• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kemampuan Kerja Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Camat Medan Denai Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kemampuan Kerja Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Camat Medan Denai Kota Medan)"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT MEDAN DENAI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh:

FACHRIZAL FAHMI SIREGAR 090903042

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Fachrizal Fahmi Siregar (2015), Pengaruh Kemampuan Kerja Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Camat Medan Denai. Dibimbing oleh Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.SI, diuji oleh Drs. Kariono, M.SI.

Kemampuan kerja merupakan salah satu unsur dalam kematangan berkaitan dengan pengetahuan atau keterampilan yang dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan dan suatu pengalaman. Kecamatan Medan Denai sebagai salah satu perangkat daerah tentu harus dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik agar tujuan organisasi tersebut dapat tercapai. Agar tugas dan kewajiban tersebut dapat diselesaikan dengan baik, maka para pegawai harus memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan tugas/pekerjaannya. Kinerja pegawai dipengaruhi oleh kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas. Kinerja dapat dikatakan baik apabila didukung oleh kemampuan yang dimiliki oleh pegawai.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh kemampuan kerja terhadap kinerja pegawai pada Kecamatan Medan Denai. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Teknik analisa yang digunakan adalah koefisien korelasi product moment.

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh koefisien korelasi product moment sebesar 0,465 (rhitung = 0,465). Kemudian hasil rhitung tersebut

dibandingkan dengan rtabel untuk menentukan taraf signifikan antara kemampuan

kerja terhadap kinerja pegawai pada Kecamatan Medan Denai. Dari hasil tersebut diperoleh bahwa rhitung lebih besar dari rtabel (0,465 > 0,380). Hasil tersebut berarti

terdapat pengaruh positif antara kekmapuan kerja terhadap kinerja pegawai. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar pengaruh kemampuan kerja yang dimiliki pegawai berarti semakin baik pula kinerja pegawai pada Kecamatan Medan Denai.

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja pegawai pada Kecamatan Medan Denai.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

Adapun skripsi ini berjudul “Pengaruh Kemampuan Kerja Pegawai

Terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Camat Medan Denai Kota

Medan)”. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh

kemampuan kerja pegawai terhadap kinerja pegawai pada Kecamatan Medan

Denai. Skripsi ini juga disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan program

pendidikan Strata 1 (S-1) di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

Selama proses penyusunan skripsi penulis banyak dibantu oleh berbagai

pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan untaian kata terima

kasih yang tidak terhingga kepada kedua orang tua penulis yakni Ayahanda Ir.H.

Dahnar Siregar dan Ibunda Hj.Fitrawaty Harahap serta abang dan adik penulis

Muhammad Rivai Siregar dan Ita Nurhafizah Siregar yang senantiasa memberikan

doa di setiap langkah serta motivasi yang tidak habisnya bagi penulis.

Selain itu penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu, membimbing, mengarahkan dan menemani penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

(4)

2. Bapak Drs. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis

sehingga dapat menyelesikan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.Si. selaku Sekretaris Departemen Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

4. Bapak/Ibu Staf Pengajar FISIP USU yang telah berjasa dalam memberikan

banyak bekal ilmu, nasihat, bimbingan serta arahan kepada penulis, selama

penulis menimba Ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

5. Kepada seluruh Staf Pegawai Administrasi, yang ada di Departemen Ilmu

Administrasi Negara terkhusus Kak Dian dan Kak Mega yang telah

banyak membantu segala urusan administratif sejak awal penulis memulai

studi hingga saat ini.

6. Bapak Drs. Edi Mulia Matondang selaku Camat Kecamatan Medan Denai

yang membantu dan memudahkan penulis dalam melaksanakan penelitian

di Kecamatan Medan Denai.

7. Seluruh Staf Pegawai Kantor Camat Medan Denai yang telah membantu

penulis dalam melaksanakan penelitian dan pengumpulan data.

8. Kepada rekan-rekan AN 2009 yang sudah menemani penulis selama 4

(5)

Beginta Sembiring, Waldi Syahputra Aritonang, Yunita Adela Keliat, Siti

Aisyah Harahap, Erni Simanjuntak, Tika Setiawaty, Nurul Hidayah dan

teman-teman yang tidak disebut namanya satu-persatu.

9. Kepada adik-adik stambuk Wiro Oktavius Ginting, Joshua Sitinjak, Yudo

Utomo, Yurika Rangkuti, Rina Sianipar dan Devina Yolanda serta

adik-adik yang namanya tidak bisa disebutkan yang selalu memotivasi,

membantu serta memberi masukan kepada penulis sehingga skripsi ini

menjadi lebih baik.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak

terdapat kekurangan baik itu dari permasalahan penulisan redaksi maupun dari

substansi penulisan skripsi itu sendiri. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan mahasiswa dan Bapak/Ibu

dosen dalam rangka perbaikan dikemudian hari. Akhir kata, penulis mengucapkan

terima kasih. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua.

Medan, 15 Agustus 2014

Hormat Saya

(6)

DAFTAR ISI

ABSTAKSI i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Perumusan Masalah 4

1.3 Tujuan Penelitian 5

1.4 Manfaat Penelitian 5

1.5 Kerangka Teori 6

1.5.1 Kemampuan Kerja 6

1.5.2 Kinerja Pegawai 9

1.6 Hipotesa 18

1.7 Definisi Konsep 19

1.8 Definisi Operasional 19

BAB II METODE PENELITIAN 22

2.1 Bentuk Penelitian 22

2.2 Lokasi Penelitian 22

2.3 Populasi dan Sampel 22

2.4 Teknik Pengumpulan Data 23

2.5 Teknik Pengukuran Skor 24

(7)

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 27

3.1 Kantor Camat Medan Denai 27

3.1.1 Sejarah Singkat Kantor Camat Medan Denai 27

3.1.2 Visi Kantor Camat Medan Denai 28

3.1.3 Misi Kantor Camat Medan Denai 28

3.1.4 Tujuan dan Sasaran Kantor Camat Medan Denai 29

3.2 Struktur Organisasi dan Keadaan Pegawai 32

3.2.1 Struktur Organisasi Kantor Camat Medan Denai 32

3.2.2 Keadaan Pegawai di Kantor Camat Medan Denai 32

3.2.3 Job Description Kantor Camat Medan Denai 33

BAB IV PENYAJIAN DATA 42

4.1 Karakteristik Responden 42

4.2 Data Variabel Penelitian 45

4.2.1 Kemampuan Kerja Pegawai ( Variabel X ) 45

4.2.2. Jawaban Responden Tentang Kinerja Pegawai (Variabel Y ) 58

BAB V ANALISIS DATA 67

5.1. Klasifikasi Data 67

5.1.1 Kemampuan Kerja Pegawai (Variabel X) 69

5.1.2 Kinerja Pegawai (Variabel Y) 70

5.2 Koefisien Korelasi Product Moment 71

5.3 Koefisien Determinan 73

5.4 Interpretasi Data 73

(8)

5.4.2 Kinerja Pegawai pada Kecamatan Medan Denai 79

5.4.3 Pengaruh Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai 82

BAB VI PENUTUP 83

6.1. Kesimpulan 83

6.2. Saran 84

DAFTAR PUSTAKA 86

(9)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Keadaan pada Kantor Camat Medan Denai 32

2. Tabel 2 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin 43

3. Tabel 3 Distribusi subjek penelitian berdasarkan umur 43

4. Tabel 4 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenjang pendidikan 44

5. Tabel 5 Dsitribusi jawaban responden tentang tingkat pendidikan mempengaruhi

pekerjaan atau bidang tugas yang diemban 45

6. Tabel 6 Distribusi jawaban responden tentang jenis pendidikan mempengaruhi

pekerjaan atau bidang tugas yang diemban 46

7. Tabel 7 Distribusi jawaban responden tentang kemampuan menyelesaikan tugas

sesuai aturan yang ada 47

8. Tabel 8 Distribusi jawaban responden tentang kemampuan menyelesaikan tugas

sesuai dengan target waktu yang ditentukan 48

9. Tabel 9 Distribusi jawaban responden tentang kemampuan menggunakan

fasilitas/peralatan yang disediakan untuk menyelesaikan tugas yang diemban 49

10. Tabel 10 Distribusi jawaban responden tentang kemampuan menyelesaikan masalah

yang terjadi dalam proses penyelesaian tugas yang diemban 50

11. Tabel 11 Distribusi jawaban responden tentang kemampuan untuk bekerjasama

dengan pegawai lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan 51

12. Tabel 12 Distribusi jawaban responden tentang kemampuan membangun suasana

(10)

13. Tabel 13 Distribusi jawaban responden tentang bertanya atau meminta pendapat

kepada pegawai lain ketika menghadapi kesulitan dalam proses penyelesaian tugas

53

14. Tabel 14 Distribusi jawaban responden tentang bertanya atau meminta pendapat

kepada pimpinan ketika menghadapi kesulitan dalam proses penyelesaian tugas 54

15. Tabel 15 Distribusi jawaban responden tentang apakah hubungan kerja dengan

sesama pegawai di lingkungan kerja berjalan dngan baik 55

16. Tabel 16 Distribusi jawaban responden tentang memiliki inisiatif dalam

menyelesaikan tugas/pekerjaan yang diemban 56

17. Tabel 17 Distribusi jawaban responden tentang penggunaa skala prioritas untuk

memulai tugas/pekerjaan yang diemban 57

18. Tabel 18 Distribusi jawaban responden tentang kemampuan menyelesaikan sendiri

tugas/pekerjaan yang diemban 58

19. Tabel 19 Distribusi jawaban responden tentang menunda tugas/pekerjaan yang

diberikan 59

20. Tabel 20 Distribusi jawaban responden tentang kedisipinan dalam mengerjakan tugas

pekerjaan yang diberikan 60

21. Tabel 21 Distribusi jawaban responden tentang kemampuan menyelesaikan

tugas/pekerjaan yang diberikan tanpa ada kesalahan 61

22. Tabel 22 Distribusi jawaban responden tentang mengerjakn tugas pekerjaan dengan

teliti 62

23. Tabel 23 Distribusi jawaban responden tentang kemampuan menyelesaikan banyak

(11)

24. Tabel 24 Distribusi jawaban responden tentang keaktifan dalam menyelesaikan

tugas/pekerjaan yang diemban 64

25. Tabel 25 Distribusi jawaban responden tentang keaktifan bekerjasama dengan

pegawai lain dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan yang diberikan 65

26. Tabel 26 Distribusi jawaban responden tentang mendapatkan pujian dari pimpinan

instansi terkait proses penyelesaian dan hasil pekerjaan responden 66

27. Tabel 27 Distribusi klasifikasi jawaban responden mengenai kemampuan kerja

pegawai Kecamatan Medan Denai 69

28. Tabel 28 Distribusi klasifikasi jawaban responden mengenai kinerja pegawai pada

Kecamatan Medan Denai 70

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Aliminsyah dan Padji, 2003, Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan, Yrama

Widya, Bandung.

Arikunto, Suharsimi.1998.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Gibson & Ivancevich & Donnely. 1994. Organisasi dan manajemen. Perilaku,

struktur, proses. Edisi keempat. Jakarta: Erlangga.

Handoko, Hani T. 1992. Manajemen Personalia dan SDM. Jakarta: BPFE

Kurniawan, Agung.2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:

Pembaruan.

LAN. 2003. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia. Jakarta: Pusat

Kajian Kinerja Kelembagaan LAN.

Marzuki. (2005), Metodologi Riset Panduan Penelitian Bidang Bisnis dan Sosial,

Edisi Kedua, Ekosiana, Yogyakarta.

Moenir, A.S. 2008. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi

Aksara

Rivai, Veithzal, Dato’ Ahmad Fawzi, Mohd. Basri. 2005 Performance Appraisal,

sistem yang tepat untuk menilai kinerja karyawan dan meningkatkan

daya saing perusahaan. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada.

Shadily, Hasan.1991.Sosiologi untuk masyarakat Indonesia. Jakarta : Rineka

Cipta.

Simamora, Bilson.2003.Penilaian Kinerja dalam Manajemen Perusahaan. Jakarta

: Gramedia Pustaka.

(13)

Soeprihanto, Jhon. 1996. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan.Edisi

Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Administrasi., Bandung : PT Alfabeta.

Thoha, Miftah. 2004. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Thoha, Miftah. 2007. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tjandra, W. Riawan, dkk. 2005. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam

Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaruan

Wahyudi Kumorotomo, 1996, Etika Administrasi Negara, RajaGrafindo Persada,

Jakarta

Sumber dari Undang-Undang:

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999

Keputusan MENPAN NO: 63/KEP/M.PAN/7/2003

Sumber dari internet:

m.hukumonline.com/berita/baca/lt4b670734ebb6c/ori-com2 (diakses pada 5

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta dalam mencapai tujuan

yang ditetapkan harus digerakkan oleh sekelompok orang yang berperan aktif

sebagai pelaku dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk itu diperlukannya kinerja

yang baik dari setiap individu dalam organisasi tersebut. Kinerja sendiri menurut

Rue (dalam Tjandra 2005:38) didefenisikan sebagai tingkat pencapaian hasil serta

merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi secara berkesinambumgan.

Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para

individu yang terdapat pada organisasi tersebut, dengan kata lain kinerja individu

berhubungan sejalan dengan kinerja organisasi pada organisasi pemerintahan, jika

sumber daya aparatur pemerintah baik, maka kinerja institusi pemerintahan atau

birokrasi akan baik juga. Kinerja sumber daya aparatur pemerintah akan baik

apabila mempunyai keahlian yang tinggi, bersedia bekerja karena digaji sesuai

dengan ketetapan mempunyai jaminan masa depan lebih baik. Gaji dan jaminan

masa depan atau kesejahteraan merupakan hal yang dapat menciptakan motivasi

seseorang untuk bersedia melaksanakan kegiatan kerja dengan kinerja yang baik,

maka akan berdampak pada kinerja pemerintah yang baik pula.

Hakekat pemerintah adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah

diadakan untuk melayani dirinya sendiri, melainkan untuk melayani rakyat,

(15)

birokrasi merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai

abdi masyarakat disamping sebagai abdi Negara (Kurniawan, 2005:4).

Pelayanan publik dapat didefenisikan sebagai serangkaian aktivitas yang

dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga Negara

yang membutuhkan berbagai jenis pelayanan, mulai dari urusan sosial dan politik

berupa pembuatan akte kelahiran dan sertifikat tanah. Kemudian aspek ekonomi

dan bisnis seperti ijin berusaha atau investasi izin mendirikan bangunan maupun

melakukan kegiatan bisnis untuk alasan dan tujuan tertentu, sampai pada berbagai

jenis pelayanan publik lainnya (Marzuki, 2006).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 2009

tentang pelayanan publik, pelayanan publik adalah kegiatan atau serangkaian

kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang dan jasa dan

atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan

publik.

Secara umum kualitas kinerja pegawai di Indonesia pada saat sekarang

ini tergolong kurang baik yang mengakibatkan rendahnya kinerja institusi

pemerintah, walaupaun ada kenaikan gaji tidak secara otomatis meningkatkan

kinerja para pegawai. Persoalan kinerja inilah yang menjadi sumber kesinisan bagi

masyarakat yang berurusan dengan birokrasi. Banyaknya keluhan yang

didapatkan dari masyarakat yang menyatakan bahwa kinerja organisasi publik

adalah suatu proses keterlambatan administrasi dan kurang efisien (Laporan

(16)

Dalam organisasi pemerintahan tersebut, berdasarkan pengamatan

penulis di lokasi penelitian masih banyak para pegawai dalam melakukan

tugasnya sering tidak sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Mereka sering

melakukan kesalahan yang tidak seharusnya terjadi misalnya sering tidak masuk

kerja tanpa alasan yang jelas, tidak sungguh-sungguh mematuhi peraturan jam

kerja dan yang kerap terjadi dalam akhir-akhir ini adalah pada saat pengurusan

E-KTP, Kartu Keluarga (KK) dan lain-lain. Para pegawai kadang tidak

menghiraukan masyarakat yang menunggu lama dalam proses pendaftaran, sering

menunda-nunda pekerjaan, lamban dalam bekerja, dan ada juga pegawai

duduk-duduk ngobrol dengan sesama pegawai pada saat jam kerja berlangsung. Hal ini

akan berakibat tidak baik bagi organisasi, karena pekerjaan menjadi sering tidak

dapat selesai pada waktu yang ditentukan, banyak waktu yang tidak terpakai

dengan baik. Mereka beranggapan bekerja di pemerintahan itu tidak perlu bekerja

maksimal karena gaji telah ditetapkan jumlahnya, dan tunjangan yang sudah

ditetapkan. Selain itu fenomena masih adanya pegawai yang memanfaatkan jam

kerja untuk melakukan hal-hal lain diluar pekerjaannya. Hal ini berakibat pada

rendahnya kinerja pegawai, misalnya, pekerjaan yang tidak terselesaikan pada

waktu yang sudah ditentukan, karena perhatiannya terbagi dengan aktivitas lain di

luar dari kewajibannya sebagai pelayan publik, pembagian kerja yang kurang

terstruktur.

Masalah kinerja dipengaruhi oleh kemampuan pegawai dalam

melaksanakan tugas. Kinerja dapat dikatakan baik apabila didukung oleh

(17)

-lawyer (Donnelly, Gibson and Invancevich: 1994), kinerja individu pada dasarnya

dipengaruhi oleh faktor-faktor; (a) harapan mengenai imbalan; (b) dorongan; (c)

kemampuan; kebutuhan dan sifat; (d) persepsi terhadap tugas; (e) imbalan internal

dan eksternal; (f) persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Dengan

demikian, kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu: (1) kemampuan,

(2) keinginan dan (3) lingkungan. Sehingga, agar mempunyai kinerja yang baik,

seseorang harus mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mengerjakan serta

mengetahui pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang baik

tidak akan tercapai.

Untuk itu diperlukan pegawai kantor Camat yang memiliki kemampuan

dan kualitas profesional yang dapat memberikan pelayanan publik yang efektif

dan efisien serta berkualitas yang akhirnya dapat memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pelayanan terhadap masyarakat.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini, penulis menetapkan judul

“PENGARUH KEMAMPUAN KERJA PEGAWAI TERHADAP KINERJA

PEGAWAI KANTOR CAMAT MEDAN DENAI”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka

permasalahan yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimanakah Pengaruh Kemampuan Kerja Pegawai Terhadap Kinerja

(18)

1.3 Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan kerja pegawai Kantor Camat

Medan Denai.

2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja pegawai Kantor Camat Medan

Denai.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kemampuan kerja pegawai

terhadap kinerja pegawai kantor Camat Medan Denai.

1.4 Manfaat Penelitian

Disamping tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini, maka suatu

penelitian harus memiliki manfaat. Adapun manfaat yang hendak dicapai oleh

penulis melalui penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis khususnya, penelitian ini bermanfaat untuk

mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah, terutama dalam

menganalisa permasalahan yang terjadi di masyarakat yang ada

kaitannya dengan teori akademis.

2. Bagi instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan

yang berguna dalam meningkatkan efektivitas kerja pegawai bagi

instansi itu sendiri.

3. Bagi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, penelitian ini bermanfaat untuk

memperkaya ragam penelitian mahasiswa dan sebagai sumbangan

(19)

1.5 Kerangka Teori

Dalam penelitian ini diperlukan suatu kerangka atau pedoman yang dapat

memberikan kerangka pikiran dalam pelaksanaannya yang berpijak pada

konsep-konsep yang berhubungan dengan penelitian, dimana konsep-konsep-konsep-konsep itu akan

menjadi landasan teoritis dalam penelitian ini. Pedoman yang dimaksud adalah

kerangka teori.

Dari sini dapat dipahami bahwa sebenarnya teori bukan sekedar

merupakan kumpulan definisi dari berbagai buku, namun tujuan yang lebih

utamanya adalah untuk menjelaskan hakekat dari gejala yang akan diteliti dalam

hal ini peneliti meneliti sebuah lembaga/organisasi.

1.5.1 Kemampuan Kerja Pegawai

Salah satu ciri organisasi modern adalah penggunaan sumber daya

manusia atau pegawai yang mempunyai kemampuan cukup tinggi baik

kemampuan teknis maupun kemampuan administratif.

Menurut Thoha (2004), kemampuan merupakan salah satu unsur dalam

kematangan berkaitan dengan pengetahuan atau keterampilan yang dapat

diperoleh dari pendidikan, pelatihan dan suatu pengalaman.

Sesungguhnya kemampuan ditujukan seseorang baru sebagian dari

potensi yang terdapat pada dirinya sendiri. Dalam hal ini perlu adanya motivasi

untuk menggerakkan agar prestasi kerja semakin dapat dilihat dan dirasakan oleh

pengguna jasa Pegawai Negeri Sipil.

Kemampuan menunjukkan potensi orang untuk melaksanakan tugas atau

(20)

Kemampuan berhubungan erat dengan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki

orang untuk melaksanakan pekerjaan dan bukan yang ingin dilakukannya

(Gibson, 1994:104).

Berdasarkan uraian di atas bahwa apabila ingin mencapai hasil yang

maksimal seorang pegawai harus bekerja dengan sungguh-sungguh beserta

segenap kemampuan yang dimiliki ditunjang oleh sarana dan prasarana yang ada.

Jika seorang pegawai bekerja dengan setengah hati maka pekerjaan yang

dihasilkan tidaklah semaksimal yang diharapkan. Artinya bahwa kemampuan

seseorang bisa diukur dari tingkat keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki

dalam melaksanakan tugas yang dibebankan. Dengan keterampilan yang ada

maka pegawai akan berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kerjanya.

Ada 3 jenis kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk mendukung

seseorang dalam melaksanakan pekerjaan atau tugas, sehingga tercapai hasil yang

maksimal (Robert R.Katz, dalam Moenir 2008), yaitu:

1. Technical Skill (Kemampuan Teknis)

Adalah pengetahuan dan penguasaan kegiatan yang bersangkutan dengan

cara proses dan prosedur yang menyangkut pekerjaan dan alat-alat kerja.

2. Human Skill (Kemampuan bersifat manusiawi)

Adalah kemampuan untuk bekerja dalam kelompok suasana di mana

organisasi merasa aman dan bebas untuk menyampaikan masalah.

3. Conceptual Skill (Kemampuan Konseptual)

Adalah kemampuan untuk melihat gambar kasar untuk mengenali adanya

(21)

Menurut pengertian di atas, technical skill yang dimaksud adalah seorang

pegawai di dalam organisasinya harus mampu dalam penguasaan terhadap metode

kerja yang ada, artinya bahwa seorang pegawai yang mempunyai kemampuan

teknis yang meliputi prosedur kerja, metode kerja dan alat-alat yang ada seperti

yang telah dinilai dapat meningkatkan hasil kerja pegawai sehingga lebih

maksimal.

Human Skill di sini merupakan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai

dalam bekerja dengan team work atau kelompok kerja, yakni dalam bekerja sama

dengan sesama anggota organisasi. Hal ini penting sekali karena jika menutup diri

maka tidak akan mencapai hasil kerja yang maksimal. Jadi kemampuan dalam

berkomunikasi mengeluarkan ide, pendapat bahkan di dalam penerimaan pendapat

maupun saran dari orang lain dapat menjadi faktor keberhasilan melaksanakan

tugas yang baik.

Jadi, human skill di sini merupakan kemampuan yang dimiliki oleh

pegawai dalam bekerja dengan team work atau kelompok kerja di dalam

organisasi seperti terurai di atas bahwa hal ini penting untuk mencapai hasil kerja

yang maksimal.

Kemampuan yang ketiga adalah conceptual skill, kemampuan di sini

bagaimana seorang pegawai apabila sebagai decision maker dalam menganalisis

dan merumuskan tugas-tugas yang diembannya. Dengan kemampuan konseptual

ini maka pekerjaan dapat terarah dan berjalan dengan baik karena dapat memilih

prioritas-prioritas pekerjaan mana yang harus didahulukan dan sebelum bekerja

(22)

Dari bahasan-bahasan di atas maka di dalam mengukur kemampuan kerja,

menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Kemampuan teknis:

a. Tingkat pendidikan dan jenis pendidikan

b. Tingkat pelaksanaan tugas sesuai dengan aturan dan target waktu

yang telah ditetapkan.

c. Tingkat pelaksanaan pekerjaan menggunakan peralatan sesuai

dengan bidang tugasnya.

d. Tingkat penyelesaian terhadap masalah

2. Kemampuan bersifat manusiawi

a. Tingkat kerja sama dengan orang lain

b. Tingkat membangun suasana kerja

c. Tingkat pelaksanaan kerja dengan inisiatif

3. Kemampuan konseptual

a. Tingkat kejelasan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan

bidang tugasnya.

b. Tingkat penggunaan skala prioritas dalam menyelesaikan pekerjaan.

1.5.2 Kinerja Pegawai 1.5.2.1 Pengertian Kinerja

Menurut kamus umum, kinerja adalah hasil yang dicapai dari yang telah

dilakukan, dikerjakan seseorang dalam melaksanakan kerja atau tugas. Kinerja

merupakan prestasi kerja atau performance, yaitu hasil kerja selama periode

(23)

Performance adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian

atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode,

sering dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau

diproyekkan, suatu dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas

manajemen dan semacamnya (Aliminsyah dan Padji, 2003:206-207). Dalam hal

ini kinerja bisa dikatakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Simamora (2003:45) kinerja adalah ukuran keberhasilan

organisasi dalam mencapai misinya. Sedangkan Shadily (1992:425), mengatakan

kinerja atau performance adalah berdaya guna prestasi atau hasil. Wahyudi

Kumorotomo (1996) memberikan batasan pada konsep kinerja organisasi publik

setidaknya berkaitan erat dengan efisiensi, efektifitas, keadilan dan daya tanggap.

Hal ini berarti bahwa performance adalah sebuah tindakan yang dapat

dilihat, diamati serta dimungkinkan untuk mencapai hal-hal yang diharapkan

(tujuan). Kinerja juga dapat dikatakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan

kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya yang diperoleh selama periode

waktu tertentu.

Untuk mengetahui ukuran kinerja organisasi maka dilakukan penilaian

kinerja. Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa baik pegawai

melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan standar dan kemudian

(24)

1.5.2.2 Pegawai

Dalam Bahasa Indonesia kata pegawai berasal dari kata pe- dan gawai.

Pe adalah sebuah awalan yang menunjukkan arti orang yang mengerjakan atau

mempunyai pekerjaan seperti yang disebutkan oleh kata dasar, sedangkan gawai

berarti kerja (tim dosen IKIP Malang 1990:179).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pegawai adalah

orang yang bekerja pada suatu tempat yang resmi, memiliki data-data pribadi dan

mempunyai kekuatan hukum. Tempat pekerjaan yang dimaksud adalah organisasi,

lembaga, atau badan lainnya yang berhubungan dengan pegawai.

1.5.2.3 Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk

melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung

jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaitkan dengan

performance sebagai kata benda di mana salah satu entrinya adalah hasil dari

sesuatu pekerjaan, pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh seseorang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang

dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan

secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau

etika (Rivai, 2005:15-17). Kinerja pegawai merupakan hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

(25)

Faktor-faktor yang menandai kinerja adalah hasil ketentuan:

1. Kebutuhan yang dibuat pekerja

2. Tujuan yang khusus

3. Kemampuan

4. Kompleksitas

5. Komitmen

6. Umpan balik

7. Situasi

8. Pembatasan

9. Sikap pada setiap kegiatan

10. Usaha

11. Ketekunan

12. Ketaatan

13. Kesediaan untuk berkorban

14. Memiliki standar yang jelas

Selanjutnya Gibson (1994:110) mengungkapkan beberapa metode

penilaian kinerja, terdiri dari:

1. Metode Skala Penilaian Grafik

Metode Skala penilaian grafik skala yang mendaftarkan sejumlah ciri dan

kisaran kinerja untuk masing-masing pegawai kemudian dinilai dengan

mengidentifikasi skor yang paling baik menggambarkan tingkat kinerja

(26)

2. Metode Skala Penilaian Perilaku

Metode Skala penilaian perilaku merupakan suatu metode penilaian yang

bertujuan mengkombinasikan manfaat dari insiden kritis dan penilaian

berdasarkan kuantitas dengan menjangkau skala berdasarkan kukantitas

pada contoh-contoh spesifik dari kinerja yang baik dan jelek.

3. Metode Manajemen Berdasarkan Sasaran

Metode ini meliputi penetapan tujuan khusus yang dapat diukur bersama

dengan masing-masing pegawai dan selanjutnya secara berkala meninjau

kemajuan yang dicapai.

Menurut Soeprihanto, kinerja pegawai adalah hasil kerja seorang

pegawai selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,

misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu

dan disepakati bersama (Soeprihanto, 1996:6). Menurut Soeprihanto, aspek-aspek

kinerja meliputi:

1. Kualitas pekerjaan

2. Kuantitas pekerjaan

3. Kemampuan bekerja sendiri

4. Pemahaman dan pengenalan pekerjaan

5. Kemampuan memecahkan persoalan

Di dalam buku Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN,

2003:259), penilaian kerja adalah salah satu tahapan penting dalam siklus

pembangunan sumber daya manusia, baik di sektor publik maupun swasta.

(27)

(degree of completion) tugas-tugas yang dilakukan oleh pegawai selama masa

tertentu dengan menggunakan instrumen yang sesuai dengan karakteristik tugas

tersebut. Selanjutnya agar dapat menghasilkan penilaian kinerja yang volid dan

readible, maka perlu adanya instrumen pengukuran kinerja sebagai alat yang

dipakai untuk mengukur kinerja individu seorang pegawai. Substansi instrumen

pengukuran kinerja ini terdiri dari aspek-aspek yang berpengaruh terhadap

kualitas pelaksanaan tugas dan dapat diukur, yaitu meliputi:

1. Prestasi Kerja (Achievement)

Yaitu hasil kerja pegawai dalam menjalankan tugas baik secara kualitas

maupun kuantitas kerja.

2. Keahlian (skill)

Yaitu kemampuan teknis yang dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan padanya.

3. Perilaku (attitude)

Yaitu sikap atau tigkah laku pegawai yang melekat pada dirinya dan

dibawa dalam tugas-tugasnya. Perilaku disini mencakup kejujuran,

tanggung jawab, dan disiplin.

4. Kepemimpinan (leadership)

Merupakan aspek kemampuan manajerial dan seni dalam memberikan

pengaruh kepada orang lain untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara

(28)

Dari beberapa pendapat tersebut dapat diketahui bahwa syarat-syarat

yang ditentukan untuk pelaksanaan kinerja adalah sesuai dengan kualitas

pekerjaan, ditentukan pula kuantitas pekerjaan yang menjadi beban dari pegawai

maupun organisasi. Kesanggupan menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan

pada setiap pegawai menjadi dasar penilaian bagi pimpinan atau atasan.

Menurut Rivai (2005:400) prestasi kerja dirancang untuk membantu

mencapai hasil tertentu. Agar diperoleh hasil yang memuaskan, prestasi kerja

yang tepat berfokus pada:

1. Solusi jangka panjang

2. Pemberian penghargaan terhadap kemampuan usaha dalam

melaksanakan tugas

3. Memberikan penghargaan pada kepemimpinan

4. Memberikan penghargaan pada pertumbuhan dan perkembangan kinerja

karyawan

5. Memberikan penghargaan pada komitmen dan loyalitas

6. Memberikan penghargaan pada kinerja tim dan kerja sama

7. Memberikan penghargaan pada kreativitas

8. Tingkat perolehan penghargaan

Dalam Keputusan MENPAN NO: 63/KEP/M.PAN/7/2003 tanggal 10

Juli 2003, kriteria yang dipakai untuk melakukan penilaian kualitas pelayanan

publik adalah sebagai berikut:

1. Kriteria kualitas, dengan cakupan:

(29)

b. Kejelasan dan kepastian

c. Keamanan

d. Akurasi, tingkat kesalahan dalam melaksanakan tugas

e. Tanggung jawab

f. Kelengkapan sarana dan prasarana

g. Kemudahan akses

h. Kepastian waktu

i. Kedisiplinan

j. Kenyamanan

2. Kriteria kuantitas, dengan cakupan:

a. Lamanya waktu dalam melaksanakan tugas

b. Jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan pegawai

c. Frekuensi keluhan atau pujian terhadap kinerja pegawai, (jumlah

pekerjaan yang tidak tertunda)

d. Penggunaan perangkat-perangkat modern untuk mempercepat dan

mempermudah pekerjaan

Setiap pegawai atau masing-masing pegawai tidak sama dalam hal

penilaian kualitas maupun kuantitas pekerjaan. Tingkat penyelesaian dan

kesalahan dalam pelaksanaan tugas masing-masing pegawai juga berbeda.

Demikian juga jumlah pekerjaan yang diselesaikan, waktu yang dibutuhkan, dan

pekerjaan yang ditunda masing-masing pegawai berbeda. Berdasarkan hasil

pegawai dalam menjalankan pekerjaan baik secara kualitas dan kuantitas

(30)

dapat menjadi tujuan penyelesaian tugas secara efektif dan cermin setiap pegawai

daalam penentuan kemandirian pegawai.

Manfaat penilaian kinerja Sumber Daya Manusia, menurut Handoko

(1992) adalah sebagai berikut:

1. Perbaikan kinerja

2. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi

3. Keputusan-keputusan penempatan

4. Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan

5. Perencanaan dan pengembangan karir

6. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing

7. Ketidak akuratan informasi

8. Kesalahan-kesalahan desain pekerjaan

Berkaitan dengan masalah kinerja, dalam rangka terlaksananya

pemerintahan yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, bersih, serta

bertanggung jawab, telah diterbitkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam mencapai misi organisasi

dan tujuan-tujuan serta sasaran organisasi. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah hasil yang telah dicapai, atau yang

dikerjakan pegawai dalam melaksanakan kerja atau tugas tertentu dalam mencapai

tujuan organisasi.

Berdasarkan uraian teori-teori dan konsep-konsep kinerja pegawai di

atas, maka indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

(31)

1. Kualitas pekerjaan

a. Tingkat penyelesaian terhadap pelaksanaan tugas

b. Tingkat kesalahan dalam pelaksanaan tugas

2. Kuantitas pekerjaan

a. Tingkat kecepatan dalam penyelesaian tugas

b. Tingkat produktivitas pegawai

3. Prestasi kerja

a. Tingkat keaktifan dalam bekerja

b. Tingkat pencapaian prestasi

1.6 Hipotesis

Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap rumusan penelitian.

Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori,

belum menggunakan fakta atau melalui uji secara empiris (Sugiyono, 2005:70).

Berdasarkan kerangka teori dan pengertian-pengertian yang telah

dikemukakan maka peneliti dapat mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Hipotesa Alternatif (Ha)

Ada pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap kinerja pegawai

Kantor Camat Medan Denai.

2. Hipotesa Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap kinerja pegawai

(32)

1.7 Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan definisi yang dipakai oleh peneliti untuk

menggambarkan secara abstraksi dari suatu fenomena dalam suatu penelitian.

Konsep didefinisikan pula sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena

tertentu sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang

sama (Singarimbun dan Effendi, 1995 : 17).

Dengan berdasar pada pengertian tersebut maka dapat dirumuskan

definisi konsep dari variabel-variabel penelitian ini, sebagai berikut :

1. Kemampuan kerja pegawai (X) adalah suatu potensi yang dimiliki oleh

seorang pegawai sehingga orang tersebut mampu bekerja secara berdaya

guna dan berhasil guna sehingga hasilnya optimal.

2. Kinerja pegawai (Y) adalah hasil yang telah dicapai, atau yang

dikerjakan pegawai dalam melaksanakan kerja atau tugas tertentu dalam

mencapai tujuan organisasi.

1.8 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah salah satu unsur yang sangat membantu

antara komunikasi, antar peneliti yang merupakan petunjuk tentang bagaimana

suatu variabel diukur. Dengan membaca definisi operasional dalam suatu

penelitian, seorang peneliti akan mengetahui pengukuran suatu variabel, sehingga

ia dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut (Singarimbun dan

Effendi, 1995: 46).

Definisi operasional merupakan sesuatu yang memperjelas konsep

(33)

pengukuran di lapangan. Dengan demikian definisi operasional yang dapat

disimpulkan dari variabel-variabel diatas adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan (X) indikatornya :

a. Kemampuan teknis

1. Tingkat pendidikan dan jenis pendidikan

2. Tingkat pelaksanaan tugas sesuai dengan aturan dan target

waktu yang telah ditetapkan

3. Tingkat pelaksanaan pekerjaan menggunakan peralatan sesuai

dengan bidang tugasnya.

4. Tingkat penyelesaian terhadap masalah

b. Kemampuan bersifat manusiawi

1. Tingkat kerja sama dengan orang lain

2. Tingkat membangun suasana kerja

3. Tingkat pelaksanaan kerja dengan inisiatif

c. Kemampuan konseptual

1. Tingkat kejelasan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan

bidang tugasnya.

2. Tingkat penggunaan skala prioritas dalam menyelesaikan

pekerjaan.

2. Kinerja Pegawai (Y) indikatornya :

a. Kualitas pekerjaan

1. Tingkat penyelesaian terhadap pelaksanaan tugas

(34)

b. Kuantitas pekerjaan

1. Tingkat kecepatan dalam penyelesaian tugas

2. Tingkat produktivitas pegawai

c. Prestasi kerja

1. Tingkat keaktifan dalam bekerja

(35)

BAB II

METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif

kuantitatif. Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada

berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, dengan maksud untuk mencari

hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent

2.2 Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Kantor Camat Medan

Denai Jalan Pancasila Nomor 96 Medan.

2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek dan

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik untuk tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2005 :

90). Berdasarkan penjelasan diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh pegawai yang terdapat pada kantor Camat Medan Denai, yang

berjumlah 27 orang.

2.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. (Sugiono, 2005:96). Menurut Arikunto (1991:107) apabila subjeknya

atau populasinya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya sehingga

(36)

dalam penelitian ini adalah semua jumlah populasi yakni yang berjumlah 27 orang

pegawai.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam mengumpulkan

data atau keterangan dan informasi adalah sebagai berikut :

1. Metode Pengumpulan Data Primer

Merupakan data yang langsung dari objek penelitian, terdiri dari :

a. Metode kuisoner dengan menyebarkan daftar pertanyaan secara

tertutup menyangkut penelitian kepada para responden dengan

berbagai alternatif jawaban.

b. Metode Observasi dengan melakukan pengamatan langsung terhadap

fenomena yang terjadi di lapangan sesuai dengan fokus penelitian.

2. Metode Pengumpulan Data Sekunder

Merupakan data yang tidak secara langsung dari objek penelitian terdiri

dari :

a. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data melalui buku-buku,

makalah, literatur, internet dan lain-lain yang memiliki relevansi

dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi, dengan cara mengkaji informan yang bersumber

dari dokumen-dokumen atau catatan-catatn yang menyangkut

(37)

2.5 Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini

menggunakan teknik penentuan skor. Teknik pengukuran skor yang digunakan

adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner responden

(Sugiono 2005:108).

Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah:

Untuk alternatif jawaban a diberi skor 5

Untuk alternatif jawaban b diberi skor 4

Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3

Untuk alternatif jawaban d diberi skor 2

Untuk alternatif jawaban e diberi skor 1

Untuk mengetahui kategori dari jawaban masing-masing variabel apakah

tegolong tinggi, sedang atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan skala

interval dengan cara sebagai berikut :

ilangan

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing –

masing variabel yaitu :

Skor untuk kategori sangat tinggi = 4.25 – 5.00

Skor untuk kategori tinggi = 3.43 – 4.23

Skor untuk kategori sedang = 2.62 – 3.42

Skor untuk kategori rendah = 1.81 – 2.61

(38)

2.6 Teknik Analisa Data

Korelasi sederhana digunakan untuk mengukur besarnya hubungan

variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) adalah Korelasi Pearson Product

Moment. Penggunaan teknik korelasi seperti ini didasarkan atas sumber yang

diperoleh penulis serta adanya interval data yang berguna untuk melihat apakah

jawaban responden tergolong tinggi, sedang, rendah.

2.6.1 Koefisien Korelasi Pearson Product Moment

Untuk mengetahui koefisien korelasi variable X terhadap variable Y

digunakan Rumus Product Moment (Sugiyono, 2005:212):

rxy=

r = koefisien korelasi

x = variable bebas

y = variable terikat

n = jumlah sampel

Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan

yaitu :

1. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nilai nol (r = o), berarti

hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.

2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) artinya kenaikan nilai

variable yang satu diikuti nilai variable yang lain dan kedua variabel

(39)

3. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) artinya kedua variabel

negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti

menurunnya variabel yang lain.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah

antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran

atau interprestasi angka sebagai berikut :

Interprestasi Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

Dari nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang

diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel

korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan.

2.6.2 Koofisien Determinan

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya

pengaruh variable bebas terhadap variable terikat. Perhitungan dilakukan dengan

mengkuadratkan nilai Koofisien Korelasi Product Moment (R) dan dikalikan

100%.

D = (rxy)2 x 100%

Keterangan :

D = Koofisien Determinant

(40)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Kantor Camat Medan Denai

3.1.1 Sejarah Singkat Kantor Camat Medan Denai

Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu Kecamatan yang ada di

Kota Medan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun dan disahkan

menjadi Kecamatan defenitif dari 4 Kecamatan yang ada di Kota Medan

membawahi 18 Kelurahan dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50

Tahun 1991 tentang pembentukan Kecamatan baru di Provinsi Sumatera Utara

dan pemekaran 8 kecamatan di Kota Medan, salah satu kecamatan yang

wilayahnya dimekarkan adalah Kecamatan Medan Denai.

Kondisi fisik Kecamatan Medan Denai secara geografis berada di

Wilayah barat daya Kota Medan, serta berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kecamatan Medan Tembung

Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Amplas

Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan Area

Sebelah Timur : Kecamatan Percut Si Tuan/Kab. Deli Serdang

Di Kecamatan ini juga terdiri dari 6 kelurahan yaitu, Kelurahan Tegal Sari

Mandala I, Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kelurahan Tegal Sari Mandala III,

(41)

3.1.2 Visi Kantor Camat Medan Denai

Visi adalah cara pandang jauh ke depan, kemana instansi pemerintahan

harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Secara umum visi adalah

pandangan ideal masa depan yang ingin di wujudkan oleh kantor Camat Medan

Denai Kota Medan.

Penetapan visi mencerminkan apa yang ingin di capai, memberikan arah

dan fokus strategi yang jelas, berorientasi terhadap masa depan dan selanjutnya

diharapkan mampu menumbuhkan komitmen di lingkungan kantor Camat Medan

Denai.

Visi Kecamatan Medan Denai tahun 2011-2015 adalah “Kecamatan

Medan Denai yang nyaman, peduli, berdaya saing serta profesional dalam

mewujudkan Medan sebagai kota Metropolitan.”

3.1.3 Misi Kantor Camat Medan Denai

Misi adalah sesuatu yang harus di emban atau di laksanakan oleh

organisasi sesuai visi yang telah di tetapkan agar tujuan organisai dapat terlaksana

dan berhasil dengan baik. Untuk mencapai visi tersebut, maka Kecamatan Medan

Denai menjabarkannya dalam beberapa misi yang akan di laksanakan selama

priode berjalan sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

2. Meningkatkan profesionalisme aparatur kecamatan.

3. Mewujudkan medan sebagai kota Metropolitan yang nyaman, perduli,

berdaya saing dan sejahtera.

(42)

3.1.4 ujuan dan Sasaran Kantor Camat Medan Denai

Dengan memperhatikan visi dan misi Kecamatan Medan Denai tahun

2011-2015, tujuan dan sasaran yang akan di capai dalam lima tahun mendatang

adalah sebagai berikut:

1. Misi pertama: Meningkatkan administrasi pelayanan publik dengan

tujuan:

a. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi pemerintahan bagi

masyarakat Kecamatan Medan Denai dengan sasaran:

1. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap kinerja

aparatur pelayanan publik di kelurahan dan kecamatan Medan

Denai.

2. Meningkatkan disiplin aparatur pelayanan kepada publik di

kelurahan dan kecamatan Medan Denai.

b. Meningkatkan SDM aparatur pelayanan publik dengan sasaran:

1. Menigkatkan keterampilan aparatur kecamatan.

2. Meningkatkan pengetahuan aparatur pelayanan public di

kelurahan dan kecamatan Medan Denai.

3. Meningkatkan kesejahteraan aparatur pelayanan publik di

kelurahan dan kecamatan Medan Denai.

4. Meningkatakan kesadaran disiplin aparatur.

c. Meningkatkan koordinasi dan konsolidasi lintas sektoral di bidang

pemerintahan dan pembangunan kecamatan Medan Denai dengan

(43)

1. Meningkatkan kerjasama dan informasi lintas sektoral.

2. Meningkatkan peranan serta instansi lintas sektoral dalam

pembangunan kecamatan.

3. Terlaksananya rapat koordinasi.

2. Misi kedua: Meningkatkan pemberdayaan masyarakat kecamatan Medan

Denai dengan tujuan:

a. Meningkatkan peranan serta masyarakat dalam pembangunan

Kecamatan dengan sasaran yaitu terlaksananya partisipasi

masyarakat dalam pembangunan kecamatan.

b. Terlaksananya program pemerintahan dan pembangunan yang

transparan dan akuntabel.

c. Meningkatkan pembangunan dan pemberdayaan pemuda dengan

sasaran: terlaksananya pembinaan pemuda.

d. Meningkatkan pembinaan keagamaan kepada masyarakat dengan

sasaran yaitu:

1. Terlaksananya hari-hari besar keagamaan.

2. Terlaksananya perlombaan keagamaan.

3. Terlaksananya pembinaan kerukunan umat beragama.

4. Terlaksannya pembinaan bantuan kepada kaum dhuafa/miskin.

5. Meningkatkan mutu sarana ibadah.

e. Meningkatkan kemampuan olahraga dan sumber daya masyarakat

dalam seni dengan sasaran:

(44)

2. Terlaksananya pembinaan kesadaran masyarakat terhadap

kehidupan berbangsa dan bernegara serta pelestarian nilai-nilai

tradisi dan kebudayaan daerah.

3. Misi ketiga: Meningkatkan sarana dan prasarana pembangunan

kecamatan dengan tujuan:

a. Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana pelayanan

perkantoran kelurahan dan kecamatan dengan sasaran:

1. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan publik.

2. Meningkatkan pengetahuan aparatur kelurahan dan kecamatan

dalam bidang pengetahuan teknologi dan informasi.

b. Terwujudnya pengembangan sarana dan prasarana aparatur

pemerintahan dengan sasaran:

1. Terlaksananya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kerja

serta perkantoran di lingkungan kecamatan dan kelurahan.

2. Meningkatkan pengamanan dan pengendalain barang milik

daerah.

3. Terlaksananya perawatan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana bangunan, mobilisasi dan peralatan kerja milik

(45)

3.2 Sruktur Organisasi Dan Keadaan Pegawai

3.2.1 Struktur Organisasi Kantor Camat Medan Denai

Struktur organisasi di perlukan untuk membedakan tugas-tugas,

wewenang, dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya

hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah di

tetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi, di perlukan suatu wadah

untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan

ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah di tetapkan

sebelumnya. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan

pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat di

wujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan

perusahaan dapat tercapai.

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat di laksanakan

perseorangan ataupun kelompok yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian

kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran

tunggal.

3.2.2 Keadaan Pegawai Di Kantor Camat Medan Denai

Berikut ini disajikan keadaan pegawai di Kantor Camat Medan Denai:

Tabel 1

Keadaan Pada Kantor Camat Medan Denai

No. Nama Gol. Jabatan Ket.

1. Drs. Edi Mulia Matondang IV/a Camat PNS

2. - - Sekcam -

(46)

5. Jung Jung Nasution III/b Kasi Trantib PNS

6. Fairudd in Majrul, SH III/d Kasi PMK PNS

7. Erni Chariani, SE III/b Kasubbag Umum PNS

8. Muhammad Rizky, S.Sos III/b Kasubag Program PNS

9. Edy Iqbal Raja Purba, SE III/b Kasubbag Keuangan PNS

26. Jansen Parsaroan Situmeang II/b Staf PNS

27. Mustafa II/b Staf PNS

28. Rianita II/b Staf PNS

29. Krisna I/d Staf PNS

3.2.3 Job Description Kantor Camat Medan Denai

1. Camat

Camat mempunyai tugas menyelenggarakan kewenangan Pemerintahan

yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan

Otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum Pemerintahan.

(47)

Sekretaris mempunyai tugas pokok melakukan sebagian tugas Camat

lingkup kesekretariatan yang meliputi pengelolaan administrasi umum

keuangan dan penyusunan program. Dalam melaksanakan tugas pokok,

sekretariat menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Kecamatan

c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi

kesekretariatan Kecamatan yang meliputi administrasi umum,

kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan Kecamatan

d. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Kecamatan

e. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian

f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

3. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub Bagian Umum

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat

lingkup administrasi umum. Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub

Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan sub bagian umum

(48)

c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata

naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan penyelenggaraan

kerumah tanggaan Kecamatan

d. Pengelolaan administrasi kepegawaian

e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan,

ketatalaksanaan dan kepegawaian

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

4. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan di pimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada

dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub Bagian Keuangan

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretaris. Dalam

melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan

fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi

keuangan

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan

penyusunan rencana, penyusunan bahan pemrosesan pengusulan dan

(49)

d. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi

keuangan

e. Penyusunan laporan keuangan Kecamatan

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

g. Penyiapan bahan monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

5. Sub Bagian Perencanaan Program

Sub Bagian Perencanaan Program mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas Sekretaris. Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian

Perencanaan Prgram menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian

Perencanaan Program

b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusun rencana dan

program Kecamatan

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Kecamatan

d. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

(50)

Seksi Tata Pemerintahan di pimpin oleh Kepala Seksi, yang berada

dibawah dan bertanggungjawab kepada Camat. Seksi Tata Pemerintahan

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Camat. Dalam

melaksanakan tugas pokok, Seksi Tata Pemerintahan bertugas

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Seksi Tata

Pemerintahan

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkupan tata pemerintahan

c. Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi

pemerintahan kelurahan

d. Penyiapan bahan pembinaan dan koordinasi dalam penyelenggaraan

kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan

e. Penyiapan bahan koordinasi pembinaan kegiatan sosial politik,

ideologi Negara dan kesatuan bangsa

f. Penyiapan bahan pembinaan dibidang keagrarian

g. Pelaksanaan proses pelayanan administrasi kependudukan

h. Pelaksanaan kegiatan pencatatan monografi kecamatan dan

kelurahan

i. Pelaksanaan proses pelayanan administrasi lainnya lingkup tata

pemerintahan

j. Pemantauan pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

k. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

(51)

l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

7. Seksi Pemberdayaan Masyarakat

Seksi Pemberdayaan Masyarakat di pimpin oleh Kepala Seksi, yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Camat. Seksi

Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas Camat. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Pemberdayaan

Masyarakat bertugas menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pemberdayaan

Masyarakat

b. Penyusunan bahan dan petunjuk teknis lingkup pemberdayaan

masyarakat

c. Penyiapan bahan pembinaan terhadap kegiatan pemberdayaan

masyarakat seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

Lembaga Perekonomian Koperasi Usaha Mikro, kecil dan menengah

d. Pelaksanaan proses pelayanan masyarakat lingkup pemberdayaan

masyarakat

e. Penyiapan bahan koordinasi dalam penyelenggaraan pemberdayaan

masyarakat

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

(52)

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

8. Seksi Ketentraman Dan Ketertiban Umum

Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum dipimpin oleh Kepala Seksi,

yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Camat. Seksi

Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas Camat. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi

Ketentraman dan Ketertiban Umum menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Ketentraman dan

Ketertiban Umum

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup Ketentraman dan Ketertiban

Umum

c. Penyiapan bahan pembinaan Ketentraman dan Ketertiban Umum

d. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dengan satuan kerja

perangkat daerah dalam penyelenggaraan dalam Ketentraman dan

Ketertiban Umum, pengamanan dan penertiban terhadap

pelanggaran peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan

lainnya di wilayah kecamatan

e. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan polisi pamong praja,

pertahanan sipil dan perlindungan masyarakat

f. Membantu pelaksanaan pengawasan terhadap penyaluran bantuan

(53)

g. Pelaksanaan proses pelayanan masyarakat lingkup Ketentraman dan

Ketertiban Umum.

h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

9. Seksi Kesejahteraan Sosial

Seksi Kesejahteraan Sosial dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada

dibawah dan bertanggungjawab kepada Camat. Seksi Kesejahteraan

Sosial mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Camat. Dalam

melaksanakan tugas pokok, Kesejahteraan Sosial menyelenggarakan

fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Seksi Kesejahteraan

Sosial.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup Seksi Kesejahteraan Sosial.

c. Penyiapan bahan pembinaan Seksi Kesejahteraan Sosial.

d. Pelaksanaan proses pelayanan masyarakat lingkup Kesejahteraan

Sosial.

e. Penyiapan bahan koordinasi dalam penyelenggaraan pembinaan

kehidupan keagamaan, pendidikan, kepemudian, kebudayaan,

olahraga, kesehatan masyarakat dan kesejahteraan sosial lainnya

f. Membantu pelaksanaan tugsa-tugas penanggulangan bencana alam

(54)

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan

(55)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis menyajikan data-data yang diperoleh selama

penelitian pada Kantor Camat Medan Denai yang dijadikan sebagai lokasi

penelitian. Bab ini akan memaparkan hasil-hasil penelitian berupa data primer

yang telah peneliti peroleh di lapangan yang kemudian dianalisa satu persatu

dalam bentuk tabel tunggal (frekuensi).

Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner penelitian kepada

responden.Penyajian data ini terdiri dari karakteristik responden yang meliputi

data pribadi responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan.

Serta data variabel penelitian yang berupa jawaban responden terhadap pertanyaan

yang diajukan berdasarkan daftar pertanyaan pada kuesioner yang diuraikan

dalam tabel distribusi frekuensi.

4.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan teknik pengambilan sampel sebagaimana yang disampaikan

pada BabII, sampel yang digunakan sebanyak 27 responden. Karakteristik

responden ini meliputi jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan. Untuk lebih

(56)

4.1.1 Jenis Kelamin

Karakteristik subjek penelitian dapat ditunjukan sebagai berikut:

Tabel 2

Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) %

1. Laki-laki 16 59,26

2. Perempuan 11 40,74

Jumlah 27 100

Sumber: Hasil penelitian, 2014

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh peneliti, telah didapatkan data

jumlah PNS menurut jenis kelaminnya yaitu 16 orang berjenis kelamin laki-laki

dengan persentase 59,26% dan 11 orang berjenis kelamin perempuan dengan

persentase 40,74%. Maka, dapat dikatakan bahwa yang menjadi subjek penelitian

mayoritas adalah PNS dengan jenis kelamin laki- laki. 4.1.2 Umur

Untuk melihat secara keseuruhan, tingkat usia rata- rata subjek penelitian

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3

Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur

No. Umur Jumlah (Orang) %

(57)

Dari tabel 5 diatas, dapat bahwa yang menjadi subjek penelitian lebih

banyak berada di rentangan umur 37-46 tahun dan 47-56 tahun dengan jumlah

subjek penelitian masing-masing 11 orang (40,74%) dari total jumlah subjek

penelitian. Yang berada pada rentang usia 27- 36 tahun sebanyak 5 orang

(18,52%). Sedangkan tidak terdapat subjek penelitian yang berada pada rentang

usia 17-26 tahun serta pada usia diatas 56 tahun.

4.1.3 Pendidikan Terakhir

Dalam jenjang pendidikan terakhir para subjek penelitian, peneliti dapat

menguraikan pada tabel berikut:

Tabel 4

Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah (Orang) %

1. SD - -

2. SLTP/Sederajat - -

3. SLTA/Sederajat 17 62,96

4. Diploma 1 3,70

5. Sarjana (S1) 9 33,34

6. Pasca Sarjana - -

Jumlah 27 100

Sumber: Hasil penelitian, 2014

Berdasarkan pendidikan terakhirnya, subjek penelitian yang paling

banyak dijumpai penulis adalah SLTA/Sederajat yaitu terdapat 17 orang

(62,96%). Subjek penelitian yang berpendidikan terakhir diploma terdapat 1 orang

(58)

4.2 Data Variabel Penelitian

Pada bagian ini disajikan data mengenai variabel penelitian yang

diperolah melalui penyebaran kuesioner kepada 27 responden. Penelitian ini

menggunakan dua variabel yang terdiri dari variabel bebas (X) yaitu kemampuan

kerja pegawai dan variabel terikat (Y) yaitu kinerja pegawai. Variabel (X) terdiri

dari 13 pertanyaan dan variabel (Y) terdiri dari 9 pertanyaan.

4.2.1 Kemampuan Kerja Pegawai (Variabel X)

Sangat diperlukan sumber daya yang memadai termasuk Sumber Daya

Manusia yaitu pegawai yang profesional yang mampu mengembangkan

fungsi-fungsinya dan tugasnya sebagai pelayan publik.

Untuk melihat apakah pegawai Kantor Camat Medan Denai memiliki

kemampuan yang sesuai dengan tugasnya sebagai pelayan publik, maka dapat

dilihat pada hasil jawaban 27 responden yang diuraikan sebagai berikut:

Tabel 5

Distribusi Jawaban Responden Tentang Tingkat Pendidikan Mempengaruhi Pekerjaan Atau Bidang Tugas Yang Diemban

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat berpengaruh 17 62,96

Berpengaruh 10 37,04%

Cukup berpengaruh - -

Kurang berpengaruh - -

Tidak berpengaruh - -

Jumlah 27 100

(59)

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa

tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pekerjaan atau bidang tugas yang

diemban yaitu sebanyak 17 orang (62,96%). Sebanyak 10 orang responden

(37,04%) menyatakan berpengaruh dengan bidang pekerjaan, sementara untuk

jawaban cukup berpengaruh, kurang berpengaruh dan tidak berpengaruh, tidak

ada responden yang memilihnya.

Tabel 6

Distribusi Jawaban Responden Tentang Jenis Pendidikan Mempengaruhi Pekerjaan Atau Pekerjaan Atau Bidang Tugas Yang Diemban

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Sangat berpengaruh 13 48,15

Berpengaruh 13 48,15

Cukup berpengaruh 1 3,7

Kurang berpengaruh - -

Tidak berpengaruh - -

Jumlah 27 100

Sumber: Kuesioner Penelitian, 2014

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa responden menyatakan jenis pendidikan

berpengaruh terhadap pekerjaan atau bidang tugas yang diemban yaitu sebanyak

13 orang (48,15%) serta sebanyak 13 orang responden (48,15%) juga menyatakan

sangat berpengaruh dengan bidang pekerjaan, untuk jawaban cukup berpengaruh

sebanyak 1 orang (3,7%), dan kurang berpengaruh dan tidak berpengaruh, tidak

Gambar

Tabel 1 Keadaan Pada Kantor Camat Medan Denai
Tabel 3 Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur
Tabel 4
Tabel 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa Camat Medan Selayang sering memberikan hadiah serta pujian kepada para pegawai atas hasil pekerjaan yang

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai yaitu kepemimpinan, penempatan kerja, motivasi, kemampuan kerja, insentif, disiplin kerja, kepuasan kerja, dan

Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja pegawai adalah prestasi kerja atau hasil kerja yang dicapai oleh pegawai pada periode waktu tertentu

Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah, sehingga semakin tinggi

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai (studi kasus pegawai honor daerah) di

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT MEDAN

Variabel lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis (H2) yang berbunyi Kompensasi secara

kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Balai Pengelolaan Hutan Lestari Medan hal itu disebabkan oleh nilai uji-t adalah 0,00... Kata Kunci: