• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthoriza Roxb) TERHADAP HISTOPATOLOGI OTAK PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI DENGAN KONTROL CAPTOPRIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthoriza Roxb) TERHADAP HISTOPATOLOGI OTAK PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI DENGAN KONTROL CAPTOPRIL"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

WURY DAMAYANTIE

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK

(Curcuma Xanthorriza ) TERHADAP HISTOPATOLOGI

OTAK PADA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS) YANG

DIINDUKSI HIPERTENSI DENGAN MENGGUNAKAN

KONTROL CAPTROPIL

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

Lembar Pengesahan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK

(Curcuma xanthoriza Roxb) TERHADAP HISTOPATOLOGI

OTAK PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG

DIINDUKSI HIPERTENSI DENGAN KONTROL CAPTOPRIL

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

2015

Oleh:

WURY DAMAYANTIE NIM : 201010410311119

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp. FRS dr. Dian Yuliartha Lestari, Sp.PA

(3)

Lembar Pengujian

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK

(Curcuma xanthoriza Roxb) TERHADAP HISTOPATOLOGI

OTAK PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG

DIINDUKSI HIPERTENSI DENGAN KONTROL CAPTOPRIL

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Pada jum’at, 4 Desember 2015

Oleh:

WURY DAMAYANTIE NIM : 201010410311119

Tim Penguji :

Penguji I Penguji II

Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp. FRS dr.Dian Yuliartha Lestari, Sp.PA

NIP UMM. 11407040450 NIP UMM. 11308090462

Penguji III Penguji IV

Dra. Didik Hasmono, MS.,Apt Ahmad Sobrun Jamil, S.Si.,MP

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillahirrobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas

segala rahmat, nikmat dan pertolonganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP HISTOPATOLOGI OTAK PADA MENCIT JANTAN (Mus Musculus) YANG

DIINDUKSI HIPERTENSI DENGAN KONTROL CAPTOPRIL.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra.Lilik Yusetyani, Apt.,Sp.FRS selaku dosen pembimbing I dan dr. Dian Yuliartha Lestari, Sp.PA selaku dosen pembimbing II atas saran, bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis sampai terselesaikannya skripsi ini.

2. Dra. Didik Hasmono, MS.,Apt Dan Ahmad Sobrun Jamil, S.Si., M.P. selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.

3. Yoyok Bekti Prasetyo, M. Kep., Sp. Kom. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah memberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Nailis Syifa, S. Farm.,M. Sc., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi motivasi dan kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Sovia Aprina Basuki, S. Farm., M. Si., Apt. selaku Kepala Laboratorium di Program Studi Farmasi, yang telah memberi kesempatan kepada penulis supaya bisa menyelesaikan penelitian skripsi di laboratorium Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Laboratorium Farmakologi dan Biomedik Universitas Muhammadiya Malang, khususnya Pak Joko dan Mas Miftah yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan tempat agar penulis dapat melaksanakan penelitiannya dengan baik.

7. Siti Rofida, S. Si., M.Farm., Apt. selaku dosen wali. Terima kasih atas arahan ibu baik tentang akademik atau non akademik selama ini.

(5)

Swastika Maulita, S.Farm., Apt., dan Ibu Sendi Lia Yunita, S. Farm., Apt. yang telah susah payah membantu jalanya ujian skripsi sehingga kami dapat melaksanakan ujian skripsi dengan baik.

9. Staff Tata Usaha Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang terima kasih karena telah banyak membantu dalam hal administrasi.

10. Untuk orang tua (Sunarto dan Suparni) tercinta dan tersayang yang tiada hentinya memotivasi dalam segala hal, dengan sabar mendoakan untuk kebaikan dan kesuksesan putrinya. Terima kasih banyak atas didikan dan kerja keras untuk membuat putrinya bahagia serta mendapatkan ilmu yang bemanfaat.

11. Untuk keluarga yang memberikan masukan dan motivasi yang sangat membangun khususnya Abangku Langgeng Bayu Triswoyo, S.H dan kakak ipar Irine, Rayen, S.H, Adekku Rissa Imalia Tri Santi dan Brilliant Presley Valvitasari, Mbak Mega Puspitanigrum, Mbak Risky Amelia, terima kasih untuk semua dukungan yang diberikan kepada penulis hingga proses pembuatan skripsi ini lancar.

12. Untuk semua teman-teman farmasi yang telah mendukung dalam terselesaikannya skripsi ini khususnya Wawan kurniawan, Desi Aprilia A.H , Mba Dinnia Imroatul Karimah, Febrina Dini S, Noor Fatilah, Wenny Awun, Titin Hartatik, serta teman-teman farmasi C.

13. Teman–teman seperjuangan biomedik : Wawan, Mutia, Ilham, Tanjung, Ega, Priyadi, Reni, Putri, Nining, Hasan, Lany, Selly atas kebersamaan, bantuan, motivasi dan semangat serta kerjasamanya sehingga skripsi ini dapat terwujud.

14. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput dari bantuan, doa yang telah kalian semua berikan.

Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis tidak mampu membalas dengan apapun.Semoga amal baik semua pihak mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat berguna bagi penelitian berikutnya ataupun bagi semua pihak yang membaca skripsi ini, amiin.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Malang, 11 Oktober 2015

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENGUJIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

RINGKASAN ... ix

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

DAFTAR SINGKATAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Aplikasi ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Hipertensi ... 7

2.1.1 Definisi Hipertensi ... 7

2.1.2 Epidemiologi ... 7

2.1.3 Klasifikasi Hipertensi ... 8

2.1.4 Etiologi ... 9

2.1.5 Gejala Klinis Hipertensi ... 10

2.1.6 Patofisiologi Hipertensi ... 10

(7)

2.2 Tinjauan Tentang Otak ... 14

2.3 Pemeriksaan Peranan ACE Otak ... 20

2.4 Terapi RAAS ... 22

2.5 Terapi Hipertensi ... 22

2.6 Tinjauan Tentang Captopril ... 26

2.7 Tinjauan Obat Tradisional ... 28

2.8 Tinjauan Tentang Temulawak ... 29

2.9 Kurkumin ... 31

2.9.1 Kurkumin Sebagai Antikanker ... 32

2.9.2 Kurkumin Sebagai Antiinflamasi ... 33

2.9.3 Sifat Struktrur dan Golongan ... 34

2.9.4 Sifat Stabilitas ... 35

2.9.4 Khasiat dan Manfaat... 35

2.10 Ekstraksi dan Isolasi Kurkumin ... 36

2.10.1 Tinjauan Ekstraksi ... 36

2.10.2 Metode Ekstrak ... 37

2.10.2.1Cara Dingin ... 37

2.11 Tinjauan Kromatografi ... 38

2.12 Tinjauan Penginduksi Hipertensi ... 39

2.13 Tinjauan Hewan Coba ... 39

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 41

BAB IV METODE PENELITIAN ... 45

4.1 Rancangan Penelitian ... 45

4.1.2 Jumlah Sampel ... 46

4.2 Variabel Penelitian ... 46

4.2.1Klasifikiasi Variabel ... 46

4.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 47

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

4.4 Subjek Penelitian ... 48

4.4.1 Kriteria Inklusi ... 48

4.4.2 Kriteria Eksklusi ... 48

(8)

4.5.1 Pembuatan Ekstrak Temulawak ... 48

4.5.2 Dosis dan Konversi Dosis... 50

4.5.3 Pengujian Aktivitas Antihipertensi ... 51

4.5.4 Pembuatan Preparat Histopatologi Otak... 51

4.6 Pengamatan Preparat Histopatologi Organ Otak ... 52

4.7 Alat dan Bahan ... 52

4.7.1 Alat-Alat ... 52

4.7.2 Bahan ... 53

4.8 Alur Penelitian ... 53

4.9 Analisis Data ... 54

BAB V HASIL PENELITIAN ... 55

5.1 Gambaran Histopatologi Otak... 55

5.2 Penelitian Jumlah Sel Saraf Otak ... 56

5.2.1 Jumlah Sel Saraf ... 56

5.3 Analisis Data ... 58

5.3.1 Uji Normalitas ... 58

BAB VI PEMBAHASAN ... 60

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 64

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Klasifikasi Hipertensi ... 8

2.2 Klasifikasi Mencit ... 40

2.3 Jumlah Sel Astrosit Tiap Lapang Pandang ... 54

2.4 Jumlah Rata-Rata dan Simpang Baku Sel Astrosit ... 55

2.5 Hasil Uji Normalitas Histopatologi Otak Setiap Kelompok ... 56

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Patofisiologi Hipertensi ... 12

2.2 Bagian-Bagian Otak ... 15

2.3 Peranan ACE diotak ... 22

2.4 Struktur Kimia Captopril ... 26

2.4 Tanaman Temulawak ... 29

4.1 Rancangan Penelitian ... 43

4.2 Prosedur Penelitian ... 47

(11)

DAFTAR SINGKATAN

ACE = Angiotensin Converting Enzim

ACEI = Angiotensin Converting Enzim Inhibitor

ADH = Antidiuretik Hormon

AQP4 = Aquaporin-4

ARB = Angiotensin Receptor Blocker

CCB = Calcium Channel Blocker

COX = inhibitor siklooksigenase HAPE = High Altitude Pulmonary Edema

JNC = Joint National Comittee

JG = Juxta Glomerular

LDL = Low Density Lipoprotein

L-Name = Nω-nitro-L-arginine methyl ester

NaCl = Natrium Chlorida

NF-kB = Nuclear factor-κB NO = Nitric Oxide

NOS = Nitric oxide synthase

MAP = Mean Arterial Pressure

RAAS = Renin-Angiotensin Aldosterone System

RNS = Reactive Nitrogen Species

ROS = Reactive Oxugen Spesies

TGF = Transforming Growth Factor

TNF = Tumor Necrotic Factor

TIA = Trasient Ischemic Attack

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ... 70

2 Surat Pernyataan... 71

3 Perhitungan Pemberian Dosis ... 73

4 Hasil Uji Normalitas ... 76

5 Rancangan Biaya ... 77

6 Dokumentasi Penelitian ... 80

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Afanas’ef, I., 2011. ROS and RNS Signaling in Heart Disosder: Could Antioxidant Treatment Be Successful?. Oxi. Med. Cell. Longev, Vol. 2011, p. 1-13.

Almsibah, Z. 2008. Penatalaksanaan Hipertensi Non Farmakologi dalam penurunan angka kejadian stroke. http: //isjd.pdii .lipi.go.id/admin/jurnal/ed03 084249. Pdf. Diakses pada 24 november 2014.

Armilawati, 2007. Hipertensi dan Faktor Resikonya dalam Kajian Epidemiolog,. FKM UNHAS. Available from: http://www.cerminDuniaKedokteran.com. [Accessed 15 desember 2014].

Anonim. 2004. Gizi Seimbang Untuk Mencegah Hipertensi. http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews. diakses tanggal 15 Oktober 2014.

Anonim. 2009. Diuretik. http://pharmafeme.blogspot.com. Diakses 8 oktober 2014.

Anonim. (2012). Pelayanan Farmasi Umum Rumah Sakit. http://bahankuliah

kesehatan.blogspot.com. Diakses 7 Desember 2014.

Arief Mansjoer, dkk. 2001. Askariasis. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1, Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. Halaman : 416 –418. Attia, D. M., A. M. Verhagen, and E. S. Stroes. 2001. Vitamin E renal injury, but

not hypertension, during chronic nitric oxide synthase inhibition in rats. J Am SocNephrol. 12: 2585%2593.

Battum S., M. Rigaud, and J.L. Beneytout. 1998. Resistance to apoptosis and cyclooxygenase expression in human adenocarcinoma cell line HT 29 CL. 19A. Anticancer Research 18 (15A): 3579-3583.

Benowitz, L. 2002. Obat Antihipertensi, dalam Katzung, B. G., 2002, Basic and Clinical Farmacology, ed ke-3, Penerjemah: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Penerbit Salemba Medika.

Blackwood W.Greenfield’s neuropathology. 3rd

ed. Edinburg; Edwar Arnold, 1976:4356, 97106.

Barr LM. The Human nervous system. 2nded. New York: Harper & Row, 1974:3-5.

(14)

66

CDC. (2004). West Nile virus: Background information for clinicians. 21 Desember 2004. Pp. 1-12. http:/www.cdc.gov/ncidod/dvbid/ westnile/clinicians/background.htm.

Chan, T.A., P.J. Morin, B. Vogelstein, and K.W. Kinzler. 1998. Mechanism underlying nonsteroidal antiinflammatory drug-mediated apoptosis. Proceeding of the National Academic of Sciences of the United Stated of America 95: 681-686.

Chobanian, A.V., Bakris, G.L., Black H.R., Cushman W.C., Green L.A., Izzo J.L., Jr., et al, 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure.U.S Department Of Health and Human Service.

Clark, C.M. (2005). Relations Between Social Support and Physical Health. [Online].Tersedia: http://www.personalityresearch.org/papers/clark.html

[21 November 2012].

ChusidJG.Correlative neuroanatomy 20thed. Sydney : Prentice Hall, 1988:

189-197

Cohen, L.D., Townsend, R.R., 2008.In the Clinic Hypertension.Available from:

www.annals.org/intheclinic /. [Accesed 5 Maret 2010]. Corwin E. 2005. Buku Saku Patofisiologi .Jakarta: EGC.

Dalimartha, et.al. (2008). Care your self hypertension. Jakarta: Penebar Plus. Devaraj, S, et al.,2010. Evaluation of the hepatoprotective activity of standardized ethanolic extract of Curcuma xanthorrhiza Roxb. Journal of Medicinal Plants Research, Vol. 4, pp 2512-2517.

Depkes, RI, 1995, Farmakope Indonesia, ed. 4, Depkes RI, Jakarta, 4, 449-450. Depkes RI, 2006. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia.

Jakarta: Ditjen P2M dan PLP.

Depkes RI. 2006. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi. Direktorat

Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Departemen Kesehatan. Jakarta. Di Bernardini, R., Anne M.M., Declan.B., Joseph.K., Eileen O'Neill dan Maria

H., 2012, Assessment of The Angiotensin-I-Converting Enzyme (ACE-I) Inhibitory and Antioxidant Activities of Hydrolysates of Bovine Brisket Sarcoplasmic Proteins Produced by Papain and Characterisation of Associated Bioactive Peptidic Fractions, Meat Science 90.

(15)

67

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisike IV. Jakarta. Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.hal. 719, s1061, 1066.

Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.

Cetakan Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 3-5, 10-11.

Dreyden, G. &Vos, J. (2000).Revolusi cara Belajar. Terjemahan. Bandung:

Kaifa.

Dubois, R.N., S.B. Abramson, L. Crofford, R.A. Gupta, L.S. Simon, L.B. Van de Putte, and P.E. Lipsky. 1998. Cyclooxygenase in biology and disease. Faseb Journal 12: 1063-1073.

Ellis, H., 2006. The Mediastinum.In :Sugden, M., ed. Clinical Anatomy. 11th ed. UK: Blackwell Publishing, 31.

Ferrario, C.M., Strawn, W.B. 2006. Role of the renin-angiotensin-aldosterone system and proinflammatory mediators in cardiovascular disease.Am J Cardiol. 98:121-128.

Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.

Hacker N.F., Moore J.G., Gambone J.C. 2004.Essential of obstetrics and gynecology. 4th ed. China : Elsevier, Inc. P.57-64.

Harborne, J.B., (1987) ,Metode Fitokimia, Penerbit ITB, Bandung.

Hlavackova, L., Janegova, A., Ulicna, O., Janega, P., Cerna, P., Babal, P., 2011.

Research article : Spice up the hypertension diet - curcumin and piperine prevent remodeling of aorta in experimental L-NAME induced

hypertension. BioMed Central Ltd, Slovakia

http://www.nutritionandmetabolism.com/content/8/1/72. Diakses pada 1 Juni 2014.

Huang M.T., W. Ma, Y.R. Lou, Y.P. Lu, R. Chang, H. Newmark, and A.H. Conney. 1997. Inhibitory effects of curcumin on tumorigenesis in mice. In: Pramono, S., U.A. Jenie, S.S. Retno, and G. Didik (eds.). Proceedings of the International Symposium on Curcumin Pharmacochemistry (ISCP), 47-60. Yogyakarta: Faculty of Pharmacy Gadjah Mada University.

Huang, M.T., Z.W. Wang, C.A. Georgiadis, J.D. Laskin, and A.H. Conney. 1992. Inhibitory effect curcumin on tumor initiation by benzo[a]pyrene and 7,12 dimethylbenz[a]anthracene. Carcinogenesis 13: 947-954.

(16)

68

Suwijiyo Pramono, D. Gunawandan C.J. Soegiarto. 6-9 September.Yogyakarta. PAU Bio-teknologi UGM.hal. 32–44.

I Ketut Berata, et, all, Studi Patologi Kejadian Cysticercosispada Tikus Putih, Jurnal Veteriner Desember 2010, Vol. 11 No. 4 : 232-237.

Imam Soeharto, 2004, Jantung Koroner dan Serangan Jantung, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama .

Iman Soeharto, 2004, Serangan Jantung dan Stoke Hubungannya Dengan Lemakdan Kolesterol, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kartika, B., Guritno, A. D., dan Ismoyowati. 1997. Petunjuk Evaluasi Produk

Industri Hasil Pertanian. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.

Kasiran, 2008, Peningkatan Penyediaan Bahan Baku Obat Alami Bersumber dari Temulawak: Penelitian Produksi Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) melalui Penggunaan Ukuran Bibit yang Berbeda, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Pusat Teknologi Produksi Pertanian, Tangerang, 11(3). Katno dan Pramono, S. 2001. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan

Tanaman Obat Tradisional. Farmasi UGM, Yogyakarta.

Kawamori, T., R. Lubet, V.E. Steele, G.J. Kelloff, R.B. Kaskey, and C.V. Rao, and B.S. Reddy. 1999. Chemopreventive effect of curcumin, a naturally anti-inflammatory agent, during the promotion/progression stages of colon cancer. Cancer Research 59: 597-601.

Kiswanto. (2009). Perubahan kadar senyawa bioaktif rimpang temulawak dalam penyimpanan (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Yogyakarta: Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian (INTAN).

Kinoshita, T., Y. Takahashi, T. Sakashita, H. Inoue, T. Tanabe, and T. Yoshimoto. 1999. Growth stimulation and induction of epidermal growth factor receptor by over-expression of cyclooxygenase 1 and 2 in human colon carcinoma cells. Biochemistry and Biophysiscs Acta 19: 1438 (1): 120-130.

Knight, J.F., 2000. Jantung Kuat Bernafas Lega. Indonesia Pulishing House. Jakarta.

Kunchandy, E., and M.N.A. Rao. 1989. Effect of curcumin on hidroxyl radical generation thuough fenton reaction. International Journal of Pharmaceutics 57: 173-176.

(17)

69

Nonalcoholic Fatty Liver Disease. Drugs, Metabolism and Disposition J. 35:1970-1978.Akses tgl.4 desember 2014.

Lumbantobing, S.M. (2007). Stroke : Bencana Peredaran Darah di Otak.

Jakarta : Balai Penerbitan FKUI.

Malole, M.B.M. and Pramono, C.S.U., 1989. Pengantar Hewan-Hewan

Percobaan di Laboratorium. Bogor. Pusat Antara Universitas

Bioteknologi IPB.

McKinley MJ, Albiston AL, Allen AM, Mathai ML, May CN, McAllen RM, Oldfield BJ, Mendelsohn FA and Chai SY. 2003. The brain

renin-angiotensin system: location and physiological roles. Int. J. Biochem.

Cell. Biol.,35(6): 901-15.

Meiyanto, E. 1999. Kurkumin sebagai obat kanker: Menelusuri mekanisme aksi. Majalah Farmasi Indonesia 10 (4): 224-236.

Moore K. L., Dalley A. F. 2006. Abdomen. Clinially Oriented Anatomy. ed.

Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 2006, pp. 271-9. Miller JD.1976. Celebral Oedema Rassegna Medies, LIII.

Muhaimin. (2008). Penyakit hipertensi. Diakses 14 September 2014 ,dari

http://one.indoskripsi.comnode2197.mht

Muttaqin, Arif, 2008, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan, Jakarta: Salemba Medika.

Nafrialdi. 2009. Antihipertensi. Sulistia Gan Gunawan. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. hlm. 341-360.

Nakmareong, S., Kukongviriyapan, U., Pakdeechote, P., Donpunha, W., Kukongviriyapan, V., Kongyingyoes, B., Sompamit, K., and Phisalaphong, C., 2011. Antioxidant and Vascular Protective Effects of Curcumin and Tetrahydrocurcumin in Rats With L-NAME-Induced Hypertension. Naunyn-Schmied Arch Pharmacol, Vol. 383, p. 519-529. Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta : EGC.

Nurarif H. Amin & Kusuma Hardi.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC. Mediaction Publishing.

(18)

70

Okeke, M.I., C.U. Iroegbu, E.N. Eze, A.S. Okolali and C.O. Esimone, 2001, Evaluat ion of Extracts of The Root of Landolphia Owerrience for Ant Imicrobial Activity. J. Ethnopharmacol, 78

O’Neill, G.P., and A.W. Ford-Hutchinson. 1993. Expression of mRNA for cyclooxygenase 1 and cyclooxygenase 2 in human tissues. FEBB Letters 13:330 (2):156-160.

Oparil S. 2003. Pathogenesis of Hypertension.Ann Intern Med. 139:761-76. Price S.A dan Wilson, Lorraine M. C, 2006, Patofisiologi Clinical Concepts of

Desiase Process, Edisi 6, Vol 2, Alih bahasa Brahm U, EGC : Jakarta. Pratiwi, S.T.,2010. Mikrobiologi farmasi. Erlangga, Jakarta : 150-171. Priyambodo. (1995). Pengendalian Hama Tikus. Jakarta: Penebar Swadaya. Rao M.N.A. 1997. Antioxidant properties of curcumin, In: Pramono, S., U.A.

Jenie, S.S.

Retno, and G. Didik (eds.). Proceedings of the International Symposium on Curcumin Pharmacochemistry (ISCP), 39-47. Yogyakarta: Faculty of Pharmacy Gadjah Mada University.

Rahajeng E, Tuminah S. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta; 2009.

Sastrohamidjojo, H. 1985.Kromatografi .Edisi I. Cetakan I. Yogyakarta :

Liberty.

Sembiring,B.B., Ma’mundanE.I.Ginting. 2006. Pengaruh Kehalusan Bahan dan Lama Ekstraksi Terhadap Mutu Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb). Bul. Littro 17:53–58.

Shehzad, A, Wahid, F., dan Young Sup Lee. (2010). Review curcumin in cancer chemoprevention: molecular targets, pharmacokinetics, bioavailability, and clinical trial. Arch pharmacy life science, 9,489-499.

Sharma, S.C. 1976. Antioxidant activity of curcumin and related compounds. Biochemical Pharmacology 25: 1811-1812.

(19)

71

Smeltzer, S.C. and Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.

Edisi 8 Vol.2. Jakarta : EGC.

Smith, J.B., Mangkoewidjojo, S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan

Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Tikus Laboratorium (Rattusnorvegicus): 37-57. Penerbit Universitas Indonesia.

Soetomo, M., Rudy, A., Achmad, L. (2003). Pedoman Diagnosis dan Terapi

Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Srijanto B, I. Rosidah ,E.Rismana, G.Syabirin, Aan dan Maherni. 2004. Pengaruh Waktu, Suhu dan Perbandingan Bahan Baku-Pelarut Pada Ekstraksi Kurkumin Dari Temulawak (Curcuma XanthorrizaRoxb.) Dengan Pelarut Aseton. Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses.ISSN : 1411 –4216 : 1-5.

Stafid, W. 2006. Visibility Studi Minuman Instan Ekstrak Temulawak dan

Ekstrak Mengkudu sebagai Minuman Kesehatan. Skripsi. Universitas

Negeri. Semarang.Tidak Diterbitkan.

Sudjarwo SA, Potensi Curcumin sebagai Anti Inflamasi pada Mencit yang diinduksi dengan Karagen Med. Ked. Vet., Jakarta, 2003.

Tjay, Tan Hoan dan Raharja, Kirana. (2002), Obat-Obat Penting: Khasiat

Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Kelima, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Alex Media Komputindo, Jakarta.

Tonnesen, H.H. &Karsen, J. (1985). Studies on curcumin and curcuminoids. VI. Kinetics of curcumin degradation in aqueous solution, Z. Lebensm, Unters. Forsch., 180,402-404.

Tsujii, M., S. Kawano, S. Tsujii, H. Sawaoka, M. Hori, and R.N. Dubois. 1998. Cyclooxygenase regulated angiogenesis induced by colon cancer cells. The Cell 93: 705-716.

Wade, L. G., 2003. Organic Chemistry. Upper Suddle River: Pearson Education. 77-84.

WHO, Regional Office for the Eastern Mediteranian., 2005. Clinical Guidelines

for the Management of Hypertension.Editors: N Oussama, Sayed

Mohammed S. Egypt.

(20)

72

Widyaningrum, H. 2011. Kitab Tanaman Obat Nusantara. Media Pressindo. Yogyakarta.

Wijayakusuma M. 2007. Penyembuhan dengan temulawak. Jakarta: Sarana Pustaka Prima. hlm. 23-7.

Wong YT, Mcintosh R, editor, 2005, Hypertensive retinopaty signs as risk indicators of cardiovascular morbidity and mortality. British Medical Bulletin ; 73-4 ; 5770. Available from :

URL:http://bmb.oxforsjournals.org/cgi/reprint/73-74/57.

Wright JW, and Harding JW. 1997. Important role for angiotensin III and IV in the brain-angiotensin system. Brain Res. Brain Res. Rev. 25:96-124. Yogiantoro, M., 2006. Hipertensi Esensial. Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B.,

(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah pasien yang telah diukur menggunakan tensimeter dan diperoleh hasil tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Hipertensi tidak dapat disembuhkan namun hanya dapat dikendalikan melalui kontrol kesehatan secara rutin, melakukan diet rendah garam dan mengonsumsi obat secara teratur untuk mengurangi risiko komplikasi pada kardiovaskular dan organ lain yang ada pada diri pasien (Almisbah, 2008; Ratnaningtyas & Djatmiko, 2011).

Di Amerika, diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi. Apabila penyakit ini tidak terkontrol, akan menyerang berbagai target organ, dan dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung. Menurut WHO (World Health Organization) dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat (Rahajeng dan Tuminah, 2009).

(22)

2

Sampai saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pasti. Hipertensi primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus. Hipertensi ini disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Adapun penyebab paling umum pada penderita hipertensi maligna adalah hipertensi yang tidak terobati. Risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi (Yogiantoro M, 2006).

Patofisiologi hipertensi masih banyak terdapat ketidakpastian. Sebagian kecil pasien (2% - 5%) menderita penyakit ginjal atau adrenal sebagai penyebab meningkatnya tekanan darah. Pada sisanya tidak dijumpai penyebabnya dan keadaan ini disebut hipertensi esensial. Beberapa mekanisme fisiologis terlibat dalam mempertahankan tekanan darah yang normal, dan gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hipertensi esensial. Faktor yang telah banyak diteliti ialah : asupan garam, obesitas, resistensi terhadap insulin, sistem renin-angiotensin dan sistem saraf simpatis (Lumbantobing, 2008).

Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi berupa kerusakan organ pada jantung, otak, ginjal dan pembuluh darah (Nadar & Lip, 2009; Nafrialdi, 2007). Kerusakan pada jantung menyebabkan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri hingga gagal jantung (Nadar & Lip, 2009), kerusakan pada otak menyebabkan terjadinya stroke, kerusakan pada ginjal menyebabkan penyakit ginjal kronik hingga gagal ginjal dan pada aorta dapat menyebabkan aneurisma serta robeknya lapisan intima (Nafrialdi, 2007).

(23)

3

dipergunakan salah satunya adalah captopril yang merupakan golongan Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor. Obat ini dipergunakan dikarenakan tidak berpengaruh pada kecepatan denyut jantung dan curah jantung serta tidak menurunkan aliran darah ke otak, arteri koroner, maupun ginjal (Soetomo et al., 2003).

Captropil cepat diabsorbsi tetapi mempunyai durasi kerja yang pendek, sehingga bermanfaat untuk menentukan apakah seorang pasien akan berespon baik pada pemberian ACE- inhibitor. Dosis pertama ACE- inhibitor harus diberikan pada malam hari karena penurunan tekanan darah mendadak mungkin terjadi, efek ini akan meningkat jika pasien mempunyai kadar sodium rendah (Depkes, 2006). Hipertensi diakibatkan karena aktivitas Angiotensin II yang terdapat di paru-paru yang memegang peranan fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Angiotensin I diubah oleh ACE (Angiotensin Converting Enzyme) menjadi Angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memegang peranan penting dalam menaikkkan tekanan darah (Di Bernardini, 2012). Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai senyawa bioaktif inhibitor Angiotensin Converting Enzyme.

Pada umumnya, pengendalian aktivitas Angiotensin II menggunakan obat-obatan captopril. Akan tetapi, tingginya harga obat sintesis serta munculnya kesadaran manusia akan adanya efek samping yang negatif dari penggunaan obat sintesis telah mendorong masyarakat untuk menggunakan obat alami yang berasal dari tumbuhan (Kasiran, 2008). Bahkan akhir-akhir ini terjadi peningkatan penelitian terhadap herbal dan bahan alami untuk mengobati berbagai penyakit (Okeke et al., 2001). Industri farmasi juga berusaha mencari peluang pemanfaatan bahan alam dan turunannya sebagai bahan untuk obat.

(24)

4

analgesik, dan lain lain, mengarah pada penyembuhan suatu penyakit. Hal ini tidak terlepas dari adanya kandungan bahan kimia tumbuhan obat yang berasal dari metabolisme sekunder. Setiap tumbuhan menghasilkan bermacam-macam senyawa kimia yang merupakan bagian dari proses normal dalam tumbuhan (Andrianto, 2011) dan Menurut Widyaningrum (2011).

Menurut Tonnessen 1986, kurkuminoid yang terkandung dalam kunyit sebagai salah satu senyawa hasil isolasi maupun kurkuminnya mempunyai aktivitas yang sangat luas, antara lain sebagai antioksidan, antihepatotoksik, anti inflamasi dan antirematik. Kurkumin juga dilaporkan menimbulkan sifat anti inflamasi pada mencit yang diinduksi karagen (Sudjarwo, 2003).

Kurkumin adalah antiinflamasi dan neuroprotektor yang potensial. Sebagai anti-inflamasi kurkumin bekerja menghambat kerusakan otak yang lebih parah akibat aktivitas mediator kimia yang dilepaskan oleh mikroglia pada waktu terjadinya proses fagositosis benda benda asing di otak (Jayaprakasha, 2006).

Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia yang termasuk salah satu jenis temu-temuan atau jahe-jahean. Kandungan kimia rimpang temulawak dibedakan atas tiga komponen besar, yaitu fraksi pati, fraksi kurkuminoid dan fraksi minyak atsiri (Sidik et. al., 1995 dalam Rahayu dan Budiman 2008). Beberapa penelitian, menunjukkan keuntungan dari temulawak kini diketahui juga dapat mengatasi penyakit anemia, menurunkan kolesterol, melancarkan peredaran darah, mengatasi gumpalan darah, mengobati demam, malaria, penyakit campak, mengatasi pegal linu, sakit pinggang, reumatik, mengobati keputihan, ambeien, sembelit, batuk, asma, radang tenggorokan, hingga radang saluran pernapasan, mengobati eksim, jerawat, radang empedu, serta meningkatkan stamina (Anonim, 2012 ).

(25)

5

mudah dipelihara, mudah berkembang biak sehingga cepat mendapatkan hewan coba yang seragam dan mudah dikelola di laboratorium. Penelitian tentang obat-obatan dan keracunan banyak menggunakan hewan coba tikus dan mencit, karena mudah diperiksa melalui organ-organ utama yang berperan yaitu hati dan ginjal(Leickteig, et al., 2007).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah, yakni apakah terdapat pengaruh pemberian ekstrak temulawak (Curcumin xanthorriza Roxb) terlihat pada histopatologi otak dalam menghambat kerusakan

sel otak pada mencit (Mus musculus ) yang hipertensi dengan kontrol captopril? 1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memahami histopatologi kerusakan sel otak pada mencit jant ( Mus musculus ) yang hipertensi setelah diberikan ekstrak temulawak.

1.3.2 Tujuan Khusus

Dapat memahami gambaran histopatologi otak antara perlakuan pada mencit jantan dengan pemberian ekstrak temulawak (Curcumin Xanthoriza Roxb) dibandingkan dengan pemberian kontrol positif.

1.4 Hipotesis

1. Ekstrak temulawak (Curcumin Xanthoriza Roxb) Ektrak temulawak (Curcuma xanthoriza Roxb) mampu menurunkan kerusakan jaringan otak pada mencit jatan ( Mus musculus ) yang hipertensi.

2. Terdapat perbedaan kerusakan jaringan otak antara perlakuan mencit jantan pada pemberian ekstrak temulawak (Curcuma xanthoriza Roxb) dengan pemberian kontrol positif captopril.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Ilmiah

(26)

6

1.5.2 Manfaat Aplikasi

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan: ekstrak temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb ) mempunyai efek hepatorepair pada tikus putih jantan galur wistar yang di induksi paracetamol.. Kata kunci:

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak temulawak ( Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dalam mengurangi kerusakan sel epitel tubulus

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui efek analgesik ekstrak etanol 70% rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dan

Penelitian ini dapat memberi informasi ilmiah mengenai efek ekstrak etanol 70% rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) sebagai analgesik pada mencit

Hasil perhitungan persentase kerusakan hepatosit mencit jantan setelah pemberian MSG sebagai radikal bebas dan vitamin C sebagai antioksidan jumlah rerata terdapat

PENGARUH EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER.. Universitas Pendidikan Indonesia

Pada pemeriksaan kadar asam urat, pemberian otak sapi dapat menaikkan kadar asam urat mencit jantan secara signifikan dan pemberian ekstrak daun sirsak dapat menurunkan kadar

Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat efek protektif dari ekstrak temulawak terhadap ginjal mencit yang akan diinduksi dengan gentamisin Metode : Metode