• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Nilai N-Terminal Pro-Brain Natriuretic Peptide (NT-pro BNP) Dengan Keparahan Penderita Gagal Jantung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Nilai N-Terminal Pro-Brain Natriuretic Peptide (NT-pro BNP) Dengan Keparahan Penderita Gagal Jantung"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN NILAI N-TERMINAL PRO-BRAIN NATRIURETIC PEPTIDE (NT-pro BNP) DENGAN KEPARAHAN PENDERITA

GAGAL JANTUNG

PENELITIAN POTONG LINTANG DI DEPARTEMEN / SMF ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN USU

RSUP H. ADAM MALIK / RSUD Dr. PRINGADI MEDAN

OKTOBER 2008 – DESEMBER 2008

TESIS

OLEH

T. REALSYAH RENARDI

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

DIAJUKAN DAN DIPERTAHANKAN DI DEPAN SIDANG LENGKAP DEWAN PENILAI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN USU

DITERIMA SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENDAPATKAN KEAHLIAN DALAM BIDANG ILMU PENYAKIT DALAM

PEMBIMBING

Prof. Dr. HARRIS HASAN, SpPD, SpJP(K)

DISAHKAN OLEH

KETUA DEPARTEMEN KETUA PROGRAM STUDI PPDS ILMU PENYAKIT DALAM ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN USU FAKULTAS KEDOTERAN USU

(3)

TIM PENILAI

1. Prof. Dr. Lukman Hakim Zain, SpPD-KGEH 2. Prof. Dr. M. Yusuf Nasution, SpPD-KGH 3. Dr. A. Adin Sutan Bagindo, SpPD-KKV 4. Dr. Alwinsyah Abidin, SpPD-KP

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya serta telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul : Hubungan Nilai N-Terminal Pro-Brain Natriuretic Peptide (NT-proBNP) dengan Keparahan Penderita Gagal Jantung.

Tesis ini merupakan persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan dokter ahli di bidang llmu Penyakit Dalam pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dengan selesainya tesis ini, maka penulis ingin menyampaikan terima kasih dan rasa hormat serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Salli Roseffi Nasution, SpPD-KGH, selaku Ketua Departemen llmu Penyakit Dalam FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan bimbingan dan kemudahan buat penulis dalam menyelesaikan.

(5)

3. Dr. Zulhelmi Bustami, SpPD-KGH dan Dr. Dharma Lindarto, SpPD-KEMD selaku ketua dan Sekertaris Program Studi Ilmu Penyakit Dalam yang dengan sungguh-sungguh telah membantu dan membentuk penulis menjadi ahli penyakit dalam yang berkualitas, handal dan berbudi luhur serta siap untuk mengabdi bagi nusa dan bangsa.

4. Prof. Dr. Harun Rasyid Lubis, SpPD-KGH selaku Ketua TKP-PPDS ketika penulis diterima sebagai peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit dalam yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk di terima sebagai peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam

5. Prof.Dr. Lukman Hakim Zein, SpPD-KGEH selaku ketua Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medanketika penulis diterima sebagai peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan dalam menyelesaikan pendidikan.

6. Prof. Dr. Azhar Tanjung, SpPD-KP-KAI, SpMK dan Prof. Dr. Azmi S. Kar, SpPD-KHOM selaku Ketua dan Sekertaris Program Studi Ilmu Penyakit Dalam ketika penulis diterima sebagai peserta PPDS Ilmu Penyakit Dalam yang telah memberikan banyak bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan pendidikan

(6)

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan persetujuan untuk pelaksanaan penelitian ini.

8. Seluruh staf Departemen llmu Penyakit Dalam FK USU/ RSUD Dr Pirngadi/ RSUP H. Adam Malik Medan : Prof. Dr. Harun Rasyid Lubis, SpPD-KGH, Prof. Dr. T Renardi Haroen SpPD-KKV, MPH, Prof. Dr. Bachtiar Fanani Lubis, SpPD-KHOM, Prof. Dr. Habibah Hanum Nasution, KPsi, Prof. Dr. Sutomo Kasiman SpPD-KKV, Prof. Dr. Pengarapen Tarigan, SpPD-KGEH, Prof. Dr. OK Moehad Sjah KR, Prof. Dr. Lukman Hakim Zain, SpPD-KGEH, Prof. Dr. M Yusuf Nasution, SpPD-KGH, Prof. Dr. Azhar Tanjung, KP-KAl, SpMK, Prof. Dr. Azmi S Kar, SpPD-KHOM, Prof. Dr. Gontar A Siregar, SpPD-KGEH, Prof. Dr. Harris Hasan SpPD, SpJP(K), Dr. Nur Aisyah SpPD-KEMD, Dr. A Adin St Bagindo SpPD-KKV, Dr. Lufti Latief, SpPD-KKV, Dr. Syafii Piliang, SpPD-KEMD, Dr. T Bachtiar Panjaitan, SpPD, Dr. Abiran Nababan, SpPD-KGEH, Dr. Betthin Marpaung, SpPD-KGEH, Dr. Sri M Sutadi KGEH, Aim. Dr. OK. Alfien Syukran, SpPD-KEMD, Aim. Dr. Chairul Bahri, SpPD, Dr. Mabel Sihombing, SpPD-KGEH, Dr. Juwita Sembiring, SpPD-KGEH, Dr. Alwinsyah Abidin, SpPD-KP, Dr. Abdurrahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH, Dr. Dharma Lindarto SpPD-KEMD, Dr. Umar Zein SpPD-KPTI-DTM&H-MHA, Dr. Yosia Ginting, SpPD-KPTI, Dr. Refli Hasan SpPD-SpJP(K), Dr.Pirma Siburian SpPD, Dr. EN Keliat SpPD-KP, Dr. Blondina Marpaung KR, Dr. Leonardo Dairy SpPD-KGEH yang merupakan guru-guru saya yang telah banyak memberikan arahan dan petunjuk kepada saya selama mengikuti pendidikan.

(7)

Dr. Rahmat Isnanta, SpPD, Dr. Santi Safril, SpPD, Dr. Dairion Gatot SpPD, Dr. Jerahim Tarigan SpPD, Dr. Endang Sembiring SpPD, Dr. Abraham SpPD, Dr. Soegiarto Gani SpPD, Dr. Savita Handayani SpPD, Dr. Franciscus Ginting SpPD, Dr. Syafrizal Nasution, SpPD sebagai dokter kepala ruangan/ senior yang telah amat banyak membimbing saya selama mengikuti pendidikan ini.

10. Direktur RSUP H Adam Malik Medan dan RSUD Dr Pirngadi Medan yang telah memberikan begitu banyak kemudahan dan izin dalam menggunakan fasilitas dan sarana Rumah Sakit untuk menunjang pendidikan keahlian ini.

11. Direktur RS Tembakau Deli Medan yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan kepada penulis selama ditugaskan sebagai Konsultan Penyakit Dalam dalam rangka pendidikan ini

12. Direktur RSUD Langsa yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan kepada penulis selama ditugaskan sebagai Konsultan Penyakit Dalam dalam rangka pendidikan ini.

13.Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan izin dan menerima saya, sehingga dapat mengikuti pendidikan keahlian ini.

14. Dr. Rismauli Doloksaribu, SpPD, Dr. Idwan Harris Siahaan, SpPD, Dr. OK.Yulizal, SpPD, Dr. Christina JREL Tobing, SpPD dan Dr. Novriyanti DA yang telah bersama mengalami suka dan duka selama mengikuti pendidikan

(8)

16. Para pasien rawat inap dan rawat jalan di SMF/Bagian llmu Penyakit Dalam RSUP H Adam Malik Medan/RSUD Dr. Pirngadi Medan/RS Tembakau Deli/RSUD Langsa, karena tanpa adanya mereka tidak mungkin penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini.

17. Khusus mengenai karya tulis ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Harris Hasan, SpPD,

SpJP (K) sebagai pembimbing tesis yang telah memberikan bimbingan dan kemudahan bagi penulis selama melaksanakan penelitian, serta telah banyak meluangkan waktu dan dengan kesabaran membimbing penulis sampai selesainya tesis ini. Kiranya Allah SWT memberikan rahmat dan karunia kepada beliau beserta keluarga.

18.Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes yang telah memberikan bantuan

dan bimbingan yang tulus dalam menyelesaikan penelitian ini. Rasa hormat dan terima kasih saya yang setinggi tingginya dan setulusnya penulis tujukan kepada ayahanda Prof. Dr. T. Renardi Haroen, MPH, SpPD-KKV dan Almarhumah Ibunda Nur Aminah, BA yang sangat ananda sayangi dan kasihi. Tiada kata-kata yang paling tepat untuk mengucapkan perasaan hati, rasa terima kasih atas segala jasa-jasa ayahanda dan ibunda yang tiada mungkin terucapkan dan terbalaskan.

Kepada yang terhormat mertuaku Almarhum Dr. Moeharman Idham, SpPD-KPTI dan ibunda Sulastri yang telah memberi semangat dan dorongan kepada penulis sehingga terselesaikannya pendidikan ini.

(9)

diberkahi oleh Allah SWT. Demikian juga kepada anakku yang sangat kusayangi Cut Safira Alifa yang selalu menjadi pendorong dan penambah semangat serta pelipur lara dikala senang dan susah,terima kasih atas kesabaran, ketabahan dan pengorbanan ananda.

Kepada adik-adikku dan adik iparku yang telah banyak membantu, memberi semangat dan dorongan selama pendidikan, terima kasihku yang tak terhingga untuk semuanya.

Akhirnya izinkanlah penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan dan kekurangan selama mengikuti pendidikan ini, semoga segala bantuan, dorongan dan petunjuk yang diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan kiranya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT yang maha pengasih, maha pemurah dan maha penyayang. Amin ya Rabbal Alamin.

Medan, Januari 2009

(10)

DAFTAR ISI

Kata pengantar ... i

Daftar isi ... viii

Daftartabel ... xi

Abstrak ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... 4

2.1. GAGAL JANTUNG ... 4

2.1.1. Definisi ... 4

2.1.2. Patofisiologi ... 4

2.1.3. Gejala klinis ... 5

2.1.4. Klasifikasi gagal jantung ... 5

2.1.5. Diagnosis ... 6

2.2. N-TERMINAL PRO-BRAIN NATRIURETIC PEPTIDE (NT-proBNP) ... 8

2.2.1. Sekresi ... 9

2.2.2. Degradasi ... 10

2.2.3. Fisiologi dalam tubuh manusia ... 11

2.2.4. Hubungan dengan gagal jantung ... 12

BAB III PENELITIAN SENDIRI ... 15

3.1. Latar belakang ... 15

3.2. Perumusan masalah ... 17

3.3. Hipotesa ... 17

(11)

3.5. Manfaat penelitian ... 18

3.6. Kerangka konsepsional ... 18

3.7. Bahan dan cara penelitian ... 18

3.7.1. Disain penelitian ... 18

3.7.2. Definisi operasional ... 18

3.7.3. Waktu dan tempat penelitian ... 19

3.7.4. Subjek penelitian / populasi terjangkau ... 19

3.7.5. Kriteria inklusi ... 19

3.7.6. Kriteria eksklusi ... 19

3.7.7. Populasi dan sampel ... 20

3.7.8. Cara penelitian ... 20

3.7.9. Analisa data ... 21

3.7.10. Kerangka operasional ... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22

4.1. HASIL PENELITIAN ... 22

4.1.1. Karakteristik populasi ... 22

4.1.2. NT-proBNP dengan umur ... 23

4.1.3. NT-proBNP dengan jenis kelamin ... 24

4.2. PEMBAHASAN ... 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 28

5.1. Kesimpulan ... 28

5.2. Saran ... 28

(12)

LAM PI RAN

Lampiran 1. Master tabel penelitian ... 36 Lampiran 2. Persetujuan Komite Etik ……... 37 Lampiran 3. Lembar penjelasan

(13)

DAFTAR TABEL

TABEL IV. 1. Karakteristik sampel ... ……… 22 TABEL IV.2. Nilai NT-proBNP berdasarkan jenis kelamin

terhadap Spektrum klinis gagal jantung ... 23 TABEL IV.3. Hubungan NT-proBNP dengan spektrum klinis

(14)

HUBUNGAN NILAI N-TERMINAL PRO-BRAIN NATRIURETIC PEPTIDE

(NT-proBNP) DENGAN KEPARAHAN PENDERITA GAGAL JANTUNG

Abstrak

Latar belakang : Gagal jantung merupakan penyakit yang progresif dengan berbagai tampilan klinis. Diagnosis dan terapi awal yang lebih dini akan menghindari perlunya perawatan dan mengurangi biaya. Biomarker seperti NT-proBNP telah diteliti sebagai uji yang dapat membantu diagnosis dan tatalaksana sekaligus prognosis gagal jantung

Tujuan : Mengetahui hubungan nilai NT-proBNP pada penderita gagal jantung dan mengetahui apakah nilai NT-proBNP mempunyai hubungan dengan tingkat keparahan gagal jantung

Metode : Penelitian dilakukan secara potong lintang pada bulan Oktober -Desember 2008 di RSUP. H. Adam Malik Medan. Setiap pasien dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, EKG 12 sadapan, pemeriksaan fungsi ginjal, kadar gula darah. Selanjutnya pasien digolongkan ke dalam kelompok NYHA l-ll dan NYHA lll-IV dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan NT-proBNP. Untuk membandingkan nilai NT-proBNP dengan keparahan gagal jantung digunakan uji t-independen

Hasil : Didapatkan 24 subyek yang memenuhi kriteria penelitian yang selanjutnya dikelompokkan atas 2 kelompok yaitu 12 (50%) NYHA l-ll dan 12 (50%) NYHA lll-IV terdiri dari 17 (70,8%) laki-laki dan 7 (29,2%) perempuan dengan rerata umur 54,88±12,13 tahun. Rerata nilai NT-proBNP pada gagal jantung adalah 2030,29±1282,15 pg/ml sedangkan rerata nilai NT-proBNP pada masing-masing kelompok NYHA l-ll dan NYHA lll-IV secara berturutan adalah 1067,25±552,59 dan 2993,33±1052,81 pg/ml. Dijumpai perbedaan bermakna nilai NT-proBNP pada kelompok NYHA l-ll dibandingkan NYHA lll-IV (p=0,0001)

Kesimpulan : Dijumpai peninggian nilai NT-proBNP yang bermakna sesuai dengan tingkat keparahan gagal jantung

(15)

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF N-TERMINAL PRO-BRAIN

NATRIURETIC PEPTIDE (NT-proBNP) AND THE SEVERITY OF HEART

FAILURE

Abstract

Background : Heart failure is the progressive disease with many clinical manifestation. Early diagnosis and therapy can avoid hospital care and reduce healthcare costs. Biomarker assay like NT-proBNP has been studied as test for diagnosis, management and prognosis for heart failure patients

Aim : To determine the relationship between the level of NT-proBNP and heart failure, and to determine the relationship between the level of NT-proBNP and the severity of heart failure

Method : Cross sectional study was conducted at H. Adam Malik Hospital Medan on October to December 2008. Every patients was examined with history taking, physical examination, 12 lead ECG, renal function test and blood glucose. Those patients were grouped into NYHA l-ll and NYHA lll-IV. NT-proBNP was examined after that. T-independent test was used to compare the level of NT-proBNP and the severity of heart failure

Results : From 24 eligible subjects that grouped into 2 group. There were 12 (50%) NYHA l-ll and 12 (50%) NYHA lll-IV with 17 (70,8%) men and 7 (29,2%) women. The mean age was 54,88±12,13 years. The mean level of NT-proBNP from each group NYHA l-ll and NYHA lll-IV respectively were 1067,25±552,59 and 2993,33±1052,81 pg/ml. There was a significant difference between the level of NT-proBNP in NYHA l-ll compared to NYHA lll-IV (p=0,0001)

Conclusions : There was significantly increasing the level of NT-proBNP according to the severity of heart failure

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

Gagal jantung merupakan sindroma klinis kompleks yang disebabkan kerusakan struktur atau fungsi jantung sehingga kemampuan pengisian dan pemompaan ventrikel menjadi terganggu. 12,3

Meningkatnya harapan hidup disertai semakin tingginya angka yang selamat (survival) dari penyakit jantung sebagai akibat kemajuan pengobatannya menyebabkan semakin banyaknya orang yang hidup dalam keadaan disfungsi ventrikel kiri yang selanjutnya masuk ke kondisi gagal jantung kongestif.4

Di Amerika Serikat, gagal jantung menjadi penyebab terbanyak mendapatkan perawatan di RS dan merupakan masalah kesehatan utama dengan jumlah penderita ± 5 juta orang. Setidaknya terdapat 2,3% dari populasi dewasa umur 45 tahun yang menderita gagal jantung dan meningkat menjadi 4% pada umur di atas 75 tahun. Lebih dari 550.000 orang didiagnosis gagal jantung tiap tahunnya dan merupakan penyebab 287.200 kematian pertahun. Saat ini prevalensi gagal jantung di negara berkembang berkisar 2%.5,6

(17)

prevalensi dan insiden gagal jantung ini akan semakin meningkat di masa mendatang. 5,6

Diagnosis dan terapi awal yang lebih dini akan dapat menghindari perlunya perawatan dan mengurangi biaya pengobatan. 6 Oleh karena itu, petanda biokomia (biomarker) seperti NT-proBNP dan BNP dewasa ini dan di masa depan akan mempunyai peran penting dalam diagnostic dan tatalaksana sekaligus prognostik gagal jantung.6,8,9,10

NT-proBNP dan BNP adalah petanda biokimia dari keluarga peptida natriuretik yang disintesa dan disekresikan dari miokardium ventrikel. Stres dinding jantung berupa regangan dinding ventrikel(cardiac wall stretching) dan peningkatan tekanan pengisian (filling pressure) merupakan stimulus utama sintesis dan sekresi petanda biokimia ini.11,12

Dari beberapa penelitian terdahulu didapatkan bahwa Konsentrasi lasma NT-proBNP berkorelasi dengan peningkatan tekanan end-diastolic yang berhubungan kua dengan sesak napas pada gagal jantung dan juga berkorelasi dengan prognosis disfungsi ventrikel kiri. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa NT-proBNP digunakan sebagai alat diagnostik dan prognostik sekaligus untuk monitor terapi pada pasien dengan gagal jantung.13

Peningkatan kadar NT-proBNP juga berhubungan dengan peningkatan keparahan klinis gagal jantung menurut klasifikasi New York Heart Association (NYHA). Perubahan konsentrasi NT-proBNP

dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan pengobatan pada individu dengan disfungsi ventrikel kiri. Hal ini menjelaskan

pentingnya suatu petanda biokimia baru yang potensial untuk mengenali target populasi yang tepat. Untuk itu masih dibutuhkan studi iebih lanjut untuk menempatkan NT-proBNP dalam armamen diagnostik dan prognostik pasien gagal jantung.14-1516

(18)

memasukkan pemeriksaan BNP/NT-proBNP dalam pendekatan diagnosis gagal jantung.17,18

(19)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Gagal Jantung 2.1.1. Definisi

Gagal jantung merupakan sindroma klinis kompleks yang disebabkan gangguan struktur dan fungsi jantung sehingga mempengaruhi kemampuan jantung untuk memompakan darah sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kondisi ini ditandai dengan gangguan hemodinamik berupa penurunan curah jantung dan peningkatan tekanan pengisian ventrikel. 1,2,3

2.1.2. Patofisiologi

(20)

natrium (aldosteron). Mekanisme kompensasi yang terus berlangsung ini akan menyebabkan stress pada myokardium sehingga menyebabkan terjadinya remodeling yang progresif, dan pada akhirnya dengan mekanisme kompensasipun jantung tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan jaringan (dekompensasi).19

2.1.3. Gejala klinis

Sebagai kompensasi dari berkurangnya kekuatan pompa jantung, ventrikel akan membesar untuk meningkatkan regangan dan kontraksi sehingga dapat memompa darah lebih banyak. Akibatnya, otot jantung akan menebal untuk membantu meningkatkan kekuatan pompa. Hal tersebut membutuhkan semakin banyak suplai darah dari arteri koronaria yang menyebabkan jantung juga akan berdenyut lebih cepat untuk memompa lebih sering lagi. Pada keadaan ini, kadar hormon yang menstimulasi jantung akan meningkat.20

Manifestasi klinis yang timbul menunjukkan adanya tanda-tanda kegagalan jantung kongestif yaitu dispnu dan fatiq yang dapat menghambat toleransi latihan dan retensi cairan yang dapat menimbulkan kongesti paru dan edema perifer. Kedua abnormalitas tersebut akan mengurangi kapasitas fungsional dan kualitas hidup. 3-21

2.1.4. Klasifikasi gagal jantung

(21)

menentukan progresifitas gagal jantung. Sistim ini membagi pasien atas 4 kelas fungsional yang bergantung pada gejala yang muncul, yaitu asimptomatis (kelas I), gejala muncul pada aktifitas nngan (kelas II), gejala muncul pada aktifitas berat (kelas III), dan gejala muncul pada saat istirahat (kelas IV). Kelas fungsional pada penderita gagal jantung cenderung berubah-ubah. Bahkan perubahan ini dapat terjadi walaupun tanpa perubahan pengobatan, dan tanpa perubahan pada fungsi ventrikel yang dapat diukur. 3,4

(22)

2.1.5. Diagnosis

Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, elektrokardiografi, foto toraks, ekokardiografi-doppler, kateterisasi jantung dan uji latih. 1,3

Kriteria Framingham dapat pula dipakai untuk diagnosis gagal jantung yaitu dengan terpenuhinya 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor. Adapun kriteria Framingham sebagai berikut:1,3

- Kriteria mayor:

- paroksismal nokturnal dispnu - distensi vena leher

- ronki paru - kardiomegali - edema paru akut - gallop S3

- peninggian tekanan vena jugularis - refluks hepatojugular

- Kriteria minor:

- edema ekstremitas - batuk malam hari - dispnea d'effort - hepatomegali - efusi pleura

(23)

- takikardia (>120 x/menit) - Kriteria mayor atau minor:

Penurunan BB £ 4,5 kg dalam 5 hari pengobatan.

Gagal jantung dapat disertai spektrum abnormalitas fungsi ventrikel yang luas, mulai dari ukuran ventrikel kiri dan fraksi ejeksi yang normal sampai dengan dilatasi berat dan/atau fraksi ejeksi yang sangat rendah. 3

American College of Cardiology (ACC) dan American Heart Association (AHA) menyatakan bahwa dalam mendiagnosa gagal jantung tidak ada satupun uji diagnostik yang spesifik. Diagnosa sangat ditentukan oleh penelusuran riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik yang teliti. Dengan dugaan yang kuat akan adanya suatu gagal jantung pada penderita yang berisiko tinggi, sangat dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan tambahan seperti laboratorium rutin, foto thorax, elektrokardiografi, penilaian fungsi ventrikel kiri, biomarker dan uji latih.23

2.2. N-Terminal Pro-Brain Natriuretic Peptide (NT-proBNP)

Gauer tahun 1950an menunjukkan adanya hubungan humoral antara jantung dan ginjal dimana dilatasi atrium kanan jantung menimbulkan natriuresis dan diuresis. Hal ini dibuktikan oleh Flynn dkk, dimana senyawa aktifnya adalah Atrial Natriuretic Peptide (ANP). Kemudian pada tahun 1988 Sudoh dkk mendapatkan Brain Natriuretic Peptide (BNP) dari otak babi yang ditemukan pula pada

(24)

ANP didapatkan pada jaringan ventrikel janin dan neonatus, sedangkan pada orang dewasa terutama pada atrial. BNP terutama dihasilkan dari miosit ventrikel tetapi dapat juga dijumpai dari fibroblas jantung. Semua senyawa peptida natriuretik tersebut mempunyai kesamaan struktur yaitu adanya cincin residu 17 asam amino yang dibentuk dengan jembatan disulfida antara 2 residu sistein, disertai 2 rantai cabang masing-masing dengan ujung amino dan karboksil.12,24,25

2.2.1. Sekresi

Dalam keadaan normal hormon pre-proBNP disimpan dalam jumlah sedikit di granula atrial dan setelah ada stimulus terjadi pergeseran produksinya dari atrial ke ventrikel yang dibentuk dengan cepat dan dikeluarkan sebagai pancaran {burst). Stimulus utama sintesis dan sekresi hormon pre-proBNP adalah stres dinding jantung berupa regangan dinding ventrikel {cardiac wall streching) dan peningkatan tekanan pengisiannya {filling pressure). Misalnya seperti pada gagal jantung kronik dimana terjadi regangan kronis miosit ventrikel terutama ventrikel

kiri.2.24.26

(25)

rantai 108 asam amino. Di sirkulasi ensim proteolitik furin memecah proBNP menjadi hormon aktif BNP yang mempunyai 32 asam amino (asam amino 77-108), terpisah dari NT-proBNP (NH^terminal fragment of proBNP) dengan 76 asam amino (asam amino 1-76)

yang merupakan metabolit tidak aktif.24,26,27

Peningkatan kadar peptida natriuretik khususnya NT-proBNP juga dijumpai pada paska infark miokard yang mungkin disebabkan oleh regangan daerah sekitar infark dan berkaitan dengan aktivasi sistem neurohormonal. Regangan mekanik dapat mengaktifkan jalur JAK/STAT (Jannus Kinase/Signal Transducer and Activators of Transcription) dan dapat menstimulasi sekresi BNP dan memperbesar ekspresi gen IL-6 dan cardiotrophin-1. Kemungkinan lain cardiotrophin-1 sendiri dapat secara langsung meningkatkan transkripsi gen miokardial dari BNP.28,29

Konsentrasi BNP jaringan meningkat sejajar pada bagian yang non infark dan infark, seperti yang dilaporkan oleh Hama dkk.17 Peningkatan kadar BNP dan NT-proBNP tidak hanya mencerminkan stres dinding ventrikel kiri yang meningkat tetapi dapat juga akibat langsung dari iskemia miokard walaupun mekanismenya masih belum jelas. Diduga iskemia dapat meningkatkan regangan dinding ventrikel regional.30,31

2.2.2. Degradasi

(26)

metallopeptidase yang mengandung Zink juga berpengaruh dalam

degradasi peptida natriuretik: melalui hidrolisis. BNP relatif lebih resisten terhadap NEPs dibandingkan dengan ANP. Tetapi NT-proBNP secara biologi tidak aktif dan tidak terikat dengan NPRs dan juga tidak mengalami degradasi oleh NEPs. Mekanisme bersihan NT-proBNP belum diketahui tetapi diduga sebagian besar sepertinya melalui ekskresi ginjal (filtrasi glomerulus). Fungsi ginjal mempengaruhi kadar NT-proBNP pada gagal jantung akut. Peningkatan nyata NT-proBNP pada pasien gagal ginjal menunjukkan ginjal mungkin berperanan penting untuk bersihan NT-proBNP.25,27,32 Pasien dengan insufisiensi ginjal sedang dan berat memerlukan penyesuaian kadar NT-proBNP yaitu 1200 ng/L.33,34 2.2.3. Fisiologi dalam tubui manusia

Peptida natriuretik mempunyai reseptor untuk berinteraksi terhadap sel target yakni NPR-A, NFR-B dan NPR-C yang merupakan keluarga reseptor guanylyl cyclase. Reseptor ini memediasi aktifitas biologik peptida natriuretik melalui s .itesa dan akumulasi intraseluler dari cyclic guanosine monophosphate (GMP). Efek biologis yang ditimbulkan adalah diuresis dan natriuresis, vasodilatasi, inhibisi sistem nervus simpatis dan sistem renin-angiotensin-ald^steron, serta inhibisi pertumbuhan miosit kardiak dan vaskular.24,26,35

(27)

Nilai normal NT-proBNP masih belum dapat ditetapkan sepenuhnya namun konsentrasinya dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, dan penggunaan obat-obatan seperti diuretik dan penghambat beta. Berbagai kondisi klinis juga dapat mempengaruhi konsentrasi peptida natriuretik jantung diantaranya miokard infark akut dan gagal ginjal.26,36,37-36

2.2.4. Hubungan dengan gagal jantung

NT-proBNP sebagai biomarker neurohormonal jantung telah diketahui sebagai alat untuk diagnostik, prognostik dan sekaligus terapi pasien dengan gagal jantung. Secara biologis, neurohormon ini mempengaruhi homeostasis cairan tubuh (natriuresis, diuresis) dan tonus vaskular (penurunan angiotensin II, sintesis norepinefrin). Keduanya merupakan komponen yang penting pada patofisiologi gagal jantung.32

(28)

The European Societyof Cardiologi merekomendasikan NT -

proBNP paling bermanfaat secara klir menyingkirkan adanya gagal jantung akut karena memiliki nilai prediksi negatif yang sangat tinggi antara 97-100% bergantung pada umur.18

Januzzi dkk mendapatkan median konsentrasi NT-proBNP pada gambaran klinis menurut kelas NYHA II, lll.dan IV berturut-turut adalah 3512pg/mL, 5610 pg/mL, dan 6195 pg/mL. Sedangkan median konsentrasi NT-proBNP pada eksaserbasi gagal jantung akut adalah 4639 pg/mL dibandingkan 109 pg/mL tanpa gacal jantung akut. 39 Berdasarkan KIT insert NT-proBNP, nilai median NT-proBNP menurut kelas NYHA I, II, lll.dan IV berturut-turut adalah 342 pg/mL, 951 pg/mL, 1571 pg/mL, 1707 pg/mL. 40

(29)

Konsentrasi dari NT-proBNP dalam serum dan plasma berhubungan dengan prognosis dari disfungsi ventrikel kiri. Januzzi dkk mendapatkan hubungan antara NT-proBNP dan Left Ventricular Ejection Fraction (LVEF) pada pasien dengan gagal jantung akut.

Konsentrasi NT-proBNP pada pasien gagal jantung akut dengan fungsi sistolik masih baik adalah 3070 pg/mL dibandingkan pada pasien dengan penurunan fungsi sistolik yaitu 6536 pg/mL 39

Richards dkk melaporkan bahwa kadar NT-proBNP 5 kali di atas normal mempunyai sensitifitas dan nilai prediksi negatip ^ 90% untuk mendeteksi Left Ventricular Ejection Fraction (LVEF) < 40%.42

Batasan normal untuk NT-proBNP berdasarkan pada Studi ProBNP Investigation of Dyspnea in the Emergency Department

(PRIDE) adalah outpoint 300 pg/ml digunakan untuk menyingkirkan sesak napas karena gagal jantung kongestif akut.39

(30)

BAB III

PENELITIAN SENDIRI

3.1. Latar Belakang

gagal jantung merupakan sindroma klinis kompleks yang disebabkan kerusakan struktur atau fungsi jantung sehingga kemampuan pengisian dan pemompaan ventrikel menjadi terganggu.1,2,3

Penyakit gagal jantung sendiri merupakan penyakit yang progresif dengan berbagai macam tampilan klinis mulai dari yang asimptomatis sampai dengan gejala yang berat dan refrakter terhadap terapi maksimal. Pengelompokannya mengutamakan pada keberadaan faktor resiko dan abnormalitas struktural jantung yang diperlukan untuk perkembangan gagal jantung, pengenalan progresitifitasnya, dan strategi pengobatan pada upaya preventif.3,23

Gagal jantung merupakan penyebab utama orang dewasa mendapat perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu, diagnosis dan terapi awal yang lebih dini akan mendapat menghindari perlunya perawatan dan mengurangi biaya.6

(31)

pemeriksaan lain sangat diperlukan oleh klinisi untuk membantu diagnosis sekaligus stratifikasi resiko pasien dengan gagal jantung. Dalam hal ini, pemeriksaan biomarker peptida natriuretik telah diteliti sebagai uji yang dapat membantu diagnosis dan tataiaksana sekaligus prognosis dari gagal jantung. 6,8,9,10

NT-proBNP dan BNP adalah suatu neurohormon keluarga peptida natriuretik hasil pemecahan hormon proBNP oleh enzim proteolitik furin yang disintesa dan disekresikan dari miokardium ventrikel. Stimulus utama sintesis dan sekresinya adalah stres dinding jantung berupa regangan dinding ventrikel (cardiac wall stretching) dan peningkatan tekanan pengisian (filling pressure)"™

Hal ini terlihat pada penderita gagal jantung dimana terjadi peningkatan produksi peptida natriuretik ventrikel.45

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan NT-proBNP dapat digunakan sebagai alat diagnostik, prognostik dan monitor terapi pada pasien dengan gagal jantung. Disebutkan bahwa konsentrasi plasma NT-proBNP berkorelasi dengan peningkatan tekanan end-diastolic yang berhubungan kuat dengan sesak napas pada gagal jantung dan juga berkorelasi dengan prognosis disfungsi ventrikel kiri. 46

(32)

Heart Association (NYHA). Perubahan konsentrasi NT-proBNP juga

dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan pengobatan pada individu dengan disfungsi ventrikel kiri.14,15,16

Studi The International Collaborative of NT-proBNP (ICON) menetapkan NT-proBNP merupakan prediktor terkuat untuk kematian dalam 76 hari pada pasien gagal jantung akut. 40 Harrison dkk melaporkan bahwa peningkatan kadar BNP di atas 480 pg/mL merupakan prediktor kematian dan dirawat di rumah sakit pada pasien dengan sesak napas dan tersangka gagal jantung akut.47

Saat ini penelitian tentang nilai NT-proBNP yang dihubungkan dengan keparahan penderita gagal jantung di Indonesia belum banyak dilaporkan.

3.2. Perumusan Masalah

Apakah ada hubungan peninggian nilai NT-proBNP dengan tingkat keparahan gagal jantung ?

3.3. Hipotesa

Dijumpai peninggian nilai NT-proBNP dengan meningkatnya keparahan gagal jantung.

3.4. Tujuan Penelitian

(33)

3.5. Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui nilai NT-proBNP pada gagal jantung dapat digunakan untuk stratifikasi dalam penatalaksanaan gagal jantung.

3.6.Kerangka konsepsional

Regangan dind. vertikel 

Gagal Jantung

Tekanan pengisian  

NT – pro BNP  Sters dinding 

jantung 

Keparahan Gagal Jantung

3.7. Bahan dan Cara

3.7.1. Disain penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang (cross sectional)

3.7.2. Definisi operasional

a. Penderita gagal jantung adalah penderita yang datang/ dirawat berdasarkan kriteria ACC/AHA 2005 tentang gagal jantung

b. NYHA adalah pengelompokan derajat kapasitas fungsional yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok NYHA l-ll dan NYHA lll-IV

(34)

natriuretik jantung berupa nilai NH2-terminal fragment dari proBNP pada masing-masing sampel penelitian. Nilai ini dihitung dalam pg/mL

3.7.3. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober 2008 s/d Desember 2008 di RS Pimgadi Medan, RS H.Adam Malik Medan dan RS swasta.

3.7.4. Subjek penelitian / populasi terjangkau

Semua penderita gagal jantung yang berobat di poliklinik dan ruang rawat inap RS Pimgadi Medan, RS H.Adam Malik Medan dan RS swasta yang memenuhi kriteria penelitian. 3.7.5. Kriteria inklusi

a. Penderita gagal jantung yang ditegakkan berdasarkan kriteria ACC/AHA 2005 tentang gagal jantung

b. Usia 18 tahun keatas

c. Bersedia mengikuti penelitian 3.7.6. Kriteria eksklusi

a. Penurunan fungsi ginjal ditandai dengan bersihan kreatinin < 40 ml/menit (berdasarkan Cockcroft-Gault formula)

b. Diabetes Mellitus yang ditandai dengan bukti klinis, laboratorium dan riwayat penyakit yang jelas

(35)

3.7.7. Populasi dan sampel

n = ( Z + Z )S (Xa-Xo)

dimana : Z = 1,96 ( untuk a = 0,05 ) Z = 0.842 ( untuk B = 0.20) S = 3241,72 33

Xa-Xo = 1906 33

n = (1,96 + 0,842 ) 3241,72 1906

n = 23 orang

3.7.8. Cara penelitian

(36)

-20°C sebelum pemeriksaan. Serum kemudian diperiksa dengan menggunakan reagensia dari Roche Diagnostics dengan alat Elecsys 2010 dengan prinsip sandwich metode ECLIA

(electrochemiluminescence immunoassay) di laboratorium.

3.7.9. Analisa data

Pengelolaan data secara deskriptif analitik.

Untuk membandingkan nilai NT-proBNP berdasarkan tingkat keparahan klinis CHF (NYHA l-ll dan NYHA lll-IV) digunakan uji t-independen jika data kedua kelompok berdistribusi normal, sebaliknya digunakan uji Mann Whitney. Data diolah dengan memakai perangkat lunak komputer SPSS 11,5, dianggap bermakna bila nilai p<0,05.

3.7.10.Kerangka operasional

NYHA

I-II NT   proBNP  Kriteria inklusi

Penderita gagal jantung

Kriteria eksklusi

Sampel penelitian

NYHA

(37)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASILPENELITIAN 4.1.1. Karakteristik populasi

[image:37.595.110.499.426.747.2]

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2008 di RSUP.H. Adam Malik. Didapatkan 24 subyek yang memenuhi kriteria yang diikutkan dalam penelitian selanjutnya dikelompokkan atas 2 kelompok, yaitu 12 (50%) orang penderita gagal jantung NYHA l-ll dan 12 (50%) orang penderita gagal jantung NYHA lll-IV. Kedua kelompok tersebut memiliki usia rata-rata, jenis kelamin, tekanan darah sistolik/diastolik, HR, KGD adrandom dan Kreatinin tidak berbeda bermakna (nilai p berturut-turut 0,366, 0,069, 0,290/ 0,566, 0,527, 0,066, 0,795).

Tabel IV.1. Karakteristik sampel

Karakteristik NYHA l-ll NYHA lll-IV P

(Mean±SD) (MeantSD)

Jumlah (n) 12 12

Umur (tahun) 57,17±11,96 52,58±12,37 0,366

Jenis kelamin; n (%) 0,069

- laki-laki 6(25) 11 (45,8)

- perempuan 6(25) 1 (4,2)

(38)

TD diastolic (mmHg) 82,50±7,54 80,001±2,79 0,566

HR (x/menit) 87,33±6,18 88,83±5,22 0,527

KGD adrandom (mg%) 114,33±27,45 135,17±25,36 0.066

Kreatinin (mg%) 1,22 ±0,41 1,25±0,18 0,795

(39)
[image:39.595.115.507.313.465.2]

Dari tabel IV. 1, dapat dilihat bahwa tekanan darah dijumpai lebih tinggi pada kelompok NYHA l-ll sedangkan HR, KGD adrandom dan kreatinin serum dijumpai lebih tinggi pada kelompok NYHA lll-IV walaupun masih dalam batas normal. Hasil ini tidak diteliti lebih jauh karena kondisi klinis termasuk nilai laboratorium abnormal yang dapat menimbulkan bias telah dikeluarkan dan penelitian (kriteria eksklusi).

Tabel IV.2. Nilai NT-proBNP berdasarkan jenis kelamin terhadap Spektrum klinis gagal jantung

Variabel Laki-laki (MeamSD)

Perempuan (MeamSD)

P

NT-proBNP NYHA l-ll 1389,83±585,55 (pg/ml) NYHA lll-IV 2954,55±1095,17

744,67±281,37 3420,00

0,059

Jika p<0,05 dianggap berbeda bermakna

Tabel IV.3. Hubungan NT-proBNP dengan spektrum klinis gagal jantung

Variabel NYHA l-ll (Mean±SD)

NYHA lll-IV (Mean±SD)

P

NT-proBNP (pg/ml) 1067,25±552,59 2993,33±1052,81 0,0001

Jika p<0,05 dianggap berbeda bermakna

4.1.2. NT-proBNP dengan umur

(40)
[image:40.595.157.440.282.558.2]
(41)

Independen perbedaan umur pada kedua kelompok didapatkan tidak

berbeda bermakna (p=0,: >6).

4.1.3. NT-proBNP dengan jenis kelamin

Dari 24 . ubjek yang ikut dalam penelitian ini terdiri dari 17 (70,8%) orang laki-laki ian 7 (29,'%) orang perempuan. Pada tabel IV.2, terlihat rerata nilai NI-proBNP terhadap perempuan pada NYHA lll-IV lebih tinggi (3420 pg/mL) dibandingkan pada laki-laki (2954,55±1095,17 pg/mL). Sebaliknya terlihat rerata nilai NT-proBNP terhadap perempuan pada NYHA l-ll lebih lendah (744,67±281,37 pg/mL) dibandingkan pada laki-laki (1389,83±585,t:'j pg/mL) ,3tapi secara statistik dengan uji t-independen tidak dijumpai [>erbedaan bermakna nilai NT-proBNP pada keduanya (p=0.059).

4.2. Pambahasan

Di Ame ika Sarikat kematian akibat penyakit jantung banyak dijumpai pada elompok umur 35-65 tahun (kelompok umur produktif). Sedangkan ga< I jantung secara umum lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan pada usia 40-75 tahun. Pada usia lebih dari 75 tahun tidak ada perkiraan insidensi antara laki-laki dan perempuan. Prevalensi men ngkat pada usia lanjut dan mengenai ±10% pada populasi di atas usia 75 tahun. 43 4445

(42)

28-75 tahun dimana mayoritas subjek adalah laki-laki (70,8%). Hasil mengenai umur dan jenis kelamin pada penelitian ini tidak jauh berbeda dengan laporan ataupun penelitian sebelumnya.43,44,45

Sebagai petanda biokimia baru yang memberi harapan di bidang kardiovaskular, nilai normal NT-proBNP masih belum dapat ditetapkan sepenuhnya karena bergantung pada metode pemeriksaan dan waktu pengambilan sampel. Namun disebutkan konsentrasinya dapat dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin, dimana cenderung meningkat pada umur yang lebih tua dan jenis kelamin perempuan Berbagai kondisi klinis seperti sindroma koroner akut, gagal ginjal dan diabetes mellitus dapat juga meningkatkan konsentrasi peptida natriuretik jantung termasuk NT-proBNP.26,36,37,38

Pada penelitian ini, berbagai kondisi klinis dengan nilai laboratorium abnormal yang dapat menyebabkan peningkatan nilai NT-proBNP seperti yang disebutkan di atas dimasukkan dalam kriteria eksklusi untuk tidak menimbulkan bias pada hasil penelitian. Walaupun kelompok NYHA l-ll mempunyai rerata umur lebih tua (57,17±11,96 tahun) dibandingkan kelompok NYHA lll-IV (52,58±12,37 tahun) namun secara statistik tidak dijumpai korelasi antara umur subjek dengan nilai NT-proBNP.

(43)
(44)

dibandingkan pada laki-laki (1389,83±585,55 pg/mL). Tetapi secara uji statistik tidak dijumpai perbedaan bermakna nilai NT-proBNP berdasarkan jenis kelamin. Perbedaan ini mungkin disebabkan jumlah sampel yang cukup kecil dalam penelitian ini dan distribusi jenis kelamin yang tidak merata pada kedua kelompok gagal jantung.

Richards (1998) dan Cowie (2004) membuat batasan yang mungkin bisa dianggap normal untuk nilai NT-proBNP adalah 68-112 pg/mL Konsentrasi cut-point NT-proBNP yang direkomendasikan di Eropa untuk mendeteksi gagal jantung adalah 100pg/mL untuk pria dan 150 pg/mL untuk wanita, Di USA untuk kedua jenis kelamin ditetapkan 125 pg/mL. Salim dkk (2005) di Jakarta mendapatkan median konsentrasi NT-proBNP pada orang dewasa normal adalah 24,80 pg/mL (5,05-175,60 pg/mL). Studi ProBNP Investigation of Dyspnea in the Emergency Department (PRIDE) menetapkan

batasan normal untuk NT-proBNP adalah outpoint 300 pg/mL digunakan untuk menyingkirkan sesak napas karena gagal jantung kongestif akut.364246

(45)

berturutan adalah 1067,25±552,59 pg/mL dan 2993,33±1052,81 pg/mL (tabel IV.3).

Artinya terdapat peninggian niiai NT-proBNP seiring dengan meningkatnya keparahan gagal jantung.

(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

1. Dijumpai peninggian nilai NT-proBNP pada penderita gagal jantung dibandingkan dengan nilai batasan normal dari penelitian sebelumnya.

2. Dijumpai peninggian nilai NT-proBNP yang sesuai dengan tingkat keparahan gagal jantung.

5.2. SARAN

1. Pada penderita gagal jantung perlu dilakukan pemeriksaan NT-proBNP untuk menilai tingkat keparahan klinis dan stratifikasi resiko sehingga penatalaksanaannya menjadi lebih optimal.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan subjek yang lebih besar dan kelompok kontrol disertai dengan penilaian fungsi ventrikel kiri pada penderita gagal jantung.

(47)

KEPUSTAKAAN

1. Francis GS, Gassier JP, Sonnenblick EH. Pathophysiology and Diagnosis of Heart Failure. In: Fusler V, Alexander RW, O'Rourke RA (ed). The Heart, 2005, 10th ed; 1: 655-85

2. Colucci WS, Braunwald E. Pathophysiology of Heart Failure. In : Braunwald (ed). Heart Disease A Textbook of Cardiovascular Medicine. 2001. 6,h ed; 503-533

3. Hunt SA, Abraham WT, Chin MH, et al. ACC/AHA 2005 Guideline Update for the Diagnosis and Management of Chronic Heart Failure in the Adult, A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Practical Guidelines (Writing Committee to Update the 2001 Guidelines for Evaluation and Management of Heart Failure).Circulation. 2005; 112:e154-e235

4. Wikipedia. Heart Failure. Available from:

http:/en.wikipediaorg/wiki/Heart Failure

5. Levy D, Kenchaiah, Larson MG, Benjamin EJ, Kupka MJ, KL Kalon, Murabito JM, Vasan RS. Long-Term Trends in The Incidence of and Survival; with Heart Failure. N Engl J Med 2002; 347:1397-1402

(48)

Representative and High Risk Community Population. BMJ 2002; 324; 1498-1502

7. Kalim H, Soerianata S, Karo-karo S, Idham I. Pedoman Tatalaksana Sindroma Koroner Akut. Dalam : Pedoman Tatalaksana penyakit Kardiovaskular di Indonesia PERKI 2003;h.333-92

8. Aaronson KD, Schwartz JS, Chen TM, Wong KL, Goin J E, Mancini DM. Development and prospective validation of a clinical index to predict survival in ambulatory patients referred for cardiac transplant evaluation. Circulation. 1997;95:2660-7. 9. Cardarelli R, Lumicao TG. B-type natriuretic peptide; a Review

of its diagnostic, prognostic, and therapeutic monitoring value in heart failure for primary care physicians. J Am Board Fam Pract. 2003;16:327-33.

10. Institute for Clinical Systems Improvement.Technology Assessment Report: B-Type Natriuretic Peptide (BNP) for the Diagnosis And Management of Congestive Heart Failure . 2005 August. Accessed Aug 14, 2006. Available at URL address: http://www.icsi.org/index.asp

(49)

12. Suryaatmadja M. Perkembangan terkini B-type natriuretic peptide (BNP) petanda biokimia gagal jantung. Dalam: Suryaatmadja M, editor. Pendidikan berkesinambungan patologi klinik 2004. Jakarta: Departemen Patologi Klinik FK Ul; 2004: h. 157-71

13. Winter WE, Elin RJ. The role and assessment of ventricular peptides in heart failure. Clin Lab Med. 2004;24:235-74.

14. Institute for Clinical Systems Improvement. Health care guideline: heart failure in adults. Updated 2004 Feb. Accessed Aug 14, 2006. Available at URL address: http://www.icsi.org/index.asp

15. Krauser DG, Lloyd-Jones DM, Chae CU, Cameron R, Anwaruddin S, Baggish AL, et al. Effect of body mass index on natriuretic peptide Levels in Patients with acute congestive heart failure: A ProBNP Investigation of Dyspnea in the Emergency Department (PRIDE) substudy. Am Heart J. 2005;149:744-50.

(50)

17. Mukoyama M, Nakao K, Saito Y, et al. Increase Human Brain Natriuretic Peptide in Congestive Heart Failure. N Eng J Med 1990; 323 :757-8

18. The Task Force for the Diagnosis and Treatment of Chronic Heart Failure. European Society of Cardiology . Guidelines for the diagnosis and treatment of chronic heart failure .European Heart Journal 2001 ;(22)1527-60

19. Jackson G, Gibbs C.R, Davies M. K dan Lip G.Y.H. ABC of heart failure: Pathophysiology. BMJ 2000;320:167-70.

20. Mayoclinic, Heartfailure. Available from :

http:/www.mavoclinic.com/health/heartfailure/DS00061/ DSECTION=7

21. Medline Plus. Heart Failure. Available from http:/www.nlm.nih.qov/medlineplus/ency/article/00158.htm

22. Jessup M and Brozena S. Medical Progress: Heart Failure. N Engl J Med. 2003;348:2007-18

23. Braunwald E. Heart Failure and Cor Pulmonale. In : Kasper Dl, Fauci AS, Longo DL. (ed). Harrisson's Principles of Internal Medicine. 2005. 16th ed.: 1367-77.

(51)

25. Hall C. Essential biochemistry and physiology of NT-proBNP. Eur J Heart Fail 2004; 6: 257-60

26. Clerico A, Emdin M. Diagnostic accuracy and prognostic Relevance of the measurement of cardiac natriuretic peptides : a review. Clinical Chemistry 2004; 50: 33-50

27. Apple FS, Panteghini M, Ravkilde J, et al. Quality specifications for B-type natriuretic peptide assays. Clinical Chemistry 2005; 51: 486-93

28. Talwar S, Squire IB, Downie PF, Davies JE, Ng LL. Plasma N terminal pro-brain natriuretic peptide and cardiotrophin 1 raised in unstable angina. Heart 2000; 84: 421-4

29. Choi EY, Kwon HM, Yoon YW, Kim D, Kim HS. Assessment of extent of myocardial ischemia in patients with non-ST elevation acute coronary syndrome using serum B-type natriuretic peptide level. Yonsei Med J 2004; 45: 255-62

30. Goetze JP, Christoffersen C, Perko M, et al. Increased cardiac BNP expression associated with myocardial ischemia. FASEB J 2003; 17:1105-7

(52)

32. Pemberton CJ, Yandle TG, Rademaker MT, Charles CJ, Aitken GD, Espiner EA. Amino-terminal proBNP in ovine plasma: evidence for enhanced secretion in response to cardiac overload. Am J Physiol Heart Circ Physiol 1998; 275: 1200-8

33. Anwaruddin S, Lloyd-Jones DM, Baggish A, Chen A.Krauser D, Tung R, et al. Renal function, congestive heart failure, and amino-terminal pro-brain natriuretic peptide measurement: results

from the ProBNP Investigation of Dyspnea in the Emergency Department (PRIDE) Study. J Am Coll Cardiol 2006; 47: 917.

34. McCullough PA, Due P, Omland T, McCord J, Nowak RM, Hollander JE, et al. B-type natriuretic peptide and renal function in the diagnosis of heart failure: an analysis from the Breathing Not Properly Multinational Study. AmJ Kidney Dis 2003; 41: 571'9.

35. Levin ER, Gardner DG, Samson WK. Natriuretic peptides. N Engl J Med 1998; 339: 321-8.

(53)

37. Redfield MM, Rodeheffer RJ, Jacobsen SJ, et al. Plasma brain natriuretic peptide concentration: impact of age and gender. J Am Coll Cardiol 2002; 40: 976-82

38. Wiviott SD, Cannon CP, Morrow DA, et al.Differential expression of cardiac biomarkers by gender in patients with unstable angina / non ST elevation myocardial infarction. A TACTICS-TIMI 18 substudy. Circulation 2004; 109: 580-6 39. Januzzi JL, Van Kimmenade R, Lainchbury J, Bayes-Genis A,

Pinto Y, Richards AM. NT-proBNP testing for diagnosis and short-term prognosis in acute congestive heart failure: an international pooled analysis of 1256 patients-the International Collaborative of NT-proBNP (ICON) study. Eur Heart J. 2006 Feb; 27(3):330-7. Epub 2005 Nov 17.

40. N-Terminal pro B-type natriuretic peptide KIT insert

41. Fisher C, etal. NT proBNP Predict Prognosis in Patient with Chronic Heart Failure. Heart 2003, 89:879-81

42. Richards AM, Nicholls MG, Yandle TG, et al. Plasma N-terminal pro-brain natriuretic peptide and adrenomedullin : new neurohormonal predictors of left ventricular function and prognosis after myocardial infarction. Circulation 1998; 97: 1921-29

(54)

44. Gill D, Seidler T, Troughton RW, et al. Vigorous response in plasma N-terminal pro-brain natruiretic peptide (NT-proBNP) to acute myocardial infarction. Clin Sci 2004; 106: 135-9

45. eMedicine. Congestive Heart Failure and Pulmonary Edema. Available from: http/www.emedicine.com

(55)

No Usia (tahun)

Sex Dx TDS

(mmHg) TDD (mmHg) HR (x/mnt) KGD (mg/dl) Kreatinin (mg/dl) NT-proBPN (pg/ml)

1 55 L NYHA III-IV 130 100 90 169 1.7 4012

2 61 P NYHA I-II 130 80 95 145 1.5 880

3 34 P NYHA I-II 130 80 84 125 0.9 1224

4 75 L NYHA III-IV 160 70 92 141 1.2 3698

5 71 P NYHA I-II 150 90 90 155 1.9 540

6 56 L NYHA III-IV 140 90 92 129 1.3 3286

7 64 L NYHA I-II 160 80 86 117 1.3 1551

8 35 L NYHA III-IV 170 80 88 91 1.2 2175

9 66 L NYHA I-II 170 80 82 71 1.2 845

10 75 P NYHA I-II 140 90 80 147 1.9 508

11 55 L NYHA III-IV 130 90 84 125 1.2 2402

12 58 L NYHA III-IV 120 70 90 146 1.5 2350

13 44 L NYHA III-IV 130 80 86 146 1.2 4109

14 46 L NYHA I-II 120 70 78 124 0.9 653

15 55 L NYHA III-IV 90 70 84 113 1.1 3773

16 53 P NYHA I-II 100 70 94 125 0.7 790

17 42 P NYHA I-II 140 90 84 90 0.9 526

18 28 L NYHA III-IV 100 60 100 161 1.2 3537

19 57 L NYHA III-IV 120 80 84 144 1.1 2764

20 55 L NYHA I-II 150 90 97 99 1 1952

21 50 P NYHA III-IV 150 100 94 162 1.1 3420

22 59 L NYHA I-II 120 80 86 94 1 1235

23 63 L NYHA III-IV 90 70 82 95 1.2 394

(56)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN Selamat pagi/siang bapak/ibu, pada hari ini, saya Dr. T. Realsyah, saat ini sedang menjalani pendidikan program dokter spesialis penyakit dalam di Departemen llmu Penyakit Dalam FKUSU akan melakukan pengambilan sampel darah untuk penelitian yang berjudul Hubungan Nilai NT-proBNP dengan Keparahan Penderita Gagal Jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah nilai NT-proBNP mempunyai hubungan dengan tingkat keparahan gagal jantung. Dengan mengetahui nilai NT-proBNP ini pada gagal jantung, maka dapat digunakan dalam penatalaksanaan gagal jantungnya.

Bapak/ibu, pengambilan sampel darah dilakukan oleh petugas laboratorium pada daerah pembuluh darah lengan atas (v.mediana cubiti) sebanyak 3 ml dimana sebelumnya dilakukan sterilisasi pada daerah yang akan diambil darahnya. Kemudian sampel akan dikirim ke laboratorium dan akan dinilai kadarnya. Pengambilan darah ini dilakukan seaman mungkin oleh tenaga yang ahli sehingga tidak menimbulkan resiko saat pengambilannya . Seluruh pemeriksaan yang dilakukan pada bapak/ibu tidak dipungut biaya.

Bila ada pertanyaan dapat menghubungi saya Nama : Dr. T. Realsyah Renardi

(57)

LEMBAR PERSETUJUAN SUBYEK PENELITIAN Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama

:... Alamat

:... Umur

:...

Jenis kelamin :...

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang kebaikan dan keburukan prosedur penelitian ini, menyatakan setuiu untuk ikut dalam penelitian tentang Hubungan Nilai NT-proBNP dengan Keparahan Penderita Gagal Jantung.

Demikianlah surat pernyataan setuju ikut dalam penelitian ini saya buat untuk dapat dipergunakan seperlunya.

(58)

(...)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. DATA PRIBADI

Nama : Dr. T. Realsyah Renardi

Tempat/tanggal lahir : Medan/18Maret1967

Agama : Islam

Alamat kantor : Fakultas Kedokteran USU, JI.Dr. Mansur No.5 Medan Departemen llmu Penyakit Dalam

RS. H. Adam Malik, Jl. Bunga Lau No. 17 Medan Tuntungan

No. Telepon/Fax : (061) 8211045;

(59)

Alamat rumah : Perumahan Taman Setiabudi Indah Blok RR No.72 Medan

No. Telepon Handphone : (061) 8200853 0811657274, 06177512550

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

Lama pendidikan Tern pat Sekolah dasar Sekolah

Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas

Fakultas Kedokteran Program Pendidikan Dokter

Spesialis Penyakit Dalam

1974-1980 1980-1983 1983-1986 1986-1994 2002-sekarang

SD Bhayangkari Medan SMP Negeri 1 Medan SMA Negeri 1 Medan Universitas Indonesia Universitas Sumatera Utara

III. PENGALAMAN KERJA

1. Dokter PTT Puskesmas KONI Kota Jambi Prop. Jambi 1997-1999

2. Kepala Puskesmas KONI Kota Jambi Prop. Jambi 1999-2000 IV. KEANGGOTAAN PROFESI

1. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

2. Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) V. KARYA ILMIAH

1. T. Realsyah , A. Rahim Lubis, Zulheimi B, R. Tunggul Ch S,

(60)

Haemodynamic Instability in Acute Renal Failure : SCUF is

the alternative. Annual Meeting of Nephrology 2004,

Yogyakarta October 8-10,2004.

2. T. Realsyah, Mama SI, Josia Ginting, Umar Zein. Infeksi

(61)

VI. ISIPASI DALAM KEGIATAN ILMIAH

1. Peserta simposium pengenalan dan penatalaksanaan osteoporesis ditinjau dari berbagai aspek. Medan, 1 Juni 2002.

2. Peserta KONAS IX Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Medan, 7-10 Juli 2002.

3. Peserta mini simposium A New approach to assess the antihypertensive therapy: how do All RAS meet the chalange?

Medan, 10 Agustus 2002.

4. Peserta simposium New insight into coxib therapy. Medan, 10 Agustus 2002.

5. Peserta 2nd Asean conference on medical sciences. Medan, 18-20 Agustus 2002.

6. Peserta Pertemuan llmiah Tahunan IV Bagian llmu Penyakit Dalam FK USU. Medan, 6-8 Maret 2003.

7. Peserta Launching simposium the most potent antihistamine. Medan, 8 Februari 2003.

8. Peserta Coxib simposium Re-shaping the treatment paradigm: a.coxib snapshot. Medan, 5 April 2003.

9. Panitia dan Peserta KONAS VI, KONKER VI PERSADIA. Medan, 20-23 April 2003.

(62)

11. Panitia dan peserta PIT PAMKI-PIN PETRI,PERPARI dan PERALMUNI. Medan, 19-20 Juli 2003.

12. Peserta simposium Heart, Brain and Kidney protection, Bagian Kardiologi FK USU. Medan, 25 Oktober2003.

13. Peserta simposium the 2nd New trend in cardiovascular management Medan, 5-6 Desember 2003.

14. Peserta Seminar Osteooarthritis FK-USU Perkumpulan Ahli Bedah Orthopaedi Indonesia, Medan 28 Februari 2004.

15. Panitia dan peserta DHF Course. Medan, 3 Maret 2004.

16. Peserta dan panitia Pertemuan llmuah Tahunan (PIT) V 2004 Departemen llmu Penyakit Dalam FK-USU, Medan 4-6 Maret 2004.

17. Peserta simposium Putting the patients first: A New paradigm in treatment of erectile dysfunction. Medan, 14 Maret 2004.

18. Peserta simposium pathophysiology and clinical management of pain. Medan, 18 Maret 2004.

19. Peserta simposium overactive bladder exposing the hidden problem. Medan, 20 Maret 2004.

(63)

21. Peserta simposium Rational approach in management of hypertension. Medan, 19 Juni 2004.

22. Peserta simposium NSAID Gastropathy. Medan, 3 Juli 2004.

23. Peserta simposium lantus, Upaya mencapai kontrol glikemik optimal pada pasien DM tipe 2. Medan, 10 Juli 2004

24. Pembicara dan peserta Annual Meeting of Nephrology 2004, Yogyakarta October 8-10,2004.

25. Peserta dan panitia Pertemuan llmuah Tahunan VI 2005 Bagian llmu Penyakit Dalam FK-USU, Medan 3-5 Maret 2005. 26. Peserta Seminar Sehari Karsinoma Kolorektal, Mammae dan

Serviks. Unit Pengembangan llmiah dan Pengabdian Masyarakat FK-USU, Medan 30 April 2005.

27. Pembicara dan peserta Temu llmiah Perhimpunan Dokter Peduli AIDS Indonesia 2005, Jakarta, 26-28 November 2005. 28. Peserta dan Panitia 1&h Annual Scientific Meeting of the

Indonesian Heart Association, Medan April 19-22, 2006.

29. Peserta Pelatihan Edukator Diabetes Ke-2, Persatuan Edukator Diabetes Indonesia, Medan 17-18 Juni 2006

30. Peserta Kongres Nasional PETRI XII, PERPARI VIII.PKWI IX dan Symposium Infections Update III 2006, Medan 28-29 Juli

(64)

31. Peserta Kursus Penggunaan Insulin, Dalam rangka Peringatan Hah Ulang Tahun FK-USU ke-54, Medan 12 Agustus 2006.

32. Peserta Simposium The Scientific Evidence to Date: Reduction of Events in Cardiovascular Disease. Medan 9

Desember 2006.

33. Peserta Pertemuan llmuah Tahunan (PIT) VIII 2007 Departemen llmu Penyakit Dalam FK-USU, Medan 8-10 Maret 2007.

34. Peserta Simposium Trombosis-Hemostasis Regional Pertama, Indonesian Society on Thrombosis-Hemostasis. Medan 1-2 Mei 2007.

35. Peserta Simposium Diabetes. The Vitamin and Mineral Antioxidans Connection. Medan, 26 Mei 2007

36. Peserta Simposium Current Issues in The Management of Gastritis and Gastropathy. PPHI, PEGI, PGI Divisi

Gastroentero-hepatologi Departemen llmu Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik. Medan,9 Juni 2007

37. Peserta Seminar PAPDI Road Show 2007, Medan

38. Peserta Simposium Road Show 2008 Eli Lily Insulin Training for Excellence Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis

(65)

39. Peserta Pertemuan llmuah Tahunan (PIT) IX 2008 Departemen llmu Penyakit Dalam FK-USU, Medan 17-19 April 2008.

Gambar

TABEL IV.3. Hubungan NT-proBNP dengan spektrum klinis
Tabel IV.1. Karakteristik sampel
Tabel IV.2. Nilai NT-proBNP  berdasarkan  jenis   kelamin  terhadap
tabel IV. 1 dapat dilihat rerata umur lebih tua dijumpai pada

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan nilai kestabilan data latih dan data uji terhadap nilai parameter yang telah di uji pada studi kasus prediksi

Pembangunan saluran udara tegangan tinggi harus sudah melalui proses rancang bangun yang aman bagi lingkungan serta sesuai dengan standar keamanan internasional, Salah

Maka Unit Layanan Pengadaan Pokja Pengadaan Barang Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro mengumumkan Pemenang Lelang sebagai berikut

“ Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Materi Mengenal Pemerintahan Tingkat Pusat Melalui Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pada Siswa Kela s IV

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil patient assessment, rekomendasi, informasi terkait obat dan non farmakologi, serta tingkat pelayanan swamedikasi

Himpuan bilangan real, tidak bisa dinyatakan dengan penyajian menyebutkan anggota dari suatu himpunan, tetapi bisa disajikan dengan notasi pembentuk himpunan dan disajikan

Sugiyarti, Gita, 2012, Pengaruh Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi, dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai (Studi pada Fakultas

Dampak lainnya adalah partisipasi masyarakat pada kerajinan tangan rumput aji menjadi aktif dalam kegiatan kemasyarakatan serta hubungan. interaksi antar mereka