SKRIPSI
PENGARUH KOMUNIKASI DAN MOTIVASI KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. JASA MARGA (PERSERO) Tbk
CABANG BELMERA TANJUNG MULIA
OLEH
NOVRIA ANDAYANI 080502010 MANAJEMEN
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
PENGARUH KOMUNIKASI DAN MOTIVASI KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN “ PT. JASA MARGA (PERSERO) TBK CABANG
BELMERA TANJUNG MULIA MEDAN”
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan PT. Jasa Marga Cabang Belmera Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Jasa Marga yang berada dibawah pimpinan Cabang Belmera Medan. Jumlah sampel adalah 144 orang karyawan Jasa Marga yang ditentukan menggunakan rumus Umar. Penarikan sampel digunakan dengan metode Stratified Random Sampling.
Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner, dimana sebelum kuesioner disebarkan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner kepada 30 orang karyawan lapangan pada PT. Jasa Marga Cabang Belmera Medan diluar sampel penelitian. Data sekunder juga dikumpulkan untuk mendukung analisis dalam penelitian ini. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu dengan analisis regresi linear berganda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSSStatistics 17.00 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dan motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada karyawan PT. Jasa Marga Cabang Belmera Medan. Hal ini berdasarkan hasil uji t, dimana nilai t hitung untuk komunikasi (X1) = 3,393 > t tabel = 1,97 dan t hitung untuk kinerja (X2) = 8,078 > t table = 1,97 dan nilai signifikansi adalah 0,000, nilai ini lebih kecil dari nilai α = 5% (0,05). Pada pengujian koefisien determinasi diperoleh nilai R = 0,933, yang menunjukkan pengaruh komunikasi dan motivasi karyawan terhadap variabel kinerja karyawan PT. Jasa Marga Cabang Belmera sebesar 93,3% dan artinya hubungannya erat. Sedangkan nilai R Square = 0,870 menunjukkan bahwa variabel kinerja karyawan PT. Jasa Marga Cabang Belmera dapat dijelaskan oleh variabel komunikasi dan motivasi sebesar 87% sedangkan sisanya sebesar 13% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
“THE INFLUENCE OF EMPLOYEE COMMUNICATION AND MOTIVATION EMPLOYEE PERFORMANCE AGAINST PT. JASA MARGA
BELMERA MEDAN BRANCH”
The purpose of this study is to investigate and analyze the influence of communication and motivation on the performance of PT. Jasa Marga Belmera Branch. The population in this research is all employees of Jasa Marga which is under theledership of Branch Belmera Medan. The number of samples is 144 employees Jasa Marga is determined using the formula Umar. The sampling method used by Stratified Random Sampling.
The collection of primary data through questionnaires, which before the questionnaires distributed first tested the validity and reliability of the questionnaire to 30 outside the sampel. Secondary data were also collected to support the analysis in this research. The method of analysis used in this research. The method of analysis used in this research The method of analysis used in this study was descriptive and analytical methods, namely quantitative analysis with multiple linear regression analysis. Data processing is accomplished using the SPSS Statistic 17:0 for Windows.
The Result showed that communication and motivation in a positive and significant effect on the performance of employees at PT. Jasa Marga Belmera Medan Branch. It is based on the result of the t test, where the value t count for communication (X1) = 3.393 > t table = 1.97 and t count for performace (X2) = 8.078> t table = 1.97 and a significance value is 0.000, this value smaller than the value α = 5% (0.05). On testing the coefficient of determination obtained value R = 0.933, which shows the influence of communication and motivation of employees to the variable performance of the employees of PT. Jasa Marga Belmera Branch of 93.33% and the closely related meaning. While the value of R Square = 0.870 indicates that the variable performance ofthe employees of PT. Jasa Marga Belmera Branch can be explained by the variables of communication and motivation by 87% while the remaining 13% can be explained by other variables not examined in this research.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala nikmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Komunikasi dan Motivasi Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada
PT. Jasa Marga Cabang Belmera Medan”
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari
berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Secara khusus penulis mengucapkan
terimakasih kepada Ayahanda H.M Saleh Simin dan Ibunda Hj Mariati yang
telah memberikan dukungan kepada penulis baik moril maupun materil. Pada
kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu
kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E., M.E., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi
5. Ibu Dr. Lucy Anna, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah
meluangkan waktu dan memberikan arahan, koreksi, kritik, saran dan motivasi
dalam penyelesaian dan kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Prihatin Lumbanraja, M.Si., selaku Dosen Pembaca Penilai skripsi
penulis yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi
ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya
Dosen Departemen Manajemen yang telah banyak memberikan pelajaran
berarti kepada penulis selama masa perkuliahan.
8. Seluruh Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah
banyak membantu penulis selama masa perkuliahan baik dalam urusan
administrasi maupun dalam proses kelancaran kegiatan perkuliahan.
9. Pimpinan dan seluruh Pegawai Biro Administrasi Universitas Sumatera Utara
yang telah berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini.
10.Kakak dan adik penulis yaitu Kak Devia, Mas Putra, Bulek Nunun, Om Haris,
Nenek, Ditha, Rizky dan teman dekat penulis yakni Mhd. Satria Harrydhan
yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
11.Sahabat-sahabat penulis Depatemen Manajemen angkatan 2008 yang
tergabung dalam Daimyo Community yaitu Rahmad Mulyono, Dewi Irawan, Akhmad Syarif Sinaga, Syahromi Hasibuan, Novria Andayani, Khoirul Efendi
Pratiwi, M. Khadafi Siregar, Ade Nurhidayat, dan Khairunnisa yang telah
memberikan motivasi dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari
segi isi, penulisan maupun penyajiannya, namun penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
2.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ... 28
2.3.2 Pengukuran kinerja karyawan ... 31
2.4 Penelitian Terdahulu ... 33
2.5 Kerangka Konseptual………... 34
2.6 Hipotesis ... 35
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 36
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
3.3 Batasan Operasionalisasi ... 36
3.4 Defenisi Operasionalisasi ... 37
3.5 Skala Pengukuran variabel ... 39
3.6 Populasi dan Sample Penelitian ... 40
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Organisasi ... 52
4.1.1 Sejarah PT. Jasa Marga Cabang Belmera ... 52
4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan PT. Jasa Marga Cabang Belmera 54 4.1.3 Struktur Organisasi PT. Jasa Marga Cabang Belmera ... 55
4.1.4 Rincian Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat ... 58
4.1.5 Mekanisme Media Komunikasi dengan Tenaga Kerja .. 60
4.1.6 Bentuk – Bentuk Motivasi yang Diberikan ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 108
5.2 Saran ... 108
DAFTAR PUSTAKA……… 111
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Usia Tenaga Kerja Jasa Marga ... 5
1.2 Rencana Realisasi Target Lalu Lintas Transaksi Tanjung Mulia. 7 3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 38
3.2 Instrumen Skala Likert ... 40
3.3 Jumlah Karyawan Pelaksana PT Jasa Marga ... 40
3.4 Distribusi Sampel ... 42
4.1 Hasil Uji Validitas ... 45
4.2 Hasil Uji Realibilitas ... 46
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 73
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 74
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 75
4.6 Krakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 76
4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Komunikasi . 77
4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi ... 81
4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Karyawan (Y) ... 86
4.10 Hasil Uji Normalitas Pendekatan Kolmogorof – Smirnov ... 91
4.11 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ... 94
4.12 Hasil Uji Multikolinearitas ... 95
4.13 Hasil Regresi Linear Berganda ... 97
4.14 Hasil Uji F ... 99
4.15 Hasil Uji t ... 101
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Proses Komunikasi ... 15
2.2 Kerangka Konseptual ... 35
4.1 Bagan Struktur Organisasi PT. Jasa Marga Belmera ... 56
4.2 Histogram Uji Normalitas ... 89
4.3 Normal P-P Plot Uji Normalitas ... 90
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
ABSTRAK
PENGARUH KOMUNIKASI DAN MOTIVASI KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN “ PT. JASA MARGA (PERSERO) TBK CABANG
BELMERA TANJUNG MULIA MEDAN”
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan PT. Jasa Marga Cabang Belmera Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Jasa Marga yang berada dibawah pimpinan Cabang Belmera Medan. Jumlah sampel adalah 144 orang karyawan Jasa Marga yang ditentukan menggunakan rumus Umar. Penarikan sampel digunakan dengan metode Stratified Random Sampling.
Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner, dimana sebelum kuesioner disebarkan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner kepada 30 orang karyawan lapangan pada PT. Jasa Marga Cabang Belmera Medan diluar sampel penelitian. Data sekunder juga dikumpulkan untuk mendukung analisis dalam penelitian ini. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu dengan analisis regresi linear berganda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSSStatistics 17.00 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dan motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada karyawan PT. Jasa Marga Cabang Belmera Medan. Hal ini berdasarkan hasil uji t, dimana nilai t hitung untuk komunikasi (X1) = 3,393 > t tabel = 1,97 dan t hitung untuk kinerja (X2) = 8,078 > t table = 1,97 dan nilai signifikansi adalah 0,000, nilai ini lebih kecil dari nilai α = 5% (0,05). Pada pengujian koefisien determinasi diperoleh nilai R = 0,933, yang menunjukkan pengaruh komunikasi dan motivasi karyawan terhadap variabel kinerja karyawan PT. Jasa Marga Cabang Belmera sebesar 93,3% dan artinya hubungannya erat. Sedangkan nilai R Square = 0,870 menunjukkan bahwa variabel kinerja karyawan PT. Jasa Marga Cabang Belmera dapat dijelaskan oleh variabel komunikasi dan motivasi sebesar 87% sedangkan sisanya sebesar 13% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
“THE INFLUENCE OF EMPLOYEE COMMUNICATION AND MOTIVATION EMPLOYEE PERFORMANCE AGAINST PT. JASA MARGA
BELMERA MEDAN BRANCH”
The purpose of this study is to investigate and analyze the influence of communication and motivation on the performance of PT. Jasa Marga Belmera Branch. The population in this research is all employees of Jasa Marga which is under theledership of Branch Belmera Medan. The number of samples is 144 employees Jasa Marga is determined using the formula Umar. The sampling method used by Stratified Random Sampling.
The collection of primary data through questionnaires, which before the questionnaires distributed first tested the validity and reliability of the questionnaire to 30 outside the sampel. Secondary data were also collected to support the analysis in this research. The method of analysis used in this research. The method of analysis used in this research The method of analysis used in this study was descriptive and analytical methods, namely quantitative analysis with multiple linear regression analysis. Data processing is accomplished using the SPSS Statistic 17:0 for Windows.
The Result showed that communication and motivation in a positive and significant effect on the performance of employees at PT. Jasa Marga Belmera Medan Branch. It is based on the result of the t test, where the value t count for communication (X1) = 3.393 > t table = 1.97 and t count for performace (X2) = 8.078> t table = 1.97 and a significance value is 0.000, this value smaller than the value α = 5% (0.05). On testing the coefficient of determination obtained value R = 0.933, which shows the influence of communication and motivation of employees to the variable performance of the employees of PT. Jasa Marga Belmera Branch of 93.33% and the closely related meaning. While the value of R Square = 0.870 indicates that the variable performance ofthe employees of PT. Jasa Marga Belmera Branch can be explained by the variables of communication and motivation by 87% while the remaining 13% can be explained by other variables not examined in this research.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Setiap perusahaan ingin mempunyai
karyawan-karyawan yang terbaik guna memajukan perusahaannya. Tidak heran
jika perusahaan mencantumkan standart-standart tinggi untuk menerima karyawan
yang akan bekerja diperusahaan. Selain itu, terdapat juga standart kemampuan
yang dimiliki oleh para karyawan. Standart-standart itu bertujuan agar perusahaan
memiliki orang-orang terpilih yang diharapkan mempunyai kinerja yang baik
terhadap tujuan perusahaan yaitu memajukan perusahaan tersebut.
Komunikasi meliputi suatu proses pertukaran informasi antar individu
melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal,
maupun perilaku atau tindakan yang biasanya digunakan untuk mentrasfer
pesan-pesan dari pemberi pesan-pesan ke penerima pesan-pesan melalui proses komunikasi.
Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan
manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin
mengetahui apa yang akan terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa
manusia perlu berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak
pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari
masyarakatnya. Kebutuhan akan komunikasi tidak hanya diperlukan pada
merupakan hal yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya agar tercapai tujuan
yang diinginkan. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan
berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam
kehidupan sehari-hari, ditempat kerja, dilingkungan masyarakat atau dimana saja
manusia berada.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga
halnya bagi organisasi atau perusahaan. Dengan adanya komunikasi yang efektif
suatu perusahaan dapat berjalan lancar dan begitu pula sebaliknya, kurang atau
tidak adanya komunikasi akan berakibat buruk bagi perusahaan. Apalagi
ditengah-tengah perkembangan zaman yang semakin pesat, setiap perusahaan
dituntut untuk dapat bersaing dan tetap bertahan.
Seorang pemimpin atau manajer berperan besar dalam menciptakan
suasana yang kondusif dan komunikatif diantara sesama anggota maupun unit
kerja lainnya agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik, sehingga
pada gilirannya dapat meningkatkan semangat kerja dan akhirnya kinerja
karyawan juga akan meningkat.
Komunikasi penting bagi perusahaan karena komunikasi merupakan alat
utama bagi karyawan untuk dapat bekerja sama dalam melakukan aktivitas
manajemen demi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Meskipun semua harus
melakukan komunikasi dengan berbagai pihak dalam mencapai tujuannya, perlu
diketahui bahwa pendekatan yang dipakai antara satu individu dengan individu
yang lain dapat bervariasi atau berbeda-beda. Bagi perusahaan yang berskala kecil
secara langsung kepada para karyawannya tersebut. Lain halnya dengan
perusahaan besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan, penyampaian
informasi kepada mereka merupakan suatu pekerjaan yang cukup rumit.
Penerapan komunikasi pada perusahaan tidak selalu berjalan dengan baik,
ada beberapa kendala yang dihadapi para karyawan perusahaan dalam
menyampaikan pesan kepada atasan begitupun sebaliknya, atasan pada karyawan,
hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat komunikasi antara pengirim
dan penerima pesan, seperti masalah dalam mengembangkan masalah, masalah
dalam menyampaikan pesan, dan terakhir masalah dalam menafsirkan pesan.
Untuk mengatasi hambatan yang yang terjadi dalam komunikasi disuatu
perusahaan, perlu diperhatikan beberapa hal antara lain : membuat suatu pesan
secara lebih berhati-hati, meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi,
mempermudah upaya umpan-balik antara si pengirim dengan si penerima pesan.
Jasa Marga Belmera merupakan salah satu cabang PT. Jasa Marga yang
mengoperasikan jalan tol Belawan – Medan – Tanjung Morawa (Belmera) di
Sumatera Utara. Jalan Tol ini menghubungkan Pelabuhan Belawan, Kotamadya
Medan dan Kabupaten Deli Serdang, membentang sepanjang 42,7 km, terdiri dari
jalur utama 34 km dengan 4 jalur, akses dan ramp 8,7 km.
Jasa Marga memiliki visi menjadi perusahaan modern dalam bidang
pengembangan dan pengoperasian jalan tol, menjadi pemimpin (leader) dalam industry jalan tol dengan mengoperasikan mayoritas jalan tol di Indonesia serta
memiliki daya saing yang tinggi di tingkat Nasional dan Regional. Untuk
kekurangan – kekurangan yang ada selama ini, maka dari itu diperlukan
komunikasi yang baik dengan para karyawan sehingga apa yang menjadi tujuan
perusahaan dapat tercapai. Salah Satu Mekanisme Media Komunikasi dengan
Tenaga Kerja yang berdasarkan Surat Keputusan Kepala Cabang Belmera Nomor
06.2/CL/KPTS/2011 Tanggal 21 Februari 2011, yakni komunikasi yang dilakukan
dari atasan ke bawahan dengan mekanisme sosialisasi dan evaluasi.
Mekanisme media komunikasi dengan tenaga kerja sudah berjalan
sebagaimana prosedur yang ditetapkan oleh pusat dan berjalan dengan baik, akan
tetapi belum dapat dikatakan bahwa komunikasi tersebut mencerminkan motivasi
karyawan Jasa Marga itu tinggi, karena berdasarkan penelitian pendahuluan yang
telah dilakukan (pra survey) bahwa komunikasi yang terjadi kurang maksimal karena dalam pelaksanaan survey karyawan, dimana survey karyawan yang
dilakukan oleh perusahaan hanya bersifat formalitas semata. Mereka melakukan
survey tersebut hanya untuk mematuhi prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan.
Hal ini terjadi karena adanya ketidakpuasan karyawan akan keputusan akhir yang
ditetapkan oleh perusahaan berkaitan dengan kebijakan dalam hal menanggapi
masukan-masukan yang diberikan oleh karyawan sehingga karyawan merasa
bahwa apa yang diharapkan selama ini tidak sesuai dengan yang terlaksana
dilapangan. Menurut Pittsburgh dalam Robbins (2006:42) ada serangkaian kondisi
ektrinsik, dimana keadaan pekerjaan dan hygienic yang menyebabkan rasa tidak
puas diantara para karyawan apabila kondisi ini tidak ada maka hal ini tidak perlu
Motivasi merupakan penggerak, alasan, dorongan yang ada dalam diri
manusia yang menyebabkan orang lain berbuat sesuatu, dapat dikatakan pula
motivasi merupakan dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak yang
berasal dalam diri manusia untuk berbuat atau untuk melakukan sesuatu.
Motivasi yang baik juga diharapkan akan dapat memberikan semangat
kepada para karyawannya untuk dapat meningkatkan kinerja lebih baik lagi.
McClelland menekankan pada kebutuhan akan berprestasi (Achievement) dimana adanya keinginan untuk mencapai tujuan lebih baik dari sebelumnya (pencapaian
prestasi). Akan tetapi motivasi ini jauh tidak terlihat dikarenakan faktor umur dari
para karyawannya yang sudah tidak lagi produktif, sehingga mereka kurang
termotivasi untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi, seperti dapat terlihat pada
Tabel 1.1
Tabel 1.1
Usia Tenaga Kerja Karyawan Jasa Marga
No Usia Jumlah Karyawan
(Orang) %
1 < 30 1 0,4
2 30 – 40 29 13
3 41 – 50 173 77,2
4 > 50 22 9,4
Total 225 100
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa persentase umur karyawan Jasa Marga
mayoritas berusia diatas 41 – 50 tahun mencapai 173 orang dengan persentase
sebesar 77,2% sedangkan untuk usia di atas 50 tahun mencapai 22 orang atau
sekitar 9,4%. Ini tentunya sangat tinggi bila dibandingkan dengan karyawan yang
umurnya masih dikatakan produktif yang berkisar 29 orang atau sekitar 13% saja
dari jumlah keseluruhan karyawan. Dari umur tersebut dapat dikatakan bahwa
motivasi yang ada pada karyawan ini menurun, dikarena faktor umur mereka yang
sudah tidak ingin lagi mencapai jenjang karir yang lebih tinggi dikarenakan
mereka merasa persyaratan jabatan yang ada tidak memungkinkan mereka untuk
dapat melengkapi persyaratan, misalnya persyaratan akademik yang diajukan oleh
perusahaan, karena mereka merasa bahwa dengan umur yang sudah tidak
produktif lagi, jenjang karir itu hanya akan dinikmati dalam waku yang relatif
singkat. Dengan adanya komunikasi dan motivasi yang kurang baik, maka
Tabel 1.2
Rencana dan Realisasi Target Lalu Lintas Transaksi Pada Gerbang Tol Tanjung Mulia
Golong an
Gerbang Lalu Lintas Transaksi
Renc ‘09 Real ‘09 Renc ‘10 Real ‘10 Renc ‘11 Real ‘11
1 Roda 4 Sedan, Mini bus
376.887 400.944 2.876.765 2.935.47 5
Sumber : PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera
Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa rencana dan realisasi untuk tiga tahun
terakhir sudah sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya, akan tetapi
persentase realisasi target pada tahun 2011 menurun dari 98% menjadi 92%.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Pengaruh Komunikasi dan Motivasi terhadap
Kinerja Karyawan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Apakah komunikasi dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan pada PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang
Belmera Tanjung Mulia Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu :
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi dan motivasi
terhadap kinerja karyawan pada PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang
Belmera Kelurahan Tanjung Mulia Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
a. Bagi Penulis : Sebagai usaha untuk mendalami masalah yang
berkaitan dengan sistem komunikasi dan motivasi terhadap kinerja
karyawan sebagai kajian dalam bidang Manajemen Sumber Daya
Manusia.
b. Bagi Perusahaan : Sebagai bahan masukan dalam membuat
kebijakan terutama mengenai sistem komunikasi dan motivasi
yang ada dalam perusahaan tersebut.
c. Bagi Penulis Lain : Sebagai bahan referensi untuk penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Menurut Widjaya (2000:13) komunikasi meliputi suatu proses
penyampaian pesan agar diterima dengan baik oleh penerimanya. Oleh karena itu
dibutuhkan media penyampaian pesan sebagai perantara dan dibutuhkan pula pada
waktu yang tepat untuk menjamin keakuratan informasinya. Pada perusahaan
komunikasi digunakan sebagai sarana memotivasi, memberikan perintah dan
menciptakan suasana yang kondusif.
Menurut Purwanto (2003:1) komunikasi merupakan suatu proses
pertukaran informasi antarindividu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik
dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan yang
biasanya digunakan untuk mentrasfer pesan-pesan ke penerima pesan melalui
proses komunikasi.
Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana
seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata
untuk mengubah tingkah laku orang lain (Widjaya, 2000:26). Adapun pengertian
komunikasi yang lain menurut Rogers bersama Kincaid, 1981 mendefenisikan
komunikasi sebagai suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya
Sedangkan menurut Widjaya (2001:1) menyebutkan penyebab komunikasi
didalam suatu perusahaan atau organisasi pada umumnya sebagai hubungan
ataupun kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat
diartikan sebagai sarana tukar menukar pendapat atau sebagai kontak antara
manusia secara individu ataupun kelompok.
Berdasarkan defenisi ini, dapat dinyatakan bahwa komunikasi sebagai
suatu proses, dalam hal ini orang-orang bermaksud memberikan pengertian
melalui pengiriman berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota
dan berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula
sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi.
Komunikasi berperan penting dalam memperlancar kegiatan perusahaan,
hal ini dapat terlihat dari beberapa hal berikut :
a. Dengan komunikasi fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat tercapai.
b. Meningkatkan kegairahan dan motivasi kerja.
c. Dengan menggunakan komunikasi sebagai alat koordinasi dan
pengendalian para pimpinan dapat mengetahui keadaan dari bidang yang
menjadi tugasnya.
d. Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara bawahan dengan
atasan, bawahan dengan bawahan dan antara sesama atasan karena
e. Dengan komunikasi semua bagian organisasi dapat mengetahui kebijakan,
peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan.
2.1.2 Fungsi Komunikasi
Dalam terjadinya komunikasi tidak terlepas dari bentuk dan fungsi
komunikasi, dimana komunikasi yang baik, tidak jauh dari fungsi yang
mendukung keefektifan komunikasi. Adapun fungsi komunikasi itu sendiri adalah
sebagai berikut:
a. Menginformasikan (to inform)
Kegiatan komunikasi itu memberikan penjelasan, penerangan, mengenai
bentuk informasi yang disajikan dari seorang komunikator kepada
komunikan. Informasi yang akurat diperlukan oleh beberapa bagian
masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan.
b. Mendidik (to educate)
Penyebaran informasi tersebut sifatnya member pendidikan atau
penganjuran sesuatu pengetahuan, menyebarluaskan kreativitas untuk
membuka wawasan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara
luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun di luar sekolah.
c. Menghibur (to entertaint)
Penyebaran informasi yang disajikan kepada komunikan untuk
maupun gambar dan bahasa membawa setiap orang pada situasi menikmati
hiburan.
d. Mempengaruhi (to influence)
Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk member
motivasi, mendorong untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa
yang dilihat, dibaca, dan didengar. Serta memperkenalkan nilai-nilai baru
untuk mengubah sikap dan perilaku kea rah yang baik dan modernisasi.
Mengenai fungsi komunikasi, Mc Bride (Widjaja, 2000:64-66)
menjelaskan dalam arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran
berita atau pesan tetapi sebagai kegiatan individu atau kelompok mengenai tukar
menukar data, fakta, dan ide.
2.1.3 Proses Komunikasi
Komunikasi tidak berjalan begitu saja, sebab satu kegiatan komunikasi harus
menjalani proses komunikasi sehingga baru terlaksana kegiatan komunikasi
tersebut :
1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan
Sebelum proses penyampaian pesan dilakukan, maka pengirim pesan harus
menyampaikan idea tau gagasan apa yang ingin disampaikan pada pihak
lain. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber,ide yang diolah dalam
benak pengirim disaring dan disusun kedalam suatu memori yang dalam
karena penyerapan berbagai informasi dan pengalaman berbeda-beda dari
setiap individu.
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
Pada proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti
dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti dengan
sempurna pengirim pesan harus memperhatikan subyek (apa yang ingin
disampaikan), maksud (tujuan), penerima pesan, gaya personal dan latar
belakang budaya.
3. Pengirim menyampaikan pesan
Pada saat menyampaikan pesan, dapat digunakan berbagai saluran.
Biasanya rantai komunikasi yang digunakan relative pendek, namun ada
juga yang cukup panjang. Hal ini akan berpengaruh pada efektivitas
penyampaiaj pesan. Ketika penyampaian pesan dapat digunakan berbagai
media komunikasi baik media tulisan maupun tulisan.
4. Penerima menerima pesan
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi bila bila
pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan
tersebut.
5. Pengirim menafsirkan pesan
Setelah penerima menafsirkan pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana
menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah
pesan baru bisa ditafsirkan secara benar bila si penerima pesan telah
memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim.
6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik ke pengirim
Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara
tertentu dan member sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diterima
oleh penerima pesan beraneka ragam, hal ini tergantung dari pesan yang
diterimanya. Umpan balik memegang peranan penting dalam proses
komunikasi karena ia member kemungkinan bagi pengirim untuk menilai
efektivitas suatau pesan. Disamping itu, adanya umpan balik dapat
menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi misalnya :
perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata-kata dan perbedaan
Gambar 2.1 Proses Komunikasi Sumber : Purwanto ( 2003:12)
2.1.5 Jenis-jenis Komunikasi
Komunikasi yang digunakan perusahaan tentu juga berbeda-beda dan
tergantung dari kompleksitas lingkup kerja dari organisasi tersebut. Sistem adalah
keseluruhan komponen atau bagian yang saling bereaksi sedemikian rupa
sehingga menjadi suatu kesatuan yang terpadu untuk mencapai komunikasi yang
efektif dan efesien. Sistem komunikasi yang dianut oleh organisasi akan langsung
mempengaruhi tipe atau jenis komunikasi. Berdasarkan hal ini sistem komunikasi
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim
digunakan dalam dunia bisnis untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis
kepada pihak lain baik secara tertulis (written) maupun lisan (oral).
Dalam dunis bisnis, seseorang dapat saja mengekspresikan
pesan-pesannya secara nonverbal (tidak secara tertulis atau lisan). Namun,
ekspresi secara nonverbal memiliki suatu keterbatasan dalam
mengkomunikasikan suatu pesan kepada pihak lain. Sebagai contoh, jika
ingin membahas suatu kejadian masa lalu, ide atau abstraksi, seseorang
tidak dapat menggunakan ekspresi wajah atau bahasa tubuh untuk
menerangkannya. Sebaliknya, dia harus menggunakan bahasa verbal,
dengan menyusun kata-kata kedalam suatu pola yang memiliki arti atau
makna dalam bentuk tertulis atau lisan.
Melalui komunikasi secara lisan atau tertulis, diharapkan orang
dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik.
Penyampaian suatu pesan secara lisan maupun tertulis memiliki suatu
harapan bahwa seseorang akan dapat mendengar atau membaca apa yang
dikatakan dengan baik dan benar.
2. Komunikasi Nonverbal
Bentuk komunikasi yang paling mendasar didalam suatu komunikasi
manusia menggunakan kata-kata, mereka telah menggunakan
gerakan-gerakan tubuh, bahas tubuh (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi nonverbal sering tidak
terencana atau kurang terstruktur. Namun, komunikasi nonverbal memiliki
pengaruh yang lebih besar daripada komunikasi verbal. Contohnya saja
ketika kita memperhatikan emosi seorang pemimpin dalam suatu
organisasi bisnis yang meluapkan kemarahannya kepada bawahan atau
karyawan yang melakukan kesalahan fatal dalam menjalankan
pekerjaannya.
Salah satu keunggulan komunikasi nonverbal adalah kesahihannya
(reliabilitas). Hal ini berkaitan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi
terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan
bahasa isyarat.
3. Komunikasi Ke Atas
Komunikasi ke atas mengalir ke tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok
atau organisasi. Komunikasi mini digunakan untuk memberikan umpan
balik ke atas, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke sasaran,
dan menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi. Komunikasi ke atas
menyebabkan para manajer menyadari perasaan para karyawan terhadap
pekerjaannya, rekan sekerjanya dan organisasi secara umum. Manajer juga
mengandalkan komunikasi ke atas untuk memperoleh gagasan mengenai
Beberapa contoh organisasi tentang komunikasi ke atas adalah
laporan kinerja yang disiapkan oleh manajemen yang lebih rendah untuk
ditinjau ulang oleh manajemen level tengah dan puncak, kotak saran,
survey sikap karyawan, prosedur keluhan, diskusi atas bawahan, dan
pertemuan informal dimana para karyawan mempunyai kesempatan intuk
mengidentifikasi dan membahas masalah dengan atasan mereka atau
dengan wakil manajemen yang lebih tinggi.
4. Komunikasi Ke Bawah
Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam kelompok atau
organisasi ketingkat yang lebih bawah disebut komunikasi kebawah. Pola
kebawah digunakan oleh pimpinan kelompok dan manajer untuk
menetapkan sasaran, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan
kebijakan dan prosedur ke bawahan, menunjukkan masalah yang
memerlukan perhatian, dan mengemukakan umpan balik tentang kinerja.
Namun komunikasi ke bawah tidak harus merupakan kontak lisan atau
tatap muka. Bila manajemen mengirim surat karyawan untuk memberitahu
mereka mengenai kebijakan cuti sakit yang baru dari organisasi, maka
manajemen itu sedang menggunakan komunikasi ke bawah.
5. Komunikasi Horizontal atau Komunikasi Lateral
Ketika komunikasi terjadi di antara kelompok kerja yang sama, di antara
anggota kelompok kerja pada tingkat yang sama, diantara manajer pada
ekuivalen, kita namakan itu sebagai komunikasi horizontal. Komunikasi
horizontal ini sering diperlukan untuk menghemat waktu dan memudahkan
koordinasi.
6. Komunikasi Diagonal
Komunikasi yang memotong secara menyilang (diagonal) rantai perintah
organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil dari hubungan-hubungan
departemen lini dan staf, yaitu bahwa hubungan yang ada antara personalia
lini dan staf dapat berbeda-beda yang akan membentuk beberapa
komunikasi diagonal yang berbeda-beda pula.
2.2 Motivasi
2.2.1 Pengertian Motivasi
Untuk memberikan dorongan dan menggerakkan orang-orang agar mereka
bersedia bekerja semaksimal mungkin, perlu diusahakan adanya komunikasi dan
peran serta dari semua pihak yang bersangkutan. Motivasi menunjukkan agar
manajer mengetahui bagaimana memberikan informasi yang tepat kepada
bawahannya agar mereka menyediakan waktunya guna melakukan usaha yang
diperlukan untuk memperoleh saran-saran dan rekomendasi – rekomendasi
mengenai masalah yang dihadapai. Untuk itu diperlukan keahlian manajer untuk
memberikan motivasi kepada bawahannya agar bisa bekerja sesuai dengan
Menurut Winardi (2001 : 6) motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang
ada didalam diri seseorang manusia yang dapat dikembangkan sendiri atau
dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang ada pada inti berkisar sekitar
imbalan moneter, imbalan non moneter yang dapat mempengaruhi hasil
kinerjanya secara positif dan secara negatif hal mana tergantung pada situasi dan
kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.
Menurut McCoormick dalam Mangkunegara (2000 : 94) “motivasi adalah
kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara
perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja”
Menurut Wursanto (2002 : 20) menyatakan bahwa motivasi merupakan
penggerak, alasan, dorongan yang ada didalam diri manusia yang menyebabkan
orang lain berbuat sesuatu. Dapat dikatakan pula bahwa motivasi merupakan
dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri
manusia untuk berbuat atau untuk melakukan sesuatu. Dalam pemberian motivasi
tidak terlepas dari kemampuan pimpinan untuk dapat memotivasi, mempengaruhi,
mengarahkan dan berkomunikasi dengan para karyawannya yang kelak akan
menentukan efektivitas seorang pimpinan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
2.2.2 Teori Motivasi
Ada beberapa teori motivasi yang berusaha memberikan penjelasan
tentang hubungan antara perilaku dan hasilnya, yaitu :
1. Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow)
Inti dari Teori Maslow adalah bahwa kebutuhan itu tersusun dalam bentuk
hierarki. Tingkat kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan
fisiologik dan tingkat yang tertinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs). Karena menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini digunakan untuk menunjukkan kebutuhan seseorang yang harus
dipenuhi agar dia termotivasi untuk bekerja.
a. Kebutuhan fisiologik (fisik) merupakan kebutuhan akan makan,
minum, mendapat tempat tinggal, istirahat/tidur dan seks.
Kebutuhan inilah yang merupakan kebutuhan utama yang wajib
dipenuhi pertama-tama oleh tiap individu.
b. Kebutuhan akan keamanan atau perlindungan. Tiap individu
mendambakan keamanan bagi dirinya termasuk keluarganya.
c. Kebutuhan akan kebersamaan (kebutuhan sosial). Tiap manusia
senantiasa merasa perlu pergaulan dengan sesama manusia lain.
Selama manusia di dunia ini tak mungkin lepas dari bantuan orang
lain.
d. Kebutuhan akan penghormatan dan penghargaan (kebutuhan harga
diri). Sejelek-jelek kelakuan manusia, tetap mendambakan
e. Kebutuhan akan realisasi diri, yaitu kebutuhan untuk memenuhi
diri sendiri dengan penggunaan kemampuan maksimum, melalui
keterampilan dan potensi yang ada serta senantiasa percaya kepada
diri sendiri.
Maslow juga mengemukakan proposisi penting tentang perilaku manusia
sebagai berikut :
a. Manusia merupakan makhluk yang serba berkeinginan (man is a wanting being).
Ia senantiasa menginginkan sesuatu dan ia senantiasa menginginkan lebih
banyak tetapi apa yang diinginkannya tergantung apa yang sudah dimiliki
olehnya.
b. Sebuah kebutuhan yang dipenuhi, bukanlah sebuah motivator perilaku.
Hanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi, memotivasi perilaku
(contoh : kebutuhan akan hawa udara).
c. Kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan suatu hierarki
menurut pentingnya masing-masing kebutuhan.
2. Teori 2 faktor (Hezberg)
Disini oleh Fedrick Hezberg, kebutuhan disebut dengan istilah Two Factor View. Sebelumnya kepuasan orang terbagi menjadi dua, yaitu puas dan tidak puas. Penelitian Hezberg melahirkan dua kesimpulan mengenai
teori tersebut : Pertama : Ada serangkaian kondisi ektrinsik, dimana
diantara para karyawan apabila kondisi ini tidak ada maka hal ini tidak
perlu memotivasi karyawan. Sebaliknya, apabila keadaan pekerjaan dan
hygienic cukup baik, keadaan ini membentuk kepuasan bagi karyawan.
Selanjutnya Pittsburgh melakukan studi yang kemudian lahirlah teori
Two Factor, yaitu :
a. Motivator
Disini ada kepuasan kerja atau perasaan positif.
b. Hygiene
Disini ada perasaan negative atau ketidak puasan kerja Menurut
teori ini kita harus menciptakan dan meningkatkan faktor motivator
dan mengurangi fakor hygiene. Dalam teori ini terdapat beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpuasan dikalangan karyawan
yaitu :
1. Kebijakan dan administrasi perusahaan
2. Pengawasan
3. Hubungan dengan pengawas
4. Kondisi kerja
5. Gaji
6. Hubungan dengan rekan sekerja
7. Kehidupan pribadi
8. Hubungan dengan bawahan
9. Status, dan
Sedangkan beberapa faktor yang sering memberikan kepuasan kerja
karyawan, yaitu :
1. Tercapainya tujuan
2. Pengakuan
3. Pekerjaan itu sendiri
4. Pertanggungjawaban
5. Peningkatan
6. Pengembangan
Oleh karena itu untuk meningkatkan motivasi, maka manajer harus :
1. Menghilangkan ketidakpuasan.
2. Memberikan peluang untuk pencapaian prestasi, peningkatan dan
tanggung jawab.
3. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi
atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi.
Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan
prestasi tersebut sebagai keinginan: “Melaksanakan sesuatu tugas atau
pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi
obyek-obyek fisik, manusia atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut
secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku.
Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa
lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara
berhati-hati”.
Model McClelland sangat menekankan perhatian terhadap prestasi
(Achievement). Ada 3 kebutuhan yang penting yaitu :
a. Achievement
Artinya adalah adanya keinginan untuk mencapai tujuan lebih baik dari
sebelumnya (pencapain prestasi). Orang yang dalam hatinya ada perasaan
menggebu-gebu untuk meraih prestasi terbaik, akan sangat bergairah dan
termotivasi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sebaliknya,
orang yang tidaka ada niat untuk meraih prestasi, akan ketinggalan jauh
dibandingkan dengan orang yang termotivasi.
Hal ini dapat dicapai dengan cara :
1. Merumuskan Tujuan
2. Mendapatkan umpan balik
3. Memberikan tanggung jawab pribadi
4. Bekerja keras
b. Affiliation
Artinya adalah kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Hal ini
dapat dicapai dengan cara :
1. Bekerjasama dengan orang lain
2. Membuat kawan di tempat kerja
c. Power
Artinya ada kebutuhan kekuasaan, yang mendorong seseorang untuk
bekerja sehibgga termotivasi dalam pekerjaannya. Cara orang bertindak
dengan kekuasaan sangat tergantung pada :
1. Pengalaman masa anak-anak
2. Kepribadian
3. Pengalaman kerja
4. Tipe organisasi
Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu :
1. Sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan
moderat.
2. Menyukai situasi-situasi dimana kinerja mereka timbul karena upaya
mereka sendiri, dan bukan karena faktor lain, seperti kemujuran misalnya.
3. Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka,
dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
Teori tujuan (goals) dikembangkan oleh Latham dan Locke (2000) atas dasar penelitian selama 14 tahun terhadap penetapan tujuan sebagai suatu teknik
motivasi. Mereka menyatakan bahwa tingkat produksi pada
perusahaan-perusahaan yang mereka pelajarimeningkat rata-rata 19 persen akibat penetapan
Karakteristik penetapan tujuan adalah :
a. Tujuan harus bersifat spesifik;
b. Tujuan harus cukup menantang tetapi dapat dicapai;
c. Tujuan dipandang adil dan masuk akal;
d. Karyawan secara individu ikut berpartisipasi dalam penetapan tujuan;
e. Umpan balik memastikan bahwa karyawan akan merasa bangga dan puas
mendapatkan pengalaman keberhasilan mencapai tujuan yang menantang
dan adil;
f. Umpan balik dipergunakan untuk mendapatkan komitmen terhadap tujuan
yang lebih tinggi lagi.
2.3 Kinerja Karyawan
Menurut Mangkunegara (2000:67) kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya..
Menurut Mathis dan Jakson (2000) menyatakan bahwa, kinerja adalah apa
yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan, dimana yang
mempengaruhinya, seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada
organisasi.
Menurut pengertian diatas, kinerja disamakan dengan hasil kerja dari
seorang karyawan. Untuk mencapai kinerja yang baik, unsur yang paling
dominan adalah sumber daya manusia, walaupun perencanaan telah tersusun
dengan baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil yang melaksanakan tidak
yang telah disusun tersebut akan sia-sia. Hasil kerja yang dicapai oleh seorang
karyawan haruslah dapat memberikan kontribusi yang penting bagi perusahaan
yang dilihat dari segi kualitas dan kuantitas yang dirasakan oleh perusahaan dan
sangat besar manfaatnya bagi kepentingan perusahaan dimasa yang akan datang.
2.3.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Faktor yang
mempengaruhi pencapaian kinerja yang baik menurut Mathis dan Jackson
(2001:83) adalah :”Kemampuan, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan
pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka dengan organisasi”
Menurut Mangkunegara (2000:67) faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja karyawan adalah :
1. Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + skill). Artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekierjaan
sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi yang diharapkan. Oleh
sebab itu karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya.
2. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (Attitude) seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri karyawan
Menurut Pandji Anogara (2004:178), ada faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja karyawan adalah sebagai berikut:
1. Motivasi
Pimpinan organisasi perlu mengetahui motivasi kerja dari anggota
organisasi karyawan. Dengan mengetahui motivasi itu maka pimpinan dapat
mendorong bekerja lebih baik.
2. Pendidikan
Pada umumnya seseorang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan
mempunyai kinerja yang lebih baik, hal demikian merupakan syarat yang
penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Tanpa bekal pendidikan,
mustahil orang akan mudah dalam mempelajari hal-hal yang bersifat baru
dalam cara atau suatu sistem.
3. Disiplin kerja
Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang
senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan
yang telah ditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan motivasi, kedisiplinan dengan suatu latihan antara lain dengan
bekerja menghargai waktu dan biaya akan memberikan pengaruh yang
positif terhadap kinerja karyawan.
4. Komunikasi
Komunikasi memiliki banyak pengaruh terhadap kinerja karyawan.
anggota karyawan lain dalam perusahaan dapat memotivasi karyawan untuk
melakukan pekerjaan karena komunikasi yang sesuai telah terjalin dan
karyawan mengerti satu sama lain sehingga dapat mencapai tujuan yang
dimaksud. Komunikasi yang dilakukan dapat berupa komunikasi verbal
maupun komunikasi non verbal.
5. Sikap etika kerja
Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang
serasi, selaras, dan seimbang didalam kelompok itu sendiri maupun dengan
kelompok lain. Etika dalam hubungan kerja sangat penting karena dengan
tercapainya hubungan yang seimbang antara perilaku dlam proses produksi
akan meningkatkan kinerja.
6. Gizi dan kesehatan
Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makanan
yang didapat, hal ini mempengaruhi kesehatan karyawan, dengan semua itu
akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
7. Tingkat penghasilan
Penghasilan yang cukup akan memberikan semangat kerja tiap karyawan
untuk memacu prestasi sehingga kinerja karyawan akan meningkat.
8. Lingkungan kerja dan Iklim kerja
Lingkungan kerja dari karyawan termasuk hubungan kerja antara karyawan,
hubungan dengan pimpinan, suhu serta lingkungan penerangan dan
sebagainya. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari
kekompakan dalam kelompok kerja atau ruang kerja yang tidak
menyenangkan.Hal ini tentu mengganggu kerja karyawan.
9. Teknologi
Dengan adanya kemajuan teknologi yang meliputi peralatan yang semakin
otomatis dan canggih akan mendapat dukungan tingkat produksi dan
mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.
10. Sarana produksi
Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses
produksi.
11. Jaminan Sosial
Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan, menunjang
kesehatan dan keselamatan. Dengan harapan agar karyawan semakin bergairah
dan mempunyai semangat untuk bekerja.
12. Manajemen
Dengan adanya manajemen yang baik maka karyawan akan berorganisasi
dengan baik, dengan demikian kinerja akan tercapai.
13.Kesempatan Berprestasi
Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya,
dengan memberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan akan
2.3.2 Pengukuran Kinerja Karyawan
Hasil kinerja seseorang atau perusahaan dapat berwujud fisik atau non
fisik. Kinerja dapat diukur dengan melalui analisa jabatan dengan mengurai visi,
misi, dan tujuan organisasi melalui uraian jabatan disusun berdasarkan hasil kerja
yang diharapkan jabatan tersebut. Uraian jabatan dapat diurai lebih rinci lagi
dalam bentuk rencana tindakan kinerja dan sasaran-sasaran yang akan dicapai
dalam kurun waktu tertentu.
Menurut Mathis dan Jackson (2000:78) pada dasarnya pengukuran kinerja
didasarkan pada 5 hal berikut :
1. Kuantitas output, yaitu menyangkut jumlah output yang dihasilkan dan ketepatan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan rutin
2. Kualitas output, yaitu meliputi ketepatan mutu dalam menghasilkan output yaitu menyangkut kerapian, ketelitian dan keterampilan
3. Jangka waktu output, yaitu pemanfaatan waktu yang telah disesuaikan
4. Kehadiran ditempat kerja
5. Sikap kooperatif, yaitu menyangkut cara bersikap diperusahaan, baik terhadap atasan, karyawan lain ataupun terhadap pekerjaan
yang diberikan untuk penyelesaian secara bersama-sama.
digunakan seutuhnya secara bersama-sama, atau dapat cukup dipakai dua kriteria
umum atau bahkan untuk alasan kemudahan dalam penerapannya, digunakan satu
kriteria umum saja. Perincian penjelasan mengenai ketiga kriteria umum QQC
yang dapat digunakan dalam penerapan tolak ukur kinerja jabatan (job performance standard) ataupun tolak ukur kinerja untuk unit kerja organisasi (organizational unit performance standard) tersebut adalah :
1. Quantity (kuantitas), yakni segala bentuk satuan ukuran yang terkait dengan jumlah hasil kerja yang dinyatakan dalam ukuran angka atau
yang dapat dipadankan dengan angka
2. Quality (kualitas), yakni segala bentuk ukuran yang terkait dengan mutu atau kualitas hasil kenja dan dinyatakan dalam ukuran angka atau
yang dapat dipadankan dengan angka
3. Cost (biaya), yakni segala bentuk satuan ukuran yang terkait dengan jumlah biaya, bahan, waktu atau sumber daya perusahaan yang
terpakai untuk menghasilkan satu satuan hasil kerja (Wungu : 2003,46)
2.4 Penelitian Terdahulu
Pagit Rima Tarigan (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT.Twins Sukses Abadi
Belawan”. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sampling jenuh
(sensus). Data dikumpulkan menggunakan wawancara dan draf pertanyaan
(kuesioner). Variabel yang diukur menggunakan skala likert. Pengolahan data
menggunakan perangkat lunak SPSS 12.0 dan pengujian hipotesis dengan analisis
Hasil penelitian menggunakan SPSS 12.0 menunjukkan bahwa
komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar
31,8%, artinya bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh komunikasi sebesar
31,8%, sedangkan sisanya sebesar 62,8% dipengaruhi oleh faktor lain.
2.5 Kerangka Konseptual
Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi antar individu
yang dilakukan melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan symbol
-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan yang biasanya digunakan
untuk mentransfer pesan-pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan melalui
proses komunikasi, sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan instruksi yang
diberikan oleh atasan berdasarkan peraturan dan kondisi yang ada sehingga dapat
meningkatkan kinerja karyawan.
Motivasi adalah penggerak, alasan, dorongan yang ada didalam diri
manusia yang menyebabkan orang lain berbuat sesuatu, yang bisa bersumber dari
gaji, keamanan kerja, dan status. Dapat dikatakan pula bahwa motivasi merupakan
dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri
manusia untuk berbuat atau untuk melakukan sesuatu secara sukarela berusaha
bekerja keras dan secara kooperatif dengan karyawan lain serta mampu
meningkatkan kinerja.
Sebagaimana diketahui, bahwa untuk meningkatkan kinerja karyawan,
maka pimpinan perusahaan harus berusaha agar setiap bawahannya dapat bekerja
yang diberikan kepadanya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan motivasi
agar dapat meningkatkan kinerja mereka.
Berdasarkan pendapat Pandji Anogara (2004:178) bahwa kinerja karyawan
dipengaruhi oleh komunikasi dan motivasi karyawan dimana mereka bekerja.
Secara skematis, kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 2.2
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Sumber : Purwanto (2003:1), Wursanto (2002 : 302), Mangkunegara (2000:75), data diolah.
2.6 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan kerangka konseptual
yang telah peneliti kemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah :
“Komunikasi dan Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja karyawan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera
Tanjung Mulia “
Komunikasi (X1)
Motivasi
(X2)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Membahas mengenai macam-macam penelitian yang sangat tergantung
dari sudut mana pihak peneliti melihatnya, secara umum dikenal tiga jenis
penelitian, yaitupenelitian desain eksploratif (penjajakan), deskriptif dan klausal
(Umar, 2008 : 10). Penelitian ini menggunakan jenis desain klausal, yang
mengukur hubungan-hubungan antar variabel penelitian yang berguna untuk
menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang
Belmera Jln.Simpang Tanjung No 1 A Medan. Penelitian ini dilakukan dari bulan
November 2011 sampai dengan April 2012.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional variabel digunakan untuk menghindari
kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam
penelitian ini, dibuat suatu batasan operasional antara lain :
a. Yang menjadi variabel independen (X) adalah komunikasi (X1) dan
motivasi (X2
3.4 Definisi Operasional Variabel
Pada penelitian ini variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel
yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan
gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu
defenisi variabel-variabel yang akan diteliti.
a. Variabel independen (X)
1)Komunikasi (X1
Komunikasi merupakan suatu proses dimana seseorang (komunikator)
menyampaikan perangsang-perangsang (biasaanya lambang-lambang
dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain
(komunikate). )
2)Motivasi (X2
Menurut Wursanto (2002:302) motivasi merupakan penggerak, alasan,
dorongan yang ada didalam diri manusia yang menyebabkan orang lain
berbuat sesuatu, yang bisa bersumber dari gaji, keamanan kerja, dan status.
Dapat dikatakan pula bahwa motivasi merupakan dorongan, keinginan,
hasrat, dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia untuk
3)Kinerja (Y)
Menurut Mangkunegara (2000:67) kinerja adalah hasi kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Defenisi Dimensi Indikator Skala
Sumber : Purwanto (2003:1), Wursanto (2002:302), Mangkunegara (2000:67), data diolah 3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah
Skala Likert, yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang
masing-masing item diberi range skor dalam Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena
sosial. Dengan Skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indicator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan
(Sugiyono, 2007:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai
3.6 Populasi Dan Sample Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2007:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap PT Jasa Marga
(Persero) Tbk Cabang Belmerah Medan yang terdiri dari 3 departemen, yaitu :
Tabel 3.3
Jumlah Karyawan Pelaksana PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmerah Medan
(Kondisi Oktober 2011)
No Bagian/Departemen Jumlah
(Orang)
1 Manajerial 53
2 Pelaksana Kantor 49
3 Pelaksana Lapangan 123
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2005:72) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk menentukan jumlah
sampel, penulis menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 5%
(Situmorang, 2010):
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat Kesalahan 5%
Dari rumus di atas dapat diketahui jumlah sampel dengan cara:
n = 225 = 144 orang
1 + 225 (0,05)
Unit pemilihan sampel yang lebih dari satu dan upaya setiap unit pemilihan
sampel memiliki peluang yang sama untuk di pilih maka dalam penelitian ini
dipilih desain sampel probabilitas. Dari beberapa desain sampel probabilitas,
maka penelitian ini dipilih desain sampel “Stratified Sampling” (Sampel Stratifikasi). Hal ini karena dari elemen yang ada dalam 1 populasi di masukkan
secara random untuk menjadi sampel. Dalam desain sampel stratifikasi ini ada 2 macam, sementara dalam penelitian ini dipilih sampel random stratifikasi
proporsional, di mana banyaknya sampel akan diproporsionalkan dengan jumlah
elemen setiap unit pemilihan sampel.
Untuk menarik sampel dari populasi digunakan teknik Stratified Random Sampling yang dilanjutkan dengan alokasi sampel proporsional. Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut (Sekaran, 2006):
Keterangan:
= Anggota sampel pada proporsi ke
= Populasi ke I
n = Sampel yang diambil dalam penelitian
3.7 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden di
lapangan. Alat atau cara yang digunakan untuk mendapatkan data primer
adalah melalui kuesioner dan wawancara dengan responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik
dari buku, jurnal, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian
ini.
3.8 Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan cara menyiapkan
satu set pernyataan atau pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan
standar yang diberikan kepada responden.
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku,
jurnal, dokumen yang diperoleh dari pihak organisasi, internet dan literatur
3.9 Uji Validitas Dan Reliabilitas Data
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menguji data yang telah didapat setelah
penelitian, merupakan data yang valid atau tidak dengan menggunakan
alat ukur kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows dengan ketentuan apabila nilai rhitung > rtabel berarti data empirik dari variabel penelitian adalah valid, dan apabila rhitung < rtabel
a) Jika r hitung≥ r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. berarti data empirik dari variabel penelitian adalah tidak valid.
Dalam penelitian ini sampel uji validitas diambil sebanyak 30 orang
karyawan di luar sampel dan diolah dengan menggunakan program SPSS Statistics 17.0 for windows dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
b) Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak
valid.
Berdasarkan jumlah sampel 30 pada tingkat signifikansi 5% (0,05), maka
df = n – 2 (30 – 2 = 28), nilai r tabel untuk df = 28 adalah 0,361. Sedangkan nilai r
Tabel 3.5
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa butir pernyataan 3 dan 18 dinyatakan
tidak valid karena nilai r hitung butir 3 dan 18 (0,311 dan 0,318) < nilai r tabel
(0,361). Berarti butir pernyataan 3 dan 18 harus dibuang, dan setelah itu dilakukan
dinyatakan valid karena nilai r hitung (Corrected Item-Total Corelation) > nilai r tabel (0,361). Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 26 butir. Dimana, 8 butir pernyataan mengenai
variabel komunikasi (X1), 12 butir pernyataan mengenai variabel motivasi (X2)
Dan 6 butir pernyataan mengenai variabel kinerja (X2
2. Reliabilitas Data
).
Uji relialibilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas
menggunakan software SPSS 17.0 for windows, dengan ketentuan apabila ralpha positif > rtabel, maka pernyataan adalah reliabel atau handal dan
sebaliknya ralpha negatif > rtabel maka pernyataan tidak reliable.
Dalam uji validitas dan reliabilitas, jumlah responden yang akan peneliti
gunakan adalah sebanyak 30 orang di luar sampel.
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.944 26
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2012)
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha rata-rata seluruh butir pernyataan adalah 0,944 > 0,60. Maka dapat dinyatakan bahwa seluruh butir