iii ABSTRACT
Effect of Personal Characteristics Independent Auditor On Dysfunctional Audit Behavior In Audit
By
Atanasius E.A. Ginting
This study aimed to examine the influence of personal characteristics that relate directly as locus of control, individual performance, turnover intention,
organizational commitment to the level of the auditors in the audit of dysfunctional audit behavior in public accounting firm located in Jakarta.
Based on the results of a study of 43 auditors who work in public accounting firm in Jakarta and in 2012 enrolled in IICPA respondents in this study, studies show that the hypothesis which states that "personal characteristics that relate directly as an external locus of control, individual performance, turnover intention, organizational commitment to influence the dysfunctional audit behavior " only variable individual performance and turnover intention that affect the
dysfunctional audit behavior, while the variable external locus of control, internal locus of control and organizational commitment that does not affect the
dysfunctional audit behavior.
iv ABSTRAK
Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Independen Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku Dalam Audit
Oleh
Atanasius E.A. Ginting
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik personal yang berhubungan langsung seperti lokus kendali, kinerja individu, turn over intention, komitmen organisasi terhadap tingkat penyimpangan perilaku auditor dalam audit di Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 43 Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta dan terdaftar di IAPI tahun 2012 yang menjadi responden dalam penelitian ini, hasil penelitian membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa “karakteristik personal yang berhubungan langsung seperti lokus kendali eksternal, kinerja individu, turn over intention, komitmen organisasi terhadap berpengaruh terhadap tingkat penyimpangan perilaku auditor” hanya variabel kinerja individu dan turn over intention yang berpengaruh terhadap tingkat penyimpangan perilaku auditor, sedangkan variabel lokus kendali
eksternal, lokus kendali internal dan komitmen organisasi yang tidak berpengaruh terhadap tingkat penyimpangan perilaku auditor.
Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Independen Terhadap
Tingkat Penyimpangan Perilaku Dalam Audit
(Skripsi)
Oleh
Atanasius E.A. Ginting
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Palembang, pada tanggal 1 Mei 1992, sebagai anak keempat
dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Paksan Ginting dan Ibu Enjelina
Tarigan.
Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah Taman
Kanak-Kanak (TK) di TK Xaverius Way Halim tahun 1997. Sekolah Dasar (SD)
diselesaikan di SD Xaverius Way Halim Bandar Lampung pada tahun 2003.
Tahun 2006 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di SMP Xaverius Way Halim Bandar Lampung dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) diselesaikan pada tahun 2009 di SMA Fransiskus Bandar
Lampung.
Tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas
viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
2. Bapak dan Mamak yang selalu mendukung dan mendoakan
anak-anaknya dengan setulus hati agar mendapatkan yang terbaik.
3. Kakak-kakaku Sylviana Ginting dan Evyanti Ginting, serta
Abangku Antonius Ginting.
4. Sahabat-sahabat saya yang selalu membantu dan memberikan
ix
MOTO
“
Jangan mengharapkan sesuatu jika kamu tidak mau berusaha.
”
“
Berdoa untuk yang terbaik, bersiap untuk yang terburuk
.”
“Saya adalah saya dan kamu adalah kamu, tentang siapa yang lebih
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena atas
anugerah dan berkat-Nya penulis dapat meyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Independen Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku Dalam Audit” merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung. Dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan selaku Dosen Penguji
Utama yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya dalam
penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., CPA. selaku Dosen Pembimbing Utama
yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama
penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan.
5. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Kedua yang
telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama penyusunan
xi
6. Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si, Akt. selaku Penguji Utama atas saran dan
kritik, serta nasehat yang membangun baik bagi penyelesaian skripsi maupun
bagi diri penulis.
7. Ibu Reni Oktavia., S.E., M.Si. selaku Pembimbing Akademik atas segala saran
dan dukungan yang diberikan selama masa perkuliahan.
8. Bapak dan Ibu Dosen di jurusan Akuntansi dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung, atas ilmu dan pembelajaran yang telah diberikan.
9. Pak Sobari untuk kesabarannya dalam membantu mengurus skripsi dan proses
birokrasinya. Mas Yana dan Mas Yono, Mbak Sri, Mpok, Mas Leman juga
seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung.
10.Kedua orangtuaku, Bapak Paksan Ginting dan Ibu Enjelina Tarigan juga
terima kasih banyak karena selalu mendoakan dan mendukung setiap langkah
demi mewujudkan mimpi dan cita dari penulis. Tiada kata yang dapat
menggambarkan rasa sayang dan terima kasih atas segala hal yang telah
diberikan.
11.Kakak dan suami, Sylviana Ginting dan Alfonsius Banglangi, abang dan istri,
Antonius Ginting dan Diana Sebayang, dan kakakku Evyanti Ginting, serta
keponakan-keponakanku Faustine dan Joachim. Terima kasih telah selalu
mendoakan, mendukung, menyemangati penulis.
12.Sahabat-sahabatku, Sandro Armas, Tirta Khairudin, David Saputra, Fikri
Rizki, Dedi Novriansyah dan Nur Wahyu Ningsih, terima kasih atas segala
xii
teman dalam suka maupun duka dan kebersamaan selama ini, semoga apa
yang kita harapkan dapat terwujud, amin.
13.Teman-teman Akuntansi 2009, Sarah, Wulan, Fachreza, Ridwan, Guntur,
Harun, Zaky, Felix, Leo, Erwin, Ane, Reza, Syaiful, Dedi, serta nama lain
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
14.Adik tingkat Akuntansi 2010.
15.Teman-teman dota, Tray, Surya, Dimas, Tantra, Andika, dan seluruh
teman-teman dota yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
16.Teman-teman di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah menorehkan cerita.
17.Almamater tercinta, Universitas Lampung
Terima kasih untuk orang yang sudah terlibat atau melibatkan dirinya dalam
kehidupan saya, dan orang-orang yang terlewat disebutkan tetapi memiliki arti
yang sama pentingnya bagi kehidupan saya, penulis mengucapkan terima kasih.
Semoga karya ini memiliki manfaat dikemudian hari. Amin
Bandar Lampung, Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Standar Auditing ... 9
2.1.1 Perilaku Disfungsional Audit ... 10
2.2 Kinerja Individu ... 12
2.7.1 Pengaruh Lokus kendali terhadap Penyimpangan perilaku auditor ... 18
2.7.2 Pengaruh Turn over intention terhadap Penyimpangan perilaku auditor ... 19
2.7.3 Pengaruh Kinerja Individu terhadap Penyimpangan perilaku auditor ... 20
2.7.4 Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Penyimpangan perilaku auditor ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data Penelitian ... 23
3.2 Operasional Variabel Penelitian ... 24
3.2.1 Penyimpangan perilaku dalam audit ... 24
3.2.2 Locus of Control ... 25
3.3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27
3.3.3 Analisis Regresi Berganda ... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 29
4.1.1 Data dan Sampel ... 29
4.1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 34
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 39
4.3.1 Uji Normalitas ... 39
4.3.2 Hasil Uji Multikolineritas ... 40
4.3.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 42
4.4.1Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 42
4.4.2Uji Kelayakan Model ... 43
4.4.3Uji Hipotesis (Uji –t) ... 43
4.5 Pembahasan ... 46
4.5.1Lokus Kendali terhadap Penyimpangan Perilaku Auditor ... 47
4.5.2Turn Over Intention terhadap Penyimpangan Perilaku Auditor 47 4.5.3Kinerja Individu terhadap Penyimpangan Perilaku Auditor .... 48
4.5.4Komitmen Organisasi terhadap Penyimpangan Perilaku Auditor 49 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 51
5.2 Keterbatasan Penelitian………... …………. 52
5.3 Saran ……….………... 60
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu ... 16
4.1 Penyebaran Kuesioner Penelitian ... 29
4.2 Profil Responden ... 30
4.3 Hasil Perhitungan Validitas pada Variabel X1, X2 dan X3 ... 31
4.4 Hasil Perhitungan Validitas Variabel X4, Dan Y ... 32
4.5 Hasil Perhitungan Validitas kedua pada variabel X1 dan Y ... 33
4.6 Hasil Perhitungan Reliabilitas Seluruh Variabel... 34
4.7 Rangkuman Jawaban Responden Variabel Lokus Kendali Internal ... 34
4.8 Rangkuman Jawaban Responden Variabel Lokus Kendali Eksternal ... 35
4.9 Hasil Perhitungan Rata-rata jawaban responden Variabel Lokus Kendali 35 4.10 Rangkuman Jawaban Responden Variabel Turn Over Intention ... 36
4.11 Rangkuman Jawaban Responden Variabel Kinerja Individu ... 36
4.12 Rangkuman Jawaban Responden Variabel Komitmen Organisasi ... 37
4.13 Rangkuman Jawaban Responden Variabel Penyimpangan Perilaku dalam Audit ... 38
4.14 Hasil Uji Normalitas ... 40
4.15 Hasil Uji Multikonelaritas ... 41
4.16 Hasil Uji Autokorelasi... 42
4.17 Model Summaryb ... 42
4.18 Uji statistik F ... 43
4.19 Uji Hipotesis ... 44
DAFTAR GAMBAR
Gambar :
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1. Kuesioner
2. Tabulasi Jawaban Responden
3. Uji Validitas dan Reliabilitas, Variabel
4. Frekuensi Jawaban Responden Variabel
5. Input Variabel Penelitian
6. Output Statistik Deskriptif, Uji Normalitas dan Regresi
7. Tabel Harga Kritik Product Moment
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Berbagai cara dan usaha dilakukan oleh perusahaan untuk menyajikan suatu
laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi, akan tetapi tidak serta
merta laporan keuangan yang telah disajikan langsung dapat diterima oleh
pemakai laporan keuangan. Oleh karena itu, diperlukan adanya penilaian terhadap
kewajaran penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Dalam penilaian
tersebut memerlukan adanya pemeriksaan atas laporan keuangan yang dilakukan
oleh pihak independent yaitu auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik
(KAP). Auditor tersebut harus memiliki sikap yang independence in fact dan
independence in appearance. Hasil pemeriksaan auditor dinyatakan dalam opini
audit yang dapat berupa wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), wajar
dengan pengecualian (qualified opinion), tidak mengeluarkan pendapat
(discleamer) dan tidak wajar (adverse). Opini audit digunakan oleh pemakai
laporan keuangan untuk pengambilan keputusan.
Peran akuntan dalam penyajian informasi keuangan sangatlah besar, Akuntan
merupakan orang yang ada di belakang informasi keuangan yang disajikan oleh
sebuah perusahaan. Informasi inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar
2
berkepentingan. Untuk dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan maka informasi keuangan harus disajikan secara relevan
dan andal. Akuntan sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam mempersiapkan
pelaporan informasi keuangan tersebut sudah semestinya dapat dipercaya sebagai
orang yang berperilaku professional dan etis sehingga hasil pekerjaannya dapat
dipercaya relevansi dan keandalannya. Pemakai informasi keuangan akan
meragukan informasi yang tersaji apabila mereka tidak mempercayai kredibilitas
akuntan dalam memproses dan menyajikan informasi keuangan (Harini dkk,
2010).
Donnelly, Quinn dan O’Bryan (2003) dalam Irawati dkk (2005) menyatakan
penyimpangan perilaku yang biasanya dilakukan oleh seorang auditor antara lain
melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu
yang sebenarnya (underreporting of audit time), merubah prosedur yang telah
ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing andaltering original
audit procedures) dan penyelesaian langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa
melengkapi keseluruhan prosedur (prematuresigning-off of audit steps without
completion of the procedure).
Pendapat tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh enam
auditor senior yang terdapat dalam laporan Public OversightBoard (2000, dalam
Irawati dkk, 2005). Isi laporan tersebut menyatakan bahwa indikasi dari
penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh auditor ternyata sudah ada sejak
langkah-3
langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur dan
kira-kira 12,2% bentuk penyimpangan yang terjadi adalah melaporkan waktu audit
dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya.
Selebihnya bentuk penyimpangan yang terjadi adalah bukti-bukti yang
dikumpulkan kurang mencukupi dan mengganti prosedur audit yang telah
ditetapkan pada waktu pemeriksaan di lapangan.
Donnelly, Quinn dan O’Bryan (2003) dalam Irawati dkk (2005) menyatakan
penyebab para auditor melakukan penyimpangan tersebut adalah karakteristik
personal yang berupa lokus kendali eksternal, keinginan untuk berhenti bekerja
dan tingkat kinerja pribadi karyawan yang dimiliki oleh para auditor (Irawati dkk,
2005). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara
lokus kendali eksternal dan keinginan untuk berhenti bekerja dengan tingkat
penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit serta adanya hubungan negatif
antara tingkat kinerja pribadi karyawan dengan tingkat penerimaan penyimpangan
perilaku dalam audit.
Berkaitan dengan pengaruh locus of control, disebutkan bahwa dalam situasi
dimana individu dengan locus of control eksternal merasa tidak mampu untuk
mendapat dukungan kekuatan yang dibutuhkannya untuk bertahan dalam suatu
organisasi, mereka memiliki potensi untuk mencoba memanipulasi rekan atau
objek lainnya sebagai kebutuhan pertahanan mereka Solar dan Bruehl (1971)
dalam Pujaningrum (2012). Manipulasi, penipuan atau taktik menjilat atau
4
mempertahankan pengaruh mereka terhadap lingkungan yang kurang ramah.
Dalam konteks audit, manipulasi atau ketidakjujuran pada akhirnya akan semakin
memungkinkan mereka menerima perilaku penyimpangan audit.
Berkaitan dengan faktor kinerja, dinilai juga bahwa kinerja dapat mempengaruhi
perilaku penyimpangan audit. Pujaningrum (2012) menyatakan bahwa individu
yang melakukan pekerjaan di bawah standar yang ditetapkan lebih mungkin untuk
melakukan tindakan penyimpangan sejak mereka melihat diri mereka sendiri tidak
mampu untuk bertahan dalam pekerjaan melalui usaha mereka sendiri. Jadi
penyimpangan perilaku dilihat sebagai kebutuhan dalam situasi dimana tujuan
organisasi atau individual tidak dapat dicapai melalui langkah-langkah atau
cara-cara umum yang sering dilakukan.
Faktor keinginan untuk berhenti bekerja juga dinilai dapat mempengaruhi
penyimpangan perilaku auditor. Menurunnya ketakutan akan kemungkinan
jatuhnya sanksi apabila perilaku tersebut terdeteksi menjadikan seorang auditor
yang memiliki keinginan untuk meninggalkan perusahaan lebih dapat terlibat
dalam perilaku disfungsional Malone dan Robert (1996) dalam Harini dkk (2010).
Peneliti ingin melakukan penelitian kembali tentang Faktor-faktor yang
Mempengaruhi penyimpangan perilaku auditor dengan mereplikasi penelitian dari
Irawati, dkk (2005). Alasan penulis memilih penyimpangan perilaku auditor
menjadi tema dalam penelitian ini karena Peran akuntan dalam penyajian
informasi keuangan sangatlah besar. Akuntan merupakan orang yang ada di
5
ini dilakukan di Kota DKI Jakarta, alasan penelitian ini dilakukan di Kota Jakarta
selain dikarenakan merupakan Ibukota Negara serta semakin tinggi kebutuhan
Kota Jakarta akan kualitas dan kinerja auditor pada tingkat individu maupun
perusahaan (lokal dan multinasional), menyebabkan profesi auditor di Kota
Jakarta sangat dibutuhkan, ada beberapa kasus yang menyebutkan tidak sedikit
akuntan melakukan kecurangan dalam memeriksa laporan keuangan suatu
perusahaan. Hal ini biasanya disebabkan oleh adanya tekanan psikologis yang
diterima akuntan dari perusahaan yang tidak akan menggunakan jasanya kembali
di periode yang akan datang, bila akuntan tidak memberikan pendapat yang positif
atas laporan keuangan yang diperiksanya saat ini (Rahmaniyah, 2011).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang
penyimpangan perilaku auditor dalam rangka meningkatkan kualitas opini audit
sehingga respon yang kurang positif dari para pemakai laporan keuangan dapat
diminimalisasi. Oleh karena itulah penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Independen Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku Dalam Audit”.
1.2Perumusan dan Batasan Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas. Maka perumusan masalah
pada penelitian ini adalah:
1. Apakah lokus kendali berpengaruh terhadap tingkat penyimpangan
6
2. Apakah kinerja individu berpengaruh terhadap tingkat penyimpangan
perilaku auditor?
3. Apakah turn over intention berpengaruh terhadap tingkat penyimpangan
perilaku auditor?
4. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap tingkat penyimpangan
perilaku auditor?
1.2.2 Batasan Masalah
Batasan masalah dilakukan agar penelitian dan pembahasanya lebih terarah,
sehingga hasilnya tidak bias dan sesuai dengan harapan peneliti. Adapun ruang
lingkup penelitiannya adalah menguji pengaruh karakteristik personal yang
berhubungan langsung seperti lokus kendali, kinerja individu, turn over intention,
komitmen organisasi terhadap tingkat penyimpangan perilaku auditor dalam audit
di Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Jakarta.
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan diatas, maka dapat dijelaskan
tujuan dari penelitian ini adalah:
- Untuk memberikan bukti secara empiris pengaruh lokus kendali terhadap
tingkat penyimpangan perilaku auditor.
- Untuk memberikan bukti secara empiris pengaruh kinerja individu
7
- Untuk memberikan bukti secara empiris pengaruh turn over intention
terhadap tingkat penyimpangan perilaku auditor.
- Untuk memberikan bukti secara empiris pengaruh komitmen organisasi
terhadap tingkat penyimpangan perilaku auditor.
1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1Manfaat Teoritis
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan akuntansi keperilakuan, terutama yang berkaitan dengan
perbedaan karakteristik antar individual auditor dan pengaruhnya terhadap
penerimaan perilaku disfungsional.
- Memberikan masukan penulis tentang pentingnya pemahaman mengenai
faktor-faktor yang menyebabkan perilaku disfungsional audit yang
diaplikasikan pada dunia kerja.
1.3.2.2Manfaat Praktis
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
faktor-faktor yang menyebabkan perilaku disfungsional audit.
- Bagi organisasi terkait (Kantor Akuntan Publik) dan bagi penelitian
selanjutnya, diharapkan temuan-temuan dalam penelitian ini dapat
memberi masukan untuk memahami lebih jauh mengenai faktor-faktor
yang menyebabkan perilaku disfungsional audit sehingga dapat diambil
tindakan yang perlu demi kemajuan profesi dan menjaga kepercayaan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Standar Auditing
Dalam melakukan tugasnya, auditor harus mengikuti aturan yang berlaku yaitu
Standar Auditing (PSAP No. 01; 2011) dan Kode Etik Akuntan Indonesia.
Standar auditing berdasarkan PSAP No 1 terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Standar Umum
Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan yang cukup sebagai auditor.
Dalam segala hal yang berhubungan dengaan penugasan, indepedensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
Dalam pelaksanaann audit dalam penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
assisten harus disupervisi (awasi) dengan semestinya.
Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menetukan sifat, saat dan
9
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
Pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan
(laporan keuangan yang diaudit)
3. Standar Pelaporan
Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Laporan audit harus menunjukkan apakah prinsip- prinsip akuntansi
yang berlaku umum tersebut (GAAP) telah secara konsisten diikuti
dalam periode yang berlaku dan dalam hubungannya dengan periode
yang sebelumnya
Penggunaan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Sedangkan Kode Etik Akuntan Indonesia menurut Mulyadi (2001) adalah:
1. Tanggung jawab Profesi
2. Kepentingan Publik
3. Integritas
4. Obyektivitas
10
6. Kerahasiaan
7. Perilaku Profesional
8. Standar Teknis
Realita dilapangan, auditor banyak melakukan penyimpangan-pemyimpangan
terhadap standar audkt dalam melakukan tugasnya. Perilaku ini diperkirakan
sebagai akibat dari karakteristrik personal yang kurang baik yang dimiliki oleh
seorang auditor.
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan perilaku dalam audit (PPA). Lokus
kendali (locus of control), Tingkat kinerja karyawan (self rate employee
performance), keinginan untuk berhenti bekerja (turn over intention), dan
komitment organisasi (organizational commitment).
2.1.1 Perilaku Disfungsional Audit (Dysfunctional Audit Behavior)
SAS No 82 dalam Kartika dan Provita, (2007:5) menyatakan bahwa sikap auditor
menerima perilaku disfungsional merupakan indikator perilaku disfungsional
aktual. Dysfunctional audit behavior merupakan reaksi terhadap lingkungan
(Donnelly et al., 2003:89). Beberapa perilaku disfungsional yang membahayakan
kualitas audit yaitu: Underreporting of time, premature sign-off, altering/
placement of audit procedure.
Underreporting of time menyebabkan keputusan personil yang kurang baik,
menutupi kebutuhan revisi anggaran, dan menghasilkan time pressure untuk audit
11
suatu keadaan yang menunjukan auditor menghentikan satu atau beberapa
langkah audit yang diperlukan dalam prosedur audit tanpa menggantikan dengan
langkah yang lain (Marxen, 1990 dalam Kartika dan Provita, 2007:5). Graham
(1985) dalam Pujaningrum (2010), menyimpulkan bahwa kegagalan audit sering
disebabkan karena penghapusan prosedur audit yang penting dari pada prosedur
audit yang tidak dilakukan secara memadai untuk beberapa item. Sedangkan
altering/ replacing of audit procedure adalah penggantian prosedur audit yang
seharusnya yang telah ditetapkan dalam standar auditing.
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan penilaku dalam
audit (PPA). Faktor-faktor tersebut dapat menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal faktor-faktor yang berasal luar diri auditor yang
dapat mempengaruhi auditor, seperti lingkungan. Sedangkan faktor internal
adalah faktor yang berasal dalam diri auditor yang dapat mempenganuhi perilaku
auditor, yaitu karaktenistik personal yang dimiliki auditor. Karakteristik personal
dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap
PPA. Personal meliputi lokus kendali (locus of control), tingkat kinerja karyawan
(self rate employee performance), keinginan untuk berhenti bekerja (turn over
intention).
2.1.2 Locus of Control
Locus of control memainkan peranan penting dalam kinerja dalam akuntansi
seperti pada anggaran partisipatif (Brownel, 1982; Frucot dan Shearon, 1991).
12
satisfaction, komitmen organisasi dan turnover intentions (Reed et al., 1994;
Donnelly et al., 2000).
Teori locus of control menggolongkan individu apakah termasuk dalam locus of
control internal atau eksternal. Rotter et al. (1990) mendefinisikan locus of
control sebagai berikut : Internal control maupun external control adalah
tingkatan dimana seorang individu berharap bahwa hasil dari perilaku mereka
bergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik personal mereka atau
tingkatan dimana seseorang berharap bahwa hasil adalah fungsi dari kesempatan,
keberuntungan atau takdir dibawah kendali yang lain atau tidak bisa diprediksi.
Locus of control berperan dalam motivasi, locus of control yang berbeda bisa
mencerminkan motivasi yang berbeda dan kinerja yang berbeda. Internal akan
cenderung lebih sukses dalam karir mereka daripada eksternal, mereka cenderung
mempunyai level kerja yang lebih tinggi, promosi yang lebih cepat, dan
mendapatkan uang yang lebih. Sebagai tambahan, internal dilaporkan memiliki
kepuasan yang lebih tinggi dengan pekerjaan mereka dan terlihat lebih mampu
menahan stress daripada eksternal (Baron dan Greenberg, 1990, dalam
Pujaningrum, 2012).
2.2Kinerja Individu
Performance adalah perilaku anggota organisasi yang membantu untuk mencapai
tujuan organisasi. Usaha adalah perilaku manusia yang diarahkan untuk meraih
13
Kinerja bisa melibatkan perilaku yang abstrak (Supervisi, planning, decision
making). Kinerja melibatkan tingkatan yang mana anggota organisasi
menyelesaikan tugasnya yang berkontribusi pada tujuan organisasi. Kinerja
termasuk juga dimensi kualitas dan kuantitas.
Kinerja adalah fungsi yang jelas dari usaha (effort). Tanpa usaha, kinerja tidak
akan dihasilkan. Usaha sendiri tidak bisa menyebabkan kinerja: banyak faktor
yang diperlukan, yang pertama atau utama dalam penyelesaian tugasnya.
Seseorang adalah pekerja keras tetapi tidak melakukan pekerjaan, menjelaskan
situasi dimana usaha tinggi tetapi kinerja rendah.
Penilaian kinerja berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas tertentu, oleh
pekerja, apakah berhasil atau gagal. Pencapaian ini juga perlu dikaitkan dengan
perilaku dari pekerja selama proses penilaian. Kinerja dalam penelitian ini
berhubungan dengan pencapaian serangkaian tugas-tugas oleh individu. Kinerja
yang semakin tinggi melibatkan kombinasi dari peningkatan efisiensi,
peningkatan efektifitas, peningkatan produktivitas dan peningkatan kualitas.
Kinerja yang lebih baik akan tercapai jika individu dapat memenuhi kebutuhan
individu dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas (Jin, 2003).
Penilaian kinerja seharusnya berdasarkan pada tugas-tugas tertentu yang dapat
atau gagal dicapai oleh individu (pemakai), dan apabila cocok maka perlu
dilakukan identifikasi perilaku individu dalam melakukan pekerjaan selama
periode penilaian. Dampak kinerja dalam penelitian ini berhubungan dengan
14
melibatkan kombinasi dari peningkatan efesiensi, peningkatan efektivitas,
peningkatan produktivitas dan peningkatan kualitas. Untuk dapat meningkatkan
kinerja ketingkat lebih tinggi maka aktifitas kerja harus dapat diidentifikasi dan
dianalisis.
2.3Turnover Intentions
Turnover intentions didefinisikan sebagai kemauan dengan kesadaran dan
pertimbangan untuk meninggalkan organisasi (Tett dan Mayer, 1993). Pada awal
pengembangan literatur behavioral intention (Fishbein dan Azjen, 1975)
dikembangkan suatu model yang diidentifikasi sebagai prediktor tunggal terbaik
dari perilaku individu untuk mengukur niat atau maksud untuk melakukan suatu
tindakan. Jelasnya, turnover intentions merupakan elemen kunci dalam model
tindakan turnover pegawai dan behavioral intention merupakan prediktor terbaik
untuk turnover (Abrams, Ando dan Hinkle, 1998; Lee dan Mowday, 1987;
Michael dan Spector, 1982). Jadi turnover intentions merupakan precursor terbaik
untuk turnover.
Turnover intentions dipengaruhi oleh adanya konflik pada organisasi atau profesi.
Pengujian mengenai turnover intentions ini mendapatkan perhatian penting ketika
penelitian-penelitian sebelumnya menyarankan bahwa variabel turnover
intentions merupakan prediktor signifikan atas turnover aktual (Hom, Katerberg
dan Hulin, 1979 dalam Agustini, 2005:15). Turnover intentions juga dipengaruhi
15
mengurangi keinginannya untuk meninggalkan organisasi (Aranya dan Ferrish,
1984).
2.4Komitmen Pada Organisasi
Komitmen pada organisasi merupakan alat prediksi yang sangat baik untuk
beberapa perilaku penting, diantaranya adalah perputaran pegawai, kesetiaan
pegawai kepada nilai organisasi dan keinginan mereka untuk melakukan
pekerjaan ekstra yaitu, melakukan pekerjaan melebihi apa yang seharusnya
dikerjakan (Irawati, 2005).
Menurut Mowday et. al. (1979) dalam Pujaningrum (2012) mendefinisikan
komitmen organisasi sebagai kekuatan identifikasi dan keterlibatan individual
dalam organisasi tertentu. Individu dengan komitmen organisasi yang tinggi
dikarakterkan dengan penerimaan dan kepercayaan yang tinggi dalam nilai dan
tujuan organisasi, keinginan untuk berusaha sekuat-kuatnya demi kepentingan
organisasi, dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya
dalam organisasi.
Definisi komitmen organisasi menurut Aranya dan Ferrish (1984) dalam
Trisnaningsih (2003) adalah suatu perpaduan antara sikap dan perilaku.
Komitmen Organisasional menyangkut tiga sikap, yaitu rasa mengidentifikasi
dengan tujuan organisasi, rasa keterlibatan dengan tujuan organisasi dan rasa
16
2.5Penelitian Terdahulu
Berikut adalah table yang menunjukan rangkuman penelitian terdahulu yang
menjadi referensi dalam penelitian ini :
Tabel 2.1. Rangkuman Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1. Irawati, dkk antara lokus kendali eksternal dan keinginan untuk berhenti bekerja dengan penerimaan penyimpangan perilaku audit. Sedangkan tingkat kinerja dan harga diri kaitannya dengan ambisi memiliki hubungan positif yang tidak signifikan terhadap penerimaan
penyimpangan perilaku audit.
2. Pujaningrum,
Locus of control, kinerja dan turnover intention berpengaruh secara signifikan terhadap dysfunctional audit behavior, sedangkan komitmen
organisasi tidak mempunyai dampak yang signifikan untuk menerima dysfunctional audit
Hasil dari penelitian ini adalah locus of control berpengaruh secara bermakna pada kinerja auditor, turnover intention, sangat berpengaruh pada dysfunctional audit behavior. Sebaliknya, locus of control dan turnover intention tidak berpengaruh pada
17
2.6Model Penelitian
Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan penilaku dalam
audit (PPA). Faktor-faktor tensebut dapat menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan
factor internal. Faktor eksternal faktor-faktor yang berasal luar diri auditor yang
dapat mempengaruhi auditor, seperti lingkungan. Sedangkan faktor internal
adalah faktor yang berasal dalam diri auditor yang dapat mempenganuhi perilaku
auditor, yaitu karaktenistik personal yang dimiliki auditor. Karakteristik personal
dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap
PPA. Personal meliputi lokus kendali (locus of control), tingkat kinerja karyawan
(self rate employee performance), keinginan untuk berhenti bekerja (turn over
intention) dan Komitmen Organisasi. Berikut adalah gambar yang menunjukan
kerangka pikir dalam penelitian ini:
Gambar 2.1. Model Penelitian
Penyimpangan perilaku dalam audit
(Y) karaktenistik personal yang
dimiliki auditor : - Lokus kendali internal (X1)
- Lokus kendali eksternal (X2)
- Turn over intention (X2)
- Kinerja Individu (X3)
18
2.7Hipotesis Penelitian
2.7.1 Pengaruh Lokus kendali terhadap Penyimpangan perilaku auditor
Seseorang yang percaya bahwa mereka memiliki kontrol internal yang tinggi atas
hasil dan nasib akan lebih suka berperilaku yang dapat menerima sebagai hal yang
penuh tujuan, selain itu locus akan menyebabkan perilaku diterima internal pada
seseorang yang dipandang sebagai perilaku masa lalu yang lebih memiliki tujuan
daripada memandang perilaku mereka sebagai diprogram secara eksternal. Kelly
dan Marghein (1990) dalam Husna (2012:14) menyarankan bahwa RAQ behavior
(Reduction Audit Quality) adalah respon dari tekanan. Perbedaan ini mendukung
pandangan bahwa eksternal cenderung terkait RAQ behavior daripada internal.
Penelitian telah menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan positif antara
individu yang memiliki locus of control eksternal dengan keinginan menggunakan
kecurangan atau manipulasi untuk meraih tujuan pribadi.
Dalam konteks auditing, manipulasi atau kecurangan akan muncul dalam bentuk
perilaku disfungsional. Perilaku tersebut dilakukan oleh auditor untuk
memanipulasi proses audit dalam rangka meraih target kinerja individu auditor.
Menurutnya kualitas audit yang diakibatkan perilaku tersebut dipandang auditor
sebagai pengorbanan seperlunya agar dapat bertahan dalam lingkungan audit.
Pada situasi dimana individu dengan lokus kendali eksternal merasa tidak mampu
untuk mendapat dukungan kekuatan yang dibutuhkannya untuk bertahan dalam
suatu organisasi, mereka memiliki potensi untuk mencoba memanipulasi rekan
atau objek lainnya sebagai kebutuhan pertahanan mereka (Solar dan Bruehl,1971
19
individu, semakin besar kemungkinan individu tersebut perilaku disfungsional,
dan semakin tinggi locus of control internal individu, semakin besar kemungkinan
individu tersebut perilaku disfungsional. Hipotesis yang dapat dikembangkan
adalah:
H1: Lokus kendali internal berpengaruh negatif terhadap Penyimpangan perilaku auditor
H2: Lokus kendali eksternal berpengaruh positif terhadap Penyimpangan perilaku auditor
2.7.2 Pengaruh Turn over intention terhadap Penyimpangan perilaku auditor
Turnover intentions merupakan elemen kunci dalam model tindakan turnover
pegawai dan behavioral intention merupakan prediktor terbaik untuk turnover
(Abrams, Ando dan Hinkle, 1998; Lee dan Mowday, 1987; Michael dan Spector,
1982) dalam (Husna:14). Jadi turnover intention merupakan precursor terbaik
untuk turnover. Turnover intention dipengaruhi oleh adanya konflik pada
organisasi atau profesi. Pengujian mengenai turnover intentions ini mendapatkan
perhatian penting ketika penelitian-penelitian sebelumnya menyarankan bahwa
variabel turnover intentions merupakan prediktor signifikan atas turnover aktual
(Hom, Katerberg dan Hulin, 1979 dalam Agustini, 2005:15).
Donnelly et al. (2003) dalam Wahyudin dkk (2011) menyatakan bahwa auditor
yang memiliki keinginan berpindah kerja lebih mungkin terlibat dalam perilaku
disfungsional karena adanya penurunan rasa takut dari kondisi yang mungkin
20
berpindah kerja lebih tinggi, diduga akan lebih menerima perilaku disfungsional.
Hipotesis yang dapat dikembangkan dari hal tersebut adalah:
H3: Turn over intention berpengaruh positif terhadap penyimpangan perilaku auditor
2.7.3 Pengaruh Kinerja Individu terhadap Penyimpangan perilaku auditor
Performance adalah perilaku anggota organisasi yang membantu untuk mencapai
tujuan organisasi. Usaha adalah perilaku manusia yang diarahkan untuk meraih
tujuan organisasi. Kinerja adalah tingkatan dimana tujuan secara aktual
dicapai.Kinerja bisa melibatkan perilaku yang abstrak (Supervisi, planning,
decision making). Kinerja melibatkan tingkatan yang mana anggota organisasi
menyelesaikan tugasnya yang berkontribusi pada tujuan organisasi. Kinerja
termasuk juga dimensi kualitas dan kuantitas. Kinerja adalah fungsi yang jelas
dari usaha (effort). Tanpa usaha, kinerja tidak akan dihasilkan. Usaha sendiri tidak
bisa menyebabkan kinerja: banyak faktor yang diperlukan, yang pertama atau
utama dalam penyelesaian tugasnya. Seseorang adalah pekerja keras tetapi tidak
melakukan pekerjaan, menjelaskan situasi dimana usaha tinggi tetapi kinerja
rendah.
Tidak ada bukti meyakinkan mengenai hubungan antara kinerja dan perilaku
disfungsional secara umum. Akan tetapi terdapat dukungan teoritis bahwa
perilaku disfungsional lebih mungkin terjadi pada situasi ketika persepsi pribadi
(self-perception) individu atas kinerjanya rendah. Donnelly et al. (2003:91) dalam
21
dibawah harapan supervisor memiliki kemungkinan yang lebih besar terlibat
dalam perilaku disfungsional karena menganggap dirinya tidak mempunyai
kemampuan untuk bertahan dalam organisasi melalui usahanya sendiri. Jadi,
perilaku disfungsional dipandang sebagai hal yang perlu karena tujuan individu
maupun organisasi tidak dapat dicapai melalui tingkat kinerja tersebut. Oleh
karena itu, auditor yang memiliki persepsi rendah atas kinerjanya diperkirakan
menunjukan penerimaan atas perilaku disfungsional yang lebih tinggi. Hal itu
dapat dihipotesiskan sebagai berikut :
H4 : Kinerja Individu berpengaruh negatif terhadap penyimpangan perilaku auditor
2.7.4 Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Penyimpangan perilaku auditor
Komitmen pada organisasi merupakan alat prediksi yang sangat baik untuk
beberapa perilaku penting, diantaranya adalah perputaran pegawai, kesetiaan
pegawai kepada nilai organisasi dan keinginan mereka untuk melakukan
pekerjaan ekstra (untuk melakukan pekerjaan melebihi apa yang seharusnya
dikerjakan) (Irawati, 2005).
Hasil temuan Malone dan Robert (1996) dalam Agustini, 2005:12) menyatakan
bahwa komitmen organisasional berpengaruh signifikan terhadap RAQ behavior.
Komitmen organisasional adalah hasil kerja yang penting pada tingkat individu
yang dihubungkan dengan hasil kerja yang lain seperti absensi pegawai, turnover,
usaha kerja dan kinerja (Randall, 1990; Mathieu dan Zajac, 1990 dalam Agustini,
22
Allen dan Mayer (1991) dalam Husna (2012:14) menyatakan bahwa semua
bentuk komitmen adalah tidak sama dan setiap organisasi akan berusaha untuk
menjaga komitmen organisasi pegawainya tetap tinggi dengan menyadari sifat
bentuk komitmen yang berbeda. Komitmen organisasional dipengaruhi kuat oleh
beberapa faktor yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Individu yang lebih
puas dengan supervisor mereka, dengan penghargaan kinerja yang adil (fairness),
dan seseorang yang merasa bahwa organisasi mereka perduli tentang
kesejahteraan mereka akan mempunyai komitmen organisasi yang tinggi. Atas
dasar uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesa pertama sebagai
berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Sampel dan Data Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel. Hal ini
dilakukan karena penelitian tidak mungkin dilakukan terhadap seluruh anggota
populasi. Populasi dalam penelitian ini dibatasi hanya pada Kantor Akuntan
Publik yang ada di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiono, 2009).
Dalam penelitian ini auditor yang menjadi sampel dipilih berdasarkan Purposive
Sampling (kriteria yang dikehendaki). Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta dan
terdaftar di IAPI tahun 2012.
2. Auditor yang bekerja di KAP wilayah Jakarta, yang mempunyai Nomor
Register Ak maupun tidak, dan pernah melaksanakan pekerjaan di bidang
auditing.
24
Data yang terkumpul melalui daftar pertanyaan merupakan data kualitatif
kemudian selanjutnya diubah menjadi data kuantitatif dengan cara pemberian nilai
pada masing-masing jawaban, Pengukuran terhadap variabel terikat dan variabel
bebas dilakukan berdasarkan skala Likert yang dimodifikasi dalam bentuk ordinal,
sehingga pengukuran terhadap pernyataan seseorang dapat dikuantifikasi secara
matematis. Dalam menjawab kuesioner, responden di minta untuk memilih
alternatif jawaban yang telah disediakan.
3.2Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2009). Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
3.2.1 Penyimpangan perilaku dalam audit
Penyimpangan perilaku dalam audit adalah komitmen yang menunjukan
keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin
dicapai oleh organisasi (Sardjito dan Muthaher, 2007). Komitmen anggota
organisasi menjadi hal penting bagi sebuah organisasi dalam menciptakan
kelangsungan hidup sebuah organisasi apapun bentuk organisasinya. Komitmen
menunjukkan hasrat auditor sebuah perusahaan untuk tetap tinggal dan bekerja
serta mengabdikan diri bagi organisasi (Amilin dan Dewi, 2008). Kuesioner
Variabel penyimpangan perilaku dalam audit dalam penelitian ini menggunakan
25
3.2.2 Locus of Control
Locus of control terkait dengan cara pandang seorang auditor mengenai suatu
”keberhasilan” dan juga terkait dengan penggolongan individu menjadi dua
kategori yaitu internal control dan eksternal control. Menurut Gable dan
Dangello, (1994) dalam Harini dkk (2010) :
a. Locus of control Internal merupakan individu yang percaya bahwa mereka
memiliki kendali atas peristiwa yang terjadi pada dirinya.
b. Locus of control eksternal merupakan individu-individu yang percaya
bahwa suatu peristiwa dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan dari luar
seperti nasib, kemujuran dan peluang .
Variabel ini dinilai dengan menggunakan 7 pertanyaan, 3 pertanyaan untuk
variabel Locus of control eksternal yaitu pertanyaan 1, 4 dan 7, serta 4 pertanyaan
untuk Locus of control eksternal yaitu pertanyaan 2,3,5 dan 6. Tiap responden
diminta untuk mengidentifikasi pendapatnya tentang indikator-indikator yang
mencerminkan locus of control internal atau eksternal dengan menggunakan skala
Likert.
3.2.3 Turnover Intention
Turnover intention yaitu kemauan dengan kesadaran dan pertimbangan untuk
meninggalkan organisasi (Tett dan Mayer, 1993, dalam Pujaningrum, 2012),
Variabel turnover intention diukur dengan 4 indikator pertanyaan, yang
dikembangkan oleh (Maslach & Jackson, 1981, dalam Pujaningrum, 2012). Setiap
26
mereka untuk tetap bertahan atau mempunyai keinginan untuk berpindah dari
KAP yang bersangkutan dengan skala 5 poin Likert.
3.2.4 Kinerja Individu
Kinerja yaitu perilaku anggota organisasi yang membantu untuk mencapai tujuan
organisasi (Robbins, 2004), Variabel Kinerja diukur dengan menggunakan 7
indikator pertanyaan yang dikembangkan oleh Mahoney et al. (1963, 1965) dalam
(Fanani et al., 2007). Skala 5 (sangat setuju) menunjukkan kontribusi auditor yang
besar dalam setiap tahapan audit.
3.2.5 Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi yaitu kekuatan individu dan keterlibatannya dalam
organisasi tertentu (Porter et al., 1974, dalam Pujaningrum, 2012), variabel ini
diukur dengan 9 indikator pertanyaan yang dikembangkan oleh Mowday (1979)
dalam Pujaningrum, (2012). Instrumen ini digunakan dalam penelitian
sebelumnya karena reliabilitas dan validitas yang tinggi (Donelly et al., 2003;
Maryanti, 2005). Tiap responden diminta untuk memberikan tanggapannya
terhadap 7 pertanyaan yang ada dengan memilih salah satu dari 5 skala Likert.
Respon dengan skala rendah (nilai 1) menunjukkan tingkat komitmen organisasi
yang rendah, yaitu tingkat komitmen auditor terhadap Kantor Akuntan Publik
27
3.3Metode Analisis Data 3.3.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan deskripsif
atau variabel-variabel penelitian. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran
atau deskrepsi umum dari variabel penelitian mengenai nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, maksimum, minimum, sum. Pengujian ini dilakukan untuk
mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian.
3.3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,
2009). Pengujiannya dilakukan dengan Analisis factor yaitu melakukan korelasi
bivariate antara masing-masing skor konstruk. Jika korelasi antara masing-masing
skor indicator terhadap total skor konstruk memiliki nilai signifikansi dibawah
(<0,05) maka dapat dikatakan bahwa setiap pertanyaan tersebut adalah valid.
Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas dan hanya pertanyaan-pertanyaan
yang telah dianggap valid. Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Cara yang
digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner adalah dengan menggunakan
rumus koefisien Cronbach Alpha. Kriteria pengujian uji reliabilitas adalah sebagai
28
- Alpha > 0,60 konstruk (variabel) memiliki reliabilitas,
- Alpha < 0,60 konstruk (variabel) tidak memiliki reliabilitas.
3.3.3 Analisis Regresi Berganda
Metode regresi dilakukan terhadap model yang diajukan oleh peneliti
menggunakan program SPSS untuk memprediksi hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2009). Berdasarkan rumusan
masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka
model penelitian yang dibentuk adalah sebagai berikut:
Y = a+b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5 +et
Keterangan :
Y : Penyimpangan perilaku dalam audit X1 : Lokus Kendali Internal
X2 : Lokus Kendali Eksternal
X3 : Turn Over Intention
X4 : Kinerja Individu
X5 : Komitmen Organisasi
εit : Error term
Regresi linier berganda pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas
yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan level 0,05
(α=5%). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independent yang diuji secara bersama–sama (simultan) dan parsial berpengaruh
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik personal yang
berhubungan langsung seperti lokus kendali, kinerja individu, turn over intention,
komitmen organisasi terhadap tingkat penyimpangan perilaku auditor. Penelitian
dilakukan terhadap 43 Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP)
di Jakarta, Berdasarkan uraian pada pembahasan, maka penulis menarik beberapa
kesimpulan bahwa:
1. Berdasarkan hasil pengujian variabel lokus kendali terhadap penyimpangan
perilaku auditor, dapat diketahui bahwa variabel lokus kendali tidak
berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku auditor oleh karena itu,
hipotesis pertama dan kedua yang menyatakan bahwa “Lokus kendali berpengaruh terhadap Penyimpangan perilaku auditor” ditolak. 2. Berdasarkan hasil pengujian variabel turnover intention terhadap
penyimpangan perilaku auditor, dapat diketahui bahwa variabel turnover
intention berpengaruh secara positif terhadap penyimpangan perilaku auditor
52
intention berpengaruh positif terhadap Penyimpangan perilaku auditor” diterima.
3. Berdasarkan hasil pengujian variabel kinerja individu terhadap
penyimpangan perilaku auditor, dapat diketahui bahwa variabel kinerja
individu berpengaruh secara negatif terhadap penyimpangan perilaku auditor
oleh karena itu, hipotesis ke-tiga yang menyatakan bahwa “Kinerja individu berpengaruh negatif terhadap Penyimpangan perilaku auditor” diterima. 4. Berdasarkan hasil pengujian variabel komitmen organisasi terhadap
penyimpangan perilaku auditor, dapat diketahui bahwa variabel komitmen
organisasi tidak berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku auditor oleh
karena itu, hipotesis ke-empat yang menyatakan bahwa “Komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap Penyimpangan perilaku auditor” ditolak.
5.2 Keterbatasan Penelitian
1. Penggunakan metode ini hanya dengan menggunakan metode survey dengan
kuesioner, sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi
masing-masing responden dalam menjawab pertanyaan.
2. Tidak adanya daftar Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di
Jakarta, sehingga dalam menyebar kuesioner penulis hanya mendapat 43
53
5.3 Saran
1. Diharapkan bagi KAP, Untuk menghindari seseorang yang memiliki lokus
kendali eksternal lebih menerima adanya penyimpangan perilaku dalam audit
harus ada pengawasan yang ketat dalam perekrutan karyawan seperti
melakukan tes kepribadian, dan dalam satu tim, auditor harus terdiri dari
orang dengan kepribadian yang berbeda sehingga dapat saling melengkapi.
Untuk menghindari individu yang memiliki keinginan untuk berhenti bekerja
yang tinggi melakukan penyimpangan perilaku dalam audit, dapat dilakukan
dengan membuat suasana lingkungan kerja yang kondusif.
2. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah responden yang
dijadikan sampel dan variabel-variabel yang digunakan untuk meneliti
penyimpangan perilaku dalam audit serta bentuk-bentuk penyimpangan
perilaku dalam audit yang digunakan perlu ditambah sebanyak mungkin
sehingga menghasilkan penelitian yang lebih baik dan hasil yang diperoleh
lebih memadai. Selain itu, untuk penelitian selanjutnya dapat memfokuskan
penelitian pada grup tertentu, misalnya untuk junior auditor atau untuk senior
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2008. “Auditing Pemeriksaan oleh Kantor Akuntan Publik”, Jilid satu. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder., and Mark S. Beasley. 2010. “Auditing & Assurance Services An integrated Approach”, Thirteenth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Augusta. 2012. “Pengertian Audit”. http://infoini.com/2012/pengertian-audit.html. Diakses pada tanggal 12 Juni 2013.
Amilin dan Rosita Dewi. 2008. “Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Publik dengan Role Stress sebagai Variabel Moderating.” JAAI Volume 12 No.1, Juni 2008: 13 – 24.
Boynton, William C and Raymond N Johnson. (2006). “Modern auditing assurance service and the integrity of financial reporting”, eight edition, John Wiley & Sons. Inc, America.
Cahyasumirat, Gunawan. 2006. “Pengaruh Profesionalisme dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Internal Auditor, dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Internal Auditor PT. Bank ABC)”. Tesis Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.
Donnelly, David P., Jeffrey J. Quirin, and David O’Bryan. 2003. “Attitudes Toward Dysfunctional Audit Behavior: The Effects Of Locus Of Control, Organizational Commitment, and Position.” The Journal of Applied Business Research, Volume 19, Number , page 75 – 108.
Eka Baskara, Agusta. Ardiani Ika S. 2010. "Penerimaan Auditor Atas
Dysfuntional Audit Behavior (Studi Empiris Pada Kanntor Akuntan Publik di Jawa Tengah)". Universitas Semarang, Jawa Tengah.
Fanani Zaenal, 2007. Rheny Afriana Hanif, dan Bambang Subroto. “Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor”, The 1st Accounting Conference, Faculty of Economics
Universitas Indonesia, Depok.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hair, J, Babin, B, Anderson, R, dan Tatham, R. 2006. “Multivariate Data Analysis”, Sixth Edition. Singapore: Prentice Hall. Hamid, Abdul. 2010. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Harini, Dwi., Agus Wahyudin dan Indah Anisykurlillah. 2010. “Analisis
penerimaan auditor atas Dysfunctional audit behavior : Sebuah pendekatan karakteristik personal auditor”. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.
Ikatan Akuntan Publik Indonesia. 2011. “Standar Profesional Akuntan Publik”. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Publik Indonesia. 2012. “Direktori KAP & AP 2012”. (Online). Diakses pada tanggal 22 November 2013. Tersedia di website:
http://www.iapi.or.id/iapi/directory.php.
Indarto, Stefani Lily. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”, Dinamika Sosial Ekonomi, Vol. 7, No. 2.
Irawati, Yuke, Thio Anastasia Petronila, dan Mukhlasin. 2005. “Hubungan
Karakteristik Personal Auditor terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit.” Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Kelley, T., and L. Margheim. 1990. “The Impact of Time Budget Pressure, Personality, and Leadership Variables on Dysfunctional Auditor Behavior.” Auditing: A Journal of Practice & Theory. 9: 21-42
Lee, SC, 2000, Determinant of behavior, Journal of Applied Psychology: vol. 59
Lina Febrina, Husna. Basuki Hadiprayitno. 2012. "Analisis Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Penerimaan Auditor Atas
Dysfunctional Audit Behavior (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah dan Yogyakarta)". Universitas Diponegoro, Semarang.
Maryanti, Puji. 2005. “Analisis Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior : Pendekatan Karakteristik Personal Auditor.” Tesis Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.
Messier, William F. Jr., Glover Steven M. dan Prawitt D.F. 2006. “Auditing and Assurance Services A Systematic Approach”, Fourth Edition. New York: Penerbit Mc Graw Hill Companies.
Mowday.R., L.W. Porter, and R.M. Steers. 1982. Employee – Organizational Linkages. New York, NY: Academics Press Mulyadi dan Puradireja. 1998. “Auditing.” Jakarta: Salemba Empat. Buku 1. Edisi 5.
Nor, Mohd Nazli Mohd, Malcolm Smith, and Zubaidah Ismail. 2009. “Auditors Perception of Time Budget Pressure and Reduced Audit Quality Practices: A Preleminary Study From Malaysian Context.” Journal of Edith Cowan University, Australia.
Otley dan Pierce. 1996. “Auditor Time Budget Pressure : Concequences and Antecedents.” Accounting, Auditing, and Accountability Journal, Volume 9, No. 1.
Paino, H., Ismail, Z. dan Smith, G.M. 2011. “Dysfunctional Audit Behaviour: An Exploratory Study in Malaysia”. Asian Review of Accounting, 18(2), 162- 173.
Pujaningrum, Intan. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penerimaan Auditor Atas Penyimpangan Perilaku Dalam Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang). Diponegoro Journal Of Accounting, Semarang.
Reed, S.A., Kratchman, S.H., Strawser, R.H. 1994. Job Satisfaction,
Organizational Commitment, and Turnover Intentions of United States Accountants : The Impact of Locus of Control and Gender. Accounting, Auditing & Accountability Journal. Vol. 7, no. 1.
Robbins, S.P. 2008. “Prilaku Organisasi”. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT INDEKS Kelompok GRAMEDIA.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business, Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Buku 2. Edisi 4.
Shapeero, Mike, Hian Chye Koh dan Larry N. Killough. 2003. “Underreporting and Premature Sign-Off in Public Accounting”, Managerial Auditing Journal, hal. 478-489.
Sitanggang, Abdonius. 2007. Penerimaan Auditor terhadap Perilaku Audit
Disfungsional : Suatu Model Penjelasan dengan Menggunakan Karakteristik Personal Auditor. Tesis tidak dipublikasikan. Universitas Diponegoro.
Suhayati, Ely. 2012. “The Influence of Audit Fee, Audit Time Budget Pressure and Public Accountant Attitude on The Public Accountant Dysfunctional Behavior and It’s Implication on Audit Quality Survey on “Small” Scale Public Accounting Firm’s in Java”, Third International Conference on Business and Economic Research Proceeding, hal. 954-971.
Umar, H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wahyudi, Imam, Jurica Lucyanda dan Loekman H. Suhud. 2011. “Praktik Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”, Media Riset Akuntansi, Vol. 1, No. 2.
Wahyudin, Agus. Indah Anisykurlillah, Dwi Harini. 2011. "Analisis
Dysfunctional Audit Behavior: Sebuah Pendekatan Karakteristik Personal Auditor". Jurnal Dinamika Akuntansi, Semarang.
Wijayanti, Provita. 2007. “Pengaruh Karakteristik Personal Auditor terhadap Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Studi Empiris pada Auditor Pemerintah Yang bekerja di BPKP Di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta).” Tesis Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.