PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI
PADA TAHUN 2012 DI KABUPATEN LANGKAT
TUGAS AKHIR
OKTAVIA F TARIGAN
082407008
PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2012 DI KABUPATEN LANGKAT
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
OKTAVIA F TARIGAN 082407008
PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN Nomor Induk Mahasiswa : 082407008
Program Studi : DIPLOMA-III STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Juni 2011
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua Pembimbing
PERNYATAAN
PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2012 DI KABUPATEN LANGKAT
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan masing–masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2011
OKTAVIA F TARIGAN 082407008
PENGHARGAAN
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna berkat rahmatNya dan bimbinga-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi D III Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulőlő, M.Si selaku dosen pembimbing dan ketua
Program Studi D III Statistika FMIPA USU yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Drs. Suwarno Ariswoyo, M,Si selaku Sekretaris Program Studi D III Statistika FMIPA USU.
3. Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Sc dan Dra. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
5. Ayahanda tersayang K.Tarigan dan ibunda tercinta W. br Ginting mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, karna atas dukungannya baik secara moril maupun materil serta doa restunya yang selalu mengiringi penulis.
6. Adik saya Kristi Ardianta Tarigan dan Angelin Aginta Br.Tarigan yang telah memberikan dorongan sepenuhnya kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Sahabat saya Rohani, Novalina, Fitryani, Florina yang telah memberikan motivasi dan semangat untuk penulis, terima kasih atas bantuannya.
8. Kepada keluarga kedua penulis “The Big Family Adventure” (THEBIFA),atas dukungan dan doa untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum sempurna dan memiliki kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membantu dari para pembaca.
Akhir kata penulis mengharapkan Tugas Akhir bermanfaat bagi semua.
Medan, Juni 2010
DAFTAR ISI
3.2 Struktur oranisasi Badan pusat Statistika 14 3.3 Program Pengembangan Statistik 15 3.4 Ruang Lingkup Kegiatan Badan Pusat Statistik 15
3.4.1 Kedudukan,Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik 15 3.4.2 Tata Kerja Badan Pusat Sttistik 16
3.5.1 Penurunan Angka Kematian Bayi 17
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 18
4.1 Pengumpulan Data 18
4.2 Fertilitas 19
4.3 Angka Kematian Bayi 32 4.4 Angka Harapan Hidup 41
BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 43
5.1 Tahapan Implementasi 43 5.2 Pengaktifan Excel 43 5.3 Jendela Lembar Kerja Excel 34
5.4 Pengisian Data 35
5.5 Pembuatan Grafik 46
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 48
6.1 Kesimpulan 48
6.2 Saran 49
DAFTAR TABEL
Halam an
Tabel 3.1 Persentase Menurut Penolong Kelahiran Tahun 2008 27 Tabel 3.2 Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sejenisnya 28
Menurut Kecamatan Tahun 2008
Tabel 4.1 Banyaknya TFR dan IMR pada Periode Tahun 1999-2008 18 Di Kabupaten Langkat
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Tingkat TFR dan IMR Periode Tahun 1999-2008 19 Di Kabupaten Langkat
Gambar 4.2 Hubungan Tingkat IMR dan AHH Di Kabupaten 26 Langkat
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan-kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilitas), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian (mortalitas) yang terjadi pada semua golongan umur, serta perpindahan penduduk (mobilitas) juga akan mempengaruhi bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau negara.
Kesejahteraan penduduk merupakan suatu tujuan penting yang ingin dicapai setiap Negara. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintahan berusaha membuat suatu kebijakan-kebijakan penting dan berusaha memenuhi sarana dan fasilitas yang menunjang bagi kesejahteraan penduduk.
pemerintah dalam usahanya untuk membangun dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Menteri kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat Indonesia masih rendah dan ini tercermin tingginya tingkat kematian bayi dibandingkan dengan Negara-negara di ASEAN.
Mortalitas (kematian) merupakan salah satu dari variabel yang penting dalam demografi. Apabila angka mortalitas tinggi ataupun rendah atau tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi dapat juga dijadikan sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat tersebut, bila dilihat dari angka kematian di masa lampau dan masa sekarang dapat gambaran usia penduduk untuk perencanaan yang akan datang.
Selama ini penelitian di bidang mortalitas hampir dikesampingkan, tidak terkecuali di Indonesia. Pengertian mortalitas di Indonesia jumlahnya relatif sangat sedikit, dan itupun lebih banyak menekankan pada aspek dan tingkat perkembangannya, belum banyak tentang faktor-faktor lainnya yang dikaitkan dengan tinggi rendahnya tingkat kematian. Keadaan ini disebabkan karena selama ini ada anggapan bahwa arah perkembangan tingkat kematian akan cenderung terus menurun.
Pengetahuan tentang kependudukan adalah penting untuk diketahui oleh masyarakat luas di mana dapat merangsang timbulnya kesadaran dan membina tingkah laku yang bertanggung jawab terhadap masalah kependudukan, sehingga masalah-masalah yang ada dapat diatasi bersama dengan penuh perhatian dan memungkinkan setiap timbulnya dapat dicegah atau dihindari.
“PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN
2012 DI KABUPATEN LANGKAT”.
1.2Identifikasi Masalah
Sesuai dengan judul di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana memproyeksikan angka kelahiran dan kematian bayi pada tahun 2012 Di Kabupaten Langkat. Dimana angka kelahiran dan kematian bayi setiap tahunnya dapat diketahui apakah bertambah atau berkurang.
1.3Batasan Masalah
Agar kajian dalam penelitian penulis ini tidak menyimpang, maka penulis hanya membatasi tentang taksiran atau ramalan angka kelahiran dan kematian bayi untuk tahun yang akan datang, sehingga dapat diambil suatu kebijakan untuk mencapai kesejahteraan penduduk yang seimbang dan dinamis dengan perkembangan yang merata di segala bidang.
Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengamati dan memberikan penyajian data, yang diharapkan dapat dipergunakan seefisien mungkin bagi pihak-pihak yang membutuhkannya untuk dapat mengambil suatu keputusan atau kebijakan yang dapat membangun kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar angka kelahiran dan kematian bayi di Kabupaten Langkat dan memproyeksikannya pada tahun-tahun berikutnya.
1.5Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan cara sebagai berikut:
A. Penelitian keperpustakaan
Penelitian keperpustakaan yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, dengan membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir.
B. Metode Pengumpulan Data
Pengumplan data untuk keperluan riset ini, penulis lakukan dengan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.
Data penelitian dianalisis dengan menggunakan proyeksi dan fenomena yang bersifat tumbuh secara eksponensial.
Eksponensial
Eksponensial adalah pertumbuhan penduduk secara terus-menerus setiap hari dengan pertumbuhan (rate) yang kontiniu.
Adapun rumus proyeksi eksponensial adalah sebagai berikut:
Dengan:
= jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t = jumlah kelahiran dan kematian pada tahun dasar e = angka eksponensial (2.718282)
t = jangka waktu (dalam tahun)
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan uraian teori tentang analisa data yang berhubungan dengan penyelesaian tugas akhir.
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
Bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat kantor BPS (Badan Pusat Statistik).
BAB 4 : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang cara penggunaan rumus yang berhubungan dengan data penelitian.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang implementasi sistem yang digunakan untuk analisis penelitian.
BAB 6 : PENUTUP
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian-pengertian
Secara singkat perlu diketahui beberapa pengertian untuk mendukung tulisan ini dan merupakan bahan acuan untuk membangun atau mengembangkan aplikasi yang ada.
2.1.1 Fertilitas
Istilah fertilitas adalah sama dengan kelahiran hidup, yaitu digunakan di dalam bidang demografi untuk menggambarkan jumlah anak yang dilahirkan hidup. Atau dengan kata lain fertilitas adalah suatu ukuran yang diterapkan untuk mengukur hasil reproduksi dari wanita yang diperoleh dari data statistik.
terhadap perkembangan masyarakat dari suatu wilayah atau Negara baik dalam tingkat kesehatan, sosial maupun ekonomi.
Tingkat kelahiran di masa lalu mempengaruhi tingginya tingkat fertilitas masa kini. Jumlah kelahiran yang besar di masa lalu disertai dengan penurunan kematian bayi akan menyebabkan bayi-bayi tersebut tetap hidup dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya disaat kematian bayi masih tinggi. Kelahiran bayi membawa konsekuensi pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang bayi tersebut, kelahiran juga sebagai indikator yang penting di dalam melaksanakan perencanaan kesehatan.
Angka kelahiran atau angka kesuburan dipengaruhi oleh usia memenuhi hubungan kelamin, kesuburan atau kemandulan biologis, baik disengaja maupun tidak disengaja, peningkatan pelayanan kesehatan pada umumnya, keluarga berencana.
Pemerintahan Indonesia telah berhasil melaksanakan program keluarga berencana sejak tahun 1971, yang ditandai dengan penurunan tingkat fertilitas 5,6 anak pada tahun-tahun 1970-an menjadi 2,4 anak per wanita menjelang tahun 2000. Sementara program kesehatan juga telah mampu meningkatkan derajat kesehatan penduduk Indonesia yang ditandai dengan penurunan tingkat kematian bayi dan peningkatan harapan hidup penduduk Indonesia.
2.1.2 Mortalitas
hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
Yang dimaksudkan dengan kematian menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran. Dapat disimpulkan bahwa keadaan mati hanya bisa terjadi kalau sudah terjadinya kelahiran hidup. Jadi, mati tidak pernah ada apabila kehidupan tidak ada, karena kehidupan harus dimulai dengan lahir hidup.
Lahir hidup menurut badan UN (United Union) dan WHO (World Health Organisation):
1. Lahir hidup yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya masa kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda kehidupan lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat sudah dipotong atau belum.
2. Lahir mati yaitu peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya.
Ada beberapa factor yang berkaitan dengan kematian bayi, secara garis besar dari segi penyebabnya, kematian bayi dibedakan atas dua jenis yaitu:
1. Kematian Bayi Endogen
Kematian bayi disebabkan oleh factor-faktor anak yang dibawa sejak lahir, diwarisi oleh orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat dari ibunya sejak kehamilan.
Kematian bayi yang disebabkan oleh factor-faktor yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan.
Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintahan pusat local dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.2 Proyeksi
Sebelum masuk dalam aplikasi proyeksi perhitungan angka kelahiran dan kematian bayi di kabupaten Langkat, maka ada baiknya diketahui dulu tentang proyeksi serta sejauh mana peranan dan keterkaitan dalam proses pengambilan keputusan.Proyeksi secara umum adalah untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan datang berdasaran data yang telah ada.
Untuk mengurangi resiko perlu kiranya asumsi yang diambil oleh pembuat keputusan didukung oleh proyeksi tentang perkembangan di masa yang akan datang secara objektif, yakni dengan didasarkan atas data yang relevan dari waktu ke waktu pada masa lalu unttuk diproyeksikan kedepan agar diperoleh informasi yang akan terjadi di masa yang akan datang.
yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan sekecil mungkin. Bila dirumuskan error=hasil ramalan – kenyataan. Jadi bila errornya kecil bahkan bisa mendekati nol, maka ramalan itu dapat dikatakan peramalan yang baik.
2.2.1 Rumusan Yang Digunakan
Ada beberapa model matematika yang relevan dan mungkin digunakan perhitungan secara proyeksi, dan rumus yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan angka kelahiran dan kematian bayi di sini adalah secara eksponensial.
Eksponensial adalah pertumbuhan penduduk secara terus menerus setiap hari dengan
pertumbuhan (rate) yang konstan. Rumus:
= Jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t = Jumlah kelahiran bayi pada tahun dasar
e = Angka eksponensial (2.718282) t = Jangka waktu (dalam tahun)
r = Tingkat pertumbuhan kelahiran dan kematian bayi
2.2.2 Peranan Proyeksi
1. Alat pengendali terhadap pelaksanaan atau implementasi perencanaan tersebut agar bisa diketahui dengan segala kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi untuk dapat dilakukan perbaikan atau koreksi.
2. Dasar suatu perencanaan, agar suatu perencanaan sesuai dengan kemampuan yang ada sesuai dengan kemampuan yang ada sehingga dapat dicegah terjadinya suat perencanaan yang ambisius dan susah untuk dilaksanakan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan personil, kemampuan pembiayaan (keuangan) serta kemampuan material.
BAB 3
SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
3.1 Visi dan Misi
3.1.1 Visi
Badan Pusat Statistik mempunyai visi untuk menjadikan informasi sebagai tulang punggung pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan teknologi informasi yang mutakhir.
3.1.2 Misi
Dalam menunjang pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu dan handal, efektif dan efisien, meningkatkan kesadaran masyarakat akan kegunaan badan statistik dan mengemban ilmu pengetahuan statistik dalam kehidupan sehari-hari.
Badan Pusat Statistik adalah suatu lembaga pemerintah non-departemen yang bertanggung jawab kepada presiden. Ini menjamin BPS tidak tergantung pada instansi pemerintah lainnya dalam menghasilkan data statistik.
Struktur organisasi BPS pada peraturan pemerintah No. 2 tahun 1992, di daerah-daerah terdapat 27 kantor perwakilan Badan Pusat Statistik tingkat propinsi, dan dibawahnya terdapat 302 kantor perwakilan BPS Kabupaten / Kotamadya.
Kantor Statistik tingkat propinsi dibagi dalam dua kategori yaitu tipe A dan tipe B. Tipe kantor statistik tersebut didasarkan atas beban kerja serta pertimbangan lain yang dinilai mempunyai keterkaitan langsung dengan tugas dan fungsi kantor statistik propinsi. Pengumpulan data penulis ini yang dilakukan di BPS dan masuk dalam katagori tipe A. Kantor statistik tipe A berlokasi di enam propinsi yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, sedangkan kantor statistik di propinsi lainnya bertipe B.
Menteri statistik adalah aparat Badan Pusat Statistik di kecamatan yang bertanggung jawab kepada kepala kantor statistik tingkat II. Mereka itu adalah petugas pengumpul data statistik yang secara langsung berhubungan dengan responden. Untuk memperlancar kegiatan statistik dan menghindari kecurigaan diantara responden, undang-undang statistik juga mengatur berbagai ketentuan, termasuk kewajiban untuk memberikan data, kerahasiaan data individual pelanggaran hukum.
3.3 Program Pengembangan Statistik
1. Program penyempurnaan dan pengembangan statistik
2. Program penyempurnaan sistem informasi
3. Program pendidikan dan pelatihan aparatur Negara
4. Program peningkataan sarana dan prasarana apratur Negara.
3.4 Ruang Lingkup Kegiatan Badan Pusat Statistik
3.4.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik sebagai lembaga pemerintahan non departemen yang berada di bawah dan bertangung jawab kepada Presiden (Kepres Nomor 86 Tahun 1998), dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan kepada beberapa ketentuan perundangan :
1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik
2. Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1998 tentang Biro Pusat Statistik
3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1991 tentang penyelengaraan statistik
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 86 tahun 1998 dalam menyelenggarakan Statistik dasar melaksanakan koordinasi dan kerja sama serta mengembangkan dan membina Statistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi yang diselenggarakan Biro Pusat Statistik :
2. Penyelenggaraan Statistik dasar
3. Menyusun rencana dan program nasional di bidang statistik
4. Koordinasi dan kerja sama Statistik dengan instansi pemerintah, lembaga,
organisasi, perorangan, dan unsur masyrakat lainnya.
5. Pelayanan data dan informasi serta hasil statistik kepada pemerintah
masyarakat secara berkala dan sewaktu-waktu baik dari hasil penyelengara
Statistik.
6. Pembina penyelengara Statistik, responden dan pengunaan Statistik.
7. Pembinaan sumber daya manusia dilingkungan BPS, pembinaan,
pengendalian dan pengawasan administrasi dan di lingkungan BPS.
3.4.2 Tata Kerja Badan Pusat Statistik
3.5 Adapun hal-hal yang mendukung angka kelahiran dan kematian bayi yang datanya terdapat di BPS adalah sebagai berikut:
3.5.1 Penurunan Angka Kematian Bayi
Faktor sosial ekonomi merupakan faktor penentuan mortalitas bayi. Namun faktor sosial-ekonomi tidak bersifat langsung, yaitu harus melalui mekanisme biologi tertentu (variabel antara) yang kemudian menimbulkan resiko dan selanjutnya bayi sakit dan apabila tidak sembuh akhirnya cacat atau meninggal.
Faktor-faktor material, lingkungan, gizi, penolong, persalinan pertama, pelayanan kesehatan merupakan beberapa variabel antara yang dapat mempengaruhi angka kematian bayi.
Dalam mekanismenya, penyakit dan kurang gizi merupakan variabel antara pada angka kematian bayi karena dapat mempengaruhi kematian bayi itu sendiri. Faktor sosial-ekonomi juga sangat mempengaruhi kematian bayi. Yang termasuk faktor sosial-ekonomi adalah fakor-faktor yang ada dalam individu, keluarga, dan masyarakat.
1. Penolong Persalinan
Tabel 3.1 Persentase menurut penolong kelahiran tahun 2008
2. Pelayanan Kesehatan
Kabupaten Langkat yang kini terdiri dari 23 kecamatan memberikan pelayanan kesehatan seperti puskesmas, puskesmas pembantu, dan posyandu juga dapat dilihat pada table 4.4 berikut.
Tabel 3.2 Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sejenisnya Menurut Kecamatan pada tahun 2008
NO Kecamatan Puskesmas Posyandu Balai pengobatan
Rumah
Bersalin Apotik
17 Gebang 1 50 2 - -
18 Babalan 2 65 7 2 4
19 Sei Lepan 1 60 2 - -
20 Brandan
Barat 1 25 7 - -
21 Besitang 1 62 12 - -
22 Pkl.Susu 2 69 4 - -
23 Pem.Jaya - - - - -
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang didapat tidak melalui survey (pendataan langsung). Data didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara.
Tabel 4.1 Banyaknya TFR (Total Fertility Rate) pada periode tahun 1999-2008 di Kabupaten Langkat.
Tahun TFR R
Sumber: BPS Propinsi SUMUT Dalam Angka
Gambar 4.1 Tingkat TFR periode tahun 1999-2008 di Kabupaten Langkat
4.2 FERTILITAS
Data yang dilakukan untuk menganalisis fertilitas adalah tingkat fertilitas total (TFR), yaitu
rata-rata yang dilahirkan oleh wanita dalam masa usia subur. Sebelum memproyeksikan TFR
maka harus lebih diketahui tingkat pertumbuhan TFR ada setiap tahun, disingkat dengan r.
Untuk mencari r dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Tingkat pertumbuhan fertilitas (r) dengan menggunakan rumus eksponensial: Rumus: = .
Dengan: t = 10 tahun r = ...? Sehingga: = .
= 2,81
= x
2,81 = 2,80 x
=
= 1,0036
10r log 2,718282 = log 1,0036
10r x 0,4343 = 0,0016
10r =
10r = 0,0037
r =
= 0,00037
= 0,00037 x 100% = 0,037%
2) = 2,81
= 2,83
= x
=
= 1,0071
10r log 2,718282 = log 1,0071
10r x 0,4343 = 0,0031
10r =
10r = 0,0071
r =
= 0,00071
= 0,00071 x 100% = 0,071%
3) = 2,83
= 2,82
= x
2,82 = 2,83 x
=
= 0,9965
10r x 0,4343 = -0,3622
10r =
10r = -0,8340
r =
= -0,0834
= -0,0834 x 100% = -8,34%
4) = 2,82
= 2,87
= x
2,87 = 2,82 x
=
= 1,0177
10r log 2,718282 = log 1,0177
10r x 0,4343 = 0,0076
10r =
r =
= 0,0018
= 0,0018 x 100% = 0,18%
5) = 2,87
= 2,81
= x
2,81 = 2,87 x
=
= 0,9791
10r log 2,718282 = log 0,9791
10r x 0,4343 = -0,0092
10r =
10r = -0,0212
r =
= -0,0021
6) = 2,81
= 2,78
= x
2,78 = 2,81 x
=
= 0,9893
10r log 2,718282 = log 0,9893
10r x 0,4343 = -0,0047
10r =
10r = -0,0108
r =
= -0,0010
= -0,0010 x 100% = -0,10%
7) = 2,78
= 2,53
2,53 = 2,78 x
=
= 0,9100
10r log 2,718282 = log 0,9100
10r x 0,4343 = 0,0409
10r =
10r = 0,0942
r =
= 0,0094
= 0,0094 x 100% = 0,94%
8) = 2,53
= 2,48
= x
2,48 = 2,53 x
=
10r log 2,718282 = log 0,9802
10r x 0,4343 = -0,0087
10r =
10r = -0,0200
r =
= -0,002
= -0,002 x 100% = -0,2%
9) = 2,48
= 2,46
= x
2,46 = 2,48 x
=
= 0,9919
10r log 2,718282 = log 0,9919
10r x 0,4343 = -0,0035
10r = -0,0081
r =
= -0,00081
= -0,00081 x 100% = -0,081%
10) = 2,46
= 2,43
= x
2,43 = 2,46 x
=
= 0,9874
10r log 2,718282 = log 0,9874
10r x 0,4343 = -0,0053
10r =
10r = -0,0122
r =
= -0,0012 x 100% = 0,12%
Rata – rata dari r tersebut adalah :
=
=
=
= -0,0078
Proyeksi TFR pada tahun 2012 dengan menggunakan rumus eksponensial
Rumus: = .
Dengan: = = ………?
= = 2,43
t = 4 tahun = - 0,0078 Sehingga: = .
= 2,43 x
= 2,43 x
= 2,43 x 0,969281 = 2,355
Dari hasil proyeksi yang didapat bahwa pada tahun 2012 diperkirakan TFR mengalami penurunan sebesar 2,29 bayi per wanita usia subur.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi tingkat fertilitas adalah: 1. Usia perkawinan pertama
Usia perkawinan pertama salah satu yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan penduduk karena berpengaruh langsung terhadap perkembangan fertilitas. Wanita berumur 10 tahun ke atas yang melangsungkan perkawinan akan melalui sebuah proses biologis, yaitu melahirkan berulang kali sampai dengan masa menopause. Oleh karena itu umur perkawinan pertama dianggap mempengaruhi panjangnya masa reproduksi. Semakin muda seorang wanita menikah, maka semakin panjang masa reproduksinya dan semakin besar pula kemungkinannya untuk melahirkan anak.
2. Penggunaan alat / cara KB
Penggunaan KB juga sangat berpengaruh terhadap angka pertumbuhan bayi, juga terhadap pertumbuhan penduduk Indonesia.
Upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk erat kaitannya dengan program KB (Keluarga Berencana). Salah satu sebab terjadinya angka penurunan bayi adalah berhasilnya pelaksanaan gerakan KB yag telah dimulai sejak taun 70-an. Sasaran program penekanan angka fertilitas adalah PUS (Pasangan Usia Subur) karena pada usia subur tersebut (15-49 tahun), seorang wanita berada pada kemungkinan terbesar untuk melahirkan.
Angka kelahiran bayi merupakan indikator penting untuk mengetahui keadaan derajat kesehatan disuatu masyarakat karena bayi yang baru lahir sangat sensitive terhadap keadaan lingkungan tempat si bayi tinggal dan erat juga dengan status sosial orang tua si bayi. Kemampuan yang dicapai dalam bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin secara jelas dengan menurunkan angka kematian bayi. Oleh karena itu angka kematian bayi dipakai sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan serta kondisi sosial masyarakat.
Program bidang kesehatan dilaksanakan pada seluruh siklus hidup manusia, mulai dari masa kandungan, anak-anak, remaja, hingga masa lanjut usia. Demikian halnya dengan pemerintah Kabupaten Langkat yang selalu menurunkan angka kematian bayi.
Tabel 4.2 Tingkat Infant Rate (IMR) periode tahun 1999-2008 di Kabupaten Langkat
Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat kematian bayi di Kabupaten Langkat mengalami penurunan. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Langkat serius dalam menanggapi angka kematian bayi.
Untuk mencapai proyeksi angka kematian bayi (IMR), maka terlebih dahulu harus diketahui tingkat pertumbuhan kematiannya. Untuk mencarinya dapat dilakukan dengan:
Angka pertumbuhan kematian bayi dengan rumus eksponensial:
=
= 0,9388 10r log 2,718282 = log 0,9388 10r x 0,4343 = -0,0274
10r =
10r = -0,0631 r =
= -0,0063
= -0,0063 x 100% = -0,63%
Rata-rata dari r tersebut adalah:
=
=
=
= -0,0057
Proyeksi Angka Kematian Bayi (IMR) pada tahun 2012 dengan Rumus Eksponensial
Rumus: = .
= -0,0057 Sehingga: = .
= 18,40 x
= 18,40 x
= 18,40 x 0,9775
= 17,986
= 17,99
Dari hasil proyeksi didapat bahwa pada tahun 2012 diperkirakan IMR mengalami penurunan sebesar 17,99 bayi.
4.4 Angka Harapan Hidup (AHH)
Angka harapan hidup pada suatu usia merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan tingkat sosial-ekonomi secara umum. Indikator yang sering dipakai adalah angka harapan hidup waktu lahir yang didefinisikan sebagai rata-rata tahun kehidupan yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir.
Angka harapan hidup (AHH) pada suatu usia didefinisikan sebagai rata-rata jumlah tahun kehidupan yang masih dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur tetap dalam situasi mortalitas yang berlaku dilingkungan masyarakat.
mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena terjadinya krisis moneter yang berpengarruh pada sosial-ekonomi masyarakat.
Berikut ini adalah tabel IMR dan Angka Harapan Hidup di Kabupaten Langkat:
Tahun IMR Angka Harapan Hidup 1999 41,7 66,6
2000 31 69,6
2001 33 69,6
2002 31 69,6
2003 30 69,7
2004 27 70,4
2005 26,6 68,8 2006 21,9 68,9 2007 19,6 69,92 2008 18,4 68,99
BAB 5
IMPLEMENTASI DATA
5.1 Tahap Implementasi
Tahapan Implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming (coding). Pada tahapan inilah seluruh hasil desain dituangkan ke dalam bahasa pemrograman tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis.
Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga sistem yang dibentuk memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri.
Implementasi yang sudah selesai harus diujicoba kehandalannya sehingga dapat diketahui kehandalan dari sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam data pengolahan angka kelahiran dan kematian bayi pada tahun 2012 di Kabupaten Langkat, implementasi yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan Software Excel.
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan windows, pastikan Microsoft excel berada pada jaringan Microsoft windows. Lalu lanjutkan dengan langkah-langkah berikut ini:
1. Dari windows klik start pada taskbar, lalu klik program. Tampil item menu program aplikasi yang telah diinstal.
2. Klik Microsoft excel, secara otomatis akan tampil jendela utama excel dan selanjutnya digunakan langsung untuk memanipulasi atau data lainnya.
Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan Excels
5.3 Jendela Lembar Kerja Excel
Gambar 5.2 Tampilan Jendela Microsoft Excel
Pada setiap kolom dan baris terhadap sel. Sel ini didefinisikan dengan alamat yang merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris. Pada lembar kerja excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi yang tersendiri.
5.4 Pengisian Data
Pengisian data ke dalam lembar kerja excel adalah sama dengan pemasukkan dan pengetikan data ke dalamnya.
Dalam mengisi data ke dalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data. 2. Ketik data yang yang diinginkan.
Gambar 5.3 Tampilan Kotak Pengisian Data
5.5 Pembuatan Grafik
Grafik pada excel menjadi satu dengan data terpisah pada lembar grafik tersendiri, namun masih berada di file yang sama. Untuk membuat grafik pada excel, biasanya menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah:
1. Sorot sel atau range sel yang ingin dibuat grafik.
2. Klik insert pada taskbar, tampil kotak dialog chart type pada kotak charts. 3. Klik type grafik yang diinginkan dan klik next. Tampil kotak chart source data. 4. Pada tampilan akan langsung terlihat grafik yang terpilih. Kemudian taskbar
5. Pada kotak chart layout pilihlah salah satu bentuk desain grafiknya. Kemudian ketik judul grafik. Setelah itu klik select data pada kotak data di taskbar tampil kotak dialog select data source.
6. Pada kotak switch row/coloums, anda bisa meletakkan nama grafik sesuai keinginan, lalu klik ok. Maka grafik akan diletakkan di tempat
kerja.
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari seluruh hasil pembahasan dan analisa data yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
Dari perhitungan itu didapat bahwa tingkat pertumbuhan TFR di Kabupaten Langkat sebesar -1,45%. Hal ini berarti bahwa TFR mengalami penurunan sebesar -1,45% setiap tahunnya.
1. Tingkat pertumbuhan (r) kelahiran bayi di Kabupaten Langkat mengalami penurunan sebesar -1,45% pada tahun 1999-2008. Penurunan disebabkan karena sudah meningkatnya kesadaran masyarakat. Dari hasil analisa yang menggunakan rumus eksponensial dan geometri, diperoleh hasil proyeksi angka kelahiran bayi (TFR) di Kabupaten Langkat untuk tahun 2012 sebesar 2,29 bayi.
2. Tingkat kematian (r) bayi di Kabupaten Langkat mengalami penurunan sebesar -8,1% pada tahun 1999-2008. Hal ini disebabkan karena sudah meningkatnya kesadaran masyarakat menjaga kesehatan. Angka kematian bayi pada tahun 2012 di Kabupaten Langkat mengalami penurunan menjadi 13,3 bayi yang mati dari 1000 bayi yang lahir.
6.2 Saran
Adapun saran-saran dalam karya ilmiah ini sebagai berikut:
1. Diharapkan agar dalam penelitian tentang kelahiran dan kematian bayi khususnya di Kabupaten Langkat perlu dibuat perencanaan proyeksinya dan dikendali dengan pengetahuan yang luas dan lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
BPS Sumatera Utara.2009.Sumatera Utara Dalam Angka.Sumatera Utara. BPS Sumatera Utara.2008.Sumatera Utara Dalam Angka.Sumatera Utara.
BPS Kabupaten Langkat.2010.Kabupaten Langkat Dalam Angka.Kabupaten Langkat. Bagoes,ida mantra, ph,d.2003.Demografi Umum. Edisi ke-2 Yogyakarta : pustaka pelajar.
Makridakis,S.1993. Metode dan Aplikasi Peramalan.Edisi Ke-1.Jakarta : Erlangga. Prof, DR, Sudjana, MA, M.Sc.2005.Metode Statistika.Edisi Ke-6.Bandung : Tarsito. Aminudin, S.Si. Prinsip-prinsip Riset Operasi.2005.Jakarta : Erlangga.