• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN Kerja Praktek Pengendalian MUTU dan K3 BAB IV Pengendalian Mutu dan K3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAPORAN Kerja Praktek Pengendalian MUTU dan K3 BAB IV Pengendalian Mutu dan K3"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENGENDALIAN MUTU dan K3

A.Uraian Umum

Dalam sebuah proyek, pengendalian dan pengawasan tersebut harus selalu ada dan diutamakan, sebab menyangkut berhasil tidaknya proyek tersebut. Secara umum pengendalian terseb ut meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Penentuan standar, yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai hasil pekerjaan dari segi kualitas dan ketepatan waktu.

2. Pemeriksaan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan hasil pekerjaan.

3. Perbandingan, yaitu membandingkan hasil pekerjaan yang telah diketahui dan dicapai dengan rencana yang ditentukan. Dari perbandingan ini dapat diketahui apakah pelaksanaan proyek berjalan lancar atau justru mengalami keterlambatan.

4. Tindakan korektif, yaitu mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek. Bila terjadi ketidaksesuaian atara perencanaan dengan pelaksanaan teknis di lapangan, perlu untuk melakukan koreksi dan pemecahan dari permasalahan yang ada.

B. Pengendalian Proyek

“Manajemen Proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh, manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem dan hirarki (arus kegiatan) vertikal maupun horizontal.”

Pengendalian proyek merupakan usaha sistematik perusahaan untuk mencapai keberhasilan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengkoreksi perbedaan yang penting.

(2)

penyimpangan. Identifikasi dilakukan dengan membandingkan jumlah biaya yang sesungguhnya dikeluarkan dengan anggaran, sedangkan untuk jadwal dianalisis kurun waktu yang telah dipakai dibandingkan dengan perencanaan. Dengan demikian, apabila terjadi penyimpangan antara rencana dan kenyataan serta mendorong untuk mencari sebab-sebabnya. Dalam setiap rapat koordinasi proyek, akan selalu dipertanyakan bagaimana kemajuan pelaksanaan kegiatan terakhir, apakah pengeluaran melebihi anggaran atau kemajuan sesuai dengan jadwal. Untuk setiap pelaporan, dikumpulkan informasi mengenai status akhir kemajuan proyek dengan menghitung persentase instalasi yang diselesaikan kemudian dibandingkan dengan perencanaan dan penggunaan sumber daya manusia serta anggaran.

Pengendalian proyek konstruksi pada Proyek Pondok Indah Residences ini terdiri dari beberapa jenis pengendalian yakni pengendalian biaya, pengendalian jadwal, pengendalian mutu dan pengendalian K3.

Gambar 8. Cakupan Pengendalian Proyek (Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

P

e

n

g

e n

d

a l

i a n

P

r o

y e k

P

e

n

g

e n

d

a l

i a n

B

i a

y a

P

e

n

g

e n

d

a l

i a n

J a d

w

a l

P

e

n

g

e n

d

a l

i a n

M

u

t u

P

e

n

g

e n

d

a

l i a

n

(3)

C. Pengendalian Biaya (Cost Control)

Pengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang telah dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai. Besarnya biaya ini dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disusun. Dari pembandingan ini, dapat diketahui apabila pada pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut terjadi pembengkakan biaya sehingga dapat dilakukan evaluasi biaya. Alur pembayaran juga perlu diawasi agar penyampaian dana sesuai dengan pembayaran yang benar.

Pengendalian biaya meliputi proses-proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek selesai dengan dana yang telah disepakati. Pengendalian biaya tidak hanya merupakan pemantauan/pemonitoran biaya dan perekaman jumlah data, tetapi juga analisa data agar tindakan koreksi dapat dilakukan sebelum terlambat. Pengendalian biaya dilakukan oleh seluruh personil baik dalam struktur organisasi manajemen proyek Owner maupun Kontraktor Utama. Namun demikian didalam manajemen proyek Owner harus bertanggung jawab terhadap pengendalian biaya proyek, termasuk manajemen pendanaan, persetujuan dan pembayaran tagihan dari Kontraktor Utama serta pengendalian dana/budget. Metode pengendalian biaya harus secara jelas didefinisikan dan diimplementasikan.

Fungsi dari pengendalain biaya agar dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) tidak membengkak dalam pelaksanaannya. Adanya pembengkakkan maka perlunya evaluasi biaya.

Salah satu penyebab terjadi pembengkakkan biaya adalah adanya kesalahan dalam pelaksanaan di lapangan sehingga membutuhkan perbaikan yang tentu saja menambah biaya dari segi biaya material maupun tenaga kerja, maka untuk menghindari adanya pembengkakkan biaya yaitu dengan cara melakukan pelaksanaan di lapangan dengan baik dan hati-hati.

(4)

D. Pengendalian Jadwal (Schedule Control)

Pengendalian jadwal berdasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran proyek. Agar dapat berlangsung tepat waktu, maka time schedule digunakan sebagai kontrol untuk mengatur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaannya. Sehingga pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat terjadwal dengan baik, sehingga kemungkinan keterlambatan dapat diperkecil.

Pengendalian jadwal meliputi proses-proses yang diperlukan untuk memastikan penyelesaian pembangunan tepat waktu. Mengatur pembangunan proyek dengan waktu yang tepat, sesuai biaya yang disetujui serta performance

yang baik sangat sulit dilakukan.

1) Master Schedule

Untuk menghindari adanya keterlambatan pelaksanaan maka perlunya pengendalian waktu yang berdasarkan pada time schedule

pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada cost. Maka untuk mempermudah pelaksanaan dilapangan, manager

sebaiknya membuat schedule yang lebih sederhana akan tetapi tetap mengacu pada time schedule yang dikeluarkan oleh engineering sebab tidak semua paham akan pembacaan master schedule. Agar dapat berlangsung tepat waktu, maka time schedule digunakan sebagai kontrol untuk mengatur tingkat prestasi pekerjaan dengan lama pelaksanaannya. Sehingga pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat terjadwal dengan baik, sehingga kemungkinan keterlambatan dapat diperkecil.

Manfaat dari time schedule antara lain :

a) Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan waktu dan pelaksanaan tiap pekerjaan yang dilaksanakan.

(5)

c) Sebagai tolak ukur kemajuan pekerjaan di setiap harinya, sehingga

progress report setiap waktu dapat dilihat.

d) Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap pelaksanaan pekerjaan.

Setiap item pekerjaan pada time schedule mempunyai prosentase bobot sendiri-sendiri sedangkan Time schedule menyatakan pembagian waktu terperinci untuk setiap jenis pekerjaan, mulai dari permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga kumulatif prosentase bobot pekerjaan ini akan membentuk kurve S. Untuk kurva S terdiri dari kurva S rencana dan kurva S realisasi.

Fungsi kurva S adalah :

a. Menentukan waktu penyelesaian tiap bagian pekerjaan proyek. b. Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.

c. Mengetahui progress pekerjaan yang dihasilkan dilapangan dengan perencanaan, sehingga dapat menjadi bahan evaluasi.

Gambar 9 . Kurva S

(6)

2) Progress Report

a. Laporan Harian (oleh Kontraktor)

Laporan harian disusun setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana proyek dalam hal ini kontraktor utama (PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk) melakukan tugasnya dalam mempertanggung jawabkan terhadap apa yang telah dilaksanakan serta mengetahui hasil kemajuan pekerjaannya apakah sesuai dengan rencana atau tidak laporan harian ini dibuat untuk memberikan informasi bagi pengendali proyek dan pemberi tugas melalui direksi tentang kemajuan dan perkembangan proyek yang dilakukan setiap hari dapat dipantau meliputi:

1) Jumlah dan macam keahlian tenaga-tenaga sub kontraktor dan kontraktor yang bekerja di lapangan.

2) Jumlah dan jenis material, bahan perlengkapan yang masuk di lapangan.

3) Jenis kegiatan yang dilakukan di lapangan.

b. Laporan Mingguan (oleh kontraktor kepada Manajemen Konstruksi) Laporan Mingguan (oleh kontraktor kepada Manajemen Konstruksi) meliputi:

1) Prestasi kemajuan pekerjaan di lapangan.

2) Rencana dan program kerja kontraktor pada minggu berikutnya 3) Memberikan alasan-alasan apabila tidak dipenuhinya

persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan dan spesifikasi atau sebab-sebab terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.

4) Masalah-masalah lain yang mempengaruhi pelaksanaan terutama yang diperkirakan dapat mengakibatkan hambatan.

c. Laporan Bulanan (oleh Manajemen Konstruksi kepada owner)

(7)

1) Penjelasan umum

2) Keputusan-keputusan, instruksi penting. 3) Hasil-hasil peninjauan

4) Masalah-masalah yang berkaitan dengan perencanaan 5) Masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan

6) Masalah-masalah yang berkaitan dengan pengadaan maupun peralatan

7) Rencana dan target baru

8) Foto-foto pelaksanaan dengan penjelasannya 9) Masalah masalah lain

d. Rapat Mingguan

Membicarakan masalah-masalah yang timbul, serta penyelesaian dari masalah minggu sebelumnya. Disini Owner, Menejement Konstruksi, Kontraktor dan sub kontaktor berkumpul untuk membahas permasalahan tersebut dan penyelesaiannya.

Proyek Apartemen Pondok Indah Residences memiliki jadwal rapat mingguan seperti ini :

1) Hari Senin : Rapat internal

2) Hari Rabu : Rapat dengan Owner/Menejemen Konstruksi 3) Hari Jum’at : Rapat dengan Subkon/Mandor

E. Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting, sebab akan menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan apakah telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Tinjauan pengendalian dalam proyek yang harus diperhatikan adalah pengendalian mutu bahan dan peralatan, pengendalian tenaga kerja, pengendalian waktu, biaya serta pengendalian kesehatan keselamatan kerja (K3).

(8)

Terdapat standar mutu bahan yang digunakan sebagai acuan standar dalam Proyek Pembangunan Apartemen Pondok Indah Residences, diantarnya adalah :

a. Peraturan Beton-bertulang Indonesia (PBI) tahun 1991 yang diterbitkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia, SK-SNI. T-45-1991-03;

b. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1961 yang diterbitkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia;

c. Peraturan Perencanaan Baja Indonesia 1984

d. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982, NI-3

e. SII, PBI, PPBBI, PKKI, PUIL, (General Building Standards & Facilities) f. American Concrete Institute (ACI)

g. American Standard for Testing and Material (ASTM)

Gambar 10. Cakupan Pengendalian Mutu (Sumber : Hasil Analisis, 2015)

1. Pengendalian Mutu Bahan

Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan dalam spesifikasi yang telah direncanakan, sehingga

P e n g e n d a lia

n M u tu

P e n g e n d a lia n M u tu B a h a n

P e n g e n d a lia n M u tu B e to n P e n g e n d a li

a n M u tu P e la k s a n a

a n P e n g e n d a lia n

M u tu S D M a ta u Te n a g a

K e rja P e n g e n d a

(9)

pengendalian mutu bahan sangatlah penting akan keberhasilan pembangunan dalam suatu proyek.

a. Agregat Halus

Agregat yang akan digunakan untuk bahan beton dari pihak

batching plan akan dilakukan uji lab apakah memenuhi syarat atau tidak dan dari pihak pelaksana akan meminta hasil tes tersebut. Jika dilakukan secara kasat mata, untuk mengetahui pasir tersebut bagus dengan cara menggenggam jika menggumpal berarti pasir tersebut tidak bagus.

Agregat halus yang digunakan pada proyek Pondok Indah

Residences berasal dari PT. Holcim yang diproses di Batching plan milik PT. Holcim itu sendiri. Selain untuk penggunaan campuran beton, agregat halus di proyek Pondok Indah Residences mempunyai fungsi lain yaitu sebagai campuran dalam pembuatan lantai kerja. Agregat yang digunakan sebagai lantai kerja ini berasal dari PT Bima Sejati dan PT Mitra Mulya Adapun syarat – syarat dalam agregat halus pada proyek diantaranya sebagai berikut :

1) Butiran-butiran pasir kasar, tajam dan keras, harus bersifat kekal (tidak hancur karena pengaruh cuaca).

2) Pasir terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam. 3) Pasir tidak boleh mengandung lumpur dari 5 %

4) Pasir tidak boleh mengandung zat organik terlalu banyak.

5) Pasir laut tidak boleh digunakan di dalam semua mutu beton, kecuali dengan menggunakan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

(10)

Gambar 11. Pasir

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

b. Agregat Kasar (kerikil)

Syarat-syarat dari agregat kasar pada proyek Pondok Indah Residences

adalah sebagai berikut :

1) Peraturan umum pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956) 2) Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971)

3) Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous.

4) Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran-kotoran lainnya).

5) Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil/split sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.

6) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %. 7) Agregat kasar disyaratkan memiliki kehausan kurang dari 40 % 8) Agregat kasar tidak boleh mengandung mengandung zat-zat yang

dapat merusak beton.

9) Mendapat Persetujuan Perencana/Pengawas.

(11)

diperhatikan adalah agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.

Agregat kasar yang digunakan pada proyek Pondok Indah

Residences menggunakan agregat kasar berupa kerikil/split 1-2 berasal dari PT. Holcim itu sendiri yang diproses Batching plan milik PT. Holcim itu sendiri.

Ada beberapa Agregat Kasar seperti batu kali yang digunakan dalam proyek ini untuk pembuatan bekisting pada proses pelaksanaan pengerjaan matt foundation. Batu kali pada proyek Pondok Indah

Residences ini berasal dari PT Bima Sejati dan PT Mitra Mulya.

Gambar 12. Batu Kali (Sumber :Dokumentasi Pribadi, 2015)

c. Semen

Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi, antara lain digunakan untuk pasangan batu bata, pembuatan

grouting dan plesteran. Pada proyek Pondok Indah Residences ini digunakan semen portland tipe I yang berasal dari PT. Indocement dan untuk pembuatan beton atau proses pengecoran, semen atau beton yang digunakan pada Proyek Pondok Indah Residences ini berasal dari PT Holcim dengan menggunakan tambahan zat adiktif berupa fly ash dan

(12)

1) Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1972) 2) Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971)

3) Mempunyai sertifikat uji (test sertificate) 4) Mendapat Persetujuan Perencana/Pengawas.

Acuan standar SNI 15-7064-2004 adalah pada semen portland

komposit yang telah ditambahkan bahan anorganik material tertentu atau kombinasinya guna mendapatkan karakteristik semen yang diinginkan. Berikut pengaruh yang diberikan mineral aditif terhadap karakteristik semen antara lain :

1) Kalsium karbonat

Memberikan dampak pada penurunan bleeding pada sifat campuran segar dan meningkatkan workability sehingga mudah dikerjakan, mengurangi kebutuhan air dan pengaruh pada beton keras (yakni mengurangi retak, memperbaiki homogenitas campuran akibat turunnya segregasi)

2) Abu terbang (Fly Ash)

Memberikan pengaruh pada penambahan kuat tekan akhir (setelah 28 hari) meskipun akan menurunkan laju perkembangan kuat tekan pada umur awal, memperlambat waktu ikat dan memperbaiki ketahanan terhadap sulfat, abu terbang (Fly Ash)

berasal dari Holcim.

3) Silica Fume

Memberikan pengaruh pada penurunan bleeding, meningkatkan

cohesiveness dan relatif tidak berpengaruh terhadap perkembangan kuat tekan.

Standar ini membagi semen menjadi lima jenis menurut acuan standar SNI 15-7064-2004 sebagai berikut :

1) Jenis I

Yaitu semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus yang diisyaratkan pada semen jenis lainnya.

(13)

Yaitu semen Portland yang penggunaannya memerlukan ketahanan pada sulfat atau kalor hidrasi sedang.

3) Jenis III

Yaitu semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi. 4) Jenis IV

Yaitu semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kalor hidrasi rendah.

5) Jenis V

Yaitu semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat.

Perlu diingat karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan mempengaruhi mutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan dalam penyimpanan (diberi alas kayu) serta perlu adanya pengaturan penggunaan semen secara teliti, sehingga dalam hal ini semen lama harus dipergunakan terlebih dahulu.

Gambar 13. Semen

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

d. Air

(14)

bahan-bahan kimia, juga tidak mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton atau tulangan. Air yang mengandung garam (air laut) sama sekali tidak diperkenankan untuk dipakai. Pada umumnya air yang memenuhi persyaratan air minum dapat dipakai. Apabila dipandang perlu, air yang akan dipergunakan dapat diperiksa dulu dalam laboratorium bahan bangunan.

Menurut SNI Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SK SNI 03-xxxx-2002. Air yang yang baik untuk pembuatan beton harus memenuhi kreteria sebagai berikut :

1) Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.

2) Air pencampur yang digunakan pada beton pra tegang atau pada beton yang didalamnya tertanam logam alumunium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.

Tabel 7. Persentase minimum klorida pada beton

Jenis Komponen Struktur Ion klorida terlarut (Cl) pada beton persen terhadap

berat semen

Beton prategang 0,06

Beton bertulang yang terpapar

lingkungan klorida selama masa layannya 0,15

Beton bertulang yang dalam kondisi kering atau terlindung dari air selama masa

layannya

1

Konstruksi beton 0,3

Sumber : SK SNI 03-xxxx-2002

3) Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali ketentuan berikut terpenuhi :

a) Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama. b) Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar

(15)

harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90 % dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis (menggunakan specimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm) (ASTM C109).

Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat (mengandung minyak, asam, alkali, garam– garam, bahan–bahan organis atau bahan–bahan lain yang merusak beton dan baja tulangan). Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. Bila mana mungkin menggunakan air PDAM. Pada proyek Pondok Indah Residences ini menggunakan air tanah yang berasal dari Proyek ini sendiri yang digunakan untuk semua pekerjaan.

e. Bahan Tambah

Secara umum bahan tambah yang digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi

(chemical admixture) dan bahan tambah yang bersifat mineral (additive).

Admixture adalah bahan atau zat kimia yang ditambahkan didalam adukan beton pada tahap mula-mula sewaktu beton masih segar. Jika ditinjau dari fungsinya, menurut ASTM membagi bahan tambah untuk beton membagi 7 jenis :

1) Tipe A (Water Reducing Admixture)

Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi air pengaduk, untuk menghasilkan beton denagn konsistensi tertentu. Dengan pemakaian bahan tambah ini faktor air semen menjadi rendah pada tingkat kecelakan (workability) yang sama.

(16)

Bahan tambahan yang dapat memperlambat proses pengerasan adukan beton, sehingga beton tidak cepat mengeras.

3) Tipe C (Accelerating Admixture)

Jenis bahan tambah yang dapat mempercepat proses pengikatan dan pengerasan adukan beton.

4) Tipe D (Water Reducing and Retarding Admixture)

Jenis bahan tambahan yang berfungsi ganda, yaitu untuk mengurangi penggunaan air tetapi tetap memperoleh adukan beton dengan konsistensi tertentu dan memperlambat proses pengikatan dan pengerasan adukan beton.

5) Tipe E (Water Reducing, and Accelerating Admixture)

Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda, yaitu untuk menguarangi penggunaan air dalam adukan dan mempercepat proses pengikatan dan pengerasan adukan beton.

6) Tipe F (Water Reducing, High Range Admixture)

Bahan tambah jenis ini yaitu bahan tambah yang dipergunakan untuk menghasilkan adukan beton dengan konsistensi tertentu sebanyak 12% atau lebih.

7) Tipe G ( Water Reducing)

Bahan Tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pencampur adukan beton yang diperlukan, untuk mengasilkan adukan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau lebih dan juga untuk menghambat pengikatan beton.

Proyek Pondok Indah Residences menggunakan bahan tambah (admixture) yang disebut Superplasticizier. Bahan ini mengurangi jumlah air yang dipakai, untuk mendapatkan workability (flowing concrete) yang baik. Jika jumlah air tetap dan FAS tetap maka kebutuhan akan semen menjadi minimum. Hal tersebut akan sangat menghemat biaya karena mudah dikerjakan dengan tenaga yang sedikit. Beton semcam ini disebut dengan self-beveling concrete. Flowing concrete

mempunyai sifat kohesif yang baik dan tidak menunjukan segregation

(17)

retardation ini adalah generasi ke IV – superplasticizer dari sikament-PMI-3.

f. Besi Baja Tulangan

Baja tulangan pada konstruksi beton bertulang berfungsi untuk menahan tegangan tarik. Beton memiliki kuat tekan yang tinggi sementara lemah dalam menahan tegangan tarik.

Berdasarkan bentuknya baja tulangan terdiri dari dua jenis yaitu: 1) Baja tulangan polos.

Baja tulangan polos yaitu baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak bersirip. Biasa disingkat dengan BJTP. 2) Baja tulangan ulir/deform.

Baja tulangan ulir adalah baja tulangan yang berbentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memajang untuk meningkatkan daya lekat tulangan baja dengan beton. Biasa disingkat dengan BJTD.

Mutu baja tulangan yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1) Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak retak atau mengelupas.

2) Mempunyai penampang yang sama rata. 3) Ukuran disesuaikan dengan shop drawing.

4) Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan tempat yang kering untuk menghindari karat.

(18)

Gambar 14. Flow Chart Pengendalian Mutu Baja Tulangan (Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

Ketika besi datang bagian peralatan mengecek jumlah dan diameter baja tulangan tersebut apakah sesuai dengan pemesanan atau tidak. Setelah pengecekan selesai, baja tulangan itu di simpan dengan dudukan di bawahnya yaitu bantalan kayu. Baja tulangan tersebut kemudian diambil secara acak untuk dijadikan sampel benda uji tarik dan lengkung statis. Disini PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk menggunakan jasa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Hasil pengujian menyatakan sesuai dengan spesifikasi yang ada, maka baja tulangan siap dipakai dan apabila tidak sesuai maka baja tulangan akan dikembalikan.

(19)

Gambar dibawah ini menunjukan hasil uji tarik dan lengkung statis yang dilakukan oleh BPPT pada proyek Pondok Indah Residences. Hasil yang didapat yaitu untuk D13 didapat Fy 59 kN, dan untuk D32 didapat Fy 375 kN. Hasil ini menunjukan bahwa baja tulangan tersebut sesuai dengan spesifikasi SII 0136-80 dan siap untuk dipakai. Proyek Pondok Indah Residences ini menggunakan baja yang berasal dari Cakra Steel.

(20)

Gambar 16. Hasil Uji Tarik dan Lengkung Statis (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Baja tulangan yang digunakan pada proyek Pondok Indah Residences ini adalah baja tulangan ulir/deform (BJTD) D10, D13, D16, D19, D22, D25, D29 dan D32.

Gambar 17. Stocking Baja Tulangan (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

g. Beton Decking (Tahu Beton)

(21)

diisikan kawat bendrat pada bagian tengah yag nantinya dipakai sebagai pengikat pada tulangan.

Beton decking ini berfungsi untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi yang diinginkan, selain itu untuk membuat selimut beton sehingga besi tulangan akan selalu diselimuti beton yang cukup dan menjaga agar tulangan pada beton tidak korosi.Pada Proyek Pondok Indah Residences beton decking di buat di lokasi proyek ini sendiri yang di buat oleh para pekerja proyek.

Gambar 18. Beton Decking

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

h. Waterstop

Waterstop adalah material pengisi celah pada rongga sambungan beton dan pemasangan waterstop dilaksanakan pada setiap joint, baik pada construction, contraction ataupun expansion joint.

jenis-jenis water stop dan karakteristiknya, antara lain :

1) PVC Waterstop

(22)

konstruksi yang diijinkan. Biasanya digunakan untuk sambungan antara beton lantai, dinding dengan lantai, dan untuk sambungan menerus beton, perubahan arah, dll

Polyvinylchloride (PVC) Waterstop adalah mengandung bahan yang fleksibel dan membuat waterstops ini populer dengan kekhususannya dan kemampuannya. Sifat fisik bahan, elastisitas melekat sangat baik dan ketahanan terhadap bahan kimia dan tekanan air telah membuatnya menjadi bahan Waterstop paling banyak dibutuhkan pada sambungan konstruksi. Waterstop PVC

tersedia dalam beberapa jenis dan ukuran. Pemilihan jenis bahan Waterstop yang tepat harus dimulai dengan menentukan apakah sambungan tersebut bergerak atau tidak bergerak.

Aplikasi PVC Waterstop termasuk yang berhubungan dengan:

a) Bak Air dan fasilitas air limbah

b) Bendungan, waduk, kanal penampungan air, dan saluran air c) Terowongan dan gorong-gorong

d) Sambungan beton struktur gedung, dll.

2) Swellable Waterstop

(23)

sempurna. Komposisi dibuat dari bahan sodium bentonite aktif yang ditambah addictive khusus untuk menunda pengembangan.

Keunggulan waterstop ini adalah :

a) Praktis, cepat dan mudah dalam pemasangannya dan tidak membutuhkan tenaga khusus / ahli untuk memasangnya.

b) Tidak langsung mengembang sesaat bertemu air, aman meski terkena air hujan, air genangan ataupun air semen dari beton. c) Flexibel dan mudah mengikuti tekstur permukaan beton.

d) Kualitas tidak menurun meski terus berhubungan dengan air yang bertekanan.

e) Kemampuan mengembang menyusut yang sangat tinggi, aman untuk struktur jangka panjang.

Pada proyek Pondok Indah Residences menggunakan waterstop

dengan dua type, yaitu waterstop PVC dan waterstop intraproof

SW205 yang berasal dari PT Sika.

(24)

Gambar 20. Waterstop Intraprof SW205 (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

i. Stop Cor

Stop cor merupakan metoda yang digunakan dalam pengecoran atau bisa dikatakan sebagai pembatasan cor. Stop cor bisa dimerupakan pemberhentian cor untuk sementara, biasanya menggunakan bahan seperti kawat ayam, besi siku, atau kayu kecil yang dipotong kecil-kecil.

Pada proyek Pondok Indah Residences ini menggunakan Stop cor dengan dua type, yaitu kawat ayam dan besi siku. Untuk pembuatan gutter pada proyek ini menggunakan stop cor yang berbeda, yaitu besi UNP. Stop Cor yang digunakan berasal dari PT Gracia dan PT Winata Jaya Lestari.

Gambar 21. Besi Siku

(25)

Gambar 22. Besi UNP tanggulan gutter

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Gambar 23. Kawat ayam (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

j. Floor Hardener

Floor Hardener merupakan material bentuk bubuk (powder) yang ditaburkan pada beton basah dan kemudian dilakukan trowel finish, sehingga akan menghasilkan permukan yang lebih keras, tetapi rata dan halus. Floor Hardener berguna untuk meningkatkan kekerasan beton, kemampua5n ketahanan abrasi dan meminimalkan debu pada permukaan lantai beton. Floor Hardener biasa digunakan pada lantai garasi, area parkir, area pergudangan, area pabrik / industri, dan area-area yang membutuhkan lalu lintas. Konsumsi kebutuhan material Floor Hardener

disesuaikan dengan kondisi lalu lintas yang ada dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk kebutuhan lalu lintas rendah (misal: garasi dan gudang kecil) konsumsi 3 kg/m2.

(26)

3. Untuk kebutuhan lalu lintas tinggi (misal: lantai pabrik yang mennggunakan alat berat) konsumsi 7 kg/m2.

Floor Hardener bentuk bubuk (powder) harus diaplikasikan pada beton basah, kadang hal tersebut menjadi kendala. Misalnya area cor beton tersebut mempunyai lalu lintas yang tinggi selama proyek berlangsung, jika langsung diaplikasikan Floor Hardener, maka lantai tersebut akan dilalui lalu lintas kendaraan proyek, padahal idealnya aplikasi Floor Hardener itu pada akhir proyek tersebut.

Pada proyek Pondok Indah Residences ini menggunakan Floor Hardener dengan type Intrafloor SQ (Non-metalic Dry-Shake Powder Floor Hardener) yang berasal dari PT Gracia dan PT Winata Jaya Lestari.

Gambar 24. Floor Hardener

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

k. Styrofoam

Styrofoam pada proyek ini menggunakan tebal 50 mm untuk lapis pertama dan 25 mm untuk lapis ketiga dan keempat yang berguna untuk menghindari adanya retak thermal pada permukaan beton akibat perubahan yang dihasilkan oleh suhu dalam beton dengan suhu luar.

(27)

suhu dalam beton. Dalam Proyek Apartement Pondok Indah ini menggunakan styrofoam yang berasal dari PT Winaya Jaya Lestari.

Gambar 25. Styrofoam

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) l. Busa

Busa adalah benda yang terbentuk dengan fungsi menghalangi banyak sekali gelembung gas dalam benda cair atau padat. Busa dalam proyek ini berfungsi sebagai perawatan dalam metode Matt Foundation

agar mencegah pelepasan panas yang terlalu cepat pada area-area di dalam stek kolom dan corewall. Busa yang digunakan dalam Proyek Pondok Indah Residences ini berasal dari PT Winata Jaya Lestari dengan ukuran 200 mm (2 x 100 mm).

Gambar 26. Busa

(28)

m. Tenda Matt Foundation

Tenda yang dipakai dalam pengerjaan Mat Foundation ini berfungsi sebagai pelindung dalam proses pengecoran. Pengecoran ini dilakukan secara terus menurus, sehingga dalam pengecoran tidak diperbolehkan terkena bahan lain seperti air yang berasal dari hujan. Tenda ini juga digunakan untuk melindungi pengerjaan Mat Foundation

terhadap cuaca yang tidak diinginkan.

Gambar 27. Tenda Matt Foundation

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) n. Terpal Biru

Terpal Biru pada proyek ini berguna untuk menghindari adanya retak

thermal pada permukaan beton akibat perubahan yang dihasilkan oleh suhu dalam beton dengan suhu luar. Terpal biru juga berfungsi sebagai

filter antara suhu udara luar dengan suhu dalam beton. Terpal biru merupakan lapis kelima pada proses perawatan Mat Foundation.

Gambar 28. Terpal Biru (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

(29)

Platik Cor pada proyek ini berguna untuk menghindari adanya retak

thermal pada permukaan beton akibat perubahan yang dihasilkan oleh suhu dalam beton dengan suhu luar. Plastik Cor juga berfungsi sebagai filter antara suhu udara luar dengan suhu dalam beton. Plastik Cor merupakan lapis pertama pada proses perawatan Mat Foundation. Terkadang plastik cor ini digunakan pada area-area kolom dan shearwall agar area tersebut terlindungi dari proses pengecoran untuk metode Mat Foundation.

Gambar 29. Plastk Cor (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

2. Pengendalian Mutu Beton

Pemakaian beton semakin banyak dijumpai untuk berbagai macam konstruksi bangunan. Hal ini dikarenakan beton memiliki berbagai macam keuntungan, antara lain seperti memiliki kekuatan yang tinggi, perawatan yang murah, dan dapat dicor sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki. Beton merupakan elemen pembentuk struktur yang merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. Dalam hal pencapaian mutu pekerjaan beton terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil dari pekerjaan beton. Faktor-faktor tersebut dapat kita kelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup mutu bahan–bahan campuran beton. Faktor eksternal mencakup proses pelaksanaan.

(30)

1) Kelebihan Beton

a) Harga relatif murah karena menggunakan bahan local. b) Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi.

c) Adukan beton mudah diangkut dan dicetak dalam bentuk yang diinginkan.

d) Kuat tekan beton jika dikombinasikan dengan baja akan mampu untuk mengikat beban yang berat.

e) Dalam pelaksanaannya adukan beton dapat disemprotkan atau dipompakan ke tempat tertentu yang cukup sulit.

f) Biaya perawatan yang cukup rendah.

2) Kekurangan Beton

a) Kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak, dengan demikian perlu diberi baja tulangan.

b) Beton sulit untuk kedap air secara sempurna.

c) Beton bersifat getas (tidak daktail).

Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200-2500 kg/m3 menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah yang tidak menggunakan bahan tambahan.

Mortar adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik lain, agregat halus, dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahanPasta semen adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik lain dengan air. Secara umum dalam volume beton terkandung:

1. Agregat ± 68%

2. Semen ± 11%

3. Air ± 17%

4. Udara ± 4%

Mortar akan mengisi ruang kosong antara agregat kasar. Pasta semen akanmengisi ruang kosong antara agregat halus sehingga terjadi ikatan yang kompak antara butiran yang satu dengan yang lainnya.

(31)

Untuk keperluan perancangan dan pelaksanaan struktur beton, maka pengetahuan tentang sifat-sifat adukan beton maupun sifat-sifat beton setelah mengeras perlu diketahui. Sifat-sifat tersebut antara lain :

1) Durability (Keawetan)

Merupakan kemampuan beton bertahan seperti kondisi yang direncanakan tanpa terjadi korosi dalam jangka waktu yang direncanakan. Dalam hal ini perlu pembatasan nilai factor air semen maksimum maupun pembatasan dosis semen minimum yang digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan.

2) Kuat Tekan

Kuat tekan beton ditemukan berdasarkan pembebanan unaksial benda uji silinder beton diameter 150 mm, tinggi 300 mm dengan satuan Mpa (N/mm2) untuk SKSNI 91. Benda uji silinder juga digunakan pada silinder ACI sedangkan British Standar benda uji yang digunakan adalah kubus dengan sisi ukuran 150 mm.

[image:31.595.230.375.497.689.2]

Gambar dibawah ini menunjukan hasil uji tekan yang dilakukan oleh PT HOLCIM pada proyek Pondok Indah Residences. Hasil tersebut menunjukan bahwa kuat tekan beton tersebut sesuai dengan kuat tekan yang direncanakan yaitu untuk fc’ 30 kuat tekan minimumnya adalah 19,65 MPa untuk pengujian selama 7 hari dan dari hasil yang didapat dalam uji tekan ini sesuai dengan perencanaan.

(32)
[image:32.595.116.492.82.330.2]

Gambar 31. Hasil Uji Tekan (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

3) Kuat Tarik

Kuat tarik beton jauh kebih kecil dari kuat tekannya, yaitu sekitar 10% - 15% dari kuat tekannya. Kuat tarik beton merupakan sifat yang penting untuk memprediksi retak dan defleksi balok.

4) Modulus Elastisitas

Modulus Elastisitas beton adalah perbandingan antara kuat tekan beton dengan regangan beton biasanya ditentukan pada 25-50% dari kuat tekan beton. 5) Rangkak (Creep)

Merupakan salah satu sifat beton dimana beton mengalami deformasi terus menerus menurut waktu dibawah beban yang dipikul.

6) Susut (Shringkage)

Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengan pembebanan. 7) Kelecakan (Workability)

Workability adalah sifat-sifat adukan beton atau mortar yang ditentukan oleh kemudahan dalam pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pemadatan, dan finishing. Workability juga dapat diartikan besarnya kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan kompaksi penuh.

(33)

Semua pengambilan contoh benda uji harus dilakukan pada tempat dimana beton dituangkan.

Contoh benda uji (silinder 150 x 300 mm) harus sesuai dengan ASTM C 39. Masing-masing benda uji untuk dites pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Proyek Pondok Indah Residences ini memakai beton ready mix dari PT. HOLCIM. Proyek ini pada metode mat foundation mengambil sample sebanyak 5

sample benda uji yang akan diujikan pada umur 7 hari, 14 hari, 28 hari sebanyak 2

sample dan 1 sebagai cadangan. Pengujian ini diambil berdasarkan urutan mixer, yaitu :

 Mixer ke 1, 1 kali pengambilan sebanyak 5 silinder

 Mixer ke 2-5, 1 kali pengambilan sebanyak 5 silinder

 Mixer ke 6-10, 1 kali pengambilan sebanyak 5 silinder

[image:33.595.149.471.275.561.2]

 Setiap 100 m3, 1 kali pengambilan sebanyak 5 silinder

Gambar 32. Sampel Benda Uji Beton Silinder (Sumber : Dokumenasi Pribadai, 2015)

(34)
[image:34.595.244.399.81.229.2]

Gambar 33. Detail Penamaan Uji Beton Silinder (Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

Keterangan :

PIR = Nama Proyek Pondok Indah Residences

6/3/15 = Tanggal Pengecoran/ Pengambilan sampel

MF/30 = Nama Pengerjaan (Mat Found), Mutu beton (Fc : 30 MPa) 1/A = Pengambilan Set ke berapa (1), Benda uji ke berapa A-E (A)

Formula pengetesan (A: 7 hari, B : 14 hari, C : 28 hari, D : 28 hari, dan E : spare)

1 = Kode Batching Plant (1 : Pondok Indah, 2 : Rambutan, 3 : Meruya, 4 : Serpong, 5 : Kuningan, dan 6 : Sentul)

[image:34.595.220.421.503.700.2]
(35)

Pengendalian mutu beton pada proyek Apartemen Pondok Indah Residences

[image:35.595.159.499.158.653.2]

ini sesuai dengan flow chart pengendalian mutu beton berikut :

Gambar 35. Flow Chart Pengendalian Mutu Beton (Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

START atau

MOBIL DATANG

Cek Surat Jalan

Cek Lama Pengiriman

< 2,5 jam

Cek Suhu ≤ 38°C

Cek Slump 14±2

Ambil Sample Benda Uji

Diserahkan ke CP

Cek Slump 14±2

Tuang / Cor

Reject

Reject

Reject

Reject

Penambahan Zat Tambah (Superplasticizier)

NO

NO

NO

NO

(36)
[image:36.595.158.467.83.303.2] [image:36.595.217.409.357.591.2]

Gambar 36. Surat Jalan Penerimaan Beton (Sumber : Hasil Analisis, 2015)

Gambar 37. Uji Slump (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Gambar diatas menunjukan hasil uji slump yaitu 16 cm yang sudah sesuai dengan syarat slump beton yang diinginkan yaitu 14 ± 2 cm.

(37)

Semua jenis pekerjaan harus sesuai dengan standar atau spesifikasi teknis yang diberikan oleh konsultan perencana, agar kualitas bahan material pekerjaan dapat berjalan dengan standarisasi. Pekerjaan pada setiap jenis pelaksanaan dilapangan dibutuhkan kesiapan dan ketelitian agar mencapai mutu pekerjaan yang telah disyaratkan dan direncanakan sesuai dengan shop drawing. Pengawasan sesuai dengan hasil yang telah diharapkan maka pada

pengawasan mutu pelaksanaan dimulai awal pelaksanaan proyek baik hingga finishing proyek. Bagan metode konstruksi (construction method) untuk pekerjaan struktur pada proyek Apartement Pondok Indah Residences yaitu:

Gambar 38. Alur Pelaksanan Pekerjaan

(Sumber: PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

a. Pekerjaan Mat

Foundation

Mat Foundation (raft foundation atau Pondasi rakit), adalah fondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak, atau digunakan bila jarak kolom atau beban lain sangat dekat dalam kedua arah sehinggan seluruh telapak bersentuhan satu sama lain sehingga jika menggunakan pondasi telapak luasan besar (tidak ekonomis). Pondasi rakit sangat bermanfaat untuk mengurangi perbedaan penurunan dalam berbagai tanah. Pondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan. Mat Foundation sering juga disebut dengan Mass Concrete.

(38)

Menurut ACI 116R, Mass Concrete didefinisikan sebagai beton dengan volume yang tinggi atau dimensi yang cukup besar dimana memerlukan pengukuran / perhitungan yang mencakup pembatasan perkembangan panas dan menjaga perubahan volume untuk mengurangi retak. Salah satu karakteristik dari mass concrete dibandingkan dengan pekerjaan beton lainnya adalah perilaku temperature beton. Sejak reaksi air semen eksotermik dengan alam, temperatur akan meningkat dengan besarnya volume beton, dimana jika panas tidak diantisipasi/dikurangi maka suhu panas akan menjadi sangat tinggi. Pengukuran temperatur harus dilakukan, karena retak yang diakibatkan dari panas akan menyebabkan struktur kehilangan integritasnya dan memperpendek masa layan dari struktur.

(39)

Gambar 39. Bagan Alir Pekerjaan Konstruksi MAT Foundation (Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

b. Pekerjaan Kolom

Kolom adalah suatu struktur tiang/penyangga yang berfungsi meneruskan beban yang ada di atasnya ke struktur yang ada di bawahnya hingga pada akhirnya ke pondasi suatu bangunan. Kolom dalam bangunan gedung bertingkat sangat penting untuk diperhatikan. Terutama kolom pada lantai dasar, baik dari segi perencanaan maupun dari segi pelaksanaan. Perencanaan kolom harus benar-benar diperhitungkan secara matang, sebab apabila terjadi kesalahan maka akan terjadi keruntuhan bangunan. Pelaksanaan pekerjaan kolom harus sesuai dengan perencanaan.

G

a l i a n

T a n a h

A

r e a

M

a t

F

o u n d

a t i o n

G

a l i a n

T a n a h

A

r e a

M

a t

F

o u n d

a t i o n

B

o b o k

d a n

P

e m

o t o n

g a n

K

e p a l a

B

o r e d

P

i l e

B

o b o k

d a n

P

e m

o t o n

g a n

K

e p a l a

B

o r e d

(40)

Mulai

Fabrikasi Pembesian Kolom

Penentuan As Kolom

Pembesian Kolom

Pemasangan Tulangan Kolom

Pemasangan Sepatu Kolom

Pemasangan Bekisting Kolom

Pengecoran Kolom

Pembongkaran Bekisting Kolom

Selesai

Perawatan Kolom

Tahap tahap ataupun metode dalam pelaksanaan pekerjaan kolom pada proyek Pondok Indah Residance sebagai berikut:

(41)

Mulai

Fabrikasi Pembesian Shear Wall

Penentuan As Shear Wall

Pembesian Shear Wall

Pemasangan Tulangan Shear Wall

Perkerjaan pemasangan block out (Shear Wall dengan

sterofoam)

Pemasangan Sepatu Shear Wall

Pemasangan Bekisting Shear Wall

Pengecoran Shear Wall

Pembongkaran Bekisting Shear Wall

Selesai

Perawatan Shear Wall

c. Pekerjaan Shear

Wall

Metoda yang digunakan dalam pelaksanaan Shear Wall adalah metoda climbing. Metoda climbing ini adalah metoda yang dipakai hanya untuk struktur jenis Shear Wall, yang istimewa dari metoda ini adalah pembangunan yang terus dilaksanakan tanpa harus menunggu pengecoran plat lantai dan balok hingga berselisih dua hingga tiga lantai dibawah dinding Shear Wall itu sendiri.

[image:41.595.238.443.296.721.2]

Tahapan metode dalam pelaksanaan pekerjaan Shear Wall pada proyek Pondok Indah Residance sebagai berikut :

(42)

(Sumber : TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015) 4. Pengendalian Mutu Sumber Daya Manusia atau Tenaga Kerja

Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek (the right man in the right place), oleh karena itu, diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga kerja. Pada proyek ini, seluruh pengadaan tenaga kerja diserahkan pada tim pelaksana. Jika target proyek direncanakan selesai dengan waktu yang terbatas, maka juga harus ditambah jumlah tenaganya sesuai dengan kebutuhan. Perlu diperhatikan juga bahwa belum tentu dengan jumlah tenaga kerja yang banyak, pekerjaan dapat segera terselesaikan. Hal ini juga menyebabkan pemborosan dalam pembayaran upah tenaga kerja. Penentuan jumlah tenaga kerja juga harus sesuai dengan produktifitas tenaga kerja itu sendiri. Diperlukan perhitungan yang matang agar diperoleh jumlah tenaga yang efisien dan optimum agar target pekerjaan dapat terpenuhi.

Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan suatu proyek karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap biaya dan waktu penyelesaian suatu pekerjaan proyek. Namun perlu diperhatikan juga bahwa manusia merupakan sumber daya yang komplek dan sulit diprediksi sehingga diperlukan adanya usaha dan pemikiran lebih mendalam dalam pengelolaan tenaga kerja. Dalam manajemen tenaga kerja terdapat proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan :

a. Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja.

b. Recruitment dan pembagian tenaga kerja dalam kelompok kerja. c. Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan.

d. Pengendaliaan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.

e. Perencanaan, penjadwalan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan tenaga kerja.

(43)

perencanaan, pelaksanaan, pengotrolan dari SDM yang digunakan. Ada beberapa jenis pekerja yang digunakan dalam proyek ini yaitu tenaga kerja terampil, tidak terampil, dan tenaga kerja ahli yang mana masing-masing dari jenis pekerja ini mempunyai tempat, dan jenis pekerjaan yang berbeda-beda. Cara untuk mengendalikan mutu dari tenaga kerja di proyek ini adalah :

a. Menyeleksi mandor sesuai dengan pengalaman mereka.

b. Selalu mengadakan pengontrolan terhadap kualitas pekerjaan oleh pengawas lapangan, jika ada ketidaksesuaian agar dapat langsung memberi tahu ke pihak mandor dan mengadakan pembenahan.

c. Memberikan waktu istirahat kepada para pekerja. Hal ini sangat mempengaruhi dari hasil suatu pekerjaan.

d. Membedakan warna helm proyek dan rompi antara pekerja ahli, pekerja terampil, dan tidak terampil.

Pada proyek Pondok Indah Residences ini setiap pekerja mempunyai ciri khas tersendiri yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi yang berbeda pula. Setiap item pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja membedakan setiap pekerjaan yang berlainan, hal ini untuk memudahkan mandor untuk mengkoordinasi pekerjanya. Contohnya warna helm dan rompi yang berbeda. Disamping itu, pada proyek ini dilengkapi dengan alat komunikasi berupa handy talky yang siap dipakai.

Tabel 8. Spesifikasi Tenaga Kerja Proyek Pondok Indah Residencess

Jenis Pekerjaan Warna Helm yang

Digunakan Rompi

Staff Kontraktor Total

Bangun Persada Putih

Kuning Stabilo

Pekerja Struktur Kuning Orange

Pekerja Finishing Biru Orange

Pekerja ME Hijau Orange

(44)

5. Pengendalian Mutu Peralatan

Suatu proyek agar lancar dan memenuhi target mutu dan waktu harus didukung oleh peralatan yang memadai. Supaya dalam penyediaan alat bias berfungsi secara optimal perlu adanya manajemen peralatan yang tertib. Dalam manajemen ini diperhatikan masalah pengolahan peralatan proyek terdiri dari penyewaan, pembelian dan masalah perawatan alat. Hal ini untuk mengefektifkan keberadaan alat dilapangan

Perawatanakan peralatan merupakan hal yang penting untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Peran mekanik akan sangat berguna untuk mencegah tertundanya pekerjaan akibat dari kerusakan peralatan. Akan tetapi jika kerusakan sudah tidak dapat ditangani oleh para mekanik, maka peralatan tersebut akan dikirim ke bengkel pusat.

a. Sistem Pengadaan Alat Kerja

Bagian peralatan proyek bertugas untuk mengadakan/memesan alat kerja konstruksi. Kebutuhan alat kerja di lapangan ditentukan oleh koordinator pelaksana (superintendent). Koodinator pelaksana mengajukan permintaan kebutuhan alat kerja melalui surat permintaan kebutuhan alat kerja dan meminta persetujuan kepada General Superintendent (GS) dan Project Manager (PM). Setelah surat permintaan kebutuhan alat kerja disetujui, kemudian diserahkan ke bagian peralatan proyek. Bagian peralatan proyek membuat surat permintaan pengadaan alat dan meminta persetujuan kepada Site Operational Manager

(SOM). Setelah surat permintaan pengadaan alat disetujui, bagian peralatan proyek melakukan pemesanan alat kerja ke pihak supplier alat kerja baik ke koperasi PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk atau ke supplier alat kerja yang lain. Pengadaan alat dilakukan setelah tercapai kesepakatan harga antara supplier

alat kerja dan Project Manager (PM).

(45)
[image:45.595.208.437.140.505.2]

Pengadaan alat kerja pada proyek Apartemen Pondok Indah Residences ini sesuai dengan flow chart pengadaan alat kerja berikut :

Gambar 42. Flowchart Pengadaan Alat Kerja (Sumber : PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk, 2015)

b. Peralatan Proyek

Suatu proyek agar lancar dan memenuhi target mutu dan waktu harus didukung oleh peralatan yang memadai. Agar dalam penyediaan alat bisa berfungsi secara optimal perlu adanya manajemen peralatan yang tertib. Dalam manajemen ini diperhatikan masalah pengelolaan peralatan proyek, terdiri dari penyewaan, pembelian dan masalah perawatan alat. Hal ini untuk mengefektifkan keberadaan alat di lapangan. Data-data yang perlu diperhatikan adalah waktu pendatangan alat, lama penggunaan dan kondisi alat baik yang melalui peminjaman maupun pembelian atau milik sendiri. Karena tidak sedikit kondisi

Start

Evaluasi Kebutuhan

Alat Kerja

Persetujuan

Project Manager

Kirim Permintaan

Ke Pusat

Kedatangan Peralatan

Logistik

Pelaksanaan

(46)

lapangan yang tidak akan bisa atau begitu mudah ditangani hanya dengan tenaga manusia saja. Faktor-faktor yang mempengaruhi jenis peralatan yang diperlukan dalam suatu proyek adalah sebagai berikut :

1. Besar kecilnya proyek.

2. Metode pelaksanaan yang digunakan di lapangan. 3. Jenis dan besarnya volume pekerjaan yang ada.

4. Jumlah waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

5. Kondisi dan keadaan di lapangan.

6. Kapasitas kerja alat, biaya operasional dan jumlah unit yang tersedia.

7. Kualitas hasil pekerjaan yang dihasilkan sehingga sesuai dengan keinginan pemilik proyek.

Pertimbangan biaya yang diperlukan peralatan yaitu: 1. Efektifitas dan produktifitas alat.

2. Lama operasi peralatan.

3. Ketahanan alat dan tersedianya suku cadang.

4. Pengisian bahan bakar dan pelumas

Proyek Pondok Indah Residences menggunakan alat-alat yang menunjang dalam pelaksanaaan konstruksi, baik alat alat berat seperti tower crane, excavator,

dsb maupun alat alat ringan. Alat-alat berat yang dipakai Proyek Pembangunan

Apartemen Pondok Indah Residences kebanyakan milik kontrktor, sehingga biaya akan lebih murah. Peralatan pada proyek ini akan diuraikan seperti dibawah ini :

Alat – Alat Berat :

1)Tower Crane

Tower crane merupakan alat yang berfungsi untuk memindahkan material dan alat kerja konstruksi baik perpindahan horizontal maupun perpindahan vertikal.

(47)
[image:47.595.117.249.89.228.2]

Gambar 43. Bagian-bagian Tower Crane

(Sumber : Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, 2015)

Penggunaan tower crane tersebut harus memperhitungkan beban maksimal yang mampu diangkatnya. Operator TC harus siap untuk mengakomodasi perintah pengangkutan dari engineer atau pengawas di daerah jangkauannya.

Bagian dari crane adalah mast atau tiang utama, jib dan counter jib,

counterweight, trolley, dan tie ropes. Mast merupakan tiang vertikal yang berdiri diatas base atau dasar. Jib merupakan tiang horizontal yang panjangnya ditentukan berdasarkan jangkauan yang diinginkan. Counter Jib adalah tiang penyeimbang.

Pada counter jib dipasangkan counterweight sebagai penyeimbang beban.

Trolley merupakan alat yang bergerak sepanjang jib yang digunakan untuk memindahkan material secara horizontal dan pada trolley tersebut dipasang hook

atau kait. Kait dapat bergerak secara vertical untuk mengangkat material. Tie Ropes adalah kawat yang berfungsi untuk menahan jib supaya tetap dalam kondisi lurus 90º terhadap tiang utama. Pada bagian atas tiang utama sebelum jib terdapat ruang operator dan dibawah ruang tersebut terdapat slewing ring yang berfungsi untuk memutar jib, selain itu juga terdapat climbing device yang merupakan alat untuk menambah ketinggian crane.

Lengan pada crane yang disebut sebagai jib terdiri dari dua macam yaitu

(48)

90º terdapat mast atau tiang tower crane. Jib jenis ini dapat bergerak 360º. Saddle Jib terdiri dari dua bagian yaitu jib panjang yang berfungsi untuk pengangkatan material dan jib pendek berfungsi untuk pengangkatan material, untuk penyeimbang dengan saddle jib karena sudut antara tiang antara tiang jib. dapat diatur lebih dari 90º.

Dengan kelebihan ini maka hambatan pada saat lengan berputar dapat dihindari. Pergerakan tower dengan luffing jib lebih bebas dibandingkan dengan alat yang menggunakan saddle jib. Jib jenis ini juga dapat bergerak 360º terhadap tiangnya.

Ada beberapa jenis tower crane antara lain :

a. Free Standing Crane

b. Rail Mounted Crane

c. Tied in Crane

d. Climbing Crane

Proyek Pondok Indah Residences ini menggunakan tower crane jenis “Free Standing Crane”, yaitu crane yang berdiri diatas pondasi yang khusus dipersiapkan untuk alat tersebut. Kapasitas angkut vertikal pada proyek ini adalah maksimum 4,25 ton. Jika crane harus mencapai ketinggian yang besar maka digunakan pondasi dalam seperti tiang pancang. Syarat pondasi crane adalah pondasi tersebut harus mampu menahan momen akibat angin dan ayunan beban, berat crane dan berat material yang diangkat.

Free standing crane dapat berdiri sampai dengan ketinggian 100 m. Tiang utama (mast) diletakan diatas dasar (footing block) dengan diberi ballast sebagai penyeimbang (counterweight). Ballast ini terbuat dari beton atau baja.

(49)

a) Menempatkan keempat kaki crane pada permukaan mendatar block footing

tepat ditengah-tengah. Kemudian kaki – kaki tersebut dicor sehingga menjadi satu bagian dengan block footing.

b) Pemasangan mast atau tiang yang harus benar – benar tegak lurus. Pada saat pemasangan mast juga dipasangkan climbing device sebagai alat penambah ketinggian tiang.

c) Setelah itu slewing dipasang diatas mast yang dilanjutkan dengan pemasangan operator cabin.

d) Tahap selanjutnya adalah pemasangan counter jib, counterweight jib, beserta

trolley dan hock.

[image:49.595.215.409.419.571.2]

e) Jib dipasang dan diangkat secara mandiri atau dengan bantuan crane lain. Pada Proyek Pondok Indah Residance tower crane yang digunakan sebanyak enam crane. Tower crane ini merupakan milik PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk sendiri.

Gambar 44. Tower crane

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

2)Truck Mixer Concrete

(50)

kecepatan 8-12 putaran per menit agar adukan beton tetap homogen dan beton tidak mengeras. Dalam pengangkutan pelu diperhatikan interval waktu, karena bila terlalu lama beton akan mengeras dalam mixer sehingga akan menghambat kelancaran pelaksanaan pengecoran.

Gambar 45. Truck Mixer Concrete

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) 3)Mobil Crane

Mobil Crane adalah suatu pesawat pengangkat yang bersifat dinamis, maksudnya bahwa pesawat pengangkat ini dapat berpindah-pindah tempat, pada saat sedang melakukan pengangkatan beban.Batasan mobil crane itu sendiri ada bermacam-macam. Mobil Crane adalah merupakan crane dengan roda penggeraknya terbuat dari besi seperti yang banyak digunakan pada alat berat lainnya. Jenis crane ini banyak digunakan pada medan yang rata dan relative keras. Ketika dioperasikan mobilcrane akan menggunakan roda sebagai tumpuannya. Pada proyek Pondok Indah Residences menggunakan mobil crane seperti gambar dibawah ini. Mobil crane ini hanya dapat memindahkan barang yang tidak bisa dipindahkan oleh tanggan manusia.

Gambar 46. Mobil Crane

(51)

4)Conrete Pump Truck

Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump truck ini untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi waktu pengecoran. Alat ini digunakan untuk pengecoran balok dan plat lantai. Alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat utama berupa mesin pompa yang dilengkapi dengan tenaga penggerak berupa mesin diesel, sejumlah pipa berdiameter 15 cm serta beberapa alat tambahan berupa klem penyambung pipa-pipa tersebut. Alat ini digunakan hanya pada saat pengecoran balok dan pelat lantai saja dan pengecoran yang tidak dapat di jangkau dengan Concrete Pump, sedangkan pengecoran pada kolom menggunkan bucket. Ketika dioperasikan Concrete Pump Truck tidak akan menggunakan roda sebagai tumpuannya tetapiakan menggunakan tumpuan hidrolik di keempat bagian sisinya. Pada Proyek Pondok Indah Residance concrete pump yang digunakan sebanyak empat buah. Concrete pump ini berasal dari PT Jaya Sakti, Para Sindo, dan PT Berkat.

Gambar 47. Concrete Pump Truck

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

5)Dump Truck

(52)

Gambar 48. Dump Truck

(Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015)

6) Hydraulic Breaker

Hydraulic Breaker merupakan bagian dari excavator (alat Penggali) dengan palu perkusi kuat yang dipasang ke excavator untuk menghancurkan struktur beton atau batu. Hal ini didukung oleh sistem hidrolik tambahan dari excavator, yang dilengkapi dengan katup kaki dioperasikan untuk tujuan ini. Selain itu, kru pembongkaran menggunakan ram cangkul untuk pekerjaan terlalu besar untuk jackhammering atau daerah mana peledakan tidak mungkin karena masalah lingkungan keselamatan atau.

(53)

Gambar 49. Hydraulic Breaker

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

7)Backhoe

[image:53.595.181.469.79.302.2]

Backhoe merupakan bagian dari excavator (alat Penggali) dengan system penggali tarik (pull shovel). Dalam melakukan pekerjaan, backhoe dipakai untuk penggalian yang letaknya lebih rendah dari kedudukan backhoe itu sendiri. Keuntungan yang diperoleh dalam pemakaian backhoe adalah tingkat ketelitian sangat tinggi dan bisa dipakai sebagai alat pemuat bagi truk – truk.

Gambar 50. Backhoe

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

(54)

8)Waterpass

Waterpass adalahalat yang digunakan untuk menentukan elevasi plat lantai, balok, dan lain-lain yang menentukan elevasi. Alat ini sangat berguna untuk mengecek ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga lantai yang dihasilkan dapat datar, selain itu, waterpass juga dapat digunakan untuk pengecekan bekisting pada kolom.Untuk alat yang satu ini digunakan untuk mengetahui elevasi ketinggian balok dan pelat lantai saja.

Alat waterpass berdasarkan prinsip kerjanya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1. Optical waterpass, merupakan waterpass yang sistem kerjanya dengan menggunakan optik.

2. Laser triax waterpass, merupakan waterpass yang sistem kerjanya dengan menggunakan sinar laser dan dideteksi oleh alat laser triax detector.

[image:54.595.240.393.431.663.2]

Surveyor Pada proyek Pondok Indah Residences berasal dari kontraktor utamanya sendiri yaitu PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk. Waterpass yang digunakan sebanyak empat buah. Waterpass ini berasal dari PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk sendiri.

Gambar 51. Waterpass

(Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015)

(55)

Total stationing atau theodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai agar bangunan yang dibuat tidak miring. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah dan elevasi tanah galian timbunan. Cara operasionalnya adalah dengan mengatur nivo dan unting-unting di bawah Total stationing atau

[image:55.595.209.415.356.639.2]

theodolithkemudian menetapkan satu titik sebagai acuan. Menembak titik-titik yang lain dengan patokan titik awal yang ditetapkan tadi, lalu pembacaan titik titik yang kita tembak dengan Theodolith atauTotal stationing dan langsung mendapatkan hasil titik senlanjutnya dengan bantuan titik pertamanya. Pada proyek Pondok Indah Residences, ,theodolith digunakan oleh kontaraktor utama untuk menentukan garis As kolom. Pada Proyek Pondok Indah Residance theodolit yang digunakan sebanyak empat buah. Theodolit ini berasal dari PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk sendiri.

Gambar 52.Total Stationing atau Theodolith

(Sumber : Dokumentasi Pribadi,2015)

(56)

Sipatan merupakan alat yang digunakan untuk memberi tanda untuk marking

setelah dilakukan pengukuran. Bahan untuk sipatan ini adalah tinta yang sering disebut tinta cina. Tinta ini dapat bertahan dalam waktu yang lama dan tidak mudah hilang atau luntur.

Gambar 53. Sipatan

[image:56.595.259.387.167.311.2]

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Gambar 54. Hasil Sipatan (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Alat – alat Fabrikasi :

11)Bar Bender

(57)
[image:57.595.232.394.570.708.2]

adalah type Krisbow yang digunakan sebanyak enam buah, yang berasal dari PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk sendiri.

Gambar 55. Bar Bender

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

12)Bar Cutter

Bar cutter adalah alat yang berfungsi untuk memotong baja tulangan. Baja tulangan yang dipesan dari supplier telah memiliki ukuran panjang standar sehingga untuk keperluan baja tulangan yang lebih pendek diperlukan pemotongan tulangan. .Pada royek pembangunan Apartemen Pondok Indah ResidencesIndonesia hanya terdapat Bar CutterListrik Keuntungan dari Bar Cutter listrik dibandingkan Bar Cutter manual adalah Bar Cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar dengan mutu baja cukup tinggi disamping dapat mempersingkat waktu pengerjaan. Pada Proyek Pondok Indah

ResidanceBar Cutter yang digunakan sebanyak enam buah. Bar Cuter ini berasal dari PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk sendiri.

Gambar 56. Bar Cutter

(58)

Alat – alat Pelaksanaan Pengecoran : 13)Concrete Vibrator

Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk menggetarkan beton pada saat pengecoran agar beton dapat mengisi seluruh ruangan dan agar tidak terdapat rongga-rongga udara diantara beton yang dapat membuat beton keropos dan sehingga beton lebih padat. Concrete vibrator digerakkan oleh mesin listrik dan mempunyai lengan sepanjang beberapa meter untuk dapat menggetarkan beton di tempat yang agak jauh seperti pada Mat Foundation, kolom, balok, corewall dan

retaining wall. Cara operasionalnya dengan cara memasukkan selang penggetar ke dalam adukan beton yang telah dituang ke dalam bekisting. Dan type vibrator

adalah makita. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat ini adalah Ujung belalai vibrator dimasukkan dalam adukan beton dengan posisi vertical Ujung vibrator diusahakan untuk tidak mengenai tulangan baja. Penggetaran dilakukan sekitar 10-15 detik untuk satu posisi titik. Penggetaran dilakukan selapis demi selapis untuk mendapatkan pemadatan yang diinginkan. Ujung

vibrator dicabut secara perlahan-lahan dari adukan sehingga bekasnya dapat menutup kembali.

Proyek Pondok Indah Residences, Vibrator digunakan untuk memadatkan beton yang sedang di cor. Vibrator yang digunakan sebanyak empat buah.

[image:58.595.228.396.496.630.2]

Vibrator ini berasal dari PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk sendiri.

Gambar 57. Concrete Vibrator

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

14)Air Compressor

(59)
[image:59.595.258.374.147.301.2]

Pada Proyek Pondok Indah Residance Bar Cutter yang digunakan sebanyak enam buah. Bar Cuter ini berasal dari PT TOTAL BANGUN PERSADA Tbk sendiri.

Gambar 58. Air Compressor

(Sumber :Dokumentasi Pribadi, 2015)

15)Concreate Bucket dan Pipa Tremi

Concreatebucket adalah tempat pengangkutan beton dari truck mixer concreate sampai ke tempat pengecoran. Pengangkutan dilakukan dengan bantuan

tower crane. Concrete bucket yang digunakan pada proyek ini mempunyai kapasitas sebesar 0,8 m3 dan berat concrete bucket adalah 300 kg.

Pipa tremie adalah pipa yang digunakan untuk mengatur tinggi jatuh beton pada saat pengecoran. Pipa tremie biasa dipasang pada ujung bawah

concretebucket sehingga beton yang keluar dari concrete bucket tidak langsung jatuh dan menumbuk lokasi pengecoran. Pipa tremie yang digunakan pada proyek ini adalah jenis hoist tremie pipe dengan diameter 8”.

(60)
[image:60.595.182.443.84.319.2]

Gambar 59. Concrete Bucket

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

16)Bekisti

Gambar

Gambar 30. Pengujian Tekan Beton
Gambar 31. Hasil Uji Tekan
Gambar 32. Sampel Benda Uji Beton Silinder
Gambar 34. Detail Penamaan Uji Beton Silinder
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seperti Brainstorming (tukar pikiran), dan Joint Application Design (rancangan aplikasi bersama). Mengevaluasi berbagai alternatif solusi. Contohnya dengan menggunakan

Indoneptune Net Manufacturing pada divisi Personalia dan General Affair berlangsung dari tanggal 12 Juli sampai 20 Agustus 2010 dengan diberikan berbagai tugas dan kegiatan

Dengan berbagai macam tugas yang telah dilakukan dan dipelajari oleh penulis, sehingga penulis dapat mengetahui dan mempelajari bagaimana proses pembuatan paket

Karena program kerja praktek membekali banyak hal yang sangat berguna bagi dunia kerja dan banyak hal-hal baru yang tidak diperoleh dalam dunia perkuliahan.. Liquid Graphic ini

Selama melaksanakan kerja praktek ini, penulis melaksanakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan prosedur penerimaan pajak bumi dan bangunan yang selama kerja praktek

Berbagai macam etiologi dapat menyebabkan reaksi likenoid pada rongga mulut, meskipun penyebab utama kemunculannya tidak diketahui tetapi pemakaian obat antihipertensi (tabel

Salah satunya permasalahan yang banyak dijumpai dalam perusahaan adalah target yang akan dicapai, masih cukup banyak terjadi kesenjangan yang kurang sesuai dengan idealisme,

Penggunaan beton ready mix memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah nilainya yang ekonomis, karena tidak membutuhkan banyak tenaga kerja, dan mutu yang dihasilkan