SD NEGERI 1 SINAR JAWA AIR NANINGAN KABUPATEN TANGGAMUS
Oleh
HARYATI BORU SARAGIH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
▸ Baca selengkapnya: jenis jenis sudut kelas 5 sd
(2)ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR LONCAT HARIMAU MELALUI METODE VISUALISASIPADA SISWA KELAS 5
SD NEGERI 1 SINAR JAWA AIR NANINGAN KABUPATEN TANGGAMUS
Oleh
HARYATI BORU SARAGIH
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Sinarjawa Kecamatan Airnaningan Kabupaten Tanggamus.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), dengan subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri 1 Sinarjawa Kecamatan Airnaningan Kabupaten Tanggamus tahun pelajaran 2012/2013. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar loncat harimau dengan rentang nilai 1-3. Teknik analisis data menggunakan prosentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pada siklus pertama dengan penggunaan metode visualisasi berupa gambar-gambar rangkaian gerak dasar loncat harimau cara meloncat diawali posisi jongkok, berdiri dan menggunakan awalan berjalan, diperoleh ketuntasan sebanyak 3 orang siswa (23,08 %), 2) pada siklus kedua dengan penggunaan metode visualisasi berupa video rangkaian gerak dasar loncat harimau diperoleh ketuntasan belajar siswa sebanyak 7 orang siswa (53,85) sehingga pada siklus kedua pembelajaran telah berhasil atau tuntas.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa : “Melalui Metode Visualisasi Dapat Meningkatkan Gerak Dasar Loncat Harimau Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Sinar Jawa Airnaningan Kabupaten
DAFTAR ISI
A. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 7
B. Belajar Mengajar ... 8
C. Belajar Motorik ... 9
D. Keterampilan Gerak Dasar ... 9
E. Model Pembelajaran Visualisasi ... 10
F. Senam ... 12
B. Pelaksanaan Penelitian ... 18
DAFTAR PUSTAKA ... 34
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh
seseorang melalui proses pembelajaran agar secara aktif dapat
mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiral keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan serta keterampilan yang
diperlukan oleh dirinya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan wahana pengembangan
motorik, pengetahuan dan penghayatan nilai-nilai moral yang bermuara
pada pengembangan jiwa peserta didik secara utuh. Isi dari pembelajaran
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan memuat berbagai permainan olah
gerak jasmani yang dapat merangsang peserta didik untuk aktif dan kreatif
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Masa
anak-anak merupakan masa dimana pertumbuhan dan pengembangan
organ-organ tubuhnya sedang berlangsung dan bersifat terpadu. Perkembangan
yang satu berkaitan erat dan mempengaruhi aspek perkembangan lain.
Pendidikan Jasmani merupakan salah satu pelajaran yang wajib diajarkan
disetiap jenjang pendidikan, seperti halnya termasuk ditingkat sekolah
perkembangan dan pertumbuhan jasmani siswa, merangsang
perkembangan sikap, mental, sosial, emosi yang seimbang serta
keterampilan gerak siswa. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
Pendidikan Jasmani yang diharapkan, maka seorang guru Pendidikan
Jasmani dituntut untuk dapat menyajikan materi pembelajaran Pendidikan
Jasmani dengan baik dan menyenangkan, sehingga siswa merasa tertarik
dengan pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
Melalui pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah, siswa dituntut untuk
dapat menguasai dan memahami keterampilan gerak dasar dari setiap
materi cabang olahraga yang diajarkan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
seorang guru Pendidikan Jasmani harus memiliki inisiatif, kreatifitas dan
kemampuan menggunakan ataupun menciptakan alat pembelajaran yang
sesuai dan sederhana sehingga menghasilkan suatu inovasi baru dalam
proses pembelajaran yang dapat menjadikan siswa lebih bergairah dan
semangat dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru Pendidikan Jasmani
harus bertindak secara kreatif dalam menentukan model pembelajaran
yang tepat, sehingga siswa menjadi lebih inovatif, kreatif dan terampil
serta siswa dapat dengan mudah memahami dan menguasai keterampilan
gerak yang diajarkan dalam Pendidikan Jasmani.
Pada sekolah dasar, ada empat sasaran yang diharapkan dalam program
Pendidikan Jasmani, sebagai berikut : a) Meningkatkan keselarasan
pertumbuhan dan perkembangan antara jasmani, rohani, mental dan
bermasyarakat; c) Menanamkan nilai dan sikap yang positif; dan d)
Mengembangkan pengetahuan dan kebiasaan yang diperlukan untuk hidup
sehat.
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong
perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,
penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),
dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang
pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Untuk itu materi-materi
yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani meliputi :
pengalaman mempraktikkan keterampilan dasar permainan dan olahraga;
aktvitas pengembangan; uji diri/ senam; aktvitas rikmis; aquatic (aktvitas
air); dan pendidikan luar kelas (out door). Materi tersebut dirangkai dalam
upaya pembinaan mutu dan sumber daya manusia melalui pendidikan.
Salah satu materi pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani adalah gerak
dasar senam lantai, dan salah satu materi yang terdapat dalam senam
adalah loncat harimau. Tujuan pembelajaran ini adalah siswa dapat
melakukan teknik dasar loncat harimau dengan membulatkan badan dari
posisi jongkok dan posisi berdiri serta nilai disiplin, keberanian dan
tanggungjawab. Ini berarti siswa akan mempelajari bentuk dan manfaat
senam dan juga dapat mempraktikkan teknik dasar loncat harimau
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama mengajar di SD Negeri 1
Sinarjawa Kecamatan Airnaningan Kabupaten Tanggamus diketahui
bahwa hasil belajar kelas 5, dari 13 siswa seluruh siswa kesulitan dalam
melakukan gerak dasar loncat harimau. Peneliti melihat
kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan siswa saat loncat harimau antara lain
kurangnya keberanian dari diri siswa, kurang kuatnya salah satu tangan
sehingga jatuhnya badan miring kearah yang kurang benar dan ata-rata
tubuh siswa jatuh dalam posisi miring ke samping, sehingga gerakan
loncat harimau yang dilakukan siswa menjadi tidak sempurna.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memandang perlu untuk
mengadakan penelitian yang berjudul ” Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Loncat Harimau Melalui Metode Visualisasi Pada Siswa Kelas 5 SD
Negeri 1 Sinar Jawa Airnaningan Kabupaten Tanggamus.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam gerak dasar loncat harimau pada
materi gerak dasar senam lantai.
2. Sebagian siswa belum mencapai ketuntasan belajar gerak dasar loncat
harimau.
3. Kurangnya teknik yang benar dalam melakukan gerak dasar loncat
harimau.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan
masalah, maka dalam penelitian ini permasalahan yang terjadi dirumuskan
sebagai berikut : Apakah dengan menggunakan metode visualisasi pada
siswa kelas 5 SD Negeri 1 Sinar Jawa Airnaningan Kabupaten
Tanggamus, pembelajaran gerak dasar loncat harimau dapat ditingkatkan ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah “ Untuk meningkatkan gerak dasar loncat
harimau melalui media visualisasi pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Sinar
Jawa Kecamatan Airnaningan Kabupaten Tanggamus
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Bagi peneliti
Peneliti dapat mengetahui secara empiris upaya meningkatkan gerak
dasar loncat harimau senam lantai.
2. Bagi siswa
Siswa dapat mengetahui kekurangannya dalam melakukan gerak dasar
loncat harimau dan berusaha memperbaiki kemampuannya
3. Bagi guru
Dapat memberikan masukan dalam menentukan metode yang tepat
II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk
mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,
neuromuskuler, perseptual, kognitif dan emosional, dalam kerangka sistem
pendidikan nasional. (Kurikulum 2004:1).Menurut Cholik dalam Lutan
(1996/1997:1) Pendidikan Jasmani adalah proses belajar melalui aktifitas
jasmani yang erat kaitannya dengan gerak manusia. Gerak bagi manusia
sebagai aktifitas jasmani merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan (fisik dan psikis).
Sedangkan menurut Mahendra (2003:2) Pendidikan Jasmani pada
hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik
untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baikdalam
hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan Jasmani memperlakukan anak
sebagai suatu kesatuan utuh mahluk total, daripada hanya menganggapnya
Berdasarkan uraian diatas, penulis berpendapat bahwa Pendidikan Jasmani
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan
memiliki tujuan untuk meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
siswa.
B. Belajar Mengajar
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,
berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Djamarah (2006:13) belajar juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang
dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga.
Sedangkan mengajar merupakan aktivitas yang identik dan erat
pengertianya dengan tugas seseorang guru dalam menyampaikan ilmu
pengetahuan yang dimiliki kepada para peserta didiknya. Selain itu,
mengajar tak lepas dari aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik, karena
adanya proses belajar mengajar timbul suatu proses yang dinamakan
pembelajaran.
Jadi dari diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam sistem pendidikan
tidaklah terlepas dari proses pembelajaran, diantaranya terkait dengan dua
aktivitas, yaitu belajar mengajar , karena tanpa adanya salah satu dari
C. Belajar Motorik
Motorik adalah keseluruhan proses yang terjadi pada tubuh manusia, yang
meliputi proses pengendalian ( koordinasi ) dan proses pengaturan ( kondisi
Fisik )yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis untuk
memperoleh gerakan yang baik. Motorik berfungsi sebagai motor penggerak
yang terdapat dalam tubuh manusia. Motorik dan gerak tidaklah sama,
namun tetapi berhubungan.
Belajar motorik adalah suatu proses perubahan merespons yang relatif
permanen sebagai akibat dari latihan dan pengalaman ( Schmidt dalam
Lutan, 1998 : 102 ) . Selain itu, proses belajar motorik dapat diartikan
sebagai berikut : 1). Hasil belajar / kemampuan merespon dalam bentuk
gerak.2). Perubahan relatif permanen. 3). Perubahan akibat pengalaman dan
latihan. 3). Perubahan bisa kearah negatif.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar motorik
adalah proses perubahan individu baik berupa perilaku gerak maupun
respon yang relatif permanen sebagai akibat dari latihan dan pengalaman.
D. Keterampilan Gerak Dasar
Gerak dasar adalah gerak yang perkembangannya sejalan dengan
pertumbuhan dan tingkatkan kematangan. Gerak dasar merupakan pola
gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Lutan
(1998) membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu, 1)
Lutan (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah gerak yang digunakan
untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ketempat yang lain untuk
memproyeksikan tubuh keatas: misalnya jalan, lari, lompat, lempar dan
berguling. Gerak non lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa
memindahkan tubuh dari tempatnya misalnya memutar badan, mendorong
dan menarik. Sedangkan gerak manipulatif adalah keterampilan memainkan
suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau
bagian tubuh yang lain, misalnya menggiring bola, menendang bola.
E. Model pembelajaran Visualisasi
Menurut Bruner (1966:10-11) dalam Azhar Arsyad (2005:7) ada tiga
tingkatan utama modus belajar, yiatu pengalaman langsung (enctive),
pengalaman pictorial/gambar (iconoc) dan pengalaman abstrak (symbolic).
Pengalaman langsung adalah mengerjakan, pada ketingkatan kedua sautu
pelajaran dipahami melalui gambar, lukisan, foto atau film. Ketiga
pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman
(pengertahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru.
Levie (1975)dalam Azhar Arsyad (2005:9) menerangkan berdasarkan hasil
penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau
visual dan verbal, perbandingan hasil belajar melalui indera pandan dan
indera dengan sangat menonjol perbedaannya. Kurang dari 90% hasil
belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5%
diperoleh dari indera pendengar dan 5% lagi dengan indera lainya (Baugh
Siswa yang bergaya belajar visual,yang memegang peranan penting adalah
mata atau pengelihatan (Visual). Pengertian visualisasi menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2005), yaitu “ Pengungkapan suatu gagasan atau
pesan dengan menggunakan bentuk, gambar, tulisan, grafik, ataupun
gerakan”. Pembelajaran visualisasi merupakan pembelajaran yang
menggunakan perasaan dimana setelah siswa mendapatkan penjelasan
berupa demonstrasi dari guru siswa dapat membayangkan gerakan tersebut
sebelum mengaplikasikannya. Tujuan metode mengajar visualisasi adalah
untuk melatih perasaan gerak dengan anggota tubuh lainnya.
Azhar Arsyad (2005:16-17) mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual,yaitu :
a. Fungsi atensi,yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pembelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan. Sering kali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik
dengan materipelajaran atau karena pelajaran itu merupakan materi yang
tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak diperlihatkan.
b. Fungsi Efektif, dapat terlihat dari tingkatkan kenikmatan siswa ketika
belajar teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah
emosi dan sikap siswa
c. Fungsi kognitif, dapat terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingatkan informasi atau
d. Fungsi kompensatoris, yaitu mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat
menerima dan memahami isi pelajaran yang diterangkan secara verbal.
Berdasarkan uraian mengenai media visualisasi di atas, maka peneliti
dalam penelitian ini akan menggunakan gambar – gambar visualisasi
sebagai model pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan gerak dasar
loncat harimau. Penanaman konsep dengan memperlihatkan gambar pada
awal pembelajaran yang diharapkan dapat memberikan kesan atau ingatan
yang mendalam dalam diri siswa mengenai konsep gerak dasar yang benar.
F. Senam
Senam merupakan olahraga yang sangat mengesankan karena menampilkan
gerakan-gerakan yang menarik dan mengagumkan. Dahulu senam dilakukan
dengan tujuan memperoleh kekuatan serta keindahan jasmani seseorang,
khususnya kaum lelaki. Kata senam itupun berasal dari bahasa latin
(Yunani) yaitu Gymnos yang berarti menim atau telanjang. Maksudnya
adalah karena dalam melakukan latihan senam mereka tidak mengenakan
busana atau telanjang agar lebih dapat bergerak dengan leluasa. Kemudian
dengan berkembangnya zaman, lambat laun senam dilakukan dengan
modern yaitu menggunakan palaian yang didesain khusus namun tetap
menonjolkan unsur keindahan dalam gerakannya.
Dalam Muhajir (2007: 202) dijelaskan secara umum menurut FIG
(Federation International de Gymnastique) senam dibedakan menjadi 6
(sportive rythmic gymnastics), senam akrobatik (acrobatic gymnastics),
senam aerobik sport (sport gymnastics), senam trompolin (trompolinning
gymnastics), dan senam umum (general gymnastics). Senam itu sendiri
merupakan kegiatan yang paling bermanfaat untuk mengembangkan
komponen fisik seperti daya tahan otot, kekuatan, kelentukan, koordinasi,
kelincahan dan keseimbangan. Senam juga dapat menyumbangkan
pengayaan perbendaharaan gerak pelakunya. Dengan dasar-dasar senam
akan sangat baik untuk mengembangkan pelurusan tubuh, penguasaan dan
kesadaran tubuh secara umum sehingga siswa mampu menggunakan
kemampuan berpikir kreatifnya, dan menguasai keterampilan senam.
G. Loncat Harimau
Yaitu dengan sikap loncatan membusur dengan kedua tangan lurus ke depan
pada saat melayang dan diteruskan dengan gerakan mengguling ke depan
dan sikap akhir jongkok. Secara prinsip teknik gerakan loncat harimau tidak
jauh berbeda dengan teknik gerakan roll kedepan. Loncat harimau adalah
sikap loncatan membusur dengan kedua tangan lurus kedepan pada saat
melayang dan diteruskan dengan gerakan mengguling kedepan dan sikap
akhir jongkok. Berikut merupakan rinciannya:
a. Sikap awal
b. Sikap melayang
Gerakan awalan jongkok melakukan gerakan meloncat kedepan atas
dengan tolakan dua kaki, saat melayang kedua lengan lurus kedepan. Pada
saat kedua tangan menyentuh, kepala menunduk kedada antara kedua
tangan, sehingga bahu dan tengkuk menyentuh matras, lipat kedua kaki,
selanjutnya mengguling ke depan dengan tangan lurus.
c. Sikap akhir
Sikap akhir jongkok kemudian berdiri.
Gambar 1. Gerak Dasar Loncat Harimau
H. Kerangka Fikir
Tujuan belajar gerak dasar adalah untuk meningkatkan keterampilan gerak
dasar yaitu perubahan perilaku yang bersifat psikomotor dan perubahan
penguasaan keterampilan gerak suatu cabang olahraga. Selain perubahan
harimau dengan baik, siswa diharapkan terlebih dahulu menguasai gerak
dasar loncat harimau.
Dalam proses pembelajaran yang dilakukan siswa sekolah dasar seorang
guru dituntut untuk mengembangkan kreatifitas yang dimilikinya, baik
dalam hal menyiapkan skenario dan model pembelajaran yang akan
dipergunakan maupun alat pembelajaran yang akan digunakan dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Oleh karena itu dengan menggunakan
media visualisasi dalam bentuk yang sederhana tanpa mengurangi proses
pembelajaran yang sebenarnya, diharapkan dapat memperbaiki mutu serta
hasil pembelajaran yang dilaksanakan.
I. Hipotesis
Menurut Kunandar (2009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian
tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis
tindakan. Rumusan hipotesis memuat tindakan yang diusulkan untuk
menghasilkan perbaikan yang diinginkan.
Berdasarkan teori dan kerangka pikir yang dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
“Jika metode visualisasi diterapkan pada siswa, maka kemampuan gerak
dasar loncat harimau pada siswa kelas 5 SD Negeri 1 Sinarjawa Kecamatan
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode
karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan
keberhasilan penelitian. Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena
penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan
pedoman penelitian tindakan kelas (Classroom Action Reseacrh) CAR.
Menurut Arikunto dkk (2007:61) tujuan PTK adalah untuk meningkatkan
mutu dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran,
meningkatkan professionalisme dan menumbuhkan budaya akademik.
Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakanalternatif
dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran.
Dalam penelitian tindakan kelas banyak sekali metode-metode yang
dilakukan dengan tujuan pembelajaran disekolah dapat berjalan baik,
pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Adapun metode dan penjelasan
untuk masing-masing tahapan adalah sebagai berikut:
B. Pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian selama satu bulan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Dalam tahap penelitian ini terlebih dahulu melakukan perencanaan atau
membuat program yang akan diteliti sehingga dalam pelaksanaanya
teratur dan sesuai dengan program yang sudah dibuat.
b. Tindakan
Tahap ini merupakan inti dari pelaksanaan penelitian secara keseluruhan,
dengan melakukan implementasi dari program yang telah dibuat sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat.
c. Pengamatan ( Observasi )
Pada tahap ini berisikan hasil pengamatan menggunakan berbagai
instrumen. Yang paling diperhatikan dalam hal ini adalah hasil-hasil
pekerjaan yang otentik.
d. Refleksi
Tahap ini adalah tahapan terakhir dari siklus yang penulis rencanakan
dalam penelitian ini, dengan berisikan penjelasan tentang tingkat
Gambar 2. Bagan Model Penelitian Tindakan Suharsimi Arikunto (2007:16)
C. Rancangan Tindakan
Pelaksanaan penelitian direncanakan sampai 2 siklus (enam kali
pertemuan) kemudian di antara siklusnya direncanakan kegiatan tindakan
yang berbeda pada setiap siklusnya, akan tetapi setiap siklusnya saling
berkaitan, setiap proses penelitian merupakan tindakan lanjutan dari
siklus penelitian sebelumnya.
1. Tes Awal 2. Siklus I
1.Rencana :
- Menyediakan perangkat pembelajaran, RPP, dan lembar
penilaian.
Identifikasi
Aksi
Refleksi
Observasi Perencanaan
Perencanaan
Refleksi
Observasi
Aksi
- Menyiapkan gambar gambar tentang gerak dasar loncat
harimau dari posisi duduk dan berdiri.
- Menyiapkan sarana dan prasarana untuk proses
pembelajaran.
- Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada
siklus pertama dengan diawali mengabsen siswa,
pemanasan, peregangan, dan pembentukan gerak dasar
loncat harimau.
2. Tindakan:
- Guru menjelaskan gerakan rangkaian gerak dasar loncat
harimau dengan menggunakan gambar-gambar gerakan
rangkaian loncat harimau.
- Guru menjelaskan tentang tata cara melakukan gerak dasar
loncat harimau dan memberikan contoh gerakan
- Guru menginstruksikan pada siswa untuk melakukan gerak
dasar loncat harimau seperti di gambar dan yang di
praktikan oleh guru.
- Guru memberi instruksi kepada siswa untuk melakukan
tersebut secara berulang-ulang.
3. Observasi
Setelah diberikan tindakan maka peneliti melakukan
pengamatan dan evaluasi serta penilaian dengan menggunakan
4. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan dan observasi
3.Siklus kedua
1. Rencana :
- Menyediakan perangkat pembelajaran, RPP, dan lembar
penilaian.
- Menyiapkan gambar tentang gerak dasar loncat harimau
dengan menggunakan awalan dengan berlari
- Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses
pembelajaran dan instrumen yang diperlukan dalam
mengevaluasi tindakan.
- Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus
kedua dengan diawali apersensi, pemanasan dan peregangan
2. Tindakan:
- Guru menjelaskan kepada siswa tentang rangkaian gerakan
Loncat harimau menggunakan media gambar yang telah
disiapkan
- Guru sebagai peraga memberikan contoh tentang gerak dasar
loncat harimau
- Membagi siswa dalam dua kelompok laki-laki dan perempuan,
kemudian diberikan tugas untuk melakukan gerak dasar loncat
- Guru memberi instruksi kepada siswa untuk melakukan
gerakan tersebut secara berulang-ulang.
3. Observasi
Setelah melakukan tindakan peneliti melakukan tes
keterampilan gerak dasar loncat harimau kepada siswa secara
individu dengan menggunakan instrumen yang disiapkan berupa
lembar penilaian gerak dasar loncat harimau. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan siswa dalam menguasai rangkaian gerak dasar
loncat harimau yang telah diajarkan.
4. Refleksi
Dari data hasil observasi kemudian di skor, analisis, dan
disimpulkan.
D. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri 1 Sinarjawa
Kecamatan Airnaningan Kabupaten Tanggamus , yang berjumlah 13
siswa, terdiri dari 6 laki-laki dan 7 perempuan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik tes. Teknik
Untuk menetapkan skala penilaian dari instrumen ini, dibuat rentang
nilai dari angka 1 sampai dengan 3. Angka 1 menunjukkan nilai kurang,
angka 2 menunjukkan nilai sedang, angka 3 menunjukkan nilai baik.
Tabel 1. Format Penilaian Gerak Dasar Loncat Harimau.
Tahap Kriteria Penilaian
Nilai 1 2 3
Persiapan
- Berdiri tegak, kedua lengan lurus
disamping, pandangan lurus kedepan
- Ambil posisi jongkok dengan kaki rapat
- Dengan gerakan awalan jongkok
melakukan gerakan meloncat.
Gerakan
- Meloncat kedepan atas dengan tolakan
dua kaki
- Saat melayang kedua lengan lurus kedepan
- Pada saat kedua tangan menyentuh,
kepala menunduk kedada antara kedua tangan
- Sehingga bahu dan tengkuk menyentuh
matras, lipat kedua kaki, selanjutnya mengguling ke depan
Akhir gerakan
- Mendarat dengan lutut rapat tangan memeluk kedua kaki lipat
- Sikap akhir jongkok kemudian berdiri
F. Teknik Analisis Data
Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar
N : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Siswa yang dikatakan tuntas apabila ketuntasan belajar telah mencapai
nilai ≥ 65 atau persentase ketercapaian 65 % secara perorangan. Dalam
penelitin ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, jika
jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit
daripada sesudah siklus kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada
tindakan siklus dan seterusnya, atau setiap pergantian siklus terjadi
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
“Dengan penggunaan metode visualisasi dapat meningkatkan gerak dasar
loncat harimau siswa kelas 5 SDN 1 Sinarjawa Kecamatan Airnainingan
Kabupaten Tanggamus tahun pelajaran 2012 / 2013”.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka terdapat beberapa saran yang
ingin peneliti sampaikan bagi :
1. Peneliti mendapatkan data secara empiris mengenai peningkatan gerak
dasar loncat harimau dengan metode visualisasi yang digunakan.
2. Siswa memperbaiki gerak dasar loncat harimau sehingga mencapai
ketuntasan belajar.
3. Guru Penjaskes dapat menggunakan metode visualisasi sebagai suatu
alternatif dalam pembelajaran mata pelajaran Penjaskes khususnya belajar
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Azhar Arsyad. 2005. Media Pengajaran. Jakarta Raja Grafindo Persada
Cholik. M, Toho & Lutan, Rusli. 1996/1997. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud : Direktorat Jendral Perguruan Tinggi.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Rineka Cipta: Jakarta
Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Mahendra, Agus. 2003. Pembelajaran Senam. Penerbit Direktorat Jenderal Olahraga Depdiknas, Jakarta
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek. PT Erlangga. Jakarta.
Sahara, Sayuti. 2004. Senam Dasar. Universitas Terbuka. Jakarta.
Roji. 2004. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga. Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.