• Tidak ada hasil yang ditemukan

“PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN THE BIG FIVE DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN THE BIG FIVE DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA”"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN

THE BIG FIVE

DENGAN

PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA

SKRIPSI

Oleh:

Ria Indi Setia Nugrahini 201210230311172

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN

THE BIG FIVE

DENGAN

PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Ria Indi Setia Nugrahini 201210230311172

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

i

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Skripsi : Pengaruh Tipe Kepribadian The Big Five Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja

2. Nama Peneliti : Ria Indi Setia Nugrahini

3. NIM : 201210230311172

4. Fakultas/Jurusan : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 20 Desember – 3 Januari 2016

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 02 Februari 2016

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dra. Tri Dayakisni, M.Si ( )

Sekretaris : Adyatman Prabowo, M.Psi ( )

Anggota : 1. Ni‟matuzahroh, S.Psi, M.Si ( )

2. M. Sohib, S.Psi, M.Si ( )

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Tri Dayakisni, M.Si Adyatman Prabowo, M.Psi

Malang, 02 Februari 2016 Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(4)

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ria Indi Setia Nugrahini

NIM : 201210230311172

Fakultas/Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilimiah yang berjudul:

Pengaruh tipe kepribadian The Big Five dengan perilaku prososial pada remaja

1. Adalah bukan karya orang lain baik itu sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan skripsi/karya ilmiah dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Malang, 02 Februari 2016

Mengetahui,

Ketua Program Studi Yang Menyatakan,

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Pendidikan Seksual dengan Perilaku Seksual pada Remaja” yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Tidak lupa pula senantiasa penulis kirimkan shalawat dan salam kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW. Nabi yang telah mengisi sebagian besar masa hidupnya untuk kesejahteraan dan kemaslahatan umat manusia.

Penulis menyadari bahwa selama masa perkuliahan dan dalam proses penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan sumbangsih dalam bentuk apapun, baik itu berupa motivasi, bimbingan, dan petunjuk kepada penulis. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang dan dosen pembimbing I yang telah meluangkan banyak waktu untuk mencurahkan wawasannya, dan memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis. 2. Adyatman Prabowo, M.Psi selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan banyak

waktu untuk mencurahkan wawasannya, dan memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis.

3. Tri Muji Ingarianti, S.Psi., M.Psi selaku dosen wali yang senantiasa memberikan nasihat, dukungan, dan motivasi kepada penulis.

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yng telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

5. Ayahandaku tercinta (Bambang Setiawan) dan Ibundaku tersayang (Jariyah) yang penuh kesabaran dan pengertian yang luar biasa telah mengiringi dan menyemangati setiap langkah penulis dengan kasih sayang, doa, dan restunya, tanpanya aku bukanlah siapa-siapa di dunia fana ini.

6. Adikku Xenia Rosy Setia Nugrahini tersayang, terima kasih tiada tara atas segala support yang telah diberikan selama ini dan semoga adikku tercinta dapat menggapaikan keberhasilan juga di kemudian hari.

7. Seluruh teman-teman seperjuangan Fakultas Psikologi UMM angkatan 2012 khususnya rekan-rekan kelas C yang tak bisa tersebutkan namanya satu persatu, terima kasih banyak kuucapkan.

8. Sahabat setiaku (Mitha, Debri, Wilda, Alfi, Ridha, Argha, Dhicky, Hanifah, Alfi, Hima, Anggi, Erma) terima kasih telah menjadi teman, sahabat, saudara, dan keluarga ditanah rantau ini, semuanya sangat berkesan.

9. Teman-teman kos BCT123 yang bersama-sama dalam tempat tinggal yang telah dirasa suka duka kita lalui (Chaca, Mega, Ckyar, Shely, Tatha, Nisa, Marita)

10.Seluruh teman-teman FOCUS Universitas Muhammadiyah Malang terimakasih yang telah menjadi kleuarga di Malang.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah banyak memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis.

(6)

iv

Penulis menyadari bahwa tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan oleh penulis.Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti secara khusus, dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, 02 Februari 2016 Penulis,

(7)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN _________________________________________________ i SURAT PERNYATAAN __________________________________________________ ii KATA PENGANTAR _____________________________________________________ iii DAFTAR ISI ___________________________________________________________ v DAFTAR TABEL _______________________________________________________ vi DAFTAR LAMPIRAN ___________________________________________________ vii ABSTRAK _____________________________________________________________ 1 PENDAHULUAN ________________________________________________________ 2 LANDASAN TEORI _____________________________________________________ 5 Perilaku prososial ____________________________________________________ 5 Faktor-faktor yang mendasari perilaku prososial ____________________________ 5 Indikator-indikator perilaku prososial ____________________________________ 5

(8)

vi

DAFTAR TABEL

(9)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Blue print skala prososial untuk try out ______________________________________ 24

LAMPIRAN 2

Skala untuk try out ______________________________________________________ 31

LAMPIRAN 3

Data kasar skala prososial (try out) __________________________________________ 36

LAMPIRAN 4

Hasil validitas dan reliabilitas prososial (try out) _______________________________ 44

LAMPIRAN 5

Blue print prososial ______________________________________________________ 58

LAMPIRAN 6

Instrumen penelitian _____________________________________________________ 58

LAMPIRAN 7

Data kasar prososial _____________________________________________________ 58

LAMPIRAN 8

Data kasar Big Five ______________________________________________________ 58

LAMPIRAN 9

Hasil analisa data ________________________________________________________ 58

LAMPIRAN 10

Hasil T-score prososial ___________________________________________________ 58

LAMPIRAN 11

Hasil T-score Big Five ____________________________________________________ 58

LAMPIRAN 12

(10)

1

Perilaku prososial merupakan perilaku yang menguntungkan bagi diri sendiri, namun tidak memiliki manfaat yang jelas bagi penerimanya. Dengan adanya interaksi sosial pada remaja, muncul tingkah laku prososial yang akan dilakukan oleh remaja. Yaitu remaja mempunyai sikap menolong dan membantu orang lain dengan sukarela sehingga dapat disukai dan diterima dengan baik di lingkungannya. Kepribadian merupakan salah satu faktor yang memperngaruhi dengan terjadinya perilaku prososial pada remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepribadian Big Five dengan perilaku prososial pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan skala Big five

dan prososial. Jumlah subjek sebanyak 159 orang dengan menggunakan non-random sampling acidental. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara oppenes to experience (r=0,224; p<0,05) contiouness (r=0,191; p<0,05), extraversion

(r=0,271; p<0,05), dan agreebleaness (r=0,224; p<0,05) Terdapat hubungan negatif antara

neuroticism dengan perilaku prososial, dengan nilai (r=-0,259; p<0,05).

Kata kunci : Big five, prososial, remaja

Prososial behaviour is behaviour that is favorable to themselves, but do not have the obvious benefit to the recipient.With the availability of social interactions in teenagers, emerging the behavior of prosocial which will be done by teenagers. Teenagers have an attitude of helpfulness and help others sincerely so that they can be loved and well received in its environment. Personality is one of the factors which influence the prosocial behavior in teenagers. The purpose of this research is to know the influence of the Big-Five personality with prosocial behavior in teenagers. This research is quantitative research using the scale of the Big five and prososial. The number of the subject is 159 people using non-random sampling acidental. The results showed there was a significant positive relationship between oppenes to experience, contiouness, extraversion, and agreebleaness with prosocial, with a value of r = 0.224, 0.191, 0.271, 0.231 and value p = 0.002, 0.006, 0.000, 0.001. There is a negative relationship between neuroticism with the behavior of prosocial, with a value of r =-0.259 and p = 0.000.

(11)

2

Adanya masa transisi atau peralihan pada remaja, serta perubahan yang terus menerus baik lingkungan sosial maupun fisik, dapat mengakibatkan remaja sulit untuk menyesuaikan diri sehingga remaja mengalami berbagai konflik baik di dalam diri sendiri, lingkungan, keluarga, teman maupun lingkungan sosialnya. Kondisi tersebut apabila didukung dengan lingkungan yang kurang kondusif, kurangnya bimbingan ataupun pendidikan, ketidakmampuan menyesuaikan diri serta sifat kepribadian yang kurang baik akan menjadi pemicu buruk terhadap perilaku prososial pada remaja (Sarwono, 2003). Selanjutnya akan muncul perasaan bingung, tidak menentu, putus asa, cemas, teralienasi, depresi, kacau, mudah terombang-ambing dan tidak mempunyai pegangan. Akibatnya remaja tidak tahu pasti masa depannya, mengalami keraguan dan akhirnya frustrasi dan tidak percaya diri. Hal tersebut termanifestasi dalam bentuk-bentuk kenakalan remaja seperti minum-minuman beralkohol, penyalahgunaan narkotika, mencuri, memperkosa bahkan sampai kriminal serius (Schultz, 1991).

Perkembangan sosial remaja dapat dilihat adanya dua macam gerak, yang pertama yaitu memisahkan diri dari orang tua dan yang lain adalah menuju kearah teman – teman sebaya. Remaja diharapkan mampu menyeimbangkan dua macam gerak tadi (Monks, 1992). Dengan adanya perilaku yang berpihak pada lingkungan maka individu diharapkan dapat mewujudkan perilaku engan baik khususnya dilingkungan dimana ia tinggal. Tetapi masing – masing individu akan berbeda dalam menampakkan perilaku prososial (Huda, 2005).

Semakin positif pandangan individu terhadap individu lain maka semakin tinggi pula rasa empati yang berikutnya memungkinkan untuk melakukan tindakan prososial. Dan sebaliknya, semakin negatif pandangan individu terhadap individu lain maka semakin rendah rasa empatinya yang berikutnya semakin kecil kemungkinan untuk melakukan tindakan prososial (Afrohah, 2007).

Mengingat begitu pentingnya orang lain bagi seorang manusia maka dalam menjalani kehidupannya, individu tidak akan terlepas dari hubungan dan ikatan – ikatan sosial, mulai dari hubungan keluarga, teman dan masyarakat lain di lingkungan sekitar yang terbentuk dalam kelompok – kelompok sosial. Dengan terbentuknya kelompok – kelompok sosial tersebut diharapkan agar dapat berpengaruh dalam membentuk perilaku – perilaku individu secara positif, sesuai dengan kaidah – kaidah atau norma – norma yang ada di dalam masyarakat (Trisna, 2005).

(12)

3

Perilaku prososial tidak hanya bermanfaat bagi orang lain, tapi juga bagi pelaku prososial, karena dengan begitu prososial telah melakukan fungsi interaksi sosial yang berhubungan dengan kepribadian pada remaja. Dengan melakukan perilaku prososial, remaja dengan suka rela akan memberikan pertolongan pada orang lain yang membuatnya disukai dan diterima dengan baik, sehingga remaja mudah bersosialisasi dengan lingkungannya. Dengan adanya penerimaan yang baik, anak juga akan menjadi lebih percaya diri, sehingga mampu mengembangkan potensinya (Merdekasari, 2005).

Tingkah laku prososial merujuk kepada tindakan sukarela yang bertujuan untuk menolong ataupun memberi faedah kepada individu ataupun individu yang lain (Dayakisni dan Hudaniah, 2009). Faktor – faktor yang mempengaruhi prososial antara lain adalah, self – gain

: merupakan usaha yang dilakukan untuk menambah potensi – potensi guna penyempurnaan diri. Personal values and norms : merupakan nilai – nilai dan norma – norma pribadi.

Emphaty : pemahaman pikiran – pikiran dan perasaan – perasaan orang lain dengan menempatkan diri dalam kerangka ke dalam pedoman psikologis orang tersebut, tanpa sungguh merasakan apa yang dialami oleh orang yang bersangkutan (Dayakisni dan Hudaniah, 2009).

Sering dijumpai bahwa para remaja berkumpul dengan kelompok atau temannya yang lain. Dalam hal ini remaja menunjukkan sikap yang ingin diakui, diterima dan ketakutan akan ditinggalkan kelompok atau terisolir dengan kelompoknya. Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama dimana remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya. Lingkungan teman sebaya merupakan suatu kelompok yang baru, yang memiliki ciri, norma, kebiasaan yang jauh berbeda dengan apa yang ada dalam lingkunga keluarga (Mappiare, 1982).

Menurut Baron and Byrne (2005) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial yaitu pengaruh faktor situasional dan pengaruh faktor dari dalam diri. Adapun yang terdapat di dalam pengaruh faktor situasional Bystander (kehadiran orang lain), Atribusi terhadap korban, nilai-nilai dan norma sosial, model-model prososial. Pengaruh faktor dari dalam diri yakni Mood (Suasana Hati), Gender, dan kepribadian.

Tipe kepribadian seseorang menurut Costa & McCrae dalam Ivancevich (2006: 95) ada 5 (lima) yaitu : Extroversion (extrovert), Emotional stability (emosi yang positif),

Agreeableness (bersikap hormat), Consscientiousness (dapat diandalkan), dan Openness to experience (bersedia mengambil resiko).

Menurut Allport (dalam Alwisol, 2009) kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofik yang menentukan cara yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Allport dan Cattel mengembangkan teori 5 faktor kepribadian yang lebih dikenal dengan nama “Big Five Personality” yaitu, suatu pendekatan yang digunakan dalam psikologi untuk melihat kepribadian manusia melalui Traits yang tersususun dalam lima buah domain kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima Traits kepribadian tersebut adalah Extraversion, Agreebleness, Conscientiousness, Neuroticism,Openness to experience.

(13)

4

atau bisa disebut domain-patuh (dominance-submissiveness). Faktor ini merupakan dimensi yang penting dalam kepribadian, dimana Extraversion ini dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial. Seseorang yang memiliki faktor Extraversion yang tinggi, akan mengingat semua interaksi sosial, berinteraksi dengan lebih banyak orang dibandingkan dengan seseorang dengan tingkat Extraversion yang rendah. Dalam berinteraksi, mereka juga akan lebih banyak memegang kontrol dan keintiman. Peergroup mereka juga dianggap sebagai orang – orang yang ramah, fun loving, affectionate, dan talk active. (3) Openness to experience, merupakan faktor yang paling sulit untuk dideskripsikan, karena faktor ini tidak sejalan dengan bahasa yang digunakan tidak seperti halnya faktor – faktor yang lain. Openness to experiencemengacu bagaimana seseorang bersedia melakukan penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru. (4) Agreebleness, disebut juga social adaptibility yang mengindikasi seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah, emnghindari konflik dan memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain. (5) Conscientiousness, disebut juga

dependability, impulse control, dan will to achieve, yang menggambarkan perbedaan keteraturan dan self dicipline seseorang. Seseorang yang Conscientiousness memeliki nilai kebersihan dan ambisi.

Mlcak (2012) telah menemukan bahwa siswa perempuan menunjukkan tingkat neuroticism, ramah, mementingkan orang lain, dan kecenderungan empati dan tingkat yang lebih rendah dari perilaku masyarakat dan kecenderungan empati dan tingkat perilaku masyarakat yang lebih tinggi dari siswa laki-laki. Responden yang menjadi relawan menunjukkan tingkat keterbukaan yang lebih tinggi terhadap pengalaman, perilaku anonim, altruisme, perilaku dalam krisis, perhatian empatik dan pengambilan perspektif (perspective taking) dari pada responden yang profesinya bidang teknis dan ekonomi. Responden dengan pengalaman relawan mendemonstrasikan tingkat yang lebih tinggi dari extraversi, keterbukaan terhadap pengalaman, kesadaran, perilaku anonim, perilaku emosional, perilaku dalam krisis, perhatian empatik, perspektif berbicara, fantasi empatik dan tingkat yang lebih rendah dari marabahaya pribadi daripada responden tanpa pengalaman menjadi relawan. Secara bersamaan ditemukan bahwa dimensi model lima faktor mencerminkan prososial dan kecenderungan empatik laten dan difusional.

Hasil penelitian Carlo (2004) menyatakan bahwa motivasi nilai prososial relawan sebagian dimediasi hubungan antara agreeableness dan extraversion, dan relawan. Selain itu, agreeableness yang menurun, extraversion yang lebih kuat terkait dengan motivasi nilai prososial untuk menjadi sukarelawan. Sebaliknya, tidak ada dukungan untuk jalur di mana extraversion dan motivasi nilai prososial untuk relawan bersama-sama mempengaruhi secara sukarela. Diskusi berfokus pada utilitas memeriksa hubungan antara sifat dan motif dalam memprediksi relawan.

Dengan berjalannya waktu perilaku manusia untuk tolong menolong semakin menurun. Keadaan seperti ini manusia lebih mementingkan dirinya sendiri dari pada monolong orang lain. Tindakan tolong menolong dan kepedulian sesama manusia disebut dengan prososial. Dengan kita melakukan prososial terhadap sesama manusia dapat meringankan beban seseorang yang benar – benar sedang membutuhkan pertolongan. Dalam hal bertindak prososial dapat dikaitkan dengan tipe kepribadian dari masing – masing para remaja. Mereka mempunyai kepribadian yang seperti mana untuk melakukan tidakan prososial.

(14)

5

khususnya psikologi sosial. Secara praktis, penelitian yang akan dilakukan dapat memberikan masukan pada remaja mengenai pengaruh tipe kepribadian the big five dengan perilaku prososial pada remaja.

Perilaku prososial

Perilaku prososial dapat dimengerti sebagai perilaku yang menguntungkan penerima, tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi pelakunya (Staub, 1978; Baron & Byrne, 1994; dalam dayakisni, 2012). Pengertian perilaku prososial mencakup tindakan: sharing

(membagi), cooperative (kerjasama), donating (menyumbang), helping (menolong), honesty

(kejujuran), generosity (kedermewanan), serta mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain (Eisenberg & Mussen, 1989; dalam dayakisni, 2012). Menurut Sears, Freedman & Peplau (1985) menerangkan bahwa perilaku prososial dipengaruhi oleh karakteristik situasi, karakteristik penolong, dan karakteristik orang yang membutuhkan pertolongan. Baron & Byrne (2003) menjelaskan perilaku prososial sebagai segala tindakan apa pun yang menguntungkan orang lain. Secara umum, istilah ini diaplikasikan pada tindakan yang tidak menyediakan keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan bahkan mungkin mengandung derajat resiko tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa perilaku prososial adalah perilaku yang dapat menguntungkan orang sekitar dengan melakukan tindakan sharing (membagi), cooperative (kerjasama),

donating (menyumbang), helping (menolong), honesty (kejujuran), generosity

(kedermewanan), serta mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain. Perilaku prososial dapat dipengaruhi oleh situasi, orang yang menolong dan orang yang ditolong.

Faktor – faktor yang mendasari perilaku prososial

Menurut Staub (1978) terdapat beberapa faktor yang mendasari seseorang untuk bertindak prososial, yaitu : 1. Self-Gain. Harapan seseorang untuk memperoleh atau menghindari kehilangan sesuatu, misalnya ingin mendapatkan pengakuan, pujian atau takut dikucilkan. 2. Personal. Adanya nilai – nilai dan norma sosial yang diinternalisasikan oleh individu selama mengalami sosialisasi dan sebagian nilai – nilai serta norma tersebut berkaitan dengan tindakan prososial, seperti berkewajiban menegakkan kebenaran dan keadilan serta adanya norma timbal balik. 3. Empathy. Kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman orang lain. Kemampuan untuk empati ini erat kaitannya dengan pengambilan peran. Jadi prasyarat untuk mempu melakukan empati, individu harus memiliki kemampuan untuk melakukan pengambilan peran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial

Perilaku prososial dipengaruhi faktor-faktor karakteristik situasional dan faktor-faktor karakteristik personal (Dayakisni dan Hudaniah, 2009). 1. Faktor-faktor karakteristik situasional, yaitu kehadiran orang lain, pengorbanan yang harus dikeluarkan, pengalaman dan suasana hati, kejelasan stimulus, adanya norma-norma sosial, hubungan antara calon penolong dengan korban. 2. Faktor-faktor karakteristik personal yang melihat kejadian: Sedangkan yang dianggap faktor personal adalah karakteristik kepribadian. Salah satu alasan mengapa ada orang-orang tertentu yang mudah tergerak hatinya untuk bertindak prososial.

Indikator-indikator Perilaku Prososial

(15)

6

(menyumbang), helping (menolong), honesty (kejujuran), generosity (kedermawanan), serta mempertimbangkan hak dan kejesahteraan orang lain. Untuk memudahkan penelitian, maka peneliti mendeskripsikan indikator-indikator perilaku prososial diatas, sebagai berikut:

1. Membagi (Sharing), yakni memberikan kesempatan kepada orang lain untuk dapat merasakan sesuatu yang dimilikinya, termasuk keahlian dan pengetahuan.

2. Kerjasama (Cooperative), yaitu melakukan kegiatan bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama, termasuk mempertimbangkan dan menghargai pendapat orang lain dalam berdiskusi.

3. Menyumbang (Donating), adalah perbuatan yang memberikan secara materil kepada seseorang atau kelompok untuk kepentingan umum yang berdasarkan pada permintaan, kejadian dan kegiatan.

4. Menolong (Helping), yakni membantu orang lain secara fisik untuk mengurangi beban yang sedang dilakukan.

5. Kejujuran (Honesty), merupakan tindakan dan ucapan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

6. Kedermawanan (Generosity), ialah memberikan sesuatu (biasanya berupa uang dan barang) kepada orang lain atas dasar kesadaran diri.

7. Mempertimbangan hak dan kejesahteraan orang lain, yaitu suatu tindakan untuk melakukan suatu hal untuk kepentingan pribadi yang berhubungan dengan orang lain tanpa menganggu dan melanggar hak dan kesejahteraan orang lain.

Big five personality

Kata personality dalam bahasa inggris berasal dari bahasa yunani kuno prosopan atau persona, yang artinya „topeng‟ yang biasa dipakai artis dalam teater. Para artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah – olah topeng itu memiliki ciri kepribadian tertentu. Jadi konsep awal dari perngertian personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yang ditempatkan di lingkungan sosial (Alwisol, 2004).

Feist dan Feist (2009) menyatakan bahwa big five adalah salah satu kepribadian yang dapat baik memprediksi dan menjelaskan perilaku. Suatu pendekatan yang digunakan dalam psikologi untuk melihat kepribadian manusia melalui trait yang tersusun dalam lima buah domain kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisi faktor. Lima traits (ciri – ciri) kepribadian tersebut adalah extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuoroticism, openness to experiences.

Baron dan Byrne (2005) menyatakan bahwa lima besar dimensi kepribadian adalah dimensi dasar kepribadian manusia, dimensi – dimensi dimana individu berada seperti (openness, extraversion, agreeableness, dan neurotisme) sering kali tampak dalam perilaku sehari – hari.

Dimensi kepribadian Big Five Personality (Pervin, Cervone, & John (2010))

(16)

7

kesedihan yang tak beralasan. Karakteristik dengan skor rendah akan mengalami tenang, santai, tidak emosional, tabah, nyaman, puas terhadap diri sendiri. Extraversion (E), yaitu mengukur kuantitas dan intensitas interaksi intrapersonal, level aktivitas, kebutuhan akan stimuli, kapasitas kesenangan. Karakteristik dengan skor tinggi akan mengalami mudah bergaul, aktif, talkative, person-oriented, optimis, menyenangkan, kasih sayang, dan bersahabat. Karakteristik skor renah akan mengalami tidak ramah, tidak periang, menyendiri, task-oriented, pemalu dan pendiam. Openness (O), yaitu mengukur keinginan untuk mencari dan menghargai pengalaman baru, senang mengetahui sesuatu yang tidak familiar. Karakteristik dengan skor tinggi akan mengalami rasa ingin tahu yang tinggi, ketertarikan luar, kreatif, original, imajinatif, tidak ketinggalan zaman. Karakteristik dengan skor rendah akan mengalami earth, tertarik, hanya pada satu hal, tidak memiliki jiwa seni, kurang analitis.

Agreeableness (A), yaitu mengukur kualitasorientasi personal seseorang, mulai dari rasa kasihan sampai pada sikap permusuhan dalam hal pikiran dan tindakan. Karakteristik dengan skor tinggi akan mengalami berhati lembut, baik, suka menolong, dapat dipercaya, mudah memaafkan, mudah untuk dimaafkan, dan terus terang. Karakteristik dengan skor rendah akan mengalami sinis, kasar, rasa curiga, tidak mau bekerjasama, pendendam, kejam, mudah marah, dan menipulatif. Conscientiousness (C), yaitu mengukur tingkat keteraturan seseorang, ketahanan dan motivasi dalam mencapai tujuan. Berlawanan dengan bergantungan, dan kecenderungan untuk menjadi malas dan lemah. Karakteristik dengan skor tinggi akan mengalami teratur, dapat dipercaya, pekerja keras, disiplin, tepat waktu, teliti, rapi, ambisius, dan tekun. Karakteristik dengan skor rendah akan mengalami tidak bertujuan, tidak dapat dipercaya, malas, kurang perhatian, lalai, sembrono, tidak disiplin, keinginan lemah, dan suka bersenang – senang.

Dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah sikap yang sudah kita miliki untuk menjelaskan bagaimana mempunyai tingkah laku yang ada di dalam lingkungan di sekitar kita. Adapun

trait (ciri-ciri) kepribadian yang kita miliki yakni extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuoroticism, openness to experiences.

Pengaruh tipe kepribadian the big five dengan perilaku prososial pada remaja

Perilaku prososial ditinjau dari big five personality bahwasanya orang yang memiliki skor tinggi pada dimensi opennes to experience (keterbukaan dari pengalaman) akan cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, ketertarikan luar, kreatif, original, imajinatif, tidak ketinggalan zaman. Sehingga dia berani untuk melakukan hal – hal baru seperti menolong sesama tanpa melihat perbedaan ras. Serta individu yang memiliki dimensi keprbadian

opennes to experience termasuk individu yang memiliki tingkat asertifitas yang tinggi. Sehingga melakukan perilaku yang prososial.

Neoroticism dengan skor tinggi dapat mengalami kecemasan, merasa tidak aman, kurang penyesuaian, kesedihan tak beralasan dari dirinya sendiri terhadap lingkungan. Dari gambaran tersebut, individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi kepribadian ini maka akan menghindari perilaku prososial dan perilaku yang menggambarkan individu cenderung memiliki perilaku anti sosial. Individu cenderung takut atau menghindar yang berhubungan dengan orang lain.

(17)

8

menolong, sedangkan dalam suasana hati yang sedih, orang akan kurang suka memberikan pertolongan. Sehingga melakukan perilaku prososial.

Agreeableness dengan skor tinggi akan mengalami berhati lembut, baik, suka menolong, dapat dipercaya, mudah memaafkan, mudah untuk dimaafkan, dan terus terang dari dirinya sendiri terhadap lingkungan. Dari gambaran tersebut, individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi kepribadian ini merupakan individu yang memiliki orientasi empati terhadap orang lain dan menaruh perhatian pada orang lain yang sedang dalam kesusahan atau kesulitan sehingga individu akan menunjukkan perilaku prososial.

Conscientiousness dengan skor tinggi akan mengalami teratur, dapat dipercaya, pekerja keras, disiplin, tepat waktu, teliti, rapi, ambisius, dan tekun dari dirinya sendiri terhadap lingkungan. Dari gambaran tersebut, individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi kepribadian ini adalah individu yang memiliki harga diri yang tinggi, rendahnya menghindari tanggung jawab dan lokus kendali yang internal, sehingga individu akan melakukan perilaku prososial.

Hipotesa

Berdasarkan uraian mengenai perilaku prososial ditinjau dari big five personality, secara rinci hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh dengan rincian sebagai berikut :

- Ada pengaruh positif oppenes to experience terhadap perilaku prososial - Ada pengaruh negatif neurotisism terhadap perilaku prososial

- Ada pengaruh positif extraversion terhadap perilaku prososial - Ada pengaruh positif agreeableness terhadap perilaku prososial - Ada pengaruh positif conscientiousness terhadap perilaku prososial

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana pendekatan ini mendapatkan hasil berwujud data, diukur dan dikonversikan terlebih dahulu dalam bentuk angka – angka atau didikuantifikasikan dan dianalisis dengan teknik statistik. Jenis penelitian ini adalah prediktif eksplanatif, dimana dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah the big five dapat memprediksi adanya perilaku prososial dan mencari seberapa besar pengaruh the big five

terhadap perilaku prososial.

Subjek Penelitian

Masa remaja umumnya dimulai pada usia 10 – 13 tahun dan berakhir pada usia 18 – 22 tahun (Notoatdmojo, 2007). Populasi dari penelitian ini adalah remaja yang memiliki rentan usia 18 tahun – 22 tahun, baik itu jenis kelamin laki – laki maupun perempuan. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa UMM yang mempunyai jurusan psikologi angkatan 2015/2016. Teknik pegambilan sampel menggunakan teknik non random sampling acidental. Dengan jumlah subjek sebanyak 159 mahasiswa.

Varibel dan Instrumen Penelitian

(18)

9

menurut Feist dan Feist (2009). Skala yang digunakan untuk mengukur the big five

menggunakan adaptasi skala BFI (Big Five Inventory). Skala Big Five Inventory ini disusun berdasarkan teori Costa dan McCrae (1992) yang disusun oleh John & Srivasta (1999). Adapun indeks validitas dan reliabilitas skala the big five oleh Annisa Yunita (2012). Dengan indeks validitas dari 0.328-0.783. Dan indeks reliabilitas dari 0.940.

Variabel terikatnya prososial. Prososial adalah perilaku yang menguntungkan penerima, tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi pelakunya. Skala yang digunakan untuk mengukur perilaku prososial menggunakan adaptasi dari skala yang disusun oleh Ulin Nikmawati (2014). Skala prososial yang disusun berdasarkan bentuk – bentuk prososial berdasarkan teori menurut Eisenberg dan Mussen yaitu membagi (sharing), kerjasama (cooperative),

menyumbang (donating), menolong (helping), kejujuran (honesty), dan mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain. Instrumen penelitian ini menggunakan skala likert. Dalam skala likert ini responden akan digunakan untuk memilih jawaban atas pernyataan dengan pilihan jawaban yang paling sesuai dengan dirinya yakni SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Dengan indeks validitas 0,335-0,839 dan indeks reliabilitas 0,920.

Prosedur dan Analisa Data Penelitian

Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu perilaku prososial untuk mengetahui kecenderungan sikap prososial yang dilakukan, peneliti menggunakan alat ukur berupa skala likert. Untuk melakukan pengukuran pada tipe kepribadian the big five dan sikap prososial, peneliti menggunakan adaptasi skala yang sudah ada. Selanjutnya untuk menganalisis, peneliti menggunakan analisis secara kuantitatif yaitu dengan memasukkan angka dan perhitungan dalam metode statistik. Secara spesifik, digunakan multiple regression untuk menganaliasis lebih dari satu variabel bebas yaitu big five personality dan satu variabel tetap yaitu perilaku prososial. Peneliti melakukan try out terlebih dahulu, try out dimulai pada tanggal 10 Desember 2015 dengan menyebarkan 50 skala prososial. Try out dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas skala yang digunakan dalam penelitian. Pelaksanaan penelitian dengan menyebarkan skala, penyebaran skala dilakukan pada tanggal 20 Desember – 3 Januari dengan cara peneliti mendatangi subjek mahasiswa psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang berkumpul untuk mengisi skala. Tahap analisa data dilakukan untuk menjawab hipotesis yang diajukan peneliti, maka dalam penelitian ini analisa data yang digunakan adalah multiple regresi menggunakan SPSS 21 yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent).

Tahap penulisan laporan penelitian, yakni tahap dimana sebuah penelitian telah selesai dilaksanakan. Pada tahap ini peneliti membuat laporan penelitian sesuai dengan format yang ditetapkan.

HASIL PENELITIAN

(19)

10

Tabel 1. Perhitungan T-score Skala Prososial

Kategori Interval Frekuensi Presentase

Tinggi 52,28-68,08 64 40,3%

Sedang 36,47-52,27 86 54,1%

Rendah 20,66-36,46 9 5,7%%

Total 159 100%

Berdasarkan pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 159 subjek penelitian, ada 108 subjek atau 67,9% yang memiliki perilaku prososial tinggi, dan 51 subjek atau 32,1% yang memiliki perilaku prososial rendah.

Tabel 2. Perhitungan T-scoreOpenness to Experience

Kategori Interval Frekuensi Presentase

Tinggi 66,72 – 88,95 10 6,3%

Sedang 44,49 – 66,71 101 63,5%

Rendah 22,24 – 44,48 48 30,2%

Total 159 100%

Berdasarkan pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 159 subjek penelitian, ada 10 subjek atau 6,3% yang memiliki dimensi kepribadian Openness to Experience tinggi, ada 101 subjek atau 63,5% yang memiliki dimensi kepribadian Openness to Experience sedang dan 48 subjek atau 30,2% yang memiliki dimensi kepribadian Openness to Experience rendah.

Tabel 3. Perhitungan T-scoreConstiousness

Berdasarkan pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 159 subjek penelitian, ada 151 subjek atau 95,0% yang memiliki dimensi kepribadian Constiousness tinggi, dan 8 subjek atau 5,0% yang memiliki dimensi kepribadian Constiousness sedang.

(20)

11

Berdasarkan pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa dari 159 subjek penelitian, ada 39 subjek atau 24,5% yang memiliki dimensi kepribadian Agreeableness tinggi, ada 96 subjek atau 60,4% yang memiliki dimensi kepribadian Agreeableness sedang dan 24 subjek atau 15,1% yang memiliki dimensi kepribadian Agreeableness rendah.

Berdasarkan pada Tabel 6 dapat diketahui bahwa dari 159 subjek penelitian, ada 39 subjek atau 24,5% yang memiliki dimensi kepribadian Neuroticism tinggi, ada 26 subjek atau 47,8% yang memiliki dimensi kepribadian Neuroticism sedang dan 44 subjek atau 27,7% yang memiliki dimensi kepribadian Neuroticism rendah.

Tabel 7. Pengaruh Big Five dengan perilaku prososial

Dimensi Korelasi regresi R Square Signifikansi

Pada variabel dimensi kepribadian Openness to Experience terhadap Perilaku Prososial, didapatkan pengaruh positif dan signifikan (β = 0,224; p = 0,002). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dimensi kepribadian Openness to Experience yang dimiliki oleh seorang remaja maka Perilaku Prososial remaja tersebut akan semakin meningkat. Kontribusi dimensi kepribadian Openness to Experience terhadap Perilaku Prososial sebesar 11,0% artinya pengaruh tipe kepribadian Openness to Experience akan berpengaruh sebesar 11,0% terhadap Perilaku Prososial remaja.

(21)

12

semakin tinggi dimensi kepribadian Constiousness yang dimiliki oleh seorang remaja maka Perilaku Prososial remaja tersebut akan semakin meningkat. Kontribusi dimensi kepribadian

Constiousness ce terhadap Perilaku Prososial sebesar 9,4% artinya pengaruh tipe kepribadian

Constiousness akan berpengaruh sebesar 9,4% terhadap Perilaku Prososial remaja.

Pada variabel dimensi kepribadian Extraversion terhadap Perilaku Prososial, didapatkan pengaruh positif dan signifikan Prososial (β = 0,271; p = 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dimensi kepribadian Constiousness yang dimiliki oleh seorang remaja maka Perilaku Prososial remaja tersebut akan semakin meningkat. Kontribusi dimensi kepribadian

Extraversion terhadap Perilaku Prososial sebesar 13,3% artinya pengaruh tipe kepribadian

Extraversion akan berpengaruh sebesar 13,3% terhadap Perilaku Prososial remaja.

Pada variabel dimensi kepribadian Agreeableness terhadap Perilaku Prososial, didapatkan pengaruh positif dan signifikan (β = 0,231; p = 0,001). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dimensi kepribadian Constiousness yang dimiliki oleh seorang remaja maka Perilaku Prososial remaja tersebut akan semakin meningkat. Kontribusi dimensi kepribadian

Agreeableness terhadap Perilaku Prososial sebesar 11,4% artinya pengaruh tipe kepribadian

Agreeableness akan berpengaruh sebesar 11,4% terhadap Perilaku Prososial remaja.

Pada variabel dimensi kepribadian Neuroticism terhadap Perilaku Prososial, didapatkan pengaruh negatif dan signifikan (β = -0,259; p = 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tipe kepribadian Neuroticism yang dimiliki oleh seorang remaja maka Perilaku Prososial remaja tersebut akan semakin menurun. Kontribusi tipe kepribadian Neuroticism

terhadap Perilaku Prososial sebesar -12,8% artinya pengaruh tipe kepribadian Neuroticism

akan berpengaruh sebesar -12,8% terhadap Perilaku Prososial remaja.

Pada variabel Big Five dengan perilaku prososial menunjukkan koefisien regresi sebesar 16,123.

DISKUSI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara oppenes to experience

dengan perilaku prososial. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosita (2012) yang menguji adanya hubungan positif antara oppenes to experience terhadap minat jenis wisata usaha dan konvensi, berarti bahwa tipe ini mempunyai kekaguman terhadap hal baru. Tipe oppenes to experience adalah tipe orang yang memiliki keinginan untuk mencari dan menghargai pengalaman baru, senang mengetahui sesuatu yang tidak familiar (Pervin, Cervone, & John, 2010). Individu yang memiliki tipe oppenes to experience tinggi cenderung akan melakukan kerjasama (cooperative) dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama (Einsberg dan Mussen, 2009). Jika dihubungkan dengan penelitian ini, individu yang baru memasuki dunia perkuliahan menyukai dengan hal-hal yang baru. Tingkat prososial individu meningkat dimana remaja ingin mengetahui hal-hal baru yang ada disekitarnya, individu ingin mendapatkan pengetahuan baru dan berbagi dengan lingkungan disekitarnya sehingga terjadinya interaksi sosial terhadap teman sebayanya.

(22)

13

janji dan membantu teman, individu ini enggan menarik kembali janji yang mereka buat dikarenakan rasa tanggung jawab yang kuat dan menjaga komitmen yang telah mereka buat dengan demikian individu tersebut memunculkan kecenderungan untuk ingin membantu orang lain dan mengorbankan dirinya, begitu juga sebaliknya individu yang memiliki

conscientiouness rendah akan menunjukkan level terendah dalam membantu sesamanya. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian, dimana tipe kepribadian conscientiouness

memiliki pengaruh positif terhadap perilaku prososial pada remaja, yang artinya remaja akan meminta bantuan atau membantu sesama temannya ketika mengalami kesulitan sehingga individu dengan kepribadian conscientiouness merupakan individu yang dapat dipercaya (Pervin, Cervone, & John, 2010).

Fakta lain yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Rossa (2010) mengungkapkan bahwa individu pada skor tinggi conscientiouness menunjukkan adanya disiplin memenuhi kewajiban dan memiliki pendekatan yang logis untuk mengambil keputusan. Penelitian tersebut mendukung penelitian, dimana dalam penelitian menunjukkan bahwa individu dengan tipe conscientiouness tinggi lebih positif terhadap perilaku prososial. Pada tipe kepribadian conscientiouness adalah individu yang dapat dipercaya, pekerja keras, disiplin, tepat waktu, peka terhadap lingkungan yang memunculkan prososial dalam dirinya (Pervin, Cervone, & John, 2010).

Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Rahma (2015) mengungkapkan bahwa dimensi conscientiouness menjadi faktor prediktor dalam memprediksi gaya kelekatan dimissing dan memiliki hubungan positif. artinya semakin tinggi dimensi conscientiouness dalam diri remaja semakin tinggi gaya kelekatan dalam hubungan persahabatan. Dimana remaja dalam bersahabat pasti memiliki rasa kepercayaan terhadap temannya yang benar – benar sudah dipercaya dalam segala hal.

Hasil penelitian untuk tipe kepribadian extraversion bisa dijelaskan dengan mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Carlo, dkk (2005) mengenai interaksi ciri-ciri dan motif pada sukarela : agreeableaness, extraversion dan nilai prososial motivasi menunjukkan bahwa tipe kepribadian extraversion berhubungan positif dengan nilai prososial motivas. Dimana individu didorong oleh orang lain untuk terlibat dalam tindakan yang membantu orang lain dan adanya motivasi untuk menanggapi keprihatinan orang lain atau kebutuhan. Penelitian tersebut mendukung hasil penelitian bahwa tipe kepribadian extraversion terhadap perilaku prososial menunjukkan hasil yang positif, individu dengan tipe extraversion ini adalah seseorang yang mudah bergaul, aktif, dan bersahabat dengan dirinya sendiri terhadap lingkungan (Pervin, Cervone, & John, 2010).

Hasil penelitian untuk tipe kepribadian agreebleness bisa dijelaskan dengan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Wisudiani dan Nur Ainy (2014) menunjukkan bahwa perilaku prososial pada mahasiswakeperawatan kepribadian agreebleness memiliki skor tinggi dikarenakan mereka yang memiliki kepribadian agreebleness menunjukkan kualitas dari interaksi sosial dimana individu lebih terlibat dalam interaksi sosial yang positif. Bila dikaitkan dengan penelitian ini, menunjukkan bahwa individu dengan tipe kepribadian

agreebleness tinggi lebih positif terhadap perilaku prososial, yang mana individu mempersepsi dirinya sebagai orang yang suka menolong, lembut dan dapat dipercaya (Pervin, Cervone, & John, 2010).

(23)

14

dengan perilaku prososial. Penelitian tersebut mendukung hasil penelitian bahwa tipe kepribadian neuroticsm terhadap perilaku prososial menunjukkan hasil yang negatif. Individu neuroticsm cenderung diam, enggan mengemukakan pendapatnya, cenderung menarik diri dari lingkungannya, enggan berbagi dengan orang lain, tidak mau membantu orang lain, tidak dapat merasakan perasaan orang lain, tidak dapat bekerjasama dengan orang lain hanya memikirkan dirinya sendiri dan cenderung tidak mempunyai banyak teman. Hal ini berdampak yang kurang baik dalam proses melakukan kontak dengan lingkungan sekitarnya (Kusumaningrum, 2014). Individu merasa takut dengan orang yang ada disekitarnya dan ini akan menyebabkan individu menjadi antisosial didalam lingkungannya, merasa tidak nyaman saat berada lingkungannya, dan akan merasa ketakutan saat ada di lingkungannya.

Masing – masing dimensi berpengaruh tetapi kontribusinya kecil terhadap perilaku prososial. Tetapi karena kepribadian seseorang terdapat lima dimensi, maka jika dimensi dijumlahkan terdapat 45% bisa dibilang dalam taraf cukup atau tidak bisa dikatakan kecil.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa hipotesa penelitian ini diterima karena hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi oppenes to experience, Constiousness, Extraversion,

Agreeableness berpengaruh positif, sedangkan dimensi Neuroticism berpengaruh negatif. Implikasi dari penelitian ini untuk meningkatkan perilaku prososial yaitu bagi remaja diharapkan untuk mengasah kepekaan, lebih terbuka terhadap lingkungan, memperluas pergaulan, mudah memafkan, mudah menolong, dan melakukan hal-hal baru.

Untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti dengan variabel yang berbeda atau menambahkan variabel demografis (jenis kelamin dan budaya) dan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal atau lingkungan sosial misalnya peran modeling orang tua, guru, tokoh masyarakat atau teman sebaya terhadap perilaku prososial.

REFERENSI

Afrohah, N.A. (2007). Hubungan prasangka sosial dengan perilaku prososial. Skripsi.

Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Alwisol. 2004. Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press.

Asih, G. Y. (2010). Perilaku prososial ditinjau dari empati dan kematangan emosi. Vol 1. Universitas Muria Kudus.

Bachruddin, M. (2012). Pengaruh big five personality terhadap sikap tentang korupsi pada mahasiswa. Skripsi. Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Baron, R. A. dan Byrne, D. (2005). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga. .

(24)

15

Carlo, G and Brandy A. Randall (2002). The development of a measure of prosocial behaviors for late adolescents. Journal of Youth and Adolesvence.

Dayakisni, T., & Hudaniah (2012). Psikologi sosial (cetakan kelima). Malang : UMM Press. Farikha, R. (2011). Pengaruh tipe kepribadian big five dan kecerdasan emosi terhadap

perilaku prososial satuan polisi pamong praja kota Tangerang. Skripsi. Fakultas psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Feis, J., & G.J. (2010). Teori kepribadian (buku 1). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Feist, J. dan Feist, G. J. (2009). Teori kepribadian. Vol 2. Jakarta: Salemba. Humanika. Huda, M. (2005). Perilaku prososial mantan pengguna narkoba. Skripsi. Fakultas psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang.

Kusumanigrum, I. (2014). Meningkatkan perilaku prososial rendah melalui layanan penguasaan konten dengan teknik sosiaodrama pada siswa kelas VII SMP Negeri 21 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Uneversitas Negeri Semarang.

Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja. Surabaya : Usaha Nasional.

Melia, J.R. 2014. Perbedaan perilaku prososial mahasiswa ditinjau dari tempat tinggal (studi pada mahasiswa yang tinggal di asrama dan tinggal dengan orang tua). Skripsi.

Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Merdekasari, A. 2005. Pengaruh diskusi tayangan film prososial terhadap intensi perilaku prososial anak. Skripsi. Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Mlacak, Z. 2012. The big five and procosial personality aspects. Skripsi. University of Ostrava, Czect Republic.

Monks, F. J., Knoers, A. M. P. (1992). Psikologi perkembangan pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Nikmawati, U. (2014). Hubungan antara prososial dengan kepuasan hidup pada remaja.

Skripsi. Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Pervin, dkk. (2010). Psikologi kepribadian:teori dan penelitian. Edisi keenam. Jakarta: Erlangga.

Rahma, F. O. (2015). Kepribadian terhadap gaya kelekatan dalam hubungan persahabatan. Skripsi. Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Rahman, N. A. (2013). Dangerous driving behavior ditinjau dari Big Five Factors Personality. Skripsi. Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Rintasari, A. W. (2015). Hubungan antara Big Five Personality dengan kecenderungan gaya hidup hedonis pada mahasiswa di kota Malang. Skripsi. Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

(25)

16

Schultz. (1991). Psikologi pertumbuhan. Model-model kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius.

Spica, B. (2008). Perilaku prososial mahasiswa ditinjau dari empati dan dukungan sosial teman sebaya. Skripsi. Fakultas psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta.

Swikert, R., dkk. (2014). Conscientiousness moderates the influence of a help-eliciting prime on prosocial behavior. Journal pcychology.USA.

Trisna, D. (2005). Perbedaan perilaku prososial antara mahasiswa yang aktif dengan mahasiswa yang tidak aktif di organisasi kemahasiswaan. Skripsi. Fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Truta, C., dan Nitoiu, C. (2013). Personality factors and emotions invelved in customer decision-making styles. Romanian Journal of experimental Applied of Psychology. Vol. 5, Issue, 2013 : 19-26.

Winarsunu, T. (2009). Statistik dalam penelitian psikologi & pendidikan (cetakan keempat).

Malang : UMM Press.

Wisudiani dan Nur Ainy. (2014). Hubungan antara faktor kepribadian Big Five dengan perilaku prososial pada mahasiswa perawat. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Wrightsman, S. L. (1977). Social psychology. California: Wadsworth publishing company.

Inc.

(26)

17

(27)

18

LAMPIRAN 1

(28)

19

No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

1. Membagi 14, 30,34 2,32,19 6

2. Kejujuran 37,39,42 38,40,41 6

3. Kerjasama 1,13,27 12,22,35 6

4. Menyumbang 6,20,24 31,33,36 6

5. Menolong 9,16,21 5,15,28 6

6. Dermawan 3,8,18 10,17,29 6

7. Mempertimbangkan hak dan

kesejahteraan orang lain 4,7,11 23,25,26 6

(29)

20

LAMPIRAN 2

(30)

21

No Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1. Jika tugas ada yang tidak dimengerti, saya dan teman – teman akan

mendiskusikannya.

2. Saya akan bersikap cuek jika ada teman yang tidak megerti tentang pelajaraean, meskipun saya mengetahuinya.

3. Saya menyisihkan sebagian uang saku saya untuk pengemis

4. Jika sya memiliki teman yang cacat saya akan tetap berlaku baik padanya

5. Saya pura – pura baik saat teman meminta mengantarkan kesuatu tempat

6. Saat ada bakti sosial saya menyumbang sesuai kemampuan

7. Saya tetap berbuat baik pada teman saya meskipun dia pernah berbuat jahat kepada saya

8. Saya memasukkan sisa uang saku dalam kotak amal

9. Ketika saya melihat teman yang kerepotan membawa barang, saya akan membawa sebagian

10. Saya mau menjadi donor darah PMI asal ada imbalannya

11. Saya akan bersikap sopan pada orang yang lebih tua, jika saya mengenalnya

12. Jika ada tugas kuliah yang terasa sulit, saya akan menyelesaikannya sendiri daripada harus diskusi dengan teman – teman 13. Saya selalu ikut kerja bakti

14. Saya berbagi buku pelajaran dengan teman saya

(31)

22 kerepotan, saya pura – pura tidak melihat 16. Jika saya diminta untuk mengantar teman

ke suatu tempat saya akan mengatarnya 17. Uang saku saya mending buat jajan

daripada dimasukkan kedalam kotal amal 18. Saya ikhlas untuk jadi donor darah

19. Saya tidak mau bernag buku pelajaran dengan teman, karena merugikan saya 20. Jika saya diminta untuk menyumbang

korban bencana alam saya akan memberi meskipun cuma sedikit

21. Bila didekat saya ada barang yang jatuh saya akan mengambil dan mengembalikan pada pemiliknya

22. Saya lebih memilih tugas individu daripada tugas kelompok

23. Saya tidak akan bergaul dengan teman yang cacat fisiknya

24. Saya memberi sebagian uang saku saya untuk menjenguk teman yang sedang sakit 25. Saya akan bersikap sopan pada orang yang

lebih tua walaupun saya tidak mengenalnya

26. Saya akan memusuhi dan membalas pada orang yang telah berbuat jahat pada saya 27. Saya lebih membilih tugas individu

daripada tugas kelompok

28. Ketika ada barang yang jatuh didekat saya, saya akan mengambil dan tidak

mengembalikannya pada yang punya 29. Saat lebih memilih membelika barang atau

jajan dari uang saku daripada memberikannya pada pengemis

(32)

23 31. Saya enggan untuk menyumbang kegiatan

bakti sosial dikampus karena saya yakin banyak penyumbang lainnya

32. Jika saya mempunyai makanan, saya tidak meu menawari kepda teman, karena itu akan merugikan saya sendiri

33. Saat ada teman yang sakit saya pura – pura tidak tahu, maka jika tidak menyumbang tidak jadi masalah

34. Jika saya sendang makan sesuatu saya akan menawari teman yang ada

35. Saya pura – pura sakit unruk menghindari kerja bakti

36. Ketika saya punya uang saya lebih suka menabung daripada disumbangkan untuk korban bencana alam

37. Saya selalu berkata apa adanya walaupun saya tahu akan dimarahi

38. Saya tidak berkata jujur pada orang yang pernah jahat sama saya

39. Saya memberi tahu semua informasi apa saja yang ada dikampus pada teman yang jujur

40. Saya tidak mengatakan dengan jujur karena saya tahu akan dimarahi

41. Saya akan memberi informasi yang salah pada teman – teman

(33)

24

LAMPIRAN 3

DATA KASAR SKALA PROSOSSIAL

(34)

25

(35)

26

(36)

27

LAMPIRAN 4

HASIL VALIDITAS DAN RELIABILITAS PROSOSIAL

(37)
(38)

29

(39)
(40)

31

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,920 26

ANOVA with Tukey's Test for Nonadditivity

Sum of Squares df Mean Square F Sig Between People 210,481 49 4,296

Within People

Between Items 54,930 25 2,197 6,403 ,000

Residual

Nonadditivity 6,174a 1 6,174 18,246 ,000 Balance 414,165 1224 ,338

Total 420,339 1225 ,343 Total 475,269 1250 ,380 Total 685,750 1299 ,528 Grand Mean = 2,95

(41)

32

LAMPIRAN 5

(42)

33

No Indikator Favorable Unfavorable Jumlah

item

1 Membagi 14,30,34 19,32 5

2 Kejujuran 42 41 2

3 Kerjasama 1 12,35 3

4 Menyumbang 6,20 31,33,36 5

5 Menolong - 5,15,28 3

6 Dermawan 18 10,17,29 4

7 Mempertimbangkan hak

dan kesejahteraan orang lain

4,7 23,26 4

(43)

34

LAMPIRAN 6

(44)

35 Skala I

No Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

Saya adalah seseorang yang...

1. Suka bicara

2. Cenderung mencari kesalahan orang lain 3. Melakukan seluruh pekerjaan

4. Depresi, sedih 5. Menyukai ide baru 6. Pendiam/suka menyendiri

7. Suka membantu dan tidak egois dengan orang lain

8. Sedikit ceroboh

9. Santai, mengatasi stress dengan baik 10. Ingin tahu mengenai banyak sesuatu

yang berbeda

11. Memulai pertengkaran dengan orang lain 12. Pekerja yang dapat dipercaya

13. Peka

14. Banyak akal, pemikir mendalam 15. Membangkitkan banyak antusiasme 16. Memiliki sifat pemaaf

17. Cenderung tidak teratur 18. Sangat khawatir 19. Daya imajinasi tinggi 20. Cenderung diam

(45)

36 23. Secara emosional seimbang, tidak

mudah tersinggung 24. Berdaya cipta

25. Memiliki kepribadian tegas 26. Tekun hingga tugas selesai 27. Seorang yang suka murung

28. Menghargai seni, pengalaman estetika 29. Kadang – kadang malu, segan

30. Baik budi, dan baik terhadap hampir semua orang

31. Melakukan sesuatu secara efektif 32. Masih tenang dalam situasi tertekan 33. Lebih suka bekerja yang rutin 34. Ramah tamah, mudah bersosialisasi 35. Kadang – kadang kasar terhadap orang

lain

36. Membuat rencana dan mengikuti seluruh rencana mereka

37. Mudah gelisah

38. Suka membayangkan, bermain dengan ide

39. Memiliki sedikit ketertarikan pada seni 40. Suka bekerja sama dengan orang lain 41. Ahli dalam seni, musik atau literature

Skala II

No Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

(46)

37 saya dan teman – teman akan mendiskusikannya.

44. Jika sya memiliki teman yang cacat saya akan tetap berlaku baik padanya

45. Saya pura – pura baik saat teman meminta mengantarkan kesuatu tempat 46. Saat ada bakti sosial saya menyumbang

sesuai kemampuan

47. Saya tetap berbuat baik pada teman saya meskipun dia pernah berbuat jahat kepada saya

(47)

38 mengerti tentang pelajaran di kampus kebetulan saya mengetahuinya, maka saya akan jelaskan

61. Saya enggan untuk menyumbang kegiatan bakti sosial dikampus karena saya yakin banyak penyumbang lainnya

(48)

39

LAMPIRAN 7

(49)

40

3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3

3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 1 4 4

3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 1 4 3 4 3

3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3

3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3

4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 1 4 4

3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2

3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4

4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2

3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 1 3

4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3

3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3

4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 2 4 3

4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 3 1 4 4

4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 4

4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3

4 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3

4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 1 4 3

3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4

(50)

41

4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2

4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 4 3

3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3

3 4 3 3 3 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4

4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4

4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4

3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4

4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3

4 4 4 4 4 1 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 2 4 3

4 4 4 4 4 2 1 1 1 1 1 4 1 4 4 4 2 4 3 4 4 4 1 4 4 4

3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3

3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3

3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4

1 4 4 3 4 3 1 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3

4 4 4 3 3 2 2 4 4 2 3 4 4 4 2 4 1 4 3 4 4 4 4 2 3 4

4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 2 4 1 4 2 4 3 4 2 4 3 4

2 3 4 2 4 4 3 3 3 2 2 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3

4 4 4 3 3 2 2 4 4 2 3 4 4 4 2 4 1 4 3 4 4 4 4 2 3 4

2 4 4 2 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4

4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4

4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 2

3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4

4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4

(51)

42

3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4

3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

4 2 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3

2 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3

3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 2 4 3 1 4 4 2 4 2 3 4 2 4 3 4 3

3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 1 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4

3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 3 4 4

4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4

3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 1 4 4

4 4 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4

3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3

3 4 2 1 3 4 2 3 1 1 4 2 4 2 1 2 1 4 2 1 2 4 2 3 1 4

3 4 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 4 3 1 3 3 3 3 4 2 2 2 3 2 4

3 2 4 3 2 2 3 3 4 2 2 2 2 1 4 2 3 3 3 1 2 2 2 4 2 1

3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 1 3 2 4 4 1 3 2 4 3 3 3 4 2 4 3

3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3

3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3

3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 1 4 3 4 3

3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3

3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2

4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2

(52)

43

3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4

3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 3 1 4 4

4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3

3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 1 4 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3

4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 1 4 4

3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4

3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 1 3

3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4

3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 2 4 3

3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3

3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4

3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4

4 4 4 4 4 1 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 2 4 3

3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3

3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4

4 4 4 3 3 2 2 4 4 2 3 4 4 4 2 4 1 4 3 4 4 4 4 2 3 4

Gambar

Tabel 5. Perhitungan T-score agreeableaness __________________________________ 10
Tabel 2. Perhitungan T-score Openness to Experience
Tabel 5. Perhitungan T-score Agreeableness

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji T test menunjukkan bahwa pengaruh variabel inflasi, kurs, jumlah uang beredar dan kapitalisasi pasar secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

“Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkanhukum Islam antara Bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang

Data penelitian merupakan hasil penelitian lapangan (field research) di Desa Brondong Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan, yang dihimpun melalui observasi,

[r]

responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar atas nama Bilwalidayni

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Distribusi industri tapioka, (2) Karakteristik sosial-ekonomi pengusaha dan tenaga kerja industri tapioka, (3)

Penelitian yang tinjauan konsep desain berkelanjutan pada arsitektur rumah tinggal di kampung naga ini akan menganalisis sekaligus mendeskripsikan elemen-elemen

Sterilisasi cawan petri, pinset, scalpel dan gunting dilakukan dengan melapisi cawan petri, pinset, scalpel dan gunting dengan kertas dan dimasukkan ke