• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Berganda Dengan Metode Backward Pada Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Tanah Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Berganda Dengan Metode Backward Pada Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Tanah Karo"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

MENENTUKAN MODEL PERSAMAAN REGRESI LINIER

BERGANDA DENGAN METODE

BACKWARD

PADA

KASUS PENYALAHGUNAAN NARKOBA

DI TANAH KARO

SKRIPSI

RIA DESRINA SARAGIH

110823013

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSETUJUAN

Judul : MENENTUKAN MODEL PERSAMAAN

REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN METODE BACKWARD PADA KASUS

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI TANAH KARO

Kategori : SKRIPSI

Nama : RIA DESRINA SARAGIH

Nomor Induk Mahasiswa : 110823013

Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, 2013

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si Dra. Mardiningsih, M.Si NIP. 195312181980031003 NIP.196304051988112001

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua.

(3)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Berganda dengan Metode Backward pada Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Tanah Karo. Terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Mardiningsih, M.Si selaku Pembimbing 1 dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA-USU dan kepada Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si, selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan skripsi ini. Terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si. Ph.D selaku Ketua Departemen Matematika FMIPA-USU Medan, Dekan FMIPA-USU Bapak Dr. Sutarman, M.Sc dan Pembantu Dekan FMIPA-USU, seluruh staff dan dosen Matematika FMIPA-USU, dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya, tidak terlupakan kepada Orangtua saya Bapak JK. Saragih dan Ibu R. Pintubatu dan keluarga yang selama ini yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

Medan, 2013 Penulis

(4)

ABSTRAK

Narkoba merupakan bahan aditif, yaitu nama segolongan zat alamiah, semi sintetik maupun sintetik. Faktor - faktor yang dianggap berpengaruh terhadap meningkatnya penyalahgunaan narkoba seperti : lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya perhatian orang tua, senang dengan kegiatan beresiko, dan mudahnya mendapatkan narkoba. Dalam tulisan ini menentukan faktor -faktor manakah yang berpengaruh terhadap jumlah meningkatnya penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo. Untuk mendapatkan persamaan regresi berganda tersebut penulis menggunakan metode backward yaitu di mana semua variabel diregresikan dengan variabel .

Pengeliminasian variabel berdasarkan pada nilai dari masing-masing

variabel , dan turut tidaknya variabel tersebut di dalam model didasarkan pada nilai

Persentase determinasi yang dijelaskan metode backward adalah 66,09 %

dengan taraf nyata sebesar 5% dan faktor yang sangat berpengaruh dari penduga yang tinggal dalam persamaan adalah lingkungan pergaulan yang salah

(5)

ABSTRACT

Stands For materials addictive, which is the name of a class of natural substances, synthetic or semi synthetic. Factors that are considered influential to the increasing abuse of drugs such as bad environment, negative parents, happy risk activities, easy to get drugs. Formulation of the problem in this study is a factor which factors affect the amount of increased drug abuse in the field of Karo. To obtain the regression equation using the method the author is backward in which all the variables X, based on the value of each variabel X is a variable that has the smallest value

and co-absence of these variables in the model is based on .

(6)

DAFTAR ISI

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1

2.3 Prosedur Regresi dengan Menggunakan Metode Backward 8 2.3.1 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda 8

2.3.2 Menentukan Nilai masing – masing Variabel X 9

2.3.3 Pemilihan Variabel yang pertama Keluar dari Model 11

2.3.4 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda kedua 12 2.3.5 Pemilihan Variabel kedua Kedua Keluar dari Model 12 2.4 Membentuk Model Penduga 12 2.5 Koefisien Korelasi Determinasi 13

2.6 Pertimbangan Terhadap Penduga 13 2.6.1 Pertimbangan Berdasarkan 13

2.6.2 Pertimbangan Berdasarkan Residu 13

2.7 Pembuktian Asumsi 14

2.7.1 Asumsi Pertama 14

2.7.2 Asumsi Kedua 14

2.7.3 Asumsi Ketiga 15

(7)

3.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 16

3.1.1 Profil Kabupaten Karo 16

3.2 Data 18

3.2.1 Lingkungan Pergaulan yang Salah 18

3.2.2 Kurangnya Perhatian Orangtua 19

3.2.3 Mudahnya Mendapatkan Narkoba 19

3.2.4 Senang Kegiatan Beresiko 20

3.5 PembentukanPenduga 42

3.5.1 Bentuk Persamaan Penduga 42

3.5.2 Koefisien Korelasi Determinasi 42

Bab 4 Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan 46

4.2 Saran 47

(8)

ABSTRAK

Narkoba merupakan bahan aditif, yaitu nama segolongan zat alamiah, semi sintetik maupun sintetik. Faktor - faktor yang dianggap berpengaruh terhadap meningkatnya penyalahgunaan narkoba seperti : lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya perhatian orang tua, senang dengan kegiatan beresiko, dan mudahnya mendapatkan narkoba. Dalam tulisan ini menentukan faktor -faktor manakah yang berpengaruh terhadap jumlah meningkatnya penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo. Untuk mendapatkan persamaan regresi berganda tersebut penulis menggunakan metode backward yaitu di mana semua variabel diregresikan dengan variabel .

Pengeliminasian variabel berdasarkan pada nilai dari masing-masing

variabel , dan turut tidaknya variabel tersebut di dalam model didasarkan pada nilai

Persentase determinasi yang dijelaskan metode backward adalah 66,09 %

dengan taraf nyata sebesar 5% dan faktor yang sangat berpengaruh dari penduga yang tinggal dalam persamaan adalah lingkungan pergaulan yang salah

(9)

ABSTRACT

Stands For materials addictive, which is the name of a class of natural substances, synthetic or semi synthetic. Factors that are considered influential to the increasing abuse of drugs such as bad environment, negative parents, happy risk activities, easy to get drugs. Formulation of the problem in this study is a factor which factors affect the amount of increased drug abuse in the field of Karo. To obtain the regression equation using the method the author is backward in which all the variables X, based on the value of each variabel X is a variable that has the smallest value

and co-absence of these variables in the model is based on .

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Narkoba merupakan bahan aditif yaitu nama segolongan zat alamiah, semi sintetik

maupun sintetik. Narkoba pada prinsipnya adalah zat atau bahan yang dapat

mempengaruhi kesadaran, pikiran, dan perilaku yang dapat menimbulkan

ketergantungan kepada pemakainya. Bila hal terakhir ini terjadi kepada seseorang,

maka dapat dipastikan berakhirlah semua masa depan gemilangnya (Wikipedia bahasa

Indonesia, ensiklopedia bebas).

Dampak kejahatan narkoba akan berimbas kepada seluruh anggota keluarga.

Merusak tatanan dan tata kramayang ada. Seorang anggota keluarga yang menjadi

korban penyalahgunaan narkoba akan membuat susah seisi rumah. Tidak jarang

hilangnya barang - barang berharga dari dalam rumah.Keributan selalu timbul berasal

dari perilaku seorang pecandu narkoba. Tidak jarang dari hilangnya barang - barang

berharga dari dalam rumah, yang kemudian diketahui dicuri dan dijual dengan murah

untuk mendapatkan narkoba oleh salah seorang anggota keluarga(Mastar’ain Tanjung,

2009)

Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, saat ini di Tanah Karo marak

terjadi penyalahgunaan narkoba, bukan hanya dari warga masyarakat saja namun

Kepala Lingkungan dan Pemerintah Daerah juga turut serta dalam melakukan

(11)

banyak pelajar di Tanah Karo bukannya menuntut ilmu ke sekolah sebagaimana

mestinya namun membolos bahkan memakai dan mengedarkan narkoba(www.

beritasumut.com).

Tanah karo merupakan salah satu daerah yang menjadi daerah strategis baik

dalam pengedaran dan penggunaan narkoba karena merupakan tempat singgah

alternatif terdekat baik dari Kota Medan dan Aceh. Tanah Karo menduduki peringkat

kedua penyalahgunaan narkoba di Sumatera Utara setelah Kota Medan dan bukan

merupakan prestasi yang membanggakan namun sangat mengecewakan, dan masalah

narkoba ini sangat mengancam generasi muda di Tanah Karo. Meningkatnya

penyalahgunaan narkobadapatterjadi olehfaktor - faktorseperti pendidikan yang

kurang baik, tekanan ekonomi, kurangnya perhatian keluarga, lingkungan pergaulan,

senang dengan kegiatan beresiko, mudahnya mendapatkan narkoba yang membuat

peluang meningkatnya penyalahgunaan narkoba di Tanah Kar

Berdasarkan faktor - faktor tersebut,maka penulis ingin menganalisa hubungan

antara penyalahgunaan narkoba dengan faktor - faktor yang dianggap berpengaruh

terhadap meningkatnya penyalahgunaan narkoba seperti lingkungan pergaulan yang

salah, kurangnya perhatian orangtua,senang dengan kegiatan beresiko,dan mudahnya

mendapatkan narkoba dengan menggunakan metode backward.Penulis dalam Tugas Akhir ini menggunakan metode backward karena metode backward merupakan metode penentuan model dalam regresi linier berganda di mana dalam metode ini

melakukan penyeleksian variabel. Dengan cara meregresikan semua variabel -

variabel Xdengan variabel Ysehingga akan diperoleh variabel X yang memiliki

pengaruh terbesar pada variabel Y.

Metode backward membahas sejauh mana pengaruh setiap variabel yang ada dalam metode, atau bagaimana pengaruh langsung dari variabel bebas tertentu

terhadap variabel tak bebasnya sehingga melalui metode ini penulis akan menganalisa

faktor apakah yang sangat mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo

menggunakan metode backward. Dari uraian di atas, penulis mengangkat judul “Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Berganda dengan Metode

(12)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1Uji Sampel

Sebagai ketentuan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan

pengambilan data adalah harus diketahui ukuran sampel yang memenuhi untuk di

analisa. Untuk menentukan ukuran sampel yang memenuhi untuk di analisa maka

dilakukan uji kecukupan sampel dengan taraf signifikan α = 0,05

Dengan statistik penguji

= (2.1)

keterangan :

= Ukuran sampel yang di perlukan

= Ukuran sampel pengambilan

= Data yang di uji

kriteria pengujian adalah di terima ≤ N

(13)

Bentuk umum persamaan regresi linier berganda yaitu :

= + + + . . . + (2.2)

Keterangan :

=penduga penyalahgunaan narkoba

= faktor - faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba

= koefisien regresi

2.3 Prosedur Regresi dengan Menggunakan Metode Backward

Metode backward merupakan langkah mundur, semua variabel X diregresikan dengan variabel Y. Pengeliminasian variabel X di dasarkan pada nilai terkecil dan turut

tidaknya variabel X pada model juga ditentukan oleh nilai

2.3.1 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda Lengkap

Menentukan koefisien regresi linier berganda , pada persamaan

= n + + + +…+ (2.3)

Dapat digunakan dengan metode eliminasi dengan rumus sebagai berikut ini:

= + + …+

(2.4)

.

. .

(14)

2.3.2 Menentukan nilai dari masing - masing variabel X

Untuk menentukan nilai dari masing - masing variabel X diperlukan tabel 2.1

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Analisa Variansi

Sumber

KTR (kuadrat total regresi) /

KTS (kuadrat total sisa)

Sisa n - p JKS

JKR (jumlah kuadrat regresi) =

∑ Y + ∑ Y + ∑ Y + ∑ Y+ ∑ Y (2.6)

KTR (kuadrat total regresi)= (2.7)

KTS (kuadrat total sisa) = (2.8)

(15)

{( ∑ + ∑ + ∑ + ∑ + ∑ – ∑ )} (2.9)

keterangan :

n = total sampel

p = jumlah variabel

Kemudian dihitung nilai dari dari masing - masing variabel bebas X

dengan menggunakan tabel 2.2 sebagai berikut ini :

Tabel 2.2 Uji Korelasi Parsial

= (2.10)

keterangan :

KTS (kuadrat total sisa) =

= Koefisien regresi

= Galat taksiran

No

Koefisien

Regresi Galat baku

1

2

3

(16)

2.3.3 Pemilihan Variabel yang Pertama Keluar dari Model

Variabel yang pertama diuji apakah terpilih keluar dari model atau tidak adalah

variabel yang memiliki nilai terkecil pada tabel 2.2, misalnya nilai dari variabel

. Untuk menentukan apakah keluar atau tidak, maka nilai dari nilai variabel

di bandingkan dengan nilai , dengan hipotesa sebagai berikut :

adalahregresi antara Y dan tidak signifikan

adalahregresi antara Y dan signifikan

Keputusan

Bila < maka terima

Bila ≥ maka tolak

2.3.4 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda yang Kedua

Bila ditolak maka proses berakhir dan penduga yang digunakan adalah persamaan

regresi linier berganda lengkap. Sebaliknya jika diterima maka langkah selanjutnya

adalah membentuk persamaan regresi linier berganda yang memuat semua variabel

. Untuk itu prosedur yang dilakukan adalah melakukan pengeliminasian kembali.

2.3.5 Pemilihan Variabel yang Kedua Keluar dari Model.

Untuk memilih variabel yang keluar dari model didasarkan pada nilai dari

(17)

proses ini diulang secara berurutan sampai pada akhirnya nilai terkecil dari

variabel bebas akan lebih besar dari .

2.4 Membentuk Model Penduga

Apabila proses pengeluaran variabel bebas dari persamaan regresi telah selesai, maka

ditetapkan persamaan regresi yang menjadi penduga linier yang diinginkan. Adapun

bentuk persamaan penduga pada metode backward adalah

= + ∑ (2.11)

Keterangan :

= Penduga penyalahgunaan narkoba(variabel tidak bebas)

= Variabel X yang ada pada persamaan

= Koefisien regresi

2.5 Koefisien Korelasi Determinasi (Indeks Determinasi)

Koefisien korelasi determinasi adalah salah satu nilai statistik yang digunakan untuk

mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara variabel dan menyatakan besar

proporsi atau sumbangan dari secara bersama - sama terhadap variasi

atau naik turunnya nilai Y. Koefisien korelasi determinasi dinyatakan dengan .

Harga di peroleh dengan rumus

(18)

Harga yang diperoleh akan sesuai dengan yang dijelaskan masing - masing

variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini berakibat bahwa variabel yang

berpengaruh, sebagai penduga digunakan dalam satuan persen dimana persentase

variasi penduga tersebut adalah : x 100 %

2.6 Pertimbangan Terhadap Penduga

2.6.1 Pertimbangan Berdasarkan

Diterima atau tidaknya suatu penduga yang diperoleh atas besarnya adalah

tergantung yang menilainya atau yang membuat keputusan. Suatu penduga sangat

baik digunakan bila persentase variasi yang dijelaskan sangat besar (mendekati satu)

2.6.2 Pertimbangan Berdasarkan Residu (sisa)

Suatu regresi adalah berarti dan model regresinya cocok apabila ketiga asumsi

dipenuhi. Ketiga asumsi itu dibuktikan dengan analisa residu dari penduga yaitu,

selisih dari respon observasi terhadap hasil keluaran oleh penduga berdasarkan

prediktor observasi

2.7 PembuktianAsumsi

2.7.1 Asumsi Pertama

Rata - rata residu sama dengan nol (0), keberartian dari keadaan ini akan terlihat pada

perhitungan dalam tabel 2.3

(19)

Variansi ( ) , keadaan ini akan diuji melalui uji statistika yaitu uji t dengan terlebih

dahulu menghitung koefisien Rank Spearman dengan membandingkan harga

dengan . Untuk menguji ini, maka data yang diperlukan dengan tabel 2.3 adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.3 Koefisien Korelasi Rank Spearman

No observasi

Penduga ( )

Residu (e)

Rank penduga

Rank residu

1

2

3

(20)

- - - -

- - - -

N

Jumlah

Koefisien Korelasi Rank Spearman :

= 1- 6 (2.13)

Keterangan :

= korelasirank spearman

= perbedaan (selisih) rank diberikan oleh dua karakter yang berbeda.

n = jumlah observasi

Kemudian diuji dengan menggunakan uji t, dengan cara

(2.14)

= (2.15)

keterangan :

n – 2 = derajat kebebasan

α = taraf nyata hipotesa

Dengan membandingkan terhadap maka di peroleh bila

< maka variansi ( = variansi ( ) sehingga variansi seluruh residu

adalah sama.

(21)

Asumsi ini akan dibuktikan dengan plot residu yaitu diagram pencar dari residu. Bila

plot residu menunjukkan pola tertentu yang beraturan maka asumsi dilanggar,

sedangkan bila plot residu menunjukkan pola tidak beraturan maka asumsi dipenuhi

yaitu tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi

layak dipakai untuk memprediksi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini untuk menentukan faktor

dominan pada kasus penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo

1.3 Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah :

1. Menggunakan data sekunder dari Polres Tanah Karo dari tahun 2011 s/d 2012

2. Menggunakan satu variabel tidak bebas yaitu Penyalahgunaan narkoba dan

empat variabel bebas yaitu lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya

perhatian orangtua,senang dengan kegiatanberesiko,dan mudahnya

mendapatkan narkoba

3. Metode yang digunakan untuk menentukan persamaan regresi linier berganda

pada kasus penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo adalah Metode backward. 4. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah untuk menentukan sejauh

mana hubungan fungsional antara variabel - variabel penduga terhadap jumlah

penyalahgunaan narkoba yang dianalisa dengan menggunakan metode backward

(22)

1.5 Tinjauan Pustaka

Regresi dapat ditafsirkan sebagai studi ketergantungan suatu variabel tidak bebas pada

peubah lainnya. Analisa regresi berguna untuk menelaah dua peubah atau lebih dan

terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui sehingga

dalam menerapkannya lebih baik lagi. Dalam penyelesaian persamaan regresi linier

berganda ada berbagai macam metode, misalnya dengan metode backward yaitu menyeleksi variabel dengan cara meregresikan semua variabel - variabel X dan Y

serta mengeluarkan satu demi satu variabelnya (Khairul Saleh, 2010).

Dalam metode backward, dimulai dengan model yang lengkap kemudian variabel bebas akan di evaluasi, jika ada yang tidak signifikan maka akan di keluarkan

yang paling tidak signifikan, dilakukan terus - menerus sampai tidak ada lagi variabel

tidak bebas yang tidak signifikan (Forum Statistik, Deny Kurniawan L

Dengan menggunakan metode backward, setiap variabel X diregresikan dengan variabel Y. Pengeliminasian ini didasarkan pada nilai dari masing -

masing variabel X yaitu variabel yang memiliki nilai terkecil dan turut

tidaknya variabel tersebut di dalam model yang didasarkan pada (Draper, N .

dan Smith, H. 1992).

Model regresi terbaik adalah model yang dapat menjelaskan perilaku variabel

respon dengan sebaik - baiknya dengan memilih variabel penjelas dari sekian banyak

variabel penjelas yang tersedia dalam data (I Putu Ria Antara, 2012)

Pemeriksaan kelinearan regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol

bahwa regresi linear melawan hipotesis tandingannya, sedangkan regresi diperiksa

melalui pengujian hipotesis nol yang menyatakan koefisien-koefisien regresi

(23)

1.6 Metodologi Penelitian

Untuk mendapatkan persamaan regresi linier berganda yang digunakan sebagai

penduga jumlah penyalahgunaan narkoba, maka penulis menggunakan metode

backward dengan langkah - langkah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data yang diperoleh dari Polres Tanah Karo

2. Membentuk persamaan regresi linier berganda. Bentuk umum dari persamaan

penduga adalah :

Ŷ = + + + . . . +

Keterangan :

Ŷ = penduga penyalahgunaan narkoba

= faktor - faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba

= koefisien regresi

n =banyakvariabel yang diteliti

3. Menentukan nilai dari masing - masing variabel dan menentukan hasil

Analisa Variansi dan Uji Korelasi Parsial.

4. Pemilihan variabelyang pertama keluar dari model.

Variabel pertama yang diuji apakah terpilih keluar dari model atau tidak

adalah variabel mempunyai harga F parsial terkecil, dengan hipotesa sebagai

berikut :

Uji Hipotesa :

adalah regresi antara Y dan tidak signifikan

adalah regresi antara Y dan signifikan

Keputusan :

(24)

Bila ≥ maka tolak

Keterangan :

=

diperoleh dari tabel Analisa Variansi pada tabel SPSS

5. Membentuk persamaan regresi linier berganda yang kedua

6. Pemilihan variabel kedua dari model dan seterusnya hingga diperoleh nilai

variabel bebas yang lebih signifikan

7. Menganalisa residu

Persamaan penduga yang terbentuk dengan menggunakan metode backward

dapat menggunakan tabel untuk menganalisa residu.Dalam analisa residu akan

menggunakan Metode Rank Spearman.

= 1- 6 (1.1) Keterangan :

= Metode Rank Spearman

= selisihrank oleh dua karakter yang berbeda.

n = Jumlah observasi

8. Dari hasil perhitungandapat diperoleh kesimpulan untuk memperoleh model

persamaan regresi linier berganda dan faktor yang sangat mempengaruhi

penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo.

BAB 3

PEMBAHASAN

(25)

Bila ≥ maka tolak

Keterangan :

=

diperoleh dari tabel Analisa Variansi pada tabel SPSS

5. Membentuk persamaan regresi linier berganda yang kedua

6. Pemilihan variabel kedua dari model dan seterusnya hingga diperoleh nilai

variabel bebas yang lebih signifikan

7. Menganalisa residu

Persamaan penduga yang terbentuk dengan menggunakan metode backward

dapat menggunakan tabel untuk menganalisa residu.Dalam analisa residu akan

menggunakan Metode Rank Spearman.

= 1- 6 (1.1) Keterangan :

= Metode Rank Spearman

= selisihrank oleh dua karakter yang berbeda.

n = Jumlah observasi

8. Dari hasil perhitungandapat diperoleh kesimpulan untuk memperoleh model

persamaan regresi linier berganda dan faktor yang sangat mempengaruhi

penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo.

BAB 3

PEMBAHASAN

(26)

Penulis menggunakan data sekunder yang di peroleh dari Polres Tanah Karo, adapun

yang diperoleh dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini adalah faktor - faktor yang

mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo.Adapun faktor - faktor yang

mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo adalah sebagai berikut :

3.2.1 Lingkungan Pergaulan yang Salah

Lingkungan sangat mempengaruhi perilaku seseorang dalam kehidupannya, karena

lingkungan yang baik akan menghasilkan seseorang yang berperilaku baik juga.

Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah dapat memicu seseorang menjadi

pemakai bahkan menjadi pengedar gelap narkoba. Menurut informasi yang di peroleh

penulis dari Polres Tanah Karo, lingkungan pergaulan yang salah merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo, lingkungan

pergaulan yang salah dapat melingkupi seperti bergaul dengan teman atau komunitas

yang senang memakai narkoba ini biasanya terjadi dengan berteman pada teman

sebaya, pergi ke tempat yang memiliki transaksi tukar menukar narkoba yang besar

seperti berkunjung ke tempat hiburan seperti kafe, diskotik, karaoke dan tempat -

tempat kumuh seperti pondok - pondok yang dijadikan transaksi, bahkan memiliki

pergaulan yang malas sekolah bahkan putus sekolah, dan hidup dalam lingkungan

yang salah sehingga terbentuklah komunitas yang di rasa cocok dengan si pelaku

penyalahgunaan narkoba tersebut.

Data yang diperoleh pada kasus tindak pidana penyalahgunaan narkoba karena

faktor lingkungan pergaulan yang salah pada Januari 2011 adalah sebanyak 23 kasus

yaitu data yang diperoleh dari tindak pidana narkoba pada tempat - tempat sebagai

tukar - menukar narkoba seperti pondok - pondok kumuh, tempat hiburan malam yang

diakumulasikan setiap bulannya jika ada kasus tindak pidana tersebut.

Menurut teori Waddington, mengenai “develope mental land scape”, jika seorang di tempatkan pada suatu lingkungan tertentu, maka sulitlah bagi kalangan

(27)

mempengaruhi orang tersebut. Dengan demikian untuk mencegah penggunaan

narkoba, maka land scape (lingkungan) harus baik juga. Faktor penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo akibat pergaulan yang salah ini diukur dengan satuan orang

3.2.2 Kurangnya Perhatian Orang tua

Buruknya moral seorang anak dan remaja bisa diakibatkan salah satu kesalahan dari

orang tuanya seperti dalam hal mendidik anak terlalu keras. keluarga yang sedang

bermasalah (broken home). Hal tersebut dapat membuat anak menjadi orang yang temperamental. Kebanyakan dari orang tua tidak memikirkan hal ini, mereka

berasumsi jika mereka menjalani hidup sebagaimana yang sedang mereka jalani,

peran pengasuhan akan terus dengan sendirinya.

Data yang di peroleh Penulis dari Polres Tanah Karobahwasanya kurangnya

perhatian orang tua mempengaruhi penggunaan narkoba di Tanah Karo, banyak dari

orang tua si pengguna narkoba tidak mempedulikan anaknya, sibuk dengan pekerjaan

atau bisnisnya sendiri. Bahkan tidak mau tau akan aktivitas si anak tersebut sehingga

kurangnya pengawasan terhadap si anak tersebut. Informasi yang diperoleh penulis

dari Polres Tanah Karo penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo juga dapat terjadi

karena dari keluarga si pelaku penyalahgunaan tersebut ada yang memakai atau pun

menjadi pengedar baik itu orang tua atau saudaranya sendiri. Faktor penyalahgunaan

narkoba karena kurangnya perhatian orang tua diukur dengan satuan keluarga

Data yang diperoleh pada kasus tindak pidana penyalahgunaan narkoba karena

faktor kurangnya perhatian orangtua pada Januari 2011 sebanyak 36 kasus yaitu

karena orangtua yang sibuk bekerja dan tidak memperdulikan anaknya, orangtua yang

suka memukul anaknya sehingga menjadi pemakai narkoba karena masalah - masalah

dalam keluarga, jumlah kasus ini diakumulasikan setiap bulannya

(28)

Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir

setiap orang dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak

bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa

didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan

genk.Semakin banyak masuknya narkoba melaui bandar udara, pelabuhan-pelabuhan,

bahkan melalui transportasi darat. Menurut informasi yang penulis peroleh dari Polres

Tanah Karo maraknya penggunaan narkoba di Tanah Karo adalah karena begitu

mudahnya mendapatkan narkoba di Tanah Karo, penyebaran pengedar narkoba bukan

hanya di kalangan anak sekolah maupun mahasiswa tetapi, di Kalangan Pejabat dan

Anggota Kepolisian dan TNI juga sudah bertindak sebagai Pengedar Narkoba di

Tanah Karo. Faktor penyalahgunaan narkoba karena mudahnya mendapatkan narkoba

diukur dengan satuan kasus.

Data yang diperoleh pada kasus tindak pidana penyalahgunaan narkoba karena

faktor mudahnya mendapatkan narkoba pada Januari 2011 adalah sebanyak 42 kasus

diperoleh dari jawaban tersangka ketika diintrogasi pihak yang berwajib yaitu

mudahnya mendapatkan narkoba karena sudah begitu banyak akses dan bandar

narkoba. Kasus penyalahgunaan narkoba karena mudahnya mendapatkan narkoba

diakumulasikan setiap bulannya.

3.2.4 Senang Kegiatan Beresiko

Senang kegiatan beresiko merupakan faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan

narkoba di Tanah Karo, bagi orang-orang yang senang dengan kegiatan yang memiliki

resiko tinggi dalam menjalankan aksinya ada yang menggunakan obat terlarang agar

bisa menjadi yang terhebat, penuh tenaga dan penuh percaya diri. Dengan terlihat

hebat maka akan menimbulkan kepuasan diri dalam hidupnya. Di Tanah Karo

kegiatan beresiko banyak sekali di temukan seperti adanya sekelompok orang yang

ikut dalam balap liar, olahraga ekstrim dan kegiatan ekstrim untuk kekebalan tubuh

bahkan menggunakan narkoba untuk lebih percaya diri. Menurut Polres Tanah Karo si

(29)

banyak terjadi di Tanah Karo. Faktor penyalahgunaan narkoba karena senang kegiatan

beresiko di ukur dengan satuan kegiatan.

Data yang diperoleh pada kasus tindak pidana penyalahgunaan narkoba karena

faktor senang dengan kegiatan beresiko pada Januari 2011 diperoleh sebanyak 17

kasus, dan pada Januari 2012 sebanyak 26 kasus, hasil perhitungan tersebut diperoleh

dari akumulasi setiap bulannya

Berdasarkan data yang di peroleh dari Kantor Kepolisian Resort Tanah Karo

Jumlah penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo adalah seperti tabel 3.2

(30)

2 Februari 122 26 28 52 16

SUMBER DATA : POLRES TANAH KARO

Berdasarkan tabel 3.2, maka lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya

perhatian orangtua, mudahnya mendapatkan narkoba dan senang dengan kegiatan

beresiko bersama - sama mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo

sehingga jumlah penyalahgunaan narkoba meupakan variabel tidak bebasdan

lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya perhatian orangtua, mudahnya

mendapatkan narkoba dan senang dengan kegiatan beresiko merupakan variabel bebas

(31)

Faktor Penyalahgunaan Narkoba pada Tahun 2011diperolehsebanyak 118

kasus di Januari 2011 diperoleh dari 23 kasus tindak pidana narkoba karena faktor

lingkungan pergaulan yang salah, 36 kasus karena kurangnya perhatian orangtua,

masalah ekonomi sebanyak 0 kasus, mudahnya mendapatkan narkoba sebanyak 42

kasus, senang kegiatan beresiko sebanyak 17 kasus dan 0 kasus karena malas belajar

dan sekolah. Pada Januari 2012 ada sebanyak 125 kasus diperoleh dari 30 kasus tindak

pidana narkoba karena faktor lingkungan pergaulan yang salah, 45 kasus karena

kurangnya perhatian orangtua, masalah ekonomi sebanyak 2 kasus, mudahnya

mendapatkan narkoba sebanyak 20 kasus, senang kegiatan beresiko sebanyak 26

kasus dan 2 kasus karena malas belajar dan sekolah, demikian selanjutnya data

terdapat pada lampiran

3.3 Pengujian Sampel

Sebagai ketentuan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan

pengambilan data adalah harus diketahui untuk dianalisa. Untuk menentukan ukuran

sampel memenuhi untuk dianalisa, maka dilakukan uji kecukupan sampel dengan taraf

signifikan α = 0.5.

(32)

: Ukuran sampel telah memenuhi syarat

: Ukuran sampel tidak memenuhi syarat

Pengujian sampel dapat dihitung dengan rumus :

= (3.1)

Keterangan :

: Ukuran sampel yang di perlukan

: Ukuran sampel pengambilan

: Data yang di uji

kriteria pengujian : di terima ≤ N

Untuk memudahkan perhitungan maka digunakan tabel 3.3 sebagai berikut ini :

(33)

No ( )

Sehingga dari hasil perhitungan diatas diperoleh :

N = 24

(34)

= 478.541

maka uji sampelnya yaitu :

=

=

=

=

= 10,08

Dengan nilai < N (10,08 < 24) dan sesuai dengan kriteria ujinya, maka diterima

sehingga data inimemenuhi kriteria untuk dianalisa.

3.4 Metode Backward

Drapper dan Smith (1992) menyatakan bahwa salah satu metode pemilihan persamaan

regresi terbaik adalah metode eliminasi langkah mundur (backward). Eliminasi langkah mundur mulai dengan regresi terbesar dengan menggunakan semua variabel

bebas (X) dan secara bertahap mengurangi banyaknya variabel di dalam persamaan

sampai suatu keputusan dicapai untuk menggunakan persamaan yang diperoleh

dengan jumlah variabel tertentu. Metode eliminasi langkah mundur mencoba

memeriksa hanya regresi terbaik yang mengandung sejumlah tertentu variabel bebas

(X).

Langkah awal yakni dengan menghitung koefisien regresi maka terlebih

dahulu dilakukan tabel penggandaan antara variabel yaitu tabel penggandaan suatu

variabel dengan variabel lain.

(35)

Y = Penyalahgunaan narkoba (variabel tidak bebas)

= Lingkungan pergaulan yang salah

= Kurangnya perhatian orangtua

= Mudahnya mendapatkan narkoba

(36)
(37)
(38)

Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis regresi linier berganda dengan

metode backwardpada SPSS 17 adalah sebagai berikut: 1. Klik Analyze.

2. Pilih Regression, Liniear.

3. Masukkan variabel dependen (Y) ke dalam kotak Dependent.

4. Masukkan variabel bebas(X1,X2,X3, danX4) ke dalam kotak Independent.

5. Pada bagian Method, pilih Backward.

6. Pilih Options, kemudian pilih Use Probability of Fpada bagian Stepping Method Criteria, untuk tingkat signifikansi isi 0,05 pada entry dan 0,1 pada

removal. Pilih continue.

7. Pada bagian Statistics, pilih Covariance Matrix dan Collinearity diagnostics. Pilih continue.

8. Pada bagian Plot, masukkan Zpred ke dalam kotak Y dan masukkan Sresid ke dalam kotak X, pilih Histrogram dan Normal probability plot. Pilih continue. 9. Pada bagian Save, pilih Unstandardized Residuals, pilih continue.

10.Pada toolbar menu, pilih Transform, Compute Variable. Ketikkan nama variabel absut pada kotak Target Variable. Pada kotak Function Group pilih

All, lalu muncul Abs pindahkan ke kotak Numeric Expression. Pindahkan

Unstandardized residual ke Numeric Expression. Akan muncul variabel absut di halaman Data View. Kemudian uji variabel absut dengan menjadikannya variabel dependen.

11.Pilih ok.

Sebelum memulai dengan menggunakan SPSS, maka penulis akan menghitung dengan cara manual, dengan menggunakan n = 4 dengan variabel - variabel sebagai

sebagai berikut dalam tabel 3.5.

Y = Penyalahgunaan narkoba (variabel tidak bebas)

= Lingkungan pergaulan yang salah

= Kurangnya perhatian orangtua

(39)

= Senang kegiatan beresiko

.

Tabel 3.5 Penggandaan Suatu Variabel Terhadap Variabel Lain

No

1 118 23 36 42 17 828 966 391 2.714 1.512 612 4.248 714 4.956 2.006 2 122 26 28 52 16 728 1.352 416 3.172 1.456 448 3.416 832 6.344 1.952 3 128 25 32 49 20 800 1.225 500 3.200 1.568 640 4.096 980 6.272 2.560 4 138 20 38 50 25 760 1.000 500 2.760 1.900 950 5.244 1.250 6.900 3.450

(40)

3.4 Perhitungan dengan Menggunakan SPSS

3.5.1 Menghitung Koefisien Regresi Berganda antara dengan

Koefisien regresi berganda antara dengan dapat diperoleh seperti

tabel 3.9berikut ini :

Dari hasil pengolahan SPSS pada tabel 3.9 tersebut maka dapat diperoleh nilai

koefisien regresi dari masing - masing variabel bebasnya yaitu :

= 3,507

= 0,988

Tabel 3.9 Koefisien Regresi berganda antara dengan

Model

(41)

= 0,958

= 0,985

= 1,058

= 3,507 + 0,988 + 0,958 + 0,985 + 1,058

1.5.2 Uji Keberartian Regresi Berganda antara dengan

Uji keberartian Regresi Berganda antara dengan dapat diperoleh

seperti tabel 3.10 berikut ini :

Tabel 3.10Analisa Variansi antara dengan

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 11711.466 4 2927.867 890.181 .000a

Residual 62.492 19 3.289

Total 11773.958 23

a. Predictors: (Constant) : senang kegiatan beresiko, mudahnya mendapatkan narkoba, lingkungan pergaulan yang salah, kurangnya perhatian orangtua

b. Dependent Variable : penyalahgunaan narkoba

Perhitungan melalui SPSS pada tabel 3.6 dengan taraf nyata di pilih 0,05

diperoleh = = 2,80 dan nilai dari = 890,181. Dengan

Hipotesa sebagai berikut :

adalah regresi antara Y dan tidak signifikan

(42)

Karena ≥ maka ditolak, hal ini berarti regresi antara

dengan adalah signifikan dan regresi berarti. Untuk mengetahui berarti

atau tidaknya tiap koefisien maka diuji dengan uji korelasi parsial. Untuk memperoleh

nilai korelasi parsial antara dengan akan diperoleh seperti tabel 3.11.

3.5.3 Uji Korelasi Parsial antara dengan ,

Uji Korelasi Parsial antara dengan , dapat diperoleh seperti tabel 3.11

berikut.

Tabel 3.11 Uji Korelasi Parsial antara dengan ,

(43)

Sig.

(2-**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari output pada tabel 3.11 dapat diperoleh :

1. Koefisien korelasi antara lingkungan pergaulan yang salah (X1) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,837 yang berarti hubungan

antara variabel X1 dan Y erat dan signifikan. Signifikansi koefisien korelasi

tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α

(44)

2. Koefisien korelasi antara kurangnya perhatian orang tua (X2) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,707 yang berarti hubungan

antara variabel X2 dan Y erat dan signifikan. Signifikansi koefisien korelasi

tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α

(0,000 < 0,05).

3. Koefisien korelasi antara mudahnya mendapatkan narkoba (X3) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y)adalah sebesar 0,158 yang berarti hubungan

antara variabel X3 dan Y sangat tidak erat dan tidak signifikan. Signifikansi

koefisien korelasi tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih besar dari α (0,461 > 0,05).

4. Koefisien korelasi antara senang dengan kegiatan beresiko (X4) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,439 yang berarti hubungan

antara variabel X4 dan Yeratdansignifikan. Signifikansi koefisien korelasi

tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α (0,032< 0,05).

Untuk mendapatkan faktor apakah yang memiliki nilai terkecil keluar

dari model persamaan maka dapat dihitung dengan mencari ANOVA antara Y dengan

(45)

yang Salah Within

Dengan taraf nyata yang dipilih 0,05 maka dari daftar distribusi F diperoleh

= 3,42 dan nilai F pada tabel 3.12 yang terkecil adalah 0,857 ( , hal ini

berarti faktor mudahnya mendapatkan narkoba ( keluar dari model persamaan

(46)

3.5.4 Menghitung Koefisien Regresi Berganda dan ,

Koefisien regresi berganda antara dengan dapat diperoleh seperti tabel

3.13 berikut ini :

Tabel 3.13 Koefisien Regresi berganda antara dengan

Model

Dependent Variable: Penyalahgunaan Narkoba

Dari hasil pengolahan SPSS pada tabel 3.13 tersebut maka dapat diperoleh

nilai koefisien regresi dari masing - masing variabel bebasnya yaitu :

= 50,717

= 1,040

= 0,579

(47)

= 50,717 + 1,040 + 0,579 + 1,065

3.5.5 Uji Keberartian Regresi Berganda antara dengan

Uji keberartian Regresi Berganda antara dengan dapat diperoleh

seperti tabel 3.14 berikut ini :

Tabel 3.14 Analisa Variansi antara dengan

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 10323.879 3 3441.293 47.463 .000a

Residual 1450.080 20 72.504

Total 11773.958 23

Predictors: (Constant) : senang kegiatan beresiko, kurangnya perhatian orangtua, lingkungan pergaulan yang salah

Dependent Variable : penyalahgunaan narkoba

Perhitungan melalui SPSS pada tabel 4.0 dengan taraf nyata di pilih 0,05

diperoleh = = 3,03 dan nilai dari = 47,463. Dengan Hipotesa

sebagai berikut :

(48)

adalah regresi antara Y dan signifikan

Karena ≥ maka ditolak, hal ini berarti regresi antara

dengan adalah signifikan dan regresi berarti. Untuk mengetahui berarti

atau tidaknya tiap koefisien maka diuji dengan uji korelasi parsial. Untuk memperoleh

nilai korelasi parsial antara dengan akan diperoleh seperti tabel 3.15

3.5.6 Uji Korelasi Parsial antara dengan ,

Uji Korelasi Parsial antara dengan dapat diperoleh seperti tabel 3.15

berikut.

Tabel 3.15 Uji Korelasi Parsial antara dengan ,

Correlations

Coefficient 1.000 .837

**

.707** .439*

Sig.

(49)

N 24 24 24 24

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari output pada tabel 3.15dapat diperoleh :

1. Koefisien korelasi antara lingkungan pergaulan yang salah (X1) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,837 yang berarti hubungan

antara variabel X1 dan Y erat dan signifikan. Signifikansi koefisien korelasi

tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α

(0,000 < 0,05).

2. Koefisien korelasi antara kurangnya perhatian orang tua (X2) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,707 yang berarti hubungan

(50)

tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α

(0,000 < 0,05).

3. Koefisien korelasi antara senang dengan kegiatan beresiko (X4) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,439 yang berarti hubungan

antara variabel X4 dan Yeratdansignifikan. Signifikansi koefisien korelasi

tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α (0,032< 0,05).

Untuk mendapatkan faktor apakah yang memiliki nilai terkecil keluar

dari model persamaan maka dapat dihitung dengan mencari ANOVA antara Y dengan

(51)

Dengan taraf nyata yang dipilih 0,05 maka dari daftar distribusi F diperoleh

= 3,42 dan nilai F pada tabel 3.16 yang terkecil adalah 1,075 ( , hal ini

berarti faktor kurangnya perhatian orangtua ( keluar dari model persamaan regresi.

3.5.7 Menghitung Koefisien Regresi Berganda antara dan ,

Koefisien regresi Berganda antara dan , dapat diperoleh seperti tabel 3.17

berikut ini :

Tabel 3.17Koefisien Regresi berganda antara dengan ,

Model

Dependent Variable : penyalahgunaan narkoba

Dari hasil pengolahan SPSS pada tabel 3.17 maka dapat diperoleh nilai

koefisien regresi dari masing - masing variabel bebasnya yaitu :

= 62,526

= 1,297

= 1,085

(52)

3.5.8Uji Keberartian Regresi Berganda antara dengan

Uji keberartian Regresi Berganda antara dengan dapat diperoleh seperti tabel

3.18 berikut ini :

Tabel 3.18 Analisa Variansi antara dengan

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 10013.651 2 5006.825 59.730 .000a

Residual 1760.307 21 83.824

Total 11773.958 23

Predictors: (Constant) : senang kegiatan beresiko, lingkungan pergaulan yang salah

Dependent Variable : penyalahgunaan narkoba

Perhitungan melalui SPSS pada tabel 3.18 dengan taraf nyata di pilih 0,05

diperoleh = = 3,42 dan nilai dari = 59,730. Dengan Hipotesa

sebagai berikut :

adalah regresi antara Y dan tidak signifikan

adalah regresi antara Y dan signifikan

Karena ≥ maka ditolak, hal ini berarti regresi antara

dengan adalah signifikan dan regresi berarti. Untuk mengetahui berarti atau

tidaknya tiap koefisien maka diuji dengan uji korelasi parsial. Untuk memperoleh nilai

korelasi parsial antara dengan akan diperoleh seperti tabel 3.19

(53)

Tabel 3.19Uji Korelasi Parsial antara dengan

Coefficient 1.000 .837

**

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari output pada tabel 3.19dapat diperoleh :

1. Koefisien korelasi antara lingkungan pergaulan yang salah (X1) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,837 yang berarti hubungan

antara variabel X1 dan Y erat dan signifikan. Signifikansi koefisien korelasi

tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α

(0,000 < 0,05).

2. Koefisien korelasi antara senang dengan kegiatan beresiko (X4) dengan

penyalahgunaan narkoba (Y) adalah sebesar 0,439 yang berarti hubungan

(54)

tersebut ditandai dengan nilai signifikansi (Sig.(2-tailed)) lebih kecil dari α (0,032< 0,05).

Untuk mendapatkan faktor apakah yang memiliki nilai terkecil keluar

dari model persamaan maka dapat dihitung dengan mencari ANOVA antara Y dengan

pada tabel 3.20

Tabel 3.20ANOVA antara Y dengan ,

Sum of

Dengan taraf nyata yang dipilih 0,05 maka dari daftar distribusi F diperoleh

= 3,42 dan nilai F pada tabel 3.20 yang terkecil adalah 1,097 ( , hal ini

berarti faktor senang kegiatan beresiko ( keluar dari model persamaan regresi.

3.6 Pembentukan Penduga

3.6.1 Bentuk Persamaan Penduga

Diantara empat variabel yang diteliti ternyata hanya 2 variabel yang termasuk

kedalam persamaan penduga yaitu dan maka berikutnya akan diperoleh

(55)

Persamaan penduga yang terbentuk dengan menggunakan metode backward

yang di peroleh dari persamaan regresi ganda antara Y dan dan adalah

= 62,526 + 1,297 + 1,085

3.6.2 Koefisien Korelasi Determinasi

Koefisien korelasi determinasi yang terbentuk oleh metode backward adalah

= x 100%

= x 100%

= 66,09 %

Ini artinya bahwa variasi nilai Y yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi

yang diperoleh adalah 66,09%, sedangkan sisanya 33,91% dipengaruhi oleh variabel

lain yang berada di luar persamaan (model).

3.6.3 Analisa Residu

Persamaan penduga yang terbentuk dengan menggunakan metode backward dapat

(56)
(57)

a. Asumsi pertama dipenuhi karena dari perhitungan pada tabel 3.21 nilai dari

rata - rata residu = 0

b. Asumsi kedua juga dipenuhi pembuktian asumsi kedua diperoleh dengan

menguji menggunakan Metode Rank Spearman :

= 1- 6

= 1 – 6

= 1 – 6

=

= 0,168

=

=

=

= 0,79

Nilai dari n = 24 dan menggunakan taraf nyata (α) = 0,05 diperoleh nilai dari

adalah = 1,72 sehingga nilai dari < maka asumsi kedua

(58)

c. Asumsi ke tiga

Gambar 3.1 Uji heteroskedastisitas

Dari gambar 3.1 terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk

pola tertentu yang jelas. Hal ini berarti tidak terdapat heteroskedasitas pada model

regresi, sehingga model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi faktor apakah

yang sangat mempengaruhi penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo berdasarkan

(59)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari empat faktor yang diteliti sebagai faktor yang mempengaruhi meningkatnya

penyalahgunaan narkoba di Tanah Karo, maka ada dua faktor penduga yang sangat

mempengaruhi yaitu lingkungan pergaulan yang salah dan senang dengan kegiatan

beresiko

Persamaan penduga yang terbentuk dari metode backward adalah

= 62,526 + 1,297 + 1,085

= Lingkungan pergaulan yang salah

= Senang dengan kegiatan beresiko

Berdasarkan pembahasan terhadap penduga tersebut maka, penduga tersebut

(60)

1. Persentase yang dijelaskan metode backward adalah 66,09 % dengan hipotesa (taraf nyata) sebesar 5 % yang berarti bahwa variansi nilai yang

dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh adalah 66,09%,

sedangkan sisanya 33,91% dipengaruhi oleh variabel lain yang berada di luar

persamaan (model).

2. Faktor yang paling berpengaruh dari 2 penduga yang ada dalam persamaan

adalah lingkungan pergaulan yang salah dan senang dengan kegiatan beresiko

4.2 Saran

Saran dari penulis adalah dalam menggunakan metode backward sebaiknya men ggunakan variabel yang lebih banyak agar dapat diperlihatkan secara sistematis

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Antara Ria I Putu. 2012. Jurnal Ekonomi. Peramalan Pemasaran dengan Metode Regresi Terbaik.

Hasan M. Iqbal. 1999. Pokok - Pokok Materi Statistik. PT. Bumi Aksara

Isnaini Dewi. 2012. Jurnal Sains dan Seni. Permodelan Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional di Surabaya Selatan Terkait Keberadaan Supermarket

Iswardono. 2001. Analisa Regresi dan Korelasi. Universitas Gajah Mada

Khairul Saleh. 2010. Jurnal Eksakta Biagrotek. Penyeleksian Variabel dengan Prosedur Regresi Bertahap

N.R drapper and H. Smith. 1992. Analisa Regresi Terapan. edisi kedua. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Paksi Wicaksono. 2010. Jurnal Teknik Informatika. Diagnosa Penyakit Anak Menggunakan Metode Forward dan Backward

Sembiring. R.K. 1995. Analisa Regresi. Bandung : ITB

Sudjana. 1992. Metode Statistika,Tarsito. Bandung

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti. 2011.Analisis Data untuk Riset Manajemen dan bisnis. Medan :USU Press

Tanjung, H. Mastar’Ain. 2009. Pahami Kejahatan Narkoba. Jakarta : Harian Letupan - Indonesia,

(62)

Gambar

Tabel 2.1 Analisa Variansi
Tabel 2.2 Uji Korelasi Parsial
Tabel 2.3 Koefisien Korelasi Rank Spearman
Tabel 3.4 Penggandaan Suatu Variabel Terhadap Variabel Lain
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan maha penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunana skripsi

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul