• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN METODE KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUKADADI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN METODE KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUKADADI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN METODE KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV

SDN 2 SUKADADI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

OLEH EKO PRASOJO

Penelitian ini bertujuan ingin meningkatkan gerak dasar passing atas bola voli pada siswa kelas IV di SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV, yang berjumlah 30 siswa. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar passing atas bola voli dengan rentang nilai 1-3. Teknik analisis data menggunakan prosentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; 1) pada siklus pertama dengan penggunaan metode kelompok berpasangan dapat meningkatkan gerak dasar passing atas bola voli siswa, yaitu sebanyak 15 siswa yang tuntas (50%); dan 2) pada siklus kedua dengan penggunaan metode kelompok yang terdiri dari 7-8 siswa juga dapat meningkatkan gerak dasar passing atas bola voli siswa, yaitu sebanyak 25 siswa yang tuntas atau 83% dari 30 siswa.

(2)

MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN METODE KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV

SDN 2 SUKADADI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

Oleh

EKO PRASOJO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

KABUPATEN PESAWARAN

(Skripsi)

OLEH EKO PRASOJO

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lapangan Bola Voli ... 12

2. Bola Voli ... 12

3. Gerak Dasar Passing Atas Bola Voli ... 14

4. Siklus PTK ... 23

5. Latihan Passing Atas Berpasangan ... 25

6. Latihan Passing Atas Melingkar ... 26

7. Grafik Batang Perbandingan Hasil Pada Tes Awal, Siklus I dan Siklus II ... 31

8. Grafik Batang Prosentase Siswa Yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Tes Awal... 32

9. Grafik Batang Prosentase Siswa Yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Tes Siklus Pertama ... 33

(5)

DAFTAR ISI

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 22

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penilaian Gerak Dasar Passing Atas Bola Voli... 27

2. Deskripsi Nilai Gerak Dasar Passing Atas Bola Voli ... 30

3. Analisis Hasil Tes Awal Passing Atas Bola Voli ... 32

4. Analisis Hasil Tes Siklus I Passing Atas Bola Voli ... 33

(7)

MOTTO

Tidak Ada Yang Tidak Mungkin Jika Kita Mau Mencoba.

Maka Berjuanglah.

(8)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Akor Sitepu, M.Pd …………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Hi. Sudirman Husin, M.Pd. …………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003

(9)

SURAT PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Eko Prasojo

NPM : 1013108040

Program Studi : S1 Penjaskes Dalam Jabatan FKIP

dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan Gerak Dasar Passing Atas Permainan Bola Voli Dengan Metode Kelompok Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran” adalah benar hasil karya penulis, bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tugas akhir ini saya kutip dari hasil karya orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma dan etika penulisan ilmiah. Dan jika dikemudian hari ternyata ada hal yang melanggar dari ketentuan akademik universitas maka saya bersedia bertanggungjawab dan disanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila ternyata tidak benar saya bersedia menerima sanksi.

Gedong Tataan, 7 Oktober 2012

(10)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan keberhasilan studiku kepada :

Kepada orangtuaku yang telah membesarkan ku, mendidik, membimbing

dan selalu mendoakan keberhasilanku.

Keluarga besarku yang selalu menantikan keberhasilanku

Sahabat-sahabatku semua yang selalu membantu serta memberikan

dorongan akan keberhasilanku.

(11)

Judul Skripsi : Meningkatkan Gerak Dasar Passing Atas Permainan Bola Voli Dengan Metode Kelompok Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran

Nama Mahasiswa : Eko Prasojo

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013108040

Program Studi : Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan 2. Pembimbing

(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, pada tanggal 24 Januari 1984, anak

pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Supangat (almarhum) dan Ibu

Semiyati.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak

(TK) Pertiwi Gedong Tataan tamat tahun 1988, Sekolah Dasar (SD) 1 Kutoarjo

tamat pada tahun 1995, melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Gading Rejo

tamat pada tahun 1998 dan melanjutkan pendidikan di SMK YPT Pringsewu

tamat pada tahun 2001 kemudian melanjutkan Pendidikan Diploma (D2) di

Universitas Lampung tamat tahun 2004. Diangkat menjadi pegawai negeri sipil

(PNS) tahun 2006.

Kini penulis adalah seorang guru di SD Negeri 2 Sukadadi Kecamatan Gedong

Tataan Kabupaten Pesawaran. Dan pada tahun 2010 penulis melanjutkan kuliah

sarjana (S1) pada program studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas

(13)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan

berkat dan rahmat-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Meningkatkan Gerak Dasar Passing Atas Permainan Bola Voli Dengan

Metode Kelompok Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong

Tataan Kabupaten Pesawaran” Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu

syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

(IP) FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Akor Sitepu, M. Pd selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

4. Bapak Drs. H. Sudirma Husin, M. Pd selaku penguji utama yang telah

memberikan perbaikan dan pengarahan penulisan skripsi penulis.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani

(14)

6. Ibu Yulia, S.Pd sebagai Kepala SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan

Kabupaten Pesawaran yang telah memberikan izin untuk melaksanakan

penelitian pada siswa kelas IV tahun pelajaran 2011/2012.

7. Semua kawan-kawan di Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

angkatan 2010.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Gedong Tataan, 7 Oktober 2012

Penulis

(15)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada

perkembangan pendidikan. Hal ini secara tidak langsung menuntut para

pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme dan kualitas pembelajaran

nya agar tercapai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk megembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Dalam upaya menghasilkan output (siswa) yang berdaya saing tinggi, memiliki skill sehingga mampu untuk berkompetisi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), pendidikan harus ditunjang dalam

segala aspek keilmuan sebagai satu kesatuan yang saling mendukung.

Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan.

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas

jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, turut

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, dan perilaku hidup

(16)

disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak

dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif.

Oleh karena itu lingkungan belajar harus diatur secara seksama guna

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, yaitu kognitif,

psikomotor, dan afektif setiap siswa.

Hakekat permainan bola voli adalah kegiatan jasmani yang dilandasi

semangat perjuangan melawan diri sendiri dan orang lain, yang jika

dipertandingkan harus dilaksanakan secara kesatria sehingga merupakan

sarana pendidikan pribadi yang ampuh menuju peningkatan kualitas hidup

yang lebih luhur, dimaksudkan bahwa dalam kegiatan kesegaran jasmani

seseorang atau atlet diharuskan memiliki rasa percaya diri, tanpa

mengharapkan bantuan orang lain dan sportif sesuai dengan apa yang

diperoleh dalam pertandingan.

Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Kelas IV, materi bola voli adalah

salah satu olahraga yag diajarkan pada semester kedua. Teknik-teknik dasar

yang dipelajari ialah servis, passing, passing atas dan juga blok. Namun pada

program semester ini, guru memberikan pelajaran mengenai servis dan juga

passing baik passing bawah maupun passing atas.

Berdasarkan hasil observasi penulis di SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong

Tataan Kabupaten Pesawaran pada pembelajaran bola voli, sebagian besar

siswa belum mencapai ketuntasan belajar pada gerak dasar passing atas. Dari

total 30 siswa hanya 3 siswa atau 10% siswa yang telah dapat melakukan

(17)

Dari uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Meningkatkan Gerak Dasar Passing Atas Permainan

Bola Voli Dengan Metode Kelompok Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Sukadadi

Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Sebagian besar siswa masih belum dapat melakukan posisi persiapan

kedua kaki untuk passing atas bola voli

2. Siswa masih kesulitan pada saat gerakan jari-jari tangan menerima bola

dan mengayunkannya ke atas (ngemol)

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas maka peneliti

membatasi masalah penelitian pada penggunaan metode kelompok untuk

meningkatkan gerak dasar passing atas bola voli dengan subjek penelitian

adalah siswa kelas IV SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan

(18)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut :

“Apakah dengan metode kelompok dapat meningkatkan gerak dasar passing

atas bola voli pada siswa kelas IV SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong

Tataan Kabupaten Pesawaran?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

“Ingin meningkatkan gerak dasar passing atas bola voli pada siswa kelas IV

di SDN 2 Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran”.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui secara empiris upaya meningkatkan gerak dasar

passing atas bola voli.

2. Bagi guru

Dapat memberikan masukan dalam menentukan metode yang tepat dalam

pembelajaran gerak dasar passing atas .

3. Bagi siswa

Siswa dapat meningkatkan dan memperbaiki gerak dasar passing atas bola

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam

kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan

Jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total,

mentalnya. Pada kenyataannya, Pendidikan Jasmani adalah suatu kajian yang

sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia.

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan dalam Muhajir (2007: 2) dijelaskan definisi Pendidikan Jasmani

adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain

untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan

motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan

kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani,

psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan

akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan

(20)

Disinilah pentingnya pendidikan jasmani, pendidikan jasmani menyediakan

ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai

minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui pendidikan jasmani

anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan

gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu

keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar

keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat

menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.

B. Belajar Gerak

Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan

berbagai pengalaman tentang ilmu pengtahuan. Belajar juga sebuah proses

yang sering diartikan penambahan pengetahuan. Gerak diartikan sebagai

suatu proses perpindahan suatu benda dari suatu posisi keposisi lain yang

dapat diamati secara objektif dalam suatu dimensi ruang dan waktu. Belajar

gerak adalah belajara yang diwujudkan melalui respon-respon moskular dan

diekspresikan dalam gerakan tubuh. Proses belajar gerak berbentuk kegiatan

mengamati gerakan dan kemudian mencoba menirukan berulang-ulang,

menerapkan pola-pola gerak tertentu pada sitiasi tertentu yang dihadapi dan

juga dalam bentuk kegiatan menciptakan pola-pola gerak baru untuk

tujuan-tujuan tertentu. (Sugiyanto:1993:3)

Seseorang akan melakukan gerakan tertenu apabila mempunyai kemauan

untuk bergerak dan merasa perlu untuk melakukan gerakan, akan melakukan

(21)

Menurut Lutan (1988) belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang

relatif permanen pada diri seseorang yang diperoleh melalui pengalaman dan

latihan dan dapat diamati melalui penampilannya. Perubahan tingkah laku

sebagai hasil belajar memiliki pengertian yang luas, bisa berupa keterampilan

fisik, verbal, intelektual, maupun sikap.

Menurut Bloom dalam Lutan (1988: 102) perubahan tingkah laku sebagai

hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam 3 ranah, yaitu: a) kognitif, b)

afektif, c) psikomotor.

Tugas utama dari belajar gerak adalah penerimaan segala informasi yang

relevan tentang gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian mengolah dan

menyusun informasi tersebut memungkinkan suatu realisasi secara optimal.

Dengan demikian tugas utama peserta didik dalam proses belajar gerak

adalah menerima dan menginterprestasikan informasi tentang

gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan menginformasikan

informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi

gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan.

Menurut Lutan (1988: 101) belajar motorik dapat menghasilkan perubahan

yang relatif permanen, yaitu perubahan yang dapat bertahan dalam jangka

waktu yang relatif lama. Dalam menyempurnakan suatu keterampilan

(22)

a. Tahap Kognitif

Merupakan tahap awal dalam belajar motorik, pada tahap ini guru setiap

akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang

harus dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan

konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar

dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan

bagaimana cara melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari,

diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu

keterampilan intelektual dalam merencanakan cara melakukan

keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan

perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru

untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktikkan aktivitas gerak

yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.

b. Tahap Fiksasi

Pada tahap ini siswa mulai mempraktikkan gerak sesuai dengan

konsep-konsep yang telah mereka ketahui dan pahami sebelumnya. Tahap ini

juga sering disebut sebagai tahap latihan. Pada tahap latihan ini siswa

diharapkan mampu mempraktikkan apa yang hendak dikuasai dengan

cara mengulang-ulang sesuai dengan karakteristik gerak yang dipelajari.

Apakah gerak yang dipelajari itu gerak yang melibatkan otot kasar atau

otot halus atau gerak terbuka atau gerak tertutup. Apabila siswa telah

melakukan latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan

secara berulang baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir

(23)

diartikan bahwa pada diri seseorang tersebut telah terjadi kondisi reflek

bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek

yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang

benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini

kontrol terhadap penampilan gerakan semakin tepat dan konsisten.

Dan untuk mempelajari gerak maka guru Pendidikan Jasmani perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Kesiapan belajar. Bahwa pembelajaran harus mempertimbangkan hukum

kesiapan. Anak yang lebih siap akan lebih unggul dalam menerima

pembelajaran. (Arma Abdullah, 1994)

b. Menurut Lutan (1988) dalam mempelajari gerak faktor kesempatan belajar

merupakan hal yang penting. Pemberian kesempatan yang cukup banyak

bagi anak sejak usia dini untuk bergerak atau melakukan aktivitas jasmani

dalam mengeksporasi lingkungannya sangat penting. Bukan saja untuk

perkembangan yang normal kelak setelah dewasa, tapi juga untuk

perkembangan mental yang sehat. Jadi penting bagi orangtua atau guru

untuk memberikan kesempatan anak belajar melalui gerak.

c. Kesempatan latihan. Anak harus diberi waktu untuk latihan sebanyak yang

diperlukan untuk menguasai. Semakin banyak kesempatan berlatih,

(24)

Meskipun demikian, kualitas latihan jauh lebih penting ketimbang

kuantitasnya. (Arma Abdullah, 1994)

d. Model yang baik. Dalam mempelajari motorik, meniru suatu model

memainkan peran yang penting, maka untuk mempelajari suatu dengan

baik, anak harus dapat mencontoh yang baik. Model yang ada harus

merupakan replika dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga

tersebut.

e. Bimbingan. Untuk dapat meniru suatu model dengan betul, anak

membutuhkan bimbingan. Bimbingan juga membantu anak membetulkan

sesuatu kesalahan sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan

baik sehingga sulit dibetulkan kembali. Bimbingan dalam hal ini

merupakan feed back.

f. Motivasi. Besar kecilnya semangat usaha seseorang tergantung pada besar

kecilnya motivasi yang dimilikinya.

C. Permainan Bola Voli

Juari dkk (2010: 74) permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan

seorang ahli olahraga dari YMCA Holyoke Massachussetts Amerika Serikat

permainan ini diberi nama mintonette pada tanggal 9 Februari 1895. Olahraga

Mintonette tercipta setelah empat tahun diciptakannya olahraga permainan

basketball oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya

merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan kombinasi beberapa

jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan

(25)

seaktif permainan bola basket.

Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada

tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International

YMCA Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey

Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School

sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of

the International Committee of YMCA) mengundang dan meminta Morgan

untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion

kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus

YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan

jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang

masing-masing tim beranggotakan lima orang. Morgan juga menjelaskan

bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam

maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya

pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak

ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut.

Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar

tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lawan.

Permainan bola voli dimainkan oleh 2 regu, masing-masing regu terdiri dari 6

(26)

ukuran 9 x 18 meter dengan bola yang terbuat dari kulit untuk bagian luar dan

bagian dalamnya terbuat dari karet dengan ukuran keliling 65-57 cm dan

berat bola 250-280 gram. Permainan bola voli termasuk cabang olahraga

beregu, yang bertujuan untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya

secara sportif. Dalam cabang olahraga beregu setiap pemain dituntut untuk

memiliki keterampilan yang baik. Keterampilan individu ini yang nantinya

dapat digunakan untuk memperoleh angka, dengan cara mematikan bola ke

daerah lawan. Angka dapat diperoleh dari bermacam macam teknik, antara

lain: teknik servis, passing, passing atas dan blok.

Gambar 1. Lapangan Bola Voli.

(27)

awal untuk menyusun pola serangan. Ada dua jenis passing, yaitu passing

bawah dan passing atas.

Menurut Barbara L. Viera (2000: 51) passing atas digunakan untuk menerima

bola yang lebih tinggi dari bahu dan datang dengan sedikit kekuatan kea rah

seorag pemain. Passing atas adalah cara terbaik untuk menguasai bola,

dengan passing atas dapat mengirimkan bola yang tinggi dan mudah diterima

oleh pengumpan.

Adapun tahapan melakukan passing atas adalah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

a. Bergerak kea rah bola

b. Siapkan posisi kedua kaki merenggang selebar bahu, lutut menekuk

c. Tangan terangkat sekitar 6 atau 8 inci di depan pelipis dan ibu jari ke

arah mata

d. Melihat dari celah yang dibentuk tangan

e. Ikuti bola kesasaran

2. Tahap pelaksaaan

a. Terima bola pada bagian belakang bawah

b. Terima dengan dua persendian teratas dari jari dan ibu jari

c. Luruskan tangan dan kaki kearah sasaran

(28)

e. Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan

f. Arahkan bola ke garis pinggir atau ke tangan penyerang

3. Tahap gerak lanjutan

a. Luruskan tangan sepenuhnya

b. Arahkan bola kesasaran

c. Pinggul bergerak kea rah sasaran

d. Pindahkan berta badan kearah sasaran

e. Bergerak kearah umpan

Gambar 3. Gerak Dasar Passing Atas Bola Voli.

E. Strategi Pembelajaran

Menurut Depdiknas (2004), strategi pembelajaran merupakan kegiatan

perencanaan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan proses

(29)

Gabbard, LeBlanc dan Lovy (1994) dalam Muhajir (2007:15) menyatakan

bahwa strategi pembelajaran merujuk pada suatu proses mengatur lingkungan

belajar. Setiap strategi merupakan gabungan beberapa variable. Variabel

yang penting dalam strategi pembelajaran adalah metode penyampaian bahan

ajar, pola organisasi yang digunakan guru untuk menyampaikan materi, dan

bentuk komunikasi yang dipergunakan.

Secara rinci strategi pembelajaran seperti yang dikemukakan di atas dapat

diuraikan satu-persatu sebagai berikut.

1. Metode Pembelajaran (Teaching Method)

Menurut Griffin, Mitcheil, dan Oslin (1997); Joyce, Well dan Showers

(1992); Magill (1993); Mosston dan Ashworth (1994); Singer dan Dick

(1980) dalam Muhajir (2007:15) bahwa metode pembelajaran yang sering

digunakan dalam pengajaran aktivitas jasmani sebanyak tujuh katagori.

Ketujuh kategori metode tersebut dirinci sebagai berikut.

a. Pendekatan pengetahuan-keterampilan (knowledge-skill approach) yang

memiliki dua metode, yaitu metode ceramah (lecture) dan latihan

(drill).

b. Pendekatan sosialisasi (socialization approach) yang berdasarkan

pandangan bahwa proses pendidikan harus diarahkan untuk selain

meningkatkan keterampilan pribadi dan berkarya, juga keterampilan

(30)

kelompok metode the social family, the information processing family,

the personal family, the havioral system family, dan the professional

skills.

c. Pendekatan personalisasi yang berlandaskan atas pemikiran bahwa

aktivitas jasmani dapat dipergunakan sebagai media untuk

mengembangkan kualitas pribadi, metodenya adalah movement

education (problem solving techniques).

d. Pendekatan belajar (learning approach) yang berupaya untuk

mempengaruhi kompetensi dan proses belajar anak dengan metode

terprogram (programmed instruction), computer assisted instruction

(CAI), dan metode kreativitas dan pemecahan masalah (creativity and

problem solving).

e. Pendekatan motor learning yang mengajarkan aktivitas jasmani

berdasarkan klasifikasi keterampilan dan teori proses informasi yang

diterima. Metode yang dikembangkan berdasarkan pendekatan ini

adalah part-whole methods, dan modelling (demonstration).

f. Spektrum gaya mengajar yang dikembangkan oleh Muska Mosston.

Spektrum dikembangkan berdasarkan pemikiran bahwa pembelajaran

merupakan interaksi antara guru-siswa dan pelaksanaan pembagian

tanggungjawab. Metode yang ada dalam spectrum berjumlah sebelas,

yaitu: (1) komando/command, (2) latihan/practice, (3)

resiprokal/reciprocal, (4) uji mandiri/self check, (5) inklusi/inclusion,

(6) penemuan terbimbing/guded discovery, (7) penemuan

(31)

yang dikembangkan oleh Universitas Lougborough untuk mengajarkan

permainan agar anak memahami manfaat teknik permainan tertentu

dengan cara mengenal situasi permainan tertentu terlebih dahulu kepada

anak.

2. Pola Organisasi (Organizational Pattern)

Menurut Gabbard, LeBlanc dan Lovy (1994) dalam Muhajir (2007:15)

bahwa pola organisasi digunakan untuk mengelompokkan siswa aktivitas

jasmani agar metode yang diinginkan dapat dipergunakan. Pola dasar

organisasi adalah kelas (classical), kelompok (group) dua atau lebih, dan

individu (individual).

Pengajaran kelas menempatkan siswa dalam kelompok atau perorangan

membagi kelas menjadi beberapa unit (kelompok atau individu) sehingga

beberapa kegiatan dapat dikerjakan pada satu satuan waktu tertentu. Selain

itu, ada beberapa bentuk formasi yang dapat digunakan, yaitu: berjajar,

melingkar, setengah lingkaran, dan bergerombol.

3. Bentuk Komunikasi (Communication Mede)

Menurut Gabbard, LeBlanc dan Lovy (1994) dalam Muhajir (2007:15)

bahwa bentuk komunikasi adalah bentuk interaksi yang dipilih guru untuk

(32)

(lisan), written (tertulis seperti kertas tugas, kartu tugas), visual (poster),

auditory (hasil rekaman atau pita kaset), dan gabungannya.

F. Metode Kelompok

Menurut Ibrahim (2000) pembelajaran kelompok adalah pembelajaran yang

secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar

siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang

menimbulkan permusuhan.

Sedangkan menurut Syaiful Bahri dan Aswan (2006: 63-64) pendekatan

kelompok diperlukan untuk membina dan mengembangkan sikap social anak

didik, sehingga terbina kesetiakawanan social dalam kelas. Anak didik

dibiasakan hidup bersama, bekerjasama dalam kelompok sehingga baik yang

memiliki kelebihan akan membantu temannya yang memiliki kekurangan.

Persaingan yang positif pun terjadi di kelas dalam rangka untuk mencapai

prestasi belajar yang optimal. Inilah yang diharapkan yakni anak didik yang

aktif, kreatif dan mandiri.

Hasil penelitian melalui metode meta-analisis yang dilakukan oleh Johnson

dan Johnson (1984) dalam Kunandar (2007) menunjukkan adanya berbagai

keunggulan pembelajaran kelompok, yakni :

1. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial

2. Mengembangkan kegembiraan belajar yang sejati

3. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,

(33)

7. Menghilangkan siswa penderitaan akibat kesendirian atau keterasingan

8. Acuan bagi perkembangan kepribadian yang sehat dan terintegrasi

9. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa

10.Mencegah timbulnya gangguan kejiwaan

11.Mencegah terjadinya kenakalan dimasa remaja

12.Menimblkan perilaku rasional di masa remaja

13.Berbagai keterampilan social yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikkan

14.Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesame manusia

15.Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai

perspektif

16.Meningkatkan perasaan penuh makna mengenai arah dan tujuan hidup

17.Meningkatkan keyakinan terhadap ide atau gagasan sendiri

18.Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan

lebih baik

19.Meningkatkan motivasi belajar

20.Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas social, agama

dan orientasi tugas

21.Mengembangkan kesadaran bertanggung jawab dan menjaga perasaan

(34)

23.Meningkatkan keterampilan bergotong royong

24.Meningkatkan kepekaan psikologis

25.Meningkatkan sikap tenggang rasa

26.Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

27.Memungkinkan siswa mampu mengubah pandangan klise dan stereotip

menjadi pandangan yang dinamis dan realistis

28.Meningkatkan rasa harga diri dan penerimaan diri

29.Memberikan harapan yang lebih besar bagi terbentuknya manusia dewasa

yang mampu menjalin hubungan positif dengan sesame, baik ditempat

kerja maupun masyarakat

30.Meningkatkan hubungan yang positif antara siswa dengan guru dan

personel sekolah

31.Meningkatkan pandangan siswa terhadap guru yang bukan hanya sebagai

penunjang keberhasilan akademik, tetapi perkembangan kepribadian yang

sehat dan berintergritas

32.Meningkatkan pandangan siswa terhadap guru yang bukan hanya

pengajar tetapi juga pendidik.

Menciptakan suasana belajar yang kooperatif bukan suatu pekerjaan mudah,

tetapi diperlukan filosofi dan keilmuan cukup disertai dedikasi yang tinggi

serta latihan yang serius dan terus menerus.

G. Hipotesis Tindakan

Menurut Kunandar (2009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan

(35)

Adapun rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :

“Dengan metode kelompok dapat meningkatkan gerak dasar passing atas

permainan bola voli pada siswa Kelas IV SDN 2 Sukadadi Kecamatan

(36)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research). Menurut Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian

Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan

memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan

hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan

pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang

benar-benar nyata muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu

dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri

dan kemudian dicari pemecahannya. Masalah rendahnya hasil belajar passing

atas bola voli siswa adalah masalah yang muncul dari proses pembelajaran di

kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti sebagai guru yang

akan merencanakan tindakan, mengamati selama proses penelitian dan

penilaian.

Menurut Suhardjono (2007: 61) tujuan PTK adalah untuk meningkatkan

mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran,

(37)

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.

2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.

3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat

bantu, dan sumber belajar lainnya.

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi

yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah

6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan

pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

Gambar 4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas. (Adaptasi Arikunto, dkk. 2007)

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus

(38)

perencaaan tindakan (planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) observasi

dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan seterusnya

sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria

keberhasilan).

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian : Penelitian dilakukan di SDN 2 Sukadadi Kecamatan

Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran

2. Pelaksanaan penelitian : selama satu bulan ( Mei – Juni 2012).

C. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa Kelas IV di SDN 2 Sukadadi Kecamatan

Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran yang berjumlah 30 siswa.

D. Rencana Tindakan

Siklus I

Rencana :

1. Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus

pertama.

2. Mempersiapkan instrumen gerak dasar passing atas bola voli.

3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

Tindakan :

1. Menjelaskan bentuk kegiatan yang akan dilakukan pada siklus pertama.

(39)

dilakukan salah.

Gambar 5. Latihan Passing Atas Berpasangan.

Observasi :

Selama proses pembelajaran dilakukan observasi atau pengamatan bagaimana

situasi yang terjadi selama proses pembelajaran.

Refleksi :

1. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan

2. Merumuskan tindakan untuk siklus kedua

Siklus II

Rencana :

1. Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada

(40)

2. Mempersiapkan instrumen gerak dasar passing atas bola voli

3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.

Tindakan :

1. Guru menjelaskan bentuk kegiatan yang akan dilakukan pada siklus

kedua, yaitu guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 7-8 siswa.

2. Masing-masing kelompok membentuk lingkaran dan satu siswa berada di

tengah sebagai pengumpan.

3. Guru melakukan koreksi gerakan yang salah.

4. Setelah guru mengoreksi, siswa kembali memperbaiki gerakan yang

dilakukan salah

Gambar 6. Latihan Passing Melingkar.

Observasi :

Selama proses pembelajaran guru sekaligus melakukan observasi atau

(41)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di

setiap siklusnya. Maka instrumen dalam penelitian ini berupa tes gerak dasar

passing atas bola voli yang diadaptasi dari Barbara L. Viera (2000: 76)

dengan rentang nilai 1-3. Dengan pemberian nilai 1 (kurang), 2 (cukup), dan

3 (baik).

Tabel 1. Penilaian Gerak Dasar Passing Atas Bola Voli.

No Indikator Deskriptor 1 2 3 Nilai

1 Tahap

Persiapan

1. Bergerak kea rah bola

2. Siapkan posisi kedua kaki merenggang selebar bahu, lutut menekuk

3. Tangan terangkat sekitar 6 atau 8 inci di depan pelipis dan ibu jari ke arah mata 4. Melihat dari celah yang dibentuk tangan 5. Pandangan ke arah bola

Pelaksanaan 6. Terima bola pada bagian belakang bawah

7. Terima dengan jari dan pangkal jari 8. Luruskan tangan dan kaki kearah

sasaran

9. Pindahkan berat badan kearah sasaran 10. Arahkan bola sesuai ketinggian yang

diinginkan dengan menggunakan tali

(42)

11. Arahkan bola ke kawan yang melempar

12. Luruskan tangan sepenuhnya 13. Arahkan bola kesasaran

14. Pinggul bergerak kea rah sasaran 15. Pindahkan berta badan kearah sasaran 16. Bergerak kearah umpan

(Adaptasi Barbara L. Viera, 2000)

F. Teknik Analisis Data

Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar

N : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Berdasarkan ketentuan dalam proses belajar mengajar bahwasanya seorang

guru harus memberikan/menyampaikan materi kepada siswa secara tuntas

hingga 100%. Siswa dinyatakan tuntas dalam belajar apabila siswa mencapai

nilai tidak kurang dari 65. Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas

(43)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

“Dengan metode kelompok dapat meningkatkan gerak dasar passing atas

permainan bola voli pada siswa Kelas IV SDN 2 Sukadadi Kecamatan

Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran”.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka terdapat beberapa saran yang

ingin peneliti sampaikan bagi :

1. Peneliti mengetahui secara empiris upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan gerak dasar passing atas bola voli.

2. Guru mendapatkan masukan penentuan metode yang tepat dalam

pembelajaran gerak dasar passing atas

3. Siswa dapat meningkatkan dan memperbaiki gerak dasar passing atas bola

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Juari, dkk. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pusat Perbukuan Kemendiknas. Jakarta.

Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. University Press. Surabaya.

Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.

Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Muhajir. 2007. Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani Untuk SMP Kelas IVI. Yudistira. Jakarta.

Sugiyanto.1993. Belajar Gerak. KONI Pusat. Jakarta.

Sujana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Universitas Lampung. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung.

Viera, Barbara R, dan Fergusson Bonnie Jill. 2000. Bola Voli Tingkat Pemula.

Gambar

Gambar 2. Bola Voli.
Gambar 3. Gerak Dasar Passing Atas Bola Voli.
Gambar 4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas. (Adaptasi Arikunto, dkk. 2007)
Gambar 5. Latihan Passing Atas Berpasangan.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penerima tindakan adalah siswa kelas VIIIB SMP Negeri 2 Colomadu yang berjumlah 30 siswa dan subjek

Jenis penelitian ini adalah PTK (penelitian tindakan kelas). Subjek penerima tindakan adalah siswa kelas IV SD Negeri Karangtengah 02 yang berjumlah 23 siswa. Teknik

Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK), subyek penelitian yang digunakan siswa kelas V SDN 01 Samong yang berjumlah 30 siswa.Instrumen yang

Penelitian ini betujan untuk meningkatkan pembelajaran dan memperbaiki gerak dasar pasing atas pada siswa kelas IV SDN.Gunungsugih Kec.Kedondong Kab.Pesawaran tahun

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 4 Satu Atap Sosorgadong

Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas dan subjek penelitian ini adalah kelas X MIA 5 yang terdiri dari 42 siswa, objek dalam penelitian ini

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penerima tindakan adalah siswa kelas VIIA SMP PGRI Jati Kudus yang berjumlah 30 siswa dan subjek pelaksana

Membuat Perencanaan Setelah memberikan contoh kepada siswa seperti apa tehnik yang benar dalam permainan bola voli maka guru membuat perencanaan seperti apa yang akan siswa pelajari