ABSTRAK
MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN METODE KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV
SDN 2 SUKADADI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN
OLEH EKO PRASOJO
Penelitian ini bertujuan ingin meningkatkan gerak dasar passing atas bola voli pada siswa kelas IV di SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV, yang berjumlah 30 siswa. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar passing atas bola voli dengan rentang nilai 1-3. Teknik analisis data menggunakan prosentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; 1) pada siklus pertama dengan penggunaan metode kelompok berpasangan dapat meningkatkan gerak dasar passing atas bola voli siswa, yaitu sebanyak 15 siswa yang tuntas (50%); dan 2) pada siklus kedua dengan penggunaan metode kelompok yang terdiri dari 7-8 siswa juga dapat meningkatkan gerak dasar passing atas bola voli siswa, yaitu sebanyak 25 siswa yang tuntas atau 83% dari 30 siswa.
MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN METODE KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV
SDN 2 SUKADADI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN
Oleh
EKO PRASOJO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
KABUPATEN PESAWARAN
(Skripsi)
OLEH EKO PRASOJO
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Lapangan Bola Voli ... 12
2. Bola Voli ... 12
3. Gerak Dasar Passing Atas Bola Voli ... 14
4. Siklus PTK ... 23
5. Latihan Passing Atas Berpasangan ... 25
6. Latihan Passing Atas Melingkar ... 26
7. Grafik Batang Perbandingan Hasil Pada Tes Awal, Siklus I dan Siklus II ... 31
8. Grafik Batang Prosentase Siswa Yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Tes Awal... 32
9. Grafik Batang Prosentase Siswa Yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Tes Siklus Pertama ... 33
DAFTAR ISI
III. METODOLOGI PENELITIAN ... 22
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penilaian Gerak Dasar Passing Atas Bola Voli... 27
2. Deskripsi Nilai Gerak Dasar Passing Atas Bola Voli ... 30
3. Analisis Hasil Tes Awal Passing Atas Bola Voli ... 32
4. Analisis Hasil Tes Siklus I Passing Atas Bola Voli ... 33
MOTTO
Tidak Ada Yang Tidak Mungkin Jika Kita Mau Mencoba.
Maka Berjuanglah.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Akor Sitepu, M.Pd …………
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Hi. Sudirman Husin, M.Pd. …………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003
SURAT PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Eko Prasojo
NPM : 1013108040
Program Studi : S1 Penjaskes Dalam Jabatan FKIP
dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan Gerak Dasar Passing Atas Permainan Bola Voli Dengan Metode Kelompok Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran” adalah benar hasil karya penulis, bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tugas akhir ini saya kutip dari hasil karya orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma dan etika penulisan ilmiah. Dan jika dikemudian hari ternyata ada hal yang melanggar dari ketentuan akademik universitas maka saya bersedia bertanggungjawab dan disanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila ternyata tidak benar saya bersedia menerima sanksi.
Gedong Tataan, 7 Oktober 2012
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan keberhasilan studiku kepada :
Kepada orangtuaku yang telah membesarkan ku, mendidik, membimbing
dan selalu mendoakan keberhasilanku.
Keluarga besarku yang selalu menantikan keberhasilanku
Sahabat-sahabatku semua yang selalu membantu serta memberikan
dorongan akan keberhasilanku.
Judul Skripsi : Meningkatkan Gerak Dasar Passing Atas Permainan Bola Voli Dengan Metode Kelompok Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran
Nama Mahasiswa : Eko Prasojo
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013108040
Program Studi : Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan 2. Pembimbing
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, pada tanggal 24 Januari 1984, anak
pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Supangat (almarhum) dan Ibu
Semiyati.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak
(TK) Pertiwi Gedong Tataan tamat tahun 1988, Sekolah Dasar (SD) 1 Kutoarjo
tamat pada tahun 1995, melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Gading Rejo
tamat pada tahun 1998 dan melanjutkan pendidikan di SMK YPT Pringsewu
tamat pada tahun 2001 kemudian melanjutkan Pendidikan Diploma (D2) di
Universitas Lampung tamat tahun 2004. Diangkat menjadi pegawai negeri sipil
(PNS) tahun 2006.
Kini penulis adalah seorang guru di SD Negeri 2 Sukadadi Kecamatan Gedong
Tataan Kabupaten Pesawaran. Dan pada tahun 2010 penulis melanjutkan kuliah
sarjana (S1) pada program studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan
berkat dan rahmat-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Meningkatkan Gerak Dasar Passing Atas Permainan Bola Voli Dengan
Metode Kelompok Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong
Tataan Kabupaten Pesawaran” Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
(IP) FKIP Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Akor Sitepu, M. Pd selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.
4. Bapak Drs. H. Sudirma Husin, M. Pd selaku penguji utama yang telah
memberikan perbaikan dan pengarahan penulisan skripsi penulis.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani
6. Ibu Yulia, S.Pd sebagai Kepala SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan
Kabupaten Pesawaran yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
penelitian pada siswa kelas IV tahun pelajaran 2011/2012.
7. Semua kawan-kawan di Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
angkatan 2010.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Gedong Tataan, 7 Oktober 2012
Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada
perkembangan pendidikan. Hal ini secara tidak langsung menuntut para
pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme dan kualitas pembelajaran
nya agar tercapai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk megembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Dalam upaya menghasilkan output (siswa) yang berdaya saing tinggi, memiliki skill sehingga mampu untuk berkompetisi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), pendidikan harus ditunjang dalam
segala aspek keilmuan sebagai satu kesatuan yang saling mendukung.
Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan.
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, turut
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, dan perilaku hidup
disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak
dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif.
Oleh karena itu lingkungan belajar harus diatur secara seksama guna
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, yaitu kognitif,
psikomotor, dan afektif setiap siswa.
Hakekat permainan bola voli adalah kegiatan jasmani yang dilandasi
semangat perjuangan melawan diri sendiri dan orang lain, yang jika
dipertandingkan harus dilaksanakan secara kesatria sehingga merupakan
sarana pendidikan pribadi yang ampuh menuju peningkatan kualitas hidup
yang lebih luhur, dimaksudkan bahwa dalam kegiatan kesegaran jasmani
seseorang atau atlet diharuskan memiliki rasa percaya diri, tanpa
mengharapkan bantuan orang lain dan sportif sesuai dengan apa yang
diperoleh dalam pertandingan.
Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Kelas IV, materi bola voli adalah
salah satu olahraga yag diajarkan pada semester kedua. Teknik-teknik dasar
yang dipelajari ialah servis, passing, passing atas dan juga blok. Namun pada
program semester ini, guru memberikan pelajaran mengenai servis dan juga
passing baik passing bawah maupun passing atas.
Berdasarkan hasil observasi penulis di SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong
Tataan Kabupaten Pesawaran pada pembelajaran bola voli, sebagian besar
siswa belum mencapai ketuntasan belajar pada gerak dasar passing atas. Dari
total 30 siswa hanya 3 siswa atau 10% siswa yang telah dapat melakukan
Dari uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Meningkatkan Gerak Dasar Passing Atas Permainan
Bola Voli Dengan Metode Kelompok Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Sukadadi
Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Sebagian besar siswa masih belum dapat melakukan posisi persiapan
kedua kaki untuk passing atas bola voli
2. Siswa masih kesulitan pada saat gerakan jari-jari tangan menerima bola
dan mengayunkannya ke atas (ngemol)
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas maka peneliti
membatasi masalah penelitian pada penggunaan metode kelompok untuk
meningkatkan gerak dasar passing atas bola voli dengan subjek penelitian
adalah siswa kelas IV SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
“Apakah dengan metode kelompok dapat meningkatkan gerak dasar passing
atas bola voli pada siswa kelas IV SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong
Tataan Kabupaten Pesawaran?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
“Ingin meningkatkan gerak dasar passing atas bola voli pada siswa kelas IV
di SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran”.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Peneliti dapat mengetahui secara empiris upaya meningkatkan gerak dasar
passing atas bola voli.
2. Bagi guru
Dapat memberikan masukan dalam menentukan metode yang tepat dalam
pembelajaran gerak dasar passing atas .
3. Bagi siswa
Siswa dapat meningkatkan dan memperbaiki gerak dasar passing atas bola
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan
Jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total,
mentalnya. Pada kenyataannya, Pendidikan Jasmani adalah suatu kajian yang
sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia.
Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan dalam Muhajir (2007: 2) dijelaskan definisi Pendidikan Jasmani
adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain
untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan
kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani,
psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan
akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan
Disinilah pentingnya pendidikan jasmani, pendidikan jasmani menyediakan
ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai
minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui pendidikan jasmani
anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan
gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu
keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar
keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat
menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.
B. Belajar Gerak
Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan
berbagai pengalaman tentang ilmu pengtahuan. Belajar juga sebuah proses
yang sering diartikan penambahan pengetahuan. Gerak diartikan sebagai
suatu proses perpindahan suatu benda dari suatu posisi keposisi lain yang
dapat diamati secara objektif dalam suatu dimensi ruang dan waktu. Belajar
gerak adalah belajara yang diwujudkan melalui respon-respon moskular dan
diekspresikan dalam gerakan tubuh. Proses belajar gerak berbentuk kegiatan
mengamati gerakan dan kemudian mencoba menirukan berulang-ulang,
menerapkan pola-pola gerak tertentu pada sitiasi tertentu yang dihadapi dan
juga dalam bentuk kegiatan menciptakan pola-pola gerak baru untuk
tujuan-tujuan tertentu. (Sugiyanto:1993:3)
Seseorang akan melakukan gerakan tertenu apabila mempunyai kemauan
untuk bergerak dan merasa perlu untuk melakukan gerakan, akan melakukan
Menurut Lutan (1988) belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang
relatif permanen pada diri seseorang yang diperoleh melalui pengalaman dan
latihan dan dapat diamati melalui penampilannya. Perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar memiliki pengertian yang luas, bisa berupa keterampilan
fisik, verbal, intelektual, maupun sikap.
Menurut Bloom dalam Lutan (1988: 102) perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam 3 ranah, yaitu: a) kognitif, b)
afektif, c) psikomotor.
Tugas utama dari belajar gerak adalah penerimaan segala informasi yang
relevan tentang gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian mengolah dan
menyusun informasi tersebut memungkinkan suatu realisasi secara optimal.
Dengan demikian tugas utama peserta didik dalam proses belajar gerak
adalah menerima dan menginterprestasikan informasi tentang
gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan menginformasikan
informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi
gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan.
Menurut Lutan (1988: 101) belajar motorik dapat menghasilkan perubahan
yang relatif permanen, yaitu perubahan yang dapat bertahan dalam jangka
waktu yang relatif lama. Dalam menyempurnakan suatu keterampilan
a. Tahap Kognitif
Merupakan tahap awal dalam belajar motorik, pada tahap ini guru setiap
akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang
harus dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan
konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar
dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan
bagaimana cara melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari,
diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu
keterampilan intelektual dalam merencanakan cara melakukan
keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan
perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru
untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktikkan aktivitas gerak
yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.
b. Tahap Fiksasi
Pada tahap ini siswa mulai mempraktikkan gerak sesuai dengan
konsep-konsep yang telah mereka ketahui dan pahami sebelumnya. Tahap ini
juga sering disebut sebagai tahap latihan. Pada tahap latihan ini siswa
diharapkan mampu mempraktikkan apa yang hendak dikuasai dengan
cara mengulang-ulang sesuai dengan karakteristik gerak yang dipelajari.
Apakah gerak yang dipelajari itu gerak yang melibatkan otot kasar atau
otot halus atau gerak terbuka atau gerak tertutup. Apabila siswa telah
melakukan latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan
secara berulang baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir
diartikan bahwa pada diri seseorang tersebut telah terjadi kondisi reflek
bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek
yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang
benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini
kontrol terhadap penampilan gerakan semakin tepat dan konsisten.
Dan untuk mempelajari gerak maka guru Pendidikan Jasmani perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Kesiapan belajar. Bahwa pembelajaran harus mempertimbangkan hukum
kesiapan. Anak yang lebih siap akan lebih unggul dalam menerima
pembelajaran. (Arma Abdullah, 1994)
b. Menurut Lutan (1988) dalam mempelajari gerak faktor kesempatan belajar
merupakan hal yang penting. Pemberian kesempatan yang cukup banyak
bagi anak sejak usia dini untuk bergerak atau melakukan aktivitas jasmani
dalam mengeksporasi lingkungannya sangat penting. Bukan saja untuk
perkembangan yang normal kelak setelah dewasa, tapi juga untuk
perkembangan mental yang sehat. Jadi penting bagi orangtua atau guru
untuk memberikan kesempatan anak belajar melalui gerak.
c. Kesempatan latihan. Anak harus diberi waktu untuk latihan sebanyak yang
diperlukan untuk menguasai. Semakin banyak kesempatan berlatih,
Meskipun demikian, kualitas latihan jauh lebih penting ketimbang
kuantitasnya. (Arma Abdullah, 1994)
d. Model yang baik. Dalam mempelajari motorik, meniru suatu model
memainkan peran yang penting, maka untuk mempelajari suatu dengan
baik, anak harus dapat mencontoh yang baik. Model yang ada harus
merupakan replika dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga
tersebut.
e. Bimbingan. Untuk dapat meniru suatu model dengan betul, anak
membutuhkan bimbingan. Bimbingan juga membantu anak membetulkan
sesuatu kesalahan sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan
baik sehingga sulit dibetulkan kembali. Bimbingan dalam hal ini
merupakan feed back.
f. Motivasi. Besar kecilnya semangat usaha seseorang tergantung pada besar
kecilnya motivasi yang dimilikinya.
C. Permainan Bola Voli
Juari dkk (2010: 74) permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan
seorang ahli olahraga dari YMCA Holyoke Massachussetts Amerika Serikat
permainan ini diberi nama mintonette pada tanggal 9 Februari 1895. Olahraga
Mintonette tercipta setelah empat tahun diciptakannya olahraga permainan
basketball oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya
merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan kombinasi beberapa
jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan
seaktif permainan bola basket.
Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada
tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International
YMCA Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey
Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School
sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of
the International Committee of YMCA) mengundang dan meminta Morgan
untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion
kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus
YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan
jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang
masing-masing tim beranggotakan lima orang. Morgan juga menjelaskan
bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam
maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya
pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak
ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut.
Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar
tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lawan.
Permainan bola voli dimainkan oleh 2 regu, masing-masing regu terdiri dari 6
ukuran 9 x 18 meter dengan bola yang terbuat dari kulit untuk bagian luar dan
bagian dalamnya terbuat dari karet dengan ukuran keliling 65-57 cm dan
berat bola 250-280 gram. Permainan bola voli termasuk cabang olahraga
beregu, yang bertujuan untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya
secara sportif. Dalam cabang olahraga beregu setiap pemain dituntut untuk
memiliki keterampilan yang baik. Keterampilan individu ini yang nantinya
dapat digunakan untuk memperoleh angka, dengan cara mematikan bola ke
daerah lawan. Angka dapat diperoleh dari bermacam macam teknik, antara
lain: teknik servis, passing, passing atas dan blok.
Gambar 1. Lapangan Bola Voli.
awal untuk menyusun pola serangan. Ada dua jenis passing, yaitu passing
bawah dan passing atas.
Menurut Barbara L. Viera (2000: 51) passing atas digunakan untuk menerima
bola yang lebih tinggi dari bahu dan datang dengan sedikit kekuatan kea rah
seorag pemain. Passing atas adalah cara terbaik untuk menguasai bola,
dengan passing atas dapat mengirimkan bola yang tinggi dan mudah diterima
oleh pengumpan.
Adapun tahapan melakukan passing atas adalah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
a. Bergerak kea rah bola
b. Siapkan posisi kedua kaki merenggang selebar bahu, lutut menekuk
c. Tangan terangkat sekitar 6 atau 8 inci di depan pelipis dan ibu jari ke
arah mata
d. Melihat dari celah yang dibentuk tangan
e. Ikuti bola kesasaran
2. Tahap pelaksaaan
a. Terima bola pada bagian belakang bawah
b. Terima dengan dua persendian teratas dari jari dan ibu jari
c. Luruskan tangan dan kaki kearah sasaran
e. Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan
f. Arahkan bola ke garis pinggir atau ke tangan penyerang
3. Tahap gerak lanjutan
a. Luruskan tangan sepenuhnya
b. Arahkan bola kesasaran
c. Pinggul bergerak kea rah sasaran
d. Pindahkan berta badan kearah sasaran
e. Bergerak kearah umpan
Gambar 3. Gerak Dasar Passing Atas Bola Voli.
E. Strategi Pembelajaran
Menurut Depdiknas (2004), strategi pembelajaran merupakan kegiatan
perencanaan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan proses
Gabbard, LeBlanc dan Lovy (1994) dalam Muhajir (2007:15) menyatakan
bahwa strategi pembelajaran merujuk pada suatu proses mengatur lingkungan
belajar. Setiap strategi merupakan gabungan beberapa variable. Variabel
yang penting dalam strategi pembelajaran adalah metode penyampaian bahan
ajar, pola organisasi yang digunakan guru untuk menyampaikan materi, dan
bentuk komunikasi yang dipergunakan.
Secara rinci strategi pembelajaran seperti yang dikemukakan di atas dapat
diuraikan satu-persatu sebagai berikut.
1. Metode Pembelajaran (Teaching Method)
Menurut Griffin, Mitcheil, dan Oslin (1997); Joyce, Well dan Showers
(1992); Magill (1993); Mosston dan Ashworth (1994); Singer dan Dick
(1980) dalam Muhajir (2007:15) bahwa metode pembelajaran yang sering
digunakan dalam pengajaran aktivitas jasmani sebanyak tujuh katagori.
Ketujuh kategori metode tersebut dirinci sebagai berikut.
a. Pendekatan pengetahuan-keterampilan (knowledge-skill approach) yang
memiliki dua metode, yaitu metode ceramah (lecture) dan latihan
(drill).
b. Pendekatan sosialisasi (socialization approach) yang berdasarkan
pandangan bahwa proses pendidikan harus diarahkan untuk selain
meningkatkan keterampilan pribadi dan berkarya, juga keterampilan
kelompok metode the social family, the information processing family,
the personal family, the havioral system family, dan the professional
skills.
c. Pendekatan personalisasi yang berlandaskan atas pemikiran bahwa
aktivitas jasmani dapat dipergunakan sebagai media untuk
mengembangkan kualitas pribadi, metodenya adalah movement
education (problem solving techniques).
d. Pendekatan belajar (learning approach) yang berupaya untuk
mempengaruhi kompetensi dan proses belajar anak dengan metode
terprogram (programmed instruction), computer assisted instruction
(CAI), dan metode kreativitas dan pemecahan masalah (creativity and
problem solving).
e. Pendekatan motor learning yang mengajarkan aktivitas jasmani
berdasarkan klasifikasi keterampilan dan teori proses informasi yang
diterima. Metode yang dikembangkan berdasarkan pendekatan ini
adalah part-whole methods, dan modelling (demonstration).
f. Spektrum gaya mengajar yang dikembangkan oleh Muska Mosston.
Spektrum dikembangkan berdasarkan pemikiran bahwa pembelajaran
merupakan interaksi antara guru-siswa dan pelaksanaan pembagian
tanggungjawab. Metode yang ada dalam spectrum berjumlah sebelas,
yaitu: (1) komando/command, (2) latihan/practice, (3)
resiprokal/reciprocal, (4) uji mandiri/self check, (5) inklusi/inclusion,
(6) penemuan terbimbing/guded discovery, (7) penemuan
yang dikembangkan oleh Universitas Lougborough untuk mengajarkan
permainan agar anak memahami manfaat teknik permainan tertentu
dengan cara mengenal situasi permainan tertentu terlebih dahulu kepada
anak.
2. Pola Organisasi (Organizational Pattern)
Menurut Gabbard, LeBlanc dan Lovy (1994) dalam Muhajir (2007:15)
bahwa pola organisasi digunakan untuk mengelompokkan siswa aktivitas
jasmani agar metode yang diinginkan dapat dipergunakan. Pola dasar
organisasi adalah kelas (classical), kelompok (group) dua atau lebih, dan
individu (individual).
Pengajaran kelas menempatkan siswa dalam kelompok atau perorangan
membagi kelas menjadi beberapa unit (kelompok atau individu) sehingga
beberapa kegiatan dapat dikerjakan pada satu satuan waktu tertentu. Selain
itu, ada beberapa bentuk formasi yang dapat digunakan, yaitu: berjajar,
melingkar, setengah lingkaran, dan bergerombol.
3. Bentuk Komunikasi (Communication Mede)
Menurut Gabbard, LeBlanc dan Lovy (1994) dalam Muhajir (2007:15)
bahwa bentuk komunikasi adalah bentuk interaksi yang dipilih guru untuk
(lisan), written (tertulis seperti kertas tugas, kartu tugas), visual (poster),
auditory (hasil rekaman atau pita kaset), dan gabungannya.
F. Metode Kelompok
Menurut Ibrahim (2000) pembelajaran kelompok adalah pembelajaran yang
secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar
siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang
menimbulkan permusuhan.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri dan Aswan (2006: 63-64) pendekatan
kelompok diperlukan untuk membina dan mengembangkan sikap social anak
didik, sehingga terbina kesetiakawanan social dalam kelas. Anak didik
dibiasakan hidup bersama, bekerjasama dalam kelompok sehingga baik yang
memiliki kelebihan akan membantu temannya yang memiliki kekurangan.
Persaingan yang positif pun terjadi di kelas dalam rangka untuk mencapai
prestasi belajar yang optimal. Inilah yang diharapkan yakni anak didik yang
aktif, kreatif dan mandiri.
Hasil penelitian melalui metode meta-analisis yang dilakukan oleh Johnson
dan Johnson (1984) dalam Kunandar (2007) menunjukkan adanya berbagai
keunggulan pembelajaran kelompok, yakni :
1. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial
2. Mengembangkan kegembiraan belajar yang sejati
3. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,
7. Menghilangkan siswa penderitaan akibat kesendirian atau keterasingan
8. Acuan bagi perkembangan kepribadian yang sehat dan terintegrasi
9. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa
10.Mencegah timbulnya gangguan kejiwaan
11.Mencegah terjadinya kenakalan dimasa remaja
12.Menimblkan perilaku rasional di masa remaja
13.Berbagai keterampilan social yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikkan
14.Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesame manusia
15.Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai
perspektif
16.Meningkatkan perasaan penuh makna mengenai arah dan tujuan hidup
17.Meningkatkan keyakinan terhadap ide atau gagasan sendiri
18.Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan
lebih baik
19.Meningkatkan motivasi belajar
20.Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas social, agama
dan orientasi tugas
21.Mengembangkan kesadaran bertanggung jawab dan menjaga perasaan
23.Meningkatkan keterampilan bergotong royong
24.Meningkatkan kepekaan psikologis
25.Meningkatkan sikap tenggang rasa
26.Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
27.Memungkinkan siswa mampu mengubah pandangan klise dan stereotip
menjadi pandangan yang dinamis dan realistis
28.Meningkatkan rasa harga diri dan penerimaan diri
29.Memberikan harapan yang lebih besar bagi terbentuknya manusia dewasa
yang mampu menjalin hubungan positif dengan sesame, baik ditempat
kerja maupun masyarakat
30.Meningkatkan hubungan yang positif antara siswa dengan guru dan
personel sekolah
31.Meningkatkan pandangan siswa terhadap guru yang bukan hanya sebagai
penunjang keberhasilan akademik, tetapi perkembangan kepribadian yang
sehat dan berintergritas
32.Meningkatkan pandangan siswa terhadap guru yang bukan hanya
pengajar tetapi juga pendidik.
Menciptakan suasana belajar yang kooperatif bukan suatu pekerjaan mudah,
tetapi diperlukan filosofi dan keilmuan cukup disertai dedikasi yang tinggi
serta latihan yang serius dan terus menerus.
G. Hipotesis Tindakan
Menurut Kunandar (2009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan
Adapun rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :
“Dengan metode kelompok dapat meningkatkan gerak dasar passing atas
permainan bola voli pada siswa Kelas IV SDN 2 Sukadadi Kecamatan
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Menurut Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian
Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan
hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan
pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang
benar-benar nyata muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu
dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri
dan kemudian dicari pemecahannya. Masalah rendahnya hasil belajar passing
atas bola voli siswa adalah masalah yang muncul dari proses pembelajaran di
kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti sebagai guru yang
akan merencanakan tindakan, mengamati selama proses penelitian dan
penilaian.
Menurut Suhardjono (2007: 61) tujuan PTK adalah untuk meningkatkan
mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran,
1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat
bantu, dan sumber belajar lainnya.
4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi
yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa
5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah
6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan
pengembangan kompetensi siswa di sekolah.
Gambar 4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas. (Adaptasi Arikunto, dkk. 2007)
PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus
perencaaan tindakan (planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) observasi
dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan seterusnya
sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria
keberhasilan).
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian : Penelitian dilakukan di SDN 2 Sukadadi Kecamatan
Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran
2. Pelaksanaan penelitian : selama satu bulan ( Mei – Juni 2012).
C. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa Kelas IV di SDN 2 Sukadadi Kecamatan
Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran yang berjumlah 30 siswa.
D. Rencana Tindakan
Siklus I
Rencana :
1. Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus
pertama.
2. Mempersiapkan instrumen gerak dasar passing atas bola voli.
3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.
Tindakan :
1. Menjelaskan bentuk kegiatan yang akan dilakukan pada siklus pertama.
dilakukan salah.
Gambar 5. Latihan Passing Atas Berpasangan.
Observasi :
Selama proses pembelajaran dilakukan observasi atau pengamatan bagaimana
situasi yang terjadi selama proses pembelajaran.
Refleksi :
1. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
2. Merumuskan tindakan untuk siklus kedua
Siklus II
Rencana :
1. Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada
2. Mempersiapkan instrumen gerak dasar passing atas bola voli
3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.
Tindakan :
1. Guru menjelaskan bentuk kegiatan yang akan dilakukan pada siklus
kedua, yaitu guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 7-8 siswa.
2. Masing-masing kelompok membentuk lingkaran dan satu siswa berada di
tengah sebagai pengumpan.
3. Guru melakukan koreksi gerakan yang salah.
4. Setelah guru mengoreksi, siswa kembali memperbaiki gerakan yang
dilakukan salah
Gambar 6. Latihan Passing Melingkar.
Observasi :
Selama proses pembelajaran guru sekaligus melakukan observasi atau
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di
setiap siklusnya. Maka instrumen dalam penelitian ini berupa tes gerak dasar
passing atas bola voli yang diadaptasi dari Barbara L. Viera (2000: 76)
dengan rentang nilai 1-3. Dengan pemberian nilai 1 (kurang), 2 (cukup), dan
3 (baik).
Tabel 1. Penilaian Gerak Dasar Passing Atas Bola Voli.
No Indikator Deskriptor 1 2 3 Nilai
1 Tahap
Persiapan
1. Bergerak kea rah bola
2. Siapkan posisi kedua kaki merenggang selebar bahu, lutut menekuk
3. Tangan terangkat sekitar 6 atau 8 inci di depan pelipis dan ibu jari ke arah mata 4. Melihat dari celah yang dibentuk tangan 5. Pandangan ke arah bola
Pelaksanaan 6. Terima bola pada bagian belakang bawah
7. Terima dengan jari dan pangkal jari 8. Luruskan tangan dan kaki kearah
sasaran
9. Pindahkan berat badan kearah sasaran 10. Arahkan bola sesuai ketinggian yang
diinginkan dengan menggunakan tali
11. Arahkan bola ke kawan yang melempar
12. Luruskan tangan sepenuhnya 13. Arahkan bola kesasaran
14. Pinggul bergerak kea rah sasaran 15. Pindahkan berta badan kearah sasaran 16. Bergerak kearah umpan
(Adaptasi Barbara L. Viera, 2000)
F. Teknik Analisis Data
Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar
N : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Berdasarkan ketentuan dalam proses belajar mengajar bahwasanya seorang
guru harus memberikan/menyampaikan materi kepada siswa secara tuntas
hingga 100%. Siswa dinyatakan tuntas dalam belajar apabila siswa mencapai
nilai tidak kurang dari 65. Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
“Dengan metode kelompok dapat meningkatkan gerak dasar passing atas
permainan bola voli pada siswa Kelas IV SDN 2 Sukadadi Kecamatan
Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran”.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka terdapat beberapa saran yang
ingin peneliti sampaikan bagi :
1. Peneliti mengetahui secara empiris upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan gerak dasar passing atas bola voli.
2. Guru mendapatkan masukan penentuan metode yang tepat dalam
pembelajaran gerak dasar passing atas
3. Siswa dapat meningkatkan dan memperbaiki gerak dasar passing atas bola
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Juari, dkk. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pusat Perbukuan Kemendiknas. Jakarta.
Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. University Press. Surabaya.
Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.
Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Muhajir. 2007. Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani Untuk SMP Kelas IVI. Yudistira. Jakarta.
Sugiyanto.1993. Belajar Gerak. KONI Pusat. Jakarta.
Sujana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Universitas Lampung. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung.
Viera, Barbara R, dan Fergusson Bonnie Jill. 2000. Bola Voli Tingkat Pemula.