MENENTUKAN MODEL PERSAMAAN REGRESI LINIER
BERGANDA DENGAN METODE
BACKWARD
PADA
KASUS PENYALAHGUNAAN NARKOBA
DI TANAH KARO
SKRIPSI
RIA DESRINA SARAGIH
110823013
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : MENENTUKAN MODEL PERSAMAAN
REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN METODE BACKWARD PADA KASUS
PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI TANAH KARO
Kategori : SKRIPSI
Nama : RIA DESRINA SARAGIH
Nomor Induk Mahasiswa : 110823013
Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, 2013
Komisi Pembimbing :
Pembimbing 2 Pembimbing 1
Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si Dra. Mardiningsih, M.Si NIP. 195312181980031003 NIP.196304051988112001
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU Ketua.
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Berganda dengan Metode Backward pada Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Tanah Karo. Terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Mardiningsih, M.Si selaku Pembimbing 1 dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA-USU dan kepada Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si, selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan skripsi ini. Terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si. Ph.D selaku Ketua Departemen Matematika FMIPA-USU Medan, Dekan FMIPA-USU Bapak Dr. Sutarman, M.Sc dan Pembantu Dekan FMIPA-USU, seluruh staff dan dosen Matematika FMIPA-USU, dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya, tidak terlupakan kepada Orangtua saya Bapak JK. Saragih dan Ibu R. Pintubatu dan keluarga yang selama ini yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.
Medan, 2013 Penulis
ABSTRAK
Narkoba merupakan bahan aditif, yaitu nama segolongan zat alamiah, semi sintetik maupun sintetik. Faktor - faktor yang dianggap berpengaruh terhadap meningkatnya penyalahgunaan narkoba seperti : lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya perhatian orang tua, senang dengan kegiatan beresiko, dan mudahnya mendapatkan narkoba. Dalam tulisan ini menentukan faktor -faktor manakah yang berpengaruh terhadap jumlah meningkatnya penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo. Untuk mendapatkan persamaan regresi berganda tersebut penulis menggunakan metode backward yaitu di mana semua variabel diregresikan dengan variabel .
Pengeliminasian variabel berdasarkan pada nilai dari masing-masing
variabel , dan turut tidaknya variabel tersebut di dalam model didasarkan pada nilai
Persentase determinasi yang dijelaskan metode backward adalah 66,09 %
dengan taraf nyata sebesar 5% dan faktor yang sangat berpengaruh dari penduga yang tinggal dalam persamaan adalah lingkungan pergaulan yang salah
ABSTRACT
Stands For materials addictive, which is the name of a class of natural substances, synthetic or semi synthetic. Factors that are considered influential to the increasing abuse of drugs such as bad environment, negative parents, happy risk activities, easy to get drugs. Formulation of the problem in this study is a factor which factors affect the amount of increased drug abuse in the field of Karo. To obtain the regression equation using the method the author is backward in which all the variables X, based on the value of each variabel X is a variable that has the smallest value
and co-absence of these variables in the model is based on .
DAFTAR ISI
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1
2.3 Prosedur Regresi dengan Menggunakan Metode Backward 8 2.3.1 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda 8
2.3.2 Menentukan Nilai masing – masing Variabel X 9
2.3.3 Pemilihan Variabel yang pertama Keluar dari Model 11
2.3.4 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda kedua 12 2.3.5 Pemilihan Variabel kedua Kedua Keluar dari Model 12 2.4 Membentuk Model Penduga 12 2.5 Koefisien Korelasi Determinasi 13
2.6 Pertimbangan Terhadap Penduga 13 2.6.1 Pertimbangan Berdasarkan 13
2.6.2 Pertimbangan Berdasarkan Residu 13
2.7 Pembuktian Asumsi 14
2.7.1 Asumsi Pertama 14
2.7.2 Asumsi Kedua 14
2.7.3 Asumsi Ketiga 15
3.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 16
3.1.1 Profil Kabupaten Karo 16
3.2 Data 18
3.2.1 Lingkungan Pergaulan yang Salah 18
3.2.2 Kurangnya Perhatian Orangtua 19
3.2.3 Mudahnya Mendapatkan Narkoba 19
3.2.4 Senang Kegiatan Beresiko 20
3.5 PembentukanPenduga 42
3.5.1 Bentuk Persamaan Penduga 42
3.5.2 Koefisien Korelasi Determinasi 42
Bab 4 Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan 46
4.2 Saran 47
ABSTRAK
Narkoba merupakan bahan aditif, yaitu nama segolongan zat alamiah, semi sintetik maupun sintetik. Faktor - faktor yang dianggap berpengaruh terhadap meningkatnya penyalahgunaan narkoba seperti : lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya perhatian orang tua, senang dengan kegiatan beresiko, dan mudahnya mendapatkan narkoba. Dalam tulisan ini menentukan faktor -faktor manakah yang berpengaruh terhadap jumlah meningkatnya penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo. Untuk mendapatkan persamaan regresi berganda tersebut penulis menggunakan metode backward yaitu di mana semua variabel diregresikan dengan variabel .
Pengeliminasian variabel berdasarkan pada nilai dari masing-masing
variabel , dan turut tidaknya variabel tersebut di dalam model didasarkan pada nilai
Persentase determinasi yang dijelaskan metode backward adalah 66,09 %
dengan taraf nyata sebesar 5% dan faktor yang sangat berpengaruh dari penduga yang tinggal dalam persamaan adalah lingkungan pergaulan yang salah
ABSTRACT
Stands For materials addictive, which is the name of a class of natural substances, synthetic or semi synthetic. Factors that are considered influential to the increasing abuse of drugs such as bad environment, negative parents, happy risk activities, easy to get drugs. Formulation of the problem in this study is a factor which factors affect the amount of increased drug abuse in the field of Karo. To obtain the regression equation using the method the author is backward in which all the variables X, based on the value of each variabel X is a variable that has the smallest value
and co-absence of these variables in the model is based on .
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Narkoba merupakan bahan aditif yaitu nama segolongan zat alamiah, semi sintetik
maupun sintetik. Narkoba pada prinsipnya adalah zat atau bahan yang dapat
mempengaruhi kesadaran, pikiran, dan perilaku yang dapat menimbulkan
ketergantungan kepada pemakainya. Bila hal terakhir ini terjadi kepada seseorang,
maka dapat dipastikan berakhirlah semua masa depan gemilangnya (Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas).
Dampak kejahatan narkoba akan berimbas kepada seluruh anggota keluarga.
Merusak tatanan dan tata kramayang ada. Seorang anggota keluarga yang menjadi
korban penyalahgunaan narkoba akan membuat susah seisi rumah. Tidak jarang
hilangnya barang - barang berharga dari dalam rumah.Keributan selalu timbul berasal
dari perilaku seorang pecandu narkoba. Tidak jarang dari hilangnya barang - barang
berharga dari dalam rumah, yang kemudian diketahui dicuri dan dijual dengan murah
untuk mendapatkan narkoba oleh salah seorang anggota keluarga(Mastar’ain Tanjung,
2009)
Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, saat ini di Tanah Karo marak
terjadi penyalahgunaan narkoba, bukan hanya dari warga masyarakat saja namun
Kepala Lingkungan dan Pemerintah Daerah juga turut serta dalam melakukan
banyak pelajar di Tanah Karo bukannya menuntut ilmu ke sekolah sebagaimana
mestinya namun membolos bahkan memakai dan mengedarkan narkoba(www.
beritasumut.com).
Tanah karo merupakan salah satu daerah yang menjadi daerah strategis baik
dalam pengedaran dan penggunaan narkoba karena merupakan tempat singgah
alternatif terdekat baik dari Kota Medan dan Aceh. Tanah Karo menduduki peringkat
kedua penyalahgunaan narkoba di Sumatera Utara setelah Kota Medan dan bukan
merupakan prestasi yang membanggakan namun sangat mengecewakan, dan masalah
narkoba ini sangat mengancam generasi muda di Tanah Karo. Meningkatnya
penyalahgunaan narkobadapatterjadi olehfaktor - faktorseperti pendidikan yang
kurang baik, tekanan ekonomi, kurangnya perhatian keluarga, lingkungan pergaulan,
senang dengan kegiatan beresiko, mudahnya mendapatkan narkoba yang membuat
peluang meningkatnya penyalahgunaan narkoba di Tanah Kar
Berdasarkan faktor - faktor tersebut,maka penulis ingin menganalisa hubungan
antara penyalahgunaan narkoba dengan faktor - faktor yang dianggap berpengaruh
terhadap meningkatnya penyalahgunaan narkoba seperti lingkungan pergaulan yang
salah, kurangnya perhatian orangtua,senang dengan kegiatan beresiko,dan mudahnya
mendapatkan narkoba dengan menggunakan metode backward.Penulis dalam Tugas Akhir ini menggunakan metode backward karena metode backward merupakan metode penentuan model dalam regresi linier berganda di mana dalam metode ini
melakukan penyeleksian variabel. Dengan cara meregresikan semua variabel -
variabel Xdengan variabel Ysehingga akan diperoleh variabel X yang memiliki
pengaruh terbesar pada variabel Y.
Metode backward membahas sejauh mana pengaruh setiap variabel yang ada dalam metode, atau bagaimana pengaruh langsung dari variabel bebas tertentu
terhadap variabel tak bebasnya sehingga melalui metode ini penulis akan menganalisa
faktor apakah yang sangat mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo
menggunakan metode backward. Dari uraian di atas, penulis mengangkat judul “Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Berganda dengan Metode
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1Uji Sampel
Sebagai ketentuan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan
pengambilan data adalah harus diketahui ukuran sampel yang memenuhi untuk di
analisa. Untuk menentukan ukuran sampel yang memenuhi untuk di analisa maka
dilakukan uji kecukupan sampel dengan taraf signifikan α = 0,05
Dengan statistik penguji
= (2.1)
keterangan :
= Ukuran sampel yang di perlukan
= Ukuran sampel pengambilan
= Data yang di uji
kriteria pengujian adalah di terima ≤ N
Bentuk umum persamaan regresi linier berganda yaitu :
= + + + . . . + (2.2)
Keterangan :
=penduga penyalahgunaan narkoba
= faktor - faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba
= koefisien regresi
2.3 Prosedur Regresi dengan Menggunakan Metode Backward
Metode backward merupakan langkah mundur, semua variabel X diregresikan dengan variabel Y. Pengeliminasian variabel X di dasarkan pada nilai terkecil dan turut
tidaknya variabel X pada model juga ditentukan oleh nilai
2.3.1 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda Lengkap
Menentukan koefisien regresi linier berganda , pada persamaan
= n + + + +…+ (2.3)
Dapat digunakan dengan metode eliminasi dengan rumus sebagai berikut ini:
= + + …+
(2.4)
.
. .
2.3.2 Menentukan nilai dari masing - masing variabel X
Untuk menentukan nilai dari masing - masing variabel X diperlukan tabel 2.1
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Analisa Variansi
Sumber
KTR (kuadrat total regresi) /
KTS (kuadrat total sisa)
Sisa n - p JKS
JKR (jumlah kuadrat regresi) =
∑ Y + ∑ Y + ∑ Y + ∑ Y+ ∑ Y (2.6)
KTR (kuadrat total regresi)= (2.7)
KTS (kuadrat total sisa) = (2.8)
{( ∑ + ∑ + ∑ + ∑ + ∑ – ∑ )} (2.9)
keterangan :
n = total sampel
p = jumlah variabel
Kemudian dihitung nilai dari dari masing - masing variabel bebas X
dengan menggunakan tabel 2.2 sebagai berikut ini :
Tabel 2.2 Uji Korelasi Parsial
= (2.10)
keterangan :
KTS (kuadrat total sisa) =
= Koefisien regresi
= Galat taksiran
No
Koefisien
Regresi Galat baku
1
2
3
2.3.3 Pemilihan Variabel yang Pertama Keluar dari Model
Variabel yang pertama diuji apakah terpilih keluar dari model atau tidak adalah
variabel yang memiliki nilai terkecil pada tabel 2.2, misalnya nilai dari variabel
. Untuk menentukan apakah keluar atau tidak, maka nilai dari nilai variabel
di bandingkan dengan nilai , dengan hipotesa sebagai berikut :
adalahregresi antara Y dan tidak signifikan
adalahregresi antara Y dan signifikan
Keputusan
Bila < maka terima
Bila ≥ maka tolak
2.3.4 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda yang Kedua
Bila ditolak maka proses berakhir dan penduga yang digunakan adalah persamaan
regresi linier berganda lengkap. Sebaliknya jika diterima maka langkah selanjutnya
adalah membentuk persamaan regresi linier berganda yang memuat semua variabel
. Untuk itu prosedur yang dilakukan adalah melakukan pengeliminasian kembali.
2.3.5 Pemilihan Variabel yang Kedua Keluar dari Model.
Untuk memilih variabel yang keluar dari model didasarkan pada nilai dari
proses ini diulang secara berurutan sampai pada akhirnya nilai terkecil dari
variabel bebas akan lebih besar dari .
2.4 Membentuk Model Penduga
Apabila proses pengeluaran variabel bebas dari persamaan regresi telah selesai, maka
ditetapkan persamaan regresi yang menjadi penduga linier yang diinginkan. Adapun
bentuk persamaan penduga pada metode backward adalah
= + ∑ (2.11)
Keterangan :
= Penduga penyalahgunaan narkoba(variabel tidak bebas)
= Variabel X yang ada pada persamaan
= Koefisien regresi
2.5 Koefisien Korelasi Determinasi (Indeks Determinasi)
Koefisien korelasi determinasi adalah salah satu nilai statistik yang digunakan untuk
mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara variabel dan menyatakan besar
proporsi atau sumbangan dari secara bersama - sama terhadap variasi
atau naik turunnya nilai Y. Koefisien korelasi determinasi dinyatakan dengan .
Harga di peroleh dengan rumus
Harga yang diperoleh akan sesuai dengan yang dijelaskan masing - masing
variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini berakibat bahwa variabel yang
berpengaruh, sebagai penduga digunakan dalam satuan persen dimana persentase
variasi penduga tersebut adalah : x 100 %
2.6 Pertimbangan Terhadap Penduga
2.6.1 Pertimbangan Berdasarkan
Diterima atau tidaknya suatu penduga yang diperoleh atas besarnya adalah
tergantung yang menilainya atau yang membuat keputusan. Suatu penduga sangat
baik digunakan bila persentase variasi yang dijelaskan sangat besar (mendekati satu)
2.6.2 Pertimbangan Berdasarkan Residu (sisa)
Suatu regresi adalah berarti dan model regresinya cocok apabila ketiga asumsi
dipenuhi. Ketiga asumsi itu dibuktikan dengan analisa residu dari penduga yaitu,
selisih dari respon observasi terhadap hasil keluaran oleh penduga berdasarkan
prediktor observasi
2.7 PembuktianAsumsi
2.7.1 Asumsi Pertama
Rata - rata residu sama dengan nol (0), keberartian dari keadaan ini akan terlihat pada
perhitungan dalam tabel 2.3
Variansi ( ) , keadaan ini akan diuji melalui uji statistika yaitu uji t dengan terlebih
dahulu menghitung koefisien Rank Spearman dengan membandingkan harga
dengan . Untuk menguji ini, maka data yang diperlukan dengan tabel 2.3 adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.3 Koefisien Korelasi Rank Spearman
No observasi
Penduga ( )
Residu (e)
Rank penduga
Rank residu
1
2
3
- - - -
- - - -
N
Jumlah
Koefisien Korelasi Rank Spearman :
= 1- 6 (2.13)
Keterangan :
= korelasirank spearman
= perbedaan (selisih) rank diberikan oleh dua karakter yang berbeda.
n = jumlah observasi
Kemudian diuji dengan menggunakan uji t, dengan cara
(2.14)
= (2.15)
keterangan :
n – 2 = derajat kebebasan
α = taraf nyata hipotesa
Dengan membandingkan terhadap maka di peroleh bila
< maka variansi ( = variansi ( ) sehingga variansi seluruh residu
adalah sama.
Asumsi ini akan dibuktikan dengan plot residu yaitu diagram pencar dari residu. Bila
plot residu menunjukkan pola tertentu yang beraturan maka asumsi dilanggar,
sedangkan bila plot residu menunjukkan pola tidak beraturan maka asumsi dipenuhi
yaitu tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi
layak dipakai untuk memprediksi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini untuk menentukan faktor
dominan pada kasus penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo
1.3 Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah :
1. Menggunakan data sekunder dari Polres Tanah Karo dari tahun 2011 s/d 2012
2. Menggunakan satu variabel tidak bebas yaitu Penyalahgunaan narkoba dan
empat variabel bebas yaitu lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya
perhatian orangtua,senang dengan kegiatanberesiko,dan mudahnya
mendapatkan narkoba
3. Metode yang digunakan untuk menentukan persamaan regresi linier berganda
pada kasus penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo adalah Metode backward. 4. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah untuk menentukan sejauh
mana hubungan fungsional antara variabel - variabel penduga terhadap jumlah
penyalahgunaan narkoba yang dianalisa dengan menggunakan metode backward
1.5 Tinjauan Pustaka
Regresi dapat ditafsirkan sebagai studi ketergantungan suatu variabel tidak bebas pada
peubah lainnya. Analisa regresi berguna untuk menelaah dua peubah atau lebih dan
terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui sehingga
dalam menerapkannya lebih baik lagi. Dalam penyelesaian persamaan regresi linier
berganda ada berbagai macam metode, misalnya dengan metode backward yaitu menyeleksi variabel dengan cara meregresikan semua variabel - variabel X dan Y
serta mengeluarkan satu demi satu variabelnya (Khairul Saleh, 2010).
Dalam metode backward, dimulai dengan model yang lengkap kemudian variabel bebas akan di evaluasi, jika ada yang tidak signifikan maka akan di keluarkan
yang paling tidak signifikan, dilakukan terus - menerus sampai tidak ada lagi variabel
tidak bebas yang tidak signifikan (Forum Statistik, Deny Kurniawan L
Dengan menggunakan metode backward, setiap variabel X diregresikan dengan variabel Y. Pengeliminasian ini didasarkan pada nilai dari masing -
masing variabel X yaitu variabel yang memiliki nilai terkecil dan turut
tidaknya variabel tersebut di dalam model yang didasarkan pada (Draper, N .
dan Smith, H. 1992).
Model regresi terbaik adalah model yang dapat menjelaskan perilaku variabel
respon dengan sebaik - baiknya dengan memilih variabel penjelas dari sekian banyak
variabel penjelas yang tersedia dalam data (I Putu Ria Antara, 2012)
Pemeriksaan kelinearan regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol
bahwa regresi linear melawan hipotesis tandingannya, sedangkan regresi diperiksa
melalui pengujian hipotesis nol yang menyatakan koefisien-koefisien regresi
1.6 Metodologi Penelitian
Untuk mendapatkan persamaan regresi linier berganda yang digunakan sebagai
penduga jumlah penyalahgunaan narkoba, maka penulis menggunakan metode
backward dengan langkah - langkah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data yang diperoleh dari Polres Tanah Karo
2. Membentuk persamaan regresi linier berganda. Bentuk umum dari persamaan
penduga adalah :
Ŷ = + + + . . . +
Keterangan :
Ŷ = penduga penyalahgunaan narkoba
= faktor - faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba
= koefisien regresi
n =banyakvariabel yang diteliti
3. Menentukan nilai dari masing - masing variabel dan menentukan hasil
Analisa Variansi dan Uji Korelasi Parsial.
4. Pemilihan variabelyang pertama keluar dari model.
Variabel pertama yang diuji apakah terpilih keluar dari model atau tidak
adalah variabel mempunyai harga F parsial terkecil, dengan hipotesa sebagai
berikut :
Uji Hipotesa :
adalah regresi antara Y dan tidak signifikan
adalah regresi antara Y dan signifikan
Keputusan :
Bila ≥ maka tolak
Keterangan :
=
diperoleh dari tabel Analisa Variansi pada tabel SPSS
5. Membentuk persamaan regresi linier berganda yang kedua
6. Pemilihan variabel kedua dari model dan seterusnya hingga diperoleh nilai
variabel bebas yang lebih signifikan
7. Menganalisa residu
Persamaan penduga yang terbentuk dengan menggunakan metode backward
dapat menggunakan tabel untuk menganalisa residu.Dalam analisa residu akan
menggunakan Metode Rank Spearman.
= 1- 6 (1.1) Keterangan :
= Metode Rank Spearman
= selisihrank oleh dua karakter yang berbeda.
n = Jumlah observasi
8. Dari hasil perhitungandapat diperoleh kesimpulan untuk memperoleh model
persamaan regresi linier berganda dan faktor yang sangat mempengaruhi
penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo.
BAB 3
PEMBAHASAN
Bila ≥ maka tolak
Keterangan :
=
diperoleh dari tabel Analisa Variansi pada tabel SPSS
5. Membentuk persamaan regresi linier berganda yang kedua
6. Pemilihan variabel kedua dari model dan seterusnya hingga diperoleh nilai
variabel bebas yang lebih signifikan
7. Menganalisa residu
Persamaan penduga yang terbentuk dengan menggunakan metode backward
dapat menggunakan tabel untuk menganalisa residu.Dalam analisa residu akan
menggunakan Metode Rank Spearman.
= 1- 6 (1.1) Keterangan :
= Metode Rank Spearman
= selisihrank oleh dua karakter yang berbeda.
n = Jumlah observasi
8. Dari hasil perhitungandapat diperoleh kesimpulan untuk memperoleh model
persamaan regresi linier berganda dan faktor yang sangat mempengaruhi
penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo.
BAB 3
PEMBAHASAN
Penulis menggunakan data sekunder yang di peroleh dari Polres Tanah Karo, adapun
yang diperoleh dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini adalah faktor - faktor yang
mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo.Adapun faktor - faktor yang
mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo adalah sebagai berikut :
3.2.1 Lingkungan Pergaulan yang Salah
Lingkungan sangat mempengaruhi perilaku seseorang dalam kehidupannya, karena
lingkungan yang baik akan menghasilkan seseorang yang berperilaku baik juga.
Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah dapat memicu seseorang menjadi
pemakai bahkan menjadi pengedar gelap narkoba. Menurut informasi yang di peroleh
penulis dari Polres Tanah Karo, lingkungan pergaulan yang salah merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo, lingkungan
pergaulan yang salah dapat melingkupi seperti bergaul dengan teman atau komunitas
yang senang memakai narkoba ini biasanya terjadi dengan berteman pada teman
sebaya, pergi ke tempat yang memiliki transaksi tukar menukar narkoba yang besar
seperti berkunjung ke tempat hiburan seperti kafe, diskotik, karaoke dan tempat -
tempat kumuh seperti pondok - pondok yang dijadikan transaksi, bahkan memiliki
pergaulan yang malas sekolah bahkan putus sekolah, dan hidup dalam lingkungan
yang salah sehingga terbentuklah komunitas yang di rasa cocok dengan si pelaku
penyalahgunaan narkoba tersebut.
Data yang diperoleh pada kasus tindak pidana penyalahgunaan narkoba karena
faktor lingkungan pergaulan yang salah pada Januari 2011 adalah sebanyak 23 kasus
yaitu data yang diperoleh dari tindak pidana narkoba pada tempat - tempat sebagai
tukar - menukar narkoba seperti pondok - pondok kumuh, tempat hiburan malam yang
diakumulasikan setiap bulannya jika ada kasus tindak pidana tersebut.
Menurut teori Waddington, mengenai “develope mental land scape”, jika seorang di tempatkan pada suatu lingkungan tertentu, maka sulitlah bagi kalangan
mempengaruhi orang tersebut. Dengan demikian untuk mencegah penggunaan
narkoba, maka land scape (lingkungan) harus baik juga. Faktor penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo akibat pergaulan yang salah ini diukur dengan satuan orang
3.2.2 Kurangnya Perhatian Orang tua
Buruknya moral seorang anak dan remaja bisa diakibatkan salah satu kesalahan dari
orang tuanya seperti dalam hal mendidik anak terlalu keras. keluarga yang sedang
bermasalah (broken home). Hal tersebut dapat membuat anak menjadi orang yang temperamental. Kebanyakan dari orang tua tidak memikirkan hal ini, mereka
berasumsi jika mereka menjalani hidup sebagaimana yang sedang mereka jalani,
peran pengasuhan akan terus dengan sendirinya.
Data yang di peroleh Penulis dari Polres Tanah Karobahwasanya kurangnya
perhatian orang tua mempengaruhi penggunaan narkoba di Tanah Karo, banyak dari
orang tua si pengguna narkoba tidak mempedulikan anaknya, sibuk dengan pekerjaan
atau bisnisnya sendiri. Bahkan tidak mau tau akan aktivitas si anak tersebut sehingga
kurangnya pengawasan terhadap si anak tersebut. Informasi yang diperoleh penulis
dari Polres Tanah Karo penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo juga dapat terjadi
karena dari keluarga si pelaku penyalahgunaan tersebut ada yang memakai atau pun
menjadi pengedar baik itu orang tua atau saudaranya sendiri. Faktor penyalahgunaan
narkoba karena kurangnya perhatian orang tua diukur dengan satuan keluarga
Data yang diperoleh pada kasus tindak pidana penyalahgunaan narkoba karena
faktor kurangnya perhatian orangtua pada Januari 2011 sebanyak 36 kasus yaitu
karena orangtua yang sibuk bekerja dan tidak memperdulikan anaknya, orangtua yang
suka memukul anaknya sehingga menjadi pemakai narkoba karena masalah - masalah
dalam keluarga, jumlah kasus ini diakumulasikan setiap bulannya
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir
setiap orang dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa
didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan
genk.Semakin banyak masuknya narkoba melaui bandar udara, pelabuhan-pelabuhan,
bahkan melalui transportasi darat. Menurut informasi yang penulis peroleh dari Polres
Tanah Karo maraknya penggunaan narkoba di Tanah Karo adalah karena begitu
mudahnya mendapatkan narkoba di Tanah Karo, penyebaran pengedar narkoba bukan
hanya di kalangan anak sekolah maupun mahasiswa tetapi, di Kalangan Pejabat dan
Anggota Kepolisian dan TNI juga sudah bertindak sebagai Pengedar Narkoba di
Tanah Karo. Faktor penyalahgunaan narkoba karena mudahnya mendapatkan narkoba
diukur dengan satuan kasus.
Data yang diperoleh pada kasus tindak pidana penyalahgunaan narkoba karena
faktor mudahnya mendapatkan narkoba pada Januari 2011 adalah sebanyak 42 kasus
diperoleh dari jawaban tersangka ketika diintrogasi pihak yang berwajib yaitu
mudahnya mendapatkan narkoba karena sudah begitu banyak akses dan bandar
narkoba. Kasus penyalahgunaan narkoba karena mudahnya mendapatkan narkoba
diakumulasikan setiap bulannya.
3.2.4 Senang Kegiatan Beresiko
Senang kegiatan beresiko merupakan faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan
narkoba di Tanah Karo, bagi orang-orang yang senang dengan kegiatan yang memiliki
resiko tinggi dalam menjalankan aksinya ada yang menggunakan obat terlarang agar
bisa menjadi yang terhebat, penuh tenaga dan penuh percaya diri. Dengan terlihat
hebat maka akan menimbulkan kepuasan diri dalam hidupnya. Di Tanah Karo
kegiatan beresiko banyak sekali di temukan seperti adanya sekelompok orang yang
ikut dalam balap liar, olahraga ekstrim dan kegiatan ekstrim untuk kekebalan tubuh
bahkan menggunakan narkoba untuk lebih percaya diri. Menurut Polres Tanah Karo si
banyak terjadi di Tanah Karo. Faktor penyalahgunaan narkoba karena senang kegiatan
beresiko di ukur dengan satuan kegiatan.
Data yang diperoleh pada kasus tindak pidana penyalahgunaan narkoba karena
faktor senang dengan kegiatan beresiko pada Januari 2011 diperoleh sebanyak 17
kasus, dan pada Januari 2012 sebanyak 26 kasus, hasil perhitungan tersebut diperoleh
dari akumulasi setiap bulannya
Berdasarkan data yang di peroleh dari Kantor Kepolisian Resort Tanah Karo
Jumlah penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo adalah seperti tabel 3.2
2 Februari 122 26 28 52 16
SUMBER DATA : POLRES TANAH KARO
Berdasarkan tabel 3.2, maka lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya
perhatian orangtua, mudahnya mendapatkan narkoba dan senang dengan kegiatan
beresiko bersama - sama mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo
sehingga jumlah penyalahgunaan narkoba meupakan variabel tidak bebasdan
lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya perhatian orangtua, mudahnya
mendapatkan narkoba dan senang dengan kegiatan beresiko merupakan variabel bebas
Faktor Penyalahgunaan Narkoba pada Tahun 2011diperolehsebanyak 118
kasus di Januari 2011 diperoleh dari 23 kasus tindak pidana narkoba karena faktor
lingkungan pergaulan yang salah, 36 kasus karena kurangnya perhatian orangtua,
masalah ekonomi sebanyak 0 kasus, mudahnya mendapatkan narkoba sebanyak 42
kasus, senang kegiatan beresiko sebanyak 17 kasus dan 0 kasus karena malas belajar
dan sekolah. Pada Januari 2012 ada sebanyak 125 kasus diperoleh dari 30 kasus tindak
pidana narkoba karena faktor lingkungan pergaulan yang salah, 45 kasus karena
kurangnya perhatian orangtua, masalah ekonomi sebanyak 2 kasus, mudahnya
mendapatkan narkoba sebanyak 20 kasus, senang kegiatan beresiko sebanyak 26
kasus dan 2 kasus karena malas belajar dan sekolah, demikian selanjutnya data
terdapat pada lampiran
3.3 Pengujian Sampel
Sebagai ketentuan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan
pengambilan data adalah harus diketahui untuk dianalisa. Untuk menentukan ukuran
sampel memenuhi untuk dianalisa, maka dilakukan uji kecukupan sampel dengan taraf
signifikan α = 0.5.
: Ukuran sampel telah memenuhi syarat
: Ukuran sampel tidak memenuhi syarat
Pengujian sampel dapat dihitung dengan rumus :
= (3.1)
Keterangan :
: Ukuran sampel yang di perlukan
: Ukuran sampel pengambilan
: Data yang di uji
kriteria pengujian : di terima ≤ N
Untuk memudahkan perhitungan maka digunakan tabel 3.3 sebagai berikut ini :
No ( )
Sehingga dari hasil perhitungan diatas diperoleh :
N = 24
= 478.541
maka uji sampelnya yaitu :
=
=
=
=
= 10,08
Dengan nilai < N (10,08 < 24) dan sesuai dengan kriteria ujinya, maka diterima
sehingga data inimemenuhi kriteria untuk dianalisa.
3.4 Metode Backward
Drapper dan Smith (1992) menyatakan bahwa salah satu metode pemilihan persamaan
regresi terbaik adalah metode eliminasi langkah mundur (backward). Eliminasi langkah mundur mulai dengan regresi terbesar dengan menggunakan semua variabel
bebas (X) dan secara bertahap mengurangi banyaknya variabel di dalam persamaan
sampai suatu keputusan dicapai untuk menggunakan persamaan yang diperoleh
dengan jumlah variabel tertentu. Metode eliminasi langkah mundur mencoba
memeriksa hanya regresi terbaik yang mengandung sejumlah tertentu variabel bebas
(X).
Langkah awal yakni dengan menghitung koefisien regresi maka terlebih
dahulu dilakukan tabel penggandaan antara variabel yaitu tabel penggandaan suatu
variabel dengan variabel lain.
Y = Penyalahgunaan narkoba (variabel tidak bebas)
= Lingkungan pergaulan yang salah
= Kurangnya perhatian orangtua
= Mudahnya mendapatkan narkoba
Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis regresi linier berganda dengan
metode backwardpada SPSS 17 adalah sebagai berikut: 1. Klik Analyze.
2. Pilih Regression, Liniear.
3. Masukkan variabel dependen (Y) ke dalam kotak Dependent.
4. Masukkan variabel bebas(X1,X2,X3, danX4) ke dalam kotak Independent.
5. Pada bagian Method, pilih Backward.
6. Pilih Options, kemudian pilih Use Probability of Fpada bagian Stepping Method Criteria, untuk tingkat signifikansi isi 0,05 pada entry dan 0,1 pada
removal. Pilih continue.
7. Pada bagian Statistics, pilih Covariance Matrix dan Collinearity diagnostics. Pilih continue.
8. Pada bagian Plot, masukkan Zpred ke dalam kotak Y dan masukkan Sresid ke dalam kotak X, pilih Histrogram dan Normal probability plot. Pilih continue. 9. Pada bagian Save, pilih Unstandardized Residuals, pilih continue.
10.Pada toolbar menu, pilih Transform, Compute Variable. Ketikkan nama variabel absut pada kotak Target Variable. Pada kotak Function Group pilih
All, lalu muncul Abs pindahkan ke kotak Numeric Expression. Pindahkan
Unstandardized residual ke Numeric Expression. Akan muncul variabel absut di halaman Data View. Kemudian uji variabel absut dengan menjadikannya variabel dependen.
11.Pilih ok.
Sebelum memulai dengan menggunakan SPSS, maka penulis akan menghitung dengan cara manual, dengan menggunakan n = 4 dengan variabel - variabel sebagai
sebagai berikut dalam tabel 3.5.
Y = Penyalahgunaan narkoba (variabel tidak bebas)
= Lingkungan pergaulan yang salah
= Kurangnya perhatian orangtua
= Senang kegiatan beresiko
.
Tabel 3.5 Penggandaan Suatu Variabel Terhadap Variabel Lain
No
1 118 23 36 42 17 828 966 391 2.714 1.512 612 4.248 714 4.956 2.006 2 122 26 28 52 16 728 1.352 416 3.172 1.456 448 3.416 832 6.344 1.952 3 128 25 32 49 20 800 1.225 500 3.200 1.568 640 4.096 980 6.272 2.560 4 138 20 38 50 25 760 1.000 500 2.760 1.900 950 5.244 1.250 6.900 3.450
3.4 Perhitungan dengan Menggunakan SPSS
3.5.1 Menghitung Koefisien Regresi Berganda antara dengan
Koefisien regresi berganda antara dengan dapat diperoleh seperti
tabel 3.9berikut ini :
Dari hasil pengolahan SPSS pada tabel 3.9 tersebut maka dapat diperoleh nilai
koefisien regresi dari masing - masing variabel bebasnya yaitu :
= 3,507
= 0,988
Tabel 3.9 Koefisien Regresi berganda antara dengan
Model
= 0,958
= 0,985
= 1,058
= 3,507 + 0,988 + 0,958 + 0,985 + 1,058
1.5.2 Uji Keberartian Regresi Berganda antara dengan
Uji keberartian Regresi Berganda antara dengan dapat diperoleh
seperti tabel 3.10 berikut ini :
Tabel 3.10Analisa Variansi antara dengan
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 11711.466 4 2927.867 890.181 .000a
Residual 62.492 19 3.289
Total 11773.958 23
a. Predictors: (Constant) : senang kegiatan beresiko, mudahnya mendapatkan narkoba, lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya perhatian orangtua
b. Dependent Variable : penyalahgunaan narkoba
Perhitungan melalui SPSS pada tabel 3.6 dengan taraf nyata di pilih 0,05
diperoleh = = 2,80 dan nilai dari = 890,181. Dengan
Hipotesa sebagai berikut :
adalah regresi antara Y dan tidak signifikan
Karena ≥ maka ditolak, hal ini berarti regresi antara
dengan adalah signifikan dan regresi berarti. Untuk mengetahui berarti
atau tidaknya tiap koefisien maka diuji dengan uji korelasi parsial. Untuk memperoleh
nilai korelasi parsial antara dengan akan diperoleh seperti tabel 3.11.
3.5.3 Uji Korelasi Parsial antara dengan ,
Uji Korelasi Parsial antara dengan , dapat diperoleh seperti tabel 3.11
berikut.
Tabel 3.11 Uji Korelasi Parsial antara dengan ,
Sig.
(2-**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Dari output pada tabel 3.11 dapat diperoleh :
1. Koefisien korelasi antara lingkungan pergaulan yang salah (X1) dengan
penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,837 yang berarti hubungan
antara variabel X1 dan Y erat dan signifikan. Signifikansi koefisien korelasi
tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α
2. Koefisien korelasi antara kurangnya perhatian orang tua (X2) dengan
penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,707 yang berarti hubungan
antara variabel X2 dan Y erat dan signifikan. Signifikansi koefisien korelasi
tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α
(0,000 < 0,05).
3. Koefisien korelasi antara mudahnya mendapatkan narkoba (X3) dengan
penyalahgunaan narkoba (Y)adalah sebesar 0,158 yang berarti hubungan
antara variabel X3 dan Y sangat tidak erat dan tidak signifikan. Signifikansi
koefisien korelasi tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih besar dari α (0,461 > 0,05).
4. Koefisien korelasi antara senang dengan kegiatan beresiko (X4) dengan
penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,439 yang berarti hubungan
antara variabel X4 dan Yeratdansignifikan. Signifikansi koefisien korelasi
tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α (0,032< 0,05).
Untuk mendapatkan faktor apakah yang memiliki nilai terkecil keluar
dari model persamaan maka dapat dihitung dengan mencari ANOVA antara Y dengan
yang Salah Within
Dengan taraf nyata yang dipilih 0,05 maka dari daftar distribusi F diperoleh
= 3,42 dan nilai F pada tabel 3.12 yang terkecil adalah 0,857 ( , hal ini
berarti faktor mudahnya mendapatkan narkoba ( keluar dari model persamaan
3.5.4 Menghitung Koefisien Regresi Berganda dan ,
Koefisien regresi berganda antara dengan dapat diperoleh seperti tabel
3.13 berikut ini :
Tabel 3.13 Koefisien Regresi berganda antara dengan
Model
Dependent Variable: Penyalahgunaan Narkoba
Dari hasil pengolahan SPSS pada tabel 3.13 tersebut maka dapat diperoleh
nilai koefisien regresi dari masing - masing variabel bebasnya yaitu :
= 50,717
= 1,040
= 0,579
= 50,717 + 1,040 + 0,579 + 1,065
3.5.5 Uji Keberartian Regresi Berganda antara dengan
Uji keberartian Regresi Berganda antara dengan dapat diperoleh
seperti tabel 3.14 berikut ini :
Tabel 3.14 Analisa Variansi antara dengan
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10323.879 3 3441.293 47.463 .000a
Residual 1450.080 20 72.504
Total 11773.958 23
Predictors: (Constant) : senang kegiatan beresiko, kurangnya perhatian orangtua, lingkungan pergaulan yang salah
Dependent Variable : penyalahgunaan narkoba
Perhitungan melalui SPSS pada tabel 4.0 dengan taraf nyata di pilih 0,05
diperoleh = = 3,03 dan nilai dari = 47,463. Dengan Hipotesa
sebagai berikut :
adalah regresi antara Y dan signifikan
Karena ≥ maka ditolak, hal ini berarti regresi antara
dengan adalah signifikan dan regresi berarti. Untuk mengetahui berarti
atau tidaknya tiap koefisien maka diuji dengan uji korelasi parsial. Untuk memperoleh
nilai korelasi parsial antara dengan akan diperoleh seperti tabel 3.15
3.5.6 Uji Korelasi Parsial antara dengan ,
Uji Korelasi Parsial antara dengan dapat diperoleh seperti tabel 3.15
berikut.
Tabel 3.15 Uji Korelasi Parsial antara dengan ,
Correlations
Coefficient 1.000 .837
**
.707** .439*
Sig.
N 24 24 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Dari output pada tabel 3.15dapat diperoleh :
1. Koefisien korelasi antara lingkungan pergaulan yang salah (X1) dengan
penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,837 yang berarti hubungan
antara variabel X1 dan Y erat dan signifikan. Signifikansi koefisien korelasi
tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α
(0,000 < 0,05).
2. Koefisien korelasi antara kurangnya perhatian orang tua (X2) dengan
penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,707 yang berarti hubungan
tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α
(0,000 < 0,05).
3. Koefisien korelasi antara senang dengan kegiatan beresiko (X4) dengan
penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,439 yang berarti hubungan
antara variabel X4 dan Yeratdansignifikan. Signifikansi koefisien korelasi
tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α (0,032< 0,05).
Untuk mendapatkan faktor apakah yang memiliki nilai terkecil keluar
dari model persamaan maka dapat dihitung dengan mencari ANOVA antara Y dengan
Dengan taraf nyata yang dipilih 0,05 maka dari daftar distribusi F diperoleh
= 3,42 dan nilai F pada tabel 3.16 yang terkecil adalah 1,075 ( , hal ini
berarti faktor kurangnya perhatian orangtua ( keluar dari model persamaan regresi.
3.5.7 Menghitung Koefisien Regresi Berganda antara dan ,
Koefisien regresi Berganda antara dan , dapat diperoleh seperti tabel 3.17
berikut ini :
Tabel 3.17Koefisien Regresi berganda antara dengan ,
Model
Dependent Variable : penyalahgunaan narkoba
Dari hasil pengolahan SPSS pada tabel 3.17 maka dapat diperoleh nilai
koefisien regresi dari masing - masing variabel bebasnya yaitu :
= 62,526
= 1,297
= 1,085
3.5.8Uji Keberartian Regresi Berganda antara dengan
Uji keberartian Regresi Berganda antara dengan dapat diperoleh seperti tabel
3.18 berikut ini :
Tabel 3.18 Analisa Variansi antara dengan
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10013.651 2 5006.825 59.730 .000a
Residual 1760.307 21 83.824
Total 11773.958 23
Predictors: (Constant) : senang kegiatan beresiko, lingkungan pergaulan yang salah
Dependent Variable : penyalahgunaan narkoba
Perhitungan melalui SPSS pada tabel 3.18 dengan taraf nyata di pilih 0,05
diperoleh = = 3,42 dan nilai dari = 59,730. Dengan Hipotesa
sebagai berikut :
adalah regresi antara Y dan tidak signifikan
adalah regresi antara Y dan signifikan
Karena ≥ maka ditolak, hal ini berarti regresi antara
dengan adalah signifikan dan regresi berarti. Untuk mengetahui berarti atau
tidaknya tiap koefisien maka diuji dengan uji korelasi parsial. Untuk memperoleh nilai
korelasi parsial antara dengan akan diperoleh seperti tabel 3.19
Tabel 3.19Uji Korelasi Parsial antara dengan
Coefficient 1.000 .837
**
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Dari output pada tabel 3.19dapat diperoleh :
1. Koefisien korelasi antara lingkungan pergaulan yang salah (X1) dengan
penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,837 yang berarti hubungan
antara variabel X1 dan Y erat dan signifikan. Signifikansi koefisien korelasi
tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α
(0,000 < 0,05).
2. Koefisien korelasi antara senang dengan kegiatan beresiko (X4) dengan
penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,439 yang berarti hubungan
tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α (0,032< 0,05).
Untuk mendapatkan faktor apakah yang memiliki nilai terkecil keluar
dari model persamaan maka dapat dihitung dengan mencari ANOVA antara Y dengan
pada tabel 3.20
Tabel 3.20ANOVA antara Y dengan ,
Sum of
Dengan taraf nyata yang dipilih 0,05 maka dari daftar distribusi F diperoleh
= 3,42 dan nilai F pada tabel 3.20 yang terkecil adalah 1,097 ( , hal ini
berarti faktor senang kegiatan beresiko ( keluar dari model persamaan regresi.
3.6 Pembentukan Penduga
3.6.1 Bentuk Persamaan Penduga
Diantara empat variabel yang diteliti ternyata hanya 2 variabel yang termasuk
kedalam persamaan penduga yaitu dan maka berikutnya akan diperoleh
Persamaan penduga yang terbentuk dengan menggunakan metode backward
yang di peroleh dari persamaan regresi ganda antara Y dan dan adalah
= 62,526 + 1,297 + 1,085
3.6.2 Koefisien Korelasi Determinasi
Koefisien korelasi determinasi yang terbentuk oleh metode backward adalah
= x 100%
= x 100%
= 66,09 %
Ini artinya bahwa variasi nilai Y yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi
yang diperoleh adalah 66,09%, sedangkan sisanya 33,91% dipengaruhi oleh variabel
lain yang berada di luar persamaan (model).
3.6.3 Analisa Residu
Persamaan penduga yang terbentuk dengan menggunakan metode backward dapat
a. Asumsi pertama dipenuhi karena dari perhitungan pada tabel 3.21 nilai dari
rata - rata residu = 0
b. Asumsi kedua juga dipenuhi pembuktian asumsi kedua diperoleh dengan
menguji menggunakan Metode Rank Spearman :
= 1- 6
= 1 – 6
= 1 – 6
=
= 0,168
=
=
=
= 0,79
Nilai dari n = 24 dan menggunakan taraf nyata (α) = 0,05 diperoleh nilai dari
adalah = 1,72 sehingga nilai dari < maka asumsi kedua
c. Asumsi ke tiga
Gambar 3.1 Uji heteroskedastisitas
Dari gambar 3.1 terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk
pola tertentu yang jelas. Hal ini berarti tidak terdapat heteroskedasitas pada model
regresi, sehingga model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi faktor apakah
yang sangat mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo berdasarkan
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari empat faktor yang diteliti sebagai faktor yang mempengaruhi meningkatnya
penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo, maka ada dua faktor penduga yang sangat
mempengaruhi yaitu lingkungan pergaulan yang salah dan senang dengan kegiatan
beresiko
Persamaan penduga yang terbentuk dari metode backward adalah
= 62,526 + 1,297 + 1,085
= Lingkungan pergaulan yang salah
= Senang dengan kegiatan beresiko
Berdasarkan pembahasan terhadap penduga tersebut maka, penduga tersebut
1. Persentase yang dijelaskan metode backward adalah 66,09 % dengan hipotesa (taraf nyata) sebesar 5 % yang berarti bahwa variansi nilai yang
dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh adalah 66,09%,
sedangkan sisanya 33,91% dipengaruhi oleh variabel lain yang berada di luar
persamaan (model).
2. Faktor yang paling berpengaruh dari 2 penduga yang ada dalam persamaan
adalah lingkungan pergaulan yang salah dan senang dengan kegiatan beresiko
4.2 Saran
Saran dari penulis adalah dalam menggunakan metode backward sebaiknya men ggunakan variabel yang lebih banyak agar dapat diperlihatkan secara sistematis
DAFTAR PUSTAKA
Antara Ria I Putu. 2012. Jurnal Ekonomi. Peramalan Pemasaran dengan Metode Regresi Terbaik.
Hasan M. Iqbal. 1999. Pokok - Pokok Materi Statistik. PT. Bumi Aksara
Isnaini Dewi. 2012. Jurnal Sains dan Seni. Permodelan Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional di Surabaya Selatan Terkait Keberadaan Supermarket
Iswardono. 2001. Analisa Regresi dan Korelasi. Universitas Gajah Mada
Khairul Saleh. 2010. Jurnal Eksakta Biagrotek. Penyeleksian Variabel dengan Prosedur Regresi Bertahap
N.R drapper and H. Smith. 1992. Analisa Regresi Terapan. edisi kedua. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Paksi Wicaksono. 2010. Jurnal Teknik Informatika. Diagnosa Penyakit Anak Menggunakan Metode Forward dan Backward
Sembiring. R.K. 1995. Analisa Regresi. Bandung : ITB
Sudjana. 1992. Metode Statistika,Tarsito. Bandung
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti. 2011.Analisis Data untuk Riset Manajemen dan bisnis. Medan :USU Press
Tanjung, H. Mastar’Ain. 2009. Pahami Kejahatan Narkoba. Jakarta : Harian Letupan - Indonesia,