Nevilia Sahendina, yang selalu memberi semangat dengan nanya kapan wisuda.

10.Sahabat-sahabatku tersayang, Siti Shofwatunida, Neni Heriani, Nitta Yuliana, Helmi Hermawan dan M. Irfai Muslim yang selalu bersama dalam suka dan duka, canda dan tawa, selalu memberikan semangat, yang selalu ku rindu. Aku bersyukur memiliki sahat seperti kalian. ”Akhirnya aku menyusul kalian” 11.Kakak Kamal Fuadi, yang telah banyak memberi arahan dan membantu dalam

pengerjaan skripsi ini ditengah kesibukannya, serta selalu memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

(10)

v kita tetap terjaga hingga akhir hayat.

Semoga Allah membalas jasa kalian dan semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan diharapkan dapat tercapai, Aamiin.

Jakarta, 10 Maret 2015

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Evaluasi Pembelajaran ... 8

1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran ... 8

2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran ... 12

3. Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran ... 15

4. Tahap-Tahap Evaluasi Pembelajaran ... 16

5. Ranah dan Teknik Penilaian Hasil Belajar ... 18

a. Ranah Kognitif ... 18

b. Ranah Afektif ... 24

c. Ranah Psikomotorik ... 26

B. Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berfikir ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

(12)

E. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 34

F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 38

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Evaluasi Pembelajaran SD School of Universe Parung ... 38

1. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran ... 39

2. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran ... 48

3. Monitoring Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran ... 53

4. Pengolahan Data Evaluasi Pembelajaran ... 54

5. Pelaporan Hasil Evaluasi Pembelajaran ... 59

6. Penggunaan Hasil Evaluasi Pembelajaran ... 59

B. Pembahasan Hasil Temuan ... 60

1. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran ... 61

2. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran ... 62

3. Monitoring Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran ... 65

4. Pengolahan Data ... 65

5. Pelaporan Hasil ... 66

C. Keterbatasan Penelitian ... 66

BAB V PENUTUP ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(13)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara 2. Hasil Wawancara 3. Semester Plan 4. Daily Activity Plan

5. Akhlaq Curriculum Scopes of Learning 6. Student Anecdotal Recording Sheet 7. Activity of The Week

8. Berita Acara KBM Fasilitator 9. Log Book Sheet

10.Lembar Observasi Akhlak 11.Lembar Observasi Diskusi 12.Lembar Observasi Drama 13.Lembar Observasi Presentasi 14.Lembar Observasi Project 15.Lembar Inteview

16.Contoh Pengolahan Nilai Raport Narasi yang diubah menjadi angka 17.Olah nilai raport

18.Contoh kriteria ketuntasan Minimum 19.Raport Narasi

20.Contoh Worksheet

21.Contoh Ulangan Umum Semester

22.Pedoman dan Hasil Observasi Kegiatan Evaluasi Pembelajaran kelas IV SDS School of Universe Parung

23.Foto Observasi Kegiatan Evaluasi Pembelajaran 24.Surat Izin Penelitian

(14)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian di SD School of Universe

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sejarah telah membuktikan bahwa pendidikan merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dikesampingan dalam kehidupan. Kontribusi pendidikan sampai saat ini masih terus dinanti, karena bidang tersebut dipandang mampu mengangkat harkat dan martabat sebuah negara yakni dengan mencetak sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan dalam menjawab tantangan kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan nampaknya akan menjadi topik yang terus menerus dibicarakan dalam berbagai kesempatan, khususnya bagi pemerintah sebagai pihak yang mengemban amanat untuk mencerdaskan seluruh warga negaranya.

(16)

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”1

Pengertian yang terkandung dalam Undang-undang tersebut setidaknya menggambarkan tugas dari sebuah pendidikan yakni melalui proses pembelajaran tidak lain berusaha menumbuhkan minat belajar dan mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik sehingga mereka diharapkan mampu membaca realitas sosial dan melahirkan solusi-solusi atas segala masalah kehidupan.

Kegiatan pembelajaran seharusnya diupayakan dengan mengoptimalkan fungsi dari tiap komponen pembelajaran sehingga visi, misi, dan tujuan yang dicita-citakan dapat direalisasikan melalui kegiatan yang ada. Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik.

Untuk mengetahui sejauhmana keberhasilah pembelajaran tersebut, maka dibutuhkanlah evaluasi pembelajaran di dalamnya. Kegiatan evaluasi sebenarnya merupakan aspek krusial bagi sebuah lembaga pendidikan (sekolah). Dengan dilakukan evaluasi diharapkan tersedia informasi mengenai tingkat keberhasilan yang telah dicapai sehingga diketahui faktor kekurangannya dan dapat diambil langkah-langkah perbaikannya. Sebagai komponen kurikulum, evaluasi bukan saja dapat memberikan informasi mengenai tingkat pencapaian keberhasilan belajar siswa, tetapi juga dapat memberikan informasi mengenai komponen kurikulum lainnya. Artinya melalui kegiatan evaluasi, komponen-komponen lainnya dapat dikaji dan diketahui hubungannya dalam sistem kurikulum.

Dalam Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 58 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa “evaluasi merupakan kegiatan

1

(17)

3

pemantauan dan penilaian terhadap proses serta hasil kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkesinambungan, berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan”.2

Secara prinsipil evaluasi merupakan suatu kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas kegiatan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karenanya, kegiatan evaluasi harus dilaksanakan melalui perencanaan, pengumpulan informasi, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa.3

Evaluasi menjadi bagian sangat penting dan tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Jika pembelajaran berfungsi sebagai pendukung dalam pengembangan potensi peserta didik, maka evaluasi berfungsi sebagai penyedia informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang berjalan. Tanpa kehadiran evaluasi, sulit untuk menemukan informasi mengenai kekurangan dan kelebihan dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Dengan begitu tidak mungkin dapat mengambil sikap dan tindakan kearah selanjutnya dalam pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan inti bahasan evaluasi yang kegiatannya dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar mengajar.4

Ketika suatu proses pendidikan dilaksanakan oleh sekolah dan ketika guru mengambil sebagian dari tugas orangtua dalam mendidik maka pada waktu itu pekerjaan evaluasi sudah hadir.5 Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pembelajaran dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat

2

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 58 ayat 1 dan 2, h. 16

3

Mansur Muslich, KTSP: Dasar Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2008), h. 80.

4

Sukardi, Evaluasi Pendidikan:Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), Cet. 3, h. 5.

5

(18)

mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depannya.

Namun sayangnya dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di sekolah kurang berjalan dengan baik, yang disebabkan oleh berbagai faktor. Kesalahan yang sering terjadi diantara para guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan pada saat-saat tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan, dan/atau akhir suatu program pengajaran. Akibatnya yang terjadi adalah minimnya informasi tentang para siswa sehingga menyebabkan banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi bias dalam menentukan posisi mereka dalam kegiatan kelasnya.6

Selain itu salah satu faktor lainnya ialah teknik evaluasi yang sering dilakukan oleh guru yang hanya mengunakan teknik tes tertulis. Dengan begitu pemberian nilai untuk hasil evaluasi pembelajaran terhadap siswa hanya didapatkan dari penilaian aspek kognitif saja, padahal pada setiap pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda di dalamnya, ada yang lebih menekankan pada aspek pengetahuan, ada yang lebih menekankan pada aspek keterampilan dan ada yang lebih menekankan pada aspek sikap. Sedangkan ruang lingkup penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuanm dan keterampilan yang dilakukan berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relative setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.7 Hal ini disebabkan oleh guru yang pada umumnya mengunakan teknik tes dalam proses evaluasinya, sedangkan dalam evaluasi pembelajaran penilaian tidak hanya diambil dari tes saja namun juga dari non tesnya. Dengan begitu, diharapkan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhannya, diperlukan pengarahan dan pengawasan dari Kepala Sekolah.

6

Sukardi, op. cit., h.2.

7

(19)

5

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan bahwa evaluasi pembelajaran yang dilakukan di salah satu sekolah alam yaitu School of Universe Parung memiliki ke khasan. School of Universe didirikan pada tahun 2004 oleh Lendo Novo dengan visi mendampingi setiap anak manusia untuk menjadi "pemimpin" di muka bumi dan memberi "rahmat" bagi sekalian alam. School of Universe memberikan kabar gembira tentang "metode-metode pendidikan baru", "moral bersama", "nilai-nilai kehidupan baru" dan yang paling penting adalah pola-pola "perilaku yang baru", serta memberikan peringatan tentang "perdamaian, keamanan, kesejahteraan dan kelangsungan "alam semesta".

Terletak di Parung-Bogor School of Universe membuka kelas untuk siswa Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah. Sekolah yang berdiri di atas tanah seluas 9330 m2 ini bernuansa alam yang didominasi dengan pepohonan dan tumbuh-tumbuhan ada juga kolam buatan di dalamnya, hal sesuai dengan konsep sekolah yang diusung yaitu sekolah alam. School of Universe menawarkan lingkungan belajar yang positif, aktif (active learning) untuk anak-anak di dalam tahun-tahun penting perkembangan mereka. Pendekatan yang digunakan dititik beratkan pada pembelajaran keterampilan hidup (life skill) praktis yang luas, yaitu: bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, apresiasi pada konservasi lingkungan, konsisten pada nilai-nilai demokrasi dan toleransi beragama, hubungan yang harmonis dengan orang lain, serta pengembangan kreativitas dan logika.

(20)

pembelajaran yang dilakukan di sekolah alam dan menuangkannya dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul “Implementasi Evaluasi Pembelajaran di Sekolah

Alam (Studi Kasus di SD School of Universe Parung)”.

B.Identifikasi Masalah

Bertitik tolak pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut :

1. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran belum dilaksanakan secara baik.

2. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran belum sesuai dengan standar penilaian pendidikan.

3. Pemahaman guru terhadap teknik evaluasi pembelajaran masih kurang. 4. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran belum memperhatikan tiga ranah yaitu

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

5. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran di sekolah alam.

C.Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti akan memfokuskan penelitian pada “Implementasi Evaluasi Pembelajaran di Sekolah Alam”.

D.Rumusan Masalah

(21)

7

E.Tujuan Penelitian

“Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi evaluasi

pembelajaran di SD School of Universe Parung”.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yaitu:

1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang implementasi evaluasi pembelajaran di sekolah alam.

2. Praktis

(22)

BAB II

KAJIAN TEORI

A.Evaluasi Pembelajaran

1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi atau biasanya juga dikenal dengan istilah penilaian, merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran, posisinya dapat disetarakan dengan penetapan tujuan dalam proses pembelajaran.1 Evaluasi sendiri berasal dari kata

evaluation (bahasa Inggris). Kata tersebut diserap ke dalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi ”evaluasi”.2

Menurut Suchman, evaluasi sebagai proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.3 Definisi lain dikemukakan oleh Kourilski. Menurutnya evaluasi adalah

1

Ahmad Sofyan. dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006), Cet. h. 1.

2

Suharsimi Arikunto Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta:

Bumi Aksara), Cet. 4 h. 1.

3

(23)

9

tindakan tentang penetapan derajat penguasaan atribut tertentu oleh individu atau kelompok.4

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1), evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan.5

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sengaja direncanakan untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai yang berkaitan dengan sesuatu yang dikerjakan, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Kegiatan pembelajaran pada umumnya dilaksanakan secara formal di sekolah, di mana dalam kegiatan pembelajaran tersebut terdapat guru sebagai pengajar dan siswa yang menerima pengajaran yang didukung dengan sumber belajar yang ada.

Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.6

Menurut Eveline dan Hartini, pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah

4

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), Cet. 4, h. 145.

5

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 57 ayat (1)

6

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), Cet. 9, h.

(24)

ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang.7

Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran.8

Selain yang dikemukan oleh para ahli pendidikan di atas, dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga tercantum bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi, pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang terjadi, karena adanya interaksi antara guru dan peserta didik guna mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas peserta didik dalam upaya ketercapaian tujuan pembelajaran.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan interaksi antara guru dan peserta didik secara terencana dan terarah dalam melakukan segala aktivitas belajar dan mengajar dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada guna meningkatkan potensi peserta didik agar dapat tercapai tujuan yang diharapkan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini guru berperan penting, guna merangsang kemampuan dan kreativitas peserta didik guna peningkatan pengetahuan peserta didik itu sendiri.

Dengan demikian dari pengertian evaluasi dan pembelajaran di atas dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi pembelajaran adalah penilaian suatu proses yang terencana, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan dan penetapan kualitas pembelajaran terhadap berbagai komponen dalam pembelajaran, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran.

7

Eveline Siregar & Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia,

2010), Cet. 1, h.13.

8

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012),

(25)

11

Secara sistematik, evaluasi pembelajaran yang mencakup komponen input, yakni perilaku awal (entry behavior) siswa, komponen input instrumental yakni kemampuan profesional guru/tenaga kependidikan, komponen kurikulum (program studi, metode, media), komponen administratif (alat, waktu, dana): komponen prose ialah prosedur pelaksanaan pembelajaran: komponen output ialah hasil pembelajaran yang menandai ketercapaian tujuan pembelajaran.9 Dalam hal ini perhatian hanya ditujukan pada evaluasi terhadap komponen proses dan hasil belajar.

Evaluasi atau penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa.10 Penilaian hasil pembelajaran dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusun laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.11 Objek penilaiannya sendiri mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Sedangkan penilaian proses belajar siswa adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran.12 Dalam penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiensinya dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan

9

Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), cet. 14, h.

171.

10

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar-Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset, 2010), cet. 15, h. 3.

11

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Bandung:

Rajawali Pers, 2011), cet. 3, h. 13.

12

(26)

tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan sebab keduanya merupakan hasil akibat dari proses.

Penilaian hasil belajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada peserta didik. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk: (1) peserta didik akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan; (2) mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkatkan baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan perilaku yang diinginkan.13

Penilaian hasil belajar dapat dilakukan dengan pemberian tugas individu atau kelompok, ulangan harian, sesuai dengan materi yang selesai dibahas, maupun pada tahap akhir yang biasanya dilaksanakan ujian akhir sekolah. Seluruh penilaian dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk memperbaiki proses pembelajaran, dan menentukan kenaikan kelas bagi setiap peserta didik. Dengan adanya pemberian tugas tersebut dapat membantu guru untuk dapat mengetahui sejauh mana kompetensi yang sudah dimiliki siswa, sehingga dapat memudahkan guru untuk dapat menyusun strategi untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi memiliki tujuan yang didasarkan pada keperluan pengambilan keputusan, masyarakat, pemberi dana, pelaksana, akademik dan sangat ditentukan

13

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan

(27)

13

oleh pandangan filosofis mengenai evaluasi.14 Tujuan dari evaluasi sendiri untuk menentukan kualitas daripada sesuatu, terutama yang berkenaan dengan nilai dan arti. Dalam pedoman penilaian Depdikbud (1994) dinyatakan bahwa tujuan penilaian adalah untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar sekaligus memberi umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar.15

Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Sedangkan tujuan khusus evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran itu sendiri, seperti evaluasi perencanaan dan pengembangan, evaluasi monitoring, evaluasi dampak, evaluasi efisiensi-ekonomis, dan evaluasi program komprehensif.16

Sejalan dengan tujuan evaluasi di atas, evaluasi yang dilakukan di sekolah juga memiliki banyak fungsi, di antaranya adalah:

a. Formatif

Evaluasi yang dilaksanakan di tengah program pembelajaran digunakan sebagai umpan balik, baik peserta didik maupun pendidik. Berdasarkan hasil tes, pendidik dapat mengetahui kelemahan/kekurang peserta didik dan dari situ dapat dilakukan perbaikan.

b. Sumatif

Tes sumatif dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar biasanya dilakukan pada akhir program pengajaran, misalnya pada akhir kwartal, akhir semester atau akhir tahun ajaran. Dengan begitu dapat ditentukan naik atau tidaknya, lulus atau tidaknya peserta didik.

c. Selektif

14

Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum, (Bandung: Rosdakarya, 2009), cet. 2, h. 32.

15

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012),

cet. 1, h. 63

16

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Subdit Kelembagaan Direktorat Pendidikan

(28)

Dengan fasilitas yang terbatas, maka evaluasi dapat dipakai untuk menyeleksi masukan (input) guna disesuaikan dengan ruangan, tempat duduk atau fasilitas lain yang tersedia.

d. Diagnostik

Evaluasi dapat pula untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan subyek didik. Prosesnya dapat dilakukan pada permulaan kegiatan belajar mengajar (KBM), selama berlangsung ataupun pada akhir KBM. Dengan diketahuinya kesulitan-kesulitan subyek didik maka program perbaikan dapat dilakukan sebagai titik berangkat suatu pengajaran yang akan dimulai.

e. Motivasi

Apabila subyek didik tahu bahwa dalam KBM yang siswa jalani tidak dilakukan evaluasi maka akibatnya sudah dapat dibayangkan peserta didik tidak enggan untuk belajar. Dengan demikian keinginan balajar peserta didik diharapkan meningkat. 17

Selain kelima fungsi di atas asep Jihad dan Abdul Haris menyatakan masih ada fungsi-fungsi lain dari evaluasi program pembelajaran, antara lain18:

a. Laporan untuk orang tua dan siswa

Penilaian yang diselenggarakan sekolah perlu adanya laporan baik untuk orangtua, lembaga maupun guru itu sendiri. Bagi siswa penilaian mempunyai kegunaan antara lain:

1) Dapat mengetahui apakah ia sudah menguasai bahan yang diberikan oleh guru

2) Dapat mengetahui bagian mana yang belum dikuasai sehingga dapat mempelajari seefektif mungkin

3) Dapat menjadi penguatan bagi siswa yang sudah menguasai dan mendorong untuk lebih giat lagi

b. Laporan untuk sekolah

Selain laporan yang dibuat untuk orang tua dan siswa guru harus juga membuat laporan untuk sekolah. Sekolah sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses pembelajaran.

Dalam operasionalnya pelaporan untuk sekolah lebih berorientasi dalam membangun penguatan peserta didik dalam:

1) Mengadakan remedial 2) Mengadakan pengayaan

17

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012),

cet. 1, h. 56.

18

(29)

15

3) Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru 4) Penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah c. Laporan untuk masyarakat

Laporan kegiatan pembelajaran pada masyarakat merupakan hal yang penting karena dapat meyakinkan upaya-upaya yang telah dilakukan sekolah dalam meningkatkan pembelajaran. Kepercayaan pada masyarakat sangat diharapkan sehingga partisipasi masyarakat untuk bersama-sama memajukan sekolah dapat dilakukan secara bersama-sama.

3. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi. Betapa pun baiknya prosedur evaluasi diikuti dan sempurnanya teknik evaluasi diterapkan, apabila tidak dipadukan dengan prinsip-prinsip penunjangnya maka hasil evaluasi akan kurang dari yang diharapkan. Prinsip-prinsip penilaian dalam pembelajaran baik penilaian berkelanjutan penilaian akhir hendaknya dikembangkan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

a. Menyeluruh

Penguasaaan kompetensi/kemampuan dalam mata pelajaran hendaknya menyeluruh, baik menyangkut standar kompetensi, kemampuan dasar serta keseluruhan indikator ketercapaian, baik menyangkut domain kognitif (pengetahuan), afektif (sikap, perilaku dan nilai), serta psikomotor (keterampilan), maupun menyangkut evaluasi proses dan hasil belajar. b. Berkelanjutan

Di samping menyeluruh, penilaian hendaknya dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar siswa sebagai dampak langsung (dampak instruksional/pembelajaran) maupun dampak tidak langsung (dampak pengiring/nurturan effect) dari proses pembeajaran.

c. Berorientasi Pada Indikator Ketercapaian

Sistem penilaian dalam pembelajaran harus mengacu pada indikator ketercapaian yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar/kemampuan minimal dan standar kompetensinya. Dengan demikian hasil penilaian akan memberikan gambaran mengenai sampai seberapa indikator kamampuan dasar dalam suatu mata pelajaran telah dikuasai oleh siswa.

d. Sesuai Dengan Pengalaman Belajar

(30)

problem-solving maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) maupun produk/hasil melakukan problem-solving.19

4. Tahap-Tahap Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pada dasarnya ialah suatu proses yang sistematis. Artinya, ditempuh tahap-tahap dan setiap tahap mengandung langkah yang jelas apa yang harus dilakukan penilai. Tahap evaluasi yang perlu dilalui seorang penilai meliputi: perencanaan, pelaksanaan, monitoring, pengolahan data, dan pelaporan hasil evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi.20

1) Perencanaan Evaluasi

Pada setiap kegiatan kependidikan pastinya selalu diawali dengan perencanaan. Tahap perencanaan ini sangatlah penting, karena pada dasarnya di tahap ini menentukan apa dan bagaimana evaluasi harus dilakukan nantinya. Artinya, diperlukan rencana yang jelas mengenai kegiatan evaluasi termasuk alat dan sarana yang diperlukan. Perencanaan evaluasi pembelajaran menurut Zainal Arifin dapat ditinjau dari dua pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan program evaluasi. Suatu program minimal terdiri atas tiga dimensi, yaitu input, proses, dan output. Di sini evaluator harus menyusun proposal, karena melakukan evaluasi sama halnya melakukan penelitian. b. Pendekatan hasil belajar. Pendekatan ini dapat dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu domain hasil belajar, proses dan hasil belajar, dan kompentesi.21 2) Pelaksanaan Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi, baik menggunakan tes maupun non-tes. Tujuan pelaksanaan evaluasi adalah untuk mengumpulkan data dan

19

Asep Jihad dan Abdul Haris, op. cit., h. 63.

20

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: PT Rosdakarya, 2013), Cet. 5, h. 90.

21

(31)

17

informasi yang akurat mengenai keseluruhan aspek kepribadian dan prestasi masing-masing peserta didik agar dapat dilakukan tindak lanjut kedepannya. 3) Monitoring Pelaksanaan Evaluasi

Langkah ini dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan evaluasi pembelajaran telah sesuai dengan perencanaan evaluasi yang telah ditetapkan atau belum. Tujuannya adalah untuk mencegah hal-hal yang negatif dan meningkatkan efisiensi pelaksanaan evaluasi.

4) Pengolahan data

Setelah semua data dikumpulkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data. Pengolahan data hasil belajar dimaksudkan untuk mengubah data mentah hasil tes atau non tes menjadi masak yang siap ditafsirkan. Penafsiran data masak tersebut antara lain untuk menentukan posisi siswa dibandingkan dengan siswa-siswa lainnya dalam kelompok atau kelasnya, dan untuk menentukan batas kelulusan berdasarkan kriteria yang ditentukan.

5) Pelaporan hasil evaluasi

Semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan, seperti orang tua/wali, kepala sekolah, pengawas, pemerintah, mitra sekolah, dan peserta didik itu sendiri sebagai bentuk akuntabilitas publik. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak dapat mengetahui pencapai proses proses pembelajaran dan perkembangan peserta didik.

6) Penggunaan hasil evaluasi

(32)

5. Ranah dan Teknik Penilaian Hasil Belajar

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instuksional, menggunakan klasikasi hasil, belajar dari Beyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Pelaksanaan evaluasi dengan berpegang kepada prinsip-prinsip yang ada dapat menggunakan berbagai teknik.

Teknik-teknik itu adakalanya berupaya mengumpulkan data obyektif dari siswa dan adakalanya dari pandangan orang luar (masyarakat) terhadap perencanaan pembelajaran di sekolah. Keduanya haruslah menjadi dasar pertimbangan dalam melakukan evaluasi. Karena bagaimana pun proses pendidikan itu dampaknya akan dirasakan bukan semata-mata oleh siswa itu sendiri, namun juga oleh masyarakat yang akan menerima dan memakai lulusan sekolah.22

Teknik evaluasi yaitu suatu cara atau prosedur memperoleh data dan keterangan yang berguna sebagai bahan evaluasi. Pelaksanaan teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.23 Berikut uraian keenam aspek tersebut:

22

Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2009), h.

167.

23

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar-Mengajar, (Bandung: PT Remaja

(33)

19

1) Tipe Hasil Belajar Pengetahuan

Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan ini akan digali pada saat diperlukan melalui bentuk mengingat atau mengenal kembali.24 Tipe hasil belajar ini mengasah pengetahuan hafalan siswa berkaitan dengan pemahaman siswa nantinya. Hal ini berlaku bagi semua bidang ilmu, baik matematika, pengetahuan alam, ilmu sosial, maupun bahasa.

Dilihat dari segi bentuknya, tes yang paling banyak dipakai untuk mengungkapkan aspek pengetahuan adalah tipe melengkapi, tipe isian, dan tipe benar-salah. Karena lebih mudah menyusunnya, orang banyak memilih tipe benar-salah.

2) Tipe Hasil Belajar Pemahaman

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.

Karakteristik soal-soal pemahaman sangat mudah dikenal. Misalnya, mengungkapkan tema, topik, atau masalh yang sama dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan, tetapi materinya berbeda.25

3) Tipe Hasil Belajar Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, rumus, hukum,

24

Ibid, cet. 15, h. 23.

25

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar-Mengajar, (Bandung: PT Remaja

(34)

prinsip, generalisasi dan pedoman atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila terjadi proses pemecahan masalah.26

Dengan aplikasi dapat diketahuai kesanggupan siswa dalam menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, metode-metode, prinsip-prinsip, rumusan-rumusan, teori-teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkret. Pengukuran kemampuan ini umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) dan melalui pendekatan ini siswa dihadapkan pada suatu masalah yang perlu dipecahkan dengan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya.27

4) Tipe Hasil Belajar Analisis

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya. Analisis me-rupakan suatu kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe hasil belajar sebelumnya. Dengan kemampuan analisis diharapkan siswa mempunyai pemahaman yang komprehensif tentang sesuatu dan dapat memilah atau memecahnya menjadi bagian-bagian yang terpadu baik dalam hal prosesnya, cara bekerjanya, maupun dalam hal sistematikanya. Bila kecakapan analisis telah dikuasai siswa maka siswa akan dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif.28

Kemampuan analisis ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu analisis unsur, analisis hubungan dan analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi.29

26

Ibid, cet. 15, h. 25.

27

Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), cet. 1 h. 44.

28

Nana Sudjana, op. cit., cet. 15, h. 27.

29

(35)

21

5) Tipe Hasil Belajar Sintesis

Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir berdasar pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman, berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daipada berpikir devergen. Dalam berpikir konvergen, pemecahan masalah atau jawabannya akan mudah diketahui berdasarkan yang sudah dikenalnya. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Berpikir sintesis merupakan sarana untuk dapat mengembangkan berpikir kreatif.

Dalam hal ini sintesi merupakan kemampuan berpikir yang merupakan kebaliak kemampuan analisis: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola yang baru, yang dinyatakan dengan membuat suatu rencana, yang menuntut adanya kriteria untuk menemukan pola dan struktur organisasi yang dimaksud.30

6) Tipe Hasil Belajar Evaluasi

Evaluasi merupakan jenjang berpikir yang paling tinggi dalam ranah kognitif ini, yang merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal dan mempertanggung jawabkan pendapat berdasarkan kriteria tertentu.31 Oleh karena itu maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau stándar tertentu. Dalam tes esai, stándar atau kriteria tersebut muncul dalam bentuk frase ”menurut pendapat saudara” atau “menurut teori tertentu”. Frase yang pertama sukar diuji mutunya, setidak-tidaknya sukar diperbandingkan sebab variasi kriterianya sangat luas. Frase yang kedua lebih jelas standarnya.

30

Sudaryono, op. cit., h. 45.

31

(36)

Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam evaluasi, maka soal-soal yang dibuat harus menyebutkan kriterianya secara eksplisit.32

Kecakapan evaluasi seseorang setidaknya-tidaknya dapat dikategorikan ke dalam enam tipe:

a. Dapat memberikan evaluasi tentang ketepatan suatu karya atau dokumen.

b. Dapat memberikan kesimpulan, juga keajengan logika dan organisasinya.

c. Dapat memahami nilai serta sudut pandang yang dipakai orang dalam mengambil suatu keputusan.

d. Dapat mengevaluasi suatu karya dengan mempertimbangkannya dengan karya lain yang relevan.

e. Dapat mengevaluasi suatu karya dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan.

f. Dapat memberikan evaluasi tentang suatu karya dengan menggunakan sejumlah kriteria yang eksplisit.

Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:

1) Tes tertulis, tes ini dilakukan secara tertulis baik soal maupun jawabannya. Tes tertulis ini biasanya berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan dan uraian.

2) Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, fraase, kalimat maupun faragraf yang diucapkan.

3) Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.33

32

Nana Sudjana, op. cit., h. 23.

33

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan

(37)

23

Bentuk penilaian berupa tes tertulis terdiri atas bentuk objektif dan bentuk uraian. Bentuk objektif meliputi pilihan ganda, isian, benar salah, menjodohkan, serta jawaban singkat. Agar diperoleh hasil penilaian yang objektif, hendaknya guru dapat menggunakan uraian terbatas dengan pemberian alternatif kunci pokok jawaban yang mungkin dijawab siswa untuk setiap soal. Secara rinci penilaian siswa bisa dilakukan dengan:

a. Ulangan harian umumnya diberikan setelah selesainya satu materi pembelajaran tertentu.

b. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.

c. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester

d. Tugas kelompok dimaksudkan sebagai latihan bagi siswa dalam mengembangkan kompetensi kerja kelompok.

e. Kuis merupakan tes yang membutuhkan waktu singkat yaitu berkisar 10-15 menit. Pertanyaan hanya merupakan hal yang prisnsip saja dan bentuk jawaban merupakan isian singkat.

f. Ulangan blok merupakan tes pada akhir beberapa materi pelajaran dengan bahan semua materi pokok yang telah diberikan.

g. Pertanyaan lisan, pertanyaan yang diberikandan dijawab dengan ucapan, berupa pengetahuan atau pemahaman tentang konsep.

h. Tugas individu dimaksudkan sebagai latihan bagi siswa untuk mengembangkan wawasan dan kompetensi berfikir.34

34

(38)

b. Ranah Afektif (Sikap)

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian hasil belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru. 35 Dalam penilai proses hasil belajar guru lebih banyak mengukur siswa dalam penguasaan aspek kognitif daripada dua aspek lainnya.

Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.36 Meskipun bahan pengajaran berisi ranah kognitif, sebaiknya ranah afektif juga dimasukan menjadi bagian dari bahan pengajaran tersebut dan harus tampak dalam proses belajar dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut:

- Sikap terhadap mata pelajaran. - Sikap terhadap guru/pengajar. - Sipak terhadap proses pembelajaran.

- Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran.

- Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.37

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.

35

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, h. 30.

36

Nana Sudjana, op. cit., h. 30.

37

(39)

25

a. Penerimaan (receiving); yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.

b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulasi dari luar yang datang kepada dirinya.

c. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tsb.

d. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ke dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristik.

Penilaian sikap dilakukan melalui teknik non tes berupa observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal yang dijelaskan sebagai berikut.

1) Observasi atau pengamatan adalah teknik penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada suatu situasi tertentu.38 Observasi pengamatan terhadap obyek yang dilakukan secara berkesinambungan

38

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum

(40)

baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada tiga jenis observasi, yaitu:

a. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan tanpa perantara atau secara langsung terhadap obyek atau kegiatan.

b. Observasi tidak langsung, yaitu observasi yang dilakukan terhadap suatu obyek melalui perantara suatu alat atau cara, baik dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun buatan.

c. Partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut serta atau melibatkan diri dalam situasi suatu obyek. 39

2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembaran penilaian diri.

3) Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.

4) Jurnal/Catatan Guru merupakan catatan pendidik didalam dan diluar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.40

c. Ranah Psikomotorik (Keterampilan)

Hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat kognitifnya sebenarnya dalam

39

Lukmanul Hakiim, op. cit., h. 167.

40

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Pembinaan

(41)

27

kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya. Penilaian psikomotor tampak dalam bentuk ketermpilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.41. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:

1) Gerak refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar). 2) Keterampilan pada gerakan dasar.

3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan kete-patan.

5) Gerak-gerak skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada kete-rampilan yang kompleks.

6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpreatif.42

Aspek keterampilan dapat dinilai dengan beberapa cara yang dijelaskan sebagai berikut:

1) Penilaian kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengmatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana terjadi.43 Dalam penilaian ini biasanya siswa diminta untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya kemudian mengaplikasikannya dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Tes ini biasanya digunakan pada mata pelajaran seperti, olahraga, seni tari, kesenian, dan lainnya.

2) Penilaian projek merupakan penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan menyeluruh/umum secara konseptual, mengenai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian projek terhadap tugas yang mengandung

41

Nana Sudjana, op. cit., h. 31.

42

Nana Sudjana, op. cit., h. 30.

43

Masnur Muslich, KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konseptual, (Jakarta: PT.

(42)

investigasi dan harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan. 44 Penilaian projek sangat dianjurkan karena membantu mengembangkan ketrampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik.

3) Penilaian portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang telah ditetapkan.45 Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses & pencapaian hasil belajar peserta didik.

Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema. Selama proses ini diperlukan bimbingan guru melalui catatan-catatan tentang karya peserta didik sebagai masukan perbaikan lebih lanjut. Kumpulan karya anak sejak draf sampai laporan akhir berserta catatan catatan sebagai masukan guru inilah, yang menjadi potofolio.46

Penilaian dilakukan secara holistik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan

44

Ibid., h. 95

45

Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), cet. 1 h.

83.

46

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan

[image:42.612.91.502.88.614.2]
(43)

29

(penilaian hasil belajar). Pada jenjang pendidikan dasar, proporsi pembinaan karakter lebih diutamakan dari pada proporsi pembinaan akademik.

B.Penelitian yang Relevan

Berikut ini dikemukakan penelitian yang relevan dengan membahas permasalahan yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu : Konsep Kurikulum Sekolah Alam Ciganjur Jakarta Selatan. Skripsi yang ditulis oleh Encep Ade berfokus pada konsep dari kurikulum yang ada di Sekolah Alam Ciganjur Jakarta Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah alam merupakan solusi alternatif bagi orang tua yang tidak puas dengan konsep pendidikan konvensional. Sekolah Alam Ciganjur menjadikan alam sebagai sumber ilmu pengetahuan. Metode yang diberikan bukan metode menghafal tetapi memahami dan menerapkan teori dalam kehidupan sehari-hari.

Persamaan penelitian di atas dengan penyusun tulis adalah sama-sama mengkaji tentang sekolah alam. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang penyusun tulis ini yaitu bahwa penelitian ini berfokus pada evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran berbasis alam di School of Universe Parung. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan di School of Universe yaitu perencanaan, pelaksanaan, penilaian hasil, pengawasan dan evaluasi pembelajaran.

C.Kerangka Berfikir

(44)

terhadap berbagai komponen dalam pembelajaran, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran.

(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

[image:45.595.90.493.158.607.2]

Penelitian ini dilaksanakan di School of Universe, Jalan Raya Parung 314 km.43, Parung – Bogor pada bulan Agustus 2014 sampai Januari 2015. Adapun jadwal kegiatan penelitiaannya sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian di School of Universe Parung

Tanggal Kegiatan

4 Agustus 2014 Izin penelitian di School of Universe Parung

5 Agustus – 13 November 2014

Observasi Implementasi Evaluasi Pembelajaran di SD School of Universe Parung

17- 22 Desember 2014 Meminta data-data sekolah terkait Wawancara dengan Guru

8 Januari 2015 Pengecekan dokumen yang terkait dengan penelitian dengan penelitian

B. Metode Penelitian

(46)

dibutuhkan untuk penelitian ini, peneliti melakukan penelitian lapangan terhadap objek yang dituju berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang terjadi di School of Universe dan juga mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian untuk dianalisis dan disimpulkan guna menjelaskan karakteristik dari objek yang diteliti.

C.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam proses penelitian, karena dari data-data yang dikumpulkan peneliti dapat membantu dalam proses penelitian. Media pengumpulan data tersebut diantaranya adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. Keempat media tersebut penggunaannya dapat dipilih satu macam, atau gabungan antara dua media tersebut, tergantung macam data yang diharapkan oleh peneliti.

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observasi)

Observasi (pengamatan) berarti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan responden kecil. Oleh karena itu pada penelitian ini observasi yang dilakukan peneliti adalah mengamati secara langsung proses evaluasi pembelajaran berkaitan dengan evaluasi proses dan hasil belajar yang dilaksanakan oleh guru kepada siswa di sekolah.

2. Wawancara

(47)

33

yaitu wawancara langsung dengan Guru dan Kepala Sekolah di SD School of Universe Parung berkenaan dengan evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan di School of Universe.

3. Dokumentasi

Studi dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun data dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Data yang akan diperoleh dari dokumentasi ini antara lain adalah profil contoh form penilaian, contoh raport narasi dan rapot diknas serta dokumentasi pendukung lainnya. Dokumen tersebut berfungsi sebagai data informasi yang sangat diperlukan dalam penelitian sehingga membantu penyelesaian penelitian.

D.Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.1 Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan agar data yang terkumpul itu dapat dianalisa kemudian diambil kesimpulan.

Dalam proses penelitian ini penulis menggunakan analisa deskriptif untuk memaparkan hasil data yang diperoleh. Analisa data yang telah terkumpul kemudian dianalisis sesuai dengan penelitian, berbagai sumber yang

1

(48)

diperoleh dari kegiatan wawancara, pengamatan lokasi dan dokumentasi, setelah itu disimpulkan dengan bahasa yang mudah dipahami.

Data yang didapat selanjutnya dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan kesimpulan akhir. Analisis data yang dilakukan yaitu:

1. Pengumpulan data

Penelitian mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan.

2. Reduksi data

Hal yang dilakukan pertama dalam reduksi data adalah mengidentifikasi bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus masalah penelitian. 3. Penyajian data

Penyajian dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penerikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering digunakan adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.

4. Menarik kesimpulan/verifikasi

Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan melakukan verivikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan, dan konfigurasi yang mungkin ada dari fenomena.

E.Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data yang didapat dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan cara:2

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. Dari data yang di dapat selama pengamatan berlangsung dibandingkan dengan hasil wawancara yang di dapat dari narasumber.

2

(49)

35

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. Dari pendapat yang didapat oleh peneliti saat pengamatan dibandingkan dengan dengan pendapat pribadi peneliti.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. Dari hasil wawancara saat penelitian berlangsung dibandingkan dengan pendapat yang ada selama ini.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain. Dari wawancara yang didapat peneliti dengan narasumber utama dibandingkan dengan hasil wawancara yang didapat dari pihak yang berada dilingkungan penelitian seperti, Kepala Sekolah, staf, dan guru kelas lainnya.

(50)
[image:50.595.85.490.147.724.2]

F. Kisi-kisi Instrumen Penelitians

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Fokus penelitian Sub Fokus Indikator

Implementasi Evaluasi Pembelajaran di

School of Universe Parung

Evaluasi Pembelajaran

Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran Menyeluruh

Berkelanjutan

Berorientasi pada indikator

ketercapaian

Sesuai dengan pengalaman belajar

Prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran

Tujuan evaluasi pembelajaran Perencanaan evaluasi pembelajaran Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Monitoring pelaksanaan evaluasi

pembelajaran

Pengolahan data dari pelaksanaan

evaluasi pembelajaran

Pelaporan evaluasi pembelajaran

Penggunaan hasil evaluasi

pembelajaran

Ranah dan Teknik Penilaian Hasil Belajar Ranah Kognitif, dapat dinilai dengan

teknik: -Tes tertulis -Tes lisan -Penugasan

(51)

37

teknik: -Observasi -Penilaian diri

-Penilaian antar teman -Jurnal/catatan guru

Ranah Psikomotorik dapat dinilai dengan teknik:

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.Deskripsi Data dan Analisis Hasil Penelitian Evaluasi Pembelajaran SD

School of Universe Parung

Dalam proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan, salah satu komponen terpenting yang dilakukan ialah evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan untuk melihat hasil dari proses pembelajaran yang kemudian akan diambil tindakan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan tujuan dari evaluasi pembelajaran sendiri yaitu untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi sistem pembelajaran, baik menyangkut tentang tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui efektivitas proses dalam mencapai standar keberhasilan dari tiap kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan dan berjalan. Selanjutnya dapat ditentukan langkah dan tindakan selanjutnya.

(53)

39

Berdasarkan objek kajiannya, evaluasi meliputi dua komponen yaitu evaluasi proses dan hasil belajar. Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan di SD School of Universe Parung, pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran dilaksanakan oleh fasilitator utama (guru kelas), asisten fasilitator dan dibantu oleh guru pendamping bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan. Sementara evaluasi hasil yang dilaksanakan dimaksudkan untuk melihat kualitas hasil dari serangkaian proses belajar mengajar.

Sesuai dengan hasil penelitian evaluasi pembelajaran di SD School of Universe dapat diketahui bahwa kegiatan evaluasi pembelajaran dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan, meliputi: perencanaan, pelaksanaan, monitoring, pengolahan data dan penggunaan hasil evaluasi. Berikut uraian penjelasan tahap kegiatan evaluasi tersebut:

1. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran di SD School of Universe Parung

Perencanaan evaluasi pembelajaran merupakan persiapan jangka pendek yang dilakukan pendidik untuk memperkirakan tentang apa yang akan dilakukan. Persiapan tersebut meliputi: tujuan, aspek-aspek yang akan dinilai, metode, serta menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk menghasilkan kegiatan evaluasi yang baik.

Berdasarkan data dan hasil dari observasi yang peneliti dapatkan pada tahap perencanaan evaluasi pembelajaran yang dibuat oleh fasilitator utama dan asisten fasilitator dirumuskan dengan mempertimbangkan materi dan waktu yang ter

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian di SD School of Universe
gambaran secara menyeluruh tentang proses & pencapaian hasil
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian di School of Universe Parung
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian dan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam membimbing,

Metode belajar bersamaalam berupaya mendekatkan peserta didik dengan alam,merawat kelestarian lingkungan, dan belajar untuk menjaga lingkungan alam, Belajar bersama

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif adalah suatu pembelian yang terjadi secara tiba-tiba, spontan, tidak terencana dan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

Pendidikan inklusif merupakan suatu proses untuk menghilangkan penghalang yang memisahkan peserta didik berkebutuhan khusus dari peserta didik normal agar mereka

Jadi pembelajaran yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah suatu proses interaksi belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran Pendidikan

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU.No. Di dalam lingkungan perguruan tinggi, interaksi