• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Pemberian Pembiayaan Serta Pengawasan Pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Sistem Pemberian Pembiayaan Serta Pengawasan Pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

ANALISIS SISTEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN SERTA

PENGAWASAN PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI

KANTOR CABANG PEMBANTU BELAWAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

NURUL AISYAH 112101175

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : NURUL AISYAH

NIM : 112101175

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS SISTEM PEMBERIAN

PEMBIAYAAN SERTA PENGAWASAN

PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI

KANTOR CABANG PEMBANTU BELAWAN

Tanggal: Agustus 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

(Drs. Syahyunan, M.Si) NIP. 19660904199103 1 003

Tanggal: Agustus 2014 Ketua Program Studi Diploma III Keuangan

(Dr. Yeni Absah, SE, M.Si) NIP. 19741123 200012 2 001

Tanggal: Agustus 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

( Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulisan tugas

akhir ini dapat terselesaikan. Adapun maksud dan tujuan penulisan tugas akhir ini

adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Program Studi Diploma III guna

meraih gelar Ahli Madya.

Dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini maupun saat mengikuti

kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, penulis

banyak mendapat bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu izinkan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas

Akhir ini, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma-III

Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program

Studi Diploma-III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahyunan M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis hingga akhirnya penulis

(4)

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara, khususnya yang mengajar pada Program Studi Diploma-III Keuangan.

6. Bapak pimpinan serta seluruh staf PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Pembantu Belawan yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan

penelitian.

7. Keluarga tercinta Ayahanda Suyadi dan Ibunda Syukriyah serta Adik-adik

tersayang Rahmad Cahyadi dan Diah Musyfirah yang telah memberikan

semangat dan dorongan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Sahabat-sahabatku Rizki Aldhila Lubis dan Roihanah Azizah Nasution yang

selalu memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.

9. Teman-teman seperjuangan di Program Studi DIII Keuangan angkatan 2011.

Terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya selama kuliah di semester

awal sampai semester akhir ini.

10.Semua pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian Tugas Akhir ini

baik langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar

terciptanya kesempurnaan di dalamnya. Akhir kata penulis mengucapkan

sekian dan terima kasih.

Medan, Agustus 2014

Penulis

(5)

DAFTAR ISI A. Sejarah Singkat PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan ... 8

B. Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan ... 10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 51

(6)

DAFTAR TABEL

No. Judul

Halaman

3.1 Daftar Kolektibilitas Pembiayaan Desember 2013 sampai Maret 2014 PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu

(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul

Halaman

1.1 Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak.

Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang

bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang

yang diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat

pembayaran baru berupa uang giral.

Di Indonesia dikenal 2 (dua) jenis bank menurut kegiatan operasionalnya

yaitu bank konvensional dan bank syariah. Bank konvensional adalah bank yang

dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada

terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan

dengan metode bagi hasil.

Menurut Heri Sudarsono, pada umumnya yang pengertian bank

syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan

jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi

disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu, usaha bank akan

selalu berkaitan dengan masalah uang yang merupakan barang dagangan

utamanya.

(9)

Bank Muamalat Indonesia, masih tergolong stagnan. Namun sejak adanya krisis

moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997 dan 1998, para bankir melihat

bahwa Bank Muamalat Indonesia (BMI) tidak terlalu terkena dampak krisis

moneter. Para bankir berpikir bahwa BMI, satu-satunya bank syariah di Indonesia,

tahan terhadap krisis moneter.

Pada tahun 1999, Berdirilah Bank Syariah Mandiri yang menjadi bank

syariah kedua di Indonesia dan merupakan konversi dari bank konvensional yang

dibeli oleh Bank Dagang Negara. Pendirian Bank Syariah Mandiri (BSM)

menjadi pertaruhan bagi bankir syariah. Bila BSM berhasil, maka bank syariah di

Indonesia dapat berkembang. Dan sebaliknya bila BSM gagal, maka besar

kemungkinan bank syariah di Indonesia akan gagal. Namun ternyata BSM dengan

cepat mengalami perkembangan.

Bank syariah memiliki sistem operasional yang berbeda dengan bank

konvensional. Bank syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para

nasabahnya. Dalam sistem operasionalnya, pembayaran dan penarikan bunga

dilarang dalam semua bentuk transaksi. Bank syariah tidak mengenal sistem

bunga, baik bunga yang diperoleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga

yang dibayar kepada penyimpan dana di bank syariah. Dalam menentukan

imbalannya, baik imbalan yang diberikan maupun diterima, bank syariah tidak

menggunakan sistem bunga, akan tetapi menggunakan konsep imbalan yang

sesuai dengan akad yang diperjanjikan.

Tidak berbeda dengan bank konvensional, bank syariah juga menawarkan

nasabah dengan beragam produk perbankan. Hanya saja bedanya dengan bank

(10)

harga belinya. Produk-produk yang ditawarkan sudah tentu sangat islami,

termasuk dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya.

Saat ini sudah banyak bank-bank syariah yang mulai bermunculan di

Indonesia. Tidak hanya di Indonesia saja bank syariah berkembang tetapi juga di

negara di dunia. Bank Islam sudah mulai tersebar di berbagai

negara-negara Muslim dan non-Muslim, baik di Benua Amerika, Australia, dan Eropa.

Bahkan banyak perusahaan-perusahaan keuangan dunia seperti ANZ, Chase

Chemical Bank, dan Citibank telah membuka cabang yang berdasarkan syariah.

Bank dapat menghimpun dana masyarakat secara langsung dari nasabah.

Bank adalah suatu lembaga yang dipercaya oleh masyarakat dari berbagai macam

kalangan dalam menempatkan dananya secara aman. Bank berperan menyalurkan

dana kepada masyarakat. Bank juga dapat memberikan pinjaman kepada

masyarakat yang membutuhkan dana.

Dalam perbankan syariah, istilah kredit tidak dikenal, karena bank syariah

memiliki skema yang berbeda dengan bank konvensional dalam menyalurkan

dananya kepada pihak yang membutuhkan. Bank syariah menyalurkan dananya

kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan. Sifat dari pembiayaan ini bukan

merupakan utang piutang, tetapi merupakan investasi yang diberikan bank kepada

nasabah dalam melakukan usaha.

Pengelolaan risiko yang tidak efektif dapat menyebabkan melemahnya

penerapan serta pengawasan kebijakan dan prosedur pemberian kredit, dan

penilaian kemampuan debitur dalam menyelesaikan kredit. Di dalam proses

pengawasan sebelum pemberian kredit pada debitur, bank meminta

(11)

khususnya tentang usaha yang dibiayai oleh bank sehingga bank dapat mengawasi

usaha nasabahnya.

Pengawasan kredit mutlak dilaksanakan untuk menghindari kredit macet.

Kondisi kredit macet akan terlihat dari Non Performing Loan (NPL) atau tingkat

pengembalian kredit yang lebih dari 5% yang merupakan batas toleransi kredit

yang tidak tertagih setelah dinyatakan macet, standar ini ditetapkan oleh bank

Indonesia selaku pemegang otoritas pengaturan perbankan di Indonesia.

Non performing loan (NPL) sangat menentukan dalam penilaian tingkat

kesehatan bank. Oleh karena itu, untuk memelihara kelangsungan usahanya bank

perlu meminimalkan potensi kerugian yang akan muncul karena adanya kredit

macet tersebut. Dalam hal ini, pemberian kredit kepada masyarakat perlu adanya

pertimbangan dan analisis yang baik dari pimpinan bank untuk menghindari

kemungkinan kerugian serta pertimbangan.

Sebelum bank memberikan kredit, bank harus yakin bahwa nasabah

tersebut dapat dipercaya. Oleh karena itu, bank terlebih dahulu mengadakan

analisis kredit yang mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek

usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuannya adalah

agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan kepada nasabah benar-benar aman.

Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat

membahayakan bank. Oleh karena itu, penyaluran kredit harus berdasarkan

prinsip kehati-hatian dengan sistem pengendalian yang baik dan benar. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa sektor perkreditan bagi kehidupan perbankan

sangat penting, sehingga sangatlah dibutuhkan pola pengawasan kredit yang

(12)

PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan sebagai

objek penelitian merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang

perbankan. Berbagai jasa pelayanan perbankan telah dilaksanakan oleh Bank

Syariah Mandiri dalam upaya peningkatan kualitas, termasuk di dalamnya

penyaluran pembiayaan.

Pengawasan yang dilakukan oleh PT Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Pembantu Belawan merupakan hak yang penting dalam usaha perbankan.

Tujuan pengawasan pemberian pembiayaan ini dapat menjaga, mengamankan dan

mengantisipasi terjadinya penyimpangan yang menyebabkan pembiayaan

bermasalah dan jika ini tidak ditindaklanjuti maka bank akan mengalami

kerugian.

Berdasarkan kenyataan yang ada, setiap bank selalu berusaha untuk

meningkatkan pengawasan terhadap kredit dan pelayanan kepada nasabah agar

tujuan yang diharapkan tercapai, maka dari itu penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Analisis Sistem Pemberian Pembiayaan Serta

Pengawasan Pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah sistem pemberian pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Pembantu Belawan telah sesuai dengan standar operasional prosedur

(13)

2. Apakah sistem pengawasan pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Pembantu Belawan telah sesuai dengan standar operasional

prosedur (SOP) yang berlaku?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memahami sistem pemberian pembiayaan dan pengawasan pada PT

Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis sistem pemberian pembiayaan dan

pengawasan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu

Belawan.

3. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana sistem

pemberian pembiayaan dan pengawasan pada PT Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Pembantu Belawan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Untuk memperdalam pengetahuan dan memperluas wawasan tentang sistem

pemberian dan pengawasan pembiayaan dan membandingkannya dengan teori

selama di bangku perkuliahan.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang pemberian dan

(14)

dalam pemberian pembiayaan perusahaan dapat mengatasi masalah tersebut

dengan baik.

3. Bagi Kalangan Akademik

Hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai bahan informasi atau referensi

penelitian dan penulisan selanjutnya, yang ingin meneliti lebih dalam lagi

(15)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan

Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas

telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal

pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan

hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.

Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul

dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah

menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi

kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,

industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional

mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan

merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki

oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT

Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi

tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta

mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)

empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo)

(16)

1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT

Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan

konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.

Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah

di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU

No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi

syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan

UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT

Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karena itu,

Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan

infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional

menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank

Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23

tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan

oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/KEP.BI/1999,

25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior

Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi

PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut,

PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25

(17)

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang

mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani

inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam

kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun

Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

Adapun Visi dan Misi PT Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut:

Visi PT Bank Syariah Mandiri adalah “Memimpin Pengembangan Peradaban

Ekonomi yang Mulia”.

Misi PT Bank Syariah Mandiri adalah:

1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.

2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada

segmen UMKM.

3. Mengembangkan manajemen talenta dalam lingkungan kerja yang sehat.

4. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

5. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan salah satu faktor dalam menunjang

jalannya suatu perusahaan, yaitu adanya pengelolaan perusahaan yang baik

menuntut adanya manajemen perusahaan yang baik pula. Struktur organisasi juga

merupakan penyediaan lingkungan yang tepat sesuai dengan keahlian dan

kecakapan karyawan itu masing-masing. Tujuan struktur organisasi adalah untuk

mendapatkan suatu sistem kerjasama yang baik dan berguna bagi perusahaan,

(18)

Struktur organisasi sangat penting bagi suatu perusahaan karena posisi

jabatan setiap pegawai akan terlihat jelas, sehingga setiap pegawai mempunyai

tanggung jawab untuk melaksanakan setiap tugasnya. Adapun susunan struktur

organisasi PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan adalah

(19)

Gambar 2.1

Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri Medan

(20)

C. Uraian Pekerjaan PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan

Uraian pekerjaan merupakan penjelasan dari jabatan atau peran setiap

pegawai pada perusahaan. Pada bagian ini akan diuraikan tugas dan wewenang

dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Pembantu Belawan adalah sebagai berikut:

1. Manager Pemasaran Tugasnya:

a. Mengelola secara optimal sumber daya agar dapat mendukung kelancaran

operasional cabang.

b. Membuat rencana kerja (RKSP) tahunan bidang pemasaran agar dapat

mendukung kelancaran operasional cabang.

c. Memonitor realisasi target operasional cabang serta upaya-upaya

pencapaiannya.

d. Melaksanakan strategi pemasaran dan produksi guna mencapai tingkat/volume

sasaran yang telah ditetapkan baik pembiayaan, pendanaan maupun jasa-jasa.

e. Melaksanakan proses review atas proses pembangunan pembiayaan dan

penekanan kepada upaya antisipasi risiko pembiayaan.

f. Bersama-sama dengan anggota komite pembiayaan lainnya memutuskan

pembiayaan sesuai dengan batas wewenangnya.

g. Review prasyarat/syarat dalam surat penegasan persetujuan pembiayaan (SP3)

telah sesuai dengan yang diputuskan komite pembiayaan cabang/kantor pusat.

h. Review akad pembiayaan dan surat sanggup telah sesuai dengan yang

(21)

i. Meyakini bahwa kelengkapan dokumen sebagai prasyarat/syarat pencairan

fasilitas pembiayaan telah dipenuhi nasabah.

j. Meyakini bahwa pengikatan jaminan dan penutupan asuransi telah

dilaksanakan pada kesempatan pertama setelah akad pembiayaan

ditandatangani dan biayanya telah dibebankan pada nasabah.

k. Memonitor ketertiban penyelenggaraan file dokumen pembiayaan yang telah

dilakukan bawahannya.

l. Melakukan pemantauan terhadap kualitas aktivasi produksi dan

mengupayakan pencapaian kolektibilitas lancar minimal sama dengan target

yang telah ditetapkan direksi.

Tanggung jawabnya:

a. Tercapainya target tahunan yang telah ditetapkan yang meliputi: pendanaan,

pembiayaan, jasa-jasa, bagi hasil dan kualitas aktiva produktif.

b. Terlaksananya pemberian pembiayaan yang aman dan efisien.

c. Terlaksananya pelayanan yang baik bagi seluruh nasabah dengan tetap

terpenuhinya sistem dan prosedur yang berlaku.

d. Terlaksananya pertumbuhan operasional yang wajar dan sehat.

e. Pelaporan ke kantor pusat dan pihak ekstern yang terkait dengan pembiayaan

telah dibuat dengan benar dan dikirimkan tepat waktu.

f. Tersedianya sumber daya di bidang pemasaran yang memadai.

g. Pelurusan temuan audit intern/ekstern yang terkait dengan pembiayaan telah

dibuat dengan benar dan dikirimkan tepat waktu.

(22)

i. Terlaksananya corporate culture (SIFAT) yang tercermin pada pelaksanaan

masing-masing tugas pegawai.

2. Marketing Office Tugasnya:

a. Membantu manajemen operasi dalam menetapkan rencana kerja tahunan

bidang pemasaran baik pembiayaan, pendanaan maupun jasa-jasa bank.

b. Melaksanakan strategi pembiayaan produksi bank guna mencapai

volume/sasaran yang telah ditetapkan.

c. Melakukan survey atau pengamatan secara langsung terhadap kondisi/potensi

bisnis daerah.

d. Membuat perencanaan solisitasi nasabah maupun investor untuk memperoleh

nasabah/investor yang baik.

e. Melaksanakan solisitasi nasabah/investor sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.

f. Melayani permohonan pembiayaan nasabah baik baru maupun perpanjangan.

g. Memberikan informasi kepada nasabah mengenai persyaratan pembiayaan

yang harus dipenuhi sehubungan dengan permohonan pembiayaan nasabah.

h. Memeriksa dan menerima kebenaran dan kelengkapan berkas permohonan

pembiayaan nasabah.

i. Melakukan investigasi melalui wawancara, bank cheking, pemeriksaan

setempat, trade dan market cheking.

j. Membuat surat penolakan atas permohonan pembiayaan nasabah yang ditolak.

k. Melakukan pengawasan dan membantu nasabah sehubungan dengan fasilitas

(23)

l. Melaksanakan penagihan rutin atas kewajiban nasabah yang jatuh tempo.

m. Menyelesaikan fasilitas pembiayaan nasabah yang tergolong kolektibilitas

kurang lancar, diragukan dan macet.

n. Melakukan pemantauan terhadap kualitas aktiva produktif dan mengupayakan

pencapaian kolektibilitas lancar minimal sama dengan target yang ditetapkan

direksi.

Tanggung jawabnya:

a. Berjalannya solisitasi kepada calon nasabah/investor sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan.

b. Termonitornya calon-calon nasabah yang direkomendasikan untuk diproses

pemberian pembiayaannya merupakan calon nasabah yang tergolong baik.

c. Tercapainya kualitas aktiva produktivitas yang telah ditetapkan.

d. Pemberian pelayanan kepada nasabah yang prima.

e. Terselenggaranya pengawasan dan pembinaan nasabah sehubungan dengan

fasillitas yang diberikan cabang.

3. Customer Service Tugasnya:

a. Memberikan penjelasan kepada nasabah/calon nasabah atau investor

mengenai produk-produk Bank Syariah Mandiri.

b. Melayani pembukaan rekening dan tabungan sesuai dengan permohonan

investor.

c. Melayani permintaan cek/bilyet giro.

d. Melayani permintaan nasabah untuk melakukan pemblokiran (stop payment),

(24)

e. Melayani penutupan rekening giro atas permintaan investor sendiri, karena

ketentuan bank (yang telah disepakati investor), maupun karena peraturan

Bank Indonesia.

f. Melayani permohonan penerbitan dan pencairan deposito berjangka dari

investor.

g. Melayani investor yang butuh informasi tentang saldo dan mutasi

rekeningnya.

h. Melayani nasabah dalam hal pelayanan jasa-jasa bank seperti transfer, inkaso,

pemindahbukuan antar rekening nasabah, auto save, surat referensi bank dan

sebagainya.

i. Menjaga kerahasiaan password/sandi yang menjadi wewenangnya.

j. Mengimplementasikan budaya SIFAT.

Tanggung jawabnya:

a. Kebenaran pemberian penjelasan-penjelasan/informasi mengenai jenis-jenis

produk dan jasa yang ditawarkan kepada nasabah/investor.

b. Kebenaran input data nasabah pada AS-400.

c. Kelancaran dan ketepatan pelayanan kepada nasabah/investor.

d. Kerahasiaan password atau sandi yang menjadi wewenangnya.

4. Teller Tugasnya:

a. Membuka dan menutup khasanah/brankas.

b. Menghitung uang yang akan disimpan ke dalam brankas.

(25)

d. Pada awal/akhir hari mengambil/menyimpan box teller dari dan ke dalam

khasanah.

e. Melayani penyetoran tunai maupun non tunai dengan benar dan cepat.

f. Melayani penarikan tunai maupun non tunai dengan benar dan cepat dengan

memperhatikan batas wewenang yang dimiliki.

g. Melaksanakan sign-on dan sign-off secara tertib pada pagi hari dan setiap akan

mengakhiri pekerjaan pada terminal.

h. Mencetak mutasi kas pada sore hari melalui AS-400 dan mencocokkan dengan

tiket-tiketnya.

i. Menjaga ketertiban dan keamanan sistem komputerisasi secara fisik maupun

administrasi.

j. Menjaga kebersihan dan keserasian lingkungan kerja.

k. Menjaga kerahasiaan password yang menjadi wewenangnya.

D. Kinerja Terkini

Kinerja perusahaan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Pembantu Belawan senantiasa berinovasi dengan meluncurkan beragam produk

dan jasa unggulan BSM. Kegiatan-kegiatan dalam Bank Syariah Mandiri ini

bergerak dalam 3 (tiga) bidang kegiatan utama, yaitu:

1. Produk Pendanaan

a. Tabungan BSM

Tabungan BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan

setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di konter BSM

(26)

b. Tabungan Berencana BSM

Tabungan Berencana BSM adalah tabungan berjangka yang memberikan

nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah

ditetapkan.

c. Tabungan Simpatik BSM

Tabungan Simpatik BSM adalah tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang

disepakati.

d. Tabungan Mabrur BSM

Tabungan Mabrur BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah untuk

membantu pelaksanaan ibadah haji dan umrah.

e. Tabungan BSM Dollar

Tabungan BSM Dollar adalah simpanan dalam mata uang dollar yang

penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan

BSM dengan menggunakan slip penarikan.

f. Tabungan Investa Cendekia (TIC)

Tabungan Investa Cendekia (TIC) adalah tabungan berjangka untuk keperluan

uang pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment) dan

dilengkapi dengan perlindungan asuransi.

g. Tabungan Kurban

Tabungan Kurban adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang bertujuan

membantu nasabah dalam perencanaan dan pelaksanaan ibadah kurban dan

(27)

h. Deposito BSM

Deposito BSM adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang

rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.

i. Deposito BSM Valas

Deposito BSM Valas adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam mata

uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.

j. Giro BSM

Giro BSM adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang Rupiah untuk

kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad

dhamanah.

k. Giro BSM Valas

Giro BSM Valas adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang US

Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip

wadiah yad dhamanah.

l. Giro BSM Singapore Dollar

Giro BSM Singapore Dollar adalah sarana penyimpanan dana dalam mata

uang Singapore Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan prinsip

wadiah yad dhamanah.

m. Giro BSM Euro

Giro BSM Euro adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang Singapore

Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan prinsip wadiah yad

(28)

2. Produk Jasa

a. BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG)

BSM Mobile Banking GPRS adalah layanan transaksi perbankan (non tunai)

melalui mobile phone (handphone) berbasis GPRS.

b. BSM Net Banking

BSM Mobile Banking adalah layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui

internet.

c. BSM Card

BSM Card adalah kartu yang dapat digunakan untuk transaksi perbankan

melalui ATM dan mesin debit (EDC/Electronic Data Capture).

d. Sentra Bayar BSM

Sentra Bayar BSM adalah layanan pembayaran beragam tagihan seperti

telepon, ponsel maupun listrik.

e. Pembayaran Melalui Menu Pemindahbukuan di ATM (PPBA)

Pembayaran Melalui Menu Pemindahbukuan di ATM (PPBA) adalah layanan

pembayaran tagihan instansi (lembaga pendidikan, asuransi, lembaga khusus,

lembaga keuangan non bank) melalui menu pemindahbukuan di ATM.

f. BSM Electronic Payroll (ePay roll)

BSM Electronic Payroll (ePay roll) adalah layanan administrasi pembayaran

gaji karyawan suatu institusi.

g. BSM Safe Deposit Box

BSM Safe Deposit Box adalah layanan penyimpanan benda berharga,

dokumen dan lain-lain yang ditempatkan diruangan yang dilengkapi sistem

(29)

3. Produk Pembiayaan

a. Edukasi BSM

Edukasi BSM adalah pembiayaan kepada calon pelajar dalam mendapatkan

dana pendidikan yang dibutuhkan.

b. Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet (MMOB)

Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet (MMOB) adalah fasilitas

pembiayaan dengan alokasi sumber dana yang terkait (spesifik) dari pemilik

dana (shahibul maal).

c. BSM Customer Network Financing (Modal Kerja)

BSM Customer Network Financing (Modal Kerja) adalah pembiayaan modal

kerja yang diberikan kepada Nasabah untuk pembelian persediaan barang dari

rekanan yang telah menjalin kerjasama dengan BSM.

d. Dana Berputar

Dana Berputar adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja

sementara dan bukan untuk Permanent Working Capital. Bersifat self

liquidating seiring dengan menurunnya aktivitas bisnis pada periode terkait.

e. Peralatan Kedokteran

Peralatan Kedokteran adalah pembiayaan untuk pembelian barang modal atau

peralatan penunjang kerja dibidang kedokteran.

f. Resi Gudang

Resi Gudang adalah pembiayaan dengan jaminan utama komoditi yang

diperdagangkan, dimana komoditi tersebut berada dalam suatu gudang atau

tempat yang terkontrol secara independen (independently controlled

(30)

g. Umrah

Umrah adalah pembiayaan untuk mempermudah nasabah dalam memenuhi

kebutuhan perjalanan umrah.

h. Pensiunan

Pensiunan adalah pembiayaan yang diperuntukkan bagi pensiunan.

i. Pembiayaan Kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya (PKPA)

Pembiayaan Kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya (PKPA)

adalah fasilitas penyaluran pembiayaan kepada anggota koperasi karyawan.

j. Griya BSM

(31)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Menurut PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan,

pembiayaan adalah dana yang disalurkan oleh pihak bank kepada nasabah yang

membutuhkan dana untuk keperluan usaha ataupun keperluan lainnya berdasarkan

prinsip syariah. Dalam perbankan syariah istilah kredit disebut dengan

pembiayaan sedangkan Pada bank konvensional istilah pembiayaan disebut

dengan kredit.

Menurut Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, “kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga”.

Menurut Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, “pembiayaan

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang

dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah ja ngka waktu

tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.

Menurut Rivai (2012:198), “Kredit adalah penyerahan barang, jasa atau

uang dari satu pihak (kreditor/atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan

(32)

penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua

belah pihak”.

2. Jenis-jenis Pembiayaan

Jenis-jenis pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Pembantu Belawan adalah sebagai berikut:

a. Murabahah (jual-beli)

b. Isthisna (jual-beli)

c. Salam (jual-beli)

d. Musyarakah (bagi hasil)

e. Mudharabah (bagi hasil)

f. Ijarah (sewa/jasa)

g. Hawalah (piutang)

h. Rahn (gadai)

i. Qordh (pinjaman)

Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dapat dilihat

dari berbagai segi yaitu sebagai berikut:

1. Dilihat dari segi Tujuan

Ditinjau dari segi tujuannya terdapat 2 (dua) jenis kredit, yaitu:

a. Kredit Konsumtif

Kredit ini bertujuan untuk memperoleh barang-barang atau kebutuhan lainnya

guna memenuhi keputusan dalam konsumsi.

b. Kredit Produktif

Kredit ini bertujuan untuk memungkinkan si penerima kredit dapat mencapai

(33)

2. Dilihat dari segi Jangka Waktu

Ditinjau dari segi jangka waktu terdapat 4 (empat) jenis kredit, yaitu:

a. Kredit Jangka Pendek (Short term credit)

Kredit Jangka Pendek merupakan kredit yang berjangka waktu maksimum 1

tahun.

b. Kredit Jangka Menengah (Intermediate term credit)

Kredit Jangka Menengah adalah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu 1-3

tahun.

c. Kredit Jangka Panjang (Long term credit)

Kredit Jangka Panjang adalah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu lebih

dari 3 tahun.

d. Demand Loan atau Call Loan

Demand Loan adalah suatu bentuk kredit yang setiap waktu dapat diminta

kembali.

3. Dilihat dari Segi Lembaga yang Menerima Kredit

Ditinjau dari segi lembaga yang menerima kredit terdapat 4 (empat) jenis

kredit, yaitu:

a. Kredit untuk badan usaha pemerintah/daerah yaitu kredit yang diberikan

kepada perusahaan/badan usaha yang dimiliki pemerintah.

b. Kredit untuk badan usaha swasta yaitu kredit yang diberikan kepada

perusahaan/badan usaha yang dimiliki swasta.

c. Kredit perorangan yaitu kredit yang tidak diberikan kepada perusahaan, tetapi

(34)

d. Kredit untuk Bank Koresponden, Lembaga Pembiayaan dan Perusahaan

Asuransi yaitu kredit yang diberikan kepada bank koresponden, lembaga

pembiayaan dan perusahaan asuransi.

4. Dilihat dari Segi Tujuan Penggunaan

Ditinjau dari segi tujuan penggunaan terdapat 3 (tiga) jenis kredit, yaitu:

a. Kredit Modal Kerja/Kredit Eksploitasi

Kredit Modal Kerja (KMK) adalah kredit untuk modal kerja perusahaan dalam

rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan, seperti pembelian bahan

baku/mentah, bahan penolong/pembantu, barang dagangan, biaya eksploitasi

barang modal, piutang dan lain-lain.

b. Kredit Investasi

Kredit Investasi adalah kredit (berjangka menengah atau panjang) yang

diberikan kepada usaha-usaha guna merehabilitasi, modernisasi, perluasan,

ataupun pendirian proyek baru, seperti pembelian mesin, bangunan, dan tanah

untuk pabrik.

c. Kredit Konsumsi

Kredit Konsumsi merupakan kredit yang diberikan untuk keperluan konsumsi

berupa barang atau jasa dengan cara membeli, menyewa atau dengan cara lain.

5. Dilihat dari Segi Sektor Ekonomi

Ditinjau dari segi sektor ekonomi terdapat 8 (delapan) jenis kredit, yaitu:

a. Sektor Pertanian, Perburuhan dan Sarana Pertanian.

b. Sektor Pertambangan.

(35)

d. Sektor Listrik, Gas dan Air.

e. Sektor Konstruksi.

f. Sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel.

g. Sektor Jasa-jasa Sosial/Masyarakat.

h. Sektor Lain-lain.

6. Dilihat dari Segi Sifat

Ditinjau dari segi sifat terdapat 5 (lima) jenis kredit, yaitu:

a. Kredit atas Dasar Transaksi Satu Kali (Eenmalig)

b. Kredit atas Dasar Transaksi Berulang (Revolving)

c. Kredit atas Dasar Plafon Terikat.

d. Kredit atas Dasar Plafon Terbuka.

e. Kredit atas Dasar Penurunan Plafon secara Berangsur.

7. Dilihat dari Segi Kredit yang Disalurkan dari Bentuk

Ditinjau dari segi kredit yang disalurkan dari bentuk terdiri dari 2 (dua)

jenis kredit, yaitu:

a. Cash Loan

Cash Loan adalah pinjaman uang tunai yang diberikan bank kepada

nasabahnya.

b. Non-Cash Loan

Non-Cash Loan adalah fasilitas yang diberikan bank kepada nasabahnya,

tetapi atas fasilitas tersebut bank belum mengeluarkan uang tunai.

8. Dilihat dari Segi Sumber Dana

(36)

a. Kredit dengan dana bank sendiri.

b. Kredit dana bersama dengan bank lain (sindikasi, konsorsium, joint financing)

c. Kredit dengan dana dari luar negeri (Offshore, Two Step Loan, Project Aid)

9. Dilihat dari Segi Wewenang Pemutusan

Dilihat dari segi wewenang pemutusan terdapat 3 jenis kredit, yaitu:

a. Wewenang Kantor Wilayah.

b. Wewenang Kantor Cabang.

c. Wewenang Kantor Pusat (Kepala Divisi, Direksi).

10.Dilihat dari Segi Sifat Fasilitas

Dilihat dari segi sifat fasilitas terdiri atas 2 (dua) jenis kredit, yaitu:

a. Committed Facility

Committed Facility adalah suatu fasilitas yang secara yuridis bank

berkewajiban untuk memenuhinya sesuai dengan yang diperjanjikan, kecuali

terjadi suatu peristiwa yang member hak kepada bank untuk menarik

kembali/menangguhkan fasilitas tersebut sesuai surat atau dokumen lainnya.

b. Uncommitted Facility

Uncommitted Facility adalah suatu fasilitas yang secara yuridis bank tidak

mempunyai kewajiban untuk memenuhinya sesuai dengan yang telah

diperjanjikan.

11.Dilihat dari Segi Akad

(37)

a. Pinjaman dengan Akad Kredit

Pinjaman dengan Akad Kredit adalah pinjaman yang disertai dengan suatu

perjanjian kredit tertulis antara bank dan debitur, antara lain mengatur

besarnya plafon kredit, suku bunga, jangka waktu, jaminan, cara -cara

pelunasan dan sebagainya.

b. Pinjaman tanpa Akad Kredit

Pinjaman tanpa Akad Kredit adalah pinjaman yang disertai perjanjian tertulis.

3. Fungsi Pembiayaan

Di dalam perbankan syariah istilah kredit dikenal dengan sebutan

pembiayaan. Adapun fungsi pembiayaan pada perbankan syariah adalah sebagai

berikut:

a. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar-menukar barang dan jasa.

b. Pembiayaan merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fund.

c. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga.

d. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang

ada.

Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah umumnya berfungsi untuk

membantu masyarakat memenuhi kebutuhannya dalam hal meningkatkan

usahanya. Pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah ini secara tidak

langsung juga telah memasarkan produk pendanaan maupun produk pelayanan

jasa bank.

Dalam hal ini, pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah

dapat memberikan manfaat yang cukup besar bagi nasabah yaitu dapat

(38)

peningkatan profitabilitas bank. Dengan adanya peningkatan laba usaha, maka

tingkat profitabilitas bank akan mengalami kenaikan.

Pada bank konvensional istilah pembiayaan disebut dengan kredit. Secara

garis besar fungsi kredit dalam perekonomian, perdagangan dan keuangan adalah

sebagai berikut:

a. Meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang.

b. Meningkatkan utility (daya guna) suatu barang.

c. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

d. Menimbulkan gairah masyarakat untuk berusaha.

e. Alat stabilitas ekonomi.

f. Jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional.

g. Sebagai alat meningkatkan hubungan ekonomi internasional.

4. Langkah-langkah Pemberian Pembiayaan a. Menganalisa permasalahan.

b. Pemberian R3 (Rescheduling, Reconditioning, dan Restrukturing) dalam

meneruskan hubungan.

c. Pemutusan hubungan dengan eksekusi jaminan adalah suatu cara untuk

menyelesaikan permasalahan.

B. Sistem Pemberian Pembiayaan

Sistem pemberian pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor

(39)

1. Penetapan Target Market

Target market merupakan identifikasi awal terhadap bidang usaha calon

nasabah (targeted customer) yang potensial sekaligus merupakan arah dan

prioritas usaha yang akan dibiayai oleh bank.

2. Permohonan Pembiayaan

Bank hanya memberikan pembiayaan apabila permohonan pembiayaan oleh

nasabah/calon nasabah diajukan secara tertulis baik untuk pembiayaan baru,

perpanjangan, tambahan pembiayaan maupun permohonan perubahan

persyaratan pembiayaan. Permohonan pembiayaan harus memuat informasi

yang lengkap dan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan oleh bank termasuk riwayat pembiayaan pada bank lain.

3. Prinsip Investigasi

Bank harus menyakini kebenaran data dan informasi yang disampaikan dalam

permohonan pembiayaan. Bank hanya akan memproses permohonan

pembiayaan yang telah memenuhi persyaratan dan kelengkapan dokumen.

4. Analisis Pembiayaan

Menilai pembiayaan secara obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pihak -pihak

yang berkepentingan dengan pemohon pembiayaan. Menganalisis pembiayaan

secara benar, bukan hanya formalitas untuk memenuhi prosedur pembiayaan.

Menganalisis minimal aspek 5 C yaitu karakter, kemampuan, modal, agunan,

prospek usaha nasabah, aspek lingkungan, dan sumber pelunasan pembiayaan.

Analisis ini dititikberatkan pada hasil usaha serta menyajikan evaluasi aspek

yuridis pembiayaan dengan tujuan untuk melindungi bank atas risiko yang

(40)

5. Agunan Pembiayaan

Dalam melakukan penilaian terhadap agunan, bank harus menilai barang,

proyek atau hak tagih yang dibiayai dengan fasilitas pembiayaan yang

bersangkutan dan barang lain, surat berharga atau garansi risiko yang

ditambahkan sebagai agunan tambahan. Hal ini untuk memastikan

kecukupannya sehingga apabila nasabah penerima fasilitas kelak tidak dapat

melunasi kewajibannya, agunan tersebut dapat digunakan untuk menanggung

pembayaran kembali pembiayaan dari bank syariah dan/atau UUS yang

bersangkutan. Penilaian terhadap agunan pembiayaan meliputi kuantitas

(ukuran dalam satuan nilai uang) maupun kualitas (status hukum, jaminan,

letak, marketability, dan lainnya).

6. Persetujuan Pembiayaan

Setiap pemberian pembiayaan harus memperoleh persetujuan secara tertulis

dari Komite Pembiayaan secara full consensus sesuai dengan limit/wewenang

yang ditetapkan Direksi. Setiap pemberian persetujuan pembiayaan harus

memperhatikan analisis dan rekomendasi persetujuan pembiayaan.

7. Akad Pembiayaan

Akad pembiayaan harus memenuhi keabsahan dan persyaratan hukum yang

dapat melindungi kepentingan hukum dan bisnis bank. Akad pembiayaan

harus memuat limit pembiayaan, jangka waktu, nisbah bagi hasil/margin,

agunan, asuransi agunan, tatacara pembayaran kembali pembiayaan, dan

persyaratan-persyaratan pembiayaan lainnya yang ditetapkan dalam keputusan

pembiayaan, serta hal-hal yang lazim diatur dalam akad pembiayaan termasuk

(41)

notariil, namun dengan mempertimbangkan limit pembiayaan, tingkat risiko,

jenis pembiayaan atau hal lainnya, maka akad pembiayaan dapat dibuat secara

di bawah tangan.

8. Pencairan Pembiayaan

Pencairan pembiayaan adalah pengalihan atas sejumlah dana milik dan/atau

yang dikuasai bank kepada nasabah berdasarkan akad pembiayaan. Pencairan

pembiayaan dilakukan setelah nasabah memenuhi seluruh persyaratan yang

ditetapkan dalam akad pembiayaan dan dokumen pembiayaan lainnya yang

terkait. Sebelum realisasi pembiayaan dilakukan, Bank harus memastikan

bahwa seluruh aspek yuridis yang berkaitan dengan pembiayaan telah

diselesaikan dan telah perlindungan hukum yang memadai bagi bank.

9. Pemutusan Pembiayaan yang Memerlukan Wewenang Khusus

Pada prinsipnya pemutusan pembiayaan mengacu pada ketentuan pembiayaan

yang berlaku di bank. Namun pemutusan untuk skema pembiayaan yang yang

berbeda dari ketentuan intern tetapi tidak menyimpang dari ketentuan

perundang-undangan dan ketentuan Bank Indonesia, dikategorikan sebagai

pemutusan pembiayaan dengan kebijakan khusus.

Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara

umum antarbank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang

menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari prosedur dan persyaratan yang

ditetapkannya dengan pertimbangan masing-masing. Pemberian kredit kepada

nasabah harus mendapat persetujuan sekurang-kurangnya tiga orang pejabat kredit

(42)

Dalam perkembangan bisnis perbankan ada permasalahan yang akan

muncul semakin rumit, karena masalah ini mengacu pada perkreditan yang akan

saling berkaitan dengan kegiatan-kegiatan lainnya yang membentuk jaringan kerja

terus-menerus. Oleh karena itu, untuk mengatasi berbagai masalah tersebut maka

di perlukan suatu kebijakan kredit. Karena kebijakan ini merupakan suatu

pedoman kebijakan perkreditan bank yang berisi prosedur dalam pemberian kredit

oleh bank.

C. Sistem Pengawasan atau Pemantauan Pembiayaan

1. Pengawasan atau pemantauan dengan Pengendalian Intern Pembiayaan.

Sistem pengendalian intern pembiayaan dilakukan secara berkala sesuai

dengan perkembangan/kondisi pembiayaan dan organisasi bank.

2. Pengawasan atau pemantauan dengan Audit Pembiayaan.

Pengawasan ini dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan pembiayaan

telah dinilai secara objektif dan dilaporkan secara jelas, lengkap serta akurat.

Pengawasan kredit dapat diartikan sebagai salah satu fungsi manajemen

yang berupaya untuk menjaga dan mengamankan kredit itu sebagai kekayaan

bank dan dapat mengetahui terms of lending serta asumsi-asumsi sebagai dasar

persetujuan kredit tercapai atau terjadi penyimpangan.

Pengawasan kredit pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Pembantu Belawan adalah dengan melakukan pengawasan terhadap semua

pejabat bank yang terkait dengan pembiayaan dan pengawasan terhadap semua

jenis pembiayaan termasuk pembiayaan kepada pihak-pihak terkait dengan bank,

(43)

D. Tujuan Pengawasan atau Pemantauan Pembiayaan

Tujuan Pengawasan atau Pemantauan Pembiayaan pada PT Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan adalah sebagai berikut:

1. Pengawalan dan pengamanan pembiayaan sebagai kekayaan yang harus

dikelola dengan baik, agar tidak timbul risiko yang diakibatkan oleh

penyimpangan-penyimpangan (deviasi), baik oleh nasabah maupun oleh intern

bank.

2. Administrasi dan dokumentasi pembiayaan harus terlaksana sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang ditetapkan, sehingga ketelitian, kelengkapan,

keaslian, dan akurasinya dapat menjadi informasi bagi setiap lini manajemen

yang terlibat dalam pembiayaan.

3. Pembinaan portofolio, baik secara individual maupun secara keseluruhan,

dapat dilakukan sehingga mempunyai kualitas aktiva yang produktif dan

mendukung menjadi bank yang sehat.

4. Dapat diketahuinya kondisi nasabah dan kualitas pembiayaan yang

sebenarnya, sehingga dapat ditentukan langkah-langkah pembinaan yang tepat

kepada para nasabah pembiayaan.

5. Bagi nasabah yang usaha dan kualitas pembiayaannya baik dapat lebih

didorong perkembangannya. Sedangkan bagi nasabah yang usaha dan kualitas

pembiayaannya rendah dapat segera diupayakan untuk ditingkatkan

pembinaannya sehingga terhindar dari kemacetan atau segera dilakukan

penagihan.

E. Proses Pengawasan atau Pemantauan Pembiayaan

(44)

a. On Desk Monitoring adalah pemantauan kredit secara administratif, yaitu

melalui instrumen-instrumen administrasi, seperti laporan-laporan, financial

statement (neraca, R/L, sumber dan penggunaan dana), kelengkapan dokumen,

informasi pihak ketiga.

b. On Site Monitoring adalah pemantauan kredit yang langsung ke lapangan

(nasabah), baik sebagian atau menyeluruh, maupun khusus atas kasus tertentu

untuk membuktikan pelaksanaan kebijakan kredit bank, atau secara

menyeluruh apakah ada deviasi yang terjadi atas terms of lending yang

disepakati.

c. Exception Monitoring adalah pemantauan kredit dengan memberikan tekanan

kepada hal-hal yang kurang berjalan baik dan hal-hal yang telah berjalan

sesuai dengan terms of lending, dikurangi intensitasnya.

Adapun tujuan pengawasan kredit dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sistem/prosedur dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar credit operation dapat

dilaksanakan semaksimal mungkin.

2. Penjagaan dan pengamanan kredit sebagai kekayaan bank yang harus dikelola

dengan baik agar tidak timbul risiko yang diakibatkan oleh

penyimpangan-penyimpangan (deviasi), baik oleh debitur, maupun oleh intern bank.

3. Administrasi dan dokumentasi kredit harus terlaksana sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang ditetapkan sehingga ketelitian, kelengkapan,

keaslian dan akurasinya dapat menjadi informasi bagi setiap lini manajemen

(45)

4. Monitoring dan pengawasan kredit dapat meningkatkan efektivitas dan

efisiensi dalam setiap tahap pemberian kredit sehingga perencanaan kredit

dapat dilaksanakan dengan baik.

5. Pembinaan portofolio, baik secara individual, maupun secara keseluruhan

dapat dilakukan sehingga bank mempunyai kualitas aktiva yang produktif dan

mendukung menjadi bank yang sehat.

F. Sarana Pengawasan atau Pemantauan Pembiayaan

Sarana pengawasan atau pemantauan pembiayaan pada PT Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan adalah sebagai berikut:

a. Data laporan keuangan (Neraca dan Laba-Rugi) debitur yang terkini minimal

dua periode dengan periode yang sama yaitu 12 bulan (misalnya: Desember

2008 & Desember 2009, Maret 2008 & Maret 2009, atau September 2008 &

September 2009).

b. Data checklist kriteria Watch List berupa informasi sebagai berikut:

1. Karakter dan Reputasi.

2. Kinerja rekening nasabah.

3. Kinerja keuangan.

4. Informasi pasar dan produksi.

5. Informasi manajemen.

6. Agunan dan persyaratan pembiayaan.

7. Historical Rating.

8. Temuan On The Spot.

9. Proses Review Pembiayaan.

(46)

c. Data Nota Review Account Watch List.

Sebagian besar data nasabah sudah tercantum dalam Nota Analisa

Pembiayaan (NAP) awal, namun data yang tercantum dalam Nota Review

Account Watch List perlu di up dating (data terkini), berupa informasi sebagai

berikut:

1. Informasi fasilitas nasabah.

2. Kewenangan memutus.

3. Rating summary (jika ada).

4. Informasi nasabah.

5. Riwayat kolektibilitas.

6. Agunan.

7. Aspek Keuangan nasabah (Audited atau Inhouse).

8. Alasan masuk Watch List.

9. Perkembangan triwulan terakhir.

10.Laporan hasil kunjungan/ pembicaraan dengan debitur yang terakhir.

11.Strategy penanganan.

12.Usulan tindakan.

G. Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) 1. Pengertian Kredit Bermasalah

Kredit Bermasalah adalah kredit yang di dalam pelaksanaannya belum

mencapai/memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank. Kredit bermasalah

timbul karena kredit tersebut mengalami kesulitan di dalam penyelesaian

(47)

atau pembayaran bunga, denda keterlambatan, serta ongkos-ongkos bank yang

menjadi beban debitur yang bersangkutan.

Menurut Kuncorodan Suharjono (dalam Ismail, 2010:224), “Kredit

bermasalah akan berakibat pada kerugian bank, yaitu kerugian karena tidak

diterimanya kembali dana yang telah disalurkan maupun pendapatan bunga yang

tidak dapat diterima”.

Bagi bank, semakin dini mengatasi kredit yang bermasalah maka semakin

mudah pula penyelesaiannya karena akan berdampak semakin dini pula upaya

penyelamatannya sehingga tidak semakin parah dan sulit menyelesaikannya. Jika

bank tidak ingin rugi karena kredit yang diberikan menjadi bermasalah, bank

harus mampu mengidentifikasi gejala-gejalanya secara dini sehingga bank dapat

segera mengambil langkah-langkah untuk menangani kredit yang bermasalah

tersebut sebelum masalahnya menjadi semakin parah. Perlu diketahui, kredit

bermasalah tidak hanya disebabkan oleh kesalahan debitur tetapi kredit

bermasalah juga dapat terjadi karena berbagai hal seperti kondisi eksternal

ataupun bank yang menjadi pemberi kredit sendiri.

Dalam hal ini salah satu upaya yang dilakukan bank untuk menyelesaikan

kredit yang bermasalah itu adalah dengan melakukan pengawasan kredit.

Pengawasan kredit merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupaya

menjaga dan mengamankan kredit sebagai kekayaan bank dan dapat mengetahui

terms of lending serta asumsi-asumsi sebagai dasar persetujuan kredit tercapai

atau terjadi penyimpangan. Berikut ini beberapa teknik dalam menyelesaikan

(48)

1. Penagihan intensif oleh bank.

2. Restrukturisasi kredit.

Restructuring adalah upaya penyelamatan dengan melakukan perubahan

syarat-syarat perjanjian kredit berupa pemberian tambahan kredit atau melakukan

konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan dan

equity bank, yang dilakukan dengan atau tanpa rescheduling dan atau

reconditioning.

Restrukturisasi kredit diberikan kepada debitur yang tidak dapat

memenuhi kewajibannya atau debitur yang diperkirakan tidak dapat memenuhi

kewajiban pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga sesuai dengan jadwal

yang diperjanjikan. Bank melakukan restrukturisasi kredit kepada debitur

berdasarkan pertimbangan ekonomi atau hukum, yang pemberiannya terbatas

pada adanya kesulitan keuangan debitur sehingga perlu dibantu oleh bank dalam

menyelesaikannya. Restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan berbagai cara

antara lain; modifikasi syarat-syarat kredit, penambahan fasilitas kredit,

pengambilalihan agunan/asset dan konversi kredit.

3. Rescheduling Kredit

Rescheduling adalah upaya penyelamatan kredit dengan melakukan

perubahan syarat-syarat perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal

pembayaran kembali kredit atau jangka waktu, termasuk grace period, baik

termasuk besarnya jumlah angsuran maupun tidak.

Rescheduling kredit dapat diberikan kepada debitur yang masih

menunjukkan iktikad baik untuk melunasi kewajibannya, yang berdasarkan

(49)

4. Reconditioning Kredit

Reconditioning adalah upaya penyelamatan kredit dengan cara melakukan

perubahan atas sebagian atau seluruh syarat perjanjian kredit, yang tidak terbatas

hanya kepada perubahan jadwal angsuran atau jangka waktu kredit saja, namun

perubahan tersebut tanpa memberikan tambahan kredit atau tanpa melakukan

konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan.

Reconditioning kredit ini dilakukan karena nasabah mengalami kekurangan modal

kerja.

5. Management Assistancy

Management Assistancy adalah bantuan konsultansi dan manajemen

professional yang diberikan bank kepada nasabah yang masih mempunyai

prospek dan mempunyai iktikad baik untuk melunasi kewajibannya, namun lemah

di dalam pengelolaan perusahaannya, baik dengan cara menempatkan petugas

bank, maupun meminta bantuan pihak ketiga (konsultan) sebagai anggota

manajemen. Pemberian bantuan manajemen (management assistancy) dapat

diberikan kepada nasabah yang mengalami kesulitan manajemen yang

mengakibatkan perencanaan perusahaan nasabah kurang terarah, organisasi

lemah, pembagian tugas dan tanggung jawab tidak jelas, sistem internal kontrol

lemah.

6. Penyertaan Bank

Penyertaan bank adalah penempatan dana dalam bentuk saham yang

dilakukan tidak melalui pasar modal. Bank dapat melakukan penyertaan modal

sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit dengan izin dari Bank

(50)

H. Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur dalam pemberian pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Pembantu Belawan adalah dengan menerapkan prinsip

kehati-hatian melalui beberapa tahapan yang sudah ditentukan bank sebelum

memperoleh kredit. Dalam hal ini pihak bank harus memperhatikan prinsip 5C

yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition.

Bank Syariah Mandiri dalam memberikan pelayanan kepada

nasabah-nasabahnya berupa produk pembiayaan seperti pembiayaan murabahah yang

memberikan margin dalam setiap pembiayaan yang dilakukan. Dalam

menetapkan margin yang diberikan ke nasabah ada faktor yang menjadi

pertimbangan dari Bank Syariah Mandiri, yaitu:

1. Kemampuan nasabah.

2. Kebijakan dari Bank Syariah Mandiri.

Bank syariah mempunyai peranan untuk membantu para nasabahnya yang

ingin memajukan kegiatan usahanya. Barang yang akan dipesan oleh nasabah

kepada Bank syariah akan berguna untuk kemajuan usaha dari pihak nasabah itu

sendiri. Bank Syariah Mandiri memandang peranan bank syariah dalam

perekonomian adalah sebagai kerangka ekonomi makro dalam menggerakkan

roda perekonomian masyarakat dalam lingkup mikro kecil sampai dengan

korporasi.

Pemberian kredit pada PT Bank Syariah Mandiri kepada nasabah tentunya

melewati suatu prosedur pengajuan kredit dan analisis bank terhadap nasabah itu

(51)

prinsip 5C ini terpenuhi maka nasabah akan mendapatkan pembiayaan yang

diinginkan. Prinsip 5C tersebut adalah sebagai berikut:

1. Character adalah keadaan watak/ sifat debitur, baik dalam kehidupan pribadi

maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter

ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikad/kemauan debitur

untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian

yang telah ditetapkan.

2. Capacity adalah kemampuan calon debitur dalam menjalankan usahanya guna

memperoleh laba yang diharapkan. Penilaian ini berfungsi untuk

mengetahui/mengukur kemampuan calon debitur dalam mengembalikan atau

melunasi utang-utangnya (ability to pay) secara tepat waktu, dari usaha yang

diperolehnya.

3. Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur.

Kemampuan modal sendiri juga diperlukan bank sebagai alat kesungguhan

dan tanggung jawab debitur dalam menjalankan usahanya karena ikut

menanggung risiko terhadap gagalnya usaha.

4. Collateral adalah barang-barang yang diserahkan debitur sebagai agunan

terhadap kredit yang diterimanya. Penilaian terhadap agunan ini meluputi jenis

jaminan, lokasi, bukti kepemilikan dan status hukumnya.

5. Condition adalah situasi dan kondisi politik, social, ekonomi, budaya, yang

mempengaruhi usaha calon debitur di kemudian hari.

Secara umum ada penilaian kredit dengan metode analisis 7P kredit adalah

(52)

1. Personality

Personality adalah menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah

lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap,

emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu nasabah.

2. Party

Party adalah pengklasifikasian nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau

golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.

Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan

mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

3. Perpose

Perpose adalah penilaian kredit untuk mengetahui tujuan nasabah dalam

mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan

pengambilan kredit ini dapat bermacam-macam seperti contoh untuk modal

kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan sebagainya.

4. Prospect

Prospect adalah penilaian kredit untuk menilai usaha nasabah di masa yang

akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai

prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit

yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi

juga nasabah.

5. Payment

Payment adalah ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang

telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.

(53)

Sehingga jika salah satu usahanya merugi maka akan dapat ditutupi oleh

sektor lainnya.

6. Profitability

Profitability adalah menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam

mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap

sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang

akan diperolehnya.

7. Protection

Protection bertujuan untuk menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan

perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau

jaminan asuransi.

Di samping menggunakan prinsip 5C dan penilaian kredit dengan metode

analisis 7P, maka penilaian suatu kredit layak atau tidak untuk diberikan dapat

dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Penilaian dengan seluruh aspek

ini dikenal dengan nama studi kelayakan usaha. Penilaian ini biasanya digunakan

untuk proyek-proyek yang bernilai besar dan berjangka waktu panjang.

Aspek-aspek yang dinilai tersebut adalah sebagai berikut:

1. Aspek Yuridis/Hukum

Dalam aspek ini yang akan dinilai adalah masalah legalitas badan usaha serta

izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian ini

dimulai dengan akte pendirian perusahaan sehingga dapat diketahui

(54)

2. Aspek Pemasaran

Dalam aspek ini yang akan dinilai adalah permintaan terhadap produk yang

dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datang prospeknya bagaimana.

3. Aspek Keuangan

Dalam aspek ini yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk

membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Di samping

itu, hendaknya dibuatkan cash flow daripada keuangan perusahaan.

4. Aspek Teknis/Operasi

Aspek ini membahas tentang masalah yang berkaitan dengan produk seperti

kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, layout ruangan dan

mesin-mesin termasuk jenis mesin-mesin yang digunakan.

5. Aspek Manajemen

Aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber

daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya

manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang

ada dan pertimbangan lainnya.

6. Aspek Sosial Ekonomi

Aspek ini digunakan dengan menganalisis dampaknya terhadap perekonomian

dan masyarakat umum seperti: meningkatkan ekspor barang, mengurangi

pengangguran atau lainnya, meningkatkan pendapatan masyarakat,

tersedianya sarana dan prasarana dan membuka isolasi daerah tertentu.

7. Aspek Amdal

Aspek ini menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air atau udara

(55)

mendalam apakah apabila kredit tersebut disalurkan, maka proyek yang

dibiayai akan mengalami pencemaran lingkungan di sekitarnya.

Untuk hal margin, pihak Bank Syariah Mandiri dapat menurunkan margin

dari pinjaman nasabah. Namun ada beberapa ketentuan yang berlaku untuk

menurunkan margin ini. Salah satu faktornya adalah usia pembiayaan sudah lebih

dari 6 bulan dan lancar. Bank Syariah Mandiri memandang bahwa nasabah

tersebut adalah nasabah yang taat untuk membayar pinjaman.

Pembentukan cadangan penyisihan bagi aktiva produktif pada PT Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan ini sesuai dengan SK BI No.

31/148/KEP/DIR dan didukung pernyataan Pedoman Akuntansi Perbankan

Indonesia (2001:III.8D.2) sebagai berikut:

a. Cadangan Umum, sekurang-kurangnya 1% dari aktiva yang digolongkan

lancar.

b. Cadangan Tujuan

Penggolongan Persentase (%)

Dalam Perhatian Khusus 5

Kurang lancar 15

Diragukan 50

Macet 100

PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan melakukan

penghapusbukuan pembiayaan jika penagihan terhadap pembiayaan itu tidak

dapat ditagih lagi. Namun jika pembiayaan ini telah dihapusbukukan, hak tagih

tidak ikut dihapus. Dalam Hal ini, Penghapusbukuan pada PT Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Pembantu belawan terbagi 2 (dua), yaitu Hapus buku dan

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri Medan
Tabel  3.1 Daftar Kolektibilitas Pembiayaan Desember 2013 sampai Maret 2014

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 1 menunjukkan tiga isolat (Swn-1, Ksn, dan Psr-2) diperoleh dari jenis pisang Ambon dengan lokasi yang berbeda, dan tiga isolat lainnya (Swn-2, Psr-1, dan Psr-3) diperoleh

atau menolak untuk menerapkan inovasi , informasi teknologi oleh seseorang..  Proses adopsi tidak terjadi sesaat itu atau dalam waktu

Hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan RME dengan teori Bruner dapat meningkatkan minat dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDM 1 Mrisi Kecamatan Kecamatan

diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya – biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanan bangunan atau proyek tersebut. Rencana Anggara

Dalam rangka menterjemahkan sinyal listrik menjadi suara yang dapat didengar, speaker memiliki komponen elektromagnetik yang terdiri dari Kumparan yang disebut

Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) digunakan di bidang endodontik dan dikenal sebagai salah satu bahan desinfeksi saluran akar yang paling efektif, kalsium hidroksida atau

Simpulan yang didapat yaitu merancang data warehouse aplikasi pembelian dan penjualan barang yang akan sangat membantu pihak eksekutif dalam memperoleh laporan dengan waktu

[r]