TUGAS AKHIR
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KAS PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN
Oleh :
IRMA JULIANTI LUBIS 102102098
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim,
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat, rejeki dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir yang berjudul “SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP
KAS PADA PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN”. Dimana tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan kelulusan pendidikan program Diploma pada fakultas Ekonomi
USU. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebanyak-banyaknya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM),Sp.A(K) selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, MEc, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE. M. Acc, Ak selaku Pembantu Dekan I
dan sekaligus sebagai Penanggung jawab Magang Mahasiswa Program
Diploma III gelombang 2B Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Rustam, M. Si, Ak selaku Ketua Program Studi DIII Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Chairul Nazwar M.Si, Ak selaku sekretaris Program Studi
6. Bapak dan Ibu Dosen/Pengajar, Pembimbing & Penasehat Akademik di
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing
dan mengajarkan beragam mata kuliah yang sangat bermanfaat.
7. Kepada Bapak Pimpinan berserta Staf Pegawai Perusahaan PT. PLN
(Persero) Cabang Medan yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk magang dan mengadakan riset dalam rangka penyelesaian tugas
akhir.
8. Ibu Dra.Nurzaimah,MM,Ak selaku dosen pembimbing penulis yang telah
banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dan sabar
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Ayahanda dan ibunda tercinta G. Bakti Lubis dan Hj.Sri Sukenti,B.A ,
yang dengan penuh kesabaran telah membesarkan, mendidik dan yang tak
henti-hentinya banyak memberikan dukungan atas penulis baik moril
maupun materil, serta selalu mendoakan penulis disetiap kesempatan yang
ada. Semoga tugas akhir ini dapat membuat ayahanda dan ibunda tercinta
bangga dan bahagia terhadap penulis.
10.Kepada Kakakku (Rizki Rahmawati Lubis, SIP, MSP) dan Ervina
Syahfitri Lubis S.Farm ), Adikku (Fadhli Nouval Lubis), Sepupuku (Fildza
Amirah Lubis, Bouku (Farida Masniati), Keluarga Besarku,
Kekasihku(Ikhwan Setiawan), Teman Seperjuanganku (Utha, Liza, Lia,
Isma, Nengsi, Ulfa, Sati, Kartika, Teman Organisasi PRAMUKA USU),
memberi bantuan yang lebih terhadap ku, dan memberi semangat
terhadapku, dan Terima Kasih buat kerja samanya selama ini.
Akhirnya atas Jasa dan semua budi baik semua pihak Penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan semoga ALLAH SWT
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dan membalas segala
kebaikan semua pihak yang mendukung kelancaran dalam penyusunan tugas akhir
ini. Akhirnya dari hasil penulisan dalam bentuk tugas akhir ini penulis berharap
dapat bermanfaat bagi kita semua, semoga kita slalu dijalan yang diridhoi oleh
ALLAH SWT, amin.
Amin yaa Rabbal Alamin ...
Medan, 5 Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian ...3
2. Manfaat Penelitian ...3
D. RENCANA PENELITIAN 1. Jadwal Survei/ Observasi ...3
2. Rencana Isi ………...4
BAB II PROFIL PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN A. SEJARAH RINGKAS PERUSAHAAN 1. Listrik sebelum Kemerdekaan dan diawal Kemerdekaan sampai tahun 1965 ...7
2. Dari Eksploitasi I menjadi Eksploitasi II ...9
3. Eksploitasi II menjadi Wilayah II ...9
4. Dari PERUM menjadi PERSERO ...10
5. Perusahaan PT. PLN (Pesero) dan PT. PLN (Persero) ...10
C. JOB DESCRIPTION
1. Manajer Cabang ...13
2. Fungsional Ahli ...13
3. Asman Jaringan ...14
4. Asman Transaksi ...15
5. Asman Administrasi dan Niaga ...17
6. Sub. Bagian Spv. Operasi Distribusi ... 18
7. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan Distribusi ...19
8. Sub. Bagian Spv. PDKB ...20
9. Sub. Bagian Spv. Transaksi Dan Energi ...21
10.Sub. Bagian Spv Pengendalian Susut ...22
11.Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan APP ...23
12.Sub. Bagian Spv. Pelayanan Pelanggan ... 23
13.Sub. Bagian Spv. Keuangan Dan Admnistrasi ...24
D. JARINGAN USAHA/ KEGIATAN ...27
E. KINERJA USAHA TERKINI ...27
F. RENCANA KEGIATAN ...27
BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KAS PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN A. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN KAS ...29
B. MANFAAT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ...40
C. RUANG LINGKUP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ……….40
DAN PENGELUARAN KAS ...42 1. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas ...43
2. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas ...44
E. PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS
PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN ……...46 1. Penerimaan Kas ...46
2. Pengeluaran Kas ...47
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN ...49
B. SARAN ...52
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam melaksanakan kegiatan operasi perusahaan diperlukan
adanya manajemen perusahaan PT.PLN (Persero) Cabang Medan yang
baik dengan ditunjang oleh personil yang berkualitas agar dapat berkarya
secara efisien. Hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah
faktor manusia. Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan merupakan
faktor dominan dalam pencapaian suatu tujuan perusahaan. Agar
perusahaan dapat bertahan dan semakin berkembang, maka
diperlukan tenaga kerja yang berkualitas dengan tingkat kontra prestasi
yang berbeda sesuai dengan prestasi yang disumbangkan pada perusahaan.
Ketika perusahaan tersebut sudah memberikan kontribusi yang
terbaik dalam pelayanan jasa kepada publik ini, banyak permasalahan
yang terjadi di masyarakat kita karena ketidakpuasan perusahaan telah
memiliki manajemen, strategi serta sistem yang baik dalam mengatasi hal
tersebut sehingga semua sektor yang bergerak dalam menghasilkan output
yang baik, sehingga tidak lagi dalam keterbatasan dalam hal tenaga listrik.
Begitu pula terutama dalam sistem pengelolaan data keuangan yang diolah
dengan baik.
Dalam suatu perusahaan PT.PLN (Persero) Cabang Medan yang
menyeluruh terhadap biaya tenaga kerja. Oleh karena itu, diperlukan suatu
pengendalian untuk menciptakan pengendalian internal yang memadai
diperlukan suatu sistem informasi akuntansi yang baik. Sistem informasi
akuntansi ini merupakan keseluruhan prosedur dan teknik yang diperlukan
untuk mengumpulkan data dan mengolahnya sehingga menjadi informasi
yang diperlukan sebagai alat bantu pimpinan perusahaan dalam melakukan
pengawasan kerja.
Atas dasar inilah penulis merasa sangat tertarik untuk membahas
masalah ini dengan judul : “SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
TERHADAP KAS PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN”
B. RUMUSAN MASALAH
Setiap perusahaan pada umumnya selalu menghadapi masalah
dalam menjalankan kegiatannya. Masalah merupakan faktor yang dapat
menghambat kelancaran kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan dalam
mencapai tujuan sehingga perlu dicari penyebab dan cara penyelesaiannya.
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini di
PT.PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut:
1. Apakah Sistem Informasi Akuntansi Kas yang diterapkan di PT.PLN
(Persero) Cabang Medan telah efektif ?
2. Bagaimana Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang dilakukan
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian yang dapat diperoleh setelah melakukan
penelitian adalah: Untuk mengetahui apakah Sistem Informasi
Akuntansi Kas yang ditetapkan perusahaan telah efektif dan
Bagaimana Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang dilakukan
PT.PLN (Persero) Cabang Medan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian yang dilakukan
penulis adalah :
a. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan
yang berarti.
b. Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan
dalam menambah wawasan dan pengetahuan.
c. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengalaman berharga dalam membandingkan ilmu pengetahuan
yang diperoleh selama kuliah maupun secara mandiri dengan
penerapannya di masyarakat.
D. RENCANA PENELITIAN 1. Jadwal Survei
Penelitian ini dilakukan pada PT.PLN (Persero) Cabang
Medan di JL.Listrik No.8 Medan. Berikut ini penjelasan dari jadwal
Tabel 1.1
Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir
NO KEGIATAN
APRIL MEI JUNI
IV I II III IV I II III IV
1 Pengajuan Judul
2 Pengajuan Dosen
Pembimbing
3 Pengumpulan Data
4 Pengolahan dan
Analisa Data
5 Penyusunan Tugas
Akhir
6 Bimbingan
dan
Penyempurnaan
Tugas Akhir
7 Pengesahan Tugas
Akhir
2. Rencana Isi
Laporan penelitian terdiri dari 4 BAB, dimana setiap BAB
saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan
penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
D. RENCANA PENULISAN
1. Jadwal Survei
2. Rencana Isi
BAB II : PROFIL PT.PLN ( PERSERO ) CABANG MEDAN
A. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN
B. STRUKTUR ORGANISASI DAN PERSONALIA
C. JOB DESCRIPTION
D. JARINGAN USAHA/ KEGIATAN
E. KINERJA USAHA TERKINI
F. RENCANA KEGIATAN
BAB III : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KAS PADA
PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN
A. PENGERTIAN AKUNTANSI DAN KAS
B. MANFAAT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
D. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN KAS
E. PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
BAB II
PROFIL PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN
A. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN
1. Listrik sebelum Kemerdekaan dan di awal Kemerdekaan sampai tahun 1965
Sejarah listrik di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik
mulai ada diwilayah Indonesia tahun1893 didaerah Batavia (Jakarta
sekarang), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan.
Sentralnya dibangun ditanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan
yang sekarang di JL. Listrik No.8 Medan, dibangun oleh NV
NIGEM/OGEM perusahaan swasta belanda. Kemudian menyusul
pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan
(1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM), Labuhan bilik
(1936) dan Tanjung Tiram (1937).
Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih
pengelolaan Perusahaan Listrik milik Swasta Belanda tanpa
mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah
kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara,
Perusahaan Listrik Jawa, dan seterusnya sesuai struktur organisasi
pemerintah tentara Jepang waktu itu.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945,
diseluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik
bekas Belanda dari tangan tentara Jepang. Perusahaan listrik yang
sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini
Departemen pekerjaan umum. Untuk mengenang peristiwa pengambil
alih itu, maka dengan penetapan Pemerintah No.ISD/45 ditetapkan
tanggal 27 Oktober sebagai hari listrik. Sejarah memang membuktikan
kemudian bahwa dalam suasana yang semakin memburuk dalam
hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat
Keputusan Presiden No.163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi
Perusahaan listrik milik Swasta Belanda sebagai bagian dari
perwujudan pasal 33 ayat 2 UUD 1945.
Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri
perusahaan listrik negara distribusi cabang Sumatera Utara (Sumatera
Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R. Sukarno
(merangkap Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad
Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No.
16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan diubah.
Sumatera Utara, Aceh, Sumbar dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I.
Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri
PU No.9/PRT/64 dan dengan peraturan Menteri No.1/PRT/65
ditetapkan pembagian daerah kerja menjadi 15 Kesatuan Daerah
2. Dari Eksploitasi I menjadi Eksploitasi II
Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I
Sumatera Utara tersebut, maka dengan Keputusan Direksi PLN No.
009/DIR (Keputusan Direktur) PLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN
Eksploitasi I dibagi menjadi 4 cabang dan satu sektor, yaitu :
a. Cabang Medan
b. Cabang Binjai
c. Cabang Sibolga
d. Cabang Pematang Siantar
Peraturan Perundang-undangan (PP) No.18 Tahun 1972
mempertegas kedudukan PLN sebagai perusahaan umum listrik negara
dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan,
menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik kesluruhan Wilayah
Negara RI. Dalam Surat Keputusan (SK) Menteri tersebut PLN
Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II
Sumatera Utara.
3. Eksploitasi II menjadi Wilayah II
Kemudian menyusul Peraturan Menteri Perusahaan Umum
Tenaga Listrik (PTUL) No.013/PRT/75 yang merubah PLN
Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi
4. Dari PERUM menjadi PERSERO
Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No.23/1994 Tanggal
16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagai Persero. Adapun
yang membelakangi perubahan status tersebut adalah untuk
mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat. Pada abad 21,
PLN tidak harus mampu menghadapi tantangan yang ada, PLN harus
mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu
berswada tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka,
disentralisasi, profit centre dan cost centre.
Untuk mencapai tujuan, PLN meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang
bertanggung jawab cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan
yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait, perlu dibina
dan ditingkatkan terus.
5. Pemisahan PT. PLN (Pesero) dan PT. PLN (Persero) Pembangkian dan Penyaluran Sumatera Utara
Pekembangan kelistrikan Sumatera Utara terus mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai
dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan
fasilitas lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan
perkembangan kelistrikan Sumatera Utara di masa-masa mendatang
serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa
Maka berdasarkan Surat Keputusan No. 078.K/023/DIR
(Direktur) /1996 Tanggal 9 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru
dibidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT.PLN (Persero)
Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara.Dengan
pembentukan organisasi baru PLN Pembangkitan dan Penyaluran
Sumatera Utara yang terpisah dari PLN Wilayah II, maka
fungsi-fungsi Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PLN
Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.
B. STRUKTUR ORGANISASI DAN PERSONALIA
Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun swasta
mempunyai struktur organisasi, karena perusahaan juga merupakan
organisasi. Organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang
terorganisasi, yang dilaksanakan oleh sejumlah orang untuk mencapai
tujuan bersama.
Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas- tugas, wewenang dan
tanggung jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
serta bagaimana hubungan satu dengan yang lain.
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, PT.PLN memiliki struktur
organisasi yang tertata menurut fungsi dan golongannya. Tujuan adanya
struktur organisasi adalah untuk pencapaian kerja/ pendelegasian dalam
organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas
GAMBAR 2.1
STRUKTUR ORGANISASI
MANAJER
ASMAN
JARINGAN ASMAN
TRANSAKSI & ENERGI LISTRIK
ASMAN
ADMINISTRASI & NIAGA FUNGSIONAL AHLI
SPV.
TRANSAKSI & ENERGI LISTRIK
SPV.
KEUANGAN & ADMINISTRASI
RAYON
Sumber : PT.PLN (Persero) Cabang Medan
C. JOB DESCRIPTION
Uraian job description dan tugas pokok pada PT.PLN (Persero)
Cabang Medan,yaitu :
1. Manajer Cabang
Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi
seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis. Pengelolaan
perusahaan pembangkit, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik
dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan
mutu dan keandalan serta pelayanan pelanggan, dan memastikan
terlaksananya Good Corporate Governance (GCG) di PT.PLN
(Persero) Cabang Medan.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkit (skala kecil)
secara efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan.
b. Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) Wilayah Sumatera Utara.
c. Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara, dilaksanakan
sesuai penetapan direksi.
2. Fungsional Ahli
Bertanggung jawab atas evaluasi pencapaian target kinerja dan
memberikan masukan pada manajemen untuk meningkatkan hasil
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Mengevaluasi data perusahaan yang berhubungan dengan
target kerja.
b. Merancang langkah-langkah strategis untuk mencapai
target kerja.
c. Mengawasi baca meter.
d. Mengawasi penjualan rekening.
3. Asman Jaringan
Bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi
dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan (PDKB) dan Pembangkitan Tenaga Listrik Mikro
Hidro (PLTMH) untuk menjamin mutu dan keandalan jaringan
distribusi. Hasil/Output pendistribusian energi listrik yang kontiniu
dan andal.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Menyusun program rencana kerja (PRK) untuk kegiatan
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.
b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB,
serta PLTMH.
c. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
d. Melakukan analisa dan evaluasi kinerja operasi dan
pemeliharaan jaringan distribusi termasuk PDKB.
e. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi
distribusi dan pelayanan teknik.
f. Melakukan verifikas dan validasi asset distribusi secara
periodik.
g. Mengkoordinasikan penyusunan dan mengendalikan
pelaksanaan SOP untuk setiap jenis pekerjaan Distribusi
guna tercapainya zero accident.
h. Melakukan koordinasi dalam rangka operasi dan
pemeliharaan Jaringan Distribusi dengan Rayon/instansi
terkait termasuk PFK.
i. Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan
distribusi yang efisien.
4. Asman Transaksi dan Energi Listrik
Bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi
pelanggan dan Area/Rayon/Unit terkait, pengendalian susut dan
pemeliharaan meter transaksi untuk memenuhi standar operasional
yang berlaku. Hasil/Output laporan transaksi energi listrik, susut,
dan pemeliharaan meter transaksi.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi Pelaksanaan
b. Mengkoordinasikan dengan AP2T (Aplikasi Pelayanan
Pelanggan Terpusat) terkait dengan proses billing.
c. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data
pendukung RKAP.
d. Memonitoring dan mengendalikan realisasi penggunaan
anggaran SKKI/SKKO.
e. Mengkoordinasikan kegiatan operasional di bagian
transaksi energi.
f. Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL,
AMR, pemeliharaan APP, pemeliharaan meter transaksi
dan hasil ukur meter transaksi.
g. Menyusun rencana program pemeliharaan meter
transaksi.
h. Melaksanakan settlemen antar unit pelaksana dan P3B
dalam pengelolaan transfer price energi.
i. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pemasangan dan
pemeliharaan AMR.
j. Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan
pemeliharaan APP dan hasil penerapan metrologi secara
berkala.
k. Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP.
m. Mengkoordinasikan dengan bagian dan instansi yang
berwenang untuk kegiatan P2TL.
5. Asman Administrasi dan Niaga
Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan
pengendalian kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang
meliputi sumber daya manusia, kesekretariatan, anggaran,
keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan keuangan yang
akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai tujuan
perusahaan.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Mengelola peningkatan Intergritas Layanan Publik
(ILP).
b. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan
Tenaga kerja.
c. Mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan administrasi
umum, SDM dan pelanggan.
d. Memonitor data pelanggan.
e. Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan
transaksi pembayaran.
f. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan
transaksi keuangan.
g. Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi,
h. Mengevaluasi kontrak perjanjian dengan Pihak ketiga.
i. Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil
diklat.
j. Melakukan monitoring operasional kendaraan dinas,
fasilitas kantor dan pemeliharaan Gedung.
k. Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin
pegawai.
l. Mengevaluasi fasilitas / sarana kerja, permintaan
perlengkapan K3/ APK, tunjangan kecelakaan kerja dan
permohonan SPPD.
m. Memonitor realisasi anggaran.
6. Sub. Bagian Spv. Operasi Distribusi
Bertanggung jawab dalam merencanakan dan
melaksanakan pengoperasian jaringan distribusi sesuai SOP untuk
menjamin keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi penyaluran
tenaga listrik.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) Operasi.
b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi
Jaringan Distribusi sesuai SOP.
c. Melaksanakan pemutakhiran data asset distribusi secara
d. Melakukan pengendalian pengoperasian jaringan
distribusi.
e. Mengendalikan dan monitoring pelaksanaan
operasional pelayanan teknik.
f. Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instansi
terkait dalam rangka operasi jaringan distribusi.
g. Mengevaluasi kinerja operasi.
7. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan Distribusi
Bertanggung jawab dalam merencanakan dan
melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi untuk
meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan
distribusi.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja
(PRK).
b. Melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan
jaringan distribusi sesuai SOP dan anggaran yang
ditetapkan.
c. Merencanakan kebutuhan meterial operasi dan
pemeliharaan untuk meningkatkan keandalan dan
d. Melaksanakan koordinasi dengan rayon dan bagian
terkait dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
jaringan distribusi.
e. Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan
pemeliharan jaringan distribusi.
8. Sub. Bagian Spv. PDKB
Bertanggung jawab dalam mengelola pekerjaan PDKB
untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi
jaringan distribusi.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
pekerjaan PDKB.
b. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan PDKB sesuai
dengan SOP.
c. Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan (SP2B) dan Surat Penunjukan Pengawas
Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (SP3B) kepada
Kepala Operasi.
d. Melaksanakan inventarisasi dan mengusulkan
peremajaan peralatan PDKB.
e. Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat
f. Mengusulkan revisi SOP atau mengajukan SOP baru ke
komisi PDKB.
g. Melaporkan penyelesaian pekerjaan kepada kepala
Operasi.
9. Sub. Bagian Spv. Transaksi dan Energi
Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter
transaksi untuk akurasi pengukuran pemakaian energi listrik.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Memonitor program pemeliharaan meter transaksi yang
disebabkan oleh meter rusak, buram, macet dan tua.
b. Memonitor pelaksanaan pemasangan dan pemeliharaan
AMR.
c. Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk
pemeliharaan.
d. Memonitor pelaksanaan hasil penerapan metrologi
secara berkala.
e. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk kebutuhan
pemeliharaan meter transaksi.
f. Memonitor pekerjaan pemeliharaan dan tera ulang APP
serta Meter Elektronik (ME) dan sistem AMR yang
dikerjakan pihak ketiga.
g. Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas dan
h. Memastikan hasil sampling penerapan APP-baru hasil
Metrologi dan rekondisi pihak ketiga.
i. Memonitor manajemen segel APP.
10. Sub Bagian Spv. Pengendalian Sumut
Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut
jaringan, menertibkan PJU / reklame liar dan pelaksanaan P2TL
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Memonitor pelaksanaan penekanan susut dan
berkoordinasi dengan bagian atau rayon terkait.
b. Memetakan dan melaporkan perkembangan susut Area
dan Rayon secara berkala.
c. Melakukan updating data PJU secara berkala.
d. Melakukan koordinasi dan pengawasan hasil P2TL
yang telah dilakukan dengan bagian atau Rayon terkait.
e. Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan
SLA.
f. Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan
P2TL secara rutin.
g. Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan.
h. Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan
Instansi berwenang untuk pelaksanaan P2TL.
i. Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV) atas hasil
11. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan APP
Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan
keakuratan APP.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang.
b. Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan.
c. Berkoodinasi dengan bagian terkait tentang kelainan
APP.
d. Memvalidasi data kelainan APP.
e. Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar
secara berkala.
f. Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik
pelanggan prabayar secara berkala.
12. Sub. Bagian Spv. Pelayanan Pelanggan
Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi
Pelayanan pelanggan, administrasi pelanggan, dan pengelolaan
pendapatan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan
pengamanan pendapatan.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Melaksanakan dan mensupervisi fungsi Pelayanan
Pelanggan sesuai proses bisnis.
b. Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial
c. Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara
periodik dan
d. Menindak lanjuti pencapaian TMP.
e. Melaksanakan kegiatan Riset Pasar dan Menyusun Data
Potensi Pasar (Captive Power).
f. Mengolah peta Segmentasi Pelanggan.
g. Melaksanakan supervisi untuk penyempurnaan layanan
PB/PD di Rayon.
h. Memastikan proses PB / PD dan SPJBTL pelanggan
Potensial sesuai kewenangannya.
i. Memonitor Penerbitan SIP / SPJBTL.
j. Memonitor Mutasi Data Induk Langganan dan
memelihara Arsip Induk Langganan.
k. Memonitor Laporan penagihan lain-lain (multi guna,
P2TL, BP).
l. Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang
pelanggan.
m. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar
rampung, piutang ragu-ragu dan usulan penghapusan
piutang.
13. Sub. Bagian Spv. Keuangan Dan Admnistrasi
Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan
terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Melaksanakan pengelolaan Tenaga Kerja.
b. Melaksanakan pengelolaan K3.
c. Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja,
kebakaran, kebanjiran dan musibah lain terkait dengan
K3.
d. Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan
administrasi perkantoran.
e. Melaksanakan pengelolaan fungsi keuangan dan
akuntansi.
f. Melaksanakan fungsi bagian keuangan.
g. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian
Keuangan dan Administrasi.
h. Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait
atas pendapatan, bank, Hutang-Piutang, Persekot Dinas
dan PUMP-KPR/BPRP.
i. Menyiapkan rincian biaya di Rayon untuk rencana
alokasi dana operasional.
KANTOR PLN TERDEKAT
Rayon Belawan : JL.Medan-Belawan km 20,5 Telp (061) 6940847
Rayon Medan Timur : JL.Pasar III No.54 Krakatau Telp (061) 6618120
Rayon Medan Kota : JL.Listrik No.8 Medan Telp (061) 4144205
Rayon Medan Selatan : JL.Sakti Lubis No.20 Medan Telp (061) 7861911
Rayon Medan Baru : JL.Sei Batu Gingging No.9 Telp (061) 8213885
Rayon Johor : JL.Karya Wisata Telp (061) 7871778
Rayon Helvetia : JL.Kemuning Raya Helvetia Telp (061) 8453039
Rayon Sunggal : JL.Bunga Raya Sunggal Telp (061) 8456064
Visi PT.PLN (Persero) Cabang Medan
Visi perusahaan adalah : “Diakui sebagai perusahaan kelas dunia
yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada
potensi insani”.
Misi PT.PLN (Persero) Cabang Medan Misi perusahaan adalah :
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
Motto PT.PLN (Persero) Cabang Medan
Motto perusahaan adalah : “Listrik untuk kehidupan yang lebih
baik (Electricity for a Better Life)”.
D. JARINGAN USAHA/ KEGIATAN
Jaringan usaha yang dilakukan pada PT.PLN (Persero) Cabang
Medan adalah sebagai berikut :
1. Penjualan energi listrik.
2. Penyewaan tiang listrik untuk penarikan kabel Telekomunikasi.
3. Jasa sertifikasi lembaga manajemen ketenaga listrikan.
4. Jasa wisma / gedung untuk penginapan masyarakat di daerah touris.
E. KINERJA USAHA TERKINI
Kinerja usaha yang dilakukan pada PT.PLN (Persero) Cabang
Medan adalah sebagai berikut :
1. Pelanggan.
2. Produk dan layanan.
3. Proses bisnis internal.
4. Sumber Daya Manusia (SDM).
5. Keuangan dan pasar.
6. Kepimpinan.
F. RENCANA KEGIATAN
Rencana kegiatan yang dilakukan pada PT.PLN (Persero) Cabang
1. Melakukan nilai hasil survey kepuasan pelanggan.
2. Menghitung jumlah pelanggan periode berjalan.
3. Menghitung jumlah pelanggan tahun sebelumnya.
4. Sistem average index frekuensi & sistem average index duration.
5. Kecepatan pelayanan pasang baru tenaga listrik.
6. Mutu tegangan listrik pelayanan.
7. Rasio pemakaian materai.
8. Rasio kerusakan trafo distribusi.
9. Pendataan pelanggan dalam rangka Revenue Assurance.
10.Gangguan penyulang per 100 kms.
11.Susut distribusi tanpa I-4.
12.Human capital readiness & Organization capital readiness.
13.Tunggakan aliran listrik.
14.Penyerapan disburse investasi PLN.
BAB III
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KAS PADA
PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN
A. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN KAS
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu
komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklafikasikan, mengolah,
menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi finansial dan
pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak
ekstern.
Agar berbagai data keuangan dapat menjadi informasi yang sesuai ,
maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat mengatur arus dan pengolahan
data akuntansi dalam perusahaan.
Dalam fungsi perencanaan, informasi akuntansi sangat berguna
terutama sebagai masukan data historis yang dijadikan dasar dalam
penyusunan anggaran atau perencanaan . Dalam fungsi pengawasan, tugas
akuntansi sangat strategis sebagai salah satu alat pembanding dengan
rencana untuk mengetahui berbagai penyimpangan yang terjadi, sehingga
manajemen dapat dengan mudah melakukan usaha koreksi dan perbaikan
secara dini.
Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan. dan laporan
yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk dapat menyediakan berbagai
informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan
Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS
lainnya :
1. SIA melaksanakan tugas yang diperlukan.
2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar.
3. Menangani data rinci.
4. Berfokus historis.
5. Menyediakan informasi pemecahan minimal.
Fungsi penting yang dibentuk Sistem Informasi Akuntansi pada
sebuah organisasi antara lain :
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
2. Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam
proses pengambilan keputusan.
3. Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari 3 subsistem :
1. Sistem pemrosesan transaksi, mendukung proses operasi bisnis harian.
2. Sistem buku besar/pelaporan keuangan, menghasilkan laporan
keuangan seperti laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca,
arus kas, pengambilan pajak.
3. Sistem pelaporan manajemen, yang menyediakan pihak manajemen
internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi
yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran,
Sistem Akuntansi, terutama sistem akuntansi manajemen
mempunyai tiga tujuan umum, yaitu :
1. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan harga
pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan ini menunjukkan bahwa manajer dan pengguna
lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan
mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi dapat
membantu manajemen mengidentifikasikan suatu masalah, menyelesaikan
masalah, dan mengevaluasi kinerja ( informasi akuntansi dibutuhkan dan
dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan ). Selain itu, kebutuhan akan
informasi tidak hanya terbatas pada organisasi manufaktur. Informasi
akuntansi dipergunakan di semua organisasi baik manufaktur, jasa,
maupun dagang.
Sistem informasi akuntansi merupakan sistem informasi terpenting
dalam sebuah perusahaan. Tetapi, sistem ini bukanlah satu-satunya sistem
informasi formal. Sistem informasi akan semakin sangat penting karena
kegiatan akuntansi semakin banyak yang dikomputerisasi penuh dan
pokok dalam modal keputusan, seperti perencanaan anggaran dan model
pengendalian.
Menurut Hall (2001), Sistem Informasi Akuntansi merupakan
Suatu komponen yang mengumpulkan informasi akuntansi keuangan dan
decision making yang relevan kepada pihak luar dan pihak dalam perusahaan terutama manajemen.
Defenisi lainnya adalah bahwa Sistem Informasi Akuntansi
merupakan satu kesatuan sumber daya manusia dan modal dalam
organisasi, yang bertugas untuk menyiapkan informasi keuangan dan juga
yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan data transaksi.
Berdasarkan berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
Sistem Informasi Akuntansi berkenaan dengan komponen atau sumber
daya yang dimiliki perusahaan yang digunakan untuk membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan baik oleh pihak manajemen
maupun pihak luar perusahaan.
(SEC) dan Financial Accounting Standards Board (FASB). Tujuannya adalah untuk menyusun laporan eksternal (laporan keuangan) bagi investor, kreditor, lembaga pemerintah, dan pengguna eksternal lainnya. Informasi ini digunakan untuk keperluan seperti keputusan investasi, evaluasi, pemonitoran aktivitas, dan ketentuan peraturan.
Akuntansi merupakan alat penting bagi pihak perusahaan untuk
melaksanakan beberapa tahapan dari mekanisme sistem informasi.
Informasi sangat penting bagi manajemen baik dalam perencanaan,
pelaksanaan, maupun pengendalian. Sementara Sistem Informasi
Akuntansi memiliki pengertian masing-masing yang terdiri dari tiga
elemen yaitu : sistem, informasi, dan akuntansi. Dimana setiap kata
memiliki arti sendiri, dan apabila digabungkan akan menghasilkan sebuah
definisi yang baru. Ketiga elemen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
Suatu sistem dapat dijelaskan yaitu kumpulan elemen-eleman atau sumber
daya yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu
hubungan hirarkis tertentu dan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Hall, (2001 ; 5) mendefinisikan sistem sebagai berikut :
“Sistem adalah merupakan sekelompok dua atau lebih
komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu
untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).”
Sistem terdiri dari sub-subsistem atau bagian-bagian sistem, yang
terdiri dari subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau modul-modul
dan seterusnya sampai komponen terkecil. Sistem akuntansi misalnya yang
terdiri dari subsistem akuntansi penjualan, subsistem akuntansi pembelian,
sebagainya. Selanjutnya sistem penjualan terdiri dari subsistem pelayanan
pesanan, subsistem penagihan, dan subsistem penerimaan kas dari piutang.
Subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak berdiri lepas sendiri-sendiri,
melainkan saling berinteraksi serta saling berhubungan membentuk satu
kesatuan terpadu sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat
tercapai.
Pada sistem akuntansi tujuan tersebut antara lain adalah
menyajikan laporan akuntansi keuangan dan laporan akuntansi
manajemen. Subsistem adalah bagian dari sistem, dan interaksi yang
berkaitan sehingga dicapai suatu kesatuan atau terintegrasi.
Hal diatas menjelaskan bahwa sistem itu sendiri bukanlah
seperangkat unsur yang tersusun secara tidak teratur, tetapi terdiri dari
unsur-unsur yang saling mengisi satu sama lainnya. Dan sistem itu sendiri
juga mencakup tiga kegiatan sebagai berikut :
1. Masukan atau Input.
2. Pengolahan atau Processing.
3. Hasil dari pengolahan atau Output.
Informasi berasal dari data, sebelum menjelaskan arti dari
informasi, kita harus mengetahui arti dari data terlebih dahulu. Data adalah
fakta tentang peristiwa atau kenyataan lain yang mendukung suatu
pengetahuan untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan,
yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang sesuai dengan keinginan si
penerima.
Defenisi informasi menurut Leod (2001, p12) “ Informasi adalah
data yang telah diproses, atau data yang sudah lebih memiliki arti tertentu
bagi kebutuhan penggunanya”.
Dalam mentransformasi data menjadi informasi dibutuhkan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan atau Capturing adalah mengumpulkan data melakukan
pemeriksaan keterangan yang ada, apakah itu data atau fakta.
2. Memilah atau verfying adalah memilah data atau fakta yang
dikumpulkan tersebut benar atau hanya direka-reka saja.
3. Pengelompokkan atau Pengelompokkan atau Classifying adalah
mengelompokkan data yang telah ada sesuai dengan yang dibutuhkan..
4. Penyeleksian atau Sorting adalah menempatkan unsur data ke dalam
urutan data yang disesuaikan dengan kebutuhan si pemakai.
5. Meringkas atau Summarizing adalah meringkas data yang telah
dikelompokkan menjadi laporan data menjadi bentuk matematis atau
angka.
6. Perhitungan atau Calculating adakah memberikan nilai kepada
data-data yang ada.
7. Penyimpanan atau Storing adalah menempatkan data pada alat-alat
8. Pengambilan kembali atau Retriving adalah pengambilan keterangan
kembali dari arsip bila informasi tersebut masih layak guna untuk
dipakai sebagai informasi.
9. Memperbanyak atau Reproducing adalah menciptakan kembali atau
memperbanyak informasi yang ada dengan fotocopy atau magnetic
disk agar data asli tidak rusak.
10. Mengkomunikasikan atau Communicating adalah menyebarkan
informasi yang tersimpan kepada si pemakai informasi tersebut.
Informasi sangat berguna bagi pihak manajemen dalam proses
pengambilan keputusan, maka dari informasi yang berguna harus memiliki
kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Akurat, Informasi harus terbebas dari adanya kesalahan-kesalahan dan
tidak menyesatkan para penggunanya.
2. Relevan, Informasi yang relevan harus memberikan arti dan
mempunyai manfaat dengan bisa meningkatkan nilai dari suatu
kepastian atau mengurangi ketidakpastian.
3. Tepat Waktu ( Timely ), Informasi yang disajikan tepat pada saat
dibutuhkan dan informasi yang datang pada si penerima tidak boleh
terlambat karena dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan .
4. Lengkap ( Complete ), Informasi yang disajikan harus lengkap,
termasuk didalamnya semua data yang relevan.
6. Verifiable, Informasi yang dihasilkan tidak bias, menyebabkan
perbedaan dalam memahaminya.
7. Accessible, Informasi dikatakan accessible bila tersedia pada saat diperlukan dalam format yang sesuai dengan kepentingannya.
Dalam hal ini sistem informasi dapat didefinisikan sebagai sebagai
kumpulan eleman-elemen/ sumberdaya dan jaringan prosedur yang saling
berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis
tertentu, dan bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi.
Menurut Hussein dan Wibowo (2000, h 5) “sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan dan berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi”.
Unsur-unsur sistem informasi adalah sebagai berikut :
1. Peralatan antara lain adalah perlatan komputer dan komunikasi
maupun peralatan kantor lainnya ( hardware ).
2. Prosedur, tata kerja ketentuan-ketentuan peraturan, termasuk sistem
operasi ( operating system/ system software ) dan aplikasi
komputerisasi program-program komputer ( application software ).
3. Tenaga Kerja, pelaksana operasional ( operator ), pimpinan pada
bidang tugasnya masing-masing staf yang merupakan pengguna sistem
( Knowledge Based Professional Staff ), termasuk teknisi komputer dan analisis informal.
Akuntansi dan sistem informasi sangat berkaitan erat. Akuntansi
pelaporan data keuangan yang sudah diolah yang digunakan dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut Soemarso (2003 ; 3): “Akuntansi adalah suatu disiplin
yang menyediakan informasi yang penting sehingga memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efisien. Akuntansi juga dapat didefenisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut “.
Dari uraian diatas maka pengertian Sistem informasi akuntansi
merupakan struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan
sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah data transaksi
keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna atau pemakainya.
Pengertian Kas adalah komponen aktiva paling aktif dan sangat
mempengaruhi setiap transaksi terjadi. Hal ini disebabkan karena setiap
transaksi memerlukan suatu dasar pengukuran yaitu kas. Banyak transaksi
perusahaan baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi
penerimaan dan pengeluaran kas. Tidak hanya terbatas pada uang tunai
yang tersedia didalam perusahaan saja, melainkan meliputi semua jenis
asset yang dapat dipergunakan dengan segera untuk membiayai seluruh
kegiatan perusahaan.
Sebagai harta yang paling likuid, kas adalah media pertukaran baku
dan dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lainnya. Agar
pembayaran kewajiban lancar dan harus terbebas dari setiap ikatan
kontraktual yang membatasi penggunaannya dalam pemenuhan hutang.
Kas terdiri dari simpanan komersial dan rekening atau deposit
dibank atau di tempat lainnya serta pos–pos yang ada didalam yang dapat
dipergunakan sebagai media tukar atau yang dapat diterima oleh bank
dengan nilai nominal yang tercantum padanya. Kas yang ada dalam
perusahaan meliputi dana kas kecil (petty cash), dan dana pertukaran
(change funds) dan dana-dana lain yang dipergunakan dan tidak segera dibelanjakan secara teratur serta pos-pos seperti cek pribadi, cek
perjalanan, cek kasir, wesel bank, dan pos wesel. Rekening tabungan
biasanya juga diklasifikasikan sebagai kas.
Dari segi akuntansi yang dimaksud dengan kas adalah : “Kas
adalah segala sesuatu, baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat
tersedia dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada
nilai nominalnya.”(Soemarso, 2004 : 320)
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia bahwa : “Kas terdiri dari saldo kas (cash and hand) dan rekening giro setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan-perubahan yang signifikan.”(IAI, 2007 : 22)
Pengertian kas yang lain adalah : “Kas adalah jumlah uang tunai yang ada di perusahaan dan rekening giro simpanan-simpanan di bank yang pengambilannya tidak dibatasi baik dalam waktu maupun jumlah dan investasi jangka pendek yang secara formal disebut kas dan setara kas.”(Munawir, 2002 : 42)
Adapun fungsi kas adalah sebagai berikut :
2. Sebagai alat tukar pembayaran.
3. Alat yang diterima sebagai net bank sebagai nilai nominal.
4. Sebagai Investasi baru dalam aktiva tetap.
B. MANFAAT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Manfaat Sistem Informasi Akuntansi berikut adalah manfaat dari
Sistem Informasi Akuntansi:
1. Meningkatkan dan menyediakan Informasi yang akurat dan tepat
waktu sehingga bisa melakukan aktivitas utama pada value chain
secara efektif dan efesien.
2. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produksi, baik barang
maupun jasa yang dihasilkan.
3. Meningkatkan efisien.
4. Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
5. Meningkatkan sharing knowledge.
6. Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan.
C. RUANG LINGKUP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Ruang Lingkup Sistem Informasi Akuntansi yaitu serangkain
kegiatan administratif untuk menangani transaksi perusahaan, dilengkapi
dengan prosedur,dokumen dan jurnal serta Laporan Keuangan sebagai
Pimpinan perusahaan berkepentingan untuk mengetahui keadaan
perusahaan yang dipimpinnya. Dalam perusahaan kecil, pimpinan dapat
langsung turun tangan dengan mengurusi pekerjaan setiap bagian,
sehingga dapat melihat keadaan dalam perusahaannya. Apabila perusahaan
sudah berkembang menjadi perusahaan besar , pimpinan perusahaan
membutuhkan alat untuk mengadakan pengawasan dan mengetahui
kemajuan yang dicapai. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan adanya
sistem akuntansi.
Sistem akuntansi dirancang oleh manajemen untuk menyajikan
informasi keuangan baik bagi pihak luar atau pihak dalam perusahaan
seperti manajemen, investor, kreditur, kantor pelayanan, masyarakat dan
lain – lain. Karena ruang lingkup sistem akuntansi sangat luas maka
penulis hanya membatasinya pada sistem akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas. Kas merupakan perkiraan yang paling lancar dan aktif
sehingga hampir semua kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan kas. Ini
disebabkan sifat kegiatan usaha yang meliputi suatu harga dan keadaan –
keadaan yang berkaitan dengan penetapan suatu alat tukar. Kas
memberikan dasar pengukuran dan pencatatan untuk semua perkiraan
yang lain.
Perlu dinyatakan atau digolongkan bahwa sebagai kas, aktiva
tersebut harus siap atau tersedia dan bebas digunakan dengan kata lain
melakukan pembayaran baik untuk membiayai operasi sehari-hari maupun
untuk mengadakan investasi.
Ruang Lingkup terdiri dari:
1. Ruang Lingkup Implementasi aplikasi sikompak pada bagian
akuntansi/ pembukuan meliputi pencatatan dan pengolahan data atas
transaksi keuangan yang meliputi penjurnalan, posting sehingga
menghasilkan laporan keuangan perusahaan (General Ledger System).
2. Ruang Lingkup Sistem Informasi Aktiva Tetap dan Persediaan terdiri
dari mutasi penambahan dan pengurangan pada aktiva tetap dan
persediaan serta perhitungan penyusutan dan nilai buku aktiva tetap.
3. Ruang Lingkup Implementasi Billing System yang telah
terkomputerisasi terdiri dari beberapa sub-sistem antara lain sub-sistem
penyambungan baru, sub-sistem administrasi rekening, sub-sistem
pelayanan pelanggan, dan sub-sistem penagihan dan penerimaan kas.
D. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS
Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis di zaman era
perusahaan dituntut untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.
Semakin berkembangnya suatu perusahaan menyebabkan transaksi
keuangan pada perusahaan tersebut semakin banyak dan kompleks.
Transaksi yang terus bertambah mendorong pihak menajemen untuk lebih
secara seksama sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat diketahui
dan diawasi dengan lebih baik. Oleh karena itu dibutuhkan suatu
pengelolaan untuk mengawasi setiap alur kas yang terjadi didalam
perusahaan agar perusahaannya dapat terhindar dari kerugian.
1. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas adalah suatu
catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang
dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan
untuk kegiatan umum perusahaan, Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan Kas adalah proses aliran kas yang terjadi diperusahaan
adalah terus-menerus sepanjang hidup perusahaan yang bersangkutan
masih beroperasi. Aliran Kas terdiri dari Aliran kas masuk dan Aliran
kas keluar.
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas melibatkan
beberapa bagian dalam perusahaan agar transaksi penerimaan kas tidak
terpusat pada satu bagian saja. Hal ini perlu agar dapat membagi
menjadi beberapa departemen mengenai arus dokumen yang
melukiskan penerimaan kas, yaitu:
a. Departemen ruang penerimaan dokumen.
b. Departemen penerimaan tunai atau kas.
c. Departemen piutang.
d. Departemen buku besar.
Penerimaan kas adalah transaksi yang sering terjadi.
Penerimaan kas berasal dari pendapatan jasa, penagihan piutang,
penerimaan bunga investasi, penjualan aktiva, dan berbagai sumber
pendapatan lainnya.
Menurut Mulyadi dalam bukunya yang bejudul Sistem
Akuntansi bahwa berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik,
sistem penerimaan kas, dari penjualan tunai mengahruskan :
a. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank
dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain untuk
melakukan internal check.
b. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi
kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam
pencatatan transaksi penerimaan kas.
2. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas
Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas suatu catatan
yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan
cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum
peusahaan. Menurut DEPDIKNAS Sistem Informasi Pengeluaran Kas
adalah satu proses, cara, perbuatan mengeluarkan alat pertukaran yang
diterima untuk pelunasan utang dan dapat diterima sebagai suatu
setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan
dalam bank atau tempat-tempat lainnya yang dapat diambil
Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas menggunakan
buku pengeluaran kas (cash payment journal). Sistem pengeluaran kas
ada 2 metode yang digunakan yaitu:
a. Metode pengeluaran kas dengan cek.
b. Dana kas kecil.
Menurut James. Hall yang diterjemahkan oleh Amir Abadi
Jusuf dalam buku yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi
menyatakan Pengeluaran Kas adalah memproses pembayaran
kewajiban yang dihasilkan oleh sistem pembelian.
Dokumen yang digunakan yaitu:
a. Bukti kas keluar.
b. Cek.
c. Permintaan Cek.
Penerimaan dan Pengeluaran Kas dari perusahaan akan
berlangsung secara terus menerus selama perusahaan masih hidup.
Sebagian yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem akuntansi
kas terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk
mengidentifikasikan, menghimpun, menganalisis, mengelompokkan,
mencatat, dan melaporkan transaksi yang berhubungan dengan kas
selama satu periode akuntansi. Sistem Informasi Akuntansi Kas
E. PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN
Pada umumnya suatu system pengawasan intern terhadap kas akan
memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksana dan pencatatan. Tanpa
adanya fungsi seperti diatas, akan mudah menggelapkan uang kas.
Karena bentuk dan jenis perusahaan ada bermacam-macam, maka
system pengawasan intern suatu perusahaan akan berbeda dengan
perusahaan lain . Tetapi ada dasar-dasar tertentu yang bisa digunakan
sebagai pedoman untuk mengadakan pengawasan terhadap kas.
1. Penerimaan Kas
Penerimaan uang dalam suatu perusahaan bisa berasal dari
beberapa sumber antara lain dari penjualan unai, pelunasan piutang,
atau dari pinjaman. Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat
digunakan antara lain :
a. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan
kas dan setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke
bank.
b. Diadakan pemisahaan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi
pencatatan kas.
c. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan
2. Pengeluaran kas
Pengeluaran kas dalam suatu perusahaan itu adalah untuk
membayar bermacam-macam transaksi. Apabila pengawasan tidak
dijalankan dengan ketat, sering kali jumlah pengeluaran diperbesar dan
selisihnya digelapkan. Beberapa prosedur pengawasan yang penting
sebagai berikut :
a. Semua Pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk
pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.
b. Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.
c. Penulisan cek hanya apabila didukung bukti-bukti (dokumen) yang
lengkap atau digunakan system voucher.
d. Dipisahkan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti
pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan
yang mencatat pengeluaran kas.
e. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak
tentu.
f. Diharuskan membuat laporan kas harian.
g. Dengan diterapakan prinsip-prinsip pengawasan intern terhadap
kas seperti yang telah disebutkan diatas, timbul beberapa masalah,
yaitu mengenai pembentukan kas kecil dan adanya rekening giro
bank yang memerlukan dilakukannya rekonsiliasi bank.
Dengan diterapkan prinsip-prinsip pengawasan intern terhadap
yaitu mengenai pembentukan kas kecil dan adanya rekening giro bank
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan analisis serta evaluasi yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas
pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan membuat suatu kebijakan
tersendiri dalam melakukan pencatatan dan membuat fungsi yang terpisah
sehubungan dengan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Maka
penulis mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai berikut :
1. Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas yang dimiliki oleh
PT.PLN (Persero) Cabang Medan sudah cukup baik. Hal ini dapat
diliat dari:
a. PT.PLN (Persero) Cabang Medan telah membuat kebijakan
untuk mendukung aktivitas perusahaan.
b. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT.PLN (Persero)
Cabang Medan adalah sistem garis lurus staff (staff line) yaitu,
aliran perintah dan pengawasan datang dari pemimpin tertinggi
yaitu general manager dan selanjutnya mengalir ke bawah yaitu
deputi manajer masing-masing bagian yang masing-masing
membawahi beberapa orang staff yang berfungsi sebagai ahli
dalam bidang tertentu dan dapat memberi pendapat kepada
2. Kas merupakan aktiva lancar dan memegang peranan penting
dalam menjalankan operasi perusahaan dan oleh karena itu
perusahaan telah membuat suatu sistem pengawasan intern atas
penerimaan dan pengeluaran kas.
3. Dalam hal penerimaan maupun pengeluaran kas pada PT.PLN
(Persero) Cabang Medan harus didasarkan pada bukti-bukti dan
diotorisasi oleh manajer keuangan. Dengan demikian perusahaan
mampu mewujudkan pengawasan terhadap kas.
4. Setiap penerimaan dan pengeluaran kas mempunyai bukti-bukti
yang ditanda tangani oleh pejabat-pejabat yang berwenang.
5. Segala bentuk pengeluaran dilakukan dengan menggunakan bukti
kas / bank, cek, dan dana kas kecil untuk pengeluaran yang
jumlahnya relatif kecil.
6. Sebagai alat bantu dalam melakukan pengawasan intern, PT.PLN
(Persero) Cabang Medan membuat suatu anggaran kas yang berisi
rencana penerimaan dan pengeluaran kas.
7. Tidak adanya bagian yang dibentuk dalam perusahaan yang
bertugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap kasir dalam
mengelola kas kecil.
8. Dalam pembayaran gaji pegawai perusahaan bekerjasama dengan
bank, selanjutnya bank langsung mentransfer gaji ke rekening
9. Prosedur yang ada dalam perusahaan telah dijalankan oleh setiap
bagian, karyawan dengan baik.
10. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
a. Prosedur penerimaan kas dilakukan melalui 2 cara, yaitu
melalui penagihan perusahaan dan melalui transfer bank,
Penerimaan kas disamping berupa cek dan giro, juga berupa
uang tunai.
b. Bagian-bagian yang terkait dalam sistem penerimaan kas yaitu:
bagian perbendaharaan, bagian penagihan, bagian kasir, sub
bagian umum/tata usaha, dan bagian akuntansi.
c. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan
kas, yaitu: kwintansi, surat perintah tagih, bukti penerimaan
kas/bank, rekening koran, bukti transfer bank, dan surat
pemberitahuan dari bank.
d. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi
penerimaan kas, yaitu : jurnal penerimaan kas, buku kas kasir,
buku harian, buku besar, dan kartu piutang.
11. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas
a. Prosedur pengeluaran kas dilakukan dengan menggunakan cek,
giro, dan uang tunai.
b. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran yaitu
bagian akuntansi, bagian kasir, dan bagian pengawas intern
12. Hubungan antara Sistem Informasi Akuntansi dengan pengelolah
pencatatan dan otorisasi yaitu:
a. Berhubungan, karena Sistem Informasi Akuntansi terdapat
pengelolaan pencatatan dan otorisasi. Contohnya Pengelolaan
data-data kas, seperti Jurnal, Neraca, yang kebenaran hasilnya
telah dapat diketahui dengan pasti.
b. Seluruh Informasi, pencatatan, dan laporan yang dikoordinasi
sedemikian rupa untuk dapat menyediakan berbagai informasi
keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan.
c. Untuk memperoleh data informasi tentang penerimaan dan
pengeluaran kas.
d. Untuk mengetahui pelaksanaan struktur pengendalian intern
pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan.
B. SARAN
Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis
mencoba memberikan saran yang mungkin berguna untuk diterapkan bagi
pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan dan sebagai bahan
pertimbangan di masa yang akan datang. Adapun saran yang diberikan
penulis, yaitu :
1. Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas pada PT.PLN (Persero)
dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan sistem akuntansi pada
kas mengingat perkembangan zaman dan teknologi yang semakin
pesat yang memicu kebutuhan pribadi yang semakin meningkat pula
sehingga dapat mendorong seseorang untuk berbuat kecurangan.
2. Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas yang telah diterapkan pada
perusahaan ini hendaknya lebih dipantau secara teratur guna
mendeteksi kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat ditemukan
solusi untuk segera diadakan perbaikan.
3. Perusahaan juga sebaiknya melakukan rapat-rapat koordinasi antara
bagian yang berhubungan dengan aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas. Sehingga dapat diketahui masalah-masalah yang
dihadapi oleh masing-masing bagian untuk selanjutnya dilakukan
pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan kinerja dari
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar, George H. and William S. Hoopwood, 1995, Accounting Information System, sixth edition, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall. Inc.
Buku Warrens, S Carl, James M Reeve, dan Philip E Fess. 2005. Pengantar Akutansi. Edisi Kelima. Penerjemahan Aria Farahmita Amanaugrahani dan Taufik Satu, Edisi 21, Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Hendra. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Hall, James A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Terjemahan Amir Abadi Yusuf.
L a M i d j a n , 1 9 9 5 , S i s t e m I n f o r m a s i , P e n d e k a t a n M a n u a l P r a k t i k a Penyusunan Metode dan Prosedur, edisi kesembilan, Bandung: Binanyanti
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Cetakan Ketiga. Edisi Ketiga. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Pedoman Magang Diploma Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Pedoman Magang PT.PLN (Persero) Cabang Medan.
Romney, Marshall B., Paul J. Steinbart, Barry E. Cushing, 1997, Accounting Information System, seventh edition, United State of America: Addison Wesley Publishing Company, Inc.
Hall,James A,2001, Sistem Informasi Akuntansi, Terjemahan oleh PT.Salemba Embanatria, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Sumber/referensi:http://www.duniaremaja.org/akuntansi-f58/sistem-informasi akuntansi-sia-