• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Komunikasi Dan Motivasi Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Jasa Marga (Persero) TBK Cabang Belmera Tanjung Mulia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Komunikasi Dan Motivasi Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Jasa Marga (Persero) TBK Cabang Belmera Tanjung Mulia"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KOMUNIKASI DAN MOTIVASI KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. JASA MARGA (PERSERO) Tbk

CABANG BELMERA TANJUNG MULIA

OLEH

NOVRIA ANDAYANI 080502010 MANAJEMEN

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH KOMUNIKASI DAN MOTIVASI KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN “ PT. JASA MARGA (PERSERO) TBK CABANG

BELMERA TANJUNG MULIA MEDAN”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan PT. Jasa Marga Cabang Belmera Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Jasa Marga yang berada dibawah pimpinan Cabang Belmera Medan. Jumlah sampel adalah 144 orang karyawan Jasa Marga yang ditentukan menggunakan rumus Umar. Penarikan sampel digunakan dengan metode Stratified Random Sampling.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner, dimana sebelum kuesioner disebarkan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner kepada 30 orang karyawan lapangan pada PT. Jasa Marga Cabang Belmera Medan diluar sampel penelitian. Data sekunder juga dikumpulkan untuk mendukung analisis dalam penelitian ini. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu dengan analisis regresi linear berganda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSSStatistics 17.00 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dan motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada karyawan PT. Jasa Marga Cabang Belmera Medan. Hal ini berdasarkan hasil uji t, dimana nilai t hitung untuk komunikasi (X1) = 3,393 > t tabel = 1,97 dan t hitung untuk kinerja (X2) = 8,078 > t table = 1,97 dan nilai signifikansi adalah 0,000, nilai ini lebih kecil dari nilai α = 5% (0,05). Pada pengujian koefisien determinasi diperoleh nilai R = 0,933, yang menunjukkan pengaruh komunikasi dan motivasi karyawan terhadap variabel kinerja karyawan PT. Jasa Marga Cabang Belmera sebesar 93,3% dan artinya hubungannya erat. Sedangkan nilai R Square = 0,870 menunjukkan bahwa variabel kinerja karyawan PT. Jasa Marga Cabang Belmera dapat dijelaskan oleh variabel komunikasi dan motivasi sebesar 87% sedangkan sisanya sebesar 13% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

“THE INFLUENCE OF EMPLOYEE COMMUNICATION AND MOTIVATION EMPLOYEE PERFORMANCE AGAINST PT. JASA MARGA

BELMERA MEDAN BRANCH”

The purpose of this study is to investigate and analyze the influence of communication and motivation on the performance of PT. Jasa Marga Belmera Branch. The population in this research is all employees of Jasa Marga which is under theledership of Branch Belmera Medan. The number of samples is 144 employees Jasa Marga is determined using the formula Umar. The sampling method used by Stratified Random Sampling.

The collection of primary data through questionnaires, which before the questionnaires distributed first tested the validity and reliability of the questionnaire to 30 outside the sampel. Secondary data were also collected to support the analysis in this research. The method of analysis used in this research. The method of analysis used in this research The method of analysis used in this study was descriptive and analytical methods, namely quantitative analysis with multiple linear regression analysis. Data processing is accomplished using the SPSS Statistic 17:0 for Windows.

The Result showed that communication and motivation in a positive and significant effect on the performance of employees at PT. Jasa Marga Belmera Medan Branch. It is based on the result of the t test, where the value t count for communication (X1) = 3.393 > t table = 1.97 and t count for performace (X2) = 8.078> t table = 1.97 and a significance value is 0.000, this value smaller than the value α = 5% (0.05). On testing the coefficient of determination obtained value R = 0.933, which shows the influence of communication and motivation of employees to the variable performance of the employees of PT. Jasa Marga Belmera Branch of 93.33% and the closely related meaning. While the value of R Square = 0.870 indicates that the variable performance ofthe employees of PT. Jasa Marga Belmera Branch can be explained by the variables of communication and motivation by 87% while the remaining 13% can be explained by other variables not examined in this research.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala nikmat

dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Komunikasi dan Motivasi Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada

PT. Jasa Marga Cabang Belmera Medan”

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari

berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Secara khusus penulis mengucapkan

terimakasih kepada Ayahanda H.M Saleh Simin dan Ibunda Hj Mariati yang

telah memberikan dukungan kepada penulis baik moril maupun materil. Pada

kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu

kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E., M.E., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen S1 Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi

(5)

5. Ibu Dr. Lucy Anna, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah

meluangkan waktu dan memberikan arahan, koreksi, kritik, saran dan motivasi

dalam penyelesaian dan kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Prihatin Lumbanraja, M.Si., selaku Dosen Pembaca Penilai skripsi

penulis yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi

ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya

Dosen Departemen Manajemen yang telah banyak memberikan pelajaran

berarti kepada penulis selama masa perkuliahan.

8. Seluruh Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah

banyak membantu penulis selama masa perkuliahan baik dalam urusan

administrasi maupun dalam proses kelancaran kegiatan perkuliahan.

9. Pimpinan dan seluruh Pegawai Biro Administrasi Universitas Sumatera Utara

yang telah berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini.

10.Kakak dan adik penulis yaitu Kak Devia, Mas Putra, Bulek Nunun, Om Haris,

Nenek, Ditha, Rizky dan teman dekat penulis yakni Mhd. Satria Harrydhan

yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

11.Sahabat-sahabat penulis Depatemen Manajemen angkatan 2008 yang

tergabung dalam Daimyo Community yaitu Rahmad Mulyono, Dewi Irawan, Akhmad Syarif Sinaga, Syahromi Hasibuan, Novria Andayani, Khoirul Efendi

(6)

Pratiwi, M. Khadafi Siregar, Ade Nurhidayat, dan Khairunnisa yang telah

memberikan motivasi dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari

segi isi, penulisan maupun penyajiannya, namun penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Mei 2012

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

2.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ... 28

2.3.2 Pengukuran kinerja karyawan ... 31

2.4 Penelitian Terdahulu ... 33

2.5 Kerangka Konseptual………... 34

2.6 Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.3 Batasan Operasionalisasi ... 36

3.4 Defenisi Operasionalisasi ... 37

3.5 Skala Pengukuran variabel ... 39

3.6 Populasi dan Sample Penelitian ... 40

(8)

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Organisasi ... 52

4.1.1 Sejarah PT. Jasa Marga Cabang Belmera ... 52

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan PT. Jasa Marga Cabang Belmera 54 4.1.3 Struktur Organisasi PT. Jasa Marga Cabang Belmera ... 55

4.1.4 Rincian Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat ... 58

4.1.5 Mekanisme Media Komunikasi dengan Tenaga Kerja .. 60

4.1.6 Bentuk – Bentuk Motivasi yang Diberikan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 108

5.2 Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA……… 111

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Usia Tenaga Kerja Jasa Marga ... 5

1.2 Rencana Realisasi Target Lalu Lintas Transaksi Tanjung Mulia. 7 3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 38

3.2 Instrumen Skala Likert ... 40

3.3 Jumlah Karyawan Pelaksana PT Jasa Marga ... 40

3.4 Distribusi Sampel ... 42

4.1 Hasil Uji Validitas ... 45

4.2 Hasil Uji Realibilitas ... 46

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 73

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 74

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 75

4.6 Krakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 76

4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Komunikasi . 77

4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi ... 81

4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Karyawan (Y) ... 86

4.10 Hasil Uji Normalitas Pendekatan Kolmogorof – Smirnov ... 91

4.11 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ... 94

4.12 Hasil Uji Multikolinearitas ... 95

4.13 Hasil Regresi Linear Berganda ... 97

4.14 Hasil Uji F ... 99

4.15 Hasil Uji t ... 101

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Proses Komunikasi ... 15

2.2 Kerangka Konseptual ... 35

4.1 Bagan Struktur Organisasi PT. Jasa Marga Belmera ... 56

4.2 Histogram Uji Normalitas ... 89

4.3 Normal P-P Plot Uji Normalitas ... 90

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

(12)

ABSTRAK

PENGARUH KOMUNIKASI DAN MOTIVASI KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN “ PT. JASA MARGA (PERSERO) TBK CABANG

BELMERA TANJUNG MULIA MEDAN”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan PT. Jasa Marga Cabang Belmera Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Jasa Marga yang berada dibawah pimpinan Cabang Belmera Medan. Jumlah sampel adalah 144 orang karyawan Jasa Marga yang ditentukan menggunakan rumus Umar. Penarikan sampel digunakan dengan metode Stratified Random Sampling.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner, dimana sebelum kuesioner disebarkan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner kepada 30 orang karyawan lapangan pada PT. Jasa Marga Cabang Belmera Medan diluar sampel penelitian. Data sekunder juga dikumpulkan untuk mendukung analisis dalam penelitian ini. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu dengan analisis regresi linear berganda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSSStatistics 17.00 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dan motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada karyawan PT. Jasa Marga Cabang Belmera Medan. Hal ini berdasarkan hasil uji t, dimana nilai t hitung untuk komunikasi (X1) = 3,393 > t tabel = 1,97 dan t hitung untuk kinerja (X2) = 8,078 > t table = 1,97 dan nilai signifikansi adalah 0,000, nilai ini lebih kecil dari nilai α = 5% (0,05). Pada pengujian koefisien determinasi diperoleh nilai R = 0,933, yang menunjukkan pengaruh komunikasi dan motivasi karyawan terhadap variabel kinerja karyawan PT. Jasa Marga Cabang Belmera sebesar 93,3% dan artinya hubungannya erat. Sedangkan nilai R Square = 0,870 menunjukkan bahwa variabel kinerja karyawan PT. Jasa Marga Cabang Belmera dapat dijelaskan oleh variabel komunikasi dan motivasi sebesar 87% sedangkan sisanya sebesar 13% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(13)

ABSTRACT

“THE INFLUENCE OF EMPLOYEE COMMUNICATION AND MOTIVATION EMPLOYEE PERFORMANCE AGAINST PT. JASA MARGA

BELMERA MEDAN BRANCH”

The purpose of this study is to investigate and analyze the influence of communication and motivation on the performance of PT. Jasa Marga Belmera Branch. The population in this research is all employees of Jasa Marga which is under theledership of Branch Belmera Medan. The number of samples is 144 employees Jasa Marga is determined using the formula Umar. The sampling method used by Stratified Random Sampling.

The collection of primary data through questionnaires, which before the questionnaires distributed first tested the validity and reliability of the questionnaire to 30 outside the sampel. Secondary data were also collected to support the analysis in this research. The method of analysis used in this research. The method of analysis used in this research The method of analysis used in this study was descriptive and analytical methods, namely quantitative analysis with multiple linear regression analysis. Data processing is accomplished using the SPSS Statistic 17:0 for Windows.

The Result showed that communication and motivation in a positive and significant effect on the performance of employees at PT. Jasa Marga Belmera Medan Branch. It is based on the result of the t test, where the value t count for communication (X1) = 3.393 > t table = 1.97 and t count for performace (X2) = 8.078> t table = 1.97 and a significance value is 0.000, this value smaller than the value α = 5% (0.05). On testing the coefficient of determination obtained value R = 0.933, which shows the influence of communication and motivation of employees to the variable performance of the employees of PT. Jasa Marga Belmera Branch of 93.33% and the closely related meaning. While the value of R Square = 0.870 indicates that the variable performance ofthe employees of PT. Jasa Marga Belmera Branch can be explained by the variables of communication and motivation by 87% while the remaining 13% can be explained by other variables not examined in this research.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Setiap perusahaan ingin mempunyai

karyawan-karyawan yang terbaik guna memajukan perusahaannya. Tidak heran

jika perusahaan mencantumkan standart-standart tinggi untuk menerima karyawan

yang akan bekerja diperusahaan. Selain itu, terdapat juga standart kemampuan

yang dimiliki oleh para karyawan. Standart-standart itu bertujuan agar perusahaan

memiliki orang-orang terpilih yang diharapkan mempunyai kinerja yang baik

terhadap tujuan perusahaan yaitu memajukan perusahaan tersebut.

Komunikasi meliputi suatu proses pertukaran informasi antar individu

melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal,

maupun perilaku atau tindakan yang biasanya digunakan untuk mentrasfer

pesan-pesan dari pemberi pesan-pesan ke penerima pesan-pesan melalui proses komunikasi.

Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan

manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin

mengetahui apa yang akan terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa

manusia perlu berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak

pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari

masyarakatnya. Kebutuhan akan komunikasi tidak hanya diperlukan pada

(15)

merupakan hal yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya agar tercapai tujuan

yang diinginkan. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan

berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam

kehidupan sehari-hari, ditempat kerja, dilingkungan masyarakat atau dimana saja

manusia berada.

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga

halnya bagi organisasi atau perusahaan. Dengan adanya komunikasi yang efektif

suatu perusahaan dapat berjalan lancar dan begitu pula sebaliknya, kurang atau

tidak adanya komunikasi akan berakibat buruk bagi perusahaan. Apalagi

ditengah-tengah perkembangan zaman yang semakin pesat, setiap perusahaan

dituntut untuk dapat bersaing dan tetap bertahan.

Seorang pemimpin atau manajer berperan besar dalam menciptakan

suasana yang kondusif dan komunikatif diantara sesama anggota maupun unit

kerja lainnya agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik, sehingga

pada gilirannya dapat meningkatkan semangat kerja dan akhirnya kinerja

karyawan juga akan meningkat.

Komunikasi penting bagi perusahaan karena komunikasi merupakan alat

utama bagi karyawan untuk dapat bekerja sama dalam melakukan aktivitas

manajemen demi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Meskipun semua harus

melakukan komunikasi dengan berbagai pihak dalam mencapai tujuannya, perlu

diketahui bahwa pendekatan yang dipakai antara satu individu dengan individu

yang lain dapat bervariasi atau berbeda-beda. Bagi perusahaan yang berskala kecil

(16)

secara langsung kepada para karyawannya tersebut. Lain halnya dengan

perusahaan besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan, penyampaian

informasi kepada mereka merupakan suatu pekerjaan yang cukup rumit.

Penerapan komunikasi pada perusahaan tidak selalu berjalan dengan baik,

ada beberapa kendala yang dihadapi para karyawan perusahaan dalam

menyampaikan pesan kepada atasan begitupun sebaliknya, atasan pada karyawan,

hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat komunikasi antara pengirim

dan penerima pesan, seperti masalah dalam mengembangkan masalah, masalah

dalam menyampaikan pesan, dan terakhir masalah dalam menafsirkan pesan.

Untuk mengatasi hambatan yang yang terjadi dalam komunikasi disuatu

perusahaan, perlu diperhatikan beberapa hal antara lain : membuat suatu pesan

secara lebih berhati-hati, meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi,

mempermudah upaya umpan-balik antara si pengirim dengan si penerima pesan.

Jasa Marga Belmera merupakan salah satu cabang PT. Jasa Marga yang

mengoperasikan jalan tol Belawan – Medan – Tanjung Morawa (Belmera) di

Sumatera Utara. Jalan Tol ini menghubungkan Pelabuhan Belawan, Kotamadya

Medan dan Kabupaten Deli Serdang, membentang sepanjang 42,7 km, terdiri dari

jalur utama 34 km dengan 4 jalur, akses dan ramp 8,7 km.

Jasa Marga memiliki visi menjadi perusahaan modern dalam bidang

pengembangan dan pengoperasian jalan tol, menjadi pemimpin (leader) dalam industry jalan tol dengan mengoperasikan mayoritas jalan tol di Indonesia serta

memiliki daya saing yang tinggi di tingkat Nasional dan Regional. Untuk

(17)

kekurangan – kekurangan yang ada selama ini, maka dari itu diperlukan

komunikasi yang baik dengan para karyawan sehingga apa yang menjadi tujuan

perusahaan dapat tercapai. Salah Satu Mekanisme Media Komunikasi dengan

Tenaga Kerja yang berdasarkan Surat Keputusan Kepala Cabang Belmera Nomor

06.2/CL/KPTS/2011 Tanggal 21 Februari 2011, yakni komunikasi yang dilakukan

dari atasan ke bawahan dengan mekanisme sosialisasi dan evaluasi.

Mekanisme media komunikasi dengan tenaga kerja sudah berjalan

sebagaimana prosedur yang ditetapkan oleh pusat dan berjalan dengan baik, akan

tetapi belum dapat dikatakan bahwa komunikasi tersebut mencerminkan motivasi

karyawan Jasa Marga itu tinggi, karena berdasarkan penelitian pendahuluan yang

telah dilakukan (pra survey) bahwa komunikasi yang terjadi kurang maksimal karena dalam pelaksanaan survey karyawan, dimana survey karyawan yang

dilakukan oleh perusahaan hanya bersifat formalitas semata. Mereka melakukan

survey tersebut hanya untuk mematuhi prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan.

Hal ini terjadi karena adanya ketidakpuasan karyawan akan keputusan akhir yang

ditetapkan oleh perusahaan berkaitan dengan kebijakan dalam hal menanggapi

masukan-masukan yang diberikan oleh karyawan sehingga karyawan merasa

bahwa apa yang diharapkan selama ini tidak sesuai dengan yang terlaksana

dilapangan. Menurut Pittsburgh dalam Robbins (2006:42) ada serangkaian kondisi

ektrinsik, dimana keadaan pekerjaan dan hygienic yang menyebabkan rasa tidak

puas diantara para karyawan apabila kondisi ini tidak ada maka hal ini tidak perlu

(18)

Motivasi merupakan penggerak, alasan, dorongan yang ada dalam diri

manusia yang menyebabkan orang lain berbuat sesuatu, dapat dikatakan pula

motivasi merupakan dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak yang

berasal dalam diri manusia untuk berbuat atau untuk melakukan sesuatu.

Motivasi yang baik juga diharapkan akan dapat memberikan semangat

kepada para karyawannya untuk dapat meningkatkan kinerja lebih baik lagi.

McClelland menekankan pada kebutuhan akan berprestasi (Achievement) dimana adanya keinginan untuk mencapai tujuan lebih baik dari sebelumnya (pencapaian

prestasi). Akan tetapi motivasi ini jauh tidak terlihat dikarenakan faktor umur dari

para karyawannya yang sudah tidak lagi produktif, sehingga mereka kurang

termotivasi untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi, seperti dapat terlihat pada

Tabel 1.1

Tabel 1.1

Usia Tenaga Kerja Karyawan Jasa Marga

No Usia Jumlah Karyawan

(Orang) %

1 < 30 1 0,4

2 30 – 40 29 13

3 41 – 50 173 77,2

4 > 50 22 9,4

Total 225 100

(19)

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa persentase umur karyawan Jasa Marga

mayoritas berusia diatas 41 – 50 tahun mencapai 173 orang dengan persentase

sebesar 77,2% sedangkan untuk usia di atas 50 tahun mencapai 22 orang atau

sekitar 9,4%. Ini tentunya sangat tinggi bila dibandingkan dengan karyawan yang

umurnya masih dikatakan produktif yang berkisar 29 orang atau sekitar 13% saja

dari jumlah keseluruhan karyawan. Dari umur tersebut dapat dikatakan bahwa

motivasi yang ada pada karyawan ini menurun, dikarena faktor umur mereka yang

sudah tidak ingin lagi mencapai jenjang karir yang lebih tinggi dikarenakan

mereka merasa persyaratan jabatan yang ada tidak memungkinkan mereka untuk

dapat melengkapi persyaratan, misalnya persyaratan akademik yang diajukan oleh

perusahaan, karena mereka merasa bahwa dengan umur yang sudah tidak

produktif lagi, jenjang karir itu hanya akan dinikmati dalam waku yang relatif

singkat. Dengan adanya komunikasi dan motivasi yang kurang baik, maka

(20)

Tabel 1.2

Rencana dan Realisasi Target Lalu Lintas Transaksi Pada Gerbang Tol Tanjung Mulia

Golong an

Gerbang Lalu Lintas Transaksi

Renc ‘09 Real ‘09 Renc ‘10 Real ‘10 Renc ‘11 Real ‘11

1 Roda 4 Sedan, Mini bus

376.887 400.944 2.876.765 2.935.47 5

Sumber : PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera

Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa rencana dan realisasi untuk tiga tahun

terakhir sudah sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya, akan tetapi

persentase realisasi target pada tahun 2011 menurun dari 98% menjadi 92%.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : “Pengaruh Komunikasi dan Motivasi terhadap

Kinerja Karyawan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera

(21)

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Apakah komunikasi dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan pada PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang

Belmera Tanjung Mulia Medan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu :

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi dan motivasi

terhadap kinerja karyawan pada PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang

Belmera Kelurahan Tanjung Mulia Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

a. Bagi Penulis : Sebagai usaha untuk mendalami masalah yang

berkaitan dengan sistem komunikasi dan motivasi terhadap kinerja

karyawan sebagai kajian dalam bidang Manajemen Sumber Daya

Manusia.

b. Bagi Perusahaan : Sebagai bahan masukan dalam membuat

kebijakan terutama mengenai sistem komunikasi dan motivasi

yang ada dalam perusahaan tersebut.

c. Bagi Penulis Lain : Sebagai bahan referensi untuk penelitian

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Menurut Widjaya (2000:13) komunikasi meliputi suatu proses

penyampaian pesan agar diterima dengan baik oleh penerimanya. Oleh karena itu

dibutuhkan media penyampaian pesan sebagai perantara dan dibutuhkan pula pada

waktu yang tepat untuk menjamin keakuratan informasinya. Pada perusahaan

komunikasi digunakan sebagai sarana memotivasi, memberikan perintah dan

menciptakan suasana yang kondusif.

Menurut Purwanto (2003:1) komunikasi merupakan suatu proses

pertukaran informasi antarindividu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik

dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan yang

biasanya digunakan untuk mentrasfer pesan-pesan ke penerima pesan melalui

proses komunikasi.

Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana

seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata

untuk mengubah tingkah laku orang lain (Widjaya, 2000:26). Adapun pengertian

komunikasi yang lain menurut Rogers bersama Kincaid, 1981 mendefenisikan

komunikasi sebagai suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau

melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya

(23)

Sedangkan menurut Widjaya (2001:1) menyebutkan penyebab komunikasi

didalam suatu perusahaan atau organisasi pada umumnya sebagai hubungan

ataupun kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat

diartikan sebagai sarana tukar menukar pendapat atau sebagai kontak antara

manusia secara individu ataupun kelompok.

Berdasarkan defenisi ini, dapat dinyatakan bahwa komunikasi sebagai

suatu proses, dalam hal ini orang-orang bermaksud memberikan pengertian

melalui pengiriman berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota

dan berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula

sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi.

Komunikasi berperan penting dalam memperlancar kegiatan perusahaan,

hal ini dapat terlihat dari beberapa hal berikut :

a. Dengan komunikasi fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat tercapai.

b. Meningkatkan kegairahan dan motivasi kerja.

c. Dengan menggunakan komunikasi sebagai alat koordinasi dan

pengendalian para pimpinan dapat mengetahui keadaan dari bidang yang

menjadi tugasnya.

d. Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara bawahan dengan

atasan, bawahan dengan bawahan dan antara sesama atasan karena

(24)

e. Dengan komunikasi semua bagian organisasi dapat mengetahui kebijakan,

peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan.

2.1.2 Fungsi Komunikasi

Dalam terjadinya komunikasi tidak terlepas dari bentuk dan fungsi

komunikasi, dimana komunikasi yang baik, tidak jauh dari fungsi yang

mendukung keefektifan komunikasi. Adapun fungsi komunikasi itu sendiri adalah

sebagai berikut:

a. Menginformasikan (to inform)

Kegiatan komunikasi itu memberikan penjelasan, penerangan, mengenai

bentuk informasi yang disajikan dari seorang komunikator kepada

komunikan. Informasi yang akurat diperlukan oleh beberapa bagian

masyarakat untuk bahan dalam pembuatan keputusan.

b. Mendidik (to educate)

Penyebaran informasi tersebut sifatnya member pendidikan atau

penganjuran sesuatu pengetahuan, menyebarluaskan kreativitas untuk

membuka wawasan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara

luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun di luar sekolah.

c. Menghibur (to entertaint)

Penyebaran informasi yang disajikan kepada komunikan untuk

(25)

maupun gambar dan bahasa membawa setiap orang pada situasi menikmati

hiburan.

d. Mempengaruhi (to influence)

Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk member

motivasi, mendorong untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa

yang dilihat, dibaca, dan didengar. Serta memperkenalkan nilai-nilai baru

untuk mengubah sikap dan perilaku kea rah yang baik dan modernisasi.

Mengenai fungsi komunikasi, Mc Bride (Widjaja, 2000:64-66)

menjelaskan dalam arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran

berita atau pesan tetapi sebagai kegiatan individu atau kelompok mengenai tukar

menukar data, fakta, dan ide.

2.1.3 Proses Komunikasi

Komunikasi tidak berjalan begitu saja, sebab satu kegiatan komunikasi harus

menjalani proses komunikasi sehingga baru terlaksana kegiatan komunikasi

tersebut :

1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan

Sebelum proses penyampaian pesan dilakukan, maka pengirim pesan harus

menyampaikan idea tau gagasan apa yang ingin disampaikan pada pihak

lain. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber,ide yang diolah dalam

benak pengirim disaring dan disusun kedalam suatu memori yang dalam

(26)

karena penyerapan berbagai informasi dan pengalaman berbeda-beda dari

setiap individu.

2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan

Pada proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti

dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti dengan

sempurna pengirim pesan harus memperhatikan subyek (apa yang ingin

disampaikan), maksud (tujuan), penerima pesan, gaya personal dan latar

belakang budaya.

3. Pengirim menyampaikan pesan

Pada saat menyampaikan pesan, dapat digunakan berbagai saluran.

Biasanya rantai komunikasi yang digunakan relative pendek, namun ada

juga yang cukup panjang. Hal ini akan berpengaruh pada efektivitas

penyampaiaj pesan. Ketika penyampaian pesan dapat digunakan berbagai

media komunikasi baik media tulisan maupun tulisan.

4. Penerima menerima pesan

Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi bila bila

pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan

tersebut.

5. Pengirim menafsirkan pesan

Setelah penerima menafsirkan pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana

menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah

(27)

pesan baru bisa ditafsirkan secara benar bila si penerima pesan telah

memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim.

6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik ke pengirim

Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara

tertentu dan member sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diterima

oleh penerima pesan beraneka ragam, hal ini tergantung dari pesan yang

diterimanya. Umpan balik memegang peranan penting dalam proses

komunikasi karena ia member kemungkinan bagi pengirim untuk menilai

efektivitas suatau pesan. Disamping itu, adanya umpan balik dapat

menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi misalnya :

perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata-kata dan perbedaan

(28)

Gambar 2.1 Proses Komunikasi Sumber : Purwanto ( 2003:12)

2.1.5 Jenis-jenis Komunikasi

Komunikasi yang digunakan perusahaan tentu juga berbeda-beda dan

tergantung dari kompleksitas lingkup kerja dari organisasi tersebut. Sistem adalah

keseluruhan komponen atau bagian yang saling bereaksi sedemikian rupa

sehingga menjadi suatu kesatuan yang terpadu untuk mencapai komunikasi yang

efektif dan efesien. Sistem komunikasi yang dianut oleh organisasi akan langsung

mempengaruhi tipe atau jenis komunikasi. Berdasarkan hal ini sistem komunikasi

(29)

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim

digunakan dalam dunia bisnis untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis

kepada pihak lain baik secara tertulis (written) maupun lisan (oral).

Dalam dunis bisnis, seseorang dapat saja mengekspresikan

pesan-pesannya secara nonverbal (tidak secara tertulis atau lisan). Namun,

ekspresi secara nonverbal memiliki suatu keterbatasan dalam

mengkomunikasikan suatu pesan kepada pihak lain. Sebagai contoh, jika

ingin membahas suatu kejadian masa lalu, ide atau abstraksi, seseorang

tidak dapat menggunakan ekspresi wajah atau bahasa tubuh untuk

menerangkannya. Sebaliknya, dia harus menggunakan bahasa verbal,

dengan menyusun kata-kata kedalam suatu pola yang memiliki arti atau

makna dalam bentuk tertulis atau lisan.

Melalui komunikasi secara lisan atau tertulis, diharapkan orang

dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik.

Penyampaian suatu pesan secara lisan maupun tertulis memiliki suatu

harapan bahwa seseorang akan dapat mendengar atau membaca apa yang

dikatakan dengan baik dan benar.

2. Komunikasi Nonverbal

Bentuk komunikasi yang paling mendasar didalam suatu komunikasi

(30)

manusia menggunakan kata-kata, mereka telah menggunakan

gerakan-gerakan tubuh, bahas tubuh (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi nonverbal sering tidak

terencana atau kurang terstruktur. Namun, komunikasi nonverbal memiliki

pengaruh yang lebih besar daripada komunikasi verbal. Contohnya saja

ketika kita memperhatikan emosi seorang pemimpin dalam suatu

organisasi bisnis yang meluapkan kemarahannya kepada bawahan atau

karyawan yang melakukan kesalahan fatal dalam menjalankan

pekerjaannya.

Salah satu keunggulan komunikasi nonverbal adalah kesahihannya

(reliabilitas). Hal ini berkaitan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi

terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan

bahasa isyarat.

3. Komunikasi Ke Atas

Komunikasi ke atas mengalir ke tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok

atau organisasi. Komunikasi mini digunakan untuk memberikan umpan

balik ke atas, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke sasaran,

dan menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi. Komunikasi ke atas

menyebabkan para manajer menyadari perasaan para karyawan terhadap

pekerjaannya, rekan sekerjanya dan organisasi secara umum. Manajer juga

mengandalkan komunikasi ke atas untuk memperoleh gagasan mengenai

(31)

Beberapa contoh organisasi tentang komunikasi ke atas adalah

laporan kinerja yang disiapkan oleh manajemen yang lebih rendah untuk

ditinjau ulang oleh manajemen level tengah dan puncak, kotak saran,

survey sikap karyawan, prosedur keluhan, diskusi atas bawahan, dan

pertemuan informal dimana para karyawan mempunyai kesempatan intuk

mengidentifikasi dan membahas masalah dengan atasan mereka atau

dengan wakil manajemen yang lebih tinggi.

4. Komunikasi Ke Bawah

Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam kelompok atau

organisasi ketingkat yang lebih bawah disebut komunikasi kebawah. Pola

kebawah digunakan oleh pimpinan kelompok dan manajer untuk

menetapkan sasaran, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan

kebijakan dan prosedur ke bawahan, menunjukkan masalah yang

memerlukan perhatian, dan mengemukakan umpan balik tentang kinerja.

Namun komunikasi ke bawah tidak harus merupakan kontak lisan atau

tatap muka. Bila manajemen mengirim surat karyawan untuk memberitahu

mereka mengenai kebijakan cuti sakit yang baru dari organisasi, maka

manajemen itu sedang menggunakan komunikasi ke bawah.

5. Komunikasi Horizontal atau Komunikasi Lateral

Ketika komunikasi terjadi di antara kelompok kerja yang sama, di antara

anggota kelompok kerja pada tingkat yang sama, diantara manajer pada

(32)

ekuivalen, kita namakan itu sebagai komunikasi horizontal. Komunikasi

horizontal ini sering diperlukan untuk menghemat waktu dan memudahkan

koordinasi.

6. Komunikasi Diagonal

Komunikasi yang memotong secara menyilang (diagonal) rantai perintah

organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil dari hubungan-hubungan

departemen lini dan staf, yaitu bahwa hubungan yang ada antara personalia

lini dan staf dapat berbeda-beda yang akan membentuk beberapa

komunikasi diagonal yang berbeda-beda pula.

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

Untuk memberikan dorongan dan menggerakkan orang-orang agar mereka

bersedia bekerja semaksimal mungkin, perlu diusahakan adanya komunikasi dan

peran serta dari semua pihak yang bersangkutan. Motivasi menunjukkan agar

manajer mengetahui bagaimana memberikan informasi yang tepat kepada

bawahannya agar mereka menyediakan waktunya guna melakukan usaha yang

diperlukan untuk memperoleh saran-saran dan rekomendasi – rekomendasi

mengenai masalah yang dihadapai. Untuk itu diperlukan keahlian manajer untuk

memberikan motivasi kepada bawahannya agar bisa bekerja sesuai dengan

(33)

Menurut Winardi (2001 : 6) motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang

ada didalam diri seseorang manusia yang dapat dikembangkan sendiri atau

dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang ada pada inti berkisar sekitar

imbalan moneter, imbalan non moneter yang dapat mempengaruhi hasil

kinerjanya secara positif dan secara negatif hal mana tergantung pada situasi dan

kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.

Menurut McCoormick dalam Mangkunegara (2000 : 94) “motivasi adalah

kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara

perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja”

Menurut Wursanto (2002 : 20) menyatakan bahwa motivasi merupakan

penggerak, alasan, dorongan yang ada didalam diri manusia yang menyebabkan

orang lain berbuat sesuatu. Dapat dikatakan pula bahwa motivasi merupakan

dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri

manusia untuk berbuat atau untuk melakukan sesuatu. Dalam pemberian motivasi

tidak terlepas dari kemampuan pimpinan untuk dapat memotivasi, mempengaruhi,

mengarahkan dan berkomunikasi dengan para karyawannya yang kelak akan

menentukan efektivitas seorang pimpinan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana

(34)

2.2.2 Teori Motivasi

Ada beberapa teori motivasi yang berusaha memberikan penjelasan

tentang hubungan antara perilaku dan hasilnya, yaitu :

1. Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow)

Inti dari Teori Maslow adalah bahwa kebutuhan itu tersusun dalam bentuk

hierarki. Tingkat kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan

fisiologik dan tingkat yang tertinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs). Karena menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini digunakan untuk menunjukkan kebutuhan seseorang yang harus

dipenuhi agar dia termotivasi untuk bekerja.

a. Kebutuhan fisiologik (fisik) merupakan kebutuhan akan makan,

minum, mendapat tempat tinggal, istirahat/tidur dan seks.

Kebutuhan inilah yang merupakan kebutuhan utama yang wajib

dipenuhi pertama-tama oleh tiap individu.

b. Kebutuhan akan keamanan atau perlindungan. Tiap individu

mendambakan keamanan bagi dirinya termasuk keluarganya.

c. Kebutuhan akan kebersamaan (kebutuhan sosial). Tiap manusia

senantiasa merasa perlu pergaulan dengan sesama manusia lain.

Selama manusia di dunia ini tak mungkin lepas dari bantuan orang

lain.

d. Kebutuhan akan penghormatan dan penghargaan (kebutuhan harga

diri). Sejelek-jelek kelakuan manusia, tetap mendambakan

(35)

e. Kebutuhan akan realisasi diri, yaitu kebutuhan untuk memenuhi

diri sendiri dengan penggunaan kemampuan maksimum, melalui

keterampilan dan potensi yang ada serta senantiasa percaya kepada

diri sendiri.

Maslow juga mengemukakan proposisi penting tentang perilaku manusia

sebagai berikut :

a. Manusia merupakan makhluk yang serba berkeinginan (man is a wanting being).

Ia senantiasa menginginkan sesuatu dan ia senantiasa menginginkan lebih

banyak tetapi apa yang diinginkannya tergantung apa yang sudah dimiliki

olehnya.

b. Sebuah kebutuhan yang dipenuhi, bukanlah sebuah motivator perilaku.

Hanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi, memotivasi perilaku

(contoh : kebutuhan akan hawa udara).

c. Kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan suatu hierarki

menurut pentingnya masing-masing kebutuhan.

2. Teori 2 faktor (Hezberg)

Disini oleh Fedrick Hezberg, kebutuhan disebut dengan istilah Two Factor View. Sebelumnya kepuasan orang terbagi menjadi dua, yaitu puas dan tidak puas. Penelitian Hezberg melahirkan dua kesimpulan mengenai

teori tersebut : Pertama : Ada serangkaian kondisi ektrinsik, dimana

(36)

diantara para karyawan apabila kondisi ini tidak ada maka hal ini tidak

perlu memotivasi karyawan. Sebaliknya, apabila keadaan pekerjaan dan

hygienic cukup baik, keadaan ini membentuk kepuasan bagi karyawan.

Selanjutnya Pittsburgh melakukan studi yang kemudian lahirlah teori

Two Factor, yaitu :

a. Motivator

Disini ada kepuasan kerja atau perasaan positif.

b. Hygiene

Disini ada perasaan negative atau ketidak puasan kerja Menurut

teori ini kita harus menciptakan dan meningkatkan faktor motivator

dan mengurangi fakor hygiene. Dalam teori ini terdapat beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpuasan dikalangan karyawan

yaitu :

1. Kebijakan dan administrasi perusahaan

2. Pengawasan

3. Hubungan dengan pengawas

4. Kondisi kerja

5. Gaji

6. Hubungan dengan rekan sekerja

7. Kehidupan pribadi

8. Hubungan dengan bawahan

9. Status, dan

(37)

Sedangkan beberapa faktor yang sering memberikan kepuasan kerja

karyawan, yaitu :

1. Tercapainya tujuan

2. Pengakuan

3. Pekerjaan itu sendiri

4. Pertanggungjawaban

5. Peningkatan

6. Pengembangan

Oleh karena itu untuk meningkatkan motivasi, maka manajer harus :

1. Menghilangkan ketidakpuasan.

2. Memberikan peluang untuk pencapaian prestasi, peningkatan dan

tanggung jawab.

3. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)

Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi

atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi.

Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan

prestasi tersebut sebagai keinginan: “Melaksanakan sesuatu tugas atau

pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi

obyek-obyek fisik, manusia atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut

secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku.

Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa

(38)

lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara

berhati-hati”.

Model McClelland sangat menekankan perhatian terhadap prestasi

(Achievement). Ada 3 kebutuhan yang penting yaitu :

a. Achievement

Artinya adalah adanya keinginan untuk mencapai tujuan lebih baik dari

sebelumnya (pencapain prestasi). Orang yang dalam hatinya ada perasaan

menggebu-gebu untuk meraih prestasi terbaik, akan sangat bergairah dan

termotivasi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sebaliknya,

orang yang tidaka ada niat untuk meraih prestasi, akan ketinggalan jauh

dibandingkan dengan orang yang termotivasi.

Hal ini dapat dicapai dengan cara :

1. Merumuskan Tujuan

2. Mendapatkan umpan balik

3. Memberikan tanggung jawab pribadi

4. Bekerja keras

b. Affiliation

Artinya adalah kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Hal ini

dapat dicapai dengan cara :

1. Bekerjasama dengan orang lain

2. Membuat kawan di tempat kerja

(39)

c. Power

Artinya ada kebutuhan kekuasaan, yang mendorong seseorang untuk

bekerja sehibgga termotivasi dalam pekerjaannya. Cara orang bertindak

dengan kekuasaan sangat tergantung pada :

1. Pengalaman masa anak-anak

2. Kepribadian

3. Pengalaman kerja

4. Tipe organisasi

Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu :

1. Sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan

moderat.

2. Menyukai situasi-situasi dimana kinerja mereka timbul karena upaya

mereka sendiri, dan bukan karena faktor lain, seperti kemujuran misalnya.

3. Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka,

dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.

Teori tujuan (goals) dikembangkan oleh Latham dan Locke (2000) atas dasar penelitian selama 14 tahun terhadap penetapan tujuan sebagai suatu teknik

motivasi. Mereka menyatakan bahwa tingkat produksi pada

perusahaan-perusahaan yang mereka pelajarimeningkat rata-rata 19 persen akibat penetapan

(40)

Karakteristik penetapan tujuan adalah :

a. Tujuan harus bersifat spesifik;

b. Tujuan harus cukup menantang tetapi dapat dicapai;

c. Tujuan dipandang adil dan masuk akal;

d. Karyawan secara individu ikut berpartisipasi dalam penetapan tujuan;

e. Umpan balik memastikan bahwa karyawan akan merasa bangga dan puas

mendapatkan pengalaman keberhasilan mencapai tujuan yang menantang

dan adil;

f. Umpan balik dipergunakan untuk mendapatkan komitmen terhadap tujuan

yang lebih tinggi lagi.

2.3 Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara (2000:67) kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya..

Menurut Mathis dan Jakson (2000) menyatakan bahwa, kinerja adalah apa

yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan, dimana yang

mempengaruhinya, seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada

organisasi.

Menurut pengertian diatas, kinerja disamakan dengan hasil kerja dari

seorang karyawan. Untuk mencapai kinerja yang baik, unsur yang paling

dominan adalah sumber daya manusia, walaupun perencanaan telah tersusun

dengan baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil yang melaksanakan tidak

(41)

yang telah disusun tersebut akan sia-sia. Hasil kerja yang dicapai oleh seorang

karyawan haruslah dapat memberikan kontribusi yang penting bagi perusahaan

yang dilihat dari segi kualitas dan kuantitas yang dirasakan oleh perusahaan dan

sangat besar manfaatnya bagi kepentingan perusahaan dimasa yang akan datang.

2.3.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Faktor yang

mempengaruhi pencapaian kinerja yang baik menurut Mathis dan Jackson

(2001:83) adalah :”Kemampuan, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan

pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka dengan organisasi”

Menurut Mangkunegara (2000:67) faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja karyawan adalah :

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowledge + skill). Artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang

memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekierjaan

sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi yang diharapkan. Oleh

sebab itu karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya.

2. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (Attitude) seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri karyawan

(42)

Menurut Pandji Anogara (2004:178), ada faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja karyawan adalah sebagai berikut:

1. Motivasi

Pimpinan organisasi perlu mengetahui motivasi kerja dari anggota

organisasi karyawan. Dengan mengetahui motivasi itu maka pimpinan dapat

mendorong bekerja lebih baik.

2. Pendidikan

Pada umumnya seseorang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan

mempunyai kinerja yang lebih baik, hal demikian merupakan syarat yang

penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Tanpa bekal pendidikan,

mustahil orang akan mudah dalam mempelajari hal-hal yang bersifat baru

dalam cara atau suatu sistem.

3. Disiplin kerja

Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang

senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan

yang telah ditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang sangat erat

dengan motivasi, kedisiplinan dengan suatu latihan antara lain dengan

bekerja menghargai waktu dan biaya akan memberikan pengaruh yang

positif terhadap kinerja karyawan.

4. Komunikasi

Komunikasi memiliki banyak pengaruh terhadap kinerja karyawan.

(43)

anggota karyawan lain dalam perusahaan dapat memotivasi karyawan untuk

melakukan pekerjaan karena komunikasi yang sesuai telah terjalin dan

karyawan mengerti satu sama lain sehingga dapat mencapai tujuan yang

dimaksud. Komunikasi yang dilakukan dapat berupa komunikasi verbal

maupun komunikasi non verbal.

5. Sikap etika kerja

Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang

serasi, selaras, dan seimbang didalam kelompok itu sendiri maupun dengan

kelompok lain. Etika dalam hubungan kerja sangat penting karena dengan

tercapainya hubungan yang seimbang antara perilaku dlam proses produksi

akan meningkatkan kinerja.

6. Gizi dan kesehatan

Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makanan

yang didapat, hal ini mempengaruhi kesehatan karyawan, dengan semua itu

akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

7. Tingkat penghasilan

Penghasilan yang cukup akan memberikan semangat kerja tiap karyawan

untuk memacu prestasi sehingga kinerja karyawan akan meningkat.

8. Lingkungan kerja dan Iklim kerja

Lingkungan kerja dari karyawan termasuk hubungan kerja antara karyawan,

hubungan dengan pimpinan, suhu serta lingkungan penerangan dan

sebagainya. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari

(44)

kekompakan dalam kelompok kerja atau ruang kerja yang tidak

menyenangkan.Hal ini tentu mengganggu kerja karyawan.

9. Teknologi

Dengan adanya kemajuan teknologi yang meliputi peralatan yang semakin

otomatis dan canggih akan mendapat dukungan tingkat produksi dan

mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.

10. Sarana produksi

Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses

produksi.

11. Jaminan Sosial

Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan, menunjang

kesehatan dan keselamatan. Dengan harapan agar karyawan semakin bergairah

dan mempunyai semangat untuk bekerja.

12. Manajemen

Dengan adanya manajemen yang baik maka karyawan akan berorganisasi

dengan baik, dengan demikian kinerja akan tercapai.

13.Kesempatan Berprestasi

Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya,

dengan memberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan akan

(45)

2.3.2 Pengukuran Kinerja Karyawan

Hasil kinerja seseorang atau perusahaan dapat berwujud fisik atau non

fisik. Kinerja dapat diukur dengan melalui analisa jabatan dengan mengurai visi,

misi, dan tujuan organisasi melalui uraian jabatan disusun berdasarkan hasil kerja

yang diharapkan jabatan tersebut. Uraian jabatan dapat diurai lebih rinci lagi

dalam bentuk rencana tindakan kinerja dan sasaran-sasaran yang akan dicapai

dalam kurun waktu tertentu.

Menurut Mathis dan Jackson (2000:78) pada dasarnya pengukuran kinerja

didasarkan pada 5 hal berikut :

1. Kuantitas output, yaitu menyangkut jumlah output yang dihasilkan dan ketepatan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan rutin

2. Kualitas output, yaitu meliputi ketepatan mutu dalam menghasilkan output yaitu menyangkut kerapian, ketelitian dan keterampilan

3. Jangka waktu output, yaitu pemanfaatan waktu yang telah disesuaikan

4. Kehadiran ditempat kerja

5. Sikap kooperatif, yaitu menyangkut cara bersikap diperusahaan, baik terhadap atasan, karyawan lain ataupun terhadap pekerjaan

yang diberikan untuk penyelesaian secara bersama-sama.

(46)

digunakan seutuhnya secara bersama-sama, atau dapat cukup dipakai dua kriteria

umum atau bahkan untuk alasan kemudahan dalam penerapannya, digunakan satu

kriteria umum saja. Perincian penjelasan mengenai ketiga kriteria umum QQC

yang dapat digunakan dalam penerapan tolak ukur kinerja jabatan (job performance standard) ataupun tolak ukur kinerja untuk unit kerja organisasi (organizational unit performance standard) tersebut adalah :

1. Quantity (kuantitas), yakni segala bentuk satuan ukuran yang terkait dengan jumlah hasil kerja yang dinyatakan dalam ukuran angka atau

yang dapat dipadankan dengan angka

2. Quality (kualitas), yakni segala bentuk ukuran yang terkait dengan mutu atau kualitas hasil kenja dan dinyatakan dalam ukuran angka atau

yang dapat dipadankan dengan angka

3. Cost (biaya), yakni segala bentuk satuan ukuran yang terkait dengan jumlah biaya, bahan, waktu atau sumber daya perusahaan yang

terpakai untuk menghasilkan satu satuan hasil kerja (Wungu : 2003,46)

2.4 Penelitian Terdahulu

Pagit Rima Tarigan (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis

Pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT.Twins Sukses Abadi

Belawan”. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sampling jenuh

(sensus). Data dikumpulkan menggunakan wawancara dan draf pertanyaan

(kuesioner). Variabel yang diukur menggunakan skala likert. Pengolahan data

menggunakan perangkat lunak SPSS 12.0 dan pengujian hipotesis dengan analisis

(47)

Hasil penelitian menggunakan SPSS 12.0 menunjukkan bahwa

komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar

31,8%, artinya bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh komunikasi sebesar

31,8%, sedangkan sisanya sebesar 62,8% dipengaruhi oleh faktor lain.

2.5 Kerangka Konseptual

Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi antar individu

yang dilakukan melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan symbol

-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan yang biasanya digunakan

untuk mentransfer pesan-pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan melalui

proses komunikasi, sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan instruksi yang

diberikan oleh atasan berdasarkan peraturan dan kondisi yang ada sehingga dapat

meningkatkan kinerja karyawan.

Motivasi adalah penggerak, alasan, dorongan yang ada didalam diri

manusia yang menyebabkan orang lain berbuat sesuatu, yang bisa bersumber dari

gaji, keamanan kerja, dan status. Dapat dikatakan pula bahwa motivasi merupakan

dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri

manusia untuk berbuat atau untuk melakukan sesuatu secara sukarela berusaha

bekerja keras dan secara kooperatif dengan karyawan lain serta mampu

meningkatkan kinerja.

Sebagaimana diketahui, bahwa untuk meningkatkan kinerja karyawan,

maka pimpinan perusahaan harus berusaha agar setiap bawahannya dapat bekerja

(48)

yang diberikan kepadanya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan motivasi

agar dapat meningkatkan kinerja mereka.

Berdasarkan pendapat Pandji Anogara (2004:178) bahwa kinerja karyawan

dipengaruhi oleh komunikasi dan motivasi karyawan dimana mereka bekerja.

Secara skematis, kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 2.2

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Sumber : Purwanto (2003:1), Wursanto (2002 : 302), Mangkunegara (2000:75), data diolah.

2.6 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan kerangka konseptual

yang telah peneliti kemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah :

“Komunikasi dan Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja karyawan pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera

Tanjung Mulia “

Komunikasi (X1)

Motivasi

(X2)

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Membahas mengenai macam-macam penelitian yang sangat tergantung

dari sudut mana pihak peneliti melihatnya, secara umum dikenal tiga jenis

penelitian, yaitupenelitian desain eksploratif (penjajakan), deskriptif dan klausal

(Umar, 2008 : 10). Penelitian ini menggunakan jenis desain klausal, yang

mengukur hubungan-hubungan antar variabel penelitian yang berguna untuk

menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang

Belmera Jln.Simpang Tanjung No 1 A Medan. Penelitian ini dilakukan dari bulan

November 2011 sampai dengan April 2012.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional variabel digunakan untuk menghindari

kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam

penelitian ini, dibuat suatu batasan operasional antara lain :

a. Yang menjadi variabel independen (X) adalah komunikasi (X1) dan

motivasi (X2

(50)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel

yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan

gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu

defenisi variabel-variabel yang akan diteliti.

a. Variabel independen (X)

1)Komunikasi (X1

Komunikasi merupakan suatu proses dimana seseorang (komunikator)

menyampaikan perangsang-perangsang (biasaanya lambang-lambang

dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain

(komunikate). )

2)Motivasi (X2

Menurut Wursanto (2002:302) motivasi merupakan penggerak, alasan,

dorongan yang ada didalam diri manusia yang menyebabkan orang lain

berbuat sesuatu, yang bisa bersumber dari gaji, keamanan kerja, dan status.

Dapat dikatakan pula bahwa motivasi merupakan dorongan, keinginan,

hasrat, dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia untuk

(51)

3)Kinerja (Y)

Menurut Mangkunegara (2000:67) kinerja adalah hasi kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Defenisi Dimensi Indikator Skala

(52)

Sumber : Purwanto (2003:1), Wursanto (2002:302), Mangkunegara (2000:67), data diolah 3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah

Skala Likert, yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang

masing-masing item diberi range skor dalam Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena

sosial. Dengan Skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indicator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan

(53)

(Sugiyono, 2007:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai

3.6 Populasi Dan Sample Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2007:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap PT Jasa Marga

(Persero) Tbk Cabang Belmerah Medan yang terdiri dari 3 departemen, yaitu :

Tabel 3.3

Jumlah Karyawan Pelaksana PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmerah Medan

(Kondisi Oktober 2011)

No Bagian/Departemen Jumlah

(Orang)

1 Manajerial 53

2 Pelaksana Kantor 49

3 Pelaksana Lapangan 123

(54)

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2005:72) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk menentukan jumlah

sampel, penulis menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 5%

(Situmorang, 2010):

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Tingkat Kesalahan 5%

Dari rumus di atas dapat diketahui jumlah sampel dengan cara:

n = 225 = 144 orang

1 + 225 (0,05)

Unit pemilihan sampel yang lebih dari satu dan upaya setiap unit pemilihan

sampel memiliki peluang yang sama untuk di pilih maka dalam penelitian ini

dipilih desain sampel probabilitas. Dari beberapa desain sampel probabilitas,

maka penelitian ini dipilih desain sampel “Stratified Sampling” (Sampel Stratifikasi). Hal ini karena dari elemen yang ada dalam 1 populasi di masukkan

(55)

secara random untuk menjadi sampel. Dalam desain sampel stratifikasi ini ada 2 macam, sementara dalam penelitian ini dipilih sampel random stratifikasi

proporsional, di mana banyaknya sampel akan diproporsionalkan dengan jumlah

elemen setiap unit pemilihan sampel.

Untuk menarik sampel dari populasi digunakan teknik Stratified Random Sampling yang dilanjutkan dengan alokasi sampel proporsional. Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut (Sekaran, 2006):

Keterangan:

= Anggota sampel pada proporsi ke

= Populasi ke I

n = Sampel yang diambil dalam penelitian

(56)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden di

lapangan. Alat atau cara yang digunakan untuk mendapatkan data primer

adalah melalui kuesioner dan wawancara dengan responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik

dari buku, jurnal, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian

ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan cara menyiapkan

satu set pernyataan atau pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan

standar yang diberikan kepada responden.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku,

jurnal, dokumen yang diperoleh dari pihak organisasi, internet dan literatur

(57)

3.9 Uji Validitas Dan Reliabilitas Data

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji data yang telah didapat setelah

penelitian, merupakan data yang valid atau tidak dengan menggunakan

alat ukur kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows dengan ketentuan apabila nilai rhitung > rtabel berarti data empirik dari variabel penelitian adalah valid, dan apabila rhitung < rtabel

a) Jika r hitung≥ r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. berarti data empirik dari variabel penelitian adalah tidak valid.

Dalam penelitian ini sampel uji validitas diambil sebanyak 30 orang

karyawan di luar sampel dan diolah dengan menggunakan program SPSS Statistics 17.0 for windows dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

b) Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak

valid.

Berdasarkan jumlah sampel 30 pada tingkat signifikansi 5% (0,05), maka

df = n – 2 (30 – 2 = 28), nilai r tabel untuk df = 28 adalah 0,361. Sedangkan nilai r

(58)

Tabel 3.5

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa butir pernyataan 3 dan 18 dinyatakan

tidak valid karena nilai r hitung butir 3 dan 18 (0,311 dan 0,318) < nilai r tabel

(0,361). Berarti butir pernyataan 3 dan 18 harus dibuang, dan setelah itu dilakukan

(59)

dinyatakan valid karena nilai r hitung (Corrected Item-Total Corelation) > nilai r tabel (0,361). Maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebanyak 26 butir. Dimana, 8 butir pernyataan mengenai

variabel komunikasi (X1), 12 butir pernyataan mengenai variabel motivasi (X2)

Dan 6 butir pernyataan mengenai variabel kinerja (X2

2. Reliabilitas Data

).

Uji relialibilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas

menggunakan software SPSS 17.0 for windows, dengan ketentuan apabila ralpha positif > rtabel, maka pernyataan adalah reliabel atau handal dan

sebaliknya ralpha negatif > rtabel maka pernyataan tidak reliable.

Dalam uji validitas dan reliabilitas, jumlah responden yang akan peneliti

gunakan adalah sebanyak 30 orang di luar sampel.

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.944 26

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2012)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha rata-rata seluruh butir pernyataan adalah 0,944 > 0,60. Maka dapat dinyatakan bahwa seluruh butir

Gambar

Tabel 1.1 Usia Tenaga Kerja Karyawan Jasa Marga
Tabel 1.2
Gambar 2.2
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian membuktikan bahwa secara uji signifikan etika kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Jasa Marga (Persero) Cabang

Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera Tanjung Mulia Medan dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pengawasan melekat terhadap disiplin kerja pegawai di

Agar para pegawai dapat memberikan kinerja maksimal dalam melayani masyarakat pengguna jalan tol maka dibutuhkan komunikasi antar pegawai ataupun para pegawai

Melihat peranan penting dari analisis laporan keuangan, maka penulis tertarik untuk menganalisis Laporan keuangan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera dalam

Adjusted R Square sebesar 0,326 berarti 32,6 % variabel prestasi kerja karyawan dapat dijelaskan oleh motivasi dan komitmen karyawan, sedangkan sisanya 67,4 % dapat dijelaskan

Adjusted R Square sebesar 0,326 berarti 32,6 % variabel prestasi kerja karyawan dapat dijelaskan oleh motivasi dan komitmen karyawan, sedangkan sisanya 67,4 % dapat dijelaskan

membayar gaji memberikan kepuasan dalam diri saya. 3 Gaji yang didapatkan membuat saya merasa kinerja yang dihasilkan sama dengan karyawan lain. 4 Gaji yang saya terima saat

Mekanisme media komunikasi dengan tenaga kerja sudah berjalan sebagaimana prosedur yang ditetapkan oleh pusat dan berjalan dengan baik, akan tetapi belum dapat dikatakan