UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
ANALISIS SISTEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN SERTA
PENGAWASAN PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI
KANTOR CABANG PEMBANTU BELAWAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
NURUL AISYAH 112101175
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : NURUL AISYAH
NIM : 112101175
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS SISTEM PEMBERIAN
PEMBIAYAAN SERTA PENGAWASAN
PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI
KANTOR CABANG PEMBANTU BELAWAN
Tanggal: Agustus 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir
(Drs. Syahyunan, M.Si) NIP. 19660904199103 1 003
Tanggal: Agustus 2014 Ketua Program Studi Diploma III Keuangan
(Dr. Yeni Absah, SE, M.Si) NIP. 19741123 200012 2 001
Tanggal: Agustus 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
( Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulisan tugas
akhir ini dapat terselesaikan. Adapun maksud dan tujuan penulisan tugas akhir ini
adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Program Studi Diploma III guna
meraih gelar Ahli Madya.
Dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini maupun saat mengikuti
kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, penulis
banyak mendapat bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu izinkan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma-III
Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program
Studi Diploma-III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Syahyunan M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis hingga akhirnya penulis
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara, khususnya yang mengajar pada Program Studi Diploma-III Keuangan.
6. Bapak pimpinan serta seluruh staf PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Pembantu Belawan yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan
penelitian.
7. Keluarga tercinta Ayahanda Suyadi dan Ibunda Syukriyah serta Adik-adik
tersayang Rahmad Cahyadi dan Diah Musyfirah yang telah memberikan
semangat dan dorongan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Sahabat-sahabatku Rizki Aldhila Lubis dan Roihanah Azizah Nasution yang
selalu memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.
9. Teman-teman seperjuangan di Program Studi DIII Keuangan angkatan 2011.
Terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya selama kuliah di semester
awal sampai semester akhir ini.
10.Semua pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian Tugas Akhir ini
baik langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
terciptanya kesempurnaan di dalamnya. Akhir kata penulis mengucapkan
sekian dan terima kasih.
Medan, Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI A. Sejarah Singkat PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan ... 8
B. Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan ... 10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51
B. Saran ... 51
DAFTAR TABEL
No. Judul
Halaman
3.1 Daftar Kolektibilitas Pembiayaan Desember 2013 sampai Maret 2014 PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
DAFTAR GAMBAR
No. Judul
Halaman
1.1 Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang
bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang
yang diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat
pembayaran baru berupa uang giral.
Di Indonesia dikenal 2 (dua) jenis bank menurut kegiatan operasionalnya
yaitu bank konvensional dan bank syariah. Bank konvensional adalah bank yang
dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada
terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan
dengan metode bagi hasil.
Menurut Heri Sudarsono, pada umumnya yang pengertian bank
syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan
jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu, usaha bank akan
selalu berkaitan dengan masalah uang yang merupakan barang dagangan
utamanya.
Bank Muamalat Indonesia, masih tergolong stagnan. Namun sejak adanya krisis
moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997 dan 1998, para bankir melihat
bahwa Bank Muamalat Indonesia (BMI) tidak terlalu terkena dampak krisis
moneter. Para bankir berpikir bahwa BMI, satu-satunya bank syariah di Indonesia,
tahan terhadap krisis moneter.
Pada tahun 1999, Berdirilah Bank Syariah Mandiri yang menjadi bank
syariah kedua di Indonesia dan merupakan konversi dari bank konvensional yang
dibeli oleh Bank Dagang Negara. Pendirian Bank Syariah Mandiri (BSM)
menjadi pertaruhan bagi bankir syariah. Bila BSM berhasil, maka bank syariah di
Indonesia dapat berkembang. Dan sebaliknya bila BSM gagal, maka besar
kemungkinan bank syariah di Indonesia akan gagal. Namun ternyata BSM dengan
cepat mengalami perkembangan.
Bank syariah memiliki sistem operasional yang berbeda dengan bank
konvensional. Bank syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para
nasabahnya. Dalam sistem operasionalnya, pembayaran dan penarikan bunga
dilarang dalam semua bentuk transaksi. Bank syariah tidak mengenal sistem
bunga, baik bunga yang diperoleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga
yang dibayar kepada penyimpan dana di bank syariah. Dalam menentukan
imbalannya, baik imbalan yang diberikan maupun diterima, bank syariah tidak
menggunakan sistem bunga, akan tetapi menggunakan konsep imbalan yang
sesuai dengan akad yang diperjanjikan.
Tidak berbeda dengan bank konvensional, bank syariah juga menawarkan
nasabah dengan beragam produk perbankan. Hanya saja bedanya dengan bank
harga belinya. Produk-produk yang ditawarkan sudah tentu sangat islami,
termasuk dalam memberikan pelayanan kepada nasabahnya.
Saat ini sudah banyak bank-bank syariah yang mulai bermunculan di
Indonesia. Tidak hanya di Indonesia saja bank syariah berkembang tetapi juga di
negara di dunia. Bank Islam sudah mulai tersebar di berbagai
negara-negara Muslim dan non-Muslim, baik di Benua Amerika, Australia, dan Eropa.
Bahkan banyak perusahaan-perusahaan keuangan dunia seperti ANZ, Chase
Chemical Bank, dan Citibank telah membuka cabang yang berdasarkan syariah.
Bank dapat menghimpun dana masyarakat secara langsung dari nasabah.
Bank adalah suatu lembaga yang dipercaya oleh masyarakat dari berbagai macam
kalangan dalam menempatkan dananya secara aman. Bank berperan menyalurkan
dana kepada masyarakat. Bank juga dapat memberikan pinjaman kepada
masyarakat yang membutuhkan dana.
Dalam perbankan syariah, istilah kredit tidak dikenal, karena bank syariah
memiliki skema yang berbeda dengan bank konvensional dalam menyalurkan
dananya kepada pihak yang membutuhkan. Bank syariah menyalurkan dananya
kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan. Sifat dari pembiayaan ini bukan
merupakan utang piutang, tetapi merupakan investasi yang diberikan bank kepada
nasabah dalam melakukan usaha.
Pengelolaan risiko yang tidak efektif dapat menyebabkan melemahnya
penerapan serta pengawasan kebijakan dan prosedur pemberian kredit, dan
penilaian kemampuan debitur dalam menyelesaikan kredit. Di dalam proses
pengawasan sebelum pemberian kredit pada debitur, bank meminta
khususnya tentang usaha yang dibiayai oleh bank sehingga bank dapat mengawasi
usaha nasabahnya.
Pengawasan kredit mutlak dilaksanakan untuk menghindari kredit macet.
Kondisi kredit macet akan terlihat dari Non Performing Loan (NPL) atau tingkat
pengembalian kredit yang lebih dari 5% yang merupakan batas toleransi kredit
yang tidak tertagih setelah dinyatakan macet, standar ini ditetapkan oleh bank
Indonesia selaku pemegang otoritas pengaturan perbankan di Indonesia.
Non performing loan (NPL) sangat menentukan dalam penilaian tingkat
kesehatan bank. Oleh karena itu, untuk memelihara kelangsungan usahanya bank
perlu meminimalkan potensi kerugian yang akan muncul karena adanya kredit
macet tersebut. Dalam hal ini, pemberian kredit kepada masyarakat perlu adanya
pertimbangan dan analisis yang baik dari pimpinan bank untuk menghindari
kemungkinan kerugian serta pertimbangan.
Sebelum bank memberikan kredit, bank harus yakin bahwa nasabah
tersebut dapat dipercaya. Oleh karena itu, bank terlebih dahulu mengadakan
analisis kredit yang mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek
usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuannya adalah
agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan kepada nasabah benar-benar aman.
Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat
membahayakan bank. Oleh karena itu, penyaluran kredit harus berdasarkan
prinsip kehati-hatian dengan sistem pengendalian yang baik dan benar. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa sektor perkreditan bagi kehidupan perbankan
sangat penting, sehingga sangatlah dibutuhkan pola pengawasan kredit yang
PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan sebagai
objek penelitian merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang
perbankan. Berbagai jasa pelayanan perbankan telah dilaksanakan oleh Bank
Syariah Mandiri dalam upaya peningkatan kualitas, termasuk di dalamnya
penyaluran pembiayaan.
Pengawasan yang dilakukan oleh PT Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Pembantu Belawan merupakan hak yang penting dalam usaha perbankan.
Tujuan pengawasan pemberian pembiayaan ini dapat menjaga, mengamankan dan
mengantisipasi terjadinya penyimpangan yang menyebabkan pembiayaan
bermasalah dan jika ini tidak ditindaklanjuti maka bank akan mengalami
kerugian.
Berdasarkan kenyataan yang ada, setiap bank selalu berusaha untuk
meningkatkan pengawasan terhadap kredit dan pelayanan kepada nasabah agar
tujuan yang diharapkan tercapai, maka dari itu penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Analisis Sistem Pemberian Pembiayaan Serta
Pengawasan Pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah sistem pemberian pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Pembantu Belawan telah sesuai dengan standar operasional prosedur
2. Apakah sistem pengawasan pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Pembantu Belawan telah sesuai dengan standar operasional
prosedur (SOP) yang berlaku?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk memahami sistem pemberian pembiayaan dan pengawasan pada PT
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis sistem pemberian pembiayaan dan
pengawasan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Belawan.
3. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana sistem
pemberian pembiayaan dan pengawasan pada PT Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Pembantu Belawan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Untuk memperdalam pengetahuan dan memperluas wawasan tentang sistem
pemberian dan pengawasan pembiayaan dan membandingkannya dengan teori
selama di bangku perkuliahan.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang pemberian dan
dalam pemberian pembiayaan perusahaan dapat mengatasi masalah tersebut
dengan baik.
3. Bagi Kalangan Akademik
Hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai bahan informasi atau referensi
penelitian dan penulisan selanjutnya, yang ingin meneliti lebih dalam lagi
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan
Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas
telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal
pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan
hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.
Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul
dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah
menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi
kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,
industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional
mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)
empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo)
1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah
di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU
No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi
syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan
UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT
Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karena itu,
Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23
tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan
oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/KEP.BI/1999,
25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi
PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut,
PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam
kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun
Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
Adapun Visi dan Misi PT Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut:
Visi PT Bank Syariah Mandiri adalah “Memimpin Pengembangan Peradaban
Ekonomi yang Mulia”.
Misi PT Bank Syariah Mandiri adalah:
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.
2. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada
segmen UMKM.
3. Mengembangkan manajemen talenta dalam lingkungan kerja yang sehat.
4. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
5. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan salah satu faktor dalam menunjang
jalannya suatu perusahaan, yaitu adanya pengelolaan perusahaan yang baik
menuntut adanya manajemen perusahaan yang baik pula. Struktur organisasi juga
merupakan penyediaan lingkungan yang tepat sesuai dengan keahlian dan
kecakapan karyawan itu masing-masing. Tujuan struktur organisasi adalah untuk
mendapatkan suatu sistem kerjasama yang baik dan berguna bagi perusahaan,
Struktur organisasi sangat penting bagi suatu perusahaan karena posisi
jabatan setiap pegawai akan terlihat jelas, sehingga setiap pegawai mempunyai
tanggung jawab untuk melaksanakan setiap tugasnya. Adapun susunan struktur
organisasi PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan adalah
Gambar 2.1
Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri Medan
C. Uraian Pekerjaan PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan
Uraian pekerjaan merupakan penjelasan dari jabatan atau peran setiap
pegawai pada perusahaan. Pada bagian ini akan diuraikan tugas dan wewenang
dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Pembantu Belawan adalah sebagai berikut:
1. Manager Pemasaran Tugasnya:
a. Mengelola secara optimal sumber daya agar dapat mendukung kelancaran
operasional cabang.
b. Membuat rencana kerja (RKSP) tahunan bidang pemasaran agar dapat
mendukung kelancaran operasional cabang.
c. Memonitor realisasi target operasional cabang serta upaya-upaya
pencapaiannya.
d. Melaksanakan strategi pemasaran dan produksi guna mencapai tingkat/volume
sasaran yang telah ditetapkan baik pembiayaan, pendanaan maupun jasa-jasa.
e. Melaksanakan proses review atas proses pembangunan pembiayaan dan
penekanan kepada upaya antisipasi risiko pembiayaan.
f. Bersama-sama dengan anggota komite pembiayaan lainnya memutuskan
pembiayaan sesuai dengan batas wewenangnya.
g. Review prasyarat/syarat dalam surat penegasan persetujuan pembiayaan (SP3)
telah sesuai dengan yang diputuskan komite pembiayaan cabang/kantor pusat.
h. Review akad pembiayaan dan surat sanggup telah sesuai dengan yang
i. Meyakini bahwa kelengkapan dokumen sebagai prasyarat/syarat pencairan
fasilitas pembiayaan telah dipenuhi nasabah.
j. Meyakini bahwa pengikatan jaminan dan penutupan asuransi telah
dilaksanakan pada kesempatan pertama setelah akad pembiayaan
ditandatangani dan biayanya telah dibebankan pada nasabah.
k. Memonitor ketertiban penyelenggaraan file dokumen pembiayaan yang telah
dilakukan bawahannya.
l. Melakukan pemantauan terhadap kualitas aktivasi produksi dan
mengupayakan pencapaian kolektibilitas lancar minimal sama dengan target
yang telah ditetapkan direksi.
Tanggung jawabnya:
a. Tercapainya target tahunan yang telah ditetapkan yang meliputi: pendanaan,
pembiayaan, jasa-jasa, bagi hasil dan kualitas aktiva produktif.
b. Terlaksananya pemberian pembiayaan yang aman dan efisien.
c. Terlaksananya pelayanan yang baik bagi seluruh nasabah dengan tetap
terpenuhinya sistem dan prosedur yang berlaku.
d. Terlaksananya pertumbuhan operasional yang wajar dan sehat.
e. Pelaporan ke kantor pusat dan pihak ekstern yang terkait dengan pembiayaan
telah dibuat dengan benar dan dikirimkan tepat waktu.
f. Tersedianya sumber daya di bidang pemasaran yang memadai.
g. Pelurusan temuan audit intern/ekstern yang terkait dengan pembiayaan telah
dibuat dengan benar dan dikirimkan tepat waktu.
i. Terlaksananya corporate culture (SIFAT) yang tercermin pada pelaksanaan
masing-masing tugas pegawai.
2. Marketing Office Tugasnya:
a. Membantu manajemen operasi dalam menetapkan rencana kerja tahunan
bidang pemasaran baik pembiayaan, pendanaan maupun jasa-jasa bank.
b. Melaksanakan strategi pembiayaan produksi bank guna mencapai
volume/sasaran yang telah ditetapkan.
c. Melakukan survey atau pengamatan secara langsung terhadap kondisi/potensi
bisnis daerah.
d. Membuat perencanaan solisitasi nasabah maupun investor untuk memperoleh
nasabah/investor yang baik.
e. Melaksanakan solisitasi nasabah/investor sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
f. Melayani permohonan pembiayaan nasabah baik baru maupun perpanjangan.
g. Memberikan informasi kepada nasabah mengenai persyaratan pembiayaan
yang harus dipenuhi sehubungan dengan permohonan pembiayaan nasabah.
h. Memeriksa dan menerima kebenaran dan kelengkapan berkas permohonan
pembiayaan nasabah.
i. Melakukan investigasi melalui wawancara, bank cheking, pemeriksaan
setempat, trade dan market cheking.
j. Membuat surat penolakan atas permohonan pembiayaan nasabah yang ditolak.
k. Melakukan pengawasan dan membantu nasabah sehubungan dengan fasilitas
l. Melaksanakan penagihan rutin atas kewajiban nasabah yang jatuh tempo.
m. Menyelesaikan fasilitas pembiayaan nasabah yang tergolong kolektibilitas
kurang lancar, diragukan dan macet.
n. Melakukan pemantauan terhadap kualitas aktiva produktif dan mengupayakan
pencapaian kolektibilitas lancar minimal sama dengan target yang ditetapkan
direksi.
Tanggung jawabnya:
a. Berjalannya solisitasi kepada calon nasabah/investor sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
b. Termonitornya calon-calon nasabah yang direkomendasikan untuk diproses
pemberian pembiayaannya merupakan calon nasabah yang tergolong baik.
c. Tercapainya kualitas aktiva produktivitas yang telah ditetapkan.
d. Pemberian pelayanan kepada nasabah yang prima.
e. Terselenggaranya pengawasan dan pembinaan nasabah sehubungan dengan
fasillitas yang diberikan cabang.
3. Customer Service Tugasnya:
a. Memberikan penjelasan kepada nasabah/calon nasabah atau investor
mengenai produk-produk Bank Syariah Mandiri.
b. Melayani pembukaan rekening dan tabungan sesuai dengan permohonan
investor.
c. Melayani permintaan cek/bilyet giro.
d. Melayani permintaan nasabah untuk melakukan pemblokiran (stop payment),
e. Melayani penutupan rekening giro atas permintaan investor sendiri, karena
ketentuan bank (yang telah disepakati investor), maupun karena peraturan
Bank Indonesia.
f. Melayani permohonan penerbitan dan pencairan deposito berjangka dari
investor.
g. Melayani investor yang butuh informasi tentang saldo dan mutasi
rekeningnya.
h. Melayani nasabah dalam hal pelayanan jasa-jasa bank seperti transfer, inkaso,
pemindahbukuan antar rekening nasabah, auto save, surat referensi bank dan
sebagainya.
i. Menjaga kerahasiaan password/sandi yang menjadi wewenangnya.
j. Mengimplementasikan budaya SIFAT.
Tanggung jawabnya:
a. Kebenaran pemberian penjelasan-penjelasan/informasi mengenai jenis-jenis
produk dan jasa yang ditawarkan kepada nasabah/investor.
b. Kebenaran input data nasabah pada AS-400.
c. Kelancaran dan ketepatan pelayanan kepada nasabah/investor.
d. Kerahasiaan password atau sandi yang menjadi wewenangnya.
4. Teller Tugasnya:
a. Membuka dan menutup khasanah/brankas.
b. Menghitung uang yang akan disimpan ke dalam brankas.
d. Pada awal/akhir hari mengambil/menyimpan box teller dari dan ke dalam
khasanah.
e. Melayani penyetoran tunai maupun non tunai dengan benar dan cepat.
f. Melayani penarikan tunai maupun non tunai dengan benar dan cepat dengan
memperhatikan batas wewenang yang dimiliki.
g. Melaksanakan sign-on dan sign-off secara tertib pada pagi hari dan setiap akan
mengakhiri pekerjaan pada terminal.
h. Mencetak mutasi kas pada sore hari melalui AS-400 dan mencocokkan dengan
tiket-tiketnya.
i. Menjaga ketertiban dan keamanan sistem komputerisasi secara fisik maupun
administrasi.
j. Menjaga kebersihan dan keserasian lingkungan kerja.
k. Menjaga kerahasiaan password yang menjadi wewenangnya.
D. Kinerja Terkini
Kinerja perusahaan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Pembantu Belawan senantiasa berinovasi dengan meluncurkan beragam produk
dan jasa unggulan BSM. Kegiatan-kegiatan dalam Bank Syariah Mandiri ini
bergerak dalam 3 (tiga) bidang kegiatan utama, yaitu:
1. Produk Pendanaan
a. Tabungan BSM
Tabungan BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan
setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di konter BSM
b. Tabungan Berencana BSM
Tabungan Berencana BSM adalah tabungan berjangka yang memberikan
nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah
ditetapkan.
c. Tabungan Simpatik BSM
Tabungan Simpatik BSM adalah tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang
disepakati.
d. Tabungan Mabrur BSM
Tabungan Mabrur BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah untuk
membantu pelaksanaan ibadah haji dan umrah.
e. Tabungan BSM Dollar
Tabungan BSM Dollar adalah simpanan dalam mata uang dollar yang
penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan
BSM dengan menggunakan slip penarikan.
f. Tabungan Investa Cendekia (TIC)
Tabungan Investa Cendekia (TIC) adalah tabungan berjangka untuk keperluan
uang pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment) dan
dilengkapi dengan perlindungan asuransi.
g. Tabungan Kurban
Tabungan Kurban adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang bertujuan
membantu nasabah dalam perencanaan dan pelaksanaan ibadah kurban dan
h. Deposito BSM
Deposito BSM adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang
rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.
i. Deposito BSM Valas
Deposito BSM Valas adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam mata
uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.
j. Giro BSM
Giro BSM adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang Rupiah untuk
kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad
dhamanah.
k. Giro BSM Valas
Giro BSM Valas adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang US
Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip
wadiah yad dhamanah.
l. Giro BSM Singapore Dollar
Giro BSM Singapore Dollar adalah sarana penyimpanan dana dalam mata
uang Singapore Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan prinsip
wadiah yad dhamanah.
m. Giro BSM Euro
Giro BSM Euro adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang Singapore
Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan prinsip wadiah yad
2. Produk Jasa
a. BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG)
BSM Mobile Banking GPRS adalah layanan transaksi perbankan (non tunai)
melalui mobile phone (handphone) berbasis GPRS.
b. BSM Net Banking
BSM Mobile Banking adalah layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui
internet.
c. BSM Card
BSM Card adalah kartu yang dapat digunakan untuk transaksi perbankan
melalui ATM dan mesin debit (EDC/Electronic Data Capture).
d. Sentra Bayar BSM
Sentra Bayar BSM adalah layanan pembayaran beragam tagihan seperti
telepon, ponsel maupun listrik.
e. Pembayaran Melalui Menu Pemindahbukuan di ATM (PPBA)
Pembayaran Melalui Menu Pemindahbukuan di ATM (PPBA) adalah layanan
pembayaran tagihan instansi (lembaga pendidikan, asuransi, lembaga khusus,
lembaga keuangan non bank) melalui menu pemindahbukuan di ATM.
f. BSM Electronic Payroll (ePay roll)
BSM Electronic Payroll (ePay roll) adalah layanan administrasi pembayaran
gaji karyawan suatu institusi.
g. BSM Safe Deposit Box
BSM Safe Deposit Box adalah layanan penyimpanan benda berharga,
dokumen dan lain-lain yang ditempatkan diruangan yang dilengkapi sistem
3. Produk Pembiayaan
a. Edukasi BSM
Edukasi BSM adalah pembiayaan kepada calon pelajar dalam mendapatkan
dana pendidikan yang dibutuhkan.
b. Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet (MMOB)
Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet (MMOB) adalah fasilitas
pembiayaan dengan alokasi sumber dana yang terkait (spesifik) dari pemilik
dana (shahibul maal).
c. BSM Customer Network Financing (Modal Kerja)
BSM Customer Network Financing (Modal Kerja) adalah pembiayaan modal
kerja yang diberikan kepada Nasabah untuk pembelian persediaan barang dari
rekanan yang telah menjalin kerjasama dengan BSM.
d. Dana Berputar
Dana Berputar adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja
sementara dan bukan untuk Permanent Working Capital. Bersifat self
liquidating seiring dengan menurunnya aktivitas bisnis pada periode terkait.
e. Peralatan Kedokteran
Peralatan Kedokteran adalah pembiayaan untuk pembelian barang modal atau
peralatan penunjang kerja dibidang kedokteran.
f. Resi Gudang
Resi Gudang adalah pembiayaan dengan jaminan utama komoditi yang
diperdagangkan, dimana komoditi tersebut berada dalam suatu gudang atau
tempat yang terkontrol secara independen (independently controlled
g. Umrah
Umrah adalah pembiayaan untuk mempermudah nasabah dalam memenuhi
kebutuhan perjalanan umrah.
h. Pensiunan
Pensiunan adalah pembiayaan yang diperuntukkan bagi pensiunan.
i. Pembiayaan Kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya (PKPA)
Pembiayaan Kepada Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya (PKPA)
adalah fasilitas penyaluran pembiayaan kepada anggota koperasi karyawan.
j. Griya BSM
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Menurut PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan,
pembiayaan adalah dana yang disalurkan oleh pihak bank kepada nasabah yang
membutuhkan dana untuk keperluan usaha ataupun keperluan lainnya berdasarkan
prinsip syariah. Dalam perbankan syariah istilah kredit disebut dengan
pembiayaan sedangkan Pada bank konvensional istilah pembiayaan disebut
dengan kredit.
Menurut Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, “kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga”.
Menurut Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, “pembiayaan
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah ja ngka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.
Menurut Rivai (2012:198), “Kredit adalah penyerahan barang, jasa atau
uang dari satu pihak (kreditor/atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan
penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua
belah pihak”.
2. Jenis-jenis Pembiayaan
Jenis-jenis pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Pembantu Belawan adalah sebagai berikut:
a. Murabahah (jual-beli)
b. Isthisna (jual-beli)
c. Salam (jual-beli)
d. Musyarakah (bagi hasil)
e. Mudharabah (bagi hasil)
f. Ijarah (sewa/jasa)
g. Hawalah (piutang)
h. Rahn (gadai)
i. Qordh (pinjaman)
Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dapat dilihat
dari berbagai segi yaitu sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi Tujuan
Ditinjau dari segi tujuannya terdapat 2 (dua) jenis kredit, yaitu:
a. Kredit Konsumtif
Kredit ini bertujuan untuk memperoleh barang-barang atau kebutuhan lainnya
guna memenuhi keputusan dalam konsumsi.
b. Kredit Produktif
Kredit ini bertujuan untuk memungkinkan si penerima kredit dapat mencapai
2. Dilihat dari segi Jangka Waktu
Ditinjau dari segi jangka waktu terdapat 4 (empat) jenis kredit, yaitu:
a. Kredit Jangka Pendek (Short term credit)
Kredit Jangka Pendek merupakan kredit yang berjangka waktu maksimum 1
tahun.
b. Kredit Jangka Menengah (Intermediate term credit)
Kredit Jangka Menengah adalah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu 1-3
tahun.
c. Kredit Jangka Panjang (Long term credit)
Kredit Jangka Panjang adalah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu lebih
dari 3 tahun.
d. Demand Loan atau Call Loan
Demand Loan adalah suatu bentuk kredit yang setiap waktu dapat diminta
kembali.
3. Dilihat dari Segi Lembaga yang Menerima Kredit
Ditinjau dari segi lembaga yang menerima kredit terdapat 4 (empat) jenis
kredit, yaitu:
a. Kredit untuk badan usaha pemerintah/daerah yaitu kredit yang diberikan
kepada perusahaan/badan usaha yang dimiliki pemerintah.
b. Kredit untuk badan usaha swasta yaitu kredit yang diberikan kepada
perusahaan/badan usaha yang dimiliki swasta.
c. Kredit perorangan yaitu kredit yang tidak diberikan kepada perusahaan, tetapi
d. Kredit untuk Bank Koresponden, Lembaga Pembiayaan dan Perusahaan
Asuransi yaitu kredit yang diberikan kepada bank koresponden, lembaga
pembiayaan dan perusahaan asuransi.
4. Dilihat dari Segi Tujuan Penggunaan
Ditinjau dari segi tujuan penggunaan terdapat 3 (tiga) jenis kredit, yaitu:
a. Kredit Modal Kerja/Kredit Eksploitasi
Kredit Modal Kerja (KMK) adalah kredit untuk modal kerja perusahaan dalam
rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan, seperti pembelian bahan
baku/mentah, bahan penolong/pembantu, barang dagangan, biaya eksploitasi
barang modal, piutang dan lain-lain.
b. Kredit Investasi
Kredit Investasi adalah kredit (berjangka menengah atau panjang) yang
diberikan kepada usaha-usaha guna merehabilitasi, modernisasi, perluasan,
ataupun pendirian proyek baru, seperti pembelian mesin, bangunan, dan tanah
untuk pabrik.
c. Kredit Konsumsi
Kredit Konsumsi merupakan kredit yang diberikan untuk keperluan konsumsi
berupa barang atau jasa dengan cara membeli, menyewa atau dengan cara lain.
5. Dilihat dari Segi Sektor Ekonomi
Ditinjau dari segi sektor ekonomi terdapat 8 (delapan) jenis kredit, yaitu:
a. Sektor Pertanian, Perburuhan dan Sarana Pertanian.
b. Sektor Pertambangan.
d. Sektor Listrik, Gas dan Air.
e. Sektor Konstruksi.
f. Sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel.
g. Sektor Jasa-jasa Sosial/Masyarakat.
h. Sektor Lain-lain.
6. Dilihat dari Segi Sifat
Ditinjau dari segi sifat terdapat 5 (lima) jenis kredit, yaitu:
a. Kredit atas Dasar Transaksi Satu Kali (Eenmalig)
b. Kredit atas Dasar Transaksi Berulang (Revolving)
c. Kredit atas Dasar Plafon Terikat.
d. Kredit atas Dasar Plafon Terbuka.
e. Kredit atas Dasar Penurunan Plafon secara Berangsur.
7. Dilihat dari Segi Kredit yang Disalurkan dari Bentuk
Ditinjau dari segi kredit yang disalurkan dari bentuk terdiri dari 2 (dua)
jenis kredit, yaitu:
a. Cash Loan
Cash Loan adalah pinjaman uang tunai yang diberikan bank kepada
nasabahnya.
b. Non-Cash Loan
Non-Cash Loan adalah fasilitas yang diberikan bank kepada nasabahnya,
tetapi atas fasilitas tersebut bank belum mengeluarkan uang tunai.
8. Dilihat dari Segi Sumber Dana
a. Kredit dengan dana bank sendiri.
b. Kredit dana bersama dengan bank lain (sindikasi, konsorsium, joint financing)
c. Kredit dengan dana dari luar negeri (Offshore, Two Step Loan, Project Aid)
9. Dilihat dari Segi Wewenang Pemutusan
Dilihat dari segi wewenang pemutusan terdapat 3 jenis kredit, yaitu:
a. Wewenang Kantor Wilayah.
b. Wewenang Kantor Cabang.
c. Wewenang Kantor Pusat (Kepala Divisi, Direksi).
10.Dilihat dari Segi Sifat Fasilitas
Dilihat dari segi sifat fasilitas terdiri atas 2 (dua) jenis kredit, yaitu:
a. Committed Facility
Committed Facility adalah suatu fasilitas yang secara yuridis bank
berkewajiban untuk memenuhinya sesuai dengan yang diperjanjikan, kecuali
terjadi suatu peristiwa yang member hak kepada bank untuk menarik
kembali/menangguhkan fasilitas tersebut sesuai surat atau dokumen lainnya.
b. Uncommitted Facility
Uncommitted Facility adalah suatu fasilitas yang secara yuridis bank tidak
mempunyai kewajiban untuk memenuhinya sesuai dengan yang telah
diperjanjikan.
11.Dilihat dari Segi Akad
a. Pinjaman dengan Akad Kredit
Pinjaman dengan Akad Kredit adalah pinjaman yang disertai dengan suatu
perjanjian kredit tertulis antara bank dan debitur, antara lain mengatur
besarnya plafon kredit, suku bunga, jangka waktu, jaminan, cara -cara
pelunasan dan sebagainya.
b. Pinjaman tanpa Akad Kredit
Pinjaman tanpa Akad Kredit adalah pinjaman yang disertai perjanjian tertulis.
3. Fungsi Pembiayaan
Di dalam perbankan syariah istilah kredit dikenal dengan sebutan
pembiayaan. Adapun fungsi pembiayaan pada perbankan syariah adalah sebagai
berikut:
a. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar-menukar barang dan jasa.
b. Pembiayaan merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fund.
c. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga.
d. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang
ada.
Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah umumnya berfungsi untuk
membantu masyarakat memenuhi kebutuhannya dalam hal meningkatkan
usahanya. Pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah ini secara tidak
langsung juga telah memasarkan produk pendanaan maupun produk pelayanan
jasa bank.
Dalam hal ini, pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah
dapat memberikan manfaat yang cukup besar bagi nasabah yaitu dapat
peningkatan profitabilitas bank. Dengan adanya peningkatan laba usaha, maka
tingkat profitabilitas bank akan mengalami kenaikan.
Pada bank konvensional istilah pembiayaan disebut dengan kredit. Secara
garis besar fungsi kredit dalam perekonomian, perdagangan dan keuangan adalah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang.
b. Meningkatkan utility (daya guna) suatu barang.
c. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
d. Menimbulkan gairah masyarakat untuk berusaha.
e. Alat stabilitas ekonomi.
f. Jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional.
g. Sebagai alat meningkatkan hubungan ekonomi internasional.
4. Langkah-langkah Pemberian Pembiayaan a. Menganalisa permasalahan.
b. Pemberian R3 (Rescheduling, Reconditioning, dan Restrukturing) dalam
meneruskan hubungan.
c. Pemutusan hubungan dengan eksekusi jaminan adalah suatu cara untuk
menyelesaikan permasalahan.
B. Sistem Pemberian Pembiayaan
Sistem pemberian pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor
1. Penetapan Target Market
Target market merupakan identifikasi awal terhadap bidang usaha calon
nasabah (targeted customer) yang potensial sekaligus merupakan arah dan
prioritas usaha yang akan dibiayai oleh bank.
2. Permohonan Pembiayaan
Bank hanya memberikan pembiayaan apabila permohonan pembiayaan oleh
nasabah/calon nasabah diajukan secara tertulis baik untuk pembiayaan baru,
perpanjangan, tambahan pembiayaan maupun permohonan perubahan
persyaratan pembiayaan. Permohonan pembiayaan harus memuat informasi
yang lengkap dan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh bank termasuk riwayat pembiayaan pada bank lain.
3. Prinsip Investigasi
Bank harus menyakini kebenaran data dan informasi yang disampaikan dalam
permohonan pembiayaan. Bank hanya akan memproses permohonan
pembiayaan yang telah memenuhi persyaratan dan kelengkapan dokumen.
4. Analisis Pembiayaan
Menilai pembiayaan secara obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pihak -pihak
yang berkepentingan dengan pemohon pembiayaan. Menganalisis pembiayaan
secara benar, bukan hanya formalitas untuk memenuhi prosedur pembiayaan.
Menganalisis minimal aspek 5 C yaitu karakter, kemampuan, modal, agunan,
prospek usaha nasabah, aspek lingkungan, dan sumber pelunasan pembiayaan.
Analisis ini dititikberatkan pada hasil usaha serta menyajikan evaluasi aspek
yuridis pembiayaan dengan tujuan untuk melindungi bank atas risiko yang
5. Agunan Pembiayaan
Dalam melakukan penilaian terhadap agunan, bank harus menilai barang,
proyek atau hak tagih yang dibiayai dengan fasilitas pembiayaan yang
bersangkutan dan barang lain, surat berharga atau garansi risiko yang
ditambahkan sebagai agunan tambahan. Hal ini untuk memastikan
kecukupannya sehingga apabila nasabah penerima fasilitas kelak tidak dapat
melunasi kewajibannya, agunan tersebut dapat digunakan untuk menanggung
pembayaran kembali pembiayaan dari bank syariah dan/atau UUS yang
bersangkutan. Penilaian terhadap agunan pembiayaan meliputi kuantitas
(ukuran dalam satuan nilai uang) maupun kualitas (status hukum, jaminan,
letak, marketability, dan lainnya).
6. Persetujuan Pembiayaan
Setiap pemberian pembiayaan harus memperoleh persetujuan secara tertulis
dari Komite Pembiayaan secara full consensus sesuai dengan limit/wewenang
yang ditetapkan Direksi. Setiap pemberian persetujuan pembiayaan harus
memperhatikan analisis dan rekomendasi persetujuan pembiayaan.
7. Akad Pembiayaan
Akad pembiayaan harus memenuhi keabsahan dan persyaratan hukum yang
dapat melindungi kepentingan hukum dan bisnis bank. Akad pembiayaan
harus memuat limit pembiayaan, jangka waktu, nisbah bagi hasil/margin,
agunan, asuransi agunan, tatacara pembayaran kembali pembiayaan, dan
persyaratan-persyaratan pembiayaan lainnya yang ditetapkan dalam keputusan
pembiayaan, serta hal-hal yang lazim diatur dalam akad pembiayaan termasuk
notariil, namun dengan mempertimbangkan limit pembiayaan, tingkat risiko,
jenis pembiayaan atau hal lainnya, maka akad pembiayaan dapat dibuat secara
di bawah tangan.
8. Pencairan Pembiayaan
Pencairan pembiayaan adalah pengalihan atas sejumlah dana milik dan/atau
yang dikuasai bank kepada nasabah berdasarkan akad pembiayaan. Pencairan
pembiayaan dilakukan setelah nasabah memenuhi seluruh persyaratan yang
ditetapkan dalam akad pembiayaan dan dokumen pembiayaan lainnya yang
terkait. Sebelum realisasi pembiayaan dilakukan, Bank harus memastikan
bahwa seluruh aspek yuridis yang berkaitan dengan pembiayaan telah
diselesaikan dan telah perlindungan hukum yang memadai bagi bank.
9. Pemutusan Pembiayaan yang Memerlukan Wewenang Khusus
Pada prinsipnya pemutusan pembiayaan mengacu pada ketentuan pembiayaan
yang berlaku di bank. Namun pemutusan untuk skema pembiayaan yang yang
berbeda dari ketentuan intern tetapi tidak menyimpang dari ketentuan
perundang-undangan dan ketentuan Bank Indonesia, dikategorikan sebagai
pemutusan pembiayaan dengan kebijakan khusus.
Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara
umum antarbank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang
menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari prosedur dan persyaratan yang
ditetapkannya dengan pertimbangan masing-masing. Pemberian kredit kepada
nasabah harus mendapat persetujuan sekurang-kurangnya tiga orang pejabat kredit
Dalam perkembangan bisnis perbankan ada permasalahan yang akan
muncul semakin rumit, karena masalah ini mengacu pada perkreditan yang akan
saling berkaitan dengan kegiatan-kegiatan lainnya yang membentuk jaringan kerja
terus-menerus. Oleh karena itu, untuk mengatasi berbagai masalah tersebut maka
di perlukan suatu kebijakan kredit. Karena kebijakan ini merupakan suatu
pedoman kebijakan perkreditan bank yang berisi prosedur dalam pemberian kredit
oleh bank.
C. Sistem Pengawasan atau Pemantauan Pembiayaan
1. Pengawasan atau pemantauan dengan Pengendalian Intern Pembiayaan.
Sistem pengendalian intern pembiayaan dilakukan secara berkala sesuai
dengan perkembangan/kondisi pembiayaan dan organisasi bank.
2. Pengawasan atau pemantauan dengan Audit Pembiayaan.
Pengawasan ini dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan pembiayaan
telah dinilai secara objektif dan dilaporkan secara jelas, lengkap serta akurat.
Pengawasan kredit dapat diartikan sebagai salah satu fungsi manajemen
yang berupaya untuk menjaga dan mengamankan kredit itu sebagai kekayaan
bank dan dapat mengetahui terms of lending serta asumsi-asumsi sebagai dasar
persetujuan kredit tercapai atau terjadi penyimpangan.
Pengawasan kredit pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Pembantu Belawan adalah dengan melakukan pengawasan terhadap semua
pejabat bank yang terkait dengan pembiayaan dan pengawasan terhadap semua
jenis pembiayaan termasuk pembiayaan kepada pihak-pihak terkait dengan bank,
D. Tujuan Pengawasan atau Pemantauan Pembiayaan
Tujuan Pengawasan atau Pemantauan Pembiayaan pada PT Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan adalah sebagai berikut:
1. Pengawalan dan pengamanan pembiayaan sebagai kekayaan yang harus
dikelola dengan baik, agar tidak timbul risiko yang diakibatkan oleh
penyimpangan-penyimpangan (deviasi), baik oleh nasabah maupun oleh intern
bank.
2. Administrasi dan dokumentasi pembiayaan harus terlaksana sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan, sehingga ketelitian, kelengkapan,
keaslian, dan akurasinya dapat menjadi informasi bagi setiap lini manajemen
yang terlibat dalam pembiayaan.
3. Pembinaan portofolio, baik secara individual maupun secara keseluruhan,
dapat dilakukan sehingga mempunyai kualitas aktiva yang produktif dan
mendukung menjadi bank yang sehat.
4. Dapat diketahuinya kondisi nasabah dan kualitas pembiayaan yang
sebenarnya, sehingga dapat ditentukan langkah-langkah pembinaan yang tepat
kepada para nasabah pembiayaan.
5. Bagi nasabah yang usaha dan kualitas pembiayaannya baik dapat lebih
didorong perkembangannya. Sedangkan bagi nasabah yang usaha dan kualitas
pembiayaannya rendah dapat segera diupayakan untuk ditingkatkan
pembinaannya sehingga terhindar dari kemacetan atau segera dilakukan
penagihan.
E. Proses Pengawasan atau Pemantauan Pembiayaan
a. On Desk Monitoring adalah pemantauan kredit secara administratif, yaitu
melalui instrumen-instrumen administrasi, seperti laporan-laporan, financial
statement (neraca, R/L, sumber dan penggunaan dana), kelengkapan dokumen,
informasi pihak ketiga.
b. On Site Monitoring adalah pemantauan kredit yang langsung ke lapangan
(nasabah), baik sebagian atau menyeluruh, maupun khusus atas kasus tertentu
untuk membuktikan pelaksanaan kebijakan kredit bank, atau secara
menyeluruh apakah ada deviasi yang terjadi atas terms of lending yang
disepakati.
c. Exception Monitoring adalah pemantauan kredit dengan memberikan tekanan
kepada hal-hal yang kurang berjalan baik dan hal-hal yang telah berjalan
sesuai dengan terms of lending, dikurangi intensitasnya.
Adapun tujuan pengawasan kredit dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sistem/prosedur dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar credit operation dapat
dilaksanakan semaksimal mungkin.
2. Penjagaan dan pengamanan kredit sebagai kekayaan bank yang harus dikelola
dengan baik agar tidak timbul risiko yang diakibatkan oleh
penyimpangan-penyimpangan (deviasi), baik oleh debitur, maupun oleh intern bank.
3. Administrasi dan dokumentasi kredit harus terlaksana sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan sehingga ketelitian, kelengkapan,
keaslian dan akurasinya dapat menjadi informasi bagi setiap lini manajemen
4. Monitoring dan pengawasan kredit dapat meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam setiap tahap pemberian kredit sehingga perencanaan kredit
dapat dilaksanakan dengan baik.
5. Pembinaan portofolio, baik secara individual, maupun secara keseluruhan
dapat dilakukan sehingga bank mempunyai kualitas aktiva yang produktif dan
mendukung menjadi bank yang sehat.
F. Sarana Pengawasan atau Pemantauan Pembiayaan
Sarana pengawasan atau pemantauan pembiayaan pada PT Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan adalah sebagai berikut:
a. Data laporan keuangan (Neraca dan Laba-Rugi) debitur yang terkini minimal
dua periode dengan periode yang sama yaitu 12 bulan (misalnya: Desember
2008 & Desember 2009, Maret 2008 & Maret 2009, atau September 2008 &
September 2009).
b. Data checklist kriteria Watch List berupa informasi sebagai berikut:
1. Karakter dan Reputasi.
2. Kinerja rekening nasabah.
3. Kinerja keuangan.
4. Informasi pasar dan produksi.
5. Informasi manajemen.
6. Agunan dan persyaratan pembiayaan.
7. Historical Rating.
8. Temuan On The Spot.
9. Proses Review Pembiayaan.
c. Data Nota Review Account Watch List.
Sebagian besar data nasabah sudah tercantum dalam Nota Analisa
Pembiayaan (NAP) awal, namun data yang tercantum dalam Nota Review
Account Watch List perlu di up dating (data terkini), berupa informasi sebagai
berikut:
1. Informasi fasilitas nasabah.
2. Kewenangan memutus.
3. Rating summary (jika ada).
4. Informasi nasabah.
5. Riwayat kolektibilitas.
6. Agunan.
7. Aspek Keuangan nasabah (Audited atau Inhouse).
8. Alasan masuk Watch List.
9. Perkembangan triwulan terakhir.
10.Laporan hasil kunjungan/ pembicaraan dengan debitur yang terakhir.
11.Strategy penanganan.
12.Usulan tindakan.
G. Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) 1. Pengertian Kredit Bermasalah
Kredit Bermasalah adalah kredit yang di dalam pelaksanaannya belum
mencapai/memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank. Kredit bermasalah
timbul karena kredit tersebut mengalami kesulitan di dalam penyelesaian
atau pembayaran bunga, denda keterlambatan, serta ongkos-ongkos bank yang
menjadi beban debitur yang bersangkutan.
Menurut Kuncorodan Suharjono (dalam Ismail, 2010:224), “Kredit
bermasalah akan berakibat pada kerugian bank, yaitu kerugian karena tidak
diterimanya kembali dana yang telah disalurkan maupun pendapatan bunga yang
tidak dapat diterima”.
Bagi bank, semakin dini mengatasi kredit yang bermasalah maka semakin
mudah pula penyelesaiannya karena akan berdampak semakin dini pula upaya
penyelamatannya sehingga tidak semakin parah dan sulit menyelesaikannya. Jika
bank tidak ingin rugi karena kredit yang diberikan menjadi bermasalah, bank
harus mampu mengidentifikasi gejala-gejalanya secara dini sehingga bank dapat
segera mengambil langkah-langkah untuk menangani kredit yang bermasalah
tersebut sebelum masalahnya menjadi semakin parah. Perlu diketahui, kredit
bermasalah tidak hanya disebabkan oleh kesalahan debitur tetapi kredit
bermasalah juga dapat terjadi karena berbagai hal seperti kondisi eksternal
ataupun bank yang menjadi pemberi kredit sendiri.
Dalam hal ini salah satu upaya yang dilakukan bank untuk menyelesaikan
kredit yang bermasalah itu adalah dengan melakukan pengawasan kredit.
Pengawasan kredit merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupaya
menjaga dan mengamankan kredit sebagai kekayaan bank dan dapat mengetahui
terms of lending serta asumsi-asumsi sebagai dasar persetujuan kredit tercapai
atau terjadi penyimpangan. Berikut ini beberapa teknik dalam menyelesaikan
1. Penagihan intensif oleh bank.
2. Restrukturisasi kredit.
Restructuring adalah upaya penyelamatan dengan melakukan perubahan
syarat-syarat perjanjian kredit berupa pemberian tambahan kredit atau melakukan
konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan dan
equity bank, yang dilakukan dengan atau tanpa rescheduling dan atau
reconditioning.
Restrukturisasi kredit diberikan kepada debitur yang tidak dapat
memenuhi kewajibannya atau debitur yang diperkirakan tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga sesuai dengan jadwal
yang diperjanjikan. Bank melakukan restrukturisasi kredit kepada debitur
berdasarkan pertimbangan ekonomi atau hukum, yang pemberiannya terbatas
pada adanya kesulitan keuangan debitur sehingga perlu dibantu oleh bank dalam
menyelesaikannya. Restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain; modifikasi syarat-syarat kredit, penambahan fasilitas kredit,
pengambilalihan agunan/asset dan konversi kredit.
3. Rescheduling Kredit
Rescheduling adalah upaya penyelamatan kredit dengan melakukan
perubahan syarat-syarat perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal
pembayaran kembali kredit atau jangka waktu, termasuk grace period, baik
termasuk besarnya jumlah angsuran maupun tidak.
Rescheduling kredit dapat diberikan kepada debitur yang masih
menunjukkan iktikad baik untuk melunasi kewajibannya, yang berdasarkan
4. Reconditioning Kredit
Reconditioning adalah upaya penyelamatan kredit dengan cara melakukan
perubahan atas sebagian atau seluruh syarat perjanjian kredit, yang tidak terbatas
hanya kepada perubahan jadwal angsuran atau jangka waktu kredit saja, namun
perubahan tersebut tanpa memberikan tambahan kredit atau tanpa melakukan
konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan.
Reconditioning kredit ini dilakukan karena nasabah mengalami kekurangan modal
kerja.
5. Management Assistancy
Management Assistancy adalah bantuan konsultansi dan manajemen
professional yang diberikan bank kepada nasabah yang masih mempunyai
prospek dan mempunyai iktikad baik untuk melunasi kewajibannya, namun lemah
di dalam pengelolaan perusahaannya, baik dengan cara menempatkan petugas
bank, maupun meminta bantuan pihak ketiga (konsultan) sebagai anggota
manajemen. Pemberian bantuan manajemen (management assistancy) dapat
diberikan kepada nasabah yang mengalami kesulitan manajemen yang
mengakibatkan perencanaan perusahaan nasabah kurang terarah, organisasi
lemah, pembagian tugas dan tanggung jawab tidak jelas, sistem internal kontrol
lemah.
6. Penyertaan Bank
Penyertaan bank adalah penempatan dana dalam bentuk saham yang
dilakukan tidak melalui pasar modal. Bank dapat melakukan penyertaan modal
sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit dengan izin dari Bank
H. Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur dalam pemberian pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Pembantu Belawan adalah dengan menerapkan prinsip
kehati-hatian melalui beberapa tahapan yang sudah ditentukan bank sebelum
memperoleh kredit. Dalam hal ini pihak bank harus memperhatikan prinsip 5C
yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition.
Bank Syariah Mandiri dalam memberikan pelayanan kepada
nasabah-nasabahnya berupa produk pembiayaan seperti pembiayaan murabahah yang
memberikan margin dalam setiap pembiayaan yang dilakukan. Dalam
menetapkan margin yang diberikan ke nasabah ada faktor yang menjadi
pertimbangan dari Bank Syariah Mandiri, yaitu:
1. Kemampuan nasabah.
2. Kebijakan dari Bank Syariah Mandiri.
Bank syariah mempunyai peranan untuk membantu para nasabahnya yang
ingin memajukan kegiatan usahanya. Barang yang akan dipesan oleh nasabah
kepada Bank syariah akan berguna untuk kemajuan usaha dari pihak nasabah itu
sendiri. Bank Syariah Mandiri memandang peranan bank syariah dalam
perekonomian adalah sebagai kerangka ekonomi makro dalam menggerakkan
roda perekonomian masyarakat dalam lingkup mikro kecil sampai dengan
korporasi.
Pemberian kredit pada PT Bank Syariah Mandiri kepada nasabah tentunya
melewati suatu prosedur pengajuan kredit dan analisis bank terhadap nasabah itu
prinsip 5C ini terpenuhi maka nasabah akan mendapatkan pembiayaan yang
diinginkan. Prinsip 5C tersebut adalah sebagai berikut:
1. Character adalah keadaan watak/ sifat debitur, baik dalam kehidupan pribadi
maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter
ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikad/kemauan debitur
untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian
yang telah ditetapkan.
2. Capacity adalah kemampuan calon debitur dalam menjalankan usahanya guna
memperoleh laba yang diharapkan. Penilaian ini berfungsi untuk
mengetahui/mengukur kemampuan calon debitur dalam mengembalikan atau
melunasi utang-utangnya (ability to pay) secara tepat waktu, dari usaha yang
diperolehnya.
3. Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur.
Kemampuan modal sendiri juga diperlukan bank sebagai alat kesungguhan
dan tanggung jawab debitur dalam menjalankan usahanya karena ikut
menanggung risiko terhadap gagalnya usaha.
4. Collateral adalah barang-barang yang diserahkan debitur sebagai agunan
terhadap kredit yang diterimanya. Penilaian terhadap agunan ini meluputi jenis
jaminan, lokasi, bukti kepemilikan dan status hukumnya.
5. Condition adalah situasi dan kondisi politik, social, ekonomi, budaya, yang
mempengaruhi usaha calon debitur di kemudian hari.
Secara umum ada penilaian kredit dengan metode analisis 7P kredit adalah
1. Personality
Personality adalah menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap,
emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu nasabah.
2. Party
Party adalah pengklasifikasian nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan
mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
3. Perpose
Perpose adalah penilaian kredit untuk mengetahui tujuan nasabah dalam
mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan
pengambilan kredit ini dapat bermacam-macam seperti contoh untuk modal
kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan sebagainya.
4. Prospect
Prospect adalah penilaian kredit untuk menilai usaha nasabah di masa yang
akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai
prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit
yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi
juga nasabah.
5. Payment
Payment adalah ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.
Sehingga jika salah satu usahanya merugi maka akan dapat ditutupi oleh
sektor lainnya.
6. Profitability
Profitability adalah menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam
mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap
sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang
akan diperolehnya.
7. Protection
Protection bertujuan untuk menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau
jaminan asuransi.
Di samping menggunakan prinsip 5C dan penilaian kredit dengan metode
analisis 7P, maka penilaian suatu kredit layak atau tidak untuk diberikan dapat
dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Penilaian dengan seluruh aspek
ini dikenal dengan nama studi kelayakan usaha. Penilaian ini biasanya digunakan
untuk proyek-proyek yang bernilai besar dan berjangka waktu panjang.
Aspek-aspek yang dinilai tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aspek Yuridis/Hukum
Dalam aspek ini yang akan dinilai adalah masalah legalitas badan usaha serta
izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian ini
dimulai dengan akte pendirian perusahaan sehingga dapat diketahui
2. Aspek Pemasaran
Dalam aspek ini yang akan dinilai adalah permintaan terhadap produk yang
dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datang prospeknya bagaimana.
3. Aspek Keuangan
Dalam aspek ini yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk
membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Di samping
itu, hendaknya dibuatkan cash flow daripada keuangan perusahaan.
4. Aspek Teknis/Operasi
Aspek ini membahas tentang masalah yang berkaitan dengan produk seperti
kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, layout ruangan dan
mesin-mesin termasuk jenis mesin-mesin yang digunakan.
5. Aspek Manajemen
Aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber
daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya
manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang
ada dan pertimbangan lainnya.
6. Aspek Sosial Ekonomi
Aspek ini digunakan dengan menganalisis dampaknya terhadap perekonomian
dan masyarakat umum seperti: meningkatkan ekspor barang, mengurangi
pengangguran atau lainnya, meningkatkan pendapatan masyarakat,
tersedianya sarana dan prasarana dan membuka isolasi daerah tertentu.
7. Aspek Amdal
Aspek ini menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air atau udara
mendalam apakah apabila kredit tersebut disalurkan, maka proyek yang
dibiayai akan mengalami pencemaran lingkungan di sekitarnya.
Untuk hal margin, pihak Bank Syariah Mandiri dapat menurunkan margin
dari pinjaman nasabah. Namun ada beberapa ketentuan yang berlaku untuk
menurunkan margin ini. Salah satu faktornya adalah usia pembiayaan sudah lebih
dari 6 bulan dan lancar. Bank Syariah Mandiri memandang bahwa nasabah
tersebut adalah nasabah yang taat untuk membayar pinjaman.
Pembentukan cadangan penyisihan bagi aktiva produktif pada PT Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan ini sesuai dengan SK BI No.
31/148/KEP/DIR dan didukung pernyataan Pedoman Akuntansi Perbankan
Indonesia (2001:III.8D.2) sebagai berikut:
a. Cadangan Umum, sekurang-kurangnya 1% dari aktiva yang digolongkan
lancar.
b. Cadangan Tujuan
Penggolongan Persentase (%)
Dalam Perhatian Khusus 5
Kurang lancar 15
Diragukan 50
Macet 100
PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan melakukan
penghapusbukuan pembiayaan jika penagihan terhadap pembiayaan itu tidak
dapat ditagih lagi. Namun jika pembiayaan ini telah dihapusbukukan, hak tagih
tidak ikut dihapus. Dalam Hal ini, Penghapusbukuan pada PT Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Pembantu belawan terbagi 2 (dua), yaitu Hapus buku dan